Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an...

118
i Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an Dengan Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo Desa Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh AHMAD ULINNUHA NIM : 111 09 011 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

Transcript of Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an...

  • i

    Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an

    Dengan Sikap Sosial Remaja Islam

    Dusun Karangrejo Desa Pabelan

    Kabupaten Semarang

    Tahun 2015

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh

    AHMAD ULINNUHA

    NIM : 111 09 011

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2015

  • ii

  • iii

    Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an

    Dengan Sikap Sosial Remaja Islam

    Dusun Karangrejo Desa Pabelan

    Kabupaten Semarang

    Tahun 2015

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh

    AHMAD ULINNUHA

    NIM : 111 09 011

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2015

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    “Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya”

    QS. Al-Baqarah: 255.

    “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi

    pemberi syafa’at bagi orang-orang yang bersahabat dengannya”(HR.Muslim)

    Jangan pernah berhenti untuk merayu diri agar segera bangkit

    Wahai diri

    Tidakkah kamu malu kepada Allah SWT

    Mengaku cinta kepada Allah tetapi tidak senang berinteraksi dengan kalam-Nya

    Bukankah ketika manusia cinta manusia lain senang membaca suratnya

    Adakah jaminan mendapat pahala gratis tanpa beramal shalih

    Dengan apalagi kamu mampu meraih pahala Allah SWT

    Infaq cuman sedikit

    Jihad belum siap

    Kalau tidak dengan Al-Qur’an dengan apalagi?

    Dan Al-Qur’an bisa menolongmu

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Dengan memanjat puji syukur kehadirat Allah SWT,

    Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

    Ibu Siti Munawaroh dan Bapak Ashuri tercinta yang telah mendidik,

    membimbing, memberikan kasih sayang, do’a dan segalanya, yang menjadi

    perantaraku untuk memperoleh tujuan hidupku, ilmu, iman, amal shalih dan ridho

    Allah.

    Semua dosen yang telah mengamalkan ilmunya

    Dra. Nur Hasanah, M.Pd. Yang telah memberikan pengarahan serta bimbingan

    dengan penuh kesabaran dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini.

    Teman-temanku: calon leader dunia, yang selalu menemani susah senang

    bersama, yang selalu memberi motivasi dan mendo’akanku, hari-hari bersama

    kalian adalah hari-hari yang terindah dalam hidupku.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    بسمهللالرّحمنالرّحيم

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

    melimpahkan Rahmat, taufiq, dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Keaktifan

    Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an Dengan Sikap Sosial Remaja Islam

    Dusun Karangrejo Desa Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2015”.

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki sangatlah terbatas

    sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Arahan

    dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah membantu terselesainya skripsi

    ini.Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis

    mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

    3. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

    4. Dr. M. Zulfa, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

    5. Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar

    dan penuh perhatian telah meluangkan waktu, untuk memberikan pengarahan

    serta bimbingan sejak awal penulisan skripsi ini sampai dapat terselesaikan

    dengan baik.

    6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada

    penulis.

  • x

  • xi

    ABSTRAK

    Ulinnuha, Ahmad. 2015. “Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-

    Qur’an Dengan Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo Desa

    Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2015”. Skripsi. Fakultas

    Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

    Kata Kunci: Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Quran, Sikap Sosial

    Remaja Islam

    Judul dari skripsi ini adalah Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan

    Tadarus Al-Qur’an Dengan Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo Desa

    Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Skripsi ini hubungan menjelaskan

    tentang keaktifan mengikuiti kegiatan tadarus Al-Qur’an dengan sikap sosial

    remaja islam, dan skripsi ini memfokuskan penelitian pada kegiatan tadarus Al-

    Qur’an remaja islam di dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang

    tahun 2015. Skripsi ini meneliti tentang bagaimana keaktifan mengikuti kegiatan

    tadarus Al-Qur’an dusun Karangrejo, bagaimana sikap sosial remaja isalam di

    dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun 2015, adakah

    hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an dengan Sikap Sosial

    Remaja Islam Dusun Karangrejo Desa Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2015.

    Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitan

    menggunakan angket, observasi dan dokumentasi yang diambil dari 48 orang

    responden. Penulis mengambil responden berdasarkan usia remaja yaitu berusia

    12-18 tahun dan beragama islam. Dari 48 responden tersebut penulis Hubungan

    Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an Dengan Sikap Sosial Remaja

    Islam Dusun Karangrejo Desa Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2015.

    Adapun hasil penelitian yaitu: 1.tingkat keaktifan mengikuti tadarus Al-

    Qur’an dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun 2015 termasuk

    dalam kategori baik. Hal ini berdasarkan analisa nilai angket yang diberikan

    kepada responden dengan rata-rata nilai 39,5 dari total nilai 1.896. 2. dengan nilai

    frekuensi kategori baik ada 38 orang dan cukup ada 10 orang.Sikap sosial remaja

    islam dusun Karangrejo berada pada kategori baik yang dibuktikan berdasarkan

    pada analisa nilai angket yang diberikan penulis kepada responden dengan rata-

    rata nilai 41,44 dari total nilai 1.989. 3. dengan nilai frekuensi kategori baik ada

    39 orang dan kategori cukup ada 9 orang. Berdasarkan hasil analisis statistik

    dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh rxy sebesar 0,623

    yang selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikan 5 % untuk N

    = 48 adalah 0,284. Dengan demikian rxy > rt berarti signifikan.

  • xii

    DAFTAR ISI

    SAMPUL ............................................................................................................. i

    LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................. iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ vi

    MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

    ABSTRAK ............................................................................................................ x

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

    D. Manfaat Penelitian................................................................................ 7

    E. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 8

    F. Penegasan Istilah ................................................................................... 9

    G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 16

  • xiii

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an ............................. 18

    1. Pengertian ........................................................................................ 18

    2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an ..................................................... 25

    3. Adab Membaca Al-Qur’an ............................................................... 25

    4. Tata Cara Tadarus Al-Qur’an ........................................................... 26

    B. Sikap Sosial Remaja Islam ................................................................... 27

    1. Pengertian Sikap Sosial .................................................................... 27

    2. Ciri-ciri Sikap .................................................................................. 31

    3. Faktor Yang mempengaruhi Sikap Sosial ........................................ 32

    4. Pengertian Remaja Islam .................................................................. 34

    5. Batasan Umur Atau Usia Remaja ..................................................... 37

    C. Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an Dengan

    Sikap Sosial Remaja Islam ................................................................. 40

    1. Pengajuan Hipotesis ............................................................................. 42

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tujuan Penelitian.................................................................................. 43

    B. Subjek Penelitian .................................................................................. 43

    C. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 43

    D. Variabel Penelitian ............................................................................... 44

    E. Metodologi Penelitian ........................................................................... 45

    F. Populasi dan Sampel ............................................................................. 46

    G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 49

  • xiv

    H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 50

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 53

    A. Teknik Analisis Data ............................................................................ 53

    1. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarusan Al-Qur’an...................... 53

    2. Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo ............................... 56

    B. ANALISIS HASIL PENELITIAN ...................................................... 59

    C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ............................................ 63

    BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 64

    B. Saran-saran .......................................................................................... 64

    C. Kata Penutup.………………………………………………………... 65

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    ANGKET

    DAFTAR TABEL

    DOKUMENTASI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Keberhasilan kehidupan manusia diantaranya ditandai dengan

    terbinanya hidup rukun diantara manusia. Untuk membina kerukunan

    hidup diantara manusia diperlukan bimbingan, dan penyuluhan terhadap

    umat manusia. Hal ini sesuai dengan berbagai perkembangan kehidupan,

    baik perkembangan yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.

    Kegiatan bimbingan biasanya dilakukan dengan cara mengadakan

    pengajian-pengajian keagamaan dengan tujuan untuk meningkatkan

    keimanan, penghayatan dan pengamalan agama. Kegiatan tersebut sebagai

    usaha untuk memantapkan keyakinan dan kesadaran beragama dalam

    memperkokoh keagamaan dan berperan serta untuk membina kedisiplinan

    dalam menjalankan keagamaan.

    Telah disadari bahwa perkembangan agama pada masa remaja

    selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan dan

    perkembangan tersebut ada yang menjurus kearah negatif yang buisa

    merugikan diri remaja itu sendiri, da nada yang positif.

    Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak

    kemasa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan

    mencapai kematangan fisik, mental, sosial dan emosional. Umumnya masa

    ini berlangsung sekitar umur 13 tahun sampai umur 18 tahun, yaitu masa

  • 2

    anak duduk dibangku sekolah menengah. Masa ini dirasakan sebagai masa

    sulit, baik bagi remaja sendiri, keluarga maupun lingkungan masyarakat.

    Untuk mengatasi hal tersebut, mereka sangat membutuhkan

    tuntunan dan bimbingan untuk memahami diri sendiri yang penuh dengan

    sikap egois dan rasa keingintahuan yang tinggi. Keinginan yang tinggi

    menyebabkan para remaja tidak hanya diberikan siraman rohani saja yang

    berisi ajaran-ajaran agama yang wajib dijalankan, akan tetapi melalui

    kegiatan-kegiatan yang mampu mentelaah serta mempelajari islam sebagai

    pedoman hidupnya.

    Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia

    mencakup seluruh kehidupan manusia. Disamping sebagai pedoman hidup,

    islam menurut para pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus

    dida’wahkan guna memberi pemahaman berbagai ajaran yang terkandung

    didalamnya. Sarana yang dapat dilakukan dalam mentransfer nilai-nilai

    agama tersebut antara lain melalui majelis ta’lim yang berfungsi

    memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran tersebut.

    Berbagai kegiatan agamis yang telah dilakukan merupakan proses

    pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga

    para remaja mampu merefleksikan tatanan normative atau tingkah laku

    yang mereka pelajari dalam relaitas kehidupasn sehari-hari.

