HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI...
i
HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGAN MOTIVASI
BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH
ATAS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo
NIM : 139114058
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
To be Man for and with Others
Ad Maiorem Dei Gloriam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas penyertaan dan berkat yang Kau berikan
dari hari ke hari.
Bapak, yang sudah mendukung dan menasehati selalu
Ibu, yang selalu mendoakan dari Surga
Kristin, yang selalu membantu dan membuatku berproses menjadi lebih baik
Semua saudara, sahabat, teman-teman yang saya kasihi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELLBEING DENGANMOTIVASI
BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara school wellbeing dengan
motivasi berprestasi pada siswa kelas XI yang bersekolah di Sekolah Menengah Atas. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara school wellbeing dengan motivasi berprestasi
pada siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 150 siswa yang berada di kelas XI dengan usia antara 14 hingga 17 tahun. Alat
pengumpul data yang digunakan yakni skala motivasi berprestasi dan skala school wellbeing.
Skala motivasi berprestasi terdiri dari 24 item dengan koefisien reliabilitas α = 0,853. Sedangkan
skala school wellbeing memiliki 20 item dengan koefisien reliabilitas α =0,842. Teknik analisis
data menggunakan korelasi Spearman’s Rho dengan hasil perhitungan r sebesar 0,326 dan
memiliki nilai p sebesar 0,000 < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara school wellbeing dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas XI di Sekolah
Menengah Atas. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi school wellbeing siswa maka
semakin tinggi pula motivasi berprestasi siswa. Sebaliknya, semakin rendah school wellbeing
siswa maka akan semakin rendah motivasi berprestasi siswa.
Kata Kunci : motivasi berprestasi, school wellbeing, sekolah menengah atas dan
siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN SCHOOL WELLBEING WITH
ACHIEVEMENT MOTIVATION AMONG XI GRADE STUDENTS IN
SENIOR HIGH SCHOOLS
Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo
ABSTRACT
This study was aimed to identify the relationship between school wellbeing with
achievement motivation among XI grade students in senior high schools. The hypothesis in this
study was to find the relationship between school wellbeing with achievement motivation among
XI grade students in senior high schools. The subjects in this study were 150 students aged around
14 to 17 years old. The data instrument used were the scale of achievement motivation and the
scale of school wellbeing. The scale of achievement motivation consisted of 24 items with the
coefficient of reliability α = 0,853. Then, the scale of school wellbeing consisted of 20 items with
the coefficient of reliability α = 0,842. The analysis data of this study was using Spearman’s Rho
with the r equals to 0,326 and the p value was 0,000< 0,05. This finding of this study showed that
there was a positive correlation between school wellbeing with achievement motivation among XI
grade students in senior high schools. It concluded that the higher the level of school wellbeing,
the higher achievement motivation among the student will be. However, the lower student’s school
wellbeing, the lower achievement motivation among the students.
Keywords : achievement motivation, school wellbeing, senior high school and
students
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus atas
penyertaanNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan
antara School Wellbeing dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa Kelas XI
Sekolah Menengah Atas”.
Dalam pengerjaan skripsi dari awal hingga selesai, peneliti mendapatkan
banyak sekali doa, dukungan, bimbingan, nasehat, serta bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu yang ada di Surga, Bapak, dan Kristin yang selalu mendukung,
mendoakan, memberi nasehat. Terima kasih karena selalu berada
disamping saya ketika membutuhkan dukungan serta selalu membebaskan
saya untuk meraih apa yang saya impikan.
2. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Monica Eviandaru M, M.App. Psych., selaku Kaprodi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma
4. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi
yang bersedia membimbing dengan sabar dan memberikan nasehat serta
dukungan dalam proses saya mengerjakan skripsi. Semoga berkat Tuhan
selalu melimpah untuk Bapak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Bapak Minta Istono, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
memberi nasehat dan dukungan selalu perkuliahan.
6. Segenap dosen dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
atas ilmu dan dinamika selama saya berkuliah. Terima kasih atas ilmu
yang membantu saya untuk berkembang menjadi lebih baik.
7. Pihak sekolah serta siswa siswi kelas XI khususnya SMA 6 Yogyakarta,
SMA 4 Yogyakarta, SMA 9 Yogyakarta, SMA Tiga Maret Yogyakarta,
SMA Kolese de Britto Yogyakarta. Terima kasih atas kesempatan dan
peran serta teman-teman sehingga saya dapat melakukan penelitian ini.
8. Keluarga besar “Sweet Family” yang selalu menanyakan kapan skripsinya
selesai dalam berbagai kesempatan serta doa dan dukungan kepada saya.
Terima kasih banyak atas doa dan dukungannya.
9. Keluarga “ Classy Class 13” terima kasih dukungan, hiburan, info yang
dibagikan, keluh kesah, serta doa kalian. Friends are diamond!
10. Buat Stephina, Ana, Ratih, Elcia, Monik, Cendy terima kasih karena
bantuan kalian dalam memberikan semangat dan bantuan buat saya yang
gaptek ini.
11. Kabita Fighter. Kebrok, Dibi, Davin, Wisnu, Bayu, AW, Ojek, Ardhi,
Surya. Terima kasih berkat pertanyaan “Kapan Koe Lulus?”, candaan dan
support teman-teman saya tidak ada dalam tahap ini. Suwun ndes.
12. Teman-teman bimbingan skripsi Pak Priyo,terima kasih atas sharing,
semangat dan bantuan teman-teman. Semangat mengerjakan skripsi.
Usaha dan kerja keras kalian akan indah pada waktunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
13. Mitra dan staff Perpustakaan Paingan. Vinny, Ersa, Syifa, Grego,
Aristhon, Lilis, Rina, Devina, Alfi, Bu Christy, Bu Etik, Mas Rahmadi, dll.
Terima kasih karena dukungannya.
14. Terima kasih Vinny dan Grego yang telah membantu saya dalam
memberikan bantuan dalam membantu membuat halaman skripsi. Kalian
keren guys!
15. Teruntuk Andina terima kasih sudah sudi membaca skripsi dan
memberikan inspirasi untuk membetulkannya. Kutunggu sidangmu, Ndin.
16. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kaih
bantuan dan dukungan selama ini. Tuhan memberkati kalian.
Akhir kata, peneliti merasa skripsi ini jauh dari sempurna. Peneliti
meminta maaf atas kesalahan yang telah di perbuat baik di sengaja
maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan
saran untuk skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca.
Terimakasih. Tuhan Memberkati.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
BAB II ..................................................................................................................... 8
LANDASAN TEORI .............................................................................................. 8
A. Motivasi Berprestasi.......................................................................... 8
B. School Wellbeing ............................................................................. 13
C. Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas ........................................ 15
D. Dinamika Hubungan antara School Wellbeing dengan Motivasi
Berprestasi .............................................................................................. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
E. Skema Penelitian ............................................................................. 23
F. Hipotesis .......................................................................................... 24
BAB III ................................................................................................................. 26
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 26
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 26
B. Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 26
C. Definisi Operasional........................................................................ 26
D. Subjek Penelitian ............................................................................. 27
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 28
F. Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 34
G. Uji Asumsi Analisis Data ................................................................ 38
H. Uji Hipotesis ................................................................................... 39
BAB IV ................................................................................................................. 40
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 40
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 40
1. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 40
2. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian .................................... 41
3. Hasil Uji Asumsi ................................................................... 44
4. Uji Linearitas ........................................................................ 45
5. Uji Hipotesis ......................................................................... 46
B. Pembahasan ............................................................................. 47
BAB V ................................................................................................................... 51
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53
LAMPIRAN................................................................................................... 57
SKALA UJI COBA PENELITIAN .................................................................. 58
RELIABILITAS SKALA MOTIVASI BERPRESTASI DAN SKALA
SCHOOL WELLBEING .................................................................................... 72
SKALA PENELITIAN SETELAH UJI COBA ................................................ 78
HASIL UJI BEDA MEAN ................................................................................ 88
HASIL UJI NORMALITAS ............................................................................. 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
HASIL UJI LINIERITAS ................................................................................. 92
HASIL UJI HIPOTESIS ................................................................................... 94
SURAT IJIN PENELITIAN.............................................................................. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pemberian Nilai Skor Pada Skala Motivasi Berprestasi ......................... 29
Tabel 2.Tabel Blue Print Skala Motivasi Berprestasi ........................................... 30
Tabel 3. Tabel Distribusi Item Skala Motivasi Berprestasi Sebelum Seleksi Item
............................................................................................................................... 31
Tabel 4. Pemberian Nilai Skor Pada Skala Motivasi Berprestasi ......................... 32
Tabel 5. Tabel Blue Print Skala School Wellbeing ............................................... 33
Tabel 6. Tabel Distribusi Item Skala School Wellbeing Sebelum Seleksi Item ... 34
Tabel 7. Sebaran Item Skala Motivasi Berprestasi Setelah Seleksi Item .............. 36
Tabel 8. Sebaran Item Skala School Wellbeing Setelah Seleksi Item ................... 37
Tabel 9. Tabel Uji Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi .................................. 38
Tabel 10. Tabel Uji Reliabilitas Skala School Wellbeing ..................................... 38
Tabel 11. Tabel Deskripsi Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................ 41
Tabel 12. Tabel Deskripsi Berdasarkan Usia ........................................................ 41
Tabel 13. Tabel Empirik Motivasi Berprestasi ..................................................... 43
Tabel 14. Tabel Empirik School Wellbeing .......................................................... 43
Tabel 15. Tabel deskriptif Uji Normalitas ............................................................ 44
Tabel 16. Tabel Deskriptif Uji Linearitas ............................................................. 45
Tabel 17. Tabel Uji Korelasi Penelitian ................................................................ 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
SKALA UJI COBA PENELITIAN ...................................................................... 58
RELIABILITAS SKALA MOTIVASI BERPRESTASI DAN SKALA SCHOOL
WELLBEING ......................................................................................................... 72
SKALA PENELITIAN SETELAH UJI COBA ................................................... 78
HASIL UJI BEDA MEAN.................................................................................... 88
HASIL UJI NORMALITAS ................................................................................. 90
HASIL UJI LINIERITAS ..................................................................................... 92
HASIL UJI HIPOTESIS ....................................................................................... 94
SURAT IJIN PENELITIAN ................................................................................. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Skema Hubungan antaraSchool Wellbeing denganMotivasi Berprestasi pada
Siswa Kelas XI di Sekolah Menegah Atas ............................................................ 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pandangan siswa terhadap segala proses yang dialami berkaitan erat
dengan pemenuhan kebutuhan siswa selama berada di sekolah. Pada saat
sekolah mampu memberikan apa yang dibutuhkan oleh siswa dapat
mempengaruhi pandangan siswa. Selain itu, pandangan siswa mengenai
sekolah dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka. Sekolah atau
sistem pendidikan yang bermutu dapat tercapai bila segala kondisi atau aspek
yang terkandung di dalam sekolah berfungsi dengan baik.
Agar dapat tercapainya pendidikan yang bermutu, sekolah juga harus
memberikan rasa aman bagi setiap siswa ketika berada di sekolah. Ketika
sekolah dapat menjamin keamanan siswa saat berada di sekolah siswa dapat
mengikuti kegiatan belajar dengan maksimal. Kurangnya rasa aman bagi
siswa karena adanya kekerasan yang terjadi di sekolah. Berdasarkan survey
yang dilakukan oleh Plan Indonesia di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan
Bogor sebanyak 27, 9 % siswa SMA melakukan kekerasan dan 25,4 % siswa
SMA mengambil sikap diam (Suratin,2012). Berdasarkan data tersebut,
menunjukkan bahwa masih terdapat tindak kekerasan yang berlangsung di
sekolah. Sekolah dalam menjamin keamanan siswa selama di sekolah masih
belum optimal. Kerja sama antara sekolah dengan lingkungan sekitar dalam
mengatasi kekerasan yang terjadi. Perlunya kesadaran akan dampak yang
ditimbulkan akibat kekerasan yang terjadi dapat mendorong para mendidik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
orang tua dan siswa dalam mengatasi kekerasan dan mencegah timbulnya
kejadian serupa di masa depan ( Jones, Fursa, Byrket, & Sly, 2014). Apabila
lingkungan terdekat dari siswa dapat menjamin rasa aman selama siswa
berada di sekolah maka kekerasan yang dialami dapat berkurang. Rasa aman
ini diperlukan siswa karena merupakan kebutuhan dasar siswa selama berada
di sekolah.
Kekerasan yang terjadi di sekolah dapat dikurangi dengan
meningkatkan kesejahteraan siswa. Menurut penelitian Nidianti dan
Desiningrum (2015) yang dilakukan di SMK Negeri 4 Kota Semarang
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kesejahteraan siswa di sekolah
maka tingkat agresivitas semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
kesejahteraan siswa maka tingkat agresivitasnya akan semakin tinggi. Hal
tersebut menunjukkan bila maraknya kekerasan siswa di sekolah
menggambarkan kesejahteraan siswa masih belum diperhatikan secara serius
oleh pihak sekolah.
Sikap diam karena adanya kekeraasan yang dialami siswa karena model
pendidikan di Indonesia guru hanya memberikan materi kepada siswa tanpa
disertai tanggapan atau umpan balik dari siswa. Pembelajaran yang
berlangsung menyebabkan interaksi satu arah dimana guru hanya
memberikan materi ataupun tugas di kelas. Padahal hal ini dapat berdampak
dengan munculnya rasa stres yang dialami oleh siswa akibat banyaknya
tuntutan tugas yang harus diselesaikan. Penelitian terdahulu menemukan
bahwa peningkatan tekanan akademik yang dialami oleh siswa SMA menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
salah satu dari rendahnya tingkat kepuasan terhadap sekolah dan lebih sering
menimbulkan emosi negatif di sekolah (L. Tian et al, 2013). Stres yang
dialami oleh siswa bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan
dampak yang negatif bagi siswa. Stress yang berdampak negatif bagi siswa
dapat dicegah dengan adanya relasi yang baik dengan guru. Relasi yang
positif diperlukan karena guru dapat membantu mengubah keyakinan siswa
mengenai kemampuannya yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan
motivasi siswa (Schunck, 2012).
