HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8...

19
HIPOGLIKEMIA 1. Pengertian (Definisi) Pada anak kadar glukosa plasma < 55 mg/dl dikategorikan sebagai hipoglikemia 2. Anamnesis - Apakah didapatkan gejala takikardi, berkeringat, lemas, lapar, mual, muntah ? - Apakah didapatkan gejala pusing, gangguan penglihatan? - Apakah didapatkan penurunan kesadaran, gangguan psikologis, perubahan tingkah laku? 3. Pemeriksaan Fisik Adrenergik: takikardi, berkeringat, lemas, lapar, mual, muntah Neuropenik (penurunan penggunaan glukosa oleh otak): pusing, gangguan visual, somnolens. Gangguan psikologis, perubahan tingkah laku Kombinasi gejala di atas memerlukan pemeriksaan kadar glukosa darah. 4 Pemeriksaan Penunjang - Darah : kadar gula, - Urine : ketone, reducing substances, organic acids 5. Kriteria Diagnosis kadar glukosa plasma < 55 mg/dl 6. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan tambahan lain 7. Penyulit 1. Penurunan kesadaran 2. Kematian 8. Terapi Jika penderita sadar: 1. Berikan glukosa oral , misal jus jeruk, minum manis. Untuk berat 30 kg diperlukan 10 gram glukosa, dan >30 kg diperlukan 15 gram glukosa. 2. Cek kadar glukosa 10-15menit dan ulang jika diperlukan. Pastikan kadar gula darah normal. Jika penderita tidak sadar: 1. Pasang infuse dextrose (n0,5g/kg selama 5 menit) atau 2-3 ml/kg D10% atau 1ml/kg D25%) 2. Maintenans infuse dextrose 3. Recek kadar gula 10menit kemudian ( D12,5 kadar dextrose paling tinggi yang diberikan melalui infuse perifer) 4. Berikan bolus dextrose jika perlu Apabila akses iv sulit, maka glukosa dapat diberikan melalui nasogastric tube. Maintenans infuse pada hipoglikemia bayi dapat dilakukan dengan GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen masih cukup (mis.insulin overdose) 1 mg glucagon im atau sc (0,5mg untuk neonates) dapat meningkatkan kadar gula darah. Glucagon tidak akan meningkatkan kadar glukosa 9. Edukasi 1. Potensi kematian oleh karena hipoglikemia 2. Informed consent dari keluarga 10. Prognosis Baik bila tidak muncul penyulit

Transcript of HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8...

Page 1: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

HIPOGLIKEMIA

1. Pengertian (Definisi)

Pada anak kadar glukosa plasma < 55 mg/dl dikategorikan sebagai

hipoglikemia

2. Anamnesis - Apakah didapatkan gejala takikardi, berkeringat, lemas, lapar, mual,

muntah ?

- Apakah didapatkan gejala pusing, gangguan penglihatan?

- Apakah didapatkan penurunan kesadaran, gangguan psikologis,

perubahan tingkah laku? 3. Pemeriksaan Fisik

Adrenergik: takikardi, berkeringat, lemas, lapar, mual, muntah

Neuropenik (penurunan penggunaan glukosa oleh otak): pusing,

gangguan visual, somnolens. Gangguan psikologis, perubahan tingkah

laku

Kombinasi gejala di atas memerlukan pemeriksaan kadar glukosa darah.

4 Pemeriksaan

Penunjang - Darah : kadar gula,

- Urine : ketone, reducing substances, organic acids

5. Kriteria Diagnosis

kadar glukosa plasma < 55 mg/dl

6. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan tambahan lain

7. Penyulit 1. Penurunan kesadaran

2. Kematian 8. Terapi

Jika penderita sadar:

1. Berikan glukosa oral , misal jus jeruk, minum manis. Untuk berat 30

kg diperlukan 10 gram glukosa, dan >30 kg diperlukan 15 gram

glukosa.

2. Cek kadar glukosa 10-15menit dan ulang jika diperlukan.

Pastikan kadar gula darah normal. Jika penderita tidak sadar:

1. Pasang infuse dextrose (n0,5g/kg selama 5 menit) atau 2-3 ml/kg

D10% atau 1ml/kg D25%)

2. Maintenans infuse dextrose

3. Recek kadar gula 10menit kemudian ( D12,5 kadar dextrose paling

tinggi yang diberikan melalui infuse perifer)

4. Berikan bolus dextrose jika perlu

Apabila akses iv sulit, maka glukosa dapat diberikan melalui nasogastric

tube. Maintenans infuse pada hipoglikemia bayi dapat dilakukan dengan

GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit.

Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan

glikogen masih cukup (mis.insulin overdose) 1 mg glucagon im atau sc

(0,5mg untuk neonates) dapat meningkatkan kadar gula darah. Glucagon

tidak akan meningkatkan kadar glukosa

9. Edukasi 1. Potensi kematian oleh karena hipoglikemia

2. Informed consent dari keluarga 10. Prognosis

Baik bila tidak muncul penyulit

Page 2: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi

C

13. Penelaah Kritis a. dr. Mahirina Marjeni, Sp.A, M.Kes

b. dr. Nurhudayah Jamaluddin, Sp.A, M.Kes

14. Indikator Medis 80% Pasien Hipoglikemia tanpa komplikasi akan sembuh dalam waktu 3 hari

15. Kepustakaan 1. Zimmerman D, habiby RL, Brickman WJ. Diabetes Mellitus and

Hypoglycemia. In: Green T, Franklin W, Tanz RR. Paediatrics. 2005.Mc

Graw Hill.Singapore.hal.263-78.

