HUBUNGAN ANTARA FAKTOR KEPUASAN KERJA DENGAN …/Hubungan... · kepuasan kerja dan kinerja penyuluh...
-
Upload
nguyenkhuong -
Category
Documents
-
view
243 -
download
0
Transcript of HUBUNGAN ANTARA FAKTOR KEPUASAN KERJA DENGAN …/Hubungan... · kepuasan kerja dan kinerja penyuluh...
HU BU NG AN ANTARA FAKTOR KEPUASAN KER JA DENGAN KI NERJA PENYULUH PERTANIAN DI KAB UPATEN
SUKOHA RJO
Fadhilah Julinda Putri 1 Dr. Ir. Kusnandar, Msi2, D. Padamningrum, SP, MSi 3
AB STR AK
Fad hil ah Jul ind a P utri. H 04040 41. HUB UNG AN ANTARA FAKTOR KEPUASAN KER JA DENG AN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KAB UPATEN SU KOHARJO. Fakult as P ertan ian Univ ersitas Sebel as Maret Surak arta. Dib awah bimbingan Dr. Ir. Kusnandar, Msi dan D. P admaningrum, SP . Msi.
Kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari deraj at ras a suka atau tidak sukanya tenaga kerja terh adap berb agai aspek pekerjaanya. Dengan kata lain kepuasan mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerj aanya. Pen yuluh sebagai tenaga kerja akan memil iki ting kat kepuasan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirin ya. Semakin banyak aspek-as pek yang sesuai dengan keinginan penyuluh tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dirasakannya, dan sebal ikny a.
Secara nyata sering diasumsikan bahwa para penyuluh yang mempero leh kepuasan kerja tinggi akan melaksanakan pekerjaan dengan baik. Pemenuhan kebutuhan penyuluh , baik yang bersifat psikol ogik , sos ial, fisik dan finansial sebagai fak tor kepuasan kerja sebaikny a menjadi perhatian utama dengan harapan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan berdampak positif terh adap kinerja penyulu h yang tinggi pula, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan produkti fitas kegiatan penyuluh an.
P enelitian ini bertujuan untu k mengetahui faktor kepuasan kerj a penyuluh, mengetahui kinerja penyuluh, dan mengetahui hubun gan antara fak tor kepuasan kerja dengan kinerja penyulu h pert anian di Kabupaten Sukoh arjo.
Metode dasar yang digun akan dalam penel itian ini adalah metode diskripti f anal itis, dengan teknik survey . P enentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja ( purposive) dengan berd asark an pertimbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaiakan dengan tu juan penelitian. Pengambilan sampel dilakuk an dengan menggunakan teknik sampel gugus sederhan a ( simple cluster sampling) yai tu dengan menggolongkan responden kedalam gugus ( cluster) kecamatan berdasarkan produktivitas padi. Dip ilih
kecamatan yang mempunyai produktivitas padi tertinggi, sedang dan terendah, sehingga sampel yang diambil adalah empat kecamatan yaitu Kecamatan Mojolaban, Baki, Tawangsari dan Kartasura, sehungga tot al sampel sebanyak 20 orang. Data yang digu nakan dalam penel itian ini adalah data primer dan sekunder sedangkan tek nik pengumpulan data dengan wawancara, observas i dan pencatatan. Untu k mengetahui tingk at kepuasan kerja dan tingkat kin erja penyulu h pert anian diukur dengan menggun akan rumus interval (I) dan untuk mengetahui derajat hubungan an tara kepuasan kerja dan kinerj a penyuluh p ertan ian digun akan uji korelasi Rank Sperman (rs).
Has il penel itian menunju kkan terdapat hubu ngan yang pos itif dan signifikan antara kepuasan kerja pada aspek psikologis, sosial, fisik dan finansial dengan kinerja penyuluh pertanian
Kata kunci : Kepuasan Kerja dan Kinerja P enyuluh Pertanian 1). Mahas iswa Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komuni kasi P ertan ian Fakultas
P ertan ian Univ ersitas Sebelas Maret Surakart a dengan NIM H 0404041. 2). Pembimbin g Utama dengan NIP 1 9670 703 1 992 03 1 004 3). Pembimbin g P endampin g dengan NIP 1972 0915 199 702 2 001
RELA TION B ETW EEN W ORK SATISFACTORY FACTOR WITH THE WORK OF AG RICULTURAL EXTENSION IN
SUKOHA RJO
Fadhilah Julinda Putri 1
Dr. Ir. Kusnandar, Msi2, D. Padamningrum, SP, MSi 3
AB STRA K
Fadh ilah Jul inda P utri. H 040 4041 . RELA TION BETWEEN WORK SATI SFACTORY FACTOR WI TH THE WORK OF AG RICULTUR AL EXTENSION IN SUKOHA RJO. Facul ty of agricu lture Sebelas Maret University. Under the guidance of Dr. Ir. Kusnandar, MSi and D. Padmaningrum, SP . MSi. Work sat isfact ion as the total res ult of joy and hate level of the worker to various aspect of his or her job. In other words, sati sfaction reflects atti tude of worker toward his or her job.E xtensio n agen t as worker will have different level of work satisfaction according to the system of value that prevails in his or her self. More aspects
that suit with the desire of the extension agen t, the higher level of work sat isfact ion that wil l be fel t, vice versa. In real ity , it is preferably assumed that extension worker who gets higher level
of work satisfaction will do his or her job well. It is better to make fulfil lment of psycholo gical, social, phys ical , and financial need of the extension agent as work satisfaction fact or so that he high work satisfaction will give positive effect to the high work of extension agent as well. This condition final ly w ill give effect in increas ing productivity o f extensi on activity. This research is aimed to know the work satisfact ion factor of extens ion agent, the work of extensi on agent, and the relation between work sati sfact ion factor with the work of agricu ltural extensi on in Sukoharjo. Basic methodo logy that is used in this methodology is analytical methodology, usin g survey technique. Determinat ion of the research location is chosen purposively by certain considerations which is suited with research purpose. The sample is taken using simple clustering sampling by categorizing respondents into some clusters of sub district based on ri ce plant productivity. The chosen sub districts are the sub dist rict which has the highest, middle, and the lowest rice plant product ivity. The four chosen districts are Mojolaban , baki, Tawang Sari, and Kart asura, with 20 people as total sample. Data used in th is research are p rimary and secondary data while the techniques of collect ing d ata are interview, obs ervat ion, and record. To kno w the level of work sat isfact ion and agricu ltu ral extension work, the formula of internal (I) is used. To know th e level of relat ion b etween work sat isfaction and agricultu ral extension work , Rank Sperman (rs) correlation tes t is used. Research result shows that there is positive and signi fican t relat ion betw een work sati sfact ion with psycholog ical , soci al , physical , and financial with the work of agricu ltu ral extension. Key words : W ork Sat isfactory, Work of Agricu ltu ral Extens ion 1). Mahas iswa Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komuni kasi P ertan ian Fakultas
P ertan ian Univ ersitas Sebelas Maret Surakart a dengan NIM H 0404041. 2). Pembimbin g Utama dengan NIP 1 9670 703 1 992 03 1 004 3). Pembimbin g P endampin g dengan NIP 1972 0915 199 702 2 001
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pertanian adalah proses untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat tani. Di Indonesia pembangunan pertanian merupakan
bagian terpenting dari pembangunan nasional karena sebagian besar penduduk
Indonesia menggantungkan kehidupannya dari sektor pertanian. Untuk itu
diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas di dalam pembangunan
pertanian.
Dalam rangka meningkatkan peran sektor pertanian dalam program
pembangunan nasional, petani sebagai pelaku utama dituntut untuk
mengembangkan usahatani yang produkt if, menguntungkan dan mandiri, oleh
karena itu diperlukan petani yang berkualitas, andal dan serta berkemampuan
manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis. Petani diharapkan mampu
membangun usahatani yang berdaya saing tinggi, dan mampu berperan dalam
melestarikan lingkungan hidup sejalan dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan.
Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian
diharapkan dapat mengarahkan pembangunan pertanian di lapangan dengan
mendorong pelaku utama pembangunan pertanian (petani dan pelaku usaha
pertanian lainnya) untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
keluarganya. Penyuluh pertanian adalah pegawai negeri sipil yang (PNS) yang
diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang oleh satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan
kegiatan penyuluhan (Deptan, 2007)
Penyuluhan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan non formal
dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik sepert i
yang dicita-citakan. Dalam upaya mengubah masyarakat tersebut terdapat
unsur-unsur sepert i gagasan /ide/konsep yang dididikan, lembaga/badan/ pihak
yang memprakarsai perubahan masyarakat secara keseluruhan, tenaga
penyebar ide atau konsep yang dimaksud, anggota masyarakat baik secara
2
individu maupun secara keseluruhan yang menjadi sasaran dari kegiatan
penyuluhan tersebut ( Nasution, 1990).
Menurut Mardikanto (1993) penyuluhan pertanian adalah salah satu
usaha untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka
mengetahui dan mempunyai kemampuan serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil
usahanya dan tingkat kehidupannya
Suatu kegiatan penyuluhan agar berjalan dengan baik dan dapat
mencapai tujuan sesuai yang diharapkan maka perlu diperhatikan kebutuhan-
kebutuhan yang mengakibatkan kesenangan bagi penyuluh sehingga penyuluh
akan mendapatkan kepuasan kerja. Dengan terpenuhi faktor-faktor yang
menimbulkan kepuasan kerja maka akan mempengaruhi tinggi rendahnya
kinerja penyuluh.
Demikian pula halnya dengan penyuluh pertanian di Kabupaten
Sukoharjo, sebagai wilayah agraris dengan sektor pertanian tanaman pangan
yang sedang bergerak ke industri dan perdagangan sektor pertanian menjadi
sektor yang dominan dan diharapkan dapat tampil sebagai sektor andalan
dalam pembangunan yang dilakukan di Kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten
Sukoharjo, dalam pelaksanaan pembangunan bidang pertanian tahun 2007
Kabupaten Sukoharjo telah meraih berbagai prestasi dan penghargaan di
tingkat propinsi Jawa Tengah dan Nasional, antara lain : Juara II Kelompok
Tani Berprestasi Dalam Agribisnis Tanaman Padi di Tingkat Propinsi Jawa
Tengah Tahun 2007 untuk Kelompok Tani Ngudi Mulyo Desa Karangwuni
Kecamatan Polokarto, Penghargaan Petani Berprestasi di Bidang Agribisnis
Padi untuk 5(lima) orang Petani, Penghargaan Penyuluh Pertanian Berprestasi
dari Tingkat Pusat untuk 1 (orang) Penyuluh Pertanian Di Tingkat Kabupaten,
Penghargaan Kelompok Pengembang Agensia Hayati Provinsi Jawa Tengah
untuk KWT Putri Mandiri Desa Jagan Kecamatan Bendosari
Berdasarkan uraian diatas, berbagai prestasi yang telah diperoleh
Kabupaten Sukoharjo tidak lepas dari peran aktif penyuluh dalam
3
melaksanakan tugasnya. Hal ini membuktikan kinerja yang baik sangat
pent ing dalam pelaksanaan tugas dan kinerja yang baik akan diperoleh jika
penyuluh memperoleh kepuasan kerja, sehingga perlu dilakukan penelitian
terhadap kepuasan kerja dan hubungannya terhadap kinerja penyuluh
pertanian di Kabupaten Sukoharjo agar dapat diketahui faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi penyuluh untuk mencapai kepuasan kerja dan faktor-
faktor yang dapat mendukung pencapaian kinerja.
B. Perumusan Masalah
Howell dan Diphoye dalam Munandar (2001) memandang kepuasan
kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya
tenaga kerja terhadap berbagai aspek pekerjaanya. Dengan kata lain kepuasan
mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaanya.
Penyuluh sebagai tenaga kerja akan memiliki tingkat kepuasan kerja
yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya.
Semakin banyak aspek-aspek yang sesuai dengan keinginan penyuluh
tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dirasakannya, dan
sebaliknya. Kepuasan kerja sangat berhubungan dengan organisasi, dalam hal
ini penyuluh dalam melaksanakan tugas bernaung dalam sebuah organisasi
penyuluhan.
Organisasi penyuluhan pertanian masa depan adalah organisasi yang
tetap mempertahankan penyuluhan pertanian sebagai sistem pendidikan bagi
petani dan keluarganya, yang terpisah dari sistem pengaturan dan pelayanan
teknis, sehingga dapat dikembangkan menjadi institusi atau organisasi yang
mampu secara opt imal memfasilitasi proses belajar dan proses pengembangan
sumberdaya manusia di daerah yang berkualitas (Martaamidjaya, 1999).
Hal tersebut di atas dapat diwujudkan dengan upaya peningkatan
produkt ivitas organisasi penyuluhan, maka untuk mewujudkannya dituntut
peningkatan mutu kinerja dan keahlian penyuluh pertanian. Penyuluh
pertanian harus menempatkan dirinya sebagai pejabat fungsional yang
profesional, mandiri, serta diwadahi oleh organisasi profesi yang dapat
4
mengembangkan profesionalisme mereka, sehingga hal ini akan berdampak
positif terhadap kepuasan kerja penyuluh.
Secara nyata sering diasumsikan bahwa para penyuluh yang
memperoleh kepuasan kerja tinggi akan melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Pemenuhan kebutuhan penyuluh, baik yang bersifat psikologik, sosial, fisik
dan finansial sebagai faktor kepuasan kerja sebaiknya menjadi perhatian
utama dengan harapan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan berdampak
positif terhadap kinerja penyuluh yang tinggi pula, yang pada akhirnya akan
berdampak pada peningkatan produkt ifitas kegiatan penyuluhan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana faktor kepuasan kerja penyuluh pertanian di Kabupaten
Sukoharjo ?
2. Bagaimana kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo ?
3. Bagaimana hubungan antara faktor kepuasan kerja penyuluh pertanian
dengan kinerjanya di Kabupaten Sukoharjo ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor kepuasan kerja penyuluh pertanian di Kabupaten
Sukoharjo
2. Untuk mengetahui kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo.
3. Untuk mengetahui hubungan antara faktor kepuasan kerja penyuluh
pertanian dengan kinerjanya di Kabupaten Sukoharjo.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret dan memberikan wawasan serta pengetahuan mengenai
kinerja penyuluh pertanian dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerjanya.
5
2. Bagi pemerintah atau instansi, dari hasil penelitian ini dapat diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
khususnya dalam kegiatan penyuluhan pertanian dan pembangunan secara
keseluruhan.
3. Bagi pihak lain yang memerlukan hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan pembanding pada permasalahan yang sama.
6
II. LANDASAN TEO RI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembangunan Pertanian
Riyadi dalam Mardikanto (1997) menyatakan bahwa pembangunan
adalah suatu usaha atau proses perubahan demi tercapainya tingkat
kesejahteraan/mutu hidup suatu masyarakat (dan individu-individu di
dalamnya) yang berkehendak dan melaksanakan pembangunan itu.
Menurut Timmer dalam Mardikanto (1996) mengemukakan
pent ingnya kegiatan penyuluhan dalam proses pembangunan baik sebagai
“jembatan” dalam dunia ilmu dan pemerintah sebagai pintu kebijakan, dan
juga jembatan antar dunia penelitian dengan praktek usaha tani yang
dilakukan petani.
Pembangunan pertanian merupakan perubahan dalam teknik
produksi pertanian dan system usahatani menuju situasi yang diinginkan,
biasanya situasi yang memungkinkan petani dapat memanfaatkan hasil-
hasil penelitian pertanian dan berkurangnya pertanian pokok dan lebih
berorientasi pasar (Van Den Ban dan Hawkins, 1996).
Sepanjang perjalanan sejarah pertumbuhan bangsa-bangsa di
dunia, baik yang sekarang telah menjadi “negara maju” maupun yang
masih tergolong sebagai negara yang terbelakang, atau yang sedang
berkembang, selalu pernah menghadapi dilema dalam penentuan prioritas
pembangunan ekonom i nasionalnya, tentunya sulit untuk menentukan
pembangunan sektor industri, atau pembangunan sektor pertanian yang
harus diutamakan terlebih dahulu (Mardikanto, 1996)
Negara-negara Dunia Ketiga (termasuk Indonesia) yang pada
umumnya masih tergolong sebagai negara yang masih terbelakang atau
sedang berkembang, selalu menunjukan bahwa kontribusi sector pertanian
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional selalu menududuki posisi yang
sangat vital. Pernyataaan sepert i ini didukung oleh kenyataan-kenyataan
sebagai berikut:
7
a. Sebagian besar penduduk di negara dunia ket iga masih hidup di sektor
pertanian atau menggantungkan kehidupannya dari kegiatan yang
secara langsung atau tidak langsung memiliki kaitan dengan kegiatan
sektor pertanian.
b. Negara-negara dunia ket iga, pada umumnya masih menghadapi
masalah pangan, baik untuk masa sekarang maupun di masa-masa
mendatang. Padahal masalah pangan bukan sekedar isi perut, tetapi
juga memiliki nilai ekonomi sebagai komoditi yang dapat
diperdagangkan. Sebagai komoditi, pangan seringkali memiliki art i
strategis sebagai komoditi politik “(political com modity)”sepert i
halnya minyak bumi. Karena itu, jika keberadaannya dalam suatu
negara tidak cukup tersedia, masalah kekurangan pangan dapat
mengganggu stabilitas dan ketahanan nasional, yang pada gilirannya
akan menghambat tercapainya tujuan pembangunan serta mengurangi
mutu dari hasil pembangunan yang telah dan akan dapat dicapai.
c. Dewasa ini, Negara-negara dunia ketiga tidak mungkin dapat mengejar
ketertinggalannya untuk dapat bersaing dengan negar-negara maju
untuk menghasilkan produk-produk industri di pasar internasional.
d. Ketegaran sektor pertanian dalam menghadapai gejolak perekonom ian
dunia dibanding dengan sektor-sektor lainnya.
e. Besarnya sumbangan sector pertanian bagi pembangunan sector
industri (penyedia bahan baku, penyedia tenaga kerja murah, penyedia
modal maupun konsumen produknya)terutama di awal pembangunan
sektor industri (Mardikanto, 1996)
Sejalan dengan kenyataan empiris di atas, pemahaman tentang
peranan penyuluh pertanian di dalam proses pembangunan pertanian sudah
selayaknya untuk tidak lagi dipandang sekadar sebagai “faktor pelancar”,
tetapi justru sebagai “primadona” yang perlu mendapat perhatian terbesar
di dalam proses pembangunan pertanian (Mardikanto,1996)
8
2. Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan
kom unikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya,
memberi pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar
(Van Den Ban dan Hawkins, 1996).
Penyuluhan mengandung usaha menyebarluaskan hal-hal baru
(paling tidak, dianggap atau dirasakan baru) agar masyarakat berminat dan
bersedia melaksanakannya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dalam hal
penyuluhan pertanian misalnya, dimulai dari mengajak dan membimbing
petani untuk melaksanakan cara bertani yang modern. Selanjutnya, petani
yang berhasil disuluh kemudian menerapkan penyuluhan tersebut dalam
hidup mereka sehari-hari (Nasution, 1990).
Art i penyuluhan pertanian adalah salah satu usaha untuk mengubah
perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai
kemampuan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha
atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat
kehidupannya (Mardikanto. 1993)
Penyuluhan pertanian adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan
politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat
melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan
perilaku pada diri semua stakeholders (individu, kelompok, kelembagaan)
yang terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan
yang semakin berdaya, mandiri dan partisipatif yang semakin sejahtera
secara berkelanjutan (Mardikanto, 2001).
Penyuluhan pertanian di sini mempunyai peranan untuk
mempersiapkan petani dan untuk menyampaikan hasil-hasil penelitian
kepada petani. Atau lebih tepatnya, penyuluhan pertanian mempunyai
peranan untuk menyadarkan petani tentang adanya alternatif-alternatif
baru atau metode-metode lain untuk mengusahakan pertanian mereka ke
arah yang lebih baik (Sastraatmadja, 1993).
9
3. Penyuluh Pertanian
Menurut Abbas (1997) penyuluh pertanian merupakan aparatur
pertanian yang berfungsi sebagai pendidik non formal pada masyarakat
tani-nelayan pedesaan. Penyuluh dapat menampilkan dirinya sebagai
penasihat, komunikator dan motivator dalam rangka proses alih ilmu dan
tekhnologi, pembinaan ketrampilan serta pembentukan sikap yang sesuai
dengan nilai-nilai dasar dan kebutuhan masyarakat dinamik yang
membangun.
Menurut Kartasapoetra (1991) penyuluh pertanian adalah orang
yang mengemban tugas memberikan dorongan kepada para petani agar
mau mengubah cara berpikir, cara bekerja dan cara hidupnya yang lama
dengan cara-cara baru yang lebih sesuai dengan perkembangan teknologi
pertanian yang lebih maju.
Jabatan fungsional penyuluh pertanian, terdiri dari penyuluh
pertanian terampil dan penyuluh pertanian ahli. Penyuluh peratanian
terampil adalah pejabat fungsional yang dalam pelaksanaan pekerjaannya
mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu, sedangkan penyuluh
pertanian ahli adalah pejabat fungsional yang dalam pelaksanaan
pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu pengetaahuan, metodologi dan
teknik analisis tertentu (Deptan, 2008)
Tugas pokok penyuluh pertanian adalah melakukan kegiatan
persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian,
evaluasi dan pelaporan, serta pengembangan penyuluhan pertanian
(Deptan, 2008)
Seorang penyuluh pertanian dalam kegiatan tugasnya yang
diemban mempunyai tiga peranan yang erat, yaitu :
a. Berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara- cara
baru dalam budidaya tanaman, agar para petani lebih terarah dalam
usahataninya, meningkat hasi dan mengatasi kegagalan dalam
usahataninya itu
10
b. Berperan sebagai pemimpin, yang dapat membimbing dan memotivasi
para petani agar mau merubah cara berpikir, cara kerjanya agar t imbul
keterbukaan dan mau menerapkan cara-cara bertani baru yang lebih
berdaya guna dan berhasil guna sehingga tingkat hidupnya akan lebih
sejahtera.
c. Berperan sebagai penasihat , yang dapat melayani. Memberi petunjuk-
petunjuk dan membantu petani baik dalam bentuk peragaan atau
memberikan contoh-contoh kerja dalam usahatani dalam memecahkan
segala masalah yang dihadapi para petani (Kartasapoetra, 1991)
4. Kepuasan Kerja
Handoko (2000) mengemukakan bahwa kepuasan kerja (job
satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala
sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Pengert ian kepuasan kerja yang lebih luas menyangkut sikap
seseorang mengenai pekerjaannya. Karena menyangkut sikap, pengertian
kepuasan kerja mencakup berbagai hal seperti kognisi, emosi dan
kecenderungan perilaku seseorang (Indrawijaya, 1983). Disini
mengandung maksud bahwa kepuasan kerja menyangkut sikap dan juga
perasaan seseorang, bila seseorang merasa puas, maka dalam bekerja
seseorang itu akan bersemangat dalam melakukan pekerjaannya.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (1993) faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor yang terdapat dalam diri
pegawai dan faktor pekerjaannya.
a. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis
kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja,
kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi dan sikap kerja.
