HIRARCH RUMAH REVISI

10
1 TUGAS MATA KULIAH FIRST AID HIRARC DALAM TEMPAT TINGGAL/RUMAH Oleh: Wowon Daeng Gantara 031221031 Oleh: Wowon Daeng Gantara 031221031 PROGRAM STUDI KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINAWAN JAKARTA 2014

description

HIRARC Rumah

Transcript of HIRARCH RUMAH REVISI

  • 1

    TUGAS

    MATA KULIAH FIRST AID

    HIRARC DALAM TEMPAT TINGGAL/RUMAH

    Oleh:

    Wowon Daeng Gantara

    031221031

    Oleh:

    Wowon Daeng Gantara

    031221031

    PROGRAM STUDI KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINAWAN

    JAKARTA

    2014

  • 2

    A. Identifikasi Sumber Bahaya Sumber bahaya yang ada di rumah harus diidentifikasi dan dinilai untuk

    menentukan tingkat risiko yang merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya

    kecelakaan. Bahaya potensial berdasarkan lokasi meliputi:

    Tabel 1. Identifikasi risiko yang ada di rumah

    No Bahaya

    Potensial Lokasi

    Pekerja yang paling berisiko

    1 FISIK :

    Bising Ruang keluarga, dapur Seluruh anggota keluarga, tukang masak

    Debu Semua area Seluruh anggota keluarga

    Panas Halaman rumah Orang yang ada ditempat tersebut, tukang kebun.

    Radiasi Tempat elektronik/gadget (radiasinya tidak besar)

    Orang yang dekat dengan sumber radiasi

    2 KIMIA :

    Disinfektan Kamar mandi, lantai, kaca. Petugas kebersihan

    Solvents Kamar mandi, lantai, kaca. Petugas pembersih

    3 BIOLOGIK :

    Salmonella dan E.coli

    Dapur, kamar mandi, sprei Orang yang ada ditempat tersebut.

    Tungau Sofa Orang yang duduk di sofa

    4 ERGONOMIK

    Pekerjaan yang dilakukan secara manual

    Semua area Petugas kebersihan, kebun, dapur.

    Postur yang salah dalam melakukan pekerjaan

    Semua area Semua anggota keluarga dan petugas.

    5 PSIKOSOSIAL

    Upah yang beragam, jam kerja yang berbeda

    Semua area Semua petugas, keluarga

    6 KEBAKARAN

    Tabung gas meledak

    Dapur Petugas dapur

    7 LISTRIK

    Sengatan listrik, listrik statis

    Area instalasi listrik Orang yang kontak dengan instalasi listrik

  • 3

    B. Penilaian Resiko

    Tabel 2. Penentuan kemungkinan (likelihood)

    Nilai Kategori Kemungkinan Deskripsi

    1 Sangat jarang Terjadi 1X (satu kali) dalam masa lebih dari 1 tahun

    2 Jarang Bisa terjadi 1X (satu kali) dalam setahun

    3 Sedang Bisa terjadi 1X (satu kali) dalam sebulan

    4 Sering Bisa terjadi 1X (satu kali) dalam seminggu

    5 Sangat sering Terjadi hampir setiap hari

    Tabel 3. Penentuan keparahan (severity)

    Nilai Kategori

    Keparahan

    Deskripsi

    1 Sangat ringan Tidak terdapat cedera/penyakit, tenaga kerja dapat langsung

    bekerja kembali

    2 Ringan Cedera ringan, tenaga kerja dapat langsung bekerja kembali

    3 Sedang Mendapat P3K atau tindakan medis, tidak ada hilang jam

    kerja lebih dari 1X24 jam

    4 Parah Memerlukan tindakan medis lanjut/rujukan, cacat sementara,

    luka bakar, terdapat jam kerja hilang 1X24 jam atau lebih

    5 Sangat parah Cacat Permanen, luka bakar tingkat III, kematian, terdapat

    jam kerja hilang lebih dari 1X24 jam

    Tabel 4. Risk Matrix

    Tabel Matrix Resiko

    Keparahan

    Sangat

    ringan

    (1)

    Ringan

    (2)

    Sedang

    (3)

    Parah

    (4)

    Sangat

    parah

    (5)

    Kemungkinan

    Sangat

    sering (5) Rendah Sedang Tinggi Ekstrim Ekstrim

    Sering (4) Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim

    Sedang (3) Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi

    Jarang (2) Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang

    Sangat

    jarang (1) Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

    Keterangan :

    Rendah : 1-6

    Sedang : 7-12

    Tinggi : 13-18

    Ekstrim : 19-25

    Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu

    Sedang Perlu Tindakan Langsung

    Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian

    Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas

  • 4

    Penilaian Resiko di Rumah/Tempat Tinggal

    Tabel 5. Penilaian Resiko di Rumah/Tempat Tinggal

    Potential

    Hazards

    Potential

    Incident/

    Emergency

    Risk Matrix Nilai

    Resiko Justification

    L S RR

    FISIK

    Terpapar panas,

    debu, radiasi

    dan bising.

