BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam...

16
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil SMKN 1 Bandung SMKN 1 Bandung adalah sekolah kejuruan yang yang memiliki jurusan Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, dan Usaha Perjalanan Wisata. Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus kegiatan kewirausahaan dimasukka dalam salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah (Smknegeri1bandung.com, 2013). Wirausaha pilihanku menjadi salah satu kalimat dalam moto dari SMKN 1 Bandung. SMKN 1 Bandung berlokasi di Jalan Wastukancana No. 3 RT 03 RW 07, Kelurahan Babakanciamis, Kecamatan Sumurbandung, Bandung. Gambar : 1.1 Jurusan & Logo SMKN 1 Bandung Visi: Menjadi SMK rujukan yang menghasilkan lulusan yang berkualitas, mandiri, kreatif dan kompetitif. Misi:

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Objek Penelitian

1.1.1 Profil SMKN 1 Bandung

SMKN 1 Bandung adalah sekolah kejuruan yang yang memiliki jurusan

Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, dan Usaha Perjalanan Wisata.

Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan

praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus kegiatan kewirausahaan dimasukka

dalam salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah

(Smknegeri1bandung.com, 2013). Wirausaha pilihanku menjadi salah satu kalimat

dalam moto dari SMKN 1 Bandung.

SMKN 1 Bandung berlokasi di Jalan Wastukancana No. 3 RT 03 RW 07,

Kelurahan Babakanciamis, Kecamatan Sumurbandung, Bandung.

Gambar : 1.1 Jurusan & Logo SMKN 1 Bandung

Visi:

Menjadi SMK rujukan yang menghasilkan lulusan yang berkualitas, mandiri,

kreatif dan kompetitif.

Misi:

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

2

1. Membentuk insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Mepersiapkan tenaga kerja menengah yang tangguh, kompetitif dan profesional

3. Menghasilkan lulusan yang mandiri serta mampu menjadi enterpreuner yang

jujur dan peduli

4. Membekali lulusan yang cerdas untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi

5. Pengembangan sistem manajemen mutu berkelanjutan untuk meningkatkan

kepuasan pelanggan

6. Mengembangkan sistem pembelajaran berbasis IT dan memperkuat

kemampuan berbahasa asing

7. Melengkapi sarana dan prasarana yang memadai dan lingkungan belajar yang

kondusif

8. Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan menjadi insan

pengabdi yang profesional

9. Meningkatkan kesejahteraan warga sekolah

Seperti dikutip dalam situs resmi SMKN 1 Bandung, motto dari SMKN 1

Bandung adalah sebagai berikut (Smknegeri1bandung.com, 2013)

Motto:

Bekerja … SIAP

Melanjutkan … OK

Wirausaha … PILIHANKU

Maju bersama SMK Negeri 1 Kota Bandung

Pada 2018 SMKN 1 Bandung menjadi salah satu dari 5 sekolah dengan predikat

terbaik dalam kepiawaian berwirausaha. Hal tersebut dibuktikan melalui kompetisi

yang diadakan oleh Citibank melalui program “Youth Sociopreneur Initiative” dalam

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

3

kegiatan Prestasi Junior Indonesia Bersama Citi Indonesia. SMKN 1 Bandung dalam

kegiatan tersebut menjadi peserta yang mendirikan dan mengoperasikan usaha mikro

di lingkungan sekolahnya. Di mana hal tersebut dipraktikkan mulai dari menciptakan

produk, merancang sebuah strategi untuk bisnis yang diciptakan, menjual produk,

hingga melakukan likuidasi perusahaan. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan dalam

waktu setengah tahun atau satu semester. (Bandung.merdeka.com, 2018).

Dalam kegiatan tersebut, SMKN 1 Bandung di dalamnya mendapatkan

bimbingan untuk menjalankan bisnisnya secara intensif yang diarahkan oleh mentor

yang tergabung dalam CitiVoluenteers. Adapun tujuan dari pengarahan dan

pendampingan tersebut adalah supaya peserta dari SMKN 1 Bandung dapat lebih

terlatih dan merangsang potensi kewirausahaan, dan setelah lulus sekolah nantinya

dapat langsung menjadi seorang wirausahawan (Bandung.merdeka.com, 2018)

Menurut penjelasan Elvera selaku Direktur Country Head of Corporate Affairs

Citibank, menyatakan bahwa program kewirausahaan seperti yang diikuti oleh SMKN

1 Bandung dapat memberikan landasan bisnis kepada peserta karena adanya

pembelajaran dan praktik langsung. Sehingga hal tersebut diharapkan oleh

penyelenggara dapat membantu praktik kewirausahaan siswa di masa mendatang

karena adanya pembekalan materi yang berisi literasi dan inklusi keuangan di

dalamnya (Bandung.merdeka.com, 2018).

