HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/wilma.pdf ·...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/wilma.pdf ·...
1
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN KADAR ADIPONEKTIN PENDERITA
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KOTA MANADO Wilma Florensia*, Nova H. Kapantow*, Nancy S.H. Malonda*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK Diabetes Melitus (DM) adalah kondisi kronis yang berkaitan dengan kadar gula (glukosa) tinggi dan abnormal
dalam darah dan urin. Ketiadaan, ketidakcukupan atau resistansi autoimun insulin hormon pankreatik bisa
menyebabkan diabetes.DM merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein.Hal ini berarti asupan energi berkaitan erat dengan penyakit DM.Adiponektin adalah salah
satu protein spesifik yang disekresikan jaringan lemak dengan peran pada homeostatis glukosa dan
lemak.Adiponektin dapat berupa sensitizer insulin endogen dengan antidiabetes kuat,anti-aterogenik, dan
antiinflamasi.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara asupan energi dengan
kadaradiponektin penderita DM tipe 2 di kota Manado.
Penelitian ini menggunakan metodeobservasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang
dilaksanakan pada bulan April - Oktober tahun 2014 di kota Manado dengan total responden sebesar 30 orang
penderita DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan kuesioner, formulir FFQ, food model, alat/bahan pemeriksaan
adiponektin darah, program SPSS , dan program nutrisurvey sebagai instrumen penelitian. Pengolahan data
dengan uji Spearmandengan α= 0,05.
Asupan Energi responden tertinggi adalah asupan yang kurang yaitu 80% dari total 30 penderita DM tipe 2,
selanjutnya untuk asupan yang cukup hanya sebanyak 20%.Kadar adiponektin kadar adiponektin dengan
distribusi terbesar ada dengan kategori rendah, yaitu 96,7%. Kadar Adiponektin yang normal ada sebanyak
3,3% dari total 30 orang penderita DM tipe 2, sementara tidak ditemukan 1 orang pun responden dengan kadar
Adiponektintinggi.
Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan lemak dengan kadar adiponektin (p=
0,160) pada penderita DM tipe 2 di kota Manado.Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara asupan energi
dengan kadar adiponektin penderita DM tipe 2 di kota Manado. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
kadar adiponektin pada penderita DM tipe 2 yang berhubungan dengan faktor-faktor lain.
Kata Kunci :AsupanEnergi, Kadar Adiponektin, DM tipe 2
ABSTRACT
Diabetes mellitus(DM) is a chronic condition associated with high levels of sugar(glucose) and abnormally high
in blood and urine. The absence, insufficiency orresistance auto immunepancreatic hormone insulin can cause
diabetes. Disorder characterized by impaired metabolism of carbohydrates, fats, andproteins. This means that
energy intake is closely related to DM. Adiponectin is one of the specific protein that issecreted by fat tissue on
the role of glucose homeostasis and fat. Adiponectin may bean endogenous insulin sensitizer with strong
antidiabetic, anti-atherogenic, andanti-inflammatory. The purposeofthis study wasto analyzethe
relationshipbetweenenergy intakewithadiponectin levelsinpatients withtype 2 diabetesManado.
This study uses an observation alanalytic cross sectional approach that was conducted in April-October2014 in
the city of Manado with total respondents of 30 people with diabetes mellitus type2. This study used
questionnaires, forms FFQ, foodmodels, tools/materials examination of blood adiponectin,SPSS, and programs
nutrisurveyas research instruments. Processing data by Spearman's testwithα=0.05.
Energy intake is the highest respondents intake is less that 80% of the total of 30patients with type 2 diabetes
mellitus, subse quentto intakes ufficient only as much as 20% .Adiponectin levels with the largest distribution
exists with the low category, namely 96.7%. Adiponectin levels were norma lthere areas many as 3.3% of a total
of 30people with type 2 diabetes, whilenot foundone single person respondents with higher levels of high
adiponectin levels. This test showed that there is no correlation between the intake of fat with adiponectin
levels(p =0.160) in patients with type 2 diabetes mellitus in Manado.
There is no correlation between energy intake with adiponectin levels in patients with type 2 diabetes Manado.
Need to do more research on adiponectin levels in patients with type 2 diabetes associated with other factors.
Keyword: Energy Intake, Adiponectin Levels, DM type 2
2
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) adalah kondisi kronis
yang berkaitan dengan kadar gula (glukosa)
tinggi dan abnormal dalam darah dan urin.
