Profesi Pendidikan 2007

46
LEARNING RESOURCES CENTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of Profesi Pendidikan 2007

Page 1: Profesi Pendidikan 2007

LEARNING RESOURCES CENTERFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2009

Page 2: Profesi Pendidikan 2007

Universitas sebelas Maret

BAB IPENDAHULUAN

BAB IIPROFESI KEGURUAN

BAB IIIORGANISASI PROFESI KEPENDIDIKAN

BAB IVSUPERVISI PENDIDIKAN

BAB VETOS KERJA

LEARNING RESOURCES CENTERFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2009

REFERENSI

Page 3: Profesi Pendidikan 2007

Dalam pendidikan, istilah profesi diartikan sebagai suatu

pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, dan keahlian itu

diperoleh melalui profesionalisasi baik yang dilakukan sebelum

orang tersebut mengaku jabatan maupun setelah memangku jabatan

tertentu.

Next

Universitas sebelas Maret

Page 4: Profesi Pendidikan 2007

Perbedaan antara profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi :

Back Next

Universitas sebelas Maret

Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.

Profesionalitas menunjuk kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya, serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.

Profesionalisasi menunjuk kepada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang sadar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi

Page 5: Profesi Pendidikan 2007

I

Perlunya Profesionalisasi dalam Pendidikan

Ada sejumlah asumsi yang melandasi pekerjaan mendidik sebagai suatu profesi yaitu perlu adanya profesionalisasi dalam pendidikan (Achmad Sanusi, dkk, 1991).

Asumsi-asumsi tersebut, adalah sebagai berikut:

Subyek pendidikan adalah manusia dengan potensinya untuk berkembang.

Dalam melakukan aktivitasnya, pendidikan dilakukan secara sadar dan bertujuan.

Karena yang dihadapi oleh pendidikan adalah manusia dengan segala teka-tekinya.

Pendidikan bertolak dari asumsi yang positif tentang potensi manusia.

Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya

Tujuan utama pendidikan terletak pada dimensi intrinsiknya

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 6: Profesi Pendidikan 2007

I

Cakupan Profesi Pendidikan

Back Next

Universitas sebelas Maret

PROFESI

KEPENDIDIKAN

Pendidikan/Guru

Pustakawan

Pemilik/ Pengawas Pendidikan

Laboratorium

Konselor

Teknisi Sumber Belajar

Pengelola Pendidikan

Peneliti Pendidikan

Bagan 1. Lingkup Profesi Kependidikan

Page 7: Profesi Pendidikan 2007

I

Profesi Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Masih banyak pihak atau kalangan baik di Indonesia maupun di

negara-negara lain termasuk negara maju yang mempertanyakan

eksistensi pekerjaan-pekerjaan di bidang kependidikan sebagai

profesi

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 8: Profesi Pendidikan 2007

I

Keadaan ini berpangkal dari ketidak jelasan konsep.

Pendidikan cenderung disamakan dengan pengajaran, dan pekerjaan

mendidik tidak dibedakan dengan pekerjaan mengajar.

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 9: Profesi Pendidikan 2007

I

Perlindungan terhadap Profesi Kependidikan

Achmad Sanusi, dkk (1991: 29-30) mengemukakan berikut ini. “Suatu perkembangan yang menggembirakan menyusul keluarnya Undang-Undang No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN)”.

Back

Universitas sebelas Maret

Page 10: Profesi Pendidikan 2007

I

Dalam UUSPN, tenaga kependidikan mendapat perhatian yang amat

besar, melebihi bidang-bidang yang lain. Ada 6 pasal (pasal 27-32),

terdiri atas 23 ayat, yang secara khusus menyangkut tenaga

kependidikan.

Back

Universitas sebelas Maret

Page 11: Profesi Pendidikan 2007

I

Perlindungan itu secara eksplisit dikemukakan dalam pasal 28 yang

menyatakan bahwa :

kegiatan pendidikan hanya dapat dilakukan oleh tenaga

pendidik ”yang mempunyai wewenang mengajar” (ayat 1) dan

“memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar” (ayat 2)

Back

Universitas sebelas Maret

Page 12: Profesi Pendidikan 2007

I

BAB IIProfesi Keguruan

Dalam hal yang sama, Rochman Natawidjaja (1989) mengemukakan adanya beberapa

kriteria untuk menentukan ciri-ciri suatu profesi, yaitu sebagai berikut:

1. Ada standar unjuk kerja yang baku dan jelas

2. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan

jenjang pendidikan yang baku dan memadai

3. Ada organisasi profesi yang mewadahi para anggotanya

4. Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku etik para anggotanya

5. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku

6. Ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai suatu profesi.