11
b. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat
(golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan financial,
kesempatan promosi jabatan, interaksi soaial dan hubungan kerja.
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Ghisseli & Brown (1950)
dalam As’ad (1995) mengemukakan adanya lima faktor yang
menimbulkan kepuasan kerja, yaitu :
a. Kedudukan (posisi)
Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada
pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka
yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa
penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi
justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang memepengaruhi
kepuasan kerja.
b. Pangkat (golongan)
Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan)
sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada
orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit
banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan
terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan
perasaannya.
c. Umur
Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur
karyawan. Umur diantara 35 tahun sampai 34 tahun dan umur 40
sampai 45 tahun adalah umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan
kurang puas terhadap pekerjaan.
d. Jaminan finansial dan jaminan sosial
Jaminan finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh
terhadap kepuasan kerja.
e. Mutu pengawasan
Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting
artinya dalam menaikkan produkt ifitas kerja. Kepuasan karyawan
12
dapat ditingkatkan melaui perhatian dan hubungan yang baik dari
pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa
dirinya merupakan bagian yang pent ing dari organisasi kerja (sense of
belonging).
Strauss dan Sayles dalam Shobaruddin (1992) mengungkapkan
kepuasan kerja pent ing untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak
memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan
psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi, sehingga sering
melamun, semangat kerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosi tidak
stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan yang harus dilakukan, sedangkan karyawan yang
mendapat kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan
perputaran yang baik, kurang akt if dalam kegiatan serikat karyawan dan
kadang-kadang berprestasi kerja lenih baik daripada karyawan yang tidak
mempunyai kepuasan kerja, oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai
arti penting yaitu untuk menciptakan kondisi atau keadaan positif di
lingkungan kerja
Ada 3 dimensi kepuasan kerja, yaitu :
a. Kepuasan kerja adalah suatu emosi yang merupakan respon terhadap
situasi kerja. Hal ini tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat diduga, atau
hal ini tidak dapat dinyatakan tetapi akan tercermin dari sikap
karyawan.
b. Kepuasan kerja dinyatakan dengan problema hasil yang sesuai, atau
bahkan melebihi yang diharapkan, misalnya seseorang bekerja sebaik
yang mampu dilakukan karyawan dan berharap mendapat imbalan atau
penghargaan yang sepadan dan kenyataan oleh perusahaan, ia
mendapat gaji yang sesuai harapannya dan oleh atasanya ia mendapat
pujian karena prestasinya itu, maka karyawan ini merasa puas dalam
bekerja.
c. Kepuasan kerja ini biasanya dinyatakan dalam sikap seseorang yang
tercermin dalam tingkah lakunya, misalnya ia akan semakin loyal
13
terhadap perusahaan, bekerja dengan baik, terakreditasi tinggi pada
perusahaan, tert ib dan mematuhi peraturan yang ditetapkan dan sikap-
sikap lain yang bersifat positif (Luthans, 1998)
Menurut As’ad (1995) terdapat empat faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja, yaitu:
a. Faktor psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan
kejiwaan yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap
terhadap kerja, bakat dan ketrampilan.
b. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi
soaial, baik sesaama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan
yang berbeda jenis pekerjaanya.
c. Faktor fisik, merupakn faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, melliputi jenis pekerjaan,
pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja,
keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi
kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.
d. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan
serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji,
jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan.,
promosi dan sebagainya.
Menurut Wexley dan Yukl dalam As’ad (1995) memahami teori-
teori tentang kepuasan kerja ada tiga macam yang lazim dikenal yaitu :
a. Discrepancy Theory ( t eori perbedaan)
Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter. Porter m engukur
kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang
seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Kemudian Locke
menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang bergantung pada
perbedaan antara sesuatu yang diharapkan dengan apa yang menurut
perasaaannya atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui
pekkerjaannya. Dengan demikian, orang akan merasa puas jika tidak
14
ada perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya atas
kenyataan, karena batas minimum yang diinginkan telah terpenuhi.
b. Equity Theory ( teori keseimbangan)
Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan meras puas atau
tidak puas, tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan atau tidak
atas situasi. Adapun komponen dari teori ini adalah input, outcomes,
com parison person, dan equity-inequity. Yang dimaksud dengan input
adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai
sumbangan terhadap pekerjaan. Outcom e adalah segala sesuatu yang
berharga yang dirasakan karyawan sebagai “hasil” dari pekerjaannya.
Com parison persons dapat berupa seseorang di perusahaan yang sama
atau di tempat yang lain, atau bisa pula dengan dirinya sendiri di masa
lampau.
Menurut teori ini, setiap karyawan akan membandingkan ratio
input-outcomes dirinya dengan input-outcom es orang lain (com parison
persons). Bila perbandingan itu dianggapnya cukup adil (equity), maka
ia akan merasa puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi
menguntungkan (over com pensation inequity), bisa menimbulkan
kepuasan tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila perbandingan itu tidak
seimbang dan merugikan, akan timbul ket idakpuasan.
c. Two Factors Theory (Teori dua factor)
Teori dua faktor atau disebut juga teori hygiene-motivasi yang
dikemukakan oleh Herzberg dalam Munandar (2001). Ia temukan
bahwa faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda
dengan faktor-faktor yang menimbulkan ket idakpuasan kerja. Faktor-
faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor
motivator, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari
pekerjaan, yang merupakan faktor int rinsik dari pekerjaan yaitu :
1) Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya tanggung jawab
yang dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja
15
2) Kemajuan (advancem ent), besar kecilnya kemungkinan tenaga
kerja dapat maju dalam pekerjaannya.
3) Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan
tenaga kerja dari pekerjaannya.
4) Capaian (achievem ent), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja
mencapai prestasi kerja yang tinggi.
5) Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan
tenaga kerja atas unjuk kerjanya.
Hadirnya faktor ini akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak
hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ket idakpuasan
Menurut Herzberg dalam Munandar (2001) kelompok faktor
yang lain yang menimbulkan ketidakpuasan, berkaitan dengan konteks
dari pekerjaan, dengan faktor-faktor ekstrensik dari pekerjaan, dan
meliputi faktor-faktor :
1) Administrasi dan kebijakan perusahaan, derajat kesesuaian yang
dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang
berlaku dalam perusahaan.
2) Penyeliaan, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan diterima
oleh tenaga kerja
3) Gaji, derajat kewajaran gaji yang diterima sebagai imbalan unjuk
kerjanya.
4) Hubungan antar pribadi, derajat kesesuaian yang dirasakan dalam
berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya.
5) Kondisi kerja, derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses
pelaksaan tugas pekerjaannya.
Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini akan mengurangi
atau menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan
kepuasan karena ia bukan sumber kepuasan kerja.
5. Kinerja dan Kinerja Penyuluh Pertanian
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak
dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi
16
seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang
antara lain adalah kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output,
kehadiran di tempat kerja dan sikap koooperatif (Sadeli dan Prawira,
2002)
Menurut Prawirosentono (1999) kinerja atau perform ance adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab
masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan utama organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral maupun etika.
Mangkunegara (2002) mengemukakan bahwa istilah kinerja
berasal dari kata job performance atau actual pereformance (prestasi
kerja/prestasi kerja sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).
Pengert ian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas
maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Rahmanto (1997) menyebutkan kinerja atau prestasi kerja sebagai
tingkat pelaksanaan tugas yang bisa dicapai oleh seseorang, unit atau
divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan
yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan
Donelly dalam Rivai (2003) mendefinisikan kinerja sebagai tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, sehingga kinerja dikatakan baik dan sukses
jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Kinerja penyuluh pertanian merupakan cerminan kecakapan
seorang penyuluh pertanian dalam pelaksanaan tugas pokok yang
diembannya, yaitu meliputi persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan
penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan, serta pengembangan
penyuluhan pertanian (Deptan, 2008)
Kegiatan penyuluh pertanian meliputi pendidikan, persiapan
penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan
17
pelaporan, pengembangan penyuluhan pertanian, pengembangan profesi
dan penunjang kegiatan penyuluhan pertanian (Deptan, 2008)
Menurut Schuller dan Hubber (1993) terdapat tiga kategori kriteria
dalam penilaian kinerja, yaitu :
a) Trait, terfokus pada karakteristik pribadi pegawai anatar lain,
kemampuan berkomunikasi, kemampuan memimpin dan kesetiaan.
Penelitian ini dapat dilakukan dengan mudah, namun hasilnya sering
tidak valid, kaitan antara trait dan kinerja seringkali lemah akibat
pengaruh faktor-faktor situasional.
b) Behaviour, kriteria ini memfokuskan pada bagaimana suatu pekerjaan
dilakukan sehingga proses perilaku karyawan dalam melakukan
pekerjaan sangatlah penting untuk diperhatikan.
c) Outcom es, pendekatan ini memokuskan tentang apa yang telah dicapai
dan bukan pada cara atau proses menghasilkannya.
6. Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Kinerja
a. Kepuasan kerja pada faktor psikologis dengan kinerja
Ketenangan bekerja dan ketenangan berusaha merupakan
tujuan organisasi kerja, dan hal itu akan tercipta apabila di tempat kerja
terdapat tata kehidupan dan pergaulan yang serasi, mantap dan
dinamis. Hal tersebut dapat berjalan dengan baik bila setiap orang
dapat mengembangkan dan meningkatkan kemauan dan kemampuan
bertenggangrasa. Suasana serasi di tempat kerja sangat mendukung
peningkatan aktivitas kerja yang tinggi dari tenaga kerja sehingga
diperoleh keadaan yang memungkinkan tenaga kerja mengembangkan
dan meningkatkan kinerjanya untuk mencapai hasil yang sesuai
dengan harapan dari organisasi kerjanya (Kusumaatmaja et all, 1991).
b. Kepuasan kerja pada faktor sosial dengan kinerja
As’ad (1995) mengemukakan bahwa hubungan antara
karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting art inya dalam
menaikkan produkt ifitas kerja. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan
melaui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada
18
bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan
bagian yang penting dari organisasi kerja (sense of belonging).
Perilaku atasan merupakan determinan utama dari kepuasan.
Umumnya studi mendapatkan kepuasan kerja karyawan ditingkatkan
bila penyelia langsung bersifat ramah dan dapat memahami,
menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat
karyawan dan menunjukkan suatu minat pribadi kepada mereka.
(Robbins, 1996).
c. Kepuasan kerja pada faktor fisik dengan kinerja
Banyak kemungkinan untuk meningkatkan produktifitas atau
hasil kerja/kinerja di perusahaan –perusahaan dan kantor-kantor jika
saja dapat dilakukan pengaturan yang setepat-tepatnya waktu-waktu
istirahat para karyawan atau pegawai. Terutama bagi perusahaan-
perusahaan yang masih lemah, kurangnya kemampuan untuk
mempeerbaharui alat-alat, perlengkapan kerja, tata kerja, personalia,
memainkan faktor pemberian istirahat mungkin sekali merupakan cara
yang sangat murah untuk meningkatkan produksi perusahaan
(Hadi, 1974)
d. Kepuasan kerja pada faktor finansial dengan kinerja
Hulin dalam As’ad (1995) menyatakan bahwa seringkali cara-
cara yang ditempuh pihak manajemen untuk meningkatkan
produkt ivitas kerja karyawan dengan menaikan gaji atau upah.
Menurut pendapat mereka gaji merupakan faktor utama untuk
mencapai kepuasan kerja.
B. Kerangka Berpikir
Pembangunan pertanian adalah proses untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat tani. Di Indonesia pembangunan pertanian merupakan
bagian terpenting dari pembangunan nasional karena sebagian besar penduduk
Indonesia menggantungkan kehidupannya dari sektor pertanian. Untuk itu
19
diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas di dalam pembangunan
pertanian.
Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian
diharapkan dapat mengarahkan pembangunan pertanian di lapangan dengan
mendorong pelaku utama pembangunan pertanian (petani dan pelaku usaha
pertanian lainnya) untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
keluarganya.
Suatu kegiatan penyuluhan agar berjalan dengan baik dan dapat
mencapai tujuan sesuai yang diharapkan maka perlu diperhatikan kebutuhan-
kebutuhan yang mengakibatkan kesenangan bagi penyuluh sehingga penyuluh
akan m endapatkan kepuasan kerja.
Kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau
tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek pekerjaanya. Pemenuhan
kebutuhan penyuluh, baik yang bersifat psikologik, sosial, fisik dan finansial
sebagai faktor kepuasan kerja sebaiknya menjadi perhatian utama dengan
harapan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan berdampak positif terhadap
kinerja penyuluh yang tinggi pula, yang pada akhirnya akan berdampak pada
peningkatan produktifitas kegiatan penyuluhan.
Kegiatan penyuluh pertanian meliputi pendidikan, persiapan
penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan
pelaporan, pengembangan penyuluhan pertanian, pengembangan profesi dan
penunjang kegiatan penyuluhan pertanian (Deptan, 2008)
Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan dalam kerangka berpikir
sebagai berikut :
Faktor Kepuasan Kerja Kinerja penyuluh pertanian
Gambar 1. Kerangka berpikir hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja penyuluh pertanian.
1. Aspek psikologis: 2. Aspek sosial 3. Aspek fisik
4. Aspek finansial
1. Pendidikan
2. Persiapan penyuluhan pertanian 3. Pelaksanaan penyuluhan pertanian 4. Evaluasi dan pelaporan
5. Pengembangan penyuluhan pertanian 6. Pengembangan profesi 7. Penunjang tugas penyuluh pertanian
20
C. Hipotesis
Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka
berpikir yang telah diuraikan di atas, maka diajukan hipotesis :
a. Hipotesis Mayor
Diduga ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat
kepuasan kerja dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten
Sukoharjo.
b. Hipotesis Minor
• Diduga ada hubungan yang nyata antara kepuasan kerja pada aspek
psikologik dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo.
• Diduga ada hubungan yang nyata antara kepuasan kerja pada aspek
sosial dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo.
• Diduga ada hubungan yang nyata antara kepuasan kerja pada aspek
fisik dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo.
• Diduga ada hubungan yang nyata antara kepuasan kerja pada aspek
finansial dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo.
D. Pembatasan Masalah
1. Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja
penyuluh pertanian meliputi aspek psikologis, sosial, fisik dan finansial
2. Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang menentukan kinerja
penyuluh pertanian, meliputi pendidikan, kegiatan persiapan penyuluhan
pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan,
pengembangan penyuluhan pertanian, pengembangan profesi dan
penunjang tugas penyuluh pertanian
3. Responden dalam penelitian adalah penyuluh pertanian lapang (PNS) yang
berada di Kabupaten Sukoharjo yang bertugas di wilayah kerja Kecamatan
dalam penelitian ini (Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Baki, Kecamatan
Tawangsari dan Kecamatan Kartasura)
21
E. Definisi O perasional dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Operasional
a. Kepuasan kerja penyuluh pertanian
Kepuasan kerja penyuluh pertanian adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para
penyuluh memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak
dalam sikap positif penyuluh terhadap pekerjaan dan segala sesuatu
yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Aspek kepuasan kerja adalah aspek yang menjadi sumber
kepuasan kerja, dimana hadirnya aspek ini akan menimbulkan
kepuasan bagi penyuluh pertanian. Kepuasan kerja sendiri terdiri dari
aspek psikologik, aspek sosial, aspek fisik dan aspek finansial
1) Aspek psikologik, merupakan aspek yang berhubungan dengan
kejiwaan penyuluh yang meliputi kesesuaian minat dan bakat
dengan pekerjaan, nilai pekerjaan, keterampilan dan ketrentaman
dalam kerja.
2) Aspek sosial, merupakan aspek yang berhubungan dengan interaksi
sosial penyuluh yang meliputi kemampuan bekerjasama dengan
penyuluh lain, bantuan dari penyuluh lain dalam mengatasi
kesulitan dalam pekerjaan, hubungan dengan penyuluh lain,
ketersediaan waktu atasan dalam berkomunikasi dengan bawahan,
pemberian motivasi oleh atasan kepada bawahan dan keterbukaan
atasan kepada bawahanya.
3) Aspek fisik, merupakan aspek yang berhubungan dengan kondisi
fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik penyuluh, meliputi
pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, kondisi dan
perlengkapan kerja, kondisi ruang kerja dan kondisi kesehatan
penyuluh.
22
4) Aspek finansial, merupakan aspek yang berhubungan dengan
kesejahteraan penyuluh yang meliputi besarnya gaji yang diterima,
tunjangan dan kenaikan pangkat/golongan.
b. Kinerja Penyuluhan
Kinerja penyuluh pertanian merupakan cerminan kecakapan
seorang penyuluh pertanian dalam pelaksanaan tugas pokok yang
diembannya.
1) Pendidikan adalah faktor yang berhubungan dengan pendidikan
sekolah dan memperoleh ijazah/gelar, pendidikan dan pelatiha
fungsional di bidang pertanian serta memperoleh surat tanda tamat
pendidikan dan pelatihan (STTPP) atau sert ifikat, pendidikan dan
pelatihan prajabatan
2) Kegiatan persiapan penyuluhan pertanian adalah kegiatan yang
dilakukan oleh penyuluh sebelum melaksanakan kegiatan
penyuluhan pertanian yang meliputi identifikasi potensi wilayah,
penyusunan rencana usaha petani Rencana Usaha Kelompok
(RUK), Rencana Kebutuhan Kelom pok (RKK)/ Rencana
Kebutuhan Definitif Kelompok (RDKK), Rencana Kebutuhan
Desa (RKD), Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa (RKPD)/
Programa Penyuluhan Desa (PPD), penyusunan program
penyuluhan pertanian, dan penyusunan rencana kerja tahunan
penyuluh pertanian.
3) Pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah kegiatan penyuluh dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian yang meliputi
penyusunan materi, perencanaan dan penerapan metode
penyuluhan pertanian serta menumbuhkan/mengembangkan
kelembagaan petani
4) Evaluasi dan pelaporan adalah kegiatan penyuluhan dalam
melaporkan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan
meliputi pelaksanaan penyuluhan pertanian dan evaluasi dampak
pelaksanaan penyuluhan pertanian.
23
5) Pengembangan Penyuluhan pertanian adalah faktor yang
berhubungan dengan penyusunan pedoman/juklak/juknus
penyuluhan pertanian.
6) Pengembangan profesi adalah faktor yang berhubungan dengan
pembuatan karya tulis ilmiah di bidang pertanian,
penerjemahan/penyaduran buku dan bahan-bahan lain di bidang
pertanian, dan pemberian konsultasi di bidang pertanian yang
bersifat konsep kepada institusi dan atau perorangan.
7) Penunjang tugas penyuluh pertanian adalah faktor yang
berhubungan dengan peran serta dalam
seminar/lokakarya/konferensi, keanggotaan dalam tim penilai
jabatan fungsional penyuluh pertanian, keanggotaan dalam dewan
redaksi penerbitan di bidang pertanian, perolehan
penghargaan/tanda jasa, pengajaran/pelatihan pada pendidikan dan
pelatihan, keanggotaan dalam organisasi profesi dan perolehan
gelar kesarjanaan lainnya.
2. Pengukuran variabel
Lampiran 6 (lihat di halaman 88-103)
Aspek kepuasan kerja adalah aspek yang menjadi sumber kepuasan
kerja, dimana hadirnya aspek ini akan menimbulkan kepuasan bagi
penyuluh pertanian. Kepuasan kerja sendiri dipengaruhi oleh aspek
psikologik, aspek sosial, aspek fisik dan aspek finansial, sedangkan kinerja
penyuluh pertanian merupakan cerminan kecakapan seorang penyuluh
pertanian dalam pelaksanaan tugas pokok yang diembannya. Untuk
mengetahui hubungan antara faktor kepuasan kerja dan kinerja maka perlu
dilakukan pengukuran variabel. Pengukuran variabel kepuasan kerja
diukur dengan menggunakan skor, sedangkan untuk mengukur tingkat
kinerja penyuluh diukur dengan angka kredit dalam jangka waktu lima
tahun terakhir. Secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 6 halaman
88-103.
24
III. METO DE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
diskript if analitis yaitu suatu penelitian yang memusatkan permasalahan yang
ada pada masa sekarang dan bertitik tolak pada data yang dikumpulkan,
kemudian dianalisis dan disimpulkan dalam konteks teori-teori hasil penelitian
terdahulu (Surakhmad, 1990).
Penelitian ini menggunakan teknik survai yakni penelitian dengan cara
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai
alat pengumpulan data dan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-
variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 1995)
B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)
dengan berdasarkan pert imbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaiakan
dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995) Lokasi yang dipilih
dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sukoharjo. Penentuan lokasi penelitian
ini diambil dengan pertimbangan bahwa kegiatan penyuluhan di Kabupaten
Sukoharjo masih aktif terbukti dengan banyaknya penyuluh yang berprestasi
dan mendapatkan penghargaan sebagai penyuluh berprestasi serta banyaknya
prestasi yang diraih Kabupaten Sukoharjo dalam bidang pertanian.
