HSEP EP 005 Identifikasi Bahaya Dan Resiko

4
STANDARD OPERATING PROCEDURE IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) No : HSEP-EP-005 Tgl terbit : Revisi : R0 Halaman : 1 dari 4 ISI 1. TUJUAN 2. RUANG LINGKUP 3. DEFINISI 4. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR 5. DOKUMEN TERKAIT 6. REFERENSI 7. ALUR PROSES Kolom Pengesahan Dibuat Oleh, Diperiksa Oleh, Disetujui Oleh, HSE System HSE Coordinator Director

description

prosedur untuk pengelolaan resiko

Transcript of HSEP EP 005 Identifikasi Bahaya Dan Resiko

Page 1: HSEP EP 005 Identifikasi Bahaya Dan Resiko

STANDARD OPERATING PROCEDURE

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3)

No : HSEP-EP-005

Tgl terbit :

Revisi : R0

Halaman : 1 dari 4

ISI

1. TUJUAN

2. RUANG LINGKUP

3. DEFINISI

4. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

5. DOKUMEN TERKAIT

6. REFERENSI

7. ALUR PROSES

Kolom Pengesahan

Dibuat Oleh, Diperiksa Oleh, Disetujui Oleh,

HSE System HSE Coordinator Director

Page 2: HSEP EP 005 Identifikasi Bahaya Dan Resiko

STANDARD OPERATING PROCEDURE

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3)

No : HSEP-EP-005

Tgl terbit :

Revisi : R0

Halaman : 2 dari 4

1. TUJUAN

Untuk memastikan bahwa identifikasi bahaya/aspek dan penilaian risiko dan dampak K3 dari semua aktifitas yang dilakukan PT. Envitech Perkasa baik di Kantor Pusat, Kantor Cabang ataupun Proyek, yang memiliki risiko/dampak penting terhadap K3 dan Lingkungan dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan.

2. RUANG LINGKUP

2.1. Prosedur ini mencakup semua bahaya K3 dari semua kegiatan operasional yang dilakukan oleh PT. Envitech Perkasa di semua tempat kerjanya baik di Kantor Pusat, Kantor Cabang atau Project pada saat operasi normal maupun operasi tidak normal (abnormal operation), keadaan darurat (emergency), dan kondisi saat pemeliharaan (maintenance/overhaul).

2.2. Langkah Pengendalian yang harus dilakukan dalam mengendalikan risiko/dampak yang telah dinilai adalah melalui upaya Eliminasi, Substitusi, Engineering, Administrasi dan Alat Pelindung Diri (APD). Pemilihan langkah-langkah pengendalian tersebut berdasarkan efektivitas dalam mengurangi nilai risiko/dampak yang terjadi.

2.3. Kegiatan identifikasi bahaya dan penilaian risiko akan dilakukan pada kegiatan: 2.3.1. Operasional sebagaimana disebutkan di atas yakni kondisi normal, abnormal, emergency, dan

pemeliharaan (maintenance) 2.3.2. Memulai proyek baru atau melakukan proses baru atau mengoperasikan unit baru yang belum

pernah dioperasikan sebelumnya 2.3.3. Melakukan proyek khusus diantaranya; pekerjaan kontruksi 2.3.4. Melakukan kegiatan desain atau perancangan dan modifikasinya

2.4. Hasil registrasi Bahaya Risiko Tinggi/Aspek Penting dan Rencana Tindakan Pengendalian akan ditinjau ulang : 2.4.1. Setiap tahun sekali 2.4.2. Apabila terjadi kecelakaan Fatality, LTI (lost time injury) dan kerugian property yang besar/major.

3. DEFINISI 3.1. Bahaya (Hazard), suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kerugian berupa cidera,

penyakit, kerusakan ataupun kehilangan kemampuan melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan atau suatu kondisi yang berpotensi untuk terjadi kecelakaan/kerugian dalam hal ini termasuk aspek lingkungan.

3.2. Risiko, kemungkinan terjadinya kerugian pada periode waktu tertentu/siklus operasi tertentu atau kesempatan untuk terjadi kerugian/kecelakaan dalam hal ini dampak terhadap lingkungan.

3.3. Aspek Lingkungan adalah unsur atau elemen dari suatu kegiatan produk dan jasa dari organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan.

3.4. Dampak Lingkungan adalah setiap perubahan baik yang menguntungkan ataupun yang merugikan, sebagian atau seluruhnya terhadap lingkungan hidup ataupun terhadap organisasi dan personel didalamnya yang diakibatkan oleh kegiatan, produk dan jasa dari suatu organisasi.

3.5. Operasi tidak normal (abnormal operation) adalah suatu keadaan dimana aktifitas atau komponen kerja (manusia dan peralatan) dioperasikan tidak dalam kondisi normal; contoh pada saat start up, shut down,dan pada saat beban pekerjaan tinggi (over produksi).

3.6. Kondisi darurat (emergency) adalah kondisi pada suatu kegiatan yang yang sifatnya tidak dikehendaki serta mendesak serta memungkinkan terjadinya suatu yang membahayakan seperti tumpahan bahan kimia, ledakan, kebakaran dll.

3.7. Management Representative adalah orang yang ditunjuk sebagai perwakilan manajemen dalam hal Sistem Manajemen Terpadu (IMS/Integrated Management System).

Page 3: HSEP EP 005 Identifikasi Bahaya Dan Resiko

STANDARD OPERATING PROCEDURE

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3)

No : HSEP-EP-005

Tgl terbit :

Revisi : R0

Halaman : 3 dari 4

3.8. HIRA adalah singkatan dari Hazard Identification and Risk Assessment merupakan suatu proses

kegiatan untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya yang terkait dengan kegiatan bisnis yang ada kemudian dilakukan penilaian resiko yang bisa dihasilkan dari bahaya-bahaya tersebut.

4. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

4.1. Pengawas (Supervisor/Superintendent) bersama HSE Officer melakukan identifikasi bahaya/aspek dan penilaian risiko/dampak K3 di area kerja masing – masing sesuai alur proses utama dan pendukungnya sesuai dengan hasil pemetaaan proses bisnis dengan menggunakan form HIRA dan kriteria penilaian risiko dan dampak yang telah ditentukan.

4.2. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko K3 dilakukan pada setiap kegiatan operasional/pekerjaan maupun peralatan yang meliputi : kondisi kerja normal, kondisi kerja tidak normal dan kondisi darurat.

4.3. Setelah dilakukan Identifikasi bahaya dan risiko pengawas dan HSE Officer harus menentukan dan membuat register bahaya risiko tinggi K3 dengan menggunakan form Register Bahaya Risiko Tinggi dan Rencana Tindakan Pengendalian.

4.4. Hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko K3 serta register bahaya risiko tinggi K3 akan dilakukan pemeriksaan oleh Project Manager dan Kepala Departemen sebelum dibuat rencana tindakan pengendalian.

4.5. Jika Project Manager/Kepala Departemen menyetujui hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko dan register bahaya risiko tinggi K3 yang telah dibuat maka akan ditentukan rencana tindakan pengendalian yang harus dilakukan dengan mengutamakan terhadap bahaya risiko tinggi K3.

4.6. Rencana tindakan pengendalian yang disusun dapat berupa tindakan perbaikan secara operasional/secara langsung atau akan dimasukkan sebagai salah satu dasar dalam penyusunan Objective, Target dan Program perbaikan K3.

4.7. Jika Project Manager/Kepala Departemen tidak menyetujui maka Pengawas Operasional dan HSE Officer harus melakukan atau mengevaluasi kembali Identifikasi bahaya/aspek dan penilaian risiko.

4.8. Management Representative memeriksa kecukupan dan validitas register bahaya risiko tinggi serta rencana tindakan pengendaliannya.

4.9. HSE Officer merekap dan menyimpan semua data – data hasil identifikasi aspek dan penilaian risiko K3 dari semua area serta Register Bahaya Risiko Tinggi dan Rencana Tindakan Pengendalian.

4.10. Project Manager dan HSE Officer meninjau ulang hasil Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko sesuai dengan ketentuan dalam ruang lingkup prosedur ini.

5. DOKUMEN TERKAIT 5.1 Formulir No. SHEQP-SHP-2009-001: Formulir HIRA 5.2 Formulir No. SHEQP-SHP-2009-002: Formulir Risk Profile

6. REFERENSI

6.1 OHSAS 18001:2007; Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Klausul 4.3.1. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko.

6.2 UU No.1/1970 Keselamatan Kerja; Pasal 9 Kewajiban Pengurus tentang Penjelasan Identifikasi Bahaya di Tempat Kerja.

Page 4: HSEP EP 005 Identifikasi Bahaya Dan Resiko

STANDARD OPERATING PROCEDURE

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3)

No : HSEP-EP-005

Tgl terbit :

Revisi : R0

Halaman : 4 dari 4

7. ALUR PROSES

No.

PIC Aktifitas

HEAD OFFICE/JOBSITE

Related Department/Section HSE Department Related

Dir. Karyawan Atasan Langsung

Department Head

Department Head

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Proses HIRA Setiap karyawan melaku-kan aktifitas sesuai dengan tugas dan tang-gung jawabnya masing-masing Karyawan dari setiap Department mengidenti-fikasi bahaya dan memproses penilaian resiko dengan mengisi formulir HIRA, No. SHEQF-SHP-2009-001 Menyusun Risk Profile dan satu copy dikirimkan ke HSE Dept. Gunakan form No. SHEQF – SHP-2009-002 Mensosialisasilkan Hasil HIRA (Risk Profile) kepada seluruh karyawan terkait dengan pekerjaan dan tugasnya. Contohnya melalui Safety Talk Mengendalikan resiko berdasarkan Hirarki Pengendalian Resiko, Melakukan kegiatan inspeksi terhadap imple-mentasi HIRA yang sudah ditetapkan. Melaksanakan Review dalam periode tertentu sesuai kebijakan

Pelaksanaa Aktifitas Kerja

Proses HIRA

Risk Profile

Copy Risk Profile

Sosialisasi

HIRA

Pengendalian

Resiko

Inspeksi

Review