Universitas sebelas Maret

Page 13: Profesi Pendidikan 2007

I

Kode Etik Profesi Keguruan

Kode etik guru pada dasarnya adalah norma-norma

yang harus diindahkan oleh tiap guru dalam

melaksanakan tugas profesinya dan dalam

hidupnya di masyarakat.

Kode etik guru mengatur perilaku etis guru,

melindungi profesi dan individu guru, mengatur

batas kewenangan guru, dan mempertahankan

kesejahteraan guru.Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 14: Profesi Pendidikan 2007

I

Back Next

Universitas sebelas Maret

PROFESI KEPENDIDIKAN

KODE ETIK YANG BAKU &

JELAS

Page 15: Profesi Pendidikan 2007

I

Fungsi kode etik guru, yaitu untuk :

(1) Menjunjung tinggi martabat profesi

(2) Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya baik

lahir maupun batin.

(3) Meningkatkan pengabdian para anggota profesi

(4) Meningkatkan mutu profesi

(5) Meningkatkan mutu organisasi profesi.

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 16: Profesi Pendidikan 2007

Tujuan disusunnya kode etik :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi,

2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota profesi,

3. Meningkatkan pengabdian anggota profesi,

4. Meningkatkan mutu profesi

5. Meningkatkan mutu organisasi profesi

(Soetjipto, dkk, 1994: 27-29).

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 17: Profesi Pendidikan 2007

Penerapan kode etik tersebut sampai

dewasa ini dapat dikatakan bahwa para

guru sangat commited atas kode etik guru

tersebut, namun masih perlu ditingkatkan

kualitas implementasinya.Back

Universitas sebelas Maret

Page 18: Profesi Pendidikan 2007

BAB III

ORGANISASI PROFESI KEPENDIDIKAN

Next

Universitas sebelas Maret

Page 19: Profesi Pendidikan 2007

ORGANISASI PROFESIONAL

Melalui organisasi profesi ini selalu diupayakan

dan diperjuangkan anggotanya menjadi ahli

dan/atau pekerja yang otonom dan profesional,

dengan komunikasi yang terbuka dan terarah

antara komponen yang ada dalam organisasi

profesi tersebut akan terbentuk jaringan

komunikasi yang kuat dan organisasi tersebut

akan berkembang.Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 20: Profesi Pendidikan 2007

TANTANGAN ORGANISASI PROFESI KEPENDIDIKAN

DEWASA INI

Dalam era reformasi dan globalisasi saat ini

organisasi profesi kependidikan menghadapi

tantangan yang cukup berat karena masyarakat

atau stake kolder sangat mengharapkan

kemampuan yang handal sehingga mampu

memberikan pelayanan yang optimal. Setiap

permasalahan yang terjadi dilapangan pendidikan

merupakan tantangan bagi organisasi profesi.Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 21: Profesi Pendidikan 2007

Contoh kasus-kasus :

• Kurang kuatnya komitmen tenaga kependidikan

dalam melaksanakan tugas

• Pelanggaran terhadap kode etik profesi secara

eksternal

Yang mengakibatkan kepercayaann masyarakat

yang semakin menurun seiring dengan

menurunnya kerja para tenaga

kependidikan (guru).Back

Universitas sebelas Maret

Page 22: Profesi Pendidikan 2007

BAB IV

SUPERVISI KEPENDIDIKAN

Next

Universitas sebelas Maret

Page 23: Profesi Pendidikan 2007

Para ahli mendefinisikan supervisi berbeda satu sama lain:

Ibrahim (2004) mendefinisikan supervisi sebagai layanan

profesional yang berbentuk pemberian bantuan kepada personil

sekolah dalam meningkatkan kemampuannya agar lebih mampu

melaksanakan perubahan penyelenggaraan sekolah dalam rangka

meningkatkan pencapaian tujuan sekolah.

Wiles (1955) mendefinisikan sebagai bantuan dalam pengembangan

situasi belajar-mengajar.