C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penyuluh pertanian di
Kabupaten Sukoharjo yang berstatus PNS yang terdiri dari penyuluh pertanian
ahli dan penyuluh pertanian terampil yang ditugaskan di wilayah kerja
Kecamatan yaitu sebanyak 62 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampel
gugus sederhana (sim ple cluster sampling) yaitu dengan menggolongkan
responden kedalam gugus (cluster) kecamatan berdasarkan produktivitas padi
sebab tingkat produkt ivitas tanaman salah satunya dipengaruhi oleh kegiatan
25
penyuluhan yang dilakukan penyuluh melalui pembinaan terhadap kelompok
tani. Dipilih kecamatan yang mempunyai produktivitas padi tertinggi, sedang
dan terendah, untuk angka produktivitas padi tert inggi di ambil dua kecamatan
sehingga sample yang diambil adalah empat kecamatan yaitu Kecamatan
Mojolaban, Kecamatan Baki, Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan
Kartasura. Kemudian penyuluh pertanian yang bertugas di Kecamatan tersebut
diteliti semua.
Tabel 3.1 Data Produkt ivitas Padi dirinci per Kecamatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007
No Kecamatan
Produktivitas Padi (Kw/Ha)
1 Kecamatan Weru 68,44 2 Kecamatan Bulu 67,71 3 Kecamatan Tawangsari 68,06 4 Kecamatan Sukoharjo 69,18 5 Kecamatan Nguter 67,77
6 Kecamatan Bendosari 69,85 7 Kecamatan Polokarto 70,17
8 Kecamatan Mojolaban 71,31 9 Kecamatan Grogol 67,32 10 Kecamatan Baki 70,34 11 Kecamatan Gatak 69,22 12 Kecamatan Kartasura 67,24 Jumlah Total 69,24
Sumber data : Dinas Pertanian Sukoharjo 2007 Tabel 3.2 Jumlah penyuluh berdasarkan penempatannya di Kabupaten
Sukoharjo
No Wilayah Kerja Penyuluh
Jumlah Penyuluh
1 Kecamatan Weru 4
2 Kecamatan Bulu 5 3 Kecamatan Tawangsari 5
4 Kecamatan Sukoharjo 6 5 Kecamatan Nguter 5
6 Kecamatan Bendosari 6 7 Kecamatan Polokarto 7 8 Kecamatan Mojolaban 7 9 Kecamatan Grogol 4
10 Kecamatan Baki 4 11 Kecamatan Gatak 5 12 Kecamatan Kartasura 4
Jumlah Total 62
Sumber data : Dinas Pertanian Sukoharjo 2008
26
Dengan demikian total sampel yang diambil sebanyak 20 orang
penyuluh pertanian yang tersebar di Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Baki,
Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Kartasura.
D. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung dengan responden yang terkait dengan penelitian ini, meliputi
ident itas responden, faktor penentu kepuasan kerja dan kinerja penyuluh
pertanian.
b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari hasil instansi atau
suatu lembaga yang ada kaitannya dengan penelitian ini, meliputi data
demografi, keragaan penyuluh pertanian, kelembagaan penyuluh
pertanian.
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Yaitu cara pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti.
b. Observasi
Yaitu teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap obyek yang diamati.
c. Pencatatan
Yaitu teknik pencatatan data yang diperlukan baik dari responden maupun
dari instansi yang ada hubungannya dengan peneliti.
F. Metode Analisis Data
Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja dan tingkat kinerja penyuluh
pertanian diukur dengan menggunakan rumus interval (I):
I =
27
Untuk mengetahui derajat hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja
penyuluh pertanian digunakan uji korelasi Rank Sperman (rs). Menurut Siegel
(1994) rumus korelasi jenjang Sperman sebagai berikut :
Dimana :
Rs : Koefisien korelasi rank Spearman
N : Jumlah responden
di : Selisih atau rangking dari variabel pengamatan
Tingkat signifikansi rs diuji dengan menggunakan uji t karena jumlah
sampel lebih dari 10 (N>10) dengan rumus sebagai berikut :
t = rs
Uji Kriteria :
a. Jika t hitung ≥ t tabel (α = 0,05) maka Ho ditolak berart i ada hubungan
yang signifikan antara faktor kepuasan kerja penyuluh pertanian dengan
kinerjanya.
b. Jika t hitung < t tabel (α = 0,05) maka Ho diterima berart i tidak ada
hubungan yang signifikan antara faktor kepuasan kerja penyuluh
pertanian dengan kinerjanya
28
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH
Bidang pertanian termasuk prioritas utama Kabupaten Sukoharjo. Dengan
luas wilayah 46.666 ha yang diusahakan untuk pertanian berupa sawah seluas
21.119 ha, tegal 5.179 ha, pekarangan 15.814 ha, perkebunan 759 ha, kolam 30
ha, karamba 2.706 ha dan perairan umum 921,22 ha. Kabupaten Sukoharjo
memiliki potensi yang cukup besar didalam pembangunan pertanian yang
meliputi tanaman pangan dan hortikultura perkebunan, peternakan dan perikanan.
Adapun batas wilayah Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
2) Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar
3) Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten
Wonogiri
4) Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten
A. Potensi Wilayah
Potensi wilayah di Kabupaten Sukoharjo antara lain:
1. Tanaman Pangan dan Hort ikultura
Tabel 4.1 Luas Lahan dan IP Sawah dan Tegal Kabupaten Sukoharjo
No Kategori Sawah Tegal
1 Luas lahan 21.121 ha 4.563 ha 2 IP 261 % 275%
Sumber : UPTD Kabupaten Sukoharjo Keterangan : IP : Indeks Penanaman
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui pada wilayah Kabupaten
Sukoharjo yang diusahakan untuk pertanian tanaman pangan dan
hortikultura pada lahan sawah seluas 21.121 ha, sedangkan tegal seluas
4.563 ha. IP (Indeks Penanaman) Kabupaten Sukoharjo tersebut di atas
artinya dalam satu tahun dapat ditanami sebanyak tiga kali. Hal ini
membuktikan bahwa prioritas utama Kabupaten Sukoharjo adalah di
sektor pertanian, khususnya pada lahan sawah karena lahan sawah
merupakan lahan tanaman pangan pokok yaitu padi.
29
Tabel 4.2 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sukoharjo tahun 2009
No Jenis tanaman Luas panen Produksi
1 Padi 45.649 ha 291.149 ton 2 Jagung 5.572 ha 16.376 ton 3 Kedele 4.261 ha 6.686 ton 4 Kacang tanah 9.598 ha 13.447 ton 5 Melon 195 ha 5.327 ton 6 Empon-empon 1.399,50 ton
Sumber : UPTD Kabupaten Sukoharjo
Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sasaran pada tahun 2009 luas
panen padi sebesar 45.649 Ha. Komuditas padi menempati urutan pertama
karena luas areal panen yang cukup luas dan merupakan tanaman pangan
pokok, selain itu Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten
penyandang pangan di Jawa Tengah sehingga produkt ivitas padi
khususnya terus dipacu pada tahun 2009 produksi padi berhasil mencapai
291.149 ton. Selain tanaman padi sebagai tanaman pangan pokok, tanaman
jagung, kedele,kacang tanah dan melon merupakan kom oditi tanaman
hortikultura yang menjadi andalan Kabupaten Sukoharjo.
Tabel 4.3 Jumlah Alat Mesin Pertanian Per Tahun 2008
No Alat mesin Jumlah
1 Traktor roda dua 1.140 unit 2 Hand sprayer 5.669 unit 3 Mist blower 1 unit 4 Pompa air 2.280 unit 5 Power treser 351 unit 6 Pedal treser 3.575 unit 7 Pembersih gabah 304 unit 8 Pengering gabah 5 unit 9 Penggiling padi kecil 569 unit 10 Penggiling padi besar 5 unit
Sumber : UPTD Kabupaten Sukoharjo
Menurut tabel 4.3 dapat diketahui berbagai alat mesin pertanian beserta
jumlahnya per tahun 2008, jumlah yang paling banyak adalah hand sprayer
30
(penyemprot aspal tangan) karena mengingat kegunaan alat ini sangat
penting untuk pemupukan dengan aplikasi penyemprotan, alat ini berfungsi
untuk menyemprotkan pupuk ke bagian batang, bunga, tangkai ataupun
daun, misal untuk tanaman padi disemprotkan pada daun dan batang).
Urutan kedua adalah pedal treser alat ini berguna untuk merontokkan gabah
pasca panen, sedangkan untuk alat-alat pertanian yang lain masing-masing
mempunyai fungsi yang berguna baik sebelum panen, saat panen maupun
pasca panen.
2. Perkebunan
Tabel 4.4. Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009
No Tanaman perkebunan Luas panen (ha) Produksi (ton)
1 Kelapa 1.230 576 2 Cengkeh 20 1,70 3 Mete 518 54,28 4 Tembakau 175 4.455 5 Wijen 950 124,25 6 Lada 2 0,21 7 Tebu 950 3.889 8 Kapuk randu 560 -
Sumber : UPTD kabupaten Sukoharjo
Perkembangan tanaman perkebunan pada lahan tegal dan pekarangan
seluas 885.000Ha. tanaman kelapa, jambu mete dan tembakau merupakan
komuditi unggulan Kabupaten Sukoharjo. Tabel 4.4 dapat diketahui
produksi tembakau menempati urutan pertama karena tembakau merupakan
komuditi primer tanaman perkebunan bagi kabupaten Sukoharjo. Tanaman
tebu menempati urutan kedua dengan produksi 3.889 ton karena tanaman
tebu merupakan komoditi utama nasional.
31
3. Peternakan
Tabel 4.5. Peningkatan Produksi Ternak Kabupaten Sukoharjo
No Populasi ternak
Produksi (2007) Poroduksi (2008)
1 Sapi potong 26.502 ekor 26.512 ekor 2 Sapi perah 601 ekor 605 ekor 3 Daging 5.234.945 kg 5.509.932 kg 4 Telur 8.489.661 kg 8.523.662 kg 5 Susu 778.682 liter 799.759 liter
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo
Populasi ternak di Kabupaten Sukoharjo sasaran tahun 2009 baik
ternak besar maupun kecil mengalami peningkatan dibanding tahun 2008.
Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui produksi terbesar adalah sapi potong.
Kabupaten Sukoharjo juga menempatkan sapi potong sebagai salah satu
andalannya karena peluang bisnis pada peternakan sapi potong sangat besar
karena mudah, persediaan pakan yang terus melimpah, selain itu juga
kebutuhan pasar yang terus meningkat. Produksi daging, telur dan susu
meningkat seiring dengan jumlah permintaan tahun 2007.
4. Perikanan
Lahan yang dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan di
Kabupaten Sukoharjo masih rendah dibanding potensi yang ada. Sasaran
pada tahun 2008 areal budidaya ikan dikolam seluas 20,4 ha, budidaya ikan
karamba sebanyak 1688 unit penangkapan ikan diperairan umum seluas
921,22 ha. Produksi ikan dikolam tahun 2007 sebesar 918 ton, karamba
303,04 ton dan perairan umum 288,316 ton. Luas usaha perbenihan di BBI
(Balai Benih Ikan) 3,318 ha, dan di UPR (Usaha Pembenihan Rakyat)
mencapai 0,8 ha, sedangkan produksi benih ikan di BBI sebesar 228.000
ekor dan UPR sebesar 13.000.000 ekor.
32
B. Keragaan Penyuluhan Pertanian
1. Petani
Jumlah Rumah Tangga Petani (RTP) yang mencakup semua sub
sektor pertanian meningkat sementara itu juga ada penigkatan jumlah petani
gurem yang memiliki lahan usaha tani sempit sehingga tidak layak untuk
berusaha tani yang menyebabkan adanya peningkatan jumlah petani miskin.
Dengan kondisi petani sepert i ini, maka semua program
pembangunan pertanian yang dikucurkan oleh pemerintah di semua
subsektor dan teknologi yang dihasilkan oleh berbagai sektor dan penelitian,
serta modal yang disalurkan oleh lembaga keuangan perlu dipastikan untuk
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh petani.
Oleh karena itu upaya pemberdayaan petani melalui penyuluhan
pertanian harus selalu ditingkatkan, guna memudahkan pembinaan dalam
mensukseskan program pembangunan pertanian di semua subsektor.
2. Kelembagaan Petani
a. Kelompok Tani (Poktan)
Jumlah kelompok tani pada Dinas Pertranian Kabupaten Sukoharjo
sampai dengan tahun 2008 adalah 659 dengan rincian sebagai berikut :
• Kelom pok tani dewasa : 634 kelompok beranggotakan 1332 orang.
• Kelom pok wanita tani : 16 kelompok beranggotakan 320 orang.
• Kelom pok pemuda tani : 9 kelompok beranggotakan 180 orang.
Kelompok tani ini sepenuhnya belum berfungsi secara opt imal
karena selama ini pada umumnya pertumbuhan masih berorientasi pada
program atau kegiatan yang mendapatkan dana dari pemerintah pusat
maupun daerah dan bukan atas kemauan dari anggota.
Kedepan pertumbuhan kelompok tani diarahkan secara partisipatif
dengan mempertimbangkan aspirasi petani sendiri sehingga dapat
terbentuk rasa memiliki yang tinggi dan kemampuan kelompok yang
besar di kalangan anggotanya. Dengan demikian keberadaan kelompok
dapat dipertahankan ke arah kemajuan serta pengembangan kelompok
tani menjadi organisasi ekonom i yang berorientasi keuntungan.
33
b. Koperasi Tani
Jumlah koperasi tani sebagai lembaga perekonomian bagi petani di
pedesaan sampai bulan Desember 2008 sejumlah 165 koperasi. Pada
umumnya koperasi tani masih lemahg dalam hal manajeme, Sumber
Daya Manusia (SDM), administrasi dan modal serta pembinaan dari
instansi terkait sewhingga usaha yang dikembangkan belum optimal.
c. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
Kabupaten Sukoharjo sampai dengan bulan Desember 2008 telah
terbentuk 163 gapoktan yang beranggotakan 41.741 orang. Pada
umumnya gapoktan diarahkan pada lembaga kewuangan mikro (LKM)
pedesaan, namun pada pemupukan modal sulit untuk mengakses
kelembagaan keuangan karena masih lemahnya manajemen gapokan.
d. P4S (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Swadaya)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Swadaya di Kabupaten Sukoharjo
sebagai wadah belajar mengajar petani secara swakarsa dan swadaya
berjumlah 2 (dua) unit yang berada di Desa Kepuh Kecamatan Nguter
dan Desa Palur Kecamatan Mojolaban.
Kelembagaan P4S telah berperan dalam peningkatan dan
pengembangan SDM pedesaan dengan menerapkan kegiatan
permagangan yang bertumpu pada metode “petani belajar dari petani”
C. Kelem bagaan Penyuluh Pertanian di Kabupaten Sukoharjo
Kelembagaan yang menangani penyuluh pertanian (Bapeluh) seperti yang
diamanatkan pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan belum
terbentuk. Tugas dan fungsi penyuluhan pertanian di Kabupaten Sukoharjo
dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, pada Kelom pok Jabatan Fungsional,
sehingga sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan pertanian diatur oleh
dinas pertanian.
Dalam rangka melaksanakan Undang-undang Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2006 tentang sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
34
kebutuhan satu desa satu orang penyuluh belum mencukupi karena jumlah
desa/kelurahan di Kabupaten Sukoharjo 167 desa dimana 2 (dua) desa telah
menjadi perkotaan sehingga pendampingan penyuluih pertanian sejumlah 165
desa. Namun jumlah penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo baru
sejumlah 142 orang yang terdiri dari penyuluh pertanian PNS sejumlah 78
orang, Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-THPP)
sejumlah 64 orang.
Tabel 4.6. Keberadaan Lokasi Kerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten
Sukoharjo.
No Lokasi kerja Jumlah penyuluh
1 Kelompok Jabatan Fungsional Kabupaten 9 orang 2 Dinas Pertanian 3 orang 3 UPTD Dinas Pertanian 2 orang 4 Kecamatan 128 orang
Sumber : Analisis data primer 2009.
Keberadaan lokasi kerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo
sebagai berikut : pada Kelompok Jabatan Fungsional Kabupaten 9 (sembilan)
orang, pada bidang di lingkup dinas pertanian sejumlah 3 (tiga) orang, pada
UPTD Dinas Pertanian 2 (dua) orang serta yang berada di Kecamatan dan
mempunyai wilayah binaan sejumlah 128 orang.
Kelembagaan penyuluh pertanian di Kecamatan bernama Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) yang merupakan unit kerja organik Penyuluh
Pertanian dibawah dan bertanggungjawab kepada kelembagaan Penyuluh
Pertanian Kabupaten yang berfungsi sebagai tempat pertemuan para Penyuluh
Pertanian, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha sejumlah 4 (empat) BPP, yaitu BPP
Tani Budaya Palur Kecamatan Mojolaban, BPP Tawangsari Kecamatan
Tawangsari, BPP Nguter Kecamatan Nguter dan BPP Sraten Kecamatan
Gatak, dimana keempat BPP tersebut pada saat ini juga merupakan tempat
pelatihan bagi Penyuluh Pertanian yang dilaksanakan 1 (satu) bulan sekali.
Kelembagaan penyuluh pertanian di desa yang bersifat non-struktural
berbentuk pos penyuluhan desa dimana kelembagaan ini merupakan lokasi
35
kerja penyuluh pertanian terdepan dengan kegiatan memberi layanan jasa
konsultasi pertanian dan informasi teknologi pertanian sebagian besar belum
terbentuk.
D. Susunan Organisasi Dinas Pertanian Sukoharjo
1. Gambaran Umum
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3
Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Kabupaten Sukoharjo
bahwa Dinas Pertanian mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintah berdasarkan asas otonomi dan membantu tugas di bidang
pertanian.
Tugas pokok tersebut dilaksanakan Dinas Pertanian dengan
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pertanian.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian.
Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo terdiri
atas :
a. Kepala adalah Kepala Dinas Kabupaten Sukoharjo
b. Wakil Kepala adalah Wakil Kepala Dinas kabupaten Sukoharjo
c. Kelompok Jabatan Fungsional adalah tenaga-tenaga fungsional yang
dibutuhkan oleh dinas daerah untuk melaksanakan tugas fungsional
tertentu sesuai bidang ketrampilan dan keahliannya.
d. Bagian Tata Usaha terdiri dari :
• Subbag Perencanaan.
• Subbag Kepegawaian.
• Subbag Keuangan.
• Subbag Umum.
e. Sub Dinas Tanaman Pangan dan Hort ikultura terdiri dari :
• Seksi Perlindungan Tanaman.
36
• Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hort ikultura.
• Seksi Usahatani dan Pengolahan Hasil Pertanian Tanaman Pangan
dan Hort ikultura.
• Seksi Sarana dan Prasarana.
f. Sub Dinas Bimbingan massal dan Ketahanan Pangan terdiri dari :
• Seksi Pelayanan Intensifikasi dan Agribisnis.
• Seksi Distribusi dan Konsumsi Pangan.
• Seksi Kewaspadaan Pangan dan Gizi.
g. Sub Dinas Perkebunan terdiri dari :
• Seksi Pengembangan.
• Seksi Produksi.
• Seksi Usahatani.
• Seksi Perlindungan Tanaman.
h. Sub Dinas Perikanan terdiri dari :
• Seksi Produksi Perikanan.
• Seksi Usahatani dan Pengolahan Hasil Pertanian Perikanan.
• Seksi Perbenihan.
i. Sub Dinas Peternakan terdiri dari :
• Seksi Produksi Peternakan.
• Seksi Usahatani dan Pengolahan Hasil Peternakan.
• Seksi Kesehatan Hewan.
• Seksi Penyebaran Pengembangan Peternakan.
j. Cabang Dinas adalah Cabang dari dinas pertanian Kabupaten
Sukoharjo.
k. UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah) dibentuk untuk
melaksankan sebagian kegiatn teknis operasional dan atau kegiatan
teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa
Kecamatan.
Secara rinci dapat dilihat pada struktur organisasi, pada gambar 2 :
Bagan Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo.
37
2. Struktur Organisasi
Bagan Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo,
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008
adalah sebagai berikut :
Sumber : UPTD Dinas pertanian Sukoharjo Gambar 2 : Bagan Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010
Seksi usahatani dan pengolahan hasil
perikanan
Subbag kepegawaian
Subbag
perencanaan
Wakil Kepala
Kepala
Bagian Tata
Usaha
Subbag
umum
Sub dinas
peternakan
Sub dinas
perikanan
Subbag keuangan
Sub dinas tanaman pangan
dan hortikultura
Seksi produksi perikanan
Sub dinas bimbingan massal
ketahanan pangan
Sub dinas perkebunan
Kelompok jabatan
fungsional
Seksi perbenihan
Seksi produksi peternakan
Seksi usahatani dan pengolahan hasil
peternakan
Seksi kesehatan
hewan
Seksi penyebaran
pengembangan peternakan
Cabang Dinas UPTD
Seksi perlindungan tanaman pangan
Seksi produksi tanaman
pangan dan hortikultura
Seksi usahatani dan pengolahan hasil tanaman pangan dan
hortikultura
Seksi sarana dan prasarana
Seksi pelayanan intensifikasi dan
agribisnis
Seksi distribusi dan konsumsi
pangan
Seksi kewaspadaan
pangan dan gizi
Seksi produksi
Seksi pengembangan
Seksi usahatani
Seksi perlindungan
tanaman
38
E. Sumber Daya Manusia Penyuluh Pertanian
Dalam upaya mendapatkan informasi dan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan spesifik lokalita, diperoleh dari trainning penyuluh pertanian di BPP
setiap 1 (satu) bulan sekali dimana pelatih/narasumber dari Subdin lingkup
Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo dan Kelompok Jabatan Fungsional yang
berda di tingkat kabupaten, serta informasi dari Tabloid Sinar Tani.
Dalam melaksanakan tugas pendampingan kepada petani sebagai pelaku
utama dan pelaku usaha agrobisnis belum dapat dilaksanakan secara opt imal
karena keterbatsan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh penyuluh pertanian.