    Amalan tadarus al-qur’an dimulai oleh Nabi Muhammad SAW

    bersama malaikat Jibril di mana baginda Nabi SAW khatam sekali

    membaca al-qur’an dengan jibril pada setiap ramadhan kecuali tahun

  • 3

    kematiannya di mana baginda telah khatam dua kali. (AS Suyuti, 1951,

    hal. 40), inilah tadarus al-qur’an pertama kali.Tadarus al-qur,an ini

    diteruskan oleh kaum muslimin sepanjang waktu hingga saat ini di masjid

    maupun di mushola serta di pondok pesantren.

    Membaca al-qur’an termasuk kegiatan ibadah, karena menurut

    Rosul huruf-hurufnya saja jika dibaca mengandung pahala. Kegiatan

    membaca dalam tadarus disebut tilawah, sedangkan lebih luas lagi,

    membaca dan menelaah disebut qira’ah. Kaum muslimin sekarang ini

    umumnya masih berada pada level tilawah, meskipun kegiatannya bertajuk

    tadarus.

    Pada level tilawah ini masih banyak kaum muslimin yang

    bacaannya belum standar baik dari segi makhrajnya maupun

    kesesuaiannya dengan kaidah-kaidah tajwid. Ada yang terbata-bata

    membacanya namun adapula yang sangat cepat membacanya sampai-

    sampai tidak jelas bacaannya, padahal dalam tilawah jelas-jelas kita

    diperintahkan untuk membacanya dengan tartil, yaitu benar, jelas dan

    bagus.

    Banyak kaum muslimin yang sudah puluhan tahun membaca al-

    qur’an namun belum juga fasih. Padahal jika ditekuni menurut pengalaman

    umum belajar al-qur’an standar dengan guru hanya memerlukan waktu 2

    sampai 3 bulan, atau sekitar 16 sampai 24 kali pertemuan dengan durasi

    tiap pertemuan 1 jam. Jika alasannya adalah tidak sempat atau sibuk dan

  • 4

    banyak kerjaan, maka sungguh mengada-ngada, dan mereka belum

    menganggap al-qur’an bagian yang penting dalam hidupnya.

    Banyak juga anak-anak muslim yang fasih berbahasa Inggris,

    Prancis, dan bahasa asing lainnya, ahli dalam bidang matematika,

    computer multimedia, musik serta keterampilan lainnya, namun dalam

    membaca al-qur’an masih terbata-bata. Artinya masih banyak orangtua

    muslim yang mengkursuskan atau memberi pendidikan tentang al-qur’an

    tidak seserius mengkursuskan mereka untuk matematika, bahasa Inggris,

    musik, dan keterampilan lainnya. Bagi banyak orangtua muslim

    pengetahuan bidang-bidang umum seperti matematika, bahasa Inggris,

    musik juga keterampilan lainnya dianggap penting untuk bekal masa depan

    anak, namun mereka lupa bahwa al-qur’an juga bagian dari masa depan,

    yaitu masa depan di akhirat. Justru al-qur’an ini dapat menolong anak itu

    sendiri dan orang tuanya kelak di akhirat.

    Tadarus Al-Qur’an adalah kegiatan yang berfungsi sebagai amalan

    ibadah disela-sela aktivitas kehidupan umat islam, serta sebagai penenang

    jiwa. Dalam surah Al-Isra ayat 82,

    ”Al-Qur’an diturunkan Allah SWT untuk menjadi obat segala macam

    penyakit kejiwaan sehingga para pembaca Al-Qur’an, bahkan orang yang

    mendengarkan bacaannya mendapatkan ketenangan jiwa”. (QS. Al-

    Isra’(17):82)

  • 5

    Maka sudah selayaknya kegiatan Tadarus Al-Qur’an harus

    mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat, sehingga tercipta

    insan-insan yang memiliki ketenangan jiwa.

    Dengan ketenangan jiwa, para remaja tidak akan memperlihatkan

    sikap sosial yang menyimpang dari norma-norma agama, seperti berbuat

    kasar terhadap orang tua dan terhadap orang lain disekelilingnya. Untuk

    menanggulangi dari kejadian-kejadian itu nampaknya sikap sosial

    memiliki peran yang sangat penting.

    Remaja islam di dusun Karangrejo desa Pabelan kecamatan

    Pabelan Kabupaten Semarang setiap malam senin, selasa, rabu dan malam

    sabtu setelah sholat maghrib melakukan kegiatan tadarus Al-Qur’an di

    masjid Baitussalam dusun Karangrejo. Kegiatan tersebut diharapkan dapat

    mengisi waktu senjang setelah maghrib dan dapat memberi dampak positif

    terhadap remaja khususnya dan masyarakat pada umumnya.

    Kegiatan tadarus ini bermula dari kekhawatiran masyarakat

    khususnya para orangtua di dusun Karangrejo ini karena melihat

    kemunduran dari para generasi yaitu para remaja dalam membaca al-

    qur’an, baik dari segi makhraj serta kaidah tajwidnya. Serta kegiatan serta

    budaya adat dusun yang selalu membutuhkan khotaman al-qur’an, yang

    mana setiap orang membaca 1 jus, dan dibutuhkan 30 orang dalam acara

    adat itu untuk mengkhatamkannya, seperti kegiatan adat ketika ada orang

    meninggal, kegiatan pertemuan keluarga besar, kegitan dalam mujahadah

  • 6

    dan kegiatan meminta berkah do’a dalam setiap kegiatan peringatan hari

    besar islam.

    Melihat kebutuhan dusun akan kecakapan dalam membaca al-

    qur’an, maka sangatlah memprihatinkan ketika melihat keadaan para

    generasi penerus yang semakin berkurang dalam proses pendidikan al-

    qur’an khususnya dalam masalah membaca. Tadarus adalah peluang

    dimana pembaca al-qur’an dapat saling menegur kesalahan masing-masing

    dan bukan hanya sekedar membaca untuk khatam. Dengan kegiatan

    tadarus dalam level tilawah ini diharapkan dapat menjadi suatu tempat

    juga alat untuk memperbaiki kekurangan para generasi dalam membaca al-

    qur’an. Sehingga kegiatan sosial di dusun Karangrejo tersebut dapat

    diikuti oleh para generasi atau para remaja yang sudah memiliki

    kecakapan dalam membaca al-qur’an.

    Berkaitan dengan ulasan yang telah dikemukakan di atas, peneliti

    mengambil judul skripsi: “HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI

    KEGIATAN TADARUS Al-QUR’AN DENGAN SIKAP SOSIAL

    REMAJA ISLAM DUSUN KARANGREJO DESA PABELAN

    KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka fokus masalah dalam

    penelitian iniadalah:

    1. Bagaimana keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an di dusun

    Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun 2015?

  • 7

    2. Bagaimana sikap sosial remaja islam dusun Karangrejo desa Pabelan

    Kabupaten Semarang tahun 2015?

    3. Adakah hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-

    Qur’an dengan sikap sosial remaja islam di dusun Karangrejo desa

    Pabelan kabupaten Semarang tahun2015 ?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuatu yang dilaksanakan dengan sadar pasti mempunyai tujuan.

    Berdasarkan pokok masalah dalam penelitian ini , maka tujuan penulis

    adalah :

    1. Untuk mengetahui bagaimana keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-

    Qur’an di dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun

    2015.

    2. Untuk mengetahui bagaimana sikap sosial remaja islam dusun

    Karangrejo desa Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2015.

    3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara keaktifan mengikuti

    kegiatan tadarus Al-Qur’an dengan sikap sosial remaja islam di dusun

    Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun2015.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dalam penelitian ini yang dihadapkanadalah :

    1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, wawasan,

    pemikiran dan pengetahuan dalam bidang pendidikan Islam bagi

    penulis khususnya dan bagi dunia Islam pada umumnya.

  • 8

    2. Penelitian ini diharapkan dapan memberikan pemahaman kepada

    masyarakat pada umumnya dan bagi remaja pada khususnya tentang

    pentingnya aktif mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an.

    3. Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah

    ilmu pengetahuan di Fakultas Tarbiyah pada umumnya dan PAI pada

    khususnya.

    E. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis juga bisa dipandang sebagai konklusi, suatu konklusi

    yang sifatnya sangat sementara.Sebagai konklusi, sudah tentu hipotesis

    tidak dapat dibuat semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-

    pengetahuan tertentu (Hadi, 1981:63).

    Menurut Soeharto (1989:135), hipotesis adalah :

    1. Sesuatu yang masih kurang dari sebuah kesimpulan.

    2. Sebuah kesimpulan yang belum final karena masih harus dibuktikan

    kebenarannya.

    3. Jawaban duga yang dianggap besar kemungkinannya untuk menjadi

    benar.

    Relevan dengan judul penelitian hubungan antara keaktifan

    mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an dengan sikap sosial remaja islam di

    dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun2015. Maka

    dapat penulis ajukan rumusan hipotesis sebagai berikut: ada hubungan

    positif antara keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an dengan

    sikap sosial remaja islam.

  • 9

    F. Penegasan Istilah

    1. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an

    Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti

    sibuk, giat ( kamus besar bahasa Indonesia : 17). Aktif mendapat

    awalan ke dan akhiran an, sehingga keaktifan yang mempunyai arti

    kegiatan atau kesibukan.

    Kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan atau kekuatan dan

    ketangkasan serta kegairahan. Jadi kegiatan adalah suatu peristiwa atau

    kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus.

    Penyelenggara kegiatan itu sendiri bias merupakan badan, instansi

    pemerintah, organisasi, orang pribadi, lembaga , dll. Kegiatan juga

    suatu perilaku yang dikerjakan secara sungguh-sungguh dan terencana

    untuk mencapai suatu tujuan.( Mahir bahasa Indonesia :22).

    Tadarus adalah waqaf dari tadarussun yang berasal dari kata

    darasa yang artinya belajar. Kemudian mengikuti wazan tafaa’ala,

    sehingga mauzunnya menjadi tadaarasa yang memiliki arti saling

    mempelajari atau pembelajaran bersama-sama.

