HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient...

46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA TINGKAT PERTAMA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran DESTIA WINDI DAMAYANTI G0008205 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

Transcript of HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient...

Page 1: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN

PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA TINGKAT PERTAMA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

DESTIA WINDI DAMAYANTI

G0008205

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2011

Page 2: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 02 Desember 2011

Destia Windi Damayanti NIM G0008205

Page 3: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

ABSTRAK

Destia Windi Damayanti, G0008205, 2011. Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa Tingkat Pertama Universitas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Tujuan penelitian: Membuktikan adanya hubungan positif antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri, sehingga dapat dilakukan pengembangan tentang manajemen penyesuaian diri melalui optimalisasi kualitas Emotional Quotient (EQ) seseorang.

Metode Penelitian: Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan teknik sampling random klaster. Jumlah sampel adalah 120 mahasiswa dari 3 fakultas yang berbeda. Instrumen penelitian berupa Skala Inventori L-MMPI, Skala Inventory EQ, dan Skala Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri (PKPD). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman melalui program SPSS 17.0 for Windows.

Hasil Penelitian: Jumlah sampel valid adalah 106 dari 120 mahasiswa. Analisis data dengan uji korelasi Spearman didapatkan bahwa ada hubungan positif yang bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05) dan nilai koefisien korelasi r = 0,749.

Simpulan Penelitian: Penelitian ini signifikan, terdapat korelasi positif antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri.

Kata kunci : Emotional Quotient (EQ), Kemampuan Penyesuaian Diri, Skala Inventory L-MMPI, Skala Inventory EQ, Skala Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri

Page 4: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

ABSTRACT

Destia Windi Damayanti, G0008205, 2011. The Relation between Emotional Quotient (EQ) with Self Adjustment Ability at the First Grade Students of Sebelas Maret University Surakarta, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.

Objective: Proving the existence of positive relationship between Emotional Quotient with Self Adjustment Ability, so the development about Self Adjusment management through the optimization of Emotional Quotient (EQ) quality can be used.

Methods: This is a observational analytic research with cross sectional approach using random cluster. The number of samples is 120 students from three different faculties. The research conducted using L-MMPI Inventory Scale, EQ Inventory Scale, and Scale Assessment of Self Adjustment Ability as research instruments. The obtained data is analyzed with Spearman Rank Correlation using SPSS 17.0 for Windows.

Results: The number of valid samples is 106 from 120 students. Based on analyzed data with the Spearman Rank Correlation, we have the evident of positive relation between Emotional Quotient with Self Adjustment Ability with significancy score 0,000 (p < 0,05) and correlation coefficient r = 0,749.

Conclusion: The research is significant, there is a positive correlation between Emotional Quotient and Self Adjustment Ability.

Keywords : Emotional Quotient (EQ), Assessment of Self Adjustment Ability, L-MMPI Inventory Scale, EQ Inventory Scale, Scale Assessment of Self Adjustment Ability

Page 5: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

PRAKATA

Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Sungguh segala kekuatan dan karunia hanyalah berasal dari Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa Tingkat Pertama Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta;

2. Prof. Dr. Much. Syamsyulhadi, dr., Sp.KJ (K) selaku Pembimbing Utama yang telah memberi bimbingan, saran, dan petunjuk guna penyusunan skripsi ini;

3. Bagus Wicaksono, Drs., M.Si selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberi bimbingan dan saran;

4. Prof. Dr. M. Fanani, dr., Sp.KJ (K) selaku Penguji Utama yang telah memberi saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini;

5. Novi Primadewi, dr., Sp.THT, M.Kes selaku Anggota Penguji yang telah memberi masukan demi kesempurnaan skripsi ini;

6. Seluruh dokter dan staf bagian Jiwa RSUD Dr. Moewardi; 7. Muthmainah, dr., MKes. selaku Ketua Tim Skripsi FK UNS beserta staf yang

telah memberi pengarahan; 8. Papa H. Mawardi, mama Hj. Darmawati, serta segenap keluarga yang

senantiasa memberikan semangat dan doa hingga selesainya skripsi ini; 9. Rudi Irawan, yang selalu memberi dukungan, semangat dan membantu

penulis dalam penulisan skripsi ini; 10. Teman dan sahabat penulis yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan

doanya selama ini: Faliqul, Lanny, Vera, Rere, Cilla, Deborah, Okti, Albertus, Erickson, Deliza, dan seluruh teman-teman angkatan 2008 lainnya;

11. Mahasiswa FT, FMIPA, FK UNS yang juga telah memberikan partisipasinya dalam penelitian ini;

12. Semua pihak lainnya yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.

Surakarta, 02 Desember 2011

Destia Windi Damayanti

Page 6: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

DAFTAR ISI

PRAKATA............................................................................................................ vi

DAFTAR ISI......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL................................................................................................. ix

DAFTAR SINGKATAN....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian............................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka................................................................................. 5

1. Emotional Quotient (EQ)............................................................... 5

2. Penyesuaian Diri............................................................................ 8

3. Hubungan EQ dengan Penyesuaian Diri....................................... 11

4. Skala Pengukuran.......................................................................... 12

B. Kerangka Pemikiran........................................................................... 17

C. Hipotesis............................................................................................ 18

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 19

A. Jenis Penelitian................................................................................... 19

B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 19

C. Subjek Penelitian................................................................................ 19

D. Teknik Sampling................................................................................ 20

E. Identifikasi Variabel Penelitian.......................................................... 21

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian........................................... 21

G. Alat dan Bahan Penelitian................................................................. 22

H. Cara Kerja.......................................................................................... 24

I. Skema Penelitian............................................................................... 26

J. Analisis Data..................................................................................... 26

Page 7: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB IV HASIL PENELITIAN.......................................................................... 27

A. Subjek Penelitian............................................................................... 27

B. Hasil Distribusi Sampel..................................................................... 27

C. Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 30

D. Hasil Analisis Data............................................................................ 30

BAB V PEMBAHASAN.................................................................................... 32

A. Hasil Penelitian................................................................................. 32

B. Keterbatasan Penelitian..................................................................... 34

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 36

A. Simpulan........................................................................................... 36

B. Saran................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 37

LAMPIRAN

Page 8: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sebaran Aitem Skala Inventori Emotional Quotient (EQ).................... 14

