Hormone Replacement Therapy

8
 Terapi sulih hormon untuk meningkatkan kesehatan wanita menopause  J Ke dok ter T risa kti, Sep tem ber-D esemb er 1 999-Vo l.18 , No .3  155 PEMBERIAN TERAPI SULIH HORMON SEB AGA I UP AYA MENINGKATKAN KESEH ATA N WANITA MENOPAUSE Raditya Wratsangka *) * Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti  AB STRACT The population of climacteric women in Indonesia is has been increasing in correspond to life expectancy for women which has risen. Menopause – as result of ovarial dysfunction or failure to produce estrogens because of aging process- is one of the main health problem of the climacteric women. Menopause -that can be defined as the point in time of the last vaginal bleeding resulting from the influence of hormones produced by the ovary on the endometrium-, usually accompanied or followed by many complaints or symptoms of short- and long-term duration, as the effects of estrogens deficiency. In many cases, menopause symptoms also decrease the quality of life and productivity of climacteric women. Hormone replacement therapy is given to menopause women as a specific treatment for the short-time symptoms (vasomotor, psychological, urogenital, skin and eye disorders) and as a preventative treatment for the long-term disorders or complications (osteoporosis, coronary heart disease, Alzheimer’s disease). Natural estrogens administration usually starts at a low dosage and given orally, combined with natural progesterone to prevent endometrial hyperplasia, decrease the risk of endometrial cancer and the breast cancer. The side-effects of hormone replacement therapy usually caused by inappropriate dosage of estrogens and/or progesterone, therefore it dosage must be adjusted individually with a regular follow-up.  (J Kedokter Trisakti 1999;18(3):155-162).  Key words : menopause, hormone replacement therapy, estrogens, progesterone PENDAHULUAN  Meningkatnya usia harapan hidup wanita Indonesia yang diperkirakan akan mencapai 70 tahun pada tahun 2000 mendatang, berdampak pada meningkat- nya pula jumlah wanita lanjut usia (lansia) di Indonesia. Diharapkan bahwa para wanita lanjut usia tetap dapat menjalani “sisa” kehidupannya dengan sehat dan bahagia, bahkan tetap memiliki produktivitas yang tinggi, karena apalah artinya berumur panjang bagi seorang wanita kalau harus hidup dengan berbagai macam keluhan dan menjadi beban bagi keluarganya.  Salah satu masalah pokok di bidang kesehatan yang dihadapi para wanita lanjut usia adalah menopause. Menopause adalah perdarahan uterus terakhir yang masih diatur oleh fungsi hormonal ovarium (1)  . Istilah menopause juga dipakai untuk menyatakan suatu perubahan hidup di mana pada saat itu seorang wanita mengalami periode terakhir masa haid. Berhentinya haid ini disebabkan karena ovarium sudah tidak berfungsi lagi memproduksi estrogen. Pada wanita terdapat variasi umur memasuki masa menopause, yaitu dapat terjadi pada usia 40 tahun, tetapi dapat juga terjadi pada usia

Transcript of Hormone Replacement Therapy

5/17/2018 Hormone Replacement Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hormone-replacement-therapy-55b07caf33988 1/8

Terapi sulih hormon untuk meningkatkan kesehatan wanita menopause

J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 1 5 5

PEMBERIAN TERAPI SULIH HORMON SEBAGAIUPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN WANITA

MENOPAUSE

Raditya Wratsangka *)

* Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti 

ABSTRACT 

The population of climacteric women in Indonesia is has been increasing in correspond to life expectancy for women which has risen. Menopause – as result of ovarial dysfunction or failure to produce estrogens because of aging process- is one of the main health problem of the climacteric women. Menopause -that can be defined as the point in time of the last vaginal 

bleeding resulting from the influence of hormones produced by the ovary on the endometrium-,usually accompanied or followed by many complaints or symptoms of short- and long-term duration, as the effects of estrogens deficiency. In many cases, menopause symptoms also decrease the quality of life and productivity of climacteric women. Hormone replacement therapy is given to menopause women as a specific treatment for the short-time symptoms (vasomotor, psychological, urogenital, skin and eye disorders) and as a preventative treatment for the long-term disorders or complications (osteoporosis, coronary heart disease, Alzheimer’s disease). Natural estrogens administration usually starts at a low dosage and given orally,combined with natural progesterone to prevent endometrial hyperplasia, decrease the risk of endometrial cancer and the breast cancer. The side-effects of hormone replacement therapy usually caused by inappropriate dosage of estrogens and/or progesterone, therefore it dosage must be adjusted individually with a regular follow-up. (J Kedokter Trisakti 1999;18(3):155-162).

