Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

60
HIDUP SEHAT DAN SEJAHTERA DENGAN AIR MINUM DAN SANI- TASI BERKUALITAS 6 18 KOMPONEN KEGIATAN 23 APA ITU PAMSIMAS ? Tujuan Sasaran Sasaran Lokasi 30 DIMANA DILAKSANAKAN ? LOKASI PROGRAM PAMSIMAS 32 SIAPA SAJA YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN ? 36 Daftar Isi SAMBUTAN DAN KATA PENGANTAR 3 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 1 KAPAN DILAKSANAKAN ? 39

description

Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Transcript of Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Page 1: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

HIDUP SEHAT DAN SEJAHTERA DENGAN AIR MINUM DAN SANI-TASI BERKUALITAS

6

18

KOMPONEN KEGIATAN

23

APA ITU PAMSIMAS ?Tujuan

SasaranSasaran Lokasi

30DIMANA DILAKSANAKAN ?

LOKASI PROGRAM PAMSIMAS 32

SIAPA SAJA YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN ?36

Daftar Isi

SAMBUTAN DAN KATA PENGANTAR

3

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 1

KAPAN DILAKSANAKAN ?39

Page 2: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

46

49

52

535660

SUMBER PENDANAAN, ALOKASI DAN CARA PEMBAYARAN- Sumber Pendanaan - Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat

REPLIKASI PROGRAM PAMSIMAS

PAMSIMAS MEMBUAT KAMI LEBIH HEMAT WAKTU, HEMAT UANG

LOKASI PROGRAM PAMSIMAS DAN TARGET DESA

DESKRIPSI PROGRAM PAMSIMAS

TIM PENYUSUN BUKU

Daftar Isi

2 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

41BAGAIMANA KEGIATAN DILAKSANAKAN ?- Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Program- Langkah-Langkah Pelaksanaan Program

Page 3: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Sektor air minum dan sanitasi merupakan pela-yanan publik yang mempunyai kaitan erat den-gan pengentasan kemiskinan. Tidak memadainya prasarana dan sarana air minum dan sanitasi, khususnya di perdesaan dan daerah pinggiran kota (peri-urban) berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan dan lingkungan yang memiliki dampak lanjutan terhadap tingkat perekonomian keluarga.

Penyediaan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi yang baik akan memberi dampak pada peningkatan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta waktu yang dapat dihemat dari usaha untuk mendapatkan air minum dan sanitasi yang baik. Ketiga dampak tersebut akan memberi-kan dampak lanjutan berupa peningkatan produk-tivitas masyarakat.

Pamsimas adalah kegiatan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang dananya berasal dari kontribusi masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah pusat dan Bank Dunia. Ke-giatan ini didukung oleh Departemen Pekerjaan Umum sebagai executing agency bersama de-ngan Departemen Dalam Negeri dan Departemen Kesehatan.

Tujuan Pamsimas secara umum adalah meningkat-kan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan dan daerah ping-giran kota (peri-urban) serta menerapkan praktik hidup bersih dan sehat dengan memba-ngun model penyediaan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan dan mampu diadaptasi oleh masyarakat. Program ini akan menjadi model untuk direplikasi, diperluas

(scalling up) dan diarus-utamakan (mainstream-ing) di daerah lain, dalam upaya mencapai target MDGs.

Pamsimas merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya, yaitu Water Supply and Sanitation for Low Income Communities Project (WSSLIC). Lokasi kegiatan ditetapkan berdasarkan empat kriteria, yaitu termasuk desa miskin, rendahnya ketersediaan air minum dan sanitasi, tingginya kejadian penyakit terkait air, dan belum menerima bantuan sejenis dalam dua tahun terakhir. Peme-rintah menargetkan 15 provinsi, 110 kabupaten/kota, dan 5.000 desa/kelurahan untuk proyek ini termasuk program replikasi 506 desa. Dengan de-mikian Pamsimas diharapkan mampu mencakup 5.000 desa dari 36.000 desa tertinggal yang memi-liki keterbatasan terhadap sarana air minum dan sanitasi.

Melalui realisasi pelaksanaan program Pamsimas, diharapkan kebutuhan masyarakat akan air minum dan sanitasi yang layak dapat terpenuhi sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kesehatan dan tingkat ekonomi sosial masyarakat.

Sambutan

Direktur Jenderal Cipta Karya

Budi Yuwono P.

Jakarta, Oktober 2009

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 3

Page 4: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Pamsimas adalah kegia-tan di bidang air minum dan sanitasi yang ditu-jukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran perkotaan (peri-urban) dan dilaksanakan melalui pemberdayaan masya-

rakat.

Implementasi Program Pamsimas telah dimulai pada pertengahan tahun 2008. Saat ini pelaksa-naan Program Pamsimas telah memasuki tahun kedua. Hasil kegiatan Pamsimas berupa tambah-an akses terhadap air minum telah dapat dinikmati oleh sebagian anggota masyarakat di desa/kelura-han yang menjadi sasaran program.

Seiring dengan hasil yang telah dicapai melalui Program Pamsimas, maka dirasa perlu untuk melakukan pendokumentasian hasil-hasil kegiatan Pamsimas. Penerbitan buku ini dimaksudkan se-bagai salah satu upaya untuk mendokumentasikan dan merekam hasil-hasil kegiatan Pamsimas.

Buku ini menyajikan informasi umum berupa latar belakang dan gambaran umum Program Pamsi-mas. Buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi beru-pa gambar atau foto-foto yang merupakan hasil kegiatan yang telah dilakukan selama ini, sehingga tampil lebih menarik. Buku ini bisa dijadikan se-bagai media kits, diharapkan dapat menjadi pan-

duan informasi umum bagi para pihak yang ingin mengetahui kegiatan Pamsimas. Bagi pihak lain terutama yang berhungungan dengan penyebaran berita dan informasi, seperti halnya kalangan me-dia massa, buku ini bisa dijadikan sebagai acuan. Bagi kami sebagai pengelola kegiatan, penerbitan buku ini dimaksudkan sebagai sarana komunikasi dan penyebaran informasi. Harapan kami, ten-tunya, melalui penyebaran informasi ini akan ada dukungan positif dari berbagai kalangan untuk suksesnya penyelenggaraan Program Pamsimas.

Sebagai sarana komunikasi dan penyebaran infor-masi hasil-hasil kegiatan Pamsimas, buku ini akan diterbitkan minimal satu kali dalam satu tahun. Karena itu, kami mengharapkan kontribusi dari pi-hak-pihak yang terlibat kegiatan Pamsimas untuk membantu memasok informasi baik berupa tulisan maupun foto kegiatan. Dengan pasokan informasi (dan foto) dari para pihak yang terlibat kegiatan, kami yakin penerbitan buku edisi berikutnya akan lebih baik, lengkap dan menarik.

Semoga penerbitan buku ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kata Pengantar

Direktur Pengembangan Air Minum

4 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Ir. Tamin M. Zakaria Amin, M.Sc

Jakarta, Oktober 2009

Page 5: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Hidup Sehat dan Sejahtera dengan Air Minum dan Sanitasi Berkualitas

Page 6: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Air dan sanitasi merupakan faktor yang terkait dengan perilaku/gaya hidup masyarakat serta turut menentu-kan tingkat kesehatan. Tingkat kesehatan seseorang

akan mempenguruhi kualitas hidup dan produktivitas kerja, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesejahteraannya.

Sektor air minum dan sanitasi merupakan pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan pengentasan kemiskinan.Tidak memadainya prasarana dan sarana air minum dan sanitasi, khu-susnya di perdesaan dan daerah pinggiran kota (peri-urban) ber-pengaruh buruk pada kondisi kesehatan dan lingkungan yang

Hidup Sehat dan Sejahtera dengan Air Minum dan Sanitasi Berkualitas

Perilaku hidup yang tidak higienis karena tidak ditunjang dengan sarana air minum dan sanitasi dasar yang memadai

6 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 7: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

memiliki dampak lanjutan terhadap tingkat pereko-nomian keluarga.