    Membaca al-qur’an termasuk kegiatan ibadah, karena menurut

    Rosul huruf-hurufnya saja jika dibaca mengandung pahala. Kegiatan

    membaca dalam tadarus disebut tilawah, sedangkan lebih luas lagi,

    membaca dan menelaah disebut qira’ah. Kaum muslimin sekarang ini

    umumnya masih berada pada level tilawah, meskipun kegiatannya

    bertajuk tadarus.

  • 10

    Pada level tilawah ini masih banyak kaum muslimin yang

    bacaannya belum standar baik dari segi makhrajnya maupun

    kesesuaiannya dengan kaidah-kaidah tajwid. Ada yang terbata-bata

    membacanya namun adapula yang sangat cepat membacanya sampai-

    sampai tidak jelas bacaannya, padahal dalam tilawah jelas-jelas kita

    diperintahkan untuk membacanya dengan tartil, yaitu benar, jelas dan

    bagus.

    Al-Qur’an yang secara harfiah berarti ‘bacaan sempurna”

    merupakan suatu nama pilihan Allah, serta tiada suatu bacaan sejak

    manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu dapat

    menandinghi Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia. Tiada

    bacaan seperti Al-Qur’an yang diatur tatacara membacanya, mana yang

    dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus bacaannya, di

    mana tempat yang terlarang atau boleh, juga harus memulai dan

    berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada etika

    membacanya.

    Indikator dari kegiatan tadarus Al-Qur’an sebagai berikut:

    a. Dalam satu hari membaca Al-Qur’an 1-3 kali

    b. Sering berangkat kegiatan tadarus dan mengikuti kegiatan tadarus

    sampai selesai

    c. Bertanya jika tidak paham dengan persoalan yang dikaji atau

    dibahas dalam kegiatan tadarus

    d. Mengikuti dan konsentrasi saat tadarus berlangsung

  • 11

    e. Mengetahui fungsi dan tujuan kegiatan tadarus

    f. Mematuhi peraturan kegiatan tadarus.

    2. Sikap Sosial Remaja Islam

    Sikap dalam bahasa Inggris disebut “attitude yang artinya

    sikap. Kata ini menunjuk suatu status mental seseorang”.

    (ftriannisa259.wordress.com.sikap sosial).

    Sikap adalah kecenderungan bertindak, berfikir, persepsi, dan

    merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap

    bukanlah perilaku, tetapi lebih merupakan kecenderungan untuk

    berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap bias

    berupa orang, benda, tempat, gagasan, situasi, atau kelompok. Dengan

    demikian, pada kenyataannya tidak ada istilah sikap yang berdiri

    sendiri. (Sobur, 2009:361).

    Sosial adalah kesiapan mental untuk berhubungan dan

    menanggapi orang lain.

    Sumber: http//www.kemhan.com/2015/09/sikap-sosial.html.

    Remaja secara bahasa disebut adolescence, yang berasal dari

    bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk

    mencapai kematangan” (Ali dan Asrori, 2010:9).

    Islam (al-islām, اإلسالم "berserah diri kepada Tuhan") adalah

    agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Islam memiliki arti

    "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.

  • 12

    Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti

    "seorang yang tunduk kepada Allah, atau lebih lengkapnya adalah

    Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam

    mengajarkan bahwa Allah menurunkan Firman-Nya kepada manusia

    melalui para nabi dan rasul atau utusan-Nya, dan meyakini dengan

    sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir

    yang diutus ke dunia oleh Allah.

    Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan

    penyerahan diri kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan

    ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya.

    Indikator dari sikap sosial remaja islam adalah:

    a. Membantu tetangga yang sedang tertimpa musibah

    b. Menjenguk saudara yang sedang sakit

    c. Menghadiri peringatan hari besar islam yang diadakan oleh

    masyarakat

    d. Membantu dan mempersiapkan acara yang ada di masyarakat

    seperti: tahlilan, yasinan, mujahadah dan lain-lain

    e. Bersikap dan berperilaku baik terhadap semua tetangga

    f. Menyantuni anak yatim piatu yang ada di lingkungan masyarakat

    g. Mengikuti kegiatan sosial dengan ikhlas seperti: kerja bakti,

    syukuran desa (merti desa), peringatan akhirussanah dan lain-lain.

  • 13

    G. Metodologi Penelitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti

    adalah pendekatan korelasional kuantitatif. Yang dimaksud pendekatan

    korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

    ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto,

    1995:326). Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana

    variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada

    satu atau lebih faktor lain pada koefisien korelasi (Suryabrata,

    2009:82). Sedangkan penelitian kuantitatif pada hakikatnya adalah

    sebuah penelitian yang pengumpulan datanya dinyatakan dalam bentuk

    nilai absolut (Sukandarrumidi, 2004:65).

    2. Populasi dan Sampel

    a. Populasi

    Menurut Sukandarrumidi (2004:47), populasi adalah

    keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata,

    abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan

    memiliki karakter tertentu dan sama. Dalam penelitian ini yang

    menjadi populasi adalah semua remaja islam dusun Karangrejo

    desa Pabelan kabupaten Semarang yang berjumlah 48 orang,

    dengan jumlah laki-laki sebanyak 33 remaja dan perempuan

    sebanyak 15 remaja.

  • 14

    b. Metode Pengumpulan Data

    1) Interview

    Menurut Kartono (1990:187) metode interview yaitu

    metode yang digunakan dengan cara bertanya langsung kepada

    responden untuk mendapatkan informasi.

    2) Angket

    Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan

    secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut

    responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis

    (Arikunto, 1995:135). Model angket yang digunakan penulis

    adalah angket tertutup, yaitu angket yang dibentuk sedemikian

    rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (v)

    pada kolom atau tempat yang sesuai (Arikunto, 1995:137).

    Angket disebarkan kepada responden untuk

    mendapatkan informasi atau jawaban yang berkenaan dengan

    keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an dan sikap

    sosial remaja.

    3) Dokumentasi

    “Dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu

    peristiwa dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan atau

    merekam keterangan mengenai peristiwa”(Surachmad,

    1992:89).

  • 15

    Metode ini digunakan dalam penelitian mengumpulkan

    data atau mencatat dokumen yang sudah tersedia diobyek

    penelitian tentang situasi umum.

    c. Teknik Analisis Data

    1) Analisis pendahuluan

    Yaitu teknik analisis data dengan menggunakan rumus:

    P =

    x 100%

    Keterangan:

    P : Persentase Perolehan

    F : Frekuensi

    N : Jumlah Sampel

    Rumus persentase ini untuk menganalisis dari tiap-tiap

    kategori kedua variabel yaitu keaktifan mengikuti kegiatan

    tadarus Al-Qur’an dengan sikap sosial remaja.

    2) Analisis Lanjut

    Sesuai dengan jenis data penelitian, maka sebagai

    tindak lanjut dari data yang telah dikumpulkan dari kedua

    variabel, yaitu mengikuti kegiatan Yasinan (variabel x) dan

    perilaku birrul walidain (variabel y), peneliti menggunakan

    rumus korelasi product moment, dengan angka kasar (Arikunto,

    1995:425-426).

    rxy = –

  • 16

    Keterangan:

    rxy : nilai koefisien korelasi antara x dan y

    xy : perkalian antara variabel x dan y

    x : nilai variabel 1

    y : nilai variabel 2

    N : banyaknya subjek pemilik nilai

    ∑ : sigma (Ritonga, 1987 : 120)

    H. Sistematika Penulisan Skripsi

    Dalam penelitian ini penulis membagi dalam lima bab dengan

    sistematika sebagai berikut:

    1. Bagian awal yang meliputi : sampul, lembar berlogo, judul,

    persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

    tulisan, moto pembahasan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar

    tabel, halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan.

    2. Bagian inti memuat:

    BAB I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat

    penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, teknik analisis

    data dan sistematika penulisan skripsi.

    BAB II : Kajian Pustaka Bab ini berisi tentang keagamaan

    orang tua meliputi: pengertian,keaktifan mengikuti kegiatan tadarus

    Al-Qur’an, dan sikap sosial remaja.

  • 17

    BAB III : Laporan Hasil Penelitian Bab ini berisi gambaran

    umum tentang kegiatan tadarus Al-Qur’an dusun Karangrejo dan sikap

    sosial remaja (letak geografis, sejarah berdirinya, visi misi,susunan

    organisasi, dan data populasi) serta data tentang hubungan antara

    keaktifan mengikuti kegiatan Tadarus Al-Qur’an dengan sikap sosial

    remaja yang terdiri dari data tentang jawaban angket keaktifan

    mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an dan data tentang jawaban angket

    sikap sosial remaja.

    BAB IV : Analisis Data Bab ini meliputi adanya pengelolaan

    data yang telah diperoleh dari penelitian lapangan untuk menguji

    hipotesis yang diajukan dengan statistik melalui analisis pendahuluan

    dan analisis lanjut.

    BAB V : Penutup Berisi tentang penutup, kesimpulan, saran

    dan lampiran.

  • 18

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al- Qur’an

    1. Pengertian

    Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi

    manusia mencakup seluruh kehidupan manusia. Disamping sebagai

    pedoman hidup, islam menurut para pemeluknya juga sebagai ajaran

    yang harus dida’wahkan guna memberi pemahaman berbagai ajaran

    yang terkandung didalamnya. Sarana yang dapat dilakukan dalam

    mentransfer nilai-nilai agama tersebut antara lain melalui majelis

    ta’lim yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai

    ajaran tersebut.

    Berbagai kegiatan agamis yang telah dilakukan merupakan

    proses pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai

    agama sehingga para remaja mampu merefleksikan tatanan normative

    atau tingkah laku yang mereka pelajari dalam relaitas kehidupasn

    sehari-hari.

