HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

113
HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN JANGKA SORONG PADA MATERI PENGUKURAN DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X.B SMA NEGERI 18 PANGKEP SKRIPSI Oleh RUSDIANI 10539115813 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

i

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN

JANGKA SORONG PADA MATERI PENGUKURAN DENGAN HASIL

BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X.B

SMA NEGERI 18 PANGKEP

SKRIPSI

Oleh

RUSDIANI

10539115813

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

i

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN

JANGKA SORONG PADA MATERI PENGUKURAN DENGAN HASIL

BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X.B

SMA NEGERI 18 PANGKEP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

RUSDIANI

10539115813

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

ii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

iii

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Rusdiani

NIM : 10539115813

Jurusan : Pendidikan Fisika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Hubungan Antara Keterampilan Mengukur Menggunakan

Jangka Sorong Pada Materi Pengukuran Dengan Hasil

Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X.B SMA Negeri 18

Pangkep.

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah hasil Asli karya saya

sendiri dan bukan hasil Jiblakan dari orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, November 2020

Yang Membuat Pernyataan,

Rusdiani

NIM. 10539115813

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

v

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Rusdiani

NIM : 10539115813

Jurusan : Pendidikan Fisika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya yang

menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 dilanggar, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Makassar, November 2020

Yang Membuat Perjanjian,

Rusdiani

NIM. 10539115813

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

vi

MOTTO

Jalan terjal, berliku, keras dan membatu...

Kutapaki walau harus mendaki !!

Mimpi, asa, dan citaku di seberang sana

Harus kugapai.....!!

Kebanggan terbesar adalah bukan karena tidak pernah gagal, tapi bangkit kembali

setiap kali terjatuh.

Berusaha dan berdoalah, serta serahkan semua kepada allah, insya allah segala

sesuatu akan menjadi lebih mudah dan indah dengan izin-nya. Amin

Kupersembahkan…………..

“Karya sederhana ini sebagai tanda

baktiku kapada kedua orang tuaku serta seluruh keluarga

tercinta yang senantiasa menyayangiku, berdoa dengan tulus dan ikhlas

dan selalu memberikan yang terbaik

serta selalu mengharapkan kesuksesanku

Doa…, Pengorbanan…, Nasehat…, serta kasih sayang yang

tulus menunjang kesuksesanku

dalam menggapai cita-citaku”

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

vii

ABSTRAK

Rusdiani. 2020. Hubungan Antara Keterampilan Mengukur Menggunakan

Jangka Sorong Pada Materi Pengukuran Dengan Hasil Belajar Fisika Peserta

Didik Kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pembimbing I Nurlina dan Pembimbing II Riskawati.

Penelitian ini adalah penelitian ex post facto korelasi yang bertujuan untuk:

1) Mengetahui gambaran keterampilan mengukur menggunakan jangka sorong. 2)

Mengetahui hasil belajar Fisika peserta didik kelas X.B semester ganjil SMA

Negeri 18 Pangkep. 3) Mengetahui hubungan antara keterampilan mengukur

menggunakan jangka sorong dengan hasil belajar peserta didik kelas X.B

semester ganjil SMA Negeri 18 Pangkep. Adapun sampel dalam penelitian ini

sebanyak 24 peserta didik yang terdiri dari 9 laki-laki dan 15 perempuan. Teknik

analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis

inferensial dengan bantuan aplikasi program Statistical Package for Social

Science (SPSS) versi 21.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Keterampilan peserta didik kelas

X.B semester ganjil SMA negeri 18 Pangkep dalam mengukur menggunakan

jangka sorong berada pada kategori cukup yakni sebesar 79,2%. 2) Hasil belajar

Fisika peserta didik kelas X.B semester ganjil SMA Negeri 18 Pangkep berada

pada kategori cukup yakni sebesar 66,7%. 3) Terdapat hubungan positif dan

signifikan antara keterampilan mengukur menggunakan jangka sorong dengan

hasil belajar Fisika peserta didik kelas X.B semester ganjil SMA Negeri 18

Pangkep. Tingkat hubungan berada pada rentang interval 0,400-0,599. Hal ini

menunjukan tingkat hubungan kedua variabel tersebut adalah cukup/sedang.

Kata Kunci : Keterampilan Mengukur Jangka Sorong, Hasil Belajar Fisika

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

viii

KATA PENGANTAR

نٱللبسم ٱلرحيمٱلرحم

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang

berjudul “Hubungan Antara Keterampilan Mengukur Menggunakan Jangka

Sorong Dengan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X.B Ganjil SMA Negeri

18 Pangkep” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi penelitian ini adalah untuk memenuhi

salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan

Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas

Muhammadiyah Makassar sekaligus dengan harapan akan dapat memberikan

kontribusi positif bagi perkembangan dunia pengajaran secara khusus dan dunia

pengajaran secara umum.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga

skripsi penulis ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Kepada orang tua yang telah memberikan doa, dorongan dan semangat serta

kasih sayang yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

2. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika dan selaku

Dosen Pembimbing I yang telah mendidik dan memberikan bimbingan serta

memberikan semangat kepada penulis.

3. Ibu Riskawati, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah mendidik

dan memberikan bimbingan serta memberikan semangat kepada penulis.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

ix

4. Seluruh Dosen Pendidikan Fisika yang telah memberikan motivasi belajar dan

memberikan ilmu yang luar biasa berjasa kepada penulis.

5. Teman-teman Jurusan Pendidikan Fisika yang telah berjuang bersama-sama

penulis dalam menyelesaikan skripsi penelitian.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan skripsi penelitian ini sebaik

mungkin, penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih ada kekurangan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan

skripsi penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi penelitian ini berguna bagi para

pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Makassar, November 2020

Penulis

Rusdiani

NIM. 10539115813

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 8

A. Kajian Pustaka .................................................................................... 8

1. Belajar dan Pembelajaran Fisika .................................................... 8

2. Hasil Belajar .................................................................................. 12

3. Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong .................................... 20

4. Hubungan Keterampilan Mengukur Dengan Hasil Belajar Fisika 27

B. Kerangka Pikir .................................................................................... 20

C. Hipotesis ............................................................................................. 31

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………… 32

A. Jenis Penelitian..................................................... ............................. 32

B. Lokasi Penelitian ................................................................................ 32

C. Variabel dan Desain Penelitian........................................................... 33

D. Populasi dan Sampel ........................................................................... 33

E. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 34

F. Prosedur Penelitian ............................................................................. 35

G. Instrumen Penelitian ........................................................................... 36

H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 36

I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 42

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 42

1. Analisis Deskripsi .......................................................................... 42

2. Analisis Statistik Inferensial .......................................................... 47

B. Pembahasan ........................................................................................ 51

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 55

A. Simpulan ................................................................................................. 55

B. Saran ....................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 57

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 59

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

3.1 Kategorisasi ..................................................................................... 38

3.2 Interprestasi Koefisien Korelasi (R) ................................................ 41

4.1 Analisis Statistk Deskriptif .............................................................. 43

4.2 Distribusi Frekuensi Kategorisasi Keterampilan Mengukur

Menggunakan Jangka Sorong .......................................................... 43

4.3 Analisis Statistk Deskriptif .............................................................. 45

4.4 Distribusi Frekuensi Kategorisasi Hasil Belajar Fisika ................... 46

4.5 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ................................... 48

4.6 Hasil Uji Linieritas .......................................................................... 49

4.7 Hasil Uji Hipotesis Korelasi Product Moment ................................ 50

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Jangka Sorong .................................................................................. 22

2.2 Jangka Sorong Terkalibrasi ............................................................. 24

2.3 Mengukur Diameter Luar Benda ..................................................... 25

2.4 Mengukur Diameter Dalam Benda .................................................. 26

2.5 Mengukur Kedalaman Benda .......................................................... 26

2.6 Hasil Pengukuran Jangka Sorong .................................................... 27

2.7 Kerangka Pikir Penelitian ................................................................ 30

3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 33

4.1 Diagram Lingkaran Keterampilan Mengukur Menggunakan

Jangka Sorong .................................................................................. 44

4.2 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Fisika ......................................... 46

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Lampiran A.1. Lembar Observasi Keterampilan Mengukur ............................. 60

Lampiran A.2 .Lembaran Soal Tes Hasil Belajar ............................................... 61

Lampiran A.3. Kisi- Kisi Instrument Hasil Belajar ............................................ 63

Lampiran B. Uji Gregory .................................................................................... 67

Lampiran C. Data Hasil Penelitian...................................................................... 70

Lampiran D.1. Analisis Statistik Deskripsi ......................................................... 72

Lampiran D.2. Analisis Statistik Inferensial ....................................................... 74

Lampiran D.3. Tabel Nilai Kritis Untuk Korelasi R Product – Moment ............... 76

Lampiran E. Dokumentasi Penelitian ................................................................. 77

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah kunci kemajuan sebuah bangsa. Negara dengan sistem

pendidikan yang baik, akan menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Sumber daya manusia akan lebih bernilai jika memiliki sikap,

perilaku, wawasan, kemampuan, keahlian serta keterampilan yang sesuai

dengan kebutuhan berbagai bidang dan sektor perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (Sari, 2019:1).

Dalam menghadapi perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi serta menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka

pemerintah berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui

pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dalam Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Untuk mencapai tujuan

pendidikan tersebut pemerintah berusaha semaksimal mungkin dalam

membenahi berbagai hal, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas di

bidang pendidikan, yang merupakan permasalahan utama. Oleh karena itu

perlu diadakan evaluasi atau perubahan terhadap pembelajaran di sekolah.

Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, terdapat beberapa

komponen yang perlu diperhatikan. Komponen tersebut antara lain tujuan

pembelajaran, materi atau bahan ajar, strategi belajar mengajar, dan evaluasi

atau penilaian (Rusman, 2011:6). Komponen pembelajaran bertujuan untuk

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

2

menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh

peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang ditetapkan. Komponen

materi atau bahan ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan sesuai dengan indikator tujuan pembelajaran. Sementara itu,

komponen strategi belajar mengajar mencakup tentang pendekatan

pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik dan taktik

pembelajaran. Pada dasarnya, komponen ini menggambarkan tentang

pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di kelas. Komponen terakhir

adalah evaluasi atau penilaian yang menjelaskan tentang prosedur dan

instrumen penilaian proses dan hasil belajar. Evaluasi atau penilaian yang

dilakukan harus sesuai dengan indikator tujuan pembelajaran.

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang

pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Fisika merupakan mata

pelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir peserta didik yang

berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Saputra,

(2019:3-4), mengungkapkan, pembelajaran Fisika mulai dimunculkan oleh

seorang pendidik dengan upaya memberikan sebuah proses pembelajaran

yang mudah dipahami. Pada materi pengukuran dan alat ukur merupakan

implementasi praktik untuk menerapkan teori yang sudah dipelajari dalam

mata pelajaran Fisika materi pengukuran. Materi ini dapat membuat peserta

didik bertambah dan berkembang ilmunya jika praktikum dilaksanakan

dengan baik. Praktikum alat ukur di sekolah merupakan implementasi praktik

dari materi pengukuran yang wajib diikuti oleh peserta didik.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

3

Menurut Wulandhari (2013:2), salah satu kompetensi dasar mata

pelajaran Fisika di SMA kelas X, yaitu mengukur besaran Fisika (massa,

panjang, dan waktu). Dalam mengukur besaran panjang, yang tercantum

dalam standar kelulusan, yaitu mengukur besaran panjang menggunakan

jangka sorong. Oleh karena itu, siswa diharapkan menguasai materi

pengukuran. Pengukuran adalah bagian dari keterampilan proses sains yang

merupakan pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara

kualitatif. Dengan melakukan pengukuran, dapat diperoleh besarnya atau nilai

suatu besaran atau bukti kualitatif (Riskawati dkk, 2019:3). Alat-alat ukur

yang dipakai untuk mengukur panjang suatu benda yang umum digunakan

adalah jangka sorong. Menurut Syahrul dan Gumrowi (dalam Saputra,

2019:25), jangka sorong adalah alat yang diguakan untuk mengukur panjang,

kedalaman, tebal, kedalaman lubang,dan diameter dalam suatu benda. Jangka

sorong memiliki tingkat ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong terdiri dari dua

jenis, yaitu, jangka sorong digital dan jangka sorong analog, tingkat ketelitian

jangka sorong analog sebesar 0,05 mm.