Key words : menopause, hormone replacement therapy, estrogens, progesterone 

PENDAHULUAN

Meningkatnya usia harapan hidupwanita Indonesia yang diperkirakan akanmencapai 70 tahun pada tahun 2000mendatang, berdampak pada meningkat-nya pula jumlah wanita lanjut usia (lansia) diIndonesia. Diharapkan bahwa para wanitalanjut usia tetap dapat menjalani “sisa”kehidupannya dengan sehat dan bahagia,bahkan tetap memiliki produktivitas yangtinggi, karena apalah artinya berumurpanjang bagi seorang wanita kalau harushidup dengan berbagai macam keluhandan menjadi beban bagi keluarganya.

Salah satu masalah pokok di bidang

kesehatan yang dihadapi para wanita lanjutusia adalah menopause. Menopauseadalah perdarahan uterus terakhir yangmasih diatur oleh fungsi hormonalovarium(1) . Istilah menopause juga dipakaiuntuk menyatakan suatu perubahan hidupdi mana pada saat itu seorang wanitamengalami periode terakhir masa haid.Berhentinya haid ini disebabkan karenaovarium sudah tidak berfungsi lagimemproduksi estrogen. Pada wanitaterdapat variasi umur memasuki masamenopause, yaitu dapat terjadi pada usia40 tahun, tetapi dapat juga terjadi pada usia

5/17/2018 Hormone Replacement Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hormone-replacement-therapy-55b07caf33988 2/8

Terapi sulih hormon untuk meningkatkan kesehatan wanita menopause

J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 1 5 6

56 tahun. Dalam proses penuaan padaovarium selain terjadi menopause, timbulpula beberapa masalah ikutan yang dapatberlangsung dalam jangka waktu yangpanjang, yaitu sejak usia 40 tahun sampaiusia 65 tahun, yang dikenal dengan masaklimakterium; bahkan dampak kekuranganestrogen ini masih dapat berlanjut sampaimereka memasuki usia 70 tahun atau lebih.Data yang pasti tentang usia rata-ratawanita Indonesia memasuki menopausebelum ada, namun dari beberapa penelitianyang pernah dilakukan di beberapa kotabesar di Indonesia didapatkan bahwa usiarata-rata menopause wanita Indonesiaadalah 48 - 49 tahun(2) .

Keluhan dan Gejala MenopauseBegitu tidak mendapat haid lagi

sebagai akibat kekurangan estrogen, makawanita akan mulai merasakan berbagaimacam keluhan. Perlu diketahui pula,bahwa terdapat sekitar 30% wanitameskipun haidnya teratur tetapi telah mulaimerasakan keluhan-keluhan seperti wanitamenopause, sebagai akibat dari berkurang-nya kadar hormon estrogen di dalamtubuh(3). Keluhan-keluhan yang terjadi padawanita pra-menopause, menopause

maupun pasca-menopause umumnyadisebabkan karena rendahnya ataukekurangan hormon estrogen, meskipunperlu juga diingat bahwa beberapa keluhanyang sama dapat pula disebabkan karenapenyakit yang lain. Keluhan-keluhan yangtimbul dapat dibagi menjadi keluhan-keluhan jangka pendek dan keluhan-keluhan jangka panjang. Keluhan jangkapendek dapat muncul begitu siklus haidmenjadi tidak teratur, namun kebanyakanbaru muncul begitu wanita tersebut tidak

haid setelah 6 bulan atau lebih, sedangkankeluhan jangka panjang baru akan munculatau terlihat setelah kurang lebih 10 tahunpasca-menopause(2). Keluhan-keluhan yangmungkin dirasakan oleh wanita menopauseantara lain adalah(4) : gejala vasomotor(gejolak panas, muka berwarna kemerahanyang disertai dengan keringat banyakterutama pada malam hari, sulit tidur,

