HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH...

106
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN OSTEOPENIA PADA MAHASISWI SEMESTER 6 DAN 8 PSIK UIN SYARIF HIIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH: GABY NURSILA NIM: 1110104000010 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M

Transcript of HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH...

Page 1: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH

DENGAN KEJADIAN OSTEOPENIA PADA MAHASISWI SEMESTER

6 DAN 8 PSIK UIN SYARIF HIIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH:

GABY NURSILA

NIM: 1110104000010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/ 2014 M

Page 2: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

LEMBAR PER}TYATAAhI

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

t. Skripsi ini merupkan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah safu persyaratan memperoleh gelar Strata t Keperawatan di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Of$ Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakuttas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullatr

Jakarta.

Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lair1 maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedol<teran dan Itnu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIII{) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

3.

Page 3: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2014

Gaby Nursila, NIM: 1110104000010

Relationships of Physical Activity and Body Mass Index with Osteopenia In

Student Grade 6 and 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xiv + 65 pages + 2 schemes + 13 tables + 8 attachments

ABSTRACT

Osteopenia is a condition where the level density (density matrix and mineral)

bone is lower than the highest bone mass (peak bone mass) and the early detection

of osteoporosis. Risk factors for decreased bone density include gender,

increasing age, genetics, smoking, lack of physical activity, alcohol consumption

and low body mass.

The purpose of this study was to determine the relationship between physical

activity and BMI with the incidence of osteopenia in student grade 6 and 8 PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This research is a quantitative analytical cross-

sectional design with α = 0.05. Data were collected on 68 respondents.

Instruments in this research to determine the physical activity questionnaire

sample, measurements BMI, and the measurement of bone density. Data analysis

technique used is Spearmen Rank with the help of statistical application program

in its processing. The results of the analysis showed that there is a relationship

between physical activity with the incidence of osteopenia (p = 0,001, r= -0,378).

While the results of the analysis between BMI and the incidence of osteopenia

showed that there was no correlation (p = 0.238).

Researchers suggest that the more diligently to increase student exercise at least 3

times a week, each performed 30 minutes and bone density checks regularly at

least 6 months once.

Keywords: Physical Activity, Body Mass Index, Osteopenia.

Reference: 61 (years 1982-2013)

Page 4: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, July 2014

Gaby Nursila, NIM: 1110104000010

Hubungan Aktivitas Fisik dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian

Osteopenia Pada Mahasiswi Semester 6 dan Semester 8 PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

xiv + 65 halaman + 2 bagan + 13 tabel + 8 lampiran

ABSTRAK

Osteopenia adalah suatu kondisi dimana tingkat densitas (kepadatan matriks dan

mineral) tulang lebih rendah dari massa tulang tertinggi (peak bone mass) dan

sebagai deteksi dini terjadinya osteoporosis . Faktor risiko terjadinya penurunan

kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan usia, genetik,

kebiasaan merokok, aktifitas fisik yang kurang, konsumsi alkohol dan massa

tubuh yang rendah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan

IMT dengan kejadian osteopenia pada mahasiswi semester 6 dan semester 8 PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian analitik

kuantitatif dengan desain cross sectional dengan α= 0,05. Pengambilan data

dilakukan pada 68 responden. Instrumen penelitian berupa kuesioner untuk

mengetahui aktivitas fisik sampel, pengukuran IMT, dan pengukuran kepadatan

tulang. Teknik analisa data yang digunakan adalah Spearmen Rank dengan

menggunakan bantuan program aplikasi statistik dalam pengolahannya. Hasil

analisis didapatkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian

osteopenia dengan (p= 0,001, r = -0,378). Sedangkan hasil analisis antara IMT

dengan kejadian osteopenia menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan (p =

0,238).

Peneliti menyarankan agar para mahasiswi lebih rajin untuk meningkatkan

olahraga minimal 3 kali seminggu, masing- masing dilakukan 30 menit dan

melakukan pengecekan kepadatan tulang secara rutin minimal 6 bulan sekali.

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Osteopenia

Daftar Bacaan: 61 ( tahun 1982-2013)

Page 5: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

PS&}{Y"ETAANPf, N.SBf, fUUAN

Skripsi denganjudul

EUBUNGAN AKTTYITAS FISIK DAI\I IMT DENGAN KGJ-ADIAIUOSTEOPENIA PADA MAIIASISWI SEMESTE,R 6 DAT{ b},tNT,bI[,I1,8

PSIK IIIN SYARI3 HII}AYATULLAII JAKARTA

Telah disetqiui dan diperiksa oleh pembimbiqg skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilnm Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disu.sun oleh:

Gabv Nufsih

NIM: 1110104000010

Pembimbiry I PembimbiryII

Qo fuWE*a*a(S.Kp. M.Kep. Sp.KMB["IpSphahr S.Kp.' M,Kep., Ph. D

NIP: 196,80808 200604 2 001 IYIP: 19731106 200501 2 003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAII

T.AKULTAS KEDOKTERAN DAl\t ILMU KESEHATAII

IM{ SYARIT HMAYATT]LLAH

JAKARTA

1435 H2014 M

Page 6: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUHDENGAN KEJADIAN OSTEOPENIA PADA MAHASISWI SEMESTER 6

DAN SEMESTER 8 PSIK UIN SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA

Telah disusun dan dipertahankan penguji:

Gaby Nursila

NIM: 1110104000010

Pembimbing I

Orruart,r#. s.xJ.. vt.x"p.. pn. n

NIP: 19680808 200604 2 001

Pembimbing II

Penguji I

w-Maulina Ilandqvantl S.Kp.. M.Sc

NIP: 19790210 200501 2 002

frlWF( v'

Ernawati. S.Kp. M.Kep, Sp.KiViB

NIP: 19731106 200501 2003

Penguji II

WErnawati. S.Kp. M.Kep. Sp.ICVIB

NIP: 19731106 200501 2003

Penguji III

NIP: 19680808 200604 2 001

Page 7: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

|--

i

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi denganjudul

HUBT'NGAN AKTIVITAS rISIK DAN IMT DENGANKEJADIAI\ OSTEOPENIA PADA MAHASISWI SEMESTER 6

DAN SEMESTER 8 PSIK IIIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh

Gabv Nursila

NIM: 1110104000010

Mengetahui,

Ketua program Studi Ilmu Keperawatan

NIP: 19790520 200901 l0l2

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

if Hidayatullah Jakarta

Page 8: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Gaby Nursila

Tempat, Tanggal Lahir : Tengerang, 24 Juli 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Tinggi/berat badan : 168cm/56kg

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. KH Dewantara RT 03/007 Kp.Sawah Lama Ciputat

Tangerang Selatan

Telepon : 085714048461

E-mail : [email protected]

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/

Program Studi Ilmu Keperawatan

Latar Belakang Pendidikan

1997- 1998 : TK Aisiyah Ciputat

1998-2004 : SD Negeri Ciputat 1

2004-2007 : SMP Negeri 1 Ciputat

2007- 2010 : SMA Negeri 1 Tangerang Selatan

2010- 2014 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 9: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

ix

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini, untuk yang senantiasa ada

saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi, Ayah dan

Mama tercinta yang selalu memanjatkan doa untuk

putri tercinta dalam setiap doanya. Tak lupa Adik- adik

tersayang, i love you......

Untuk teman-teman, sahabat seperjuangan PSIK 2010

terimakasih untuk segala canda tawa, pengalaman, serta

dukungan yang selalu kalian berikan. Perkuliahan akan amat

tidak ada rasanya jika tanpa kalian, pasti akan ada yang

dikenang. Terima kasih untuk semuanya :’)

Mohon maaf saat ada candaan dengan kata-kata yang

menggores hati....

SUKSES UNTUK KITA SEMUA !!!!!

I Will Always Miss You Guys :*:*:*

KATA PENGANTAR

Page 10: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

x

السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat,

hidayah, dan kekuatan kepada penulis, karena hanya dengan izin-Nya penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Aktivitas

Fisik dan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Osteopenia Pada Mahasiswi

Semester 6 dan Semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Sholawat

serta salam juga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini,

banyak hal yang telah penulis peroleh terutama dalam menambah pengetahuan

penulis yang berhubungan dengan aplikasi mata kuliah.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi, doa, serta

kerjasama yang luar biasa dalam proses penyusunan proposal skripsi ini. Penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dr, MK. Tadjudin, Sp. And. selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakrta.

2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM selaku Ketua Program Studi

dan Ibu Eni Nur’aini Agustini selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Maftuhah, S.Kp., M.Kep., PhD dan Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.

KMB selaku dosen pembimbing skripsi yang meluangkan waktu dan

dengan sabar memberikan arahan, saran, dan perbaikan serta motivasi

Page 11: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

xi

kepada penulis selama proses penyusunan sehingga penyusunan skripsi ini

dapat terselesaikan.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis

selama kuliah.

5. Seluruh staf dan karyawan akademik yang telah banyak memberi

kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Orang tua tercinta, Ibunda Susy Karmila dan Ayahanda Nurdin, yang

selalu memberikan doa, dukungan, dan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir ini. Tak lupa, kepada adik-adik

tersayang Getha Nursila dan Zakia Nabila Putri Nursila dan seluruh

keluarga besar yang senantiasa juga selalu memberikan dukungan dan

doanya dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

7. Karyawan Anlene yang telah membantu penulis dalam pengambilan data.

8. Teman-teman ku di Keperawatan terutama Rosi Pratiwi, Naila, Fitri

Farhani, Ika Febti, Fitriyani Rahayu, dan Devica yang telah membantu

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

9. Wayu Bahar Tomy yang telah membantu penulis dalam memberikan

semangat, doa dan dukungan untuk penulis agar menyelesaikan skripsi ini

dengan tepat waktu.

10. Kepada seluruh keluarga PSIK, kakak-kakak, adik-adik, khususnya teman-

teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2010,

yang telah membantu dan memotivasi dalam mencapai cita-cita.

Page 12: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

xii

11. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini baik dalam

persiapan, dan pelaksanaan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

dalam kesempatan ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi

perbaikan skripsi ini kearah yang lebih baik. Atas perhatiannya penulis

ucapkan terimakasih.

Mudah-mudahan segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan

kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhirnya, penulis

berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis

khususnya.

والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته

Ciputat, Juni 2014

Gaby Nursila

Page 13: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

xiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Pernyataan Keaslian Karya ii

Abstract iii

Abstrak iv

Pernyataan Persetujuan v

Lembar Pengesahan vi

Daftar Riwayat Hidup viii

Lembar Persembahan ix

Kata Pengantar x

Daftar Isi xiii

Daftar Bagan xvii

Daftar Tabel xviii

Daftar Lampiran xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Pertanyaan Penelitian 6

D. Tujuan Penelitian 6

1. Tujuan Umum 6

2. Tujuan Khusus 7

E. Manfaat Penelitian 7

Page 14: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

xiv

1. Bagi Peneliti 7

2. Bagi Mahasiswi PSIK 8

3. Bagi Institusi Pendidikan 8

F. Ruang Lingkup Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tulang 10

1. Definisi Tulang 10

2. Struktur Tulang 11

3. Remodeling Tulang 12

B. Osteopenia 13

1. Definisi Osteopenia 13

2. Faktor Risiko terjadinya Osteopenia 14

a. Jenis Kelamin 14

b. Indeks Massa Tubuh (IMT) 14

c. Gaya Hidup 16

1) Aktivitas Fisik 16

2) Status Merokok 17

d. Asupan 18

1) Kalsium 18

2) Vitamin D 19

3) Vitamin C 20

4) Fosfor 21

5) Protein 21

6) Konsumsi Obat 22

3. Alat Untuk Mengukur Osteopenia 22

a. Densitometri DEXA 23

b. Quantitative Ultrasound (QUS) 24

c. Quantitative Computed Tomography (QCT) 25

C. Penelitian Terkait 25

D. Kerangka Teori 27

Page 15: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

xv

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep 28

B. Definisi Operasional 29

C. Hipotesis 30

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 31

C. Populasi dan Sampel 32

D. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data 34

1. Metode Pengumpulan Data 34

2. Instrumen Pengumpulan Data 38

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen penelitian 39

F. Tahap Pengambilan Data 41

G. Etika Penelitian 42

H. Pengolahan Data 43

I. Analisa Data 45

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian 47

B. Hasil Analisa Univariat 48

C. Hasil Analisa Bivariat 51

BAB VI PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat 55

B. Analisa Bivariat 58

C. Keterbatasan Penelitian 62

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 63

B. Saran 64

Page 16: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

xvi

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 17: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

xvii

DAFTAR BAGAN

Halaman

2.1 Kerangka Teori 27

3.1 Kerangka Konsep Penelitian 28

Page 18: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Batas Ambang IMT untuk Indonesia 16

2.2 AKG Kalsium di Indonesia 19

2.3 AKG Vitamin D di Indonesia 20

2.4 AKG Vitamin C di Indonesia 21

2.5 AKG Protein di Indonesia 22

3.1 Definisi Operasional 29

4.1 Interpretasi Koefisien Korelasi 46

5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia di PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Semester 6 dan Semester 8

49

5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Aktivitas Fisik Mahasiswi

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

49

5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut IMT Mahasiswi PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

50

5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kepadatan Tulang

Mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

51

5.5 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Osteopenia pada Pada Mahasiswi

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

52

5.6 Hubungan IMT dengan Osteopenia pada Pada Mahasiswi PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

53

Page 19: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen Perizinan

Lampiran 2. Informed Consent

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Tabulasi Data

Lampiran 5. Hasil Uji Validitas

Lampiran 6. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 7. Hasil Olahan SPSS Univariat

Lampiran 8. Hasil Olahan SPSS Bivariat

Page 20: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tulang manusia merupakan struktur yang paling penting dalam

pembentukan rangka tubuh, dimana tulang adalah jaringan yang tumbuh

dan hidup secara terus menerus. Tulang juga memberi kekuatan dan

membuat kerangka tubuh menjadi stabil, tulang manusia terus mengalami

perubahan karena berbagai stres mekanik, dan terus mengalami

pembongkaran, perbaikan dan pergantian sel (Tandra, 2009). Tulang

memiliki dua sel, yaitu osteoklas (bekerja untuk menyerap dan

menghancurkan atau merusak tulang) dan osteoblas (sel yang bekerja

untuk membentuk tulang) (Compston,2002). Jika aktivitas sel osteoklas

lebih besar daripada osteoblas dapat menyebabkan pengeroposan tulang

yang lama kelamaan akan terjadi osteoporosis (Ganong, 2008).

Osteoporosis adalah kondisi dimana tulang menjadi tipis, rapuh,

keropos, dan mudah patah akibat berkurangnya massa tulang yang terjadi

dalam waktu yang lama. Osteoporosis didefinisikan sebagai keadaan

dimana Densitas Mineral Tulang (DMT) berada dibawah nilai rujukan

atau standar deviasi yaitu di bawah nilai rata-rata rujukan (Depkes, 2002).

