HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan...
![Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/1.jpg)
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) DENGAN
MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Oleh:
IRA MUSTIKAWATI
H. MUHAMMAD BACHTIAR
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2008
![Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/2.jpg)
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) DENGAN
MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Ira Mustikawati
H. Muhammad Bachtiar
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris apakah ada dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada subyek siswa SMK. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK. Semakin tinggi dukungan sosial (orang tua) yang diberikan maka semakin tinggi minat berwirausaha pada subyek dan semakin rendah dukungan sosial (orang tua) yang diberikan maka semakin rendah minat berwirausaha pada subyek. Subyek dalam penelitian ini adalah siswi SMK yang berusia 15 sampai 18 tahun. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala yang disusun sendiri oleh peneliti, untuk skala Minat Berwirausaha yang dikemukakan oleh Meredith (2002). Skala Dukungan Sosial (orang tua) disusun dengan mengacu pada aspek-aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh Sarafino (1994). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling Method. Data penelitian skala minat berwirausaha (35 Aitem, koefisien validitas yang bergerak antara 0,303 sampai 0,627 dan reliabilitas dengan koefisien Alpha sebesar 0,896). Sedangkan, data penelitian skala dukungan sosial (33 Aitem, koefisien validitas yang bergerak antara 0,341 sampai 0,783 dan reliabilitas dengan koefisien Alpha sebesar 0,947). Sebaran data normal variabel minat berwirausaha (K-S-Z = 0,618 dengan p= 0,840 (p>0,05) dan variabel dukungan sosial (K-S-Z = 1,291 dengan p=0,071 (p>0,05). Data liniearitas hasil menunjukkan F=21,150 dengan p=0,000 (p<0,05) Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan uji korelasi product moment dari Pearson. Hasil analisis menunjukkan besarnya koefisien korelasi sebesar r = 0,438 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Kata kunci : Dukungan Sosial (orang tua), Minat Berwirausaha
![Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/3.jpg)
PENGANTAR
Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara umum adalah
menyiapkan tamatan untuk, (a) mendapatkan kehidupan secara layak, (b)
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan bagi peserta didik, (c) menjadi warga
negara yang mandiri dan bertanggung jawab, (d) memahami dan menghargai
keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, (e) menerapkan dan memelihara hidup
sehat, dan (f) memiliki wawasan lingkungan pengetahuan dan seni. Sedangkan,
tujuan khusus SMK adalah menyiapkan tamatan untuk, (a) mengisi lowongan
industri, (b) mampu memilih karir dan gigih dalam berkompetensi, (c)
mengembangkan sikap profesional, dan (d) dapat mengembangkan diri melalui
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Direktur Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
Joko Sutrisno (2007), berpendapat peran SMK sangat signifikan dalam upaya
mencetak tenaga terampil untuk mengatasi masalah pelik pengangguran. Tidak
hanya sekadar menciptakan tenaga terampil yang dapat bekerja sama dengan
sektor usaha, tetapi lebih jauh lagi diharapkan sekolah kejuruan mampu
menghasilkan wirausahawan. Kualitas SMK akan merefleksikan kualitas tenaga
kerja Indonesia yang perlu terus dibangun untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif ekonomi Indonesia. Pendidikan SMK memiliki orientasi untuk
mengarahkan siswanya bekerja setelah lulus sekolah
(http://www.suarapembaruan.com/News/2007/05/02/Sorotan/sorot01.htm)13/3/08
Para pelajar SMK didorong mampu untuk berwirausaha di tengah minimnya
lapangan pekerjaan. Sejak tahun 1994 Departemen Pendidikan Nasional
![Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/4.jpg)
(Depdiknas) Indonesia, yaitu menerapkan standarisasi kurikulum pada seluruh
SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran
kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah
Indonesia meluncurkan Block grant khusus untuk meningkatkan kompetensi
wirausaha melalui pembangunan kelas wirausaha di 150 lokasi atau sekitar 450
SMK di Indonesia (Riyanti, 2008).