Keterampilan mengukur adalah bagian dari keterampilan proses sains.

Menurut Lumbu dan Panda (2018:41), keterampilan proses sains adalah

keterampilan dasar bereksperimen, metode ilmiah, dan berinkuiri. Saat ini

keterampilan proses sains memang mempunyai peranan penting dalam

membantu peserta didik untuk menemukan konsep dan merupakan langkah

penting dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pengukuran.

Keterampilan proses sains ini memiliki pengaruh dalam pendidikan sains

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

4

karena membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan intelektual.

Kegiatan pembelajaran dengan melakukan percobaan sederhana dengan

menggunakan alat ukur pada peserta didik dapat meningkatkan kemampuan

keterampilan proses sains dalam pembelajaran Fisika.

Pembelajaran Fisika dengan materi penggunaan alat ukur, merupakan

salah satu contoh mata pelajaran yang mempunyai karakteristik pengetahuan

prosedural dan pengetahuan deklaratif. Pembelajaran Fisika materi alat ukur

cocok dengan metode pengajaran secara langsung dengan praktikum.

Berdasarkan pengalaman mengajar saat melakukan praktek lapangan,

keterampilan mengukur dengan menggunakan jangka sorong ini sangat

membantu peserta didik dalam proses belajar, karena keterampilan

menggunakan alat ukur ini merupakan hal yang menjadi kebutuhan peserta

didik dalam menggunakan alat ukur yang merupakan besaran dasar dalam

pembelajaran Fisika.

Materi pengukuran merupakan salah satu diantaranya materi Fiska yang

mendasar dan sangat penting dipelajari peserta didik. Materi pengukuran

memiliki tingkat kesulitan yang semakin tinggi dan sangat penting untuk

mempelajari Fisika lebih lanjut, sehingga peserta didik diarahkan untuk

mampu menguasai materi tersebut serta diharapakan dapat memecahakan

masalah secara kontektual dalam kehidupan sehari-hari. Materi pengukuran

sangat bermanfaat penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta penerapan

konsep pengukuran erat kaitannya pada pengaplikasian dengan materi lainnya

dijenjang SMA.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

5

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Fisika kelas X.B SMA Negeri

18 Pangkep pada tanggal 12 oktober 2020 diperoleh informasi masih terdapat

peserta didik yang bingung seperti dalam membaca hasil pengukuran dan

menuliskan hasil pengukuran. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi yang

telah dilakukan di Kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep ditemukan beberapa

fakta bahwa hasil belajar peserta didik khususnya mata pelajaran Fisika

tergolong rendah dan keterampilan proses sains yang dimiliki peserta didik

masih tergolong rendah pula.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut dengan mengangkat sebuat judul “Hubungan Antara

Keterampilan Mengukur Menggunakan Jangka Sorong pada Materi

Pengukuran dengan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X.B Ganjil

SMA Negeri 18 Pangkep”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran keterampilan mengukur menggunakan jangka

sorong pada peserta didik kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep?

2. Bagaimana gambaran hasil belajar Fisika peserta didik kelas X.B SMA

Negeri 18 Pangkep?

3. Apakah terdapat hubungan antara keterampilan mengukur menggunakan

jangka sorong dengan hasil belajar Fisika peserta didik kelas X.B SMA

Negeri 18 Pangkep?

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan gambaran keterampilan mengukur menggunakan

jangka sorong pada peserta didik kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep.

2. Untuk mendeskripsikan gambaran hasil belajar Fisika peserta didik kelas

X.B SMA Negeri 18 Pangkep.

3. Untuk menganalisis hubungan antara keterampilan mengukur

menggunakan jangka sorong dengan hasil belajar Fisika peserta didik

kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan di atas, maka manfaat yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

nilai positif untuk memperkaya ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

keterampilan peserta didik dalam mengukur dengan menggunakan jangka

sorong dengan baik serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

khususnya mata pelajaran Fisika.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Lembaga Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan pemikiran sebagai

alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah,

khususnya pada mata pelajaran Fisika.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru Fisika dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dan merancang pembelajaran yang

efektif terkait dengan hasil belajar peserta didik yang rendah khususnya

dalam melakukan pengukuran menggunakan jangka sorong.

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan atau referensi untuk

meniliti lebih lanjut mengenai hubungan keterampilan mengukur

menggunakan jangka sorong dengan hasil belajar Fisika peserta didik.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran Fisika

a. Pengertian Belajar

Hilgard (dalam Sanjaya, 2008:112), menyatakan bahwa belajar

adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik

latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

Dengan demikian belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku

sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.

Menurut Syah (2011:87), belajar adalah kegiatan yang berproses

dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan

setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau

gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses

belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di

lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Sudjana (2011:28), menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses

yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan

sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,

keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang

ada pada individu yang belajar. Selanjutnya Burton (Susanto, 2013:4),

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

9

menyatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah

laku pada diri individu berkatadanya interaksi antara individu dengan

individe lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih

mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Fisika adalah bidang ilmu yang banyak membahas tentang alam

dan gejalanya, dari yang bersifat riil (terlihat secara nyata) hingga yang

bersifat abstrak atau bahkan hanya berbentuk teori yang

pembahasannya melibatkan kemampuan imajinasi atau keterlibatan

gambaran mental yang kuat (Lesmono dkk, 2020:1).

Permendikbud 2016 menyatakan bahwa Fisika merupakan sebuah

mata pelajaran yang masih tergolong dalam sains yang bisa membuat

keterampilan berpikir analitis, induktif, dan deduktif menjadi

berkembang dalam proses pemecahan permasalahan yang berhubungan

dengan fenomena alam, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan

mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya

pada diri sendiri.

Belajar Fisika merupakan suatu aktivitas yang meliputi proses

dalam mempelajari suatu fenomena yang terjadi dialam yang berkaitan

erat dengan kehidupan manusia, utamanya dalam memperlajari

fenomena gerak dan pengukuran. Mempelajari ilmu Fisika bukan hanya

mengenai menghafal fakta, konsep, hukum, prinsip, dan teori, tetapi

juga menekankan akan pengalaman langsung dan mengaitkan dengan

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

10

kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu belajar Fisika harus

menekankan pada pemberian pengalaman langsung (Astuti, 2017:8-9).

b. Pengertian Pembelajaran

Menurut Corey (Susanto, 2013:20), pembelajaran adalah suatu

proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-

kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

Pembelajaran dalam pandangan Corey sebagai upaya menciptakan

kondisi dan lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

siswa berubah bertingkah laku. Sementara Gagne (Yuberti, 2014:12),

mendefinisikan pembelajaran sebagai peraturan peristiwa secara

seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil

guna.

Menurut Dimyati (Susanto, 2013:20), pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar. Pembelajaran adalah aktivitas guru dalam merancang

bahan pengajar agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara

efektif, yakni siswa dapat belajar secara aktif dan bermakna.

Beberapa ciri pembelajaran menurut Yuberti (2014:13) adalah: (1)

Merupakan upaya sadar dan disengaja. (2) Pembelajaran harus

membuat siswa belajar. (3) Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

11

sebelum proses dilaksanakan. (4) Pelaksanaannya terkendali, baik

isinya, waktu, proses mapun hasilnya.

Dalam melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih

optimal perlu diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran. Prinsip

pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori

psikologi terutama teoribelajar dan hasil-hasil penelitian dalam kegiatan

pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila diterapkan dalam proses

pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan

diperoleh hasil yang maksimal. Selain itu akan meningkatkan kualitas

pembelajaran dengan cara memperhatikan dasar-dasar teori untuk

membangun sistem instruksional yang berkualitas tinggi (Yuberti,

2014:15).

Berdasarkan pada beberapa pendapat tersebut maka pembelajaran

Fisika dapat diartikan sebagai suatu proses hubungan jangka panjang

antara peserta didik dengan pendidik, dimana sumber pembelajaran

selama berlangsungnya proses transfer pengetahuan dan pengalaman

menggunakan berbagai metode pembelajaran dalam mengembangkan

potensi pesera didik dengan cara mengorganisasi atau mengatur

lingkungan belajar sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang

optimal.

Menurut Astuti (2017:7), bahwa pembelajaran Fisika adalah suatu

proses yang dilakukan oleh pendidik dan sumber belajar dengan peserta

didik dalam menciptakan proses kegiatan belajar dalam bidang Fisika

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

12

untuk mencapai tujuan kurikulum. Proses pembelajaran yang

dilaksanakan memiliki pola-pola tertentu sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai, pola ini disebut dengan model pembelajaran. Model

pembelajaran diawali dengan pendekatan pembelajaran (student of

teacher centered), kemudian strategi pembelajaran (exposition-

discovery learning or group-individual learning), dilanjutkan dengan

metode pembelajaran (ceramah, diskusi, simulasi, dan sebagainya),

kemudian diakhiri dengan teknik pembelajaran (spesifik, individual,

unik).

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar dan mengajar sebagai aktivitas utama di sekolah meliputi

tiga unsur, yaitu tujuan pengajaran, pengalaman belajar mengajar dan

hasil belajar. Sasaran dari kegiatan mengajar adalah hasil belajar.

Ditinjau dari segi bahasa, hasil belajar diartikan sebagai hasil yang

dicapai seseorang yang ditunjukkan oleh apa yang telah digunakan

sebagai alat ukur untuk melihat tingkat keberhasilan setelah melakukan

usaha tertentu (Kasmawati dkk, 2017:72).

Hasil belajar menurut Abdurrahman (dalam Hernawati, 2018:121),

merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang

relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

13

menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah

yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Menurut Sudjana (2011:22), hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Wahidmurni, dkk

(2010:18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil

dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam

dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi

kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap

suatu objek.

Jika ditinjau lebih mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang

dalam taksonomi bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah

(domain) yaitu domain kognitif atau kemampuan berpikir, domain

afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau keterampilan.

Sehubungan dengan itu, Gagne (Sudjana, 2011:22) mengembangkan

kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain: (1) hasil

belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem

lingsikolastik; (2) strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan

berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk kemampuan

memecahkan masalah; (3) sikap dan nilai, berhubungan dengan arah

intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari

kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian; (4)

informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan (5)

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

14

keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan

hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.

Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan

melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat

sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil

belajar. Menurut Wahidmurni, dkk (2010:28), instrumen dibagi menjadi

dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Hasil belajar tampak terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur

melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat

diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

dibandingkan dengan sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami

proses belajar atau setelah mengalai interaksi dengan lingkungannya

guna untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang akan menimbulkan

tingkah laku sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Tujuan Hasil Belajar

Setelah kegiatan belajar mengajar maka akan dilakukan evaluasi

hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan

tingkah laku sebagai hasil belajar yang mencakup bidang kognitif,

afektif dan psikomotoris. Beberapa prosedur pengukuran hasil belajar

yaitu pengukuran secara tertulis, secara lisan, dan melalui observasi.

Prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar yang sifatnya

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

15

kognitif dan afektif, sedangkan prosedur observasi dipakai untuk

mengukur hasil belajar yang bersifat motorik (Nasution, 2010:4).

Hasil belajar harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih

baik, sehingga bermanfaat untuk: (a) Menambah pengetahuan, (b)

Lebih memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya, (c) Lebih

mengembangkan keterampilannya, (d) Memiliki pandangan yang baru

atas sesuatu hal, (e) Lebih menghargai sesuatu daripada sebelumnya

(Sudjana dan Ibrahim, 2009:3).

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

tujuan hasil belajar yaitu untuk mengetahui perubahan-perubahan

perilaku siswa ke arah yang lebih baik dan untuk memberikan motivasi

kepada siswa untuk lebih meningkatkan hasil belajar.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Tinggi rendahnya hasil belajar siswa tidak terlepas dari berbagai

faktor yang mempengaruhinya. Menurut Wasliman (Susanto, 2013:12-

13), hasil belajar yang dicapai oleh seorang siswa merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor

internal maupun eksternal.

1) Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

siswa itu sendiri yang mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor

internal ini meliputi; kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

16

2) Faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang

mempengaruhi hasil belajarnya yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat. keadaan keluarga yang tidak harmonis, serta kurangnya

perhatian dari orang tua dapat berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Sekolah juga merupakan salah satu faktor yang ikut

menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar

siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggipula

hasil belajar siswa.

Selanjutnya menurut Sabri (2010:59-60), faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa secara garis besar terbagi

dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal.

1) Faktor Internal Siswa

a) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran

fisik, serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan

pendengaran.

b) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi,

motivasi, dan kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi,

ingatan, berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang

dimiliki.

2) Faktor-faktor Eksternal Siswa

a) Faktor lingkungan siswa. Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama,

faktor lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu,

kelembaban udara, waktu (pagi, siang, sore, malam), letak

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

17

madrasah, dan sebagainya. Kedua, faktor lingkungan sosial

seperti manusia dan budayanya.

b) Faktor instrumental. Yang termasuk faktor instrumental antara

lain gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran,

media pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran

serta strategi pembelajaran (Sabri, 2010:59-60).

Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi banyak faktor-

faktor yang ada, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor-

faktor tersebut sangat mempengaruhi upaya pencapaian hasil belajar

siswa dan dapat mendukung terselenggaranya kegiatan proses

pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran.

d. Indikator Hasil Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap

ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses

belajar siswa. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang

dalam mennguasai ilmu pengetahuan pada suatu mata pelajaran dapat

dilihat melalui prestasinya. Peserta didik akan dikatakan berhasil

apabila prestasinya baik dan sebaliknya, ia tidak berhasil jika

prestasinya rendah (Purwanto, 2010:42).

Indikator sangat berhubungan dengan Kompetensi Dasar (KD),

kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai

siswa dalam pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan. Indikator

sendiri merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, atau proses yang

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

18

menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (Jihad dan Haris dalam

Udayana, 2017:55).

Pada komponen indikator, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai

berikut:

1) Indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-

tanda, perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh

peserta didik.

2) Indikator dikembangkan sesuai dengan karaktersitik pendidikan,

potensi daerah dan peserta didik.

3) Rumusan indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat

diukur atau dapat diobservasi.

4) Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun alat

penilaian (Udayana, 2017:56).

Pada tingkat yang sangat umum sekali, hasil belajar dapat

diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

1) Keefektifan (Effectiveness).

2) Efesiensi (Efficiency).

3) Daya Tarik (Appeal) (Purwanto, 2010:42).

e. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar harus bersifat menyeluruh, menurut Bloom

(Sudjana, 2011:22), menggolongkan tipe hasil belajar yang meliputi

tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Penjelasan lebih rinci

dari ketiga aspek tersebut diantaranya:

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

19

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam tingkat, yakni pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa jenis

kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari

tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.

Tingkatannya yaitu: (a) Recieving/attending, yakni semacam

kepekaan penerimaan rangsangan (stumulasi) dari luar yang datang

kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.

Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima

stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. (b)

Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh

seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini

mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab

stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. (c) Valuing

(penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala

atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya

kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk

menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. (d)

Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem

organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

20

pemantapan, dan prioritas nilai yang dimilikinya.Yang termasuk

kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai

dan lain-lain. (e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu

keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang

mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3) Ranah Psikomotor

Hasil belajar psikomotor dikemukakan oleh simpson. Hasil belajar

ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill), dan kemampuan

bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:

gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar),

keterampilan pada gerak-gerak sadar, kemampuan perceptual,

termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif,

motorik dan lain-laian, kemampuan di bidang fisik, misalnya

kekuatan, keharmonisan dan ketetapan, gerakan-gerakan skill, mulai

keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang komplek,

kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi nondecursive,

seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

3. Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong

a. Pengertian Pengukuran

Pengukuran dalam Fisika adalah kegiatan menggunakan alat-alat

ukur dengan tujuan mengetahui nilai suatu besaran. Menurut Shabrina

(2018:39), sains dan engineering didasarkan pada pengukuran dan

perbandingan. Oleh karena itu, kita memerlukan aturan-aturan tentang

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

21

bagaimana sesuatu itu diukur dan dibandingkan, dan kita juga

memerlukan eksperimen untuk menetapkan satuan dari pengukuran dan

perbandingan tersebut. Suatu pengukuran yang akurat dan presisi sangat

bergantung pada metode pengukuran dan alat ukur. Hasil pengamatan

yang baik akan berarti/bermanfaat jika pengolahan dikerjakan secara

tepat.

Mengukur adalah Membandingkan suatu besaran dengan besaran

lain yang telah ditetapkan sebagai standar pengukuran disebut

mengukur. Alat-alat dalam proses pengukuran disebut alat ukur. Selain

faktor alat ukur, untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang akurat

perlu juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi proses pengukuran, antara lain benda yang diukur,

proses pengukuran, kondisi lingkungan, dan orang yang melakukan

pengukuran (Nurafni, 2018:37).

b. Pengertian Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang terdiri atas skala

utama, skala nonius, rahang pengatur garis tengah dalam, rahang

pengatur garis tengah luar, dan pengukur kedalaman. Rahang pengatur

garis tengah dalam dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian

dalam sebuah benda. Adapun rahang pengatur garis tengah bagian luar

dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar sebuah benda.

(Nurafni, 2018:38).

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

22

Menurut Warigan (2013:6), jangka sorong merupakan alat ukur

yang lebih teliti dari mistar ukur. Alat ukur ini mempunyai banyak

sebutan misalnya jangka sorong, jangka geser, mistar sorong, mistar

geser, schuifmaat atau verniercaliper. Pada batang ukurnya terdapat

skala utama dengan cara pembacaan sama seperti mistar ukur. Pada

ujung yang lain dilengkapi dengan dua rahang ukur yaitu rahang ukur

tetap dan rahang ukur gerak. Dengan adanya rahang ukur tetap dan

rahang ukur gerak maka jangka sorong dapat digunakan untuk

mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari

benda ukur. Di samping skala utama, jangka sorong dilengkapi pula

dengan skala tambahan yang sangat penting perannya di dalam

pengukuran yang disebut dengan skala nonius. Skala nonius inilah yang

membedakan tingkat ketelitian jangka sorong.

Gambar 2.1 Jangka Sorong

Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni perbandingan antara

satu nilai skala utama dengan jumlah skala nonius. Skala nonius jangka

sorong pada gambar di atas memiliki jumlah skala 20 maka skala

terkecil dari jangka sorong tersebut adalah 1 mm 20 = 0,05 mm. Nilai

ketidakpastian jangka sorong ini adalah setengah dari skala terkecil

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

23

sehingga jika dituliskan secara matematis, diperoleh ∆X= ½ x 0,05 mm

= 0,025 mm (Nurafni, 2018:38-39).

c. Prinsip Kerja Jangka Sorong

Secara umum cara menggunakan jangka sorong adalah misalnya

kita mengukur diameter luar sebuah pipa. Setelah pipa kita jepit, maka

kita kunci dengan memutar sekrup pengunci. Kemudian kita baca skala

pada rahang tetap, yaitu garis skala di depan garis skala nonius yang

tepat berimpit dengan garis skala rahang tetap. Hasil pembacaannya =

skala tetap + skala nonius.

Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci

yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala

nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran

objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek

akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong.

Panjang objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala

utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm) kemudian menambahkan

dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm

(0,001cm) (Riskawati dkk, 2019:39).

d. Kalibrasi Jangka Sorong

Sebelum melakukan proses pengukuran dengan menggunakan

suatu alat ukur, sebaiknya alat ukur tersebut dikalibrasi terlebih dahulu.

Kalibrasi adalah proses verifikasi bahwa akurasi suatu alat ukur sesuai

dengan rancangannya. Tujuan atau fungsi kalibrasi adalah untuk

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

24

memastikan akurasi atau ketelitian dari alat ukur tersebut sehingga

instrumen yang digunakan dapat menghasilkan pengukuran yang akurat

(Riskawati dkk, 2019:39-40). Berikut ini adalah langkah-langkah

kalibrasi jangka sorong:

1) Putar sekrup pengunci berlawanan arah dengan jarum jam untuk

mengendurkan rahang geser.

2) Dorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap.

3) Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol,

yaitu angka nol pada skala utama dan angka nol pada skala nonius

saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong sudah

terkalibras siap untuk digunakan.

Gambar 2.2 Jangka Sorong Terkalibrasi

e. Prosedur Pengukuran Jangka Sorong

1) Mengukur Diameter Luar Suatu Benda

a) Putar sekrup pengunci berlawanan arah jarum jam, kemudian

geser rahang geser jangka sorong ke kanan sehingga benda yang

akan diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang

geser dan rahang tetap).

b) Letakkan benda yang akan diukur di antara kedua rahang.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

25

c) Geser sekali lagi rahang geser ke kiri sedemikian rupa sehingga

benda yang akan diukur terjepit oleh kedua rahang.

d) Putar sekrup pengunci searah jarum jam untuk mengunci rahang

geser agar tidak bergerak.

e) Baca dan catat hasil pengukuran.

Gambar 2.3 Mengukur Diameter Luar Benda

2) Mengukur Diameter Dalam Suatu Benda

a) Putar sekrup pengunci berlawanan arah jarum jam, kemudian

geser rahang geser jangka sorong sedikit ke kanan.

b) Letakkan benda seperti cincin atau tabung yang akan diukur

diamater dalamnya sedemikian rupa sehingga kedua rahang (atas)

jangka sorong masuk ke dalam cincin/tabung tersebut.

c) Geser rahang geser ke kanan, sehingga kedua rahang (atas) jangka

sorong menyentuh kedua dinding dalam cincin atau tabung yang

diukur.

d) Putar sekrup pengunci searah jarum jam untuk mengunci rahang

geser agar tidak bergerak.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

26

e) Baca dan catat hasil pengukuran.

Gambar 2.4 Mengukur Diameter Dalam Benda

3) Mengukur Kedalaman Suatu Benda

a) Letakkan benda seperti tabung yang akan diukur dalam posisi

berdiri tegak.

b) Posisikan jangka dalam posisi vertikal, kemudian letakkan ujung

jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur

kedalamannya.

c) Geser rahang geser ke bawah sehingga ujung dept probe

(pengukur kedalaman) menyentuh dasar tabung.

d) Putar sekrup pengunci searah jarum jam untuk mengunci rahang

geser.

e) Baca dan catat hasil pengukuran.