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 24: Profesi Pendidikan 2007

Lucio dan McNeil (1978) mendefinisikan tugas supervisi

meliputi : tugas perencanaan, tugas administrasi, partisipasi

secara langsung dalam pengembangan kurikulum,

melaksanakan demontrasi mengajar untuk guru-guru serta

melaksanakan penelitian.

Sergiovani dan Starratt (1979) berpendapat bahwa tugas utama

supervisi adalah perbaikan situasi pembelajaran.

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 25: Profesi Pendidikan 2007

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi

pembelajaran adalah usaha supervisor untuk membantu guru

meningkatkan kemampuan dan etos kerja profesionalnya sehingga

lebih mampu mengatasi berbagai masalah pembelajaran yang

muncul serta memperbaiki pembelajaran.

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 26: Profesi Pendidikan 2007

Kegiatan supervisi berkaitan langsung dengan pembelajaran, tetapi

tidak berhubungan langsung dengan siswa.

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 27: Profesi Pendidikan 2007

Soetjipta dan Raflis Kosasi (2004) menggambarkan supervisi dalam kerangka

keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah itu langsung berhubungan dengan

pembelajaran tetapi tidak langsung berhubungan dengan siswa

Back Next

Universitas sebelas Maret

FungsiAdministrasiUmum

FungsiSupervis

i

Fungsimengajar

Fungsimanajeme

n

FungsiPelayanan

Khusus

langsung

tidaklangsung

Hubungan dengan

pembelajaran

Tidak langsung

langsung

Hubungan dengan siswa

Page 28: Profesi Pendidikan 2007

Syarat dan tugas supervisor

Supervisi pembelajaran adalah kegiatan professional, maka seharusnya dilakukan oleh

seseorang yang dididik khusus dan/atau ditugaskan untuk melakukan pekerjaan itu,

dengan syarat memiliki keahlian supervisi pendidikan pembelajaran.

Tugas seorang supervisor adalah

Membantu Mendorong Memberikan keyakinan pada guru

Back Next

Universitas sebelas Maret

Bahwa

proses belajar-mengajar

dapat dan harus diperbaiki.

Page 29: Profesi Pendidikan 2007

Ciri utama supervisi

konstruktif

dinamis

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 30: Profesi Pendidikan 2007

Back Next

Universitas sebelas Maret

Mengembangkan kurikulum

-Menyediakan fasilitas

TUGAS OPERASIONAL

balikan

balikan

Mengorganisasikan pembelajaran

- Memberikan orientasi kepada guru

- Mengusahan bahan

- Menghubungkan layanan khusus murid & layanan lain

- Mengembangkan hubungan masyarakat

TUGAS PENGEMBANGAN

-Mengatur pendidikan dalam jabatan

- Melakukan evaluasi pembelajaran

Page 31: Profesi Pendidikan 2007

Pelaksanaan Supervisi Pendidikan

Program-program supervisi hendaknya menggerakkan dan

memfasilitas upaya-upaya peningkatan kualitas pembelajaran

secara riil.

Peningkatan kualitas ini dapat dilakukan antara lain

Berbagai usaha inovasi dalam pengembangan kurikulum

Berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam jabatan

untuk guru.Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 32: Profesi Pendidikan 2007

Soetjipto dan Raflis kosasi (1994) mengemukakan ada dua jenis supervisi dilihat dalam

perubahan itu, yaitu:

1. Supervisi traktis, artinya supervisi yang hanya berusaha melakukan perubahan

kecil karena menjaga kontinuitas. Supervisi traktif ini misalnya dapat dilihat dari

kegiatan rutin seperti pertemuan rutin dengan guru-guru untuk membicarakan

kesulitan-kesulitan kecil, memberikan arahan dalam prosedur standard operasi

(PSO) dalam suatu kegiatan.

2. Supervisi dinamik, yaitu supervisi yang diarahkan untuk mengubah secara lebih

intensif praktek-praktek pembelajaran tertentu. Tekanan dalam perubahan ini

diletakkan kepada diskintinuitas, gangguan terhadap praktek yang ada sekarang

untuk diganti dengan yang baru. Program demikian merupakan program baru

yang mempengaruhi perilaku murid, guru dan semua personel sekolah.