2. Oberfield SE, Hale DE. Endocrinology. Dalam: Polin RA, Ditmar MF.

Pediatric secrets. Edisi 4. Elsevier Mosby. Phiadelphia.hal 191-21.

3. Clarke W, Jones T, Rewers A, Dunger D, Klingensmith GJ. Assessment

and Management of Hypoglycemia In Children and Adolescent With

Diabetes. Pediatric Diabetes 2009:10 (Suppl,12)134- 45.

Page 3: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

PENYAKIT REFLUKS GASTROESOFAGUS

1. Pengertian

(Definisi)

Refluks gastroesofagus (RGE) adalah aliran balik isi lambung (berupa air liur,

makanan/minumam, cairan lambung, cairan pankreas, cairan empedu) ke

dalam esofagus tanpa adanya usaha. - Fisiologis : regurgitasi setelah minum/makan dengan waktu yang

singkat, tidak ada keluhan lainnya. - Patologis : regurgitasi berulang dengan waktu yang lebih lama,

terjadi siang/malam, tidak bergantung minum/makan, dapat

disertai keluhan radang esofagus.

2. Anamnesis - Keluhan regurgitasi, dapat disertai darah

- Nyeri dada atau rasa terbakar - Batuk, sesak - Suara serak - Anemia (pucat) - Muntah darah/BAB darah - Kesulitan menelan

- Gelisah - Penurunan berat badan, kenaikan berat badan yang tidak optimal - Pada bayi : rewel saat minum, menolak minum, aspirasi berulang

3. Pemeriksaan Fisik - Pengukuran berat badan

- Kesadaran

- Tanda vital

- Anemia - Sesak (stridor, wheezing)

4. Pemeriksaan

Penunjang

1. Darah lengkap

2. Pemantauan pH esofagus 3. Endoskopi 4. Biopsi jaringan esofagus

5. Barium meal : mendeteksi kelainan anatomi saluran cerna atas

5. Kriteria Diagnosis 1. Anamnesa

2. Gejala Klinis 3. Biopsi

6. Diagnosis Penyakit refluks gastroesofageal

7. Diagnosis Banding Esophagitis/gastroenteritis eosinofilik Alergi makanan

Gastroparesis

Gastroenteritis

Ulkus peptik

Esophangitis/gastroenteritis eosinofilik

Alergi makanan

Pankreatitis

appendisitis

8. Terapi 1. RGE fisiologis : - Yakinkan orangtua bahwa regurgitasi adalah fisiologis

- ASI diteruskan

- Jika frekuensi berlebih (>4 kali sehari) dan bayi sudah mendapat

susu formula, dapat diberikan

thickening milk modifikasi

- Posisi bayi setelah minum, terlentang dengan sudut 45-60 derajat

antara pinggang dengan tempat tidur

- Prokinetik (cisaprid) 0,2 mg/kg/kali, 3 kali sehari, bila tatalaksana di

atas tidak memberikan respon

Page 4: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

2. RGE patologis (terbukti penyakit RGE) :

- H2 antagonis (ranitidin) 2 mg/kg/BB/hari, 2 kali sehari, atau

- Proton pump inhibitor (PPI), omeprazole 1-2 mg/kgBB/hari, sekali

sehari

- Diberikan selama 1-2 bulan bergantungh respon klinis

- Bedah dilakukan bila tidak respon terapi atau RGE yang

mengancam jiwa

9. Edukasi 1. Tanda-tanda kegawatan

2. Gangguan susunan saraf pusat

3. Tetap memberikan ASI

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam Ad sanationam : dubia ad

bonam/malam Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat

Rekomendasi

C

13. Penelaah Kritis dr. Mahirina Marjeni, Sp.A, M.Kes dr. Nurhudayah Jamaluddin, Sp.A, M.Kes

14. Indikator Medis Tatalaksana dengan H2 antagonis atau PPI membaik dalam 2 minggu

15. Kepustakaan 1. IDAI. Pedoman pelayanan medis. 2011

2. GRAMIK FK UNAIR. Sindroma gangguan motilitas saluran cerna. 2004

3. Sulaiman B. Gastroesophageal reflux disease (GERD) in children : from

infancy to adolescence. Journal of Medical sciences, 2011

4. Yvan Vandenplas, Colin D. Rudolph, at all. Pediatric Gastroesophageal

Reflux Clinical Practice Guidelines: Joint Recommendations of the

North American Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology,

and Nutrition (NASPGHAN) and the European Society for Pediatric

Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition (ESPGHAN). Journal of

Pediatric Gastroenterology and Nutrition, 2009

Page 5: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

INFEKSI SALURAN KEMIH

1. Pengertian (Definisi)

- Infeksi saluran kemih adalah ditemukan mikroba bermakna pada

saluran air kemih dari sampel urin suprapubik berapapun

jumlah kuman

kateterisasi uretra ≥5x104

porsi tengah ≥105

2. Anamnesis - Gejala klinis tidak spesifik

- Infeksi saluran kemih atas gejala panas tinggi, disertai gejala sistemik

- Gejala infeksi saluran kemih berdasarkan umur

penderita adalah sebagai berikut : 0-1bulan :

Panas/hipotermi, gejala sistemik,ikterus (sepsis).

