HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI...

119
i HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo NIM : 139114058 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

i

HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI

BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH

ATAS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo

NIM : 139114058

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

iv

HALAMAN MOTTO

To be Man for and with Others

Ad Maiorem Dei Gloriam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas penyertaan dan berkat yang Kau berikan

dari hari ke hari.

Bapak, yang sudah mendukung dan menasehati selalu

Ibu, yang selalu mendoakan dari Surga

Kristin, yang selalu membantu dan membuatku berproses menjadi lebih baik

Semua saudara, sahabat, teman-teman yang saya kasihi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

vii

HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI

BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara school wellbeing dengan

motivasi berprestasi pada siswa kelas XI yang bersekolah di Sekolah Menengah Atas. Hipotesis

dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara school wellbeing dengan motivasi berprestasi

pada siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini

berjumlah 150 siswa yang berada di kelas XI dengan usia antara 14 hingga 17 tahun. Alat

pengumpul data yang digunakan yakni skala motivasi berprestasi dan skala school wellbeing.

Skala motivasi berprestasi terdiri dari 24 item dengan koefisien reliabilitas α = 0,853. Sedangkan

skala school wellbeing memiliki 20 item dengan koefisien reliabilitas α =0,842. Teknik analisis

data menggunakan korelasi Spearman’s Rho dengan hasil perhitungan r sebesar 0,326 dan

memiliki nilai p sebesar 0,000 < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang positif antara school wellbeing dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas XI di Sekolah

Menengah Atas. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi school wellbeing siswa maka

semakin tinggi pula motivasi berprestasi siswa. Sebaliknya, semakin rendah school wellbeing

siswa maka akan semakin rendah motivasi berprestasi siswa.

Kata Kunci : motivasi berprestasi, school wellbeing, sekolah menengah atas dan

siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN SCHOOL WELLBEING WITH

ACHIEVEMENT MOTIVATION AMONG XI GRADE STUDENTS IN

SENIOR HIGH SCHOOLS

Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo

ABSTRACT

This study was aimed to identify the relationship between school wellbeing with

achievement motivation among XI grade students in senior high schools. The hypothesis in this

study was to find the relationship between school wellbeing with achievement motivation among

XI grade students in senior high schools. The subjects in this study were 150 students aged around

14 to 17 years old. The data instrument used were the scale of achievement motivation and the

scale of school wellbeing. The scale of achievement motivation consisted of 24 items with the

coefficient of reliability α = 0,853. Then, the scale of school wellbeing consisted of 20 items with

the coefficient of reliability α = 0,842. The analysis data of this study was using Spearman’s Rho

with the r equals to 0,326 and the p value was 0,000< 0,05. This finding of this study showed that

there was a positive correlation between school wellbeing with achievement motivation among XI

grade students in senior high schools. It concluded that the higher the level of school wellbeing,

the higher achievement motivation among the student will be. However, the lower student’s school

wellbeing, the lower achievement motivation among the students.

Keywords : achievement motivation, school wellbeing, senior high school and

students

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus atas

penyertaanNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan

antara School Wellbeing dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa Kelas XI

Sekolah Menengah Atas”.

Dalam pengerjaan skripsi dari awal hingga selesai, peneliti mendapatkan

banyak sekali doa, dukungan, bimbingan, nasehat, serta bantuan dari berbagai

pihak. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu yang ada di Surga, Bapak, dan Kristin yang selalu mendukung,

mendoakan, memberi nasehat. Terima kasih karena selalu berada

disamping saya ketika membutuhkan dukungan serta selalu membebaskan

saya untuk meraih apa yang saya impikan.

2. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Monica Eviandaru M, M.App. Psych., selaku Kaprodi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma

4. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi

yang bersedia membimbing dengan sabar dan memberikan nasehat serta

dukungan dalam proses saya mengerjakan skripsi. Semoga berkat Tuhan

selalu melimpah untuk Bapak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

xi

5. Bapak Minta Istono, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

memberi nasehat dan dukungan selalu perkuliahan.

6. Segenap dosen dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

atas ilmu dan dinamika selama saya berkuliah. Terima kasih atas ilmu

yang membantu saya untuk berkembang menjadi lebih baik.

7. Pihak sekolah serta siswa siswi kelas XI khususnya SMA 6 Yogyakarta,

SMA 4 Yogyakarta, SMA 9 Yogyakarta, SMA Tiga Maret Yogyakarta,

SMA Kolese de Britto Yogyakarta. Terima kasih atas kesempatan dan

peran serta teman-teman sehingga saya dapat melakukan penelitian ini.

8. Keluarga besar “Sweet Family” yang selalu menanyakan kapan skripsinya

selesai dalam berbagai kesempatan serta doa dan dukungan kepada saya.

Terima kasih banyak atas doa dan dukungannya.

9. Keluarga “ Classy Class 13” terima kasih dukungan, hiburan, info yang

dibagikan, keluh kesah, serta doa kalian. Friends are diamond!

10. Buat Stephina, Ana, Ratih, Elcia, Monik, Cendy terima kasih karena

bantuan kalian dalam memberikan semangat dan bantuan buat saya yang

gaptek ini.

11. Kabita Fighter. Kebrok, Dibi, Davin, Wisnu, Bayu, AW, Ojek, Ardhi,

Surya. Terima kasih berkat pertanyaan “Kapan Koe Lulus?”, candaan dan

support teman-teman saya tidak ada dalam tahap ini. Suwun ndes.

12. Teman-teman bimbingan skripsi Pak Priyo,terima kasih atas sharing,

semangat dan bantuan teman-teman. Semangat mengerjakan skripsi.

Usaha dan kerja keras kalian akan indah pada waktunya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

xii

13. Mitra dan staff Perpustakaan Paingan. Vinny, Ersa, Syifa, Grego,

Aristhon, Lilis, Rina, Devina, Alfi, Bu Christy, Bu Etik, Mas Rahmadi, dll.

Terima kasih karena dukungannya.

14. Terima kasih Vinny dan Grego yang telah membantu saya dalam

memberikan bantuan dalam membantu membuat halaman skripsi. Kalian

keren guys!

15. Teruntuk Andina terima kasih sudah sudi membaca skripsi dan

memberikan inspirasi untuk membetulkannya. Kutunggu sidangmu, Ndin.

16. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kaih

bantuan dan dukungan selama ini. Tuhan memberkati kalian.

Akhir kata, peneliti merasa skripsi ini jauh dari sempurna. Peneliti

meminta maaf atas kesalahan yang telah di perbuat baik di sengaja

maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan

saran untuk skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca.

Terimakasih. Tuhan Memberkati.

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

BAB II ..................................................................................................................... 8

LANDASAN TEORI .............................................................................................. 8

A. Motivasi Berprestasi.......................................................................... 8

B. School Wellbeing ............................................................................. 13

C. Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas ........................................ 15

D. Dinamika Hubungan antara School Wellbeing dengan Motivasi

Berprestasi .............................................................................................. 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

xiv

E. Skema Penelitian ............................................................................. 23

F. Hipotesis .......................................................................................... 24

BAB III ................................................................................................................. 26

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 26

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 26

B. Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 26

C. Definisi Operasional........................................................................ 26

D. Subjek Penelitian ............................................................................. 27

E. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 28

F. Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 34

G. Uji Asumsi Analisis Data ................................................................ 38

H. Uji Hipotesis ................................................................................... 39

BAB IV ................................................................................................................. 40

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 40

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 40

1. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 40

2. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian .................................... 41

3. Hasil Uji Asumsi ................................................................... 44

4. Uji Linearitas ........................................................................ 45

5. Uji Hipotesis ......................................................................... 46

B. Pembahasan ............................................................................. 47

BAB V ................................................................................................................... 51

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53

LAMPIRAN................................................................................................... 57

SKALA UJI COBA PENELITIAN .................................................................. 58

RELIABILITAS SKALA MOTIVASI BERPRESTASI DAN SKALA

SCHOOL WELLBEING .................................................................................... 72

SKALA PENELITIAN SETELAH UJI COBA ................................................ 78

HASIL UJI BEDA MEAN ................................................................................ 88

HASIL UJI NORMALITAS ............................................................................. 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

xv

HASIL UJI LINIERITAS ................................................................................. 92

HASIL UJI HIPOTESIS ................................................................................... 94

SURAT IJIN PENELITIAN.............................................................................. 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pemberian Nilai Skor Pada Skala Motivasi Berprestasi ......................... 29

Tabel 2.Tabel Blue Print Skala Motivasi Berprestasi ........................................... 30

Tabel 3. Tabel Distribusi Item Skala Motivasi Berprestasi Sebelum Seleksi Item

............................................................................................................................... 31

Tabel 4. Pemberian Nilai Skor Pada Skala Motivasi Berprestasi ......................... 32

Tabel 5. Tabel Blue Print Skala School Wellbeing ............................................... 33

Tabel 6. Tabel Distribusi Item Skala School Wellbeing Sebelum Seleksi Item ... 34

Tabel 7. Sebaran Item Skala Motivasi Berprestasi Setelah Seleksi Item .............. 36

Tabel 8. Sebaran Item Skala School Wellbeing Setelah Seleksi Item ................... 37

Tabel 9. Tabel Uji Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi .................................. 38

Tabel 10. Tabel Uji Reliabilitas Skala School Wellbeing ..................................... 38

Tabel 11. Tabel Deskripsi Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................ 41

Tabel 12. Tabel Deskripsi Berdasarkan Usia ........................................................ 41

Tabel 13. Tabel Empirik Motivasi Berprestasi ..................................................... 43

Tabel 14. Tabel Empirik School Wellbeing .......................................................... 43

Tabel 15. Tabel deskriptif Uji Normalitas ............................................................ 44

Tabel 16. Tabel Deskriptif Uji Linearitas ............................................................. 45

Tabel 17. Tabel Uji Korelasi Penelitian ................................................................ 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

SKALA UJI COBA PENELITIAN ...................................................................... 58

RELIABILITAS SKALA MOTIVASI BERPRESTASI DAN SKALA SCHOOL

WELLBEING ......................................................................................................... 72

SKALA PENELITIAN SETELAH UJI COBA ................................................... 78

HASIL UJI BEDA MEAN.................................................................................... 88

HASIL UJI NORMALITAS ................................................................................. 90

HASIL UJI LINIERITAS ..................................................................................... 92

HASIL UJI HIPOTESIS ....................................................................................... 94

SURAT IJIN PENELITIAN ................................................................................. 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

xviii

DAFTAR GAMBAR

Skema Hubungan antaraSchool Wellbeing denganMotivasi Berprestasi pada

Siswa Kelas XI di Sekolah Menegah Atas ............................................................ 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pandangan siswa terhadap segala proses yang dialami berkaitan erat

dengan pemenuhan kebutuhan siswa selama berada di sekolah. Pada saat

sekolah mampu memberikan apa yang dibutuhkan oleh siswa dapat

mempengaruhi pandangan siswa. Selain itu, pandangan siswa mengenai

sekolah dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka. Sekolah atau

sistem pendidikan yang bermutu dapat tercapai bila segala kondisi atau aspek

yang terkandung di dalam sekolah berfungsi dengan baik.

Agar dapat tercapainya pendidikan yang bermutu, sekolah juga harus

memberikan rasa aman bagi setiap siswa ketika berada di sekolah. Ketika

sekolah dapat menjamin keamanan siswa saat berada di sekolah siswa dapat

mengikuti kegiatan belajar dengan maksimal. Kurangnya rasa aman bagi

siswa karena adanya kekerasan yang terjadi di sekolah. Berdasarkan survey

yang dilakukan oleh Plan Indonesia di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan

Bogor sebanyak 27, 9 % siswa SMA melakukan kekerasan dan 25,4 % siswa

SMA mengambil sikap diam (Suratin,2012). Berdasarkan data tersebut,

menunjukkan bahwa masih terdapat tindak kekerasan yang berlangsung di

sekolah. Sekolah dalam menjamin keamanan siswa selama di sekolah masih

belum optimal. Kerja sama antara sekolah dengan lingkungan sekitar dalam

mengatasi kekerasan yang terjadi. Perlunya kesadaran akan dampak yang

ditimbulkan akibat kekerasan yang terjadi dapat mendorong para mendidik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

2

orang tua dan siswa dalam mengatasi kekerasan dan mencegah timbulnya

kejadian serupa di masa depan ( Jones, Fursa, Byrket, & Sly, 2014). Apabila

lingkungan terdekat dari siswa dapat menjamin rasa aman selama siswa

berada di sekolah maka kekerasan yang dialami dapat berkurang. Rasa aman

ini diperlukan siswa karena merupakan kebutuhan dasar siswa selama berada

di sekolah.

Kekerasan yang terjadi di sekolah dapat dikurangi dengan

meningkatkan kesejahteraan siswa. Menurut penelitian Nidianti dan

Desiningrum (2015) yang dilakukan di SMK Negeri 4 Kota Semarang

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kesejahteraan siswa di sekolah

maka tingkat agresivitas semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah tingkat

kesejahteraan siswa maka tingkat agresivitasnya akan semakin tinggi. Hal

tersebut menunjukkan bila maraknya kekerasan siswa di sekolah

menggambarkan kesejahteraan siswa masih belum diperhatikan secara serius

oleh pihak sekolah.

Sikap diam karena adanya kekeraasan yang dialami siswa karena model

pendidikan di Indonesia guru hanya memberikan materi kepada siswa tanpa

disertai tanggapan atau umpan balik dari siswa. Pembelajaran yang

berlangsung menyebabkan interaksi satu arah dimana guru hanya

memberikan materi ataupun tugas di kelas. Padahal hal ini dapat berdampak

dengan munculnya rasa stres yang dialami oleh siswa akibat banyaknya

tuntutan tugas yang harus diselesaikan. Penelitian terdahulu menemukan

bahwa peningkatan tekanan akademik yang dialami oleh siswa SMA menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

3

salah satu dari rendahnya tingkat kepuasan terhadap sekolah dan lebih sering

menimbulkan emosi negatif di sekolah (L. Tian et al, 2013). Stres yang

dialami oleh siswa bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan

dampak yang negatif bagi siswa. Stress yang berdampak negatif bagi siswa

dapat dicegah dengan adanya relasi yang baik dengan guru. Relasi yang

positif diperlukan karena guru dapat membantu mengubah keyakinan siswa

mengenai kemampuannya yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan

motivasi siswa (Schunck, 2012).