    3 1 3 Rendah

    Resiko untuk terpaparnya bahaya fisik dipemukiman sangat rendah sekali,

    karena pemukiman yang normal (jauh dengan industry) memiliki

    temperature, intensitas debu, paparan radiasi dan bising yang masih

    berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB).

    KIMIA

    Keracunan

    solvent dan

    desinfektan

    1 4 4 Rendah

    Solvent dan desinfektan mempunyai label tanda bahaya dan beracun dari

    produsen. Maka dari itu, kemungkinan terjadinya keracunan rendah.

    BIOLOGI

    Gangguan

    organ

    pencernaan

    3 3 9 Sedang

    Menurut Charles Gerba, Ph.D., mikrobiologis dari University of Arizon,

    setiap kali beristirahat di malam hari terdapat setidaknya 0,1 g kotoran,

    bakteri salmonella dan E.coli pada sprei. Selain itu, bakteri salmonella dan

    E.coli juga terdapat pada dapur dan peralatan masak serta makanan yang

    kurang matang/terkontaminasi. Akan tetapi apabila disikapi dengan cara

    hidup sehat dan bersih, misalnya mengganti sprei minimal seminggu

    sekali, membersihkan dapur dan peralatan masak setelah memasak, serta

    memakan makanan yang matang dan bersih, maka bakteri salmonella dan

    E.coli tidak dapat tumbuh subur.

    Gatal-gatal

    pada kulit/alergi 3 3 9 Sedang

    Menurut hasil penelitian Gerba, pada 1 dari 5 keyboard computer

    termasuk laptop, remote, sofa terdapat lebih banyak tungau/kuman dari

    pada dudukan toilet. Hal ini tidak berbahaya apabila keyboard

    computer/laptop, sofa selalu dibersihkan secara teratur, misalnya

    dibersihkan menggunakan vacuum cleaner.

  • 5

    ERGONOMI Nyeri punggung 4 4 16 Tinggi

    Setiap anggota keluarga pasti menonton TV sambil tiduran dan duduk

    dalam posisi yang beragam. Tidak sedikit dari mereka yang mengeluh

    nyeri punggung. Nyeri punggung merupakan kejadian yang cukup sering

    terjadi, yang disebabkan oleh postur tubuh yang buruk, duduk

    membungkuk, alas tidur yang empuk dan melengkung di bagian tengah.

    Apabila hal ini terus terjadi, maka mereka akan mengalami gangguan pada

    punggung yang lebih serius.

    TABUNG

    GAS

    MELEDAK

    Kebakaran 4 5 20 Ekstrim

    - Setiap rumah memiliki satu set peralatan memasak, salah satunya

    kompor dan tabung gas. Apabila tabung gas tersebut tidak sesuai

    standar SNI atau bocor, ,maka sangat berpotensi terjadinya ledakan

    dan kebakaran.

    - Menurut pantauan Kompas, peristiwa tabung gas meledak ini

    didominasi terjadi pada tabung gas tiga kilogram (88,9%) dan lainnya

    (11,1%), sementara lokasi ledakan yang paling banyak terjadi di

    rumah penduduk (86,1%) dan lainnya (13,9%). Sedangkan menurut

    data Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), sejak 2008 hingga Juli

    2010, di Indonesia terjadi sebanyak 189 kali kasus ledakan dalam

    pemakaian tabung gas elpiji rumah tangga. Rinciannya, pada 2008

    terjadi 61 kasus, kemudian turun menjadi 50 kasus pada 2009, namun

    kemudian jumlah temuan meningkat tajam hingga pertengahan 2010

    yakni mencapai 78 kasus.

    LISTRIK Kebakaran 4 5 20 Ekstrim

    - Dari statistik DKI, penyebab utama kebakaran selama periode

    Januari-September 1998 adalah listrik (48%) dan obyek yang banyak

    terbakar adalah perumahan.

