HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESI GURU ... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah...

184
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESI GURU, PRESTASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MINAT SISWA SMA DALAM MEMILIH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI Studi Kasus SMA N 1 Sleman SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Disusun oleh: Melania Desi Kurniawati 061334039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESI GURU ... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah...

  • HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESI GURU, PRESTASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR

    TERHADAP MINAT SISWA SMA DALAM MEMILIH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DI

    PERGURUAN TINGGI Studi Kasus SMA N 1 Sleman

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

    Disusun oleh: Melania Desi Kurniawati

    061334039

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA 2011

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESI GURU, PRESTASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR

    TERHADAP MINAT SISWA SMA DALAM MEMILIH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DI

    PERGURUAN TINGGI Studi Kasus SMA N 1 Sleman

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

    Disusun oleh:

    Melania Desi Kurniawati 061334039

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA 2011

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Karya tulis ini kupersembahkan sebagai ucapan syukur dan

    terimakasih kepada:

    Tuhan Yesus “ yang selalu menyertai, memberikan jalan terang

    dan menuntun tiap langkahku ”

    Orangtuaku dan Keluargaku “ yang selalu memberikan dorongan

    dan semangat “

    Sahabat-sahabatku “ kalian yang menjadi motivasiku untuk

    berjuang meraih cita-cita “

    Almamaterku – Universitas Sanata Dharma - “ tempat aku

    menuntut ilmu dan berjuang “

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap kita tepat, dan tidak ada yang bisa menolong bila sikap

    kita salah. -Mario Teguh-

    Mengelih tidak bisa dijadikan strategi, setiap orang memiliki waktu yang terbatas dan waktu yang kita habiskan untuk mengeluh tidak mungkin membantu dalam

    mencapai tujuan serta membuat kita lebih bahagia. -Randy Pausch-

    Orang yang optimis melihat kesempatan dalam setiap kesulitan yang dihadapi, tetapi orang yang pesimis melihat kesulitan dalam setiap kesempatan yang ada.

    Jangan menyesali kegagalan yang sudah terjadi karena Tuhan Yesus

    merencanakan keberhasilan lain yang lebih baik bagi umat-Nya.

    If you want something you never had, you must be willing to do something you we never done.

    -Thomas Jefferson-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESI GURU, PRESTASI BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN MINAT

    SISWA SMA DALAM MELANJUTKAN STUDI KE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI

    Studi Kasus Di SMA N 1 Sleman

    Melania Desi Kurniawati Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta 2011

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan persepsi siswa tentang profesi guru dengan minat siswa SMA dalam melanjutkan studi ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan Tinggi, (2) hubungan prestasi belajar dengan minat siswa SMA dalam melanjutkan studi ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan Tinggi, (3) hubungan lingkungan belajar dengan minat siswa SMA dalam melanjutkan studi ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan Tinggi.

    Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMA N 1 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Populasi adalah siswa-siswi SMA N 1 Sleman yang berjumlah 720 siswa. Sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas XII SMA N 1 Sleman yang berjumlah 173 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2010. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan korelasi product moment.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang profesi guru dengan minat siswa SMA dalam melanjutkan studi ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan Tinggi ( hitungt =5,561 >

    tabelt =1,960), (2) tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat siswa SMA dalam melanjutkan studi ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan Tinggi ( hitungt =1,071 < tabelt =1,960), dan (3) ada hubungan yang positif antara lingkungan belajar dengan minat siswa SMA dalam melanjutkan studi ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan Tinggi ( hitungt =17,358 >

    tabelt =1,960).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’ PERCEPTION TOWARDS TEACHERS’ PROFESSIONAL, LEARNING ACHIEVEMENT, LEARNING

    ENVIRONMENT FACTOR AND THE INTEREST OF STUDENTS IN CONTINUING STUDY TO THE FACULTY OF TEACHER TRAINING

    COLLEGE IN HIGHER EDUCATION A Case Study at One State Senior High School in Sleman

    Melania Desi Kurniawati Sanata Dharma University

    Yogyakarta 2011

    This study aims to know: (1) the relationship between the perceptions of students torwards teachers’ proffession and the interest of senior high school students in continuing their studies to the faculty of teacher training college in higher education; (2) the relationship between learning achievement and high school students’ interest in continuing their studies to the faculty of teacher training college in higher education; and (3) the relationship between learning environment and the interest of high school students in continuing their studies to the faculty of teacher training college in higher education. It is a case study research at one state senior high school in Sleman, Yogyakarta in 2010/2011 acedemic period. The population was 720 students of one state senior high school in Sleman. The samples were 173 students. This research was done from October to November 2010. Gathering samples of the research was done by using purposive sampling method. Technique of data analysis was product-moments correlation. Result of the study indicates that: (1) there is positive, significant relationship between students’ perceptions towards teaching profession and high school students’ interest in continuing their studies to the faculty of teacher training in higher education (tcount= 5,561 > ttable = 1,960); (2) there is no relationship between learning achievement and high school students’ interest in continuing their studies to the faculty of teacher training collage in the education (tcount= 1,071 < ttable = 1,960 ), and; (3) there is positive, significant relationship between learning environment and high school students’ interest in continuing their studies to the faculty of teacher training college in higher education (tcount > ttable = 1,960).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv

    HALAMAN MOTTO ............................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................. vii

    ABSTRAK .............................................................................................................. viii

    ABSTRACT .............................................................................................................. ix

    KATA PENGANTAR .............................................................................................. x

    DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiv

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. xviii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xxx

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 4

    C. Batasan Masalah ......................................................................................... 4

    D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

    E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

    F. manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teoritik ........................................................................................ 7

    B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 31

    C. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 32

    D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 36

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 37

    B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 37

    C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 37

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya .................................................... 38

    E. Populasi dan Sampel .....………………………….....…............................ 42

    F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 43

    G. Teknik Pengujian Instrumen ...................................................................... 44

    H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 48

    BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

    A. Identitas Sekolah …………………………………………………………. 52

    B. Sejarah SMA N 1 Sleman …………………………………….…….……. 52

    C. Kondisi Sekolah SMA N 1 Sleman ............................................................ 55

    D. Sarana dan Prasarana …………………………………………..……….... 56

    E. Kemitraan ……………………………………………………….…….…. 56

    F. Program Kerja ……………………………………………………….…… 56

    G. Visi dan Misi SMA N 1 Sleman ................................................................ 57

    H. Organisasi Sekolah ..................................................................................... 59

    I. Sumber Daya Manusia …………………………………….……….……. 67

    J. Siswa Satuan Pendidikan SMA N 1 Sleman …………………………….. 68

    K. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA N 1 Sleman ................................. 68

    BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data …………………………………………………….…….. 70

    B. Analisis Data ………………………………………….………….….….. 79

    C. Pembahasan ……………………………………………………….….…. 87

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    BAB VI PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................................... 94

    B. Keterbatasan Penelitian …………………………...………………………. 95

    C. Saran ............................................................................................................. 95

    Daftar pustaka ........................................................................................................... 97

    Lampiran-lampiran ................................................................................................... 99

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuisioner Variabel Persepsi Siswa Tentang Profesi Guru ......... 38

    Tabel 3.2 Pengukuran Variabel Prestasi Belajar ....................................................... 39

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuisioner Variabel Lingkungan Belajar ……............................. 40

    Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuisioner Variabel Minat Memilih FKIP.................................... 41

    Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa Tentang Profesi

    Guru............................................................................................................ 45

    Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar ................. 45

    Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Minat Melanjutkan Studi ke

    FKIP….……………………………………………..………………….... 46

    Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas ………………………………................................. 47

    Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah .................................................................... 54

    Tabel 5.1 Deskripsi Persepsi Siswa Tentang Profesi Guru …………....................... 71

    Tabel 5.2 Crosstabs Persepsi Siswa Tentang Profesi Guru Dengan Minat Melanjutkan

    Studi ke FKIP ……………………………………………………….…... 72

    Tabel 5.3 Deskripsi Prestasi Belajar ……………………………………………...... 73

    Tabel 5.4 Crosstabs Prestasi Belajar Dengan Minat Melanjutkan Studi ke FKIP …. 74