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 33: Profesi Pendidikan 2007

Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

Sebelum menentukan teknik yang akan digunakan supervisor harus

mengetahui jenis pendekatan pendekatan yang bisa dilakukan. Ada berbagai

pendekatan dalam supervisi yang perlu diketahui oleh supervisor dan guru,

karena merekalah yang akan menentukan secara bersama teknik supervisi yang

akan digunakan.

Soetjipto dan Raflis Kosasi (1994) mengemukakan 4 pendekatan yaitu:

(1) pendekatan humanistic

(2) pendekatan kompetensi,

(3) pendekatan klinis

(4) pendekatan profesional. Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 34: Profesi Pendidikan 2007

PERANAN GURU DALAM SUPERVISI

Secara garis besar peranan guru dalam supervisi adalah sebagai berikut:

1. Memberi berbagai masukan tentang masalah yang dihadapi dalam

2. Ikut aktif dalam pembuatan perencanaan supervisi.

3. Bersedia dengan sukarela untuk diamati dan diananlisis kemampuan

mengajarnya dalam pelaksanaan supervisi.

4. Pada fase evaluasi hendaknya ia hendaknya mengenali secara cermat

kemajuan yang telah dicapai, kekuatan-kekuatannya/kelebihan yang

dimiliki, serta kekurangan-kekurangan yang masih harus diperbaiki.

Back

Universitas sebelas Maret

Page 35: Profesi Pendidikan 2007

BAB V

ETOS KERJA

Next

Universitas sebelas Maret

Page 36: Profesi Pendidikan 2007

Pengertian Etos Kerja

Etos kerja berasal dari perkataan Yunani yaitu “

Ethos “. Sama dengan “ Ethice “ dalam bahasa

Inggris, sedang istilah lain dalam bahasa Indonesia

adalah etika. “

Etthy Kargtikawati dkk. (1993/1994. H. 149 )

mengemukakan bahwa etika adalah suatu studi dan

evaluasi tentang tingkah laku manusia ditinjau dari

prinsip-prinsip moral atau kesusilaan “. Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 37: Profesi Pendidikan 2007

“Sudarno. Dkk. (1988. h. 177) bearpendapat bahwa etika pada dasarnya

lebih ditekankan pada moral, budi pekerti, kesopanan dan adat”.

“Sutarno, dkk. (1995. h. 134) menyatakan bahwa etika adalah suatu system

prinsip-prinsip kesusilaan atau moral yang merupakan standar atau norma-

norma bertindak”.

Berdasar atas uraian diatas dapat diartikan bahwa etika tidak lain adalah

suatu system prinsip-prinsip moralyang merupakan standar atau norma-norma

bertindak bagi manusia dalam kehidupan berbangsa. Bernegara dan

bermasyarakat.

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 38: Profesi Pendidikan 2007

KOMPONEN ETOS KERJA

Komponen-komponen etos kerja sangat banyak jumlahnya,

komponen-komponen tersebut tidak lain merupakan penjabaran

secara garis besar dari nilai-nilai pandangan hidup suatu kelompok

masyarakat tertentu.

Adapun komponen-komponen etos kerja secara operasional

meliputi: Kesetiaan dan ketaatan, tanggung jawab, semangat, kerja

sama, kejujuran dan kecermatan, serta persatuan dan kesatuan.

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 39: Profesi Pendidikan 2007

Back Next

Universitas sebelas Maret

KOMPONEN/ASPEK INDIKATOR

• Kesetiaan dan ketaatan

• . kesetiaan dan ketaatan terhadap lembaga• . Internalisasi nilai-nilai lembaga yang berupa peraturan dan tatatertib lembaga serta budaya lembaga• . Kedisiplinan kerja• . Pengabdian terhadap lembaga• . Perasaan memiliki lembaga dan korps• . Pemeliharaan dan peningkatan kehormatan dan martabat lembaga

• Tanggung jawab

• makoto yaitu keikhlasan dan kesungguhan untuk melakukan tugas dengan baik.• Kesiapan yaitu segera melakukan tugas yang menjadi tanggung jawabnya (tidak menunda tugas/pekerjaan)• Pengutamaan tugas yaitu mendahulukan dan mengutamakan penyelesaian tugas dari pada kegiatan lain.• Ketekunan yaitu bekerja dengan kapasitas maksimum dengan tetap memperhatikan keselamatan kerja.• Pemberian pelayanan dengan baik

Page 40: Profesi Pendidikan 2007

Back Next

Universitas sebelas Maret

•Semangat

• Kreatifitas dan inisiatif• Upaya pencarian informasi dan pemahaman terhadap strategi/ metode/teknik penyelesaian pekerjaan• Upaya pencarian informasi dan pemahaman pembagian tugas dan wewenang.• Upaya peningkatan kemampuan diri dalam memecahkan masalah untuk penyelesaian tugas.• Keceriaan bekerja yaitu bekerja dengan senang dan bersemangat.