Lebih lanjut,para siswa masih kurang mendapatkan kesempatan untuk
memberikan tanggapan atau bertanya dari apa yang disampaikan oleh guru
mereka. Akibat dari rendahnya partisipasi siswa di kelas dapat menyebabkan
siswa memiliki pandangan yang buruk terhadap proses pembelajaran selama
di sekolah. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Roiste, et al (2012),
mengungkapkan bahwa dukungan untuk mengutarakan pandangan-
pandangan siswa di dalam kelas memiliki hubungan yang positif dengan
persepsi positif siswa terhadap sekolah dan kesehatan serta kesejahteraan
siswa yang positif.
Padahal rasa aman, stress akibat tuntutan tugas yang harus
diselesaikan dan kesempatan dalam mengembangkan potensi diri siswa
dapatmemengaruhi pandangan mereka terhadap sekolah. Selaras dengan
penelitian dari Wang dan Holcombe (2010), menemukan bahwa persepsi
terhadap lingkungan sekolah secara langsung atau tidak langsung berdampak
pada prestasi akademis. Pandangan siswa terhadap sekolah dapat menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
penentu tingkat school wellbeing. School wellbeing atau kesejahteraan di
sekolah merupakan keadaan dimana siswa dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya, meliputi having, loving, being dan health (Konu & Rimpela ,
2002). Model school wellbeing ini memberikan sudut pandang dari siswa
mengenai kesejahteraan mereka selama berada di sekolah. Kategori having
meliputi kondisi sekolah termasuk lingkungan fisik di sekitar ataupun di
dalam sekolah. Kategori loving merujuk pada hubungan sosial, relasi murid
dengan guru serta relasi dengan teman sekolah. Kategori being merujuk
dimana sekolah memberikan kesempatan bagi siswa untuk pemenuhan diri.
Selanjutnya, kategori health meliputi simptom atau kondisi kesehatan siswa
selama beberapa waktu terakhir (Konu & Rimpela, 2002).
School wellbeing dapat bermanfaat dalam membantu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang kondusif untuk tercapainya tujuan
pembelajaran ( Setyawan & Dewi, 2015). Berdasarkan penelitan yang
dilakukan Wang dan Holcombe (2010) lingkungan pembelajaran yang
kompetitif dapat mengurangi partisipasi siswa di sekolah, mengurangi
perkembangan rasa memiliki pada sekolah, dan mengurangi kedudukan siswa
di dalam sekolah. Perubahan ini berdampak pada pencapaian akademis yang
rendah. Padahal siswa yang memiliki lingkungan pertemanan serta guru yang
senantiasa memberikan dukungan yang positif memberikan dampak yang
baik dalam usaha serta dorongan dalam meraih prestasi ( Raufelder &
Bakadorova, 2014). Dari kedua hasil penelitian tersebut, menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
lingkungan belajar yang termasuk dalam salah satu aspek dalam school
wellbeing dapat mempengaruhi pencapaian akademis siswa.
Pencapaian akademis yang baik dapat tercapai apabila siswa memiliki
motivasi untuk berprestasi. Menurut Mc Clelland (dalam Fatwati &
Fakhruddiana, 2014), motivasi berprestasi yaitu ketika seseorang berjuang
untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mencapai kesuksesan. Apabila siswa memiliki motivasi berprestasi yang
tinggi maka siswa tersebut akan mengerahkan usahanya untuk meraih
kesuksesan. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, siswa
cenderung kurang memiliki usaha yang rendah untuk meraih kesuksesannya
pun rendah (Fatwati & Fakhruddiana, 2014). Siswa sekolah menengah atas
yang termasuk dalam tahap perkembangan remaja mulai menyadari bahwa
kesuksesan atau kegagalan yang dialami saat ini dapat digunakan untuk
menentukan keberhasilannya di masa dewasa (Santrock, 2003).Selain itu,
siswa dengan motivasi tinggi cenderung rajin dan lebih memperhatikan apa
yang disampaikan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Di sisi
lain, siswa yang memiliki motivasi yang rendah cenderung bermalas-malasan
untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru
(Inayah, Martono, & Sawiji, 2013). Kepuasan siswa terhadap sekolah, peran
guru yang senantiasa memberikan dorongan kepada siswa memberikan
dampak yang positif pula terhadap siswa (Telef, Arslan, Mert, & Kalafat,
2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Penelitian ini menggunakan siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas
(SMA) sebagai subjek penelitian. Siswa kelas XI berada dalam usia 14-17
tahun yang tergolong dalam tahap perkembangan remaja. Menurut Santrock
(2007), masa remaja merupakan tahap dimana individu mulai mempersiapkan
masa dewasa. Selain itu, remaja juga merupakan tahap individu
mempersiapkan karier dan pendidikan. Sekolah memiliki peran penting
dalam tercapainya tugas perkembangan tersebut. Sekolah dapat memberikan
kebutuhan dasar para siswa selama mereka berada disekolah sehingga siswa
dapat memiliki kesejahteraan sekolah. Kesejahteraan sekolah ini penting
karena dapat mendorong siswa dalam meningkatkan motivasi berprestasi.
Motivasi berprestasi penting dimiliki siswa karena dapat mendorong dirinya
dalam mencapai sesuatu yang ingin diraih.
Hingga saat ini, kesejahteraan di sekolah tidak memperoleh peran
penting dalam program – program yang dikembangkan tetapi sebagai subyek
yang terpisah dari tujuan pembelajaran yang menyeluruh. Mereka tidak
melihat sekolah sebagai sebuah kesatuan, tetapi hanya terkonsentrasi pada
pencapaian siswa di sekolah (Konu & Rimpela, 2002). Pendidikan di
Indonesia masih belum memperhatikan school wellbeing siswa dalam setiap
program pendidikan yang dibuat. Padahal seharusnya, school wellbeing dan
motivasi berprestasi menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh
karena itu, peneliti ingin meneliti hubungan antara motivasi berprestasi
dengan school wellbeing pada siswa Sekolah Menengah Atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah
Peneliti ingin melihat bagaimana hubungan antara school wellbeing
dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas XI di SMA.
C. Tujuan Penelitian
Melalui hasil penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara school
wellbeing dengan motivasi berprestasi pada siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi bidang psikologi khususnya psikologi pendidikan. Penelitian ini dapat
memberikan sumbangan dalam menegaskan hubungan school wellbeing
dengan motivasi berprestasi.
2. Manfaat Praktis
Manfaat yang dapat diperoleh guru apabila penelitian ini terbukti
dapat lebih memperhatikan school wellbeing siswa selama berada di dalam
kelas dan mampu membuat situasi kelas serta pembelajaran yang dapat
meningkatkan school wellbeing.
Bagi para orangtua siswa, hasil dari penelitian ini dapat menjadi
sumber pengetahuan bahwa school wellbeing dapat mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
motivasi berprestasi siswa dan sebagai salah satu alasan dalam memilih
sekolah yang dapat mengembangkan school wellbeing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motivasi Berprestasi
1. Definisi Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi menurut Mc Clelland dan Akitson (dalam
Djiwandono, 2006) merupakan kecenderungan untuk berjuang mencapai
kesuksesan dan memilih suatu kegiatan yang berorientasi pada tujuan sukses atau
gagal. Motivasi berprestasi (Stipek, 1992) adalah sebuah kumpulan keyakinan-
keyakinan yang disadari dan nilai-nilai yang dipengaruhi pengalaman dalam
situasi pencapaian (seperti jumlah kesuksesan atau kegagalan) dan variabel dalam
lingkungan terdekat (seperti tingkat kesulitan tugas). Santrock (2003)
mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai keinginan untuk menyelesaikan
sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksesan dan untuk melakukan suatu
usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan. Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan dorongan dari individu
untuk menyelesaikan sesuatu, mencapai kesuksesan dan menghindari kegagalan
yang dipengaruhi oleh keyakinan dan nilai-nilai dari individu atau lingkungan.
Siswa yang memiliki motivasi untuk berprestasi memiliki keinginan dan
harapan untuk meraih kesuksesan. Sedangkan, siswa yang memiliki motivasi
berprestasi yang rendah akan cenderung kehilangan motivasi dan kemungkinan
akan mengalihkan ke dalam kegiatan apa saja (Djiwandono, 2006). Karakteristik
orang yang memiliki prestasi yang tinggi memiliki tiga ciri umum. Pertama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kecenderungan untuk mengerjakan tugas-tugas dengan tingkat kesulitan tinggi.
Kedua, kinerja mereka timbul karena usaha sendiri bukan karena faktor lain,
seperti kemujuran. Terakhir, menginginkan umpan balik tentang keberhasilan atau
kegagalan yang telah diraih (Kompri, 2015).
a. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi
Di dalam motivasi berprestasi mempunyai beberapa aspek-aspek
(Mc Clelland, 1985), yaitu :
1) Kebutuhan akan umpan balik
Siswa yang memiliki kebutuhan akan berprestasi
cenderung bekerja dalam situasi dimana mereka
mendapatkan umpan balik dari yang telah dilakukan. Para
siswa ingin untuk mengetahui seberapa baik mereka dalam
menyelesaikan suatu masalah dalam tugas yang dikerjakan.
2) Inovatif
Dalam aspek inovatif individu yang memiliki tingkat
motivasi berprestasi yang tinggi cenderung lebih resah dan
menghindari rutinitas. Siswa dengan motivasi berprestasi
yang tinggi lebih menyukai mencari tahu informasi untuk
mencari cara yang lebih baik dalam melakukan tugasnya.
Selain itu, siswa dengan motivasi tinggi selalu mencari
tugas yang secara moderat menantang. Hal ini berarti
mereka cenderung selalu bergerak untuk melakukan suatu
tugas menjadi lebih menantang dari sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Memiliki tanggung jawab pribadi
Siswa dengan motivasi berprestasi yang tinggi
cenderung memiliki tanggung jawab pribadi pada hasil yang
telah dicapainya, karena pada situasi tertentu mereka
merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan lebih baik.
4) Ketekunan
Ketekunan merupakan kondisi untuk bertahan dalam
melakukan tugas dari tingkat kesulitan yang berbeda. Siswa
dengan motivasi berprestasi memiliki ketahanan yang lebih
lama ketika gagal dalam tugas yang mudah daripada ketika
mereka gagal pada tugas yang sulit.
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Berprestasi
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi
berprestasi menurut Ahmadi & Supriyono (2013) dan Santrock (2009) :
1. Faktor Intrinsik
a. Fisiologi
Kondisi fisiologi seseorang berpengaruh terhadap
pencapaian prestasi. Faktor fisiologis bersifat bawaan
maupun yang diperoleh terdiri dari penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya (Ahmadi dan
Supriyono,2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Psikologis
Faktor psikologis terdiri dari faktor intelektif dan
non-intelektif. Faktor intelektif terdiri dari kecerdasan,
bakat serta kecakapan. Sedangkan faktor yang terkandung
dalam non-intelektif meliputi sikap, kebiasaan, minat,
kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri (Ahmadi
dan Supriyono, 2013).
c. Kematangan Fisik
Kematangan fisik diraih oleh seseorang dari proses
pertumbuhan fisiologis. Kematangan fisik menyebabkan
fungsi sistem syaraf dan fungsi otak menjadi berkembang.
Hal tersebut menumbuhkan kapasitas mental seseorang.
Perkembangan fisik seseorang juga mempengaruhi usia
kronologis. Apabila usia kronologis bertambah maka anak
akan lebih kuat, lebih sabar, sanggup mengerjakan tugas
yang lebih berat, lebih mampu mengarahkan energi dan
perhatiannya serta koordinasi gerak dan ingatan menjadi
lebih baik (Ahmadi dan Supriyono, 2013).
2. Motivasi Ekstrinsik
a. Hubungan sosial dengan guru
Anak yang memiliki prestasi yang tidak baik di sekolah
mempunyai interaksi yang negatif dengan guru (Stipek, 2002;
dalam Santrock, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Hubungan dengan orang tua
Orangtua dengan tingkat pendidikan yang tinggi
mempercayai apabila pendidikan anak adalah hal yang penting,
aktif berperan serta dalam pendidikan anak serta memiliki bahan-
bahan yang merangsang anak secara intelektual di rumah
(Schneider dan Coleman, 1993; dalam Santrock, 2009). Selain itu,
gaya pengasuhan orang tua juga berpengaruh terhadap motivasi
dan prestasi anak. Orang tua perlu mengetahui keadaan anak
untuk dapat memberikan tantangan dalam jumlah dan tantangan
dalam jumlah yang tepat, memberikan iklim emosional yang
positif sehingga memotivasi anak dalam menganut nilai dan
tujuan orang tua serta memberikan model perilaku termotivasi
seperti bekerja keras dan berusaha tekun pada tugas yang
menantang (Santrock, 2009).
c. Hubungan dengan teman sebaya
Hubungan teman sebaya berpengaruh terhadap motivasi
siswa melalui perbandingan sosial, kompetensi dan motivasi
sosial, pembelajaran dengan teman sebaya, dan pengaruh
kelompok teman sebaya (Wigfield, 2006; dalam Santrock, 2009).
Siswa lebih sering membandingkan dengan orang lain yang
paling mirip dengan dirinya dalam hal umur, kemampuan, dan
minat. Selain itu, kelompok teman sebaya yang memiliki standar
prestasi tinggi maka kelompok tersebut mendukung prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
akademis siswa. Sebaliknya, jika siswa dengan prestasi yang
rendah bergabung dengan kelompok teman sebaya yang
berprestasi rendah maka karya akademis siswa tersebut dapat
memburuk ( Kinderman, McCollam, & Gibson,1996;dalam
Santrock, 2009).