Menurut Anshori (2007), dunia wirausaha sampai saat ini belum menjadi
lapangan kerja yang diminati oleh para pencari kerja. Wirausaha bukan sekedar
berbisnis apalagi sekedar berdagang. Budaya Indonesia masih sangat kolonial
berpandangan bahwa seorang pegawai lebih terpandang dibandingkan menjadi
seorang pengusaha. Selain itu, mereka berpandangan sebuah gelar jauh lebih
penting dibandingkan kemampuan atau keahlian seseorang padahal yang baik
adalah mempunyai keahlian, bukan seperti sekarang mencari gelar dulu baru
mencari-cari kemampuan atau keahlian. Wajar bila banyak mereka yang
mempunyai gelar sarjana tapi pengangguran
(http://wacana-koranpakoles2007.blogspot.com/2008/02/kalau-mau-utamakan-
pendidikanwirausaha.html)13/3/08.
Lulusan SMK secara individual dituntut untuk lebih kreatif dan tanggap
untuk tetap bertahan di tengah kondisi tersebut. Sedangkan, secara sosial terdapat
semacam kewajiban untuk dapat tampil menjadi inspirator yang mampu
memberikan kesempatan kerja bagi orang lain. Untuk itu perlu mengembangkan
dan memiliki semangat kewirausahaan dengan mengubah paradigma sebagai
pencari kerja sejati menjadi pencipta kerja yang mandiri dan kreatif. Dengan
![Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/5.jpg)
membuka lapangan pekerjaan sendiri diharapkan dapat menyerap tenaga kerja
sehingga pengangguran dapat dikurangi.
Para orang tua beranggapan, bahwa jika anak-anaknya menjadi pegawai
maka kehidupan akan lebih baik ketimbang menjadi wirausaha. Harapan itu
memang benar adanya bahwa menjadi pegawai dapat mengangkat status sosial
dan kepribadian manusia sampai pada taraf-taraf tertentu. Akan tetapi, orang tua
tanpa sadar sering memaksa kehendak pada anak dan tidak dapat memisahkan
antara impian anak dengan impian orang tua. Padahal ketika seseorang minat
untuk merintis suatu usaha baru sangat membutuhkan suatu dukungan. Dukungan
untuk berwirausaha biasanya datang dari lingkungan keluarga, pasangan dan
teman sepergaulan dimana mereka dapat berdiskusi tentang ide berwirausaha akan
masalah yang dihadapi dengan cara-cara menangani masalah. Salah satu bagian
dari dukungan sosial yaitu dukungan dari keluarga khususnya orang tua yang
merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi dalam minat dalam
berwirausaha. Dorongan berbentuk motivasi yang kuat untuk maju dari pihak
keluarga merupakan modal awal untuk menjadi wirausaha. Dengan didukung
pihak keluarga mereka memiliki mental dan motivasi tinggi sebagai faktor
pendorong utama (Kasmir, 2006).
Pendapat dan pengantar yang telah dikemukakan di atas memperkuat dugaan
bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada
siswa SMK, sehingga peneliti akan meneliti apakah terdapat hubungan antara
dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK?
![Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/6.jpg)
TINJAUAN PUSTAKA
A. MINAT BERWIRAUSAHA
1. Pengertian Minat
Super and Crities (1962) berpendapat ada empat cara mengenali minat dan
berdasarkan penggolongan minat. Cara tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menanyakan kegiatan yang paling disenangi dan yang paling tidak
disenangi, baik yang bersifat tugas maupun yang bukan tugas (expressed
interest).
b. Mengobservasi secara langsung hobi atau aktivitas lain yang banyak
dilakukan subyek (manifest interest).
c. Menyimpulkan dari hasil tes objektif. Nilai-nilai yang tinggi pula terhadap
hal tersebut. Namun hal ini tidak selalu demikian (tested interest).
d. Menggunakan alat-alat yang telah distandarisasi. Minat didapat dengan
menanyakan kepada subjek yang bersangkutan, ia senang atau tidak senang
terhadap sejumlah aktivitas atau sesuatu yang ditanyakan (inventoried
interest).
Definisi minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kekuatan
intrinstik yang mampu mendorong, mempengaruhi atau menyebabkan individu
menaruh perhatian atau tertarik pada sesuatu di luar dirinya secara sadar dengan
disertai rasa senang.
![Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/7.jpg)
2. Pengertian Wirausaha
Menurut Meredith (2002), berwirausaha merupakan suatu pekerjaan atau
karier yang bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil
resiko, mengambil keputusan, dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.