    Tabel 5.5 Deskripsi Lingkungan Belajar …………………………..…………….… 75

    Tabel 5.6 Crosstabs Lingkungan Belajar Dengan Minat Melanjutkan Studi ke FKIP

    …………………………………………………………………………… 76

    Tabel 5.7 Deskripsi Minat Melanjutkan Studi ke FKIP ……………..…………….. 78

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    Tabel 5.8 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas ………………………..………. 79

    Tabel 5.9 Rangkuman Hasil Uji Linieritas …………………………………..…...... 80

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I Kuesioner ........................................................................................... 99

    Lampiran II Data Penelitian

    A. Data Uji Validitas dan Reliabilitas..................................................................... 131

    B. Data Penelitian .................................................................................................. 134

    Lampiran III Penilaian Acuan Patokan Tipe II

    A. Variabel Penelitian Persepsi ............................................................................. 160

    B. Variabel Penelitaian Lingkungan Belajar ......................................................... 161

    C. Variabel Penelitian Minat ………………………….....……………………… 162

    Lampiran IV Perhitungan SPSS ........................................................................ 163

    Lampiran V Surat Keterangan........................................................................... 178

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

    mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Program pendidikan yang

    dimaksud adalah pendidikan formal, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai

    jenjang perguruan tinggi. Semakin majunya teknologi menuntut semakin

    tingginya kualitas tenaga kerja dalam dunia kerja, dimana kualitas tenaga kerja

    yang tinggi salah satunya diperoleh dengan pendidikan. Berdasarkan alasan

    tersebut, saat ini sebagian orang tua berusaha untuk menyekolahkan anaknya

    sampai ke jenjang perguruan tinggi.

    Banyaknya jumlah fakultas yang ditawarkan di perguruan tinggi

    semakin membuat siswa SMA mengalami kebingungan dalam menentukan

    fakultas yang tepat bagi dirinya. Dalam kondisi seperti ini anak SMA tetap

    dituntut untuk mempertimbangkan pilihannya secara matang agar kelak tidak

    mengalami penyesalan karena salah dalam memilih fakultas.

    Sesuai dengan pendapat W.S. Winkel (1984: 81), apabila siswa hendak

    mengambil keputusan mengenai sekolah lanjutan, mereka harus

    mempertimbangkan dua hal, yaitu:

    1. Kemampuan intelektual, bakat khusus, arah, minat, cita-cita hidup, dan

    kemampuan finansial.

    2. Tidak dapat diabaikan pula harapan keluarga, serta kewajiban keluarga.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

     

    Selain pendapat di atas, berikut ini merupakan cara memilih fakultas di

    perguruan tinggi agar siswa SMA tidak mengalami kesalahan dalam memilih

    fakultas yaitu (suarapelajarindonesia.wordpress.com) :

    1. Menyesuaikan cita-cita, minat dan bakat

    Sesuaikan jurusan yang ingin diambil dengan minat dan bakat.

    Mengembangkan bakat yang sudah ada disertai dengan rasa suka dan cita-

    cita pada suatu jurusan studi akan menjadi pilihan yang tepat.

    2. Informasi yang sempurna

    Mencari informasi yang banyak sebagai bahan pertimbangan untuk

    memilih fakultas. Semua informasi yang didapat dirangkum dan dijadikan

    bahan untuk membantu memilih fakultas.

    3. Lokasi dan biaya

    Bagi orang yang hidup dalam ekonomi atas, memilih fakultas tidak akan

    menjadi masalah. Sebaliknya, bagi masyarakat golongan menengah ke

    bawah, lokasi dan biaya merupakan masalah yang sangat diperhitungkan.

    Berdasarkan kedua pendapat di atas jelas bahwa untuk memutuskan

    pilihan melanjutkan pendidikan, terutama di Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan hendaknya mempunyai pandangan tentang profesi guru apa lagi

    citra guru di masyarakat atau di negara kita berubah-ubah dari waktu ke

    waktu. Perubahan citra guru tersebut dipengaruhi oleh perubahan aspirasi

    (penilaian serta penghargaan) warga masyarakat terhadap jabatan guru, unjuk

    kerja para guru yang telah berkarya (performance), dan adanya perubahan

    persyaratan jabatan guru sebagai dampak kemajuan ilmu serta teknologi era

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

     

    profesionalisasi dan spesialisasi (Samana, 1994:13).

    Lahirnya Undang-Undang Guru dan Dosen diharapkan mampu

    meningkatkan minat mahasiswa untuk bekerja menjadi pendidik/guru.

    Pertimbangan profesionalitas guru mengindikasikan perlunya ditetapkan

    Undang-Undang Guru yang memberikan perlindungan hukum, profesi, dan

    keselamatan kerja. Undang-Undang Guru merupakan jaminan atas pekerjaan

    dan jabatan guru sebagai suatu profesi yang hanya boleh diemban oleh

    seorang yang memenuhi persyaratan kompetensi dan kualifikasi tertentu.

    Berawal dari persepsi positif siswa terhadap profesi guru diharapkan

    siswa lebih termotivasi untuk menjadi seorang guru. Sikap positif siswa

    terhadap profesi guru akan mempengaruhi minat siswa dalam memilih

    fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa memilih fakultas

    keguruan di perguruan tinggi tidak hanya berasal dari siswa tetapi juga berasal

    dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari diri siswa meliputi persepsi siswa

    tentang profesi guru dan prestasi belajar, sedangkan faktor yang berasal dari

    luar diri siswa adalah lingkungan belajar. Berdasarkan pada uraian di atas,

    penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai “Hubungan antara

    Persepsi Siswa Tentang Profesi Guru, Prestasi Belajar dan Lingkungan Belajar

    terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Di Perguruan Tinggi”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

     

    B. Indentifikasi Masalah

    Dari uraian di atas peneliti dapat mengidentifikasi berbagai faktor yang

    memiliki hubungan dengan minat siswa SMA dalam memilih Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan Tinggi. Faktor-faktor yang

    memiliki hubungan dengan minat siswa memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan di Perguruan Tinggi antara lain: persepsi siswa tentang profesi

    guru, prestasi belajar, lingkungan belajar.

    C. Batasan Masalah

    Dari berbagai faktor yang diduga memiliki hubungan dengan minat

    siswa SMA dalam memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di

    Perguruan Tinggi seperti diuraikan dalam identifikasi masalah, yang akan

    dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya pada faktor persepsi siswa tentang

    profesi guru, prestasi belajar dan lingkungan belajar.

    D. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang profesi guru terhadap

    minat siswa SMA dalam memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    di Perguruan Tinggi?

    2. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar tehadap minat siswa SMA

    dalam memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan

    Tinggi?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

     

    3. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar tehadap minat siswa

    SMA dalam memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di

    Perguruan Tinggi?

    E. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan:

    1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang

    profesi guru terhadap minat siswa SMA dalam memilih Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan Tinggi.

    2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prestasi belajar terhadap

    minat siswa SMA dalam memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    di Perguruan Tinggi.

    3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lingkungan belajar

    tehadap minat siswa SMA dalam memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan di Perguruan Tinggi.

    F. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

    beberapa pihak antara lain:

    1. Bagi Sekolah (SMA)

    Penelitian ini diharapkan mampu digunakan pihak sekolah untuk

    membantu siswa dalam mempertimbangkan pemilihan fakultas di

    perguruan tinggi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

     

    2. Bagi calon peneliti

    Dapat menambah wawasan tentang minat siswa SMA memilih fakultas di

    perguruan tinggi dan juga sebagai sarana menerapkan disiplin ilmu yang

    telah diterima di kampus.

    3. Bagi Universitas

    Penelitian ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi universitas,

    selain itu juga menambah referensi perpustakaan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

     

    BAB II

    A. Tinjauan Teoritik

    1. Persepsi Siswa Tentang Profesi Guru

    a.1 Pengertian Persepsi

    Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, persepsi diartikan

    sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu serapan dapat

    pula diartikan sebagai proses seseorang mengetahui beberapa hal

    melalui panca inderanya.

    Persepsi pada dasarnya adalah proses kognitif yang dialami

    oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang

    lingkungannya, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan,

    perasaan, dan penciuman. Jadi, persepsi merupakan suatu penafsiran

    yang unik terhadap situasi, dan bukannya pencatatan yang benar

    terhadap situasi (Thoha, 2005:141).

    Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk

    membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain berdasarkan

    ciri-ciri fisik obyek-obyek itu misalnya ukuran, warna, dan bentuk

    (Winkel, 1986:161). Menurut Bimo Walgito (1994:53), persepsi

    merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu

    merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu

    melalui alat reseptornya. Supaya individu dapat menyadari dan dapat

    7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

     

    mengadakan persepsi, maka ada beberapa syarat yang harus

    dipenuhi, yaitu:

    a. Adanya obyek yang dipersepsikan

    Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau

    reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat

    indera (reseptor), dapat datang dari dalam yang langsung

    mengenai syaraf penerima (sensoris) yang bekerja sebagai

    reseptor.

    b. Alat indera atau reseptor

    Yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus, dan ada pula

    syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang

    diterima reseptor ke pusat susunan syaraf otak sebagai pusat

    kesadaran dan sebagai alat untuk mengadakan respons diperlukan

    syaraf motoris.

    c. Perhatian

    Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu

    diperlukan pula adanya perhatian, yang merupakan langkah

    pertama sebagai sesuatu persiapan dalam mengadakan persepsi.

    Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi, maka untuk

    mengadakan persepsi ada syarat yang bersifat fisik atau kealaman,

    fisiologis, dan psikologis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

     

    a.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi :

    Menurut Bimo (1994:76), persepsi lebih bersifat psikologis

    daripada merupakan proses penginderaan, maka ada beberapa faktor

    yang mempengaruhi persepsi, yaitu:

    1. Perhatian yang selektif

    Individu memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang

    tertentu, sehingga obyek-obyek atau gejala lain tidak akan tampil

    ke muka sebagai obyek pengamat.

    2. Ciri-ciri rangsang

    Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih

    menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang besar di antara

    yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan yang

    intensitas rangsangnnya paling kuat.

    3. Nilai-nilai dan kebutuhan individu

    Seorang seniman mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda

    dibandingkan orang yang bukan seniman. Anak pada golongan

    ekonomi rendah menganggap satu keping uang logam bernilai

    besar dibanding dengan anak orang kaya.

    4. Pengalaman terdahulu

    Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi

    bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.

    Persepsi seseorang akan tumbuh dan berkembang karena

    pengaruh interaksi belajar. Melalui belajar seseorang akan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

     

    membandingkan pengalaman masa lalu dengan kenyataan yang

    dihadapi. Hal ini dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam memilih

    alternatif yang dipandang tepat dalam menentukan keputusan dan

    sekaligus menentukan tindakan serta prilaku yang memungkinkan

    untuk bertindak. Persepsi dapat digambarkan sebagai aktivitas

    psikologis dalam bentuk interprestasi terhadap stimulus yang

    berbentuk sebagai pengindraan sensorik, mengetahui, memikirkan

    seleksi terhadap alternatif dan membuat pertimbangan.

    Dalam persepsi terdapat 3 komponen utama, yaitu (M.

    Muhandar Solaeman, 1992:16):

    1. Seleksi, yaitu proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan

    dari luar intensitas dan jenisnya dapat banyak dan sedikit.

    2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga

    mempunyai arti penting bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi

    oleh banyak faktor seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai

    yang dianut, motivasi, kepribadian, kecerdasan dan sebagainya.

    Dan interprestasi juga bergantung pada kemampuan seseorang

    untuk mengadakan pengkatagorian informasi yang diterimanya

    yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi

    sederhana.

    3. Interpretasi dan reaksi kemudian diterjemahkan dalam bentuk

    tingkah laku sebagai reaksi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

     

    Dari pendapat diatas dapat dikatakan, persepsi seseorang

    akan dipengaruhi oleh kerjasama antara faktor luar (stimulus) dan

    faktor dalam(personal). Kedua faktor itu secara bersama-sama akan

    menentukan persepsi seseorang terhadap obyek yang diamati.

    Adapun yang disebut faktor dalam adalah hal-hal yang berasal dari

    dalam diri seseorang antara lain cipta, rasa, karsa dan jenis kelamin.

    Sedang faktor luar meliputi pengalaman, lingkungan dan

    kepercayaan. (Depdikbud, 2003:26).

    b. Profesi Guru

    Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1983 pasal

    27 ayat 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud guru ialah tenaga

    pengajar yang merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat

    dengan tujuan utama mengajar pada jenjang pendidikan dasar dan

    jenjang pendidikan menengah. Guru merupakan faktor penting dalam

    terselenggaranya proses belajar mengajar di sekolah. Tanggung jawab

    guru tidak hanya di sekolah saja, tetapi tanggung jawab guru meliputi

    tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan Negara.

    Menurut Zanti Arbi, peran guru dalam pelajaran belum dapat

    digantikan oleh mesin pengajar, alat perekam, komputer dan lain-lain

    yang diciptakan manusia karena alat-alat tersebut tidak dapat

    menggantikan peran guru berkenaan dengan unsur-unsur manusiawi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

     

    seperti siap, sistem nilai, perasaan, kebiasaan dan unsur-unsur lain

    yang ingin dicapai. (Samana, 1994:129).

    Tugas-tugas pokok guru (Chomaidi, 1982:54):

    1. Tugas profesional, yaitu sehubungan dengan profesinya yang meliputi tugas mendidik, mengajar dan melatih.

    2. Tugas manusiawi, tugasnya sebagai manusia dalam hal ini guru bertugas mewujudkan dirinya ialah merealisasikan seluruh potensi yang dimilikinya. Melakukannya auto identifikasi dan auto pengertian untuk dapat menempatkan dirinya dalam keseluruhan kemanusiaan. Guru berfungsi sebagai orang tua kedua dari siswanya.

    3. Tugas kemasyarakatan, yaitu tugas sebagai anggota masyarakat dan tugas warga negara. Dalam hal ini guru membimbing siswa agar menjadi warga negara yang baik, sesuai dengan Pancasila dan UUD 45 dan GBHN. Disini guru berfungsi sebagai pencipta masa depan dan pengarah kemajuan.

    Sedang 10 kompetensi yang harus dimiliki guru (Walgito, 1994:120):

    1. Menguasai bahan. 2. Mengelola proses belajar mengajar. 3. Penggunaan media atau sumber belajar. 4. Pengelolaan kelas 5. Menguasai landasan-landasan kependidikan. 6. Mengelola interaksi belajar mengajar. 7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. 8. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan konseling

    disekolah. 9. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah 10. Memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian untuk

    kepentingan pengajaran.

    Profesi atau jabatan guru sebagai tenaga pengajar merupakan

    tanggung jawab moral yang berat. Guru dituntut dapat memberikan

    bekal kemampuan dasar kepada muridnya, sehingga mereka mampu

    mengembangkan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

     

    dan umat manusia sehingga memiliki bekal baik pengetahuan maupun

    keterampilan (PP No. 28 1992).

    Guru sebagai pendidik pada lembaga pendidikan formal

    memiliki peranan yang besar, yaitu sebagai (Samana, 1994:6):

    1. Alat dalam melestarikan nilai-nilai yang terpuji dalam masyarakat, nilai-nilai yang dikehendaki untuk dipertahankan.

    2. Pengembangan nilai-nilai baru yang dianggap serasi oleh masyarakat dalam menghadapi tantangan perkembangan ilmu, teknologi dan modernisasi.

    3. Pembentukan tenaga pembangunan yang ahli dan trampil serta dapat meningkatkan produktivitas kualitas dan efisiensi kerja, merupakan jembatan masa kini dan masa akan datang karena pendidikan adalah kegiatan yang bersifat futuristik.

    4. Pembentukan pribadi-pribadi yang memiliki kepercayaan diri, disiplin dan tanggung jawab, serta mampu mengungkapkan dirinya melalui media yang ada mampu melaksanakan hubungan manusiawi dan menjadi warga negara yang baik.

    Sehubungan dengan empat fungsi diatas, guru sebagai orang

    yang bertanggung jawab terhadap pendidikan dan pengajaran

    disekolah, perlu merasa bahwa dirinya selalu dituntut rasa tanggung

    jawab akademis maupun tanggung jawab moral (Winkel, 1988 : 57).