B. School Wellbeing
1. Definisi School Wellbeing
School wellbeing dikembangkan pertama kali berdasarkan teori
wellbeing yang dikemukakan oleh Allardt. Wellbeing menurut Alldart
(dalam Konu & Rimpela, 2002) merupakan kondisi yang memungkinkan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Dalam konsep
wellbeing yang dikemukakan oleh Allardt, membagi kebutuhan menjadi
tiga kategori meliputi, having merujuk pada kondisi material dan
kebutuhan impersonal dalam sudut pandang yang luas. Kategori loving
berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk berelasi dengan orang lain
dan untuk membentuk identitas sosial. Kategori terakhir yaitu being,
merupakan kebutuhan kebutuhan untuk mengembangkan diri.
Dalam konsep school wellbeing yang dikembangkan oleh Konu
dan Rimpela (2002), menambahkan satu kategori yaitu status (health
status) serta mengembangkan konsep wellbeing Allardt agar sesuai
dengan kondisi sekolah. Sehingga dalam school wellbeing terdapat empat
aspek yaitu having, loving, being dan health status. Definisi school
wellbeing merupakan keadaan dimana siswa dapat dalam memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kebutuhan dasarnya di sekolah (Konu & Rimpela, 2002). Pemenuhan
kebutuhan siswa di dalam sekolah mencakup empat aspek, yaitu kondisi
sekolah (having), relasi sosial (loving), pemenuhan diri di sekolah (being)
serta status kesehatan (health).
a. Aspek-aspek School Wellbeing
Konu dan Rimpela (2002) menjelaskan konsep school
wellbeing dalam empat aspek, meliputi :
1) Kondisi sekolah (having)
Dalam aspek kondisi sekolah meliputi kondisi fisik
lingkungan sekitar sekolah dan kondisi di dalam sekolah. Pada
kondisi fisik sekolah seperti diantaranya lingkungan yang aman,
kenyamanan, ventilasi udara, kegaduhan, temperatur, dan lain
sebagainya. Sedangkan pada kondisi di dalam sekolah berkaitan
dengan lingkungan pembelajaran. Kondisi ini terkait dengan
kurikulum, jadwal pelajaran, dan hukuman. Kondisi sekolah tidak
hanya mencakup lingkungan fisik dan lingkungan sekitar
melainkan juga terkait dengan pelayanan kepada para siswa
seperti makan siang, pelayanan kesehatan dan konseling.
2) Relasi sosial (loving)
Relasi sosial dalam konsep school wellbeing merujuk pada
lingkungan pembelajaran sosial, relasi antara murid dengan guru,
relasi dengan teman sekolah, dinamika kelompok, bullying,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
hubungan antara rumah dengan sekolah, pengambilan keputusan
dalam sekolah dan atmosfer dalam seluruh organisasi sekolah.
3) Pemenuhan diri (being)
Pada aspek being apabila diterapkan dalam lingkungan
sekolah merupakan cara sekolah dalam memberikan sarana bagi
pemenuhan diri para siswa (Setyawan & Dewi, 2015). Para siswa
dipertimbangkan sebagai anggota yang sama dalam sekolah.
Melalui pertimbangan bahwa siswa dianggap sama dengan
anggota yang lain memungkinkan setiap siswa ikut serta dalam
membuat keputusan yang dapat berpengaruh pada pembelajaran.
4)Status kesehatan (health status)
Status kesehatan dalam konsep wellbeing berarti ketiadaan
penyakit yang dialami oleh siswa. Dalam aspek ini terdiri dari
gejala fisik dan mental yang dialami oleh para siswa contohnya
seperti demam. Adanya gejala penyakit dalam kurun waktu
tertentu menjadi tolak ukur dalam pengukuran status kesehatan
(Setyawan & Dewi, 2015).
C. Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas
Penelitian ini menggunakan siswa kelas XI sekolah menengah atas
sebagai subjek penelitian. Umumnya siswa yang berada di kelas XI berada di
rentang usia 14-17 tahun. Pada rentang usia tersebut, siswa tergolong pada
tahap perkembangan remaja. Menurut Salzman (dalam Rochmah, 2005)
remaja adalah masa transisi dari perkembangan sikap tergantung terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
orang tua ke arah kemandirian, minat seksual, perenungan diri, perhatian
terhadap nilai estetika dan isu moral. Sedangkan menurut Hall (dalam
Sarwono, 1994) masa remaja berada di dalam rentang usia 12-25 tahun yang
merupakan masa topan dan badai (strum und drang) yang mencerminkan
kebudayaan modern penuh gejolak akibat pertentangan nilai-nilai.
Karakteristik remaja yang berada dalam usia sekolah (Sumanto, 2014) :
a. Masa remaja awal ditandai dengan munculnya sifat negatif, dalam
jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial.
b. Masa remaja madya ditandai dengan munculnya dorongan untuk
hidup, kebutuhan akan teman yang dapat memahami dan menolong
dirinya. Pada masa remaja madya merupakan mada mencari
sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja
c. Masa remaja akhir ditandai dengan dapat menentukan tujuan
hidupnya dan terpenuhinya tugas perkembangan masa remaja
untuk dapat memasuki masa dewasa.
D. Dinamika Hubungan antara School Wellbeing dengan Motivasi
Berprestasi
Sekolah menengah atas memiliki peran yang penting dalam
membentuk siswa. Pengalaman yang diperoleh siswa selama bersekolah di
menengah atas dapat berpengaruh dalam perkembangan identitas, keyakinan
terhadap kompetensi dirinya, gambaran hidup dan kesempatan dalam
berkarier, hubungan sosial dengan lingkungan sekitar dan lingkungan di luar
keluarga, serta memahami batasan mengenai hal yang benar dan salah (
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Santrock, 2003). Pengalaman yang di dapat siswa tersebut, karena dirinya
berinteraksi dengan berbagai macam guru, teman sebaya yang berasal dari
berbagai macam latar belakang. Melalui peran sekolah menengah atas dapat
membantu siswanya yang tergolong dalam perkembangan remaja untuk
menyiapkan tugas perkembangannya. Salah satu tugas perkembangan siswa
menengah atas adalah mempersiapkan diri dalam mempersiapkan karier dan
menempuh pendidikan di jenjang selanjutnya.
Siswa agar dapat meraih karier dan pendidikan di masa mendatang
perlu adanya dorongan individu yang berasal dari eksternal dan internal yang
membuat individu melakukan sesuatu. Salah satu jenis motivasi adalah
motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor
penting yang mendorong siswa untuk meraih suatu prestasi atau pencapaian
di sekolah. Motivasi berprestasi dibutuhkan oleh para siswa dalam kehidupan
atau untuk memenuhi tuntutan tugas yang diberikan oleh pihak sekolah.
Siswa yang memiliki ketahanan dalam mengerjakan tugas atau dalam belajar
berkaitan erat dengan metode mengajar guru. Siswa akan merasa bosan ketika
guru tidak menggunakan cara mengajar yang membuat siswa nyaman. Selain
itu, kegiatan belajar mengajar yang sangat padat dapat mengakibatkan rasa
lelah dan bosan pada siswa (Khatimah, 2015). Siswa yang dapat bertahan
dalam mengerjakan tugas dapat dikatakan siswa yang tekun. Ketekunan
merupakan aspek yang terkandung dalam motivasi berprestasi. Meskipun
siswa mengalami kegagalan, siswa dengan motivasi berprestasi akan
mengkaitkan kegagalan yang dialami dengan faktor internal seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kurangnya usaha mereka, bukan karena faktor eksternal seperti sulitnya tugas
(Slavin, 2011). Siswa yang mudah menyerah dalam tugas dikarenakan
mereka meragukan kemampuan yang di miliki dan beranggapan bahwa
keberhasilan dalam bidang akademik merupakan sesuatu diluar kendali. Di
lain sisi, siswa yang memliki pandangan yang tinggi terhadap kemampuan
belajar sering mencari tantangan dan ulet dalam menghadapi tugas (Schunk,
2012).
Sekolah dapat memberikan evaluasi pembelajaran di kelas dengan
memberikan umpan balik antara siswa dengan guru ataupun sebaliknya.
Kebutuhan akan umpan balik memiliki dampak yang baik bagi siswa. Guru di
sekolah dapat memberikan umpan balik yang postif dapat berpengaruh positif
pada diri siswa di sekolah. Sekolah dapat membantu memberikan umpan
balik yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan potensinya di
dalam kelas ataupun di dalam kehidupannya. Siswa terkadang membutuhkan
tanggapan atas hasil pemikiran atau jawaban atas tugasnya disekolah. Umpan
balik yang diberikan dapat terlihat di dalam gaya pengajaran seorang guru.
Siswa sering mengeluhkan mengenai pelajaran yang membosankan, terlalu
sulit, atau tidak berdampak pada kehidupannya namun faktor yang utama
berasal dari guru (Sarwono, 1989). Faktor guru dapat berpengaruh dalam
gaya mengajar materi pembelajaran. Guru yang mengajar dengan sikap
otoriter tercermin dalam perilaku yang marah-marah, suka mencela dan
mencerca peserta didik sehingga akan membuat siswa menjadi kehilangan
motivasi dan gairah untuk berinteraksi dengan guru. Sebaliknya, guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
memiliki hati nurani dalam pengajaran serta wawasan yang tinggi dalam
membuat anak termotivasi dalam pembelajaran (Marjohan, 2014). Kebutuhan
siswa akan umpan balik terkait juga dengan relasi sosial (being). Peran orang
tua dan lingkungan juga memiliki pengaruh terhadap diri siswa. Siswa yang
bersekolah di kelas XI Sekolah menengah atas yang termasuk dalam tahap
perkembangan remaja sering melakukan kenakalan akibat pengaruh orangtua
atau lingkungan disekitarnya. Remaja yang sering melakukan pemberontakan
dikarenakan orang tua terlalu memaksakan kehedaknya (Yusuf, 2010).
Pemberontakan yang dilakukan siswa sebagai wujud dari keinginan mereka
untuk menjadi mandiri. Hal ini dikarenakan pada tahap perkembangan remaja
memiliki tugas untuk menjadi mandiri. Siswa ingin menjadi mandiri dengan
menjaga jarak dengan orang tua. Namun, remaja masih menginginkan kasih
sayang dari orang tua. Sebaliknya, orang tua menginginkan anaknya menjadi
sosok yang mandiri namun khawatir menganggap anaknya kurang memiliki
pengalaman (Yusuf, 2010). Akibat yang ditimbulkan dari sikap orang tua
terlalu memaksakan kehendaknya menyebabkan anak berperilaku
membangkang yang timbul di sekolah. Relasi orang tua yang intim dengan
anak sebagai teman untuk saling berbagi pengalaman sangatlah penting
(Marjohan, 2014). Selaras dengan hasil penelitian Devi (2016) menunjukkan
bahwa dukungan sosial keluarga dan lingkungan sekolah memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap motivasi berprestasi pada siswa-siswi
SMA di Yogyakarta (Devi, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Kebosanan siswa dapat mempengaruhi kesehatan siswa baik secara
fisik maupun mental. Seorang siswa dapat mengalami suatu penyakit karena
dipengaruhi oleh perasaan yang dialaminya. Kebosanan siswa yang tidak
segera diatas dapat mempengaruhi status kesehatan mereka. Kesehatan siswa
merupakan salah satu alat yang penting untuk mencapai kesejateraan (Konu
& Rimpela, 2002). Ketika siswa mengalami simptom dari suatu penyakit
dapat mempengaruhi pencapaian akademis mereka.
Siswa yang merasa bosan saat mengikuti pelajaran mencerminkan
sekolah kurang memberikan sarana untuk pemenuhan diri (being) siswa.
Salah satu cara bagi pihak sekolah untuk memberikan sarana pemenuhan diri
siswa adalah mengikutsertakan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
melalui pengambilan keputusan dalam membuat kebijakan sekolah.
Keikutsertaan siswa dalam pengambilan keputusan berkaitan secara positif
dengan persepsi yang positif terhadap sekolah, prestasi akademis yang positif,
laporan kesehatan siswa yang positif, serta kebahagiaan siswa (Roise et al,
2012). Keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran membuat siswa
mempunyai kesempatan sedikit untuk tidak mengerjakan tugas atau
bertingkah laku menyimpang (Djiwandono, 2006). Siswa yang tidak memiliki
sedikit kesempatan untuk tidak mengerjakan tugas juga dipengaruhi tanggung
jawab pribadi. Tanggung jawab pribadi ini berkaitan tingkat kesejahteraan
siswa. Tanggung jawab pribadi siswa terhadap pembelajaran di sekolah
dipengaruhi persepsi siswa terhadap sekolah. Siswa yang menyatakan bahwa
mereka ke sekolah karena ingin belajar atau karena pelajaran yang dianggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menarik, memiliki nilai yang secara signifikan lebih tinggi pada tingkat
kesejahteraan (Petegem et al, 2008). Motivasi berprestasi yang dimiliki
mendorong siswa untuk berusaha meraih kesuksesan dan menghindari
kegagalan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan selama berada di
sekolah. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan merasa
senang untuk melakukan tugas-tugasnya tanpa merasa terpaksa. Pandangan
ini yang akan mempengaruhi tingkat wellbeing mereka. Sedangkan
pengertian school wellbeing merupakan kondisi dimana siswa merasa puas
terhadap pemenuhan kebutuhannya selama di sekolah (Setyawan & Dewi,
2015). Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi memiliki tingkat
kepuasaan yang tinggi dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan mereka di
sekolah. Pada saat siswa merasa sekolah dapat memenuhi kebutuhan yang
tinggi dalam pencapaian kesuksesan maka tingkat wellbeing mereka akan
bertambah. Sehingga, siswa termotivasi untuk meraih kesuksesan akan
mempengaruhi school wellbeing.