3. Aspek-aspek Minat Berwirausaha
Minat berwirausaha ditunjukkan dengan aspek-aspek yang mengacu pada
ciri-ciri wirausaha yang dimiliki seseorang. Meredith (2002) mengemukakan
bahwa ciri-ciri seorang wirausaha, di antaranya:
a. Percaya diri, yaitu meliputi keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas
dan optimisme. Siswa SMK yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi
mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu
bantuan dari orang lain.
b. Berorientasi pada tugas dan hasil, yaitu memiliki kebutuhan akan
berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja
keras, mempunyai dorongan kuat dan energik dan inisiatif. Siswa SMK
yang memiliki keinginan untuk berwirausaha dengan tekun dan membuat
strategi setelah lulus nanti.
c. Pengambil Risiko, yaitu meliputi kemampuan mengambil risiko dan
menyukai tantangan. Siswa SMK ditantang untuk dapat menghadapi
berbagai macam hambatan atau rintangan yang akan dihadapi ketika akan
berwirausaha nanti.
d. Kepemimpinan, yaitu meliputi bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat
bergaul dengan orang lain menanggapi saran dan kritik. Siswa SMK bisa
![Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/8.jpg)
menjadi pelopor dalam menciptakan sesuatu, mudah bergaul dengan siapa
saja dan mau mendengarkan orang lain jika sedang berpendapat.
e. Keorisinilan, yaitu meliputi inovatif dan kreatif, fleksibel, punyak banyak
sumber, serba bisa dan mengetahui banyak hal. Siswa SMK bisa menjadi
seseorang yang kreatif dan inovatif bisa membuat sesuatu yang baru,
mengetahui banyak hal tentang dunia wirausaha dan bisa mengerjakan
pekerjaan yang berkaitan dengan dunia wirausaha.
f. Berorientasi pada masa depan, yaitu meliputi senantiasa berpikiran ke masa
depan dan perspektif. Siswa SMK harus memiliki rencana-rencana
membuka usaha baru untuk masa depan mereka, segala sesuatu dipersiapkan
dengan matang. Memikirkan jangka pendek dan jangka panjang akan hal-
hal yang kemungkinan akan terjadi di masa depan.
Kesimpulan aspek-aspek minat berwirausaha diambil dari ciri-ciri
wirausaha yang dikemukakan oleh Meredith (2002), dikarenakan ciri-ciri tersebut
akan mengungkap keinginan seseorang untuk menjadi wirausaha di antaranya ciri-
ciri wirausaha tersebut yaitu percaya diri, berorientasikan tugas dan hasil,
pengambilan risiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi ke masa depan.
B. DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA)
1. Pengertian Dukungan Sosial
Menurut Sarafino (1994) dukungan sosial adalah suatu kesenangan, rasa
aman, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang dirasakan dari orang lain atau
sekelompok.
![Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/9.jpg)
2. Aspek Dukungan Sosial
Sarafino (1994) mengklasifikasikan dukungan sosial ke dalam 5 (lima)
bentuk dukungan sosial, yang terdiri dari:
a. Dukungan emosional (emotional support)
Dukungan yang melibatkan ekspresi rasa empati dan kepedulian terhadap
individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan
diperhatikan. Orang tua mau mendengarkan cerita dan peduli dengan minat
anak-anaknya khususnya minat untuk membuka usaha baru.
b. Dukungan penghargaan (esteem Support)
Dukungan yang melibatkan penilaian positif pada individu, pemberian
semangat dan pernyataan setuju pada pendapat individu. Dukungan ini akan
membantu perasaan berharga bagi individu yang menganggap dirinya
memiliki kemampuan yang berbeda dengan orang lain sehingga
menimbulkan percaya diri dan harga diri pada individu. Orang tua
memberikan respon yang positif dan menunjukkan rasa bangganya ketika
siswa memiliki keinginan untuk berwirausaha.
c. Dukungan instrumental (tangible or instrumental support)
Berupa pemberian bantuan secara langsung seperti bantuan uang atau materi
lainnya. Orang tua memudahkan dalam melancarkan minat anaknya untuk
berwirausaha, yaitu dengan mengikutkan pelatihan-pelatihan yang berkaitan
dengan kewirausahaan.
![Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/10.jpg)
d. Dukungan informasi (informational support)
Dukungan yang terdiri dari pemberian nasihat, pengarahan, saran atau
umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan. Dukungan ini
dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan
lebih mudah. Orang tua memberikan saran, nasihat dan pengarahan
bagaimana menjadi seorang wirausaha, menjelaskan apa yang akan menjadi
risiko menjadi wirausaha, dan lain sebagainya tentang informasi yang
berkaitan dengan dunia wirausaha.
e. Dukungan jaringan sosial (network support)
Dukungan yang menimbulkan perasaan memiliki pada individu karena
individu menjadi anggota dalam kelompok. Dalam hal ini individu dapat
membagi minat serta aktivitas sosialnya sehingga individu merasa dirinya
dapat diterima oleh kelompok tersebut. Orang tua dan anaknya memiliki
kesamaan antara minat, sikap, serta pandangan-pandangan terhadap
wirausaha.
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah Kelas XI SMK Negeri I Yogyakarta dan
SMK Negeri 6 Yogyakarta. Dipilih kelas XI berdasarkan alasan bahwa siswa
kelas XI telah mengikuti pembelajaran hampir 2 tahun dan dianggap sudah cukup
mandiri dan bertanggung jawab beban yang harus dipikul secara pribadi, jika
dibandingkan dengan kelas X. Di sisi lain, siswa kelas XII tidak dipilih sebagai
![Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/11.jpg)
sampel dikarenakan sedang menjalankan banyak praktek. Untuk uji coba alat ukur
atau try out peneliti melakukannya di SMK Negeri I Yogyakarta. Sedangkan,
untuk pengambilan data peneliti melakukannya di SMK Negeri 6 Yogyakarta.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan skala. Peneliti akan menggunakan dua buah skala untuk
mengukur kedua variabel yaitu skala minat berwirausaha dan skala dukungan
sosial (orang tua).
Pemberian skor pada aitem favourable, yaitu untuk jawaban Sangat Sesuai
(SS) diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2,
Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Sedangkan pada aitem unfavourable
pemberian skornya adalah untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai
(S) diberi skor 2, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 3, Sangat Tidak Sesuai (STS)
diberi skor 4. Skala minat berwirausaha, semakin tinggi total skor yang diperoleh
subjek pada skala minat berwirausaha, maka akan semakin tinggi minat
berwirausaha subjek untuk melakukan wirausaha. Sebaliknya jika semakin rendah
total skor yang diperoleh subjek pada skala minat berwirausaha, maka semakin
kurang atau rendah pula minat berwirausaha yang dimiliki subjek untuk
melakukan wirausaha. Skala dukungan sosial (orang tua) semakin tinggi total skor
yang diperoleh subjek pada skala dukungan sosial, maka akan semakin positif
dukungan sosial yang dimiliki oleh subyek. Sebaliknya jika semakin rendah total
![Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/12.jpg)
skor yang diperoleh subjek pada skala dukungan sosial, maka dukungan sosial
yang dimiliki subjek menjadi negatif.
C. Metode Analisis Data
Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu mengetahui
hubungan antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada
siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk metode analisis data, peneliti
menggunakan analisis statistik. Penelitian menggunakan statistik korelasi product
moment dari Pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha
pada siswa SMK. Untuk pengolahan data, peneliti menggunakan program
komputer SPSS 16.00 for Windows.
HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Subyek Penelitian
Gambaran umum mengenai subyek penelitian berdasarkan usia dan jurusan
tersaji lengkap pada tabel sebagai berikut:
Tabel 9. Deskripsi Subyek Penelitian Berdasarkan Usia
Usia Jumlah 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun
2 44 22 2
TOTAL 70
![Page 13: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/13.jpg)
Tabel 10. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jurusan
Jurusan Jumlah Tata Boga 2 Tata Busana 1 Tata Kec. Rambut 2 Tata Kec. Kulit
17 17 17 19
TOTAL 70 2. Deskripsi Data Penelitian
Gambaran umum mengenai data penelitian secara singkat dapat dilihat
pada tabel deskripsi data penelitian yang berisikan fungsi-fungsi statistik dasar.
Deskripsi data penelitian tiap-tiap variabel skala minat berwirausaha dan skala
dukungan sosial secara lengkap dan tersaji pada Tabel 11.