Penyuluh pertanian PNS sejumlah 78 orang, yang mendapatkan kendaraan
operasional baru 31 orang penyuluh pertanian. Sehingga masih 47 orang yang
belum mendapatkan kendaraan operasional, sedangkan sarana prasarana yang
digunakan oleh penyuluh pertanian untuk kelancaran komunikasi masih sangat
terbatas karena dari 78 orang penyuluh pertanian PNS, baru 10 orang yang
mendapatkan ponsel, dimana ponsel tersebut hanya diberikan kepada penyuluh
pertanian yang berada di BPP Tani Budaya-Palur sebagai BPP model.
Pembiayaan Penyuluhan Pertanian bersumber dari APBD Kabupaten,
APBD Provinsi dan APBN, namun jumlah dana yang dianggarkan untuk
kegiatan penyuluhan pertanian masih sangat terbatas sehingga dana tersebut
belum mencukupi untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian dalam
upaya memecahkan masalah yang dihadapi petani.
.
39
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kepuasan Kerja Penyuluh Pertanian
Kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau
tidak sukanya tenaga kerja terhadap aspek pekerjaannya. Dengan kata lain
kepuasan mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Oleh
karena itu pemenuhan kebutuhan penyuluh, baik yang bersifat psikologik,
sosial, fisik dan finansial sebagai faktor kepuasan kerja menjadi perhatian
utama.
Dalam penilaiannya, tingkat kepuasan kerja penyuluh pertanian di
Kabupaten Sukoharjo dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu puas, cukup
puas dan t idak puas. Adapun secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1. T ingkat kepuasan kerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo
No Aspek kepuasan kerja
Kategori Jumlah (orang)
%
1 Psikologis Tidak puas ( 5-8 ) Cukup puas (9-12 ) Puas ( ≥ 13 )
0 3 17
0 15 85
2 Sosial Tidak puas ( 6-10 ) Cukup puas (11-15) Puas ( ≥ 16 )
0 11 9
0 45 55
3 Fisik Tidak puas ( 4-6 ) Cukup puas ( 7-9 ) Puas ( ≥ 10 )
3 16 1
15 80 5
4 Finansial Tidak puas ( 3-5 ) Cukup puas ( 6-8 ) Puas ( ≥ 9 )
6 14 0
30 70 0
5 Total Tidak puas ( 35-39) Cukup puas (40-44 ) Puas ( ≥ 45 )
3 8 9
15 40 45
Sumber : Analisis data primer tahun 2009
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa jumlah penyuluh
berdasarkan tingkat kepuasan kerja untuk kategori tidak puas sejumlah 3
responden atau 15 %, untuk kategori cukup puas sejumlah 8 responden atau
40 % dan untuk kategori puas sejumlah 9 responden atau 45 %. Hasil antara
40
kategori puas dan cukup puas hampir sama dikarenakan sebanyak 80%
responden menyatakan puas terhadap aspek psikologis dan sebanyak 70 %
responden menyatakan cukup puas terhadap aspek sosial. Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kepuasan kerja penyuluh pertanian di
Kabupaten Sukoharjo tergolong dalam kategori puas, hal ini berart i bahwa dari
beberapa aspek kepuasan kerja yang ada, sudah sebagian besar terpenuhi
sebagai imbalan psikologis, sosial, fisik dan finansial yang sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh penyuluh. Secara rinci kepuasan kerja dari penyuluh
terhadap m asing-masing aspek kepuasan kerja adalah sebagai berikut.
1. Aspek psikologis
Aspek psikologis adalah aspek yang berhubungan dengan kejiwaan
penyuluh. Jika aspek psikologis terpenuhi sesuai dengan harapan penyuluh
maka akan tercipta kepuasan penyuluh terhadap aspek psikologis.
Tabel 5.2. Distribusi responden terhadap indikator kepuasan psikologis.
No Indikator Kriteria Jumlah orang
%
1 Minat Ada minat yang besar terhadap profesi sebagai PPL
16 80
2 Kesesuaian profesi
Merasa mempunyai bakat yang sesuai dan selalu berusaha mengembangkannya.
13 65
3 Ketrampilan Merasa trampil dan selalu berusaha meningkatkan ketrampilan
20 100
4 Nilai profesi Merasa PPL adalah pekerjaaan yang berharga dan memberi kesempatan untuk beraktualisasi diri
15 75
5 Ketentraman kerja
Dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan penyuh rasa aman dan tanpa tekanan.
15 75
Sumber : Analisis data primer tahun 2009
Tabel 5.1. menunjukan bahwa sebagian besar (85%) penyuluh puas
terhadap aspek psikologis. Berdasarkan analisis data di lapangan dan dapat
dilihat juga pada tabel 5.2 , diketahui bahwa sebagian besar penyuluh
41
memilih profesi penyuluh karena sesuai dengan minat dan ditunjang oleh
bakat dan ketrampilan yang cukup sesuai dengan profesi. Hal ini tampak
pada pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh sebagian besar penyuluh
responden yaitu sejumlah 15 orang (75 persen) adalah sarjana pertanian
sedangkan 4 orang lainnya Diplom a pertanian , dan 1 orang STM
pertanian. Hal ini tentunya membawa dampak yang baik karena
kecocokan antara profesi yang dipilih dengan minat, bakat dan ketrampilan
yang membawa pada kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan
tugas sebagai penyuluh sehingga besar kemungkinan untuk berhasil pada
pekerjaan tersebut.
Penyuluh juga menilai bahwa profesi sebagai penyuluh adalah suatu
pekerjaan yang berharga, menyenangkan dan memberi kesempatan untuk
beraktualisasi diri. Berharga karena kegiatan penyuluh merupakan kegiatan
yang membantu dalam memperlancarkan kegiatan pembangunan petani,
disamping berharga bagi diri sendiri karena merupakan mata pencaharian
mereka. Sikap yang senang terhadap profesi sebagai penyuluh juga sangat
mendukung aktifitas kerja, kemudian mendorong dan memberikan
motivasi yang positif bagi penyuluh sehingga diperoleh keadaan yang
memungkinkan penyuluh untuk beraktualisasi diri.
Kemudian terkait dengan ketentraman kerja yang dirasakan oleh
penyuluh selama melaksanakan tugas, penyuluh mengungkapkan bahwa
tugas sehari-hari dapat terlaksana dengan penuh rasa aman dan tanpa
tekanan. Hal ini terjadi karena adanya kesesuaian antara minat, bakat dan
ketrampilan penyuluh dalam profesinya, sehingga punya kemampuan
untuk melaksanakan tugasnya. Selain itu sikap penyuluh lain yang
membantu secara maksimal dalam menyelesaikan masalah dan sikap
atasan yang selalu menyediakan waktu untuk berkomunikasi secara
informal dengan bawahannya, memberikan motivasi dan bersama-sama
bawahan mencari solusi serta selalu terbuka pada setiap bawahannya untuk
memberikan m asukan.
42
2. Aspek sosial
Aspek sosial merupakan yang berhubungan dengan interaksi sosial
penyuluh yang meliputi kemampuan bekerjasama dengan penyuluh lain,
bantuan dari penyuluh lain dalam mengatasi kesulitan dalam pekerjaan,
hubungan dengan penyuluh lain, ketersediaan waktu atasan dalam
berkomunikasi dengan bawahan, pemberian motivasi oleh atasan kepada
bawahan dan keterbukaan atasan kepada bawahanya.
Tabel 5.1. menunjukkan bahwa sebagian besar (55 %) penyuluh
cukup puas terhadap aspek sosial yang telah mereka terima. Berdasarkan
penelitian di lapangan, penyuluh mampu mengembangkan kerjasama yang
harmonis diantara sesama penyuluh.
Tabel 5.3. Distribusi responden terhadap indikator kepuasan sosial
No Indikator Kriteria Jumlah orang
%
1 Kemampuan kerjasama dengan PPL lain
Mampu mengembangkan kerjasama yang harmonis dengan PPL lain
9 45
2 Bantuan dari PPL lain PPL lain selalu memberikan perhatian dan berusaha secara maksimal mencari penyelesaian
15 75
3 Hubungan dengan PPL lain
Ada hubungan yang sangat akrab
10 50
4 Ketersediaan waktu atasan
Selalu menyediakan waktu untuk bawahanya
13 65
5 Pemberian motivasi oleh atasan kepada bawahanya
Selalu memotivasi dan memberi saran berupa solusi atas kesalahan bawahan
5 25
6 Keterbukaan atasan Selalu terbuka 14 70
Sumber : Analisis data primer tahun 2009
Berkaitan dengan hubungan antar penyuluh , dapat dilihat juga
pada tabel 5.3 bahwa sebagian besar (15 orang) penyuluh merasakan
adanya hubungan yang baik antar penyuluh. Sesekali diantara penyuluh
saling menanyakan kesulitan yang sedang dihadapi dan selanjutnya akan
43
membantu secara maksimal, sehingga terjalin suatu hubungan yang sangat
akrab antara penyuluh yang satu dengan penyuluh yang lain.
Dalam berinteraksi dengan atasannya, pada tabel 5.3 sebanyak 13
orang mengungkapkan bahwa sekali-kali atasan menyediakan waktunya
untuk berinteraksi secara informal dengan bawahannya, walaupun
komunikasi tersebut hanya berupa obrolan ringan tetapi komunikasi
informal ini mempunyai peran penting untuk menciptakan suatu hubungan
yang baik dan akrab antara atasan dan penyuluh yang dibawahinya, atasan
juga memberikan motivasi dan saran yang berupa solusi saat penyuluh
menghadapi kesulitan, selain itu atasan juga selalu bersikap terbuka
terhadap m asukan dari bawahannya.
3. Aspek fisik
Aspek fisik, merupakan aspek yang berhubungan dengan kondisi
fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik penyuluh. Lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar penyuluh yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalanhkan tugas-tugas yang dibebankan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Tabel 5.1. menunjukkan bahwa sebagian besar ( 80 %) penyuluh
merasa cukup puas terhadap aspek fisik yang telah mereka
terima.berdasarkan analisis di lapangan, sebagian besar penyuluh
mengungkapkan bahwa pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat telah
sesuai dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan, dan dapat dilihat pada
table 5.4. semua penyuluh responden menyatakan bahwa pengaturan waktu
kerja dan waktu istirahat sudah sangat sesuai.
44
Tabel 5.4. Distribusi responden terhadap indikator kepuasan fisik.
No Indikator Kriteria Jumlah orang
%
1 Pengaturan kerja dan istirahat
Pengaturan waktu kerja dan istirahat sudah sangat sesuai
20 100
2 Kondisi kerja dan perlengkapan kerja
Sudah cukup sesuai harapan
9 45
3 Kondisi ruang kerja Sudah cukup sesuai harapan
13 65
4 Kondisi kesehatan penyuluh
Kondisi kesehatan penyuluh sudah cukup banyak mendapat perhatian
17 85
Sumber : Analisis data primer tahun 2009.
Terkait dengan perlengkapan kerja dan kondisi ruang kerja
sebagian besar penyuluh mengungkapkan cukup puas dengan
perlengkapan kerja dan kondisi ruang kerja yang ada, kondisi ruang kerja
dirasakan sudah cukup bersih dan tata ruangnya cukup menyenangkan.
Mengenai kondisi kesehatan penyuluh sebagian besar penyuluh
menyatakan cukup banyak mendapat perhatian karena ada fasilitas askes.
Berlawanan dengan kondisi diatas, sebanyak 15 % penyuluh
tergolong tidak puas terhadap aspek fisik. Ketidakpuasan tersebut terjadi
karena penyuluh merasa tidak puas dengan perlengkapan kerja yang
ada,belum ada ruang pertemuan dikantor wilayah kerjanya. Selain itu
penyuluh juga merasa tidak puas dengan kondisi lingkungan kerja karena
dirasakan ruang kerja yang ada terlalu sempit sehingga pertukaran udara
dan sistem pencahayaan di kantor kurang baik.
4. Aspek finansial
Aspek finansial, merupakan aspek yang berhubungan dengan
kesejahteraan penyuluh yang meliputi besarnya gaji yang diterima,
tunjangan dan kenaikan pangkat/golongan.
Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui bahwa sebagian besar (70%)
penyuluh cukup puas terhadap aspek finansial yang telah mereka terima.
45
Berdasarkan penelitian di lapang, sebagian besar penyuluh
mengungkapkan gaji yang diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, jumlah tunjangan yang diterima dirasakan dapat mencukupi
kebutuhan dalam pelaksanaan tugas penyuluhan.
Tabel 5.5. Distribusi responden terhadap indikator kepuasan finansial.
No Indikator Kriteria Jumlah orang
%
1 Gaji Gaji yang diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
19 95
2 Tunjangan Besarnya tunjangan cukup sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas
14 70
3 Kenaikan pangkat Cukup mudah untuk mengurus kenaikan pangkat
17 85
Sumber : Analisis data primer tahun 2009.
Terkait dengan prosedur kenaikan pangkat , sebagian besar
penyuluh mengungkapkan cukup mudah karena sudah disesuaikan dengan
angka kredit (credit point) jika sudah 4 tahun membuat angka kredit pasti
bisa naik pangkat selain itu diingatkan penyusunan berkas-berkas
kenaikannya.
Berdasarkan analisis di lapang, terdapat (30%) penyuluh tidak puas
terhadap aspek finansial hal ini karena penyuluh merasa jumlah tunjangan
yang diterima belum dapat memenuhi kebutuhan dalam pelaksanaan tugas
penyuluhan.
B. Kinerja Penyuluh Pertanian
Kinerja merupakan tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan
kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga kinerja
dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan
baik.
46
Kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo diketahui dengan
jumlah angka kredit dari masing-masing kegiatan penyuluh. Dalam hal ini
adalah pendidikan, persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan
pertanian, evaluasi dan pelaporan, pengembangan penyuluhan pertanian,
pengembangan profesi dan penunjang tugas penyuluh pertanian.
Dalam penilaiannya, kinerja penyuluh pertanian dikategorikan dalam tiga
tingkatan yaitu tinggi, sedang, rendah. Adapun secara rinci dapat dilihat dalam
tabel 5.6.
Tabel 5.6. Aspek Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Sukoharjo
No Aspek Kinerja kategori Jumlah (orang)
%
1 Dalam Menempuh Pendidikan Rendah (7-41) Sedang (42-76) Tinggi ( ≥ 77)
15 3 2
75 15 10
2 Persiapan penyuluhan pertanian Rendah (1-5) Sedang (6-10) Tinggi ( ≥ 11)
8 9 3
40 45 15
3 Pelaksanaan penyuluhan pertanian
Rendah (8-31) Sedang (32-55) Tinggi ( ≥ 56)
10 4 6
50 20 30
4 Evaluasi dan pelaporan Rendah (0-6) Sedang (7-13) Tinggi ( ≥ 14)
5 12 3
25 60 15
5 Pengembangan penyuluhan pertanian
Rendah (0-5) Sedang (6-10) Tinggi ( ≥ 11)
17 2 1
85 10 5
6 Pengembangan profesi Rendah (0-9) Sedang (10-19) Tinggi ( ≥ 20)
4 9 7
20 45 35
7 Penunjang tugas penyuluh pertanian
Rendah (4-9) Sedang (10-15) Tinggi ( ≥ 16)
8 10 2
40 50 10
8 Kinerja penyuluh pertanian Rendah (50-55) Sedang (56-161) Tinggi ( ≥ 162)
8 11 1
40 55 5
Sumber : Analisis data primer tahun 2009
Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui bahwa sebagian besar yaitu 11
orang penyuluh (55 persen) berdasarkan kinerjanya termasuk dalam kategori
47
sedang, sebanyak 8 orang penyuluh (40 persen) termasuk dalam kategori
rendah dan satu orang penyuluh (5 persen) termasuk dalam kategori tinggi.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja penyuluh pertanian
di Kabupaten Sukoharjo tergolong pada kategori sedang. Ini berart i penyuluh
dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanianya belum sepenuhnya
opt imal, karena dalam kinerja penyuluh tidak dapat dipandang dari satu
kegiatan saja, melainkan secara keseluruhan dari kegiatan penyuluhan yang
ada.
Pengukuran kinerja dihitung dengan menggunakan angka kredit dalam
jangka waktu 5 tahun terakhir sedangkan untuk idealnya di Kabupaten
sukoharjo menggunakan angka kredit dengan ketentuan sebagai berikut :
Jumlah angka kredit kumulatif minimal :
a. Paling kurang 80% angka kredit berasal dari unsur utama
b. Paling banyak 20% angka kredit berasal dari unsur penunjang.
( Deptan,2008)
Secara rinci kinerja dari penyuluh terhadap kegiatan penyuluhan
pertanian adalah sebagai berikut.
1. Dalam Menempuh Pendidikan
Pendidikan adalah faktor yang berhubungan dengan pendidikan
sekolah dan memperoleh ijazah/gelar, pendidikan dan pelatihan fungsional
di bidang pertanian serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan
pelatihan (STTPP) atau sertifikat, pendidikan dan pelatihan prajabatan
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar (75 persen)
penyuluh berada pada tingkat kinerja dengan kategori rendah terhadap
faktor pendidikan. Berdasarkan analisis data di lapangan diketahui bahwa
sebagian besar penyuluh pertanian dalam mengikuti pendidikan dan
pelatihan fungsional di bidang pertanian serta memperoleh surat tanda
tamat pendidikan dan pelatihan (STTP) atau sert ifikat , selama 161-480 jam
saja dan dalam lima tahun terakhir masih dalam kuantitas rendah, selain itu
sebagian besar penyuluh juga belum banyak yang mengikuti pendidikan
48
dan pelatihan prajabatan tingkat III. Hal ini disebabkan pelatihan
prajabatan tingkat III hanya diikuti oleh penyuluh ahli saja sedangkan ada
penyuluh yang baru dua tahun diangkat menjadi penyuluh ahli.
2. Persiapan penyuluhan pertanian
Kegiatan persiapan penyuluhan pertanian adalah kegiatan yang
dilakukan oleh penyuluh sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan
pertanian yang meliputi ident ifikasi potensi wilayah, penyusunan rencana
usaha petani (RUK, RKK, RKD,RKPD/PPD), penyusunan program
penyuluhan pertanian, dan penyusunan rencana kerja tahunan penyuluh
pertanian.
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebanyak (45 persen)
penyuluh dalam melaksanakan kegiatan persiapan penyuluhan pertanian
termasuk pada kategori sedang.
Identifikasi potensi wilayah dilaksanakan penyuluh dengan kriteria
menyusun instrumen di wilayah binaan, mengumpulkan data di wilayah
binaan, dan mengolah, menganalisis dan merumuskan hasilnya dimana
sudah sebagian besar penyuluh terampil ataupun penyuluh ahli
melaksanakan tugas menyusun instrument dan mengumpulkan data di
wilayah binaan. Menyusun instrumen dan mengumpulkan data di wilayah
binaan dilaksanakan setiap satu tahun sekali sehingga dalam lima tahun
terakhir sebanyak lima kali, sedangkan untuk kegiatan mengolah,
menganalisis dan merumuskan hasil hanya dilakukan oleh penyuluh
pertanian ahli. Berdasarkan analisis di lapangan semua penyuluh pertanian
ahli sudah melaksanakan tugas tersebut.
Kegiatan penyusunan (RUK, RKK, RKD, RKPD/PPD) hanya
dilakukan oleh penyuluh pertanian terampil saja, berdasarkan analisis di
lapangan sebagian besar penyuluh pertanian terampil sudah memandu
penyusunan RUK dan RKK(RDKK), dimana banyak dilakukan per musim
tanam yaitu tiga kali per tahun sehingga dalam lima tahun terakhir
dilakukan sebanyak lima belas kali meskipun ada yang hanya melakukan
49
dua kali atau hanya satu kali per tahun, sedangkan dalam memandu
penyusunan RKD dan RKPD/ programa penyuluhan desa dilakukan setiap
tahun sekali.
Penyusunan program penyuluhan pertanian dilakukan oleh
penyuluh ahli dan terampil, dimana dalam hal ini para penyuluh bisa
berperan sebagai ketua, pengurus atau anggota. Menurut analisis di
lapangan sebagian penyuluh berperan sebagai anggota dimana peran ini
berlaku satu tahun sekali, sedangkan untuk penyusunan rencana kerja
tahunan penyuluh pertanian sudah dilakukan oleh semua penyuluh ahli
maupun terampil setiap satu tahun sekali.
Sebanyak 40 persen penyuluh dalam persiapan penyuluhan
pertanian berada pada tingkat kinerja dengan kategori rendah. Hal ini
terjadi karena dalam kegiatan identifikasi wilayah masih ada sebagian kecil
penyuluh yang belum menyusun instrument di wilayah binaanya, selain itu
masih ada sebagian kecil penyuluh pertanian terampil hanya memandu
penyusunan RUK dan RKK (RDKK) saja tetapi tidak memandu
penyusunan RKD dan RKPD/ programa penyuluhan desa.
3. Pelaksanaan penyuluhan pertanian
Pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah kegiatan penyuluh dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian yang meliputi penyusunan
materi, perencanaan dan penerapan metode penyuluhan pertanian serta
menumbuhkan/mengembangkan kelembagaan petani.
Pelaksanaan penyuluhan pertanian terdiri dari 3 kegiatan yakni
penyusunan materi, perencanaan dan penerapan metode penyuluhan
pertanian serta menumbuhkan/mengembangkan kelembagaan petani.
Tabel 5.6. menunjukan bahwa sebagian besar (50 persen) penyuluh
dalam kegiatan pelaksanaan penyuluhan pertanian berada pada tingkat
kinerja dengan kategori rendah hal ini dikarenakan oleh berdasarkan
analisis di lapang sebagian penyuluh pertanian ahli dalam kegiatan
penyusunan materi sebagian besar belum menyusun pedoman/juklak
50
perlombaan petani/kelompok tani, sedangkan dalam kegiatan perencanaan
dan penerapan metode penyuluhan pertanian belum merencanakan dan
melaksanakan penyuluhan melalui media elektronik (radio, TV, website),
belum melaksanakan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pameran
karena sebagian besar tugas ini dilakukan oleh penyuluh pertanian tingkat
Kabupaten, dan sebagian besar penyuluh juga belum melaksanakan
rancang bangun dan rekayasa usaha pertanian.