Aspek inovatif dalam motivasi berprestasi terkait dengan cara siswa
dalam menghadapi tugas. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi
cenderung akan menghindari penyelesaian tugas yang monoton. Menghindari
penyelesaian tugas menuntut siswa untuk mencari alternatif cara yang sesuai
dengan diri siswa. Siswa perlu mencari cara belajar yang efektif. Siswa dapat
dikatakan efektif dalam belajar bila dapat mencapai prestasi yang diinginkan
dengan usaha yang minimal. Kefektifan tersebut juga memerlukan usaha
belajar tertentu untuk meraih prestasi belajar yang tinggi (Sobur, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Belajar yang efektif memerlukan usaha kreatif dari dalam diri siswa.
kreatifitas siswa terlihat ketika mereka mampu menemukan masalah- masalah
dan memecahkan permasalahan yang dihadapi (Ahmadi & Supriyono, 2013).
Kemampuan siswa kelas XI yang berada di sekolah menengah atas dalam
menemukan dan memecahkan masalah dikarenakan mereka tergolong dalam
tahap perkembangan remaja cenderung mengorganisasikan pengalaman yang
didapat, memisahkan gagasan penting dari gagasan yang kurang penting dan
menggabungkan gagasan tersebut satu sama lain. Remaja juga
mengadaptasikan pemikiran yang melibatkan gagasan baru karena dapat
meningkatkan pemahaman mereka (Santrock, 2007).
Dalam menumbuhkan usaha kreatif siswa diperlukan metode
pengajaran yang sesuai agar kreatifitas siswa tercapai. Salah satu cara sekolah
mendukung usaha mengembangkan kemampuan siswa berpikir kreatif terkait
dengan kondisi sekolah (having). Kondisi sekolah yang di dalamnya
mencakup lingkungan pembelajaran (Konu & Rimpela, 2002). Pengajaran di
sekolah yang memberikan materi untuk dihafalkan oleh siswa lalu diujikan
justru membuat kreatifitas berpikir siswa tidak berkembang (Marjohan,
2014). Pengembangan kreatifitas dapat dilakukan dengan pembelajaran
bermakna. Sekolah dapat membantu mengarahkan pola berpikir siswa dalam
melihat suatu masalah atau tugas dari berbagai sudut pandang, menguraikan
masalah dari berbagai kemungkinan (Sukmadinata, 2009). Sekolah dapat
mendukung siswa dalam melakukan percobaan siswa untuk menemukan
jawaban atas permasalahan yang dihadapinya (Slavin, 2008). Siswa perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
adanya dorongan untuk memikirkan dan menemukan banyak gagasan
sebelum jawaban atas tugas yang diberikan di evaluasi. Evaluasi yang
diberikan oleh guru dapat diberikan melalui diskusi agar siswa tidak hanya
memikirkan satu jawaban dan mengabaikan cara lain yang justru lebih baik
(Slavin, 2008).
E. Skema Penelitian
School Wellbeing yang tinggi
(variabel bebas)
- memiliki kondisi sekolah yang mendukung
dalam belajar
- Adanya relasi sosial yang positif
- Siswa memiliki status kesehatan yang baik
- Siswa terfasilitasi dalam pemenuhan diri
Apabila siswa terpenuhi kebutuhan dasar di sekolah
maka siswa :
- Merasa nyaman dalam belajar
- Suasana pembelajaran di sekolah kondusif
- Tidak memiliki penyakit
- Siswa merasa di perhatikan di sekolah
Motivasi berprestasi
(variabel tergantung)
- Siswa memiliki kebutuhan akan umpan balik
- Siswa mampu berpikir kreatif
- Siswa memiliki tanggung jawab pribadi
- Siswa tekun dalam mengerjakan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 1.
Skema Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan School Wellbeing
pada Siswa Kelas XI di Sekolah Menegah Atas
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara
school wellbeing dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas XI Sekolah
Menengah Atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan metode untuk menguji teori tertentu dengan meneliti hubungan
antar variabel (Creswell, 2012). Penelitian ini termasuk dalam penelitian
korelasional.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel yang terkandung dalam penelitian ini menggunakan variabel
bebas dan variabel tergantung sebagai berikut :
1. Variabel bebas :
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi suatu penyebab atau
mempengaruhi variabel yang lain (Siregar, 2014). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas adalah school wellbeing.
2. Variabel tergantung :
Variabel tergantung merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat dari
adanya variabel yang lain (Siregar,2014). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel tergantung adalah motivasi berprestasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Definisi Operasional
1. Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi merupakan dorongan dari seseorang untuk
menyelesaikan sesuatu, mencapai kesuksesan, dan menghindari kegagalan
yang dipengaruhi keyakinan dan nilai dari individu atau lingkungan.
Pengukuran motivasi berprestasi menggunakan skala yang telah disusun
oleh peneliti yakni skala motivasi berprestasi. Skala motivasi berprestasi
menggunakan empat aspek dari motivasi berprestasi, meliputi kebutuhan
akan umpan balik, ketekunan, inovatif, serta memiliki tanggung jawab
pribadi. Hasil skor total akan menunjukkan tinggi atau rendahnya motivasi
berprestasi pada subjek. Semakin tinggi skor total maka menunjukkan
semakin tinggi motivasi berprestasi pada siswa. Siswa yang memiliki skor
yang tinggi dalam motivasi berprestasi menunjukkan dirinya memiliki
dorongan yang tinggi untuk menyelesaikan sesuatu, mencapai kesuksesan,
dan menghindari kegagalan yang dipengaruhi keyakinan serta nilai dari
individu atau lingkungan. Sebaliknya, siswa yang memiliki skor yang
rendah berarti siswa memiliki dorongan yang rendah dalam menyelesaikan
sesuatu, mencapai kesuksesan, dan menghindari kegagalan yang
dipengaruhi keyakinan serta nilai dari individu atau lingkungan.
2. School Wellbeing
School wellbeing merupakan persepsi dimana siswa dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya di sekolah. Dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pengukuran school wellbeing menggunakan skala school wellbeing yang
dibuat oleh peneliti. Indikator disusun berdasarkan aspek dari school
wellbeing yang meliputi, kondisi sekolah (having),pemenuhan diri(being),
relasi sosial (loving), dan status kesehatan (health status). School
wellbeing dapat dilihat dari skor total yang diperoleh dari perhitungan
skala school wellbeing. Semakin tinggi skor total yang diperoleh siswa
dari skala school wellbeing, maka semakin tinggi school wellbeing yang
dialami siswa. Sebaliknya, semakin rendah skor total dari skala motivasi
berprestasi maka semakin rendah school wellbeing siswa. Siswa yang
memiliki skor yang tinggi dalam school wellbeing menunjukkan bahwa
dirinya memiliki persepsi yang baik terhadap penemuhan kebutuhan
dasarnya di sekolah. Sebaliknya, siswa yang memiliki skor yang rendah
berarti siswa memiliki persepsi yang rendah terhadap pemenuhan
kebutuhan di sekolah.
D. Subjek Penelitian
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik purposive sampling digunakan karena subjek
yang dipilih dalam penelitian berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat dari
populasi yang telah ditentukan sebelumnya (Hadi, 2004). Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Atas kelas XI di
Yogyakarta. Alasan peneliti memilih subjek dengan kelas XI karena siswa
sudah merasakan dinamika pembelajaran dan berkegiatan selama di Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Menengah Atas (SMA). Subjek dengan siswa kelas XI juga sudah mulai
menyadari peran dirinya dan anggota komunitas di sekolah sehingga
diharapkan dapat mengisi kuesioner sesuai dengan pengalaman yang telah
dialami selama bersekolah.
Kriteria subjek dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Pelajar yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas
b. Berusia 15-17 tahun
c. Saat ini bersekolah di Sekolah Menengah Atas kelas XI.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data melalui
penyebaran skala school wellbeing dan motivasi berprestasi yang telah dibuat
oleh peneliti untuk diisi oleh subjek yang telah ditentukan sebelumnya.
1. Skala motivasi berprestasi
Item-item dalam skala motivasi berprestasi dibuat berdasarkan
aspek yang terdapat dalam motivasi berprestasi. Pilihan jawaban terdiri
dari empat pilihan yang terdiri dari sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Setiap variabel memiliki dua
item favorable dan unfavorable. Semakin tinggi nilai motivasi berprestasi
menunjukkan bahwa subjek memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.
Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek menunjukkan
bahwa motivasi berprestasi yang dimiliki subjek rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Pemberian skor pada skala ini dapat dilihat pada tabel 1
berikut:
Tabel 1.
Pemberian Nilai Skor Pada Skala Motivasi Berprestasi
Item Sangat
Setuju (SS)
Setuju (S) Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak
Setuju (STS)
Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
Penyusunan skala motivasi berdasarkan indikator yang dibuat dari
aspek-aspek motivasi berprestasi yang di kemukakan oleh Mc Clelland
(1985), yaitu :
a. kebutuhan umpan balik
b. inovatif
c. ketekunan
d. tanggung jawab pribadi
Skala motivasi berprestasi terdiri dari 20 pernyataan yang terdiri
dari item favorable dan item unfavorable serta mengandung aspek-aspek
dalam variabel motivasi berprestasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Blue print mengenai skala motivasi berprestasi dapat dilihat pada
tabel 2 :
Tabel 2.
Tabel Blue Print Skala Motivasi Berprestasi
Aspek Indikator Item
favorable
Item
unfavorable
jumlah
Kebutuhan
akan umpan
balik
siswa menyukai
tanggapan atau umpan
balik dari orang lain
atas usaha yang telah
dilakukan
5 5 10
Inovatif Siswa mampu
menemukan suatu cara
dengan usaha sendiri
untuk mencapai
keberhasilan dan
menghindari rutinitas
5 5 10
Memiliki
tanggung jawab
pribadi
Bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan
serta keputusan yang
telah diambil
5 5 10
Ketekunan Siswa akan berusaha
untuk bertahan dalam
mengerjakan sendiri
tugas yang sulit
5 5 10
Total 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 3.
Tabel Distribusi Item Skala Motivasi Berprestasi Sebelum Seleksi
Item
Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total
Motivasi
Berprestasi
Kebutuhan akan
umpan balik
3, 7, 9, 17, 33, 2, 4, 8, 10, 14, 10
Inovatif 5, 11, 13, 15,
18,
6, 12, 16, 20,
31,
10
Memiliki
tanggung jawab
pribadi
1, 23, 29, 20,
37,
21, 24, 25, 28,
40
10
Ketekunan 26, 19, 34, 35,
39
22, 27, 32, 36,
38,
10
Total 40
2. Skala School wellbeing
Item-item dalam skala school wellbeing dibuat berdasarkan
aspek yang terdapat dalam school wellbeing. Pilihan jawaban terdiri dari
empat pilihan yang terdiri dari sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju
(TS) dan sangat tidak setuju (STS). Setiap variabel memiliki dua item
favorable dan unfavorable. Semakin tinggi nilai school wellbeing
menunjukkan bahwa subjek memiliki school wellbeing yang tinggi.
Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek menunjukkan
bahwa school wellbeing yang dimiliki subjek rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pemberian skor pada pernyataan favorable dan unfavorabe dapat
dilihat pada tabel 4 berikut :
Tabel 4.
Pemberian Nilai Skor Pada Skala Motivasi Berprestasi
Item Sangat
Setuju (SS)
Setuju (S) Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak
Setuju (STS)
Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
Skala school wellbeing disusun atas indikator dalam aspek-aspek
school wellbeing yang di kemukakan oleh Konu dan Rimpela (2002), yaitu :
a. Having (kondisi sekolah)
b. Being (pemenuhan diri)
c. Loving (relasi sosial)
c. Health status (status kesehatan)
Jumlah skala School wellbeing terdiri dari 20 pernyataan yang
meliputi item favorable dan item unfavorable serta mengandung aspek-
aspek dalam variabel school wellbeing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Blue print mengenai skala school wellbeing dapat dilihat pada tabel 5 :
Tabel 5.
Tabel Blue Print Skala School Wellbeing
Aspek Indikator Item
favorable
Item
unfavorable
Jumlah
Having (kondisi
sekolah)
Kondisi lingkungan
internal dan eksternal
sekolah dapat membuat
siswa nyaman dalam
belajar
5 5 10
being
(pemenuhan
diri di sekolah)
Sekolah dapat
memfasilitasi dan
memberikan
kesempatan yang sama
bagi murid untuk
mengembangkan diri
atau kemampuan yang
di miliki oleh setiap
siswa
5 5 10
Health status
(status
kesehatan)
Tidak adanya gejala
atau penyakit yang
dialami oleh para siswa
5 5 10
Loving (relasi
sosial)
Adanya relasi
interpersonal yang
positif antara siswa
dengan orangtua serta
warga sekolah (guru,
antar teman, pegawai di
sekolah)
5 5 10
Total 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 6.
Tabel Distribusi Item Skala School Wellbeing Sebelum Seleksi Item
Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total
School
Wellbeing
Having (kondisi
sekoloah)
1, 4, 26, 29, 10 3, 7, 17, 33,
35,
10
Being
(pemenuhan diri
di sekolah)
5, 11, 13, 16,
30,
12, 14, 18, 19,
25,
10
Health Status
(status kesehatan)
2, 6, 15, 20, 37 22, 24, 27, 28,
40
10
Loving (relasi
sosial)
21, 23, 32, 34,
39
8, 9, 31, 36,
38,
10
Total 40
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas digunakan untuk menilai suatu alat tes dapat mengukur atribut
yang seharusnya sedang diukur(Azwar, 2014). Alat ukur yang memiliki
validitas yang tinggi akan menghasilkan eror pengukuran yang kecil yang
berarti skor yang dihasilkan dari alat ukur tidak jauh berbeda dari skor
yang sesungguhnya. Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas
isi. Validitas isi digunakan dengan melihat sejauh mana komponen dalam
tes sesuai dengan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Pengujian
terhadap isi dari alat ukur melalui penilaian dari professional judgement.