Ada korelasi antara lingkungan yang sehat de-ngan derajat kesehatan masyarakat. Penyakit di-are dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan masih merupakan masalah kese-hatan terutama di daerah perdesaan yang ber-penghasilan rendah dan di pinggiran perkotaan. Survei tahun 2001 menunjukkan bahwa angka penyakit diare sebesar 301 per 1.000 penduduk, terutama menyerang anak-anak usia balita (55% dari jumlah penderita).

Tingginya angka diare disebabkan antara lain kare-na rendahnya akses air minum dan sanitasi serta

Kondisi penyediaan air minum di masyarakat

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 7

Page 8: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

rendahnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Susenas 2004, akses air bersih di perdesaan mencapai 51%, sedangkan di perkotaan 42% (rata-rata 47%). Sedangkan akses terhadap sarana sanitasi di perdesaan sebesar 53% dan daerah perkotaan 73% (rata-rata 62%).

Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan manu-sia. Begitu pentingnya air, dan juga sanitasi bagi kehidupan manusia. Pemerintah dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 menentukan arah kebijakan diantaranya un-tuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pe-layanan kesehatan yang berkualitas, dilaksanakan antara lain melalui peningkatan sosialisasi kese-hatan lingkungan dan pola hidup sehat, peme-rataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar. Kebijakan Program Lingkungan Sehat ditu-jukan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat dengan beberapa kegiatan pokok, yaitu

Kondisi penyediaan air minum di masyarakat

8 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 9: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

penyediaan sarana air minum dan sanitasi dasar, pengawasan kualitas lingkungan, pengendalian dampak resiko lingkungan, serta pengembangan wilayah sehat.

Terkait dengan pengembangan air minum, peme-rintah telah menyusun rencana dan strategi tahun 2005 – 2009 yang bertujuan : [i] Memberikan akses ke seluruh pelosok tanah air dan menangani tang-gap darurat untuk memberikan pelayanan minimal

Kondisi Sanitasi di Masyarakat

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 9

Page 10: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

bagi masyarakat, [ii] Membina penyelenggaraan in-frastruktur secara transparan dan terbuka dengan melibatkan masyarakat dan meningkatkan peran Pemerintah daerah, dan [iii] Menyelenggarakan in-frastruktur yang efisien, efektif dan produktif.

Dengan dilatarbelakangi kondisi ketersediaan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) yang masih sangat terbatas,

diperlukan suatu kebijakan dan strategi dalam bi-dang air minum yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan menjamin ke-butuhan pokok air minum yang memenuhi syarat secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Untuk itu dibentuk Kelompok Kerja Air Minum dan Penye-hatan Lingkungan (POKJA AMPL) yang bersifat lintas sektor.

Rendahnya akses terhadap air minum membuat masyarakat harus rela bersusah payah untuk mendapatkan air minum

10 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 11: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Selain itu, pemerintah juga mempunyai komit-men global MDG (Mi l lenn ium Deve lopment Goa ls ) untuk menurunkan separuh proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum dan sanitasi dasar pada tahun 2015 dengan menyediakan akses kepada lebih dari 50 juta penduduk serta sasaran Indonesia Sehat 2010 dengan cakupan air bersih perdesaan sebe-sar 85%.

Untuk mencapai tujuan di atas dan menindak-lanjuti amanat PP 16 Tahun 2005, telah disusun Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM) seba-gai acuan bagi para pelaku pembangunan/penye-lenggaraan SPAM di tingkat nasional, dan daerah

dengan mem-perhatikan : [i] adanya ke-inginan untuk meningkatkan kondisi air minum sesuai dengan sasaran atau kondisi yang diingin-kan dalam pengembangan SPAM, baik secara teknis, manajemen, keuangan maupun hukum, [ii] Pencapaian sasaran dilakukan melalui perumusan tujuan dan sasaran Kebijakan dan Strategi Nasi-onal Pengembangan SPAM yang merupakan hasil monitoring dan evaluasi sasaran pencapaian, dan [iii] Dalam perumusan tujuan dan sasaran berpedo-man pada landasan hukum yang ada berdasarkan isu-isu strategis dan permasalahan yang dihadapi saat ini, serta memperhatikan Deklarasi Internasi-onal dan Nasional.

Anak-anak usia sekolah di Nusa Tenggara Timur harus rela berjalan berkilo-kilo guna mendapatkan air minum untuk kebutuhan keluarga.

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 11

Page 12: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Kelangkaan sumber mata air di Provinsi NTT membuat masyarakat harus rela untuk mengantri guna mendapatkan air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

KSNP-SPAM dimaksudkan sebagai pedoman dalam penyusunan kebijakan teknis, perencanaan, pemrograman dan pelaksanaan kegiatan yang ter-kait dengan pengembangan SPAM di perkotaan dan perdesaan, baik dilingkungan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerin-tah Daerah, maupun bagi masyarakat dan dunia usaha. Kebijakan ini telah disepakati bersama se-luruh pemangku kepentingan dalam penyelengga-raan SPAM baik di pusat maupun di daerah.

KSNP-SPAM bertujuan untuk mendukung pen-capaian sasaran nasional pengembangan SPAM melalui perencanaan, program dan pelaksanaan kegiatan yang terpadu, efisien dan efektif.

Sejalan dengan Undang-undang Nomor 32/2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah bertanggung jawab penuh untuk memberikan pelayanan dasar kepada ma-syarakat di daerahnya masing-masing, termasuk pelayanan air minum dan sanitasi. Namun demiki-an, bagi daerah-daerah dengan wilayah perdesaan relatif luas, berpenduduk miskin relatif tinggi dan mempunyai kapasitas fiskal rendah, pada umum-nya kemampuan mereka sangat terbatas. Daerah seperti ini memerlukan dukungan finansial untuk membiayai investasi yang dibutuhkan dalam rang-ka meningkatkan kemampuan pelayanannya ke-

12 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 13: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

pada masyarakat, baik untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana, maupun investasi non-fisik yang terdiri dari manajemen, teknis dan pengembangan sumber daya manusia.

Guna meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi dasar serta mewujudkan tujuan MDG, pada 27 Desember 2007, Pemerintah menandata-ngani kerjasama dengan Bank Dunia untuk melak-sanakan kegiatan air minum dan sanitasi untuk masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran perkotaan (peri-urban). Kegiatan ini dikenal dengan Third Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-3), atau le-bih populer dengan sebutan Pamsimas (Penyedi-aan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).

Pamsimas merupakan kelanjutan dari ke-giatan sebelumnya, yaitu WSSLIC – Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (1993 – 1999) dan WSLIC-2 - The Second Water and Sanitation for Low Income Communities (2000 – 2009), yang pendanaannya didukung Bank Dunia.

Pamsimas merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia untuk meningkatkan pe-nyediaan air minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan.

Dirjen Cipta Karya Dept. PU, Budi Yuwono P. tengah memberikan pengarahan dalam Kegiatan Konsolidasi Pamsimas se-Indonesia pada bulan Agustus 2008 di Hotel Sahid Jaya Jakarta

Page 14: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dengan didampingi Sekjen dan Dirjen Cipta Karya Dept. PU serta Ketua CPMU Program Pamsimas tengah meninjau lokasi Program Pamsimas Tahun 2008 di Kel. Bandengan, Kota Pekalongan, Agustus 2009

Lokasi sasaran program Pamsimas di NTT

14 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Sebagian masyarakat di Kab. Demak Jawa Tengah menggunakan sungai sebagai sarana MCK

Page 15: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Fasilitator (Tim Fasilitator Masyrakat) adalah ujung tombak program Pamsimas yang akan bekerja mendampingi masyarakat untuk membuat rencana, melaksanakan, monitoring dan evaluasi program Pamsimas di desa

Para pemangku kepentingan di bidang air minum dan sanitasi berkomitmen untuk mewujudkan tujuan Millennium Development Goals pada tahun 2015

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 15

Page 16: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia
Page 17: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Apa Itu PAMSIMAS ?