 jantung berdebar-debar, sakit kepala),gejala psikologis (sering timbul rasa takut,gelisah, lekas marah, mudah tersinggung,pelupa, tidak dapat berkonsentrasi, libidomenurun, hilang kepercayaan diri, perasaantertekan, kurang kemauan), gejalaurogenital (sering buang air kecil padamalam hari dan nyeri pada waktu buang airkecil, nyeri sanggama, keputihan) seringhaus, gangguan pada kulit : kulit kering,rambut rontok, kuku rapuh, gatal-gatal didaerah kemaluan), gangguan pada mata(keratokonjungtivitis sika) dan kadarkolesterol meningkat. Dalam jangkapanjang, masalah yang sering dihadapi danmendapat perhatian dari para ahli maupunpemerintah di negara-negara maju pada

wanita pasca-menopause adalahosteoporosis, penyakit jantung koroner(PJK) serta penyakit Alzheimer.

Terapi Sulih HormonSetelah mengetahui keluhan-keluhan

tersebut di atas, maka timbul pertanyaanbagaimana seorang wanita menopause/ pasca-menopause menghadapi keluhan-keluhan tersebut. Karena masalahkesehatan yang timbul pada wanitamenopause/ pasca-menopause disebabkan

kekurangan hormon estrogen, makapengobatannya pun adalah denganpemberian hormon pengganti estrogen,yang dikenal dengan istilah TerapiPengganti Estrogen atau Estrogen Replacement Therapy (ERT). Karenapemberian estrogen ini biasanyadikombinasikan dengan pemberian hormonprogesteron, maka dikenal istilah TerapiPengganti Hormon (TPH) atau Terapi SulihHormon (TSH) atau Hormone Replacement Therapy (HRT ). Menopause merupakan

peristiwa normal dan alamiah yang pastidialami setiap wanita dan kejadiannya tidakdapat dicegah sama sekali, dan pemberianterapi sulih hormon tidak ditujukan untukmencegah terjadinya menopause,melainkan hanya ditujukan untuk mencegahdampak kesehatan akibat menopausetersebut, baik keluhan jangka pendekmaupun jangka panjang.

5/17/2018 Hormone Replacement Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hormone-replacement-therapy-55b07caf33988 3/8

Terapi sulih hormon untuk meningkatkan kesehatan wanita menopause

J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 1 5 7

Prinsip Terapi HormonalHormon yang diberikan adalah hormon

estrogen (E), akan tetapi pemberiannyaselalu harus dikombinasikan denganprogesteron (P). Pemberian progesteronantara lain bertujuan untuk mencegahkanker endometrium, sedangkan pembe-rian progesteron untuk pencegahan kankerpayudara masih diperdebatkan(5) , sehinggabeberapa ahli menyarankan pemberianprogesteron tetap dilakukan meskipunuterusnya telah diangkat. Beberapapenelitian pada hewan percobaan danmanusia telah membuktikan bahwaprogesteron memiliki khasiat antimitotik.Yang paling banyak dianjurkan adalahpenggunaan estrogen dan progesteronalamiah, dan selalu dimulai dengan dosisyang rendah serta lebih dianjurkanpemberian secara per oral.

Keunggulan dari estrogen alamiahadalah: jarang menimbulkan mual danmuntah, tidak mengganggu faktorpembekuan darah, tidak mempengaruhienzim di hati dan efeknya terhadap tekanandarah sangat minimal karena tidakmeningkatkan renin dan aldosteron.Beberapa contoh estrogen alamiah yangdigunakan serta dosis yang dianjurkan

adalah(6) : Estrogen konjugasi dengan dosis 0,625

- 1,25 mg/hari Estropipate, piperazin estron sulfat

dengan dosis 0,75 mg - 1,5 mg/hari Estradiol valerat dengan dosis 1 - 2

mg/hari Estriol suksinat dengan dosis 4 - 8

mg/hariProgesteron alamiah mempunyai

beberapa keunggulan dibandingkandengan progesteron sintetik, yaitu: sifatantiandrogenik (jarang menimbulkan sifat-sifat virilisasi), tidak perlu diaktifkan terlebihdahulu di hati, dan tidak menurunkan kadarHDL(3) . Beberapa progesteron alamiahyang digunakan dan dosis yang dianjurkanadalah(6) : Medroksi progesteron asetat (MPA)

dengan dosis 2 - 2,5 mg/hari

Didrogesteron dengan dosis 5 mg/hari.Estrogen sintetik dapat meningkatkantekanan darah melalui peningkatan sistemrenin-aldosteron-angiotensinogen,sedangkan progesteron sintetik (turunannoretisteron) dapat mempengaruhi High Density Lipoprotein (HDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL) serum serta menghambatkhasiat positif dari estrogen terhadappembentukan HDL. Seperti telah diketahui,bahwa penurunan kadar HDL serum akanmeningkatkan risiko penyakit jantungkoroner (PJK)(6) .