Gambar 2.5 Mengukur Kedalaman Benda

4) Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

27

Untuk membaca skala hasil pengukuran jangka sorong perhatikan

gambar dibawah ini.

Gambar 2.6 Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Adapun rumus hasil pengukuran menggunakan jangka sorong adalah

sebagai berikut:

𝐇𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐮𝐤𝐮𝐫𝐚𝐧 = 𝐒𝐤𝐚𝐥𝐚 𝐔𝐭𝐚𝐦𝐚 + (𝐒𝐤𝐚𝐥𝐚 𝐍𝐨𝐧𝐢𝐮𝐬 𝐗 𝐒𝐤𝐚𝐥𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥)

Keterangan:

Skala Utama : Pada skala utama, lihat skala yang tepat berhimpit

dengan angka nol skala nonius, jika tidak ada,

gunakan skala utama yang berada tepat disebelah

kiri angka nol skala nonius.

Skala Nonius : Pada skala nonius lihat skala nonius yang tepat

berhimpit dengan skala utama.

Skala Terkecil : Untuk menentukan skala terkecil, lihat jumlah

skala nonius.

4. Hubungan Keterampilan Mengukur Dengan Hasil Belajar Fisika

Keterampilan mengukur dalam pembelajaran sains khususnya Fisika

berarti memberikan peluang kepada peserta didik untuk memecahkan

sendiri permasalahan yang menjadi topik pembelajaran, yakni dengan cara

melakukan rentetan kegiatan-kegiatan praktikum. Dengan demikian, akan

memberikan kepuasan intrinsik kepada peserta didik yang telah melakukan

sendiri praktik mengukur besaran Fisika.

Setiap keterampilan peserta didik memiliki dampak yang posotf jika

keterampilan tersebut dilakukan. Sebagai contoh, peserta didik yang

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

28

melaksanakan keterampilan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan

membuat dia tahu dan mengenal alat tersebut. Dengan mengenal alat ukur

yang akan digunakan itu menjadikannya tahu fungsi dan kegunaan alat

tersebut. Selanjutnya, dengan mengenal jenis dan fungsi alat yang

digunakan membuat peserta didik tersebut bisa menggunakan alat yang

dimaksud termasuk di dalamnya mengkalibrasi dan mengoperasikannya.

Oleh karena itu jika suatu ketika peserta didik tersebut diuji/diberikan

pertanyaan tentang spesifikasi, bagaimana prinsip kerjanya, bagaimana

cara mengkalibrasinya, dan atau bahkan tentang bagaimana cara membaca

hasil pengukuran suatu alat ukur (yang nota benenya sudah pernah

digunakan untuk praktikum) misalnya, peserta didik tersebut akan dengan

mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sehingga hasil belajar

peserta didik tersebut dapat meningkat.

Hal yang telah dijelaskan di atas, didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Syafriyansyah, dkk (2013:440), yang menyatakan bahwa

keterampilan sains khususnya materi pengukuran berpengaruh terhadap

Hasil Belajar Fisika Siswa. Bahkan, tingkat kontribusinya cukup besar,

yakni sebesar 36,7%. Ini berarti, siswa yang nilai keterampilan sains yang

dimiliki oleh siswa meraih hasil belajar yang tinggi, begitu pula

sebaliknya siswa yang memiliki keterampilan sains yang rendah meraih

hasil belajar yang relatif rendah.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Fisika perubahan yang terjadi pada

keterampilan proses sains khususnya keterampilan mengukur, dikarenakan

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

29

adanya proses eksperimen yang dilakukan. Proses eksperimen yang

dilakukan dapat membuat siswa menjadi aktif ketika proses pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran yang meibatkan siswa aktif dalam proses yang

dilaksanakan dapat menumbuhkan kemampuan siswa dalam menggunakan

keterampilan proses sains dengan merumuskan pertanyaan yang mengarah

pada kegiatan penyelidikan, menyusun hipotesis, melakukan eksperimen,

mengumpukan dan mengolah data, dan mengkomunikasikan hasil

temuannya dalam proses pembelajaran (Rizal dalam Suryanu, dkk

2019:94).

B. Kerangka Pikir

Belajar dan pembelajaran Fisika akan menjadi efektif bila bahan yang

dipelajari dikaitkan dengan tujuan yang akan dicapai dan dihubungkan

dengan masalah kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Fisika, pada saat ini

masih berpusat pada guru, padahal kurikulum sudah diubah dengan

memusatkan pada peserta didik (student centered), sehingga kurang

mengembangkan kemampuan peserta didik dan hasil belajar yang belum

baik.

Salah satu alternatif pembelajaran Fisika yang dapat dijadikan untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan materi pengukuran

melalui praktikum secara langsung. Keterampilan mengukur khususnya

menggunakan jangka sorong dalam pembelajaran sains khususnya Fisika

memberikan peluang kepada peserta didik untuk memecahkan sendiri

permasalahan yang menjadi topik pembelajaran, yakni dengan cara

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

30

melakukan rentetan kegiatan-kegiatan praktikum. Melalui kegiatan

praktikum, siswa dapat dengan sendiri membuktikan kebenaran suatu kajian

Fisika tertentu sehingga mereka akan dapat menemukan suatu pengalaman

langsung yang lebih hidup dalam belajar Fisika.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syafriyansyah, dkk

(2013:440), keterampilan sains khususnya materi pengukuran berpengaruh

terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Bahkan, tingkat kontribusinya cukup

besar, yakni sebesar 36,7%. Ini berarti, siswa yang nilai keterampilan sains

pada materi pengukuran meraih hasil belajar yang tinggi, begitu pula

sebaliknya siswa yang memiliki keterampilan sains pada materi pengukuran

yang rendah meraih hasil belajar yang relatif rendah.

Guna memperjelas kerangka pikir yang dideskripsikan di atas, maka

kerangka pikir penelitian dapat digambarkan sebegai berikut:

Gambar 2.7 Kerangka Pikir Penelitian

Keterampilan mengukuran

Menggunakan Jangka Sorong

(X)

Hasil Belajar Fisika Pada

Materi Pengukuran

(Y)

SMA NEGERI 18 PANGKEP

Hubungan Keterampilan Mengukur

Menggunakan Jangka Sorong Dengan Hasil

Belajar Fisika Pada Materi Pengukuran

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

31

C. Hipotesis

Hipotesis yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan

positif dan signifikan antara keterampilan mengukur menggunakan jangka

sorong dengan hasil belajar Fisika peserta didik kelas X.B pada materi

pengukuran semester ganjil SMA Negeri 18 Pangkep.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi karena data

yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari data yang sudah ada

sehingga penelitiannya menggunakan metode penelitian ex post facto.

Riduwan menjelaskan bahwa penelitian ex post facto adalah suatu penelitian

yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian

melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan

kejadian tersebut (Riduwan, 2012:50).

Penelitian ini bermaksud bahwa peneliti tidak memberikan perlakukan

terhadap variable yang diteliti. Pada penelitian variable bebas (independen

variable) dan variable terikat (dependen variable) telah diyatakan secara

eksplisit, untuk kemudian dihubungkan sebagai penelitian korelasi atau

dipredisikan jika variable bebas mempunyai hubungan tertentu dengan

variable terikat.

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yaitu di SMA Negeri 18 Pangkep yang terletak

di Pulau Sailus, Kecamatan Liukang Tangaya, Kab. Pangkajene Kepulauan

Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

33

C. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel yang dugunakan dalam penelitian ini adalah varibel bebas dan

terikat, dimana diantara varibel satu dengan variabel lain saling

berhubungan. Varibel bebas (X) yang dugunakan dalam penelitian ini

adalah keterampilan menggunakan jangka sorong, sedangkan varibel

terikat (Y) adalah hasil belajar peserta didik.

2. Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk

mengetahui hubungan keterampilan mengukur menggunakan jangka

sorong terhadap hasil belajar peserta didik kelas X.B di SMA Negeri 18

Pangkep, maka gambaran desain penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,

Keterampilan Mengukur

Menggunakan Jangka

Sorong

(X)

Hasil Belajar

Fisika

(Y)

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

34

2014:117). Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X.B

SMA Negeri 18 Pangkep yang berjumlah 24 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Besarnya sampel yang ditarik dari populasi tergantung pada

variasi yang ada dikalangan anggota populasi. Adapun teknik penentuan

sampel dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Teknik sampling jenuh

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan jika populasi relatif kecil atau

penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat

kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota

populasi dijadikan sampel. Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini

sebanyak 24 peserta didik yang terdiri dari 9 laki-laki dan 15 perempuan.

E. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Keterampilan mengukur menggunakan jangka sorong adalah kemampuan

peserta didik dalammenggunakan jangka sorong yang ddiperoleh dari hasil

pengamatan peneliti dengan bantuan lembar observasi yang dikonfersikan

dalam bentuk skala: kurang, cukup dan baik.

2. Hasil Belajar Fisika merupakan kemampuan peserta didik dalam

menyelesiakan soal tes pada materi pengukuran yang dimana hasilnya

dinyatakan dalam bentuk skor.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

35

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui 3 tahap yakni: tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun ketiga tahap tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Berkomunikasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi fisika

untuk meminta izin melaksanakan penelitian.

b. Mengadakan obsevasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang menjadi subjek

penelitian.

c. Membuat instrumen penelitian berupa tes hasil belajar dan instrumen

lembar observasi untuk mengetahui keterampilan siswa menggunakan

jangka sorong.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Sebelum membagikan instrumen penelitian kepada peserta didik,

peneliti menjelaskan terlebih dahulu jenis tes yang akan dilakukan.

b. Membagikan instrumen berupa tes hasil belajar dan instrumen lembar

observasi untuk mengetahui keterampilan siswa menggunakan jangka

sorong.

c. Mengumpulkan semua instrumen tersebut.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

36

3. Tahap Akhir

Setelah seluruh kegiatan penelitian dilaksanakan maka dilakukan

analisis dari data yang telah diperoleh untuk mengetahui sejauh mana

tujuan dari penelitian yang dilakukan terjawab.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan

untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dengan

demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk mencari informasi

yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun sosial.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

menghasilkan data yang akurat yaitu dengan menggunakan tes hasil belajar

dan lembar observasi keterampilan mengukur menggunakan jangka sorong.

Adapun tes hasil belajar Fisika peserta didik diperoleh dari instrumen tes

yang terdiri dari dari 7 soal tes. Sedangkan keterampilan mengukur

menggunakan jangka sorong terdapat 13 aspek yang dinilai dengan skor

penilaian terdiri dari: 1 = Kurang, 2 = Cukup 3 = Baik.

H. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri teknik test dan non-test.

1. Teknik tes diberikan yaitu membagikan instrumen test dan memberikan

waktu pada peserta didik untuk mengerjakan soal pada instrumen yang

telah dibagikan.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

37

2. Teknik non-tes berupa pengamatan (observasi) yang digunakan untuk

menilai keterampilan peserta didik dalam menggunakan jangka sorong

pada saat proses praktikum dan diskusi.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyempitkan dan membatasi penemuan-

penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, tersusun serta berarti.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

statistik deskriptif dan analisis data statistik inferensial.

1. Analisis Statistik Deskripsi

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan

keterampilan mengukur menggunakan jangka sorong dan hasil belajar

Fisika peserta didik kelas X.b SMA Negeri 18 Pangkep. Menurut Sugiono

(2014:207), statistik deskriptif adalah statistik digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah dikumpulkan, dimana tidak memiliki maksud untuk membuat

kesimpulan yang berlaku umum. Dalam penelitian ini analisis statistik

deskriptif digunakan untuk mengetahui bagaimana keterampilan mengukur

menggunakan jangka sorong dan hasil belajar Fisika peserta didik kelas

X.B SMA Negeri 18 Pangkep berupa nilai test dan nontest pada semester

semester ganjil tahun ajaran 2020/2021.