Peneliti meminta bantuan dari dosen pembimbing skripsi sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
professional judgement untuk menilai skala motivasi berprestasi dan
school wellbeing.
2. Seleksi Item
Seleksi item dilakukan berdasarkan hasil uji coba item dengan
responden yang memiliki kriteria mirip dengan responden yang akan
mengisi skala penelitian. Peneliti melakukan uji coba skala pada tanggal
24 November 2017 dan 30 Januari 2018 dengan mendatangi secara
langsung subjek yang digunakan dalam penelitian. Data hasil uji coba
skala diolah menggunakan SPSS for Windows versi 20 untuk mencari
diskriminasi item skala. Diskriminasi item dilakukan untuk membedakan
individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang hendak
diukur (Azwar, 2009). Daya diskriminasi item yang baik apabila koefisien
korelasi semakin mendekati angka 1,00. Sedangkan bila daya diskriminasi
yang tidak baik memiliki koefisien yang mendekati angka 0 atau memiliki
tanda negatif. Item yang layak dipertahankan jika memiliki koefisien
korelasi ≥ 0,20 (Supratiknya, 2014). Di bawah ini merupakan hasil dari
seleksi item yang dilakukan pada variabel motivasi berprestasi dan
variabel school wellbeing.
a. Skala Motivasi Berprestasi
Pada skala motivasi berprestasi terdapat 10 item yang gugur
melalui koefisien korelasi sebesar ≤ 0,20. Hasil dari seleksi item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menunjukkan dari 40 item memiliki item yang valid sebesar 24, 11 item
yang gugur, dan sebesar 5 digugurkan. Sehingga item yang digunakan
dalam mengukur motivasi berprestasi sejumlah 24 item.
Berikut merupakan data sebaran item skala motivasi motivasi berprestasi :
Tabel 7.
Sebaran Item Skala Motivasi BerprestasiSetelah Seleksi Item
Aspek ItemFavorable Item
Unfavorable
Jumlah
Kebutuhan akan
umpan balik
3, 7, 9, 17, 33 2, 4, 8, 10, 14 6
Inovatif 5, 11, 13, 15, 18
6, 12, 16, 20, 31 6
Memiliki
tanggung jawab
pribadi
1*, 23, 29*, 20, 37
21, 24, 25*, 28,
40*
6
Ketekunan 19, 26, 34, 35, 39
22, 27, 32*, 36,
38
6
Total 24
Keterangan : - item dengan angka tebal merupakan item yang gugur
- item dengan tanda * merupakan item yang digugurkan
sengaja
b. School Wellbeing
seleksi item yang digunakan dalam skala motivasi berprestasi
menggunakan koefisien korelasi sebesar sebesar ≤ 0,20 sehingga
menghasilkan 20 item yang valid. Hasil seleksi item menunjukkan dari 40
item memiliki item yang valid sebesar 20, 13 item yang gugur, dan sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
7 item yang digugurkan sengaja. Sehingga item yang digunakan dalam
mengukur motivasi berprestasi sejumlah 20 item.
Pada Tabel 8 Menunjukkan sebaran item pada skala school wellbeing
sebagai berikut :
Tabel 8.
Sebaran Item Skala School Wellbeing Setelah Seleksi Item
Aspek Item Favorable Item Unfavorable Jumlah
Having (kondisi
sekolah)
1, 4, 10, 26, 29 3, 7, 17, 33, 35 5
being (pemenuhan
diri di sekolah)
5*, 11, 13, 16,
30
12, 14*, 18*, 19,
25
5
Health status
(status kesehatan)
2*, 6, 15, 20, 37 22, 24, 27, 28, 40* 5
Loving (relasi
sosial)
21*, 23, 32, 34,
39
8, 9, 31*, 36, 38 5
Total 20
Keterangan : - item dengan angka tebal merupakan item yang gugur
- item dengan tanda * merupakan item yang digugurkan
sengaja
3. Reliabilitas Data Penelitian
Reliabilitas mengukur sejauhmana konsistensi atau keterpercayaan
hasil ukur. Alat ukur dikatakan tidak reliabel jika menghasilkan
perbedaan skor antar individu diakibatkan faktor eror dibandingkan
faktor perbedaan yang sesungguhnya (Azwar, 2009). Reliabilitas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
baik memiliki skor diatas 0,70 hingga mendekati 1. Reliabilitas yang
dihasilkan kurang dari 0,70 dapat dikatakan kurang baik karena
memiliki kesalahan baku yang terdapat di dalam skor tampak
(Supratiknya, 2014). Hasil dari uji reliabilitas menggunakan SPSS 20
for windows sebagai berikut :
Tabel 9.
Tabel Uji Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi
Cronbach's Alpha N of Items
.853 26
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan Cronbach’s Alpha sebesar
α = 0,853 (N=24) . hasil tersebut menunjukkan skala motivasi berprestasi
adalah reliabel karena memiliki koefisien reliabilitas di atas 0,70 .
Tabel 10.
Tabel Uji Reliabilitas Skala School Wellbeing
Cronbach's Alpha N of Items
.842 25
Hasil tabel di atas menunjukan hasil perhitungan Cronbach’s Alpha
sebesar α = 0,842 (N=25) yang menunjukkan skala school wellbeing
adalah reliabel karena memiliki koefisien reliabilitas diatas 0,70.
G. Uji Asumsi Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui data yang
dihasilkan dari skala motivasi berprestasi dan school wellbeing berada
dalam sebaran normal atau tidak. Dalam pengujian normalitas
menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dengan SPSS 20 for windows.
Suatu data memiliki sebaran data yang normal apabila nilai p > 0,05
(Santoso, 2010).
b. Uji Linearitas
Pengujian linearitas digunakan untuk menguji hubungan antar
variabel mengikuti garis lurus (Santoso, 2010). Uji linieritas digunakan
untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel motivasi berprestasi
dan school wellbeing terdapat hubungan yang linear atau tidak. Uji linear
merupakan prasyarat dalam melakukan analisis korelasi (Kasmadi &
Sunariah, 2014). Apabila nilai p > 0,05 maka hubungan antar variabel
adalah tidak linear atau lemah (Santoso, 2010). Pengujian linear
menggunakan SPSS 20 for windows dengan test for Linearity.
H. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk melihat hubungan
antara motivasi berprestasi dengan school wellbeing pada siswa kelas XI
sekolah menengah atas. Pengujian hipotesis menggunakan Pearson’s
Product Moment Pearson jika uji normalitas terpenuhi dan akan
menggunakan Spearman’s Rho apabila uji normalitas tidak terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan tanggal 26 Februari 2018 sampai 2
Maret 2018. Dalam melakukan pengambilan data peneliti melakukan
langsung ke sekolah yang telah ditentukan secara acak. Responden
dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
yang berada di kelas XI. Responden dalam penelitian ini berjumlah
150 siswa dan siswi, terdiri dari subjek yang berasal dari SMA N 6
Yogyakarta sejumlah 66 subjek, SMA N 4 Yogyakarta sejumlah 47
subjek, dan SMA N 9 Yogyakarta sejumlah 37 subjek. Siswa dan
siswi yang berasal dari SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tidak
digunakan dalam penelitian karena pihak sekolah tidak mengijinkan
pengambilan data disebabkan kuota untuk penelitian sudah penuh dan
siswa akan menjalani ujian tengah semester. Dalam pengumpulan data
penelitian responden diminta untuk mengisi dua skala yang terdiri dari
skala motivasi berprestasi dan school wellbeing.
Pertama, peneliti meminta responden untuk mengisi kolom
identitas. Kedua, peneliti membacakan instruksi pengerjaan dan
memberikan contoh pengisian skala kepada responden. Apabila
responden telah selesai mengisi skala dapat dikumpulkan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
peneliti. Peneliti terlebih dahulu menjelaskan cara pengisian skala
kepada responden. Waktu pengisian skala yang dibutuhkan oleh
responden kurang lebih 15 menit. Skala yang digunakan telah
dilakukan uji reliabilitas, validitas dan seleksi item.
2. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian
Subjek penelitian merupakan siswa dan siswi di kelas XI yang
menempuh pendidikan di SMA yang berada di Yogyakarta. Deskripsi
responden penelitian berdasarkan jenis kelamin tertera pada tabel 11.
Tabel 11.
Tabel Deskripsi Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Total
Laki – laki Perempuan
48 102 150
Dalam tabel 12 berisi deskripsi responden penelitian
berdasarkan usia.
Tabel 12.
Tabel Deskripsi Berdasarkan Usia
Usia Total
15 16 17
4 84 62 150
Data yang telah didapatkan selanjutnya dihitung secara manual
untuk mencari mean teoritik. Sedangkan, untuk mencari mean empirik
dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows versi 20. Perhitungan
mean teoritis dengan mean empiris dilakukan untuk melihat
perbandingannya. Mean empiris yang tinggi dibandingkan mean
teoritis menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
motivasi atau school wellbeing yang cenderung tinggi. Sebaliknya,
mean teoritis lebih tinggi dibandingkan mean empiris menunjukkan
subjek dalam penelitian ini memiliki motivasi atau school wellbeing
yang cenderung rendah.
Setelah melakukan perhitungan mean teoretik yang dilakukan
pada kedua variabel di di dapatkan hasil sebagai berikut :
1. Motivasi Berprestasi
Jumlah item : 24
Nilai minimum : 24 x 1 = 24
Nilai maksimum : 24 x 4 = 96
Rentang nilai : 24 - 96
Mean teoretik : (Nilai minimum + nilai maksimum) / 2
(24 + 96) / 2 = 60
2. School Wellbeing
Jumlah item : 20
Nilai minimum : 20 x 1 = 20
Nilai maksimum : 20 x 4 = 80
Rentang nilai : 20 - 80
Mean teoretik : (Nilai minimum + nilai maksimum) / 2
(20 + 80) / 2 = 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berikut ini pada tabel 13 dan 14 merupakan perhitungan empirik :
Tabel 13.
Tabel Empirik Motivasi Berprestasi
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
motivasi_berprestasi 150 71.43 5.719 .467
One-Sample Test
Test Value = 60
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
motivasi_berprestasi 24.472 149 .000 11.427 10.50 12.35
Tabel 14.
Tabel Empirik School Wellbeing
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
school_wellbeing 150 52.11 5.431 .443
One-Sample Test
Test Value = 50
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
school_wellbeing 4.751 149 .000 2.107 1.23 2.98
Berdasarkan uji t tabel 13 menghasilkan nilai signifikansi
sebesar 0,000 yang menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara
mean empirik dan teoritik. Skala motivasi berprestasi memiliki mean
empiris sebesar 71,43 sedangkan nilai mean teoritis sebesar 60. Mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
empiris lebih besar dari mean teoritis. Hal ini menunjukkan bahwa
subjek dalam penelitian ini memiliki motivasi berprestasi yang
cenderung tinggi. Hasil pada tabel 14 terdapat hasil uji t dengan
signifikansi 0,000 yang memiliki arti terdapat perbedaan signifikan
antara mean empirik dan mean teoritik. Selain itu, perhitungan pada
skala school wellbeing menunjukkan mean empiris sebesar 52,11 dan
memiliki mean teoritis sebesar 50. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan mean empiris lebih besar daripada mean teoritis.
Perbedaan mean menunjukkan bahwa school wellbeing yang di miliki
subjek cenderung tinggi.
3. Hasil Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan menggunakan SPSS 20
for windows melalui cara One Sample Kolmogorov-Smirnov
test dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 14.
Tabel deskriptif Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
motivasi_berprestasi ,132 150 ,000 ,968 150 ,001
school_wellbeing ,085 150 ,010 ,987 150 ,184
Nilai pengujian normalitas dapat dikatakan memiliki
distribusi data yang normal apabila memiliki nilai Sig. atau p
lebih besar dari 0,05 ( Santoso, 2010). Berdasarkan tabel diatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menunjukkan bahwa variabel school wellbeing memiliki nilai
Sig. 0,10. Nilai tersebut sama dengan 0,1 yang menunjukkan
bila sebaran data pada variabel school wellbeing dikatakan
normal (p> 0,05). Pada variabel motivasi berprestasi memiliki
nilai Sig. 0,000. Nilai yang terdapat pada variabel motivasi
berprestasi kurang dari 0,1 yang menunjukkan bahwa sebaran
data adalah tidak normal (p<0,05).
4. Uji Linearitas
Pengujian normalitas dilakukan menggunakan SPSS 20 for
windows melalui cara One Sample Kolmogorov-Smirnov test. Data
dapat dikatakan linear jika Sig. linearity lebih kecil dari 0.05 dan
nilai Sig. deviation from linearity lebih besar dari 0.05 (Santoso,
2010). Pengujian linearitas yang telah dilakukan menunjukkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 15.
Tabel Deskriptif Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
motivasi_berpresta
si *
school_wellbeing
Between
Groups
(Combined) 1872,429 26 72,017 2,952 ,000
Linearity 818,214 1 818,214 33,544 ,000
Deviation
from
Linearity
1054,215 25 42,169 1,729 ,027
Within Groups 3000,264 123 24,392
Total 4872,693 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Berdasarkan tabel 15, dapat terlihat bahwa nilai Sig. liniearity
sebesar 0.000, dan nilai Sig. deviation from linearity yaitu sebesar
0.027. hal ini menunjukkan variabel motivasi berprestasi dan school
wellbeing bersifat linear (Sig. linearity <0.05 dan Sig. deviation from
linearity> 0.05).