World Health Organization (WHO) menggunakan pengukuran DMT

sebagai salah satu pendekatan diagnosis osteoporosis. Secara umum terjadi

penurunan DMT dalam proses terjadinya osteoporosis, sehingga terjadi

Page 21: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

2

kerapuhan tulang. DMT memberikan sumbangan terbesar pada kekuatan

tulang. DMT normal jika nilai kepadatan tulang (T-score) sampel ≥ -1 dan

DMT rendah bila T-score sampel < -1 (WHO, 2003).

Sebelum terjadi osteoporosis, seseorang terlebih dahulu mengalami

proses osteopenia, yaitu suatu kondisi hilangnya sejumlah massa tulang

akibat berbagai keadaan. Penyakit ini dijuluki sebagai Silent Epidemic

Disease, karena menyerang secara diam-diam, tanpa adanya tanda-tanda

khusus, sampai seseorang mengalami patah tulang (Kemenkes, 2008).

Penelitian osteoporosis yang dilakukan Jahari, dkk., 2005 di tiga provinsi

(Sulawesi Utara, DI Yogyakarta dan Jawa Barat) ditemukan tingginya

prevalensi nilai DMT rendah yang mengalami osteopenia sebesar 30,1%

dan didapati tingginya angka DMT rendah pada perempuan dewasa muda.

Pada wanita disebabkan oleh hormon estrogen dan massa puncak tulang,

semakin meningkatnya umur, semakin sedikit hormon estrogen yang

dihasilkan maka wanita akan lebih cepat mengalami kehilangan masa

tulang yang lama kelamaan dapat menyebabkan osteoporosis (Ganong,

2008).

Penyebab spesifik osteopenia belum diketahui dengan jelas tetapi

penyebab osteopenia bersifat multifaktor. Semua hal yang mengurangi

kekuatan tulang akan turut berperan terjadinya osteopenia. Faktor risiko

terjadinya penurunan kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin,

peningkatan usia, genetik, kebiasaan merokok, aktifitas fisik yang kurang,

konsumsi alkohol dan massa tubuh yang rendah (Fox & Brown, 2007).

Page 22: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

3

Seseorang yang mempunyai massa tubuh yang rendah

(underweight) dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) = 19 atau kurang serta

mempunyai tubuh yang kecil sebagai hasil dari gangguan makan juga

mempunyai risiko terjadinya osteopenia (National Osteoporosis Society,

2008). Kondisi ini disebabkan karena tulang akan giat membentuk sel

apabila ditekan oleh bobot yang berat (Zaviera, 2008). Perempuan gemuk

mempunyai jaringan lemak (adiposa) yang menyimpan hormon androgen

dan kemudian diubah menjadi estrogen. Makin banyak jaringan lemak

yang dimiliki perempuan, makin banyak hormon estrogen yang dapat

diproduksi untuk kekuatan tulang (Lane, 2003). Data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas), 2007 menunjukkan tingginya prevalensi IMT rendah

atau kurus di Indonesia. Prevalensi IMT rendah atau kurus, yakni sebanyak

14,8% pada orang dewasa.

Menurut Jill, dkk., 1993 terjadinya penurunan massa tulang pada

periode puncak massa tulang, dimana tulang memiliki massa pembentukan

tulang tertinggi yaitu pada usia 20-35 tahun dikarenakan perubahan pola

hidup seseorang terutama pada wanita dewasa usia 20 tahun keatas,

kondisi ini dilihat dari kurangnya konsumsi kalsium, serta tingginya

konsumsi kafein (teh, kopi, soda), perokok dan rendahnya aktivitas

olahraga (Jill. dkk., 1993 dalam Hasye, 2008). Usia mahasiswa pada masa

ini tengah mengalami puncak pembentukan massa tulang (Peak Bone

Mass) yang akan berbeda setiap individu. Semakin tua maka akan terjadi

peningkatan kerja osteoklast (merusak tulang) dibandingkan kerja

osteoblast (membentuk tulang baru) (Napoli, 2007).

Page 23: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

4

Seiring bertambahnya umur dan perubahan gaya hidup maka risiko

terjadinya osteopenia semakin tinggi. Untuk menghindari risiko terjadinya

osteopenia, maka perlu melakukan olahraga. Olahraga baik bagi tulang

maupun aspek kesehatan lain. Tidak bergerak sama sekali mempercepat

penurunan masa tulang, sementara olahraga menahan beban tubuh bisa

meningkatkan masa tulang. Pada orang dewasa, olahraga dapat

memperlambat penurunan masa tulang akibat usia serta meningkatkan

kesehatan secara umum. Olahraga membantu memperkuat tulang

(Wardlaw, 2002).

Penelitian yang dilakukan oleh Kim (2013), menunjukan bahwa

aktivitas masa lalu selama masih remaja (p= 0,002) menunjukan efek

positif pada kandungan mineral tulang. Dalam model multivariat, aktivitas

fisik masa lalu (≥1 kali perminggu) memiliki efek perlindungan terjadinya

osteopenia. Penelitian ini dilakukan pada 111 mahasiswa di Universitas

Seoul, Korea.

Penelitian yang dilakukan oleh Dian (2012), menunjukan bahwa

21,7% responden memiliki DMT tidak normal dan terdapat hubungan

yang signifikan (nilai p< 0,05) antara IMT dengan DMT tidak normal, dan

ada perbedaan rata-rata antara pengetahuan dan kebiasaan konsumsi kopi

dengan DMT normal dan DMT tidak normal.

`Berdasarkan data-data hasil penelitian di atas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan IMT dan aktivitas

fisik dengan kejadian osteopenia pada mahasiswi semester 6 dan semester

8 Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah

Page 24: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

5

Jakarta. Alasan peneliti memilih sampel mahasiswi semester 6 dan

semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena pada penelitian

di atas wanita usia 20 tahun keatas memiliki risiko yang tinggi terhadap

terjadinya osteopenia. Penelitian dilakukan di gedung FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan mengukur kepadatan mineral tulang sampel

menggunakan alat Generic Electrik Ultrasound Bone Densitometer yang

dipinjam ke pihak Anlene.

B. Rumusan Masalah

Beberapa bukti telah menunjukan gangguan DMT telah terjadi,

kesadaran akan gangguan DMT masih sangat rendah. Selain itu, penyakit

yang diakibatkan oleh penurunan DMT dapat timbul tanpa adanya gejala

sehingga akan dirasakan ketika telah terjadi keparahan pada penderita.

DMT sangat perlu untuk diteliti lebih lanjut agar dapat mencegah dan

mengurangi penyakit akibat penurunan DMT dimasa mendatang.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 5 orang mahasiswi

PSIK UIN Jakarta di Kalcare Bintaro Xchange, 4 mahasiswi menderita

osteopenia. Dari 4 mahasiswi yang menderita osteopenia, 2 mahasiswi

mempunyai IMT kurus, 2 mahasiswi mempunyai IMT normal dan 1

mahasiswi yang kepadatan tulangnya normal mempunyai IMT kurus.

Sedangkan kelima mahasiswi ini mempunyai aktivitas fisik yang rendah.

Dengan demikian masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan

antara aktifitas fisik dan IMT dengan kejadian osteopenia pada mahasiswi

semester 6 dan semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 25: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

6

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan,

maka dapat diambil beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran usia mahasiswi semester 6 dan semester 8 PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

2. Bagaimana gambaran kepadatan tulang mahasiswi semester 6 dan

semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

3. Bagaimana gambaran aktivitas fisik pada mahasiswi semester 6 dan

semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

4. Bagaimana gambaran IMT mahasiswi semester 6 dan semester 8 PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

5. Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian

osteopenia pada mahasiswi semester 6 dan semester 8 PSIK UIN

Syarif Hidayatulah Jakarta?

6. Apakah ada hubungan antara IMT dengan kejadian osteopenia pada

mahasiswi semester 6 dan semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatulah

Jakarta?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan IMT dengan

kejadian osteopenia pada mahasiswi semester 6 dan semester 8 PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 26: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

7

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran usia mahasiswi semester 6 dan

semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Untuk mengetahui gambaran kepadatan tulang mahasiswi semester 6

dan semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Untuk mengetahui gambaran aktivitas fisik pada mahasiswi semester

6 dan semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

d. Untuk mengetahui gambaran IMT mahasiswi semester 6 dan

semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

e. Untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan

osteopenia pada sampel.

f. Untuk menganalisis hubungan antara IMT dengan kejadian

osteopenia pada sampel.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberi tambahan ilmu, wawasan dan

pengalaman baru yang sangat berharga terhadap pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya pada bidang keperawatan baik secara konten

maupun metodelogi penelitiannya.

Page 27: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

8

2. Bagi Mahasiswi PSIK

Sebagai bahan informasi mengenai osteopenia dan mengetahui

kepadatan tulang mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

sehingga dapat mencegah dan mengurangi kejadian osteopenia.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi ilmu dan informasi penguat ilmu

kesehatan tentang penurunan kepadatan tulang secara dini yang biasa

disebut osteopenia. Hasil penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai

dasar untuk perkembangan penelitian-penelitian selanjutnya dalam

bidang yang sama.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi semester 6 dan semester 8

PSIK UIN Syarif Hidayatulah Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan aktivitas fisik dan indeks masa tubuh dengan kejadian

osteopenia. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif

dengan desain studi cross sectional. Dengan populasi semua mahasiswi

PSIK UIN Syarif Hidayatullah semester 6 dan semester 8 dan dengan

sempel mahasiswi semester 6 dan semester 8 PSIK UIN Syarif

Hidayatulah Jakarta yang telah berusia 20 tahun. Pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner untuk menilai

aktivitas fisik yang dilakukan pada sampel, pengukuran berat badan (BB)

dan tinggi badan (TB) untuk menilai IMT dan pengukuran DMT dengan

menggunakan alat Quantitative Ultrasound Bone Densitometry untuk

Page 28: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

9

menilai kepadatan mineral tulang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei

sampai dengan Juni di gedung FKIK UIN Jakarta.

Page 29: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TULANG

1. Definisi Tulang

Tulang merupakan jaringan ikat khusus yang berfungsi sebagai

alat penyokong, pelekatan, perlindungan, dan penyimpanan mineral.

Jaringan ini dilengkapi dengan rigiditas, kekuatan yang sangat besar

serta elastisitas yang sangat terbatas. Kemampuan jaringan ini untuk

menyimpan mineral terutama kalsium (Ca), kebanyakan dalam bentuk

kristal hidroksiapatit yang merupakan sifat utama untuk membedakan

tulang dari jaringan ikat lainnya (Samuelson, 2007).

Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk alat gerak pasif,

proteksi alat-alat di dalam tubuh, pembentuk tubuh, metabolisme

kalsium dan mineral, dan organ hemopoetik. Tulang juga merupakan

jaringan ikat yang dinamis serta selalu diperbaharui melalui proses

remodeling yang terdiri dari proses resorbsi dan formasi. Dengan proses

resorbsi, bagian tulang yang tua dan rusak akan dibersihkan dan diganti

oleh tulang yang baru melalui proses formasi. Proses resorbsi dan

formasi selalu berpasangan. Dalam keadaan normal, massa tulang yang

diresorbsi akan sama dengan massa tulang yang diformasi, sehingga

terjadi defisit massa tulang dan tulang menjadi semakin tipis dan

perforasi. Sebagaimana jaringan ikat lainnya, tulang terdiri dari

Page 30: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

11

komponen matriks dan sel. Matriks tulang terdiri dari serat-serat

kolagen dan protein non-kolagen. Sedangkan sel tulang terdiri dari

osteoblas, osteoklas dan osteosit. (Setyohadi, 2010)

2. Struktur Tulang

Tulang terdiri dari lapisan luar, lapisan tulang padat dan lapisan

tulang berongga. Pada penurunan densitas mineral tulang, lapisan

tulang padat dan lapisan tulang berongga jauh lebih tipis, sehingga

tulang menjadi lemah dan kemungkinan patah tulang meningkat

(Compston, 2002). Tulang mulai terbentuk sejak kandungan,

khususnya pada trimester 3 dan akan terus berkembang hingga

mencapai puncak pertumbuhan masa tulang (peak bone mass). Puncak

massa tulang biasanya sampai dengan umur 20-35 tahun (Jill. dkk.,

1993 dalam Hasye, 2008).

Sel tulang terdiri dari osteoblas, osteklas dan osteosit. Osteoblas

adalah sel tulang yang bertanggung jawab terhadap proses formasi

tulang, yaitu berfungsi dalam sintesis matriks tulang yang disebut

osteoid, yaitu komponen protein dari jaringan tulang. Selain itu

osteoblas juga berperan memulai proses resorbsi tulang dengan cara

membersihkan permukaan osteoid yang akan diresorbsi melalui

berbagai proteinase netral yang dihasilkannya. Pada permukaan

osteoblas, terdapat berbagai reseptor permukaan untuk berbagai

mediator metabolisme tulang, sehingga osteoblas merupakan sel yang

sangat penting pada bone turnover. (Setyohadi, 2010).

Page 31: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

12

Osteoklas adalah sel tulang yang bertanggung jawab terhadap

proses resorbsi tulang. Pada tulang trabekular, osteoklas akan

membentuk cekungan pada permukaan tulang yang aktif yang disebut

lakuna howship, sedangkan pada tulang kortikal, osteoklas akan

membentuk kerucut sebagai hasil resorpsinya yang disebut cutting

cone, dan merupakan sel raksasa yang berinti banyak, tetapi berasal dari

sel hemopoetik mononuklear (Setyohadi, 2010).

Osteosit merupakan sel tulang yang terbenam di dalam matriks

tulang. Sel ini berasal dari osteoblas, memiliki juluran sitoplasma yang

menghubungkan antara satu osteosit dengan osteosit lainnya dan juga

dengan bone lining cells di permukaan tulang, fungsi osteosit belum

sepenuhnya diketahui, tetapi diduga berperan pada transmisi signal dan

stimuli dari satu sel dengan sel lainnya. Baik osteoblas maupun osteosit

berasal dari sel mesenkimal yang terdapat di dalam sumsum tulang,

periosteum, dan mungkin endotel pembuluh darah. Sekali osteoblas

selesai mensintesis osteosit dan terbenam di dalam osteoid yang

disintesisnya (Setyohadi, 2010).

3. Remodeling Tulang

Tulang yang sudah tua dan pernah mengalami keratakan akan

dibentuk kembali. Tulang yang sudah rusak itu akan diidentifikasi oleh

sel osteosit (sel osteoblas menyatu dengan matriks tulang) (Cosman,

2009). Kemudian terjadi penyerapan kembali yang dilakukan oleh

osteoklas dan nantinya akan menghancurkan kolagen dan mengeluarkan

Page 32: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

13

asam (Tandra, 2009). Dengan demikian, tulang yang sudah diserap

osteoklas akan dibentuk bagian tulang yang baru yang dilakukan oleh

osteoblas yang berasal dari sel prekursor di sumsum tulang belakang

setelah sel osteoklas hilang (Cosman, 2009).

