HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan...

21
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh: IRA MUSTIKAWATI H. MUHAMMAD BACHTIAR PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

Transcript of HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) DENGAN

MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Oleh:

IRA MUSTIKAWATI

H. MUHAMMAD BACHTIAR

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) DENGAN

MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Ira Mustikawati

H. Muhammad Bachtiar

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris apakah ada dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada subyek siswa SMK. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK. Semakin tinggi dukungan sosial (orang tua) yang diberikan maka semakin tinggi minat berwirausaha pada subyek dan semakin rendah dukungan sosial (orang tua) yang diberikan maka semakin rendah minat berwirausaha pada subyek. Subyek dalam penelitian ini adalah siswi SMK yang berusia 15 sampai 18 tahun. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala yang disusun sendiri oleh peneliti, untuk skala Minat Berwirausaha yang dikemukakan oleh Meredith (2002). Skala Dukungan Sosial (orang tua) disusun dengan mengacu pada aspek-aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh Sarafino (1994). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling Method. Data penelitian skala minat berwirausaha (35 Aitem, koefisien validitas yang bergerak antara 0,303 sampai 0,627 dan reliabilitas dengan koefisien Alpha sebesar 0,896). Sedangkan, data penelitian skala dukungan sosial (33 Aitem, koefisien validitas yang bergerak antara 0,341 sampai 0,783 dan reliabilitas dengan koefisien Alpha sebesar 0,947). Sebaran data normal variabel minat berwirausaha (K-S-Z = 0,618 dengan p= 0,840 (p>0,05) dan variabel dukungan sosial (K-S-Z = 1,291 dengan p=0,071 (p>0,05). Data liniearitas hasil menunjukkan F=21,150 dengan p=0,000 (p<0,05) Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan uji korelasi product moment dari Pearson. Hasil analisis menunjukkan besarnya koefisien korelasi sebesar r = 0,438 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Kata kunci : Dukungan Sosial (orang tua), Minat Berwirausaha

Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

PENGANTAR

Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara umum adalah

menyiapkan tamatan untuk, (a) mendapatkan kehidupan secara layak, (b)

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan bagi peserta didik, (c) menjadi warga

negara yang mandiri dan bertanggung jawab, (d) memahami dan menghargai

keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, (e) menerapkan dan memelihara hidup

sehat, dan (f) memiliki wawasan lingkungan pengetahuan dan seni. Sedangkan,

tujuan khusus SMK adalah menyiapkan tamatan untuk, (a) mengisi lowongan

industri, (b) mampu memilih karir dan gigih dalam berkompetensi, (c)

mengembangkan sikap profesional, dan (d) dapat mengembangkan diri melalui

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Direktur Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)

Joko Sutrisno (2007), berpendapat peran SMK sangat signifikan dalam upaya

mencetak tenaga terampil untuk mengatasi masalah pelik pengangguran. Tidak

hanya sekadar menciptakan tenaga terampil yang dapat bekerja sama dengan

sektor usaha, tetapi lebih jauh lagi diharapkan sekolah kejuruan mampu

menghasilkan wirausahawan. Kualitas SMK akan merefleksikan kualitas tenaga

kerja Indonesia yang perlu terus dibangun untuk meningkatkan keunggulan

kompetitif ekonomi Indonesia. Pendidikan SMK memiliki orientasi untuk

mengarahkan siswanya bekerja setelah lulus sekolah

(http://www.suarapembaruan.com/News/2007/05/02/Sorotan/sorot01.htm)13/3/08

Para pelajar SMK didorong mampu untuk berwirausaha di tengah minimnya

lapangan pekerjaan. Sejak tahun 1994 Departemen Pendidikan Nasional

Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

(Depdiknas) Indonesia, yaitu menerapkan standarisasi kurikulum pada seluruh

SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran

kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

Indonesia meluncurkan Block grant khusus untuk meningkatkan kompetensi

wirausaha melalui pembangunan kelas wirausaha di 150 lokasi atau sekitar 450

SMK di Indonesia (Riyanti, 2008).