    Willi Toisota dalam prasarannya pada lokakarya Dasa Warsa

    IKIP Yogyakarta seperti yang dikutip oleh Chomaidi mengemukakan

    bahwa guru-guru di Indonesia dalam menjalankan tugas mengajarnya

    akan berperan dalam tiga lingkungan, yaitu (Willi Toisota, 1982:7):

    1. Lingkungan sekolah, peran yang diharapkan padanya adalah

    mengajar, karena ia berhubungan dengan muridnya. Dan sebagai

    administrator atau organisator pendidikan, karena ia berhubungan

    dengan rekan sejawat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

     

    2. Lingkungan masyarakat, peran yang diharapkannya adalah sebagai

    inovator pendidikan tempat guru berhubungan dengan orang tua

    murid, dan peran sebagai pimpinan pembangunan masyarakat

    disekitarnya, tempat ia berhubungan dengan masyarakat pada

    umumnya.

    3. Lingkungan masyarakat dunia, peran yang diharapkan padanya

    adalah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ketertiban dan

    perdamaian, karena guru merupakan bagian penduduk dunia.

    Selanjutnya Willi menjelaskan supaya guru dalam menjalankan

    peran yang diharapkan dalam tiga lingkungan tersebut, kepadanya

    perlu diberi kompetensi yang sesuai dengan tugasnya yang meliputi

    (Chomaidi dkk, 1982:9):

    1. Kompetensi mata pelajaran (subject matter competency).

    2. Kompetensi kepemimpinan (leadership competency).

    3. Kompetensi hubungan antar manusia (human relations

    competency).

    Jadi profesi guru merupakan profesi yang menuntut tanggung

    jawab yang kompleks, baik terhadap tanggung jawab pendidikan,

    moral maupun tanggung jawab sosial. Mengingat betapa berat peranan

    guru, tugas guru dan persyaratannya untuk menjadi guru yang

    profesional maka seorang guru dituntut mempunyai kompetensi dan

    kemampuan sesuai tuntutan profesi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

     

    c. Persepsi Siswa Tentang Profesi Guru

    Pengertian persepsi siswa terhadap profesi guru adalah proses

    pemahaman, menerima, mengorganisasikan dan menginterpretasikan

    profesi guru melalui panca indera siswa. Apakah persepsi tersebut

    positif ataukah negatif. Dari persepsi inilah, maka menimbulkan reaksi

    bagi siswa : pemahaman, tanggapan, penilaian, kesan siswa selama dia

    belajar dalam lingkungan pendidikan.

    Guru, bagi siswa merupakan faktor penentu kesuksesan dalam

    proses belajar mengajar, fungsi guru sebagai pengajar atau pendidik

    dalam setiap proses pengajaran di sekolah. Dengan kecakapan

    keterampilan dari guru yang baik, tujuan pengajaran atau tujuan

    instruksional akan tercapai. Kemampuan guru merupakan prasyarat

    untuk keberhasilan suatu strategi mengajar. Kehadiran guru

    memengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kepribadian

    tingkah laku siswa.

    Di dalam kegiatan belajar mengajar yang menjadi subyek

    berkepentigan adalah guru dan siwa. Untuk itu diperlukan adanya

    hubungan resiprokal yaitu yang bersifat pengajaran. Dalam situasi

    instruksional, para siswa tersebut menjalani tahapan kegiatan belajar

    melalui interaksi dengan kegiatan mengajar yang dilakukan guru.

    Iteraksi akan memberikan reaksi emosional pada guru sehingga

    membentuk penilaian atau interpretasi oleh oang-orang yang saling

    berinteraksi dalam hal ini adalah guru dan murid.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

     

    2. Prestasi Belajar

    a. Pengertian Belajar

    Sebelum membahas pengertian prestasi belajar terlebih dahulu

    akan dibahas mengenai pengertian belajar yang dikemukakan oleh para

    ahli, karena antara belajar dan prestasi belajar mempunyai hubungan

    yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Pengertian belajar

    menurut para ahli adalah seperti berikut ini :

    Menurut Slameto (1995:2), belajar adalah suatu proses usaha

    yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

    laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

    sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Selanjutnya Winkel (1996:53), belajar adalah suatu aktivitas

    mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan

    lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

    pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu

    bersifat relatif konstant.

    b. Prestasi Belajar

    Winkel (1989:100), prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan

    siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan

    dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah

    materi pelajaran tertentu. Prestasi merupakan kemampuan nyata

    seseorang sebagai hasil dari melakukan atau usaha kegiatan tertentu

    dan dapat diukur hasilnya. Apabila prestasi dikaitkan dengan belajar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

     

    maka mengenal apa yang dinamakan dengan prestasi belajar. Hal ini

    menyatakan seberapa jauh hasil yang telah dicapai atau dibuktikan

    oleh seseorang. Sehubungan dengan prestasi belajar maka ia

    mengemukakan bahwa nilai rapor merupakan perumusan terakhir yang

    diberikan guru mengenai kemajuan siswa atau prestasi siswa selama

    masa tertentu.

    Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

    prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau

    usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur

    dengan alat atau tes tertentu.

    a. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

    Menurut Suryabrata (1989:142), faktor-faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua yaitu :

    1) Faktor dari dalam

    Kondisi psikologi yaitu beberapa faktor psikologi yang dapat

    mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah :

    a) Kecerdasan

    Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan yang

    tinggi maka belajar yang dilakukannya akan semakin

    mudah dan cepat. Sebaliknya bila individu itu mempunyai

    kecerdasan yang rendah maka belajarnya akan lambat dan

    mengalami kesulitan belajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

     

    b) Bakat

    Setiap individu memiliki bakat yang berbeda. Bakat

    merupakan kemampuan anak yang dibawa sejak lahir.

    c) Minat

    Minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap

    sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan

    belajar siswa lebih mudah dan cepat.

    d) Motivasi belajar

    Motivasi merupakan salah satu faktor internal yang

    mempengaruhi prestasi. Setiap siswa memiliki motivasi

    yang berbeda dalam belajar.

    e) Emosi

    Emosi merupakan kondisi psikologi individu untuk

    melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah belajar. Kondisi

    psikologi siswa yang mempengaruhi belajar antara lain:

    perasaan senang, kemarahan, kecemasan, dll.

    2) Faktor dari luar

    a) Lingkungan alami, yaitu faktor yang mempengaruhi dalam

    proses belajar mengajar, misalnya :

    (1) Keadaan udara, Apabila udara terlalu lembab atau

    kering kurang membantu siswa dalam belajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

     

    (2) Waktu belajar, misalnya pembagian waktu siswa untuk

    belajar dalam satu hari diatur dengan baik dalam

    pembagian waktu belajar dan bermain.

    (3) Cuaca yang nyaman, bagi siswa membantu siswa untuk

    lebih nyaman dalam belajar.

    b) Lingkungan sosial

    Kehadiran orang lain pada saat sedang belajar akan

    menganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang

    mempengaruhi belajar siswa dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

    (1) lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh

    anggota keluarga

    (2) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu teman sebaya,

    teman lain kelas, guru, kepala sekolah, serta karyawan

    lainnya

    (3) lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas

    seluruh anggota masyarakat.

    Menurut Roestiyah (1982:159), faktor-faktor yang

    mempengaruhi prestasi yaitu :

    1. faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri.

    Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan sebagainya.

    2. faktor external, ialah faktor yang datang dari luar diri si anak.

    Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

     

    sebagainya. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan

    keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi.

    3. Lingkungan

    a. Lingkungan Keluarga

    Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai

    dengan tujuan yang harus dicapainya perlu memperhatikan beberapa

    faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Petterson dan

    Loeber (1984) seperti dikutip oleh Syah (1995:138) mengatakan

    bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan

    belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri.

    Menurut Roestiyah (1982:163), faktor-faktor yang datang dari

    keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu :

    a. Cara mendidik

    Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah sekolah akan

    menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut

    menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik

    anaknya secara keras itu akan menjadi penakut.

    b. Suasana keluarga

    Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim,

    menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga,

    menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

     

    menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi

    yang mendalam pada anak.

    c. Pengertian orang tua

    Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak

    sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.

    Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib

    memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin

    kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi

    guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

    d. Keadaan sosial ekonomi keluarga

    Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang

    mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan,

    kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila

    keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak,

    sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

    e. Latar belakang kebudayaan

    Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga

    mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak

    ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong

    semangat anak untuk belajar.

    Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan

    keluarga memberikan sumbangan yang penting dalam membangun

    sikap anak. Sikap anak dalam menanggapi keadaan lingkungan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

     

    keluarga dapat menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang

    ditempuh. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka

    lingkungan keluarga yang baik akan berperan dalam segala sesuatu

    yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.

    b. Lingkungan Sekolah

    Kemampuan belajar dimiliki manusia merupakan bekal yang

    membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal

    pengetahuan dan kebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar

    maka dia berkembang, mulai dari lahir sampai mencapai umur tua.

    Berdasarkan kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam

    kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang

    mendampingi belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak

    perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (Winkel,

    1989:ix).

    Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan

    pentingnya pendidikan. Sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja

    melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan.

    Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah

    materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah

    yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.

    Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor yang

    mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

     

    a. Interaksi guru dan murid.

    Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim,

    menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga

    siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif

    dalam belajar.

    b. Cara penyajian.

    Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja.

    Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja.

    Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru,

    yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar,

    dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

    c. Hubungan antara murid.

    Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka

    tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling

    bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan

    hubungan masing-masing individu tidak tampak.

    d. Standar pelajaran di atas ukuran.

    Guru berpendidikan untuk mempertahankan wibawanya, perlu

    memberi pelajaran di atas ukuran standard. Akibatnya anak merasa

    kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang

    tidak berhasil dalam mempelajari mata kuliahnya, guru semacam

    itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang

    mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

     

    berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam

    menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan

    siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan

    dapat tercapai.

    e. Media pendidikan.

    Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk

    sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya

    belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di

    perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan

    sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun

    kualitetnya.

    f. Kurikulum.

    Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar

    mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu

    mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan

    yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara

    individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan

    pedoman perencanaan yang demikian.

    g. Keadaan gedung.

    Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung

    dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam

    setiap kelas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

     

    h. Waktu sekolah.

    Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan

    penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah

    siswa. Akibat selanjutnya banyak siswa yang terpaksa masuk

    sekolah di sore hari. Hal mana sebenarnya kurang dapat

    dipertanggungjawabkan. Dimana anak harus beristirahat, tetapi

    terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil

    mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, di

    mana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.

    i. Pelaksanaan disiplin.

    Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga

    mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung

    jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi.

    Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk

    mengembangkan motivasi yang kuat.

    j. Metode belajar.

    Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini

    perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan

    efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu

    untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau

    terus-menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian

    siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit.

    Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

     

    waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup

    istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

    k. Tugas rumah.

    Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah digunakan

    untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu

    banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah,

    sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang

    lain.

    c. Lingkungan Masyarakat

    Siswa hidup di masyarakat. Ini berarti siswa adalah bagian dari

    warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dan

    berinteraksi dengan anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan

    tersebut terjadi dengan teman sebaya, orang yang lebih tua maupun

    orang yang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162), anak perlu

    bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi

    perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk.

    Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu

    dikontrol dengan siapa mereka bergaul.

    Keberadaan media massa dan televisi, serta banyak bacaan

    berupa buku-buku, novel, majalah, koran, sehingga kurang dapat

    dipertanggungjawabkan secara pendidikan. Kadang-kadang anak asyik

    membaca buku yang bukan buku pelajaran, sehingga lupa akan tugas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

     

    belajar. Dengan demikian, bacaan perlu diawasi dan diseleksi. Televisi

    yang banyak menyajikan hiburan yang berupa film-film akan dapat

    mengakibatkan anak untuk malas belajar dan moral bagi anak akan

    rusak misalnya adanya adegan kekerasan dan pemerkosaan hal ini

    yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan.

    Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.

    Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat.

    Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat memberikan

    pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan

    yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawab

    sendiri seorang pelajar.

    Syah (1995:44) mengatakan bahwa kondisi sebuah kelompok

    masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan kemampuan

    ekonomi di bawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum seperti

    sekolah dan lapangan olah raga telah terbukti menjadi lahan yang

    subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal. Anak-anak di lingkungan

    brutal memang tak mempunyai alas an untuk tidak menjadi brutal,

    lebih-lebih apabila kedua orang tuanya kurang atau tidak

    berpendidikan. Dengan kondisi masyarakat yang demikian akan

    berpeluang untuk mempengaruhi sikap anak. Anak dapat terseret pada

    kegiatan yang negatif yang dapat merusak dirinya. Sementara itu di

    masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar, dapat menjadi

    daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin belajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

     

    Roestiyah (1982:163) mengatakan bahwa di lingkungan yang

    anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar akan terpengaruh

    untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika

    mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya

    mendapat prestasi belajar tinggi. Oleh karena itu, anak akan berusaha

    belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila

    teman-teman di sekitarnya itu teman sekelasnya, anak dapat

    mengadakan belajar bersama. Belajar bersama ini dimaksudkan agar

    ketinggalan mata pelajaran di kelas dapat diatasi.

    4. Minat

    a. Pengertian Minat

    Menurut Winkel (1996:24), minat adalah kecenderungan yang

    menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu

    dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Selanjutnya

    Slameto (1995:57), minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

    memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang

    diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa

    sayang. Kemudian Sardiman (1992:76), minat adalah suatu kondisi

    yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara

    situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-

    kebutuhannya sendiri.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

     

    b. Faktor yang Menimbulkan Minat

    Faktor yang menimbulkan minat menurut Crow and Crow (1982):

    1) Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan

    untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau berbeda. Dorongan ini

    dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu

    mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang

    menantang.

    2) Faktor motif sosial, yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri

    dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh

    hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya

    hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.

    3) Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan

    emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas

    dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat

    menghilangkan minat seseorang.

    5. Perguruan Tinggi

    Menurut (Taliziduhu, 1987:10), perguruan tinggi adalah pola

    proses interaksi belajar mengajar sehari-hari yang terorganisasikan secara

    khusus sebagai bagian atau komponen sistem belajar mengajar secara

    keseluruhan di dalam masyarakat. Sedangkan sesuai dengan undang-

    undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

    menetapkan perguruan tinggi berupa :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

     

    a. Akademi

    Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

    kejuruan yang lingkungannya bisa dikenal dengan pendidikan

    professional.

    b. Sekolah tinggi

    Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang

    pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas dan dapat

    berdiri dari satu atau lebih jurusan.

    c. Institut

    Institut adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang

    pendidikan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau seni.

    Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri dari satu

    atau lebih jurusan.

    d. Universitas

    Universitas adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program

    pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam berbagai

    bidang pengetahuan, teknologi, dan seni yang terdiri dari banyak

    fakultas dan jurusan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

     

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eko

    Kuntoro dalam studi kasus siswa kelas XII SMA N 3 Bantul Yogyakarta

    “Hubungan antara motivasi belajar, lingkungan belajar dan prestasi belajar

    terhadap minat siswa melanjutkan studi ke Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan di Perguruan Tinggi”, maka dapat disimpulkan bahwa ada

    hubungan positif antara motivasi belajar, lingkungan belajar, dan prestasi

    belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan di Perguruan Tinggi. Oleh karena itu peneliti dalam hal ini akan

    mencoba menambah variabel lain yaitu persepsi siswa tentang profesi guru.

    Dengan demikian, peneliti akan meneliti hubungan antara persepsi siswa

    tentang profesi guru, prestasi belajar, dan lingkungan belajar dengan minat

    siswa SMA dalam memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di

    Perguruan Tinggi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

     

    C. Kerangka Berfikir 1. Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Profesi Guru terhadap

    Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan

    Tinggi

    Persepsi seseorang akan tumbuh dan berkembang karena pengaruh

    interaksi belajar. Melalui belajar seseorang akan membandingkan

    pengalaman masa lalu dengan kenyataan yang dihadapi. Hal ini dapat

    dipakai sebagai pertimbangan dalam memilih alternatif yang dipandang

    tepat dalam menentukan keputusan dan sekaligus menentukan tindakan

    serta prilaku yang memungkinkan untuk bertindak.

    Persepsi seseorang akan dipengaruhi oleh kerjasama antara faktor

    luar (stimulus) dan faktor dalam (personal). Kedua faktor itu secara

    bersama-sama akan menentukan persepsi seseorang terhadap obyek yang

    diamati. Adapun yang disebut faktor dalam adalah hal-hal yang berasal

    dari dalam diri seseorang antara lain cipta, rasa, karsa dan jenis kelamin.