Tabel 11. Deskripsi Data Penelitian
Empirik Hipotetik Variabel Min Max Rerata SD Min Max Rerata SD Minat
Berwirausaha 86 129 105,47 9,92 35 140 87,5 17,5
Dukungan Sosial 41 129 103,01 13,71 33 132 82,5 16,5
a. Skala Minat Berwirausaha Tabel 12. Deskripsi Kategorisasi Minat Berwirausaha pada Subjek Penelitian
Skor Kategori Frekwensi Prosentase X < 56
56 ≤ X ≤ 77 77 < X ≤ 98 98 < X ≤ 119
X > 119
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
0 0 18 45 7
0 % 0 %
25,71 % 64,29% 10 %
TOTAL 70 100 %
![Page 14: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/14.jpg)
b. Skala Dukungan Sosial (Orang Tua) Tabel 13. Deskripsi Kategorisasi Dukungan Sosial (orang tua) pada Subjek Penelitian
Skor Kategori Frekwensi Prosentase X < 52,8
52,8 ≤ X ≤ 72,6 72,6 < X ≤ 92,4
92,4< X ≤ 112,2 X > 112,2
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
1 0 7 47 15
1,43 % 0 % 10 %
67,14 % 21,43 %
TOTAL 70 100% 3. Hasil Uji Asumsi
Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang
meliputi uji normalitas dan uji liniearitas. Uji normalitas dan uji liniearitas
merupakan syarat sebelum dilakukan uji korelasi.
a. Uji Normalitas
Variabel minat berwirausaha menunjukkan K-S-Z = 0,618 dengan p= 0,840
(p>0,05), dan variabel dukungan sosial (orang tua) menunjukkan K-S-Z = 1,291
dengan p= 0,071 (p>0,05).
b. Uji Linieritas
Hasil uji liniearitas menunjukkan F=21,150 dengan p= 0,000(p<0,05).
Berdasarkan hasil uji linieritas yang dilakukan dapat diketahui ada hubungan
liniear antara variabel minat berwirausaha dengan variabel dukungan sosial (orang
tua) (p<0,05).
4. Uji Hipotesis
Hasil analisis product moment dari Pearson menunjukkan koefisien
korelasi antara variabel minat berwirausaha dengan variabel dukungan sosial
(orang tua) adalah 0,438 (r=0,438) dengan p=0,000 (p<0,01). Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara minat
![Page 15: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/15.jpg)
berwirausaha dengan dukungan sosial (orang tua), dimana semakin tinggi
dukungan sosial (orang tua) maka minat untuk berwirausaha semakin tinggi, dan
semakin rendah dukungan sosial (orang tua) maka minat untuk berwirausaha
semakin rendah, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima.
A. Pembahasan
Hasil analisis parametrik Pearson Correlation diperoleh hasil penelitian
hipotesis penelitian diterima. Bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial
(orang tua) dengan minat berwirausaha. Hal ini ditunjukkan dengan r sebesar
0,438 dan P sebesar 0,000 (P < 0,01). Artinya semakin positif dukungan sosial
(orang tua), maka semakin tinggi minat berwirausaha pada siswa SMK.
Sebaliknya, jika semakin negatif dukungan sosial (orang tua), maka semakin
rendah minat berwirausaha siswa SMK. Diterimanya hipotesis menunjukkan
bahwa dukungan sosial (orang tua) berpengaruh terhadap minat berwirausaha
pada siswa SMK. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa dukungan sosial (orang
tua) dapat dikategorikan dalam kategori tinggi yaitu mencapai prosentase 67,14%.
Adanya dukungan sosial (orang tua) pada subjek penelitian dalam kategori tinggi,
menunjukkan adanya dukungan sosial (orang tua) yang cenderung ke arah positif.
Minat berwirausaha subjek penelitian dapat dilihat dari prosentase yang mencapai
64,29% dapat dikategorikan dalam kategori tinggi.