Menurut Anshori (2007), dunia wirausaha sampai saat ini belum menjadi

lapangan kerja yang diminati oleh para pencari kerja. Wirausaha bukan sekedar

berbisnis apalagi sekedar berdagang. Budaya Indonesia masih sangat kolonial

berpandangan bahwa seorang pegawai lebih terpandang dibandingkan menjadi

seorang pengusaha. Selain itu, mereka berpandangan sebuah gelar jauh lebih

penting dibandingkan kemampuan atau keahlian seseorang padahal yang baik

adalah mempunyai keahlian, bukan seperti sekarang mencari gelar dulu baru

mencari-cari kemampuan atau keahlian. Wajar bila banyak mereka yang

mempunyai gelar sarjana tapi pengangguran

(http://wacana-koranpakoles2007.blogspot.com/2008/02/kalau-mau-utamakan-

pendidikanwirausaha.html)13/3/08.

Lulusan SMK secara individual dituntut untuk lebih kreatif dan tanggap

untuk tetap bertahan di tengah kondisi tersebut. Sedangkan, secara sosial terdapat

semacam kewajiban untuk dapat tampil menjadi inspirator yang mampu

memberikan kesempatan kerja bagi orang lain. Untuk itu perlu mengembangkan

dan memiliki semangat kewirausahaan dengan mengubah paradigma sebagai

pencari kerja sejati menjadi pencipta kerja yang mandiri dan kreatif. Dengan

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

membuka lapangan pekerjaan sendiri diharapkan dapat menyerap tenaga kerja

sehingga pengangguran dapat dikurangi.

Para orang tua beranggapan, bahwa jika anak-anaknya menjadi pegawai

maka kehidupan akan lebih baik ketimbang menjadi wirausaha. Harapan itu

memang benar adanya bahwa menjadi pegawai dapat mengangkat status sosial

dan kepribadian manusia sampai pada taraf-taraf tertentu. Akan tetapi, orang tua

tanpa sadar sering memaksa kehendak pada anak dan tidak dapat memisahkan

antara impian anak dengan impian orang tua. Padahal ketika seseorang minat

untuk merintis suatu usaha baru sangat membutuhkan suatu dukungan. Dukungan

untuk berwirausaha biasanya datang dari lingkungan keluarga, pasangan dan

teman sepergaulan dimana mereka dapat berdiskusi tentang ide berwirausaha akan

masalah yang dihadapi dengan cara-cara menangani masalah. Salah satu bagian

dari dukungan sosial yaitu dukungan dari keluarga khususnya orang tua yang

merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi dalam minat dalam

berwirausaha. Dorongan berbentuk motivasi yang kuat untuk maju dari pihak

keluarga merupakan modal awal untuk menjadi wirausaha. Dengan didukung

pihak keluarga mereka memiliki mental dan motivasi tinggi sebagai faktor

pendorong utama (Kasmir, 2006).

Pendapat dan pengantar yang telah dikemukakan di atas memperkuat dugaan

bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada

siswa SMK, sehingga peneliti akan meneliti apakah terdapat hubungan antara

dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK?

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

TINJAUAN PUSTAKA

A. MINAT BERWIRAUSAHA

1. Pengertian Minat

Super and Crities (1962) berpendapat ada empat cara mengenali minat dan

berdasarkan penggolongan minat. Cara tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menanyakan kegiatan yang paling disenangi dan yang paling tidak

disenangi, baik yang bersifat tugas maupun yang bukan tugas (expressed

interest).

b. Mengobservasi secara langsung hobi atau aktivitas lain yang banyak

dilakukan subyek (manifest interest).

c. Menyimpulkan dari hasil tes objektif. Nilai-nilai yang tinggi pula terhadap

hal tersebut. Namun hal ini tidak selalu demikian (tested interest).

d. Menggunakan alat-alat yang telah distandarisasi. Minat didapat dengan

menanyakan kepada subjek yang bersangkutan, ia senang atau tidak senang

terhadap sejumlah aktivitas atau sesuatu yang ditanyakan (inventoried

interest).

Definisi minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kekuatan

intrinstik yang mampu mendorong, mempengaruhi atau menyebabkan individu

menaruh perhatian atau tertarik pada sesuatu di luar dirinya secara sadar dengan

disertai rasa senang.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

2. Pengertian Wirausaha

Menurut Meredith (2002), berwirausaha merupakan suatu pekerjaan atau

karier yang bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil

resiko, mengambil keputusan, dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.