    Sedang faktor luar meliputi pengalaman, lingkungan dan kepercayaan.

    (Depdikbud, 2003 : 26).

    Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa persepsi adalah

    pendapat atau tanggapan terhadap stimulus yang didapat dengan melalui

    proses belajar dan dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam yang ada

    dalam diri seseorang. Dengan demikian persepsi siswa tentang profesi

    guru adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan dan

    menginterpretasikan profesi guru melalui panca indera siswa. Berawal dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

     

    persepsi positif siswa terhadap profesi guru diharapkan siswa lebih

    termotivasi untuk menjadi seorang guru.

    2. Hubungan Antara Prestasi Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam

    Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi

    Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki

    seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Prestasi

    belajar siswa tampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran

    yang tercermin dalam rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi

    belajar siswa berhubungan dengan kepercayaan diri, harapan, dan cita-

    citanya. Prestasi belajar yang tinggi akan menjadi daya dorong siswa

    untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan siswa

    memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu menjalani pendidikan di

    perguruan tinggi. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bukti bahwa

    prestasi belajar memberikan sumbangan positif terhadap minat siswa

    melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Budiarti, 2001:82).

    Perbedaan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat

    mempengaruhi cara pandang siswa terhadap lingkungan sekitarnya. Siswa

    yang memiliki prestasi tinggi cenderung mempunyai pengetahuan dan

    kemampuan yang lebih baik dari pada siswa yang berprestasi belajar

    rendah. Siswa yang berprestasi belajar tinggi cenderung memiliki gairah

    yang tinggi dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih berani untuk

    bersaing dengan siswa lain. (Mariani, 1993).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

     

    Eko (2004:85), dalam penelitiannya, menyatakan bahwa ada

    hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat

    memilih fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi.

    Dengan prestasi belajar yang tinggi siswa semakin percaya diri bisa

    menempuh studi dengan baik. Dengan demikian prestasi belajar yang

    tinggi dapat menumbuhkan minat siswa untuk melanjutkan studi ke

    perguruan tinggi.

    3. Hubungan Antara Lingkungan Belajar terhadap Minat Siswa SMA

    dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi

    Lingkungan belajar siswa adalah keseluruhan keadaan yang

    melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi

    pengaruh pada perkembangan siswa (Winkel, 2004:108). Lingkungan

    belajar ini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

    lingkungan masyarakat, dimana ketiga lingkungan ini pengaruhnya sangat

    kuat terhadap prestasi belajar siswa.

    Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh Syah (1995:138)

    mengatakan bahwa lingkungan sosial yang dominan mempengaruhi

    kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Lingkungan

    keluarga yang baik akan membuat siswa dapat belajar dengan kondusif di

    rumah sehingga prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik dibandingkan

    dengan siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang kurang baik. Hal

    ini menjadi dasar bagi penulis untuk menduga bahwa lingkungan keluarga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

     

    yang memiliki pandangan yang positif terhadap fakultas keguruan, maka

    juga akan mendorong minat siswa untuk memilih fakultas keguruan.

    Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak hanya terdiri dari

    gedung saja, melainkan sarana dan prasarana lain yang menunjang

    pendidikan. Lingkungan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang

    memadai akan mendukung siswa belajar secara optimal, sehingga dapat

    mencapai prestasi belajar (Ewaldina, 2000:19). Penjelasan ini menjadi

    dasar bagi penulis untuk menduga bahwa lingkungan sekolah yang

    menyediakan informasi mengenai fakultas keguruan, maka akan

    menimbulkan minat siswa memilih fakultas keguruan.

    Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa menjalin

    hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Dalam

    menjalin hubungan dengan anggota masyarakat tersebut perlu dijaga agar

    tidak mendapatkan teman bergaul yang kurang baik. Jika tidak berhati-hati

    dalam bergaul, anak dapat melupakan tugasnya sebagai pelajar. Ini akan

    berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Sebaliknya, bagi siswa yang

    tinggal di lingkungan masyarakat yang anak-anaknya baik dan rajin dapat

    memotivasi siswa untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Syah

    (1997:137), bahwa kondisi masyarakat di sekitar tempat tinggal anak akan

    mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Terkait dengan minat dalam

    memilih fakultas keguruan penulis menduga bahwa lingkungan

    masyarakat yang memiliki pandangan yang positif terhadap profesi guru,

    maka akan menimbulkan minat siswa memilih fakultas keguruan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

     

    Dengan pengaruh positif yang kuat dari lingkungan belajar akan

    berpengaruh baik terhadap prestasi siswa. Keadaan lingkungan belajar

    siswa yang sebagian besar masyarakatnya berpendidikan akan

    mempengaruhi dan memotivasi siswa untuk selalu menempuh jenjang

    pendidikan yang lebih tinggi. Anggota masyarakat yang berpendidikan

    pasti juga akan memberikan bimbingan dan dorongan bagi anggota

    masyarakat lain termotivasi untuk selalu berkembang dalam pendidikan.

    Dengan adanya dukungan lingkungan belajar yang mendukung akan

    mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan

    yang lebih tinggi..

    D. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kerangka berfikir, maka peneliti dapat mengajukan hipotesis

    sebagai berikut:

    1. Ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang profesi guru terhadap

    minat siswa SMA memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di

    Perguruan Tinggi.

    2. Ada hubungan positif antara prestasi belajar tehadap minat siswa SMA

    memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan Tinggi.

    3. Ada hubungan positif antara lingkungan belajar tehadap minat siswa SMA

    memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan Tinggi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

     

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang akan dilakukan berupa studi kasus, yaitu

    penelitian tentang subjek tertentu dimana subjek tersebut terbatas, maka

    kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti.

    Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Sleman. Sehingga kesimpulan dari

    penelitian ini hanya berlaku di sekolah tersebut.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat penelitian

    Penelitian akan dilakukan di SMA N 1 Sleman Yogyakarta yang

    terletak di Jalan Magelang KM.14 Medari, Sleman.

    2. Waktu penelitian

    Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli 2010.

    C. Subjek dan Objek Penelitian

    1. Subjek penelitian adalah siswa dan siswi kelas XII IPS di SMA N 1

    Sleman.

    2. Objek Penelitian adalah persepsi siswa tentang profesi guru, prestasi

    belajar, lingkungan belajar , minat siswa SMA melanjutkan studi ke

    Perguruan Tinggi di FKIP .

    37

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

     

    D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

    1. Variabel penelitian

    Variabel Penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi yang

    menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada 3

    variabel bebas (Independen Variable), yang meliputi persepsi siswa

    tentang profesi guru (X 1), prestasi belajar (X 2), lingkungan belajar

    (X 3). Variabel terikat (Dependent Variable) adalah minat siswa SMA

    memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan Tinggi.

    2. Pengukuran Variabel bebas (Independent Variable)

    a. Persepsi siswa tentang profesi guru

    Pengukuran variabel persepsi siswa tentang profesi guru

    menggunakan 5 kategori penilaian yaitu:

    1) Sangat Setuju (SS)

    2) Setuju (S)

    3) Ragu-Ragu (RR)

    4) Tidak Setuju (TS)

    5) Sangat Tidak Setuju (STS)

    Tabel. 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Persepsi Siswa Tentang Profesi Guru

    Dimensi Indikator Pernyataan positif

    (no item dalam kuisioner)

    Pernyataan negatif (no item dalam kuisioner)

    Tugas Guru

    1. Tugas profesional 2. Tugas manusiawi 3. Tugas kemasyarakatan

    1,2 3,4

    5,6,7,8,9

    Peranan Guru

    1. Guru sebagai pengajar 2. Guru sebagai pendidik

    10,11,12,13 14

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

     

    b. Prestasi Belajar

    Pengukuran mengenai prestasi belajar dengan menggunakan

    nilai raport kelas XII IPA dan IPS semester genap tahun ajaran 2009-

    2010. Prestasi belajar siswa dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu

    tinggi dan rendah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    1) Menunjukkan skor yang dicapai responden dari nilai raport.