1.1.2 Ekstrakurikuler Kewirausahaan SMKN 1 Bandung

Terdapat beberapa kegiatan siswa ekstrakurikuler di SMKN 1 Bandung, salah

satunya adalah ekstrakurikuler kewirausahaan. Ekstrakurikuler kewirausahaan di

SMKN 1 Bandung ini telah berdiri selama 10 tahun sejak tahun 2009. Ekstrakurikuler

kewirausahaan didirkan karena SMKN 1 Bandung memiliki motto “wirausaha adalah

pilihanku” (Smkn1bandung.com, 2013).

Adanya kegiatan ekstrakurikuler Kewirausahaan, siswa dapat meningkatkan

kemampuan berwirausaha. Sebab walaupun siswa telah mendapat materi

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

4

kewirausahaan dalam pembelajaran di kelas, namun perlu juga dipraktikkan dalam

kegiatan yang lebih nyata, yakni melalui kegiatan pada ekstrakurilkuler kewirausahaan.

Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa dapat belajar dari hal-hal kecil dalam praktik

berwirausaha.

Berdasarkan hasil wawancara dan survei awal yang peneliti lakukan, anggota

dari ekstrakurikuler kewirausahaan saat ini adalah 50 orang siswa. Seluruh anggota

terlibat secara aktif dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan.

Keanggotaan ekstrakurikuler kewirausahaan tidak terbatas pada jurusan tertentu saja,

tapi semua jurusan yang ada di SMKN 1 Bandung bisa bergabung dan terlibat secara

aktif menjadi anggota dan mengikuti kegiatan. Hal ini sesuai dengan visi yang

ditetapkan oleh SMKN 1 Bandung. Ekstrakurikuler kewirausahaan melatih anggotanya

dari segi mental untuk siap menjadi seorang wirausahawan, memiliki sikap jujur,

bertanggungjawab, tidak mudah putus asa, dan selalu semangat (Smkn1bandung.com,

2013).

Berdasarkan hasil wawancara dan survei awal yang dilakukan penelit, diketahui

bahwa kegiatan rutin yang dilakukan oleh ekstrakurikuler kewirausahaan adalah

dengan mengelola kantin siswa di SMKN 1 Bandung, yang kemudian disebut kantin

siswa (kantin siswa) yang dilakukan setiap hari. Visi dari ekstrakurikuler

kewirausahaan adalah “Tidak hanya untuk mencetak entrepreneur”. Selain mengelola

kantinsiswa, kegiatan lainnya yang dilakukan dalam ekstrakurikuler kewirausahaan

adalah sharing untuk berbagi ilmu, membuat produk-produk kewiraushaan, membuat

proposal business plan, praktik berjualan, menjual produk kreasi dari anggota,

melakukan apresiasi hasil produk anggota, evaluasi produk dan kegiatan, berpartisipasi

dalam perlombaan bisnis plan, serta terlibat dalam kegiatan seminar kewirausahaan.

Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan ini siswa peserta

ekstrakurikular kewirausahaan di SMKN 1 Bandung

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

5

1.2 Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian pada suatu negara ditentukan oleh inovasi dan

wirausaha. Wirausaha adalah serapan dari enterpreuner, dimana dengan wirausaha

dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran.

Indonesia sendiri menghadapi persoalan pengangguran yang nyata, dimana menurut

Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran Indonesia, dengan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 530.000 orang pada tahun 2016 (BPS, 2016).