Page 18: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

PAMSIMAS adalah Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat.

Pamsimas merupakan kegiatan di bidang air minum dan sanitasi yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran perkotaan (peri-urban) dan dilaksanakan secara berbasis masyarakat.

Masyarakat Kab. Mamuju Sulawesi Barat sudah dapat menikmati layanan air minum yang merupakan hasil kerja kemitraan antara Pemda setempat dengan masyarakat dalam Program Pamsimas

Apa Itu PAMSIMAS ?

Page 19: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Tujuan

Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan khususnya masyarakat di desa tertinggal dan masyarakat di pinggiran kota (peri-urban).

Secara lebih rinci Pamsimas bertujuan untuk : [i] Meningkatkan praktek hidup bersih dan sehat di masyarakat, [ii] Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum dan sanitasi yang berkelanjutan, [iii] Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal (pemerintah daerah maupun masyarakat) dalam penyelenggaraan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, [iv] Meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut ditetapkan

sasaran antara, yaitu : [i] Pemerintah provinsi dan kota/kabupaten memiliki kelembagaan yang tepat yang dirancang untuk mendukung upaya-upaya peningkatan perbaikan pemakaian air minum, perilaku higiene dan sanitasi masyarakat di wilayah perdesaan dan semi perkotaan, [ii] Masyarakat sasaran menerapkan perilaku dan praktik PHBS (hygiene), [iii] Masyarakat sasaran memperoleh akses perbaikan pelayanan air minum dan sanitasi serta menggunakan, mengelola dan memelihara keberlanjutan secara efektif, [iv] Pemerintah daerah memiliki komitmen yang kuat dalam mengupayakan keberlanjutan serta perluasan pelaksanaan program pendukung sektor air minum dan sanitasi dengan menggunakan pendekatan yang sama dengan program Pamsimas, dan [v] Setiap DPMU dan CPMU memiliki kemampuan mengelola dan mendukung program secara baik (dan diharapkan dapat menerapkan perluasannya di kota/kabupaten lainnya di Indonesia)

Kebutuhan air untuk mandi, cuci dan masak didapat dari satu sumber yang sama - sungai. Sangat tidak higienis!

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 19

Page 20: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Mereka layak untuk dijadikan sasaran program Pamsimas

Sasaran Program

Target grup program adalah kelompok miskin di perdesaan dan pinggiran kota (peri-urban) yang memiliki prevalensi penyakit terkait air yang tinggi dan belum mendapatkan akses layanan air minum dan sanitasi.

Untuk mencapai sasaran program, ditetapkan indikator keberhasilan program, yaitu : [i] Akses air minum sebanyak 6 - 7 juta penduduk, [ii] Akses sanitasi mencakup 6 -10 juta penduduk, [iii] Masyarakat “free of open defecation” mencapai 80%, [iv] 80% masyarakat mengadopsi program cuci tangan, [v] Rencana capacity building untuk adopsi pendekatan Pamsimas, dan [vi] Pemda Kota/Kabupaten mengalokasikan anggaran sarana air minum dan sanitasi.

Sasaran Lokasi

Pemilihan lokasi diawali dengan daftar panjang propinsi yang memenuhi kriteria : [i] Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah, [ii] tingkat kemiskinan tinggi yang diindikasikan melalui IPM 2004 dan Index kemiskinan SUSENAS, [iii] tingkat jangkauan pelayanan air minum dan sanitasi yang masih rendah, dan [iv] tingginya penderita diare. Kota/kabupaten yang ada di provinsi terpilih berdasarkan kriteria yang sama. Kabupaten/kota yang bukan lokasi WSLIC-2 dan CWSHP (Community Water Services and Health Project) juga diundang berpartisipasi.

Pemerintah Kota/kabupaten mengajukan daftar kelurahan/desa calon lokasi sasaran yang memenuhi kriteria di atas dan dan keberadaan

20 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 21: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Kelompok seperti inilah yang menjadi target grup program Pamsimas

program sejenis dalam 2 tahun terakhir. Konfirmasi akhir desa/kelurahan sasaran ditentukan oleh kriteria respon dan kesediaan masyarakat untuk berkontribusi sebesar minimal 20 % (minimal 16% in kind dan minimal 4% in cash).

Melalui kriteria di atas, sasaran lokasi program Pamsimas, ditetapkan sejumlah 5.000 desa/kelurahan di 15 propinsi dan 110 kabupaten/kota untuk waktu pelaksanaan lima tahun (2008 – 2013). Selain itu, terdapat sasaran program replikasi pemerintah daerah dan masyarakat sebanyak 506 desa/kelurahan.

Page 22: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia
Page 23: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Komponen ini bertujuan untuk : [i] Memampukan masyarakat untuk mengorganisasi, merencanakan, mengelola dan menjaga kesinambungan program perbaikan layanan air minum, sanitasi dan higiene; [ii] Memperkuat kapasitas kelembagaan masyarakat dalam rangka menjamin kualitas pengelolaan program; [iii] Membangun komitmen dan peningkatan kapasitas perangkat pemerintah kota/kabupaten, provinsi dan pusat dalam hal pengarusutamaan dan replikasi atau perluasan program Pamsimas.

Guna memperkuat pencapaian komponen ini, maka masyarakat akan didampingi oleh Fasilitator dalam pelaksanaan di tingkat desa/kelurahan, dan mengem-bangkan mekanisme dan kapasitas kelembagaan propinsi, kabupaten/kota dan kecamatan untuk kualitas manajemen program dan pengembangan air bersih.

Laki-laki, perempuan, kaya-miskin warga desa Genting, Kec. Cepogo, Kab. Boyolali Jawa Tengah, bergotong royong menanam pipa saluran air pada program Pamsimas.

Komponen Program Pamsimas Meliputi Apa Saja ?

1. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 23

Page 24: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Mengkampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sedari dini melalui anak-anak usia sekolah

Komponen ini bertujuan untuk : [i] Membantu masyarakat dan institusi lokal dalam pencegahan sanitasi buruk dan air yang tidak bersih yang mengakibatkan penyakit diare, [ii] Mewujudkan paradigma sehat dalam kehidupan perorangan, keluarga, masyarakat dan di sekolah melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan [iii] Promosi PHBS dilaksanakan melalui keluarga, institusi lokal/desa, fasilitas umum seperti sekolah,

tempat ibadah, dan melalui media massa baik cetak maupun elektronik.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka dilakukan : [i] Dukungan phase pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), [ii] Program Pemasaran Higiene dan Sanitasi, [iii] Program Higiene dan Sanitasi Sekolah, dan [iv] Penguatan Unit Higiene dan Sanitasi Lokal.

Menara air di desa Sumber Agung Kab. Boyolali JawaTengah hasil kegiatan program Pamsimas

2. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Layanan Higienis dan Sanitasi

24 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 25: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

3. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum

Menyediakan pilihan teknis kepada masyarakat dalam penyediaan prasarana air minum dan sani-tasi umum. Sesuai dengan kebijakan umum AMPL Berbasis Masyarakat, maka pembangunan atau rehabilitasi sarana dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan, menggunakan pendeka-tan tanggap kebutuhan. Sarana dan prasarana yang akan dibangun didasarkan pada usulan yang diajukan dan disepakati oleh masyarakat yang dilakukan secara partisipatif melalui usulan desa

yang disetujui oleh forum institusi warga tingkat desa. Masyarakat sendiri yang akan mengambil keputusan, baik dalam hal pemilihan sistem yang akan dibangun, pola pendanaan, maupun tata cara pengelolaannya.