Tabel 2. Sebaran Aitem Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri (PKPD)....... 16

Tabel 3. Frekuensi Distribusi Data Sampel Berdasarkan Usia dan Jenis

Kelamin................................................................................................. 27

Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Kecerdasan Emosi.............................. 28

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Penilaian Kemampuan Penyesuaian

Diri......................................................................................................... 29

Page 9: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan 1. Emotional Quotient (EQ)

Singkatan 2. Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri (PKPD)

Singkatan 3. Lie Scale Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI)

Singkatan 4. Fakultas Kedokteran (FK)

Singkatan 5. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Singkatan 6. Fakultas Teknik (FT)

Page 10: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dan Penyebaran Kuesioner

Lampiran 2. Informed Consent

Lampiran 3. Kuesioner Lie Scale Minnesota Multiphasic Personality Inventory

(L-MMPI)

Lampiran 4. Kuesioner Emotional Quotient (EQ)

Lampiran 5. Kuesioner Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri (PKPD)

Lampiran 6. Hasil Uji Distribusi dan Uji Korelasi Analisis Data SPSS

Lampiran 7. Hasil Pengisian Skala Inventory Emotional Quotient (EQ)

Lampiran 8. Hasil Pengisian Skala Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri

(PKPD)

Page 11: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyesuaian diri merupakan hal penting bagi terciptanya kesehatan

jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu

mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidakmampuannya dalam

penyesuaian diri dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan

dalam masyarakat pada umumnya (Mutadin, 2002).

Manusia sebagai makhluk yang dinamis akan terus mengalami

perkembangan dan perubahan. Salah satunya adalah perubahan menjadi

mahasiswa baru. Istilah mahasiswa baru menurut Kamus Oxford (Hornby,

1995) adalah pada masa tingkat pertama di universitas, sehingga pada

penelitian ini mahasiswa baru selanjutnya disebut sebagai mahasiswa

tingkat pertama.

Mahasiswa tingkat pertama umumnya berusia antara 18 sampai 20

tahun. Rentang usia tersebut menurut Sarwono (2001) masih termasuk

kategori remaja. Remaja digambarkan oleh Hurlock (1997) sebagai masa

yang penuh masalah dan membutuhkan banyak penyesuaian diri karena

pada masa tersebut banyak terjadi perubahan sosial, peran, dan perilaku.

Perubahan eksternal dan internal remaja yang menjadi mahasiswa

memerlukan penyesuaian diri yang tepat. Mahasiswa tingkat pertama

Universitas Sebelas Maret berasal dari beberapa daerah yang berbeda, dari

keanekaragaman bahasa dan budaya terdapat keterbatasan komunikasi

Page 12: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

antarmahasiswa. Mahasiswa yang mempunyai kontrol emosi baik dan

terbiasa aktif dalam segala hal dapat memulai interaksi dan adaptasi

dengan lingkungan baru. Sedangkan mahasiswa yang mempunyai kontrol

emosi buruk dan terbiasa pasif, biasanya tidak mempunyai keberanian

yang cukup untuk memulai interaksi dan adaptasi dengan lingkungan baru.

Gangguan penyesuaian diri ini berpengaruh dalam fungsi sosial,

pekerjaan, dan akademis. Gangguan penyesuaian diri dapat teratasi bila

stresor dipindahkan atau mahasiswa belajar mengatasi stresor. Bila reaksi

ini masih berlangsung lebih dari 6 bulan, diagnosis terhadap gangguan

penyesuaian diri perlu diubah (Nevid, dkk, 2005).

Metode penyesuaian diri mahasiswa tingkat pertama dapat

dilakukan melalui interaksi yang di dalamnya juga melibatkan

komunikasi. Menurut Cangara (2000) komunikasi adalah proses

pertukaran informasi dengan menyampaikan gagasan atau perasaan agar

mendapat tanggapan dari orang lain dan dapat mengekspresikan dirinya

yang unik. Informasi yang disampaikan dalam komunikasi dapat berupa

identitas diri, pikiran, perasaan, penilaian terhadap keadaan sekitar,

pengalaman masa lalu dan rencana masa depan yang sifatnya rahasia

maupun yang tidak.

Berdasarkan penelitian Voitkane (2001) terhadap 607 mahasiswa

tingkat pertama Universitas Latvia didapatkan hasil bahwa 52,6 persen

mahasiswa mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan baru.

Page 13: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Istilah Emotional Quotient (EQ) pertama kali dikemukakan oleh

Salovey dan Meyer adalah untuk menjelaskan kemampuan mengenali

perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam

sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual. Emotional

Quotient (EQ) atau kecerdasan emosi bertumpu pada jalur emosi dalam

otak manusia. Sistem limbik yang secara evolusi jauh lebih tua daripada

bagian korteks otak (cortex cerebri) memainkan peran penting dalam

tatanan emosi. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai Alam Bawah

Sadar atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik

seperti menolong orang, dan perilaku tulus lainnya. Ledoux

mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu

manusia, tempat bermuaranya cinta, respek dan kejujuran. Dalam hal ini

emosi memiliki peranan yang sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan

dalam proses penyesuaian diri (Afifah, 2007).

Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa tingkat penyesuaian diri

dipengaruhi keadaan emosi. Pada penelitian sebelumnya terdapat

gangguan penyesuaian diri yang menyebabkan kesulitan berinteraksi dan

membentuk hubungan baru. Keterkaitan antara penyesuaian diri dan emosi

membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui

adanya hubungan penyesuaian diri dengan Emotional Quotient (EQ).

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan

kemampuan penyesuaian diri?

Page 14: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan

kemampuan penyesuaian diri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan Psikiatri mengenai apakah ada hubungan

antara Emotional Quotient (EQ) dengan penyesuaian diri.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pembanding atau pustaka

bagi para peminat masalah yang berhubungan dengan Emotional

Quotient (EQ) ataupun kemampuan penyesuaian diri, atau sebagai

bahan penelitian selanjutnya.