Adanya pengangguran dapat memberi dampak yang serius bagi perekonomian

negara, dimana pengangguran dapat mengakibatkan depresi pada anak muda angkatan

kerja yang berujung pada meningkatnya tingkat kriminalitas, ataupun putus asa yang

dapat menjadi salah satu penyebab meningkatnya penggunaan narkoba. Tingginya

pengangguran juga menjadi faktor penyebab standar kehidupan yang rendah karena

tidak adanya pekerjaan mengakibatkan tidak cukupnya dana untuk memenuhi

kebutuhan hidup yang layak. Tingginya jumlah pengangguran membutuhkan

penyerapan tenaga kerja yang lebih baik, pengangguran berkurang pada saat tersedia

lapangan pekerjaan (Wingdes, 2018).

Adapun penyebab pengangguran menurut Widianto (2015) adalah karena

jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang dengan kesempatan kerja yang ada,

kualifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang

dibutuhkan, adanya pemutusan hubungan kerja, efektivitas informasi dan mekanisme

pasar kerja yang belum optimal, serta adanya krisis global yang berpengaruh terhadap

suatu negara.

Terlebih lagi, Indonesia kini menghadapi adanya bonus demografi, dimana

jumlah penduduk berusia produktif lebih besar daripada penduduk berusia non-

produktif. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyebutkan

bahwa pada 2030-2040, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi

yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

6

penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Pada

periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total

jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Agar Indonesia dapat

memetik manfaat maksimal dari bonus demografi, ketersediaan sumber daya manusia

usia produktif yang melimpah harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi

pendidikan dan keterampilan, termasuk kaitannya dalam menghadapi keterbukaan

pasar tenaga kerja (Bappenas, 2017). Oleh karena itu, dengan adanya kewirausahaan,

terutama di kalangan generasi muda dapat menjadi solusi atas persoalan pengangguran

yang dihadapi oleh Indonesia.

Namun demikian, jumlah lulusan SMK dari tahun ke tahun terus meningkat

namun peningkatan tersebut tidak diiringi oleh pertambahan jumlah lapangan

pekerjaan. Sebagian besar lulusan SMK bekerja sebagai pegawai dan sangat sedikit

yang menjadi pencipta lapangan kerja. Sebagian besar lulusan merasa tidak siap untuk

membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri atau menjadi wirausahawan.

Padahal, peranan para wirausahawan pada suatu negara yang sedang berkembang tidak

dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan (Mulyana, 2013).

McClelland dalam Ciputra (2008) menyatakan bahwa agar suatu negara bisa

menjadi makmur dibutuhkan minimum 2% jumlah wirausaha dari total jumlah

penduduknya. Amerika Serikat pada tahun 2007 telah memiliki 11,5% jumlah

wirausaha, Singapura telah memiliki 7,2% wirausaha sampai pada tahun 2005

sementara Indonesia diperkirakan hanya memiliki 0,18% wirausaha atau sekitar

440.000 orang dari yang seharusnya berjumlah 4,4 juta orang. Kewirausahaan

merupakan sikap, jiwa, semangat mulia pada seseorang yang inovatif, kreatif, serta

berupaya untuk kemajuan pribadi dan masyarakat (Wibowo, 2013). Sehingga karakter

kewirausahaan akan menjadi lebih baik apabila terdapat pada setiap orang, baik itu

guru, pegawai, ibu rumah tangga, atau bahkan siswa, tidak terbatas pada pengusaha

saja.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

7

Terdapat tiga dampak positif entrepreneur dalam menyelesaikan beberapa

permasalahan di negara berkembang. Pertama entrepreneur membuka jenis usaha baru

dalam perekonomian. Usaha-usaha yang dikembangkan menambah keberagaman

usaha di Indonesia. Kedua, menyediakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja.

Ketika entrepreneur membuka usaha, berarti membuka langkah untuk mengurangi

proporsi pengangguran dan pelamar kerja. Ketiga, meningkatkan output pendapatan

per kapita nasional. Peningkatan produktivitas akibat munculnya usaha-usaha baru

akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan pendapatan masyarakat

(Darwanto, 2012).