    Amalan tadarus al-qur’an dimulai oleh Nabi Muhammad SAW

    bersama malaikat Jibril di mana baginda Nabi SAW khatam sekali

    membaca al-qur’an dengan jibril pada setiap ramadhan kecuali tahun

    kematiannya di mana baginda telah khatam dua kali. (AS Suyuti, 1951,

    hal. 40), inilah tadarus al-qur’an pertama kali.Tadarus al-qur,an ini

    diteruskan oleh kaum muslimin sepanjang waktu hingga saat ini di

    masjid maupun di mushola serta di pondok pesantren.

  • 19

    Tadarus adalah waqaf dari tadarussun yang berasal dari kata

    darasa yang artinya belajar. Kemudian mengikuti wazan tafaa’ala,

    sehingga mauzunnya menjadi tadaarasa yang memiliki arti saling

    mempelajari atau pembelajaran bersama-sama.

    Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti

    sibuk, giat ( kamus besar bahasa Indonesia : 17). Aktif mendapat

    awalan ke dan akhiran an, sehingga keaktifan yang mempunyai arti

    kegiatan atau kesibukan.

    Kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan atau kekuatan dan

    ketangkasan serta kegairahan. Jadi kegiatan adalah suatu peristiwa atau

    kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus.

    Penyelenggara kegiatan itu sendiri bias merupakan badan, instansi

    pemerintah, organisasi, orang pribadi, lembaga , dll. Kegiatan juga

    suatu perilaku yang dikerjakan secara sungguh-sungguh dan terencana

    untuk mencapai suatu tujuan.( Mahir bahasa Indonesia :22).

    Membaca al-qur’an termasuk kegiatan ibadah, karena menurut

    Rosul huruf-hurufnya saja jika dibaca mengandung pahala. Kegiatan

    membaca dalam tadarus disebut tilawah, sedangkan lebih luas lagi,

    membaca dan menelaah disebut qira’ah. Kaum muslimin sekarang ini

    umumnya masih berada pada level tilawah, meskipun kegiatannya

    bertajuk tadarus.

    Pada level tilawah ini masih banyak kaum muslimin yang

    bacaannya belum standar baik dari segi makhrajnya maupun

  • 20

    kesesuaiannya dengan kaidah-kaidah tajwid. Ada yang terbata-bata

    membacanya namun adapula yang sangat cepat membacanya sampai-

    sampai tidak jelas bacaannya, padahal dalam tilawah jelas-jelas kita

    diperintahkan untuk membacanya dengan tartil, yaitu benar, jelas dan

    bagus.

    Imam tua masjid Al-sultan Ismail Petra, Kubang Keian, Kota

    bharu, kalantan, Sabri Abdullah berkata “ amalan tadarus dimulaikan

    Nabi Muhammad bersama malaikat Jibril dimana baginda Khatam

    sekali membaca Al-Qur’an dengan Jibril pada setiap ramadhan kecuali

    pada tahun kematiannya dimana baginda telah khatam dua kali.(

    Assuyuti, 1951 hal.40-41). Tadarus adalah peluang terbaik dimana

    pembaca Al-Qur’an dapat saling menegur kesalahan masing-masingn

    dan bukan sekedar membaca untuk khatam.

    Al-Qur’an yang secara harfiah berarti ‘bacaan sempurna”

    merupakan suatu nama pilihan Allah, serta tiada suatu bacaan sejak

    manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu dapat

    menandinghi Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia. Tiada

    bacaan seperti Al-Qur’an yang diatur tatacara membacanya, mana

    yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus

    bacaannya, di mana tempat yang terlarang atau boleh, juga harus

    memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada

    etika membacanya.

  • 21

    Kata Qara’a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun,

    dan qira’at bedrarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu

    dengan yang lainnya dalam suatu ucapan yang tersusun rapi. Qur’an

    pada mulanya, qur’anan. Sebagaiman firman Allah SWT:

    “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di

    dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah

    selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. (Al-

    Qiyamah(75) :17-18).

    Qur’anah berarti qiraatun (bacaannya/ cara membacanya). Jadi

    kata itu adalah masdar menrut wazan fu’lan. Kita dapat mengatakan

    qara’atuhu, qura’an, qira’atan wa qur’anan, artinyasama saja yaitu

    cara membacanya. Di sini maqru’ (apa yang dibaca) diberi nama

    Qur’an (bacaan); yakni penamaan maf’ul denghan masdar.

    Secara istilah, para ulama’ menyebutkan definisi Qur’an yang

    mendekati maknanya dan membedakannya dari yang lain dengan

    menyebutkan bahwa:

    Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada

    Muhammad SAW. Yang pembacanya merupakan suatu ibadah.

    Definisi kalam (ucapan) merupakan kelompok jenis yang meliputi

    segalan kalam. Dan dengan menghubungkannya dengan Allah

    (kalamullah) berarti tidak semua masuk kalam manusia, jin dan

    malaikat.

  • 22

    Batasan dengan kata-kata yang diturunkan maka tidak

    termasuk kalam Allah yang sudah khusus menjadi milik-Nya.

    Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah:

    “Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-

    kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis)

    kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan

    sebanyak itu (pula)".(Al-Kahfi: 109)

    Batasan dengan definisi hanya kepada Muhammad SAW tidak

    termasuk yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya seperti taurat,

    injil dan zabur.

    Dalam surat Fathir: 29-30

    “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan

    mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami

    anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,

    mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, Agar

    Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah

  • 23

    kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha

    Pengampun lagi Maha Mensyukuri”[1259].(QS.Fathir :29-30)

    [1259] ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan

    sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam

    raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara ahli-ahli tafsir ada

    yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah Karena dipandang

    termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang

    menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang

    memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat

    bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para

    Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk

    mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam

    bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak

    percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan Hanya buatan

    Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam

    Al Quran itu.

    Dalam (QS Al-‘Alaq [96]: 1-5)

    “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia

    telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah yang

    paling Pemurah, Yang mengajar manusia dengan pena. Dia

    mengajarkan manusia apa yang belum diketahuinya”(QS Al-‘Alaq

    [96]:1-5)

  • 24

    QS. Al-‘Alaq adalah wahyu pertama kali yang diturunkan, dan

    memiliki isi kandungan perintah untuk membaca. Iqra’ berarti

    bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam,

    bacalah tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri, yamg tertulis dan

    tidak tertulis. Jadi objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yang

    dapat dijangkaunya.

    Mengikuti atau menjalankan perintah Allah SWT adalah

    ibadah dan salah satu bagian dari ciri orang yang bertaqwa.

    Menjalankan perintah-Nya selain mendapatkan pahala juga

    mendapatkan hikmah dan nikmat yang mungkion bias dirasakan di

    dunia ini. Dengan begitu, diharapkan keimanan serta ketaqwaan kita

    diberi perlindungan juga kelebihan dari sebelumnya.

    Syaikh Ibnu “utsaimin menjelaskan bahwa membaca kitab

    Allah ada dua macam:

    a. Membaca hukmiyah, yakni membenarkan berita-berita yang ada

    dan melaksanakan hukumnya dengan menjalankan perintahnya dan

    menjauhi larangannya.

    b. Membaca lafzhiyyah, yakni membaca lafaznya. Telah dating nas-

    nas yang cukup banyak menerangkan tentang keutamaannya, baik

    membaca secara umum isi Al-Qur’an, surat tertentu maupun ayat

    tertentu.

  • 25

    2. Keutamaan membaca Al-Qur’an

    a. Sebaik-baik manusia adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan

    mengajarkannya

    b. Al-Qur’an adalah sebaik-baik ucapan

    c. Orang yang mahir membaca Al-Qur’an akan bersama malaikat

    d. Orang yang membaca Al-Qur’an diibaratkan seperti buah utrujjah

    yang luarnya wangi didalamnya manis

    e. Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada pembacanya

    f. Membaca satu atau dua ayat Al-Qur’an lebih baik daripada

    memperoleh satu atau dua ekor unta yang besar

    g. Rahmat dan ketentraman akan turun ketika berkumpul membaca

    Al-Qur’an

    h. Membaca satu huruf Al-Qur’an akan mendapat sepuluh kebaikan

    i. Pembaca Al-Qur’an akan ditinggikan derajatnya

    j. Orang yang membaca Al-Qur’an secara terang-terangan seperti

    bersedekah secara terang-terangan.

    3. Adab membaca Al-Qur’an

    a. Membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil

    b. Membaca di tempat yang bersih dan suci

    c. Menghadap ke kiblat

    d. Membaca Isti’adzah sebelum memulai membaca Al-Qur’an

  • 26

    “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu

    meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang

    terkutuk”. (QS Al-Nahl [16]: 98)

    e. Membaca Basmalah setiap sebelum membaca surah selain surah

    (Al-Tawbah).

    f. Membaca secara murottal (pelan-pelan)

    g. Jangan membaca terlalu cepat

    h. Membaca dengan runtut

    i. Membaca dengan bersama-sama lebih utama

    j. Bergiliran membaca dengan yang lainnya menyimak itu lebih

    utama lagi

    k. Membaca dengan suara yang merdu

    l. Memulai membaca dan berhenti secara tepat.

    4. Tata cara tadarus Al-Qur’an

    Istilah tadarus Al-Qur’an sebenarnya memiliki makna

    mempelajari juga menelaah Al-Qur’an, akan tetapi di lingkungan kita

    ini tadarus diartikan sebagai metode untuk membaguskan bacaan Al-

    Qur’an tanpa menkajinya. Jadi hanya bagus dibacaannya saja baik dari

    segi makhraj dan tajwidnya.

    Sekarang ini kegiatan membaguskan dalam membaca Al-

    Qur’an sering disebut dengan Tahsin Al-Qur’an. Tahsin ini adalah

  • 27

    bagian dari kegiatan tilawah Al-Qur’an yaitu kegiatan membaca dan

    mempelajari tentang bacaan Al-Qur’an.

    Dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang

    sering disebut dengan tadarus Al-Qur’an di lingkungan kita ini adalah

    tilawah. Kadang juga disebut tilawah wal istima’ yaitu membaca dan

    mendengar atau menyima’.