Pengkategorian terdiri dari tinggi, cukup, dan kurang. Untuk

mengetahui gambaran dari masing-masing variabel maka peneliti

menggunakan analisis deskriptif, yang dilakukan dengan bantuan SPSS

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

38

versi 21, penentuan 3 kategori tersebut menggunakan mean dan standar

deviasi dari skor tersebut dengan menggunakan patokan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kategorisasi

Kategori Batas Kategori

Tinggi (µ + 1,0 𝜹) ≤ X

Cukup (µ − 1,0 𝜹) ≤ X < (µ + 1,0 𝛿)

Kurang X ≤ ( µ − 1,0 𝜹)

Keterangan :

µ = Mean

𝜹 = Standar Deviasi

X = Skor Total Setiap Peserta Didik

2. Analisis Statistik Inferensial

Pada analisis statistik inferensial dilakukan beberapa pengujian untuk

keperluan penguji hipotesis. Pertama dilakukan pengujian dasar yaitu uji

normalitas dan linieritas. Setelah itu dilakukan uji kolerasi pearson

product moment untuk keperluan uji hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Adapun uji normalitas dalam

penelitian ini menggunakan uji Nonparametric Test One-Sample

Kolmogorov-Smirnov (1-Sample K-S). Jika hasil Kolmogorov-Sminrnov

menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data residual

terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogorov-Smirnov

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

39

menunjukkan nilai signifikan di bawah 0,05 maka data residual

terdistribusi tidak normal. Uji normalitas dalam penelitian ini akan

dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi program Statistical

Package for Social Science (SPSS) versi 21.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak, secara signifikan yaitu

keterampilan menggunakan jangka sorong dengan hasil belajar Fisika.

Uji tersebut digunakan sebagai prasayarat dalam analisis korelasi. Uji

linieritas dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan

bantuan aplikasi program Statistical Package for Social Science (SPSS)

versi 21.

Kriteria Pengujian:

Jika Sig. dari deviation from linearity > 0,05, maka dikatakan

terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variabel

terikat.

Jika Sig. Dari deviation from linearity < 0,05, maka dikatakan tidak

terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variabel

terikat.

c. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yang merupakan

hipotesis hubungan, maka dalam penelitian ini peneliti melakukan

penghitungan korelasi product moment. Menurut Sugiono (2014:212),

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

40

analisis korelasi merupakan salah satu teknik statistik yang digunakan

untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih yang

bersifat kuantitatif. Analisis korelasi parsial digunakan untuk

mengetahui kekuatan hubungan atau korelasi antara variabel

independen dan dependen. Pengukuran keeratan hubungan antara

variabel independen dan dependen digunakan korelasi Product moment

(Pearson) untuk menguji hubungan asosiatif atau bila data berbentuk

interval atau rasio. Penentuan koefisien korelasi dengan menggunakan

metode analisis korelasi Pearson Product moment dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑟 =𝑛∑𝑋𝑖𝑌𝑖 − (∑𝑋𝑖)(∑𝑌𝑖)

√{𝑛∑𝑋2𝑖 − (∑𝑋𝑖)2}{𝑛∑𝑌2𝑖 − (∑𝑌𝑖)2}

Keterangan:

𝑟 = Koefisien korelasi product moment.

𝑋𝑖 = Variabel independen (variabel bebas).

𝑌𝑖 = Variabel dependen (variabel terikat).

𝑛 = Jumlah responden (sampel).

Σ𝑋𝑖𝑌𝑖 = Jumlah perkalian variabel bebas dan variabel terikat.

Adapun Statistik Hipotesis :

Ha : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara keterampilan

mengukur menggunakan jangka sorong dengan hasil belajar

Fisika peserta didik kelas X.B semester ganjil SMA Negeri 18

Pangkep.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

41

H0 : Tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara

keterampilan mengukur menggunakan jangka sorong dengan

hasil belajar Fisika peserta didik kelas X.B semester ganjil SMA

Negeri 18 Pangkep.

Adapun ketentuan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Apabila rhitung ≥ rtabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak ditolak.

Apabila rhitung ≤ rtabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Sebagai bahan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Interprestasi Koefisien Korelasi (R)

Interval Koefisien Keterangan

0,00 – 0,199 Antara Variabel X dan variabel Y

memeng terdapat korelasi, akan

tetapi korelasi tersebut sagat lemah

atau sangat rendah sehingga korelasi

itu diabaikan (dianggap tidak ada

korelasi)

0,20 – 0,399 Antara variabel X dab variabel Y

terdapat korelasi yang lemah

(rendah)

0,40 – 0,599 Antara Variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yang sedang

(cukup)

0,60 – 0,799 Antara Variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yang kuat (tinggi)

0,80 – 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yangs angat kuat

(sangat tinggi)

Sumber : Sugiono (2014:250)

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab IV ini diuraikan secara rinci hasil penelitian dengan

memaparkan bukti yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.

Pemaparan ini merujuk pada rumusan masalah yang telah dikemukakan pada

bab pertama. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes

hasil belajar Fisika peserta didik diperoleh dari instrumen tes yang terdiri dari

dari 7 soal tes yang berkaitan dengan materi pengukuran. Sedangkan

instrumen nontest keterampilan mengukur menggunakan jangka sorong

terdapat 13 aspek yang dinilai melalui observasi dengan skor penilaian terdiri

dari: 1 = Kurang, 2 = Cukup 3 = Baik. Selanjutnya, data-data yang diperoleh

dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial

dengan bantuan aplikasi program Statistical Package for Social Science

(SPSS) versi 21 for windows.

1. Analisis Statistik Deskripsi

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan

keterampilan mengukur menggunakan jangka sorong dan hasil belajar

fisika peserta didik kelas X.B pada materi pengukuran semester ganjil

SMA Negeri 18 Pangkep. Untuk mengetahui gambaran masing-masing

variabel, dimana rumus kategorisasi yang terdiri dari tinggi, cukup dan

kurang yang diukur dengan mean dan standar deviasi.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

43

a. Keterampilan mengukur peserta didik kelas X.B menggunakan jangka

sorong pada materi pengukuran

Adapaun gambaran hasil analisis deskripsi kategorisasi keterampilan

mengukur peserta didik kelas X.B menggunakan jangka sorong secara

keseluruhan yang diperoleh dari hasil mean (rata-rata) dan standar deviasi

yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Analisis Statistk Deskriptif

Keterampilan Mengukur

N Valid 24

Missing 0

Mean 31,25

Median 31,50

Mode 30

Std. Deviation 3,981

Minimum 20

Maximum 39

Sum 750

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Sumber: Hasil Olah Data, 2020.

Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik variabel keterampilan

menggunakan jangka sorong (X1) di atas, diperoleh skor rata-rata

(mean) sebesar 31,25 dan standar deviasi sebesar 3,981. Untuk

mengetahui gambaran keterampilan mengukur menggunakan jangka

sorong peserta didik kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep dapat dilihat

pada tabel kategorisasi dibawah ini.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kategorisasi Keterampilan

Mengukur Menggunakan Jangka Sorong

Batas Ketegori Interval F % Ket

(µ + 1,0 𝜹) ≤ X 35,231 < X 4 16,7 Tinggi (µ − 1,0 𝜹) ≤ X < (µ + 1,0 𝛿) 27,269 < X < 35,231 19 79,2 Cukup

X ≤ ( µ − 1,0 𝜹) X < 27,269 1 4,2 Kurang

Jumlah 24 100

Sumber: Hasil Olah Data, 2020.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

44

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa peserta didik

yang memiliki keterampilan mengukur menggunakan jangka sorong

dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 4 orang peserta didik, peserta

didik yang memiliki keterampilan mengukur menggunakan jangka

sorong dalam kategori cukup yaitu 19 orang peserta didik. Sedangkan

peserta didik yang kurang memiliki keterampilan mengukur

menggunakan jangka sorong sebanyak 1 orang peserta didik. Untuk

lebih jelasnya disajikan dalam diagram lingkaran sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Keterampilan

Mengukur Menggunakan Jangka Sorong

Sumber: Hasil Olah Data, 2020.

Berdasarkan gambar 4.1 maka dapat disimpulkan bahwa peserta

didik yang memiliki persentase keterampilan mengukur

menggunakan jangka sorong dalam kategori tinggi yaitu sebanyak

16,7% dan 79,2% peserta didik yang memiliki keterampilan

mengukur menggunakan jangka sorong dalam kategori cukup,

sedangkan peserta didik yang memiliki keterampilan mengukur

menggunakan jangka sorong dalam kategori kurang yaitu sebanyak

4,2%. Berdasarkan kategori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

keterampilan peserta didik kelas X.B SMA negeri 18 Pangkep dalam

16,7%

79,2%

4,2%

Keterampilan Mengukur

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

45

mengukur menggunakan jangka sorong dominan berada pada

kategori cukup yakni sebanyak 19 orang peserta didik dengan

persentase sebesar 79,2%

b. Hasil belajar fisika peserta didik kelas X.B pada materi pengukuran

semester ganjil SMA Negeri 18 Pangkep

Data hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini

menggunakan instrumen tes yang dibagikan kepada peserta didik kelas

X.B SMA Negeri 18 Pangkep yang terdiri dari 7 soal yang harus

dijawab oleh peserta didik. Untuk mengetahui gambaran hasil belajar

Fisika peserta didik pada materi pengukuran dapat disederhanakan ke

dalam tiga kategori yaitu tinggi, cukup dan rendah. Adapun hasil

deskripsi statistk hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Analisis Statistk Deskriptif

Hasil Belajar Fisika

N Valid 24

Missing 0

Mean 78,71

Median 79,00

Mode 70a

Std. Deviation 6,623

Minimum 70

Maximum 90

Sum 1889

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Sumber: Hasil Olah Data, 2020.

Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik variabel hasil belajar

Fisika (Y) di atas, diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 78,71 dan

standar deviasi sebesar 6,623. Untuk mengetahui gambaran hasil belajar

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

46

Fisika peserta didik kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep dapat dilihat

pada tabel kategorisasi dibawah ini.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategorisasi Hasil Belajar Fisika

Batas Ketegori Interval F % Ket

(µ + 1,0 𝜹) ≤ X 85,333 < X 4 16,7 Tinggi (µ − 1,0 𝜹) ≤ X < (µ + 1,0 𝛿) 72,087 < X < 85,333 16 66,7 Cukup

X ≤ ( µ − 1,0 𝜹) X < 72,087 4 16,7 Kurang

Jumlah 24 100

Sumber: Hasil Olah Data, 2020.

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa peserta didik

yang memperoleh hasil belajar fisika dalam kategori tinggi yaitu

sebanyak 4 orang peserta didik, peserta didik yang memperoleh hasil

belajar fisika dalam kategori cukup yaitu sebanyak 16 orang peserta

didik. Sedangkan peserta didik yang memperoleh hasil belajar fisika

dalam kategori kurang sebanyak 4 orang peserta didik. Untuk lebih

jelasnya disajikan dalam diagram lingkaran sebagai berikut:

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Fisika

Sumber: Hasil Olah Data, 2020.