Menghadapi permasalahan pengangguran yang ada, dengan bonus demografi

yang diprediksi akan segera terjadi di Indonesia, serta adanya potensi pertambahan

siswa SMK yang diharapkan untuk dapat siap bekerja setelah lulus, maka pemerintah

kemudian melakukan berbagai gerakan kewirausahaan secara nasional, salah satunya

Gerakan Kewirausahaan Nasional 2013 yang digagas oleh Kementerian Koperasi dan

UKM untuk membina dan mendanai masyarakat yang berminat berwirausaha dan

mengembangkan bisnisnya. Dalam program tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM

(Kemenkop UKM) menyatakan, program prioritas pembiayaan tahun anggaran 2018-

2019 adalah permodalan usaha bagi wirausaha pemula (startup capital). Target tahun

ini, pendanaan ini dapat diberikan pada 1.831 pengusaha pemula dengan nilai Rp 26,1

miliar (Kontan.co.id, 2018). Dalam program ini, persyaratan wirausaha pemula yang

ditetapkan adalah secara individu memiliki rintisan usaha produktif (minimal usahanya

sudah berjalan enam bulan dan maksimal tiga tahun). Persyaratan lainnya, belum

pernah menerima bantuan sejenis dari Kemenkop dan UKM, maksimal usia 45 tahun,

pendidikan minimal SLTP/sederajat, memiliki KTP yang berlaku, ada legalitas usaha

(ijin usaha mikro kecil) surat keterangan dari kelurahan, pernah mengikuti pembekalan

kewirausahaan dengan ditunjukkan sertifikat maksimal dua tahun sebelum tahun

anggaran berjalan. Adapun total nilai bantuan yang telah disalurkan kepada wirausaha

pemula pada 2016 telah mencapai Rp 88,4 miliar (Cooperative, 2017)

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

8

Sementara itu Kementerian Perindustrian memberi pembekalan kepada calon

pengusaha baru dengan sejumlah keterampilan dasar. Para calon pengusaha baru

tersebut dibekali dengan fasilitasi pelatihan bimbingan teknis wirausaha baru. Mereka

yang dibekali di dalam berbagai sektor misalnya makanan, minuman, kerajinan,

fashion, elektronik, hingga perbengkelan kendaraan bermotor, seperti pengelasan

(Kompas.com, 2018).

Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui deputi bidang pengembangan

pemuda juga memiliki kegiatan pelatihan kewirausahaan di daerah, yang dilakukan

sejak tahun 2016. Hal tersebut mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan

Pemuda, serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan. Dimana kegiatan

Kementerian Pemuda dan Olahraga bertujuan untuk mengembangkan minat, motivasi,

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pemuda untuk terjun ke dunia wirausaha

(Kementerian Pemuda dan Olahraga, 2019)

Disamping itu, dalam laporan Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi

Bappenas (2019) tentang kebijakan pengembangan kewirausahaan, disebutkan bahwa

indeks kemudahan berusaha (ease of doing business index) di Indonesia menunjukkan

peningkatan yang pesat dalam 5 tahun terakhir sejak 2014 hingga 2018. Hal tersebut

menunjukkan masyarakat di Indonesia semakin mudah untuk melakukan sebuah usaha

atau menjadi wirausaha.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

9

Sumber: Bappenas, 2019

Gambar 1.2 Indeks Kemudahan melakukan usaha di Indonesia

Pengembangan kewirausahaan pemuda merupakan tugas Pemerintah,

pemerintah daerah, masyarakat dan atau organisasi kepemudaan dalamrangka

meningkatkan peran pemuda untuk aktif meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pelatihan kewirausahaan pemuda merupakan amanat dari pasal 27 Undang-undang

Nomor 40 tahun 2009 tentang Pengembangan Kewirausahaan Pemuda yang bertujuan

untuk mengembangkan potensi keterampilan pemuda dan kemandirian berusaha.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pemerintah melalui berbagai program

telah mendukung kegiatan berwirausaha, terutama bagi anak-anak muda di Indonesia.