    Kegiatan membaca dan menyima’ atau mendengar ini, Allah

    SWT memerintahkan dalam (QS. Al-A’raf [7] : 204)

    “Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah

    baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu

    mendapat rahmat[591]”.

    [591] Maksudnya: jika dibacakan Al Quran kita

    diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam

    diri, baik dalam sembahyang maupun di luar sembahyang,

    terkecuali dalam shalat berjamaah ma'mum boleh membaca

    Al Faatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat Al

    Quran.

    Kegiatan membaca Al-Qur’an dengan cara satu orang

    membaca dan orang yang lain mendengarkan atau menyima’ juga

    membenarkan kesalahan dalam membaca adalah kegiatan tilawah.

    Apabila dikasih kajian yang materinya di ambilkan dari beberapa

    ayat Al-Qur’an bias dikatakan tadarus Al-Qur’an.

    Sumber: http//www.darulqohar.wordpress.com/2015/09/tatacara-

    tadarus.html

  • 28

    B. Sikap Sosial Remaja Islam

    1. Pengertian Sikap Sosial

    a. Secara bahasa

    Sikap dalam bahasa Inggris disebut “attitude yang artinya

    sikap. Kata ini menunjuk suatu status mental seseorang”.

    (ftriannisa259.wordress.com.sikap sosial).

    b. Menurut istilah

    Sikap adalah kecenderungan bertindak, berfikir, persepsi,

    dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap

    bukanlah perilaku, tetapi lebih merupakan kecenderungan untuk

    berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap

    bisa berupa orang, benda, tempat, gagasan, situasi, atau kelompok.

    Dengan demikian, pada kenyataannya tidak ada istilah sikap yang

    berdiri sendiri. (Sobur, 2009:361).

    Menurut Sarwono (2000: 17), sikap adalah kecenderungan

    atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia

    menghadapi suatu rangsangan tertentu.

    Menurut Abror (1993: 107-108), sikap merupakan

    kecenderungan dan kesiapan untuk bertindak atau merespon,

    bukannya merupakan tindakan atau respon itu sendiri, sedangkan

    sosial adalah pendekatan pembelajaran yang melaksanakan

    hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain.

  • 29

    Kata sosial digunakan untuk menunjuk sifat dari makhluk

    yang bernama manusia. Sehingga munculah ungkapan ini berarti

    bahwa manusia adalah makhluk sosial. Ungkapan ini berarti bahwa

    manusia harus hidup berkelompok atau bermasyarakat. Mereka

    tidak dapat hidup dengan baik kalau tidak hidup brkrlompok atau

    bermasyarakat. Dengan kata lain untuk hidup memadai dia harus

    berhubungan dengan orang lain. Masing- masing manusia (orang)

    saling membutuhkan pertolongan sesamanya.

    Menurut Bergson seperti yang dikutip Abdulsyani, bahwa

    manusia ini hidup bersama bukan oleh karena persamaan,

    melainkan oleh karena perbedaan yang terdapat dalam sifat,

    kedudukan dan sebagainya. Ia mengatakan bahwa kenyataan hidup

    baru terasa dengan perbedaan antara manusia masing-masing itu

    dalam kehidupan bergolongan. Berdasarkan adat, sifat meniru dan

    sebagainya, perasaan solidaritas dalam golongan keluarga, suku

    bangsa, Negara dan seterusnya akan menjadi kuat dan luas, dan

    ikatan ini akan bertambah kuat dalam menghadapi bahaya. Dengan

    meluasnya pertalian dari keluarga kepada suku bangsa, kepada

    negara, dan sebagainya, maka pertalian dalam ikatan yang gterkecil

    akan terasa lebih lemah. Ikatan-ikatan dalam kelompok, memang

    mempunyai kelemahan akan tetapi juga dapat menghilangkan

    permusuhan antar golongan, malahan dapat mengikat mengikat

  • 30

    mereka bersama menjadi persatuan yang lebih luas. Demikian

    inilah, maka terbentuknya masyarakat (Abdulsyani, 2002: 35).

    Berikut ini adalah pengertian dan definisi sosial menurut

    beberapa ahli:

    1) Menurut Lewis

    Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan

    dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan

    pemerintahannya.

    2) Menurut Keith Jacobs

    Sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah

    situs komunitas.

    3) Menurut Ruth Aylett

    Sosial adalah segala sesuatu yang dipahami sebagai sebuah

    perbedaan namun tetap inhern dan terintegrasi.

    4) Menurut Paul Ernest

    Sosial lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu

    karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama.

    5) Menurut Philip Wexler

    Sosial adalah sifat sifat dasar dari setiap individu manusia.

    6) Menurut Enda M.C

    Sosial adalah cara tentang bagaimana individu saling

    berhubungan.

    7) Menurut Peter Herman

  • 31

    Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan

    namun tetap merupakan sebagai satu kesatuan.

    Dari bermacam-macam pendapat tersebut dapatlah

    ditarik suatu kesimpulan bahwa sosial adalah kesiapan mental

    untuk berhubungan dan menanggapi orang lain.

    Sumber: http//www.kemhan.com/2015/09/sikap-sosial.html

    2. Ciri-ciri sikap

    Seperti telah dipaparkan di depan bahwa sikap merupakan factor

    yang ada pada diri manusia yang dapat mendorong atau menimbulkan

    perilaku tertentu. Walaupun demikian sikap mempunyai segi-segi perbedaan

    dengan pendorong-pendorong lain yang ada dalam diri manusia itu. Oleh

    karena itu untuk membedakan sikap dengan pendorong-pendorong yang lain,

    ada beberapa ciri atau sifat dari sikap tersebut. Adapun ciri sikap itu adalah:

    a. Sikap bukan dibawa orang sejak ia dilahirkan, melainkan dibentuk atau

    dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan

    dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif

    biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat, dan lain-lain.

    b. Sikap itu dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari orang

    atau sebaliknya, sikap-sikap itu dapat dipelajari, karena itu sikap dapat

    berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-

    syarat tertentu yang mempermudah berubahnya sikap pada orang itu.

    c. Sikap itu tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi

    tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk,

  • 32

    dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek

    tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

    d. Objek sikap itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga

    merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi sikap itu dapat

    berkenaan dengan satu objek saja, tetapi juga berkenaan dengan

    sederetan objek-objek yang serupa.

    e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah

    yang membeda-bedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau

    pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang(Gerungan, 1996: 152).

    3. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Sosial

    Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan

    sendirimya atau dengan sembarangan saja. Pembentukan dan

    perubahannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia, dan

    berkenaan dengan objek tertentu. Interaksi sosial didalam kelompok

    dapat mengubah sikap atau membentuk sikap yang baru. Yang

    dimaksudkan interaksi di luar kelompok ialah interaksi dengan hasil

    buah kebudayaan manusia yang sampai kepadanya melalui alat-alat

    komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, buku, risalah, dan lain-

    lainnya. Tetapi pengaruh dari luar diri manusia karena interaksi diluar

    kelompoknya itu sendiri belum cukup untuk menyebabkan berubahnya

    sikap atau terbentuknya sikap baru. Faktor-faktor lain yang turut

    memegang peranannya ialah faktor-faktor intern di dalamdiri pribadi

    manusia itu, yakni selektivitasnya sendiri, daya pilihnya sendiri, atau

    minat perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh

  • 33

    yang datang dari luar dirinya itu. Dan faktor-faktor intern itu turut

    ditentukan pula oleh motif-motif dan sikap lainnya yang sudah

    terdapat dalam diri pribadi orang itu. Jadi dalam pembentukan dan

    perubahan sikapitu terdapat faktor-faktor intern dan faktor-faktor

    ekster pribadi individu yang memegang peranannya(Grungan, 1996:

    155).

    a. Faktor individu atau faktor intern

    Bagaimana individu menanggapi dunia luarnya bersifat

    selektif, ini berarti bahwa apa yang datang dari luar tidak

    semuanya begitu saja diterima, tetapi individu mengadakan

    seleksi mana yang akan diterima, dan mana yang akan ditolaknya.

    Hal ini berkaitan erat dengan apa yang telah ada dalam diri

    individu untuk menanggapi pengaruh dari luar tersebut. Hal ini

    juga akan menentukan apakah sesuatu dari luar itu dapat diterima

    atau tidak, karena itu faktor individu justru merupakan faktor

    penentu.

    b. Faktor luar atau faktor ekstern

    Yang dimaksud dengan faktor luar adalah hal-hal atau

    keadaan yang ada di luar diri individu yang merupakan stimulus

    untuk membentuk atau mengubah sikap. Dalam hal ini dapat

    terjadi dengan langsung, dalam arti adanya hubungan secara

    langsung antara individu dengan individu yang lain, antara

  • 34

    individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan

    kelompok yang lain. Di samping itu dapat secara tidak langsung,

    yaitu dengan alat perantara komunikasi, misal media massa baik

    yang elektronik maupun yang bukan elektronik.

    Hubungan yang secara langsung ini dapat dengan sengaja

    diberikan, misal adanya komunikator yang dengan sengaja

    memberikan sesuatu dengan tujuan untuk membentuk atau

    mengubah sesuatu sikap tertentu, dan ada yang secara tidak

    langsung atau tidak sengaja diberikan, yaitu menciptakan situasi

    yang memungkinkan dapat menimbulkan perubahan atau

    pembentukan sesuatu sikap yang dikehendaki. (Walgito, 1990:

    119-120).

    4. Pengertian Remaja Islam

    a. Secara bahasa

    Remaja secara bahasa disebut adolescence, yang berasal

    dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh

    untuk mencapai kematangan” (Ali dan Asrori, 2010:9).