Cara pemberian yang sangat efektifadalah secara oral. Keuntungan pemberiancara oral adalah dapat menstimulasimetabolisme kolesterol HDL di hati danfaktor-faktor tertentu di hati yang dapatmembentuk metabolisme kalsium, sehinggasangat baik digunakan untuk mencegahkekeroposan tulang dan perkapuran dindingpembuluh darah (aterosklerosis). Bila tidakdapat diberikan terapi sulih hormon (TSH)secara oral, misalnya timbul mual, muntahatau lainnya, maka dapat dipikirkanpemberian cara lain, yaitu estrogentransdermal berupa plester dengan dosis25 - 50 ug/hari. Selain itu dapat jugadiberikan estrogen dalam bentuk krem,

yang sangat baik untuk mengatasi keluhanberupa atrofi epitel vagina (dispareunia).Kedua cara pemberian tersebut(transdermal dan krem) perlu juga disertaidengan pemberian progesteron(7) .

Beberapa kontraindikasi yang harusdiketahui sebelum pemberian TSH dimulaiantara lain adalah: hipertensi kronik (telahdimulai sebelum menopause), obesitas,varises yang berat, menderita penyakitkelenjar tiroid atau sedang dalamperawatan, menderita atau dengan riwayat

penyakit hati yang berat, hasil pap smearabnormal, kanker payudara dan gangguanfungsi ginjal(8) . Kontraindikasi yang begitubanyak sebenarnya berlaku untukpemberian pil kontrasepsi, karena pilkontrasepsi mengandung hormon estrogendan progesteron sintetik, sedangkan terapisulih hormon menggunakan hormonalamiah. Beberapa kontraindikasi seperti

5/17/2018 Hormone Replacement Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hormone-replacement-therapy-55b07caf33988 4/8

Terapi sulih hormon untuk meningkatkan kesehatan wanita menopause

J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 1 5 8

diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koronoer, stroke  merupakankontraindikasi untuk pil kontrasepsi, namunbukan merupakan kontraindikasi untukpemberian terapi sulih hormon.

Organisasi Kesehatan se Dunia (World Health Organization/WHO ) pada tahun1997 telah membuat kesepakatan bahwauntuk pencegahan keluhan jangka panjangperlu diberikan TSH sedini mungkin, yaitu1-2 tahun setelah masa menopause,meskipun wanita tersebut belum mengalamikeluhan apapun(9) . Keluhan-keluhan yangtimbul akibat kekurangan estrogen padaumumnya baru akan menghilang setelahpengobatan berlangsung selama 18 - 24bulan. Mengenai berapa lama TSH dapat

diberikan, masih terjadi silang pendapat,namun kebanyakan ahli menganjurkanpenggunaannya selama 10 - 20 tahun, atauselama wanita tersebut masih merasanyaman dan ingin terus menggunakannya.Selama pemberiannya dikombinasikandengan progesteron, maka tidak perlu takutdengan keganasan. Jarang dijumpaipenyembuhan dalam waktu singkat. Bilasetelah beberapa bulan pengobatankeluhan tidak juga hilang meskipun dosistelah dinaikkan, maka perlu dicari faktor-

faktor lain yang mungkin terjadi bersamaandengan keluhan klimakterik.

Efek Perlindungan TerhadapPenyakit Jantung Koroner

Di negara industri, penyebab kematianterbanyak pada wanita usia > 50 tahunadalah PJK. Di Rumah Sakit JantungHarapan Kita - Jakarta, dalam periode1994-1995, dari 118 wanita yang dirawatkarena infark miokard akut (IMA), terdapat105 orang (89%) di antaranya adalahwanita usia meno-/pascamenopause(2) .