1 bln-2 thn : panas/hipotermia, gejala sistemik, nyeri perut/ pinggang.

2-6 thn : Panas, gejala sistemik, tidak dapat menahan kencing,

polakisuria, disuria, ngompol.

6-18 thn : Nyeri perut/pinggang, panas,tak dapat menahan kencing.

3. Pemeriksaan Fisik Tidak spesifik tergantung usia dan lokasi infeksi saluran kemih :

- Panas/hipotermia

- Nyeri ketok pinggang

4. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan air kemih:

Urinalisis, Leukosit esterase, nitrit,

2. Biakan air kemih

3. Pemeriksaan darah lengkap, ureum, kreatinin

4. Ultrasonografi ginjal-buli buli (USG) bila diperlukan, skintigrafi ginjal,

CT scan, MRI pada kasus ISK atas, komplek, dan atipik 5. Kriteria Diagnosis 1. Gejala Klinis sesuai usia penderita

2. Biakan air kemih merupakan baku emas

3. Pemeriksaan air kemih ada kuman (gram), piuri,torak, lekosit, , lekosit

esterase,nitrit

4. Kimia darah: ureum,kreatinin

5. Pencitraan :USG ginjal-buli buli, skintigrafi ginjal, CT scan, MRI bila

diperlukan

6. Diagnosis Infeksi saluran kemih

7. Diagnosis Banding Penyakit dengan panas yang tidak diketahui sebabnya - ICD

8. Terapi

ISK bawah

ISK pada Neonatus

Supportif

Pemberian nutrisi adekwat, kebersihan urogenital, mencegah konstipasi

Medikamentosa

Antibiotik peroral

Amoksisilin klavulanat 20 – 40 mg/kg/hari dibagi 3 dosis

Trimethoprim-sulfamethoxasol 6-12 mg/kg trimethoprim & 30-60 mg/kg

sulfamethoxasole dibagi 2 dosis

Antibiotik parentral

1. neonatus : gentamisin 7,5 mg/kg sekali sehari dan ampisilin 100

mg/kg/hari diberikan 3 kali sehari.

1. Seftriakson 75 mg/kg/hari sekali sehari

2 Sefotaksim 150 mg/kg/hari dibagi tiap 6 -8 jam

Page 6: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

ISK atas/

ISK

komplek

/ ISK Atipik

3 Seftasidim 100 – 150 mg/kg/hari dibagi tiap 8 jam

4 Gentamisin 7,5 mg/kg/hari dibagi tiap 8 jam

5 Amikasin 15 mg/kg/hari sekali sehari

9. Edukasi 1. Berobat secara teratur

2. Menjaga kebersihan daerah genetalia

3. Pemakaian popok atau pempers harus diganti setiap buang air kemih

atau buang air besar

4. Buang air besar secara teratur

10. Prognosis Infeksi saluran kemih atas Ad vitam : dubia

ad bonam/malam Ad sanationam : dubia ad bonam/malam Ad

Ad vitam : dubia

ad bonam/malam

Ad sanationam :

dubia ad

bonam/malam Ad fumgsionam : dubia ad bonam/malam

11. Tingkat Evidens IV 12. Tingkat Rekomendasi

C

13. Penelaah Kritis dr. Mahirina Marjeni, Sp.A, M.Kes dr. Nurhudayah Jamaluddin, Sp.A, M.Kes

14. Indikator Medis 80% penderita akan sembuh dalam waktu 12 hari Penderita tidak panas Biakan urin steril

15. Kepustakaan 1. Barbara J, Kher K. Urinary tract infection. In Kher K, Schnaper HW,

Makker SP Eds. Clinical Pediatric Nephrology 2nd.Chennai.Replika

Press.2007. 553-74.

2. Bensman A, Dunand O, Ulinski T. Urinaru tract infection. In Avner ED,

Harmon WE,Niaudet P, Yoshikawa N Eds. Pediatric Nephrology 6th

ed. Berlin Heidelberg.Springer Verlag.2009:1229-310

3. Hoberman A, Charron M, Hickey RW et al, 2003. Imaging studies after

febrile urinary tract infection in young children. N Engl J Med ; 348

:195-202.

4. Nan wong S. Urinary tract infection. In Chiu MC, Yap HK Eds. Practical

Pediatric Nephrology.Hongkong.Medcom Limited.2005:160-70

5. Newman TB. The new American Academy of Pediatrics Urinary tract

infection Guideline. Pediatrics 2011;128:595-610

6. Rusdidjas, Ramayati R. Infeksi saluran kemih. In Alatas H, Tambunan

T, Trihono PP, Pardede SO Eds. Buku ajar Nefrologi Anak. 2nd ed.

Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2009: 142- 163.

7. Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP. Konsensus infeksi

saluran kemih pada anak.Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak

Page 7: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

Indonesia, 2011:1-34

8. Pecile P, Miorin E, Romanello C, Vidal E, Contrado M, Valent F dkk.

Age related renal parenchymal lesions in children with first febrile

urinary tract infections. Pediatric 2009;124:23-9.