    - Menurut Dinas Pemadam Kebakaran DKI, sampai dengan Tanggal 24

    April 2013 telah terjadi 295 kasus kebakaran dengan korban

    meninggal sebanyak 5 Orang, luka-luka 22 Orang. Total nilai kerugian

    mencapai Rp.81.778.250.000.

  • 6

    Tersengat listrik 3 4 12 Sedang Tersengat listrik merupakan kejadian yang cukup sering terjadi, dengan

    mengakibatkan korbannya henti jantung dan luka bakar.

    Keterangan : L = Likelihood S = Severity RR = Risk Rating

  • 7

    C. Pengendalian

    Upaya menghindari kecelakaan dan penyakit di rumah/tempat tinggal, yaitu:

    1. Lantai dan ruangan

    a. Lantai dibersikan dari tumpahan air atau cairan lainnya

    b. Lantai harus bebas dari puing dan debu

    c. Sofa selalu dibersihkan

    d. Sprei selalu diganti secara teratur

    e. Jalan masuk menggunakan alas anti slip

    f. Segera memperbaiki lantai yang rusak

    2. Jalan dan tangga

    a. Jalan dan tangga tidak boleh terhalang benda apapun

    b. Jalan dan tangga lebarnya harus cukup untuk orang dan peralatan berlalulintas

    c. Cukup penerangan di jalan dan tangga

    3. Pencegahan kebakaran

    a. Material mudah meledak, mudah terbakar, beracun harus ditempatkan

    ditempat khusus dan diberi label

    b. Material mudah meledak, mudah terbakar ditetapkan jumlahnya agar tidak

    mebahayakan waktu digunakan

    4. Pembuangan sampah

    a. Dilakukan pengumpulan, pengangkutan secara teratur dan terencana

    b. Penempatan tempat pengumpulan sampah mudah diakses

    c. Tempat sampah harus tertutup

    d. Dibuatkan rambu tempat penyimpanan tempat sampah

    5. Pemeliharaan penerangan

    a. Semua ruangan harus cukup penerangannya

    b. Pemeliharaan kebersihan lampu penerangan dilakukan secara teratur

    c. Peletakan lampu penerangan di tempat material yang mudah meledak atau

    terbakar harus memakai pelindung

    Upaya penanganan kompor dan tabung gas, yaitu:

    a. Letakkan kompor dan tabung di tempat datar dan di ruangan yang memiliki

    ventilasi udara yang baik. Idealnya, ventilasi dapur berada di dinding bagian

    bawah dan mengarah ke luar. Ini karena letak elpiji yang juga di bawah. Dengan

    demikian, jika tidak sengaja terjadi kebocoran, gas akan langsung tersalurkan ke

    luar. Tabung harus ditempatkan jauh dari kompor atau sumber api lain. Upayakan

    agar tabung tidak terpapar panas atau sinar matahari secara langsung.

  • 8

    b. Jika dapur tak memiliki sirkulasi udara yang baik, bukalah jendela atau pintu

    terlebih dulu sebelum menyalakan kompor. Seandainya terjadi kebocoran, jendela

    atau pintu yang terbuka memungkinkan gas tersebut keluar.

    c. Selang harus terpasang erat dengan penjepit regulator maupun kompor. Pastikan

    selang tidak tertidih atau tertekuk. Pasang regulator pada mulut tabung. Setelah

    posisinya pas dan erat, putar tuas pengaturnya yang berwarna hitam sehingga

    tanda panahnya mengarah ke bawah dan terdengar bunyi klik.

    Pemasangan yang baik tidak akan menyebabkan regulator terlepas dari mulut

    tabung gas.

    d. Periksa kondisi tabung secara teratur, hal ini bertujuan untuk mengetahui

    seandainya terjadi kebocoran sehingga bisa segera dilakukan tindakan untuk

    mengatasinya. Periksa bagian-bagian yang rawan kebocoran, yaitu sambungan

    regulator dengan mulut tabung serta sambungan selang ke regulator dan ke

    kompor. Gosoklah bagian-bagian tersebut dengan air sabun. Apabila terjadi

    kebocoran, akan muncul gelembung-gelembung udara pada air sabun dan

    tercium bau khas LPG.

    e. Kompor maupun tabung gas yang kotor, juga bisa memicu insiden berbahaya.

    Saat memasak mungkin saja bagian-bagian itu terkena percikan makanan. Jika

    dibiarkan, baunya bisa mengundang binatang, terutama tikus. Tikus bisa

    menggigiti selang sehingga bolong.