    Islam berasal dari kata Arab "aslama-yuslimu-islaman"

    yang secara kebahasaan berarti "menyelamatkan", misal teks

    "assalamu alaikum" yang berarti "semoga keselamatan menyertai

    kalian semuanya". Islam atau Islaman adalah masdar (kata benda)

    sebagai bahasa penunjuk dari fi'il (kata kerja), yaitu "aslama"

  • 35

    bermakna telah selamat (kala lampau) dan "yuslimu" bermakna

    "menyelamatkan".

    b. Menurut istilah

    Remaja menurut beberapa ahli didefinisikan sebagai

    berikut:

    1) Hurlock dalam Ali dan Asrori (2010:9).

    Harlock berpendapat bahwa secara psikologis, remaja

    adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam

    masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa

    bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua

    melainkan merasa sama, atau paling sejajar. Memasuki

    masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek efektif, lebih

    atau kurang dari usia pubertas.

    Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat

    dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual sari cara

    berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu

    mengintegrasikan mereka kedalam masyarakat dewasa, tapi

    juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua

    periode perkembangan.

    2) Santrock (2003:26).

    Santrock berpendapat bahwa remaja (adolescence)

    diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak

  • 36

    dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif,

    dan sosial-emosional.

    3) Ali dan Arsori (2010: 9).

    Ali dan Asrori berpendapat bahwa remaja tidak

    termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat

    sepenuhnya untuk masuk kegolongan orang dewasa. Remaja

    ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja

    seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” fase “topan

    dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan

    memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.

    Namun, perlu diketahui bahwa yang terpenting, fase remaja

    merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa

    sangat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi,

    maupun fisik.

    4) Daradjat (1990: 23).

    Daradjat berpendapat bahwa remaja adalah masa

    peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa

    ini anak menmgalami perubahan dan masa perkembangan

    fisiknya maupun operkembangan psikisnya. Mereka bukanlah

    anak-anak baik bentuk badan maupun cara berfikir atau

    bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

  • 37

    Beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

    remaja adalah individu yang sedang berada pada masa

    peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dan

    ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek

    fisik, psikis dan sosial.

    5. Batasan umur atau usia remaja

    Batasan umur atau usia remaja menurut para ahli:

    a. Whitherington dalam Rumini dan Sunari (2004: 54).

    Whitherington berpendapat penggunaan masa adolensi yang

    dibagi menjadi 2 fase yang disebut:

    1) Preadolescence, berkisar usia 12-15 tahun dan

    2) Late adolescence, antara usia 15-18 tahun

    b. Hurlock dalam Rumini dan Sundari (2004: 54).

    Hurlock berpendapatbahwa puber adalah periode tumpang

    tindih, karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak

    dan tahun-tahun awal masa remja. Pembagiannya adalah

    sebagai berikut:

    1) Tahap prapuber: wanita 11-13 tahun; pria 14-16 tahun

    2) Tahap puber: wanita 13-17 tahun; pria 14-17 tahun enam

    bulan

    3) Tahap paska puber: wanita 17-21 tahun; pria 17 tahun 6

    bulan- 21 tahun.

    c. Mappiare dalam Ali dan Asrori (2010: 9).

  • 38

    Mappiare bertpendapat bahwa masa remaja terbagi menjadi

    dua sebagai berikut:

    1) Remaja awal: wanita 12-17 tahun; pria 13-18 tahun

    2) Remaja akhir: wanita 17-21 tahun; pria 18-22 tahun.

    Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan

    bahwasanya masa remaja mengalami dua tahap

    perkembangan yaitu perkembangan remaja awal 13-18

    tahun dan remaja akhir 18-22 tahun, berdasarkan pada teori

    yang sudah ada yaitu rata-rata dari umur 12-18.

    Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan

    diri sepenuhnya kepada Allah. Pengikut ajaran Islam

    dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang

    tunduk kepada Allah, atau lebih lengkapnya adalah

    Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan.

    Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan Firman-Nya

    kepada manusia melalui para nabi dan rasul atau utusan-

    Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa

    Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke

    dunia oleh Allah.

    Sumber:http//www.kemhan.com/2015/09/arti-islam.html

    Dalam Firman Allah QS. [Ali ‘Imran(3): 20] juga

    menegaskan tentang Islam

  • 39

    “Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran

    Islam), Maka Katakanlah: "Aku menyerahkan diriku

    kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang

    mengikutiku". dan Katakanlah kepada orang-orang yang

    Telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang

    ummi[190]: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". jika

    mereka masuk islam, Sesungguhnya mereka Telah

    mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, Maka

    kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat

    Allah). dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-

    Nya”[QS. Ali’Imron(3): 20].

    [190] Ummi artinya ialah orang yang tidak tahu

    tulis baca. menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud

    dengan ummi ialah orang musyrik Arab yang tidak tahu

    tulis baca. menurut sebagian yang lain ialah orang-orang

    yang tidak diberi Al Kitab.

    Dengan kondisi seseorang yang hanya menyandang

    setatus muslim tanpa mengetahui makna Islam adalah

    orang yang tidak mengetahui apa yang dimilikinya. Bias

    berarti orang mengaku islam tetapi tidak mengetahui islam

    itu seperti apa. Dan bahkan yang terjadi dari

    tingkahlakunya jauh dari pendidikan atau ajaran islam

    sendiri.

    Disini remaja Islam adalah seseorang yang beruisa

    remaja, bersetatus beragama islam dan menjalankan

  • 40

    kehidupan secara dengan hal positif serta tidak

    menyimpang dari norma agama dan Masyarakat.

    Dalam pengambilan objek penelitian tentang

    hubungan keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-qur’an

    dengan sikap sosial remaja islam dusun Karangrejo desa

    Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2015. Mengamnbil

    teori yang dipadukan antara remaja awal dan remaja akhir.

    Sehingga batasan umur remaja yanmg dijadikan sebagai

    objek penelitian adalah dari umur 12-22 tahun yang

    berstatus agama islam serta tidak melakukan hal yang

    menyimpang dari norma agama dan Masyarakat.

    C. Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an Dengan

    Sikap Sosial Remaja Islam

    Telah diuraikan beberapa definisi serta teori tentang keaktifan

    mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an serta tentang sikap sosial Remaja

    islam. Dengan adanya kegiatan masyarakat yang selalu melibatkan para

    remaja yang masih dalam tahap pembelajaran, banyak upaya dari

    masyarakat untuk mendidik serta mengembangkan pengetahuannya untuk

    kepentingan menjaga dan merawat budaya adat istiadat yang telah ada

    sehingga tidak akan tercampur budaya lain ataupun punah.

    Khotmil Qur’an adalah salah satu dari berbagi rangkaian acara

    yang ada dalam kegiatan masyarakat. Acara khotmil Qur’an ini

    membutuhkan orang yang cakap dalam membaca Al-Qur’an. Sehingga

  • 41

    dalam acara ini menjadi lancar kalau banyak orang yang bagus atau cakap

    dalam membaca Al-Qur’an.

    Sebagaiman telah dipaparkan di atas, bahwa manusia adalah

    makhluk sosial yang senantiasa mempunyai kecenderungan untuk hidup

    bersama dalam suatu bentuk pergaulan maka terbentuklah suatu kumpulan

    dari orang-orang yang mempunyai hubungan dan interaksi, dimana dapat

    menumbuhkan perasaan bersama.

    Kumpulan dari individu-individu merupakan suatu kelompok

    sebagai faktor penentu bagi terjadinya proses-proses kemasyarakatan.

    Masyarakat terbentuk atas dasar hakikat individu, apabila kepentingan

    individu berubah, maka masyarakat pun akan berubah (Abdulsyani, 2002:

    27).

    Dapat kita hubungkan dari sikap sosial remaja yang

    diimplementasikan dalam kegiatan masyarakat seperti acara Khotmil

    qur’an yang membutuhkan kecakapan dalam membaca Al-qur’an.

    Kegiatan tadarus ini memiliki hubungan dalam mempersiapkan remaja

    yang siap mengikuti kegiatan masyarakat ataupun yang sudah mengikuti

    kegiatan masyarakat dengan kegiatan tadarus Al-qur’an dapat menjadi

    lebih baik dan lebih siap.

    Kegiatan Tadarus ini diharapkan berkelanjutan, sehingga tidak ada

    kekhawatiran orang tua terhadap hilangnya budaya istiadat Khotmil

    Qur’an sampai nanti anak turunnya.

  • 42

    1. Pengajuan Hipotesis

    Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh

    peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan

    jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara , yang

    akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui

    penelitian. Dengan kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah

    menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.

    Berdasarkan deskripsi teori tentang bimbingan keagamaaan orang

    tua dan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah maka penulis

    mempunyai hipotesa sebagai berikut :

    ”Ada hubungan yang positif antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan

    Tadarus Al-Qur’an Dengan Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo

    Desa Pabelan Kabupaten Semarang”.

  • 43

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tujuan Penelitian

    Sesuatu yang dilaksanakan dengan sadar pasti mempunyai tujuan.

    Berdasarkan pokok masalah dalam penelitian ini , maka tujuan penulis

    adalah :

    4. Untuk mengetahui bagaimana keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-

    Qur’an di dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun

    2015.

    5. Untuk mengetahui bagaimana sikap sosial remaja islam dusun

    Karangrejo desa Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2015.

    6. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara keaktifan mengikuti

    kegiatan tadarus Al-Qur’an dengan sikap sosial remaja islam di dusun

    Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun2015.

    B. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat variabel

    melekat. Subjek dalam penelitian ini adalah semua remaja islam dusun

    Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang yang berjumlah 48 orang,

    dengan jumlah laki-laki sebanyak 33 remaja dan perempuan sebanyak 15

    remaja.

    C. Waktu dan Tempat Penelitian

    1. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September tahun 2015.

  • 44

    2. Tempat Penelitian

    Penelitian ini bertempat di gedung aula Bustanul Mubtadiin

    RT: 03 RW:02 Dusun Karangrejo Desa Pabelan Kecamatan

    Pabelan Kabupaten Semarang.

    D. Variabel Penelitian

    Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

    tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

    Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    1. Variabel Independen (variabel bebas).

    Yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

    sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

    Adapun yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah

    keaktifan mengikuti kegiatan tadarus al-qur’an dengan indikator :

    a. Dalam satu hari membaca Al-Qur’an 1-3 kali

    b. Sering berangkat kegiatan tadarus dan mengikuti kegiatan tadarus

    sampai selesai

    c. Bertanya jika tidak paham dengan persoalan yang dikaji atau

    dibahas dalam kegiatan tadarus

    d. Mengikuti dan konsentrasi saat tadarus berlangsung

    e. Mengetahui fungsi dan tujuan kegiatan tadarus

    f. Mematuhi peraturan kegiatan tadarus.

  • 45

    2. Variabel Dependen (variabel terikat).

    Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

    karena adanya variabel bebas. Adapun variabel dependen dalam

    penelitian ini adalah sikap sosial remaja islam dengan indikator :

    a. Membantu tetangga yang sedang tertimpa musibah

    b. Menjenguk saudara yang sedang sakit

    c. Menghadiri peringatan hari besar islam yang diadakan oleh

    masyarakat

    d. Membantu dan mempersiapkan acara yang ada di masyarakat

    seperti: tahlilan, yasinan, mujahadah dan lain-lain

    e. Bersikap dan berperilaku baik terhadap semua tetangga

    f. Menyantuni anak yatim piatu yang ada di lingkungan masyarakat

    g. Mengikuti kegiatan sosial dengan ikhlas seperti: kerja bakti,

    syukuran desa (merti desa), peringatan akhirussanah dan lain-lain.

    E. Metodologi Penelitian

    Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari metode-

    metode penelitian atau ilmu tentang alat-alat penelitian. Dan metodologi

    penelitian ini membahas bermacam -macam cara melakukan penelitian.

    Metodologi penelitian terdiri atas tiga, yaitu kuantitatif, kualitatif

    serta gabungan kuantitatif-kualitatif. Penelitian korelasi merupakan bagian

    dari penelitian kuantitatif yang dimaksudkan untuk mengetahui ada

    tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik

  • 46

    korelasi seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah

    variabel dengan variabel lain.

    Adapun dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi

    penelitian kuantitatif jenis korelasi.

    F. Populasi dan Sampel

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

    obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya.Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan

    karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

    Populasi juga berarti seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk

    diselidiki.Sedangkan sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya

    kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat

    yang sama.

    Populasi dari penelitian ini adalah seluruh remaja islam dusun

    Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang yang berjumlah 48 orang,

    dengan jumlah laki-laki sebanyak 33 remaja dan perempuan sebanyak 15

    remaja.

    Dalam penelitian ini menggunakan sampel sensus karena jumlah

    populasi yang sedikit sehingga memungkinkan untuk diteliti serta

    dipelajari sehingga mudah ditarik kesimpulannya. Adapun data dari

    responden yaitu sebagai berikut:

  • 47

    Tabel : 1

    Daftar Nama Responden

    NO NAMA Jenis Kelamin Umur RT

    1 Muhammad Mufti S L 18 03

    2 Ahmad Noval Farid L 18 02

    3 Akbar Rai P L 16 03

    4 M Tolkah A L 18 03

    5 Angga Reza I L 18 02

    6 M Makhin Sihab L 15 02

    7 M. Faqih Nur S L 16 02

    8 Miftakhul Arifin L 17 03

    9 Siti Atmi Hidayati P 18 02

    10 Anggita Ayu A P 16 02

    11 Ahmad Rodhi L 15 02

    12 Dwi Firda R P 16 01

    13 Hanafiono L 17 04

    14 Tifani Tiara Putri P 14 03

    15 M Miftakhul Rizki L 16 03

    16 M Amirudin Ghozi L 16 03

    17 M Syarifudin L 15 03

    18 Safira Zulfania P 13 04

    19 Siti Zulaikha P 18 02

    20 Amrina S. M P 13 02

  • 48

    21 Ahmad Sholikhan L 18 02

    22 Nada Salwa F P 13 01

    23 Rayfaldy Chandra M L 13 04

    24 Imam Ardiansyah L 15 04

    25 M Ilham Januar K L 15 03

    26 Rina Nur Wahidah P 13 03

    27 Umi Hasanah P 16 02

    28 Ahdan Royhan Suni L 13 03

    29 Fitri Nabila F P 13 03

    30 M Difa Asshidiqie L 13 03

    31 Arief Romadhoni L 13 02

    32 M Galang A U L 13 02

    33 M Fajar andika L 18 02

    34 Zulfi M Syafi’ L 18 03

    35 Ilyas Hanafi L 18 04

    36 M Thoriqul Fawaid L 18 03

    37 M Sholikhani L 17 01

    38 M Farizi L 15 03

    39 Muhammad Sibyani L 15 01

    40 Hanif Khoirur R L 13 01

    41 Arikatul Namla P 15 02

    42 Bunga Arum Sari P 18 02

  • 49

    43 Maidatul Ulya P 18 03

    44 Munawaroh P 16 04

    45 M Targhibul Khasan L 18 03

    46 Amhal Kaifahmi L 18 03

    47 Diki Brahmantara L 17 03

    48 Syukron Mawahib L 17 02

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi

    ini, digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

    1. Metode Angket ( Kuesioner )

    Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang

    lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia

    memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Metode ini

    digunakan untuk mengumpulkan data tentang keaktifan mengikuti

    kegiatan tadarus al-qur’an melalui remaja islam Dusun Karangrejo Desa

    Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang.

    Dalam penelitian ini penulis mengajukan 20 item pertanyaan

    kepada 48 responden dengan sistem penskoran sebagai berikut:

    a. Jika jawaban a, maka nilainya 5

    b. Jika jawaban b, maka nilainya 3

    c. Jika jawaban c, maka nilainya 2

  • 50

    2. Metode Observasi

    Metode observasi disebut juga pengamatan meliputi kegiatan

    pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

    seluruh alat indera. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data

    ketika dilaksanakan penelitian terhadap sikap sosial remaja islam di

    Dusun Karangrejo Desa Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang.

    Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung

    kepada 48 responden berdasarkan indikator penilaian dengan sistem

    penskoran sebagai berikut :

    a. Jika sangat baik (a), maka nilainya 5

    b. Jika baik (b), maka nilainya 3

    c. Jika sedang (c), maka nilainya 2

    3. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya

    barang-barang tertulis. Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui

    gambaran umum sekolah, guru, sarana dan prasarana MI Kenteng

    Kecamatan Bandungan melalui dokumen atau arsip data statistik

    sekolah.

    H. Teknik Analisis Data

    Menganalisis data merupakan merupakan suatu langkah yang

    sangat kritis dalam penelitian. Peneliti harus memastikan pola mana yang

    akan digunakan. Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dari hasil

    penelitian yang bersifat kuantitatif, maka penulis menggunakan analisis

  • 51

    statistik jenis korelasi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ada

    tidaknya korelasi atau hubungan antara bimbingan keagamaan orang tua

    dengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di sekolah yang didasarkan

    pada data khusus yaitu bimbingan keagamaan orang tua ( x ) dan data

    ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di sekolah ( y ). Untuk menguji

    hipotesis yang diajukan kemudian diadakan perhitungan lebih lanjut

    menggunakan analisis statistik dengan rumus korelasi product moment

    yaitu :

    2222 yyNxxNyxxyN

    rxy

    Keterangan :

    rxy : Koefisien korelasi variabel x dan variabel y

    xy : perkalian antara x dan y

    x 2 : Variabel pengaruh

    y 2 : Variabel terpengaruh

    N : Jumlah Sampel yang diselidiki

    : Sigma (jumlah)

    Setelah hasil perhitungan di atas diperoleh, langkah selanjutnya

    adalah hasil tersebut dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan

    dengan nilai r yang terdapat dalam tabel nilai r product moment dengan

    tingkat kepercayaan 5 %. sehingga dapat diketahui bahwa r hitung dengan

  • 52

    r tabel signifikan atau tidak. Hal ini dikarenakan jika r hitung sama dengan

    atau lebih besar dari r tabel, maka r hitung dapat dikatakan signifikan dan

    sebaliknya jika r hitung sama lebih kecil dari r tabel, maka r hitung dapat

    dikatakan tidak signifikan.

  • 53

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Penelitian

    1. Keaktifan mengikuti kegiatan Tadarus Al-Qur’an

    Data tentang keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an yang

    merupakan variabel pengaruh (independen) dalam penelitian ini diperoleh

    dari hasil yang penulis berikan kepada 48 renaja islam di dusun Karangrejo

    desa Pabelan kabupaten Semarang tahun 2015 dengan perincian remaja

    laki-laki 33 orang dan remaja perempuan 15 orang. Dari hasil tertulis yang

    penulis berikan kepada responden dengan jumlah soal sebanyak 15 item,

    dapat diketahui tingkat keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an

    remaja islam di dusun Karangrejo dalam tabel berikut :

    Tabel 2.