Dari banyak penelitian epidemiologisterbukti bahwa pemberian TSH dapatmengurangi infark miokard sampai 70%.Pada 30 penelitian observasi yang pernahdilakukan pada wanita pasca-menopauseterbukti bahwa estrogen dapat mengurangirisiko terkena PJK sampai 50%. Pada

wanita yang telah terbukti penyumbatanarteria koronaria ternyata denganpemberian estrogen ditemukan penurunankelainan pada arteri koronaria sampai87%(10) . Estrogen dapat memiliki khasiatprotektif tehadap jantung karena(12) : Estrogen memicu produksi zat anti

agregasi, prostasiklin dan endothelindari sel-sel endothelial pembuluh darah.Prostasiklin sebagai vasodilatorsedangkan endothelin sebagai zatrelaksasi otot pembuluh darah. Padawanita pascamenopause dijumpaipenurunan produksi prostasiklin oleharteri uterina sebanyak 75%. Padapemberian 17-beta estradiol dapatdijumpai peningkatan prostasiklin.

Estrogen dapat meningkatkan alirandarah ke jantung (khasiat inotropik)

Estrogen mempunyai pengaruh yangmenguntungkan pada sirkulasi lemakdan fraksi lipoprotein, terutamapenurunan dari kolesterol total dan LDL(Low Density Lipoprotein) dapatmeningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) serum

Estrogen memiliki khasiat sebagaiantagonis kalsium seperti halnyanifedipine dan nicardipine.

Estrogen memperbaiki metabolismeglukosa perifer dengan adanyapenurunan kadar sirkulasi insulin danmemiliki aktivitas antioksidan.

Efek Pencegahan Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu penyakitmetabolik tulang yang ditandai denganmenurunnya massa tulang danmikroarsitektur jaringan tulang dengan

akibat meningkatnya fragilitas sertakecenderungan untuk mengalami fraktur.Osteoporosis sering ditemukan pada lansiaberusia 75 – 78 tahun dan pada golonganini frekuensinya pada wanita dua kali lebihbanyak dibandingan pria. Secara kumulatif,wanita selama hidupnya akan mengalamikehilangan 40-50% massa tulangnya,sedangkan pria hanya kehilangan sebanyak

5/17/2018 Hormone Replacement Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hormone-replacement-therapy-55b07caf33988 5/8

Terapi sulih hormon untuk meningkatkan kesehatan wanita menopause

J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 1 5 9

20-30% saja. Maka tampaklah bahwawanita lebih berisiko terhadap terjadinyaosteoporosis dan patah tulang(13) .Patahtulang pada wanita lanjut terbanyakdisebabkan oleh osteoporosis; dan dalamusia menjelang 70 tahun, hampir 40%wanita mengalami patah tulang. Selain itu,osteoporosis juga menimbulkan nyeri padatulang. Dengan menurunnya kadarestrogen, maka proses pematangan seltulang (osteoblas) akan terhambat, dan duafaktor yang berperan dalam proses ini, yaituvitamin D dan PTH (parathyroid hormone)

 juga menurun, sehingga dimulailah prosesberkurangnya kadar mineral tulang.Pemberian TSH akan meningkatkanaktivitas osteoblas dan mencegah

osteoporosis lebih lanjut. Wanita yangmenggunakan TSH selama 5 tahun dansegera setelah menopause dapatmengurangi risiko patah tulang belakangdan tulang pinggul hingga 50%. Dianjurkanuntuk memberikan TSH dikombinasikandengan kalsium 1 - 2 mg/hari dan olahragayang baik dan teratur untuk meningkatkankadar mineral tulang sebagai “bahanmentah” untuk pembentukan tulang(14) .

Efek Samping dan PenangananEfek samping yang muncul pada

pemberian terapi sulih hormon umumnyadisebabkan oleh dosis estrogen atauprogesteron yang tidak tepat, baik karenadosis yang terlalu “tinggi” atau mungkin jugakarena dosis yang kurang atau terlalu“rendah””(6,15) : Nyeri payudara. Hal ini disebabkan

estrogen yang tinggi, sehingga dosisestrogen yang diberikan perluditurunkan, meskipun dapat jugadisebabkan oleh dosis progesteronyang tinggi (jarang).

Peningkatan berat badan. Hal ini dapatdisebabkan oleh retensi cairan. Olehkarena estrogen dapat menyebabkanretensi cairan, maka dosispemberiannya perlu diturunkan.