Selain itu dalam penyusunan materi sebagian penyuluh
menggunakan alat bantu dan alat peraga tetapi kebanyakan alat bantu
maupun alat peraga tersebut sudah tersedia dari kabupaten ataupun masih
menggunakan alat peraga terdahulu, hanya sebagian kecil yang
membuatnya sendiri.
Penyuluh pertanian terampil dalam kegiatan perencanaan dan
penerapan metode penyuluhan pertanian sebagian besar belum
merencanakan dan melaksanakan forum penyuluhan pedesaan, magang,
widyawisata, karyawisata/widyakarya, belum merencanakan dan
melaksanakan pameran,sebagian besar penyuluh tidak mengajar kursus
tani, tidak melakukan penilaian perlombaan petani/ kelompok tani/
penyuluh pertanian, dan tidak melakukan penilaian perlombaan komoditas
pertanian, hal ini disebabkan karena biasanya tugas-tugas tersebut
dilakukan oleh penyuluh pertanian di tingkat Kabupaten.
Sedangkan sebanyak 30 persen penyuluh berada pada tingkat
kinerja tinggi, hal ini disebabkan oleh sebagian besar penyuluh sudah
melaksanakan kegiatan menumbuhkan/ mengembangkan kelembagaan
petani yakni untuk penyuluh pertanian ahli sebagian besar sudah
menumbuhkan koperasi petani, mengembangkan kelompok tai madya ke
utama dan menumbuhkan kemitraan usaha kelompok tani dengan pelaku
usaha kemitraan lainnya. Sedangkan untuk penyuluh pertanian terampil
sebagian besar sudah mampu menumbuhkan kelompok tani dan gabungan
kelompok tani serta dapat mengembangkan kelompok tani dari lanjut ke
madya.
51
4. Evaluasi dan pelaporan
Evaluasi dan pelaporan adalah kegiatan penyuluhan dalam
melaporkan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan meliputi
pelaksanaan penyuluhan pertanian dan evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian.
Tabel 5.6. menunjukan bahwa sebagian besar (60 persen) penyuluh
dalam kegiatan evaluasi dan pelaporan berada pada tingkat kinerja dengan
kategori sedang. Kegiatan evaluasi dan pelaporan terdiri dari evaluasi
pelaksanaan penyuluhan pertanian dan evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian.
Evaluasi pelaksanaan penyuluhan dilakukan dengan kriteria
menyusun rencana kegiatan evaluasi, mengumpulkan dan mengolah data
pelaksanaan, menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi. Berdasarkan
analisis di lapang sebagian besar penyuluh baik penyuluh pertanian ahli
maupun penyuluh pertanian terampil sudah melaksanakan kegiatan
menyusun rencana kegiatan evaluasi, mengumpulkan dan mengolah data
pelaksanaan, menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi, dimana
masing-masing kegiatan tersebut dilakukan setiap satu tahun sekali.
Kegiatan evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian
untuk penyuluh pertanian ahli terdiri dari kegiatan menyusun rencana
kegiatan evaluasi dampak, mengumpulkan dan mengolah data dampak
pelaksanaan, menganalisis dan merumuskan data dampak pelaksanaan,
sedangkan untuk penyuluh pertanian terampil hanya mengumpulkan dan
mengolah data dampak pelaksanaan. Berdasarkan analisis di lapang
sebagian besar penyuluh pertanian ahli sudah melaksanakan semua
kegiatan evaluasi dampak pelaksanaan yang dilakukan setiap satu tahun
sekali.
Sebanyak 25 persen penyuluh dalam kegiatan evaluasi dan
pelaporan berada pada tingkat kinerja rendah, hal ini dikarenakan masih
banyak penyuluh pertanian terampil yang tidak mengumpulkan dan
mengolah data dampak pelaksanaan serta masih ada sebagian kecil
52
penyuluh pertanian ahli yang tidak menganalisis dan merumuskan data
dampak pelaksanaan.
5. Pengembangan penyuluhan pertanian
Pengembangan Penyuluhan pertanian adalah faktor yang
berhubungan dengan penyusunan pedoman/juklak/juknis penyuluhan
pertanian.
Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui dalam pengembangan
penyuluhan pertanian sebagian besar (85 persen) penyuluh berada pada
tingkat kinerja dengan kategori rendah. Hal ini dikarenakan oleh semua
penyuluh pertanian terampil tidak melakukan tugas ini, tugas ini hanya
untuk dilaksanakan oleh penyuluh pertanian ahli sehingga semua penyuluh
pertanian terampil untuk tugas pengembangan penyuluhan pertanian angka
kreditnya nol.
Pengembangan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh
penyuluh pertanian ahli terdiri dari penyusunan pedoman juklak/juknis
penyuluhan pertanian, kajian kebijakan pengembangan penyuluhan
pertanian dan pengembangan metode/system kerja penyuluhan pertanian.
Berdasarkan analisis di lapang diketahui bahwa sebagian besar penyuluh
pertanian ahli tidak melakukan penyusunan pedoman juklak/juknis
penyuluhan pertanian dan tidak merumuskan kajian kebijakan
pengembangan penyuluhan pertanian, hal ini dikarenakan penyuluh
pertanian ahli yang menjadi responden adalah penyuluh pertanian yang
bertugas di wilayah tingkat kecamatan sedangkan yang melaksanakan
tugas tersebut adalah penyuluh pertanian yang bertugas di wilayah
kabupaten.
Dalam pengembangan metode/ sistem kerja penyuluhan sebagian
besar penyuluh melakukan pengkajian metode penyuluhan pertanian yaitu
menyiapkan dan mengolah data/bahan/informasi, selain itu sebagian besar
penyuluh juga mengembangkan metode penyuluhan pertanian dengan
mendiskusikan konsep pengembangan metode penyuluhan pertanian dan
53
berperan sebagai pembahas, serta sebagian penyuluh pertanian ahli juga
melakukan tugas merumuskan pengembangan metode penyuluhan
pertanian.
6. Pengembangan profesi
Pengembangan profesi adalah faktor yang berhubungan dengan
pembuatan karya tulis ilmiah di bidang pertanian,
penerjemahan/penyaduran buku dan bahan-bahan lain di bidang pertanian,
dan pemberian konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep kepada
institusi dan atau perorangan.
Dari tabel 5.6. dapat diketahui sebanyak 45 persen penyuluh
pertanian dalam pengembangan profesi berada pada tingkat kinerja sedang.
Berdasarkan analisis di lapang sebagian penyuluh pertanian membuat
karya tulis /karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yang tidak
dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan, ada yang
membuatnya dalam bentuk buku dan ada pula yang membuat dalam bentuk
naskah, sebagian penyuluh juga menerjemahkan/menyadur bahan-bahan di
bidang pertanian yang tidak dipublikasikan dalam bentuk buku, selain itu
sebagian penyuluh memberikan konsultasi di bidang pertanian yang
bersifat konsep dalam bentuk perorangan dan institusi.
Berdasarkan analisis di lapang terdapat 20 persen penyuluh dalam
pengembangan profesi berada pada tingkat kinerja rendah, sebagian besar
penyuluh belum membuat karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di
bidang pertanian yang di publikasikan, belum membuat tinjauan atau
ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri yang dipublikasikan, belum membuat
terjemahan/saduran bahan-bahan di bidang pertanian yang dipublikasikan.
Hal ini disebabkan oleh tugas-tugas tersebut biasanya penyuluh di tingkat
Kabupaten yang membuat sehingga para penyuluh responden yang
bertugas di wilayah kerja kecamatan belum melakukannya.
54
7. Penunjang tugas penyuluh pertanian
Penunjang tugas penyuluh pertanian adalah faktor yang
berhubungan dengan peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi,
keanggotaan dalam tim penilai jabatan fungsional penyuluh pertanian,
keanggotaan dalam dewan redaksi penerbitan di bidang pertanian,
perolehan penghargaan/tanda jasa, pengajaran/pelatihan pada pendidikan
dan pelatihan, keanggotaan dalam organisasi profesi dan perolehangelar
kesarjanaan lainnya.
Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebanyak 50 persen penyuluh
dalam hal penunjang tugas penyuluh berada pada tingkat kinerja dengan
kategori sedang. Sebagian besar penyuluh pertanian dalam mengikuti
seminar/lokakarya di bidang pertanian berperan sebagai peserta dimana
setiap penyuluh rata-rata mengikuti seminar dua kali setahun, sebagian
besar penyuluh juga memperoleh penghargaan/tanda jasa atas prestasi
kerja di tingkat nasional. Dalam kegiatan menjadi anggota organisasi
profesi masih sedikit penyuluh yang menjadi anggota maupun pengurus di
tingkat nasional tetapi sebagian besar penyuluh sudah menjadi anggota
organisasi profesi di tingkat kabupaten/kota sebagia anggota akt if,
Berdasarkan analisis di lapang terdapat 40 persen penyuluh berada
pada tingkat kinerja dengan kategori rendah. Hal ini karena penyuluh
responden tidak ada yang menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional
penyuluh pertanian secara akt if dan tidak ada yang menjadi anggota dewan
redaksi dalam media massa di bidang pertanian hal ini karena tugas-tugas
tersebut hanya dilakukan oleh penyuluh pertanian di tingkat kabupaten.
selain itu penyuluh responden belum ada yang memperoleh
penghargaan/tanda jasa satya lancana karya satya dan tidak ada penyuluh
yang mempunyai gelar kesarjanaan lainya (yang tidak sesuai dengan
bidang tugas pokok penyuluh pertanian)
55
C. Analisis Hubungan Faktor Kepuasan Kerja Penyuluh Pertanian dengan Kinerjanya.
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diduga mempunyai hubungan
dengan kinerja penyuluh, meliputi : aspek psikologis, aspek sosial, aspek fisik
dan aspek finansial. Adapun hasilnya dapat dilihat dalam tabel 5.3.
Tabel 5.7. Uji Hipotesis Hubungan Antara Faktor Kepuasan Kerja dengan Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Sukoharjo
No Korelasi (Hubungan) Nilai Koefisien Korelasi (C)
t tabel t hitung Ket
1 Aspek Psikologis dengan Kinerja Penyuluh
0,513* 2,086 2,53 S*
2 Aspek Sosial dengan Kinerja Penyuluh
0,540*
2,086 2,54 S*
3 Aspek Fisik dengan Kinerja Penyuluh
0,456*
2,086 2,17 S*
4 Aspek Finansial dengan Kinerja Penyuluh
0,461* 2,086 2,20 S*
Sumber: Analisis data primer tahun 2009 Keterangan S
*: signifikan
1. Hubungan antara kepuasan kerja penyuluh pertanian tehadap aspek psikologis
dengan kinerja.
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa pada taraf 95 %
mempunyai hubungan yang signifikan antara aspek psikologis dengan kinerja.
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa aspek psikologis dengan kinerja
menunjukkan hubungan yang positif, berart i bahwa semakin terpuaskan aspek
psikologis maka semakin tinggi pula kinerja penyuluh.
Adanya hubungan yang signifikan antara aspek psikologis dengan kinerja
karena terkait dengan kecocokan kepribadian penyuluh dengan profesi yang
mereka pilih, dalam artian para penyuluh mempunyai minat, bakat,
keterampilan dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari
profesi mereka sebagai penyuluh pertanian.
Kepuasan kerja secara umum menyangkut sikap seseorang mengenai
pekerjaanya. Kepuasan tersebut tidak nampak secara nyata, tetapi dapat
56
berwujud dalam suatu hasil pekerjaan. Oleh karena itu kepuasan kerja perlu
mendapat perhatian. Sikap seseorang ini dapat dilihat dari cara ia memandang
atau menghargai pekerjaannya. Semakin ia menghargai pekerjaannya sebagai
sesuatu yang berharga maka akan tumbuh kepuasan psikologis. Sebaliknya
jika ia memandang pekerjaannya sebagai sesuatu yang tidak berharga akan
timbul tekanan psikologis. Hal lain yang mendukung sikap penyuluh terhadap
profesinya sebagai penyuluh terhadap profesinya sebagai penyuluh adalah
perasaaan senang terhadap profesinya itu.
Berdasarkan analisis data di lapangan, diketahui bahwa sebagian besar
penyuluh memilih profesi penyuluh karena sesuai dengan minat dan ditunjang
oleh bakat dan ketrampilan yang cukup sesuai dengan profesi. Hal ini tampak
pada pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh sebagian besar penyuluh
responden yaitu sejumlah 15 orang (75 persen) adalah sarjana pertanian
sedangkan 4 orang lainnya Diploma pertanian , dan 1 orang STM pertanian.
Hal ini tentunya membawa dampak yang baik karena kecocokan antara profesi
yang dipilih dengan minat, bakat dan ketrampilan yang membawa pada
kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penyuluh
sehingga besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut.
Ketentraman kerja merupakan tujuan organisasi, terkait dengan
ketentraman kerja yang dirasakan oleh penyuluh selama melaksanakan tugas,
menurut analisis di lapang terdapat 15 orang penyuluh responden,
mengungkapkan bahwa tugas sehari-hari dapat terlaksana dengan penuh rasa
aman dan tanpa t ekanan, hal tersebut akan tercipta jika di tempat kerja terdapat
suasana yang serasi dan mendukung peningkatan aktivitas kerja yang tinggi
dari penyuluh, yang mendorong dan memberikan motivasi yang lebih bagi
penyuluh, sehingga diperoleh keadaan yang memungkinkan penyuluh
meningkatkan kinerja untuk mencapai hasil yang sesuai dengan harapan.
Jadi makin terpenuhinya aspek psikologis akan menumbuhkan kepuasan
penyuluh terhadap aspek psikologis yang kemudian akan berhubungan nyata
dengan kinerja penyuluh pertanian.
57
2. Hubungan antara kepuasan kerja penyuluh pertanian tehadap aspek sosial
dengan kinerja.
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa aspek sosial penyuluh
pertanian mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja.. Dari hasil
analisis dapat diketahui bahwa aspek sosial dengan kinerja menunjukkan
hubungan yang positif, berart i bahwa semakin terpuaskan aspek sosial maka
semakin t inggi pula kinerja penyuluh.
Adanya hubungan yang signifikan antara aspek sosial dengan kinerja
penyuluh pertanian terjadi karena terjalinnya interaksi sosial diantara penyuluh
yang berkembang dalam suatu kerjasama yang harmonis. Penyuluh saling
membantu dalam pelaksanaan tugas, dalam mengatasi kesulitan dalam
pekerjaan ataupun dalam pemecahan masalah. Untuk menunjukkan solidaritas,
diantara penyuluh sesekali menanyakan kesulitan masing-masing dan
kemudian membantu secara maksimal. Hal ini menciptakan suasana yang
sangat akrab diantara penyuluh.
Selain berinteraksi dengan sesama penyuluh, penyuluh juga berinteraksi
dengan atasannya. Sikap atasan yang selalu terbuka kepada penyuluh yang
dibawahinya untuk memberikan masukan, kemudian mau memotivasi
bawahanya dan membantu memberikan solusi atas kesulitan yang dihadapi
bawahanya dan sesekali menyediakan waktunya untu berkomunikasi secara
informal dengan bawahannya mendukung terciptanya kepuasan kerja
penyuluh karena interaksi sosial dengan atasannya berjalan sesuai dengan
keinginannya
Menurut analisis data di lapang dapat diketahui bahwa sebagian besar (15
orang) penyuluh merasakan adanya hubungan yang baik antar penyuluh.
Sesekali diantara penyuluh saling menanyakan kesulitan yang sedang dihadapi
dan selanjutnya akan membantu secara maksimal, sehingga terjalin suatu
hubungan yang sangat akrab antara penyuluh yang satu dengan penyuluh yang
lain.
Dalam berinteraksi dengan atasannya, sebanyak 13 orang
mengungkapkan bahwa sekali-kali atasan menyediakan waktunya untuk
58
berinteraksi secara informal dengan bawahannya, walaupun komunikasi
tersebut hanya berupa obrolan ringan tetapi komunikasi informal ini
mempunyai peran penting untuk menciptakan suatu hubungan yang baik dan
akrab antara atasan dan penyuluh yang dibawahinya, atasan juga memberikan
motivasi dan saran yang berupa solusi saat penyuluh menghadapi kesulitan,
selain itu atasan juga selalu bersikap terbuka terhadap masukan dari
bawahannya. , sehingga penyuluh berusaha untuk mencapi kinerja dan hasil
yang lebih baik.
3. Hubungan antara kepuasan kerja penyuluh pertanian tehadap aspek fisik
dengan kinerja..
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa pada taraf 95 %
mempunyai hubungan yang signifikan antara aspek fisik dengan kinerja. Dari
hasil analisis dapat diketahui bahwa aspek fisik dengan kinerja menunjukkan
hubungan yang positif, berart i bahwa semakin terpuaskan aspek fisik maka
semakin t inggi pula kinerja penyuluh.
Adanya hubungan yang signifikan antara aspek fisik dengan kinerja
penyuluh pertanian terjadi karena terkait dengan pengaturan waktu kerja dan
waktu istirahat yang dinilai telah sesuai dengan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh penyuluh
Selain itu perlengkapan kerja yang tersedia sebagian besar sudah sesuai
dengan yang diharapkan, serta kondisi ruang kerja dirasakan sudah cukup
bersih dan tata ruangnya cukup menyenangkan. Mengenai kondisi kesehatan
penyuluh sebagian besar penyuluh menyatakan cukup banyak mendapat
perhatian karena ada fasilitas askes, sehingga dengan perlengkapan kerja yang
sudah tersedia dengan baik, kondisi ruang kerja yang bersih serta fasilitas
kesehatan yang memadai penyuluh akan tercipta kepuasan kerja pada aspek
fisik dan berhubungan positif dengan kinerja
59
4. Hubungan antara kepuasan kerja penyuluh pertanian tehadap aspek finansial
dengan kinerja.
Dari tabel 5.7 dapat diketahui pada taraf 95% mempunyai hubungan
yang signifikan antara aspek finansial penyuluh pertanian dengan kinerjanya.
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa aspek finansial dengan kinerja
menunjukkan hubungan yang positif, berart i bahwa semakin terpuaskan aspek
finansial maka semakin t inggi pula kinerja penyuluh.
Adanya hubungan yang signifikan antara aspek finansial dengan kinerja
karena terkait dengan gaji yang diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, selain itu jumlah tunjangan yang diterima dirasakan dapat
mencukupi kebutuhan dalam pelaksanaan tugas penyuluhan dan prosedur
kenaikan pangkat yang mudah.
Berdasarkan penelitian di lapang, sebagian besar penyuluh
mengungkapkan gaji yang diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, jumlah tunjangan yang diterima dirasakan dapat mencukupi
kebutuhan dalam pelaksanaan tugas penyuluhan.
Terkait dengan prosedur kenaikan pangkat , cukup mudah karena sudah
disesuaikan dengan angka kredit (credit point) jika sudah 4 tahun membuat
angka kredit pasti bisa naik pangkat selain itu diingatkan penyusunan berkas-
berkas kenaikannya. sehingga penyuluh merasa cukup puas terhadap aspek
finansial yang berdampak positif terhadap kinerjanya.
60
VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dilihat dari tingkat kepuasannya, 45 persen penyuluh pertanian di
Kabupaten Sukoharjo berada pada kategori puas. Adapun rincian untuk
masing-masing 45 persen kepuasan kerja sebagai berikut :
a. Tingkat kepuasan kerja penyuluh terhadap 45 persen aspek psikologis
sebagian besar (85 persen) berkategori puas.
b. Tingkat kepuasan kerja penyuluh terhadap aspek sosial sebagian besar
(55 persen) berkategori puas.
c. Tingkat kepuasan kerja penyuluh terhadap aspek fisik sebagian besar
(80 persen) berkategori cukup puas.
d. Tingkat kepuasan kerja penyuluh terhadap aspek finansial sebagian
besar (70 persen) berkategori cukup puas.
2. Tingkat kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo berada pada
tingkat sedang (55 persen). Adapun rincian untuk masing-masing faktor
kinerja sebagai berikut :
a. Tingkat kinerja penyuluh terhadap pendidikan sebagian besar
(75 persen) berkategori rendah.
b. Tingkat kinerja penyuluh terhadap persiapan penyuluhan pertanian
sebagian besar (45 persen) berkategori sedang.
c. Tingkat kinerja penyuluh terhadap pelaksanaan penyuluhan pertanian
sebagian besar (50 persen) berkategori rendah.
d. Tingkat kinerja penyuluh terhadap kegiatan evaluasi dan pelaporan
sebagian besar (60 persen) berkategori sedang
e. Tingkat kinerja penyuluh terhadap pengembangan penyuluhan
pertanian sebagian besar (85 persen) berkategori rendah.
f. Tingkat kinerja penyuluh terhadap pengembangan profesi sebagian
besar (45 persen) berkategori sedang
g. Tingkat kinerja penyuluh terhadap penunjang tugas penyuluhan
pertasnian sebagian besar (50 persen) berkategori sedang
61
3. Hubungan antara faktor kepuasan kerja dengan kinerja penyuluh pertanian
di Kabupaten Sukoharjo :
a. Pada tingkat kepercayaan 95 persen terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara kepuasan kerja pada aspek psikologis dengan
kinerja penyuluh pertanian yang berarti semakin puas penyuluh
terhadap aspek psikologis maka semakin baik kinerjanya.
b. Pada tingkat kepercayaan 95 persen terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara kepuasan kerja pada aspek sosial dengan kinerja
penyuluh pertanian yang berarti semakin puas penyuluh terhadap aspek
sosial maka semakin baik kinerjanya.
c. Pada tingkat kepercayaan 95 persen terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara kepuasan kerja pada aspek fisik dengan kinerja
penyuluh pertanian yang berarti semakin puas penyuluh terhadap aspek
fisik maka semakin baik kinerjanya.
d. Pada tingkat kepercayaan 95 persen terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara kepuasan kerja pada aspek finansial dengan
kinerja penyuluh pertanian yang berarti semakin puas penyuluh
terhadap aspek finansial maka semakin baik kinerjanya.
B. Saran
1. Lembaga penyuluhan perlu lebih berusaha mengembangkan bakat melalui
pelatihan fungsional di bidang pertanian serta memperoleh surat tanda
tamat pendidikan dan pelatihan (STTP) atau sertifikat, serta peningkatan
pelatihan pra jabatan sehingga dapat mendukung pelaksanaan tugas
penyuluhan pertanian, kegiatan karya tulis ilmiah di bidang pertanian,
terjemahan/ saduran di bidang pertanian dan pemberian konsultasi di
bidang pertanian yang bersifat konsep sehingga dapat mendukung dalam
pengembangan profesi penyuluhan.
2. Organisasi perlu meningkatan faktor finansial terutama gaji agar penyuluh
masih bisa menyisihkan sisa gaji untuk tabungan masa depan.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, S. 1997. Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Departemen Pertanian Sekretariat Badan Pengendali Bimas. Jakarta.
As’ad. 1995. Psikologi Industri. Liberty. Yogyakarta. Dinas Pertanian. 2007. LAKIP. Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo. Deptan. 2008. Buku Kerja Penyuluh Pertanian. Jakarta , 2007. Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman Penilaian
Penyuluh Pertanian Berprestasi.Jakarta. , 2008. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian Dan Angka Kreditnya. Jakarta.
Hadi, S. 1974. Beberapa Penerapan Psikologi Dalam Industri. UGM Press.
Yogyakarta. Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen. BPFE. Yogyakarta. Kartasapoetra. 1994. Teknik Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Kusumaatmaja, S., C. Batubara., M. Muchlas., Hamengkubuwono X. 1991. Stres
dan Kepuasan Kerja. Biro Penelitian dan Konsultasi Dian Nusantara. Yogyakarta
Luthans, F. 1998. Organizational Behaviour. Irwin Mc. Graw_Hill. Boston. Mangkunegara, A.P.1993. Psikologi Perusahaan. PT Trigenda Karya. Bandung. Mangkunegara, A.P.2002. Manajem en Sum ber Daya Manusia Perusahaan. PT
Remaja Rosdakarya. Bandung. Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret
Univercity Press. Surakarta. , Totok. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Departemen
Kehutanan RI bekerjasama dengan Fakultas Pertanian UNS Surakarta. Jakarta.
, Totok. 1997. Dasar-dasar Kom unikasi Pembangunan. PT Balai
Pustaka ( PERSERO). Jakarta.
63
, Totok. 2001. Prosedur Penelitian Penyuluhan Pembangunan. Prima Theresia Presindo. Surakarta.
Munandar, Ashar Sunyoto 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. UI Press.
Jakarta. Nasution, Z. 1990. Prinsip-prinsip Komunikasi Untuk Penyuluhan. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Jakarta. Prawirosentono, S.1999. Kebijakan Kinerja Karyawan Edisi Pertama. BPFE
Yogyakarta. Rahmanto. 1997. Membangun Prestasi Kerja Karyawan. www.feunpak.web.id.
Diakses tanggal 5 Agustus 2008) Rivai, R.A. 2003. Strategi Manajemen. Erlangga. Jakarta. Robbins, S. P. 1996. Organizational Behaviour : Concept Contrpversies and
Applicants. Englewood Clifft : Prentice-Hall International Inc. Sadeli,J dan Bayu Prawira Hie. 2002. Manajem en Sumber Daya Manusia.
Salemba Empat. Jakarta. Sastraadmadja, E.1993. Penyuluhan Pertanian Falsafah, Masalah dan Strategi.
Alumni. Bandung. Schuller dan Hubber. 1993. Personal and Human Resources Manajem en Fifth
Edition. New York : W est Publishing Company. Shobarudin, M. 1998. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia I. Bina
Aksara. Jakarta. Siegel, S. 1994. Statistik Non Param etrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. PT Gramedia.
Jakarta. Singarimbun, M dan Effendi. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta Surakhmad, W.1990. Teknik. Pengantar Penelitian-penelitian Ilm iah Dasar
Metode. Tarsito. Bandung Van Den Ban dan Hawkins, H.S. 1996. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta.
64
Lampiran 1
Identitas PPL Responden
65
IDENTITAS PPL RESPONDEN BERDASARKAN WILAYAH KERJA
NO NAMA RESPONDEN WK BPP WK KEC 1 A. Giyanto, SP Baki Baki 2 Sularso Baki Baki 3 Supadi, BSc Baki Baki 4 Mariyus, SP Baki Baki
5 Sri Muwarni, SP Kartosuro Kartosuro 6 Djoko Tamadji, SP Kartosuro Kartosuro 7 Setyobudi Kartosuro Kartosuro 8 Sujoto, AMD Kartosuro Kartosuro 9 Subardi, SP Palur Mojolaban 10 Sabar Mulyanto, STP Palur Mojolaban 11 Jarot Setyadi, SP Palur Mojolaban 12 Totok Supriyanto, STP Palur Mojolaban 13 Endang Pr Palur Mojolaban 14 Tant i Palur Mojolaban 15 Legiman Palur Mojolaban 16 Mujidi, STP Tawangsari Tawangsari 17 Suparmin Tawangsari Tawangsari 18 Wiyono Tawangsari Tawangsari 19 Endang Triyatmini Tawangsari Tawangsari 20 Suparno Tawangsari Tawangsari
66
IDENTITAS PPL RESPONDEN DAN JENJANG PENDIDIKAN YANG DIPEROLEH
NO NAMA RESPONDEN JENJANG PENDIDIKAN 1 A. Giyanto, SP Sarjana S1 2 Sularso Diploma ( D.3) 3 Supadi, BSc Diploma (D3) 4 Mariyus, SP Sarjana S.1
5 Sri Muwarni, SP Sarjana S.1 6 Djoko Tamadji, SP Sarjana S.1 7 Setyobudi SMK 8 Sujoto, AMD Diploma ( D.3) 9 Subardi, SP Sarjana S.1 10 Sabar Mulyanto, STP Sarjana S.1 11 Jarot Setyadi, SP Sarjana S.1 12 Totok Supriyanto, STP Sarjana S.1 13 Endang Pratinyowati,SP Sarjana S.1 14 Sri sutanti, SP Sarjana S.1 15 Legiman, SP Sarjana S.1 16 Mujidi, STP Sarjana S.1 17 Suparmin Sarjana S.1 18 Wiyono Diploma ( D.3) 19 Endang Triyatmini Sarjana S.1 20 Suparno, STP Sarjana S.1
67
Lampiran 2
Skor Total Faktor-faktor Kepuasan Kerja
62
Tabulasi skor tingkat kepuasan kerja PPL
No Nama Faktor Psikologis Faktor Sosial Faktor Fisik Faktor Finansial Total Kepuasan
Kerja
1 A. Giyanto 15 17 9 6 47
2 Sularso 13 12 7 5 37
3 Supadi, BSc 14 12 8 6 40
4 Mariyus, SP 15 15 9 7 46
5 Sri Muwarni, SP 13 17 9 7 46
6 Djoko Tamadji, SP 15 15 9 6 45
7 Setyobudi 12 12 8 4 36
8 Sujoto, AMD 12 13 7 6 38
9 Subardi, SP 14 15 9 6 44
10 Sabar Mulyanto, STP 15 17 8 6 46
11 Jarot Setyadi, SP 15 14 8 6 43
12 Totok Supriyanto, STP 14 16 8 7 45
13 Endang Pr 15 18 6 6 45
14 Tant i 15 16 6 5 42
15 Legiman 13 15 7 6 41
16 Mujidi, STP 15 17 8 5 45
17 Suparmin 14 15 10 7 46
18 Wiyono 14 14 9 5 42
19 Endang Triyatmini 12 17 6 6 41
20 Suparno 14 17 8 5 44
62
Lampiran 3
Skor Total Kinerja Penyuluh Pertanian
62
No Nama Pendidikan
Persiapan penyuluhan pertanian
Pelaksanaan penyuluhan pertanian
Evaluasi dan
pelaporan
Pengembangan penyuluhan pertanian
Pengembangan profesi
Penunjang tugas penyuluh
pertanian Total
1 A. Giyanto 11 12,844 60,618 9,675 3,39 10 12,5 120,027
2 Sularso 36 1,035 9,24 3,15 0 10 8,25 67,675
3 Supadi, BSc 19 3,79 21,806 6,53 0 20 10,25 81,376
4 Mariyus, SP 48 3,825 60,618 3,15 1,23 23 5 144,823
5 Sri Muwarni, SP 9 3,825 78,458 3,15 0,45 17,5 5,75 118,133
6 Djoko Tamadji, SP 7 7,74 78,458 0,9 10,8 25,5 6 136,398
7 Setyobudi 9,5 2,91 17,496 11,035 0 5 5 50,941
8 Sujoto, AMD 21 5,875 23,01 11,035 0 10 4,75 75,67
9 Subardi, SP 111 5,83 38,74 17,79 0 27 14,25 214,61
10 Sabar Mulyanto, STP 48 12,844 36,283 17,79 10,8 10 12,5 148,217
11 Jarot Setyadi, SP 37,5 6,055 24,202 17,79 0 11,5 5 102,047
12 Totok Supriyanto, STP 31,5 11,269 36,283 0,9 15,3 10 20,5 125,752
13 Endang Pr 42 4,72 21,497 11,035 0 21,5 10,75 111,502
14 Tant i 21 4,72 24,202 11,035 0 11,5 10,75 83,207
15 Legiman 23 5,83 34,202 11 0 21,5 10,75 106,317
16 Mujidi, STP 36 8,73 63,355 9,675 0,42 10 11,25 139,43
17 Suparmin 111 5,875 9,504 6,755 0 0 6 139,134
18 Wiyono 15 5,875 16,892 11,035 0 3 10,25 62,052
19 Endang Triyatmini 37,5 3,862 8,227 11,035 0 20,5 10,25 91,374
20 Suparno 28 7,74 70,895 9,675 0,98 5 16 138,29
Skor total Kinerja
62
Lampiran 4
Penghitungan rs
63
Nonparametric Correlations Correlations
kinerja
f .psikologis
Spearman's rho Kinerja Correlation Coef fic ient 1,000 ,513(*)
Sig. (2-tailed) . ,021
N 20 20
Faktor Psikologis Correlation Coef fic ient ,513(*) 1,000
Sig. (2-tailed) ,021 .
N 20 20
• Correlat ion is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Kinerja Faktor Sos ial
Spearman's rho Kinerja Correlat ion Coef ficient 1,000 ,540(*)
Sig. (2-tailed) . ,014
N 20 20
Faktor Sos ial Correlat ion Coef ficient ,540(*) 1,000
Sig. (2-tailed) ,014 .
N 20 20
• Correlat ion is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).
64
Correlations
kinerja f .finansial
Spearman's rho Kinerja Correlat ion Coef ficient 1,000 ,461(*)
Sig. (2-tailed) . ,041
N 20 20
Faktor Finansial Correlat ion Coef ficient ,461(*) 1,000
Sig. (2-tailed) ,041 .
N 20 20
* Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 5
Kuesioner
65
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTAR FAKTOR KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PPL No : Nama : Pangkat/jabatan/golongan : Umur : WK Kecamatan : Tanggal pengambilan data : A. FAKTO R-FAKTOR KEPUASAN KERJA
I. Faktor psikologik 1) Apakah profesi Anda sebagai PPL sesuai dengan minat Anda?
a. Sesuai degan minat b. Cukup sesuai dengan minat c. Tidak sesuai, tetapi
karena.................................................................... 2) Apakah Anda merasa mempunyai bakat sebagai seorang PPL?
a. Merasa mempunyai bakat yang sesuai dan selalu berusaha mengembangkan bakat.
b. Merasa mempunyai bakat yang cukup sesuai dengan profesi sebagai PPL
c. Merasa tidak mempunyai bakat yang sesuai dengan profesi sebagai PPL
3) Sejauh ini bagaimanakah ketrampilan Anda sebagai PPL? a. Sangat terampil b. Terampil c. Kurang terampil
4) Bagaimanakah anda menindaklanjuti ketrampilan yang telah anda miliki sekarang ini? a. Selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan b. Malas mengikuti pelatihan tambahan karena merasa sudah terampil c. Pasrah pada kekurangterampilan
66
5) Bagaimanakah Anda menilai profesi PPL yang Anda jalani sekarang ini? a. PPL adalah pekerjaan yang berharga, menyenangkan dan memberi
kesempatan untuk beraktualisasi diri b. PPL adalah pekerjaan yang cukup berharga dan cukup
menyenangkan c. PPl adalah pekerjaan yang tidak bergharga
6) Bagaimanakah ketrentaman kerja yang anda rasakan selama melaksanakan tugas? a. Tugas sehari-hari dapat terlaksana dengan penuh rasa aman dan
tanpa tekanan b. Sesekali mendapat tekanan c. Selalu mendapat tekanan
II. Faktor sosial 1) Selama ini, bagaimanakah anda bekerja sama dengan penyuluh lain?
a. Mampu mengembangkan kerja sama yang harmonis b. Cukup mampu untuk bekerja sama c. Sering mengalami kesulitan dalam bekerja sama
2) Apakah penyuluh lain pernah menanyakan kesulitan yang anda alami? a. Sering b. Sesekali c. Tidak pernah
3) Apakah penyuluh lain pernah membantu anda dalam menyelesaikan masalah? a. Membantu secara maksimal b. Sedikit membantu c. Tidak pernah
4) Bagaimana hubungan anda dengan penyuluh lain? a. Sangat akrab b. Akrab c. Sebatas hubungan kerja
5) Apakah atasan Anda pernah menyediakan waktu yang sifatnya informal untuk berkomunikasi dengan Anda? a. Selalu menyediakan waktunya b. Sesekali menyediaan waktunya c. Tidak pernah
6) Apakah atasan Anda memberikan dorongan/motivasi kepada Anda? a. Selalu memotivasi dan bersama-sama bawahan mencari solusi b. Memot ivasi dan memberi saran berupa solusi atas kesulitan
bawahan c. Tidak pernah, bahkan tidak t tahu kesulitan bawahan
7) Apakah atasan Anda terbuka terhadap masukan dari bawahan? a. Selalu terbuka pada setiap orang b. Terbuka, tetapi hanya pada orang tertentu saja c. Tidak
III. Faktor fisik
67
1) Menurut anda, apakah pengaturan waktu kerja dan istirahat yang berlaku saat ini sudah sesuai? a. Sudah sesuai sehingga pelaksanaan tugas terjamin b. Waktu kerja sudah sesuai tetapi waktu istirahat masih kurang c. Belum sesuai sehingga memberatkan pegawai
2) Apakah kondisi perlengkapan kerja yang ada sudah sesuai yang Anda harapkan? a. Tidak sesuai b. Cukup sesuai c. Sudah sesuai
3) Apakah kondisi ruang kerja sudah sesuai dengan yang Anda harapkan ? a. Sudah sesuai b. Cukup sesuai c. Tidak sesuai
4) Menurut anda, apakah kondisi kesehatan penyuluh mendapat perhatian dari instansi dimana anda bekerja? a. Selalu mendapat perhatian b. Cukup banyak mendapat perhatian c. Tidak pernah mendapat perhatian Apa saja wujud perhatian terhadap kondisi kesehatan penyuluh ? .................................................................................................................
IV. Faktor finansial 1) Menurut Anda, apakah gaji yang anda terima saat ini sudah sesuai?
a. Masih bisa menyisihkan sisa gaji sebagai tabungan masa depan b. Cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga c. Belum dapat mencukupi kebutuhan keluarga
2) Untuk memenuhi kebutuhan dalam pelaksanaan tugas penyuluhan, jumlah tunjangan yang anda terima saat ini: a. Sangat mencukupi sehingga kadangkala masih tersisa b. Dapat mencukupi c. Tidak dapat mencukupi
3) Menurut Anda, bagaimanakah prosedur kenaikan pangkat bagi para PPL di wilayah kerja kabupaten sukoharjo? a. Mudah,
Karena................................................................................................ b. Cukup mudah,
Karena................................................................................................ c. Sulit,
Karena................................................................................................
68
B. KINERJA PPL TINGKAT AHLI
I. Pendidikan 1) Ijazah/gelar apa yang Anda peroleh di pendidikan sekolah?
a. S.3 b. S.2 c. Sarjana (S.1)/Diploma
2) Apakah Anda pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pertanian serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTP) atatu sertifikat? Jika ya, berapa lamanya?Berapa kali dalam lima tahun? a. Lamanya lebih dari 960 jam b. Lamanya antara 641-960 jam c. Lamanya481-640 jam d. Lamanya161-480 jam e. Lamanya 81-160 jam f. Lamanya30-80 jam
3) Apakah Anda pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan pra jabatan tingkat III? a. Ya,....kali b. Tidak
II. Persiapan penyuluhan pertanian 1) Apakah Anda menyusun instrumen kegiatan ident ifikasi potensi
wilayah (di tingkat prop/nas)?jika iya berapa kali dalam setahun? a. Iya, .....kali b. Tidak menyusun
2) Apakah Anda mengumpulkan data identifikasi potensi wilayah?apa saja data yang Anda kumpulkan?berapa kali anda melakukan kegiatan tersebut dalam 1 tahun? a. Tingkat Kab/kec/wil binaan (......kali/th) b. Tingkat provinsi (......kali/th) c. Tingkat nasional (......kali/th)
3) Dari kegiatan identifikasi wilayah tersebut, Apakah Anda mengolah, menganalisis dan merumuskan hasilnya? a. Ya,....kali/th b. Tidak
4) Apakah Anda melakukan penyusunan program penyuluhan pertanian? a. Ya, sebagai ketua tingkat provinsi dan nasional(....kali/th)
69
b. Ya, sebagai anggota (......kali/th) c. Tidak
5) Apakah Anda menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian? a. Ya (......kali/th) b. Tidak
III. Pelaksanaan penyuluhan pertanian 1) Dalam penyusunan materi, anda menyusun materi penyuluhan dalam
bentuk?dalam 1 tahun anda menyusun berapa kali? a. Brosur/buklet (....kali/th) b. Naskah radio/TV/seni budaya (....kali/th) c. Naskah radio/TV/seni budaya/pertunjukan (....kali/th) d. Film/video/VCD/DVD
1. Penyusun sinopsis dan skenario 2. Supervisi produksi
e. Pameran (....kali/th f. Bahan website (....kali/th)
2) Apakah Anda menyusun materi kursus tani? a. Ya, (....kali/th) b. Tidak
3) Apakah anda menyusun pedoman/juklak perlombaan petani/kelompok tani? a. Ya, di tingkat provinsi (....kali/th) b. Ya, di tingkat nasional(....kali/th) c. Tidak
4) Dalam melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana, Anda melakukanya secara? a. Perseorangan(....kali/th) b. Kelompok tani(....kali/th) c. Massal (....kali/th)
5) Apakah Anda merencanakan uji coba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode penyuluhan pertanian? a. Ya, (....kali/th) b. Tidak
6) Apakah Anda mengolah, menganalisis dan merumuskan hasil kajian paket teknologi/metode penyuluhan pertanian? a. Ya, (.....kali/th) b. Tidak
7) Apakah Anda menyusun rancang bangun dan rekayasa usaha pertanian? a. Ya, (.....kali/th) b. Tidak
8) Apakah Anda merencanakan dan melaksanakan temu wicara, temu lapang, temu teknologi, temu karya, temu usaha, temu tugas, temu teknis? a. Merencanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha (....kali/th) b. Melaksanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha (....kali/th)
70
c. Tidak merencanakan dan melaksanakan 9) Apakah Anda merencanakan dan melaksanakan penyuluhan melalui
media elekt ronik (radio, TV, website) a. Merencanakan (....kali/th) b. Melaksanakan (....kali/th) c. Tidak merencanakan dan melaksanakan
10) Dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pameran, Apakah Anda melakukan kegiatan? a. Merencanakan pameran (....kali/th) b. Membuat display pameran (....kali/th) c. Sebagai pramuwicara (....kali/th)
11) Apakah Anda mengajar kursus tani? a. Ya (....kali/th) b. Tidak
12) Apakah Anda melakukan penilaian perlombaaan petani/kelompok tani/penyuluh pertanian? a. Ya, tingkat wil binaan/kec/provinsi (....kali/th) b. Ya, tingkat nasional (....kali/th) c. Tidak
13) Apakah Anda menumbuhkan koperasi petani? a. Ya (....kali/th) b. Tidak
14) Apakah Anda menumbuhkan asosiasi petani? a. Ya (....kali/th) b. Tidak
15) Apakah Anda mengembangkan kelom pok tani? a. Ya, dari madya ke utama(....kali/th) b. Tidak
16) Apakah Anda menumbuhkan kemitraan usaha kelompok tani dengan pelaku usaha pertanian lainya? a. Ya (....kali/th) b. Tidak
IV. Evaluasi dan Pelaporan 1) Apakah Anda menyusun rencana kegiatan evaluasi?
a. Ya, di tingkat kecamatan/Kabupaten (....kali/th) b. Ya, di tingkat Provinsi (....kali/th) c. Ya, di tingkat Nasional (....kali/th) d. Tidak
2) Apakah Anda mengumpulkan data dan mengolah data pelaksanaan tingkat nasional? a. Ya (....kali/th) b. Tidak
3) Apakah Anda menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi? a. Ya, di tingkat kecamatan/Kabupaten (....kali/th) b. Ya, di tingkat Provinsi (....kali/th) c. Ya, di tingkat Nasional (....kali/th)
71
d. Tidak 4) Apakah Anda menyusun rencana kegiatan evaluasi dampak
pelaksanaan penyuluhan pertanian? a. Ya, di tingkat Kecamatan (....kali/th) b. Ya, di tingkat Kabupaten(....kali/th) c. Ya, di tingkat Provinsi (....kali/th) d. Ya, di tingkat Nasional (....kali/th) e. Tidak
5) Apakah Anda mengumpulkan dan mengolah data dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian? a. Ya, di tingkat Kecamatan/Kabupaten (....kali/th) b. Ya, di tingkat Provinsi (....kali/th) c. Ya, di tingkat Nasional (....kali/th) d. Tidak
6) Apakah Anda menganalisis dan mengolah data dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian? a. Ya, di tingkat Kecamatan (....kali/th) b. Ya, di tingkat Kabupaten (....kali/th) c. Ya, di tingkat Provinsi (....kali/th) d. Ya, di tingkat Nasional (....kali/th) e. Tidak
V. Pengembangan Penyuluhan Pertanian 1) Apakah anda menyusun pedoman juklak/juknis penyuluh pertanian?
a. Ya, di tingkat Kecamatan (....kali/th) b. Ya, di tingkat Kabupaten (....kali/th) c. Ya, di tingkat Provinsi (....kali/th) d. Ya, di tingkat Nasional (....kali/th) e. Tidak
2) Apakah dalam merumuskan kajian arah kebijaksanaan pengembangan penyuluhan pertanian yang bersifat penyempurnaan, anda melakukan kegiatan sebagai berikut? a. Menyusun rencana/desain kajian (....kali/th) b. Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi (....kali/th) c. Menganalisis data/informasi dan merumuskan hasil kajian
(....kali/th) d. Tidak .
3) Apakah dalam melakukan pengkajian metode penyuluhan pertanian, anda melakukan kegiatan sebagai berikut? a. Menyusun rencana/desain kajian (....kali/th) a. Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi b. Menganalisis data/informasi dan merumuskan hasil kajian c. Tidak
4) Apakah dalam mengembangkan metode penyuluhan pertanian, anda melakukan kegiatan sebagai berikut? a. Menyusun rencana/desain pengembangan metode (....kali/th)
72
b. Menyusun konsep pengembangan metode penyuluhan pertanian (....kali/th)
c. Mendiskusikan konsep pengembangan metode penyuluhan pertanian 1. sebagai penyaji (....kali/th) 2. sebagai pembahas (....kali/th) 3. sebagai narasumber (....kali/th)
d. Melaksanakan uji coba konsep pengembangan metode penyuluhan pertanian (....kali/th)
e. Merumuskan pengembangan metode penyuluhan pertanian (....kali/th)
f. Tidak 5) Apakah Anda menyusun konsep metode baru penyuluhan pertanian?
a. Ya (....kali/th) b. Tidak
6) Apakah Anda mendiskusikan konsep metode baru?berperan sebagai apakah Anda? a. Ya, sebagai penyaji (....kali/th) b. Ya, sebagai pembahas (....kali/th) c. Ya, sebagai narasumber (....kali/th) d. Tidak
7) Apakah Anda merumuskan konsep metode baru? a. Ya (....kali/th) b. Tidak
VI. Pengembangan Profesi 1) Apakah Anda membuat karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di
bidang pertanian yang dipublikasikan? a. Ya, dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
internasional b. Ya, dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional c. Ya, dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui instansi yang
bersangkutan d. Tidak membuat
2) Apakah anda membuat karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yuang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan? a. Ya, dalam bentuk buku b. Ya, dalam bentuk naskah c. Tidak
3) Apakah Anda membuat tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang ilmiah yang dipublikasikan? a. Ya, dalam benttuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional b. Ya, dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui oleh Departemen
Pertanian
73
c. Tidak membuat 4) Apakah Anda membuat tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan
sendiri di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan? a. Ya, dalam bentuk buku b. Ya, dalam bentuk naskah c. Tidak
5) Apakah Anda membuat tulisan ilmiahg di bidang pertanian yang disebarluaskan melalui media massa yang merupakan satu kesatuan? a. Ya b. Tidak
6) Apakah Anda membuat karya tulis/karya ilmiah berupa prasaran, tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah (inisiatif sendiri) a. Ya b. Tidak
7) Apakah anda mnerjemahkan/menyadur bahan-bahan di bidang pertanian yang dipublikasikan? a. Ya, dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional b. Ya, dalam bentuk majalah ilmiah (departemen,provinsi) c. Tidak
8) Apakah anda menerjemahkan/menyadur bahan-bahan di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan? a. Ya, dalam bentuk buku b. Ya, dalam bentuk naskah c. Tidak
9) Apakah Anda memberikan konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep? a. Ya, dalam bentuk konstitusi(....kali/th) b. Ya, dalam bentuk perorangan(....kali/th) c. Tidak memberikan
VII. Penunjang kegiatan penyuuhan pertanian 1) Dalam mengikuti seminar/lokakarya di bidang pertanian, anda
berperan sebagai apa?dalam 1 tahun terakhir sebanyak berapa kali? a. Pemrasaran (.....kali) b. Moderator/pembahas/narasumber (.....kali) c. Peserta (....kali)
2) Apakah Anda menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional penyuluh pertanian secara aktif? a. Ya, 1-4 DUPAK b. Ya, 5-9 DUPAK c. Ya, 10-14 DUPAK d. Ya, > 15 DUPAK e. Tidak
74
3) Apakah anda pernah menjadi anggota dewan redaksi dalam media massa bidang pertanian? a. Ya, sebagai ketua b. Ya, sebagai anggota c. Tidak pernah
4) Apakah anda memperoleh tanda jasa dari pemerintah atas prestasi kerja anda? a. Ya, tingkat nasional/internasional b. Ya, tingkat propinsi c. Ya, tingkat Kabupaten/Kotamadya d. Tidak
5) Apakah anda memperoleh penghargaan/tanda jasa Satya Lancana karya Satya? a. Ya, 30 tahun b. Ya, 20 tahun c. Ya, 10 tahun d. Tidak
6) Apakah anda melatih/mengajar di bidang pertanian pada diklat kedinasan? a. Ya b. Tidak
7) Apakah di tingkat nasional Anda menjadi anggota organisasi profesi?berapa kali dalam 1 tahun terakhir? a. Ya, sebagai pengurus aktif (....kali) b. Ya, sebagai anggota aktif (.....kali) c. Tidak
8) Apakah di tingkat propinsi Anda menjadi anggota organisasi profesi? berapa kali dalam 1 tahun terakhir? a. Ya, sebagai pengurus aktif (.....kali) b. Ya, sebagai anggota aktif (....kali) c. Tidak
9) Apakah Anda mempunyai gelar kesarjanaan lainnya (yang tidak sesuai dengan bidang tugas pokok Anda)? a. Ya, Doktor b. Ya, pasca sarjana c. Ya, sarjana/D4 d. Tidak
75
C. KINERJA PPL TINGKAT TERAMPIL
I. Pendidikan 1) Ijazah/gelar apa yang Anda peroleh di pendidikan sekolah?
a. Sarjana (S.1)/Diploma IV b. Diploma III (D3) c. Diploma II (D2) d. SMK/D.1
2) Apakah Anda pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pertanian serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTP) atatu sertifikat? Jika ya, berapa lamanya? a. Lamanya lebih dari 960 jam b. Lamanya antara 641-960 jam c. Lamanya481-640 jam d. Lamanya161-480 jam e. Lamanya 81-160 jam f. Lamanya30-80 jam
3) Apakah Anda pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan pra jabatan tingkat III? a. Ya b. Tidak
II. Persiapan penyuluhan pertanian 1) Apakah Anda menyusun instrumen kegiatan ident ifikasi potensi
wilayah? a. Ya, di tingkat wilayah binaan (.....kali/tahun) b. Tidak menyusun
2) Apakah Anda mengumpulkan data identifikasi potensi wilayah?apa saja data yang Anda kumpulkan? a. Ya, di tingkat wilayah binaan (....kali/th) b. Tidak
3) Apakah Anda memandu penyusunan RUK dan RKK( RDKK)? a. Ya (.....kali/th) b. Tidak
4) Apakah Anda memandu penyusunan RKD dan RKPD/programa penyuluhan desa? a. Ya (....kali/th) b. Tidak
76
5) Apakah Anda melakukan penyusunan program penyuluhan pertanian? a. Ya, sebagai ketua tingkat desa, kec.dan kab. (.....kali/th) b. Ya, sebagai anggota c. Tidak
6) Apakah Anda menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian? a. Ya (.....kali/th) b. Tidak
7) Apakah Anda memandu penyusunan RUK dan RKK( RDKK)? a. Ya (.....kali/th) b. Tidak
8) Apakah Anda memandu penyusunan RKD dan RKPD/programa penyuluhan desa? a. Ya (......kali/th) b. Tidak
III. Pelaksanaan penyuluhan pertanian 1) Dalam penyusunan materi, anda menyusun materi penyuluhan dalam
bentuk? 1. Kartu kilat (.....kali/th) 2. Transparansi/bahan tayangan (.....kali/th) 3. Seri foto (.....kali/th) 4. Leaflet/liptan/slebaran/folder (......kali/th) 5. Flipchart/peta singkat (.......kali/th) 6. Poster (.....kali/th)
2) Dalam melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana, Anda melakukanya secara? a. Perseorangan (......kali/th) b. Kelompok tani(......kali/th) c. Massal (......kali/th)
3) Apakah Anda melaksanakan uji coba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode penyuluhan pertanian? a. Ya (......kali/th) b. Tidak
4) Apakah Anda melaksanakan demonstrasi cara? a. Ya (....kali/th) b. Tidak
5) Apakah anda merencanakan demonstrasi hasil? a. Ya, demonstrasi plot (.....kali/th) b. Ya, demonstrasi farm (.....kali/th) c. Ya, demonstrasi area (....kali/th) d. Tidak
6) Apakah anda memadu demonstrasi hasil? a. Ya, demonstrasi plot (......kali/th) b. Ya, demonstrasi farm (......kali/th) c. Ya, demonstrasi area (......kali/th) d. Tidak
77
7) Apakah anda merencanakan dan memandu sekolah lapang?dalam 5 tahun terakhir sebanyak berapa kali? a. Ya, merencanakan sekolah lapang (....kali) b. Ya memandu sekolah lapang (.....kali) c. Tidak
8) Apakah Anda merencanakan dan melaksanakan temu wicara, temu lapang, temu teknologi, temu karya, temu usaha, temu tugas, temu teknis? a. Merencanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha (.....kali/th0 b. Melaksanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha (....kali/th) c. Tidak merencanakan dan melaksanakan
9) Apakah Anda merencanakan dan melaksanakan forum penyuluhan pedesaan, magang, widyawisata, karyawisata/widyakarya a. Ya, Merencanakan (....kali dlm 5th terakhir) b. Ya, Melaksanakan (....kali dlm 5th terakhir) c. Tidak merencanakan dan melaksanakan
10) Apakah Anda melakukan kegiatan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pameran? a. Ya, sebagai pramuwicara (....kali/th) b. Tidak
11) Apakah Anda mengajar kursus tani? a. Ya (....kali/th) b. Tidak
12) Apakah Anda melakukan penilaian perlombaaan petani/kelompok tani/penyuluh pertanian? a. Ya, tingkat kecamatan/kabupaten (....kali/th) b. Tidak
13) Apakah Anda melakukan penilaian perlombaan komoditas pertanian? a. Ya (.....kali dlm 5 th terakhir) b. Tidak
14) Apakah Anda menumbuhkan kelompok tani? a. Ya b. Tidak
15) Apakah Anda menumbuhkan gabungan kelompok tani? a. Ya b. Tidak
16) Apakah Anda mengembangkan kelom pok tani? a. Ya, dari pemula ke lanjut b. Ya, dari lanjut ke madya c. Tidak
IV. Evaluasi dan Pelaporan 1) Apakah Anda menyusun rencana kegiatan evaluasi?
a. Ya, di tingkat Kecamatan (.....kali/th) b. Tidak
2) Apakah Anda mengumpulkan data dan mengolah data pelaksanaan ? a. Ya, tingkat kecamatan (.....kali/th)
78
b. Ya, tingkat kabupaten (.....kali/th) c. Ya, Tingkat Propinsi (.....kali/th) d. Tidak
3) Apakah Anda menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi? a. Ya, di tingkat Kecamatan (.....kali/th) b. Tidak
4) Apakah Anda mengumpulkan dan mengolah data dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian? a. Ya, di tingkat Kecamatan (.....kali/th) b. Tidak
V. Pengembangan profesi 1) Apakah Anda membuat karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di
bidang pertanian yang dipublikasikan? a. Ya, dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
internasional b. Ya, dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional c. Ya, dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui instansi yang
bersangkutan d. Tidak membuat
2) Apakah anda membuat karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yuang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan? a. Ya, dalam bentuk buku b. Ya, dalam bentuk naskah c. Tidak
3) Apakah Anda membuat tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang ilmiah yang dipublikasikan? a. Ya, dalam benttuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional b. Ya, dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui oleh Departemen
Pertanian c. Tidak membuat
4) Apakah Anda membuat tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan? a. Ya, dalam bentuk buku b. Ya, dalam bentuk naskah c. Tidak
5) Apakah Anda membuat tulisan ilmiah di bidang pertanian yang disebarluaskan melalui media massa yang merupakan satu kesatuan? a. Ya b. Tidak
6) Apakah Anda membuat karya tulis/karya ilmiah berupa prasaran, tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah (inisiatif sendiri)
79
a. Ya b. Tidak
7) Apakah anda mnerjemahkan/menyadur bahan-bahan di bidang pertanian yang dipublikasikan? a. Ya, dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional b. Ya, dalam bentuk majalah yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional c. Tidak
8) Apakah anda menerjemahkan/menyadur bahan-bahan di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan? a. Ya, dalam bentuk buku b. Ya, dalam bentuk naskah c. Tidak
9) Apakah Anda memberikan konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep? a. Ya, dalam bentuk institusi (....kali/th) b. Ya, dalam bentuk perorangan (.....kali/th) c. Tidak memberikan
VI. Penunjang kegiatan penyuuhan pertanian 1) Dalam mengikuti seminar/lokakarya di bidang pertanian, anda
berperan sebagai apa? a. Pemrasaran (.....kali/th) b. Moderator/pembahas/narasumber (.....kali/th) c. Peserta (.....kali/th)
2) Apakah Anda menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional penyuluh pertanian secara aktif? a. Ya, 1-4 DUPAK b. Ya, 5-9 DUPAK c. Ya, 10-14 DUPAK d. Ya, > 15 DUPAK e. Tidak
3) Apakah anda pernah menjadi anggota dewan redaksi dalam media massa bidang pertanian? a. Ya, sebagai ketua b. Ya, sebagai anggota c. Tidak pernah
4) Apakah anda memperoleh tanda jasa dari pemerintah atas prestasi kerja anda? a. Ya, tingkat nasional/internasional b. Ya, tingkat propinsi c. Ya, tingkat Kabupaten/Kotamadya d. Tidak
5) Apakah anda memperoleh penghargaan/tanda jasa Satya Lancana karya Satya? a. Ya, 30 tahun
80
b. Ya, 20 tahun c. Ya, 10 tahun d. Tidak
6) Apakah anda melatih/mengajar di bidang pertanian pada diklat kedinasan? a. Ya b. Tidak
7) Apakah di tingkat nasional Anda menjadi anggota organisasi profesi?berapa kali dalam 1 tahun terakhir? a. Ya, sebagai pengurus aktif (....kali) b. Ya, sebagai anggota aktif (....kali) c. Tidak
8) Apakah di tingkat propinsi Anda menjadi anggota organisasi profesi? a. Ya, sebagai pengurus aktif (.....kali) b. Ya, sebagai anggota aktif (.....kali) c. Tidak
9) Apakah Anda mempunyai gelar kesarjanaan lainnya (yang tidak sesuai dengan bidang tugas pokok Anda)? a. Ya, sarjana/D4 b. Ya, sarjana muda/ Diploma III c. Tidak
81
Lampiran 6
Definisi Operasional dan
Pengukurannya
82
Pengukuran variabel
a. Faktor-faktor yang mem pengaruhi kepuasan kerja
Tabel 1. Pengukuran variabel pada faktor psikologis
Indikator Kriteria Skor Minat terhadap pemilihan profesi sebagai penyuluh
•Puas, karena ada minat yang besar terhadap profesi sebagai PPL
•Cukup puas, karena ada cukup minat saat memilih profesi sebagai PPL
•Tidak puas, karena tidak ada minat yang besar terhadap profesi sebagai PPL
3 2
1
Kesesuaian antara profesi sebagai PPL dengan bakat
•Puas, karena merasa mempunyai bakat yang sesuai dan selalu berusaha mengembangkanny a
•Cukup puas, karena merasa cukup mempunyai bakat yang sesuai dan berusaha mengembangkanny a
•Tidak puas, karena merasa tidak mempunyai bakat yang sesuai
3 2 1
Nilai tingkat ketrampilan sebagai PPL
•Puas, karena merasa trampil dan selalu berusaha untuk meningkatkan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan tambahan
•Cukup puas, karena merasa cukup trampil dan tidak berusaha untuk meningkatkan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan tambahan
•Tidak puas, karena merasa kurang trampil dan pasrah pada kekurangtrampilan tersebut
3
2
1
Nilai profesi sebagai PPL
•Puas, karena merasa pekerjaan ini berharga, merasa senang sebagai PPL dan dapat beraktualisasi diri dalam hal ini
•Cukup puas, karena menganggap PPL sebagai pekerjaan yang cukup berharga dan merasa cukup senang dengan pekerjaan tersebut
•Kurang puas, karena menanggap PPL sebagai suatu pekerjaan yang tidak berharga
3 2
1
Ketentraman kerja yang dirasakan
selama melaksanakan pekerjaan
•Puas, karena dapat melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan penuh rasa aman dengan tanpa tekanan
•Cukup puas, karena dalam bekerja kadang mendapat tekanan •Tidak puas, karena selalu m endapat tekanan dalam
melaksanakan pekerjaan
3
2 1
Tabel 2. Pengukuran variabel pada faktor sosial
Indikator Kriteria Skor Kemampuan bekerjasama
dengan PPL lain
•Puas, karena mampu mengembangkan kerjasama yang harmonis dengan sesama PPL lain
•Cukup puas, karena cukup mampu mengembangkan kerjasama
3
2
83
yang harmonis dengan sesama PPL lain
•Kurang puas, karena sering mengalami kesulitan dalam bekerjasam dengan PPL lain
1
Bantuan dari PPL lain dalam
mengatasi kesulitan dalam pekerjaan
•Puas, karena PPL lain selalu memberikan perhatian dan berusaha secara maksimal mencari penyelesaian
•Cukup puas, karena kadang PPL lain menanyakan kesulitan dan sedikit membantu dalam pemecahan masalah
•Kurang puas, karena tidak pernah mendapat bantuan dari PPL lain jika menghadapi kesulitan
3
2 1
Hubungan dengan PPL lain
•Puas, karena ada hubungan yang sangat akrab •Cukup puas, karena cukub ada hubungan yang akrab
•Kurang puas, karena hanya sebatas hubungan kerja
3 2
1
Ketersediaan waktu atasan dalam berkomunikasi dengan bawahan
•Puas, karena atasan selalu menyediakan waktunya untuk bawahan
•Cukup puas, karena kadang atasan menyempatkan waktunya
untuk bawahan •Kurang puas, karena atasan tidak pernah menyediakan
waktunya untuk bawahan
3 2
1
Pemberian motivasi/dorongan oleh atasan kepada bawahannya
•Puas, karena atasan selalu memotivasi dan memberi saran berupa solusi atas kesalahan bawahan
•Cukup puas, karena atasan memotivasi dan memberi saran berupa solusi atas kesalahan bawahan
•Kurang puas, karena atasan tidak pernah memberi dorongan dan tidak tahu kesulitan bawahan
3
2 1
Keterbukaan atasan terhadap bawahan
•Puas, karena atasan selalu terbuka pada siapapun untuk memberi masukan
•Cukup puas, karena atasan terbuka pada siapapun untuk memberi masukan bawahan meski kadang pada orang tertentu saja
•Kurang puas, karena tasan tidak terbuka pada siapapun untuk memberi masukan
3
2 1
Tabel 3. Pengukuran variabel pada faktor fisik
Indikator Kriteria Skor Pengaturan waktu kerja dan wakti istirahat
•Puas karena pengaturan waktu kerja dan istirahat sudah sangat sesuai
•Cukup puas, karena waktu kerja sudah sesuai tetapi waktu istirahat kurang
•Tidak puas, karena pengaturan waktu kerja dan istirahat tidak sesuai
3 2 1
Kondisi kerja dan perlengkapan kerja yang ada
•Puas, karena sudah sesuai harapan
•Cukup puas, karena sudah cukup sesuai harapan •Tidak puas, karena tidak sesuai harapan
3 2 1
Kondisi ruang
kerja •Puas, karena sudah sesuai harapan
•Cukup puas, karena sudah cukup sesuai harapan •Tidak puas, karena tidak sesuai harapan
3
2 1
Kondisi kesehatan penyuluh
•Puas, karena kondisi kesehatan penyuluh selalu mendapat perhatian
•Cukup puas, karena kondisi kesehatan penyuluh cukup banyak mendapat perhatian
•Tidak puas, karena kondisi kesehatan penyuluhtidak mendapat
3 2
1
84
perhatian
Tabel 4. Pengukuran variabel pada faktor finansial
Indikator Kriteria Skor Gaji yang diterima •Puas, karena masih bisa menyisihkan sisa gaji sebagai
tabungan masa depan
•Cukup puas, karena gaji yang diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
•Tidak puas, karena gaji yang diterima tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3 2 1
Tunjangan •Puas, karena besarnya tunjangan sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas.
•Cukup puas, karena besarnya tunjangan cukup sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas.
•Tidak puas, karena besarnya tunjangan tidak sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas.
3 2
1
Kenaikan pangkat\golongan
•Puas, karena mudah untuk mengurus kenaikan pangkatgolongan
•Cukup puas, karena cukup mudah untuk mengurus kenaikan
pangkat\golongan •Tidak puas, karena sulit untuk mengurus kenaikan
pangkat\golongan.
3 2 1
b. Faktor-faktor yang mem pengaruhi kinerja
Pengukuran kinerja pada penyuluh pertanian terampil
Tabel 5. Pengukuran variabel pada faktor pendidikan
Indikator Kriteria Angka kredit
pelaksana
A. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar
1. sarjana (S1)/Diploma IV 2. Diploma III (D3) 3. Diploma II (D2)
4. SMK/D.1
100 60 40
25
Semua jenjang
B. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pertanian serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan
(STTP) atatu sertifikat
1. Lamanya lebih dari 960 jam 2. Lamanya antara 641-960 jam 3. Lamanya481-640 jam 4. Lamanya161-480 jam 5. Lamanya 81-160 jam
6. Lamanya30-80 jam
15 9 6 3 2
1
Semua jenjang
C. Pendidikan dan
pelatihan pra jabatan
pendidikan dan pelatihan pra jabatan
tingkat III
1.5 -
Tabel 6. Pengukuran variabel pada kegiatan persiapan penyuluhan pertanian
Indikator Kriteria Angka kredit
pelaksana
85
A. identifikasi potensi wilayah 1. menyusun instrumen di wilayah binaan
2. mengumpulkan data di wilayah binaan
0.195
0.180
P. lanjutan
pelaksana
B. memandu penyusunan
(RUK, RKK, RKD, RKPD/PPP)
1. memandu penyusunan RUK dan
RKK( RDKK) 2. memandu penyusunan RKD dan
RKPD/programa penyuluhan desa
0.027
0.036
P. pemula
Pelaksana
C. penyusunan program penyuluhan pertanian (tim)
Menyusun program penyuluhan pertanian sebagai :
1. Ketua atau pengurus (tingkat desa, kecamatan dan kabupaten)
2. anggota
0.395 0.059 0.079 0.198 0.395
Penyelia P. pemula Pelaksana P. lanjutan Penyelia
D. Penyusunan rencana kerja tahunan penyuluhan pertanian
Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian
0.047 0.063 0.158
0.315
P. pemula Pelaksana P. lanjutan
Penyelia
Tabel 7. Pengukuran variabel pada pelaksanaan penyuluhan pertanian
Indikator Kriteria Angka kredit
Pelaksana
A. Penyusunan materi menyusun materi penyuluhan dalam bentuk: 7. Kartu kilat 8. Transparansi/bahan tayangan 9. Seri foto
10. Leaflet/liptan/slebaran/folder 11. Flipchart/peta singkat 12. Poster
0.075 0.032 0.223
0.502 0.076 0.282
P. pemula P. pemula P. lanjutan
Penyelia P. pemula P. lanjutan
B. Perencanaan dan Penerapan metode penyuluhan pertanian
1. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana a. Perorangan
b. Kelompok tani
c. Massal
2. Melaksanakan ujicoba/pengkajian/pengujian paket
teknologi/metode penyuluhan pertanian
3. Melaksanakan demonstrasi cara 4. Merencanakan dan memandu
pelaksanaan demonstrasi hasil
0.010 0.014 0.034 0.068 0.013 0.017
0.042 0.084 0.013 0.017 0.044 0.087
0.678
0.016
P. pemula Pelaksana P. lanjutan Penyelia P. pemula Pelaksana
P. lanjutan Penyelia P. pemula Pelaksana P. lanjutan Penyelia
P. lanjutan
Pelaksana
86
e. merencanakan demonstrasi hasil:
1) demonstrasi plot 2) demonstrasi farm 3) demonstrasi area
f. memandu pelaksanaan demonstrasi hasil: 1) demonstrasi plot 2) demonstrasi farm 3) demonstrasi area
5. Merencanakan dan memandu pelaksanaan sekolah lapang : a. merencanakan sekolah lapang b. memandu sekolah lapang
6. Merencanakan dan melaksanakan temu wicara, temu lapang, temu
teknologi, temu karya, temu usaha, temu tugas, temu teknis a. Merencanakan temu
wicara/temu teknologi/temu usaha
b. Melaksanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha
7. Merencanakan dan melaksanakan forum penyuluhan pedesaan, magang, widyawisata, karyawisata/widyakarya d. Merencanakan e. Melaksanakan
8. merencanakan dan melaksanakan pameran
-sebagai pramuwicara
9. mengajar kursus tani
10. melakukan penilaian perlombaan
petani/kelompok tani/penyuluh pertanian - di kecamatan/kabupaten
11. melakukan penilaian perlombasan komoditas pertanian
0.056 0.140 0.280 0.090 0.180 0.600
0.364 0.096
0.364 0.044
0.140 0.133
0.038 0.050 0.126 0.252 0.010 0.020
0.040 0.338 0.170
Pelaksana P. lanjutan Penyelia P. pemula Pelaksana P. lanjutan
Penyelia Pelaksana
Penyelia P. lanjutan
P. lanjutan P. lanjutan
P. pemula Pelaksana P. lanjutan Penyelia Pelaksana P. lanjutan
Penyelia Penyelia Penyelia
C. menumbuhkan/ meng embangkan kelembagaan kelompok tani
1. menumbuhkan kelompok tani 2. menumbuhkan gabungan
kelompok 3. mengembangkan kelompok tani
a. pemula ke lanjut b. lanjut ke madya
0.250 0.700
0.144 0.451
Pelaksana P. lanjutan
Pelaksana P. lanjutan
Tabel 8. Pengukuran variabel pada evaluasi dan pelaporan
Indikator Kriteria Angka pelaksana
87
kredit A. Evaluasi pelaksanaan
penyuluhan pertanian 1. menyusun rencana kegiatan
evaluasi tingkat Kecamatan 2. Mengumpulkan dan mengolah data
pelaksanaan
a. Tingkat Kecamatan b. Tingkat Kabupaten c. Tingkat Provinsi
3. menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi tingkat kecamatan
0.180
0.676 1.080 1.040 1.351
Penyelia
P.lanjutan Penyelia Penyelia Penyelia
B. Evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian
mengumpulkan data dan mengolah data pelaksanaan di tingkat kecamatan
1.351 Penyelia
Tabel 9. Pengukuran variabel pada pengembangan profesi
Indikator Kriteria Angka kredit
pelaksana
A. Melakukan kegiatan karya
tulis/karya ilmiah di bidang pertanian
1. karya tulis/karya ilmiah hasil
pengkajian di bidang pertanian yang dipublikasikan a. dalam bentuk buku yang
diterbitkan dan diedarkan secara internasional
b. dalam bentuk buku yang
diterbitkan dan diedarkan secara nasional
c. dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui instansi yang bersangkutan
2. karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yuang tidak dipublikasikan, tetapi
didokumentasikan di perpustakaan d. dalam bentuk buku e. dalam bentuk naskah
3. tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang ilmiah yang dipublikasikan
d. dalam benttuk buku yang diterbitkan dan diedarkan
secara nasional e. dalam bentuk majalah ilmiah
yang diakui oleh Departemen Pertanian
4. tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pertanian
yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan a. dalam bentuk buku b. dalam bentuk naskah
5. tulisan ilmiah di bidang pertanian yang disebarluaskan melalui media massa yang merupakan satu
15 12.50
6
8 4
8
4
7 3.50 2
Semua jenjang Semua
jenjang Semua jenjang Semua jenjang
Semua jenjang
Semua jenjang
Semua jenjang
88
kesatuan 6. karya tulis/karya ilmiah berupa
prasaran, tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah (inisiatif sendiri)
2.50
Semua
jenjang
B. Menerjemahkan/ menyadur buku dan bahan-bahan di bidang pertanian
1. terjemahan/saduran bahan-bahan di bidang pertanian yang dipublikasikan d. dalam bentuk buku yang
diterbitkan dan diedarkan secara nasional
e. dalam bentuk majalah yang
diterbitkan dan diedarkan secara nasional
2. terjemahan/saduran bahan-bahan di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan d. dalam bentuk buku
e. dalam bentuk naskah
7 3.50
3.50
1.50
Semua jenjang
Semua jenjang
C. Memberikan konsultasi di
bidang pertanian yang bersifat konsep
1. institusi 2. perorangan
1.50 1
Semua jenjang
Tabel 10. Pengukuran variabel pada Penunjang Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Indikator Kriteria Angka kredit
Pelaksana
A. Mengikuti seminar/lokakarya di bidang pertanian
1. sebagai pemrasaran 2. pembahas/narasumber/ moderator 3. sebagai peserta
3 2 1
Semua jenjang
B. Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional penyuluh pertanian secara aktif
1. 1-4 DUPAK 2. 5-9 DUPAK 3. 10-14 DUPAK 4. 15 DUPAK
0.50 1.00 0.50 2.00
Semua jenjang
C. Menjadi anggota dewan redaksi dalam media massa bidang pertanian
1. Ketua/pengurus 2. anggota
1.00 0.50
Semua jenjang
D. Memperoleh penghargaan/tanda jasa
1. Penghargaan/tanda jasa dari pemerintah atas prestasi kerjanya a. Tingkat nasional/internasional b. tingkat propinsi c. tingkat Kab/Kota
2. Memperoleh penghargaan/tanda
jasa Satya Lancana karya Satya a. 30 tahun b. 20 tahun c. 10 tahun
3 2.50 1
3 2 1
Semua jenjang
Semua jenjang
E. Melatih di bidang pertanian pada diklat
Melatih/mengajar di bidang pertanian pada diklat kedinasan
0.020 Semua jenjang
F. Menjadi anggota organisasi profesi
1. Tingkat Nasional a. Sebagai pengurus aktif
b. Sebagai anggota aktif 2. Tingkat provinsi/Kab/Kota
1
0.75
Semua jenjang
89
a. Sebagai pengurus aktif b. Sebagai anggota aktif
0.50 0.25
G. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya
Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya yg tidak sesuai dengan tugas pokoknya 1. Sarjana/D-IV
2. Sarjana Muda/Diploma III
5
4
Semua jenjang
Pengukuran kinerja pada penyuluh pertanian Ahli
Tabel 11. Pengukuran variabel pada Pendidikan
Indikator Kriteria Angka kredit
pelaksana
A. Pendidikan sekolah dan
memperoleh ijazah/gelar
1. Pasca Sarjana :
a. S.3 b. S.2
2. Sarjana (S.10/Diploma IV
200 150 100
Semua jenjang
B. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang
pertanian serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTP) atau sertifikat
1. Lamanya lebih dari 960 jam 2. Lamanya antara 641-960 jam
3. Lamanya481-640 jam 4. Lamanya161-480 jam 5. Lamanya 81-160 jam 6. Lamanya30-80 jam
15 9
6 3 2 1
Semua jenjang
C. Pendidikan dan
pelatihan pra jabatan
pendidikan dan pelatihan pra jabatan
tingkat III
2 -
Tabel 12. Pengukuran variabel pada Kegiatan persiapan penyuluhan pertanian
Indikator Kriteria Angka
kredit
pelaksana
A. Identifikasi potensi wilayah 1. Menyusun instrumen di wilayah binaan
2. Mengumpulkan data : a. Tingkat kabupaten,
kecamatan/wilayah binaan b. Tingkat provinsi c. Tingkat nasional
3. Mengolah, menganalisis dan merumuskan hasil
0.390
0.450
0.450 0.900 0.900
Muda
Pertama
Pertama Muda Muda
B. Penyusunan program penyuluhan pertanian (tim)
Menyusun program penyuluhan pertanian sebagai :
1. Ketua atau pengurus (tingkat provinsi dan nasional)
2. Anggota
0.593
0.198 0.395 0.593 0.791
Madya
Pertama Muda Madya Utama
C. Penyusunan rencana kerja
tahunan penyuluhan pertanian
Menyusun Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh Pertanian
0.198
0.315 0.473 0.630
Pertama
Muda Madya Utama
90
Tabel 13. Pengukuran variabel pada Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
Indikator Kriteria Angka kredit
Pelaksana
A. Penyusunan materi 1. Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk: a. Brosur/Buklet b. Naskah radio/TV/seni
budaya/pertunjukan
c. Sound slide d. Film/Video/VCD/DVD
(i). Penyusun sinopsis dan skenario
(ii). Supervisi produksi e. Pameran f. Bahan website
2. Menyusun materi kursus tani
3. Menyusun pedoman/juklak perlombaan petani/kelompok tani a. Tingkat provinsi, wilayah
binaan b. Tingkat nasional
0.283 0.449
0.250 0.362 3.012 0.215 0.408 0.200
0.586 0.781
Pertama Muda
Pertama Muda Utama Pertama Muda
B. Perencanaan dan Penerapan metode penyuluhan pertanian
1. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana a. Perorangan
b. Kelompok tani
c. Massal
2. Merencanakan
ujicoba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode penyuluhan pertanian
3. mengolah, menganalisis dan
merumuskan hasil kajian paket teknologi/metode penyuluhan pertanian
4. menyusun rancang bangun dan rekayasa usaha pertanian
5. Merencanakan dan melaksanakan
temu wicara, temu lapang, temu teknologi, temu karya, temu usaha, temu tugas, temu teknis a. Merencanakan temu
wicara/temu teknologi/temu usaha
b. Melaksanakan temu
0.034
0.068 0.102
0.136 0.042 0.084 0.126 0.168 0.044
0.087 0.131 0.174 0.316 1.976
1.350
0.320 0.044
Pertama
Muda Madya
Utama Pertama Muda Madya Utama Pertama
Muda Madya Utama Muda Madya
Madya
Muda Pertama
91
wicara/temu teknologi/temu usaha
6. Merencanakan dan melaksanakan penyuluhan melalui media elektronik (radio, TV, website) a. Merencanakan b. Melaksanakan
7. Merencanakan dan melaksanakan pameran a. Merencanakan pameran
b. Membuat display pameran c. sebagai pramuwicara
8. Mengajar kursus tani
9. Melakukan penilaian perlombaan
petani/kelompok tani/penyuluh pertanian a. Tingkat wilayah binaan/kec,
provinsi
b. Tingkat nasional
0.479 0.082 0.233
0.422 0.126 0.252 0.379 0.505 0.020
0.045 0.060 0.080 0.507
0.676
Madya Muda Muda
Muda Pertama Muda Madya Utama Pertama
Muda Madya Utama Madya
Utama C. Menumbuhkan/mengemban
gkan kelembagaan
kelompok tani
1. menumbuhkan koperasi petani 2. menumbuhkan asosiasi petani
3. mengembangkan kelompok tani madya ke utama
4. menumbuhkan kemitraan usaha kelompok tani dengan pelaku usaha pertanian lainya
1.500 2.400
0.550 1.952
Muda Madya
Pertama Madya
Tabel 14. Pengukuran variabel pada Evaluasi dan Pelaporan
Indikator Kriteria Angka kredit
pelaksana
A. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
1. Menyusun rencana kegiatan evaluasi a. Tingkat Kec./Kabupaten b. Tingkat Provinsi
c. Tingkat Nasional 2. Mengumpulkan dan mengolah
data pelaksanaan di Tingkat nasional
3. Menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi a. Tingkat Kec/kabupaten b. Tingkat Provinsi
c. Tingkat Nasional
0.090 0.180
0.270 0.900 0.540 1.000
1.350
Pertama Muda
Madya Muda Pertama Muda
Madya B. Evaluasi dampak
pelaksanaan penyuluhan pertanian
1. Menyusun rencana kegiatan evaluasi e. Tingkat Kecamatan f. Tingkat Kabupaten g. Tingkat Provinsi
0.090 0.180 0.270
Pertama Muda Madya
92
h. Tingkat Nasional 2. Mengumpulkan dan mengolah
data dampak pelaksanaan a. Tingkat Kec/Kabupaten b. Tingkat Provinsi c. Tingkat Nasional
3. Menganalisis dan merumuskan data dampak pelaksanaan f. Tingkat Kecamatan g. Tingkat Kabupaten
h. Tingkat Provinsi i. Tingkat Nasional
0.360
0.540 1.000 0.900 0.675 1.080
1.500 1.800
Utama
Pertama Muda Madya Pertama Muda
Madya Utama
Tabel 15. Pengukuran variabel pada Pengembangan Penyuluhan Pertanian
Indikator Kriteria Angka
kredit
Pelaksana
A. Penyusunan pedoman/ juklak/juknis penyuluhan
pertanian
Menyusun pedoman juklak/juknis penyuluh pertanian:
1. Tingkat kecamatan/kabupaten 2. Tingkat provinsi 3. Tingkat nasional
0.900 1.350 2.150
Muda Madya Utama
B. Kajian kebijakan pengembangan penyuluhan pertanian
Merumuskan kajian arah kebijaksanaan pengembangan penyuluhan pertanian yang bersifat penyempurnaan : 1. Menyusun rencana/desain kajian 2. Menyiapkan dan mengolah
data/bahan/informasi 3. Menganalisis data/informasi dan
merumuskan hasil kajian
0.360 0.360 3.240
Utama Utama Utama
C. Pengembangan metode/sistem kerja
penyuluhan pertanian
1. Melakukan pengkajian metode penyuluhan pertanian
a. Menyusun rencana/desain kajian
b. Menyiapkan dan mengolah data/bahan/informasi
c. Menganalisis data/informasi dan merumuskan hasil kajian
2. Mengembangkan metode penyuluhan pertanian
a. Menyusun rencana/desain pengembangan metode penyuluhan pertanian
b. Menyusun konsep pembangunan metode penyuluhan pertanian
c. Mendiskusikan konsep pengembangan metode penyuluhan pertanian 1) Sebagai penyaji 2) Sebagai pembahas 3) Sebagai narasumber
d. Melaksanakan uji coba
0.810 1.620 2.160
1.080 1.200
0.420 0.420 0.640 1.620
Madya Madya Utama Utama
Madya
Madya Madya Utama Madya
93
konsep pengembangan metode penyuluhan
pertanian e. Merumuskan pengembangan
metode penyuluhan pertanian
3. Merumuskan metode baru penyuluhan pertanian a. Menyusun konsep metode
baru penyuluhan pertanian
b. Mendiskusikan konsep metode baru 1) Sebagai penyaji 2) Sebagai pembahas 3) Sebagai narasumber
c. Merumuskan konsep metode
baru
1.440 2.880
0.560 0.420 0.480 2.160
Utama Utama
Utama Madya Madya Utama
Tabel 16. Pengukuran variabel pada Pengembangan Profesi
Indikator Kriteria Angka kredit
pelaksana
A. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pertanian
1. karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yang dipublikasikan a. dalam bentuk buku yang
diterbitkan dan diedarkan
secara internasional b. dalam bentuk buku yang
diterbitkan dan diedarkan secara nasional
c. dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui instansi yang bersangkutan
2. karya tulis/karya ilmiah hasil
pengkajian di bidang pertanian yuang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan
a. dalam bentuk buku b. dalam bentuk naskah
3. tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang ilmiah yang dipublikasikan a. dalam benttuk buku yang
diterbitkan dan diedarkan secara nasional
b. dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui oleh
Departemen Pertanian 4. tinjauan atau ulasan ilmiah hasil
gagasan sendiri di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di
15
12.50 6
8 4
8 4
Semua jenjang
Semua jenjang Semua jenjang Semua
jenjang
Semua jenjang
Semua jenjang
94
perpustakaan a. dalam bentuk buku
b. dalam bentuk naskah 5. tulisan ilmiah di bidang pertanian
yang disebarluaskan melalui media massa yang merupakan satu kesatuan
6. karya tulis/karya ilmiah berupa prasaran, tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah yang disampaikan
dalam pertemuan ilmiah (inisiatif sendiri)
7
3.50 2 2.50
Semua jenjang Semua jenjang
B. Menerjemahkan/ menyadu r
buku dan bahan-bahan di bidang pertanian
1. terjemahan/saduran bahan-bahan
di bidang pertanian yang dipublikasikan a. dalam bentuk buku yang
diterbitkan dan diedarkan secara nasional
b. dalam bentuk majalah yang
diterbitkan dan diedarkan secara nasional
2. terjemahan/saduran bahan-bahan di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan a. dalam bentuk buku b. dalam bentuk naskah
7 3.50
3.50 1.50
Semua
jenjang
Semua jenjang
C. Memberikan konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep
1. institusi 2. perorangan
1.50 1
Semua jenjang
Tabel 17. Pengukuran variabel pada Penunjang Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Indikator Kriteria Angka
kredit
Pelaksana
A. Mengikuti seminar/lokakarya di bidang pertanian
1. sebagai pemrasaran 2. pembahas/narasu mber/moderator 3. sebagai peserta
3 2 1
Semua jenjang
B. Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional penyuluh pertanian secara aktif
1. 1-4 DUPAK 2. 5-9 DUPAK 3. 10-14 DUPAK 4. 15 DUPAK
0.50 1.00 1.50 2.00
Semua jenjang
C. Menjadi anggota dewan redaksi dalam media massa bidang pertanian
1. Ketua/pengurus 2. anggota
1.00 0.50
Semua jenjang
D. Memperoleh penghargaan/tanda jasa
1. Penghargaan/tanda jasa dari pemerintah atas prestasi kerjanya a. Tingkat nas./internasional b. Tingkat propinsi c. Tingkat Kab/Kota
2. Memperoleh penghargaan/tanda
jasa Satya Lancana karya Satya a. 30 tahun
b. 20 tahun c. 10 tahun
3 2.50 1
3
2 1
Semua jenjang Semua
jenjang
95
E. Melatih/mengajar di bidang pertanian pada diklat
Melatih/mengajar di bidang pertanian pada diklat kedinasan
0.020 Semua jenjang
F. Menjadi anggota organisasi profesi
1. Tingkat Nasional a. Sebagai pengurus aktif b. Sebagai anggota aktif
2. Tingkat provinsi/Kab/Kota a. Sebagai pengurus aktif b. Sebagai anggota aktif
1 0.75
0.50 0.25
Semua jenjang
G. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya
Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya yang tidak sesuai dengan
bidang tugas pokoknya 1. Doktor 2. Pasca sarjana 3. Sarjana/D-IV
15 10 5
Semua jenjang
96
Lampiran 7
Surat Izin Penelitian
97
98
Lampiran 8
Peta Wilayah Penelitian
99