9. Yap HK, Resontoc LPR. Management of childhood urinary tract

infection. In Yap HK, Liu ID, Tay W Eds. Pediatric nephrology.

Singapore. 391-402.

10. Yilmaz A, Sevketoglu E, Gedikbasi A, Karyagar S, Kiyak A, Mulazimoglu

M dkk. Prediction urinary tract infection with urinary neuthrophil

gelatinase associated lipocalsin. Pediatr Nephrol 2009;124:2387-92.

Page 8: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

SEPSIS NEONATORUM

1. Pengertian

(Definisi)

Suatu sindroma respon inflamasi janin / FIRS disertai gejala klinis infeksi

yang diakibatkan adanya kuman di dalam darah pada neonatus.

FIRS (Fetal inflammatory response syndrome/ Sindroma respon

inflamasi janin)

Bila ditemukan dua atau lebih keadaan : laju napas > 60 x/menit atau

<30 x/menit atau apnea dengan atau tanpa retraksi dan desaturasi

oksigen, suhu tubuh tidak stabil (< 360C atau > 37,5

0C), waktu

pengisian kapiler > 3 detik, hitung leukosit < 4.000 x 109/L atau >

34.000 x 109/L

TERDUGA/ SUSPEK SEPSIS

Adanya satu atau lebih kriteria FIRS disertai gejala klinis infeksi

TERBUKTI/ PROVEN SEPSIS

Adanya satu atau lebih kriteria FIRS disertai bakteremia / kultur darah

positif

Laboratorium :

o Leukositosis (> 34.000 x 109/L)

o Leukopenia (< 4.000 x 109/L)

o Netrofil muda >10%

o Perbandingan netrofil immatur (stab) dibanding total

(stab+segmen) atau I/T ratio > 0,2

o Trombositopenia < 100.000 x 109/L)

o CRP > 10 mg/dl atau 2 SD dari normal

Klasifikasi :

1. Early Onset (dini): terjadi pada 5 hari pertama setelah lahir dengan

manifestasi klinis yang timbulnya mendadak, dengan gejala

sistemik yang berat, terutama mengenai sistem saluran

pernafasan, progresif dan akhirnya syok

2. Late Onset (lambat): timbul setelah umur 5 hari dengan

manifestasi klinis sering disertai adanya kelainan sistem susunan

saraf pusat

3. Infeksi nosokomial yaitu infeksi yang terjadi pada neonatus tanpa

resiko infeksi yang timbul lebih dari 48 jam saat dirawat di rumah

sakit

2.Anamnesis Antenatal: paparan terhadap mikroorganisme dari ibu (Infeksi

ascending melalui cairan amnion, adanya paparan terhadap

mikroorganisme dari traktur urogenitalis ibu atau melalui penularan

transplasental)

Selama persalinan: trauma kulit dan pembuluh darah selama

persalinan, atau tindakan obstetri yang invasif

Postnatal: adanya paparan yang meningkat postnatal (mikroorganisme

dari satu bayi ke bayi yang lain, ruangan yang terlalu penuh dan jumlah

perawat yang kurang), adanya portal kolonisasi dan invasi kuman

melalui umbilikus, permukaan mukosa, mata, kulit

Page 9: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

3. Pemeriksaan

Fisik

Suhu tubuh tidak stabil (<36 ⁰C atau >37,5 ⁰C)

Laju nadi >180 x/menit atau <100 x/menit

Laju nafas >60 x/menit, dengan retraksi atau desaturasi oksigen,apnea

atau laju nafas <30 x/menit

Letargi

Intoleransi glukosa: hiperglikemia (plasma glukosa >10 mmol/L atau

>170 mg/dl) atau hipoglikemia ( <2,5 mmol/L atau < 45 mg/dL)

Intoleransi minum

Tekanan darah < 2 SD menurut usia bayi

Tekanan darah sistolik < 50 mmHg (usia 1 hari)

Tekanan darah sistolik < 65 mmHg (usia < 1 bulan)

Pengisian kembali kapiler/ capillary refill time > 3 detik

4. Kriteria

Diagnosis

Anamnesis

Gejala klinis

Kultur darah positif

5. Diagnosis Sepsis awitan dini

Sepsis awitan lambat

6.Diagnosis

Banding

Kelainan bawaan jantung, paru, dan organ-organ lain.

7.Pemeriksaan

Penunjang

Darah rutin

Hapusan darah tepi

Foto polos dada

8.Terapi 1. Diberikan kombinasi antibiotika golongan Ampisilin dosis 50 mg/kg

BB/dosis i.v (tiap 12 jam untuk neonatus umur ≤7 hari, dan tiap 8 jam untuk neonatus umur >7 hari), dan gentamisin 4-5 mg/kg/dosis tiap 24

jam. Dosis Ampisilin untuk meningitis adalah 100 mg/kgBB/dosis i.v

(tiap 12 jam untuk neonatus umur

≤7hari, dan tiap 8 jam untuk neonatus umur >7 hari). 2. Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan : darah

lengkap, urine lengkap, feses lengkap, kultur darah, kultur cairan

serebrospinal, urine dan feses (atas indikasi), pungsi lumbal dengan

analisa

cairan serebrospinal (jumlah sel, kimia, pengecatan Gram), foto polos

dada, pemeriksaan CRP kuantitatif.