Perdarahan bercak (spotting ). Hal inidisebabkan oleh dosis estrogen yang

rendah, sehingga dosis pemberianestrogen perlu dinaikkan; atau dapat

 juga disebabkan oleh dosis progesteronyang tinggi, maka dosis pemberianprogesteron perlu diturunkan.

Perdarahan banyak (atipik). Hal inidisebabkan oleh dosis estrogen yangtinggi, sehingga dosis estrogen perluditurunkan sedangkan dosisprogesteron dinaikkan. Bila dengancara ini tetap saja terjadi perdarahanbanyak, dianjurkan untuk dilakukandilatasi & kuretase. Bila hasispemeriksaan patologi anatomik (PA)menunjukkan hiperplasia adenomatosa,dianjurkan untuk histerektomi, atau bilapasien menolak histerektomi, makaterapi diteruskan dengan pemberianprogesteron saja (tanpa estrogen), dandilakukan mikrokuret tiap 3 bulan. Bilahasil PA menunjukkan hiperplasia kistik,terapi sulih hormon dapat diteruskanddengan dosis progesteron yang lebihtinggi (misalnya estrogen 0,625 mg danprogesteron 10 mg/hari dan pasiendianjurkan untuk mikrokuret tiap 3bulan.

Sakit kepala (migren) dan leukorea(keputihan). Hal ini disebabkan olehestrogen yang terlalu tinggi, sehinggadosis pemberiannya perlu dikurangi.

Pruritus berat. Hal ini disebabkankarena efek estrogen, sehinggapemberian estrogen sebaiknyadihentikan dan hanya diberikanprogesteron saja.

Terapi Sulih Hormon dan KeganasanSalah satu alasan mengapa pemberian

terapi pengganti estrogen masih sangatrendah adalah karena adanya ketakutanakan terjadinya keganasan pada payudaradan endometrium. Alasan dan ketakutan inisesungguhnya telah banyak disanggah olehhasil beberapa penelitian. Dasar yangdigunakan umumnya adalah pengertianbahwa TSH sama dengan pil kontrasepsi(pil Keluarga Berencana [pil KB]). Pil KBtidak dianjurkan penggunaannya untuk

5/17/2018 Hormone Replacement Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hormone-replacement-therapy-55b07caf33988 6/8

Terapi sulih hormon untuk meningkatkan kesehatan wanita menopause

J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 1 6 0

pengobatan maupun pencegahan padawanita menopause karena pil KBmengandung estrogen dan progesteronsintetik yang dapat menimbulkan berbagaiefek samping, sedangkan yang digunakansebagai TSH adalah estrogen danprogesteron alamiah(5) .

Untuk mencegah terjadinya kega-nasan, pemakaian estrogen harus selaludikombinasikan dengan progesteron. Lamapemberian progesteron paling sedikit 10 -14 hari. Beberapa penelitian pada hewanmaupun manusia telah membuktikanbahwa progesteron memiliki khasiatantimitotik. Namun demikian penambahanprogesteron untuk mencegah terjadinyakanker payudara hingga kini masih

diperdebatkan dan menimbulkan silang-pendapat di antara para ahli. Di AmerikaSerikat misalnya, pada wanita yang telahdiangkat rahimnya hanya diberikanestrogen tanpa dikombinasi denganprogesteron. Para ahli di Amerika Serikattidak begitu percaya bahwa progesterondapat mencegah terjadinya kankerpayudara(16). Sebaliknya di Australiamaupun beberapa negara di Eropa danAsia pemberian progesteron selaludigunakan bersama dengan estrogen untuk

menekan angka kejadian kanker payudara.Dari beberapa penelitian retrospektif

maupun prospektif yang pernah dilakukanternyata masih menunjukkan hasil yangberbeda-beda. Ada yang menemukanpeningkatan terjadinya kanker payudara,namun ada juga yang tidakmenemukannya. Progesteron telah

dibuktikan sangat efektif menghambatkanker payudara yang sudah menyebar

 jauh (metastasis) daripada pengobatandengan tamoksifen. Telah terbukti pulabahwa estrogen yang dikombinasikandengan progesteron ternyata sangat efektifuntuk kanker payudara stadium IV. Tujuhhari pertama diberikan estrogen untukmemicu pembentukan reseptor progesteronpada sel-sel kanker, baru kemudian diikutidengan pemberian progesteron selama 21hari. Dengan cara ini didapat remisisebanyak 56,7%(16,17,18) .