Pemerintah akan mengucurkan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar 70% (dari Rp 275 juta) dari kebutuhan dana untuk pembangunan atau re-habilitasi sarana dan prasarana air minum dan pe-

nyehatan lingkungan. Dana BLM terse-but termasuk untuk kegiatan perubahan perilaku higiene masyarakat, kegiatan higiene dan kesehatan berbasis seko-lah, dan pendidikan hygiene teach-ing. Fasilitas sanitasi akan dibangun di sekolah-sekolah di masyarakat par-tisan yang membutuhkan. Tidak hanya dana, masyarakat juga akan diberikan bantuan perencanaan dan dukungan teknik. Bantuan ini meliputi : [i] Rapid Technical Assessment (RTA) dan Com-munity WSS situation analysis (MPA-PHAST) untuk menentukan kebutuhan air dan pilihan-pilihan sistem; [ii] Pilihan teknologi sistem air minum; [iii] Survei teknik dan penyusunan Rancangan Rinci Kegiatan (RRK); [iv] Konstruksi, supervisi dan quality control; [v] Pelati-han O&M mencakup manajemen, teknik dan ketrampilan pembiayaan yang dibu-tuhkan bagi keberlanjutan sistem; dan [vi] Monitoring kualitas air minum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak penyediaan air minum yang aman dan baik untuk penyimpan-an dan minum.

Menara air di desa Sumber Agung Kab. Boyolali JawaTengah hasil kegiatan program Pamsimas

25

Page 26: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Masyarakat Desa Salebu, Kec. Mangunreja, Tasikmalaya bahu membahu bergotong royong membangun hidran umum untuk mencukupi kebutuhan air minum yang layak dikonsumsi pada program Pamsimas (Gambar di sebelah bawah : hidran umum yang selesai dibangun)

26 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 27: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Pemerintah akan memberikan insentif kepada desa/kelurahan dan kabupaten/kota yang berhasil melaksanakan program Pamsimas. Insentif bagi desa/kelurahan tersebut untuk untuk mendorong peningkatan ekonomi lokal. Syaratnya : desa/ke-lurahan telah melaksanakan ODF (Open-Defeca-tion-Free), 100% rumah tangga mengadopsi cuci tangan dengan sabun, “improved sanitation” dan praktek perilaku higienis lain, kepuasan layanan sarana air minum (SAM), kecukupan biaya SAM, kepastian keikutsertaan perempuan, laki-laki, le-mah/miskin dan kaya dalam pengelolaan SAM,

serta memiliki program promosi sanitasi dan ke-sehatan sekolah yang melibatkan orang tua wali murid, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.

Sedangkan untuk Kabupaten/Kota, insentif diberi-kan bila desa/kelurahan memenuhi persyaratan di atas; dan telah menjalankan replikasi pendekatan Pamsimas di daerahnya, memiliki lembaga pem-binaan dan pegembangan pengelolaan sistem pe-nyediaan air minum dan sanitasi di tingkat kabu-paten sampai dengan tingkat kecamatan.

4. Insentif Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota

Roda ekonomi desa ikut menggeliat

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 27

Page 28: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono P. dalam suatu kunjungan ke Desa Program Pansimas di NTT menyempatkan mengetes air (mencium) untuk mengetahui kelayakan air untuk dikonsumsi masyarakat.

Wakil Ketua CPMU program Pamsimas Ir. Hosen Utama, M.Sc. melakukan kunjungan ke Desa Tandaigi, Kec. Siniu Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah dan sekaligus melakukan rapat koordinasi dengan para pelaku kegiatan Pamsimas di daerah setempat

Menyediakan dukungan manajemen dan teknis kepada unit pelaksana (implementation agency) dari Pusat sampai Daerah, yang meliputi kegiatan pelatihan, pengelolaan administrasi keuangan, monitoring-evaluasi, pelaksanaan kegiatan, fasilitator pendamping, supervisi, audit, dan alih tanggung jawab program ke pemerintah lokal.

5. Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek

28 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 29: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

DimanakahDilaksanakan ?

Page 30: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Pamsimas merupakan salah satu program guna memper-cepat perwujudan tujuan MDG’s. Karenanya cakupan ker-janya cukup luas hampir di 50% provinsi di seluruh Indo-

nesia dan pelaksanaannya dilakukan secara serentak. Sebanyak 15 provinsi ambil bagian dalam program Pamsimas; antara lain: Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawe-si Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Irian Jaya Barat.

Secara keseluruhan Pamsimas tersebar di 110 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Untuk provinsi Sumatera Barat tersebar di 15 kabupaten/kota, yaitu kabupaten : Dhamasraya, Pasaman Barat, Agam, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Solok, Solok Selatan, Pasaman, Sawahlunto/Sijunjung, Pesisir Kalimantan Selatan yang dipenuhi dengan

banyak sungai besar merupakan salah satu wilayah program Pamsimas.

Dimanakah Dilaksanakan?

30 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 31: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Selatan; dan kota : Pasaman, Sawahlunto, Paya-kumbuh, Padang.

Provinsi Riau tersebar di 6 kabupaten : Kampar, Rokan Hulu, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kuantan Singingi, dan Bengkalis.

Provinsi Sumatera Selatan tersebar di 8 kabupa-ten : OKI, OKU Timur, OKU Selatan, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Lahat, Muara Enim, Ogan Ilir.

Provinsi Banten ada di 2 kabupaten, yaitu Serang dan Lebak.

Provinsi Jawa Barat tersebar di 5 kabupaten : Ta-sikmalaya, Sumedang, Garut, Subang dan Kuni-ngan.

Untuk provinsi Jawa Tengah tersebar di 30 kabu-paten/kota, yaitu kabupaten : Kudus, Pekalongan, Kebumen, Batang, Purbalingga, Brebes, Pema-lang, Cilacap, Wonosobo, Klaten, Banyumas, Sra-gen, Banjarnegara, Boyolali, Kendal, Wonogiri, Purworejo, Magelang, Tegal, Temanggung, Rem-bang, Blora, Pati, Sukoharjo, Grobogan, Demak, Karanganyar, Semarang; dan kota : Semarang, Pekalongan.

Lokasi Pamsimas di Kalimantan Selatan tersebar di 8 kabupaten : Barito Kuala, Hulu Sungai Utara,

Hulu Sungai Se-latan, Balangan, Ta-nah Laut, Kota Baru, Tanah Bumbu, dan Banjar.

Di provinsi Nusa Tenggara Timur tersebar di 11 ka-bupaten/kota, yaitu kabupaten : Alor, Sumba Barat, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Lembata, Mangga-rai, Manggarai Barat,

Sikka, Rote Ndao, Kupang, dan kota Kupang.

Untuk provinsi Sulawesi Barat tersebar di 3 kabu-paten, yaitu : Mamuju, Mamuju Utara, dan Ma-jene.

Provinsi Sulawesi Tengah tersebar di 7 kabupaten, yaitu : Donggala, Tojo Una-Una, Poso, Buol, Mo-rowali, Banggai Kepulauan, dan Parigi Moutong.

Untuk provinsi Sulawesi Selatan tersebar di 8 kabupaten/kota, yaitu kabupaten : Pinrang, Bulu-kumba, Wajo, Gowa, Tana Toraja, Sidrap, dan kota Makasar dan kota Palopo.