5. Uji Hipotesis
Pengujian korelasi menggunakan analisa Spearman’s rho dengan
bantuan dari SPSS for windows versi 20. Teknik analisa korelasi
Spearman’s rho dilakukan apabila data yang digunakan tidak
terdistribusi secara normal maka dilakukan analisa statistik non
parametrik (Siregar, 2013). Data yang tidak terdistribusi secara
normal adalah data motivasi berprestasi.
Hasil pengujian korelasi dapat dilihat pada tabel 16 berikut :
Tabel 16.
Tabel Uji Korelasi Penelitian
Correlations
school
wellbeing
motivasi
berprestasi
Spearman's
rho
school wellbeing
Correlation
Coefficient 1,000 ,326
**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 150 150
motivasi
berprestasi
Correlation
Coefficient ,326
** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 150 150
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Berdasarkan tabel 16. Dapat dilihat nilai dari korelasi Spearman’s
rho sebesar 0,326 serta memiliki nilai Sig. sebesar 0,000. Hasil dari
pengujian tersebut, menununjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara school wellbeing dengan motivasi berprestasi pada siswa
kelas XI sekolah menengah atas. Artinya, semakin tinggi school
wellbeing maka semakin tinggi juga motivasi berprestasi siswa yang
dialami siswa.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara school
wellbeing dengan motivasi berprestasipada siswa kelas XI sekolah
menengah atas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan
school wellbeing (r = 0,326; p = 0,000). Artinya, semakin tinggi tingkat
school wellbeing siswa maka semakin tinggi pula tingkat motivasi
berprestasi siswa tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat
school wellbeing siswa maka semakin rendah pula tingkat motivasi
berprestasi siswa.
Siswa yang memiliki motivasi berprestasi akan mengerjakan
sesuatu dengan keinginan untuk mencapai keberhasilan. Dalam konteks
sekolah, keberhasilan yang siswa raih terkait dengan orientasi siswa untuk
dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dan menguasai pelajaran. Siswa yang
mampu meraih tujuan dan ingin meraih prestasi yang baik maka hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
tersebut memiliki hubungan yang positif bagi kesejahteraan siswa di
sekolah (Tian, Yu, & Huebner E, 2017). Hasil tersebut memberikan bukti
bahwa kesejahteraan siswa di sekolah merupakan bagian yang dapat
meningkatkan kecenderungan untuk mau mengikuti pelajaran dan naik
kelas dengan meraih nilai yang lebih tinggi. Selain itu, kesejahteraan siswa
di sekolah dapat mengurangi kecenderungan untuk keluar dari sekolah
serta terhambat atau tidak naik kelas pada siswa di masa remaja (Lopez, et
al., 2017).
Dorongan siswa dalam meyelesaikan tugas-tugasnya berkaitan
dengan cara mereka melihat tugas tersebut. Siswa akan cepat
menyelesaikan tugas-tugasnya ketika mereka memandang tugas-tugasnya
sebagai sesuatu yang menarik minat mereka (Petegem, Aelterman, Rosseel
& Creemers, 2007). Sebaliknya, ketika siswa memandang tugas-tugasnya
sebagai seorang murid sebagai sesuatu yang negatif maka akan
berpengaruh pada proses pendidikan mereka. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Suhre, Jansen dan Harskamp (2007) yang meneliti dampak
dari kepuasan siswa dalam memilih jurusan pendidikan. Dari hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk belajar yang
disebabkan oleh kepuasan siswa memiliki dampak yang positif pada
perilaku belajar mereka. Senada dengan Urdan, Solek dan Schoenfelder
(2007), murid yang merasa terbebani atau tertekan akibat harapan ataupun
permintaan dari orangtua maka perilaku mereka di sekolah menjadi buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Buruknya perilaku siswa di sekolah dapat berdampak pada kualitas
relasi di sekolah yang berdampak pada kesejahteraan sekolah siswa. Murid
yang menyatakan bila dirinya memiliki teman serta kelas yang baik
merupakan sumber dari kepuasan diri mereka dan rasa memiliki(sense of
belonging) (Pyhӓltӧ, Soini dan Pietarinen, 2010). Di sisi lain, interaksi
siswa dengan anggota sekolah akan berdampak pada tingkat kepuasan
mereka yang rendah serta mempengaruhi kesehatan mereka. Dampak dari
lingkungan yang buruk, kondisi kelas yang memiliki perselisihan
didalamnya, kurangnya teman, dan perundungan menyebabkan siswa
terbebani dan menyebabkan kecemasan dan stress (Pyhӓltӧ, Soini dan
Pietarinen, 2010).
Kontribusi yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa dapat
terlihat dari hubungan umpan balik antara siswa dengan guru. Apabila
siswa memiliki kualitas interaksi yang baik dengan sekolah dapat
meningkatkan kesejahteraan siswa. Siswa akan dapat memenuhi
kebutuhannya apabila iklim di sekolah positif. Hasil penelitian ini selaras
dengan penelitian Jia, et al (2009) pada siswa dan siswi di Cina dan
Amerika yang menyatakan bila dukungan antara guru dengan siswa, siswa
dengan sesama siswa serta adanya dukungan dari orangtua memiliki kaitan
dengan simptom depresi yang dimiliki siswa serta mempengaruhi self-
esteem bagi siswa.
Siswa dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan berusaha untuk
mengerjakan tugas-tugasnya dengan lebih baik. Sesuai dengan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
sebelumnya bahwa motivasi siswa dapat meningkatkan kemampuan dan
pembelajaran siswa yang berkaitan dengan pengaturan pengerjaan tugas
secara efektif serta pemahaman akan tugas (Valle, Regueiro, Nunez,
Rodriguez, Piniero, & Rosario, 2016). Sebagi contoh, siswa yang memiliki
motivasi yang kuat memiliki tujuan untuk mendapatkan nilai yang tinggi
bahkan nilai tertinggi di kelas. Pencapaian tersebut dapat meningkatkan
kesejahteraan siswa. Kesejahteraan tersebut berasal dari kepuasan yang
didapatkan siswa terkait dengan penghargaan yang di dapatkan atas
pencapaian yang diraihnya (Burger, 2011). Di sisi lain, siswa yang
memiliki motivasi berprestasi yang rendah dapat mempengaruhi
kesejahateraan mereka. Siswa dengan prestasi yang rendah dapat
berdampak pada sikap pesimis bahkan depresi yang berhubungan dengan
kesejahteraan siswa dan pencapaian akademis (Lv et al, 2016).
Subjek pada penelitian ini memiliki school wellbeing dan motivasi
berprestasi yang cenderung tinggi. Subjek penelitian memiliki school
wellbeing yang tinggi dikarenakan mean empirik lebih tinggi dari mean
teoritis (52,11 > 50). Hal ini menunjukkan bahwa siswa merasa dirinya
sebagai bagian dari kelas dan memiliki pengalaman yang lebih rendah
akan perasaan negatif di sekolah serta rendahnya tingkat stress terkait
penguasaan akademik (Scrimin, Moscardino, Altoè, & Mason, 2016).
Subjek penelitian juga memiliki motivasi berprestasi yang tinggi karena
memiliki mean empiris yang lebih besar daripada mean teoritis (71,43 >
60). Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki teman sebaya dan guru-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
guru mendukung, konsep diri yang tinggi serta memiliki kecenderungan
untuk berusaha meraih nilai atau prestasi yang tinggi karena memiliki
ketekunan (Bakadorova & Raufelder, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian yang telah dilakukan memiliki hasil bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan (r = 0,326; p = 0,000) antara school
wellbeing dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas XI Sekolah
Menengah Atas. Hal ini berarti semakin tinggi school wellbeing siswa
maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi yang dialami. Begitu pula
sebaliknya, semakin rendah school wellbeing siswa maka semakin rendah
pula motivasi berprestasi yang di alami siswa.
B. Saran
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas XI saja. Hal ini
dikarenakan beberapa sekolah tidak mengijinkan melakukan penelitian
untuk kelas XII karena siswa dipersiapkan untuk ujian nasional. Dalam
proses pengambilan data penelitian sekolah hanya memberikan ijin
untuk menggunakan beberapa kelas saja. Selain itu, terdapat satu
sekolah yang mengijinkan dalam pengambilan data apabila dilakukan
setelah jam pulang menyebabkan hanya beberapa siswa saja yang
mengisi skala yang diberikan peneliti. Alasan tersebut menyebabkan
subjek yang digunakan tidak banyak. Hasil pengolahan data dalam
penelitian ini sebaran data tidak terdistribusi secara normal, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
penelitian selanjutnya dapat menggunakan subjek penelitian yang lebih
banyak jumlahnya. Selain itu, bagi peneliti selanjutnya dapat
menggunakan seluruh siswa Sekolah Menengah Atas atau jenjang
pendidikan diatasnya maupun dibawahnya. Melalui subjek yang
berbeda dapat memberikan wawasan yang berbeda dari hasil yang
didapatkan.
2. Bagi Sekolah dan Orangtua
Bagi pihak sekolah dan orangtua dapat mendampingi peserta didik
dalam meningkatkan motivasi berprestasi. Dalam meningkatkan
motivasi berprestasi tidak hanya dibebankan pada siswa saja namun
perlu memperhatikan school wellbeing siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H.A., Supriyono, W. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Azwar, S (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Offset.
Azwar, S. (2014). Dasar - Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.
Bakadorova, O., Raufelder, D. 2014. The mediating role of sicio-motivational
support in the association between individual school self-concept and
achievement motivation amongst adolescent students. European Journal
of Psychology of Education. 29(3), 347-366.
Burger, J.M. (2011). Introduction to Personality. Edisi 8. Canada : Wadsworth
Cengage Learning.
Creswell, J.W. ( 2012). Research Design : Pedekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Devi, C.P.K. (2016). Pengaruh persepsi dukungan sosial keluarga dan
lingkungan sekolah pada motivasi berprestasi siswa SMA di Yogyakarta.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Djiwandono, S. E.W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Fatwati, A. M., Fakhruddiana. F. (2014). Kecenderungan pola asuh permisif dan
kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa.
Humanitas,11(1), 9-18.diakses dari
http://www.journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/2323/
1463 pada 20 September 2016.
Hadi, S. (2004). Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.
Inayah, R., Martono, T., Sawiji, H. (2013). Pengaruh kompetensi guru, motivasi
belajar siswa, dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah,
Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Insan Mandiri, 1(1), 1-12.
Jia, Y., Ling, G., Chen, X., Ke, X., Way, N., Yoshikawa, H., Hughes, D., Lu, Z.
(2009). The influence of student perceptions of school climate on
socioemotional and academic adjusment : A comparison of chinese and
american adolescents. Child Development. 80(5), 1514-1530.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Jones, A. Y., Fursa, S., Byrket, J.S., Sly. J. S. (2014). Bullying affect more than
feelings : the long-term implications of victimization on academic
motivation in higher education. Social Psychology of Education, 18(1),
185-200.
Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2014). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Khatimah, H. (2015). Gambaran school wellbeing pada peserta didik program
kelas akselerasi di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Psikopedagogia, 4(1), 20-
30.
Kompri. (2015). Motivasi Pembelajaran: Perspektif Guru dan Siswa. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Konu. A., Rimpela. M. (2002). Well being in school : a conceptual model. Health
Promotion International, 17(1),79-89.
Lili. T, et al. (2013). Perceived social support and school wellbeing among
chinese early and middle adolscents: The mediational role of self
esteem.Jurnal Soc Indic Res, Vol. 113, 991-1008. Diakses dari
http://link.springer.com/article/10.1007/s11205-012-0123-8 pada tanggal
17 November 2016.
Lopez, V., Oyanedel, J. C., Bilbao, M., Javier, T., Oyarzun, D., Morales, M., et al.
(2017). School achievement and performance in chilean high schools : The
mediating role of subjective wellbeing in school- related evaluations.
Frontiers in Psychlogy, 1-15.
Lv, B., Zhou, H., Guo, X., Liu, C., Liu, Z., Luo, L. (2016). The relationship
between academic achievement and the emotional well-being of
elementary school children in china : The moderating role of parent-
school communication. Frontiers in Psychology. 7(948), 1-9.
Mappiare, Andi. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
McClelland., Clarence, D. (1985). Human Motivation. USA : Scott, Foresman and
Company.
Marjohan. (2014). School Healing : Menumbuhkan Problem Sekolah. Yogyakarta
: PT Pustaka Insan Madani.
Nindianti, W.E., Desiningrum, D.R. (2015). Hubungan antara school well-being
dengan Agresivitas. Jurnal Empati. 4 (1), 202-207.
Petegem, K.V., Aelterman, A., Keer, H.V., Rosseel, Y. (2008). The influence of
student characteristics and interpersonal teacher behaviour in the
classroom on student’s wellbeing.Social Indicator Research. 85, 279-291.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Petegem, K.V., Aelterman, A., Rosseel, Y., Creemers. (2007). Student perception
as moderator for student wellbeing. Social Indicator Research. 83(3), 447-
463.
Pyhӓltӧ,K., Soini, T.,Pietarinen, J. (2010). Pupils’ pendagogical well-being in
comprehensive school significant positive and negative school experiences
of finnish ninth graders. European Journal of Psychology of Education.
25(2), 207-221.
Rochmah, E. Y. (2005). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Penerbit Teras.
Roiste, A., Kelly, C., Molcho, M., Gavin, A., Gabhainn, S. N. (2012). Is school
participation good for children? Associations with health and wellbeing.
Health Education, 112(2), 88-104. Diakses dari
http://www.nuigalway.ie/hbsc/documents/2012__ja__de_roiste__school_p
articipation___he1111.pdf pada tanggal 17 November 2016.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta: Penerbit Sanata Dharma.
Santrock, J. W (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja. Edisi 6. Jakarta:
Erlangga.