Berdasarkan gambar 4.2 maka dapat disimpulkan bahwa peserta

didik yang memperoleh hasil belajar fisika dalam kategori tinggi

yaitu sebanyak 16,7% dan 66,7% peserta didik yang memperoleh

16,7%

66,7%

16,7%Hasil Belajar Fisika

Tinggi

Cukup

Kurang

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

47

hasil belajar fisika dalam kategori cukup, sedangkan peserta didik

yang memperoleh hasil belajar fisika dalam kategori kurang yaitu

sebanyak 16,7%. Berdasarkan kategori di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas X.B SMA

negeri 18 Pangkep dominan berada pada kategori cukup yakni

sebanyak 16 orang peserta didik dengan persentase sebesar 66,7 %.

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis

penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Uji hipotesis dilakukan

setelah dilakukan uji normalitas dan uji linearitas. Berdasarkan uji

normalitas dan uji linearitas, diperoleh sebaran data berdistribusi normal,

dan terdapat hubungan yang linear antara variabel independen dengan

variabel dependen. Untuk lebih jelasnya analisis statistik inferensial dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik

Nonparametric Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov (1-Sample K-

S). Jika hasil Kolmogorov-Sminrnov menunjukkan nilai signifikan di

atas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan

jika hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan di bawah

0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas

dengan uji statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

48

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 24

Uniform

Parametersa,b

Minimum -12,08025

Maximum 11,17901

Most Extreme

Differences

Absolute ,130

Positive ,107

Negative -,130

Kolmogorov-Smirnov Z ,636

Asymp. Sig. (2-tailed) ,814

a. Test distribution is Uniform.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Olah Data, 2020.

Berdasarkan data pada tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai

Kolmogorov-Smirnov Z yang diperoleh adalah 0,636 dan tingkat

signifikansi pada 0,814 yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini

terdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui hubungan yang linier atau

tidak secara signifikan variabel penelitian. Uji ini digunakan sebagai

persyaratan dalam analisis korelasi. Pengujian linieritas pada penelitian

ini menggunakan sig linierity dan sig deviation from linierity. Variabel

penelitian dikatakan mempunyai hubungan yang linier apabila linierity

< 0,05 dan deviation from linierity > 0,05. Adapun hasil uji linearitas

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

49

Tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Hasil Belajar Fisika * Keterampilan Mengukur

Between Groups

(Combined) 525,175 10 52,518 1,411 ,276

Linearity 183,681 1 183,681 4,936 ,045

Deviation from Linearity

341,494 9 37,944 1,020 ,473

Within Groups 483,783 13 37,214 Total 1008,958 23

Sumber: Hasil Olah Data, 2020.

Berdasarkan hasil uji linieritas antara keterampilan mengukur

menggunakan jangka sorong menunjukan nilai sig linierity sebesar

0,045 < 0.05 dan nilai sig deviation from linierity adalah sebesar 0,473

> 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel keterampilan mengukur menggunakan jangka sorong dengan

hasil belajar Fisika peserta didik kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep

berjalan linear.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui penerimaan atau

penolakan hipotesis yang telah diajukan pada bab sebelumnya.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik Korelasi

Product Moment dengan bantuan aplikasi program Statistical Package

for Social Science (SPSS) versi 21. Penggunaan teknik Korelasi

Product Moment karena data kedua variabel berjenis interval.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam uji Korelasi Product Moment

adalah sebagai berikut:

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

50

Ha : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara keterampilan

mengukur menggunakan jangka sorong dengan hasil belajar

Fisika peserta didik kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep.

H0 : Tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara

keterampilan mengukur menggunakan jangka sorong dengan

hasil belajar Fisika peserta didik kelas X.B SMA Negeri 18

Pangkep.

Adapun hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Korelasi Product Moment

Correlations

Keterampilan

Mengukur Hasil Belajar

Fisika

Keterampilan Mengukur Pearson Correlation 1 ,427*

Sig. (2-tailed) ,038

N 24 24

Hasil Belajar Fisika Pearson Correlation ,427* 1

Sig. (2-tailed) ,038

N 24 24

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Hasil Olah Data, 2020.

Berdasarkan data pada tabel 4.20 di atas, dapat diketahui bahwa nilai

koefisien korelasi (R) atau rhitung sebesar 0,427. Hal ini menunjukan

adanya korelasi yang positif sebesar 0,427 antara keterampilan

menggunakan jangka sorong dengan hasil belajar Fisika peserta didik

kelas X.B di SMA negeri 18 Pangkep. Selanjutnya dilakukan uji

signifikansi dengan membandingkan nilai koefisien korelasi dengan

nilai rtabel. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel maka Ha diterima dan

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

51

H0 ditolak, sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka H0 diterima

dan Ha ditolak.

Nilai rtabel dengan N = 24 pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai

rtabel sebesar 0,404. Jika rhitung dibandingkan dengan rtabel maka dapat

diketahui bahwa nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,427 ≥ 0,404).

Dengan demikian koefisien korelasi sebesar 0.427 dikatakan signifikan.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan positif dan signifikan antara keterampilan mengukur

menggunakan jangka sorong dengan hasil belajar Fisika peserta didik

kelas X.B semester ganjil SMA Negeri 18 Pangkep, dengan demikian

Ha diteri dan H0 ditolak.

Selanjutnya, untuk dapat memberikan interpretasi terhadap kuatnya

hubungan kedua variabel digunakan pedoman interpretasi koefisien

korelasi. Dengan menggunakan pedoman interprestasi terhadap

koefisien korelasi maka dapat diketahui tingkat hubungan antara

variabel keterampilan menggunakan jangka sorong dengan hasil belajar

Fisika peserta didik kelas X.B di SMA Negeri 18 Pangkep ada pada

rentang interval 0,400-0,599. Hal ini menunjukan tingkat hubungan

kedua variabel tersebut adalah cukup/sedang.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis deskripsi, sebagaimana yang telah diuraikan di

atas, menunjukan bahwa keterampilan mengukur menggunakan jangka

sorong peserta didik kelas X.B semester ganjil di SMA Negeri 18 Pangkep

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

52

paling dominan berada pada kategori cukup dengan persentase frekuensi

terbanyak yaitu sebesar 79,2% hal ini dikarenakan peserta didik dominan

memperoleh skor yang berada pada taraf interval 27,269-35,231. Hasil

penelitian ini juga mengungkapkan bahwa peserta didik kelas X.B SMA

Negeri 18 Pangkep menyadari pentingnya keterampilan mengukur khusunya

menggunakan jangka sorong untuk memperluas wawasan dan pengetahuan.

Dimana wawasan dan pengetahuan tersebut sangat berguna untuk

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya ataupun untuk

melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Hasil penelitian ini

sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suryanu, dkk (2019:94) menyatakan

bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran Fisika perubahan yang terjadi pada

keterampilan mengukur dikarenakan adanya proses eksperimen yang

dilakukan. Proses eksperimen yang dilakukan dapat membuat siswa menjadi

aktif ketika proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran yang meibatkan

siswa aktif dalam proses yang dilaksanakan dapat menumbuhkan kemampuan

siswa dalam menggunakan keterampilannya.

Berdasarkan analisis deskripsi, nilai hasil belajar Fisika pada 24 peserta

didik kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep terdapat 4 orang peserta didik

(16,7%) memperoleh hasil belajar Fisika yang tinggi, peserta didik yang

memperoleh hasil belajar Fisika yang cukup sebanyak 16 orang (66,7%).

Sedangkan peserta didik yang memperoleh hasil belajar yang rendah

sebanyak 4 orang (16,7%). Berdasarkan data tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar Fisika peserta didik kelas X.B SMA Negeri

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

53

18 Pangkep dominan berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 16 orang

atau (66,7%). Pada umunya, hasil belajar Fisika dapat diketahui setelah

melakukan pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Hasil belajar tersebut dapat

diwujudkan dengan pembelajaran Fisika yang memiliki karakteristik

tersendiri. Karakteristik Fisika yaitu mengukur hal-hal yang bersifat fisik,

tidak bersifat abstrak, bahkan dapat mengukur secara kuantitatif (Markawi,

2013:13).

Hasil perhitungan dengan teknik Korelasi Product Moment menunjukan

nilai Koefisien Korelasi (R) dari variabel keterampilan mengukur

menggunakan jangka sorong dan hasil belajar Fisika sebesar 0,427. Nilai rtabel

dengan N = 24 pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai rtabel sebesar 0,404.

Jika rhitung dibandingkan dengan rtabel maka dapat diketahui bahwa nilai rhitung

lebih besar dari nilai rtabel (0,427 ≥ 0,404). Dari nilai tersebut dapat diketahui

bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0,427 antara keterampilan

mengukur menggunakan jangka sorong dengan hasil belajar peserta didik

kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep pada semester ganjil. Hubungan yang

positif artinya semakin tinggi keterampilan mengukur menggunakan jangka

sorong peserta didik, maka hasil belajar Fisikapun akan semankin meningkat.

Dan sebaliknya, semakin rendah keterampilan mengukur menggunakan

jangka sorong peserta didik maka akan semakin rendah pula hasil belajar

Fisika yang diperoleh peserta didik kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep. Hasil

tersebut dapat diterima, oleh karena hasil belajar Fisika merupakan

kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah melalui eksperimen.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

54

Eksperimen ini merupakan upaya peserta didik untuk memperoleh

pengetahuan tentang Fisika khususnya materi pengukuran. Selanjutnya

besarnya hubungan antara variabel keterampilan menggunakan jangka sorong

dengan hasil belajar Fisika peserta didik kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep

ada pada rentang interval 0,400-0,599. Hal ini menunjukan tingkat hubungan

kedua variabel tersebut adalah cukup/sedang.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Sinuraya, dkk (2019). Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan

proses sains mempunyai hubungan yang searah dengan hasil belajar kognitif.

Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien keterampilan proses sains untuk

sebesar 0.271 dan bertanda positif, berdasarkan hasil tersebut maka setiap

kenaikan keterampilan proses sains satu satuan maka variabel Beta akan naik

sebesar 0,271. Hal ini membuktikan bahwa perubahan yang terjadi pada

keterampilan proses sains akan diikuti secara positif oleh perubahan

penguasaan keterampilan siswa.

Selanjutnya penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Syafriyansyah, dkk (2013). Dimana hasil penelitian menunjukan bahwa

ada pengaruh secara signifikan keterampilan proses sains khususnya materi

pengukuran terhadap hasil belajar Fisika siswa melalui metode eksperimen.

Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis regresi linier sederhana menunjukan

bahwa nilai thitung nya adalah sebesar 4,169. Nilai tersebut jauh lebih besar

dibandingkan dengan ttabel yang hanya sebesar 2,035.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan

sebelumnya pada bab IV, maka dapat diambil suatu simpulan sebagai berikut:

1. Keterampilan peserta didik kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep dalam

mengukur menggunakan jangka sorong dominan berada pada kategori

cukup dilihat dari skor rata-rata yaitu 31,25.

2. Hasil belajar Fisika peserta didik kelas X.B pada materi pengukuran SMA

Negeri 18 Pangkep dominan berada pada kategori cukup dilihat dari nilai

rata-rata yaitu 78,71.

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara keterampilan mengukur

menggunakan jangka sorong dengan hasil belajar Fisika peserta didik

kelas X.B SMA Negeri 18 Pangkep.

B. Saran

1. Bagi Guru: Diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam

kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai hasil belajar peserta didik

yang lebih baik (tinggi).