3. Pemeriksaan lain tergantung indikasi seperti pemeriksaan bilirubin,

gula darah, analisa gas darah, foto abdomen, USG kepala dan lain-lain.

4. Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan infeksi,

pemeriksaan darah dan CRP normal, dan kultur darah negatif maka

antibiotika diberhentikan pada hari ke-7.

5. Bila kultur positif antibiotika disesuaikan dengan hasil kultur.

6. Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium

menyokong infeksi, CRP tetap abnormal, maka diberikan Meropenem

i.v. dengan dosis 20 mg/kg BB/dosis tiap 12 jam i.v .Lama pemberian

antibiotika 10-14 hari. Pada kasus meningitis pemberian antibiotika

minimal 21 hari.

7. Pengobatan suportif meliputi :

Termoregulasi, terapi oksigen/ventilasi mekanik, terapi syok, koreksi

Page 10: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

asidosis metabolik, terapi hipoglikemi/hiperglikemi, transfusi darah,

plasma, trombosit, terapi kejang, transfusi tukar, imunoglobulin.

9. Edukasi Pada sepsis yang didiagnosis secara klinis, jangka waktu terapi 10-14

hari

Pada meningitis, jangka waktu terapi 14-21 hari

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad malam

Ad sanationam : dubia ad malam

Ad fungsionam : dubia ad malam

11. Tingkat Evidens

IV

12. Tingkat Rekomendasi

Level C

13. Penelaah Kritis

dr. Mahirina Marjeni, Sp.A, M.Kes

dr. Nurhudayah Jamaluddin, Sp.A, M.Kes

14. Indikator Medis

Gejala klinis sepsis tidak ada

Kultur darah negatif

80% Pasien sembuh dalam waktu 2 minggu

Page 11: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

15. Kepustakaan 1. Haque KN. Definitions of bloodstream infection in the newborn. Pediatr

crit Care Med 2005; 6(3): 45-9.

2. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG. Neonatology, management,

procedures, on call problems disease and drugs; edisi ke-6. New York:

Lange Books/Mc Graw-Hill, 2009; 665-72.

3. Khosim S, Indarso F, Irawan G, Hendrarto TW. Buku acuan pelatihan

pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar. Jakarta: Depkes RI,

2006; 92-7.

4. Puopolo KM. Bacterial and fungal infections. Dalam: Cloherty JP, Stark

AR, eds. Manual of neonatal care; edisi ke-7. Boston: Lippincott

Williams & Wilkins, 2012; 624-55.

5. Khosim MS, Surjono A, Setyowireni D, et al. Buku panduan manajemen

masalah bayi baru lahir untuk dokter, bidan dan perawat di rumah

sakit. Jakarta: IDAI, MNH-JHPIEGO, Depkes RI, 2004; 19-20.

6. Indrasanto E, Dharmasetiawani N, Rohsiswatmo R, Kaban RK. Buku

acuan pelatihan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi

komprehensif. Jakarta: Depkes RI, 2008; 213-20.

KEJANG DEMAM

1. Pengertian

(Definisi)

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu

tubuh (di atas 38°C), yang

disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Dibagi menjadi 2 yakni kejang

demam sederhana dan kejang demam kompleks

2. Anamnesis - Didapatkan riwayat panas disertai kejang

- Biasanya didapatkan riwayat kejang demam pada anggota keluarga yang

lain

3. Pemeriksaan

Fisik

Tidak spesifik

Pemeriksaan neurologi dalam batas normal

4. Kriteria

Diagnosis

Kejang Demam Sederhana (KDS) :

- Kejang berlangsung singkat, < 15 menit

- Kejang umum tonik dan atau klonik

- Tanpa gerakan fokal

- Tidak berulang dalam 24 jam Kejang Demam kompleks (KDK) :

- Kejang lama > 15 menit

- Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang

parsial

- Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

5. Diagnosis Kejang Demam

Page 12: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

6. Diagnosis

Banding

Diagnosis banding untuk kejang demam pertama kali:

1. Meningitis

2. Ensefalitis

3. Abses otak

7. Pemeriksaan

Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium rutin tidak dianjurkan, kecuali untuk

mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab (darah tepi,

elektrolit dan gula darah).

8. Terapi 1. Penanganan Pada Saat Kejang

• Menghentikan kejang: Diazepam dosis awal 0,3-0,5 mg/KgBB/dosis IV

(perlahan-lahan) atau 0,4- 0,6mg/KgBB/dosis rektal suppositoria. Bila

kejang masih belum teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20

menit kemudian.

•Turunkan demam : Antipiretik : Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen

5-10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan sehari 3-4 kali

Kompres : suhu >39°C : air hangat; suhu > 38°C : air biasa

• Pengobatan penyebab : antibiotik diberikan sesuai indikasi dengan

penyakit dasarnya.

2. Pencegahan Kejang

• Pencegahan berkala (intermiten) untuk KDS dengan Diazepam 0,1 m

g/KgBB/dosis PO dan antipiretik pada saat anak menderita penyakit

yang disertai demam.

