Hubungan Antara Free Fatty Acid

download Hubungan Antara Free Fatty Acid

of 4

description

Sorry

Transcript of Hubungan Antara Free Fatty Acid

HUBUNGAN ANTARA FREE FATTY ACID (FFA), FATTY ACID BINDING PROTEIN (FABP) & ADIPONEKTIN DENGAN INFLAMASI PADA OBESITAS SENTRAL -

ditulis oleh : Yani Lina, Andi Wijaya13/12/2007

Saat ini telah terjadi peningkatan prevalensi kejadian overweight dan obesitas di seluruh dunia sebagai konsekuensi negatif dari meningkatnya perkembangan ekonomi di negara-negara Asia-Pasifik. The World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 1 milyar individu mengalami overweight dan sekitar 300 juta individu didefinisikan sebagai obes. Pada studi Indonesia Family Life Survey 3 yang dilakukan pada 20.593 individu di tahun 2000, disebutkan bahwa prevalensi obesitas (BMI > 30 kg/m2) di Indonesia pada pria sebesar 1,3% dan pada wanita sebesar 4,5% (1).

Hasil riset terbaru dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) yang melibatkan lebih dari 6000 orang membuktikan bahwa prevalensi obesitas semakin meningkat. Dibandingkan dengan data tahun 1998, angka kejadian obesitas pada pria melonjak hingga mencapai 9,16% (1998 : 2,5%) dan wanita 11,02% (1998 : 5,9%). Oleh karena itu obesitas menjadi masalah epidemik yang global, tidak hanya di Indonesia saja namun terjadi di seluruh dunia.

Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh, dan prevalensi obesitas yang meningkat dapat disebabkan oleh banyaknya jumlah makanan yang terjangkau harganya dan gaya hidup sedentary. Adanya peningkatan teknologi menyebabkan makanan dapat diproduksi dalam jumlah besar dan harganya murah serta mengakibatkan banyak pekerjaan dapat dilakukan secara otomatis (inaktivitas fisik). Obesitas biasanya dinyatakan melalui Body Mass Index (BMI) yaitu berat badan (kilogram) dibagi tinggi badan dalam kuadrat (m2). BMI yang berkisar 25-29 kg/m2 termasuk dalam kriteria overweight, sementara BMI > 30 kg/m2 termasuk ke dalam kriteria obes. Secara klinis, penentuan obesitas dapat dilakukan dengan menentukan lingkar pinggang, karena kelebihan lemak abdominal terkait erat dengan faktor risiko metabolik (2).

Konsentrasi Free Fatty Acid (FFA) dalam plasma orang obes pada umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan orang tidak obes. Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah sel lemak (fat cell), penurunan klirens FFA, dan peningkatan proses lipolisis (disebabkan karena peningkatan kecepatan lipolisis atau adanya resistensi insulin pada sel adiposit). Bukti yang kuat menunjukkan bahwa FFA dapat menghambat aksi insulin di beberapa target jaringan seperti otot skelet, hati dan sel endotel vaskular. Peningkatan konsentrasi FFA yang terjadi dalam jangka waktu yang lama (kronis) akan menyebabkan resistensi insulin pada beberapa target organ serta memicu inflamasi dan aterosklerosis (3).

Obesitas juga berkaitan dengan kondisi inflamasi kronis derajat rendah (chronic, low-grade inflammation) di mana kondisi obesitas ditandai oleh adanya produksi sitokin abnormal, peningkatan reaktan fase akut dan aktivasi sinyal proinflamasi. Adipositas berkaitan dengan peningkatan jumlah konsentrasi adipokin proinflamasi seperti Tumor Necrosis Factor-|/I> (TNF-i, Interleukin-6 (IL-6), angiotensinogen dan Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAI-1) sehingga proses inflamasi akan berlangsung. Penurunan massa lemak berkorelasi dengan penurunan konsentrasi serum adipokin proinflamasi (4, 5).

TNF-`merupakan sitokin proinflamasi yang disekresikan oleh berbagai tipe sel seperti monosit, makrofag dan adiposit. TNF-`berperan sebagai mediator respon fase akut dan memiliki berbagai efek pada metabolisme lipid dan fungsi adiposit. TNF-`juga dapat mengaktivasi Nuclear Factor ? (NF?) yang berperan dalam produksi faktor-faktor proinflamasi. IL-6 merupakan salah satu adipokin proinflamasi yang disekresikan dalam jumlah melebihi normal pada kondisi obesitas. Selain memiliki aktivitas proinflamasi, IL-6 juga dapat menstimulasi peningkatan produksi IL-1 dan TNF-`di mana semuanya berperan dalam proses aterogenesis (5, 6).