    2) Skor yang dicapai responden selanjutnya digolongkan dalam

    kategori tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurve normal dan

    diberi skor sebagai berikut:

    Tabel 3.2 Pengukuran Variabel Prestasi Belajar

    Kategori Syarat pengukuran

    Tinggi Lebih dari mean

    Rendah Kurang /sama dengan mean

    Mean dicari dengan rumus sebagai berikut (Hadi, 1998:41):

    Mean =

    Keterangan: = total Skor

    N = jumlah Sampel

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

     

    c. Lingkungan Belajar

    Pengukuran variabel lingkungan belajar dengan menggunakan 5

    kategori penilaian yaitu:

    1) Sangat Setuju (SS)

    2) Setuju (S)

    3) Ragu-Ragu (RR)

    4) Tidak Setuju (TS)

    5) Sangat Tidak Setuju (STS)

    Tabel. 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Lingkungan Belajar

    Dimensi Indikator

    Pernyataan positif (no

    item dalam

    kuisioner)

    Pernyataan negatif (no

    item dalam

    kuisioner) Lingkungan

    Keluarga 1. Dukungan keluarga untuk memilih

    fakultas keguruan. 2. Latar belakang keluarga yang mendorong

    memilih fakultas keguruan.

    1, 2

    3,4

    Lingkungan Sekolah

    1. Interaksi guru dan murid yang mendukung untuk masuk fakultas keguruan.

    2. Hubungan antar murid yang mendukung untuk masuk fakultas keguruan.

    3. Fasilitas pendidikan yang mendukung untuk masuk fakultas keguruan.

    4. Kondisi guru yang mendorong untuk masuk fakultas keguruan.

    5 6 7 8

    Lingkungan Masyarakat

    1. Hubungan dengan masyarakat yang mendukung untuk masuk fakultas keguruan.

    2. Kegiatan di masyarakat yang mendukung untuk masuk fakultas keguruan.

    9,10

    11

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

     

    d. Minat Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi

    Pengukuran variabel Minat Memilih Fakultas Keguruan di

    Perguruan Tinggi dengan menggunakan 5 kategori penilaian yaitu:

    1) Sangat Setuju (SS)

    2) Setuju (S)

    3) Ragu-Ragu (RR)

    4) Tidak Setuju (TS)

    5) Sangat Tidak Setuju (STS)

    Tabel. 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Minat Memilih Fakultas Keguruan di

    Perguruan Tinggi

    Dimensi Indikator

    Pernyataan positif (no

    item dalam

    kuisioner)

    Pernyataan negatif (no

    item dalam

    kuisioner) Tertarik 1. Ketertarikan untuk memilih fakultas

    keguruan. 2. Ketertarikan untuk memilih karier

    menjadi guru. 3. Ketertarikan untuk membaca buku

    tentang fakultas keguruan. 4. Ketertarikan untuk membaca artikel

    mengenai fakultas keguruan. 5. Ketertarikan memilih fakultas

    keguruan karena dorongan sekitar.

    1 2 4 5

    3

    Memperhatikan 1. Perhatian terhadap fakultas keguruan. 2. Mencari informasi tentang fakultas

    keguruan. 3. perhatian terhadap dorongan dari

    teman 4. Perhatian terhadap dorongan dari

    guru. 5. Perhatian terhadap cara mengajar

    guru.

    6,7 8 9

    11,12

    10

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

     

    Senang 1. Menyenangi sesuatu yang dipilih.

    2. Perasaan senang yang berasal dari keluarga.

    3. Perasaan senang karena peluang kerja yang lebih besar.

    13 14

    15

    E. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Menurut sekaran (Zulganef, 2008:133) pengertian populasi

    sebagai keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal-hal yang

    menarik bagi peneliti untuk ditelaah. Menurut Sudjana (2002:6),

    populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil

    menghitung maupun pengukuran, kuantitafif maupun kualitatif, dari

    karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan

    jelas.

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek

    dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 150). Mengacu dari ketiga pengertian

    tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi SMA N

    1 SLEMAN.

    2. Sampel

    Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi

    yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan

    kata lain sampel mewakili populasi. Sedang Sudjana (2002:6)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

     

    menyebutkan, sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi

    dengan menggunakan cara-cara tertentu. Teknik pengambilan sampel

    menggunakan teknik purposive sampling, penelitian yang dilakukan

    dengan pertimbangan tertentu.

    Sampel yang akan diteliti seluruh siswa kelas XII IPA dan IPS

    di SMA N 1 SLEMAN atau sejumlah 173 responden. Alasan

    penggunaan sampel seluruh siswa kelas XII adalah karena mereka

    pada waktunya akan melaksanakan pemilihan fakultas di perguruan

    tinggi. Dengan demikian, kondisi ini sangat relevan dengan topik

    penelitian.

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari :

    1. Kuesioner

    Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

    dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

    kepada responden untuk menjawabnya (Sugiono, 2007:199).

    2. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

    variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

    prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Muhadi,

    2002:188).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

     

    G. Teknik Pengujian Instrumen

    1. Pengujian Validitas Instrumen

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

    tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen

    yang valid/sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen

    yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi,

    2006:168).

    Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini

    menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson

    dengan taraf signifikansi 5% (Sugiono, 2007:248).

    r =( ) ( )( ) ( )∑ ∑∑ ∑

    ∑ ∑∑−−

    −2222 YYnXXn

    YXXYn

    Keterangan :

    r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

    Y = skor total item

    X = skor item

    n = jumlah responden

    Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi

    dengan taraf signifikansi 5%. Apabila hasil pengukuran menunjukkan r

    hitung > r tabel maka item tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya jika r

    hitung < r tabel item tersebut dinyatakan tidak valid.

    Berikut ini merupakan rangkuman dari hasil uji validitas

    terhadap variabel persepsi siswa tentang profesi guru, prestasi belajar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

     

    dan lingkungan terhadap minat siswa SMA memilih fakultas keguruan

    dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi yang dilakukan sebelum

    penelitian.

    Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas item Variabel Persepsi Siswa Tentang Profesi Guru

    Tabel 3.6

    Hasil Uji Validitas item Variabel Lingkungan Belajar

    No. Butir soal r hitung r tabel Keterangan butir1 0.708 0, 361 Valid

    butir2 0.561 0, 361 Valid butir3 0.379 0, 361 Valid butir4 0.652 0, 361 Valid butir5 0.792 0, 361 Valid butir6 0.692 0, 361 Valid butir7 0.603 0, 361 Valid butir8 0.728 0, 361 Valid butir9 0.503 0, 361 Valid

    No item soal r hitung r tabel Keterangan butir1 0.567 0, 361 Valid butir2 0.601 0, 361 Valid butir3 0.557 0, 361 Valid butir4 0.694 0, 361 Valid butir5 0.485 0, 361 Valid butir6 0.443 0, 361 Valid butir7 0.577 0, 361 Valid butir8 0.477 0, 361 Valid butir9 0.393 0, 361 Valid butir10 0.477 0, 361 Valid butir11 0.683 0, 361 Valid butir12 0.478 0, 361 Valid butir13 0.529 0, 361 Valid butir14 0.525 0, 361 Valid

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

     

    butir10 0.486 0, 361 Valid butir11 0.483 0, 361 Valid

    Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas item Variabel Minat Siswa

    No. Butir soal r hitung r tabel Keterangan butir1 0.871 0, 361 Valid

    butir2 0.886 0, 361 Valid butir3 0.483 0, 361 Valid butir4 0.817 0, 361 Valid butir5 0.922 0, 361 Valid butir6 0.914 0, 361 Valid butir7 0.868 0, 361 Valid butir8 0.860 0, 361 Valid butir9 0.792 0, 361 Valid butir10 0.460 0, 361 Valid butir11 0.672 0, 361 Valid butir12 0.555 0, 361 Valid butir13 0.610 0, 361 Valid butir14 0.882 0, 361 Valid butir15 0.717 0, 361 Valid

    Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan adalah

    valid. Pengambilan kesimpulan ini dengan membandingkan antara

    r hitung dengan r tabel . Jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan α =

    5% diperoleh r tabel sebesar 0,361. Berdasarkan hasil perhitungan r hitung

    lebih besar daripada r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh

    item pertanyaan mengenai persepsi siswa tentang profesi guru,

    lingkungan belajar dan minat siswa SMA memilih fakultas keguruan

    dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi adalah valid.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

     

    2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

    Instumen yang reliabel adalah instumen yang bila digunakan

    beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan

    data yang sama (Sugiono, 2007:172). Pengujian reliabilitas instrumen

    dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach dengan taraf

    signifikansi 5%. rumus :

    11r = ⎟⎟⎠

    ⎞⎜⎜⎝

    ⎛−⎟

    ⎠⎞

    ⎜⎝⎛

    −∑

    2

    2

    11 t

    b

    kk

    σσ

    Keterangan:

    11r = reliabilitas instrumen

    k = banyak butir pertanyaan

    2tσ = varian total

    2bσ = jumlah varian butir

    Instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila nilai koefisien

    Alpha Cronbach > 0,6 (Nunally dalam Imam Ghozali, 2007:42).