Menurut Ganong (2008), ternyata endokrin mengendalikan proses

remodeling tersebut. Dan hormon yang mempengaruhi yaitu hormon

paratiroid (resopsi tulang menjadi lebih cepat) dan estrogen (resopsi

tulang menjadi lebih lama). Sedangkan pada osteoporosis, terjadi

gangguan pada osteoklas, sehingga tidak timbul keseimbangan antara

kerja osteoklas dengan osteoblas. Aktivitas sel osteoklas lebih besar

daripada osteoblas.

B. Osteopenia

1. Definisi Osteopenia

Osteopenia adalah suatu kondisi dimana tingkat densitas

(kepadatan matriks dan mineral) tulang lebih rendah dari massa tulang

tertinggi (peak bone mass) dan tidak terlalu parah dibandingkan

dengan osteoporosis (WebMD, 2006). Walaupun tidak terlalu parah,

kondisi ini harus menjadi diperhatikan karena jika kondisi ini

dibiarkan makan akan mengarah ke osteoporosis dimana tulang akan

menjadi rapuh dan mudah patah sehingga penderita tidak bebas

bergerak, tinggi badan berkurang bahkan akan menjadi resiko

kematian dini. Osteopenia merupakan deteksi awal untuk mencegah

terjadinya osteoporosis dan patah tulang (Fox & Brown, 2007).

Page 33: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

14

Osteopenia merupakan kondisi kepadatan tulang yang kurang atau

hilangnya massa tulang. Kondisi tersebut dipicu oleh kurangnya

konsumsi kalsium, kurang gerak, dan terkena sinar matahari; kebiasaan

mengkonsumsi minuman berkafein; serta penggunaan obat-obatan

yang mengandung kortikosteroid (Hasye, 2008)

2. Faktor Resiko terjadinya Osteopenia

a. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan karakteristik biologik yang

dikenali dari penampilan fisik, yaitu laki-laki dan perempuan.

Osteoporosis lebih sering terjadi pada wanita sekitar 80% daripada

laki-laki 20%. Hal ini terjadi karena laki-laki mempunyai tubuh

yang lebih besar, tulang yang lebih padat dari wanita. Dengan kata

lain wanita mempunyai masa tulang yang lebih rendah karena

mengalami menopause, sehingga terjadi penurunan hormon

estrogen yang menyebabkan aktivitas sel osteoblas menurun

sedangkan osteoklas meningkat, maka wanita lebih cepat

mengalami kehilangan masa tulang (Krinke, 2005).

b. IMT

Masa tulang akan lebih besar pada orang yang berbadan

besar dibandingkan orang yang berbadan kurus dan kecil

(Compston, 2002). Kondisi ini disebabkan karena tulang akan giat

membentuk sel apabila ditekan oleh bobot yang berat. Posisi tulang

menyangga bobot, maka tulang akan merangsang untuk

Page 34: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

15

membentuk masa pada area tersebut, terutama pada daerah panggul

dan pinggul. Jika bobot tubuh ringan, maka masa tulang cenderung

kurang terbentuk sempurna (Zaviera, 2008).

IMT terkait dengan berat badan (BB). Menurut Halimah

(2007), menyatakan bahwa BB yang kurang mengakibatkan

kurangnya beban mekanik yang dapat merangsang meningkatkan

DMT melalui gaya gravitasi, sedangkan berat badan yang lebih

(obesitas) akan lebih meningkatkan DMT. Perempuan gemuk

mempunyai jaringan lemak (adiposa) yang menyimpan hormon

androgen dan kemudian diubah menjadi estrogen. Makin banyak

jaringan lemak yang dimiliki perempuan, makin banyak hormon

estrogen yang dapat diproduksi (Lane, 2003).

Cara untuk menghitung IMT.

IMT= Berat Badan (BB dalam kg)

Tinggi Badan2 (TB dalam m)

IMT yang dikatakan kurus apabila < 18,4. IMT 18,5 sampai 25

dikatakan normal. Gemuk adalah apabila IMT antara 25,1 sampai

27 keatas. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 35: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

16

Tabel 2.1. Batas Ambang IMT untuk Indonesia

KEADAAN KATEGORI IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17- 18,4

Normal 18,5-25,0

Gemuk Kelebihan berat badan ringan 25,1- 27,0

Kelebihan berat badan berat >27,0

Sumber: Depkes, 2002

c. Gaya Hidup

1) Aktivitas Fisik

Aktivitas yang dilakukan setiap orang berbeda-beda.

Dengan aktivitas fisik, berarti otot tubuh bergerak dan

menghasilkan energi. Pertumbuhan dan perkembangan tulang

dipengaruhi gerakan badan dan istirahat. Latihan fisik

meningkatkan suplai darah ke otot dan tulang. Kerena darah

membawa zat-zat pembangun, maka latihan fisik akan

meningkatkan pertumbuhan (Watson, 2002). Seseorang yang

jarang melakukan aktivitas fisik akan mengakibatkan turunnya

masa tulang dan dengan bertambahnya usia terutama pada usia

lanjut, otot pun akan menjadi lemah sehingga akan berpeluang

untuk timbulnya patah tulang (Compston, 2003).

Olahraga baik bagi tulang maupun aspek kesehatan lain.

Tidak bergerak sama sekali mempercepat penurunan masa

tulang, sementara olahraga menahan beban tubuh bisa

meningkatkan masa tulang. Pada orang dewasa, olahraga dapat

Page 36: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

17

memperlambat penurunan masa tulang akibat usia serta

meningkatkan kesehatan secara umum, sehingga megurangi

risiko jatuh. Olahraga membantu memperkuat tulang

(Wardlaw, 2002).

Melompat-lompat atau bermain lompat tali bisa

meningkatkan masa tulang pinggul wanita, sementara berjalan

cepat sekitar 30 menit yang dilakukan tiga sampai empat kali

dalam seminggu bisa mengurangi penurunan masa tulang

belakang dan tulang pinggul (Compston, 2002).

Wanita yang malas bergerak atau berolahraga akan

terhambat proses osteoblasnya. Selain itu, kepadatan masa

tulang akan berkurang. Semakin banyak bergerak dan olahraga,

maka otot akan memacu tulang untuk membentuk masa

(Zaviera, 2008). Menurut Muhial dkk (2004), aktivitas fisik

dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu aktivitas

ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat.

2) Status Merokok

Merokok dan minum minuman beralkohol sangat

merugikan dalam kaitannya dengan osteoporosis. Penelitian

menunjukan merokok mempercepat kehilangan tulang serta

turut andil dalam berkurangnya kemampuan penyerapan

kalsium (Nasir, 2008).

Suatu studi analisis dari 48 penelitian memperlihatkan

bahwa semakin banyak seorang wanita merokok, semakin

Page 37: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

18

tinggi risikonya untuk fraktur (Zaviera, 2008). Perokok baik

laki-laki maupun perempuan memiliki risiko fraktur tulang satu

hingga dua kali lebih besar daripada bukan perokok

(Permatasari, 2008). Bukti nyata efek merokok dalam

penurunan DMT yaitu satu diantara delapan kejadian fraktur

tulang pinggul terjadi akibat merokok. Perokok kehilangan

tulang lebih cepat dibandingkan yang tidak merokok

(Law,1997)

d. Asupan

1) Kalsium

Zat kapur, kalk atau kalsium adalah mineral terbanyak

dalam tubuh. Dalam tubuh dewasa terdapat sekitar 1200 gram

(300 mmol) kasium, dimana sebanyak 99% berada dalam

tulang dan gigi, 1% terdapat dalam darah, cairan ekstra seluler,

otot dan jaringan lain (Tee,2005). Kalsium yang diserap dari

makanan hanya sebesar 25% (Wardlaw, 2002).

Diperkirakan 80-90% kandungan mineral tulang terdiri dari

kalsium dan fosfor sehingga diyakini kalsium memegang

peranan penting dalam terjadinya osteoporosis. Kalsium yang

beredar dalam darah mejadi patokan keseimbangan kadar

kalsium diseluruh tubuh. Keseimbangan dan kestabilan dalam

darah normal, maka mineralisasi dan demineralisasi

berlangsung seimbang (Zaviera, 2008)

Page 38: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

19

Tingginya asupan kalsium tidak bersifat toksik pada

individu yang sehat karena mekanisme homeostasis tubuh

mengontrol kandungan yang diserap melalui makanan dan

yang diekskresikan melalui urin. Namun, The Committee On

medical Aspect of Food Policy menggunakan dosis

peningkatan asupan kalsium pada orang yang berisiko terkena

osteoporosis harus dilakukan dengan hati-hati (Barker, 2002)

Tabel 2.2 AKG Kalsium di Indonesia

Umur (tahun) Pria (mg) Wanita (mg)

10- 18

19- 29

30- 49

50- 64

>65

1000

800

800

800

800

1000

800

800

800

800

Sumber: Depkes, 2005

2) Vitamin D

Vitamin D sangat penting untuk kesehatan tulang, yaitu

membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar

kalsium dan fosfor tersedia dalam darah untuk diendapkan pada

proses pengerasan tulang (Almatsier, 2002). Vitamin D

meningkatkan penyerapan kalsium oleh usus sehingga cukup

tersedia kalsium untuk tulang, yang mengandung 99% kalsium

tubuh.

Pada orang yang cukup mengkonsumsi vitamin D, rata-rata

penyerapan kalsium di usus yaitu 30%. Pada saat pertumbuhan,

laktasi dan menyusui efektifitas penyerapan meningkat sampai

Page 39: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

20

80%. Namun, tanpa vitamin D, maka penyerapan kalsium pada

usus tidak lebih dari 10-15%. Defisiensi vitamin D pada orang

dewasa dapat menyebabkan hyerparathyroidism sekunder

(penyebab osteoporosis) (Holick, 2004)

Tabel 2.3. AKG Vitamin D di Indonesia

Sumber: Depkes, 2005

3) Vitamin C

Vitamin C berfungsi untuk pembentukan tulang, dimana

dapat membantu absorbsi kalsium dengan menjaga agar

kalsium berada dalam bentuk larutan, dalam membantu

pertumbuhan osteoblas. Fungsi vitamin C yang lain yaitu

berperan dalam berbagai reaksi hidrolisis yang dibutuhkan

untuk sintesis kolagen, karnitin dan seronin. Kolagen

merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas

struktur sel disemua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan

dan matriks tulang. Jadi vitamin C dapat membantu

pembentukan tulang dan berperan dalam terjadinya fraktur

(Almatsier, 2002 dan Wolf, 2005). Asupan vitamin C

berpengaruh terhadap DMT sebagai radikal bebas yang dapat

mengurangi efek dari stres oksidatif yang kemungkinan

Umur (tahun) Pria (µg) Wanita (µg)

10-18

19- 29

30- 49

50- 64

>65

5

5

5

10

15

5

5

5

10

15

Page 40: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

21

berhubungan dengan bone loss, dengan mencegah resopsi

tulang (Wolf, 2005).

Tabel 2.4. AKG Vitamin C di Indonesia

Umur (tahun) Pria (mg) Wanita (mg)

16- 18

19- 29

30- 49

50- 64

>65

90

90

90

90

90

75

75

75

75

75

Sumber: Depkes, 2005

4) Fosfor

Fosfor merupakan mineral kedua yang banyak berperan

dalam tubuh. Kalsium dan fosfor menjadi komponen dalam

tulang. Akan tetapi, jika jumlah fosfor lebih besar daripada

kalsium akan menyebabkan berkurangnya masa tulang. Karena

pada makanan sumber fosfor dapat meningkatkan hormon

paratiroid yang dapat memicu pengeluaran kalsium melalui

urin, sehingga masa tulang pun akan berkurang (Barker, 2002).

5) Protein

Terjadinya osteoporosis juga disebabkan oleh asupan

protein yang berlebih. Karena protein dapat menghasilkan asam

jika diuraikan dalam tubuh. Sehingga asam tersebut ditahan

oleh tulang dan terjadilah pelepasan kalsium melalui urin. Ada

studi mengatakan adanya peningkatan asupan protein

mempengaruhi kehilangan masa tulang. Dengan asupan protein

Page 41: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

22

sebanyak 1 gram dapat meningkatkan pengeluaran kalsium

lewat urin sebanyak 1 mg (Dawson, 2006).

Tabel 2.5. AKG protein di Indonesia

Umur (tahun) Pria (g) Wanita (g)

16-18

19-29

30-49

50-64

>65

65

60

60

60

60

50

50

50

50

50

Sumber: Depkes, 2005

6) Konsumsi Obat

Mengkonsumsi obat- obatan tertentu dengan frekuensi

sering seperti kortikosteroid, akan mempunyai peluang untuk

terkena osteoporosis lebih besar. Karena mengkonsumsi obat

tersebut dalam jumlah yang tinggi atau sering, akan

menghambat kerja pembentukan tulang dan dapat menurunkan

masa tulang (Putri, 2009)

3. Alat Untuk Mengukur Osteopenia

Nilai dari pengukuran masa tulang disebut densitas mineral tulang.

Densitas mineral tulang dapat diukur melalui beberapa cara dengan

output yang diperoleh disebut dengan T-score dan Z-score. Adapun

alat yang dipergunakan untuk mengetahui seseorang mengalami

osteopenia atau osteoporosis, antara lain:

Page 42: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

23

a. Densitometri DEXA (Dual Energy X-Ray Absorptimetry)

Dari semua teknik pemeriksaan densitas tulang dual energy

x-ray absorptimetry adalah cara yang paling akurat.

Pemeriksaan ini aman tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan

dalam waktu 5-15 menit (Tandra, 2009).

Keuntungan metode ini mengukur masa tulang di pinggul,

pergelangan tangan, tulang belakang, atau seluruh rangka dan

sering disebut scan tulang. Nilai masa tulang yang didapat dari

pengukuran ini disebut kerapatan mineral tulang (BMD= Bone

Mineral Density). Walaupun menggunakan sinar-X, namun

tingkat radiasinya sangat kecil (New, 2003). Akan tetapi alat

ini memiliki kelemahan yaitu membutuhkan koreksi

berdasarkan volume tulang (secara bersamaan hanya

menghitung 2 dimensi yaitu tinggi dan lebar) dan jika pada saat

seseorang melakukan pengukuran dalam posisi yang tidak

benar, maka akan mempengaruhi hasil pemeriksaan tersebut.

(Cosman, 2009)

Hasil dari DEXA dapat dinyatakan dengan T-Score, yang

dinilai dengan melihat perbedaan BMD dari hasil pengukuran

nilai rata-rata BMD puncak (Tandra, 2009). Kriteria WHO

untuk menentukan berat ringannya keropos tulang, organisasi

kesehatan dunia memberlakukan kriteria yang sudah diterima

oleh seluruh dunia. Bila T-Score sama dengan atau lebih rendah

dari -2,5 dinamakan osteoporosis. Bila T-Score dibawah -1,0

Page 43: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

24

dinamakan osteopenia atau massa tulang yang rendah. T-Score

diantara -1 sampai +1 dikatakan BMD yang normal. Orang

dengan T-Score dibawah -2,5 yang disertai dengan fraktur

karena osteoporosis dikategorikan dalam osteoporosis yang

berat (Severe or establised osteoporosis) (Tandra, 2009).

b. Quantitative Ultrasound (QUS)

Ultrasound mengukur kecepatan suara, berbeda dengan

pengukuran sebelumnya yang menggunakan sinar-X. Adanya

elastisitas tulang terbukti dengan adanya kecepatan tembus

gelombang dan kekuatan tulang. Pemeriksaan dilakukan pada

tulang tumit (calccaneus), tibia dan jari tangan. Keuntungan

alat pengukur ini adalah murah dan dapat dibawa kemana-

mana, hanya saja tidak dapat mengetahui lokalisasi tepat

osteoporosis (Suherman & Tobing, 2006).

Pengukuran dengan QUS ini memiliki kelemahan dalam

analisa karena yang diukur adalah bagian tumit karena

perubahan kepadatan tulang tumit lebih lambat dibandingkan

tulang belakang atau pinggul. Jadi, dapat saja terjadi kasus

kepadatan tulang tumitnya normal, namun bagian pusat seperti

tulang belakang atau pinggul tidak normal (Zaviera, 2008).

Pemeriksaan ultrasound dapat memprediksi risiko fraktur dan

dapat dilakukan sebagai skrining seseorang mengalami

osteoporosis yang kemudian bisa dilanjutkan dengan

pemeriksaan DEXA agar jauh lebih akurat (Gibney, 2008) .

Page 44: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

25

c. Quantitative Computed Tomography (QCT)

QCT merupakan salah satu metode yang dipakai untuk

mengukur mineral tulang. Sebagian besar alat ini dapat

mengukur densitas mineral tulang di daerah lain. QCT

memiliki beberapa keuntungan, yaitu dapat mengukur DMT

belakang di ruas tulang belakang, tempat patah tulang biasanya

terjadi. Kekurangannya yaitu metode ini menggunakan radiasi

yang sangat tinggi, sehingga penggunaannya tidak begitu

direkomendasikan (Cosman, 2009).

C. Penelitian Terkait

Beberapa penelitian terkait aktivitas fisik dan indeks masa tubuh dengan

kejadian osteopenia adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dian (2012), menunjukan bahwa

21,7% responden memiliki DMT tidak normal dan terdapat hubungan

yang signifikan (nilai p< 0,05) antara IMT dengan DMT tidak normal,

dan ada perbedaan rata-rata antara pengetahuan dan kebiasaan

konsumsi kopi dengan DMT normal dan DMT tidak normal.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Kim (2013), menunjukan bahwa

aktivitas masa lalu selama masih remaja (p= 0,002) menunjukan efek

positif pada kandungan mineral tulang. Dalam model multivariat,

aktivitas fisik masa lalu (≥1 kali perminggu) memiliki efek

perlindungan terjadinya osteopenia.

Page 45: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

26

3. Penelitian yang dilakukan oleh Novriyana (2011), menunjukan bahwa

terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kepadatan tulang,

dengan nilai r= 0,451, p= 0,00. Aktivitas fisik yang tinggi dapat

meningkatkan kepadatan tulang.

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan ada hubungan aktivitas

fisik dengan osteopenia, hal ini dapat dilihat dari penelitian nomor 2 dan

nomor 3. Sedangkan antara IMT dengan osteopenia juga terdapat

hubungan, hal ini dapat dilihat dari penelitian nomor 1.

Page 46: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

27

D. Kerangka Teori

Akan membentuk

mempengaruhi

Akan terjadi

Dampaknya

Gambar 2.1. Model Kerangka Teori modifikasi ( Cosman, 2009; Compston, 2002;

Fox & Brown, 2007; Ganong, 2008; Setyohadi, 2010; Tandra, 2009; Zaviera,

2008)

Tulang

Sel Tulang terdiri dari:

- Osteosit

- Osteoblas

- Osteoklas

Remodeling Tulang normal:

Tulang yang sudah rusak akan diidentifikasi

oleh sel osteosit, kemudian terjadi

penyerapan kembali yang dilakukan oleh

osteoklas dan nantinya akan menghancurkan

kolagen dan mengeluarkan asam. Dengan

demikian, tulang yang sudah diserap

osteoklas akan dibentuk bagian tulang yang

baru yang dilakukan oleh osteoblas setelah

sel osteoklas hilang.

FAKTOR RISIKO:

1. Usia

2. Jenis kelamin

3. Gaya hidup

4. IMT

5. Asupan makanan

Remodeling Tulang Abnormal:

Peningkatan kerja osteoklas dan

penurunan kerja osteoblas

Penurunan

kepadatan tulang

(OSTEOPENIA)

Osteoporosis

Page 47: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

28

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini, variabel bebas (independen) yang ingin diketahui

yakni IMT dan aktivitas fisik, sedangkan variabel terikat (dependen) yang

akan diteliti yaitu osteopenia.

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel

Indepanden

Aktivitas Fisik

O

S

T

E

O

P

E

N

I

A IMT

Variabel Depanden

Page 48: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

29

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi

Operational

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Dependen:

Osteopenia

Suatu kondisi

terjadinya

penurunan

kepadatan massa

tulang dari keadaan

normal.

Pengukuran

densitas

(kepadatan)

tulang.

Bone

Densitometry

QUS.

1. 1. Normal= T score >-1

2. Osteopenia= T score -

1 sampai -2,5

(WHO, 2003)

Ordinal

Independen

:

Indeks

Massa

Tubuh

(IMT)

Alat atau cara yang

sederhana untuk

memantau status

gizi orang dewasa,

yang berkaitan

dengan kekurangan

dan kelebihan berat

badan . berdasarkan

perbandingan antara

berat badan dalam

kilogram (kg) dan

tinggi badan dalam

m2

.

Pengukur

berat badan

(kg) dan

tinggi badan

(m).

- Berat badan

diukur

dengan

timbangan

berat badan

digital

(Secca)

- Tinggi

badan

diukur

dengan

tinggi

badan

dgital

(Secca).

Kategori

1. Kurus : 17,0 - 18,4

kg/m2

2. Normal : 18,5 - 25,0

kg/m2

3. Gemuk : 25,1- 27,0

kg/m2

(Depkes, 2002)

Ordinal

Independen

:

Aktivitas

fisik

Suatu kegiatan

sehari yang dapat

menghasilkan

energi dan

melakukan secara

terencana

terstruktur dan

terprogram dengan

tujuan untuk

meningkatkan

kebugaran jasmani.

Kuisioner Kuisioner

aktivitas

fisik.

Kuesioner ini

terdiri dari 18

item

pertanyaan.

Kategori:

1. Rendah, jika:

Skor < 29

2. Sedang, jika:

Skor 29 ≤ Skor ≤

38

3. Tinggi, jika:

Skor > 38

Ordinal

Page 49: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

30

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian

yang muncul adalah:

1. Ada Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Osteopenia pada

Mahasiswi semester 6 dan semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ada Hubungan IMT dengan Kejadian Osteopenia pada Mahasiswi

semester 6 dan semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 50: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

31

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif, desain penelitian yang

direncanakan adalah penelitian dengan rancangan penelitian cross

sectional. Penelitian cross sectional meneliti suatu kejadian pada titik

waktu dimana variabel dependen dan independen diteliti sekaligus pada

saat yang sama (Nursalam, 2009).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni tahun 2014 di

gedung FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tepatnya pada mahasiswi

PSIK semester 6 dan semester 8. Alasan peneliti memilih FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta karena letaknya yang terjangkau, kemudahan

dalam birokrasi, dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai

hubungan aktivitas fisik dan IMT dengan kejadian osteopenia pada

mahasiswi semester 6 dan semester 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 51: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

32

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua mahasiswi semester 6 dan 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan jumlah 85 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi, atau sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi

yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik simple random sampling, yaitu teknik sampling dengan cara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota

populasi(Hidayat, 2007). Pengambilannya menggunakan kocokan

sesuai dengan nomor urut yang ada di absen. Sampel dalam penelitian

ini adalah mahasiswi PSIK semester 6 dan semester 8 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Jenis kelamin perempuan.

b. Berusia minimal 20 tahun.

c. Bersedia menjadi sampel dan mempunyai waktu untuk mengisi

kuesioner, mengukur IMT serta melakukan pengecekan kepadatan

tulang.

Page 52: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

33

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sesuai dengan ketentuan rumus besar sampel yang sesuai dengan

rancangan penelitian yaitu rumus sampel Uji beda dua proporsi.

Keterangan:

n= besar sampel yang diharapkan

Z1-α/2= tingkat kemaknaan pada α= 5% (z score= 1,96)

Z1-β= kekuatan uji pada β= 80% (z score= 0,84)

P= (P1+P2)/2

P1= proporsi kebiasaan olahraga kurang dengan DMT

tidak normal, sebesar 73,1% (Trihapsari, 2009)

P2= proporsi kebiasaan olahraga cukup dengan DMT

tidak normal, sebesar 39% (Trihapsari, 2009)

Maka besar sampel yang dihasilkan adalah:

n= √ ( )+0.8√ ( ) ( ) 2

(0.731 – 0.39)2

= √( )( )+ 0.84√ 2

(0.341)2

= √ + 0.84√ 2

0.116

Page 53: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

34

= {1.376 + 0.553 2

0.116

= 3.721 = 32,1

0.116

Karena menggunakan rumus uji beda proporsi. Maka hasil dikali dua:

32.1x 2 = 64,2= 64 orang.

Untuk menghindari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai

cadangan maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah: 64+6= 70 responden. Pada saat penelitian, ada 2

orang yang tidak dapat mengikuti penelitian dikarenakan sakit. Sehingga

didapatkan actual subject yang mengikuti penelitian sebanyak 68 orang.

D. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

a. Pengambilan Data Kepadatan Tulang

Untuk pengukuran densitas mineral tulang peneliti bekerja

sama dengan puhak Anlene untuk peminjaman alat pengukuran

kepadatan tulang yang nantinya alat tersebut akan dibawa ke

gedung FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada saat perizinan

peneliti hanya menghubungi petugas yang bertanggung jawab

dengan alat tersebut.

Pengukuran kepadatan mineral tulang dengan metode

Quantitative Ultrasound (QUS) dengan merk GE (General

Page 54: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

35

Electric) dengan keakuratan 98% sama dengan alat DEXA .

Pengukuran dilakukan pada tulang calcaneus (tumit) sebalah kanan

sampel selama kurang lebih 1 menit. Nilai t-score -1 sampai -2,5

SD menunjukan osteopenia.

b. Pengambilan Data IMT

Data IMT, yang diambil terdiri dari berat badan (kg) dan

tinggi badan (cm). Penimbangan berat badan (BB) dan tinggi

badan dengan menggunakan secca. Untuk mengukur berat badan,

pakaian sampel seminimal mungkin. Pada saat pengukuran tinggi

badan, sampel harus dalam posisi berdiri tegak, dan alat ukur harus

berada pada bidang datar, agar tidak mempengaruhi nilai pada saat

pengukuran. Hasil dari pengukuran nantinya akan di perhitungkan

dengan perhitungan BB(kg)/TB(m)2.

c. Pengambilan Data Aktivitas Fisik

Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas fisik,

peneliti menggunakan instrumen kuesioner tentang data demografi

dan data aktivitas fisik yang di adopsi dari Baecke Questionnaire.

Kuesioner tentang data demografi berisi tentang inisial responden,

umur, semester dan nomor HP. Sedangkan aktivitas fisik akan

menunjukan hasil aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas

berat. Baecke Questionnaire ini terbagi menjadi 3 domain yaitu

aktivitas sehari-hari, aktivitas olahraga dan aktivitas waktu

senggang. Dimana kuesioner ini telah di modif oleh peneliti dan

digabung domainnya sesuai dengan bentuk jawaban. Kuesioner ini

Page 55: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

36

terdiri dari 22 pertanyaan, yaitu nomor 1, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan

nomor 21 merupakan pertanyaan untuk aktivitas sehari-hari; nomor

2, 3, 4, 11, 15, 16, 17, 18, 19, dan nomor 22 merupakan pertanyaan

untuk olahraga; nomor 12, 13, 14, dan nomor 20 merupakan

aktivitas waktu senggang. Untuk penilaian jawaban dari masing-

masing pertanyaan:

Untuk jawaban nomor 1:

Jika jawaban a = 1

Jika jawaban b = 3

Jika jawaban c = 5

Untuk jawaban nomor 2:

Jika jawaban ya=

Skor olahraga(nomor 3,4,16,17,18,19) ≥ 12 = 5

Skor olahraga (nomor 3,4,16,17,18,19) 8 - <12 = 4

Skor olahraga (nomor 3,4,16,17,18,19) 4 - <8= 3

Skor olahraga (nomor 3,4,16,17,18,19) 0,01 - 4 = 2

Skor olahraga (nomor 3,4,16,17,18,19) 0 = 1

Jika jawaban tidak = 1

Untuk jawaban nomor 3 dan nomor 4:

Jika jawaban a = 0,76

Jika jawaban b = 1,26

Jika jawaban c = 1,76

Untuk jawaban nomor 5 sampai nomor 15:

Tidak pernah = 1

Page 56: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

37

Jarang = 2

Kadang- kadang = 3

Sering = 4

Selalu = 5

Untuk jawaban nomor 16 dan 17:

< 1 jam = 0,5

1-2 jam = 1,5

2-3 jam = 2,5

3-4 jam = 3,5

> 4 jam = 4,5

Untuk jawaban nomor 18 dan 19:

<1 bulan = 0,04

1-3 bulan = 0,17

4-6 bulan = 0,42

7-9 bulan = 0,67

>9 bulan = 0,92

Untuk jawabam nomor 20:

5 menit = 1

5 – 15 menit = 2

15 – 30 menit = 3

30 - 45 menit = 4

> 45 menit = 5

Untuk jawaban nomor 21 dan 22:

Lebih sangat berat = 5

Page 57: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

38

Lebih berat = 4

Sama berat = 3

Lebih ringan = 2

Lebih sangat ringan = 1

Interpretasi skor yang digunakan pada instrumen ini dengan

menggunakan kuartil yang ada pada SPSS dengan menggolongkan

subjek dalam kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah.

2. Instrumen Pengumpulan data

Berikut merupakan instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian:

a. GE (General Electric)

GE (General Electric) digunakan untuk mengukur kepadatan tulang

responden selama kurang lebih 1 menit.

b. Meteran Tinggi Badan

Meteran adalah alat untuk mengukur tinggi badan dalam satuan

sentimeter (cm). Alat ukur tinggi badan menggunakan secca.

c. Timbangan Berat Badan

Timbangan berat badan adalah alat untuk mengukur berat badan

dengan satuan kilogram (kg). Alat ukur berat badan menggunakan

secca.

d. Baecke Questionnaire

Baecke Questionnaire adalah kuesioner yang digunakan untuk melihat

aktivitas fisik responden. Kuesioner aktivitas fisik ini terdiri dari 18

Page 58: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

39

pertanyaan dengan skor maksimal 74,36 dan skor minimal 14,60.

Peneliti menggunakan 3 kategori dalam menginterpretasikan hasil dari

kuesioner aktivitas fisik ini, yaitu aktivitas ringan, sedang, dan

aktivitas berat. Pengkategorian ini menggunakan perhitungan kuartil.

Dalam beberapa kasus, peneliti terkadang tidak hanya membagi dalam

dua kelompok tapi juga membaginya menjadi tiga maupun menjadi

empat kategori. Pada kondisi seperti ini, tidak lagi menggunakan

median sebagai pemisah melainkan kuartil (Nawari, 2007)

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Validitas

Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah

instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu megukur apa- apa

yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu(Setiadi,

2007). Perhitungan dilakukan dengan rumus korelasi Pearson Product

Moment yang rumusnya adalah

Keterangan:

r= koefisien korelasi

N= jumlah responden

X= skor tiap item pertanyaan

Y= skor total

Page 59: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

40

Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 13-

20 Mei tahun 2014. Uji coba ini dilakukan terhadap 60 orang mahasiswi

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berumur ≥20 tahun keatas

dan berjenis kelamin perempuan. Lokasi uji validitas instrumen dilakukan

di FKIK UIN Syarif Hidayatullah sama dengan lokasi penelitian, sehingga

peneliti mengidentifikasi responden yang telah diteliti dalam uji coba

instrumen tidak termasuk responden dalam penelitian.

Ketentuan kevalidan instrumen apabila r hitung > 0,3. Hasil uji

validitas untuk pertanyaan nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 21,

22 terdapat 4 pertanyaan yang tidak valid, yaitu nomor 5, 6, 8, dan 12,

sehingga item-item ini tidak dapat digunakan. Pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4,

16, 17, 18, 19, 20 tidak di uji valid karena seharusnya pertanyaan tersebut

dilihat menggunakan observasi. Hasil setelah yang di uji valid dan

pertanyaan yang diobservasi digunakan dalam pengambilan data aktivitas

fisik sebanyak 18 item pertanyaan.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Setelah mengukur validitas, peneliti perlu mengukur reliabilitas

data, apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas instrumen

adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilakukan oleh

orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda (Setiadi, 2007).

Pengukuran reliabilitas menggunakan bantuan software computer dengan

Page 60: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

41

rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Hidayat, 2008).

Pada penelitian ini, saat pertama kali diuji menghasilkan α= 0,447.

Selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas yang kedua tanpa menggunakan

item 5, 6, 8, dan 12 menghasilkan nilai α =0,657. Karena Alpha Cronbach

> 0,60, maka instrumen ini dianggap reliabel, dapat dipercaya, dan

diandalkan.

F. Tahap Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan bulan Mei tahun 2014. Data yang

dihimpun dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan

menggunakan kuesioner. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam

pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Peneliti menentukan subjek penelitian, maksud dan tujuan penelitian.

Peneliti menghubungi pihak Anlene untuk meminjam alat kepadatan

tulang yang akan dilakukan di gedung FKIK UIN Syarif Jakarta.

2. Bekerjasama dengan BEM FKIK untuk peminjaman laboratorium

keperawatan.

3. Setelah pihak Anlene menyetujui, pihak Anlene datang ke kampus

untuk melakukan pengukuran DMT dangan alat Bone Densitometry

(Achilles Insigth).

4. Setelah mengecek tulang, responden langsung diukur BB dan TB

untuk dihitung IMT.

Page 61: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

42

5. Setelah itu peneliti menyebarkan kuesioner untuk menilai aktifitas

fisik. serta memberikan lembar inform consent dan memberikan

penjelasan tentang cara pengisian kuesioner.

6. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengecekan apakah data

yang terkumpul sudah lengkap atau belum. Setelah lengkap, data

diberi kode pada masing-masing pernyataan untuk mempermudah saat

analisis data. Langkah selanjutnya adalah memproses data, pemrosesan

data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke program

aplikasi statistik. Langkah yang terakhir yaitu pengecekan kembali

data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.

G. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek sehingga tidak

boleh bertentangan dengan etik (Setiadi, 2007). Menurut Hidayat (2007)

dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek

penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar

manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar menunjung tinggi

kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitan pada manusia yang harus

dipahami antara lain:

1. Prinsip Manfaat

Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk

penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan

Page 62: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

43

membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada

manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi.

2. Prinsip Menghormati Manusia

Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia harus

dihormat, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara

mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subjek penelitian.

3. Prinsip Keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menunjang tinggi keadilan manusia

dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak

menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan

terhadap manusia.

H. Pengolahan Data

Hidayat (2007) mengungkapkan bahwa dalam penelitian terdapat

langkah-langkah pengolahan data yang harus ditempuh. Adapun tahap-

tahap pengolahan data meliputi:

1. Editing

Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Kegiatan yang

dilakukan dalam editing adalah pengecekan dari sisi kelengkapan,

relevansi, dan konsistensi jawaban. Kelengkapan data diperiksa

dengan cara memastikan bahwa jumlah kuisioner yang terkumpul

sudah memenuhi jumlah sampel minimal yang ditentukan dan

Page 63: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

44

memeriksa apakah setiap pertanyaan dalam kuisioner sudah terjawab

dan jelas. Relevansi dan konsistensi jawaban diperiksa dengan cara

melihat apakah ada data yang bertentangan dengan data lain.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode

dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali

melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Dalam coding,

data yang berbentuk huruf diubah menjadi data berbentuk angka atau

bilangan. Misal, untuk jawaban Tidak Pernah diberi kode 0, jawaban

Kadang-kadang diberi kode 1, dan seterusnya.

3. Entry

Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan

membuat tabel kontingensi. Program untuk analisis data : SPSS, Epi

Info, Epi Data, dan lain-lain.

4. Melakukan Teknik Analisis

Dalam melakukan teknik analisis, khusunya terhadap data

penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan

Page 64: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

45

dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini merupakan

penelitian yang bersifat analitik, sehingga analisis yang digunakan

statistika inferensial (menarik kesimpulan) yaitu statistika yang

digunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan

statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan

inferensial.

I. Analisis Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi

variabel dependen dan independen. Variabel independen yaitu IMT

dan akivitas fisik, sedangkan variabel dependen yaitu osteopenia.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel (Umar, 2003) yaitu variabel independen IMT dan

aktivitas fisik dengan osteopenia. Teknik analisis dilakukan dengan

uji korelasi Spearmen dengan menggunakan derajat kepercayaan

95% dengan 5%, sehingga jika nilai P (p value) < 0,05 berarti hasil

perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau menunjukan ada

hubungan antara variabel indepanden dengan variabel dependen,

dan apabila nilai P value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik

tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Uji korelasi Spearmen

adalah uji statistik yang ditujukan untuk mengetahui hubungan

Page 65: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

46

antara dua atau lebih variabel berskala ordinal. Asumsi uji korelasi

Spearmen adalah: (1) Data tidak berdistribusi normal dan (2) Data

diukur dalam skala ordinal.

Sedangkan cara menginterpretasikan sejauh mana hubungan

kedua variabel independen dan dependen berdasarkan koefisien

korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Versi de Vaus

Koefisien Kekuatan Hubungan

0,00 Tidak ada hubungan

0,01-0,09 Hubungan kurang berarti

0,10-0,29 Hubungan lemah

0,30-0,49 Hubungan moderat

0,50-0,69 Hubungan kuat

0,50-0,69 Hubungan sangat kuat

0,70-0,89 Hubungan mendekati sempurna

Interpretasi tersebut berlaku sama pada hubungan positif (+) dan

negatif (-)

Page 66: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

47

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Program Studi Ilmu Keperawatan mendapatkan izin

penyelenggaraan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI Nomor:

1356/D/T2005 tanggal 10 Mei 2005 dan Keputusan Direktur Jenderal

Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI Nomor:

Dj.II/123/2005 tanggal 17 Mei 2005, yang diperpanjang ijin

penyelenggaraannya sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pensisikan

Islam Kementrian Agama RI Nomor: Dj.I/38/2010 tanggal 29 Januari

2010. Lulusan PSIK bergelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dan

lulusan pendidikan profesinya mendapat sebutan Ners (Ns). Program

Studi Ilmu Keperawatan telah meluluskan Ners sebanyak 102 orang

sampai semester genap 2013/2014.

1. Tujuan Program Studi Sarjana Keperawatan

a. Tujuan Umum

Menghasilkan sarjana keperawatan dengan kualifikasi

akademik Sarjana Keperawatan (S.Kep) yang beriman dan

bertaqwa, berintegritas tinggi, mempunyai keunggulan yang

kompetetitif dalam persaingan global serta mampu

mengintegrasikan ilmu keperawatan dan ilmu pengetahuan

Page 67: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

48

keislaman sehingga mampu berkontribusi dalam peningkatan

kualitas derajat kesehatan bangsa Indonesia.

b. Tujuan Khusus

1) Mahasiswa memiliki sikap profesional dan Islami

2) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan di tatanan

rumah sakit dan komunitas.

3) Mahasiswa mampu mengelola pelayanan keperawatan di ruang

rawat inap

4) Mampu melaksanakan penelitian sederhana

5) Mampu berperan sebagai pendidik tenaga keperawatan yang

berada di ruang lingkup tanggung jawabnya

B. Hasil Analisa Univariat

Hasil analisis dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel

karakteristik individu yang ada secara deskriptif dengan menggunakan

distribusi frekuensi dan proporsi. Analisis Univariat pada penelitian ini

dilakukan pada variabel penelitian yang meliputi: karakteristik

mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester 6 dan

semester 8 dari usia; aktivitas fisik; IMT; dan kepadatan tulang.

Page 68: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

49

1. Karakteristik Mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Semester 6 dan Semester 8

a. Usia

Rata-rata usia responden adalah 21 tahun dengan usia termuda 20

tahun dan tertua 22 tahun. Usia responden terbanyak adalah 21

tahun. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia di PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Semester 6 dan Semester 8

2. Karakteristik berdasarkan Aktivitas Fisik pada Mahasiswi PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester 6 dan Semester 8

Karakteristik responden berdasarkan aktivitas fisik dapat dilihat pada

tabel 5.2.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Aktivitas Fisik Mahasiswi

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Usia Frekuensi Persentase

20 23 33.8%

21 28 41.2%

22 17 25%

Total 68 100%

Aktivitas Fisik Frekuensi Persentasi

Ringan 17 25 %

Sedang

Tinggi

35

16

51,5%

23,5 %

Total 68 100%

Page 69: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

50

Data yang ada pada tabel 5.2 di atas terlihat bahwa dari 68

responden, mayoritas aktivitas fisik responden adalah aktivitas sedang

yaitu berjumlah 35 orang (51,5%), responden dengan aktivitas fisik

ringan berjumlah 17 orang (25%), sedangkan responden dengan

aktivitas fisik tinggi berjumlah 16 orang (23,5%).

3. Karakteristik berdasarkan IMT pada mahasiswi PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Semester 6 dan Semester 8

Karakteristik responden berdasarkan IMT dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Menurut IMT Mahasiswi PSIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Data yang ada pada tabel 5.3 di atas terlihat bahwa dari 68

responden, mayoritas mahasiswi memiliki IMT normal yaitu sebanyak

49 orang (72,1%), mahasiswi dengan IMT kurus sebanyak 11 orang

(16,2%), sementara mahasiswi dengan IMT gemuk sebanyak 8 orang

(11,8%).

IMT Frekuensi Persentasi

Kurus 11 16.2%

Normal 49 72.1%

Gemuk 8 11.8%

Total 68 100%

Page 70: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

51

4. Karakteristik berdasarkan Kepadatan Tulang pada mahasiswi

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester 6 dan Semester 8

Karakteristik responden berdasarkan IMT dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kepadatan Tulang

Mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Data yang ada pada tabel 5.4 di atas terlihat bahwa dari 68

responden, mayoritas mahasiswi yang memiliki kepadatan tulang

normal yaitu sebanyak 51 orang (75%), sedangkan mahasiswi dengan

osteopenia yaitu sebanyak 17 orang (25%).

C. Hasil Analisa Bivariat

1. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Osteopenia

Analisa hubungan antara aktivitas fisik dengan osteopenia dapat

dilihat pada tabel 5.5.

Kepadatan Tulang Frekuensi Persentase

Normal 51 75%

Osteopenia 17 25%

Total 68 100%

Page 71: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

52

Tabel 5.5

Hubungan Aktivitas Fisik dengan Osteopenia pada Pada

Mahasiswi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kepadatan Tulang Total Pvalue R

Aktifitas

Fisik Normal Osteopenia

Ringan 9 8 17 0,001 -0,378

(13,2%) (11,8%) (25%)

Sedang

Tinggi

26 9 35

(38,2%)

16

(23,5%)

(13,2%)

0

(0%)

(51,5%)

16

(23,5%)

Total 51 17 68

(75%) (25%) (100.0%)

Hasil yang diperoleh dari tabel 5.5 yaitu dari 68 responden

dapat diketahui bahwa mahasiswi PSIK semester 6 dan semester 8

yang mempunyai aktifitas fisik sedang dengan kepadatan tulang

normal sebanyak 26 orang (38,2%), mahasiswi yang mempunyai

aktivitas fisik tinggi dengan kepadatan tulang normal sebanyak 16

orang (23,5%), mahasiswi yang mempunyai aktivitas fisik ringan

dengan kepadatan tulang normal sebanyak 9 orang (13,2%),

mahasiswi yang mempunyai aktivitas fisik ringan dengan kepadatan

tulang osteopenia sebanyak 8 orang (11,8%), mahasiswi yang

mempunyai aktivitas fisik sedang dengan kepadatan tulang osteopenia

sebanyak 9 orang (13,2%), dan tidak ada mahasiswi yang mempunyai

aktivitas fisik tinggi dengan kepadatan tulang osteopenia. Hasil

analisis menggunakan uji Spearmen Rank. Hasil analisa menunjukan

P=0,001 (sig<0,05), maka Ho ditolak artinya ada hubungan aktivitas

fisik dengan kejadian osteopenia pada mahasiswi PSIK UIN semester

Page 72: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

53

6 dan semester 8. Dari hasil koefisien korelasi diketahui r= -0,378 hal

ini menunjukan hubungan antar kedua variabel merupakan hubungan

yang moderat/ sedang karena berada pada rentang koefisien korelasi

antara 0,30-0,49. Hubungan antar variabel bersifat negatif, ini artinya

bahwa semakin tinggi aktivitas fisik maka semakin rendah kejadian

osteopenia.

2. Hubungan IMT dengan Osteopenia

Analisa hubungan antara IMT dengan osteopenia dapat dilihat pada

tabel 5.6.

Tabel 5.6

Hubungan IMT dengan Osteopenia pada Pada Mahasiswi PSIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

KT Total P value

IMT Normal Osteopenia

Kurus 7 4 11 0,238

(10,3%) (5,9%) (16,2%)

Normal 37 12 49

(54,4%) (17,6%) (72,1%)

Gemuk 7 1 8

(10,3%) (1,5%) (11,8%)

Total 55 13 68

(75%) ( 25%) (100%)

Hasil yang diperoleh dari tabel 5.6 yaitu dari 68 responden

dapat diketahui bahwa mahasiswi PSIK semester 6 dan semester 8

yang mempunyai IMT normal dengan kepadatan tulang normal

sebanyak 37 orang (54,4%), mahasiswi yang mempunyai IMT kurus

Page 73: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

54

dengan kepadatan tulang normal sebanyak 7 orang (10,3%), mahasiswi

yang mempunyai IMT gemuk dengan kepadatan tulang normal

sebanyak 7 orang (10,3%), sedangkan mahasiswi yang mempunyai

IMT normal dengan kepadatan tulang osteopenia sebanyak 12 orang

(17,6%), mahasiswi yang mempunyai IMT kurus dengan kepadatan

tulang osteopenia sebanyak 4 orang (5,9%), dan mahasiswi yang

mempunyai IMT gemuk dengan kepadatan tulang osteopenia sebanyak

1 orang (1,5%) . Hasil analisis ini menggunakan uji Spearmen Rank.

Hasil uji Spearmen Rank menunjukan P=0,238 (sig>0,05), maka Ho

diterima artinya tidak ada hubungan IMT dengan kejadian osteopenia

pada mahasiswi PSIK UIN semester 6 dan semester 8.

Page 74: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

55

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan

penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang

dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan

penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan

penelitian.

A. Analisis Univariat

1. Karakteristik Mahasiswi PSIK berdasarkan Usia

Seiring bertambahnya umur dan perubahan gaya hidup maka risiko

terjadinya osteopenia semakin tinggi. Usia mahasiswa pada masa

ini tengah mengalami puncak pembentukan massa tulang yang akan

berbeda setiap individu (Nicklas, 2003). Responden dalam penelitian

ini adalah mahasiswi PSIK Semester 6 dan semester 8 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah berusia sama dengan 20 tahun keatas.

Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 68

orang. Responden yang memiliki usia 20 tahun berjumlah 23 orang

(33,8%), responden yang berumur 21 tahun berjumlah 28 orang

(41,2%), sedangkan yang berusia 22 tahun berjumlah 17 orang (25%).

Mayoritas responden yang terlibat dalam penelitian ini yaitu yang

berusia 21 tahun. Tahapan ini jika terlewati maka penurunan massa

tulang terus terjadi. Semakin tua maka kerja osteoblas semakin

Page 75: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

56

menurun sebaliknya kerja osteoklas semakin meningkat (Napoli,

2007).

2. Karakteristik Mahasiswi PSIK berdasarkan Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik baik bagi tulang maupun aspek kesehatan lain, jika

tidak melakukan pergerakan sama sekali akan mempercepat

penurunan masa tulang, sedangkan melakukan aktivitas dapat

menahan beban tubuh yang membuat masa tulang meningkat

(Wardlaw, 2002). Olahraga dengan pembebanan dapat membantu

pembentukan osteoblast lebih aktif. Olahraga lompat tali atau jalan

kaki sekitar 30 menit yang dilakukan tiga atau empat kali dalam

seminggu dapat meningkatkan massa panggul dan mengurangi

penurunan massa tulang (Nicklas, 2003).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden

memiliki aktifitas sedang, yaitu sebesar 51,5%, responden yang

memiliki aktivitas fisik rendah sebesar 25%, sedangkan responden

yang memiliki aktivitas fisik tinggi sebesar 23,5%. Penelitian ini

menunjukan bahwa aktivitas fisik minimum responden , yaitu 19 dan

aktivitas fisik maksimum , yaitu 44,86 dan dengan rata-rata aktivitas

fisik responden 33,1 yaitu termasuk kategori sedang. Data tersebut

menunjukan bahwa 51,5% dan 23,5% mahasiswi semester 6 dan 8

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakartasudah memiliki aktivitas fisik

yang baik walaupun masih terdapat 25% mahasiwi yang memiliki

aktivitas fisik yang kurang.

Page 76: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

57

3. Karakteristik Mahasiswi PSIK berdasarkan IMT

IMT adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan

dan tinggi badan seseorang. Berat badan dan tinggi badan sampel

diukur dengan menggunakan timbang secca yang dapat mengukur

dalam satu waktu (Nutrition Policy, 2000). IMT dihitung dengan

menggunakan rumus, kemudian dikelompokan berdasarkan klasifikasi

(Depkes, 2002).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden

memiliki IMT normal, yaitu sebanyak 72,1%, responden yang

memiliki IMT kurus sebanyak 16,2%, sedangkan responden yang

memiliki IMT dengan kategori gemuk sebesar 11,8%. IMT minimum

responden 16,5 , IMT maksimum 34,8 dan dengan rata-rata responden

memiliki IMT 21,5 yaitu kategori normal.

4. Karakteristik Mahasiswi PSIK Berdasarkan Kepadatan Tulang

Pengukuran kepadatan tulang adalah pengukuran kepadatan

mineral pada tulang dengan menggunakan sinar-X spesial, CT scan,

atau ultrasounds. Dari hasil pengukuran kepadatan tulang ini dapat

diperkirakan kekuatan tulang (Nissl, 2004).

Hasil penelitian pada subjek penelitian mahasiswi PSIK semester 6

dan semester 8 dengan responden sebanyak 68 orang menunjukan

bahwa sebanyak 51 orang mahasiswi memiliki kepadatan tulang

normal, sedangkan 17 orang menderita osteopenia. Kepadatan tulang

minimum responden, yaitu-2,5 dan kepadatan tulang maximum 3,9

Page 77: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

58

dan dengan rata-rata responden memiliki nilai kepadatan tulang +0,3

yaitu berada pada rentang kategori normal.

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian Osteopenia

pada Mahasiswi PSIK Semester 6 dan Semester 8 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Hasil analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji

Spearmen karena kedua variabel berbentuk ordinal dan mempunyai

distribusi data yang tidak normal. Hasil penelitian mengenai hubungan

antara aktivitas fisik dengan kejadian osteopenia menunjukan bahwa

responden yang memiliki aktivitas rendah sebanyak 8 orang (11,8%)

mengalami osteopenia, responden yang memiliki aktivitas rendah dan

memiliki kepadatan tulang normal sebanyak 9 orang (13,2%),

responden yang memiliki aktivitas sedang dan mengalami osteopenia

hanya 9 orang (13,2%), responden yang memiliki aktifitas fisik

sedang dan memiliki kepadatan tulang normal sebanyak 26 orang

(38,2%), responden yang memiliki aktivitas fisik tinggi dengan

kepadatan tulang normal sebanyak 16 orang (23,5%), dan responden

yang memiliki aktvitas fisik tinggi dengan kepadatan tulang normal

tidak ada. Sebagian besar subyek penelitian memiliki aktivitas fisik

sedang. Hal ini disebabkan subyek penelitian ini merupakan mahasiswi

yang memiliki aktivitas fisik hampir sama dan lebih banyak yang

memiliki kepadatan tulang normal.

Page 78: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

59

Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat hubungan antara

aktivitas fisik dengan kejadian osteopenia, artinya semakin sering

melakukan aktivitas fisik semakin menurun angka osteopenia.Hasil

penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Novriyana (2011) juga menunjukan adanya hubungan antara aktivitas

fisik dengan kepadatan tulang dengan p-value= 0,000.

Aktivitas fisik merupakan modulator penting massa tulang

sehingga dapat mencegah kehilangan massa tulang hampir 1%

pertahun pada wanita. Peningkatan kepadatan tulang merupakan

respon stres tulang dan kontraksi otot melawan daya gravitasi dalam

menunjang berat badan saat beraktivitas terutama olahraga sehingga

memicu fungsi osteoblas (Anderson, 2008). Secara teori, aktivitas fisik

mempengaruhi tulang secara langsung maupun tidak langsung.

Pengaruh langsung terhadap tulang melalui mekanisme pembebanan

pada tulang sedangkan secara tidak langsung melalui faktor hormonal

(WHO, 2003).

Aktivitas fisik dapat mengurangi kehilangan massa tulang bahkan

menambah massa tulang dengan cara meningkatkan pembentukan

tulang lebih besar daripada resopsi tulang (Henrich, 2003). Aktivitas

fisik meningkatkan massa tulang dengan cara meningkatkan massa

otot yang akan memberikan pembebanan pada tulang (Tandra, 2009).

Pembebanan dari aktivitas fisik dibutuhkan tulang agar pembentukan

tulang dapat mengimbangi kehilangan massa tulang yang terjadi

(Alexander, 2002).

Page 79: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

60

2. Hubungan antara IMT dengan Kejadian Osteopenia pada

Mahasiswi PSIK Semester 6 dan Semester 8 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar (72,1%),

responden memiliki IMT sedang, namun masih ada responden yang

memiliki IMT dibawah normal, yaitu sebesar (16,2%), dan responden

yang memiliki IMT gemuk sebesar (11,8%). Menurut Markus dalam

Halimah (2007), status gizi yang lebih dapat meningkatkan kepadatan

tulang karena lemak pada perempuan yang kelebihan berat badan

menempatkan tekanan yang besar pada tulang dan merangsang

pembentukan tulang baru. Seseorang dengan tubuh lebih kurus dapat

lebih mudah memiliki kepadatan tulang yang tidak normal daripada

tubuh gemuk. Hal ini dikarenakan beban yang lebih berat dapat

merangsang optimalisasi kepadatan tulang.

Terlepas dari kelebihan berat badan baik untuk kesehatan tulang,

kelebihan dan kekurangan berat badan dapat meningkatkan

kemungkinan seseorang mengalami penyakit degeneratif tertentu.

Selain itu, kelebihan berat badan membuat tubuh sulit berfungsi secara

efektif. Apabila kekurangan berat badan, seseorang mungkin

kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk membentuk otot yang

sehat dan tulang yang kuat. Oleh karena itu, risiko terkena osteoporosis

pun meningkat (Davies, 2007).

Pada Analisis bivariat penelitian ini menunjukan bahwa tidak

terdapat hubungan antara IMT dengan kejadian osteopenia (p-value=

Page 80: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

61

0,238). Pada hasil pengukuran IMT dari penelitian ini diperoleh 4

orang (5,9%) subyek dengan kategori kurus mengalami osteopenia, 12

orang (17,6%) subyek dengan kategori sedang atau normal mengalami

osteopenia, dan 1 orang (1,5%) subyek dengan kategori gemuk

mengalami osteopenia. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian

yang dilakukan oleh Dian (2012) yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan (p-value= 0,0043).

Penelitian ini tidak sependapat dengan Groff and Gropper (2000)

bahwa bentuk badan semakin kurus dan kecil tubuh seseorang maka

makin berisiko mengalami keropos tulang. Menurut Shorff and Pai

(2000) bahwa berat badan kurang merupakan salah satu faktor risiko

keropos tulang.

Hubungan yang tidak signifikan antara IMT dan Osteopenia dari

hasil penelitian ini dapat dikarenakan oleh faktor lain seperti asupan

makanan; kebiasaan konsumsi kopi; status merokok; genetik; aktivitas

fisik yang kurang dan peningkatan usia, dimana faktor-faktor tersebut

berpengaruh menjadi faktor yang memberi pengaruh terhadap

terjadinya osteopenia (Fox & Brown, 2007). Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dian (2012) menunjukan bahwa adanya hubungan

antara kebiasaan konsumsi kopi, asupan kalsium dan asupan fosfor

dengan kejadian osteopenia

Page 81: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

62

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dari penelitian

ini. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa keterbatasan dalam

pelaksanaan penelitian ini, antara lain:

1. Adanya kemungkinan bias dalam pengisian kuesioner aktivitas fisik.

Hal ini dikarenakan peneliti tidak mengobservasi langsung melainkan

hanya mengajukan pertanyaan melalui kuesioner.

2. Alat yang digunakan untuk mengukur berat badan (BB) dan tinggi

(TB) tidak dilakukan kalibrasi alat.

Page 82: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

63

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian penelitian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil dari keseluruhan

temuan dan pengujian hasil penelitian sebagai berikut:

1. Gambaran usia mahasiswi semester 6 dan semester 8 PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yaitu 23 orang (33,8%) memiliki usia 20 tahun,

28 orang (41,2%) memiliki usia 21 tahun, dan 17 orang (25%)

memiliki usia 22 tahun.

2. Gambaran kepadatan tulang mahasiswi semester 6 dan semeter 8 PSIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu mahasiswi yang memiliki

kepadatan tulang normal sebanyak 51 orang (75%), sedangkan

mahasiswi yang mengalami osteopenia sebanyak 17 orang (25%).

3. Gambaran aktivitas fisik pada mahasiswi semester 6 dan semeter 8

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu mahasiswi yang memiliki

aktifitas fisik sedang sebanyak 35 orang (51,5%), mahasiswi yang

memiliki aktivitas fisik ringan sebanyak 17 orang (25%), sedangkan

mahasiswi yang memiliki aktifitas fisik tinggi sebanyak 16 orang

(23,5%).

4. Gambaran IMT mahasiswi semester 6 dan semeter 8 PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yaitu mahasiswi yang memiliki IMT sedang atau

normal sebanyak 49 orang (72,1%), mahasiswi yang memiliki IMT

Page 83: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

64

kurus sebanyak 11 orang (16,2%) dan mahasiswi yang memiliki IMT

gemuk sebanyak 8 orang (11,8%).

5. Hasil uji statistik antara aktivitas fisik dengan kejadian osteopenia

diperoleh P value sebesar 0,001 atau sig < 0,05 maka Ho di tolak,

artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian osteopenia

pada mahasiswi semester 6 dan semester 8 PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Hasil uji statistik antara IMT dengan kejadian osteopenia diperoleh P

value sebesar 0,238 atau sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak

ada hubungan antara IMT dengan kejadian osteopenia pada mahasiswi

semester 6 dan semeter 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Saran

1. Bagi Responden

Berikut merupakan saran bagi responden, yaitu:

a. Meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan tulang, yaitu hal-

hal yang mempengaruhi densitas mineral tulang, dan dampak jika

terjadi penurunan densitas mineral tulang.

b. Meningkatkan aktivitas fisik, khususnya olahraga minimal 3 hari

seminggu dalam waktu kurang lebih 30 menit.

c. Melakukan pengecekan tulang 6 bulan sekali.