Sarwono, S. W. (1994). Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sarwono, S. W. (1989). Psikologi Remaja. Edisi: 1. Jakarta : Rajawali Press.
Schunck, D.H. (2012). Teori- teori Pembelajaran Perspektif Pendidikan. Edisi:6.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Scrimin, S., Moscardino, U., Altoè, G., Mason, L. (2016). Effect of perceived
school well-being and negative emotionality on students’ attentional bias
for academic stressors. British Journal of Educational Psychology. 86,
278-295.
Setyawan, I., Dewi, K.S. (2015). Kesejahteraan sekolah ditinjau dari orientasi
belajar mencari makna dan kemampuan empati siswa sekolah senengah
atas.Jurnal Psikologi Undip, 14(1), 9-20.
Siregar, S. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.
Slavin, R.E. (2008). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Edisi: 8. Jilid 1.
Jakarta : PT Indeks.
Slavin, R. E. (2011). Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik. Edisi: 9. Jilid : 2.
Jakarta: PT Indeks.
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung : CV
Pustaka Setia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Suhre, J.M., Jansen, E. P. W. A., Harskamp, E.G. (2007). Impact of degree
program satisfaction on the persistance of college student. Higher
Education. 54(2), 207-226.
Sukmadinata, N.S. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Sumanto. (2014). Psikologi Perkembangan ; Fungsi dan Teori. Yogyakarta :
CAPS (Center of Academic Publishing Service).
Stipek, D.J. (1992). Motivation to Learn : From Theory to Practice. USA: Allyn
and Bacon.
Supratiknya,A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Penerbit USD.
Suratin, R. (2012). Stop School Bullying Wujudkan School Wellbeing. Konselor
Sekolah. Diunduh dari http://www.konselorsekolah.com/2012/04/stop-
school-bulying-wujudkan-school.html diakses pada 21 September 2016.
Telef, B. B., Arslan, G., Mert, A., & Kalafat, S. (2015). The mediation effect of
school satisfaction in the relationship between teacher support, positive
affect and life satisfaction in adolescents. Educational Research and
Reviews, 10(12), 1633-1640.
Tian, L., Yu, T., & Huebner E, S. (2017). Achievement goal orientations and
adolescents' subjective well-being in school: The mediating roles of
academic social comparison directions . Frontiers in Psychology, 1-11.
Urdan, T., Solek, M., Schoenfelder, E. (2007). Students’ perceptions of family
influences on their academic motivation: A qualitative analysis. Journal of
Psychology of Education. 22(1), 7-22.
Valle, A., Regueiro, B., Nunez, J., Rodriguez, S., Piniero, I., & Rosario, P. (2016).
Academic goals, student homework engagement, and academic
achievement in elementary school. Frontiers in Psychology, 1-10.
Wahyuni, S. (2013). Hubungan efikasi diri dan regulasi emosi dengan motivasi
berprestasi pada siswa smk negeri 1 samarinda.eJournal Psikologi, Vol 1,
No.1, 88-95.
Wang, M., Holcombe, R. (2010). Adolescents’ perceptions of school
environment, engagement, and academic achievement in middle
school.American Edocational Research Journal. 47(3), 633-662. Di akses
dari http://aer.sagepub.com/content/47/3/633.short pada tanggal 19
November 2016.
Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
LAMPIRAN 1
SKALA UJI COBA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
SKALA PENELITIAN
Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo
139114058
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan hormat,
Saya mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma sedang melakukan penelitan untuk penyusunan tugas
akhir. Saya memohon bantuan dari Anda untuk berkenan mengisi
skala ini. Dalam skala ini berisi beberapa pernyataan. Saya meminta
bantuan Anda mengisi jawaban atas pernyataan yang terdapat di
dalam skala ini. Jawaban yang Anda berikan tidak ada yang benar atau
salah. Sehingga, saya berharap Anda dapat mengisi jawaban dengan
sejujurnya sesuai dengan yang Anda alami.
Saya akan menjamin kerahasiaan identitas serta jawaban yang
telah Anda isi. Jika Anda berkenan mengisi skala ini, silahkan
memberikan paraf di bawah ini. Saya mengucapkan terima kasih atas
kesediaan Anda dalam mengisi skala ini.
Hormat saya,
Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala penelitian sesuai
dengan sejujur-jujurnya dan sesuai keadaan yang saya alami sehari-hari.
Yogyakarta, ………………..
(……………………………………)
IDENTITAS
Nama / Inisial :
Umur :
Jenis kelamin :
Asal Sekolah :
Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
PETUNJUK PENGISIAN
Di dalam skala ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan
kondisi yang Anda alami sehari-hari. Anda diminta untuk memilih jawaban yang
sesuai dengan apa yang Anda alami dan rasakan. Pilihlah satu jawaban pada
kolom tersedia yang paling sesuai dengan diri Anda dengan memberikan tanda
centang (√).
Pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut :
SS : bila jawaban “Sangat Sesuai “ dengan diri Anda
S : bila jawaban “ Sesuai” dengan diri Anda
TS : bila jawaban “ Tidak Sesuai” dengan diri Anda
STS : bila jawaban “ Sangat Tidak Sesuai” dengan diri Anda
Contoh :
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Lingkungan sekolah nyaman untuk
kegiatan belajar √
Jawaban yang Anda berikan tidak ada yang benar atau salah. Pilihlah
jawaban dengan sejujurnya sesuai dengan yang Anda alami. Bacalah setiap
pernyataan dengan cermat sebelum menjawab. Jika sudah selesai, harap teliti
kembali dan pastikan tidak ada pernyataan yang terlewat.
--SELAMAT MENGERJAKAN-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
SKALA 1
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya lebih senang belajar di sekolah
dibandingkan berada di rumah
2. Saya jarang menggunakan UKS jika
berada di sekolah
3. Jumlah murid di kelas terlalu banyak
sehingga kurang efektif dalam
belajar
4. Ukuran kelas membuat saya cukup
nyaman dalam belajar
5. Tanggapan atau respon yang
diberikan oleh guru ketika saya
melakukan kesalahan membuat saya
ingin memperbaikinya
6. Meskipun saya sedang sakit, saya
tetap bersemangat untuk pergi ke
sekolah
7. Saya sering terganggu dengan suara
bising di lingkungan sekolah
8. Saya merasa canggung untuk
bercanda dengan guru di sekolah
9. Teman-teman di sekolah sering
membuat saya kesal
10. Pencahayaan di sekolah cukup
terang sehingga memudahkan saya
dalam menulis atau membaca
11. Sekolah memberikan kesempatan
untuk mengembangkan bakat yang
saya miliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
No Pernyataan SS S TS STS
12. Tidak ada ekstrakurikuler yang
sesuai dengan minat saya
13. Sekolah selalu mendorong saya
untuk mencoba berbagai hal yang
saya sukai
14. Sekolah kurang memiliki sarana
untuk menyampaikan pendapat
murid
15. Penyakit yang saya alami
disebabkan kurang menjaga pola
hidup sehat
16. Sekolah tidak pernah memberikan
penghargaan atas prestasi yang telah
diraih siswa
17. Guru sering memberikan tugas yang
banyak setiap minggu
18. saya merasa takut ketika guru
memberikan respon terhadap hasil
kerja saya
19. Saya merasa beberapa guru bersikap
tidak adil dalam memberikan
kesempatan menjawab terhadap
beberapa siswa di kelas
20. Saya selalu masuk sekolah ketika
sakit
21. Saya sering menghabiskan waktu
ketika istirahat dengan bercerita
kepada guru atau pegawai di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
No Pernyataan SS S TS STS
22. Saya sering merasa sakit beberapa
minggu ini
23. Saya akan membantu teman ketika
sedang mengalami kesulitan
24. Saya sering tiba-tiba merasa cemas
25. Saya dipaksa oleh orangtua untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan yang
tidak sesuai dengan keinginan saya
26. Lingkungan sekolah dapat membuat
saya fokus dalam belajar
27. Ketika berada di sekolah saya sering
merasa lesu
28. Adanya penyakit yang sering
muncul membuat aktivitas saya di
sekolah menjadi terganggu
29. Tugas-tugas yang diberikan oleh
sekolah sesuai dengan kemampuan
saya
30. Semua siswa ikut serta dalam
membuat kebijakan–kebijakan
sekolah
31. Orangtua saya jarang meluangkan
waktu dengan saya
32. Saya sering bercerita kepada
orangtua mengenai kegiatan saya
selama di sekolah
33. Kelas tempat saya belajar memiliki
sirkulasi udara yang buruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
No Pernyataan SS S TS STS
34. Saya memiliki hubungan yang akrab
dengan teman sekelas
35. Lingkungan dalam kelas saya kotor
36. Saya jarang mengobrol dengan
pegawai di sekolah
37. Selama beberapa minggu terakhir
saya tidak merasakan gejala penyakit
tertentu
38. Saya pernah menjadi korban
perundungan (bullying) di sekolah
39. Teman-teman akan membantu ketika
saya mendapatkan masalah atau
musibah
40. Saya kesulitan bisa tidur di malam
hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
SKALA 2
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya cenderung akan meluangkan
waktu untuk mengerjakan tugas/
belajar setiap hari
2. Ketika saya ditegur oleh orangtua
saya hanya mendengarkan saja
3. Saya akan segera memperbaiki
kesalahan ketika ditegur oleh guru
atau orangtua
4. Saya merasa nasihat orangtua atau
guru tidak berguna bagi saya
5. Saya senang mengerjakan tugas
yang mengharuskan saya berpikir
secara kreatif dalam
menyelesaikannya
6. Saya cenderung melakukan
aktivitas yang terjadwal
7. Ketika saya kesulitan dalam
mempelajari sesuatu maka saya
akan bertanya kepada orang lain
yang lebih paham
8. Timbal balik yang diberikan oleh
orang lain atas usaha/ pekerjaan
yang saya lakukan membuat saya
mudah menyerah
9. Saya selalu mengharapkan koreksi
atau tanggapan dari guru atas tugas
yang telah saya kerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
No Pernyataan SS S TS STS
10. Tanggapan atau komentar yang
negatif membuat saya takut untuk
menyelesaikan pekerjaan/tugas saya
11. Dalam mengatasi kesulitan saya
akan mencari berbagai cara untuk
dapat menyelesaikannya
12. Saya cenderung akan menunggu
guru atau teman mengajari soal
yang rumit daripada saya harus
menyelesaikannya sendiri
13. Saya senang mencoba berbagai hal
baru
14. Ketika saya kesulitan dalam
pelajaran biasanya saya akan diam
saja
15. Ketika saya mengalami kesulitan
dalam tugas maka saya akan
mencari jawaban diberbagai buku
atau internet
16. Saya lebih menyukai mengerjakan
sesuatu yang pernah saya kerjakan
sebelumnya
17. Saya akan meminta bantuan kepada
teman ketika kesulitan dalam
pelajaran
18. Saya merasa puas apabila berhasil
menyelesaikan tugas dengan cara
yang saya temukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
No Pernyataan SS S TS STS
19. Saya merasa puas ketika berhasil
menyelesaikan tugas yang sulit
20. Jika ada tugas yang sulit terkadang
sayamencontek milik teman
21. Saya sering menunda dalam
mengerjakan tugas-tugas
22. Alasan saya suka menunda
mengerjakan tugas dikarenakan
sulitnya tugas yang diberikan
23. saya akan bertanggung jawab ketika
melakukan kesalahan
24. Saya sering membiarkan kesalahan
yang saya lakukan
25. Ketika ada tugas saya memilih
untuk bermain dibandingkan
menyelesaikannya
26. Tugas yang sulit membuat saya
belajar pantang menyerah
27. Saya memilih untuk mengerjakan
tugas yang mudah terlebih dahulu
28. Saya terkadang kurang
memperhatikan waktu
pengumpulan tugas sehingga
terlambat dalam mengumpulkan
tugas
29. Ketika guru memberikan tugas saya
akan langsung mengerjakannya
pada hari itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
No Pernyataan SS S TS STS
30. Saya akan melaksanakan
konsekuensi apabila saya
melakukan kesalahan
31. Ketika saya mengalami kesulitan
saya cenderung akan membiarkan
saja
32. Saya sering malas dalam
mengerjakan tugas-tugas saya
33. Pujian dari orangtua atas usaha
yang saya lakukan membuat saya
bersemangat untuk
menyelesaikannya dengan lebih
baik
34. Saya merasa tertantang untuk
menyelesaikan tugas yang sulit
dibandingkan tugas yang mudah
35. Saya cenderung mengerjakan tugas-
tugas sendiri
36. Saya akan lebih senang apabila
mengerjakan tugas bersama teman-
teman
37. Saya akan melakukan aktivitas
yang lain setelah menyelesaikan
tugas-tugas saya
38. Bila dalam tugas kelompok saya
akan memilih tugas yang mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
No Pernyataan SS S TS STS
39. Ketika saya kurang memahami
pelajaran di sekolah, saya akan
membaca buku atau mencari
sumber referensi lain untuk
menemukan jawaban atas kesulitan
saya
40. Sering kali saya harus
mengesampingkan tugas-tugas saya
ketika saya sedang mengikuti suatu
kegiatan atau kepanitiaan
--Terimakasih atas bantuan dan partisipasi Anda--
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN 2
RELIABILITAS SKALA MOTIVASI BERPRESTASI DAN
SKALA SCHOOL WELLBEING
LAMPIRAN RELIABILITAS SKALA
A. SKALA MOTIVASI BERPRESTASI
1. Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi Sebelum Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.790 40