Provinsi Gorontalo di 3 lokasi kabupaten, yaitu : Gorontalo, Pahuwato, dan Boalemo.

Dan sisanya ada di 4 kabupaten/kota yang terse-bar di 3 provinsi, yaitu kabupaten Maluku Tengah di provinsi Maluku, Kota Tidore Kepulauan dan kabu-paten Halmahera Barat di provinsi Maluku Utara, dan kabupaten Manokwari di Irian Jaya Barat.

Secara nasional Pamsimas menargetkan seba-nyak 5.000 desa maupun kelurahan, dengan ca-kupan layanan tidak kurang dari 6 – 10 juta pen-duduk.

Wilayah lokasi Pamsimas

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 31

Page 32: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

LOKASI PROGRAM PAMSIMAS DI INDONESIA

Page 33: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia
Page 34: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Siapa Saja yang Terlibat dalam Kegiatan ini ?

Kondisi Alam Provinsi NTT

Page 35: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Siapa Saja yang Terlibat dalam Kegiatan ini ?

Page 36: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sehat dengan air minum yang berkualitas tidak mungkin hanya diemban oleh salah satu sektor saja, misalnya

Departemen Kesehatan atau Departemen Pekerjaan Umum. Ini menjadi tanggung jawab banyak pihak, bukan hanya pemerintah saja baik pusat sampai daerah tetapi juga anggota masyarakat.

Siapa Saja yang Terlibat dalamKegiatan ini ?

36 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Masyarakat Kelurahan Delingan Kab. Karanganyar Jawa Tengah – laki-laki, perempuan, kaya-miskin – bergotong royong menggali dan menanam pipa saluran air pada program Pamsimas

Page 37: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Sadar akan tugas berat yang meski dipikul dalam rangka percepatan pelayanan pada sektor air minum, sanitasi dan untuk mencapai sasaran MDG di tahun 2015; pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum membuat regulasi berupa Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM) sebagai penjabaran PP 16 Tahun 2005. Pada dasarnya kebijakan dan strategi ini mengatur tentang pengembangan SPAM di perkotaan dan perdesaan, baik di lingkungan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah, maupun bagi masyarakat dan dunia usaha.

Program Pamsimas merupakan wujud nyata penjabaran kebijakan di atas. Pamsimas merupakan perwujudan kemitraan antara departemen, lembaga pemerintah non departemen, pemerintah daerah dan masyarakat serta melibatkan lembaga internasional sebagai pendukung dana kegiatan (Bank Dunia).

Pamsimas dilaksanakan secara lintas sektor dan lintas program dari pusat sampai daerah, yang dalam pelaksanaannya berbasis masyarakat. Program Pamsimas melibatkan Bappenas sebagai koordinator nasional, Departemen Pekerjaan Umum cq. Dirjen Cipta Karya bertindak sebagai Executing Agency, dengan dibantu beberapa Implementing Agency; yaitu Departemen Kesehatan cq. Ditjen. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Dalam Negeri cq. Ditjen. Bina Pembangunan Daerah (Bina Bangda) dan Ditjen. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen Pendidikan Nasional cq. Ditjen Ditjen. Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Departemen Keuangan cq. Ditjen Perbendaharaan. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan swasta turut ambil bagian terutama sebagai mitra dalam memberikan bantuan teknis dan pendampingan untuk memfasilitasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan. Pamsimas me-

nempatkan masyarakat sebagai mitra utama (pelaku utama kegiatan) di lapangan; mulai dari identifikasi masalah dan analisa situasi secara partisipatif, perencanaan partisipatif, pelaksanaan kegiatan, monitoring kesinambungan partisipatif, dan pengelolaan sarana air minum dan sanitasi. Masyarakat melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) selanjutnya membentuk Satuan Pelaksana (Satlak) Program Pamsimas di tingkat desa sebagai pelaksana teknis kegiatan.

Masyarakat Kelurahan Delingan Kab. Karanganyar Jawa Tengah, laki-laki, perempuan, kaya-miskin, gotong royong bahu membahu dalam program Pamsimas

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 37

Page 38: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia
Page 39: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Belajar dari pengalaman program sejenis sebelumnya, Pamsimas dirancang di banyak daerah dan dilakukan secara serentak. Pamsimas, atau dikenal dengan Third

Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-3), merupakan kelanjutan program WSLIC-2 maupun WSSLIC, yang juga pendanaannya didukung oleh bank dunia.

Pelaksanaan program Pamsimas diawali dengan penandatanganan agreement antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia selaku penyedia dana yang dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2007. Pamsimas efektif dijalankan sejak 6 Juni 2008 melalui persiapan pelaksanaan kegiatan berupa rekruitmen fasilitator dan konsultan pendamping. Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Selatan merupakan pionir dalam mengawali kegiatan Pamsimas di daerah. Program Pamsimas akan berakhir pada tahun 2013.

Sedangkan WSLIC-2 (The Second Water and Sanitation for Low Income Communities) kegiatannya dimulai tahun 2000 dan akan berakhir pada tahun 2009 ini. WSLIC-2 meliputi daerah kerja di 8 provinsi, 37 kabupaten., dan menjangkau sekitar 2.350 desa. Provinsi yang merupakan daerah kerja WSLIC-2 meliputi : Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka-Belitung, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

WSSLIC (Water Supply and Sanitation for Low Income Communities) dilaksanakan pada tahun 1993 – 1999. Wilayah kerja WSSLIC meliputi 6 provinsi (Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Nusa Tenggara Timur), 39 kabupaten dan sekitar 2.026 desa.

Tahun 1993 - 19996 Provinsi39 Kabupaten2.026 Desa

WSSLICTahun 2000 - 20098 Provinsi37 Kabupaten2.350 Desa

WSLIC 2Tahun 2008 - 201315 Provinsi110 Kabupaten5.000 Desa/Kelurahan

PAMSIMAS

Kapan Dilaksanakan ?

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 39

Page 40: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia
Page 41: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Siswa-siswi SDN Kwangsan 02 di Kec. Jumapolo Kab. Karanganyar Jawa Tengah melakukan demo PHBS dalam rangkaian program Pamsimas.

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metoda MPA/PHAST. Pendekatan metoda ini menempatkan

masyarakat sebagai pemeran utama dalam pelaksanaan kegiatan di tingkat desa. Metoda ini pada dasarnya menitikberatkan pada pelibatan seluruh masyarakat (laki-laki - perempuan, kaya – miskin, tua - muda) dalam seluruh proses kegiatan; mulai dari identifikasi masalah dan analisa situsi, perumusan dan pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian, pemeliharaan sarana serta monitoring dan evaluasi.

MPA (Methodology for Participatory Assessments) digunakan sebagai pendekatan dalam membuat rencana di tingkat masyarakat, khususnya pada penilaian kebutuhan terhadap sarana air minum dan sanitasi. Sedangkan PHAST (Participatory Hygiene And Sanitation Transformation) digunakan dalam menyusun rencana kerja khususnya dalam melakukan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat dan sekolah.

BagaimanaKegiatan Dilaksanakan ?

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 41

Page 42: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Isu gender dan kemiskinan adalah mainstreamed dalam proses perencanaan masyarakat dengan metoda MPA/PHAST, sehingga memastikan bahwa laki-laki – perempuan, kaya – miskin, tua – muda, terlibat dalam penentuan kebutuhan mereka sendiri dan dalam pengambilan keputusan terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Aspek kebutuhan masyarakat menjadi panduan dan pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kegiatan Pamsimas, antara lain : [i] Pelaksanaan kegiatan secara lintas sektor dan lintas program, [ii] Pendekatan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat (demand responsive approach), [iii] Sensitif gender dan kemiskinan dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pengambilan keputusan kegiatan di tingkat masyarakat, [iv] Menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metoda MPA/PHAST, [v] Masyarakat mempunyai kewenangan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan monitoring, [vi] Dana diberikan langsung ke rekening masyarakat, [vii] Adanya kontribusi masyarakat dalam kegiatan sebesar 20% (4% tunai, 16% berupa material lokal dan tenaga kerja), dan [viii] Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan regulator.

Peta sosial sebagai upaya untuk melakukan pemetaan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat desa (Pamsimas Kab. Muara Enim Sumatra Selatan)

Proses kegiatan ditingkat masyarakat dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan laki-laki-perempuan, kaya-miskin, tua-muda

42 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 43: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Program Pamsimas

Berbasis masyarakat : Seluruh proses perenca-naan Pamsimas seperti pemilihan kebutuhan air dan pelaksanaan kegiatan menyertakan partisipasi aktif masyarakat, tidak terkecuali kaum perempuan. Kemitraan antara pemerintah daerah dengan ma-syarakat setempat. Pemerintah berperan seb-agai fasilitator. Partisipatif : Masyarakat terlibat secara aktif dalam seluruh proses kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemanfaatan hasil kegiatan. Transparansi : Kegi-atan dilakukan bersama masyarakat dan seluruh kegiatan dapat diakses data/informasinya melalui media oleh masyarakat dan stakeholder. Tang-gap kebutuhan : Penyelenggaraan kegiatan ber-dasarkan kebutuhan masyarakat, dengan mem-beri kesempatan seluas-luasnya pada masyarakat untuk memberikan pilihan dan hak bersuara dalam proses kegiatan. Penghargaan dan pengemba-ngan : Dana hibah sebagai upaya untuk mengem-

bangkan kesadaran masyarakat dalam mempri-oritaskan kepentingan bersama dan keberpihakan pada masyarakat miskin dan orang-orang rentan dan terisolasi yang kurang terlayani. Tepat Mutu : Fasilitas yang dibangun memenuhi rancangan / disain dan standar teknik yang ditetapkan, de-ngan menggunakan bahan-bahan yang berkuali-tas. Kesinambungan/keberlanjutan sarana : Sarana yang dibangun dipelihara oleh masyara-kat, berfungsi dan dapat menyediakan air mi-num secara terus menerus baik secara kualitas dan kuantitas. Keberpihakan pada masyarakat miskin : Orientasi kegiatan dalam proses maupun pemanfaatan berguna bagi masyarakat miskin. Kesetaraan gender : Program Pamsimas mem-berikan kesempatan yang sama kepada perem-puan, seperti halnya laki-laki, untuk berpartisipasi dalam seluruh proses kegiatan. Dapat dipertang-gungjawabkan : Penyelenggaraan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan dalam hal tepat sa-saran, tepat waktu, tepat pembiayaan dan ketepa-tan mutu pekerjaan.

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 43

Masyarakat Kab. Muara Enim Sumatera Selatan mendengarkan penjelasan tentang program Pamsimas

Page 44: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Langkah-Langkah Pelaksanaan Program

Guna menjamin pencapaian tujuan, sasaran pro-gram dan menjamin kelancaran pelaksanaan komponen-komponen kegiatan, dibutuhkan lang-kah-langkah : [i] Persiapan awal program dari tingkat pusat sampai tingkat masyarakat (desa), [ii] Penentuan provinsi dan kabupaten/kota sasar-an, [iii] Sosialisasi program tingkat pusat sampai tingkat desa, [iv] Seleksi dan penentuan desa/kelu-rahan sasaran, [v] Pelaksanaan program di tingkat desa, kegiatan penyiapan dan pengkondisian ma-

syarakat, pendampingan masyarakat, penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dan penyiapan dana masyarakat dalam DIPA, [vi] Pendampingan peningkatan kapasitas Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui pelaksanaan kegiatan re-plikasi dengan pendekatan Pamsimas, [vii] Strate-gi pencapaian ”outcome” dan tujuan program pada daerah sasaran, dan [viii] Monitoring partisipatif dan “outcome”, serta studi penilaian dampak pro-gram untuk mengetahui efektifitas, efisiensi serta perubahan prilaku di masyarakat.

Tidak

Tidak

Ya

Ya

44 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 45: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Sumber Pendanaan,Alokasi dan Cara Pembayaran

Seorang siswi Sekolah Dasar di desa Tuksongo Kec. Borobudur Kab. Magelang Jawa Tengah tengah mempraktikkan cuci tangan pakai sabun pada program

Page 46: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Sumber Pendanaan

Pendanaan program Pamsimas melalui sumber dana kredit IDA (International Development Asso-ciation) No. Cr. 4204-IND, Rupiah Murni dan Rupi-ah Murni Pendamping dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, dan dana kontribusi ma-syarakat. Total dana untuk program Pamsimas US $ 275.100.000, dengan rincian sbb :

Setiap Desa/Kelurahan akan mendapat alokasi dana untuk pembangunan sarana air minum dan sanitasi sebesar kurang lebih Rp 275 juta, atau sesuai nilai Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Sumber dana tersebut berasal dari : masyarakat (20%; dengan rincian 4% tunai dan 16% berupa material lokal dan tenaga kerja) atau sebesar Rp 55 juta, dana pendamping dari pemerintah daerah (10%) atau Rp 27,5 juta, dan sisanya (70%) atau Rp 92,5 juta berasal dari pinjaman Bank Dunia (IDA Credit).

Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat

Adanya kontribusi masyarakat sebesar 20% di-maksudkan sebagai wujud dari komitmen ‘sense of belonging’ dan ‘sense of responsibility’ terhadap kegiatan maupun hasil kegiatan yang dilakukan masyarakat sendiri. Semakin besar kontribusi ma-syarakat semakin tinggi komitmennya untuk memi-liki dan bertanggung jawab pada pelaksanaan ke-giatan Pamsimas. Dengan demikian dana bantuan Pamsimas pada hakekatnya merupakan stimulan dan penghargaan atas tumbuhnya kepedulian, pra-karsa, inisiatif dan rasa memiliki dan bertanggung-jawab masyarakat. Untuk itu, dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) Pamsimas hanya dapat dicairkan apabila masyarakat telah merealisasikan swadaya, baik in-cash maupun in-kind.

Dana hibah desa berupa BLM disalurkan secara langsung ke rekening masyarakat melalui Lemba-ga Keswadayaan Masyarakat (LKM). Masyarakat diharuskan membuka rekening pada bank atau PT Pos setempat.

Sumber Pendanaan,Alokasi dan Cara Pembayaran

46 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Jumlah (USD)1. Pinjaman Bank Dunia (IDA Credit) 137.500.0002. Pendamping Pusat (APBN) 51.900.0003. Pendamping Daerah (APBD) 49.200.0004. Kontribusi Masyarakat 36.500.000 Jumlah 275.100.000

No. Sumber Pendanaan

Warga desa Salebu Kec. Mangunreja Kab. Tasikmalaya Jawa Barat melakukan kegiatan gotong royong membangun hidran umum pada program Pamsimas.

Page 47: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Program Pamsimas

Sumber Pendanaan Komponen Pembiayaan Pamsimas

PUSAT

PROVINSI

PUSAT

SK Menteri PU

KAB./KOTA

SKPDPamsimas

Satker PIP-PPK Pamsimas

DIPA APBN SPPB II

DIPA APBD SPPB I

Rek. Pamsimas LKM

KABUPATEN/KOTA

Kontribusi in-Kind dan in-Cash

MasyarakatSK Bupati/Walikota

Bank DuniaPemerintah Daerah

Pemerintah PusatKontribusi Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat & Pengembangan LembagaPHBS

SAMS

Hibah Insentif Kab.-Desa

Manajemen Projek

.

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 47

Page 48: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

48

Kondisi daerah Provinsi NTT

Page 49: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Sebagai sebuah program pemerintah yang bersifat proyek, Pamsimas akan berakhir pada tahun 2013. Program ini hanya merupakan stimulan untuk tumbuhnya prakarsa

Pemerintah Daerah maupun masyarakat untuk meniru dan mengembangkan program sejenis (cloning) di desa-desa lainnya yang secara teknik dan kualitas sama dengan program Pamsi-mas. Kunci keberhasilan proyek Pamsimas adalah terletak pada bagaimana program ini dilestarikan – ditiru dan dikembangkan – di

wilayahnya secara mandiri dengan sumber daya sepenuh-nya dari Pemda dan masyarakat.

Selama periode proyek berjalan, diharapkan setiap kabu-paten/kota sudah melakukan kegiatan replikasi sebanyak 1 s/d 3 desa untuk setiap 10 desa/kelurahan peserta pro-gram Pamsimas sesuai kemampuan fiskal kabupaten/kota masing-masing. Kegiatan replikasi dimulai paling tidak setelah kabupaten/kota menyelesaikan program Pamsimas di 10 desa/kelurahan. Keberhasilan program disuatu desa dapat dijadikan sebagai model untuk direplikasi. Pendana-an kegiatan replikasi desa berasal sepenuhnya dari APBD

Kabupaten/Kota dan masyarakat.

Kegiatan replikasi diharapkan dapat mempercepat pencapaian target MDG di sektor penyediaan air minum dan sanitasi melalui penyediaan SPAM (Sistem Pe-nyediaan Air Minum) Berbasis Masyarakat, meningkatkan peran Pemda untuk meningkatkan ak-ses air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin di daerahnya, dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan dan mengelola sa-rana air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat. Jadi replikasi dimaksudkan sebagai upaya untuk melestarikan program.

Replikasi Program Pamsimas

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 49

Page 50: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Bronchcaptering di Desa Tuksongo Kec. Borobudur Kab. Magelang Jawa Tengah

Page 51: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia
Page 52: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Masyarakat Kelurahan Bandengan, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan harus merogoh kocek Rp 500 untuk 20

liter air untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Masyarakat terpaksa melakukan itu karena sum-ber air yang ada berkualitas payau dan keruh serta tidak layak untuk dikonsumsi.

Berkah Program Pamsimas, kini masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan sebesar itu dan bersusah payah mendapatkan air. “Kami jadi hemat waktu dan hemat uang”, kata masyara-kat. Kini, melalui pengadaan sumur dalam yang dibangun masyarakat melalui Program Pamsimas, masyarakat sudah bisa mendapatkan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari yang layak dan aman untuk dikonsumsi.

Masyarakat tidak perlu was-was lagi untuk mendapatkan jatah air. Melalui sambungan rumah (SR), air bisa langsung dialirkan ke rumah war-

ga. Tidak perlu antri lagi untuk mendapatkan air. Dengan hanya Rp 350 ribu – Rp 200 ribu dibayar dimuka dan sisanya diangsur 10 kali – warga su-dah bisa mendapatkan sambungan rumah. Untuk menjamin kesinambungan pelayanan air minum, setiap rumah tangga dipungut iuran bulanan sebe-sar Rp 13 – 20 ribu tergantung jumlah pemakaian.

“Ini semua harus dijaga, agar tetap bisa dirasakan manfaatnya, jangan sampai bapak dan ibu kembali menggunakan air dari sumber yang tidak bagus, karena itu tidak sehat dan dapat menyebatkan penyakit,” ungkap Menteri PU Djoko Kirmanto ke-tika berkunjung ke kelurahan ini. Sementara itu, Walikota Pekalongan Mohamad Basyir Ahmad mengatakan, sejak kebutuhan air bersih warga Bandengan dipenuhi melalui program Pamsimas, angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang di-tularkan melalui air telah jauh berkurang.

PamsimasMembuat Kami Hemat Waktu, Hemat Uang

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dalam kesempatan kunjungan ke Kelurahan Bandengan Kota Pekalongan

Warga Kelurahan Bandengan Kota Pekalongan memanfaatkan kran umum untuk mengambil air kebutuhan sehari-hari

52 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 53: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

No. Provinsi Kabupaten/ Kota Jumlah Desa/Kel Target Desa/ Terbangun 2008 Kel 2009

1 Sumatera Barat 1.1 Kota Pariaman - 15 1.2 Kota Sawahlunto 7 15 1.3 Kota Payakumbuh - 15 1.4 Kabupaten Dharmasraya 4 15 1.5 Kabupaten Pasaman Barat 7 15 1.6 Kabupaten Agam 7 15 1.7 Kabupaten Tanah Datar 8 15 1.8 Kabupaten Lima Puluh Kota 9 15 1.9 Kabupaten Padang Pariaman 9 15 1.10 Kota Padang 9 15 1.11 Kabupaten Solok Selatan 4 15 1.12 Kabupaten Solok 9 15 1.13 Kabupaten Pasaman 9 15

1.14 Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung 9 15 1.15 Kabupaten Pesisir Selatan 9 15

2 Riau 2.1 Kabupaten Kampar 9 15 2.2 Kabupaten Rokan Hulu 8 15 2.3 Kabupaten Indragiri Hulu 8 15 2.4 Kabupaten Indragiri Hilir 9 15 2.5 Kabupaten Kuantan Singingi 8 15 2.6 Kabupaten Bengkalis 9 15

3 Sumatera Selatan 3.1 Kabupaten OKU Timur 3 15 3.2 Kabupaten Musi Rawas 3 15 3.3 Kabupaten OKI 3 15 3.4 Kabupaten OKU Selatan 2 15 3.5 Kabupaten Musi Banyuasin 3 15 3.6 Kabupaten Lahat 7 15 3.7 Kabupaten Muara Enim 5 15 3.8 Kabupaten Ogan Ilir 5 15

4 Banten 4.1 Kabupaten Serang 9 15 4.2 Kabupaten Lebak 9 15

5 Jawa Barat 5.1 Kabupaten Tasik Malaya 9 15 5.2 Kabupaten Sumedang 9 15 5.3 Kabupaten Garut 9 15 5.4 Kabupaten Subang 9 15 5.5 Kabupaten Kuningan 9 15

LOKASI PROGRAM PAMSIMAS DAN TARGET DESA PER KABUPATEN/KOTA

Masyarakat Kelurahan Bandengan, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan harus merogoh kocek Rp 500 untuk 20

liter air untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Masyarakat terpaksa melakukan itu karena sum-ber air yang ada berkualitas payau dan keruh serta tidak layak untuk dikonsumsi.

Berkah Program Pamsimas, kini masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan sebesar itu dan bersusah payah mendapatkan air. “Kami jadi hemat waktu dan hemat uang”, kata masyara-kat. Kini, melalui pengadaan sumur dalam yang dibangun masyarakat melalui Program Pamsimas, masyarakat sudah bisa mendapatkan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari yang layak dan aman untuk dikonsumsi.

Masyarakat tidak perlu was-was lagi untuk mendapatkan jatah air. Melalui sambungan rumah (SR), air bisa langsung dialirkan ke rumah war-

ga. Tidak perlu antri lagi untuk mendapatkan air. Dengan hanya Rp 350 ribu – Rp 200 ribu dibayar dimuka dan sisanya diangsur 10 kali – warga su-dah bisa mendapatkan sambungan rumah. Untuk menjamin kesinambungan pelayanan air minum, setiap rumah tangga dipungut iuran bulanan sebe-sar Rp 13 – 20 ribu tergantung jumlah pemakaian.

“Ini semua harus dijaga, agar tetap bisa dirasakan manfaatnya, jangan sampai bapak dan ibu kembali menggunakan air dari sumber yang tidak bagus, karena itu tidak sehat dan dapat menyebatkan penyakit,” ungkap Menteri PU Djoko Kirmanto ke-tika berkunjung ke kelurahan ini. Sementara itu, Walikota Pekalongan Mohamad Basyir Ahmad mengatakan, sejak kebutuhan air bersih warga Bandengan dipenuhi melalui program Pamsimas, angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang di-tularkan melalui air telah jauh berkurang.

PamsimasMembuat Kami Hemat Waktu, Hemat Uang

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dalam kesempatan kunjungan ke Kelurahan Bandengan Kota Pekalongan

Warga Kelurahan Bandengan Kota Pekalongan memanfaatkan kran umum untuk mengambil air kebutuhan sehari-hari

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 53

Page 54: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

No. Provinsi Kabupaten/ Kota Jumlah Desa/Kel Target Desa/ Terbangun 2008 Kel 2009

6 Jawa Tengah 6.1 Kota Pekalongan 9 15 6.2 Kabupaten Kudus 9 15 6.3 Kota Semarang 9 15 6.4 Kabupaten Pekalongan 9 15 6.5 Kabupaten Kebumen 9 15 6.6 Kabupaten Batang 9 15 6.7 Kabupaten Purbalingga 9 15 6.8 Kabupaten Brebes 9 15 6.9 Kabupaten Pemalang 9 15 6.10 Kabupaten Cilacap 9 15 6.11 Kabupaten Wonosobo 9 15 6.12 Kabupaten Klaten 9 15 6.13 Kabupaten Banyumas 9 15 6.14 Kabupaten Sragen 9 15 6.15 Kabupaten Banjarnegara 9 15 6.16 Kabupaten Boyolali 9 15 6.17 Kabupaten Kendal 9 15 6.18 Kabupaten Wonogiri 9 15 6.19 Kabupaten Purworejo 9 15 6.20 Kabupaten Magelang 9 15 6.21 Kabupaten Tegal 9 15 6.22 Kabupaten Temanggung 9 15 6.23 Kabupaten Rembang 9 15 6.24 Kabupaten Blora 9 15 6.25 Kabupaten Pati 9 15 6.26 Kabupaten Sukoharjo 9 15 6.27 Kabupaten Grobogan 9 15 6.28 Kabupaten Demak 9 15 6.29 Kabupaten Karanganyar 9 15 6.30 Kabupaten Semarang 9 15

7 Kalimantan Selatan 7.1 Kabupaten Barito Kuala 8 15 7.2 Kabupaten Hulu Sungai Utara 9 15 7.3 Kabupaten Hulu Sungai Selatan 9 15 7.4 Kabupaten Balangan 9 15 7.5 Kabupaten Tanah Laut 9 15 7.6 Kabupaten Kota Baru 9 15 7.7 Kabupaten Tanah Bumbu 9 15 7.8 Kabupaten Banjar 9 15

54 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Page 55: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

No. Provinsi Kabupaten/ Kota Jumlah Desa/Kel Target Desa/ Terbangun 2008 Kel 2009

8 Nusa Tenggara 8.1 Kabupaten Alor 9 15 Timur 8.2 Kabupaten Sumba Barat 7 15 8.3 Kabupaten Timor Tengah Selatan 9 15 8.4 Kabupaten Lembata 9 15 8.5 Kabupaten Manggarai Barat 9 15 8.6 Kabupaten Sikka 9 15 8.7 Kabupaten Rote Ndao 9 15 8.8 Kabupaten Timor Tengah Utara 9 15 8.9 Kabupaten Kupang 9 15 8.10 Kota Kupang 9 15 8.11 Kabupaten Manggarai 9 15

9 Sulawesi Barat 9.1 Kabupaten Mamuju - 15 9.2 Kabupaten Majene 9 15 9.3 Kabupaten Mamuju Utara - 15

10 Sulawesi Tengah 10.1 Kabupaten Donggala 9 15 10.2 Kabupaten Tojo Una - Una 9 15 10.3 Kabupaten Poso 9 15 10.4 Kabupaten Buol 9 15 10.5 Kabupaten Morowali 8 15 10.6 Kabupaten Banggai Kepulauan 9 15 10.7 Kabupaten Parigi Moutong 7 15

11 Sulawesi Selatan 11.1 Kota Palopo 9 15 11.2 Kabupaten Pinrang 9 15 11.3 Kabupaten Bulukumba 9 15 11.4 Kabupaten Wajo 8 15 11.5 Kabupaten Gowa 9 15 11.6 Kabupaten Tana Toraja 9 15 11.7 Kabupaten Sidrap 6 15 11.8 Kota Makassar 9 15

12 Gorontalo 12.1 Kabupaten Pohuwato 9 15 12.2 Kabupaten Gorontalo 9 15 12.3 Kabupaten Boalemo 9 15

13 Maluku 13.1 Kabupaten Maluku Tengah 9 15

14 Maluku Utara 14.1 Kabupaten Halmahera Barat 9 15 14.2 Kota Tidore Kepulauan 9 15

15 Irjabar 15.1 Kabupaten Manokwari 9 15

Total 110 Kabupaten/Kota 883 Desa/Kel 1.650 Desa/Kel

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 55

Page 56: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Nomor NPLN 4204 – IND, IDA CREDIT

Nomor Register 10764001

Pinjaman/Hibah Ditandatangani 27 Desember 2007

Pinjaman/Hibah Efektif 6 Juni 2008

Closing Date 30 Juni 2013

Total Dana Kegiatan USD 275.100.000

Jumlah Pinjaman (IDA Credit) USD 137.500.000

Pemerintah Pusat USD 51.900.000

Pemerintah Daerah (Prov & Kab) USD 49.200.000

Kontribusi Masyarakat USD 36.500.000

Commitment Charge 0,5% dari Pokok Pinjaman yang belum

ditarik

Service Charge 0,75% dari Pokok Pinjaman

Periode Pengembalian Pinjaman 25 Tahun Setelah Grace Periode

Grace Period 10 Tahun

Bunga Pinjaman • Oktober 2016 s/d April 2026 : 1,25 %

• Mei 2026 s/d 2041 : 2,5 %

Executing Agency Dept. Pekerjaan Umum cq. Ditjen Cipta

Karya

Unit Pelaksana Kegiatan • Ditjen Cipta Karya, Dept. PU

• Ditjen PP & PL, Dept. Kesehatan

• Ditjen PMD, Dept. Dalam Negeri

• Ditjen Bina Bangda, Dept. Dalam Negeri

Unit Koordinasi Bappenas

Daerah Kerja Proyek • 15 Provinsi

• 110 Kabupaten/Kota

• 5.000 Desa/Kelurahan

Sumber Dana WB (IDA Credit), GOI, dan Masyarakat

DESKRIPSI PROGRAM PAMSIMAS

Page 57: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 57

Kampanye cuci tangan pakai sabun yang diperagakan oleh siswa-siswi Sekolah Dasar di desa Kwangsan Kec. Jumapolo Kab. Karanganyar Jawa Tengah

Page 58: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Sosialissasi program Pamsimas kepada masyarakat di Provinsi NTT

Page 59: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Tim Penyusun Buku

Page 60: Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

PENGARAH Tamin M. Zakaria Amin

PENULIS S. Bellafolijani Adimihardj

PENYUSUN Hosen Utama Somba Tambing Muhammad Sundoro Aryananda Sihombing Indah Raftiarty E.R. Diah Suryaningtyas Kurniati Widyastuti

FOTO & DOKUMENTASI Singgih Raharja Purwandi Teguh Budiono

KONSULTAN MEDIA Hartono Karyatin S.

Tim PenyusunBuku