Pada kondisi obesitas akan terjadi penurunan konsentrasi adiponektin. Adiponektin merupakan protein dengan 247 asam amino yang diproduksi eksklusif oleh adiposit dan berperan sebagai antidiabetik, antiaterosklerotik dan antiinflamasi potensial. Konsentrasi adiponektin yang rendah merupakan prediktor perkembangan diabetes, dan penurunan konsentrasi adiponektin diduga berperan dalam patogenesis penyakit kardiovaskular yang terkait dengan obesitas (7, 8, 9).

Pada individu obes, ditemukan adanya peningkatan Adipocyte Fatty Acid Binding Protein (A-FABP) yang cukup tajam baik pada pria maupun wanita. Intracellular lipid binding protein yang juga dikenal sebagai Fatty Acid Binding Protein (FABP) merupakan protein sitoplasmik yang akan mengikat ligan hidrofobik (seperti saturated dan unsaturated long chain fatty acid), eikosanoid dan bentuk lipid yang lain. Adanya keterkaitan yang kuat antara konsentrasi serum A-FABP dan indikator adipositas memunculkan dugaan bahwa jaringan adiposa yang terdiri atas adiposit dan makrofag merupakan kontributor keluarnya A-FABP kedalam sirkulasi. Selain A-FABP juga terdapat isoform minor yaitu Epidermal FABP (E-FABP) yang memiliki homologi dengan A-FABP. Banyak studi menunjukkan adanya defisiensi kombinasi A-FABP dan E-FABP akan memperbaiki metabolisme glukosa dan lipid serta menurunkan aterosklerosis (10, 11, 12).

Daftar Pustaka

1. Asia Pacific Cohort Studies Collaboration. The Burden of Overweight and Obesity in the Asia-Pacific Region. Obesity Reviews 2007; 8 (3): 191-196.

2. Grundy SM. Obesity, Metabolic Syndrome, and Cardiovascular Disease. J Clin Endocrinol 2004 ; 89(6) : 2595-2600.

3. Boden G. Free Fatty Acid as Target For Therapy. Curr Opin Endocrinol Diabetes 2004 ; 11 : 258-263.

4. Wellen KE, Hotamisligil GS. Obesity-Induced Inflammatory Changes in Adipose Tissue. J Clin Invest 2003 ; 112/12 : 1785-17885. Lyon CJ, Law RE, Hsueh WA. Minireview : Adiposity, Inflammation, and Atherogenesis. Endocrinology 2003 ; 144(6) : 2195-22006. Ruan H, Hacohen N, Golub TR, Parijs LV, Lodish HF. Tumor Necrosis Factor-`Supresses Adipocyte- Specific Genes and Activates Expression of Preadipocyte Genes in 3T3-L1 Adipocytes : Nuclear Factor-? Activation by TNF-`Is Obligatory. Diabetes 2002 ; 51: 1319-1336.

7. Yildiz BO, Suchard MA, Wong ML, McCann SM, Licinio J. Alterations in the Dynamics of Circulating Ghrelin, Adiponectin and Leptin in Human Obesity. PNAS 2004 ; 101/28 : 10434-10439.

8. Chandran M, Phillips SA, Ciaraldi T, Henry RR. Adiponectin : More Than Just Another Fat Cell Hormone ?. Diabetes Care 2003 ; 26/8 : 2442-24509. Trujillo ME, Scherer PE. Adiponectin-Journey From An Adipocyte Secretory Protein to Biomarker of Metabolic Syndrome. J Intern Med 2005 ; 257 : 167-175.

10. Xu A, Wang Y, Xu JY, Stejskal D, Tam S, Zhang J, et al. Adipocyte Fatty Acid-Binding Protein Is A Plasma Biomarker Closely Associated with Obesity and Metabolic Syndrome. Clin Chem 2006 ; 52/3 : 405- 413.

11. Maeda K, Uysal KT, Makowski L, Gorgiin CZ, Atsumi G, Parker RA, et al. Role of Fatty Acid Binding Protein mal1 in Obesity and Insulin Resistance. Diabetes 2003 ; 52 : 300-307.

12. Boord JB, Maeda K, Makowski L, Babaev VR, Fazio S, Linton MF, et al. Combined Adipocyte-Macrophage Fatty Acid-Binding Protein Deficiency Improves Metabolism, Atherosclerosis, and Survival in Apolipoprotein E-Deficient Mice. Circulation 2004 ; 110 : 1492-1498.

Ditulis oleh : Yani Lina, Andi Wijaya - Laboratorium Klinik Prodia(Forum Diagnosticum No. 6/2007)