Item-Total Statistics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Item1 111.26 77.130 .126 .790
Item2 111.85 77.465 .068 .793
Item3 110.80 74.072 .454 .779
Item4 110.63 76.238 .255 .786
Item5 110.98 77.044 .124 .790
Item6 111.98 83.977 -.368 .813
Item7 110.59 76.603 .168 .789
Item8 111.11 75.432 .259 .785
Item9 110.85 76.265 .222 .787
Item10 111.28 74.696 .302 .784
Item11 110.80 73.405 .522 .777
Item12 111.54 72.831 .382 .780
Item13 110.83 73.480 .568 .777
Item14 111.09 74.748 .309 .784
Item15 110.74 75.264 .416 .782
Item16 111.74 75.130 .233 .787
Item17 110.80 77.628 .088 .791
Item18 110.59 76.114 .245 .786
Item19 110.43 78.340 .031 .793
Item20 111.70 73.639 .374 .781
Item21 111.98 72.555 .492 .776
Item22 111.96 75.509 .267 .785
Item23 110.74 74.775 .431 .781
Item24 111.24 75.253 .267 .785
Item25 111.24 71.786 .598 .773
Item26 111.17 76.236 .164 .789
Item27 112.43 77.629 .075 .792
Item28 111.46 75.054 .226 .787
Item29 111.70 72.839 .461 .778
Item30 110.76 74.275 .495 .779
Item31 111.00 72.578 .649 .774
Item32 111.61 70.510 .654 .769
Item33 110.48 76.877 .192 .788
Item34 111.02 73.177 .557 .776
Item35 111.48 76.611 .122 .792
Item36 112.35 78.587 -.016 .797
Item37 110.78 75.863 .268 .785
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi Setelah Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.853 26
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Item3 73.04 57.643 .474 .846
Item4 72.87 60.338 .182 .854
Item8 73.35 58.321 .325 .851
Item9 73.09 59.859 .210 .854
Item10 73.52 57.588 .374 .849
Item11 73.04 57.020 .547 .844
Item12 73.78 56.485 .398 .849
Item13 73.07 56.862 .624 .843
Item14 73.33 58.402 .308 .851
Item15 72.98 58.822 .423 .848
Item16 73.98 58.022 .291 .853
Item18 72.83 59.614 .245 .853
Item20 73.93 57.262 .387 .849
Item21 74.22 56.129 .524 .844
Item22 74.20 58.961 .278 .852
Item23 72.98 57.977 .491 .846
Item24 73.48 59.900 .166 .856
Item25 73.48 56.122 .563 .843
Item28 73.70 59.150 .185 .857
Item29 73.93 57.307 .403 .848
Item30 73.00 57.867 .512 .846
Item31 73.24 56.186 .689 .841
Item32 73.85 54.354 .686 .838
Item38 111.83 77.791 .048 .794
Item39 110.76 72.986 .459 .778
Item40 111.83 78.636 -.019 .797
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Item34 73.26 57.130 .544 .844
Item37 73.02 59.044 .307 .851
Item39 73.00 57.111 .432 .847
B. SKALA SCHOOL WELLBEING
1. Reliabilitas Skala School Wellbeing Sebelum Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.767 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Item1 111.67 84.636 .117 .767
Item2 111.18 87.377 -.085 .776
Item3 111.71 86.346 -.006 .772
Item4 111.44 84.525 .212 .763
Item5 111.29 83.346 .263 .761
Item6 111.40 83.973 .198 .764
Item7 112.53 87.891 -.120 .777
Item8 111.69 81.401 .310 .759
Item9 111.69 78.492 .534 .748
Item10 111.13 85.936 .060 .768
Item11 111.18 81.195 .465 .754
Item12 111.22 79.631 .495 .751
Item13 111.47 78.345 .545 .748
Item14 111.78 82.222 .321 .759
Item15 111.96 85.134 .051 .772
Item16 112.40 88.518 -.155 .781
Item17 112.44 82.025 .383 .757
Item18 111.91 81.810 .453 .755
Item19 111.89 81.374 .281 .760
Item20 111.87 81.436 .347 .757
Item21 112.76 83.871 .242 .762
Item22 111.78 81.040 .265 .761
Item23 111.29 83.892 .281 .761
Item24 112.13 80.800 .362 .756
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Item25 111.31 85.037 .098 .768
Item26 111.44 84.571 .207 .763
Item27 112.04 75.543 .692 .739
Item28 112.07 83.836 .111 .770
Item29 111.64 82.734 .349 .759
Item30 111.98 82.204 .309 .759
Item31 111.40 83.927 .176 .765
Item32 111.49 83.983 .156 .766
Item33 111.42 82.386 .302 .760
Item34 111.31 79.037 .592 .748
Item35 111.62 83.195 .346 .759
Item36 112.00 81.318 .341 .757
Item37 111.91 82.537 .184 .766
Item38 111.71 84.937 .057 .772
Item39 111.29 82.074 .378 .757
Item40 112.09 85.856 .009 .773
2. Reliabilitas Skala School Wellbeing Setelah Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.842 25
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Item4 68.73 62.791 .242 .840
Item5 68.58 62.022 .260 .840
Item8 68.98 60.022 .331 .839
Item9 68.98 57.068 .598 .827
Item11 68.47 60.255 .453 .834
Item12 68.51 59.256 .452 .833
Item13 68.76 57.962 .521 .830
Item14 69.07 60.609 .360 .837
Item17 69.73 60.927 .375 .836
Item18 69.20 60.845 .434 .835
Item19 69.18 59.877 .308 .840
Item20 69.16 59.998 .376 .836
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Item21 70.04 61.862 .308 .839
Item22 69.07 60.200 .247 .844
Item23 68.58 62.659 .258 .840
Item24 69.42 58.795 .443 .834
Item26 68.73 63.382 .167 .842
Item27 69.33 55.182 .701 .822
Item29 68.93 60.973 .405 .836
Item30 69.27 60.927 .315 .839
Item33 68.71 61.074 .309 .839
Item34 68.60 58.745 .547 .830
Item35 68.91 61.037 .452 .835
Item36 69.29 59.528 .401 .835
Item39 68.58 61.068 .360 .837
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN 3
SKALA PENELITIAN SETELAH UJI COBA
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo
139114058
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan hormat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Saya mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma sedang melakukan penelitan untuk penyusunan tugas
akhir. Saya memohon bantuan dari Anda untuk berkenan mengisi
skala ini. Dalam skala ini berisi beberapa pernyataan. Saya meminta
bantuan Anda mengisi jawaban atas pernyataan yang terdapat di
dalam skala ini. Jawaban yang Anda berikan tidak ada yang benar atau
salah. Sehingga, saya berharap Anda dapat mengisi jawaban dengan
sejujurnya sesuai dengan yang Anda alami.
Saya akan menjamin kerahasiaan identitas serta jawaban yang
telah Anda isi. Jika Anda berkenan mengisi skala ini, silahkan
memberikan paraf di bawah ini. Saya mengucapkan terima kasih atas
kesediaan Anda dalam mengisi skala ini.
Hormat saya,
Agustinus Budhi Aji Joko Purnomo
IDENTITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Nama / Inisial :
Umur :
Jenis kelamin :
Asal Sekolah :
Kelas :
Saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala penelitian sesuai
dengan keadaan yang saya alami pada diri saya.
Yogyakarta, ………………..
(……………………………………)
PETUNJUK PENGISIAN
Di dalam skala ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan
kondisi yang Anda alami sehari-hari. Anda diminta untuk memilih jawaban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
sesuai dengan apa yang Anda alami dan rasakan. Pilihlah satu jawaban pada
kolom tersedia yang paling sesuai dengan diri Anda dengan memberikan tanda
centang (√).
Pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut :
SS : bila jawaban “Sangat Sesuai “ dengan diri Anda
S : bila jawaban “ Sesuai” dengan diri Anda
TS : bila jawaban “ Tidak Sesuai” dengan diri Anda
STS : bila jawaban “ Sangat Tidak Sesuai” dengan diri Anda
Contoh :
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Lingkungan sekolah nyaman untuk
kegiatan belajar √
Apabila Anda ingin mengganti jawaban yang telah di pilih sebelumnya
maka Anda dapat memberikan tanda (=) pada jawaban sebelumya. Kemudian
silahkan Anda mengisi jawaban yang benar.
Contoh :
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Lingkungan sekolah nyaman untuk
kegiatan belajar √
√
---Jika sudah selesai, harap teliti kembali dan pastikan tidak ada pernyataan yang
terlewat--
SKALA I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Teman-teman akan membantu
ketika saya mendapatkan
masalah atau musibah
2. Adanya penyakit yang sering
muncul membuat aktivitas saya
di sekolah menjadi terganggu
3. Guru sering memberikan tugas
yang banyak setiap minggu
4. Saya merasa beberapa guru
bersikap tidak adil dalam
memberikan kesempatan
menjawab terhadap beberapa
siswa di kelas
5. Tugas-tugas yang diberikan oleh
sekolah sesuai dengan
kemampuan saya
6. Saya sering tiba-tiba merasa
cemas
7. Tidak ada ekstrakurikuler yang
sesuai dengan minat saya
8. Sekolah selalu mendorong saya
untuk mencoba berbagai hal
yang saya sukai
9. Lingkungan sekolah dapat
membuat saya fokus dalam
belajar
No. Pernyataan SS S TS STS
10. Semua siswa ikut serta dalam
membuat kebijakan–kebijakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
sekolah
11. Saya selalu masuk sekolah ketika
sakit
12. Saya sering bercerita kepada
orangtua mengenai kegiatan saya
selama di sekolah
13. Sekolah memberikan
kesempatan untuk
mengembangkan bakat yang
saya miliki
14. Ketika berada di sekolah saya
sering merasa lesu
15. Pencahayaan di sekolah cukup
terang sehingga saya tidak
kesulitan dalam menulis ataupun
membaca
16. Saya merasa canggung untuk
bercanda dengan guru di sekolah
17. Saya akan membantu teman
ketika sedang mengalami
kesulitan
18. Saya sering merasa sakit
beberapa minggu ini
19. Saya memiliki hubungan yang
akrab dengan teman sekelas
20. Ukuran kelas menurut saya
cukup nyaman untuk belajar
SKALA II
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya senang mengerjakan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
yang mengharuskan saya berpikir
secara kreatif dalam
menyelesaikannya
2. Alasan saya suka menunda
mengerjakan tugas dikarenakan
sulitnya tugas yang diberikan
3. Ketika saya kesulitan dalam
mempelajari sesuatu maka saya
akan bertanya kepada orang lain
yang lebih paham
4. Ketika saya mengalami kesulitan
dalam tugas maka saya akan
mencari jawaban diberbagai buku
atau internet
5. Saya sering membiarkan
kesalahan yang saya lakukan
6. Saya akan bertanggung jawab
ketika melakukan kesalahan
7. Saya akan segera memperbaiki
kesalahan ketika ditegur oleh
guru atau orangtua
8. Dalam mengatasi kesulitan saya
akan mencari berbagai cara untuk
dapat menyelesaikannya
9. Saya senang mencoba berbagai
hal baru
No. Pernyataan SS S TS STS
10. Saya selalu mengharapkan
koreksi atau tanggapan dari guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
atas tugas yang telah saya
kerjakan
11. Saya merasa puas apabila
berhasil menyelesaikan tugas
dengan cara yang saya temukan
12. Ketika saya mengalami kesulitan
saya cenderung akan membiarkan
saja
13. Saya sering menunda dalam
mengerjakan tugas-tugas
14. Pujian dari orangtua atas usaha
yang saya lakukan membuat saya
bersemangat untuk
menyelesaikannya dengan lebih
baik
15. Ketika saya kesulitan dalam
pelajaran biasanya saya akan
diam saja
16. Saya cenderung mengerjakan
tugas-tugas sendiri
17. Saya akan melaksanakan
konsekuensi apabila saya
melakukan kesalahan
18. Saya akan melakukan aktivitas
yang lain setelah menyelesaikan
tugas-tugas saya
No. Pernyataan SS S TS STS
19. Saya merasa puas ketika berhasil
menyelesaikan tugas yang sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
20. Saya merasa nasihat orangtua
atau guru tidak berguna bagi saya
21. Tugas yang sulit membuat saya
belajar pantang menyerah
22. Saya merasa tertantang untuk
menyelesaikan tugas yang sulit
dibandingkan tugas yang mudah
23. Saya terkadang kurang
memperhatikan waktu
pengumpulan tugas sehingga
terlambat dalam mengumpulkan
tugas
24. Ketika saya kurang memahami
pelajaran di sekolah, saya akan
membaca buku atau mencari
sumber referensi lain untuk
menemukan jawaban atas
kesulitan saya
Terimakasih atas bantuan dan partisipasi Anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
LAMPIRAN 4
HASIL UJI BEDA MEAN
Tabel Uji T Motivasi Berprestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
motivasi_berprestasi 150 71.43 5.719 .467
One-Sample Test
Test Value = 60
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
motivasi_berprestasi 24.472 149 .000 11.427 10.50 12.35
Tabel Uji T School Wellbeing
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
school_wellbeing 150 52.11 5.431 .443
One-Sample Test
Test Value = 50
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
school_wellbeing 4.751 149 .000 2.107 1.23 2.98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN 5
HASIL UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
motivasi_berprestasi ,132 150 ,000 ,968 150 ,001
school_wellbeing ,085 150 ,010 ,987 150 ,184
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN 6
HASIL UJI LINIERITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
motivasi_berpres
tasi *
school_wellbeing
Between
Groups
(Combined) 1872,429 26 72,017 2,952 ,000
Linearity 818,214 1 818,214 33,544 ,000
Deviation
from Linearity 1054,215 25 42,169 1,729 ,027
Within Groups 3000,264 123 24,392
Total 4872,693 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 7
HASIL UJI HIPOTESIS
Correlations
school
wellbeing
motivasi
berprestasi
Spearman's rho
school wellbeing
Correlation Coefficient 1,000 ,326**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 150 150
motivasi berprestasi
Correlation Coefficient ,326** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 150 150
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN 8
SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI