HSE and Community Development

5

Click here to load reader

Transcript of HSE and Community Development

Page 1: HSE and Community Development

2.6. HSE and Community Development

Lokasi eksploitasi TMA dan TMB terletak di offshore. Sehingga faktor resiko lebih tinggi

dibandingkan dengan di onshore. Pengembangan lapangan ini harus memperhatikan potensi

bahaya dan pencemaran yang dapat merugikan manusia baik dari segi kehilangan harta benda

maupun mengancam kesehatan, keselamatan, dan lingkungan disekitarnya. Potensi bahaya dapat

terjadi pada tahap survey, pembangunan instalasi maupun pada tahap operasi dan pasca operasi,

yang meliputi kegiatan survey umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pengangkutan,

penyimpanan, dan niaga ataupun tahap pemanfaatan.

2.11.1. Tahap Pra Konstruksi

Meliputi tahap eksplorasi dan persiapan lokasi pemboran. Pada tahap seismik harus

dilakukan dengan secermat dan seteliti mungkin agar tidak mengganggu ekosistem laut karena

pemetaan ini berdasarkan gelombang getaran, yakni pengukuran getaran gempa bumi buatan

yang bersumber dari bahan peledak atau detonator, kemudian getaran ditangkap oleh hydrophone

dan direkam oleh alat perekam (recorder). Pada tahap ini, aspek HSE yang perlu diperhatikan

adalah handling detonator (handak), efek getaran, dan PPE serta dalam community development

penduduk setempat dapat digunakan sebagai guide untuk survey lokasi dan mempermudah dalam

pengenalan keadaan alam ataupun lapangan sekitar area produksi.

2.6.2. Tahap Konstruksi

Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Kegiatan kosntruksi

menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek

keselamatan kerjadan lingkungan. Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan

standar dan ketentuan HSE yang berlaku. Konstruksi juga meliputi tahap pembangunan dan

Page 2: HSE and Community Development

instalasi peralatan pemboran, kemudian dilanjutkankan dengan instalasi peralatan produksi

seperti FPU dan pipa. Pada tahap ini penduduk tempatan dapat diberdayagunakan sebagai tenaga

kerja harian unuk proses konstruksi. Adapun dampak kegiatan konstruksi adalah kecelakaan,

kebakaran, penyakit akibat kerja, pencemaran, dan gangguan lingkungan (sosial, keamanan,

estetika, dll). Serta bahaya konstruksi terbagi atas beberapa jenis, yaitu : physical hazards,

chemical hazards, electrical hazards, mechanical hazards, physiological hazards, biological

hazards, and ergonomic. Tingginya angka kecelakaan kontruksi bersumber dari berbagai faktor.

Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain pekerjaan yang beresiko tinggi, rendah dan

kurangnya tenaga ahli K3 kontruksi, serta rendahnya komitmen pengusaha. Permasalahan K3

kontruksi yang pada umum menjadi penyebab banyaknya kecelakaan kerja seperti rendahnya

pemahaman dan kepekaan terhadap bahaya dan resiko kontruksi, tidak menguasai peralatan

keselamatan diri dan metoda kerja kontruksi yang benar, tidak terpenuhi persyaratn dan standard

K3, masih lemahnya hukum maupun sanksi K3, belum ada penerapan Sistem Manajemen K3

yang benar, kurang nya kesadaran perusahaan akan pentingnya K3, serta kurangnya pendidikan

dan pelatihan K3 bagi SDM kontruksi. Sehingga belum adanya komitmen yang sama dari

seluruh pihak yang berkepentingan untuk selalu menghargai dan mengutamakan Keselamatan

dan Kesehatan kerja sebagai hak asasi pekerja.

2.6.3. Tahap Operasi

Lapangan TMA dan TMB sudah berproduksi sehingga perusahaan sudah mulai

mendapatkan income. Untuk penduduk setempat bisa diberi bantuan air bersih ataupun materi

dan pelatihan seperti bantuan modal usaha kecil atau pun pelatihan keterampilan. Adapun aspek

HSE yang harus dipatuhi dan diketahui pada saat pemboran adalah menggunakan PPE, waspada

Page 3: HSE and Community Development

terhadap semburan liar atau blowout (tanda-tanda kick, pencegahan semburan liar, paham

terhadap teknik pencegahan, dan peralatan semburan liar atau BOP), bahan peledak perforator,

dampak lingkungan bila terjadi blowout (korban jiwa/ cacat, kerusakan peralatan, rugi waktu,

terbakarnya hidrokarbon, rusaknya lingkungan akibat kebakaran, dan kemungkinan adanya gas

beracun), prosedur kerja yang salah, dan pengelolaan lumpur bor, limbah lumpur, serta serbuk

bor. Aspek HSE pada saat produksi adalah kebocoran minyak atau gas yang menyebabkan polusi

atau kebakaran serta keracunan gas, dan proteksi terhadap tekanan tinggi, listrik tegangan tinggi,

serta mesin yang bergerak.

2.6.4. Tahap Pasca Operasi

Untuk keamanan lingkungan hidup di perairan maka semua fasilitas produksi yang telah

diinstalasi harus dibongkar kembali agar tidak merusak ekosistem laut dan masyarakat setempat

dapat berlayar dengan aman tanpa khawatir akan menabrak peralatan yang pernah diinstalasi

seperti dry trees, platform, riser, dan lain sebagainya.