Ketiadaan, ketidakcukupan atau resistansi
autoimun insulin hormon pankreatik bisa
menyebabkan diabetes (Shiel, 2010).DM
merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein. Hal ini berarti asupan energi berkaitan
erat dengan penyakit DM. Secara umum rata-rata
konsumsi karbohidrat penduduk Indonesia 255
gram/hari atau 6,10% dari total konsumsi energi.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
menganjurkan konsumsi karbohidrat 50-60% dari
total konsumsi energi, hal ini berarti konsumsi
karbohidrat penduduk Indonesia sedikit lebih dari
anjuran PUGS tersebut. Kontribusi terendah di
DKI Jakarta (56,4%), tertinggi di NTT (76,9%)
sedangkan di Sulawesi Utara termasuk tinggi
yaitu (66,1%). Secara nasional rata-rata konsumsi
lemak penduduk Indonesia adalah 47,2 gr
(25,6%) dari total konsumsi energi. Ini berarti
konsumsi energi dari lemak pada penduduk
Indonesia lebih dari 25% dari total konsumsi
energi (lebih dari anjuran PUGS). Konsumsi
lemak terendah terdapat di Nusa Tenggara Timur
(12,7%) dan tertinggi di DKI Jakarta (30,0%)
sedangkan di Sulawesi Utara (19,5%)
(Kemenkes, 2010).Data Riskesdas 2013
menunjukkan bahwa provinsi Sulawesi Utara
merupakan provinsi ke-9 (sembilan) terbanyak
yang mengkonsumsi makanan berlemak dan
provinsi yang paling tinggi penderita
obesitas(Kemenkes,2013).Adiponektin adalah
salah satu protein spesifik yang disekresikan
jaringan lemak dengan peran pada homeostatis
glukosa dan lemak.Adiponektin dapat berupa
sensitizer insulin endogen dengan antidiabetes
kuat,anti-aterogenik, dan anti inflamasi.
Adiponektin juga memiliki tindakan protektif
terhadap kerusakan hati dan jantung.Konsentrasi
tinggi dari adiponektin dikaitkan dengan secara
substansial mengurangi risiko relatif diabetes tipe
2 setelah penyesuaian untuk usia, jenis kelamin,
rasio pinggang-pinggul, indeks massa tubuh,
merokok, olahraga, konsumsi alkohol,
pendidikan, dan glikosilasi hemoglobin. Jadi
Kesimpulannya adalah adiponektin secara
independen terkait dengan penurunan risiko
diabetes tipe 2 pada individu yang tampak sehat
(Spranger dkk,2003). Studi hiperinsulin glikemik
menunjukkan bahwa kadar plasma adiponektin
yang positif terkait dengan pembuangan insulin,
namun berbanding terbalik dengan basal dan
produksi glukosa hepatik insulin. Hal ini
menunjukkan peran potensial adiponektin
sebagai senstizer endogen insulin pada manusia
(Xu,dkk2007). Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melihat hubungan antara asupan
energi dengan kadar adiponektin pada penderita
Diabetes Melitus tipe 2.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian observasional
analitik dengan rancangan cross sectional, untuk
3
menganalisis hubungan antara asupan energi
dengan kadar adiponektinpenderita DM tipe 2,
dilaksanakan pada bulan April – Oktober tahun
2014 di kota Manado dengan jumlah sampel
adalah 30 orang. Adapun responden yang
diambil untuk memenuhi kriteria inklusi, yaitu
penderita DM tipe 2 di kota Manado yang
terdiagnosis dokter, bersedia menjadi subjek
dengan menandatangi informed consent.
Selanjutnya kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah penderita yang sedang hamil dan cuci
darah. Penelitian ini menggunakan kuesioner,
formulir FFQ, food model, alat/bahan
pemeriksaan adiponektin darah, program SPSS,
dan program nutrisurvey sebagai instrumen
penelitian. Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dalam dua macam analisis, yaitu
analisis univariat mengenai karakteristik
responden dan variabel penelitian dan analisis
bivariat mengetahui hubungan asupan energi
dengan kadar adiponektin penderita DM tipe 2 di
kota Manado, menggunakan uji Spearman
dengan α= 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan
jenis kelamin, jenis kelamin perempuan
mendominasi penelitian ini dibandingkan laki-
laki, yaitu 66,7%. Berdasarkan umur, responden
dengan rentang umur 56-65 tahun memiliki
distribusi terbanyak yaitu 46,7%.Responden yang
bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga memiliki
distribusi terbesar yaitu 36,7% sedangkan
responden yang bekerja sebagai Buruh memiliki
distribusi terendah, yaitu hanya 3,3% dari total 30
orang penderita DM tipe 2 yang dijadikan
responden. Responden yang berlatarbelakang
pendidikan tamat SMA paling banyak dalam
penelitian ini, yaitu 43,3%, sedangkan
latarbelakang pendidikan responden yang paling
sedikit adalah SD dan SMP yang masing-masing
sebesar 13,3%. Distribusi asupan energi
responden tertinggi adalah asupan yang kurang
yaitu 80% dari total 30 penderita DM tipe 2,
selanjutnya untuk asupan yang cukup hanya
sebanyak 20%, secara lebih jelas dapat dapat
dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Distribusi Asupan Energi Responden
Penelitian
Asupan Energi n %
Kurang 24 80
Cukup 6 20
Lebih 0 0
Total 30 100
Kadar Adiponektin dengan distribusi
terbesar ada dengan kategori rendah, yaitu
96,7%. Kadar Adiponektin yang normal ada
sebanyak 3,3% dari total 30 orang penderita DM
tipe 2.
Tabel 2. Distribusi Kadar Adiponektin
Responden Penelitian
Kadar Adiponektin n %
Rendah 29 96,7
Normal 1 3,3
Total 30 100
Berdasarkan hasil uji Spearman terlihat nilai
psebesar 0,160 (>0,05). Hal ini berarti bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
4
asupan energidengan kadar adiponektin penderita
DM tipe 2 di kota Manado. Tabel analisis
mengenai hubungan antara asupan energi dengan
kadar adiponektin penderita DM tipe 2 di kota
Manado diperlihatkan Tabel 3
Tabel 3. Hubungan antara Kadar Adiponektin
dan asupan energi pada penderita DM
tipe 2 di Kota Manado
Asupan
Energi
Kadar
Adiponektin
Asupan
Energi
Koefisien
korelasi
Sig. (2-
tailed)
1.000
-
.263
.160
n 30 30
Koefisien
korelasi
.263 1.000
Kadar
Adiponek
tin
Sig. (2-
tailed)
.160 .
*Uji Spearman
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
Yannakoulia dkk (2003) yang tidak menemukan
hubungan signifikan antara asupan makronutrien
terhadap konsentrasi kadar adiponektin dalam
analisis cross sectionaldari 114 siswa setelah
pengujian multivariable dan penelitian Ardvisson
dkk (2004) yaitu tidak ada perbedaan signifikan
dalam konsentrasi adiponektin pada wanita
gemuk yang mengkonsumsi bahan makanan
hipokalori, karbohidrat dan tinggi lemak, dan
mereka yang mengkonsumsi makanan tinggi
karbohidrat selama 10 minggu, penelitian ini
menyatakan bahwa adiponektin tidak terpengaruh
oleh pengurangan asupan energi. pasokan energi
bukan komposisi makronutrien yang penting
untuk mengatur sekresi fungsi protein dan
ekspresi gen dari jaringan adipose manusia.
KESIMPULAN
Asupan Energi responden tertinggi adalah asupan
yang kurang yaitu 80% dari total 30 penderita
DM tipe 2, selanjutnya untuk asupan yang cukup
hanya sebanyak 20%. Kadar adiponektin kadar
adiponektin dengan distribusi terbesar ada
dengan kategori rendah, yaitu 96,7%. Kadar
Adiponektin yang normal ada sebanyak 3,3%
dari total 30 orang penderita DM tipe 2,
sementara tidak ditemukan 1 orang pun
responden dengan kadar Adiponektintinggi.Tidak
terdapat hubungan antara asupan energi dan
kadar adiponektin pada penderita DM tipe 2 di
kota manado
SARAN
Disarankan pada penderita DM tipe 2 di Kota
Manado agar dapat memperhatikan asupan
makanan sehari-hari sesuai dengan diet yang
ditetapkan.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang kadar adiponektin pada penderita DM
tipe 2 dengan faktor lain.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Arvidsson E, Viguerie N, Andersson I, Verdich
C, Langin D, Arner P.(2004). Effects of
5
different hypocaloric diets on protein
secretion from adipose tissue of obese
women. Diabetes;53:1966 –71.Available
from:
<http://m.diabetes.diabetesjournals.org/con
tent/53/8/1966.short>[Accessed 13Oktober
2014].
Arisman MB. (2010). Gizi dalam daur
kehidupan.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Barasi, M.E. (2009).At a Glance Ilmu Gizi,
Jakarta: Erlangga.
Bustan. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular.Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
(2008).Pedoman Pengendalian Diabetes
Melitus dan Penyakit Metabolik.Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Gibney, M., Margetts, B., Kearney, J., danArab,
L. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC.
Hotta K., Funahashi T. & Arita Y. (2000).
Plasma concentration of a novel adiposa
specific protein adiponectin in type 2
diabetic patients.Arterioscler Thromb Vasc
Biol, 20 :1595-1599.Available From:
<ttp//www.atvbaha.org>[Accessed
13Oktober 2014].
Irawan D. (2010)Prevalensi dan Faktor Risiko
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di
Daerah Urban Indonesia (Analisa Data
Sekunder Riskesdas 2007). Thesis
Universitas Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2014
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
(2013). Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.2011Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) (2010). Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Kondo H, Shimomura l, Matsukawa Y,Kumada
M, Takahashi M,Matsuda M,Ouchi N,
Kihara S,Kawamoto T, Sumitsuji
S,Funahashi T, and Yuji Matsuzawa Y.
(2002) Association of Adiponectin
Mutation WithType 2 DiabetesA
Candidate Gene for the Insulin
Resistance Syndrome. DIABETES, VOL.
51, JULY 2002.Available
from:<http://diabetes.diabetesjournals.or
g/content/51/7/2325.full.pdf+html>
Lee R. (2010). Energy Balance and Body
Weight.Central Michigan University.
Wadsworth Cencage Learning
Li S, Shin J.H, Ding E.L, Dam
V.M.R.(2009).Adiponectin Levels and
6
Risk of Type 2 Diabetes.A Systematic
Review and Meta-analysis.JAMA, July 8,
2009—Vol 302, No. 2. Available from:
http://jama.jamanetwork.com/on
02/25/2013
Mantoroz C,Williams C, Manson J E, Meigs J B,
& Hu B.F .(2006).Adherence to the
Mediterranean dietary pattern is positively
associated with plasma adiponectin
concentrations in diabetic women. Printed
in USA. © 2006 American Society for
NutritionDownloaded 1–3.Am J Clin Nutr
2006;84:328 –35. Available from:
<http://www.ajcn.org by on June 10,
2008>
Marieke B., Robert J. & Jacob C. (2006).
Associations of Adiponectin Levels With
IncidentImpaired Glucose Metabolism and
Type 2 Diabetes. (Article). Diabetes Care,
29 (11) :2498 – 2503.Available from:
<http://m.care.diabetesjournals.org/content
/29/22/2498.short>[Accessed 13Oktober
2014].
Matsubara M., Minokoshi Y. & Arita Y. (2001).
Inverse relationship between
plasmaadiponectin and leptin
concentrations in normal weight and obese
women.Eur JEndocrinol, 147 : 173 -
180.Available from: <http://m.eje.-
online.org/content/147/2/173.short>[Acces
sed 13Oktober 2014].
Mcwright B. (2008). Panduan Bagi Penderita
Diabetes.Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Munandar H A. (2012). Hubungan Antar
Obesitas Sentral dengan Kadar
Adiponektin, (online),
(http://ipd.fk.undip.ac.id/publikasi/tesis
penelitian/22-endokrin-metabolik/92-
hubungan-antar-obesitas-sentral-dengan -
kadar-adiponektin [Accesed 27 April
2014).
Nasir A. (2011). Metodologi Penelitian
Kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika.
Okammoto. Y, Shinji. K, Tohru. F, Yuji. M and
Peter Libby.(2006).Adiponectin: a key
adipocytokine in metabolic syndrome.
Clinical Science 110, 267–278 (Printed in
Great Britain) doi:10.1042/CS20050182
267Available from: <http://www.
clinsci.org/cs/
110/cs1100267.htm>[Accessed 13Oktober
2014].
Pemerintah Kota Manado, 2012.Letak Geografis
(Online),
(http://www.manadokota.go.id/page-101-
geografis.html,diakses 7 Oktober 2014).
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, 2008.Profil
Kesehatan Sulut.
(http://www.profilsulut.go.id/page-105-
profil.html, diakses 7 Oktober 2014)
7
Pischon T, Girman C, Rifai N, Hotamisligil G,
Rimm E. (2014). Association between
dietary factors and plasma adiponectin
concentrations in men. Am J Clin Nutr
2005;81:780–6 Available from: <http//
m.acjn.nutrition.org/cotent/81/4/780.long
>[Accessed 13Oktober 2014].
Renaldi O. (2009). Peran Adiponektin terhadap
Kejadian Resistensi Insulin pada Sindrom
Metabolik.Medical Review Vol. 22.No 1
Edisi Juni-Agustus.
Schulze M, Schulz M, Hediemann C,
Schienkiewitz A, Hoffman K (2007).
Carbohydrate intake and incidence of type
2 diabetes in the Eueopean prospective
investigation into cancer and nutrition
(EPIC) Postdam study.Department of
Epidemiology, German Institute of Human
Nutrition Potsdam-Rehbruecke, Arthur-
Scheunert-Allee 114-116,14558 Nuthetal,
Germany (Received 15 May 2007 –
Revised 14 September 2007 – Accepted 17
September 2007 – First published online 8
November 2007)
Sherwood L.( 2013). Fisiologi Manusia Dari Sel
ke Sistem.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran
Shiel W C. (2010). Kamus Kedokteran Webster’s
New World 3rd . Jakarta: PT Gramedia.
Spranger. J, Kroker. A, Moghlin. M, Breggman.
M, Ristouw. M, Boeing. H,Pfeiffer AFF.
(2003).Adiponectin and protection against
type 2 diabetes melitus.Lancet 23 jan
18;361(9535) 226-8 Available from: <http:
www.sciencedirect.com/science/article/pii/
S0140673603122556>[Accessed
13Oktober 2014].
Suastika K, Soewonde, Pradana, Subekti, Imam.
(2009). Hubungan Antara Kadar
Adiponektin Plasma dan Resistensi Insulin
pada Penduduk Asli esa Tenganan
Pegringsingan-Karangasem,(online), (ojs
unud. ac. id/ index. php/
jim/article/download/.../2927) [accesed 27
april 2014]
Tohruu. F.MD.PhD and Yuji M. MD PhD.
(2006) .Hypoadiponectinemia a common
basis for disease associated with over
nutriton. : volume 8 issue 5 pp 433-
438Available from: <http://
pressendocrine.Org/ doi/ abs/
10.1210/jcem.86.5.7463>[Accessed
13Oktober 2014].
Wannamethee. SG, Tchernova. J, Whincup P,
Lowe GD, Rumley A, Brown K, Cherry L,
Sattar N. (2007). Associatons of
Adiponectin with Metabolic and Vascular
Risk Parameter in The British Regional
Heart Study Reveal Stronger Links to
Insulin Resistance-Related than to
Coronary Heart Disease Risk-Related
Parameters. International Journal of
Obesity Vol.31, 1089-1098. (online), (http
:// www. nature. com/ ijo/ journal/ v31/ n7/
8
pdf/0803544a.pdf, diakses 14 oktober
2014)
Waspadji S, Sukardji K, Octarina M.
(2007).Pedoman Diet Diabetes Melitus
Sebagai Panduan bagi dietisen/ahli gizi,
dokter, mahasiswa dan petugas kesehatan
lain. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Weyer C., Funahashi T. & Tanaka S. (2001).
Hypoadiponectimia in obesity and type
2diabetes: close association with insulin
resistance and hyperinsulinemia.J
ClinEndocrinol Metab, 86 : 1930 -
1935.Available from:
<http://link.springer.com/article/10.1007/s
11883-006-0042-8>[Accessed 13Oktober
2014].
Xu, A., Wang, Y & Lam, K. S. L.
(2007).Adiponectin.Dalam: Fantuzzi . G
&Mazzone ,T. Nutrition and Health:
Adipose Tissue and Adipokines in Health
and Disease. New Jersey: Humana Press
Yannakoulia M, Yiannakouris N, Bluher S,
Matalas AL, Klimis-ZacasD, Mantzoros
CS. (2003). Body fat mass and
macronutrient intake in relation to
circulating soluble leptin receptor, free
leptin index, adiponectin, and resistin
concentrations in healthy humans.J Clin
Endocrinol Metab88:1730–
6.Availablefrom: http:// press. endocrine.
org/doi/abs/ 10. 1210/jc.2002-
021604/[Accessed13Oktober 2014].