2. Bagi Institut Pendidikan

Diharapkan untuk mengadakan upaya preventif dengan cara

mengadakan penyebarluasan mengenai densitas mineral tulang berupa

Page 84: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

65

penyuluhan atau seminar, poster dan leaflet. Penyebarluasan informasi

mengenai batas IMT normal dan asupan yang sesuai dengan AKG. Hal

ini bermanfaat agar mahasiswi dapat menjaga status gizi dalam batas

normal. Selain itu sebaiknya diadakan pengecekan kepadatan tulang

secara rutin agar menumbuhkan kesadaran pada warga kampus,

khususnya mahasiswi mengenai kondisi densitas mineral tulangnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan

sampel yang diteliti memiliki rentang 20-35 tahun agar distribusi

jauh lebih banyak.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih ditekankan pada orang yang

osteopenia.

Page 85: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Anderson JJB. 2008. Nutrition And Bone Health p.614-33. Philadelphia : Saunders.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) 2007: Laporan Nasional. Jakarta: Badan Litbangkes Depkes,

2008.

Baecke., et al. 1982. A Short Questionnaire For The Measurement Of Habitual

Physical Activity In Epidemiological Studies. USA: Am J Clin Nutr.

Barker, Helen M. 2002. Nutrition And Dietics For Health Care. United Kingdom:

Churchil Livingtone.

Compston, Juliet DR. 2002. Seri Kesehatan, Bimbingan Dokter Pada

Osteoporosis. Jakarta: Dian Rakyat.

Cosman, Felicia. 2009. Osteoporosis: Panduan Lengkap Agar Tulang Anda Tetap

Sehat. Yogyakarta: B First.

D.A. de Vaus. 2002. Survey in Social Research, 5th Edition. New South Wales:

Allen and Unwin.

Dahlan, MS. 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat,

dan Multiviariat, Dilengkapi Aplikasi Dengan Menggunakan SPSS, Edisi 5.

Jakarta: Salmeba Medika.

Davies, Kim. 2007. Nyeri tulang dan otot. Jakarta: erlangga

Dawson & Hughes. 2006. Osteoporosis; Modern Nutrition In Health And Desease.

Philadelphia: Tenth Edition.

Depkes RI. 2002. Pedoman Pengendalian Penyakit Osteoporosis. Jakarta: Dinas

Kesehatan.

Depkes RI. 2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta: Departemen Kesehatan

RI

Depkes RI. 2005. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi

Buruk 2005 – 2009. Jakarta: Dinas Kesehatan

Dian, DG. 2012. Hubungan Karakteristik Individu, Asupam Gizi dan Gaya Hidup

Dengan Densitas Mineral Tulang Mahasiswi Reguler Gizi dan Komunikasi

Universitas Indonesia angkatan 2009 Tahun 2012 [Skripsi]. Fakultas

Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Fox-Spencer R & Brown Pam. 2007. Simple Guides Osteoporosis. Jakarta:

Erlangga.

Page 86: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

Ganong, W.F . 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Gibney, Michael j., et al. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran.

Groff J.L. and Gropper S.S. 2000. Advanced Nutrition and Human Metabolism.

United State: Wadsworth Thomson Leaming.

Halimah. 2007. Analisis Survival Untuk Mengukur Peningkatan Densitas Mineral

Tulang Pasien Perempuan Yang Menderita Osteoporosis Primer Yang

Diberikan Terapi Sesuai Tata Laksana Klinik MTIE FK UI, Jakarta tahun

2004- 2007 [Tesis]. Fakultas kesehatan masyarakat, Universitas Indonesia.

Hastono, S. 2007. Analisis Data Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan

Masyarakat, Universitas Indonesia .

Hasye, Reza Amelia. 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Osteopenis

Pada Mahasiswi FKM UI Tahun 2008 [Skripsi]. Fakultas Kesehatan

Masyarakat, Universitas Indonesia.

Henrich, J. 2003. Calcium and Your Bones. World ide Web

:http://health.yahoo.com/health/centers/bone_health/104-207-208.html

[diakses tanggal 3 Juni 2014, pukul 16.47].

Hidayat, Aziz. 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Holick, Michael F. 2004. Vitamin D: Imprtance In The Prevention Of Cancers,

Type 1 Diabetes , Heart Disease And Osteoporosis. USA: Am. J Clin Nutr.

[diakses tanggal 24 Maret 2014, pukul 13.02].

Jahari AB, Prihatini S. 2007. Risiko Osteoporosis Di Indonesia. Jakarta: Gizi

Indonesia.

Kemenkes. 2008. Pedoman Pengendalian Osteoporosis Menteri Kesehatan

Republik Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kim Jinhyun, Moonki Jung, dkk. 2013. Physical Activity in Adolescence Has a

Positive Effect on Bone Mineral Density in Young Men. Seoul: University

College of Medicine.

Krinke U Beate. 2005. Nutrition Throug Life Cycle second edition. Thomson

Wadsworth

Lane, NE. 2003. Lebih Lengkap Tentang Osteoporosis Petunjuk Untuk Penderita

Dan Langkah-Langkah Penggunaan Bagi Keluarga. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Law, MR, dan Hackshaw AK. 1997. A meta-analysis of cigarette smoking, bone

mineral density and risk of hip frakture: recognition of a major effect. BMJ.

[diakses tanggal 7 Maret 2014, pukul 19.20].

Page 87: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

Muhilal, dkk. 2004. Risalah Widya Karya Pangan dan Gizi. Jakarta : Persatuan

Ahli Gizi Indonesia.

Napoli,Nicole, et al. 2007. Effect of Dietary Calcium Compared with Calcium

Supplements on Estrogen Metabolism and Bone Mineral Density. American

Journal Clinical of Nutrition.http://www.ajcn.org.[diakses 26 Mei 2014,

pukul 20.12].

Nasir. 2008. Dua Dari Lima Orang Indonesia Berisiko Osteoporosis, Lima

“Pencuri” Kalsium [On line]. http://www.dokternasir.web.id [diakses

tanggal 5 Maret 2014, pukul 12.34].

National Osteoporosis Society. 2008. Who Is At Risk Of Osteoporosis And Broken

Bones? http://www.nos.org.uk . [diakses tanggal 22 Februari 2014, pukul

16.47].

Nawari. 2007. Analisis Statistik dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. Jakarta: PT

Elex Media Komutindo.

New, Susan A dan Jean Philippe Bonjour. 2003. Nutritional Aspect Of Bone

Health. UK: The Royal Society of Chemistry .

Nicklas, T.A. 2003. Calcium Intake Trends And Health Consequences From

Childhood Through Adulthood Vol.22,pp:340-356. Journal of The

American College of Nutrition. [diakses tanggal 26 Mei 2014, pukul 19.52].

Nissl. 2004. Dual Energy X-ray Absorptiometry (DEXA). Word ide Web.

http://health.webmd.com/hw/health-guide_atoz/zm6058.asp. [diakses

tanggal12 juni 2014, pukul 16.13].

Noviyana, Muji. 2011. Asupan Zat Gizi, Aktivitas Fisik dan Kepadatan Tulang

Penari [Skripsi]. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro.

Nursalam. 2009. Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Nutricion Policy and Promotion. 2000. Body Mass Index And Health 1-2. USA [12

Juni 2014]

Permatasari, Tria Astika Endah. 2008. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh

Dengan Kejadian Osteopenia Pada Kelompok Dewasa Usia 40-65 Tahun

Di Kota Depok Tahun 2008 [Tesis]. Fakultas kesehatan masyarakat,

Universitas Indonesia.

Prihatini S. 2006. Faktor Determinan Risiko Osteoporosis Di Tiga Provinsi Di

Indonesia. Laporan Akhir Penelitian. Bogor: Pusat Penelitian dan

Pengembangan Gizi dan Makanan.

Putri, Alissa. 2009. Tetap Sehat Diusia Lanjut. Yogyakarta: Genius Printika

Riduwan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Page 88: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

Samuelson DA. 2007. Textbook of Veterinary Histology. Elsevier: Missouri.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Setiyohadi, Bambang. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna

Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

Shroff M., and Pai, B., 2000. Osteoporosis, the Battle againts Brittel Bones. India:

Jewings Magazine .

Suherman, Sukarti dan Tobing. 2006. Osteoporosis Edisi 1. Jakarta: Perpustakaan

Nasional.

Tandra, Hans. 2009. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang

Osteoporosis Mengenal, Mengatasi Dan Mencegah Tulang Keropos. Jakarta

: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Tee, E-Siong dan Rodolfo F. Florentino. 2005. Recommended dietari allowances

(RDA), Armonization in Southeast asia. Singapore: ILSI.

Trihapsari, Enita. 2009. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Densitas

Mineral Tulang ≥ 45 Tahun Di Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Pusat Tahun 2009 [Skripsi]. Depok: FKM-UI.

Umar, H. 2003. Metode Riset Bisnis: Panduan Mahasiswa Untuk Melaksanakan

Riset Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen dan

Akuntansi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Watson, Roger. 2002. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC.

Wardlaw, Gordon M., et al. 2002. Perppective in nutrition. New York: Mc, Graw

Hill.

WebMD medical Reference from Healthwise, 2006, Osteopenia-Overview dari

http://www.webmd.com [diakses pada tanggal 21 Februari 2014 pukul

19.20].

WHO. 2003. Prevention And Management Of Osteoporosis: Report Of A WHO

Scientific Group. (WHO technical report series; 921). Geneva: WHO.

Wolf, Randi L, et al. 2005. Lack Of A Relation Between Vitamin And Mineral

Antioxidants And Bone Mineral Density: Result From The Women’s Health

Initative.USA: Am J Clin Nutr. [diakses pada tanggal 21 Maret 2014, pukul

20.46].

Zaviera, Ferdinand. 2008. Osteoporosis: Deteksi Dini, Penanganan Dan Terapi

Praktis: Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Page 89: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

LAMPIRAN

Page 90: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

Nomor : Istimewa

Lampiran : -

Hal : Permohonan Izin Pengambilan Data Skripsi dan Penelitian

Kepada Yth.

Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Di

Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Gaby Nursila

NIM : 1110104000010

Semester : 8 (delapan)

Judul Skripsi : Hubungan Aktivitas Fisik dan Indeks

Massa Tubuh dengan Kejadian

Osteopenia Pada Mahasiswi Semester 6

dan semester 8 PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Akan melaksanakan penelitian dan mengambil data di Prodi Ilmu Keperawatan,

maka dari itu saya memohon izin untuk melaksanakan penelitian dan

pengambilan data tersebut.

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ciputat, Mei 2014

Gaby Nursila

Page 91: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

BADAI\I EI$EKUTTT' MAEASISWAPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTTRAN DAN ILMU KESEIIATANI]NTVERSITAS ISLAM I\TEGERI SYARIF HIDAYATTILLAHsekretariau Gd- FI(IK Lt" 1 Jl, Kerramukti Raya No. 5, Pisangan, Gputat Tangerang Selatan 15419

Telp. 08528024880S/085691412898 e.mail: bempstkuinjkt@gmail-com

Ciputat, 19 Mei 2014Nomor : lI5/e.G/PAII{-KESOS/BEM PSIK/V/2014Lamp : -[Ial : Peminjaman Laboratorium Kep. Dasar Lt 4 Bid. KMB

Yfrt Kabag (Jmum Fahtlras Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

di tempat

Assalamu'alaihtm Wn Wb

Sehubungan dengan program keda Kementrian Kesehatan Sosiat, BEM PSIKmengadakan kegiaan "Pemerilcsaan Tulang' pada mahasiswa Program Studi IlmuKeperawatarl yang insya Allah akan dilaksanakan pada:

hari, tanggal : RabU 21 Mei 2014waktu : 10.00- 16.00wIBtempat : Laboralorium Kep. Dasar Bid. KMB

,

maka kami selaku BEM PSIK memohon izin untuk menggunakan LaboratotriumKeperawatan Bidang KMB demi kelancaran acaratersebut

Demikian surat ini kami sarrpaikan Atas perhatian dan izin yang Bapak berikarUkami mengueapkan terima kasih"

Walkhul *Amag eq illa Aqwamii th Ihari e q.,Was s alamu' ala i kwn Wr. WB -

HORMAT KA]i{I

Ketua Pelaksana

UI

N

Mengetahui,

PJ Lab Bid. KMB

(

Yry

ffiwrffituff

PANITPELAKSA

't

Page 92: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

LAMPIRAN 2

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

“Hubungan Aktivitas Fisik Dan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Osteopenia

Pada Mahasiswi Semester VI dan Semester VIII PSIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta”

Saya adalah mahasiswi semester 8 (delapan) Program Studi Ilmu Keperawatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Aktivitas Fisik dan Indeks

Massa Tubuh Dengan Kejadian Osteopenia Pada Mahasiswi Semester VI dan Semester VIII

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas Anda. Informasi yang Anda

berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan

dipergunakan untuk maksud-maksud lainnya. Partisipasi Anda dalam penelitian ini bersifat

bebas, Anda dipersilahkan memilih untuk bersedia menjadi peserta penelitian atau menolak

tanpa ada sanksi apa pun. Jika Anda bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan Anda

menandatangani formulir persetujuan di bawah ini.

Ciputat, 2014

Peneliti

(Gaby Nursila)

Peserta

( )

Page 93: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

LANJUTAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Tahun Angkatan :

NIM :

Umur :

No. HP :

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan

oleh:

Nama : Gaby Nursila

Program Studi : Ilmu Keperawatan 2010, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

NIM : 1110104000010

Judul penelitian : Hubungan Aktivitas Fisik dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian

Osteopenia Pada Semester 6 dan 8 PSIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Saya akan memberikan jawaban sesuai dengan keyakinan saya untuk membantu

penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya buat secara sukarela dan tanpa unsur

paksaan dari siapapun.

Ciputat,.........................................

(...................................................................)

Page 94: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

LAMPIRAN 3

Kuesioner Aktivitas Fisik

Untuk mengisi kuesioner nomor 1 sampai dengan nomor 4 berilah lingkaran pada pilihan

sesuai dengan jawaban anda.

1. Bagaimana aktivitas anda?

(a) aktivitas ringan: berjalan di atas permukaan datar, dengan kecepatan 2.5- 3 m/jam,

bekerja di garasi, keterampilan listrik, membersihkan rumah, aktivitas menulis,

(b) aktivitas sedang: berjalan di atas permukaan datar dengan kecepatan 3.5- 4 m/jam,

mencangkul, membawa beban, bersepeda,

(c) aktivitas berat: berjalan menanjak dengan beban, mendaki gunung, bermain basket.

2. Apakah anda berolahraga? Jika tidak, tidak perlu menjawab pertanyaan nomor 3, 4, 16, 17,

18, dan nomor 19.

(a) Ya

(b) Tidak

3. Jika anda berolahraga: Olahraga pertama yang paling sering, termasuk olahraga apakah

yang sering anda lakukan?

(a) tingkat rendah : Billiard, melaut, bowling, golf, dll

(b) tingkat sedang: Badminton, bersepeda, menari, berenang, tenis

(c) tingkat berat: Bertinju, bola basket, sepak bola, mendayung

4. Jika anda berolahraga: Olahraga kedua yang paling sering, termasuk olahraga apakah yang

sering anda lakukan?

(a) tingkat rendah : Billiard, melaut, bowling, golf, dll

(b) tingkat sedang: Badminton, bersepeda, menari, berenang, tenis

(c) tingkat berat: Bertinju, bola basket, sepak bola, mendayung

Page 95: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

Untuk mengisi kuesioner nomor 5 sampai dengan nomor 22 berilah tanda contreng (√)

di kolom yang sesuai dengan jawaban anda.

No Pertanyaan Tidak

pernah

Jarang Kadang-

kadang

Sering Selalu

5 Seberapa sering

anda duduk di

kampus?

6 Seberapa sering

anda berdiri di

kampus?

7 Seberapa sering

anda berjalan di

kampus?

8 Selama di

kampus

seberapa sering

anda

mengangkat

beban berat?

9 Apakah anda

sering merasa

lelah secara fisik,

setelah kuliah?

10 Seberapa sering

anda berkeringat

di kampus?

11 Selama waktu

senggang apakah

anda

berolahraga?

12 Seberapa sering

anda menonton

televisi, selama

waktu

senggang?

13 Selama waktu

senggang apakah

anda berjalan-

jalan?

14 Selama waktu

senggang apakah

anda bermain

sepeda?

15 Seberapa sering

anda berkeringat

Page 96: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

selama waktu

senggang saat

melakukan

aktivitas?

No Pertanyaan < 1 jam 1-2 jam 2-3 jam 3-4 jam >4 jam

16 Jika anda

berolahraga:olahraga

pertama yang paling

sering.

Berapa banyak anda

berolahraga dalam

seminggu?

17 Jika anda

berolahraga:olahraga

kedua yang paling

sering.

Berapa banyak anda

berolahraga dalam

seminggu?

No Pertanyaan < 1 bulan 1-3 bulan 4-6 bulan 7-9 bulan >9 bulan

18 Jika anda

berolahraga:olahraga

pertama yang paling

sering.

Berapa bulan anda

berolahraga dalam

setahun?

19 Jika anda

berolahraga:olahraga

kedua yang paling

sering.

Berapa bulan anda

berolahraga dalam

setahun?

No Pertanyaan 5 menit 5-15 menit 15-30

menit

30-45

menit

>45 menit

20 Selama waktu

senggang berapa

menit anda

Page 97: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

berjalan, bersepeda

perhari keadaan

bekerja, sekolah,

berbelanja?

No Pertanyaan Lebih

sangat

berat

Lebih

berat

Sama

berat

Lebih

ringan

Lebih

sangat

ringan

21 Bila dibandingkan

dengan orang yang

sebaya dengan

anda, aktivitas

anda tergolong?

22 Bila dibandingkan

orang yang sebaya

dengan anda,

aktivitas anda

selama waktu

senggang

tergolong?

Page 98: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

LAMPIRAN 4

TABULASI DATA

Subyek Umur Skor AF AF KT KT1 IMT IMT1

1 21 38.86 Tinggi 1.8 Normal 19.2 Normal

2 20 39.73 Tinggi 3.6 Normal 21.6 Normal

3 20 35.86 Normal 3.9 Normal 24.4 Normal

4 20 43.11 Tinggi 0.0 Normal 19.2 Normal

5 21 36.00 Normal 0.2 Normal 24.2 Normal

6 21 25.00 Rendah -1.8 Osteopenia 19.6 Normal

7 20 34.86 Normal 0.9 Normal 19.7 Normal

8 20 34.86 Normal 0.3 Normal 17.4 Kurus

9 20 32.00 Normal 0.2 Normal 22.7 Normal

10 20 44.86 Tinggi 1.7 Normal 19.4 Normal

11 22 28.11 Rendah -1.1 Osteopenia 19.3 Normal

12 21 29.00 Normal -1.7 Osteopenia 24.1 Normal

13 20 26.00 Rendah -0.9 Normal 17.1 Kurus

14 20 37.61 Normal -0.9 Normal 18.8 Normal

15 20 30.00 Normal -0.9 Normal 19.5 Normal

16 22 42.86 Tinggi 1.5 Normal 26.5 Gemuk

17 21 29.00 Normal 0.5 Normal 21.0 Normal

18 21 30.00 Normal 1.0 Normal 19.4 Normal

19 20 28.48 Rendah -1.1 Osteopenia 21.3 Normal

20 21 28.00 Rendah 3.8 Normal 17.2 Kurus

21 20 38.60 Tinggi 1.4 Normal 21.9 Normal

22 21 32.00 Normal 0.3 Normal 18.9 Normal

23 20 38.86 Tinggi -0.5 Normal 22.8 Normal

24 20 37.73 Normal 1.9 Normal 34.8 Gemuk

25 20 35.60 Normal 0.0 Normal 18.3 Kurus

26 21 28.00 Rendah -1.2 Osteopenia 20.9 Normal

27 21 29.00 Normal -0.8 Normal 22.1 Normal

28 20 23.00 Rendah 3.0 Normal 28.1 Gemuk

29 21 31.00 Normal 0.8 Normal 20.7 Normal

30 22 42.86 Tinggi 1.1 Normal 19.6 Normal

31 21 26.00 Rendah 0.7 Normal 26.0 Gemuk

32 20 19.00 Rendah -0.6 Normal 21.1 Normal

33 20 40.86 Tinggi -0.1 Normal 27.7 Gemuk

34 21 31.48 Normal 2.0 Normal 21.0 Normal

35 21 42.36 Tinggi -0.1 Normal 20.8 Normal

36 20 28.00 Rendah 0.0 Normal 22.2 Normal

37 21 39.23 Tinggi 0.7 Normal 20.1 Normal

38 20 36.86 Normal 2.4 Normal 20.8 Normal

Page 99: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

Subyek Umur Skor AF AF KT KT1 IMT IMT1

39 22 38.23 Tinggi 2.4 Normal 18.4 Kurus

40 20 35.86 Normal -1.6 Osteopenia 17.3 Kurus

41 21 33.00 Normal 1.8 Normal 22.7 Normal

42 21 31.00 Normal 0.2 Normal 16.5 Kurus

43 22 30.00 Normal -0.9 Normal 23.7 Normal

44 22 35.00 Normal 1.5 Normal 24.8 Normal

45 22 33.00 Normal -2.2 Osteopenia 24.8 Normal

46 21 32.10 Normal -2.1 Osteopenia 18.2 Kurus

47 22 35.73 Normal 0.4 Normal 18.9 Normal

48 22 30.00 Normal -1.5 Osteopenia 18.8 Normal

49 21 28.00 Rendah 1.7 Normal 22.3 Normal

50 22 38.61 Tinggi 0.8 Normal 33.0 Gemuk

51 21 28.00 Rendah -2.0 Osteopenia 18.5 Normal

52 22 28.00 Rendah -1.3 Osteopenia 20.9 Normal

53 22 41.00 Tinggi 1.4 Normal 24.9 Normal

54 22 27.00 Rendah 2.0 Normal 23.2 Normal

55 21 32.60 Normal 0.0 Normal 21.0 Normal

56 21 29.00 Normal -1.2 Osteopenia 20.5 Normal

57 21 26.00 Rendah 2.0 Normal 20.6 Normal

58 21 30.60 Normal 0.6 Normal 17.8 Kurus

59 22 29.00 Normal 0.6 Normal 20.1 Normal

60 22 37.60 Normal -1.7 Osteopenia 26.1 Gemuk

61 20 33.86 Normal -1.5 Osteopenia 22.7 Normal

62 21 24.00 Rendah -1.2 Osteopenia 16.8 Kurus

63 21 28.00 Rendah -2.5 Osteopenia 22.4 Normal

64 22 42.86 Tinggi -0.7 Normal 21.6 Normal

65 21 31.00 Normal 2.6 Normal 26.5 Gemuk

66 21 34.86 Normal -0.8 Normal 19.2 Normal

67 22 29.00 Normal -1.1 Osteopenia 17.8 Kurus

68 22 40.86 Tinggi 0.6 Normal 19.0 Normal

Page 100: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

LAMPIRAN 5

HASIL UJI VALIDITAS

Correlations

P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P21 P22 Total

P5 Pearson Correlation 1 .071 -.145 -.049 .248 .005 -.077 -.071 -.002 -.120 .043 .275* .171 .213

Sig. (2-tailed) .591 .270 .711 .056 .970 .558 .588 .986 .362 .743 .034 .192 .102

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

P6 Pearson Correlation .071 1 .379** -.136 -.078 -.030 -.132 -.181 -.045 .050 .161 .120 .039 .233

Sig. (2-tailed) .591 .003 .301 .556 .818 .313 .167 .733 .703 .219 .362 .766 .073

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

P7 Pearson Correlation -.145 .379** 1 -.086 .051 .150 .116 -.146 .002 .016 .066 .019 .059 .325

*

Sig. (2-tailed) .270 .003 .512 .697 .252 .377 .266 .987 .901 .616 .886 .655 .011

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

P8 Pearson Correlation -.049 -.136 -.086 1 .273* .166 -.177 .060 -.154 -.056 .023 .213 .018 .245

Sig. (2-tailed) .711 .301 .512 .035 .205 .177 .651 .241 .670 .862 .102 .891 .060

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

P9 Pearson Correlation .248 -.078 .051 .273* 1 .342

** .041 -.104 .023 -.042 .103 .228 .139 .440

**

Sig. (2-tailed) .056 .556 .697 .035 .007 .755 .430 .860 .749 .434 .080 .288 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

P10 Pearson Correlation .005 -.030 .150 .166 .342** 1 .270

* -.063 .161 .119 .348

** .127 .063 .579

**

Sig. (2-tailed) .970 .818 .252 .205 .007 .037 .631 .220 .366 .006 .332 .633 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

P11 Pearson Correlation -.077 -.132 .116 -.177 .041 .270* 1 .092 .348

** .294

* .146 -.026 .037 .425

**

Sig. (2-tailed) .558 .313 .377 .177 .755 .037 .483 .006 .022 .266 .845 .781 .001

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

P12 Pearson Correlation -.071 -.181 -.146 .060 -.104 -.063 .092 1 .219 .018 -.267* -.071 -.094 .146

Sig. (2-tailed) .588 .167 .266 .651 .430 .631 .483 .093 .894 .040 .588 .476 .266

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

P13 Pearson Correlation -.002 -.045 .002 -.154 .023 .161 .348** .219 1 .262

* .017 .078 .101 .401

**

Sig. (2-tailed) .986 .733 .987 .241 .860 .220 .006 .093 .043 .897 .554 .440 .001

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

P14 Pearson Correlation -.120 .050 .016 -.056 -.042 .119 .294* .018 .262

* 1 .135 -.110 .026 .324

*

Page 101: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

Sig. (2-tailed) .362 .703 .901 .670 .749 .366 .022 .894 .043 .302 .404 .843 .011

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

P15 Pearson Correlation .043 .161 .066 .023 .103 .348** .146 -.267

* .017 .135 1 .168 .033 .420

**

Sig. (2-tailed) .743 .219 .616 .862 .434 .006 .266 .040 .897 .302 .199 .801 .001

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

P21 Pearson Correlation .275* .120 .019 .213 .228 .127 -.026 -.071 .078 -.110 .168 1 .724

** .552

**

Sig. (2-tailed) .034 .362 .886 .102 .080 .332 .845 .588 .554 .404 .199 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

P22 Pearson Correlation .171 .039 .059 .018 .139 .063 .037 -.094 .101 .026 .033 .724** 1 .464

**

Sig. (2-tailed) .192 .766 .655 .891 .288 .633 .781 .476 .440 .843 .801 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

Total Pearson Correlation .213 .233 .325* .245 .440

** .579

** .425

** .146 .401

** .324

* .420

** .552

** .464

** 1

Sig. (2-tailed) .102 .073 .011 .060 .000 .000 .001 .266 .001 .011 .001 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 102: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

LAMPIRAN 6

UJI RELIABILITAS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100.0

Excludeda 0 .0

Total 60 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.657 9

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P7 3.47 .853 60

P9 3.43 .722 60

P10 2.65 .899 60

P11 2.25 .856 60

P13 2.78 .640 60

P14 1.55 .723 60

P15 2.97 .882 60

P21 2.87 .769 60

P22 2.70 .809 60

Page 103: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

LAMPIRAN 7

HASIL OLAHAN SPSS UNIVARIAT

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20 23 33.8 33.8 33.8

21 28 41.2 41.2 75.0

22 17 25.0 25.0 100.0

Total 68 100.0 100.0

KT1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 51 75.0 75.0 75.0

osteopenia 17 25.0 25.0 100.0

Total 68 100.0 100.0

AF

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 17 25.0 25.0 25.0

Normal 35 51.5 51.5 76.5

Tinggi 16 23.5 23.5 100.0

Total 68 100.0 100.0

Page 104: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

IMT1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurus 11 16.2 16.2 16.2

Sedang 49 72.1 72.1 88.2

gemuk 8 11.8 11.8 100.0

Total 68 100.0 100.0

Page 105: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

LAMPIRAN 8

HASIL OLAHAN SPSS BIVARIAT

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KatAF * KT1 68 100.0% 0 .0% 68 100.0%

IMT 1* KT1 68 100.0% 0 .0% 68 100.0%

AF * KT1 Crosstabulation

KT1

Total normal osteopenia

AF rendah Count 9 8 17

% of Total 13.2% 11.8% 25.0%

normal Count 26 9 35

% of Total 38.2% 13.2% 51.5%

tinggi Count 16 0 16

% of Total 23.5% .0% 23.5%

Total Count 51 17 68

% of Total 75.0% 25.0% 100.0%

Correlations

KT1 AF

Spearman's rho KT1 Correlation Coefficient 1.000 -.378**

Sig. (2-tailed) . .001

N 68 68

AF Correlation Coefficient -.378** 1.000

Sig. (2-tailed) .001 .

N 68 68

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 106: HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25567/1/GABY... · kepadatan tulang diantaranya adalah jenis kelamin, peningkatan

IMT1 * KT1 Crosstabulation

KT1

Total normal osteopenia

IMT1 kurus Count 7 4 11

% of Total 10.3% 5.9% 16.2%

normal Count 37 12 49

% of Total 54.4% 17.6% 72.1%

gemuk Count 7 1 8

% of Total 10.3% 1.5% 11.8%

Total Count 51 17 68

% of Total 75.0% 25.0% 100.0%

Correlations

KT1 IMT1

Spearman's rho KT1 Correlation Coefficient 1.000 -.145

Sig. (2-tailed) . .238

N 68 68

IMT1 Correlation Coefficient -.145 1.000

Sig. (2-tailed) .238 .

N 68 68