    D. Penanganan Korban

    Hal-hal yang harus diperhatikan terhadap korban :

    1. Pernapasan dan denyut jantung

    2. Perdarahan

    3. Syock

    4. Cegah aspirasi dan Jangan terburu-buru memindahkan korban.

    langkah-langkah darurat/first aids, yaitu:

    a : airway

    b : breathing

    c : circulation

    d : drug

  • 9

    Pertolongan pertama pada korban luka bakar, yaitu:

    Tujuan pertolongan pertama pada luka bakar adalah untuk mengurangi rasa

    sakit, mencegah terjadinya infeksi, serta mengatasi peristiwa syok yang mungkin

    dialami korban. Caranya adalah dengan menurunkan suhu di sekitar luka bakar

    sehingga dapat mencegah luka pada jaringan di bawahnya berkembang lebih parah

    lagi.

    Berdasarkan keparahannya, ada 3 tingkatan luka bakar. Luka bakar tingkat I

    adalah luka bakar ringan dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di bagian luar

    lapisan kulit. Contohnya adalah kulit terkena sengatan sinar matahari atau kontak

    langsung dengan objek yang panas seperti air mendidih. Luka bakar seperti ini

    umumnya tidak disertai kelepuhan pada kulit.

    Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid,

    Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala luka bakar ringan

    ini berupa kulit kemerahan pada bagian yang terbakar, bengkak ringan, nyeri namun

    kulit tidk terkoyak karena melepuh.

    Ketika mengalami atau melihat korban luka bakar tingkat I, pertolongan

    pertama yang dapat dilakukan adalah:

    a. Siram bagian luka yang terbakar dengan air mengalir atau kompres dengan air

    dingin. Lakukan sampai rasa sakit menghilang.

    b. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.

    c. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar.

    d. Jangan memberikan obat-obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.

    Luka bakar sedang atau luka bakar tingkat II adalah luka bakar yang

    menyebabkan kerusakan pada lapisan di bawah kulit. Contohnya adalah sengatan

    sinar matahari yang berlebihan, cairan panas dan percikan api dari bensin atau bahan

    lain.

    Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid,

    Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala luka bakar tingkat

    II ini berupa kulit kemerahan, melepuh, bengkak yang tak hilang selama beberapa hari

    dan kulit terlihat lembab atau becek. Apabila terjadi luka bakar seperti ini, segera

    lakukan hal berikut:

    a. Siram air dingin atau air es pada daerah luka atau beri kompres dengan

    menggunakan handuk kecil. Bisa juga menggunakan saputangan yang

    sebelumnya dicelupkan ke dalam air.

    b. Keringkan luka menggunakan handuk besih atau bahan lain yang lembut.

  • 10

    c. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi.

    d. Angkat bagian tangan atau kaki yang terluka lebih tinggi dari organ juantung.

    e. Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka bakar di sekitar bibir

    atau kesulitan bernapas.

    f. Jangan coba mengempiskan luka yang melepuh atau mengoleskan minyak,

    semprotan atau ramuan lain tanpa sepengetahuan dokter.

    Luka bakar parah atau luka bakar tingkat III adalah luka bakar yang

    menghancurkan semua lapisan kulit. Kontak terlalu lama dengan sumber panas dan

    luka bakar akibat tersengat listrik adalah penyebab utama luka bakar tingkat III.

    Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid,

    Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala luka bakar tingkat

    III berupa daerah luka tampak berwarna putih, kulit hancur dan sedikit nyeri karena

    ujung saraf telah rusak. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan jika menemui kasus

    ini adalah:

    a. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api menggunakan selimut,

    bed cover, karpet, jaket atau bahan lain. Jangan melepaskan pakaian yang

    melekat pada luka.

    b. Terkadang korban mengalami kesulitan napas, khususnya bila luka terdapat pada

    leher, wajah dan di sekitar mulut, bisa juga akibat menghirup asap. Lakukan

    pemeriksaan untuk memastikan korban bisa bernapas.

    c. Tempelkan kain basah atau air dingin untuk menurunkan suhu pada daerah luka.

    Jangan gunakan air es untuk luka di bagian wajah, tangan dan kaki sebab dapat

    menyebabkan syok.

    d. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, popok

    bersih atau bahan lain yang dapat ditemukan. Tetapi jangan gunakan bahan yang

    mudah rontok seperti kapas atau kapuk. Jangan oleskan minyak atau ramuan lain

    pada luka.

    e. Segera telepon ambulans. Korban perlu mendapat penanganan medis dengan

    segera.