3. Aspek-aspek Minat Berwirausaha

Minat berwirausaha ditunjukkan dengan aspek-aspek yang mengacu pada

ciri-ciri wirausaha yang dimiliki seseorang. Meredith (2002) mengemukakan

bahwa ciri-ciri seorang wirausaha, di antaranya:

a. Percaya diri, yaitu meliputi keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas

dan optimisme. Siswa SMK yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi

mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu

bantuan dari orang lain.

b. Berorientasi pada tugas dan hasil, yaitu memiliki kebutuhan akan

berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja

keras, mempunyai dorongan kuat dan energik dan inisiatif. Siswa SMK

yang memiliki keinginan untuk berwirausaha dengan tekun dan membuat

strategi setelah lulus nanti.

c. Pengambil Risiko, yaitu meliputi kemampuan mengambil risiko dan

menyukai tantangan. Siswa SMK ditantang untuk dapat menghadapi

berbagai macam hambatan atau rintangan yang akan dihadapi ketika akan

berwirausaha nanti.

d. Kepemimpinan, yaitu meliputi bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat

bergaul dengan orang lain menanggapi saran dan kritik. Siswa SMK bisa

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

menjadi pelopor dalam menciptakan sesuatu, mudah bergaul dengan siapa

saja dan mau mendengarkan orang lain jika sedang berpendapat.

e. Keorisinilan, yaitu meliputi inovatif dan kreatif, fleksibel, punyak banyak

sumber, serba bisa dan mengetahui banyak hal. Siswa SMK bisa menjadi

seseorang yang kreatif dan inovatif bisa membuat sesuatu yang baru,

mengetahui banyak hal tentang dunia wirausaha dan bisa mengerjakan

pekerjaan yang berkaitan dengan dunia wirausaha.

f. Berorientasi pada masa depan, yaitu meliputi senantiasa berpikiran ke masa

depan dan perspektif. Siswa SMK harus memiliki rencana-rencana

membuka usaha baru untuk masa depan mereka, segala sesuatu dipersiapkan

dengan matang. Memikirkan jangka pendek dan jangka panjang akan hal-

hal yang kemungkinan akan terjadi di masa depan.

Kesimpulan aspek-aspek minat berwirausaha diambil dari ciri-ciri

wirausaha yang dikemukakan oleh Meredith (2002), dikarenakan ciri-ciri tersebut

akan mengungkap keinginan seseorang untuk menjadi wirausaha di antaranya ciri-

ciri wirausaha tersebut yaitu percaya diri, berorientasikan tugas dan hasil,

pengambilan risiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi ke masa depan.

B. DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA)

1. Pengertian Dukungan Sosial

Menurut Sarafino (1994) dukungan sosial adalah suatu kesenangan, rasa

aman, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang dirasakan dari orang lain atau

sekelompok.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

2. Aspek Dukungan Sosial

Sarafino (1994) mengklasifikasikan dukungan sosial ke dalam 5 (lima)

bentuk dukungan sosial, yang terdiri dari:

a. Dukungan emosional (emotional support)

Dukungan yang melibatkan ekspresi rasa empati dan kepedulian terhadap

individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan

diperhatikan. Orang tua mau mendengarkan cerita dan peduli dengan minat

anak-anaknya khususnya minat untuk membuka usaha baru.

b. Dukungan penghargaan (esteem Support)

Dukungan yang melibatkan penilaian positif pada individu, pemberian

semangat dan pernyataan setuju pada pendapat individu. Dukungan ini akan

membantu perasaan berharga bagi individu yang menganggap dirinya

memiliki kemampuan yang berbeda dengan orang lain sehingga

menimbulkan percaya diri dan harga diri pada individu. Orang tua

memberikan respon yang positif dan menunjukkan rasa bangganya ketika

siswa memiliki keinginan untuk berwirausaha.

c. Dukungan instrumental (tangible or instrumental support)

Berupa pemberian bantuan secara langsung seperti bantuan uang atau materi

lainnya. Orang tua memudahkan dalam melancarkan minat anaknya untuk

berwirausaha, yaitu dengan mengikutkan pelatihan-pelatihan yang berkaitan

dengan kewirausahaan.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

d. Dukungan informasi (informational support)

Dukungan yang terdiri dari pemberian nasihat, pengarahan, saran atau

umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan. Dukungan ini

dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan

lebih mudah. Orang tua memberikan saran, nasihat dan pengarahan

bagaimana menjadi seorang wirausaha, menjelaskan apa yang akan menjadi

risiko menjadi wirausaha, dan lain sebagainya tentang informasi yang

berkaitan dengan dunia wirausaha.

e. Dukungan jaringan sosial (network support)

Dukungan yang menimbulkan perasaan memiliki pada individu karena

individu menjadi anggota dalam kelompok. Dalam hal ini individu dapat

membagi minat serta aktivitas sosialnya sehingga individu merasa dirinya

dapat diterima oleh kelompok tersebut. Orang tua dan anaknya memiliki

kesamaan antara minat, sikap, serta pandangan-pandangan terhadap

wirausaha.

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah Kelas XI SMK Negeri I Yogyakarta dan

SMK Negeri 6 Yogyakarta. Dipilih kelas XI berdasarkan alasan bahwa siswa

kelas XI telah mengikuti pembelajaran hampir 2 tahun dan dianggap sudah cukup

mandiri dan bertanggung jawab beban yang harus dipikul secara pribadi, jika

dibandingkan dengan kelas X. Di sisi lain, siswa kelas XII tidak dipilih sebagai

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

sampel dikarenakan sedang menjalankan banyak praktek. Untuk uji coba alat ukur

atau try out peneliti melakukannya di SMK Negeri I Yogyakarta. Sedangkan,

untuk pengambilan data peneliti melakukannya di SMK Negeri 6 Yogyakarta.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala. Peneliti akan menggunakan dua buah skala untuk

mengukur kedua variabel yaitu skala minat berwirausaha dan skala dukungan

sosial (orang tua).

Pemberian skor pada aitem favourable, yaitu untuk jawaban Sangat Sesuai

(SS) diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2,

Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Sedangkan pada aitem unfavourable

pemberian skornya adalah untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai

(S) diberi skor 2, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 3, Sangat Tidak Sesuai (STS)

diberi skor 4. Skala minat berwirausaha, semakin tinggi total skor yang diperoleh

subjek pada skala minat berwirausaha, maka akan semakin tinggi minat

berwirausaha subjek untuk melakukan wirausaha. Sebaliknya jika semakin rendah

total skor yang diperoleh subjek pada skala minat berwirausaha, maka semakin

kurang atau rendah pula minat berwirausaha yang dimiliki subjek untuk

melakukan wirausaha. Skala dukungan sosial (orang tua) semakin tinggi total skor

yang diperoleh subjek pada skala dukungan sosial, maka akan semakin positif

dukungan sosial yang dimiliki oleh subyek. Sebaliknya jika semakin rendah total

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

skor yang diperoleh subjek pada skala dukungan sosial, maka dukungan sosial

yang dimiliki subjek menjadi negatif.

C. Metode Analisis Data

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu mengetahui

hubungan antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada

siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk metode analisis data, peneliti

menggunakan analisis statistik. Penelitian menggunakan statistik korelasi product

moment dari Pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha

pada siswa SMK. Untuk pengolahan data, peneliti menggunakan program

komputer SPSS 16.00 for Windows.

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Subyek Penelitian

Gambaran umum mengenai subyek penelitian berdasarkan usia dan jurusan

tersaji lengkap pada tabel sebagai berikut:

Tabel 9. Deskripsi Subyek Penelitian Berdasarkan Usia

Usia Jumlah 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun

2 44 22 2

TOTAL 70

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

Tabel 10. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jurusan

Jurusan Jumlah Tata Boga 2 Tata Busana 1 Tata Kec. Rambut 2 Tata Kec. Kulit

17 17 17 19

TOTAL 70 2. Deskripsi Data Penelitian

Gambaran umum mengenai data penelitian secara singkat dapat dilihat

pada tabel deskripsi data penelitian yang berisikan fungsi-fungsi statistik dasar.

Deskripsi data penelitian tiap-tiap variabel skala minat berwirausaha dan skala

dukungan sosial secara lengkap dan tersaji pada Tabel 11.

Tabel 11. Deskripsi Data Penelitian

Empirik Hipotetik Variabel Min Max Rerata SD Min Max Rerata SD Minat

Berwirausaha 86 129 105,47 9,92 35 140 87,5 17,5

Dukungan Sosial 41 129 103,01 13,71 33 132 82,5 16,5

a. Skala Minat Berwirausaha Tabel 12. Deskripsi Kategorisasi Minat Berwirausaha pada Subjek Penelitian

Skor Kategori Frekwensi Prosentase X < 56

56 ≤ X ≤ 77 77 < X ≤ 98 98 < X ≤ 119

X > 119

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat Tinggi

0 0 18 45 7

0 % 0 %

25,71 % 64,29% 10 %

TOTAL 70 100 %

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

b. Skala Dukungan Sosial (Orang Tua) Tabel 13. Deskripsi Kategorisasi Dukungan Sosial (orang tua) pada Subjek Penelitian

Skor Kategori Frekwensi Prosentase X < 52,8

52,8 ≤ X ≤ 72,6 72,6 < X ≤ 92,4

92,4< X ≤ 112,2 X > 112,2

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat Tinggi

1 0 7 47 15

1,43 % 0 % 10 %

67,14 % 21,43 %

TOTAL 70 100% 3. Hasil Uji Asumsi

Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang

meliputi uji normalitas dan uji liniearitas. Uji normalitas dan uji liniearitas

merupakan syarat sebelum dilakukan uji korelasi.

a. Uji Normalitas

Variabel minat berwirausaha menunjukkan K-S-Z = 0,618 dengan p= 0,840

(p>0,05), dan variabel dukungan sosial (orang tua) menunjukkan K-S-Z = 1,291

dengan p= 0,071 (p>0,05).

b. Uji Linieritas

Hasil uji liniearitas menunjukkan F=21,150 dengan p= 0,000(p<0,05).

Berdasarkan hasil uji linieritas yang dilakukan dapat diketahui ada hubungan

liniear antara variabel minat berwirausaha dengan variabel dukungan sosial (orang

tua) (p<0,05).

4. Uji Hipotesis

Hasil analisis product moment dari Pearson menunjukkan koefisien

korelasi antara variabel minat berwirausaha dengan variabel dukungan sosial

(orang tua) adalah 0,438 (r=0,438) dengan p=0,000 (p<0,01). Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara minat

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

berwirausaha dengan dukungan sosial (orang tua), dimana semakin tinggi

dukungan sosial (orang tua) maka minat untuk berwirausaha semakin tinggi, dan

semakin rendah dukungan sosial (orang tua) maka minat untuk berwirausaha

semakin rendah, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima.

A. Pembahasan

Hasil analisis parametrik Pearson Correlation diperoleh hasil penelitian

hipotesis penelitian diterima. Bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial

(orang tua) dengan minat berwirausaha. Hal ini ditunjukkan dengan r sebesar

0,438 dan P sebesar 0,000 (P < 0,01). Artinya semakin positif dukungan sosial

(orang tua), maka semakin tinggi minat berwirausaha pada siswa SMK.

Sebaliknya, jika semakin negatif dukungan sosial (orang tua), maka semakin

rendah minat berwirausaha siswa SMK. Diterimanya hipotesis menunjukkan

bahwa dukungan sosial (orang tua) berpengaruh terhadap minat berwirausaha

pada siswa SMK. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa dukungan sosial (orang

tua) dapat dikategorikan dalam kategori tinggi yaitu mencapai prosentase 67,14%.

Adanya dukungan sosial (orang tua) pada subjek penelitian dalam kategori tinggi,

menunjukkan adanya dukungan sosial (orang tua) yang cenderung ke arah positif.

Minat berwirausaha subjek penelitian dapat dilihat dari prosentase yang mencapai

64,29% dapat dikategorikan dalam kategori tinggi.

Hasil dari penelitian Marliyah dkk. (2004) menyatakan bahwa persepsi

dukungan orang tua memliki pengaruh yang signifikan terhadap pembuatan

keputusan memilih karir pada remaja. Menurut Farmer (Marliyah dkk, 2004)

menyatakan bahwa dukungan orang tua juga memberikan pengaruh yang paling

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

kuat terhadap aspirasi karir remaja dari pada saran-saran dari teman, dorongan

dari guru atau dari lingkungan sosial, kemudian Palmer dan Cochran (Marliyah

dkk, 2004) juga menyatakan bahwa dukungan orang tua akan memberikan

pengaruh positif dalam perkembangan karir remaja. Hal tersebut serupa dengan

hasil penelitian dari Turner, dkk. (2004) bahwa terdapat keterikatan kuat antara

persepsi remaja dari dukungan yang diberikan orang tuanya untuk menentukan

sendiri pekerjaan yang diminatinya dari kepercayaan diri yang diperlihatkan oleh

remaja dalam menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan karir yang dipilih

adalah lebih bermanfaat daripada dukungan yang diberikan oleh sahabatnya

sendiri. Oleh karena itu, dukungan orang tua kepada remaja sejak dini diharapkan

dapat mengembangkan minat anak terhadap karir yang akan dipilihnya kelak.

Menurut Monks dkk. (1996) mengatakan kualitas hubungan dengan orang tua

memegang peranan penting, dengan adanya dukungan kooperatif antara orang tua

dan anak akan menimbulkan suatu kedekatan yang berarti.

Penelitian dari Hunter dan Csikzentmihalyi (2003) menyatakan bahwa

secara umum anak lebih menyukai untuk menempatkan diri mereka sendiri

sebagai seorang anak yang efektif untuk mendapat pengalaman hidup dalam dunia

mereka sendiri. Minat anak akan lebih merasakan diri mereka sendiri seperti

mempunyai kontrol sosial minat dalam diri mereka. Pada masa remaja minat

dibawa pada masa kanak-kanak cenderung berkurang dan diganti dengan yang

lebih matang (Crow dan Crow, 1973). Oleh karena itu, siswa dalam beradaptasi

dimana dia memiliki cara pandang terhadap tujuan, sikap, dan minatnya terhadap

pekerjaannya dan selama masa belajar banyak perubahan yang terjadi, salah

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

satunya minat dan pilihan kerja. Subjek penelitian sekitar 35 % termasuk kategori

remaja akhir, yang berusia 17 sampai 18. Menurut Mappiare (1982) pada tahap

ini, remaja akhir pada umumnya telah mantap menentukan pilihan jabatan atau

pekerjaan. Ginzberg (Mappiare,1982) menyatakan bahwa remaja sudah

memperhatikan semua faktor dalam usaha pemilihan kerja, pendidikan, jenis

sekolah, jurusan dan pekerjaan. Sedangkan, sebagian besar subjek penelitian

sekitar 65 % termasuk kategori remaja awal yaitu berusia 15 sampai 16 tahun,

dimana menurut Al-Migwar (2006) pengembangan minat/cita-cita jabatan

seseorang masih mengalami perubahan sepanjang garis perkembangannya. Akan

tetapi, semua itu peran orang tua tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan anak-

anaknya, orang tua sangat berperan penting dalam memberikan dukungan dan

motivasi yang akan membuat anak menjadi kompeten secara sosial, percaya diri

dan bertanggung jawab dalam melakukan minatnya untuk menjadi wirausaha.

Kelemahan dari penelitian ini adalah penelitian hanya melihat satu faktor

yang mempengaruhi minat berwirausaha dan peneliti kurang memperhatikan

adanya faktor lain yang juga dapat berpengaruh terhadap minat berwirausaha dan

terlalu banyaknya aitem yang menjadikan subjek penelitian menjadi jenuh dalam

menjawab pernyataan dan peneliti dalam membuat pernyataan menggunakan

bahasa yang tidak disesuaikan dengan subjek. Hal inilah yang merupakan titik

kelemahan dari penelitian ini karena peneliti ini tidak mampu mengontrol faktor-

faktor lain pada penelitian ini.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

KESIMPULAN

Berdasarkan rangkaian penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hipotesis pada penelitian ini diterima, hasil penelitian yang menunjukkan

bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial

(orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK.

2. Semakin positif dukungan sosial yang diberikan orang tua kepada siswa

SMK maka semakin tinggi minat berwirausaha pada siswa SMK.

3. Secara keseluruhan subjek yang terlibat dalam penelitian ini memiliki

tingkat minat berwirausaha berada pada kategori tinggi.

4. Secara keseluruhan subjek yang terlibat dalam penelitian ini memiliki

tingkat dukungan sosial yang diberikan orang tua berada pada kategori

tinggi.

SARAN

1. Bagi Siswa SMK

Siswa SMK yang memiliki minat terhadap bidang wirausaha diharapkan

untuk dapat menciptakan gagasan-gagasan dan kreativitas yang dapat

digunakan dalam kegiatan wirausaha, dengan harapan siswa dapat

menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan orang lain.

2. Bagi Orang Tua

Melalui penelitian ini diharapkan orang tua mampu memberikan dukungan

kepada anaknya dalam memilih minat khususnya minat untuk berwirausaha,

karena siswa SMK merupakan modal sumber daya manusia (SDM) di masa

Page 19: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

depan. Diharapkan para orang tua akan lebih banyak menciptakan manusia-

manusia yang berjiwa wirausaha.

3. Bagi Institusi SMK

Bagi sekolah khususnya guru Bimbingan Konseling (BK) agar lebih

menambahkan kualitas pada guru-guru mata pelajaran kewirausahaan yang

mampu mendorong siswa-siswa untuk lebih berminat terhadap bidang

wirausaha dan mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai bidang wirausaha.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema yang sama, disarankan

untuk mempertimbangkan variabel-variabel lain yang berhubungan dengan

minat berwirausaha pada siswa SMK, sehingga akan memunculkan variabel-

variabel baru yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha.

b. Bagi peneliti, disarankan untuk melakukan penelitian dengan subjek yang

berbeda. Penelitian dapat dilakukan pada mahasiswa atau masyarakat lainnya.

c. Sebaiknya mengantisipasi adanya kelemahan dalam penelitian, pada jumlah

aitem pada masing-masing skala sebaiknya tidak terlalu banyak sehingga

tidak menimbulkan kejenuhan bagi siswa yang mengerjakannya dan bahasa

dalam membuat pernyataan dalam angket disesuaikan dengan kriteria subjek

yang ditentukan agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam mengisi angket

pada subjek.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja: Bagi Guru dan Orang Tua. Bandung: Pustaka Setia Anshori, Muslich. 2007. Kalau Mau Utama Pendidikan Wirausaha. http://wacana-koranpakoles2007.blogspot.com/2008/02/kalau

mau-utamakan-pendidikan-wirausaha.html 13/03/2008

Astamoen M. P. Entrepreneurship: Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia (Cetakan I). Bandung: Alfabeta Hunter, J. dan Csikszentmihalyi. M. 2003. The Positive Psychology of Interested Adolescents. Claremont Graduate University California: Journal of Youth and Adolescence. Vol. 32, No. 1, Hal. 27-35 Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Pers Marliyah, L. D., Fransiscai, R. dan Suyasa, P. T. 2004. Persepsi Terhadap

Dukungan Orang Tua dan Pembuatan Keputusan Karir remaja. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara: Jurnal Provitae, No.I, Hal. 59-81

Meredith, G. et al. 2002. Kewirausahaan (Teori dan Praktek) Seri Manajemen Strategis, No. 1. Jakarta: Penerbit PPM Riyanti, B. P. D. 2008. Metode Experiental Learning Berbasis Pada Peningkatan Rasa Diri Mampu, Kreatif dan Berani Berisiko dalam Mata Pelajaran Kewirausahaan untuk SMK. Fakultas Psikologi. Jakarta: Unika Atma Jaya Hal 1-38. Sarafino, E. P. 1994. Health Psychology Biopsychosocial Interactions: New York: Jhon Willey & Sons, Inc. Super, D. E. Dan Crities, J. C. 1962. Appraising Vocational Fitness. Tokyo: Revised Edition, Harper and Row and Jhon Weatherhill, Inc. Turner, S. L., dan Lapan, R. T. 2002. Career Self-Eficacy and Perceptions of

Parents Support in Adolescent Career Development. University of Minnesota Minneapolis: The Career Development Quarterly, Academic Research Library. Vol 51, No. 1, Pg. 44-55

Wijatmiko, H. 2002. Hubungan Antara Kemandirian dengan Minat Berwiraswasta pada Mahasiswa. Skripsi. (Tidak Diterbitkan).Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada

Page 21: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) … · SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah

IDENTITAS PENULIS

Nama : IRA MUSTIKAWATI

Alamat : Kauman GM I/105 Yogyakarta 55122

No. Telp : 0274-374593/08562053392