2. Bagi Peserta didik: Diharapkan peserta didik agar lebih terampil dalam

menggunakan jangka sorong, agar hasil belajar khususnya Fisika dapat

meningkat.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

56

3. Bagi Peneliti Selanjutnya: Penelitian ini hanya meneliti hubungan antara

keterampilan menggunakan jangka sorong dengan hasil belajar Fisika

peserta didik. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti faktor-faktor

keterampilan lainnya yang berhubungan dengan hasil belajar Fisika peserta

didik.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

57

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Nuzula Dwi. 2017. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Menggunakan Model

Course Review Horay dan Model Direct Instruction. Skripsi Universitas Negeri

Yogyakarta. Online. Tersedia Pada:

https://eprints.uny.ac.id/47967/1/SKRIPSI_NUZULA%20DWI%20ASTUTI_133

02241053.pdf. Diakses Pada Tanggal 20 Maret 2020.

Hernawati, Eneng. 2018. Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Penggunaan Metode

Demonstrasi dan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas X MAN 4 Jakarta.

Andragogi Jurnal Diklat Teknis. Vol. 6 No. 2 : 118-131.

Kasmawati, dkk. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL) Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol 5 No. 2, 70-75.

Lumbu, Albert dan Panda, M. Florentina. 2018. Peningkatan Keterampilan Proses Sains

Dasar Dalam Menggunakan Alat Ukur Pada Pembelajaran Fisika di SMA Negeri

6 Skouw Jayapura. Jurnal Pengabdian Papua. Vol. 2 No. 2; 39-42.

Markawi, Napis. 2013. Pengaruh Keterampilan Proses Sains, Penalaran, dan Pemecahan

Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Formatif. Vol. 3 No. 1 : 11-25.

Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi

Aksara.

Nurafini. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan

Proses Sains Peserta Didik Pada Materi Pengukuran di Kelas X SMAN 1

Baitussalam Aceh Besar. Online. Tersedia Pada: http://docplayer.info/89715827-

Skripsi-diajukan-oleh-nur-afni-nim-mahasiswi-fakultas-tarbiyah-dan-keguruan-

program-studi-pendidikan-fisika.html. Diakses Pada Tanggal 20 Maret 2020.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung: Alfabeta.

Riskawati, dkk. 2019. Alat Ukur dan Pengukuran. Makassar: LPP Unismuh Makassar.

Rusman. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:

Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sabri, M. Alisuf. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Grouf.

Saputra, Dimas. 2019. Pengembangan Modul Praktikum Alat Ukur Fisika Berbasis

Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar. Skripsi

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Bandar Lampung. Online.

Tersedia Pada:

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

58

http://repository.radenintan.ac.id/7768/1/skripsi%20dimas%20fiks.pdfDiakses

Pada Tanggal 20 Maret 2020.

Sari, Widia. 2019. Tinjauan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Pada Program Lintas

Minat Fisika Kelas X IPS di MAN 4 Aceh Besar. Skripsi Universitas Islam

Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh. Online. Tersedia Pada:

https://repository.ar-

raniry.ac.id/id/eprint/7780/3/Full%20Skripsi_Widia%20Sari_140204021_FTK%

20PFS.pdf. Diakses Pada Tanggal 20 Maret 2020.

Shabrina, Annisa. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Web Enhanced

Course Dengan Model Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pengukuran Sma Kelas

X. Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung. Online.

Tersedia Pada: http://repository.radenintan.ac.id/4950/1/SKRIPSI.pdf. Diakses

Pada Tanggal 20 Maret 2020.

Sinuraya, Jurubahasa., dkk. 2019. Analisis Hubungan Keterampilan Proses Sains dan

Kreatifitas Dengan Hasil Belajar Kognitif Melalui Penggunaan LKM Berorientasi

Icare Pada Pembelajaran Matakuliah Fisika SMA. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol.

8 No. 2 : 91-96.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kuliatatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Syafriyansyah, dkk. 2013. Pengaruh Keterampilan Proses Sains (KPS) Terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa Melalui Metode Eksperimen Dengan Pendekatan Inkuiri

Terbimbing. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 1 No. 1 : 433-443.

Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran (Kompetensi dan Praktik).Yogyakarta:

Nuha Litera.

Warigan. 2013. Penggunaan Alat-Alat Ukur Metrologi Industri. Yogyakarta: Penerbit

Deepublish (Grub Penerbitan CV. Budi Utama).

Yuberti. 2014. Teori Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar dalam Pendidikan.

Lampung: Anugrah Utama Raharja (AURA).

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

59

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

60

Lampiran A.1

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN MENGUKUR

Nama Sekolah :

Nama Siswa :

Kelas/Semester :

Materi :

Hari/Tanggal :

Petunjuk Pengisian :

Belilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan

menyangkut keterampilan mengukur peserta didik berdasarkan skala sebagai

berikut:

1. Kurang

2. Cukup

3. Baik

No. Aspek Yang Dinilai Skor Penilaian

3 2 1

1. Mengetahui bagian-bagian jangka sorong.

2. Mengetahui fungsi bagian-bagian jangka sorong.

3. Mengetahui cara mengukur ketebalan suatu benda

dengan menggunakan jangka sorong.

4. Mengetahui cara mengukur diameter luar suatu benda

dengan menggunakan jangka sorong.

5. Mengetahui cara mengukur diameter dalam suatu benda

dengan menggunakan jangka sorong.

6. Mengetahui cara mengukur kedalaman suatu benda

dengan menggunakan jangka sorong.

7. Mengetahui batas ukur jangka sorong yang digunakan.

8. Mengetahui NST jangka sorong yang digunakan.

9. Mengetahui cara membaca hasil pengukuran skala

nonius jangka sorong.

10. Mengetahui cara membaca hasil pengukuran skala

utama jangka sorong.

11. Mengetahui cara menentukan hasil pengukuran.

12. Mengetahui besaran dan satuan hasil pengukuran.

13. Mengetahui jumlah angka penting hasil pengukuran

jangka sorong.

Total Skor

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

61

Lampiran A.2

LEMBARAN SOAL TES HASIL BELAJAR

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 18 Pangkep

Kelas/Semester : X.B

Pokok Bahasan : Pengukuran

Waktu : 90 Menit

Jawablah soal-soal berikut dengan benar !

1. Tuliskan dan jelaskan bagian-bagian dari alat ukur jangka sorong !

2. Sebuah balok diukur ketebalannya menggunakan jangka sorong dengan hasil

pengukuran seperti pada gambar di bawah ini. Hitunglah berapa besar hasil

pengukurannya !

3. Sebuah gelas diukur diameternya menggunakan jangka sorong dengan hasil

pengukur seperti pada gambar dibawah ini. Hitunglah besar hasil

pengukurannya !

4. Sebuah balok diukur ketebalannya dengan jangka sorong. Skala yang

ditunjukan dari hasil pengukuran tampak pada gambar dibawah ini. Tentukan

besarnya hasil pengukuran balok tersebut !

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

62

5. Tentukan ketidakpastian pengukuran dengan menggunakan jangka sorong !

6. Tuliskan cara mengukur diameter dalam sebuah cincin menggunakan jangka

sorong !

7. Dari hasil pengamatan mengukur ketebalan dengan menggunakan jangka

sorong (ketelitiannya 0,025 mm) dari suatu bahan secara berulang-ulang di

dapat hasil pengukurannya sebagai berikut:

No. Skala Utama Skala Nonius Hasil Pengukuran

1. 1,2 cm 3 ..........

2. 1,4 cm 5 ..........

3. 1,6 cm 7 ..........

Tentukan hasil pengukuran berdasarkan tabel tersebut di atas !

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

63

Lampiran A.3

KISI- KISI INSTRUMENT HASIL BELAJAR

indikator Soal Jawaban Ranah

Kognitif

Skor

3.2.5

Menjelaskan

cara penggunaan

alat ukur beserta

ketelitiannya.

1. Tuliskan dan jelaskan bagian-bagian dari

alat ukur jangka sorong.

a. rahang dalam

terdiri atas rahang geser dan rahang tetap. Rahang

dalam berfungsi untuk mengukur dimensi luar atau

sisi bagian luar sebuah benda misalnya tebal, lebar

sebuah benda kerja.

b. Rahang luar

Terdiri atas rahang geser dan rahang tetap. Rahang

luar berpungsi untuk mengukur diameter dalam

atau sisi bagian dalam sebuah benda.

c. Pengukur ke dalam ( depth probe )

Fungsinya untuk mengukur kedalaman sebuah

benda.

d. Skala utama dalam centimeter (cm)

Untuk menyatakan ukuran utama dalam bentuk

centimeter.

e. Skala utama dalam inchi

Untuk menyatakan ukuran utama dalam bentuk

inchi.

f. Skala nonius dalam milimeter

Skala nonius dalam bentuk milimeter berpungsi

sebagai skala pengukuran praksi dalam bentuk

millimeter

g. Skala nonius dalam inchi

Skala nonius dalam bentuk inchi berpungsi sebagai

skala pengukuran praksi dalam bentuk inchi.

h. pengunci

C2

15

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

64

pungsinya untuk menahan bagian-bagian yang

bergeser saat berlangsungnya proses pengukuran

missal rahamg dan depth probe.

4.2.3 Melakukan

pengukuran

besaran panjang

dan mengelola

hasil percobaan

pengukuran

besaran panjang

dengan

menggunakan

jangka sorong.

4.2.4 Mengelola

data hasil

percobaan

pengukuran.

2. Sebuah balok diukur ketebalannya

menggunakan jangka sorong dengan hasil

pengukuran seperti pada gambar di bawah

ini. Hitunglah berapa Besar hasil

pengukurannya?

Skala utama = 5,7 cm

Skala nonius = 5 x 0,1 x 0,1 = 0,05 cm

Hasil pengukuran = (5,7 + 0,05) cm = 5,75 cm

C4 15

4.2.3 Melakukan

pengukuran

besaran panjang

dan mengelola

hasil percobaan

pengukuran

besaran panjang

dengan

menggunakan

jangka sorong.

4.2.4 Mengelola

3. Sebuah gelas diukur diameternya

menggunakan jangka sorong dengan hasil

pengukuran seperti pada gambar.

Hitunglah besar hasil pengukurannya.

Skala utama = 0,8 cm

Skala nonius = 3 x 0,01 cm = 0,03 cm

Diameter dalam gelas = 0,8 cm + 0,03 cm = 0,83 cm

C4 15

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

65

data hasil

percobaan

pengukuran.

4.2.3 Melakukan

pengukuran

besaran panjang

dan mengelola

hasil percobaan

pengukuran

besaran panjang

dengan

menggunakan

jangka sorong.

4.2.4 Mengelola

data hasil

percobaan

pengukuran.

4. Sebuah balok diukur ketebalannya dengan

jangka sorong. Skala yang ditunjukkan

dari hasil pengukuran tampak pada

gambar. Tentukan besarnya hasil

pengukuran balok tersebut.

Skala utama = 3,1 cm

Skala nonius = 9 x 0,01 = 0,09 cm

Tebal balok = 3,1 cm + 0,09 cm = 3,19 cm

C4 15

3.2.7

Menuliskan

hasil

pengukuran

dengan

ketidakpastianny

a berdasarkan

aturan angka

penting.

5. Tentukan ketidakpastian pengukuran

dengan menggunakan jangka sorong. Nilai ketidakpastian jangka sorong ini adalah setengah

dari skala terkecil sehingga jika dituliskan secara

matematis, diperoleh :

∆𝑥 =1

2× 0,05 𝑚𝑚 = 0,025 𝑚𝑚 C3 15

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

66

3.2.5

Menjelaskan

cara penggunaan

alat ukur beserta

ketelitiannya.

6. Tuliskan cara mengukur diameter dalam

sebuah cincin menggunakan jangka sorong

Cara mengukur diameter dalam :

a. Putarlah pengunci kekiri

b. Masukkan rahang bagian atas kedalam benda

yang akan diukur.

c. Geser rahang tetap pada benda dan putar pengunci

kekanan.

d. Bacalah skala utama dan skala noniusnya.