Page 15: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Emotional Quotient (EQ)/Kecerdasan Emosi

a. Pengertian Emosi

Sistem limbik yang secara evolusi jauh lebih tua daripada

bagian korteks otak (cortex cerebri) memainkan peran penting

dalam tatanan emosi (Afifah, 2007). Sistem limbik yang terdiri dari

Amigdala, Thalamus dan Hipothalamus ini berperan sangat penting

dan berhubungan langsung dengan sistem otonom maupun bagian

otak lainnya. Oleh karena adanya hubungan langsung sistem

limbik dengan sistem otonom, maka bila ada stimulus emosi

negatif yang masuk dan diterima oleh sistem limbik dapat

menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan jantung, dan

hipertensi. Tidak heran saat seseorang marah, maka jantung akan

berdetak lebih cepat dan lebih keras, dan tekanan darah dapat

meninggi (Purnomo, 2010).

Emosi adalah reaksi spontan manusia yang bila tidak

diaksikan atau diikuti perilaku, maka tidak dapat dinilai baik

buruknya (Maramis, 2009). Goleman (2003) menyebutkan emosi

mengandung arti setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan,

nafsu, dan setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.

Goleman membagi bentuk emosi menjadi delapan, yaitu amarah,

Page 16: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan

malu. Emotional Quotient (EQ) menurut Goleman (2003) merujuk

pada kemampuan mengenali perasaan diri sendiri, kemampuan

mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam

hubungan dengan orang lain.

Istilah Emotional Quotient (EQ) pertama kali dikemukakan

oleh Salovey dan Meyer adalah untuk menjelaskan kemampuan

mengenali perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan

secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan

intelektual. Selanjutnya disebut kecerdasan emosi sebagai

kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan

daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi,

koneksi, dan pengaruh manusiawi (Agustian, 2005).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emotional Quotient

(EQ)/Kecerdasan Emosi

Leduox (dalam Goleman, 2003) membagi faktor-faktor

yang mempengaruhi perkembangan Emotional Quotient menjadi

dua yaitu:

1) Faktor Fisik

Kecerdasan emosi seseorang ditentukan oleh hubungan

antara korteks (berpikir) dan sistem limbik (pengendali emosi).

Komponen selanjutnya yang berhubungan dengan kecerdasan

emosi adalah neuropeptida (dalam otak emosional) yang

Page 17: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dikirim ke seluruh tubuh ketika seorang merasakan suatu

emosi, lalu memberitahukan bagaimana tubuh harus bereaksi.

2) Faktor Psikis

Kecerdasan emosi ditentukan pula oleh temperamen

yaitu ciri-ciri kepribadian yang dimiliki oleh seseorang.

Menurut Breadbarry dan Greaves (2007) terdapat empat skill

yang secara bersama-sama membentuk kecerdasan emosi,

yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, dan

manajemen hubungan sosial. Kesadaran diri dan manajemen

diri adalah lebih mengenai diri seseorang, dua skill ini

membentuk kompetisi seseorang dalam menyadari keberadaan

emosi serta mengelola perilaku dan kecenderungan dirinya.

Sedangkan kesadaran sosial dan manajemen hubungan sosial

adalah lebih mengenai bagaimana seseorang berinteraksi

dengan orang lain, keduanya akan membentuk kompetensi

seseorang dalam memahami perilaku dan alasan orang lain

serta kemampuannya dalam mengelola konflik interpersonal.

c. Aspek-Aspek Emotional Quotient (EQ)/Kecerdasan Emosi

Aspek-aspek Emotional Quotient (EQ) sama pentingnya

dengan nalar dan seringkali lebih penting daripada nalar karena

kecerdasan tidak berarti apa-apa bila emosi sedang berkuasa.

Kecerdasan emosi bukan didasarkan pada intelejensi, melainkan

pada sesuatu yang dahulu disebut karakteristik pribadi atau

Page 18: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

karakter (Budiyanto, 2004). Wilayah kecerdasan emosi menurut

Salovey meliputi 5 wilayah sebagai berikut: (1) mengenali emosi

diri, yakni kemampuan memantau perasaan membuat seseorang

berada dalam kekuasaan perasaan sehingga sulit mengambil

keputusan, (2) mengelola emosi, sehingga perasaan dapat

terungkap dengan tepat, ini merupakan sebuah kecakapan yang

tergantung pada kesadaran diri, (3) memotivasi diri sendiri, kendali

diri dari emosional, menahan diri terhadap kepuasan dan

mengendalikan dorongan hati, (4) mengenali emosi orang lain,

kemampuan ini bermanfaat untuk membina networking dan

menunjang keberhasilan dalam setiap upaya, (5) membina

hubungan, dibutuhkan keterampilan mengelola emosi dalam

membina hubungan (Goleman, 2003).

2. Penyesuaian Diri

a. Pengertian Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri adalah suatu proses di mana seorang

individu mendapatkan pembentukan sifat untuk berperilaku yang

sesuai dengan lingkungannya atau usaha seseorang yang bersifat

dinamis untuk menyelaraskan diri dengan lingkungan sehingga

dapat mencapai keseimbangan dan keharmonisan dalam hidupnya

untuk memenuhi tuntutan sosial (Rejeki, 2010).

Penyesuaian diri tidak bisa dikatakan baik atau buruk, maka

dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan respon-

Page 19: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

respon mental dan tingkah laku yang menyebabkan individu

berusaha menanggulangi kebutuhan-kebutuhan, tegangan-

tegangan, frustasi-frustasi, dan konflik-konflik batin. Perbedaan

jenis kelamin berpengaruh terhadap penyesuaian diri individu, teori

ini didukung oleh pernyataan Middlebrook bahwa laki-laki lebih

mudah menyesuaikan diri daripada perempuan (Semiun, 2010).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

Beberapa faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri

antara lain:

1) Kondisi, meliputi:

a) Keturunan, menurut Allport, kepribadian merupakan

organisasi dinamis dari aitem fisik dalam individu yang

turut menentukan cara yang khas dalam menyesuaikan diri.

b) Keadaan Fisik, seseorang yang sehat dan kuat serta normal

akan dapat mengikuti setiap aktifitas sesuai dengan

perkembangannya.

c) Koordinasi Motorik, pada umumnya individu akan merasa

senang apabila unggul dalam kegiatan yang menggunakan

motorik.

d) Gangguan Psikis, individu yang kurang mendapat kasih

sayang dari orang tua akan menyebabkan emosinya

terganggu.

Page 20: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2) Situasi, meliputi:

a) Lingkungan Keluarga, keluarga memegang peranan penting

dalam pembentukan kepribadian anak.

b) Lingkungan Pendidikan, staf pengajar beserta semua yang

ada di lingkungan pendidikan harus memberikan

kemudahan belajar dan mengajar, fasilitas yang membantu

individu dalam pertumbuhan dan perkembangan.

c) Bangunan yang Tidak Memenuhi Standar, misal gelap,

tidak ada ventilasi, tidak ada kamar mandi dan WC, dan

sikap pengajar yang tidak simpatik.

(Rizky, 2009).

c. Tingkatan Penyesuaian Diri

Beberapa tingkatan dari penyesuaian diri, yaitu: (1)

Perkembangan sifat sosial individu, sifat sosial adalah sifat kodrati

yang biasanya dibawa individu sejak lahir, (2) Perkembangan

bahasa, semakin individu tumbuh dan berkembang maka semakin

luas pula pergaulan individu dan tata bahasanya, (3) Perkembangan

aestetika, aestetika merupakan kemampuan jiwa yang

dipergunakan untuk menentukan sesuatu dengan ukuran bagus atau

tidak bagus, baik atau tidak baik (Rejeki, 2010).

d. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri

Aspek-aspek penyesuaian diri meliputi: (1) Persepsi

terhadap realitas, individu mengubah persepsinya tentang

Page 21: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kenyataan hidup dan menginterpretasikannya, sehingga mampu

menentukan tujuan yang realistik sesuai dengan kemampuannya

serta mampu mengenali konsekuensi dan tindakannya agar dapat

menuntun pada perilaku yang sesuai, (2) Kemampuan mengatasi

stres dan kecemasan, individu mampu mengatasi masalah-masalah

yang timbul dalam hidup dan mampu menerima kegagalan yang

dialami, (3) Gambaran diri yang positif, individu mempunyai

gambaran diri yang positif baik melalui penilaian pribadi maupun

melalui penilaian orang lain, sehingga individu dapat merasakan

kenyamanan psikologis, (4) Kemampuan mengekspresikan emosi

dengan baik, individu dapat mengekspresikan emosi dengan baik

dan mampu melakukan kontrol emosi yang baik, dan (5) Hubungan

interpersonal yang baik, individu mampu membentuk hubungan

dengan orang lain, dengan cara yang berkualitas dan bermanfaat

(Runyon dan Haber, 1984).

3. Hubungan Emotional Quotient (EQ) dengan Penyesuaian Diri

Bagaimana cara seorang menyesuaikan dirinya terhadap segala

hal tergantung pada emosi, intelejensi, dan kepribadiannya. Jika

terjadi ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri akan terjadi dampak

berupa masalah emosi dan gangguan psikososial yang merupakan

wujud dari ketidakmampuan penyesuaian diri.

Ketidakmampuan ini dikarenakan kurangnya tingkat

kecerdasan emosi/Emotional Quotient mengingat Reuven Bar-on

Page 22: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

membagi kecerdasan emosi menjadi lima area, yaitu (a) Area

intrapersonal yang terkait dengan kemampuan diri untuk mengenal

dan mengendalikan diri sendiri, (b) Area interpersonal, berkaitan

dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain, (c) Area

penyesuaian diri yang menggambarkan kemampuan untuk bersikap

lentur dan realistis, dan untuk menyelesaikan masalah yang muncul,

(d) Area pengendalian stres terkait dengan kemampuan diri untuk

tahan menghadapi stres dan mengendalikan impuls, (e) Suasana hati

umum yang di dalamnya mencakup optimisme dan bahagia (Agustian,

2005).

Telah diteliti bahwa tipe emosi dan pola pikir akan penerimaan

suatu keadaan berpengaruh signifikan dalam tingkat resistensi

seseorang terhadap suatu keadaan (Agustian, 2005).

4. Skala Pengukuran

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Oleh

karena penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian

kuantitatif maka kuesioner yang digunakan merupakan skala psikologi

sehingga setiap respon terhadap jawaban dapat diberi skor melalui

proses penskalaan (Saifuddin, 2003).

Skala sebagai alat ukur aspek afektif mempunyai karakteristik

pertanyaan tidak langsung sehingga jawaban akan tergantung pada

interpretasi subjek dan bersifat proyektif terhadap perasaan atau

kepribadiannya. Skala psikologi selalu berisi banyak aitem, jawaban

Page 23: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

subjek terhadap satu aitem baru merupakan sebagian dari banyak

indikasi mengenai atribut yang diukur, dan simpulan akhir sebagai

suatu diagnosis baru dapat dicapai bila semua aitem telah direspon.

Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau

“salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara

jujur dan sungguh-sungguh. Hanya saja, jawaban yang berbeda akan

diinterpretasikan berbeda pula (Saifuddin, 2003).

Kuesioner yang akan dipakai adalah kuesioner langsung dan

tertutup. Kuesioner langsung adalah bila aitem pertanyaan bersifat

menggali informasi mengenai diri responden itu sendiri. Kuesioner

tertutup adalah bila pertanyaan pada angket disertai kemungkinan

jawaban yang nilainya paling sesuai (Faisal, 1981).

a. Skala Inventori Lie Scale Minnesota Multiphasic Personality

Inventory (L-MMPI)

Instrumen ini digunakan untuk menguji kejujuran

responden dalam menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner

penelitian. Nomor pernyataan cenderung mencerminkan perilaku

yang dianggap diharapkan secara sosial tetapi jarang dipraktekkan

(Kaplan dan Sadock, 1997). Skala L-MMPI berisi 15 butir

pernyataan untuk dijawab responden dengan “ya” bila butir

pernyataan dalam L-MMPI sesuai dengan perasaan dan keadaan

responden, dan “tidak” bila tidak sesuai dengan perasaan dan

keadaan responden. Responden dapat dipertanggungjawabkan

Page 24: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kejujurannya bila jawaban “tidak” berjumlah kurang dari 10 (Salan,

1981).

b. Skala Inventori EQ

Pada subjek penelitian digunakan skala inventori EQ yang

telah divalidasi dan disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan

emosi (EQ) oleh Salovey dan Meyer dalam Goleman (2003), yaitu

meliputi kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi,

memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina

hubungan. Skala ini telah digunakan Afifah (2007) dalam

penelitiannya dengan aitem valid sebanyak 46 aitem.

Kuesioner ini terdiri dari dua macam penyataan yaitu

penyataan favourable dan unfavourable. Favourable adalah

pertanyaan yang mendukung, memihak, atau menunjukkan ciri

adanya atribut yang diukur. Aitem favourable sebanyak 22

pernyataan dan unfavourable sebanyak 24 pernyataan.

Adapun Blue Print skala inventori EQ adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Sebaran Aitem Skala Inventori EQ

Jenis Aitem Nomor Aitem Jumlah

Favourable 1, 3, 4, 6-9, 16, 18, 20, 21, 24, 27-29,

32, 34, 35, 37, 38, 40, 45

22

Unfavourable 2, 5, 10-15, 17, 19, 22, 23, 25, 26, 30,

31, 33, 36, 39, 41-44, 46

24

Total 46

Page 25: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Pembuatan alat ukur digunakan skala: Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Pemberian skor untuk tiap subjek didasarkan atas sifat pernyataan

dan alternatif jawaban yang dipilih. Untuk pernyataan yang bersifat

favourable adalah Sangat Setuju bernilai 4, Setuju bernilai 3, Tidak

Setuju bernilai 2, dan Sangat Tidak Setuju bernilai 1. Sedangkan

untuk pernyataan yang bersifat unfavourable adalah Sangat Setuju

bernilai 1, Setuju bernilai 2, Tidak Setuju bernilai 3, dan Sangat

Tidak Setuju bernilai 4.

c. Skala Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri (PKPD)

Instrumen ini digunakan sebagai penilai derajat

kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan sekitar.

Instrumen ini telah divalidasi dan disusun oleh Runyun dan Haber

berdasarkan mekanisme penyesuaian diri psikologik yang meliputi

persepsi terhadap realitas, kemampuan mengatasi stres dan

kecemasan, gambaran diri yang positif, kemampuan

mengekspresikan emosi dengan baik, dan hubungan interpersonal

yang baik.

Kuesioner ini terdiri dari dua macam pernyataan yaitu

pernyataan favourable dan unfavourable. Favourable adalah

pernyataan yang mendukung, memihak, atau menunjukkan ciri

adanya atribut yang diukur. Aitem favourable sebanyak 19

pernyataan dan unfavourable sebanyak 18 pernyataan. Nilai

Page 26: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

bergerak dari 0 sampai 4 untuk aitem favourable dan 4 sampai 0

untuk aitem unfavourable. Adapun Blue Print Penilaian

Kemampuan Penyesuaian Diri (PKPD) adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Sebaran Aitem Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri

(PKPD)

Jenis Aitem Nomor Aitem Jumlah

Favourable 1-9, 17, 18, 20, 26, 29, 30-33, 36 19

Unfavourable 10-16, 19, 21-25, 27, 28, 34,35,37 18

Total 37

Page 27: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. Kerangka Pemikiran

Mahasiswa Tingkat Pertama

Universitas Sebelas Maret

EQ Rendah EQ Tinggi

Instrumen

Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri

PKPD Rendah PKPD Tinggi

Sulit Menyesuaikan diri Mudah menyesuaikan diri

Page 28: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ada hubungan positif antara

Emotional Quotient (EQ) dengan kemampuan penyesuaian diri Mahasiswa

Tingkat Pertama Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 29: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.

Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian

observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam studi ini,

variabel bebas dan tergantung dinilai secara simultan pada suatu saat. Jadi

tidak ada follow up pada studi ini (Sudigdo, 2002).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Universitas Sebelas Maret Surakarta pada

tanggal 10 Mei 2011 sampai 2 Juni 2011.

C. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada Mahasiswa Tingkat Pertama Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Sampel pada penelitian ini melibatkan 3 fakultas

yakni Fakultas Kedokteran, Fakultas MIPA, Fakultas Teknik yang dipilih

secara random klaster dengan 40 sampel dari masing-masing fakultas,

sehingga total sampel yang digunakan adalah 120. Penentuan ini mengacu

pada rumus rules of thumb dengan jumlah sampel minimum 30 pada

masing-masing kategori dengan kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi:

a. Mahasiswa laki-laki dan perempuan

b. Mahasiswa usia 18 - 20

Page 30: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c. Mahasiswa sehat fisik dan mental

d. Mahasiswa kooperatif

2. Kriteria eksklusi:

a. Mahasiswa yang tidak bersedia jadi sampel

b. Mahasiswa dengan jumlah jawaban “tidak” pada skala inventori L-

MMPI ≥ 10

D. Teknik Sampling

Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswa Tingkat Pertama

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Teknik sampling yang digunakan

adalah random klaster yang mana digunakan untuk populasi dalam jumlah

besar, teknik ini memudahkan peneliti untuk menyusun daftar subjek

dalam batas waktu yang tersedia dengan cakupan populasi yang besar

(Taufiqurahman, 2009).

Langkah pertama sampling yaitu pengambilan populasi target,

populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat pertama

Universitas Sebelas Maret. Kemudian membagi populasi menjadi klaster-

klaster, klaster yang dimaksud adalah berdasarkan fakultas, sehingga

populasi dibagi berdasarkan sembilan fakultas yang ada di Universitas

Sebelas Maret. Selanjutnya menyusun daftar klaster, menyusun sembilan

fakultas menjadi tiga baris, sehingga dalam satu baris terdapat tiga

fakultas. Kemudian mengundi baris yang akan diambil untuk sampel,

terdapat tiga fakultas dalam baris yang diperoleh secara undian. Dari

masing-masing fakultas akan diambil 40 subjek sampel. Sehingga total

Page 31: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

sampel sebesar 120 dari tiga macam fakultas yang telah dipilih yang akan

diminta untuk mengisi angket penelitian. Yang memenuhi persyaratan

untuk diikutsertakan dalam analisis data 106 sampel, sedangkan 14 sampel

lainnya gugur karena memiliki minimal satu kriteria eksklusi.

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Emotional Quotient (EQ)

2. Variabel Terikat : Kemampuan Penyesuaian Diri

3. Variabel Luar

a. Terkendali : Usia

b. Tidak terkendali : Tingkat sosial ekonomi, Kepribadian dasar,

Pendidikan, Lingkungan keluarga

F. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas

Emotional Quotient (EQ) adalah kemampuan untuk mengenali

perasaan baik diri sendiri maupun orang lain, mengendalikan perasaan

dengan baik sehingga mampu melakukan hubungan sosial yang sehat

dengan orang lain, dan mampu mengatasi tuntutan dan tekanan

lingkungan.

Nilai EQ diperoleh dari skor jawaban subjek pada skala EQ.

Makin tinggi jumlah skor yang diperoleh subjek maka makin tinggi

Emotional Quotient (EQ) nya, begitu juga sebaliknya.

Page 32: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2. Variabel Terikat

Kemampuan penyesuaian diri adalah daya yang dimiliki dan

dikerahkan seseorang dalam menyelaraskan diri dengan lingkungan

sehingga tercipta keseimbangan dalam kehidupan sosial. Hal ini

diungkapkan dengan Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri (PKPD).

Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh pada skala PKPD

maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan penyesuaian diri, begitu

juga sebaliknya.

G. Alat dan Bahan Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.

Mengingat pengukuran dalam penelitian ini adalah kuantitatif maka

kuesioner yang digunakan merupakan skala psikologi sehingga setiap

respon terhadap jawaban dapat diberi skor melalui proses penskalaan

(scalling) (Saifuddin, 2003).

1. Informed Consent

Instrumen ini digunakan sebagai bukti tertulis dari pernyataan

tentang persetujuan responden untuk dijadikan sampel dalam

penelitian ini. Berisi beberapa kalimat pernyataan persetujuan serta

dilengkapi tanda tangan dari responden sebagai sampel.

Page 33: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2. Skala Inventory Lie Scale Minnesota Multiphasic Personality

Inventory (L-MMPI)

Instrumen ini digunakan untuk menguji kejujuran responden

dalam menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner penelitian.

Skala L-MMPI berisi 15 butir pertanyaan untuk dijawab responden

dengan “ya” bila butir pertanyaan dalam L-MMPI sesuai dengan

perasaan dan keadaan responden, dan “tidak” bila tidak sesuai dengan

perasaan dan keadaan responden. Responden dapat

dipertanggungjawabkan kejujurannya bila jawaban “tidak” berjumlah

kurang dari 10 (Salan, 1981).

3. Skala Inventory EQ

Pada subjek penelitian dikenakan skala inventory EQ yang

telah disusun berdasarkan aspek-aspek Emotional Quotient (EQ).

Pemberian skor untuk tiap subjek didasarkan atas sifat pernyataan dan

alternatif jawaban yang dipilih. Untuk pernyataan yang bersifat

favourable adalah Sangat Setuju bernilai 4, Setuju bernilai 3, Tidak

Setuju bernilai 2, dan Sangat Tidak Setuju bernilai 1. Sedangkan

untuk pernyataan yang bersifat unfavourable adalah Sangat Setuju

bernilai 1, Setuju bernilai 2, Tidak Setuju bernilai 3, dan Sangat Tidak

Setuju bernilai 4.

4. Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri (PKPD)

Instrumen ini digunakan sebagai penilai derajat kemampuan

seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap sesuatu yang baru.

Page 34: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Instrumen ini disusun berdasarkan persepsi terhadap realitas,

kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, gambaran diri yang

positif, kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik, dan

hubungan interpersonal yang baik. Nilai bergerak dari 0 sampai 4

untuk aitem favourable dan 4 sampai 0 untuk aitem unfavourable.

Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek menunjukkan

kemampuan penyesuaian diri yang tinggi, begitu juga sebaliknya.

H. Cara Kerja

1. Pengambilan data dilakukan selama 4 hari.

2. Tiap sampel diberi lembar informed consent dan 3 macam kuesioner

(Skala inventory L-MMPI, Skala Inventory EQ, dan Penilaian

Kemampuan Penyesuaian Diri) secara bersamaan. Setiap skala diminta

untuk diisi secara lengkap sesuai petunjuk. Pengumpulan skala diberi

waktu maksimal 2 hari.

3. Pemilihan skala yang memenuhi syarat untuk diikutsertakan dalam

perhitungan/analisis data. Skala inventory L-MMPI dihitung terlebih

dahulu. Skala ini berisi 15 butir pernyataan untuk dijawab responden

dengan “ya” bila butir pernyataan dalam L-MMPI sesuai dengan

perasaan dan keadaan responden. Responden dapat

dipertanggungjawabkan kejujurannya bila jawaban “tidak” berjumlah

kurang dari 10 maka sampel memenuhi syarat kejujuran.

4. Selanjutnya perhitungan skala inventory EQ. Pemberian skor untuk

tiap subjek didasarkan atas sifat pernyataan dan alternatif jawaban

Page 35: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

yang dipilih. Nilai Emotional Quotient (EQ) diperoleh dari skor

jawaban subjek pada skala inventory EQ.

5. Kemudian perhitungan Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri

(PKPD). Nilai bergerak dari 0 sampai 4 untuk aitem favourable dan 4

sampai 0 untuk aitem unfavourable. Semakin tinggi skor total yang

diperoleh subjek menunjukkan kemampuan penyesuaian diri yang

semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.

6. Setelah diperoleh skor dari skala tiap variabel yang berupa skala

interval, selanjutnya diuji normalitas data. Jika data terdistribusi

normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji Pearson. Jika data

tidak terdistribusi normal, maka digunakan uji alternatif yaitu uji

Spearman dengan menggunakan SPSS 17.0.

Page 36: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

I. Skema Penelitian

J. Analisis Data

Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman dengan derajat

kemaknaan α = 0,05 melalui program SPSS 17.0.

Mahasiswa Tingkat Pertama UNS

Informed consent Random Klaster

Calon Subjek Penelitian

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Subjek Penelitian 120 sampel

Skala Inventori EQ Variabel Bebas dengan Skala Interval

Penilaian Kemampuan Penyesuaian Diri (PKPD) Variabel Terikat Skala Interval

Analisis Korelasi à Spearman

Skala Inventori L-MMPI

Page 37: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat pertama

Fakultas Kedokteran, Teknik, dan MIPA Universitas Sebelas Maret

Surakarta (angkatan 2010). Pengambilan data terhadap subjek penelitian

yang telah memenuhi kriteria inklusi, ekslusi, dan sesuai random klaster

dilakukan dengan memberikan skala pengukuran langsung kepada

mahasiswa bersangkutan. Pada penelitian ini diambil sampel 120

mahasiswa, masing-masing 40 sampel dari tiap fakultas secara acak. Dari

120 mahasiswa, yang memenuhi kriteria penelitian adalah sebanyak 106

mahasiswa. Sementara 14 responden lainnya gugur karena memiliki hasil

test L-MMPI dengan jawaban tidak ≥10 serta memiliki minimal satu

kriteria eksklusi.

B. Hasil Distribusi Sampel

Tabel 3. Frekuensi Distribusi Data Sampel Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Karakteristik Frekuensi

Usia

18 tahun 31

19 tahun 45

20 tahun 30

Page 38: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Jenis Kelamin

Perempuan 62

Laki-laki 44

Data Primer Mei 2011

Berdasarkan pada tabel didapatkan mahasiswa berusia 18 tahun

sebanyak 31 orang (29,25%), usia 19 tahun sebanyak 45 orang (42,45%)

dan usia 20 tahun sebanyak 30 orang (28,30%). Berdasarkan jenis

kelamin: jenis kelamin perempuan sebanyak 62 orang (58,50%),

sedangkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 44 orang (41,50%).

Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Kecerdasan Emosi

Skor Kecerdasan

Emosi

Jumlah Aitem Skor

Frekuensi masing-masing

skor

Total

110, 119, 120, 124, 126, 127, 129, 133, 138, 145, 149, 154, 159, 160

14 1 14

117, 125, 143, 144 4 2 8

121, 123, 128 3 3 9

114, 130, 136 3 4 12

140 1 5 5

118, 122, 139 3 6 18

135, 137 2 7 14

132 1 8 8

131, 134 2 9 18

Total 106

Page 39: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Dari table 4. Terlihat bahwa skor kecerdasan emosional 131 dan

134 yang memiliki frekuensi terbanyak sebesar sembilan responden

(8,5%), kemudian terbanyak kedua adalah skor 132 dengan jumlah

delapan responden (7,5%), skor 135 dan 137 masing-masing terdapat pada

tujuh responden (6,6%). Sementara nilai skor yang lain masing-masing

hanya didapat pada satu sampai enam responden saja (0,9-5,7%).

Data mentah lengkap sebaran skor kecerdasan emosional dapat

dilihat pada bagian lampiran penelitian ini.

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Penilaian Kemampuan

Penyesuaian Diri

Skor PKPD

Jumlah aitem skor

Frekuensi masing-masing

skor

Total

67, 79, 84, 86, 93, 98, 101, 103, 108, 109, 112, 117, 118, 126, 130

15 1 15

83, 88, 89, 94, 95, 114, 115, 116, 121, 122, 128

11 2 22

71, 81, 85, 90, 100, 110, 99, 107, 119

9 3 27

102, 91, 77 3 4 12

104, 111, 106, 105, 97 5 6 30

Total 106

Dari tabel, terlihat bahwa skor PKPD 97, 104, 105, 106, dan 111

yang memiliki frekuensi terbanyak sebesar enam responden (5,7%),

Page 40: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kemudian terbanyak kedua adalah skor 77, 91, dan 102 dengan jumlah

empat responden (3,8%). Sementara nilai skor yang lain masing-masing

hanya didapat pada satu sampai tiga responden saja (0,9-2,8%).

Data mentah lengkap sebaran skor PKPD dapat dilihat pada bagian

lampiran penelitian ini.

C. Hasil Uji Normalitas

Pada penelitian ini sampel yang digunakan lebih dari 50, maka uji

normalitas yang memenuhi syarat untuk digunakan bukanlah Shapiro-Wilk

melainkan Kolmogorov-Smirnov.

Hasil uji normalitas menunjukkan p < 0,05 untuk kecerdasan

emosional dan PKPD. Hal ini mengindikasikan bahwa distribusi data tidak

normal, maka langkah berikutnya dilakukan transformasi data pada kedua

variabel. Setelah dilakukan transformasi data, tetap didapatkan distribusi

yang tidak normal pada kedua variabel. Maka uji korelasi yang

dipergunakan sebagai uji alternatif adalah uji nonparametric (uji

Spearman).

D. Hasil Analisis data

Penelitian ini menggunakan uji korelasi nonparametric (uji

Spearman) dan diperoleh nilai significancy 0,000, yang artinya p < 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara skor kecerdasan

emosional dengan penyesuaian kemampuan diri yang bermakna.

Page 41: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Selain itu nilai korelasi Spearman sebesar +0,749. Tanda positif (+)

pada nilai korelasi menunjukkan bahwa arah korelasi searah, artinya

semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula nilai variabel

lainnya. Selain itu nilai korelasi lebih besar dari 0,5 yakni sebesar 0,749

menunjukan bahwa kekuatan korelasi kuat.

Page 42: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB V

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat

pertaman Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada penelitian ini diambil

sampel total 120 mahasiswa secara acak dari tiga fakultas yaitu FK, FT,

dan FMIPA. Dari 120 mahasiswa tersebut yang memenuhi kriteria

penelitian sebanyak 106 mahasiswa, sedangkan 14 mahasiswa gugur

karena memiliki kriteria eksklusi. Sampel yang diambil dalam penelitian

ini adalah sampel yang berusia 18-20 tahun, hal ini dilakukan agar sampel

lebih homogen sehingga hasil penelitian dapat lebih valid.

Emotional Quotient (EQ) dipengaruhi salah satunya oleh

kepribadian dasar. Individu memiliki kepribadian yang berbeda-beda

tergantung pola asuh keluarga, hal ini yang menyebabkan

ketidakseragaman hasil EQ pada setiap individu. Namun, didapatkan hasil

EQ dalam rentang skor yang dekat dengan skor tertinggi 160 dan terendah

110.

Kemampuan penyesuaian diri setiap individu berbeda, perbedaan

ini disebabkan salah satunya oleh faktor lingkungan. Lingkungan

memberikan dorongan bagi setiap individu untuk melakukan penyesuaian

diri agar dapat diterima dengan baik. Lingkungan yang berperan dalam

penelitian ini adalah lingkungan pendidikan yaitu Universitas Sebelas

Page 43: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Maret Surakarta. Hasil PKPD berbeda-beda pada setiap individu karena

sampel diambil di tiga fakultas berbeda yang memiliki dorongan

penyesuaian diri berbeda. Rentang setiap skor PKPD lebih jauh daripada

rentang skor EQ, dengan skor PKPD tertinggi 130 dan terendah 67.

Bagaimana cara individu menyesuaikan dirinya terhadap segala hal

tergantung pada emosi, lingkungan, dan kepribadiannya. Jika terjadi

ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri akan terjadi dampak berupa

masalah emosi dan gangguan psikososial yang merupakan wujud dari

ketidakmampuan penyesuaian diri. Tuntutan kompetitif di tiga fakultas

yaitu Teknik, MIPA, dan Kedokteran berbeda-beda, ini menyebabkan

rentang skor PKPD lebih jauh daripada rentang skor EQ yang lebih

dipengaruhi oleh kepribadian individu. Hal ini juga didukung oleh

pernyataan Koentjaraningrat, bahwa penyesuaian diri pada generasi muda

sekarang tergantung faktor luar seperti lingkungan.

Dari penelitian diperoleh hasil yang sesuai dengan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada hubungan positif yang bermakna antara

kecerdasan emosional dengan kemampuan penyesuaian diri. Dimana

mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi akan

memiliki kemampuan penyesuaian diri yang lebih tinggi pula. Begitu pula

sebaliknya mahasiswa dengan kecerdasan emosional lebih rendah akan

memiliki kemampuan penyesuaian diri yang lebih rendah. Hal ini sesuai

dengan Goleman (2003) yang mengatakan bahwa koordinasi suasana hati

adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila individu pandai

Page 44: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

menyesuaikan diri dengan suasana hati individu lain, maka individu

tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih

mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial.

Penelitian serupa yang dilakukan oleh Elisabeth Engelberg (2002)

dari Stockholm School of Economics mendapatkan hasil sama yaitu

penyesuaian diri yang sukses terkait dengan persepsi suasana hati yang

memperkuat hipotesis bahwa persepsi emosi sangat penting untuk adaptasi

pada tingkat sosial.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, diantaranya

adalah tidak membedakan kepribadian dasar setiap individu karena ada

pernyataan dari Breadbarry dan Graves (2007) yang menyebutkan pola

asuh orangtua mempengaruhi kepribadian dasar anak yang akan

mempengaruhi kecerdasan emosionalnya juga. Dalam penelitian ini juga

tidak dibedakan antara responden laki-laki dan perempuan, karena ada

pernyataan dari Middlebrook yang menyebutkan bahwa laki-laki memiliki

kemampuan penyesuaian diri lebih tinggi dari perempuan. Selain itu, pada

penelitian ini belum meninjau kemungkinan faktor lain yang

mempengaruhi kecerdasan emosional dan kemampuan penyesuaian diri

seperti pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan lingkungan keluarga.

Penelitian dengan kedua variabel ini sudah banyak diteliti dalam

lingkup masyarakat umum, namun penelitian ini memiliki perbedaan

yakni dalam lingkup mahasiswa di tiga fakultas yang berbeda. Penulis

Page 45: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

memiliki beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, diantaranya adalah

keterbatasan waktu, biaya, dan kemampuan. Sehingga, faktor-faktor

seperti kepribadian, jenis kelamin, pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan

lingkungan keluarga tidak diteliti dalam penelitian ini. Walaupun dengan

keterbatasan tersebut penelitan ini menunjukkan bahwa nilai-nilai

kecerdasan emosi sesuai untuk mempertahankan dan meningkatkan

penyesuaian diri individu. Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk

penelitian selanjutnya dengan menganalisis kepribadian dasar yang akan

mempengaruhi kecerdasan emosional individu tersebut.

Page 46: HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN KEMAMPUAN .../Hubungan...bermakna antara Emotional Quotient (EQ) dengan Kemampuan Penyesuaian Diri dengan nilai significancy 0,000 (p < 0,05)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB VI

SIMPULAN dan SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

beberapa hal antara lain :

1. Pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang bermakna

antara kecerdasan emosional dengan kemampuan penyesuaian diri

sebesar 0,000 (p < 0,05).

2. Terdapat korelasi yang kuat dan positif antara kecerdasan emosional

dengan kemampuan penyesuaian diri sebesar +0,749, di mana

semakin tinggi kecerdasan emosional semakin tinggi kemampuan

penyesuaian diri, begitu pula sebaliknya.

B. Saran

1. Membuka diri terhadap lingkungan sekitar dan aktif mengikuti

kegiatan-kegiatan intrinsik ataupun ekstrinsik yang positif.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang analisis pola asuh

responden dalam keluarga karena pola asuh merupakan dasar

pembentukan tipe kepribadian serta memisahkan antara responden

laki-laki dan perempuan.

3. Perlu pula diperhitungkan penggunaan sampel yang lebih banyak

dengan lingkungan penelitian lainnya sehingga hasil penelitian dapat

lebih valid.