Telah dilakukan pula penelitian padawanita pascamenopause yang diberikanestrogen dan progesteron (dalam bentukestrogen konjugasi dan medroksi

progesteron asetat/MPA) selama 22 tahun.Penelitian dilakukan secara prospektif dantersamar ganda, di mana 84 wanitadiberikan TSH dan 84 wanita lainnyadiberikan plasebo. Setelah 22 tahunditemukan 4,8% kanker payudara padawanita yang diberikan plasebo, sedangkanpada wanita yang mendapat TSH selama22 tahun tidak menyebabkan kankerpayudara. Penelitian lain yang dilakukanpada 23 wanita yang diberikan TSH selama12 tahun juga tidak ditemukan kanker

payudara (18,19).Pada tabel 1 berikut ini dapat dilihat angkakejadian kanker payudara pada wanitaklimakterium yang tanpa pengobatan sulihhormon dibandingkan dengan mereka yangmendapat terapi TSH (estrogen saja peroral, estrogen krem, estrogen + progesteronmaupun progesteron saja).

Tabel 1. Pengaruh TSH terhadap kejadian kanker payudara pada wanita klimakterium(3)

TERAPI JUMLAHWANITA

SELURUHNYA

JUMLAH WANITAYANG TERKENA

KANKER PAYUDARATanpa pengobatan 6404 22Estrogen saja 19676 28Estrogen krem 4298 5Estrogen + Progesteron 16159 3Progesteron 1825 3

5/17/2018 Hormone Replacement Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hormone-replacement-therapy-55b07caf33988 7/8

Terapi sulih hormon untuk meningkatkan kesehatan wanita menopause

J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 1 6 1

Pengamatan Lanjutan (Follow-up )

Setelah diberikan terapi sulih hormon,maka 1 bulan kemudian pasien dimintauntuk datang kembali dengan tujuan untukmelihat apakah ada efek samping yangterjadi, atau apakah dosis yang diberikanterlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila tidakada masalah, maka pasien dianjurkanuntuk kembali setiap 3 - 6 bulan. Setiap kalidatang diukur tekanan darah, ditimbang,dilakukan perabaan payudara, pap smeardan pemeriksaan laboratorium kima darahseperti pada saat pertama datang, danpemeriksaan ultrasonografi genitaliainterna. Setiap 12 bulan dilakukanpemeriksaan USG dan densitometer tulang,dan setiap 3 tahun dilakukan pemeriksaanpayudara dengan USG dan mammografi.Perhatian khusus dan pengawasan lebihketat perlu diberikan kepada wanitapengguna terapi sulih hormon yangkeluarganya menderita kankerpayudara.(6,20)

KESIMPULAN

Wanita menopause yang jumlahnyamakin bertambah banyak seiring denganmeningkatnya usia harapan hidup diIndonesia, selayaknya mendapat pena-nganan yang adekuat atas gangguan-gangguan atau keluhan-keluhansehubungan dengan kurang atau

menurunnya kadar estrogen di dalamtubuh, sehingga pada akhirnya akankembali meningkatkan kualitas hidup danproduktivitas wanita lanjut di Indonesia.Pemberian terapi sulih hormon, terutamapemberian hormon estrogen, akanmengatasi keluhan-keluhan baik yangbersifat jangka pendek maupun jangkapanjang, khususnya memberikan perlin-dungan terhadap gangguan osteo-porosisdan penyakit jantung koroner. Pemberianhormon estrogen yang dikombinasikandengan hormon progesteron dalam bentukalamiah secara per oral serta dimulaidengan dosis yang rendah bertujuan untukmengurangi kemungkinan timbulnya efeksamping, baik berupa perdarahan maupunrisiko terkena kanker payudara maupunkanker endometrium. Organisasi KesehatanDunia (World Health Organization/WHO )telah membuat kesepakatan bahwa TSH inidapat diberikan sedini mungkin, yaitu 1 – 2tahun setelah masa menopause, meskipunbelum mengalami keluhan apapun, dankebanyakan ahli menganjurkan peng-gunaan TSH ini selama 10 – 20 tahun, atau

selama wanita tersebut masih merasanyaman dan ingin terus menggunakannya,asalkan dilakukan pengawasan lanjutan(follow-up ) yang baik dan teratur.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kenemans P. Hormone ReplacementTheraapy (HRT) : Basic Concepts andPractical Rules. Gynec Forum 1996;3:3-9

2. Baziad A. Kesehatan Fisik Wanita UsiaLanjut. Makalah disajikan pada Seminartentang Garis Besar KebijaksanaanPengelolaan Lansia, Pertemuan IlmiahTahunan XI, Perkumpulan Obstetri danGinekologi Indonesia, Semarang, 1999.

3. Baziad A. Terapi Hormonal : Alternatif BaruPenanggulangan Masalah Menopause danKomplikasinya. Dalam : Pakasi LS.

Menopause : Masalah dan Penanganannya.Jakarta, Balai Penerbit Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia, 1996:34-49.

4. Utian WH. Menopause: a modernperspective from a controversial history. In:Wren BG (ed.) Progress in the management

of the menopause. New York, TheParthenon Publishing Group, 1997:1-10.5. Burger CW, Kenemans P. Postmenopausal

hormone replacement therapy and cancer ofthe female genital tract and breast. CurrentOpinion in Obstet and Gynecol,1998;10(1):41-5

6. Baziad A, Dharmasetiawan S. PenangananWanita Usia Menopause. Kelompok StudiEndokrin Reproduksi Indonesia (KSERI),

5/17/2018 Hormone Replacement Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hormone-replacement-therapy-55b07caf33988 8/8

Terapi sulih hormon untuk meningkatkan kesehatan wanita menopause

J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 1 6 2

1995.7. Hirvonen E, Lamberg-Allardt C, Lankinen

KS, Geurts P, Wilen-Rosenqvist G.Transdermal oestradiol gel in the treatmentof the climacterium: a comparison with oral

therapy. Br J Obstet Gynecol, 1997;16(Suppl):19-25.8. Baziad A, Lazuardi S, Dharmasetiawan S.

Seputar Masalah Menopause. KelompokStudi Endokrin Reproduksi Indonesia(KSERI), 1994.

9. Baziad A, Pache T. Cardiovascular diseaseand hormone replacement therapy. In:Ratnam SS, Campana (Eds.) A FirstConsensus Meeting on Menopause in theEast Asian Region(Proceeding), MedicalForum Internasional:105-10.

10. Ginnsburg J. The Menopause, HRT and

Cardiovascular System. In: Burger H, BouletM (eds). A Portrait of the Menopause ExpertReports on Medical and TherapeuticStrategies for the 1990s. The ParthenonPublishing Group, 1991:45-63.

11. Limacher MC. The role of hormonereplacement therapy in preventing coronaryartery disease in women. Current Opinion inCardiology, 1998;13(2):139-44.

12. Chae CU, Rideker PM, Manson JE.Postmenopausal hormone replacementtherapy and cardiovascular disease.Thrombosis and Haemostasis,1997;78(1):770-80.

13. Rosen CJ, Kessenich CR. Thepathophysiology and treatment ofpostmenopausal osteoporosis. An evidence-

based approach to estrogen replacementherapy. Endocrinology and MetabolismClinics of North America, 1997;26(2):295-311.

14. Lees B, Pugh M, Siddle N, Stevenson JC.

Changes in bone density in women startinghormone replacement therapy comparedwith those in women already established onhormone replacement therapy.Osteoporosis International, 1995;5:344-8.

15. Baziad A. Sejauh Mana Terapi SulihHormon Aman? Makalah disajikan padaLunch Symposia “Menopause”, PertemuanIlmiah Tahunan (PIT) XI, PerkumpulanObstetri dan Ginekologi Indonesia,Semarang, Juli 1999.

16. Gambrell RD, et al. Role of hormones in theetiology and prevention of endometrial andbreast cancer. Acta Obstet Gynec Scand,1982;106:37-46.

17. Person J. The Importance of HRT for breastcancer : an introduction. In : The ModernManagement of the Menopause. Stockholm,Parthenon Publishing Group, 1993:401-2.

18. Brinton LA. Hormone replacement therapyand risk for breast cancer. Endocrinolgy andMetabolism Clinics of North America,1997;26(2):361-78.

19. Faiz O, Fentiman IS. Hormone replacementtherapy and breast cancer. Int J Clin Pract,1998;52(2):98-101.

20. Kenemans P, Barentsen R, Van de Weijer

P. Practical Hormone Replacement Therapy(HRT). Medical Forum International,1995:193-7.