C2 10

3.2.7

Menuliskan

hasil

pengukuran

dengan

ketidakpastianny

a berdasarkan

aturan angka

penting.

7. Dari hasil pengamatan mengukur

ketebalan dengan menggunakan jangka

sorong (keteliannya 0,025 mm) dari suatu

bahan secara berulang-ulang di dapat hasil

pengukurannya sebagai berikut.

no Skala

utama

Skala

nonius

Hasil

pengukuran

1

2

3

1,2 cm 1,4 cm 1,6 cm

3

5

7

……..

……..

……..

Tentukan hasil pengukuran dengan

ketidakpastiannya berdasarkan aturan angka

penting pada tabel diatas!

Ketelitian jangka sorong menjadi = 0,0025 cm

no Skala

utama

Skala

nonius

Hasil pengukuran

1

2

3

1,2 cm

1,4 cm

1,6 cm

3

5

7

=1,2 cm + (3 x 0,005)cm

= (1,2150 ± 0,0025)cm

=1,4 cm + (5 x 0,005)cm

= (1,4250 ± 0,0025 )cm

=1,6 cm + (7 x 0,005)cm

= (1,6350 ± 0,0025)cm

C3 15

Total Skor 100

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

67

Validator 2

Kuat (3-4)

Lemah (1-2)

Lampiran B

UJI GREGORY

Ada dua validator yang dilibatkan dalam proses validasi yaitu dosen dari

Universitas Negeri Makassar. Penilaian yang diberikan yakni penilaian terhadap

instrumen keterampilan mengukur dan instrumen tes hasil belajar.

Validator 1

Lemah kuat

(1-2) (3-4)

A B

C D

A. Keterampilan Mengukur

No Aspek Yang Dinilai Validator

Ket V1 V2

1 Format observasi:

a. Format jelas sehingga memudahkan melakukan

penilaian

b. Proporsional

4

3

4

3

D

D

2 Isi:

a. Dirumuskan secara jelas dan operasional sehingga

mudah diukur.

b. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

c. Dapat digunakan untuk mengukur keterampilan

mengukur

d. Kelengkapan komponen lembar observasi

keterampilan mengukur

4

3

3

4

3

3

3

3

D

D

D

D

3 Bahasa dan Tulisan:

a. Bahasa yang digunakan baik dan benar

b. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami

4

4

4

4

D

D

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

68

c. Penyampaian petunjuk jelas

d. Penulisan mengikuti aturan EYD

4

4

4

4

D

D

“uji Gregory” dengan syarat 𝑟 ≥ 0,75

𝑟 =𝐷

𝐴+𝐵+𝐶+𝐷

=10

0+0+0+10

=10

10 =1

B. Tes Hasil Belajar

Bidang

Telaah Kriteria

validator Ket

V1 V2

Soal

1. Soal-soal sesuai dengan indikator

2. Soal-soal sesuai dengan aspek yang diukur

3. Batasan pertanyaan dirumuskan dengan

jelas

4. Mencakup materi pelajaran secara

reprensentatif

3

3

4

4

4

4

3

4

D

D

D

D

Konstruksi

1. Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan

dengan jelas

2. Kalimat soal tidak menimbulkan

penafsiran ganda

3. Rumusan pertanyaan soal menggunakan

kalimat tanya atau perintah yang jelas

4. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif

sama

4

4

3

3

4

4

4

3

D

D

D

D

Bahasa

1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan

kaidah bahasa Indonesia yang benar

2. Menggunakan bahasa yang sederhana dan

mudah dimengerti

4

4

4

4

D

D

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

69

3. Menggunakan istilah (kata-kata) yang

dikenal peserta didik

3

4 D

Waktu Waktu yang digunakan sesuai 3 3 D

“uji Gregory” dengan syarat 𝑟 ≥ 0,75

𝑟 =𝐷

𝐴+𝐵+𝐶+𝐷

=12

0+0+0+12

=12

12 =1

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

70

Lampiran C

DATA HASIL PENELITIAN

Keterampilan Mengukur Menggunakan Jangka Sorong

(X)

Hasil Belajar Fisika

(Y)

No

. Nama Peserta Didik

L/P Aspek Yang Dinilai Total

Skor Ket

Nilai Yang

Diperoleh Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1. Asmadi L 3 1 3 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 27 Cukup 70 Kurang

2. Amrullah L 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 2 2 28 Cukup 70 Kurang

3. Dani L 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 32 Cukup 75 Cukup

4. Dewi Sartika P 1 2 3 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 30 Cukup 80 Cukup

5. Helmalia Putri P 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 36 Baik 70 Kurang

6. Hengki Cahyadi L 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 33 Cukup 85 Cukup

7. Jasman L 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 36 Baik 89 Tinggi

8. Jumita P 2 3 2 2 1 3 3 2 3 1 3 2 3 30 Cukup 76 Cukup

9. Madinah P 1 2 2 3 2 1 3 2 2 3 2 2 2 27 Cukup 73 Cukup

10. Mayani P 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 32 Cukup 82 Cukup

11. Muh. Supan L 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 20 Kurang 74 Cukup

12. Nabila Salsabila P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 Baik 90 Tinggi

13. Nurhayati P 2 2 3 3 3 2 2 3 1 3 3 2 3 32 Cukup 82 Cukup

14. Puja Asmara P 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 34 Cukup 80 Cukup

15. Putri P 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 36 Baik 74 Cukup

16. Putri Ayuna P 2 3 2 1 2 3 3 2 2 1 3 2 2 28 Cukup 82 Cukup

17. Ratna indah P 2 3 3 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 30 Cukup 89 Tinggi

18. Sahawia P 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 34 Cukup 76 Cukup

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

71

19. Salman S L 2 3 2 1 3 2 2 1 2 2 3 2 3 28 Cukup 78 Cukup

20. Siti Aisyah P 3 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 3 3 30 Cukup 72 Cukup

21. Subhan L 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 35 Cukup 90 Tinggi

22. Sukmawati P 3 2 3 3 2 1 3 3 2 3 2 2 2 31 Cukup 70 Kurang

23. Suriandes L 2 3 2 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 32 Cukup 82 Cukup

24. Ulya Nita P 2 2 2 3 3 1 3 3 2 2 3 2 2 30 Cukup 80 Cukup

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

Lampiran D.1

ANALISIS STATISTIK DESKRIPSI

1. Deskripsi Kategorisasi Variabel Penelitian

Frequencies

Statistics

Keterampilan

Mengukur Hasil Belajar

Fisika

N Valid 24 24

Missing 0 0 Mean 31,25 78,71 Median 31,50 79,00 Mode 30 70a Std. Deviation 3,981 6,623 Minimum 20 70 Maximum 39 90 Sum 750 1889

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

a. Deskripsi Statistik Keterampilan Mengukur Jangka Sorong (X)

Tinggi (µ + 1,0 𝜹) ≤ X

(31,25 + 1,0. 3,981) < X

35,231 < X

Cukup (µ − 1,0 𝜹) ≤ X < (µ + 1,0 𝛿)

(31,25 – 1,0. 3,981) < X < (31,25 + 1,0. 3,981)

27,269 < X < 35,231

Kurang X ≤ ( µ − 1,0 𝜹)

X < (31,25 – 1,0. 3,981)

X < 27,269

Frequency Table

Keterampilan Mengukur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 4 16,7 16,7 16,7

Cukup 19 79,2 79,2 95,8

Kurang 1 4,2 4,2 100,0

Total 24 100,0 100,0

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

b. Deskripsi Hasil Belajar Fisika (Y)

Tinggi (µ + 1,0 𝜹) ≤ X

(78,71 + 1,0. 6,623) < X

85,333 < X

Cukup (µ − 1,0 𝜹) ≤ X < (µ + 1,0 𝛿)

(78,71 – 1,0. 6,623) < X < (78,71 + 1,0. 6,623)

72,087 < X < 85,333

Kurang X ≤ ( µ − 1,0 𝜹)

X < (78,71 – 1,0. 6,623)

X < 72,087

Frequency Table

Hasil Belajar Fisika

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 4 16,7 16,7 16,7

Cukup 16 66,7 66,7 83,3

Kurang 4 16,7 16,7 100,0

Total 24 100,0 100,0

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

Lampiran D.2:

ANALISIS STATISTIK INFERENSIAL

1. Hasil Uji Normalitas

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 24

Uniform Parametersa,b Minimum -12,08025

Maximum 11,17901

Most Extreme Differences Absolute ,130

Positive ,107

Negative -,130

Kolmogorov-Smirnov Z ,636

Asymp. Sig. (2-tailed) ,814

a. Test distribution is Uniform.

b. Calculated from data.

2. Hasil Uji Linieritas

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Hasil Belajar Fisika *

Keterampilan Mengukur 24 100,0% 0 0,0% 24 100,0%

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

Hasil Belajar Fisika * Keterampilan Mengukur

Between Groups

(Combined) 525,175 10 52,518 1,411 ,276

Linearity 183,681 1 183,681 4,936 ,045

Deviation from Linearity 341,494 9 37,944 1,020 ,473

Within Groups 483,783 13 37,214 Total 1008,958 23

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

3. Hasil Uji Korelasi Product Moment

Correlations

Correlations

Keterampilan

Mengukur

Hasil Belajar

Fisika

Keterampilan Mengukur Pearson Correlation 1 ,427*

Sig. (2-tailed) ,038

N 24 24

Hasil Belajar Fisika Pearson Correlation ,427* 1

Sig. (2-tailed) ,038

N 24 24

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

Lampiran D.3

Tabel Nilai Kritis untuk Korelasi r Product – Moment

Taraf Taraf Taraf

N Signifikansi N Signifikansi N Signifikansi

5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 0.997 0.999 27 0.380 0.487 55 0.266 0.345

4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 60 0.254 0.330

5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 65 0.244 0.317

6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 70 0.235 0.306

7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 75 0.227 0.296

8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 80 0.220 0.286

9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 85 0.213 0.278

10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 90 0.207 0.270

11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 95 0.202 0.263

12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 100 0.195 0.256

13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 125 0.176 0.230

14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 150 0.159 0.210

15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 175 0.148 0.194

16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 200 0.138 0.181

17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 300 0.113 0.148

18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 400 0.098 0.128

19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 500 0.088 0.115

20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 600 0.080 0.105

21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 700 0.074 0.097

22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 800 0.070 0.091

23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 900 0.065 0.086

24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 1000 0.062 0.081

25 0.396 0.505 49 0.281 0.364

26 0.388 0.496 50 0.279 0.361

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

Lampiran E

DOKUMENTASI PENELITIAN

Foto Tes Hasil Belajar

Foto Kegiatan Mengukur

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

Lampiran F

PERSURATAN

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 95: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 96: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 97: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 98: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 99: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 100: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 101: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 102: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 103: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 104: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 105: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 106: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 107: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 108: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 109: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 110: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 111: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 112: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …
Page 113: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGUKUR MENGGUNAKAN …

RIWAYAT HIDUP

Rusdiani, lahir di da’dah pada tanggal 27 Desember 1994.

Penulis adalah anak pertama dari ketiga bersaudara dari

pasangan Ruslan dan Nurhayati. Penulis memulai pendidikan

SD negeri 170 Da’dah pada tahun 2007, kemudian pada tahun

yang sama pula penulis memulai pendidikan menengah

pertama di SMP Negeri 1 Malua dan tamat pada tahun 2010, selanjutnya pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Malua.

Penulis menyelesaikan pendidikan menengah kejuruan pada tahun 2013 dan

ditahun yang sama penulis memulai pendidikan di bangku perguruan tinggi

tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika