Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

41
HUBUNGAN ANTAR PRIBADI Disusun untuk memenuhi tugas Psikologi Sosial Tahun ajaran 2012 Disusun oleh : Cindy Yulia 46112010080 Putri Apriliani 46112010081 Vina Cahyati 46112010061 Tiara Rananda Masloman 46112010072 Dosen : Laila Meiliyandrie Indah Wardani, PhD Fakultas psikologi

description

Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

Transcript of Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

Page 1: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

Disusun untuk memenuhi tugas Psikologi Sosial

Tahun ajaran 2012

Disusun oleh :

Cindy Yulia 46112010080

Putri Apriliani 46112010081

Vina Cahyati 46112010061

Tiara Rananda Masloman 46112010072

Dosen : Laila Meiliyandrie Indah Wardani, PhD

Fakultas psikologi

Universitas Mercu Buana

Jakarta 2013

Page 2: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Sosial ini dengan baik.

Makalah ini bertemakan tentang Hubungan Antar Pribadi. Dimana kami akan menjelaskan

bagaimana terjalinnya hubungan antar pribadi. Tidak lupa pula kami mengucapkan

terimakasih kepada semua yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini dimasa

yang akan datang.

Page 3: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai makluk Tuhan, manusia tidak dapat hidup sendiri, walaupun secara

fisik dapat hidup tanpa adanya orang lain, tetapi secara psikologis tidaklah mungkin.

Manusia memerlukan orang lain untuk keberadaannya. Hubungan dengan orang lain

akan menjadi semakin nyata apabila orang tersebut semakin berkembang. Bahkan

dapat dikatakan bahwa hubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan pokok. Hal

ini sesuai dengan pendapat para ahli bahwa manusia merupakan makhluk individual

sekaligus sebagai makhluk sosial. Hubungan dengan orang lain tidak terbatas waktu

dan tempat. Dimana saja dapat terjadi hubungan. Hubungan sosial ini sangat penting

perannya. Dalam hubungan sosial akan dapat adanya rasa aman dan rasa tidak aman.

Rasa aman inilah yang memjadi dambaan seseorang dalam hubungan sosial. Mengapa

rasa aman dikatakan disini, karena rasa aman inilah yang dapat membuat seseorang

merasa bahagia. Rasa aman ini akan didapat seseorang bila hubungan sosialnya

memuaskan.

Keberhasilan seseorang didalam hidupnya semata-mata tidak ditentukan oleh

kepandaian otaknya saja. Masih ada faktor yang penting, yaitu pergaulan sosial.

Bagaimana seseorang itu bergaul dalam lingkungannya akan memberikan pengaruh

terhadap keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Kita lihat contoh disekeliling kita,

ada orang yang pandai tapi sulit untuk bergaul, dan ada orang yang kurang pandai

tetapi sangat mudah dalam bergaul, yang berarti hubungan sosialnya baik. Sehingga

dapat dikatakan orang yang mudah bergaul itulah yang dapat merasakan kebahagiaan.

Dengan alasan diatas jelaslah bahwa setiap orang ingin mengusahakan

hubungan sosial yang bai, yang memuaskan untuk dapat sukses dalam usahanya

dalam mencapai ketenangan batin. Didalam hubungan sosial, ada kiat-kiat yang dapat

membantu kita agar hubungan sosial berjalan dengan baik. Yang dimaksud disini

adalah suatu pengertian dari kita terhadap orang lain. Didalam psikologi dikenal

sebagai istilah individual differences, maksudnya adalah adanya perbedaan individual.

Individual tidaklah sama, masing-masing mempunyai cirri-ciri berbeda. Oleh sebab

itu tidak semua orang mempunyai sifat dan sikap hubungan sosial yang sama.

Page 4: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hubungan

Hubungan interpersonal (antar pribadi) adalah hubungan yang terdiri atas dua

orang atau lebih, yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola

interaksi yang konsisten.

Hubungan interpersonal adalah keadaan dimana kita berkomunikasi dengan

orang lain, disini kita tidak hanya menyampaikan apa yang ingin disampaikan tetapi

juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Oleh karna itu hubungan

interpersonal sangat erat kaitannya dengan "komunikasi". Selain komunikasi yang

dibutuhkan ada salah satu dasar untuk membangun hubungan interpersonal adalah

ketertarikan dengan orang lain. Dalam buku Weiten (2011) telah dijelaskan bahwa

ketertarikan interpersonal (interpersonal attraction) adalah perasaan positif terhadap

orang lain. Inilah hal yang mendasari kita dalam berhubungan dengan orang lain. Kita

menjalin hubungan pertemanan, hubungan romantis, dan lain-lain berdasarkan pada

perasaan ini.

B. Teori-Teori Hubungan Antar Pribadi

Manusia memiliki keinginan untuk dapat menjelaskan segala sesuatu. Hal ini

merupakan sifat rasa ingin tahu manusia. Siapapun yang mengemukakan penjelasan

tentang mengapa manusia ingin mempunyai teman atau bagaimana terjadinya suatu

hubungan internasional, maka dapat dikatakan Ia sedang ‘berteori‘ tentang hubungan

interpersonal (antar pribadi).

Teori terdiri dari konsep-konsep dan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang

bagaimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan membantu mengorganisasikan

informasi yang ada, dan membuat prediksi tentang gejala yang sedang diamati

(Baron, Byrne & Branscombe, 2006).

1. Attaction Theory

Berdasarkan Attaction Theory, dasar bagi seseorang dalam membentuk sebuah

hubungan adalah ketertarikan. Kita dapat tertarik pada seseorang dan tidak

tertarik pada orang lain. Hal yang sama juga dapat terjadi yaitu saat seseorang

dapat tertarik pada orang lain. Ada empat faktor yang memengaruhi ketertarikan

seseorang dengan orang lain,yaitu sebagai berikut :

Page 5: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

a. Similarity

Sesuai dengan prinsip Similarity (kesamaan) maka seseorang akan memilih

teman, pacar dan pasangan hidup yang memiliki kesamaan dengan dirinya

baik dalam hal penampilan, perilaku, cara berfikir, dan lain-lain. Pada

umumnya seseorang memang menyukai orang lain yang sama dengan dirinya

dalam beberapa aspek, seperti kebangsaan, ras, kemampuan dalam bidang

tertentu, daya tarik fisik, kecerdasan atau sikap.

b. Proximity

Dalam Proximity (kedekatan) dikatakan bahwa orang lebih mudah tertarik

dengan orang-orang yang memiliki kedekatan secara fisik dengan dirinya.

c. Reinforcement

Melalui Reinforcement (dalam hal ini hadiah) seseorang akan tertarik kepada

orang lain yang memberikan hadiah pada dirinya yaitu berupa hadiah kecil

(pujian) atau hadiah yang cukup mewah (benda tertentu yang mahal).

d. Physical attractiveness and personality

Daya tarik fisik dan kepribadian tidak dapat dipungkiri adalah merupakan hal

yang disukai orang. Hal ini membuat orang lebih tertarik untuk membina

interaksi dengan orang yang memiliki fisik dan kepribadian yang menarik.

2. Relationship Rules Approach

Dalam Relationship Rules Approach, kajian tentang relation (hubungan),

khususnya hubungan pertemanan dan pacaran, ditinjau dari sudut pandang aturan-

aturan yang ada dalam hubungan tersebut.

Relationship Rules Approach menjelaskan beberapa aspek dalam sebuah

hubungan, yaitu pertama teori ini menjelaskan tentang beberapa tingkah laku

yang ada pada sebuah hubungan yang berhasil maupun yang gagal. Kedua,

dengan mengetahui beberapa tingkah laku, pada sebuah hubungan yang berhasil

maupun yang gagal tersebut, maka dapat diketahui mengapa sebuah hubungan

dapat putus dan bagaimana memperbaikinya.

3. Social Penetration Theory

Dalam Social Penetration Theory, tidak dibahas mengapa sebuah hubungan

terbentuk, melainkan apa yang terjadi didalam sebuah hubungan. Dalam sebuah

hubungan, baik berupa pertemanan, percintaan, maupun kekeluargaan hal yang

dilihat adalah segi keluasan (breadth) dan kedalamannya (depth).

Page 6: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

4. Social Exchange Theory

Teori ini didasarkan pada model ekonomi untung-rugi yang mengatakan bahwa

keuntungan diperoleh dari pendapatan (rewards) dikurangi biaya (cost). Dalam

hubungan sosial rewards dapat berupa uang, status, cinta, informasi, barang dan

jasa. Dengan menggunakan teori ini, Social Exchange Theory mengatakan bahwa

sebuah hubungan akan dibangun baik hubungan pertemanan maupun percintaan

bila hubungan tersebut mendatangkan manfaat yang besarbagi seseorang. Hal ini

mengandung arti bahwa hubungan dengan teman atau pacar (pasangan) akan

terjalin apabila hubungan tersebut memberikan keuntungan bagi kedua belah

pihak dimana rewards yang didapat lebih besar dari cost yang diberikan.

5. Equity Theory

Equity Theory menjelaskan bahwa sebuah hubungan akan dibangun dan

dipertahankan apabila perbandingan antara manfaat dan biaya pada seseorang

sama dengan perbandingan manfaat dan biaya dari orang lain.

C. Hubungan Dengan Orang Yang Belum Dikenal

Ketika akan menjalin hubungan antar pribadi, akan terdapat suatu proses dan

biasanya dimulai dengan interpersonal attraction.

Menurut Baron & Byrne (2006) interpersonal attraction adalah penilaian

seseorang terhadap sikap orang lain, di mana penilaian tersebut dapat diekspresikan

melalui suatu “dimensi,” dari strong liking sampai dengan strong dislike. Jadi, ketika

kita berkenalan dengan orang lain, sebenarnya kita melakukan penilaian terhadap

orang tersebut.  Apakah orang tersebut cukup sesuai untuk menjadi teman atau

sebaliknya, hingga mungkin kita memilih untuk tidak melakukan interaksi sama

sekali?

Konteks penilaian ini adalah dalam melakukan hubungan antar pribadi.

Dimensi dimaksud memuat lima tingkat interaksi, yaitu strong liking, mild liking,

neutral, mild dislike, dan strong dislike.

Tingkat Interaksi Kategori Evaluasi Contoh Interaksi

Strong liking Teman (Friend) Menghabiskan waktu

bersama, merencanakan

pertemuan

Mild liking Teman dekat (close Menikmati interaksi ketika

Page 7: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

acquaintance) bertemu

Neutral Teman biasa

(superficial

acquaintance)

Saling mengenal satu sama

lain dan saling menyapa

Mild dislike Penganggu (annoying

acquaintance)

Memilih untuk menghindari

interaksi

Strong Dislike Tidak diinginkan

(Unde-sirable)

Menghindari kontak secara

aktif

Ketika kita menilai orang yang baru kita kenal dengan  kategori evaluasi

teman kita (friend), tentu kita akan merasa senang untuk menghabiskan waktu dengan

kegiatan bersama, bahkan mungkin merencanakan untuk dapat bertemu di lain waktu.

Namun sebaliknya, ketika kategori evaluasinya adalah peng-ganggu (annoying),

apalagi yang kita kategorikan sebagai tidak diinginkan (undesirable), saat kita dalam

pertemuan, barangkali kita lebih memilih pura-pura tidak melihat, atau menghindar.

Dalam melakukan hubungan antar pribadi, ada tiga faktor yang mempengaruhi

evaluasi, penilaian atau ketertarikan interper-sonal (interpersonal attraction), yakni:

Faktor Internal

Faktor internal (dari dalam diri kita) meliputi dua hal :

a) Kebutuhan untuk berinteraksi (need for affiliation)

Pengaruh perasaan

b) Kebutuhan untuk berinteraksi (need for affiliation)

Kadang kita ingin berinteraksi dengan orang lain, namun kadang kita

memilih untuk seorang diri.

Menurut McClelland, kebutuhan berinteraksi adalah suatu keadaan di mana

seseorang berusaha untuk mempertahankan suatu hubungan, bergabung dalam

kelompok, berpartisipasi dalam kegiatan, menikmati aktivitas bersama keluarga atau

teman, menunjukkan perilaku saling bekerja sama, saling mendukung, dan

konformitas. Seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi, berusaha

mencapai kepuasan terhadap kebutuhan ini, agar disukai, diterima oleh orang lain,

Page 8: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

serta mereka cenderung untuk memilih bekerja bersama orang yang mementingkan

keharmonisan dan kekompakan kelompok.

Sebuah penemuan (dalam Baron & Byrne, 2008) menunjukkan bahwa orang

asing akan lebih menyukai, jika kita mengucapkan kalimat positif, umpamanya

“Kamu memiliki anjing yang bagus” dibandingkan kalimat negatif “Dimanakah kamu

menemukan anjing yang buruk itu?”.

Contoh ungkapan kalimat positif dan negatif tersebut, menunjuk-kan bahwa

jika kita membuat orang lain senang ketika kita berjumpa dengannya, maka interaksi

akan lebih mudah terjalin. Sebaliknya, ketika kita berjumpa dengan seseorang namun

kita membuat perasaannya negatif (kesal atau marah), maka orang tersebut juga akan

lebih sulit untuk berinteraksi dengan kita.

Contoh lain, penelitian dari Byrne (1975), dan Fraley & Aron (dalam Baron &

Byrne, 2006) menunjukkan bahwa dalam ber-bagai situasi sosial, humor digunakan

secara umum untuk mencairkan suasana dan memfasilitasi interaksi pertemanan.

Humor yang menghasilkan tawa dapat membuat kita lebih mudah berinteraksi,

sekalipun dengan orang yang belum dikenal.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan interpersonal

adalah:

1. Faktor Kedekatan (proximity)

Orang Jawa bilang, “witing tresno jalaran soko nglibet eh kulino” yang

maknanya (mohon dibetulkan apabila salah), “ketika kita sering bertemu

dengan orang di sekitar kita, maka kita akan terbiasa melihat orang

tersebut dan memungkinkan kita untuk menjadi lebih dekat, dan akhirnya

saling jatuh cinta.”

Menurut Miller & Perlman (2009), kita cenderung menyukai orang yang

wajahnya biasa kita kenali dibandingkan dengan orang yang wajahnya

tidak kita kenal.

2. Daya Tarik Fisik

Penelitian mengenai daya tarik fisik (Dion & Dion, 1991; Hatfield &

Sprecher, 1986; dalam Baron & Byrne, 2008) menunjukkan bahwa

sebagian besar orang percaya bahwa pria dan wanita “yang menarik”

menampilkan; ketenangan, mudah bergaul, mandiri, dominan, gembira,

seksi, mudah beradaptasi, sukses, lebih maskulin (untuk pria) dan lebih

Page 9: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

feminin (untuk wanita). Dalam hubungan antar pribadi, orang cenderung

memilih berinteraksi dengan orang yang menarik dibandingkan dengan

orang yang tidak atau kurang menarik, karena orang yang menarik

memiliki karakteristik lebih positif.

Pengalaman menunjukkan bahwa tidak semua orang yang memiliki daya

tarik fisik memiliki kepribadian seperti yang kita perkirakan. “So, don’t

judge a book by its cover”.

D. Hubungan Dengan Kerabat

Faktor Interaksi

Ada dua hal yang menjadi pertimbangan, yakni:

1. Persamaan-perbedaan (similarity-dissimilarity)

Menyenangkan tentu saja, ketika kita mengetahui bahwa orang yang ada di

hadapan kita ternyata memiliki kegemaran yang sama. Miller & Perlman

(2009) mengemukakan bahwa sangat menyenangkan ketika kita

menemukan orang yang mirip dengan kita dan saling berbagi asal-usul,

minat, dan penga-laman yang sama. Semakin banyak persamaan, semakin

mereka saling menyukai.  Penelitian Gaunt (2006) membuktikan bahwa

pasangan suami istri yang memiliki kepribadian yang hampir sama akan

memiliki pernikahan yang lebih bahagia daripada pasangan suami istri yang

memiliki kepribadian yang berbeda.

Lain halnya dengan penelitian Jones (dalam Pines, 1999), bahwa ternyata

perbedaan lebih menyenangkan daripada per-samaan. Jones menjelaskan

bahwa kita merasa senang saat menemukan adanya hal yang mirip dengan

orang yang kita sukai, tetapi ternyata lebih menyenangkan saat kita

mengetahui bahwa pandangannya berbeda dengan yang kita miliki.

Mengapa demikian? Hal ini terjadi, ketika menyukai seseorang yang

memiliki opini berbeda dengan kita, kita mengasumsikan bahwa orang

tersebut menyukai kita apa adanya, dan bukan karena opini kita.

Keuntungan yang dapat diperoleh dari ber-interaksi dengan orang yang

memiliki sikap berbeda adalah kita lebih dapat belajar hal-hal yang baru

dan bernilai darinya (Kruglanski & Mayseless, 1987, dalam Pines, 1999).

2. Reciprocal Liking

Faktor lain yang juga mempengaruhi ketertarikan kita kepada orang lain

adalah bagaimana orang tersebut menyukai kita. Secara umum, kita

Page 10: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

menyukai orang lain yang juga menyukai kita, dan tidak menyukai orang

lain yang juga tidak menyukai kita. Dengan kata lain, kita memberikan

kembali (reciprocate) perasaan yang diberikan orang lain kepada kita

(Dwyer, 2000). Dwyer menambahkan bahwa pada dasarnya, ketika kita

disukai orang lain, hal tersebut dapat meningkatkan self-esteem, mem-buat

kita merasa bernilai, dan akhirnya mendapatkan positive reinforcement.

E. Hubungan Romantis

“If you fall in love make sure that the landing is soft“ (@iRespectFameles).

Cinta akan selalu menjadi hal yang menarik dalam kehidupan manusia. Cinta

tidak hanya diberikan kepada pasangan, namun juga kepada sesama, diri kita sendiri,

Tuhan dan ibu. Namun, hal yang terpenting adalah bagaimana kita menampilkan cinta

kita kepada orang yang kita cintai dan bagaimana menerima cinta dari orang tersebut.

Stenberg mengemukakan bahwa cinta memiliki tiga dimensi, yaitu hasrat

(passion), keintiman (intimacy) dan komitmen/keputusan (commitment/decision).

1. Hasrat

Dimensi ini menekankan pada intensnya perasaan yang muncul dari daya tarik

fisik dan daya tarik seksual. Pada jenis cinta ini, seseorang mengalami

ketertarikan fisik secara nyata, selalu memikirkan orang yang dicintainya

sepanjang waktu, melakukan kontak mata secara intens saat bertemu,

mengalami perasaan indah seperti melambung ke awan, mengagumi dan

terpesona dengan pasangan, detak jantung meningkat, mengalami perasaan

sejahtera, ingin selalu bersama pasangan yang dicintai, memiliki energi yang

besar untuk melakukan sesuatu demi pasangan mereka, merasakan adanya

kesamaan dalam banyak hal, serta tentu saja merasakan sangat bahagia.

2. Keintiman

Dimensi ini tertuju kepada kedekatan perasaan antara dua orang dan kekuatan

yang mengikat mereka untuk bersama. Sebuah hubungan akan mencapai

keintiman emosional jika kedua pihak saling mengerti, terbuka dan saling

mendukung, serta bisa bicara apapun tanpa merasa takut ditolak. Mereka

mampu untuk saling memaafkan dan menerima, khususnya ketika mereka

tidak sependapat atau berbuat kesalahan.

3. Komitmen/keputusan

Page 11: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

Pada dimensi komitmen/keputusan, seseorang berkeputusan untuk tetap

bersama dengan seorang pasangan dalam hidupnya. Komitmen dapat

bermakna mencurahkan perhatian, melakukan sesuatu untuk menjaga suatu

hubungan tetap langgeng, melindungi hubungan tersebutdari bahaya, serta

memperbaiki bila hubungan dalam keadaan kritis.

Faktor individual yang memengaruhi cinta

Terdapat tiga faktor yang memengaruhi seseorang ketika mencintai orang lain,

yaitu :

a) Attachment Style

Terdapat tiga jenis Attachment Style yang sering dikaikan dengan close

relationships, yaitu secure, avoidant, dan anxious atau ambivalent. Orang

yang secure akan menyatakan bahwa ia merasa nyaman dalam keintiman

emosional dan memiliki ketergantungan tertentu. Orang yang avoidant

tidak menyukai ketergantungan dan kedekatan, sedangkan orang yang

anxious atau ambivalent terlihat terikat dengan posesif.

b) Usia

Usia merupakan faktor yang mengecoh karena biasanya berhubungan

dengan pengalaman dan latar belakang. Semakin bertambah usia

seseorang, mereka umumnya memiliki hubungan yang sudah lama dan

lebih behubungan secara keseluruhan.

c) Jenis Kelamin

Secara keseluruhan, pria dan wanita memiliki kesamaan ketika jatuh cinta.

Pria lebih cenderung dismissing daripada wanita, namun perbedaannya

sangat kecil. Wanita lebih intens dan impulsif dalam merasakan emosi.

Pada Romantic love, terdapat delapan karakteristik. Pertama disebutkan bahwa

status budaya dimana terdapat perbedaan dalam status, kepercayaan, suku bangsa,dan

tradisi bukanlah merupakan faktor yang menentukan terjalinnya hubungan

interpersonal. Kedua, mengungkapkan cinta sebagai suatu emosi yang romantis

dengan mempercayai bahwa ada bentuk cinta yang sejati. Ketiga, cinta dapat

dimaknai sebagai emosi yang “aneh“, sulit untuk dipahami, kemunculan “cinta pada

pandangan pertama“ dan lain-lain. Keempat, cinta yang membuat jantung berdetak

cepat, mengandung semangat dan menarik. Kelima, cinta romantis yang memengaruhi

kehidupan pasangan, namun memiliki kecenderungan tidak terikat. Keenam, cinta

romantis membuat seseorang menjadi senang berkhayal, melamun, dan tentu saja

Page 12: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

menjadikan tidak perhatian pada sesuatu yang bersifat nyata. Ketujuh, cemburu yang

menunjukan makna adanya cinta. Kedelapan, ketika seseorang akan menikah, maka

satu-satunya pedoman adalah cinta.

Cinta menurut Erich Fromm

Dalam bukunya The Art of Loving, Fromm mengatakan bahwa cinta adalah

tindakan yang merupakan kekuatan manusia yang diwujudkan dalam kebebasan

yang mengandung arti bahwa cinta hadir tanpa adanya paksaan.

Objek Cinta menurut Erich Fromm :

1. Cinta Persaudaraan

2. Cinta Keibuan

3. Cinta Erotis

4. Cinta Diri

5. Cinta Tuhan

F. Hubungan Pernikahan

1. Memilih Pasangan

Pemilihan pasangan merujuk kepada proses dimana individu mencari teman untuk

dilibatkan dalam sebuah hubungan (Blankinship, 2008). Penegasan dari Bird

(1994) bahwa ketika terjadi pemilihan pasangan, hal ini merupakan sebuah proses

diantara dua individu yang dimulai dengan ketertarikan awal yang menjadi

perkenalan biasa saja, llau beralih kearah kencan serius dan menjadi komitmen

jangka panjang yang berakhir pada pernikahan. Berdasarkan definisi-definisi

tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilihan pasangan adalah proses

mencari dan menemukan teman untuk dilibatkan dalam hubungan yang kemudian

menjadikan hubungan sebagai komitmen jangka panjang dan berakhir pada

pernikahan.

Jenis-jenis teori memilih pasangan Menurut Olson dan DeFrain (2006) dan

DeGenova:

a. The Stimulus-Value-Role Theory

Teori ini menjelaskan bahwa pemilihan pasangan merupakan proses dimana

inidvidu tertarik pada calon pasangannya berdasarkan stimulus tertentu yang

berupa daya tarik fisik. Stimulus ini bekerja sebagai magnet yang

mendekatkan dua individu tersebut, sehingga mendorong mereka untuk

menjalin hubungan yang dekat. Hal ini pula yang mungkin menjelaskan cinta

pada pandangan pertama, keajaiban cinta, takdir, dan infatuation.

Page 13: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

Setelah terjalin hubungan berdasarkan stimulus, berlanjutlah hubungan

tersebut pada proses saing mengevaluasi nilai dan keyakinan satu sama lain.

Dalam mempertahankan sebuah hubungan, perbandingan nilai satu sama lain

sangatlah penting.

Setelah mengenal dan membandingkan nilai satu sama lain, individu dan

pasangan mulai membandingkan bagaimana peran satu sama lain dalam

hubungan. Melalui interaksi saling membandingkan peran ini, mereka dapat

mengetahui perasaan dan tingkah laku satu sama lain agar hubungan dapat

bertahan.

b. Teori Psikodinamika

Teori ini mengatakan bahwa pengalaman dimasa kecil dan latar belakang

keluarga berpengaruh pada pilihan pasangan individu. Terdapat dua subteori

yang mendasari teori psikodinamika yaitu :

Parent image theory

Teori ini berdasarkan pada konsep psikoanalisis Oedipus Complex dan

Electra Complex milik Freud yang mengatakan bahwa pria cenderung

akan menikah dengan orang yang mirip dengan ibunya dan wanita

cenderung akan menikah dengan pria yang mirip dengan ayahnya.

Jadi, jika anda nanti memilih pasangan yang mirip dengan ayah anda,

sangat terpengaruh dengan image ayah anda.

Ideal Mate Theory

Teori ini mengatakan bahwa individu membentuk kriteria mengenai

pasangan yang ideal berdasarkan pengalaman masa awal kanak-kanak

mereka.

R.Schwartz dan Schwartz (dalam DeGenova, 2008) mengatakan bahwa

individu membentuk bayangan mengenai hubungan yang ideal

berdasarkan pada bagaimana bentuk kedekatan mereka dengan orang

disekitarnya ketika mereka masih kecil.

c. Teori Kebutuhan (Needs Theories)

Teori ini mengatakan bahwa individu memilih pasangan yang dapat

memenuhi kebutuhan dirinya. Robert Winch (1985) dalam teorinya

Complementary Needs mengatakan bahwa individu memilih pasangan yang

berlawanan karakternya, namun dapat saling melengkapi kebutuhan satu sama

lain.

Page 14: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

d. Teori Exchange

Teori ini mengatakan bahwa individu mau menjalin hubungan dengan orang

lain yang memiliki sumber daya (misalnya, pendapatan yang baik dan

kepandaian) yang individu tersebut dihargai. Mereka saling tertarik karena

persetujuan (apa yang dapat diberi dan didapat) yang adil bagi mereka.

e. Filter Theory

Teori ini mengatakan bahwa dalam memilih pasangan hidup, individu

menggunakan pertimbangan tertentu sebagai kriteria untuk mendapatkan calon

pasangan (Kerkchoff & Davis, 1962; Regan 2003).

Tentu saja ketika seseoramg memilih pasangan untuk hidupnya, maka

biasanya seseorang melakukan proses pemilihan pasangan, yaitu :

a.) Menentukan pasangan berdasarkan kedekatan geografis (propinquity)

Kedekatan individu dan pasangannya bisa berupa mavam-macam, yaitu

kedekatan dilingkungan kerja, tempat kuliah, tempat nongkrong, atau

tempat dimana pun mereka terlibat dalam aktivitas yang sama. Semakin

sering bersama, maka seseorang akan semakin dekat satu sama lain.

b.) Daya tarik

Ketertarikan fisik masih merupakan hal yang dipandang penting bagi

seseorang untuk menentukan pasangan hidupnya. Selain daya tarik fisik,

terdapat pula daya tarik kepribadian. Wanita akan lebih tertarik pada pria

mapan, sehingga masa depan pernikahannya akan lebih terjamin.

Sedangkan, seorang pria fisik yang demikian menunjukkan tanda bahwa

wanita tersebut sehat sehingga mampu memberikan keturunan bagi

keluarga dimasa yang akan datang.

c.) Latar belakang sosial budaya, pendidikan, suku, ras kelas sosial ekonomi,

dan agama.

Mempertimbangkan latar belakang satu sama lain, seperti faktor sosial dan

budaya. Seperti usia, ras, suku, pendidikan, kelas sosial ekonomi, dan

agama. Seseorang akan cenderung sering memilih pasangan dengan faktor

ekomomi dan agama yang sama. Namun, tidak selalu sebuah hubungan

selalu diingkari dengan kesamaan, melainkan perbadaan juga dapat saling

melengkapi satu sama lainnya.

d.) Menyesuaikan diri bersama

Page 15: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

Pada proses ini seseorang dan pasangannya memiliki hubungan yang

sudah berkembang dengan melibatkan komitmen satu sama lain yaitu

hubungan yang lebih serius, selanjutnya mereka akan saling melakukan

penyesuaian diri satu sama lain, dengan bertujuan untuk menunjukkan

kemampuan individu untuk dapat menjalani hubungan dengan

pasangannya.

e.) Mengembangkan hubungan yang mengarah pada pernikahan

Setelah berhasil saling menyesuaikan diri, tahapan selanjutnya tentu saja

meningkatkan komitmen yang lebih dalam hubungan mereka dengan

proses pertunangan dengan pasangan yang sudah dipilih individu. Jika

individu dan pasangannya berhasil menjalani proses ini dengan baik, maka

mereka dapat menikah.

2. Pernikahan

Definisi Pernikahan

a. Pernikahan adalah suatu komitmen yang serius antar pasangan dan dengan

mengadakan pesta pernikahan, berarti secara sosial diakui bahwa

pasangan telah resmi menjadi suami dan istri.

b. Pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara social,

yang ditunjukkan untuk melegalkan hubungan seksual, melegitimasi

membesarkan anak, dam membangun pembagian peran diantara sesama

pasangan ( Duvall dan Miller 1985 ).

c. Brehm (1992) mengemukakan bahwa pernikahan merupakan ekspersi

puncak dari sebuah hubungan intim dan janji untuk bersama seumur

hidup.

Manfaat Pernikahan

Menurut, Waite dan Gallagher (2000) mengemukakan :

a. Bahwa orang yang menikah hidup lebih lama dari pada orang yang tidak

menikah atau bercerai.

b. Dengan menikah, seorang laki-laki mengakui bahwa hidupnya lebih

memiliki tujuan setelah menikah dibandingkan sebelum menikah.

Faktor-Faktor Kepuasan Pernikahan

1. Anak

2. Komunikasi yang terbuka

3. Ekspresi perasaan secara terbuka

Page 16: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

4. Saling percaya

5. Tidak adanya dominasi pasangan

6. Hubungan seksual yang memuaskan

7. Kehidupan social

8. Tempat tinggal

9. Penghasilan yang cukup

10. Keyakinan beragama

11. Dan hubungan dengan mertua dan ipar.

Tahapan-Tahapan dalam Pernikahan :

a. Newlywed marriage (masa dimana akan berakhir pada saat kelahiran anak

pertama)

Tahap ini merupakan tahapan yang penting karena terjadinya dua hal,

yaitu tawar-menawar identitas dan menegakkan batas-batas keluarga.

Suami dan istri harus mengenali peranan yang dijalankan, artinya suami

dan istri menyadari tentang statusnya sekarang. Kedua belah pihak harus

melakukan negosiasi tentang apa yang akan dilakukan jika salah satu pihak

tidak melaksanakan peran dengan baik.

b. Parental Marriage (berlangsung sampai anak pertama mencapai masa

remaja)

Tugas suami dan istri akan berkembang setelah lahirnya anak mereka.

Mereka bertugas untuk menciptakan keluarga yang utuh, mengatasi

permasalahan yang mungkin saja muncul didalam keluarga, dan

mendukung pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dari anggota keluarga, baik

suami, istri atau anak.

c. Mid Life Marriage

Tahap ini dimulai saat anak mulai beranjak remaja dan tahap ini berakhir

setelah anak meninggalkan rumah untuk bekerja, kuliah ataupun menikah.

Tugas yang dimiliki orang tua juga berkembang (Duval & Miller, 1985)

yaitu membagi penghasilan untuk membiayai keluarga, membagi tanggung

jawab antara istri dan suami untuk mengatur rumah tangga, dan mengurus

anak-anak yang sudah beranjak remaja dalam menghadapi situasi sosial

remaja, seperti hubungan seksual pranikah, pernikahan remaja, obat-

obatan terlarang, menjebatani jarak komunikasi antara orang tua dan anak,

serta mempertahankan etika dan moral setiap anggota keluarga.

Page 17: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

d. Later Life Marriage

Pada tahap ini anak mulai mandiri meninggalkan rumah untuk bekerja,

kuliah dan menikah. Namun ornag tua memiliki tuga untuk menyediakan

fasilitas berupa fisik dan ekonomi pada anak mereka yang telah dewasa

dan mengembangkan pola hubungan dan komunikasi yang baik antara

orang tua dan keluarga yang baru, misalnya istri dari anaknya atau dengan

cucunya. Selanjutnya, pada tahap ini kepuasan pernikahan juga meningkat

karena orang tua memilki banyak waktu utnuk bersama karena mereka

telah pensiun.

Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Menikah

Sebelum memutuskan untuk menikah, kita akan menjalani masa transisi

menuju pernikahan. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa hal yang

secara signifikan berhubungan dengan kesiapan menikah antara lain :

a. Usia dan tingkat kedewasaan

Menurut Booths dan Edwards (1985) menemukan bahwa tingkat

ketidakstabilan pernikahan pada pria dan wanita yang menikah saat

mereka berada pada usia remaja ternyata lebih tinggi. Remaja biasanya

memiliki ketidakmatangan emosi yang tidak mampu mengatasi

permasalahan atau stres pada masa awal pernikahan. Keterbatasan

kemampuan yang mereka miliki mengarahkan mereka pada ketidakpuasan

terhadap cara pasangan memenuhi berbagai kebutuhan rumah tangga atau

peraturan pernikahan. Booth dan Edward (1985) menemukan bahwa

sumber yang prinsipil dari ketidakpuasan pernikahan antara pasangan yang

menikah muda adalah adanya sedikit rasa keyakinan, kehadiran, rasa

cemburu, dan sedikitnya rasa saling memahami, kesepakatan, dan

komunikasi. Kecenderungan untuk mendominasi atau menghindari

pembicaraan membuat komunikasi menjadi sulit.

b. Waktu pernikahan

Waktu dimana pasangan memutuskan untuk menikah adalah siapnya lahir

dan batin pada diri sendiri. Jika memutuskan menikah pada saat sedang

terjadi masalah pada keluarga atau diri sendiri, maka salah satu pasangan

berfikir sedang memulai pernikahan pada saat yang salah. Mereka akan

Page 18: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

saling memiliki jarak, bukan karna saling tidak mencintai atau tidak ingin

menikah, namun karena mereka tidak siap saat mereka memutuskan untuk

menikah.

c. Motif untuk menikah

Sebagian besar orang menikah untuk alasan yang positif, seperti cinta,

companionship, dan keamanan. Sebagian lainnya menikah karena alasan

yang negatif, seperti lari untuk menghindari situasi atau hubungan yangt

tidak menyenangkan, untuk bergantung pada orang lain, dan untuk

mendapat penerimaan, perasaan berharga, dan menarik.

d. Kesiapan untuk Memiliki Hubungan Seksual yang Eksklusif

Pernikahan monogami yang umumnya berlaku dalam masyarkat kita

mengandung arti bahwa pasangan memiliki keterikatan yang eksklusif.

Kesiapan menikah bagi sebagian besar pasangan membutuhkan sikap dari

eksklusivitas seksual.

e. Emansipasi Emosional dari Orang Tua

Individu yang masih mencari pemenuhan yang kebutuhan emosional yang

utama dari orang tuanya adalah individu yang belum siap untuk

memberikan loyalitas dan afeksi utamanya untuk pasangan. Permasalahan

ini terjadi dalam pernikahan pasangan muda karna mereka tinggal lebih

lama dengan orang tua mereka dibandingkan pasangan-pasangan yang

menikah pada tahun 1960-an,. Alasan terjadinya kondisi ini lebih kepada

permasalahan ekonomi, bukan sosial.

f. Pendidikan dan Kesiapan Pekerjaan

Semakin rendah pendidikan dan pekerjaan seseorang, maka mereka lebih

cenderung untuk menikah lebih cepat. Mereka yang memiliki pendidikan

lebih tinggi akan menunda waktu pernikahan mereka.

Faktor yang Membuat Pernikahan Bahagia

Penelitian telah membuktikan bahwa pasangan yang bahagia, mereka memiliki

kemungkinan untuk berbicara lebih halus satu sama lain dalam berbagai situasi

komunikasi antarpasangan. Olson ( dalam DeGenova, 2008) mengatkan bahwa

pasangan yang bahagia dan tidak bahagia berbeda pada lima area, berikut :

1. Bagaimana berkomunikasi dengan baik

2. Fleksibelitas hubungan mereka sebagai pasangan

3. Kedekatan secara emosional satu sama lain

Page 19: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

4. Kesesuaian kepribadian mereka satu sama lain

5. Bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah

Dengan 5 kekuatan diatas, pasangan yang bahagia akan mampu menjaga agar

hubungan mereka tetap bahagia. Pada pasangan yang tidak bahagia, mereka

tidak menganggap kelima hal tersebut sebagai kekuatan untuk menjaga

hubungan mereka. Ternyata, pernikahan yang bahagia mengandung ciri-ciri

sebagai berikut :

1. Kesamaan latar belakang masing-masing individu

Seperti persamaan ras, latar belakang pendidikan, agama, usia, suku, dan

kelas sosial atau homogami.

2. Persamaan dalam karakteristik dan ketertarikan

Kesamaan emosi, ketertarikan, kuatnya hubungan antara dua keluarga,

dan ketertarikan untuk sama-sama memiliki anak setelah menikah pada

pasangan akan membuat pernikahan sukses.

3. Status ekonomi, pekerjaan dan pasangan yang sama-sama bekerja

Semakin tinggi status ekonominya maka pasangan tersebut bahagia karena

terpenuhinya kebutuhan mereka. Dan jika suami-istri memiliki pekerjaan

mereka memiliki pendapatan yang lebih untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

4. Pekerjaan rumah tangga (keadilan dan keseimbangan antar pasangan)

Keadilan mengandung arti kesamaan proporsi yang diterima oleh

pasangan, sedangkan keseimbangan pasangan memiliki status yang

seimbang dalam tugas rumah tangga. Adanya keseimbangan dan keadilan

dalam pasangan dapat mempertahankan pernikahan yang bahagia.

G. Masalah-Masalah Dalam Hubungan Pribadi

1. Cemburu

a. Definisi Cemburu

Cemburu merupakan respon terhadap ketidaksetiaan partner, baik

ketidaksetiaan yang bersifat actual maupun yang dibayangka. Cemburu

muncul ketika seseorang terancam akan kehilangan hubungan yang penting

oleh rival dan berhubungan erat dengan perasaan, seperti takut, curiga, tidak

percaya, cemas, marah, perasaan dikhianati, merasa ditolak, terancam, dan

kesepian ( Berhm, 1992). Cemburu terjadi karena sikap inferior dan rasa tidak

aman yang dimiliki seseorang.

Page 20: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

b. Tipe-tipe Cemburu

Menurut Bunk (dalam Miller, Perlman, & Brehm, 2009), terdapat tiga tipe

cemburu yaitu :

Reactive jealousy

Respon langsung terhadap ketidaksetiaan pasangan yang sedang terjadi

Anxious jealousy

Proses kognitif aktif ysng menghasilakan bayangan bahwa partnernya

sedang terlihat secara seksual atau emosional dengan orang lain.

Possessive jealousy

Pencegahan pasangan bertemu dengan orang lain yang mungkin

menjadi pasangan selingkuhnya.

c. Penyebab Cemburu

Menurut Olson dan Defrain, 2006. Ada dua penyebab terjadinya cemburu

yaitu :

1. Penyebab eksternal : disebabkan oleh tingkah laku pasangan yang

terlihat tertarik, baik secara emosianal maupun seksual pada orang

lain dibandingkan terhadap pasangannya sendiri.

2. Faktor internal : biasanya menjadi penyebab seseorang cemburu

terhadap pasangannya adalah harga diri seseorang, yaitu seberapa

bergantung individu terhadap pasangannya.

Menurut Hansen (dalam Bringle & Buunk, 1991) : Menyebutkan bahwa

kecemburuan juga dapat disebabkan oleh hobi, teman-teman pasangan,

pekerjaan, bahkan karena keluarga pasangan.

Menurut penelitian dari Miller et al., 2007 penyebab cemburu disebabkan

oleh :

1. Siapa yang membuat individu cemburu ?

2. Hal apa sajakah yang mungkin membuat individu cemburu?

Individu yang cenderung dapat dengan mudah atau tidak dalam merasa

cemburu terkait dengan hal-hal berikut :

a. Ketergantungan dalam hubungan dengan pasangan

b. Perasaan inadequacy dalam hubungannya dengan pasangan

c. Gaya attachment, misalnya individu yang membutuhkan perhatian

akan lebih mudah cemburu dibandingkan dengan individu yang

mandiri

Page 21: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

d. Gaya kepriadian individu

e. Keinginan eksklusivitas dalam hubungan seks

f. Peran gender

d. Proses-proses terjadinya cemburu :

1. Primary Appraissal

Proses pertama ini menjelaskan bahwa individu merasakan atau menilai

adanya ancaman terhadap hubungan yang ia miliki dengan pasangan.

2. Secondary Appraissal

Proses ini individu berusaha memahami situasi yang ia hadapi dengan

lebih baik. Individu juga mulia berfikir mengenai cara untuk mengatasi

situasi dimana ia merasa cemburu. Namun, sering kali proses ini disertai

pula dengan catastrophic thinking yaitu mendorong individu mengambil

kesimpulan ekstrem atau paling buruk dalam menghadapi situasi saat ia

cemburu pada pasangannya.

3. Emotional Reaction

Ketika terjadi rasa cemburu pada pasangannya, individu mengalami reaksi

emosional. Dengan berbagai tipe emosi negative, seperti marah terhadap

pasangannya atau orang ketiga, cemas akan kehilangan hubunganyang

sudah dimiliki, depresi, dan sedih.

4. Coping with the situation

Individu akan mengatasi perasaan cemburu dengan cara yang berbeda-

beda tergantung pada penilaian individu dimasing-masing tahapan

sebelumnya.

e. Cara mengatasi Rasa Cemburu

Individu berusaha untuk mempertahankan hubungannya.

Individu berusaha menjaga self-esteem yang dimilikinya

Tingkah laku yang dilakukan individu dalam mengatasi rasa cemburu dapat

menjadi tingkah laku yang positif dan konstruktif atau negative dan destruktif.

2. Perselingkuhan

a. Definisi Perselingkuhan

Page 22: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

a) Vaughan (2003) : perselingkuhan adalah keterlibatan seksual dengan orang

lain yang bukan merupakan pasangan primenya.

b) Retnaningtyas (2008) : keterlibatan emosional atau seksual dimana

tindakan tersebut terjadi diluar dari hubungan utama dan terjadi

pelanggaran oleh salah satu pihak mengenai kepercayaan dan atau norma

yang telah disepakati.

c) Atau dimana teman dekat kita membuat kita merasa jauh lebih nyaman

dibandingkan dengan pasangan, maka kita tidak hanya lagi berteman,

namun menjadi teman dekat yang slaing memahami kondisi emosi

masing-masing, makan lama beranjak menjadi “teman tapi mesra”.

Kesempatan perselingkuhan dapat terjadi dimana sajaan zona yang paling

berbahaya adalah tempat kerja. Dan kesempatan lain terjadinya perselingkuhan

ada ketika bertemu dengan mantan kekasihnya waktu kecil yang terlihat

semakin tampan atau cantik dengan rambut panjang dan hidung yang mancung

(Glass, 2003). Hal ketiga yang terjadi adalah perselingkuhan emosional

dengan teman dilingkungan sosial terdekat anda. Selanjutnya, melakukan

perselingkuhan melalui kegiatan online. Padahal ketika online, tidak terjadi

kontak mata atau langsung melihat satu sama lain secara nyata.

b. Perselingkuhan secara Kontinuitas

Menurut Subotnik dan Harris (2005) :

1. Serial affair : bentuk perselingkuhan yang tidak melibatkan emosi

mendalam, berbentuk one night stand ataupun beberapa kali selingkuh.

Memiliki beberapa affair dan pasangan mengindikasikan keinginan untuk

menghindari keterlibatan atau intimacy, bukan untuk kedekatan emosional

dan merupakan kesenangan. Daya tarik dari hubungan ini adalah buntuk

seks dan kesenangan.

2. Flings affair : memiliki cirri yang sama dengan serial affair tetapi bedanya

flings affair dapat bertahan untuk beberapa bulan dan biasanya

perselingkuhan tersebut tidak melibatkan komitmen pada pasangan

seksual. Perselingkuhan ini dapat terjadi pada situasi yang kondusif dan

diasumsikan tidak akan membahayakan pernikahan oleh pasangan yang

melakukan.

3. Romantic love affair

Page 23: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

Hubungan ini sangat penting dan pasangan akan memikirkan bagaimana

perselingkuhan tersebut akan menyatu dengan kehidupan mereka.

Kebanyakan dari mereka berfikir apakah mereka akan mengakhiri

perselingkuhan atau justru bercerai dari pasangan dan menikahi pasangan

selingkuhannya. Semakin lama perselingkuhan tersebut berlanjut, maka

hubungan tersebut akan semakin serius.

4. Long term affair

Perselingkuhan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bertahun-

tahun, bahkan kemungkinan berasal dari salah satu pasangan selama masa

pernikahan berlangsung. Hubungan ini memiliki kesamaan dengan

romantic love affair, yaitu pasangan merasa sangat terikat secara

emosional.

c. Faktor-faktor perselingkuhan :

Kurangnya perhatian (tidak memenuhi harapan)

Variasi seksual

Untuk kesenangan

Companionship dengan wanita lain

Kepuasan akan tantangan

Meresa tertarik denga lawan jenis

Memanfaatkan kesempatan yang ada

Keinginan untuk melanggar sesuatu yang dilarang

Kebosanan akan pernikahan

Pasangan tidak lagi menarik secara fisik

Ketidaksiapan dalam menerima perbedaan dan keunikan masing-masing.

d. Tanda-tanda orang melakukan persekingkuhan

Menurut Shirley P. Glass, Ph.D dalam bukunya NOT “JUST FRIEND” pada

tahun 2003 :

1. Privacy : berkomunikasi dengan yang lain dengan cara menghindar atau

pada saat tidak bersama dengan pasangan.

2. Schedules : menambahkan aktivitas untuk menjadi alasan mencari waktu

untuk bersama dengan yang lainnya.

3. Interest : menambahkan kesibukan atau kegiatan tanpa melibatkan

pasangan.

Page 24: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

4. Personal Habits : mempertahankan dan memperbagus penampilan agar

terlihat selalu menarik

5. Children : memperhatikan anak hanya pada waktu-waktu tertentu saja.

6. Money : tidak terbuka soal keuangan kepada pasangan.

7. Personal Interaction with Spouse : jarang berkomunikasi secara verbal dan

non verbal seperti sentuhan.

8. Sex and Affection : hasrat untuk berhubungan seksual meningkat pada

pasangan anda. Namun di lain pihak, pasangan menghindar utnuk

melakukan hubungan seksual. Hal tersebut seiring dengan minimnya afek

kasih saying yang spontan dan ciuman romantic.

9. Social life : perilaku menghindari lingkungan sosial dimana teman kerja

atau tetangga berada. Sebaliknya, iam mau berpergian denga teman-teman

asalkan menghindari pasangan primer.

e. Dampak Psikologis Perselingkuhan

1. Identitas diri yang hilang, artinya seseorang yang mengetahui

pasangannya berselingkuh akan merasa dibohongi dan berpikir bahwa apa

yang selama ini dilakukannya tidak ada artinya,

2. Hilangnya perasaan istimewa, kondisi dimana seseorang merasa bahwa

dirinya tidak memiliki kepercayaan diri.

3. Hilangnya harga diri, seseorang akan menjadi nekat mau melakukan apa

saja demi mempertahankan hubungan anda dengan pasangan.

4. Hilangnya kendali pada pikiran dan tubuh, serta dengan tergila-gila ingin

mengetahui detai kejadian yang mendorong terjadinya perselingkuhan.

5. Memiliki pemikiran obsesif dan bersikap posesif terhadap pasangan

dengan terus memantau dan mencurigai pasangan.

6. Keyakinan religious, merasa bahwa hidupnya ditinggalkan oleh tuhan.

7. Kondisi lain yang tragis juga dapat muncul yaitu hilangnya tujuan dan

kemauan untuk hidup. Keinginan untuk mengakhiri hidup sebagai cara

untuk menyelesaikan masalah seringkali terpikirkan, kondisi ini terjadi

karena ia merasa sudah tidak ada lagi orang yang peduli dan saying pada

dirinya.

Page 25: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan Interpersonal (antar pribadi) adalah hubungan yang terdiri atas dua

orang atau lebih yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan

pola interaksi yang konsisten.

Page 26: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

Tujuan hubungan antara manusia adalah agar tercapainya kehidupan yang

harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerja sama dengan menyesuaikan

diri dengan orang lain

B. Saran

Untuk menjalin suatu hubungan yang baik dengan sesama manusia kita harus

bisa memahami diri sendiri. Mencoba untuk memahami kebutuhan dan keinginan

masing-masing individu.

DAFTAR PUSTAKA

Wisnuwardhani, Dian, Mashoedi, Sri Fatmawati, 2012, Hubungan Interpersonal, Jakarta:

Salemba Humanika.

Tim Penulis Fakultas Psikologi UI, 2012, Psikologi Sosial, Jakarta: Salemba Humanika.

Page 27: Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana

Taylor, Shelley E., ET AL, 2009, Psikologi Sosial, Edisi Kedua Belas, Jakarta: Kencana.

Baron A. Robert, Byren, Donn, 2003, Social Psychology, Edisi Kesepuluh, Penerbit

Erlangga.

http://ueu201252036.student.esaunggul.ac.id/2012/11/09/pengertian-komunikasi-

antarpribadi/http://ueu201252036.student.esaunggul.ac.id/2012/11/09/pengertian-

komunikasi-antarpribadi/vv diakses pada tanggal 12 Desember 2013

http://ueu201252036.student.esaunggul.ac.id/2012/11/09/pengertian-komunikasi-

antarpribadi/ diakses pada tanggal 12 Desember 2013

http://natasha-ardelia-fpsi12.web.unair.ac.id/artikel_detail-62390-Umum-Hubungan

%20Interpersonal,%20Kuliah%20Psikologi%20Umum.html diakses pada tanggal 12

Desember 2013