    DAFTAR NILAI PERTANYAAN TENTANG KEAKTIFAN MENGIKUTI

    KEGIATAN TADARUS AL-QUR’AN

    No Nama Responden

    Frekuensi Nilai Total

    Nilai

    A B c A B C

    1 Muhammad Mufti S 11 3 1 33 6 1 40

    2 Ahmad Noval Farid 6 9 0 18 18 0 36

    3 Akbar Rai P 13 1 1 39 2 1 42

  • 54

    No Nama Responden

    Frekuensi Nilai Total

    Nilai

    A B c A B C

    4 M Tolkah A 10 4 1 30 8 1 39

    5 Angga Reza I 7 8 0 21 16 0 37

    6 M Makhin Sihab 13 2 0 39 4 0 43

    7 M. Faqih Nur S 11 4 0 33 8 0 41

    8 Miftakhul Arifin 10 5 0 30 10 0 40

    9 Siti Atmi Hidayati 11 4 0 33 8 0 41

    10 Anggita Ayu A 13 1 1 39 2 1 42

    11 Ahmad Rodhi 13 1 1 39 2 1 42

    12 Dwi Firda R 13 2 0 39 4 0 43

    13 Hanafiono 13 1 1 39 2 1 42

    14 Tifani Tiara Putri 11 4 0 33 8 0 41

    15 M Miftakhul Rizki 13 2 0 39 4 0 43

    16 M Amirudin Ghozi 8 7 0 24 14 0 38

    17 M Syarifudin 9 6 0 27 12 0 39

    18 Safira Zulfania 9 4 2 27 8 2 37

    19 Siti Zulaikha 10 5 0 30 10 0 40

    20 Amrina S. M 9 4 2 27 8 2 37

    21 Ahmad Sholikhan 13 2 0 39 4 0 43

  • 55

    No Nama Responden

    Frekuensi Nilai Total

    Nilai

    A B c A B C

    22 Nada Salwa F 14 1 0 42 2 0 44

    23 Rayfaldy Chandra M 12 2 1 36 4 1 41

    24 Imam Ardiansyah 11 3 1 33 6 2 41

    25 M Ilham Januar K 14 1 0 42 2 0 44

    26 Rina Nur Wahidah 15 0 0 45 0 0 45

    27 Umi Hasanah 9 4 2 27 8 2 37

    28 Ahdan Royhan Suni 7 7 1 21 14 1 36

    29 Fitri Nabila F 4 7 4 12 14 4 30

    30 M Difa Asshidiqie 6 9 0 18 18 0 36

    31 Arief Romadhoni 10 4 1 30 8 1 39

    32 M Galang A U 8 6 1 24 12 1 37

    33 M Fajar andika 11 3 1 33 6 1 40

    34 Zulfi M Syafi’ 7 7 1 21 14 1 36

    35 Ilyas Hanafi 11 3 1 33 6 1 40

    36 M Thoriqul Fawaid 11 4 0 33 8 0 41

    37 M Sholikhani 7 8 0 21 16 0 37

    38 M Farizi 12 3 0 36 6 0 42

    39 Muhammad Sibyani 13 2 0 39 4 0 43

  • 56

    No Nama Responden

    Frekuensi Nilai Total

    Nilai

    A B c A B C

    40 Hanif Khoirur R 6 6 3 18 12 3 33

    41 Arikatul Namla 6 5 4 18 10 4 32

    42 Bunga Arum Sari 10 4 1 30 8 1 39

    43 Maidatul Ulya 11 3 1 33 6 1 40

    44 Munawaroh 11 1 3 33 2 3 38

    45 M Targhibul Khasan 15 0 0 45 0 0 45

    46 Amhal Kaifahmi 13 2 0 39 4 0 43

    47 Diki Brahmantara 5 7 3 15 14 3 32

    48 Syukron Mawahib 10 4 1 30 8 1 39

    Jumlah 1896

    Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai bimbingan

    keagamaan orang tua terendah 30, nilai tertinggi 45 dan nilai rata-rata

    39,5. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan mengikuti kegiatan tadarus

    Al-Qur’an remaja islam dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten

    semarang tahun 2015 termasuk kategori baik. Hal ini berdasarkan

    interval nilai dalam tabel berikut ini:

    I = _R_

    K

    Keterangan :

    I : Interval

  • 57

    R : Range

    K : Jumlah kelas 3 (berdasarkan jumlah multiple choice)

    Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus :

    R = H – L + 1

    H = Jumlah item X Skor tertinggi, a = 3

    H = 15 X 3

    H = 45

    L = Jumlah item X skor terendah, c = 1

    L = 15 X 1

    L = 15

    Jadi nilai rangenya adalah:

    R = H – L + 1

    R = 45 – 15 + 1

    R = 31

    I = _R_

    K

    I = _ 31_

    3

    = 10,33

    Tabel 3.

    KATEGORI KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN TADARUS AL-QUR’AN

    No. Interval Nilai

    1 35-45

    2 25-34

  • 58

    3 15-24

    2. Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo

    Data tentang sikap sosial remaja islam dusun Karangrejo yang

    merupakan variabel terpengaruh ( dependen ) dalam penelitian ini

    diperoleh dari hasil angket dan observasi yang penulis lakukan kepada

    seluruh remaja islam dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang

    yang berjumlah 48 orang dengan perincian remaja laki-laki 33 orang dan

    remaja perempuan 15 orang. Dari hasil observasi yang penulis lakukan,

    dapat diketahui sikap sosial remaja islam di dusun Karangrejo desa Pabelan

    kabupaten Semarang tahun 2015 dalam tabel berikut ini:

    Tabel 4.

    DAFTAR NILAI SIKAP SOSIAL REMAJA ISLAM DUSUN

    KARANGREJO

    No Nama Responden

    Frekuensi Nilai Total

    Nilai

    A B C A B c

    1 Muhammad Mufti S 12 1 2 36 2 2 40

    2 Ahmad Noval Farid 8 7 0 24 14 0 38

    3 Akbar Rai P 12 2 1 36 4 1 41

    4 M Tolkah A 11 4 0 33 8 0 41

  • 59

    No Nama Responden

    Frekuensi Nilai Total

    Nilai

    A B C A B c

    5 Angga Reza I 12 2 1 36 4 1 41

    6 M Makhin Sihab 14 1 0 42 2 0 44

    7 M. Faqih Nur S 15 0 0 45 0 0 45

    8 Miftakhul Arifin 10 5 0 30 10 0 40

    9 Siti Atmi Hidayati 14 1 0 42 2 0 44

    10 Anggita Ayu A 8 5 2 24 10 2 36

    11 Ahmad Rodhi 7 5 3 21 10 3 34

    12 Dwi Firda R 15 0 0 45 0 0 45

    13 Hanafiono 15 0 0 45 0 0 45

    14 Tifani Tiara Putri 15 0 0 45 0 0 45

    15 M Miftakhul Rizki 14 1 0 42 2 0 44

    16 M Amirudin Ghozi 13 1 1 39 2 1 42

    17 M Syarifudin 15 0 0 45 0 0 45

    18 Safira Zulfania 13 2 0 39 4 0 43

    19 Siti Zulaikha 14 1 0 42 2 0 44

    20 Amrina S. M 11 3 1 33 6 1 40

    21 Ahmad Sholikhan 15 0 0 45 0 0 45

    22 Nada Salwa F 15 0 0 45 0 0 45

  • 60

    No Nama Responden

    Frekuensi Nilai Total

    Nilai

    A B C A B c

    23 Rayfaldy Chandra M 15 0 0 45 0 0 45

    24 Imam Ardiansyah 14 0 1 42 0 1 43

    25 M Ilham Januar K 15 0 0 45 0 0 45

    26 Rina Nur Wahidah 15 0 0 45 0 0 45

    27 Umi Hasanah 13 2 0 39 4 0 43

    28 Ahdan Royhan Suni 6 7 2 18 14 2 34

    29 Fitri Nabila F 6 4 5 18 8 5 31

    30 M Difa Asshidiqie 9 6 0 27 12 0 39

    31 Arief Romadhoni 14 1 0 42 2 0 44

    32 M Galang A U 6 8 1 18 16 1 35

    33 M Fajar andika 13 2 0 39 4 0 43

    34 Zulfi M Syafi’ 14 1 0 42 2 0 44

    35 Ilyas Hanafi 14 1 0 18 16 0 44

    36 M Thoriqul Fawaid 15 0 0 45 0 0 45

    37 M Sholikhani 6 9 0 18 18 0 36

    38 M Farizi 12 3 0 36 6 0 42

    39 Muhammad Sibyani 14 1 0 42 2 0 44

    40 Hanif Khoirur R 6 8 1 18 16 1 35

  • 61

    No Nama Responden

    Frekuensi Nilai Total

    Nilai

    A B C A B c

    41 Arikatul Namla 7 7 1 21 14 1 36

    42 Bunga Arum Sari 7 6 2 21 12 2 35

    43 Maidatul Ulya 14 1 0 42 2 0 44

    44 Munawaroh 13 2 0 39 4 0 43

    45 M Targhibul Khasan 15 0 0 45 0 0 45

    46 Amhal Kaifahmi 15 0 0 45 0 0 45

    47 Diki Brahmantara 5 9 1 15 18 1 34

    48 Syukron Mawahib 13 2 0 39 4 0 43

    Jumlah 1989

    Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai sikap sosial remaja islam

    dusun Karangrejo terendah 31, nilai tertinggi 45 dan nilai rata-rata 41,44.

    Hal ini menunjukkan bahwa sikap sosial remaja islam dusun Karangrejo

    desa Pabelan kabupaten Semarang tahun 2015 termasuk kategori baik,

    sebagaimana berdasarkan interval nilai dalam tabel berikut ini:

    I = _R_

    K

    Keterangan :

    I : Interval

    R : Range

    K : Jumlah kelas 3 (berdasarkan jumlah multiple choice)

  • 62

    Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus :

    R = H – L + 1

    H = Jumlah item Y Skor tertinggi, a = 3

    H = 15 X 3

    H = 45

    L = Jumlah item Y skor terendah, c = 1

    L = 15 X 1

    L = 15

    Jadi nilai rangenya adalah:

    R = H – L + 1

    R = 45 – 15 + 1

    R = 31

    I = _R_

    K

    I = _ 31_

    3

    = 10,33

    Tabel 5.

    KATEGORI SIKAP SOSIAL REMAJA ISLAM DUSUN KARANGREJO

    No. Interval Nilai

    1 35-45

    2 25-34

    3 15-24

  • 63

    B. Analisis Hasil Penelitian

    Analisis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

    korelasi atau hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an

    dengan sikap sosial remaja islam. Analisis ini didasarkan pada data khusus yaitu

    data keaktifan mengikuti tadarus Al-Qur’an (x) dan data sikap sosial remaja islam

    dusun Karangrejo (y). Dalam menganalisa data-data tersebut penulis

    menggunakan analisi