Page 41: Profesi Pendidikan 2007

Back Next

Universitas sebelas Maret

•Kerja sama

• Upaya kerja sama dengan sesama teman.• Kesigaaaapan membantu teman, yaitu kesegeraan memberikan bantuan kepada

teman yang mengalami hambatan dalam penyelesaian tugas.• Upaya melakukan koordinasi dan komunikasi.• Orientasi pada penyelesaian tugas lembaga dengan tetap bertanggung jawab terhadap

tugasnya sendiri.• Kerelaan mengimbaskanb pengalaman dan kemampuan terhadap teman.

•Kejujuran dan kecermatan

• Kejujuran menggunakan dana, fasilitas dan peralatan.• Kehati-hatian penggunaan dana, fasilitas dan peralatan.• Kecermatan/kehati-hatian dalam merawat fasilitas dan peralatan.• Efisiensi dan efektifitas penggunaan dana dan fasilitas.• Kejujuran dalam memberikan informasi dan laporan.

•Persatuan dan kesatuan

6.1. Pemeliharaan dan peningkatan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan korps.6.2. Penghormatan terhadap perbedaan agama/kepercayaan.6.3. Penghormatan terhadap sesame pribadi teman sekerja.6.4. Pemeliharaan suasana pergaulan yang baik.

Page 42: Profesi Pendidikan 2007

Faktor Pendukung Etos Kerja

Ada berbagai factor yang dapat mendukung etos kerja,

namun dalam tulisan ini hanya akan dipelajari serta ditelaah dua

faktor saja, adapun factor-faktor tersebut sebagai berikut :

1. Tingkat kesadaran moral

2. Motivasi menjalankan kaidah moral

Back

Universitas sebelas Maret

Page 43: Profesi Pendidikan 2007

REFERENSI

Achmad Sanusi, dkk.1991. Studi Pengembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan. Bandung: IKIP Bandung.

Dedi Supriadi. 1997. Profesi Konseling dan Keguruan. Bandung: Program Pascasarjana.

Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta: Depdikbud-Ditjendikti.

Bolla, John I. 1984. Supervisi Klinis. Jakarta: Depdikbud.Harris, Ben M. 1975. Supervisory behavior in Education. New Jersey: Prentice

Hall, Inc.Ibrahim Bafadal. 2004. Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-

kanak. Jakarta: Bumi Aksara.

Next

Universitas sebelas Maret

Page 44: Profesi Pendidikan 2007

Moh. Rifai. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars.

Sutjipto dan Raflis Kosasi. 1994. Profesi Keguruan. Jakarta: Dirjen Dikti.

Castetter B William. 1981. The Personnel Function in Educational

Administration. New York: MacMillan Publishing Co. Inc.

Etty Kartika Wati, dkk. 1994. Materi Pokok Profesi Keguruan. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Fortunato. T. Ray, et.al. 1981. Personnel Administration In Higher Education.

California : Jossey-Bass Inc.

Marbun, B. n. 1984. Manajemen Jepang. Jakarta: PT Binaman Pressindo.

Back

Universitas sebelas Maret

Page 45: Profesi Pendidikan 2007

Petunjuk Pemakaian

• Klik salah satu menu pada tampilan awal

• Kemudian Ikuti sesuai dengan tampilan yang ada

• Apabila Terjadi Hang atau tampilan menjadi lambat, tunggu

beberapa saat,

karena program sedang memperoses perintah anda

Back Next

Universitas sebelas Maret

Page 46: Profesi Pendidikan 2007

Petunjuk Pemakaian

• Klik untuk kembali ke menu

utama

• Klik untuk membaca petunjuk

penggunaan

• Klik untuk mengakhiri slide

show

Back Next

Universitas sebelas Maret