Lebih lanjut,para siswa masih kurang mendapatkan kesempatan untuk

memberikan tanggapan atau bertanya dari apa yang disampaikan oleh guru

mereka. Akibat dari rendahnya partisipasi siswa di kelas dapat menyebabkan

siswa memiliki pandangan yang buruk terhadap proses pembelajaran selama

di sekolah. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Roiste, et al (2012),

mengungkapkan bahwa dukungan untuk mengutarakan pandangan-

pandangan siswa di dalam kelas memiliki hubungan yang positif dengan

persepsi positif siswa terhadap sekolah dan kesehatan serta kesejahteraan

siswa yang positif.

Padahal rasa aman, stress akibat tuntutan tugas yang harus

diselesaikan dan kesempatan dalam mengembangkan potensi diri siswa

dapatmemengaruhi pandangan mereka terhadap sekolah. Selaras dengan

penelitian dari Wang dan Holcombe (2010), menemukan bahwa persepsi

terhadap lingkungan sekolah secara langsung atau tidak langsung berdampak

pada prestasi akademis. Pandangan siswa terhadap sekolah dapat menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

4

penentu tingkat school wellbeing. School wellbeing atau kesejahteraan di

sekolah merupakan keadaan dimana siswa dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya, meliputi having, loving, being dan health (Konu & Rimpela ,

2002). Model school wellbeing ini memberikan sudut pandang dari siswa

mengenai kesejahteraan mereka selama berada di sekolah. Kategori having

meliputi kondisi sekolah termasuk lingkungan fisik di sekitar ataupun di

dalam sekolah. Kategori loving merujuk pada hubungan sosial, relasi murid

dengan guru serta relasi dengan teman sekolah. Kategori being merujuk

dimana sekolah memberikan kesempatan bagi siswa untuk pemenuhan diri.

Selanjutnya, kategori health meliputi simptom atau kondisi kesehatan siswa

selama beberapa waktu terakhir (Konu & Rimpela, 2002).

School wellbeing dapat bermanfaat dalam membantu menciptakan

lingkungan pembelajaran yang kondusif untuk tercapainya tujuan

pembelajaran ( Setyawan & Dewi, 2015). Berdasarkan penelitan yang

dilakukan Wang dan Holcombe (2010) lingkungan pembelajaran yang

kompetitif dapat mengurangi partisipasi siswa di sekolah, mengurangi

perkembangan rasa memiliki pada sekolah, dan mengurangi kedudukan siswa

di dalam sekolah. Perubahan ini berdampak pada pencapaian akademis yang

rendah. Padahal siswa yang memiliki lingkungan pertemanan serta guru yang

senantiasa memberikan dukungan yang positif memberikan dampak yang

baik dalam usaha serta dorongan dalam meraih prestasi ( Raufelder &

Bakadorova, 2014). Dari kedua hasil penelitian tersebut, menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

5

lingkungan belajar yang termasuk dalam salah satu aspek dalam school

wellbeing dapat mempengaruhi pencapaian akademis siswa.

Pencapaian akademis yang baik dapat tercapai apabila siswa memiliki

motivasi untuk berprestasi. Menurut Mc Clelland (dalam Fatwati &

Fakhruddiana, 2014), motivasi berprestasi yaitu ketika seseorang berjuang

untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang bertujuan untuk

mencapai kesuksesan. Apabila siswa memiliki motivasi berprestasi yang

tinggi maka siswa tersebut akan mengerahkan usahanya untuk meraih

kesuksesan. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, siswa

cenderung kurang memiliki usaha yang rendah untuk meraih kesuksesannya

pun rendah (Fatwati & Fakhruddiana, 2014). Siswa sekolah menengah atas

yang termasuk dalam tahap perkembangan remaja mulai menyadari bahwa

kesuksesan atau kegagalan yang dialami saat ini dapat digunakan untuk

menentukan keberhasilannya di masa dewasa (Santrock, 2003).Selain itu,

siswa dengan motivasi tinggi cenderung rajin dan lebih memperhatikan apa

yang disampaikan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Di sisi

lain, siswa yang memiliki motivasi yang rendah cenderung bermalas-malasan

untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru

(Inayah, Martono, & Sawiji, 2013). Kepuasan siswa terhadap sekolah, peran

guru yang senantiasa memberikan dorongan kepada siswa memberikan

dampak yang positif pula terhadap siswa (Telef, Arslan, Mert, & Kalafat,

2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

6

Penelitian ini menggunakan siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas

(SMA) sebagai subjek penelitian. Siswa kelas XI berada dalam usia 14-17

tahun yang tergolong dalam tahap perkembangan remaja. Menurut Santrock

(2007), masa remaja merupakan tahap dimana individu mulai mempersiapkan

masa dewasa. Selain itu, remaja juga merupakan tahap individu

mempersiapkan karier dan pendidikan. Sekolah memiliki peran penting

dalam tercapainya tugas perkembangan tersebut. Sekolah dapat memberikan

kebutuhan dasar para siswa selama mereka berada disekolah sehingga siswa

dapat memiliki kesejahteraan sekolah. Kesejahteraan sekolah ini penting

karena dapat mendorong siswa dalam meningkatkan motivasi berprestasi.

Motivasi berprestasi penting dimiliki siswa karena dapat mendorong dirinya

dalam mencapai sesuatu yang ingin diraih.

Hingga saat ini, kesejahteraan di sekolah tidak memperoleh peran

penting dalam program – program yang dikembangkan tetapi sebagai subyek

yang terpisah dari tujuan pembelajaran yang menyeluruh. Mereka tidak

melihat sekolah sebagai sebuah kesatuan, tetapi hanya terkonsentrasi pada

pencapaian siswa di sekolah (Konu & Rimpela, 2002). Pendidikan di

Indonesia masih belum memperhatikan school wellbeing siswa dalam setiap

program pendidikan yang dibuat. Padahal seharusnya, school wellbeing dan

motivasi berprestasi menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh

karena itu, peneliti ingin meneliti hubungan antara motivasi berprestasi

dengan school wellbeing pada siswa Sekolah Menengah Atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

7

B. Rumusan Masalah

Peneliti ingin melihat bagaimana hubungan antara school wellbeing

dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas XI di SMA.

C. Tujuan Penelitian

Melalui hasil penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara school

wellbeing dengan motivasi berprestasi pada siswa di Sekolah Menengah Atas

(SMA).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat

bagi bidang psikologi khususnya psikologi pendidikan. Penelitian ini dapat

memberikan sumbangan dalam menegaskan hubungan school wellbeing

dengan motivasi berprestasi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat yang dapat diperoleh guru apabila penelitian ini terbukti

dapat lebih memperhatikan school wellbeing siswa selama berada di dalam

kelas dan mampu membuat situasi kelas serta pembelajaran yang dapat

meningkatkan school wellbeing.

Bagi para orangtua siswa, hasil dari penelitian ini dapat menjadi

sumber pengetahuan bahwa school wellbeing dapat mempengaruhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

8

motivasi berprestasi siswa dan sebagai salah satu alasan dalam memilih

sekolah yang dapat mengembangkan school wellbeing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

25

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi Berprestasi

1. Definisi Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi menurut Mc Clelland dan Akitson (dalam

Djiwandono, 2006) merupakan kecenderungan untuk berjuang mencapai

kesuksesan dan memilih suatu kegiatan yang berorientasi pada tujuan sukses atau

gagal. Motivasi berprestasi (Stipek, 1992) adalah sebuah kumpulan keyakinan-

keyakinan yang disadari dan nilai-nilai yang dipengaruhi pengalaman dalam

situasi pencapaian (seperti jumlah kesuksesan atau kegagalan) dan variabel dalam

lingkungan terdekat (seperti tingkat kesulitan tugas). Santrock (2003)

mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai keinginan untuk menyelesaikan

sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksesan dan untuk melakukan suatu

usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan dorongan dari individu

untuk menyelesaikan sesuatu, mencapai kesuksesan dan menghindari kegagalan

yang dipengaruhi oleh keyakinan dan nilai-nilai dari individu atau lingkungan.

Siswa yang memiliki motivasi untuk berprestasi memiliki keinginan dan

harapan untuk meraih kesuksesan. Sedangkan, siswa yang memiliki motivasi

berprestasi yang rendah akan cenderung kehilangan motivasi dan kemungkinan

akan mengalihkan ke dalam kegiatan apa saja (Djiwandono, 2006). Karakteristik

orang yang memiliki prestasi yang tinggi memiliki tiga ciri umum. Pertama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

9

kecenderungan untuk mengerjakan tugas-tugas dengan tingkat kesulitan tinggi.

Kedua, kinerja mereka timbul karena usaha sendiri bukan karena faktor lain,

seperti kemujuran. Terakhir, menginginkan umpan balik tentang keberhasilan atau

kegagalan yang telah diraih (Kompri, 2015).

a. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi

Di dalam motivasi berprestasi mempunyai beberapa aspek-aspek

(Mc Clelland, 1985), yaitu :

1) Kebutuhan akan umpan balik

Siswa yang memiliki kebutuhan akan berprestasi

cenderung bekerja dalam situasi dimana mereka

mendapatkan umpan balik dari yang telah dilakukan. Para

siswa ingin untuk mengetahui seberapa baik mereka dalam

menyelesaikan suatu masalah dalam tugas yang dikerjakan.

2) Inovatif

Dalam aspek inovatif individu yang memiliki tingkat

motivasi berprestasi yang tinggi cenderung lebih resah dan

menghindari rutinitas. Siswa dengan motivasi berprestasi

yang tinggi lebih menyukai mencari tahu informasi untuk

mencari cara yang lebih baik dalam melakukan tugasnya.

Selain itu, siswa dengan motivasi tinggi selalu mencari

tugas yang secara moderat menantang. Hal ini berarti

mereka cenderung selalu bergerak untuk melakukan suatu

tugas menjadi lebih menantang dari sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

10

3) Memiliki tanggung jawab pribadi

Siswa dengan motivasi berprestasi yang tinggi

cenderung memiliki tanggung jawab pribadi pada hasil yang

telah dicapainya, karena pada situasi tertentu mereka

merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan lebih baik.

4) Ketekunan

Ketekunan merupakan kondisi untuk bertahan dalam

melakukan tugas dari tingkat kesulitan yang berbeda. Siswa

dengan motivasi berprestasi memiliki ketahanan yang lebih

lama ketika gagal dalam tugas yang mudah daripada ketika

mereka gagal pada tugas yang sulit.

2.Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Berprestasi

Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi

berprestasi menurut Ahmadi & Supriyono (2013) dan Santrock (2009) :

1. Faktor Intrinsik

a. Fisiologi

Kondisi fisiologi seseorang berpengaruh terhadap

pencapaian prestasi. Faktor fisiologis bersifat bawaan

maupun yang diperoleh terdiri dari penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya (Ahmadi dan

Supriyono,2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

11

b. Psikologis

Faktor psikologis terdiri dari faktor intelektif dan

non-intelektif. Faktor intelektif terdiri dari kecerdasan,

bakat serta kecakapan. Sedangkan faktor yang terkandung

dalam non-intelektif meliputi sikap, kebiasaan, minat,

kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri (Ahmadi

dan Supriyono, 2013).

c. Kematangan Fisik

Kematangan fisik diraih oleh seseorang dari proses

pertumbuhan fisiologis. Kematangan fisik menyebabkan

fungsi sistem syaraf dan fungsi otak menjadi berkembang.

Hal tersebut menumbuhkan kapasitas mental seseorang.

Perkembangan fisik seseorang juga mempengaruhi usia

kronologis. Apabila usia kronologis bertambah maka anak

akan lebih kuat, lebih sabar, sanggup mengerjakan tugas

yang lebih berat, lebih mampu mengarahkan energi dan

perhatiannya serta koordinasi gerak dan ingatan menjadi

lebih baik (Ahmadi dan Supriyono, 2013).

2. Motivasi Ekstrinsik

a. Hubungan sosial dengan guru

Anak yang memiliki prestasi yang tidak baik di sekolah

mempunyai interaksi yang negatif dengan guru (Stipek, 2002;

dalam Santrock, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

12

b. Hubungan dengan orang tua

Orangtua dengan tingkat pendidikan yang tinggi

mempercayai apabila pendidikan anak adalah hal yang penting,

aktif berperan serta dalam pendidikan anak serta memiliki bahan-

bahan yang merangsang anak secara intelektual di rumah

(Schneider dan Coleman, 1993; dalam Santrock, 2009). Selain itu,

gaya pengasuhan orang tua juga berpengaruh terhadap motivasi

dan prestasi anak. Orang tua perlu mengetahui keadaan anak

untuk dapat memberikan tantangan dalam jumlah dan tantangan

dalam jumlah yang tepat, memberikan iklim emosional yang

positif sehingga memotivasi anak dalam menganut nilai dan

tujuan orang tua serta memberikan model perilaku termotivasi

seperti bekerja keras dan berusaha tekun pada tugas yang

menantang (Santrock, 2009).

c. Hubungan dengan teman sebaya

Hubungan teman sebaya berpengaruh terhadap motivasi

siswa melalui perbandingan sosial, kompetensi dan motivasi

sosial, pembelajaran dengan teman sebaya, dan pengaruh

kelompok teman sebaya (Wigfield, 2006; dalam Santrock, 2009).

Siswa lebih sering membandingkan dengan orang lain yang

paling mirip dengan dirinya dalam hal umur, kemampuan, dan

minat. Selain itu, kelompok teman sebaya yang memiliki standar

prestasi tinggi maka kelompok tersebut mendukung prestasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

13

akademis siswa. Sebaliknya, jika siswa dengan prestasi yang

rendah bergabung dengan kelompok teman sebaya yang

berprestasi rendah maka karya akademis siswa tersebut dapat

memburuk ( Kinderman, McCollam, & Gibson,1996;dalam

Santrock, 2009).