Hasil dari penelitian Marliyah dkk. (2004) menyatakan bahwa persepsi
dukungan orang tua memliki pengaruh yang signifikan terhadap pembuatan
keputusan memilih karir pada remaja. Menurut Farmer (Marliyah dkk, 2004)
menyatakan bahwa dukungan orang tua juga memberikan pengaruh yang paling
![Page 16: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/16.jpg)
kuat terhadap aspirasi karir remaja dari pada saran-saran dari teman, dorongan
dari guru atau dari lingkungan sosial, kemudian Palmer dan Cochran (Marliyah
dkk, 2004) juga menyatakan bahwa dukungan orang tua akan memberikan
pengaruh positif dalam perkembangan karir remaja. Hal tersebut serupa dengan
hasil penelitian dari Turner, dkk. (2004) bahwa terdapat keterikatan kuat antara
persepsi remaja dari dukungan yang diberikan orang tuanya untuk menentukan
sendiri pekerjaan yang diminatinya dari kepercayaan diri yang diperlihatkan oleh
remaja dalam menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan karir yang dipilih
adalah lebih bermanfaat daripada dukungan yang diberikan oleh sahabatnya
sendiri. Oleh karena itu, dukungan orang tua kepada remaja sejak dini diharapkan
dapat mengembangkan minat anak terhadap karir yang akan dipilihnya kelak.
Menurut Monks dkk. (1996) mengatakan kualitas hubungan dengan orang tua
memegang peranan penting, dengan adanya dukungan kooperatif antara orang tua
dan anak akan menimbulkan suatu kedekatan yang berarti.
Penelitian dari Hunter dan Csikzentmihalyi (2003) menyatakan bahwa
secara umum anak lebih menyukai untuk menempatkan diri mereka sendiri
sebagai seorang anak yang efektif untuk mendapat pengalaman hidup dalam dunia
mereka sendiri. Minat anak akan lebih merasakan diri mereka sendiri seperti
mempunyai kontrol sosial minat dalam diri mereka. Pada masa remaja minat
dibawa pada masa kanak-kanak cenderung berkurang dan diganti dengan yang
lebih matang (Crow dan Crow, 1973). Oleh karena itu, siswa dalam beradaptasi
dimana dia memiliki cara pandang terhadap tujuan, sikap, dan minatnya terhadap
pekerjaannya dan selama masa belajar banyak perubahan yang terjadi, salah
![Page 17: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/17.jpg)
satunya minat dan pilihan kerja. Subjek penelitian sekitar 35 % termasuk kategori
remaja akhir, yang berusia 17 sampai 18. Menurut Mappiare (1982) pada tahap
ini, remaja akhir pada umumnya telah mantap menentukan pilihan jabatan atau
pekerjaan. Ginzberg (Mappiare,1982) menyatakan bahwa remaja sudah
memperhatikan semua faktor dalam usaha pemilihan kerja, pendidikan, jenis
sekolah, jurusan dan pekerjaan. Sedangkan, sebagian besar subjek penelitian
sekitar 65 % termasuk kategori remaja awal yaitu berusia 15 sampai 16 tahun,
dimana menurut Al-Migwar (2006) pengembangan minat/cita-cita jabatan
seseorang masih mengalami perubahan sepanjang garis perkembangannya. Akan
tetapi, semua itu peran orang tua tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan anak-
anaknya, orang tua sangat berperan penting dalam memberikan dukungan dan
motivasi yang akan membuat anak menjadi kompeten secara sosial, percaya diri
dan bertanggung jawab dalam melakukan minatnya untuk menjadi wirausaha.
Kelemahan dari penelitian ini adalah penelitian hanya melihat satu faktor
yang mempengaruhi minat berwirausaha dan peneliti kurang memperhatikan
adanya faktor lain yang juga dapat berpengaruh terhadap minat berwirausaha dan
terlalu banyaknya aitem yang menjadikan subjek penelitian menjadi jenuh dalam
menjawab pernyataan dan peneliti dalam membuat pernyataan menggunakan
bahasa yang tidak disesuaikan dengan subjek. Hal inilah yang merupakan titik
kelemahan dari penelitian ini karena peneliti ini tidak mampu mengontrol faktor-
faktor lain pada penelitian ini.
![Page 18: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/18.jpg)
KESIMPULAN
Berdasarkan rangkaian penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hipotesis pada penelitian ini diterima, hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial
(orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK.
2. Semakin positif dukungan sosial yang diberikan orang tua kepada siswa
SMK maka semakin tinggi minat berwirausaha pada siswa SMK.
3. Secara keseluruhan subjek yang terlibat dalam penelitian ini memiliki
tingkat minat berwirausaha berada pada kategori tinggi.
4. Secara keseluruhan subjek yang terlibat dalam penelitian ini memiliki
tingkat dukungan sosial yang diberikan orang tua berada pada kategori
tinggi.
SARAN
1. Bagi Siswa SMK
Siswa SMK yang memiliki minat terhadap bidang wirausaha diharapkan
untuk dapat menciptakan gagasan-gagasan dan kreativitas yang dapat
digunakan dalam kegiatan wirausaha, dengan harapan siswa dapat
menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan orang lain.
2. Bagi Orang Tua
Melalui penelitian ini diharapkan orang tua mampu memberikan dukungan
kepada anaknya dalam memilih minat khususnya minat untuk berwirausaha,
karena siswa SMK merupakan modal sumber daya manusia (SDM) di masa
![Page 19: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/19.jpg)
depan. Diharapkan para orang tua akan lebih banyak menciptakan manusia-
manusia yang berjiwa wirausaha.
3. Bagi Institusi SMK
Bagi sekolah khususnya guru Bimbingan Konseling (BK) agar lebih
menambahkan kualitas pada guru-guru mata pelajaran kewirausahaan yang
mampu mendorong siswa-siswa untuk lebih berminat terhadap bidang
wirausaha dan mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai bidang wirausaha.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema yang sama, disarankan
untuk mempertimbangkan variabel-variabel lain yang berhubungan dengan
minat berwirausaha pada siswa SMK, sehingga akan memunculkan variabel-
variabel baru yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha.
b. Bagi peneliti, disarankan untuk melakukan penelitian dengan subjek yang
berbeda. Penelitian dapat dilakukan pada mahasiswa atau masyarakat lainnya.
c. Sebaiknya mengantisipasi adanya kelemahan dalam penelitian, pada jumlah
aitem pada masing-masing skala sebaiknya tidak terlalu banyak sehingga
tidak menimbulkan kejenuhan bagi siswa yang mengerjakannya dan bahasa
dalam membuat pernyataan dalam angket disesuaikan dengan kriteria subjek
yang ditentukan agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam mengisi angket
pada subjek.
![Page 20: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/20.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja: Bagi Guru dan Orang Tua. Bandung: Pustaka Setia Anshori, Muslich. 2007. Kalau Mau Utama Pendidikan Wirausaha. http://wacana-koranpakoles2007.blogspot.com/2008/02/kalau
mau-utamakan-pendidikan-wirausaha.html 13/03/2008
Astamoen M. P. Entrepreneurship: Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia (Cetakan I). Bandung: Alfabeta Hunter, J. dan Csikszentmihalyi. M. 2003. The Positive Psychology of Interested Adolescents. Claremont Graduate University California: Journal of Youth and Adolescence. Vol. 32, No. 1, Hal. 27-35 Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Pers Marliyah, L. D., Fransiscai, R. dan Suyasa, P. T. 2004. Persepsi Terhadap
Dukungan Orang Tua dan Pembuatan Keputusan Karir remaja. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara: Jurnal Provitae, No.I, Hal. 59-81
Meredith, G. et al. 2002. Kewirausahaan (Teori dan Praktek) Seri Manajemen Strategis, No. 1. Jakarta: Penerbit PPM Riyanti, B. P. D. 2008. Metode Experiental Learning Berbasis Pada Peningkatan Rasa Diri Mampu, Kreatif dan Berani Berisiko dalam Mata Pelajaran Kewirausahaan untuk SMK. Fakultas Psikologi. Jakarta: Unika Atma Jaya Hal 1-38. Sarafino, E. P. 1994. Health Psychology Biopsychosocial Interactions: New York: Jhon Willey & Sons, Inc. Super, D. E. Dan Crities, J. C. 1962. Appraising Vocational Fitness. Tokyo: Revised Edition, Harper and Row and Jhon Weatherhill, Inc. Turner, S. L., dan Lapan, R. T. 2002. Career Self-Eficacy and Perceptions of
Parents Support in Adolescent Career Development. University of Minnesota Minneapolis: The Career Development Quarterly, Academic Research Library. Vol 51, No. 1, Pg. 44-55
Wijatmiko, H. 2002. Hubungan Antara Kemandirian dengan Minat Berwiraswasta pada Mahasiswa. Skripsi. (Tidak Diterbitkan).Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
![Page 21: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020216/5c7a88ab09d3f2bb5e8c1b7a/html5/thumbnails/21.jpg)
IDENTITAS PENULIS
Nama : IRA MUSTIKAWATI
Alamat : Kauman GM I/105 Yogyakarta 55122
No. Telp : 0274-374593/08562053392