Hal tersebut dapat terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan berbagai kementerian

seperti Kementerian Koperasi dan UKM, lalu Kementerian Perindustrian, dan

Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Tabel 1.1 Program Pemerintah untuk Mendukung Menjadi Entrepreneur

No Program Kegiatan Kementerian

1. Gerakan Kewirausahaan

Nasional

Bantuan permodalan bagi

masyarakat minimal Pendidikan

SLTP

Kementerian Koperasi dan

UKM

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

10

2. Pembekalan

keterampilan

Pelatihan bimbingan teknis Kementerian Perindustrian

3. Pelatihan kewirausahaan Pelatihan kewirausahaan di

daerah-daerah

Kementerian Pemudan dan

Olahraga

4. Kurikulum bermuatan

kewiraushaaan

Pembelajaran dan praktik

kewirausahaan di sekolah

Kementerian Pendidikan dan

kebudayaan

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM (2019), Kemenperin (2019), Kemenpora

(2019), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2019)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun tidak tinggal diam dalam proses

pembinaan dan pengembangan kewirausahaan tersebut. Kemendikbud telah

merancang berbagai program dan kurikulum pengajaran yang mengarahkan

pembangunan karakter wirausaha para siswa sekolah menengah dan para mahasiswa

perguruan tinggi. Program tersebut menekankan pendidikan yang lebih demand

oriented, membekali para peserta didik dengan karakter kewirausahaan

(entrepreneurship) dan melibatkan dunia usaha (Kemendikbud, 2015).

Menurut Joko Sutrisno dalam Wibowo (2011) pendidikan yang berwawasan

kewirausahaan, adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi

ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui

kurikulum yang terintegrasi yang dikembangkan di sekolah.

Namun demikian, Berdasarkan data yang dipublikasikan GEDI (Global

Entrepreneurship and Development Institute) dalam Global Entrepreneur Index 2019,

tercatat Indonesia berada di urutan 94 dari 137 negara dunia. Indeks ini merupakan

ukuran dari ekosistem kewirausahaan suatu negara, yang diukur dari motivasi,

kompetensi, penerimaan risiko, dukungan kultural, permodalan, dan inovasi

(thegedi.org, 2019). Sehingga rendahnya indeks Entrepreneur Indonesia di antara

negara-negara dunia adalah cerminan dari rendahnya motivasi, kompetensi,

penerimaan risiko, dukungan kultural, permodalan, dan inovasi yang membuat minat

berwirausaha di Indonesia rendah.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

11

Tabel 1.2 Global Entrepreuner Index Negara ASEAN 2018

Negara

Global Entrepreuner

Index

Ranking Dunia (dari

137 negara)

Singapore 52,7 27

Brunei Darrusalam 34,3 53

Malaysia 32,7 58

Thailand 27,4 71

Filipina 24,1 84

Vietnam 23,2 87

Indonesia 20,7 94

Laos 17,8 112

Myanmar 13,6 127

Sumber: thegedi, 2019

Bahkan posisi Indonesia pada 2018 berada di bawah Singapura, Brunei,

Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Di samping itu, pada 2018 Indonesia

termasuk dalam negara dengan penurunan indeks kewirausahaan terbesar di dunia, dari

yang sebelumnya memiliki indeks 21,1 pada tahun 2017 turun menjadi 20,7 pada tahun

2018 (thegedi.org, 2019). Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas kewirausahaan

Indonesia selain berada di urutan bawah dunia, juga mengalami kualitas yang menurun.

Menurut Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud) Bakhrum menjelaskan pada 2018 bahwa minat siswa SMK untuk

terjun ke dunia usaha sebagai seorang enterpreuner dinilai masih rendah (Rilis.id,

2018). Hal tersebut juga dijelaskan oleh beberapa penelitian lain mengenai minat

berwirausaha yang rendah di kalangan siswa SMK. Penelitian yang dilakukan

Windyasari (2015) menyebutkan bahwa rendahnya minat siswa SMK disebabkan

karena siswa SMK kurangnya keinginan untuk bekerja keras, tidak menyukai

tantangan, keluarga yang tidak mendukung menjadi seorang wirausaha. Disamping itu

untuk wilayah Provinsi Jawa Barat sendiri telah diadakan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (BMK) Diklat Produktif Kreatif, Kewirausahaan dan Teaching Factory

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

12

bagi guru program revitalisasi SMK pada 2018 (Kemedikbud.go.id, 2018). pada tahun

2019 juga diadakan program kewirausahaan yang melibatkan guru SMK dalam bentuk

pelatihan dengan konsep kegiatan Training of Trainers (ToT). kegiatan tersebut diikuit

oleh para guru kewirausahaan dari 13 SMK di Jawa Barat. Tujuan dari pelatihan

tersebut adalah untuk mempersiapkan guru kewirauashaan dalam melakukan kegiatan

mentoring kepada para siswa SMK (kaneelacrust.com, 2019).

Rifai (2016) menyebutkan bahwa siswa SMK setelah lulus lebih tertarik

menjadi pegawai daripada memulai usaha sebagai wirausaha. Menurut Wulandari

(2013) rendahnya minat siswa juga disebabkan karena kurangnya keyakinan siswa

pada kemampuannya untuk menjadi seorang wirausaha, sehingga menimbulkan

keragu-raguan dan merasa takut gagal saat menemui rintangan, hal tersebut juga karena

siswa tidak berani untuk mengambil resiko.

Penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa seorang wirausaha

dapat dilatih dan bukan dilahirkan atau faktor genetik (Boulton, 2005; Mellor, 2009).

Kegiatan wirausaha pada dasarnya adalah lahir dari dimulainya niat atau

entreprenurial intention (Katonen, 2013). Selain itu Darwanto (2012) menyebutkan

bahwa pada umumnya minat berwirausaha di Indonesia juga didorong dari faktor

ekonomi keluarga, dan cenderung menghadapi permasalahan permodalan dalam

mengoperasikan usahanya.

Intention atau niat merupakan satu faktor yang diteliti secara mendalam pada

penelitian-penelitian sebelumnya. Intention menjadi penyebab utama dalam

menjelaskan minat untuk berwirausaha. Theory of planned behavior memberikan

kerangka kerja teoritis yang sangat berguna untuk memprediksi niat wirausaha karena

konsep niat berkaitan dengan kemauan seorang individu atau usaha mereka untuk

melakukan sesuatu dengan cara tertentu.

Pada dasarnya Theory of planned behavior dibentuk oleh 3 konstruk, yaitu

attitude toward behavior, subjective norms dan perceived behavioral control.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

13

Penelitian ini penting untuk dilakukan mengingat bahwa Indonesia pada masa

mendatang menghadapi bonus demografi. Sementara itu, permasalahan pengangguran

tetap menjadi persoalan serius di Indonesia karena jumlah angkatan kerja yang ada

tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Sedangkan

Pendidikan vokasi seperti SMK adalah pendidikan yang menyiapkan siswanya untuk

siap menghadapi dunia kerja. Dengan adanya beberapa program dari pemerintah bagi

SMK untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru, dan dapat membuka lapangan

kerja baru, maka diharapkan lulusan SMK akan memiliki minat yang tinggi untuk

berwirausaha berdasarkan ketertarikannya terhadap wirausaha, pengaruh

lingkungannya, dan bekal kompetensinya yang tercermin dalam attitude toward

behavior, subjective norms dan perceived behavioral control.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui niat

berwirausaha pada siswa SMK setelah lulus sekolah, oleh sebab itu judul penelitian ini

adalah “Analisis Minat Beriwirausaha pada siswa Peserta Ekstrakurikular

Kewirausahaan di SMKN 1 Bandung dengan Theory of planned behavior”

1.3 Rumusan Masalah

Indonesia akan dihadapkan pada bonus demografi, dimana penduduk usia

produktif memiliki jumlah yang lebih besar daripada jumlah penduduk usia non

produktif. Namun demikian permasalahan pengangguran tetap menjadi persoalan

serius di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena jumlah angkatan kerja yang ada tidak

sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Oleh karena itu, peran

enterpreuner menjadi strategis sebagai solusi atas permasalahan dan peluang yang ada.

Pendidikan vokasi seperti SMK adalah pendidikan yang menyiapkan siswanya

untuk siap menghadapi dunia kerja. Dengan adanya beberapa program dari pemerintah

bagi SMK untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru, dan dapat membuka

lapangan kerja baru, maka diharapkan lulusan SMK akan memiliki minat yang tinggi

untuk berwirausaha.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

14

Model Theory of planned behavior merupakan salah satu model untuk

memprediksi bagaimana proses intention atau pembentukan minat terjadi. Dalam

penelitian ini, model Theory of planned behavior akan digunakan sebagai kerangka

analisis dari pembentukan proses minat berwirausaha pada siswa SMK.

1.4 Pertanyaan Masalah

1. Bagaimana gambaran attitude towards behavior, subjective norms, behavioral

control, dan minat berwirausaha pada Siswa Peserta Ekstrakurikular

Kewirausahaan di SMKN 1 Bandung yang tergabung dalam kegiatan

ekstrakurikuler kewirausahaan?

2. Bagaimana pengaruh attitude towards behavior terhadap minat berwirausaha

pada Siswa Peserta Ekstrakurikular Kewirausahaan di SMKN 1 Bandung yang

tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan?

3. Bagaimana pengaruh subjective norms terhadap minat berwirausaha pada

Siswa Peserta Ekstrakurikular Kewirausahaan di SMKN 1 Bandung yang

tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan?

4. Bagaimana pengaruh behavioral control terhadap minat berwirausaha pada

Siswa Peserta Ekstrakurikular Kewirausahaan di SMKN 1 Bandung yang

tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan?

5. Bagaimana pengaruh attitude towards behavior, subjective norms, behavioral

control secara simultan atau bersama-sama terhadap minat berwirausaha pada

Siswa Peserta Ekstrakurikular Kewirausahaan di SMKN 1 Bandung yang

tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran attitude towards behavior, subjective norms,

behavioral control, dan minat berwirausaha pada Siswa Peserta Ekstrakurikular

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

15

Kewirausahaan di SMKN 1 Bandung yang tergabung dalam kegiatan

ekstrakurikuler kewirausahaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh attitude towards behavior terhadap minat

berwirausaha pada Siswa Peserta Ekstrakurikular Kewirausahaan di SMKN 1

Bandung yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan.

3. Untuk mengetahui pengaruh subjective norms terhadap minat berwirausaha

pada Siswa Peserta Ekstrakurikular Kewirausahaan di SMKN 1 Bandung yang

tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan.

4. Untuk mengetahui pengaruh behavioral control terhadap minat berwirausaha

pada Siswa Peserta Ekstrakurikular Kewirausahaan di SMKN 1 Bandung yang

tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan.

5. Bagaimana pengaruh attitude towards behavior, subjective norms, behavioral

control secara simultan atau bersama-sama terhadap minat berwirausaha pada

Siswa Peserta Ekstrakurikular Kewirausahaan di SMKN 1 Bandung yang

tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

1. Mampu menambah wawasan tentang ilmu dan teori pada bidang

entrepreneurship yang berkaitan dengan siswa SMK.

2. Beguna sebagai pengayaan referensi bagi penelitian selanjutnya yang

beminat untuk mempelajari Theory of planned behavior dan

entrepreneurship siswa SMK.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Bagi SMKN 1 Bandung: sebagai masukan agar dapat memberikan suatu

temuan penelitian yang bermanfaat dalam pengembangan minat

berwirausaha kepada siswa.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 ... · Beberapa jurusan tersebut dalam kurikulum pengajaran dibekali dengan materi dan praktik kewirausahaan. Bahkan secara khusus

16

2. Bagi siswa SMKN 1 Bandung: sebagai bahan rujukan/referensi untuk

memotivasi dalam melakukan atau memulai berwirausaha agar dapat

bersaing dengan entrepreneur lainnya di kota Bandung.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang minat berwirausaha pada Siswa Peserta

Ekstrakurikular Kewirausahaan di SMKN 1 Bandung dengan menggunakan analisis

model dari Theory of planned behavior. Penelitian ini menggunakan objek penelitian

yaitu siswa SMKN 1 Bandung.

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

1 Bab I : Dalam bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SMKN 1

Bandung, dan latar belakang tentang kewirausahaan di Indonesia. Disamping itu

dalam bab ini juga dijelaskan tentang perumusan masalah dan kegunana penelitian.

2 Bab II : Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai rangkuman teori yang terdiri

dari teori yang berhubungan dengan kewirausahaan, serta Theory of planned

behavior.

3 Bab III :Dalam bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang terdiri dari

jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel,

pengumpulan data, jenis data, dan teknik analisis data dan pengujian hipotesis.

4 Bab IV : Bab ini merupakan bab yang menjelaskan tentang pembahasan dari

hasil penelitian. Bab ini terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan hasil

penelitian.

5 Bab V : Bab ini adalah bab yang menerangkan tentang kesimpulan dari hasil

penelitian, dan saran dari peneliti kepada SMKN 1 Bandung.