    Sebaliknya, jika koefisien Alpha Cronbach < 0,6 maka penelitian

    dikatakan belum reliabel.

    Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:

    Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas

    Variabel r hitung Kriteria Reliabilitas

    Status

    Persepsi Siswa tentang Profesi Guru

    0,803 0, 6 Reliabel

    Lingkungan Belajar 0,848 0, 6 Reliabel Minat Siswa 0,932 0, 6 Reliabel

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

     

    Dari 14 item Persepsi Siswa tentang Profesi Guru, 11 item

    Lingkungan Belajar dan 15 item Minat Siswa diperoleh hasil koefisien

    Alpha Cornbach sebesar 0,803 ; 0,848 dan 0, 932 yang lebih besar dari

    0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga item tersebut adalah

    reliabel.

    H. Teknik Analisis Data

    Uji Persyaratan Analisis Korelasi

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas sampel disini dimaksudkan untuk menguji

    normal tidaknya populasi (Zuriah, 2005: 201). Uji normalitas

    dilakukan dengan rumus One Sample Kolmogorov Smirnov

    (Sugiyono, 1999: 255) yaitu:

    ( ) ( )XSXFmaksimumD no −=

    Keterangan:

    D = Deviasi maksimum

    Fo =Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang

    ditentukan

    Sn ( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

    Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5%

    maka distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung

    < dari nilai Ftabel, maka distribusi data dikatakan tidak normal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

     

    b. Uji Linieritas

    Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel

    mempunyai hubungan yang linier. Uji linieritas dalam penelitian

    ini menggunakan uji F dengan menggunakan rumus sebagai

    berikut:

    eSTcSF 2

    2

    =

    Keterangan:

    F = Nilai F untuk garis regresi

    S 2 Tc = Varians tuna cocok

    eS 2 = Varians kekeliruan

    Koefisien F hitung diperoleh dengan perhitungan SPSS. Jika F

    hitung > nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan

    variabel terikat tidak linier. Sebaliknya jika nilai F hitung < F tabel,

    maka hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat linier.

    c. Pengujian Hipotesis Penelitian

    Dalam penelitian ini pengujian setiap hipotesis dilakukan

    dengan menggunakan rumus:

    1. Korelasi product moment

    r =( ) ( )( ) ( )∑ ∑∑ ∑

    ∑ ∑∑−−

    −2222 YYnXXn

    YXXYn

    Keterangan :

    r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

     

    Y = skor total item

    X = skor item

    n = jumlah responden

    Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan

    korelasi dengan taraf signifikansi 5%. Apabila hasil

    pengukuran menunjukkan r hitung > r tabel maka item tersebut

    dinyatakan valid. Sebaliknya jika r hitung < r tabel item tersebut

    dinyatakan tidak valid.

    2. Regresi sederhana

    Y = a + bX

    Keterangan :

    Y = variabel terikat (dependent)

    X = variabel bebas

    a = nilai konstanta

    b = koefisien arah regresi

    Harga a dapat dihitung dengan rumus:

    ∑ ∑∑ ∑ ∑ ∑

    −= 22

    2

    )())(())((

    ii

    iiiii

    XXnYXXXY

    a

    Harga b dapat dihitung dengan rumus:

    ∑ ∑∑ ∑ ∑

    −= 22 )(

    ))((

    ii

    iiii

    XXnYXYXn

    b

    Uji signifikansi (α) = 5% untuk uji dua sisi, dk = jumlah

    data (n) – 2, uji dua sisi dilakukan untuk mengetahui signifikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

     

    tidaknya koefisien regresi dengan membandingkan statistik

    hitung dengan statistik tabel. Jika t hitung < t tabel maka Ho

    diterima. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak.

    3. Derajat / kriteria korelasi

    Derajat / kriteria korelasi untuk mengetahui reliabilitas suatu

    tes dapat dibagi menjadi 5 tingkat, yaitu (Widanarto:2006,58):

    0,00 - 0,20 = Sangat Lemah

    0,21 – 0,40 = Lemah

    0,41 – 0,70 = Cukup

    0,71 – 0,90 = Kuat

    0,91 – 1,00 = Sangat Kuat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

     

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM SEKOLAH

    Berikut ini adalah gambaran umum SMA N 1 Sleman, yang datanya

    diperoleh dari pihak sekolah.

    A. Identitas Sekolah

    Nama Sekolah : SMA N 1 Sleman

    Alamat : Jln. Magelang Km 14,4 Medari Sleman

    Yogyakarta 55515

    Telepon : (0274) 868434, 867242

    Fax : (0274) 867242

    Email : smansa_sleman[at]yahoo[dot]com

    Mailing list : groups.yahoo.com/group/smansa_sleman

    Tahun berdiri : 1963

    Status : Negeri

    B. Sejarah SMA N 1 Sleman

    Sekolah yang sekarang dikenal dengan nama SMAN 1 Sleman ini

    mempunyai sejarah yang cukup panjang karena berdiri sejak 1963. Dalam

    perkembangannya, beberapa kali mengalami perubahan nomenklatur dan

    terakhir dipimpin oleh Drs. Tulus Raharjo sejak 2004 hingga sekarang. Karena

    terbatasnya lahan, gedung sekolah diperluas ke atas berlantai 2. Saat ini

    mempunyai ruangan sebanyak 18 kelas.

    52

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

     

    1. Kronologis:

    1 Agustus 1958: di Sleman dibentuk panitia pendirian SMA bagian B dan

    C oleh beberapa tokoh pendidik yang kemudian disempurnakan menjadi

    Yayasan Pendidikan SMA dengan Akte Notaris No.32 Tahun 1960.

    1962: PC GKBI membangun gedung sekolah di Caturharjo sebagai

    sumbangsih perusahaan yang kemudian diserahkan kepada pemerintah

    setempat.

    Februari 1962: gedung tersebut diminta oleh Yayasan Pendidikan SMA

    yang kemudian dijadikan SMA Sleman.

    Juni 1962: berkat keuletan pengurus dapat ditingkatkan statusnya menjadi

    filial SMA 3 B Negeri Yogyakarta di wilayah Sleman.

    7 Maret 1997: berdasarkan SK Mendikbud RI No. 35 menjadi SMU

    Negeri 1 Sleman.

    22 Oktober 2002: melalui SK Direktorat PMU No. 892/C4/MN/2002

    ditunjuk sebagai Mini Pilotting Pelaksana Terbatas KBK (Kurikulum

    Berbasis Kompetensi) tahun ajaran 2003/2004.

    24 Oktober 2002: dengan SK Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

    Sleman No. 420/2643 menjadi salah satu SMA Andalan di Kabupaten

    Sleman.

    1 Oktober 2003: berdasar SK No. 30/KEPKDH/X/2003 kembali ke

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 54

     

    nomenklatur semula SMAN 1 Sleman.

    9 Maret 2005: oleh BAS (Badan Akreditasi Sekolah) Propinsi DIY No.

    9.1/BASDIY/III/2005 diberikan status Terakreditasi A.

    2006: ditunjuk sebagai pelaksana RSSN (Rintisan SSN).

    Mei 2009: ditunjuk sebagai R-SMA BI (Rintisan SMA Bertaraf

    Internasional).

    2. Kepemimpinan

    Sejak awal berdiri hingga sekarang SMU N 1 Sleman sudah

    mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak dua belas kali, mereka

    adalah :

    Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah

    NO NAMA KEPALA SEKOLAH TAHUN KETERANGAN1 R. Soekar 1963 - 1973 Meninggal 2 Drs. Sidarta Budihardja 1973 - 1974 Pensiun 3 Drs. Moedjijono 1974 - 1975 Meninggal 4 Drs. Muzamil Khalimi, B.Sc. 1975 - 1978 Meninggal 5 Drs. Abdullah Purwodarsono 1978 - 1981 Pensiun 6 Drs. S