B. School Wellbeing

1. Definisi School Wellbeing

School wellbeing dikembangkan pertama kali berdasarkan teori

wellbeing yang dikemukakan oleh Allardt. Wellbeing menurut Alldart

(dalam Konu & Rimpela, 2002) merupakan kondisi yang memungkinkan

seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Dalam konsep

wellbeing yang dikemukakan oleh Allardt, membagi kebutuhan menjadi

tiga kategori meliputi, having merujuk pada kondisi material dan

kebutuhan impersonal dalam sudut pandang yang luas. Kategori loving

berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk berelasi dengan orang lain

dan untuk membentuk identitas sosial. Kategori terakhir yaitu being,

merupakan kebutuhan kebutuhan untuk mengembangkan diri.

Dalam konsep school wellbeing yang dikembangkan oleh Konu

dan Rimpela (2002), menambahkan satu kategori yaitu status (health

status) serta mengembangkan konsep wellbeing Allardt agar sesuai

dengan kondisi sekolah. Sehingga dalam school wellbeing terdapat empat

aspek yaitu having, loving, being dan health status. Definisi school

wellbeing merupakan keadaan dimana siswa dapat dalam memenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

14

kebutuhan dasarnya di sekolah (Konu & Rimpela, 2002). Pemenuhan

kebutuhan siswa di dalam sekolah mencakup empat aspek, yaitu kondisi

sekolah (having), relasi sosial (loving), pemenuhan diri di sekolah (being)

serta status kesehatan (health).

a. Aspek-aspek School Wellbeing

Konu dan Rimpela (2002) menjelaskan konsep school

wellbeing dalam empat aspek, meliputi :

1) Kondisi sekolah (having)

Dalam aspek kondisi sekolah meliputi kondisi fisik

lingkungan sekitar sekolah dan kondisi di dalam sekolah. Pada

kondisi fisik sekolah seperti diantaranya lingkungan yang aman,

kenyamanan, ventilasi udara, kegaduhan, temperatur, dan lain

sebagainya. Sedangkan pada kondisi di dalam sekolah berkaitan

dengan lingkungan pembelajaran. Kondisi ini terkait dengan

kurikulum, jadwal pelajaran, dan hukuman. Kondisi sekolah tidak

hanya mencakup lingkungan fisik dan lingkungan sekitar

melainkan juga terkait dengan pelayanan kepada para siswa

seperti makan siang, pelayanan kesehatan dan konseling.

2) Relasi sosial (loving)

Relasi sosial dalam konsep school wellbeing merujuk pada

lingkungan pembelajaran sosial, relasi antara murid dengan guru,

relasi dengan teman sekolah, dinamika kelompok, bullying,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

15

hubungan antara rumah dengan sekolah, pengambilan keputusan

dalam sekolah dan atmosfer dalam seluruh organisasi sekolah.

3) Pemenuhan diri (being)

Pada aspek being apabila diterapkan dalam lingkungan

sekolah merupakan cara sekolah dalam memberikan sarana bagi

pemenuhan diri para siswa (Setyawan & Dewi, 2015). Para siswa

dipertimbangkan sebagai anggota yang sama dalam sekolah.

Melalui pertimbangan bahwa siswa dianggap sama dengan

anggota yang lain memungkinkan setiap siswa ikut serta dalam

membuat keputusan yang dapat berpengaruh pada pembelajaran.

4)Status kesehatan (health status)

Status kesehatan dalam konsep wellbeing berarti ketiadaan

penyakit yang dialami oleh siswa. Dalam aspek ini terdiri dari

gejala fisik dan mental yang dialami oleh para siswa contohnya

seperti demam. Adanya gejala penyakit dalam kurun waktu

tertentu menjadi tolak ukur dalam pengukuran status kesehatan

(Setyawan & Dewi, 2015).

C. Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas

Penelitian ini menggunakan siswa kelas XI sekolah menengah atas

sebagai subjek penelitian. Umumnya siswa yang berada di kelas XI berada di

rentang usia 14-17 tahun. Pada rentang usia tersebut, siswa tergolong pada

tahap perkembangan remaja. Menurut Salzman (dalam Rochmah, 2005)

remaja adalah masa transisi dari perkembangan sikap tergantung terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

16

orang tua ke arah kemandirian, minat seksual, perenungan diri, perhatian

terhadap nilai estetika dan isu moral. Sedangkan menurut Hall (dalam

Sarwono, 1994) masa remaja berada di dalam rentang usia 12-25 tahun yang

merupakan masa topan dan badai (strum und drang) yang mencerminkan

kebudayaan modern penuh gejolak akibat pertentangan nilai-nilai.

Karakteristik remaja yang berada dalam usia sekolah (Sumanto, 2014) :

a. Masa remaja awal ditandai dengan munculnya sifat negatif, dalam

jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial.

b. Masa remaja madya ditandai dengan munculnya dorongan untuk

hidup, kebutuhan akan teman yang dapat memahami dan menolong

dirinya. Pada masa remaja madya merupakan mada mencari

sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja

c. Masa remaja akhir ditandai dengan dapat menentukan tujuan

hidupnya dan terpenuhinya tugas perkembangan masa remaja

untuk dapat memasuki masa dewasa.

D. Dinamika Hubungan antara School Wellbeing dengan Motivasi

Berprestasi

Sekolah menengah atas memiliki peran yang penting dalam

membentuk siswa. Pengalaman yang diperoleh siswa selama bersekolah di

menengah atas dapat berpengaruh dalam perkembangan identitas, keyakinan

terhadap kompetensi dirinya, gambaran hidup dan kesempatan dalam

berkarier, hubungan sosial dengan lingkungan sekitar dan lingkungan di luar

keluarga, serta memahami batasan mengenai hal yang benar dan salah (

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

17

Santrock, 2003). Pengalaman yang di dapat siswa tersebut, karena dirinya

berinteraksi dengan berbagai macam guru, teman sebaya yang berasal dari

berbagai macam latar belakang. Melalui peran sekolah menengah atas dapat

membantu siswanya yang tergolong dalam perkembangan remaja untuk

menyiapkan tugas perkembangannya. Salah satu tugas perkembangan siswa

menengah atas adalah mempersiapkan diri dalam mempersiapkan karier dan

menempuh pendidikan di jenjang selanjutnya.

Siswa agar dapat meraih karier dan pendidikan di masa mendatang

perlu adanya dorongan individu yang berasal dari eksternal dan internal yang

membuat individu melakukan sesuatu. Salah satu jenis motivasi adalah

motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor

penting yang mendorong siswa untuk meraih suatu prestasi atau pencapaian

di sekolah. Motivasi berprestasi dibutuhkan oleh para siswa dalam kehidupan

atau untuk memenuhi tuntutan tugas yang diberikan oleh pihak sekolah.

Siswa yang memiliki ketahanan dalam mengerjakan tugas atau dalam belajar

berkaitan erat dengan metode mengajar guru. Siswa akan merasa bosan ketika

guru tidak menggunakan cara mengajar yang membuat siswa nyaman. Selain

itu, kegiatan belajar mengajar yang sangat padat dapat mengakibatkan rasa

lelah dan bosan pada siswa (Khatimah, 2015). Siswa yang dapat bertahan

dalam mengerjakan tugas dapat dikatakan siswa yang tekun. Ketekunan

merupakan aspek yang terkandung dalam motivasi berprestasi. Meskipun

siswa mengalami kegagalan, siswa dengan motivasi berprestasi akan

mengkaitkan kegagalan yang dialami dengan faktor internal seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

18

kurangnya usaha mereka, bukan karena faktor eksternal seperti sulitnya tugas

(Slavin, 2011). Siswa yang mudah menyerah dalam tugas dikarenakan

mereka meragukan kemampuan yang di miliki dan beranggapan bahwa

keberhasilan dalam bidang akademik merupakan sesuatu diluar kendali. Di

lain sisi, siswa yang memliki pandangan yang tinggi terhadap kemampuan

belajar sering mencari tantangan dan ulet dalam menghadapi tugas (Schunk,

2012).

Sekolah dapat memberikan evaluasi pembelajaran di kelas dengan

memberikan umpan balik antara siswa dengan guru ataupun sebaliknya.

Kebutuhan akan umpan balik memiliki dampak yang baik bagi siswa. Guru di

sekolah dapat memberikan umpan balik yang postif dapat berpengaruh positif

pada diri siswa di sekolah. Sekolah dapat membantu memberikan umpan

balik yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan potensinya di

dalam kelas ataupun di dalam kehidupannya. Siswa terkadang membutuhkan

tanggapan atas hasil pemikiran atau jawaban atas tugasnya disekolah. Umpan

balik yang diberikan dapat terlihat di dalam gaya pengajaran seorang guru.

Siswa sering mengeluhkan mengenai pelajaran yang membosankan, terlalu

sulit, atau tidak berdampak pada kehidupannya namun faktor yang utama

berasal dari guru (Sarwono, 1989). Faktor guru dapat berpengaruh dalam

gaya mengajar materi pembelajaran. Guru yang mengajar dengan sikap

otoriter tercermin dalam perilaku yang marah-marah, suka mencela dan

mencerca peserta didik sehingga akan membuat siswa menjadi kehilangan

motivasi dan gairah untuk berinteraksi dengan guru. Sebaliknya, guru yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

19

memiliki hati nurani dalam pengajaran serta wawasan yang tinggi dalam

membuat anak termotivasi dalam pembelajaran (Marjohan, 2014). Kebutuhan

siswa akan umpan balik terkait juga dengan relasi sosial (being). Peran orang

tua dan lingkungan juga memiliki pengaruh terhadap diri siswa. Siswa yang

bersekolah di kelas XI Sekolah menengah atas yang termasuk dalam tahap

perkembangan remaja sering melakukan kenakalan akibat pengaruh orangtua

atau lingkungan disekitarnya. Remaja yang sering melakukan pemberontakan

dikarenakan orang tua terlalu memaksakan kehedaknya (Yusuf, 2010).

Pemberontakan yang dilakukan siswa sebagai wujud dari keinginan mereka

untuk menjadi mandiri. Hal ini dikarenakan pada tahap perkembangan remaja

memiliki tugas untuk menjadi mandiri. Siswa ingin menjadi mandiri dengan

menjaga jarak dengan orang tua. Namun, remaja masih menginginkan kasih

sayang dari orang tua. Sebaliknya, orang tua menginginkan anaknya menjadi

sosok yang mandiri namun khawatir menganggap anaknya kurang memiliki

pengalaman (Yusuf, 2010). Akibat yang ditimbulkan dari sikap orang tua

terlalu memaksakan kehendaknya menyebabkan anak berperilaku

membangkang yang timbul di sekolah. Relasi orang tua yang intim dengan

anak sebagai teman untuk saling berbagi pengalaman sangatlah penting

(Marjohan, 2014). Selaras dengan hasil penelitian Devi (2016) menunjukkan

bahwa dukungan sosial keluarga dan lingkungan sekolah memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap motivasi berprestasi pada siswa-siswi

SMA di Yogyakarta (Devi, 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

20

Kebosanan siswa dapat mempengaruhi kesehatan siswa baik secara

fisik maupun mental. Seorang siswa dapat mengalami suatu penyakit karena

dipengaruhi oleh perasaan yang dialaminya. Kebosanan siswa yang tidak

segera diatas dapat mempengaruhi status kesehatan mereka. Kesehatan siswa

merupakan salah satu alat yang penting untuk mencapai kesejateraan (Konu

& Rimpela, 2002). Ketika siswa mengalami simptom dari suatu penyakit

dapat mempengaruhi pencapaian akademis mereka.

Siswa yang merasa bosan saat mengikuti pelajaran mencerminkan

sekolah kurang memberikan sarana untuk pemenuhan diri (being) siswa.

Salah satu cara bagi pihak sekolah untuk memberikan sarana pemenuhan diri

siswa adalah mengikutsertakan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran

melalui pengambilan keputusan dalam membuat kebijakan sekolah.

Keikutsertaan siswa dalam pengambilan keputusan berkaitan secara positif

dengan persepsi yang positif terhadap sekolah, prestasi akademis yang positif,

laporan kesehatan siswa yang positif, serta kebahagiaan siswa (Roise et al,

2012). Keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran membuat siswa

mempunyai kesempatan sedikit untuk tidak mengerjakan tugas atau

bertingkah laku menyimpang (Djiwandono, 2006). Siswa yang tidak memiliki

sedikit kesempatan untuk tidak mengerjakan tugas juga dipengaruhi tanggung

jawab pribadi. Tanggung jawab pribadi ini berkaitan tingkat kesejahteraan

siswa. Tanggung jawab pribadi siswa terhadap pembelajaran di sekolah

dipengaruhi persepsi siswa terhadap sekolah. Siswa yang menyatakan bahwa

mereka ke sekolah karena ingin belajar atau karena pelajaran yang dianggap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

21

menarik, memiliki nilai yang secara signifikan lebih tinggi pada tingkat

kesejahteraan (Petegem et al, 2008). Motivasi berprestasi yang dimiliki

mendorong siswa untuk berusaha meraih kesuksesan dan menghindari

kegagalan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan selama berada di

sekolah. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan merasa

senang untuk melakukan tugas-tugasnya tanpa merasa terpaksa. Pandangan

ini yang akan mempengaruhi tingkat wellbeing mereka. Sedangkan

pengertian school wellbeing merupakan kondisi dimana siswa merasa puas

terhadap pemenuhan kebutuhannya selama di sekolah (Setyawan & Dewi,

2015). Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi memiliki tingkat

kepuasaan yang tinggi dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan mereka di

sekolah. Pada saat siswa merasa sekolah dapat memenuhi kebutuhan yang

tinggi dalam pencapaian kesuksesan maka tingkat wellbeing mereka akan

bertambah. Sehingga, siswa termotivasi untuk meraih kesuksesan akan

mempengaruhi school wellbeing.

Aspek inovatif dalam motivasi berprestasi terkait dengan cara siswa

dalam menghadapi tugas. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi

cenderung akan menghindari penyelesaian tugas yang monoton. Menghindari

penyelesaian tugas menuntut siswa untuk mencari alternatif cara yang sesuai

dengan diri siswa. Siswa perlu mencari cara belajar yang efektif. Siswa dapat

dikatakan efektif dalam belajar bila dapat mencapai prestasi yang diinginkan

dengan usaha yang minimal. Kefektifan tersebut juga memerlukan usaha

belajar tertentu untuk meraih prestasi belajar yang tinggi (Sobur, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

22

Belajar yang efektif memerlukan usaha kreatif dari dalam diri siswa.

kreatifitas siswa terlihat ketika mereka mampu menemukan masalah- masalah

dan memecahkan permasalahan yang dihadapi (Ahmadi & Supriyono, 2013).

Kemampuan siswa kelas XI yang berada di sekolah menengah atas dalam

menemukan dan memecahkan masalah dikarenakan mereka tergolong dalam

tahap perkembangan remaja cenderung mengorganisasikan pengalaman yang

didapat, memisahkan gagasan penting dari gagasan yang kurang penting dan

menggabungkan gagasan tersebut satu sama lain. Remaja juga

mengadaptasikan pemikiran yang melibatkan gagasan baru karena dapat

meningkatkan pemahaman mereka (Santrock, 2007).

Dalam menumbuhkan usaha kreatif siswa diperlukan metode

pengajaran yang sesuai agar kreatifitas siswa tercapai. Salah satu cara sekolah

mendukung usaha mengembangkan kemampuan siswa berpikir kreatif terkait

dengan kondisi sekolah (having). Kondisi sekolah yang di dalamnya

mencakup lingkungan pembelajaran (Konu & Rimpela, 2002). Pengajaran di

sekolah yang memberikan materi untuk dihafalkan oleh siswa lalu diujikan

justru membuat kreatifitas berpikir siswa tidak berkembang (Marjohan,

2014). Pengembangan kreatifitas dapat dilakukan dengan pembelajaran

bermakna. Sekolah dapat membantu mengarahkan pola berpikir siswa dalam

melihat suatu masalah atau tugas dari berbagai sudut pandang, menguraikan

masalah dari berbagai kemungkinan (Sukmadinata, 2009). Sekolah dapat

mendukung siswa dalam melakukan percobaan siswa untuk menemukan

jawaban atas permasalahan yang dihadapinya (Slavin, 2008). Siswa perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

23

adanya dorongan untuk memikirkan dan menemukan banyak gagasan

sebelum jawaban atas tugas yang diberikan di evaluasi. Evaluasi yang

diberikan oleh guru dapat diberikan melalui diskusi agar siswa tidak hanya

memikirkan satu jawaban dan mengabaikan cara lain yang justru lebih baik

(Slavin, 2008).

E. Skema Penelitian

School Wellbeing yang tinggi

(variabel bebas)

- memiliki kondisi sekolah yang mendukung

dalam belajar

- Adanya relasi sosial yang positif

- Siswa memiliki status kesehatan yang baik

- Siswa terfasilitasi dalam pemenuhan diri

Apabila siswa terpenuhi kebutuhan dasar di sekolah

maka siswa :

- Merasa nyaman dalam belajar

- Suasana pembelajaran di sekolah kondusif

- Tidak memiliki penyakit

- Siswa merasa di perhatikan di sekolah

Motivasi berprestasi

(variabel tergantung)

- Siswa memiliki kebutuhan akan umpan balik

- Siswa mampu berpikir kreatif

- Siswa memiliki tanggung jawab pribadi

- Siswa tekun dalam mengerjakan tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

24

Gambar 1.

Skema Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan School Wellbeing

pada Siswa Kelas XI di Sekolah Menegah Atas

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara

school wellbeing dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas XI Sekolah

Menengah Atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

merupakan metode untuk menguji teori tertentu dengan meneliti hubungan

antar variabel (Creswell, 2012). Penelitian ini termasuk dalam penelitian

korelasional.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang terkandung dalam penelitian ini menggunakan variabel

bebas dan variabel tergantung sebagai berikut :

1. Variabel bebas :

Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi suatu penyebab atau

mempengaruhi variabel yang lain (Siregar, 2014). Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel bebas adalah school wellbeing.

2. Variabel tergantung :

Variabel tergantung merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat dari

adanya variabel yang lain (Siregar,2014). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel tergantung adalah motivasi berprestasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

26

C. Definisi Operasional

1. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi merupakan dorongan dari seseorang untuk

menyelesaikan sesuatu, mencapai kesuksesan, dan menghindari kegagalan

yang dipengaruhi keyakinan dan nilai dari individu atau lingkungan.

Pengukuran motivasi berprestasi menggunakan skala yang telah disusun

oleh peneliti yakni skala motivasi berprestasi. Skala motivasi berprestasi

menggunakan empat aspek dari motivasi berprestasi, meliputi kebutuhan

akan umpan balik, ketekunan, inovatif, serta memiliki tanggung jawab

pribadi. Hasil skor total akan menunjukkan tinggi atau rendahnya motivasi

berprestasi pada subjek. Semakin tinggi skor total maka menunjukkan

semakin tinggi motivasi berprestasi pada siswa. Siswa yang memiliki skor

yang tinggi dalam motivasi berprestasi menunjukkan dirinya memiliki

dorongan yang tinggi untuk menyelesaikan sesuatu, mencapai kesuksesan,

dan menghindari kegagalan yang dipengaruhi keyakinan serta nilai dari

individu atau lingkungan. Sebaliknya, siswa yang memiliki skor yang

rendah berarti siswa memiliki dorongan yang rendah dalam menyelesaikan

sesuatu, mencapai kesuksesan, dan menghindari kegagalan yang

dipengaruhi keyakinan serta nilai dari individu atau lingkungan.

2. School Wellbeing

School wellbeing merupakan persepsi dimana siswa dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya di sekolah. Dalam penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

27

pengukuran school wellbeing menggunakan skala school wellbeing yang

dibuat oleh peneliti. Indikator disusun berdasarkan aspek dari school

wellbeing yang meliputi, kondisi sekolah (having),pemenuhan diri(being),

relasi sosial (loving), dan status kesehatan (health status). School

wellbeing dapat dilihat dari skor total yang diperoleh dari perhitungan

skala school wellbeing. Semakin tinggi skor total yang diperoleh siswa

dari skala school wellbeing, maka semakin tinggi school wellbeing yang

dialami siswa. Sebaliknya, semakin rendah skor total dari skala motivasi

berprestasi maka semakin rendah school wellbeing siswa. Siswa yang

memiliki skor yang tinggi dalam school wellbeing menunjukkan bahwa

dirinya memiliki persepsi yang baik terhadap penemuhan kebutuhan

dasarnya di sekolah. Sebaliknya, siswa yang memiliki skor yang rendah

berarti siswa memiliki persepsi yang rendah terhadap pemenuhan

kebutuhan di sekolah.

D. Subjek Penelitian

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik purposive sampling digunakan karena subjek

yang dipilih dalam penelitian berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat dari

populasi yang telah ditentukan sebelumnya (Hadi, 2004). Subjek dalam

penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Atas kelas XI di

Yogyakarta. Alasan peneliti memilih subjek dengan kelas XI karena siswa

sudah merasakan dinamika pembelajaran dan berkegiatan selama di Sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

28

Menengah Atas (SMA). Subjek dengan siswa kelas XI juga sudah mulai

menyadari peran dirinya dan anggota komunitas di sekolah sehingga

diharapkan dapat mengisi kuesioner sesuai dengan pengalaman yang telah

dialami selama bersekolah.

Kriteria subjek dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Pelajar yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas

b. Berusia 15-17 tahun

c. Saat ini bersekolah di Sekolah Menengah Atas kelas XI.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data melalui

penyebaran skala school wellbeing dan motivasi berprestasi yang telah dibuat

oleh peneliti untuk diisi oleh subjek yang telah ditentukan sebelumnya.

1. Skala motivasi berprestasi

Item-item dalam skala motivasi berprestasi dibuat berdasarkan

aspek yang terdapat dalam motivasi berprestasi. Pilihan jawaban terdiri

dari empat pilihan yang terdiri dari sangat setuju (SS), setuju (S), tidak

setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Setiap variabel memiliki dua

item favorable dan unfavorable. Semakin tinggi nilai motivasi berprestasi

menunjukkan bahwa subjek memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.

Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek menunjukkan

bahwa motivasi berprestasi yang dimiliki subjek rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

29

Pemberian skor pada skala ini dapat dilihat pada tabel 1

berikut:

Tabel 1.

Pemberian Nilai Skor Pada Skala Motivasi Berprestasi

Item Sangat

Setuju (SS)

Setuju (S) Tidak Setuju

(TS)

Sangat Tidak

Setuju (STS)

Favorable 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4

Penyusunan skala motivasi berdasarkan indikator yang dibuat dari

aspek-aspek motivasi berprestasi yang di kemukakan oleh Mc Clelland

(1985), yaitu :

a. kebutuhan umpan balik

b. inovatif

c. ketekunan

d. tanggung jawab pribadi

Skala motivasi berprestasi terdiri dari 20 pernyataan yang terdiri

dari item favorable dan item unfavorable serta mengandung aspek-aspek

dalam variabel motivasi berprestasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

30

Blue print mengenai skala motivasi berprestasi dapat dilihat pada

tabel 2 :

Tabel 2.

Tabel Blue Print Skala Motivasi Berprestasi

Aspek Indikator Item

favorable

Item

unfavorable

jumlah

Kebutuhan

akan umpan

balik

siswa menyukai

tanggapan atau umpan

balik dari orang lain

atas usaha yang telah

dilakukan

5 5 10

Inovatif Siswa mampu

menemukan suatu cara

dengan usaha sendiri

untuk mencapai

keberhasilan dan

menghindari rutinitas

5 5 10

Memiliki

tanggung jawab

pribadi

Bertanggung jawab atas

tugas yang diberikan

serta keputusan yang

telah diambil

5 5 10

Ketekunan Siswa akan berusaha

untuk bertahan dalam

mengerjakan sendiri

tugas yang sulit

5 5 10

Total 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

31

Tabel 3.

Tabel Distribusi Item Skala Motivasi Berprestasi Sebelum Seleksi

Item

Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total

Motivasi

Berprestasi

Kebutuhan akan

umpan balik

3, 7, 9, 17, 33, 2, 4, 8, 10, 14, 10

Inovatif 5, 11, 13, 15,

18,

6, 12, 16, 20,

31,

10

Memiliki

tanggung jawab

pribadi

1, 23, 29, 20,

37,

21, 24, 25, 28,

40

10

Ketekunan 26, 19, 34, 35,

39

22, 27, 32, 36,

38,

10

Total 40

2. Skala School wellbeing

Item-item dalam skala school wellbeing dibuat berdasarkan

aspek yang terdapat dalam school wellbeing. Pilihan jawaban terdiri dari

empat pilihan yang terdiri dari sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju

(TS) dan sangat tidak setuju (STS). Setiap variabel memiliki dua item

favorable dan unfavorable. Semakin tinggi nilai school wellbeing

menunjukkan bahwa subjek memiliki school wellbeing yang tinggi.

Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek menunjukkan

bahwa school wellbeing yang dimiliki subjek rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

32

Pemberian skor pada pernyataan favorable dan unfavorabe dapat

dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 4.

Pemberian Nilai Skor Pada Skala Motivasi Berprestasi

Item Sangat

Setuju (SS)

Setuju (S) Tidak Setuju

(TS)

Sangat Tidak

Setuju (STS)

Favorable 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4

Skala school wellbeing disusun atas indikator dalam aspek-aspek

school wellbeing yang di kemukakan oleh Konu dan Rimpela (2002), yaitu :

a. Having (kondisi sekolah)

b. Being (pemenuhan diri)

c. Loving (relasi sosial)

c. Health status (status kesehatan)

Jumlah skala School wellbeing terdiri dari 20 pernyataan yang

meliputi item favorable dan item unfavorable serta mengandung aspek-

aspek dalam variabel school wellbeing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

33

Blue print mengenai skala school wellbeing dapat dilihat pada tabel 5 :

Tabel 5.

Tabel Blue Print Skala School Wellbeing

Aspek Indikator Item

favorable

Item

unfavorable

Jumlah

Having (kondisi

sekolah)

Kondisi lingkungan

internal dan eksternal

sekolah dapat membuat

siswa nyaman dalam

belajar

5 5 10

being

(pemenuhan

diri di sekolah)

Sekolah dapat

memfasilitasi dan

memberikan

kesempatan yang sama

bagi murid untuk

mengembangkan diri

atau kemampuan yang

di miliki oleh setiap

siswa

5 5 10

Health status

(status

kesehatan)

Tidak adanya gejala

atau penyakit yang

dialami oleh para siswa

5 5 10

Loving (relasi

sosial)

Adanya relasi

interpersonal yang

positif antara siswa

dengan orangtua serta

warga sekolah (guru,

antar teman, pegawai di

sekolah)

5 5 10

Total 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

34

Tabel 6.

Tabel Distribusi Item Skala School Wellbeing Sebelum Seleksi Item

Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total

School

Wellbeing

Having (kondisi

sekoloah)

1, 4, 26, 29, 10 3, 7, 17, 33,

35,

10

Being

(pemenuhan diri

di sekolah)

5, 11, 13, 16,

30,

12, 14, 18, 19,

25,

10

Health Status

(status kesehatan)

2, 6, 15, 20, 37 22, 24, 27, 28,

40

10

Loving (relasi

sosial)

21, 23, 32, 34,

39

8, 9, 31, 36,

38,

10

Total 40

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas digunakan untuk menilai suatu alat tes dapat mengukur atribut

yang seharusnya sedang diukur(Azwar, 2014). Alat ukur yang memiliki

validitas yang tinggi akan menghasilkan eror pengukuran yang kecil yang

berarti skor yang dihasilkan dari alat ukur tidak jauh berbeda dari skor

yang sesungguhnya. Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas

isi. Validitas isi digunakan dengan melihat sejauh mana komponen dalam

tes sesuai dengan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Pengujian

terhadap isi dari alat ukur melalui penilaian dari professional judgement.

Peneliti meminta bantuan dari dosen pembimbing skripsi sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

35

professional judgement untuk menilai skala motivasi berprestasi dan

school wellbeing.

2. Seleksi Item

Seleksi item dilakukan berdasarkan hasil uji coba item dengan

responden yang memiliki kriteria mirip dengan responden yang akan

mengisi skala penelitian. Peneliti melakukan uji coba skala pada tanggal

24 November 2017 dan 30 Januari 2018 dengan mendatangi secara

langsung subjek yang digunakan dalam penelitian. Data hasil uji coba

skala diolah menggunakan SPSS for Windows versi 20 untuk mencari

diskriminasi item skala. Diskriminasi item dilakukan untuk membedakan

individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang hendak

diukur (Azwar, 2009). Daya diskriminasi item yang baik apabila koefisien

korelasi semakin mendekati angka 1,00. Sedangkan bila daya diskriminasi

yang tidak baik memiliki koefisien yang mendekati angka 0 atau memiliki

tanda negatif. Item yang layak dipertahankan jika memiliki koefisien

korelasi ≥ 0,20 (Supratiknya, 2014). Di bawah ini merupakan hasil dari

seleksi item yang dilakukan pada variabel motivasi berprestasi dan

variabel school wellbeing.

a. Skala Motivasi Berprestasi

Pada skala motivasi berprestasi terdapat 10 item yang gugur

melalui koefisien korelasi sebesar ≤ 0,20. Hasil dari seleksi item

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

36

menunjukkan dari 40 item memiliki item yang valid sebesar 24, 11 item

yang gugur, dan sebesar 5 digugurkan. Sehingga item yang digunakan

dalam mengukur motivasi berprestasi sejumlah 24 item.

Berikut merupakan data sebaran item skala motivasi motivasi berprestasi :

Tabel 7.

Sebaran Item Skala Motivasi BerprestasiSetelah Seleksi Item

Aspek ItemFavorable Item

Unfavorable

Jumlah

Kebutuhan akan

umpan balik

3, 7, 9, 17, 33 2, 4, 8, 10, 14 6

Inovatif 5, 11, 13, 15, 18

6, 12, 16, 20, 31 6

Memiliki

tanggung jawab

pribadi

1*, 23, 29*, 20, 37

21, 24, 25*, 28,

40*

6

Ketekunan 19, 26, 34, 35, 39

22, 27, 32*, 36,

38

6

Total 24

Keterangan : - item dengan angka tebal merupakan item yang gugur

- item dengan tanda * merupakan item yang digugurkan

sengaja

b. School Wellbeing

seleksi item yang digunakan dalam skala motivasi berprestasi

menggunakan koefisien korelasi sebesar sebesar ≤ 0,20 sehingga

menghasilkan 20 item yang valid. Hasil seleksi item menunjukkan dari 40

item memiliki item yang valid sebesar 20, 13 item yang gugur, dan sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

37

7 item yang digugurkan sengaja. Sehingga item yang digunakan dalam

mengukur motivasi berprestasi sejumlah 20 item.

Pada Tabel 8 Menunjukkan sebaran item pada skala school wellbeing

sebagai berikut :

Tabel 8.

Sebaran Item Skala School Wellbeing Setelah Seleksi Item

Aspek Item Favorable Item Unfavorable Jumlah

Having (kondisi

sekolah)

1, 4, 10, 26, 29 3, 7, 17, 33, 35 5

being (pemenuhan

diri di sekolah)

5*, 11, 13, 16,

30

12, 14*, 18*, 19,

25

5

Health status

(status kesehatan)

2*, 6, 15, 20, 37 22, 24, 27, 28, 40* 5

Loving (relasi

sosial)

21*, 23, 32, 34,

39

8, 9, 31*, 36, 38 5

Total 20

Keterangan : - item dengan angka tebal merupakan item yang gugur

- item dengan tanda * merupakan item yang digugurkan

sengaja

3. Reliabilitas Data Penelitian

Reliabilitas mengukur sejauhmana konsistensi atau keterpercayaan

hasil ukur. Alat ukur dikatakan tidak reliabel jika menghasilkan

perbedaan skor antar individu diakibatkan faktor eror dibandingkan

faktor perbedaan yang sesungguhnya (Azwar, 2009). Reliabilitas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

38

baik memiliki skor diatas 0,70 hingga mendekati 1. Reliabilitas yang

dihasilkan kurang dari 0,70 dapat dikatakan kurang baik karena

memiliki kesalahan baku yang terdapat di dalam skor tampak

(Supratiknya, 2014). Hasil dari uji reliabilitas menggunakan SPSS 20

for windows sebagai berikut :

Tabel 9.

Tabel Uji Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi

Cronbach's Alpha N of Items

.853 26

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan Cronbach’s Alpha sebesar

α = 0,853 (N=24) . hasil tersebut menunjukkan skala motivasi berprestasi

adalah reliabel karena memiliki koefisien reliabilitas di atas 0,70 .

Tabel 10.

Tabel Uji Reliabilitas Skala School Wellbeing

Cronbach's Alpha N of Items

.842 25

Hasil tabel di atas menunjukan hasil perhitungan Cronbach’s Alpha

sebesar α = 0,842 (N=25) yang menunjukkan skala school wellbeing

adalah reliabel karena memiliki koefisien reliabilitas diatas 0,70.

G. Uji Asumsi Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

39

Uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui data yang

dihasilkan dari skala motivasi berprestasi dan school wellbeing berada

dalam sebaran normal atau tidak. Dalam pengujian normalitas

menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dengan SPSS 20 for windows.

Suatu data memiliki sebaran data yang normal apabila nilai p > 0,05

(Santoso, 2010).

b. Uji Linearitas

Pengujian linearitas digunakan untuk menguji hubungan antar

variabel mengikuti garis lurus (Santoso, 2010). Uji linieritas digunakan

untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel motivasi berprestasi

dan school wellbeing terdapat hubungan yang linear atau tidak. Uji linear

merupakan prasyarat dalam melakukan analisis korelasi (Kasmadi &

Sunariah, 2014). Apabila nilai p > 0,05 maka hubungan antar variabel

adalah tidak linear atau lemah (Santoso, 2010). Pengujian linear

menggunakan SPSS 20 for windows dengan test for Linearity.

H. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk melihat hubungan

antara motivasi berprestasi dengan school wellbeing pada siswa kelas XI

sekolah menengah atas. Pengujian hipotesis menggunakan Pearson’s

Product Moment Pearson jika uji normalitas terpenuhi dan akan

menggunakan Spearman’s Rho apabila uji normalitas tidak terpenuhi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tanggal 26 Februari 2018 sampai 2

Maret 2018. Dalam melakukan pengambilan data peneliti melakukan

langsung ke sekolah yang telah ditentukan secara acak. Responden

dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)

yang berada di kelas XI. Responden dalam penelitian ini berjumlah

150 siswa dan siswi, terdiri dari subjek yang berasal dari SMA N 6

Yogyakarta sejumlah 66 subjek, SMA N 4 Yogyakarta sejumlah 47

subjek, dan SMA N 9 Yogyakarta sejumlah 37 subjek. Siswa dan

siswi yang berasal dari SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tidak

digunakan dalam penelitian karena pihak sekolah tidak mengijinkan

pengambilan data disebabkan kuota untuk penelitian sudah penuh dan

siswa akan menjalani ujian tengah semester. Dalam pengumpulan data

penelitian responden diminta untuk mengisi dua skala yang terdiri dari

skala motivasi berprestasi dan school wellbeing.

Pertama, peneliti meminta responden untuk mengisi kolom

identitas. Kedua, peneliti membacakan instruksi pengerjaan dan

memberikan contoh pengisian skala kepada responden. Apabila

responden telah selesai mengisi skala dapat dikumpulkan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

41

peneliti. Peneliti terlebih dahulu menjelaskan cara pengisian skala

kepada responden. Waktu pengisian skala yang dibutuhkan oleh

responden kurang lebih 15 menit. Skala yang digunakan telah

dilakukan uji reliabilitas, validitas dan seleksi item.

2. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian

Subjek penelitian merupakan siswa dan siswi di kelas XI yang

menempuh pendidikan di SMA yang berada di Yogyakarta. Deskripsi

responden penelitian berdasarkan jenis kelamin tertera pada tabel 11.

Tabel 11.

Tabel Deskripsi Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Total

Laki – laki Perempuan

48 102 150

Dalam tabel 12 berisi deskripsi responden penelitian

berdasarkan usia.

Tabel 12.

Tabel Deskripsi Berdasarkan Usia

Usia Total

15 16 17

4 84 62 150

Data yang telah didapatkan selanjutnya dihitung secara manual

untuk mencari mean teoritik. Sedangkan, untuk mencari mean empirik

dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows versi 20. Perhitungan

mean teoritis dengan mean empiris dilakukan untuk melihat

perbandingannya. Mean empiris yang tinggi dibandingkan mean

teoritis menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

42

motivasi atau school wellbeing yang cenderung tinggi. Sebaliknya,

mean teoritis lebih tinggi dibandingkan mean empiris menunjukkan

subjek dalam penelitian ini memiliki motivasi atau school wellbeing

yang cenderung rendah.

Setelah melakukan perhitungan mean teoretik yang dilakukan

pada kedua variabel di di dapatkan hasil sebagai berikut :

1. Motivasi Berprestasi

Jumlah item : 24

Nilai minimum : 24 x 1 = 24

Nilai maksimum : 24 x 4 = 96

Rentang nilai : 24 - 96

Mean teoretik : (Nilai minimum + nilai maksimum) / 2

(24 + 96) / 2 = 60

2. School Wellbeing

Jumlah item : 20

Nilai minimum : 20 x 1 = 20

Nilai maksimum : 20 x 4 = 80

Rentang nilai : 20 - 80

Mean teoretik : (Nilai minimum + nilai maksimum) / 2

(20 + 80) / 2 = 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

43

Berikut ini pada tabel 13 dan 14 merupakan perhitungan empirik :

Tabel 13.

Tabel Empirik Motivasi Berprestasi

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

motivasi_berprestasi 150 71.43 5.719 .467

One-Sample Test

Test Value = 60

T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

motivasi_berprestasi 24.472 149 .000 11.427 10.50 12.35

Tabel 14.

Tabel Empirik School Wellbeing

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

school_wellbeing 150 52.11 5.431 .443

One-Sample Test

Test Value = 50

T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

school_wellbeing 4.751 149 .000 2.107 1.23 2.98

Berdasarkan uji t tabel 13 menghasilkan nilai signifikansi

sebesar 0,000 yang menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara

mean empirik dan teoritik. Skala motivasi berprestasi memiliki mean

empiris sebesar 71,43 sedangkan nilai mean teoritis sebesar 60. Mean

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

44

empiris lebih besar dari mean teoritis. Hal ini menunjukkan bahwa

subjek dalam penelitian ini memiliki motivasi berprestasi yang

cenderung tinggi. Hasil pada tabel 14 terdapat hasil uji t dengan

signifikansi 0,000 yang memiliki arti terdapat perbedaan signifikan

antara mean empirik dan mean teoritik. Selain itu, perhitungan pada

skala school wellbeing menunjukkan mean empiris sebesar 52,11 dan

memiliki mean teoritis sebesar 50. Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan mean empiris lebih besar daripada mean teoritis.

Perbedaan mean menunjukkan bahwa school wellbeing yang di miliki

subjek cenderung tinggi.

3. Hasil Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan menggunakan SPSS 20

for windows melalui cara One Sample Kolmogorov-Smirnov

test dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 14.

Tabel deskriptif Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

motivasi_berprestasi ,132 150 ,000 ,968 150 ,001

school_wellbeing ,085 150 ,010 ,987 150 ,184

Nilai pengujian normalitas dapat dikatakan memiliki

distribusi data yang normal apabila memiliki nilai Sig. atau p

lebih besar dari 0,05 ( Santoso, 2010). Berdasarkan tabel diatas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

45

menunjukkan bahwa variabel school wellbeing memiliki nilai

Sig. 0,10. Nilai tersebut sama dengan 0,1 yang menunjukkan

bila sebaran data pada variabel school wellbeing dikatakan

normal (p> 0,05). Pada variabel motivasi berprestasi memiliki

nilai Sig. 0,000. Nilai yang terdapat pada variabel motivasi

berprestasi kurang dari 0,1 yang menunjukkan bahwa sebaran

data adalah tidak normal (p<0,05).

4. Uji Linearitas

Pengujian normalitas dilakukan menggunakan SPSS 20 for

windows melalui cara One Sample Kolmogorov-Smirnov test. Data

dapat dikatakan linear jika Sig. linearity lebih kecil dari 0.05 dan

nilai Sig. deviation from linearity lebih besar dari 0.05 (Santoso,

2010). Pengujian linearitas yang telah dilakukan menunjukkan

hasil sebagai berikut :

Tabel 15.

Tabel Deskriptif Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

motivasi_berpresta

si *

school_wellbeing

Between

Groups

(Combined) 1872,429 26 72,017 2,952 ,000

Linearity 818,214 1 818,214 33,544 ,000

Deviation

from

Linearity

1054,215 25 42,169 1,729 ,027

Within Groups 3000,264 123 24,392

Total 4872,693 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

46

Berdasarkan tabel 15, dapat terlihat bahwa nilai Sig. liniearity

sebesar 0.000, dan nilai Sig. deviation from linearity yaitu sebesar

0.027. hal ini menunjukkan variabel motivasi berprestasi dan school

wellbeing bersifat linear (Sig. linearity <0.05 dan Sig. deviation from

linearity> 0.05).

5. Uji Hipotesis

Pengujian korelasi menggunakan analisa Spearman’s rho dengan

bantuan dari SPSS for windows versi 20. Teknik analisa korelasi

Spearman’s rho dilakukan apabila data yang digunakan tidak

terdistribusi secara normal maka dilakukan analisa statistik non

parametrik (Siregar, 2013). Data yang tidak terdistribusi secara

normal adalah data motivasi berprestasi.

Hasil pengujian korelasi dapat dilihat pada tabel 16 berikut :

Tabel 16.

Tabel Uji Korelasi Penelitian

Correlations

school

wellbeing

motivasi

berprestasi

Spearman's

rho

school wellbeing

Correlation

Coefficient 1,000 ,326

**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 150 150

motivasi

berprestasi

Correlation

Coefficient ,326

** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 150 150

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

47

Berdasarkan tabel 16. Dapat dilihat nilai dari korelasi Spearman’s

rho sebesar 0,326 serta memiliki nilai Sig. sebesar 0,000. Hasil dari

pengujian tersebut, menununjukkan bahwa terdapat hubungan yang

positif antara school wellbeing dengan motivasi berprestasi pada siswa

kelas XI sekolah menengah atas. Artinya, semakin tinggi school

wellbeing maka semakin tinggi juga motivasi berprestasi siswa yang

dialami siswa.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara school

wellbeing dengan motivasi berprestasipada siswa kelas XI sekolah

menengah atas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan

school wellbeing (r = 0,326; p = 0,000). Artinya, semakin tinggi tingkat

school wellbeing siswa maka semakin tinggi pula tingkat motivasi

berprestasi siswa tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat

school wellbeing siswa maka semakin rendah pula tingkat motivasi

berprestasi siswa.

Siswa yang memiliki motivasi berprestasi akan mengerjakan

sesuatu dengan keinginan untuk mencapai keberhasilan. Dalam konteks

sekolah, keberhasilan yang siswa raih terkait dengan orientasi siswa untuk

dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dan menguasai pelajaran. Siswa yang

mampu meraih tujuan dan ingin meraih prestasi yang baik maka hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

48

tersebut memiliki hubungan yang positif bagi kesejahteraan siswa di

sekolah (Tian, Yu, & Huebner E, 2017). Hasil tersebut memberikan bukti

bahwa kesejahteraan siswa di sekolah merupakan bagian yang dapat

meningkatkan kecenderungan untuk mau mengikuti pelajaran dan naik

kelas dengan meraih nilai yang lebih tinggi. Selain itu, kesejahteraan siswa

di sekolah dapat mengurangi kecenderungan untuk keluar dari sekolah

serta terhambat atau tidak naik kelas pada siswa di masa remaja (Lopez, et

al., 2017).

Dorongan siswa dalam meyelesaikan tugas-tugasnya berkaitan

dengan cara mereka melihat tugas tersebut. Siswa akan cepat

menyelesaikan tugas-tugasnya ketika mereka memandang tugas-tugasnya

sebagai sesuatu yang menarik minat mereka (Petegem, Aelterman, Rosseel

& Creemers, 2007). Sebaliknya, ketika siswa memandang tugas-tugasnya

sebagai seorang murid sebagai sesuatu yang negatif maka akan

berpengaruh pada proses pendidikan mereka. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Suhre, Jansen dan Harskamp (2007) yang meneliti dampak

dari kepuasan siswa dalam memilih jurusan pendidikan. Dari hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk belajar yang

disebabkan oleh kepuasan siswa memiliki dampak yang positif pada

perilaku belajar mereka. Senada dengan Urdan, Solek dan Schoenfelder

(2007), murid yang merasa terbebani atau tertekan akibat harapan ataupun

permintaan dari orangtua maka perilaku mereka di sekolah menjadi buruk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

49

Buruknya perilaku siswa di sekolah dapat berdampak pada kualitas

relasi di sekolah yang berdampak pada kesejahteraan sekolah siswa. Murid

yang menyatakan bila dirinya memiliki teman serta kelas yang baik

merupakan sumber dari kepuasan diri mereka dan rasa memiliki(sense of

belonging) (Pyhӓltӧ, Soini dan Pietarinen, 2010). Di sisi lain, interaksi

siswa dengan anggota sekolah akan berdampak pada tingkat kepuasan

mereka yang rendah serta mempengaruhi kesehatan mereka. Dampak dari

lingkungan yang buruk, kondisi kelas yang memiliki perselisihan

didalamnya, kurangnya teman, dan perundungan menyebabkan siswa

terbebani dan menyebabkan kecemasan dan stress (Pyhӓltӧ, Soini dan

Pietarinen, 2010).

Kontribusi yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa dapat

terlihat dari hubungan umpan balik antara siswa dengan guru. Apabila

siswa memiliki kualitas interaksi yang baik dengan sekolah dapat

meningkatkan kesejahteraan siswa. Siswa akan dapat memenuhi

kebutuhannya apabila iklim di sekolah positif. Hasil penelitian ini selaras

dengan penelitian Jia, et al (2009) pada siswa dan siswi di Cina dan

Amerika yang menyatakan bila dukungan antara guru dengan siswa, siswa

dengan sesama siswa serta adanya dukungan dari orangtua memiliki kaitan

dengan simptom depresi yang dimiliki siswa serta mempengaruhi self-

esteem bagi siswa.

Siswa dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan berusaha untuk

mengerjakan tugas-tugasnya dengan lebih baik. Sesuai dengan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

50

sebelumnya bahwa motivasi siswa dapat meningkatkan kemampuan dan

pembelajaran siswa yang berkaitan dengan pengaturan pengerjaan tugas

secara efektif serta pemahaman akan tugas (Valle, Regueiro, Nunez,

Rodriguez, Piniero, & Rosario, 2016). Sebagi contoh, siswa yang memiliki

motivasi yang kuat memiliki tujuan untuk mendapatkan nilai yang tinggi

bahkan nilai tertinggi di kelas. Pencapaian tersebut dapat meningkatkan

kesejahteraan siswa. Kesejahteraan tersebut berasal dari kepuasan yang

didapatkan siswa terkait dengan penghargaan yang di dapatkan atas

pencapaian yang diraihnya (Burger, 2011). Di sisi lain, siswa yang

memiliki motivasi berprestasi yang rendah dapat mempengaruhi

kesejahateraan mereka. Siswa dengan prestasi yang rendah dapat

berdampak pada sikap pesimis bahkan depresi yang berhubungan dengan

kesejahteraan siswa dan pencapaian akademis (Lv et al, 2016).

Subjek pada penelitian ini memiliki school wellbeing dan motivasi

berprestasi yang cenderung tinggi. Subjek penelitian memiliki school

wellbeing yang tinggi dikarenakan mean empirik lebih tinggi dari mean

teoritis (52,11 > 50). Hal ini menunjukkan bahwa siswa merasa dirinya

sebagai bagian dari kelas dan memiliki pengalaman yang lebih rendah

akan perasaan negatif di sekolah serta rendahnya tingkat stress terkait

penguasaan akademik (Scrimin, Moscardino, Altoè, & Mason, 2016).

Subjek penelitian juga memiliki motivasi berprestasi yang tinggi karena

memiliki mean empiris yang lebih besar daripada mean teoritis (71,43 >

60). Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki teman sebaya dan guru-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

51

guru mendukung, konsep diri yang tinggi serta memiliki kecenderungan

untuk berusaha meraih nilai atau prestasi yang tinggi karena memiliki

ketekunan (Bakadorova & Raufelder, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan memiliki hasil bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan (r = 0,326; p = 0,000) antara school

wellbeing dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas XI Sekolah

Menengah Atas. Hal ini berarti semakin tinggi school wellbeing siswa

maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi yang dialami. Begitu pula

sebaliknya, semakin rendah school wellbeing siswa maka semakin rendah

pula motivasi berprestasi yang di alami siswa.

B. Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas XI saja. Hal ini

dikarenakan beberapa sekolah tidak mengijinkan melakukan penelitian

untuk kelas XII karena siswa dipersiapkan untuk ujian nasional. Dalam

proses pengambilan data penelitian sekolah hanya memberikan ijin

untuk menggunakan beberapa kelas saja. Selain itu, terdapat satu

sekolah yang mengijinkan dalam pengambilan data apabila dilakukan

setelah jam pulang menyebabkan hanya beberapa siswa saja yang

mengisi skala yang diberikan peneliti. Alasan tersebut menyebabkan

subjek yang digunakan tidak banyak. Hasil pengolahan data dalam

penelitian ini sebaran data tidak terdistribusi secara normal, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

52

penelitian selanjutnya dapat menggunakan subjek penelitian yang lebih

banyak jumlahnya. Selain itu, bagi peneliti selanjutnya dapat

menggunakan seluruh siswa Sekolah Menengah Atas atau jenjang

pendidikan diatasnya maupun dibawahnya. Melalui subjek yang

berbeda dapat memberikan wawasan yang berbeda dari hasil yang

didapatkan.

2. Bagi Sekolah dan Orangtua

Bagi pihak sekolah dan orangtua dapat mendampingi peserta didik

dalam meningkatkan motivasi berprestasi. Dalam meningkatkan

motivasi berprestasi tidak hanya dibebankan pada siswa saja namun

perlu memperhatikan school wellbeing siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

53

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H.A., Supriyono, W. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset.

Azwar, S (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Offset.

Azwar, S. (2014). Dasar - Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.

Bakadorova, O., Raufelder, D. 2014. The mediating role of sicio-motivational

support in the association between individual school self-concept and

achievement motivation amongst adolescent students. European Journal

of Psychology of Education. 29(3), 347-366.

Burger, J.M. (2011). Introduction to Personality. Edisi 8. Canada : Wadsworth

Cengage Learning.

Creswell, J.W. ( 2012). Research Design : Pedekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Devi, C.P.K. (2016). Pengaruh persepsi dukungan sosial keluarga dan

lingkungan sekolah pada motivasi berprestasi siswa SMA di Yogyakarta.

Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Djiwandono, S. E.W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Fatwati, A. M., Fakhruddiana. F. (2014). Kecenderungan pola asuh permisif dan

kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa.

Humanitas,11(1), 9-18.diakses dari

http://www.journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/2323/

1463 pada 20 September 2016.

Hadi, S. (2004). Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.

Inayah, R., Martono, T., Sawiji, H. (2013). Pengaruh kompetensi guru, motivasi

belajar siswa, dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran

ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah,

Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Insan Mandiri, 1(1), 1-12.

Jia, Y., Ling, G., Chen, X., Ke, X., Way, N., Yoshikawa, H., Hughes, D., Lu, Z.

(2009). The influence of student perceptions of school climate on

socioemotional and academic adjusment : A comparison of chinese and

american adolescents. Child Development. 80(5), 1514-1530.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

54

Jones, A. Y., Fursa, S., Byrket, J.S., Sly. J. S. (2014). Bullying affect more than

feelings : the long-term implications of victimization on academic

motivation in higher education. Social Psychology of Education, 18(1),

185-200.

Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2014). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.

Bandung: Penerbit Alfabeta.

Khatimah, H. (2015). Gambaran school wellbeing pada peserta didik program

kelas akselerasi di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Psikopedagogia, 4(1), 20-

30.

Kompri. (2015). Motivasi Pembelajaran: Perspektif Guru dan Siswa. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Konu. A., Rimpela. M. (2002). Well being in school : a conceptual model. Health

Promotion International, 17(1),79-89.

Lili. T, et al. (2013). Perceived social support and school wellbeing among

chinese early and middle adolscents: The mediational role of self

esteem.Jurnal Soc Indic Res, Vol. 113, 991-1008. Diakses dari

http://link.springer.com/article/10.1007/s11205-012-0123-8 pada tanggal

17 November 2016.

Lopez, V., Oyanedel, J. C., Bilbao, M., Javier, T., Oyarzun, D., Morales, M., et al.

(2017). School achievement and performance in chilean high schools : The

mediating role of subjective wellbeing in school- related evaluations.

Frontiers in Psychlogy, 1-15.

Lv, B., Zhou, H., Guo, X., Liu, C., Liu, Z., Luo, L. (2016). The relationship

between academic achievement and the emotional well-being of

elementary school children in china : The moderating role of parent-

school communication. Frontiers in Psychology. 7(948), 1-9.

Mappiare, Andi. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.

McClelland., Clarence, D. (1985). Human Motivation. USA : Scott, Foresman and

Company.

Marjohan. (2014). School Healing : Menumbuhkan Problem Sekolah. Yogyakarta

: PT Pustaka Insan Madani.

Nindianti, W.E., Desiningrum, D.R. (2015). Hubungan antara school well-being

dengan Agresivitas. Jurnal Empati. 4 (1), 202-207.

Petegem, K.V., Aelterman, A., Keer, H.V., Rosseel, Y. (2008). The influence of

student characteristics and interpersonal teacher behaviour in the

classroom on student’s wellbeing.Social Indicator Research. 85, 279-291.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

55

Petegem, K.V., Aelterman, A., Rosseel, Y., Creemers. (2007). Student perception

as moderator for student wellbeing. Social Indicator Research. 83(3), 447-

463.

Pyhӓltӧ,K., Soini, T.,Pietarinen, J. (2010). Pupils’ pendagogical well-being in

comprehensive school significant positive and negative school experiences

of finnish ninth graders. European Journal of Psychology of Education.

25(2), 207-221.

Rochmah, E. Y. (2005). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Penerbit Teras.

Roiste, A., Kelly, C., Molcho, M., Gavin, A., Gabhainn, S. N. (2012). Is school

participation good for children? Associations with health and wellbeing.

Health Education, 112(2), 88-104. Diakses dari

http://www.nuigalway.ie/hbsc/documents/2012__ja__de_roiste__school_p

articipation___he1111.pdf pada tanggal 17 November 2016.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku.

Yogyakarta: Penerbit Sanata Dharma.

Santrock, J. W (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja. Edisi 6. Jakarta:

Erlangga.

Sarwono, S. W. (1994). Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sarwono, S. W. (1989). Psikologi Remaja. Edisi: 1. Jakarta : Rajawali Press.

Schunck, D.H. (2012). Teori- teori Pembelajaran Perspektif Pendidikan. Edisi:6.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Scrimin, S., Moscardino, U., Altoè, G., Mason, L. (2016). Effect of perceived

school well-being and negative emotionality on students’ attentional bias

for academic stressors. British Journal of Educational Psychology. 86,

278-295.

Setyawan, I., Dewi, K.S. (2015). Kesejahteraan sekolah ditinjau dari orientasi

belajar mencari makna dan kemampuan empati siswa sekolah senengah

atas.Jurnal Psikologi Undip, 14(1), 9-20.

Siregar, S. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.

Slavin, R.E. (2008). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Edisi: 8. Jilid 1.

Jakarta : PT Indeks.

Slavin, R. E. (2011). Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik. Edisi: 9. Jilid : 2.

Jakarta: PT Indeks.

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung : CV

Pustaka Setia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

56

Suhre, J.M., Jansen, E. P. W. A., Harskamp, E.G. (2007). Impact of degree

program satisfaction on the persistance of college student. Higher

Education. 54(2), 207-226.

Sukmadinata, N.S. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya Offset.

Sumanto. (2014). Psikologi Perkembangan ; Fungsi dan Teori. Yogyakarta :

CAPS (Center of Academic Publishing Service).

Stipek, D.J. (1992). Motivation to Learn : From Theory to Practice. USA: Allyn

and Bacon.

Supratiknya,A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Penerbit USD.

Suratin, R. (2012). Stop School Bullying Wujudkan School Wellbeing. Konselor

Sekolah. Diunduh dari http://www.konselorsekolah.com/2012/04/stop-

school-bulying-wujudkan-school.html diakses pada 21 September 2016.

Telef, B. B., Arslan, G., Mert, A., & Kalafat, S. (2015). The mediation effect of

school satisfaction in the relationship between teacher support, positive

affect and life satisfaction in adolescents. Educational Research and

Reviews, 10(12), 1633-1640.

Tian, L., Yu, T., & Huebner E, S. (2017). Achievement goal orientations and

adolescents' subjective well-being in school: The mediating roles of

academic social comparison directions . Frontiers in Psychology, 1-11.

Urdan, T., Solek, M., Schoenfelder, E. (2007). Students’ perceptions of family

influences on their academic motivation: A qualitative analysis. Journal of

Psychology of Education. 22(1), 7-22.

Valle, A., Regueiro, B., Nunez, J., Rodriguez, S., Piniero, I., & Rosario, P. (2016).

Academic goals, student homework engagement, and academic

achievement in elementary school. Frontiers in Psychology, 1-10.

Wahyuni, S. (2013). Hubungan efikasi diri dan regulasi emosi dengan motivasi

berprestasi pada siswa smk negeri 1 samarinda.eJournal Psikologi, Vol 1,

No.1, 88-95.

Wang, M., Holcombe, R. (2010). Adolescents’ perceptions of school

environment, engagement, and academic achievement in middle

school.American Edocational Research Journal. 47(3), 633-662. Di akses

dari http://aer.sagepub.com/content/47/3/633.short pada tanggal 19

November 2016.

Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya Offset.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

57

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

58

LAMPIRAN 1

SKALA UJI COBA PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

59

SKALA PENELITIAN

Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo

139114058

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

60

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan hormat,

Saya mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma sedang melakukan penelitan untuk penyusunan tugas

akhir. Saya memohon bantuan dari Anda untuk berkenan mengisi

skala ini. Dalam skala ini berisi beberapa pernyataan. Saya meminta

bantuan Anda mengisi jawaban atas pernyataan yang terdapat di

dalam skala ini. Jawaban yang Anda berikan tidak ada yang benar atau

salah. Sehingga, saya berharap Anda dapat mengisi jawaban dengan

sejujurnya sesuai dengan yang Anda alami.

Saya akan menjamin kerahasiaan identitas serta jawaban yang

telah Anda isi. Jika Anda berkenan mengisi skala ini, silahkan

memberikan paraf di bawah ini. Saya mengucapkan terima kasih atas

kesediaan Anda dalam mengisi skala ini.

Hormat saya,

Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

61

Saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala penelitian sesuai

dengan sejujur-jujurnya dan sesuai keadaan yang saya alami sehari-hari.

Yogyakarta, ………………..

(……………………………………)

IDENTITAS

Nama / Inisial :

Umur :

Jenis kelamin :

Asal Sekolah :

Kelas :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

62

PETUNJUK PENGISIAN

Di dalam skala ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan

kondisi yang Anda alami sehari-hari. Anda diminta untuk memilih jawaban yang

sesuai dengan apa yang Anda alami dan rasakan. Pilihlah satu jawaban pada

kolom tersedia yang paling sesuai dengan diri Anda dengan memberikan tanda

centang (√).

Pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut :

SS : bila jawaban “Sangat Sesuai “ dengan diri Anda

S : bila jawaban “ Sesuai” dengan diri Anda

TS : bila jawaban “ Tidak Sesuai” dengan diri Anda

STS : bila jawaban “ Sangat Tidak Sesuai” dengan diri Anda

Contoh :

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Lingkungan sekolah nyaman untuk

kegiatan belajar √

Jawaban yang Anda berikan tidak ada yang benar atau salah. Pilihlah

jawaban dengan sejujurnya sesuai dengan yang Anda alami. Bacalah setiap

pernyataan dengan cermat sebelum menjawab. Jika sudah selesai, harap teliti

kembali dan pastikan tidak ada pernyataan yang terlewat.

--SELAMAT MENGERJAKAN-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

63

SKALA 1

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya lebih senang belajar di sekolah

dibandingkan berada di rumah

2. Saya jarang menggunakan UKS jika

berada di sekolah

3. Jumlah murid di kelas terlalu banyak

sehingga kurang efektif dalam

belajar

4. Ukuran kelas membuat saya cukup

nyaman dalam belajar

5. Tanggapan atau respon yang

diberikan oleh guru ketika saya

melakukan kesalahan membuat saya

ingin memperbaikinya

6. Meskipun saya sedang sakit, saya

tetap bersemangat untuk pergi ke

sekolah

7. Saya sering terganggu dengan suara

bising di lingkungan sekolah

8. Saya merasa canggung untuk

bercanda dengan guru di sekolah

9. Teman-teman di sekolah sering

membuat saya kesal

10. Pencahayaan di sekolah cukup

terang sehingga memudahkan saya

dalam menulis atau membaca

11. Sekolah memberikan kesempatan

untuk mengembangkan bakat yang

saya miliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

64

No Pernyataan SS S TS STS

12. Tidak ada ekstrakurikuler yang

sesuai dengan minat saya

13. Sekolah selalu mendorong saya

untuk mencoba berbagai hal yang

saya sukai

14. Sekolah kurang memiliki sarana

untuk menyampaikan pendapat

murid

15. Penyakit yang saya alami

disebabkan kurang menjaga pola

hidup sehat

16. Sekolah tidak pernah memberikan

penghargaan atas prestasi yang telah

diraih siswa

17. Guru sering memberikan tugas yang

banyak setiap minggu

18. saya merasa takut ketika guru

memberikan respon terhadap hasil

kerja saya

19. Saya merasa beberapa guru bersikap

tidak adil dalam memberikan

kesempatan menjawab terhadap

beberapa siswa di kelas

20. Saya selalu masuk sekolah ketika

sakit

21. Saya sering menghabiskan waktu

ketika istirahat dengan bercerita

kepada guru atau pegawai di sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

65

No Pernyataan SS S TS STS

22. Saya sering merasa sakit beberapa

minggu ini

23. Saya akan membantu teman ketika

sedang mengalami kesulitan

24. Saya sering tiba-tiba merasa cemas

25. Saya dipaksa oleh orangtua untuk

mengikuti kegiatan-kegiatan yang

tidak sesuai dengan keinginan saya

26. Lingkungan sekolah dapat membuat

saya fokus dalam belajar

27. Ketika berada di sekolah saya sering

merasa lesu

28. Adanya penyakit yang sering

muncul membuat aktivitas saya di

sekolah menjadi terganggu

29. Tugas-tugas yang diberikan oleh

sekolah sesuai dengan kemampuan

saya

30. Semua siswa ikut serta dalam

membuat kebijakan–kebijakan

sekolah

31. Orangtua saya jarang meluangkan

waktu dengan saya

32. Saya sering bercerita kepada

orangtua mengenai kegiatan saya

selama di sekolah

33. Kelas tempat saya belajar memiliki

sirkulasi udara yang buruk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

66

No Pernyataan SS S TS STS

34. Saya memiliki hubungan yang akrab

dengan teman sekelas

35. Lingkungan dalam kelas saya kotor

36. Saya jarang mengobrol dengan

pegawai di sekolah

37. Selama beberapa minggu terakhir

saya tidak merasakan gejala penyakit

tertentu

38. Saya pernah menjadi korban

perundungan (bullying) di sekolah

39. Teman-teman akan membantu ketika

saya mendapatkan masalah atau

musibah

40. Saya kesulitan bisa tidur di malam

hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

67

SKALA 2

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya cenderung akan meluangkan

waktu untuk mengerjakan tugas/

belajar setiap hari

2. Ketika saya ditegur oleh orangtua

saya hanya mendengarkan saja

3. Saya akan segera memperbaiki

kesalahan ketika ditegur oleh guru

atau orangtua

4. Saya merasa nasihat orangtua atau

guru tidak berguna bagi saya

5. Saya senang mengerjakan tugas

yang mengharuskan saya berpikir

secara kreatif dalam

menyelesaikannya

6. Saya cenderung melakukan

aktivitas yang terjadwal

7. Ketika saya kesulitan dalam

mempelajari sesuatu maka saya

akan bertanya kepada orang lain

yang lebih paham

8. Timbal balik yang diberikan oleh

orang lain atas usaha/ pekerjaan

yang saya lakukan membuat saya

mudah menyerah

9. Saya selalu mengharapkan koreksi

atau tanggapan dari guru atas tugas

yang telah saya kerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

68

No Pernyataan SS S TS STS

10. Tanggapan atau komentar yang

negatif membuat saya takut untuk

menyelesaikan pekerjaan/tugas saya

11. Dalam mengatasi kesulitan saya

akan mencari berbagai cara untuk

dapat menyelesaikannya

12. Saya cenderung akan menunggu

guru atau teman mengajari soal

yang rumit daripada saya harus

menyelesaikannya sendiri

13. Saya senang mencoba berbagai hal

baru

14. Ketika saya kesulitan dalam

pelajaran biasanya saya akan diam

saja

15. Ketika saya mengalami kesulitan

dalam tugas maka saya akan

mencari jawaban diberbagai buku

atau internet

16. Saya lebih menyukai mengerjakan

sesuatu yang pernah saya kerjakan

sebelumnya

17. Saya akan meminta bantuan kepada

teman ketika kesulitan dalam

pelajaran

18. Saya merasa puas apabila berhasil

menyelesaikan tugas dengan cara

yang saya temukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

69

No Pernyataan SS S TS STS

19. Saya merasa puas ketika berhasil

menyelesaikan tugas yang sulit

20. Jika ada tugas yang sulit terkadang

sayamencontek milik teman

21. Saya sering menunda dalam

mengerjakan tugas-tugas

22. Alasan saya suka menunda

mengerjakan tugas dikarenakan

sulitnya tugas yang diberikan

23. saya akan bertanggung jawab ketika

melakukan kesalahan

24. Saya sering membiarkan kesalahan

yang saya lakukan

25. Ketika ada tugas saya memilih

untuk bermain dibandingkan

menyelesaikannya

26. Tugas yang sulit membuat saya

belajar pantang menyerah

27. Saya memilih untuk mengerjakan

tugas yang mudah terlebih dahulu

28. Saya terkadang kurang

memperhatikan waktu

pengumpulan tugas sehingga

terlambat dalam mengumpulkan

tugas

29. Ketika guru memberikan tugas saya

akan langsung mengerjakannya

pada hari itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

70

No Pernyataan SS S TS STS

30. Saya akan melaksanakan

konsekuensi apabila saya

melakukan kesalahan

31. Ketika saya mengalami kesulitan

saya cenderung akan membiarkan

saja

32. Saya sering malas dalam

mengerjakan tugas-tugas saya

33. Pujian dari orangtua atas usaha

yang saya lakukan membuat saya

bersemangat untuk

menyelesaikannya dengan lebih

baik

34. Saya merasa tertantang untuk

menyelesaikan tugas yang sulit

dibandingkan tugas yang mudah

35. Saya cenderung mengerjakan tugas-

tugas sendiri

36. Saya akan lebih senang apabila

mengerjakan tugas bersama teman-

teman

37. Saya akan melakukan aktivitas

yang lain setelah menyelesaikan

tugas-tugas saya

38. Bila dalam tugas kelompok saya

akan memilih tugas yang mudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

71

No Pernyataan SS S TS STS

39. Ketika saya kurang memahami

pelajaran di sekolah, saya akan

membaca buku atau mencari

sumber referensi lain untuk

menemukan jawaban atas kesulitan

saya

40. Sering kali saya harus

mengesampingkan tugas-tugas saya

ketika saya sedang mengikuti suatu

kegiatan atau kepanitiaan

--Terimakasih atas bantuan dan partisipasi Anda--

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

72

LAMPIRAN 2

RELIABILITAS SKALA MOTIVASI BERPRESTASI DAN

SKALA SCHOOL WELLBEING

LAMPIRAN RELIABILITAS SKALA

A. SKALA MOTIVASI BERPRESTASI

1. Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi Sebelum Seleksi Item

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.790 40

Item-Total Statistics

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

73

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Item1 111.26 77.130 .126 .790

Item2 111.85 77.465 .068 .793

Item3 110.80 74.072 .454 .779

Item4 110.63 76.238 .255 .786

Item5 110.98 77.044 .124 .790

Item6 111.98 83.977 -.368 .813

Item7 110.59 76.603 .168 .789

Item8 111.11 75.432 .259 .785

Item9 110.85 76.265 .222 .787

Item10 111.28 74.696 .302 .784

Item11 110.80 73.405 .522 .777

Item12 111.54 72.831 .382 .780

Item13 110.83 73.480 .568 .777

Item14 111.09 74.748 .309 .784

Item15 110.74 75.264 .416 .782

Item16 111.74 75.130 .233 .787

Item17 110.80 77.628 .088 .791

Item18 110.59 76.114 .245 .786

Item19 110.43 78.340 .031 .793

Item20 111.70 73.639 .374 .781

Item21 111.98 72.555 .492 .776

Item22 111.96 75.509 .267 .785

Item23 110.74 74.775 .431 .781

Item24 111.24 75.253 .267 .785

Item25 111.24 71.786 .598 .773

Item26 111.17 76.236 .164 .789

Item27 112.43 77.629 .075 .792

Item28 111.46 75.054 .226 .787

Item29 111.70 72.839 .461 .778

Item30 110.76 74.275 .495 .779

Item31 111.00 72.578 .649 .774

Item32 111.61 70.510 .654 .769

Item33 110.48 76.877 .192 .788

Item34 111.02 73.177 .557 .776

Item35 111.48 76.611 .122 .792

Item36 112.35 78.587 -.016 .797

Item37 110.78 75.863 .268 .785

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

74

2. Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi Setelah Seleksi Item

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.853 26

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Item3 73.04 57.643 .474 .846

Item4 72.87 60.338 .182 .854

Item8 73.35 58.321 .325 .851

Item9 73.09 59.859 .210 .854

Item10 73.52 57.588 .374 .849

Item11 73.04 57.020 .547 .844

Item12 73.78 56.485 .398 .849

Item13 73.07 56.862 .624 .843

Item14 73.33 58.402 .308 .851

Item15 72.98 58.822 .423 .848

Item16 73.98 58.022 .291 .853

Item18 72.83 59.614 .245 .853

Item20 73.93 57.262 .387 .849

Item21 74.22 56.129 .524 .844

Item22 74.20 58.961 .278 .852

Item23 72.98 57.977 .491 .846

Item24 73.48 59.900 .166 .856

Item25 73.48 56.122 .563 .843

Item28 73.70 59.150 .185 .857

Item29 73.93 57.307 .403 .848

Item30 73.00 57.867 .512 .846

Item31 73.24 56.186 .689 .841

Item32 73.85 54.354 .686 .838

Item38 111.83 77.791 .048 .794

Item39 110.76 72.986 .459 .778

Item40 111.83 78.636 -.019 .797

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

75

Item34 73.26 57.130 .544 .844

Item37 73.02 59.044 .307 .851

Item39 73.00 57.111 .432 .847

B. SKALA SCHOOL WELLBEING

1. Reliabilitas Skala School Wellbeing Sebelum Seleksi Item

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.767 40

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Item1 111.67 84.636 .117 .767

Item2 111.18 87.377 -.085 .776

Item3 111.71 86.346 -.006 .772

Item4 111.44 84.525 .212 .763

Item5 111.29 83.346 .263 .761

Item6 111.40 83.973 .198 .764

Item7 112.53 87.891 -.120 .777

Item8 111.69 81.401 .310 .759

Item9 111.69 78.492 .534 .748

Item10 111.13 85.936 .060 .768

Item11 111.18 81.195 .465 .754

Item12 111.22 79.631 .495 .751

Item13 111.47 78.345 .545 .748

Item14 111.78 82.222 .321 .759

Item15 111.96 85.134 .051 .772

Item16 112.40 88.518 -.155 .781

Item17 112.44 82.025 .383 .757

Item18 111.91 81.810 .453 .755

Item19 111.89 81.374 .281 .760

Item20 111.87 81.436 .347 .757

Item21 112.76 83.871 .242 .762

Item22 111.78 81.040 .265 .761

Item23 111.29 83.892 .281 .761

Item24 112.13 80.800 .362 .756

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

76

Item25 111.31 85.037 .098 .768

Item26 111.44 84.571 .207 .763

Item27 112.04 75.543 .692 .739

Item28 112.07 83.836 .111 .770

Item29 111.64 82.734 .349 .759

Item30 111.98 82.204 .309 .759

Item31 111.40 83.927 .176 .765

Item32 111.49 83.983 .156 .766

Item33 111.42 82.386 .302 .760

Item34 111.31 79.037 .592 .748

Item35 111.62 83.195 .346 .759

Item36 112.00 81.318 .341 .757

Item37 111.91 82.537 .184 .766

Item38 111.71 84.937 .057 .772

Item39 111.29 82.074 .378 .757

Item40 112.09 85.856 .009 .773

2. Reliabilitas Skala School Wellbeing Setelah Seleksi Item

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.842 25

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Item4 68.73 62.791 .242 .840

Item5 68.58 62.022 .260 .840

Item8 68.98 60.022 .331 .839

Item9 68.98 57.068 .598 .827

Item11 68.47 60.255 .453 .834

Item12 68.51 59.256 .452 .833

Item13 68.76 57.962 .521 .830

Item14 69.07 60.609 .360 .837

Item17 69.73 60.927 .375 .836

Item18 69.20 60.845 .434 .835

Item19 69.18 59.877 .308 .840

Item20 69.16 59.998 .376 .836

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

77

Item21 70.04 61.862 .308 .839

Item22 69.07 60.200 .247 .844

Item23 68.58 62.659 .258 .840

Item24 69.42 58.795 .443 .834

Item26 68.73 63.382 .167 .842

Item27 69.33 55.182 .701 .822

Item29 68.93 60.973 .405 .836

Item30 69.27 60.927 .315 .839

Item33 68.71 61.074 .309 .839

Item34 68.60 58.745 .547 .830

Item35 68.91 61.037 .452 .835

Item36 69.29 59.528 .401 .835

Item39 68.58 61.068 .360 .837

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

78

LAMPIRAN 3

SKALA PENELITIAN SETELAH UJI COBA

SKALA PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

79

Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo

139114058

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2018

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan hormat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

80

Saya mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma sedang melakukan penelitan untuk penyusunan tugas

akhir. Saya memohon bantuan dari Anda untuk berkenan mengisi

skala ini. Dalam skala ini berisi beberapa pernyataan. Saya meminta

bantuan Anda mengisi jawaban atas pernyataan yang terdapat di

dalam skala ini. Jawaban yang Anda berikan tidak ada yang benar atau

salah. Sehingga, saya berharap Anda dapat mengisi jawaban dengan

sejujurnya sesuai dengan yang Anda alami.

Saya akan menjamin kerahasiaan identitas serta jawaban yang

telah Anda isi. Jika Anda berkenan mengisi skala ini, silahkan

memberikan paraf di bawah ini. Saya mengucapkan terima kasih atas

kesediaan Anda dalam mengisi skala ini.

Hormat saya,

Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo

IDENTITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

81

Nama / Inisial :

Umur :

Jenis kelamin :

Asal Sekolah :

Kelas :

Saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala penelitian sesuai

dengan keadaan yang saya alami pada diri saya.

Yogyakarta, ………………..

(……………………………………)

PETUNJUK PENGISIAN

Di dalam skala ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan

kondisi yang Anda alami sehari-hari. Anda diminta untuk memilih jawaban yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

82

sesuai dengan apa yang Anda alami dan rasakan. Pilihlah satu jawaban pada

kolom tersedia yang paling sesuai dengan diri Anda dengan memberikan tanda

centang (√).

Pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut :

SS : bila jawaban “Sangat Sesuai “ dengan diri Anda

S : bila jawaban “ Sesuai” dengan diri Anda

TS : bila jawaban “ Tidak Sesuai” dengan diri Anda

STS : bila jawaban “ Sangat Tidak Sesuai” dengan diri Anda

Contoh :

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Lingkungan sekolah nyaman untuk

kegiatan belajar √

Apabila Anda ingin mengganti jawaban yang telah di pilih sebelumnya

maka Anda dapat memberikan tanda (=) pada jawaban sebelumya. Kemudian

silahkan Anda mengisi jawaban yang benar.

Contoh :

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Lingkungan sekolah nyaman untuk

kegiatan belajar √

---Jika sudah selesai, harap teliti kembali dan pastikan tidak ada pernyataan yang

terlewat--

SKALA I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

83

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Teman-teman akan membantu

ketika saya mendapatkan

masalah atau musibah

2. Adanya penyakit yang sering

muncul membuat aktivitas saya

di sekolah menjadi terganggu

3. Guru sering memberikan tugas

yang banyak setiap minggu

4. Saya merasa beberapa guru

bersikap tidak adil dalam

memberikan kesempatan

menjawab terhadap beberapa

siswa di kelas

5. Tugas-tugas yang diberikan oleh

sekolah sesuai dengan

kemampuan saya

6. Saya sering tiba-tiba merasa

cemas

7. Tidak ada ekstrakurikuler yang

sesuai dengan minat saya

8. Sekolah selalu mendorong saya

untuk mencoba berbagai hal

yang saya sukai

9. Lingkungan sekolah dapat

membuat saya fokus dalam

belajar

No. Pernyataan SS S TS STS

10. Semua siswa ikut serta dalam

membuat kebijakan–kebijakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

84

sekolah

11. Saya selalu masuk sekolah ketika

sakit

12. Saya sering bercerita kepada

orangtua mengenai kegiatan saya

selama di sekolah

13. Sekolah memberikan

kesempatan untuk

mengembangkan bakat yang

saya miliki

14. Ketika berada di sekolah saya

sering merasa lesu

15. Pencahayaan di sekolah cukup

terang sehingga saya tidak

kesulitan dalam menulis ataupun

membaca

16. Saya merasa canggung untuk

bercanda dengan guru di sekolah

17. Saya akan membantu teman

ketika sedang mengalami

kesulitan

18. Saya sering merasa sakit

beberapa minggu ini

19. Saya memiliki hubungan yang

akrab dengan teman sekelas

20. Ukuran kelas menurut saya

cukup nyaman untuk belajar

SKALA II

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya senang mengerjakan tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

85

yang mengharuskan saya berpikir

secara kreatif dalam

menyelesaikannya

2. Alasan saya suka menunda

mengerjakan tugas dikarenakan

sulitnya tugas yang diberikan

3. Ketika saya kesulitan dalam

mempelajari sesuatu maka saya

akan bertanya kepada orang lain

yang lebih paham

4. Ketika saya mengalami kesulitan

dalam tugas maka saya akan

mencari jawaban diberbagai buku

atau internet

5. Saya sering membiarkan

kesalahan yang saya lakukan

6. Saya akan bertanggung jawab

ketika melakukan kesalahan

7. Saya akan segera memperbaiki

kesalahan ketika ditegur oleh

guru atau orangtua

8. Dalam mengatasi kesulitan saya

akan mencari berbagai cara untuk

dapat menyelesaikannya

9. Saya senang mencoba berbagai

hal baru

No. Pernyataan SS S TS STS

10. Saya selalu mengharapkan

koreksi atau tanggapan dari guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

86

atas tugas yang telah saya

kerjakan

11. Saya merasa puas apabila

berhasil menyelesaikan tugas

dengan cara yang saya temukan

12. Ketika saya mengalami kesulitan

saya cenderung akan membiarkan

saja

13. Saya sering menunda dalam

mengerjakan tugas-tugas

14. Pujian dari orangtua atas usaha

yang saya lakukan membuat saya

bersemangat untuk

menyelesaikannya dengan lebih

baik

15. Ketika saya kesulitan dalam

pelajaran biasanya saya akan

diam saja

16. Saya cenderung mengerjakan

tugas-tugas sendiri

17. Saya akan melaksanakan

konsekuensi apabila saya

melakukan kesalahan

18. Saya akan melakukan aktivitas

yang lain setelah menyelesaikan

tugas-tugas saya

No. Pernyataan SS S TS STS

19. Saya merasa puas ketika berhasil

menyelesaikan tugas yang sulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

87

20. Saya merasa nasihat orangtua

atau guru tidak berguna bagi saya

21. Tugas yang sulit membuat saya

belajar pantang menyerah

22. Saya merasa tertantang untuk

menyelesaikan tugas yang sulit

dibandingkan tugas yang mudah

23. Saya terkadang kurang

memperhatikan waktu

pengumpulan tugas sehingga

terlambat dalam mengumpulkan

tugas

24. Ketika saya kurang memahami

pelajaran di sekolah, saya akan

membaca buku atau mencari

sumber referensi lain untuk

menemukan jawaban atas

kesulitan saya

Terimakasih atas bantuan dan partisipasi Anda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

88

LAMPIRAN 4

HASIL UJI BEDA MEAN

Tabel Uji T Motivasi Berprestasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

89

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

motivasi_berprestasi 150 71.43 5.719 .467

One-Sample Test

Test Value = 60

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

motivasi_berprestasi 24.472 149 .000 11.427 10.50 12.35

Tabel Uji T School Wellbeing

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

school_wellbeing 150 52.11 5.431 .443

One-Sample Test

Test Value = 50

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

school_wellbeing 4.751 149 .000 2.107 1.23 2.98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

90

LAMPIRAN 5

HASIL UJI NORMALITAS

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

motivasi_berprestasi ,132 150 ,000 ,968 150 ,001

school_wellbeing ,085 150 ,010 ,987 150 ,184

a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

92

LAMPIRAN 6

HASIL UJI LINIERITAS

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

motivasi_berpres

tasi *

school_wellbeing

Between

Groups

(Combined) 1872,429 26 72,017 2,952 ,000

Linearity 818,214 1 818,214 33,544 ,000

Deviation

from Linearity 1054,215 25 42,169 1,729 ,027

Within Groups 3000,264 123 24,392

Total 4872,693 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

94

LAMPIRAN 7

HASIL UJI HIPOTESIS

Correlations

school

wellbeing

motivasi

berprestasi

Spearman's rho

school wellbeing

Correlation Coefficient 1,000 ,326**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 150 150

motivasi berprestasi

Correlation Coefficient ,326** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 150 150

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

96

LAMPIRAN 8

SURAT IJIN PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI …repository.usd.ac.id/32255/2/139114058_full.pdf · vii HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI