BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat...

25
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 Definisi Kewirausahaan Kewirausahaan pada saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat tidak hanya pelajar, ibu rumah tangga, pegawai. Berbagai kalangan pada saat ini sangat memerlukan jiwa yang berlandaskan wirausaha. Mengingat dalam kewirausahaan menjanjikan masa depan yang baik bagi seseorang yang melakukanya. Kewirausahaan merupakan kemauan dan kemampuan seseorang dalam menghadapi berbagai resiko dengan mengambil inisiatif untuk menciptakan dan melakukan hal hal baru melalui pemanfaatan kombinasi berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dan memperoleh keuntungan sebagai konsekuensinya(Dedi Ismatullah 2013:47). Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan (human procces) yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber sumber, mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba atau nilai untuk jangka waktu yang lamaBasrowi (2011:2). Kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia dimana dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan kemampuan yang diselingi dengan kemauan untuk dapat berfikir kreatif, berinovasi sehingga dapat menghasilkan karya karya baru yang dapat menghasilkan nilai jual. 2.1.2 Pendidikan Kewirausahaan Pendidikan Kewirausahaan dapat diberikan melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan kewirausahaan

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hakekat Kewirausahaan

2.1.1 Definisi Kewirausahaan

Kewirausahaan pada saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat

tidak hanya pelajar, ibu rumah tangga, pegawai. Berbagai kalangan pada

saat ini sangat memerlukan jiwa yang berlandaskan wirausaha.

Mengingat dalam kewirausahaan menjanjikan masa depan yang baik bagi

seseorang yang melakukanya.

“Kewirausahaan merupakan kemauan dan kemampuan seseorang

dalam menghadapi berbagai resiko dengan mengambil inisiatif

untuk menciptakan dan melakukan hal – hal baru melalui

pemanfaatan kombinasi berbagai sumber daya dengan tujuan

untuk memberikan pelayanan kepada seluruh pemangku

kepentingan (stakeholders) dan memperoleh keuntungan sebagai

konsekuensinya” (Dedi Ismatullah 2013:47).

“Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan (human procces)

yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi dalam memahami

peluang, mengorganisasi sumber – sumber, mengelola sehingga

peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu

menghasilkan laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama”

Basrowi (2011:2).

Kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kewirausahaan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia dimana

dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan kemampuan yang diselingi

dengan kemauan untuk dapat berfikir kreatif, berinovasi sehingga dapat

menghasilkan karya – karya baru yang dapat menghasilkan nilai jual.

2.1.2 Pendidikan Kewirausahaan

Pendidikan Kewirausahaan dapat diberikan melalui pendidikan

formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan kewirausahaan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

9

mengajarkan mengenai pelaksanaan kewirausahaan dan cara melakukan

kewirausahaan

“Pendidikan kewirausahaan dilihat dari siapa yang bertanggung

jawab banyak pendapat mengatakan bahwa pendidikan

kewirausahaan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat dan pemerintah, karena itu pendidikan berlangsung

seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat. Pendidikan kewirausaahaan tidak dapat

berdiri sendiri melainkan membutuhkan bantuan dari berbagai

pihak dalam pelaksanaannya” (Guruvalah dalam Titin Agustyani,

2013:15).

“Tujuan Pendidikan Kewirausahaan, antara lain:

1. Menumbuhkan kewirausahaan pada jiwa manusia muda yang

pembelajar agar memiliki keberanian untuk mandiri dan

professional,

2. Menyadarkan masyarakat bahwa kewirausahaan tidak sekedar

usaha partikelir atau swasta saja, tetapi lebih jauh lagi adalah

kemampuan untuk mandiri dengan mengedepankan jiwa - jiwa

yang luhur,

3. Upaya untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan

masyarakat,

4. Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan

kewirausahaan di kalangan masyarakat” (Munandar dalam Titin

Agustyani, 2013: 13).

Pendidikan Kewirausahaan patut ditanamkan semenjak siswa

masih berada dalam sekolah. Hal ini dapat menumbuhkan keinginan

siswa untuk bisa berwirausaha ketika lulus nanti. Selain itu pendidikan

kewirausahaan juga dapat menjadikan siswa lebih kreatif dan berinovasi.

2.1.3 Jiwa dan Sikap Wirausaha

Jiwa wirausaha akan membawa pribadi seseorang menjadi

seseorang yang kreatif, inovatif dan pantang menyerah dalam

melakukan kewirausahaan. Jiwa wirausaha mendorong seseorang

untuk dapat mencipatakan sesuatu yang baru dan terus berkembang

dalam berwirausaha.

“Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang – orang

yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

10

memiliki jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan” (Suryana

2008:3).

“ Nilai hakiki yang penting dari wirausaha adalah sebagai berikut

:

1. Percaya Diri

Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam

menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat

relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya

untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.

Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif,

kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, serta

kegairahan berkarya.

2. Berorientasi Tugas dan Hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah

orang yang selalu mengutamakan nilai – nilai motif berprestasi,

berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja keras. Dalam

kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif.

Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan

pengalaman bertahun – tahun dan pengembangannya diperoleh

dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah, dan

semangat berprestasi.

3. Keberanian Mengambil Risiko

Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha – usaha yang

lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan

daripada usaha yang kurang menantang. Pilihan terhadap risiko

tergantung pada:

a. Daya tarik setiap alternatif ;

b. Kesediaan untuk rugi;

c. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal

Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari;

a. keyakinan pada diri sendiri;

b. kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari

peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan;

c. kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realitis

4. Kepemimpinan

Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan,

kepeloporan, keteladanan.

5. Berorientasi ke Masa Depan

Wirausaha harus memiliki prespektif dan pandangan ke masa

depan . Kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sekarang.

6. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi

Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri – ciri

berikut :

a. Tidak pernah puas dengan cara – cara yang dilakukan saat ini

meskipun cara tersebut cukup baik.

b. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

11

c. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan

perbedaan” (Basrowi 2011:27).

2.1.4. Kompetensi Kewirausahaan

Pelaksanaan praktik kewirausahaan dapat berjalan dengan baik

salah satunya menggunakan pegangan dari kompetensi

kewirausahaan. Kompetensi kewirausahaan sebagai acuan untuk

menjalankan praktik agar sesuai dengan prosedurnya.

“Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada kinerja”

(Basrowi 2011:29).

“Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan

adalah sebagai berikut :

a. Managerial skill.

b. Conceptual skill.

c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti,

berkomunikasi dan beralasi).

d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah

dan mengambil keputusan).

e. Time managerial skill (keterampilan mengatur dan

menggunakan waktu)”(Suryana dalam Basrowi, 2011:29.

2.1.5. Upaya Menumbuhkan Jiwa Wirausaha

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha diawali dengan niat yang ada

dalam diri masing – masing individu. Selain itu juga dapat dilakukan

melalui jalur pendidikan yaitu pendidikan formal maupun non formal

yang mengandung mengenai pendidikan kewirausahaan. Tidak hanya

melalui jalur pendidikan saja jiwa wirausaha juga dapat tumbuh

melalui bantuan dari media atau profil seseorang yang sukses dalam

berwirausaha. Profil orang sukses dapat menumbuhkan kemauan

seseorang untuk berkeingan terjun dalam berwirausaha.

“Langkah awal yang kita lakukan apabila berminat terjun ke

dunia wirausaha adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan di

diri kita. Banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya sebagai

berikut:

a. Melalui pendidikan formal.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

12

Kini berbagai lembaga pendidikan, baik menengah maupun

tinggi menyajikan berbagai program atau paling tidak

matakuliah kewirausahaan.

b. Melalui seminar – seminar kewirausahaan.

Berbagai seminar kewirausahaan seringkali diselenggarakan

dengan mengundang pakar dan praktis kewirausahaan

sehingga melalui media ini kita akan membangun jiwa

kewirausahaan di diri kita.

c. Melalui pelatihan

Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melaui pelatihan.

baik yang dilakukan didalam ruangan (indoor) maupun di luar

ruangan (outdoor). Melalui pelatihan ini, keberanian dan

ketanggapan kita terhadap dinamika perubahan lingkungan

akan diuji dan selalu diperbaiki dan dikembangkan.

d. Otodidak

Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat

berwirausaha, misalnya melaui biografi pengusaha sukses

(success story), media televisi, radio, majalah koran dan

berbagai media yang dapat kita akses untuk

menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri kita”

(Basrowi 2011:30).

2.2. Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis Manajemen

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lanjutan pendidikan setelah

Sekolah Menengah Pertama dimana Sekolah Menengah Kejuruan

mempersiapkan siswanya untuk siap bekerja dan mempunyai bekal

pendidikan mental setelah terjun di dunia kerja. Sekolah Menengah Kejuruan

memberikan pembelajaran tidak hanya dalam bentuk teori tetapi juga dalam

bentuk praktik kerja. SMK Bisnis manajemen melatih siswanya agar mampu

menerapkan teori pemasaran dan dapat melaksanakan praktik pemasaran.

SMK Bisnis Manajemen lebih memperdalam pembelajaran terkait dengan

materi – materi yang berkaitan dengan pemasaran. Sekolah Menengah

Kejuruan diatur pada Undang – undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 :

“Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk

Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

13

atau bentuk lain yang sederajat” (UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun

2003).

2.3. Unit Produksi

2.3.1. Pengertian Unit Produksi

Unit produksi dalam Sekolah Menengah Kejuruan dipergunakan

sebagai tempat pelaksanaan praktik secara langsung. Siswa berperan

aktif dalam kegiatan ini karena pelaksana besar dalam hal ini adalah

siswa.

”Unit Produksi adalah bagian dari perkembangan kegiatan bengkel

yang difokuskan kepada memproduksi barang atau jasa tersebut,

atau pesanan dari masyarakat sekitar sekolah” (Sukardi 1992 dalam

Ratih Wijayaningsih 2013:26).

“Unit produksi sekolah adalah suatu proses kegiatan usaha yang

dilakukan di dalam sekolah, bersifat bisnis (profit oriented) dengan

para pelaku warga sekolah, mengoptimalkan sumber daya sekolah

dan lingkungan, dalam berbagai bentuk unit usaha sesuai dengan

kemampuan yang dikelola secara profesional” (Dikmenjur 1997

dalam Ratih Wijayaningsih 2013:26).

Berdasarkan pengertian diatas maka dalam penelitian ini Unit

Produksi SMK Negeri 1 Kendal dapat dijelaskan sebagai suatu kegiatan

praktik yang dilakukan oleh siswa dalam bentuk penjualan, kegiatan

tersebut dilakukan secara terus menerus dengan memanfaatkan fasilitas

dan sumber daya siswa untuk mendapatkan keuntungan dan menambah

uang saku bagi siswa itu sendiri.

2.3.2. Tujuan Unit Produksi

Unit produksi dalam pelaksanaannya harus mempunyai tujuan yang

jelas untuk dapat berjalan sesuai dengan harapan. Tujuan dapat

mengarahkan pada prioritas utama yang ingin dicapai oleh unit

produksi.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

14

Tujuan Unit Produksi adalah untuk:

Meningkatkan mutu tamatan dalam berbagai segi terutama dalam hal

pengetahuan dan keterampilan;

a. wahana pelatihan berbasis produksi/ jasa bagi siswa;

b. wahana menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru

dan siswa pada SMK/MAK;

c. sarana praktik produktif secara langsung bagi siswa;

d. membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas

dan biaya - biaya operasional pendidikan lainnya;

e. menambah semangat kebersamaan, karena dapat menjadi wahana

peningkatan aktivitas produktif guru dan siswa serta memberikan

‟income‟ serta peningkatan kesejahteraan warga sekolah;

f. mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan

kegiatan praktik siswa;

g. melatih untuk berani mengambil risiko dengan perhitungan yang

matang;

h. mendukung pelaksanaan dan pencapaian Pendidikan Sistem Ganda

(PSG) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang seutuhnya;.

i. memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk mengerjakan

pekerjaan praktik yang berorientasi pada pasar;

j. meningkatkan kreativitas dan inovasi di kalangan siswa, guru dan

manajemen sekolah;

k. menumbuhkan sikap profesional produktif pada siswa dan guru;

l. melatih siswa untuk tidak bergantung kepada orang lain, namun

m. mandiri khususnya dalam mendapatkan kesempatan kerja;

n. wadah Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bagi siswa yang tidak

mendapatkan tempat praktik kerja industri di dunia usaha dan industri;

o. menjalin hubungan yang lebih baik dengan dunia usaha dan industri

serta masyarakat lain atas terbukanya fasilitas untuk umum dan hasil -

hasil produksinya;

p. meningkatkan intensitas dan frekuensi kegiatan intra, ko, dan ekstra

kurikuler siswa; dan

membangun kemampuan sekolah dalam menjalin kerjasama sinergis

dengan pihal luar dan lingkungan serta masyarkat luas” (Dikmenjur

2007) dalam Ratih Wijayaningsih (2013:27) .

Tujuan Unit Produksi SMK Negeri 1 Kendal dalm penelitian ini

adalah :

a. Mendidik para lulusan SMK Negeri 1 Kendal agar mempunyai

jiwa wirausaha dan berani untuk mencoba berwirausaha.

b. Melatih siswa agar mampu berpikir kreatif, inovatif, produktif dan

percaya diri.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

15

c. Sebagai sarana latihan para siswa dalam melaksanakan praktik

kewirausahaan dan memperoleh pengalaman secara langsung

dengan masyarakat.

2.3.3. Tenaga Pengelola dan Pelaksana Unit Produksi

Struktur Organisasi dibuat dengan tujuan untuk memudahkan

dalam pembagian pekerjaan dalam suatu organisasi sekolah.

Pembentukan struktur organisasi disesuaikan dengan kebutuhan dari

unit produksi tersendiri.

Struktur Organisasi Unit Produksi SMK Negeri 1 Kendal adalah

sebagai berikut:

Uraian tugas personalia unit produksi SMK Negeri 1 Kendal

PENANGGUNG JAWAB

Bertugas Membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan :

1. Menyusun Program Pembinaan dan pengembangan program

keahlian , semesteran, tahunan.

2. Membantu merencanakan , membina dan mengawasi

pelaksanaan magang siswa dan system ganda

3. Mengkoordinasikan pemakaian bahan dan alat praktik

Penjualan

4. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan secara individu /

kelompok untuk meningkatkan prestasi belajar melalui guru

terkait.

5. Menjalin hubungan kerja sama dengan rekan kerja

6. Melaksanakan RIP ssekolah yang telah direncanakan bersama

Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

7. Mengajar 12 jam pembelajaran

8. Mengawasi KBM pada program Keahlian Pemasaran

9. Membuat Program laporan berkala dan isidental.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

16

KETUA UNIT PRODUKSI PEMASARAN

Bertugas membantu Ketua Kompetensi Keahlian dalam Kegiatan :

1. Menyusun Program Pembinaan dan Pengembangan Program

Unit Produksi Smesteran, Tahunan.

2. Membantu merencanakan, membina dan mengawasi

pelaksanaan Magang siswa dan System Ganda.

3. Mengkoordinasikan pemakaian bahan dan alat Praktek dalam

program study yang bersangkutan.

4. Menjalin Hubungan Kerja sama dengan rekan kerja, Ketua

Program Unit Produksi.

5. Melaksanakan Pembinaan dan bimbingan secara Individu /

Kelompok untuk peningkatan Prestasi belajar melalui guru –

guru yang terkait.

6. Menjalin Hubungan yang Konstruktif dengan Dunia Kerja

yang relevan, secara langsung.

7. Memasarkan dan menelusuri tamatan.

8. Mengajar 24 jam pelajaran.

9. Mengawasi KBM pada Kompetensi Keahliannya.

10. Membuat Program Laporan Berkala dan Insidentil.

BISNIS CENTER SMK NEGERI 1 KENDAL

Bertugas membantu Ketua Kompetensi Keahlian dalam kegiatan :

1. Pusat Perbelanjaan Siswa SMK Negeri 1 Kendal

2. Melatih Siswa untuk Berwirausaha

3. Melatih Siswa untuk menjadi SPG

4. Melatih Siswa untuk menjadi Kasir

5. Laboratorium Siswa Pemasaran

6. Piutang Siswa dalam bentuk Pembelian Produk

7. Penitipan Produk Karya Siswa

BENDAHARA KOMPETENSI KEAHLIAN :

Bertugas membantu Ketua Kompetensi Keahlian dalam Kegiatan :

1. Membuat rencana anggaran dan pendapatan program keahlian

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

17

2. Menerima pendapatan

3. Mengelola keuangan program keahlian

4. Membuat Program laporan berkala dan isidental.

SEKRETARIS KOMPETENSI KEAHLIAN :

Bertugas membantu Ketua Kompetensi Keahlian dalam kegiatan :

1. Menyiapkan instrumen administrasi untuk menyusun program

semesteran dan tahunan.

2. Mencari tempat magang dan penempatan siswa

3. Menyiapkan bahn dan alat praktek

4. Menjalin kerja sama denga rekan kerja atau DU/DI

5. Melaksanakan RIP sekolah yang telah direncanakan bersama

Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

6. Mengajar 12 jam pembelajaran

7. Mengawasi KBM pada Kompetensi keahlian Pemasaran

8. Membuat Program laporan berkala dan isidental

PELAKSANA

1. Melaksanakan Program Kerja yang telah di Sepakati

2. Mengkoordinasikan Pemeliharaan Perbaikan dan

Pengembangan Peralatan

3. Mengidentifikasi Pasar Sasaran

4. Mengidentifikasi Produk yang di butuhkan Konsumen

5. Pengadaan Barang

6. Menetapkan harga jual

7. Melaksanakan Penjualan dengan cara Direct Selling

8. Melaporkan hasil penjualan produk kepada Ketua Unit

Produksi dan diserahkan pada Bendahara

2.3.4. Fasilitas Unit Produksi

Fasilitas yang memadai dalam pelaksanaan suatu pekerjaan

dapat membantu memperlancar pekerjaan dalam sebuah usaha.

Peralatan yang digunakan juga harus sesuai dengan kebutuan yang

dibutuhkan saat praktik di dalam Unit Produksi yang dapat menentukan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

18

keberhasilan saat berjualan. Unit produksi SMK Negeri 1 Kendal

mempunyai tempat untuk berjualan sebesar 10 m² yang dilengkapi

dengan beberapa alat pendukung pada saat transaksi. Berikut ini tabel

pengadaan alat kerja di Unit Produksi SMK Negeri 1 Kendal.

NO Nama Alat Jumlah Kondisi

1. Meja 4 Buah Baik

2. Kursi 8 Buah Baik

3. Etalase 1 Buah Baik

4. Mesin Cash Register 1 Unit Baik

5. Lain – lain (buku, gunting,bolpoint,

pensil, penggaris, plastik, piring, sendok,

tempat makanan)

Lengkap Baik

2.3.5 Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Kewirausahaan di Unit

Produksi

Bentuk kegiatan Unit Produksi SMK Negeri 1 Kendal berupa

kantin yang yaitu “Café Q-Tha” yang menyediakan kebutuhan jajanan

bagi para siswa SMK Negeri 1 Kendal pada jam istirahat. Café Q-Tha

juga menerima pesanan tidak hanya siswa saja melainkan juga

konsumen dari luar sekolah seperti masyarakat sekitar. Pelaksanaan

Unit Produksi melibatkan 1 orang guru pengawas dari kompetensi

keahlian pemasaran dan beberapa siswa sebagai pengurus. Pelaksana

sepenuhnya adalah siswa kompetensi keahlian pemasaran. Siswa

menerapkan materi yang telah diberikan didalam kelas saat proses

pembelajaran kepada konsumen. Pelaksanaan pembelajaran pratik

kewirausahaan dilakukan dengan cara menerapkan materi mulai dari

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

19

Menata Produk, Membuka usaha kecil/ Retail, Pelayanan penjualan,

hingga menerapkan Prinsip – prinsip bisnis dalam menjalankan sebuah

usaha.

2.4. Guru dalam pembentukan jiwa wirausaha

2.4.1 Pengertian Guru

Guru adalah seorang pendidik dimana seorang guru harus

memiliki tanggung jawab dan tugas yang harus dilaksanakan. Guru

juga harus memenuhi persyaratan sebagai seorang pendidik.

“Guru bermakna sebagai pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur

pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru

memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari

kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang

memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu ” (Sudarwan

Danim dan H. Khairil 2010:5).

2.4.2 Peran Guru dalam meningkatkan jiwa wirausaha dalam diri

siswa

Peran guru dalam dunia pendidikan tidak hanya monoton dalam

memainkan perannya sebagai seorang guru. Guru berperan penting

khususnya dalam meningkatkan jiwa wirausaha yang ada dalam diri

siswa. Pengarahan dari seorang guru harus dilakukan secara terus

menerus agar siswa dapat berkembang sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai dalam meningkatkan jiwa wirausahanya. Penanaman jiwa

wirausaha pada diri siswa juga harus dimulai dengan guru terlebih

dahulu memiliki jiwa wirausaha agar lebih mudah dalam

penyampaiannya.

“Guru masa depan harus mampu memainkan peran seperti

berikut ini :

1. Sebagai penasihat

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

20

Dimana guru harus mampu mengumpulkan data dan informasi,

serta mempresentasikannya dihadapan sejawat dan siswa untuk

perbaikan pembelajaran dan aktivitas pendukung akademik

lainnya.

2. Sebagai subjek yang memproduksi

Dimana guru tidak lagi hanya sebagai penyalur dan penyadap

ilmu, melainkan harus mampu memproduksi pengalaman baru,

alat bantu pembelajaran baru, dan cara – cara baru dalam

rangka perbaikan pembelajaran.

3. Sebagai perencana

Artinya guru memiliki program kerja pribadi yang jelas,

program kerja tersebut tidak hanya berupa program rutin,

misalnya menyiapkan seperangkat dokumen pembelajaran

seperti Program Semester, Satuan Pelajaran, lembar kerja

siswa (LKS), dan sebagainya. Akan tetapi guru harus

merencanakan bagaimana setiap pembelajaran yang dilakukan

berhasil maksimal, dan tentunya apa dan bagaimana rencana

yang dilakukan dan sudah terprogram dengan baik.

4. Sebagai Inovator

Artinya memiliki kemauan untuk melakukan pembaruan

dimaksud berkenaan dengan pola pembelajaran termasuk

didalamnya metode mengajar, media pembelajaran system dan

alat evaluasi, serta nurturent effect lainnya. Secara individu

maupun bersama – sama mampu untuk mengubah pola lama

yang selama ini tidak memberikan hasil maksimal, dengan

mengubah kepada pola baru pembelajaran, maka akan

berdampak kepada hasil yang lebih maksimal.

5. Sebagai Motivator

Artinya guru masa depan mampu memiliki motivasi untuk terus

belajar dan belajar, dan tentunya juga akan memberikan

motivasi kepada siswa untuk belajar dan terus belajar

sebagaimana dicontohkan oleh gurunya.

6. Sebagai pribadi yang mampu atau capable personal

Dimana guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan

keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai

sehingga mampu mengola proses pembelajaran secara efektif.

7. Sebagai pengembang

Dimana guru mau untuk terus mengembangkan diri, mau

menularkan kemampuan dan keterampilan kepada siswanya dan

untuk semua orang. guru masa depan haus akan menimba dan

bersikap terhadap perkembangan IPTEKS, misalnya mampu

dan terampil mendayagunakan komputer, internet, dan pelbagai

model pembelajaran multi media.

8. Sebagai penghubung

Dimana guru harus mampu menjadi bagian dari jaringan –

jaringan kemasyarakatan yang berkemauan untuk memajukan

sekolah dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

9. Sebagai pemelihara

Dimana guru tidak hanya mendorong anak menjadi cerdas dan

terampil , melainkan juga sebagai subjek yang dapat

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

21

melestarikan tata nilai tradisional yang masih relevan”

(Sudarwan Danim dan H. Khairil 2010:47).

“Peran guru dalam internalisasi karakter kewirausahaan,

diantaranya sebagai berikut:

1. Para guru harus menyadari bahwa proses pengembangan

karakter kewirausahaan itu merupakan sebuah proses panjang

dan berkelanjutan dimulai dari awal anak masuk sampai selesai

dari suatu satuan pendidikan.

2. Para guru harus memahami jika materi karakter

kewirausahaan itu bukanlah bahan ajar biasa. Artinya karakter

tersebut tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan

sebagaimana hanya ketika mengajarkan suatu konsep, teori

prosedur atau pun fakta seperti dalam mata pelajaran agama,

bahasa Indonesia, Pendidikan kewarganegaraan (PKn), Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

matematika, dan sebagainya. Dengan kata lain karakter

kewirausahaan itu diintegrasikan ke dalam setiap mata

pelajaran. Pengintegrasian kedalam mata pelajaran bisa

melalui materi, metode, maupun penilaian.

3. Dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, guru tidak perlu

mengubah pokok bahasan yang sudah ada tetapi cukup

menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan

karakter kewirausahaan. Guru juga tidak harus

mengembangkan proses belajar khususnya untuk

mengembangkan karakter kewirausahaan itu.

4. Hendaknya para guru menggunakan metode pembelajaran

aktif dan menyenangkan. Prinsip ini mengisyaratkan bahwa

proses pendidikan nilai – nilai kewirausahaan itu dilakukan

oleh anak didik bukan oleh guru. Oleh karena itu dalam proses

pembelajaran hendaknya dilakukan dalam suasana belajar yang

menimbulkan rasa menyenangkan dan menggembirakan (happy

and fun).

5. Beberapa karakter kewirausahaan yang harus dibangun

pada diri setiap anak didik oleh guru baik pada kegiatan proses

pembelajaran maupun dalam wadah pembinaan dan

pengembangan adalah :

a. Mentalitas yang berorientasi ke masa depan dan

berpandangan positif serta kreatif

b. Ulet, tekun, tidak mudah putus asa dan pandai bergaul

c. Sangat menghargai waktu dan selalu siap berkompetisi

secara sehat

d. Menjunjung tinggi sikap memberi dari pada meminta dan

berkepribadian menyenangkan (famillier)

e. Selalu siap bekerja keras dari jenis pekerjaan yang rendah,

dan mampu mengendalikan diri untuk tidak konsumerisme

f. Tidak gila pangkat, gelar, kekuasaan dan selalu menerima

hasil usaha sendiri

g. Beriman pada Tuhan dan berbuat baik dengan sesama

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

22

h. Tidak suka tergantung pada orang lain dan mempunyai rasa

tanggung jawab pribadi

i. Berdisiplin nurani dan berani mengambil resiko dari pilihan

yang dianggap baik

j. Bertekad untuk memajukan lingkungan dan menjunjung

tinggi rasa keadilan serta berani menyebarluaskan hal – hal

yang baik untuk kepentingan umum” (Agus Wibowo dan

Hamrin 2012:94).

“Beberapa mental kewirausahaan yang sebaiknya juga dimilki

para guru diantaranya:

a. Percaya diri

b. Berorientasi pada tugas dan hasil

c. Berani mengambil resiko demi kemajuan

d. Berjiwa kepemimpinan yang terbuka dan mudah bergaul

atau bekerjasama

e. Orientasi ke masa depan” (Agus Wibowo dan Hamrin

2012:97).

“Agar guru dapat berperan secara efektif dalam menunjang

proses pembelajaran kewirausahaan di kelas, setidaknya ada

beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya:

a. Meningkatkan kompetensi guru dan mentalitas inovatif guru.

b. Pembenahan sistem pembelajaran yang di desain dalam

bentuk “anak didik aktif, kreatif, dan inovatif”.

c. Pembenahan dalam sarana pembelajaran di kelas yang

berbasis teknologi yang menunjang pembentukan mentalitas

kewirausahaan.

d. Menanamkan konsep pada anak didik tentang anak didik

berprestasi adalah anak didik yang mampu mencapai

ketuntasan belajar dan mempunyai kualitas pada aspek: moral,

sikap mental inovatif, kepekaan sosial, keterampilan

berwirausaha, rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan

problem” (Agus Wibowo dan Hamrin 2012:97).

2.5. Model Pembelajaran Aktif Dalam Membentuk Karakter Wirausahaan

2.5.1 Active Learning Bermuatan Karakter Kewirausahaan

Pembelajaran kewirausahaan dapat dilakukan dengan

menggunakan Pembelajaran aktif untuk membentuk karakter

kewirausahaan dapat dilakukan dengan cara melibatkan peserta didik

secara langsung dalam proses pembelajaran kewirausahaan dengan

acuan pada proses pembelajaran bukan hanya pada penyampaian

materi saja. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

23

memberikan pertanyaan satu persatu tentang materi terkait

kewirausahaan pada peserta didik. Pertanyaan yang diberikan oleh

guru membuat peserta didik akan menjawab secara aktif dalam

pembelajaran.

“Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses

pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik

ataupun peserta didik dengan guru dalam proses

pembelajaran” (Hamruni 2009 Suyadi 2013 :36).

“Pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik sebagai

berikut:

1. Menekankan pada proses pembelajaran, bukan pada

penyampaian materi oleh guru. Proses ini merupakan upaya

menanamkan nilai kerja keras kepada peserta didik. Proses

pembelajaran tidak lagi sekadar transfer of konwoledge atau

transfer ilmu pengetahuan, melainkan lebih kepada transfer of

values atau transfer nilai. Nilai yang dimaksud di sini adalah

nilai – nilai karakter secara luas, salah satunya adalah rasa

ingin tahu.

2. Peserta didik tidak boleh pasif, tetapi harus aktif

mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi

pembelajaran. Aktif dalam konteks ini merupakan upaya

penanaman nilai tanggung jawab, dimana peserta didik harus

mempraktikkan bahkan membuktikan teori yang dipelajari, tidak

sekadar diketahui.

3. Penekanan pada eksplorasi nilai – nilai dan sikap – sikap

berkenaan dengan materi pembelajaran. Dalam hal ini peserta

didik berhak menerima materi pelajaran yang dipandang

selaras dengan pandangan hidupnya atau menolak materi

pelajaran yang tidak sesuai dengan pandangan hidupnya. Pola

pembelajaran ini merupakan proses pembentukan sikap secara

matang.

4. Peserta didik lebih banyak dituntut berpikir kritis,

menganalisis dan melakukan evaluasi daripada sekadar

menerima teori dan menghafalnya. Tuntutan ini merupakan

aktualisasi lebih lanjut mengenai nilai karakter “rasa ingin

tahu”, sehingga peserta didik tidak anti realitas karena

berpandangan bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan

teori yang dipelajari dan dihafal, yang mengakibatkan peserta

didik mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

5. Umpan balik dan proses dialektika yang lebih cepat akan

terjadi pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang dialogis,

secara tidak langsung membentuk karakter peserta didik yang

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

24

demokratis, pluralis, menghargai perbedaan pendapat, inklusif,

terbuka dan humanitas tinggi” (Bonwell 1995 Suyadi 2013 :36).

Secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan

diperolehnya beberapa hal :

1. Interaksi akan timbul selama proses pembelajaran akan

menumbuhkan positive interdependence, dimana konsolidasi

pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara

bersama – sama melalui eksplorasi aktif dalam pembelajaran.

2. Setiap individu harus terlibat aktif dalam proses

pembelajara, dan guru harus mendapatkan penilaian dari

peserta didik sehingga terdapat individual accoutability.

3. Proses pembelajaran aktif memerlukan tingkat kerjasama

yang tinggi sehingga akan memupuk social skills” (Suyadi 2013

:37).

2.5.2 Konsep Dasar Active Learning Bermuatan Karakter

Kewirusahaan

Pembelajaran aktif dalam pelaksanaannya harus memiliki konsep

yang bermuatan dengan karakter kewirausahaan. Kewirausahaan

sangat menuntut pelakunya agar berinovasi. Pembelajaran aktif

mempunyai konsep dasar tersendiri untuk dapat menumbuhkan

karakter kewirausahaan seperti yang dikutip Suryadi :

“Konsep dasar active learning bermuatan karakter mencakup

dua hal sebagai berikut :

1. active learning dikaji atau digali nilai – nilai karakter yang

terkandung didalamnnya untuk diaktualisasikan dalam

pembelajaran, sehingga nilai – nilai karakter tersebut dapat

ditanamkan atau diinternalisasikan ke dalam diri peserta

didik. Nilai – nilai karakter yang terkadung berupa karakter

kewirausahaan yang di tanamkan dalam pembelajaran

sehingga karakter keiwrausahaan dapat tertanam dalam diri

peserta didik.

2. active learning dapat dimodifikasikan dan dikembangkan

secara kreatif agar memuat nilai – nilai karakter lebih

variatif” (Suyadi 2013:38).

2.5.3 Prosedur Pelaksanaan Active Learning Bermuatan Karakter

Kewirusahaan

Pembelajaran aktif yang bermuatan karakter kewirausahaan agar

dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka dalam

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

25

pembelajaran ini mempunyai prosedur pelaksanaan tersendiri. Metode

atau strategi pembelajaran aktif tersebut dibagi menjadi beberapa

kelompok, seperti yang dikutip Suryadi :

“Metode atau strategi pembelajaran aktif-menyenangkan

diantaranya sebagai berikut:

1. Membangun Tim

Nilai karakter inti yang bisa ditanamkan kepada peserta didik

melalui metode membangun tim dalam active learning ini adalah

gemar membaca, kepedulian sosial, komunikatif, dan sebagainya.

2. TV Commercial

TV Commercial adalah metode pembelajaran dalam active

learning dengan cara mengemas materi pelajaran sesulit apapun

menjadi bahasa “iklan komersial” semudah mungkin.

3. Questions Students Have

Metode questions student have dalam active learning digunakan

untuk mempelajari keinginan dan harapan peserta didik sebagai

dasar untuk memaksimalkan ptensi yang mereka miliki.

4. Assessment Search

Assessment search adalah penilaian cepat dalam active learning.

Metode ini dapat menjadi salah satu cara yang menarik untuk

memberi tugas materi pelajaran guru secara cepat dan pada saat

bersamaan, melibatkan peserta didik sejak awal untuk

mengetahui masing – masing peserta didik dan belajar dengan

kerja sama.

5. Active Knowledge Sharing

Active Knowledge Sharing adalah metode untuk mengaktifkan

peserta didik sejak awal dengan cara sharing pengetahuan.

Metode ini sangat efektif untuk menarik perhatian para peserta

didik pada menit – menit pertama.

6. Lighthening The Learning Climate

Metode lightening the learning adalah metode yang mampu

menciptakan suatu proses pembelajaran secara bebas dengan

cepat, humor kreatif yang mencairkan suasana, sentilan tentang

inti pelajaran yang dibahas secara “menggelitik” dan lain

sebagainya.

7. Go to Your Post

Go to Your Post adalah gerak fisik secara fleksibel pada

pelajaran.

8. Belajar Kelas Penuh

Belajar Kelas Penuh adalah membagi peserta didik ke dalam dua

kelas, karena jika dijadikan satu kelas akan menjadi terlalu

penuh. Meskipun materinya sama tetapi disampaikan dengan

cara yang berbeda antara kelas yang satu dengan kelas yang

lain.

9. Point-Counterpoint

Point-Counterpoint adalah metode diskusi dalam pembelajaran

yang tensinya agak tinggi, sehingga dapat dikatakan mirip

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

26

dengan perdebatan. Nilai karakter yang bisa ditransformasikan

kepada peserta didik melalui metode Point-Counterpoint ini

adalah rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, dan

toleransi.

10. Reading Aloud

Reading Aloud adalah metode pembelajaran dengan teknik

membaca keras – keras. Nilai karakter yang dapat

ditransformasikan kepada peserta didik melalui metode reading

aloud ini adalah komunikatif, kerja keras dan gemar membaca.

Membaca dengan keras dimaksudkan untuk menjalin komunikasi

lebih fokus, dan membaca itu sendiri secara tidak langsung

memberi teladan pembaca yang baik.

11. Active Debate

Active Debate adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan

dalam diskusi. Nilai karakter yang dapat ditransformasikan

kepada peserta didik melalui metode Active Debate ini adalah

belajar/ bekerja keras (mempertahankan argumen), disipilin

(konsistensi dalam berpikir/ berargumen) dan kepedulian sosial

(menjawab pertanyaan kawan diskusi dengan penuh antusias)”

(Suyadi 2013 :40).

2.5.4 Keunggulan Active Learning Bermuatan Karakter

Kewirausahaan

Pembelajaran aktif baik digunakan dalam pembelajaran karena

mendorong siswanya untuk dapat akitf dalam pembelajaran maupun

dalam praktiknya. Pembelajaran aktif juga memiliki keunggulan

tersendiri sehingga baik diterapkan dalam pembelajaran penanaman

jiwa wirausaha.

“Keunggulan pembelajaran aktif tersebut adalah sebagai berikut :

a. Peserta didik dapat belajar dengan cara yang sangat

menyenangkan sehingga materi sesulit apapun tidak sempat

“mengernyitkan” kening mereka.

b. Aktivitas yang ditimbulkan dalam active learning dapat

meningkatkan daya ingat peserta didik, karena gerakan dapat

“meningkat” daya ingat pada memori jangka panjang.

c. Active learning dapat memotivasi peserta didik lebih

maksimal sehingga dapat menghindarkan peserta didik dari sikap

malas, mengantuk, melamun dan sejenisnya” (Suyadi 2013 :58).

Pembelajaran active learning dalam menumbuhkan karakter

kewirausahaan sangat cocok untuk diterapkan dalam proses belajar

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

27

mengajar khususnya pada materi kewirausahaan. Pembelajaran

semacam itu dapat meningkatkan semangat belajar siswa dalam

belajar kewirausahaan. Semangat belajar siswa dan keingin tahuan

siswa dalam belajar kewirausahaan dapat berpengaruh pada

peningkatan Jiwa yang dimiliki siswa menjadi jiwa yang

berlandaskan wirausaha dengan syarat penggunaan metode

pembelajaran yang tepat.

2.5.5 Strategi Pembelajaran Kreatif – Produktif dalam meningkatkan

jiwa wirausaha

Strategi pembelajaran kreatif – produktif diasumsikan mampu

memotivasi siswa dalam melaksanakan berbagai kegiatan sehingga

merasa tertantang menyelesaikan tugas – tugas secara kreatif.

Kaitannya dengan pembelajaran kewirausahaan strategi tersebut dapat

memicu motivasi siswa untuk mau belajar kwirausahaan. Diawali

mulai dari kemauan siswa selanjutnya dapat menimbulkan keinginan

siswa untuk melaksanakan tugas – tugas dan berpikir kreatif dalam

menjalankannya. Berpikir kreatif dalam pembelajaran kewirausahaan

dapat mempengaruhi meningkatnya jiwa wirausaha yang ada dalam

diri siswa.

“Strategi pembelajaran kreatif – produktif memiliki beberapa

karakteristik yang membedakan dengan strategi pembelajaran

lainnya. Karakteristik strategi pembelajaran kreatif-produktif

antara lain sebagai berikut:

a. Keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam

pembelajaran.

b. Siswa didorong untuk menemukan/ mengonstruksi sendiri

konsep yang sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan

dengan berbagai cara seperti observasi, diskusi, atau

percobaan.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

28

c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab

menyelesaikan tugas bersama.

d. Pada dasarnya untuk menjadi siswa kreatif seseorang harus

bekerja keras, berdedikasi tinggi, antusias, serta percaya diri”

(Made Wena 2011:140).

2.6. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Titin Agustyani Muslihah tahun 2013

yang berjudul “Penanaman Nilai Kewirausahaan Melalui Program

Bisnis di SMP ALAM AR-RIDHO kota Semarang” yang ingin

menelaah mengenai :

1) Bagaimanakah Pembelajaran Bisnis yang dilaksanakan di SMP

Alam Ar - Ridho?

2) Bagaimanakah penanaman nilai kewirausahaan kepada siswa

melalui pembelajaran bisnis di SMP Alam Ar - Ridho?

3) Hambatan - hambatan apa sajakah yang dihadapi selama penanaman

nilai - nilai kewirausahaan melalui pembelajaran bisnis?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program bisnis merupakan

salah satu kegiatan unggulan di SMP Alam Ar – Ridho yang termuat

dalam kurikulum pengembangan diri. Dalam pelaksanaannya

penanaman nilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap. Penanaman

nilai kewirausahaan dilakukan melalui kegiatan praktik berjualan yang

melibatkan siswa siswi SMP Alam Ar-Ridho. Terdapat kendala dalam

kegiatan penanaman nilai kewirausahaan kepada peserta didik melalui

program bisnis, yaitu apabila ada peserta didik yang belum menemukan

bakatnya. Penanaman nilai kewirausahaan melalui pembelajaran bisnis

dilakukan dalam kegiatan praktik bisnis mulai dari perencanaan, belanja,

produksi, pemasaran, sampai dengan pembuatan laporan. Kendala yang

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

29

dihadapai dalam penanaman nilai kewirausahaan adalah ketika ada

seorang atau beberapa peserta didik yang belum bertemu dengan

bakatnya.

Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian

milik Titin Agustyani yaitu perbedaan pada proses pembelajaran yang

dilakukan di SMP Alam Ar – Ridho dengan SMK Ngerei 1 Kendal dan

peran dari seorang guru dalam pembentukan jiwa wirausaha.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Heny tahun 2012 yang berjudul

“Implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam

pengorganisasian business center “SMK MART” dilakukan oleh

mahasiswa UNNES yang ingin menelaah mengenai:

1) Bagaimana kepala sekolah mengimplementasikan kompetensi

kewirausahaan dalam pengorganisasian sumber daya manusia pada

Business Center “SMK Mart” di SMK Negeri 1 Kendal?;

2) Bagaimana kepala sekolah mengimplementasikan kompetensi

kewirausahaan dalam pengorganisasian barang dagangan pada

Business Center “SMK Mart” di SMK Negeri 1 Kendal?;

3) Bagaimana kepala sekolah mengimplementasikan kompetensi

kewirausahaan dalam pengorganisasian layanan penjualan pada

BusinessCenter “SMK Mart”di SMK Negeri 1 Kendal?;

4) Faktor - faktor apa yang mendorong dan menghambat dalam

pengorganisasian Business Center “SMK Mart’ di SMK Negeri 1

Kendal?

Hasil penelitian menununjukkan bahwa Kompetensi

Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam Pengorganisasian Business

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

30

Center “SMK Mart” SMK Negeri 1 Kendal, dilakukan melalui tiga

bagian. Pertama, Implementasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala

Sekolah Dalam Pengorganisasian Sumber Daya Manusia Di Business

Center ”SMK Mart” SMK Negeri 1 Kendal melalui kegiatan. Kedua

melalui Implementasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah

Dalam Pengorganisasian Barang Dagangan Di Business Center ”SMK

Mart” SMK Negeri 1 Kendal Bagian ketiga melalui Implementasi

Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Pengorganisasian

Layanan Penjualan Business Center “SMK Mart” di SMK Negeri 1

Kendal.

Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian

milik Heny yaitu perbedaan pada penanaman kompetensi

kewirausahaan. Penelitian milik Heny pengorganisasiannya melalui

Bisnis Center SMK Negeri 1 Kendal. Pengorganisasian dalam

menanamkan jiwa wirausaha yang dilakukan peneliti melalui Unit

Produksi SMK Negeri 1 Kendal.

2.7. Kerangka Berfikir

Program keahlian pemasaran di SMK Negeri 1 Kendal bertujuan

melatih siswa agar mempunyai jiwa dan kemampuan untuk berwirausaha.

Praktik kerja yang dilakukan di Unit Produksi dilakukan agar siswa mampu

mempraktekkan berjualan secara langsung. Pelaksanaan praktik di Unit

Produksi sangat membutuhkan peran seorang guru produktif karena tidak

semua siswa melaksanakan praktik dengan sungguh – sungguh. Pelaksanaan

praktik jika dilakukan dengan tidak sungguh – sungguh dapat

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

31

mengakibatkan kurangnya penguasaan/pemahaman bagi siswa secara

keseluruhan pembelajaran praktik.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana peran guru produktif

dalam pemberdayaan Unit Produksi untuk meningkatkan jiwa wirausaha di

kompetensi keahlian pemasaran SMK Negeri 1 Kendal. Siswa kelas X

kompetensi keahlian pemasaran di SMK Negeri 1 Kendal merupakan objek

dalam penelitian ini. Dipilih kelas X sebagai objek penelitian karena alasan

kelas X yang melaksanakan praktik secara penuh di dalam Unit Produksi

tersebut namun kelas XI dan XII ikut membantu dalam pelaksanaannya.

Ada atau tidaknya peran guru produktif dalam pemberdayaan Unit Produksi

dapat dihasilkan dari kemungkinan bahwa guru produktif berperan aktif, dan

kemungkinan bahwa guru produktif tidak berperan aktif dalam

pemberdayaan Unit produksi tersebut. Apabila terbukti bahwa guru

produktif sangat berperan aktif, diharapkan guru produktif tersebut dapat

melakukan pemberdayaan Unit Produksi dengan baik sehingga dapat

meningkatkan jiwa wirausaha pada siswa program keahlian pemasaran

SMK Negeri 1 Kendal. Sehingga kerangka dasar pemikirannya dapat

digambarkan sebagai berikut :

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Kewirausahaan 2.1.1 ... · BAB II LANDASAN TEORI . 2.1 Hakekat Kewirausahaan . 2.1.1 Definisi Kewirausahaan . Kewirausahaan pada saat ini sangat

32

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Peran Guru Produktif dalam Pemberdayaan Unit

Produksi untuk Meningkatkan Jiwa Wirausaha di Program Keahlian

Pemasaran

Peran guru produktif dalam

pemberdayaan unit produksi

Pemahaman jiwa wirausaha pada guru

Produktif

Memiliki Kewenangan di

Unit Produksi

Tidak memiliki Kewenangan

di Unit Produksi

Meningkatan jiwa wirausaha

di Program keahlian

pemasaran