9. Edukasi 1. Meyakinkan penderita bahwa kejang demam mempunyai prognosis

yang baik

2. Memberikan cara penanganan kejang yang benar

3. Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali

4. Tidak ada kontra indikasi pemberian vaksinasi pada penderita kejang

demam

5. Pemberian obat untuk mencegah frekuensi memang efektif tetapi

harus diingat adanya efek samping obat

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

Ad fumgsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat

Rekomendasi

C

13. Penelaah Kritis dr. Mahirina Marjeni, Sp.A, M.Kes

dr. Nurhudayah Jamaluddin, Sp.A, M.Kes

14. Indikator Medis - Hampir semua anak mempunyai prognosis yang baik

- Anak usia dibawah 12 bulan yang mengalami kejang demam mempunyai

kemungkinan sebesar 50% terjadi rekurensi .

- 80% Pasien akan sembuh dalam waktu 2 hari

15. Kepustakaan 1. American academy of pediatrics subcommittee on febrile seizures.

Febrile seizure: Guideline for the neurodiagnostic evaluation of the

child with a simple febrile seizure. Pediatrics 2011;127:389-94.

2. Kundu GK, Rabin F, Nandi ER, Sheikh N, Akhter S. Etiology and risk

factors of febrile seizure – an update. Bangladesh J Child Helath

2010;34:103-12.

3. American academy of pediatrics subcommittee on febrile seizures.

Page 13: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

Febrile seizures: clinical practice guidelines for the long-term

management of the child with simple febrile seizures. Pediatrics

2008;121:1281-6.

4. Berg AT, Shinnar S, Hausser WA, Leventhal JM. Predictors of

recurrent febrile seizure: a metaanalytic review. J Pediatr

1990;116:329-37

5. Shloma Shinnar. Dalam Swaiman KF. Ashwal S, Ferriero DM, Schor NF

ed. Pediatric neurology principles and practice. Edisi kelima.

Philadelphia: Elsevier; 2012. Hal 790-7.

PNEUMONIA

1. Pengertian

(Definisi)

Pneumonia adalah penyakit peradangan parenkim paru yang

disebabkan oleh berbagai macam etiologi. Terbanyak adalah virus

ataubakteri. Etiologi lain parasit dan aspirasi zat tertentu

2. Anamnesis Gejala yang timbul biasanya mendadak.

Dapat didahului denganinfeksi saluran nafas akut bagian atas. Gejala

umum: batuk, demam tinggi, nafas cepat dan sesak nafas. Pada keadaan

yang berat bisa didapatkan cyanosis

Pada anak yang besar bisa didapatkan nyeri dada.

Pada bayi muda sering menunjukkan gejala yang tidak khas seperti

hipotermi, penurunan kesadaran, kejang, sulit minum, dan perut

kembung

3. Pemeriksaan

Fisik

-12

bulan -

Inspiratory effort ditandai dengan retraksi dinding dada, nafas cuping

hidung

Gerakan dinding toraks dapat tertinggal pada daerah yang terkena

infeksi, perkusi normal atau redup, auskultasi paru dapat terdengar

terdengar suara nafas tambahan berupa ronki basah halus di lapangan

paru yang terkena.

Tanda lainnya adalah demam tinggi, sianosis, dan dapat ditemukan tanda

Page 14: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

dehidrasi.

Pada infeksi oleh kuman atipik (mycoplasma, chlamydia) gejalanya

tidak jelas maupun memberikan onset akut seperti diatas. Panas

seringkali tidak tinggi, batuk tidak produktif, tidak sesak, dan seringkali

disertai sakit kepala

dan malaise.

4. Pemeriksaan

penunjang

1. Foto polos dada

2. Hitung Leukosit dan differerential count

5. Kriteria

Diagnosis

1. Gejala Fisik sesuai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas

2. Pada foto polos dada terlihat infiltrat alveolar maupun interstitial

yang dapat ditemukan di seluruh lapangan paru. Kelainan

gambaran radiologis biasa sebanding dengan derajat klinis penyakit,

kecuali pada infeksi oleh kuman atipikal yang gambaran radiologis

lebih berat daripada keadaan klinis. Gambaran lain yang dapat

dijumpai berupa konsolidasi pada satu atau beberapa segmen

atau lobus paru, penebalan pleura pada pleuritis, atau adanya

komplikasi pneumonia berupa atelektasis, efusi pleura, abses

paru, pneumothorak, pneumomediastinum dan pneumatokel

3. Analisa Gas Darah menunjukkan keadaan asidosis respiratorik,

hipoksemia, sedang PaCO2 dapat rendah, normal atau meningkat

tergantung kompensasi yang terjadi. Dalam keadaan lanjut bisa

terjadi asidosis metabolik, dan gagal nafas.

4. Peningkatan hitung leukosit dengan hitung jenis bergeser ke kiri

pada infeksi bakterial

5. LED, CRP, dan procalcitonin meningkat pada infeksi bakterial

6. Pemeriksaan kultur darah dapat menunjang menentukan etiologi

terutama pada kasus nasokomial. Sedang kultur sputum dan

swab oropharyngeal sering terkontaminasi flora normal

6. Diagnosis Pneumonia

7. Diagnosis

Banding

1. Infeksi saluran pernafasan bawah lainnya (Bronkiolitis,

laringotrakeobronkitis)

2. Kelainan bawaan pada paru (cystic lung disease, bullae, hypoplasia,

dan lain sebagainya)

3. Payah jantung

4. Sepsis

5. Pada bayi karena gejalanya yang tidak khas dapat menyerupai sepsis,

meningitis dan ileus

Page 15: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

8. Terapi 1. Untuk pneumonia ringan dapat diterapi secara rawat jalan dapat

diberikan antibiotik peroral dengan amoksisilin 50-80 mg/kg/hari

dibagi dalam 3 dosis atau amoksisilin-asam klavulanat 50 mg/kg/hari

dibagi dalam 3 dosis, serta diberikan edukasi kepada orang tua

2. Untuk pneumonia berat dan sangat berat dianjurkan rawat inap dan

diberikan terapi:

Ampisilin 100 mg/kg/hari iv dibagi dalam 4 dosis atau ampisilin-

sulbaktam 100 mg/kg/hari iv dalam 4 dosis untuk

Community acquired pneumonia

Ceftriaxone 100 mg/kg/hari iv dibagi dalam 2 dosis atau

antibiotik sesuai kultur untuk Hospital acquired pneumonia

Lama pemberian antibiotik tergantung : kemajuan klinis

penderita, hasil pemeriksaan laboratoris, foto thorak dan jenis

kuman penyebab. Sebagian besar membutuhkan waktu 10-14 hari

Oksigenasi, dapat diberikan secara nasal atau masker sesuai

keadaan klinis. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan

ventilasi mekanik.

Pemberian cairan dan kalori yang cukup

Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang terjadi.

3. Untuk dugaan pneumonia atipik dapat diberikan eritromisin 50

mg/kg/hari dibagi 3-4 dosis, atau spiramisin 50 mg/kg/hari dibagi

3-4 dosis, atau klaritromisin 15 mg/kg/hari dibagi 2 dosis selama

10-14 hari.

4. Untuk dugaan Pneumonia Pneumocystic carinii dapat diberikan

kotrimoksasol 20 mg/kg/hari dibagi 4 dosis.

5. Untuk keadaan khusus lainnya dapat diberikan Anti viral (Acyclovir,

Gancyclovir) pada pneumonia karena Cyto

Megalous Virus (CMV), Anti jamur (Amphotericin B, Ketoconazole,

Fluconazole) pada pneumonia karena jamur, Imunoglobulin pada

keadaan imunodefisiensi terutama imunitas humoral

9. Edukasi 1. Pemberian imunisasi untuk mencegah pneumonia

2. Pengobatan secara dini bila didapatkan gejala infeksi saluran

pernafasan

3. Pemberian ASI pada saat bayi dan pemberian nutrisi yang cukup saat

anak-anak

4. Lingkungan rumah yang cukup ventilasi dan sinar matahari

5. Untuk pneumonia ringan yang dirawat jalan harus dipastikan

antibiotik dikonsumsi secara lengkap dan kontrol secara teratur

6. Untuk pneumonia berat sebaiknya di rawat inap dan memerlukan

jangka waktu tertentu sampai pneumonianya dapat membaik

10. Prognosis Pneumonia ringan

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

Pneumonia berat dan sangat berat

Ad vitam : dubia ad malam

Ad sanationam : dubia ad malam

Page 16: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

Ad fungsionam : dubia ad malam

11. Tingkat

Evidens IV

12. Tingkat

Rekomendasi C

13. Penelaah Kritis dr. Mahirina Marjeni, Sp.A, M.Kes dr. Nurhudayah Jamaluddin, Sp.A, M.Kes

14. Indikator Medis 1. Perbaikan gejala klinis 2. Perbaikan radiologis 3. Perbaikan parameter laboratorium

15. Kepustakaan 1. Lichenstein R, Suggs AH, Campbell J. Pediatric pneumonia. Emerg Med

Clin N Am 2003; 21 : 437-51.

2. Sectish TC, Prober CG. Pnemonia. Dalam : Behrman RE, Kleigman RM,

Jenson HB, penyunting. NelsonTextbook of Pediatrics. Edisi ke-17.

Philadelphia : WB Saunders, 2003 : 1432-5.

3. Gaston B. Pneumonia. Pediatr Rev 2002 : 23 : 132-40

4. Lichenstein R, Suggs AH, Campbell J. Pediatric pneumonia. Emerg Med

Clin N Am 2003; 21: 437-51

5. Sandora TJ, Harper MB. Pneumonia in hospitalized children. Pediatr

Clin N Am 2005; 52: 1059-81

6. Mc Intosh K. Community-acquired pneumonia in children. N Eng J Med

2002; 346: 429-36

7. Stein RT, Marostica PJC. Community-acquired bacterial pneumonia.

Dalam: Chernick V, Boat TF, Wilmott RW, Bush A, penyunting. Kendig’s

disorders of the respiratory tract in children, Edisi ke-7. Philadelphia:

Saunders Elsevier, 2006; 441-52.

8. Apisamthanarak A, Mundy LM. Etiology of community-acquired

pneumonia. Clin Chest Med 2005; 26: 47-55

9. Crawford SE, Dawn RS. Bacterial pneumonia, lung abscess and

empyema. Dalam: Taussig LM, Landau LI, penyunting. Pediatric

respiratory medicine, Edisi ke-2. Philadelphia: Mosby Elsevier, 2008;

501-54

DIARE AKUT DEHIDRASI BERAT

Page 17: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

1. Pengertian (Definisi) Diare adalah keluarnya tinja cair lebih dari tiga kali/24 jam.

Diare akut: Diare yang berlangsung paling lama 14 hari. Diare berdarah

adalah episode diare akut dengan darah dalam tinja

Dehidrasi berat: dehidrasi >10% untuk bayi dan >9% untuk anak dan

menunjukkan tanda gangguan alat vital tubuh (somnolen, koma,

Kussmaul, gangguan dinamik sirkulasi) dan memerlukan pemberian

cairan-elektrolit parenteral.

2. Anamnesis Onset, frekuensi, kuantitas dan karakter diare (cair, adanya lendir dan

atau darah) dan muntah (adanya darah, bilious).

Panas

Kembung

Adanya dehidrasi : mata cowong, air mata kering, buang air kecil

berkurang, sesak, kejang, dan gangguan kesadaran

Adanya penyakit penyerta lain

Riwayat penyakit dan pengobatan sebelumnya

Intake

Adanya intoleransi laktosa yang ditandai dengan diare cair, kembung,

iritasi pada pantat

3. Pemeriksaan Fisik Pengukuran berat badan

Kesadaran

Tanda vital

Mata cowong

Adanya air mata

Turgor kulit

Bising usus

Extremitias (perfusi, capillary refill time)

Derajat dehidrasi ditentukan dengan kriteria WHO :

Dehidrasi berat : Minimal dua gejala: Letargi/ penurunan

kesadaran, mata cowong, malas minum ataupun turgor kulit

sangat menurun (≥2 detik)

Dehidrasi ringan-sedang : Minimal dua gejala, atau satu gejala

dehidrasi berat dan satu gejala: Anak gelisah / iritabel, Mata cowong,

Anak tampak haus / ingin minum banyak ataupun Turgor kulit menurun

Tidak dehidrasi apabila tidak cukup gejala untuk klasifikasi dehidrasi

berat atau ringan-sedang

4. Pemeriksaan

Penunjang

Analisa feses, urine, Darah lengkap, serum elektrolit, fungsi ginjal,

5. Kriteria Diagnosis Gejala klinis

Derajat dehidrasi

Komplikasi (apabila terjadi)

6. Diagnosis Diare akut dehidrasi berat

7. Diagnosis Banding Apendisitis akut

Intususepsi

Infeksi saluran kemih

Page 18: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen

8. Terapi Rehidrasi : beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat / Ringer Asetat (atau

bila tidak tersedia, dapat diberikan NaCl 0.9%) yang dibagi sebagai

berikut

Usia <12 bulan : 30 ml/kg dalam 1 jam dilanjutkan 70 ml/kg dalam 5

jam berikutnya

Usia ≥12 bulan : 30 ml/kg dalam 30 menit dilanjutkan 70 ml/kg dalam 2 ½ jam berikutnya Dapat diulang jika

denyut nadi masih sangat lemah / tidak teraba

Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika status hidrasi belum

membaik, beri tetesan intravena lebih cepat. Juga beri oralit (5

ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum ; biasanya setelah 3-4jam

(bayi) atau 1-2 jam (anak).

Makanan tetap diberikan, ASI maupun formula diteruskan.

Zinc selama 10-14 hari dengan dosis

10mg/hari (untuk anak di bawah 6

bulan) dan 20mg/hari (untuk anak di

atas 6 bulan).

Antibiotika diberikan pada kasus tertentu

Vitamin A 100.000 IU IM (untuk anak di atas 1 tahun); 50.000 IU

(untuk anak di bawah 1 Tahun). Probiotik : 1 kapsul/1 bungkus

per hari.

Pengobatan problem penyerta (gangguan

elektrolit, keseimbangan asam basa) Obat-

obat antidiare tidak dianjurkan.

9. Edukasi Menjaga higiene dan sanitasi Tanda-tanda dehidrasi

Tetap memberikan ASI

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam

Ad sanationam : dubia ad bonam/malam

Ad fumgsionam : dubia ad bonam/malam

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi C

13. Penelaah Kritis dr. Mahirina Marjeni, Sp.A, M.Kes

dr. Nurhudayah Jamaluddin, Sp.A, M.Kes

14. Indikator Medis 80% penderita akan sembuh dalam waktu 7 hari Tidak dehidrasi

Diare berkurang

15. Kepustakaan WHO. Pocket book of Hospital care for children. 2005 UKK

Gastrohepatologi IDAI. Modul Diare. 2010

UKK Gastrohepatologi. Buku Ajar Gastrohepatologi 2010

Suparto, P. Studi mengenai Gastroenteritis Akuta Dengan Dehidrasi

Pada Anak Melalui Pendekatan Epidemiologi Klinik Desertasi, 1987.

Larry K.Pickering and John D.Snyder. Gastroenteritis. In: Nelson.

Texbook of Pediatrics. Saunders, Philadelphia, Edisi 17 2004; p.1272-

1276.

Page 19: HIPOGLIKEMIA - rsudbataraguru.co.id 05-09-22-PPK Anak.p… · GIR ( glucose infusion rate ) 6-8 mg/kg/menit. Glukagon membantu dalam pemecahan glikogen. Pada kondisi cadangan glikogen