Hipertiroidisme

download Hipertiroidisme

of 5

Transcript of Hipertiroidisme

HIPERTIROIDISME

Hipotiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormone tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikosis meruapakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid.Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun.

EtiologiPenyebab hipertiroid diantaranya adenoma hipofisis, penyakit graves, nodul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan pengobatan hipotiroid.Adenoma hipofisis, penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofise dan jarang terjadi.1. Penyakit GravesPenyakit Graves atau toksik goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibodi yang disebut thyroid-stimulaing immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid. TSI meniru tindakan TSH dan merangsang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak. Penyakit ini dicirikan adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid (goiter) dan eksoftalmus (mata yang melotot). 2. TiroiditisMerupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti streptococcus pyogenes, staphylococcus aureus dan pneumococcus pneumonia. Reaksi peradangan menimbulkan pembesaran kelenjar tiroid, kerusakan dan peningkatan jumlah hormone tiroidTiroiditis dikelompokkan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis post partum, dan tiroiditis tersembunyi. Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Tiroiditis postpartum terjadi setelah 8 persen wanita setelah beberapa bulan melahirkan. Penyebabnya diyakini karena autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis subakut, tiroiditis wanita dengan postpartum sering mengalami hipotiroidisme sebelum kelenjar benar-benar sembuh. Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan karena autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga terjadi pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi dapat mengakibatkan tiroiditis permanen.3. Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan sintesis hormon tiroid.4. Terapi hipotiroid, pemberian obat-obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi hormon tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah hormon tiroid.

PatofisiologiPasien dengan hipertiroid menunjukkan adanya sekresi hormon tiroid yang lebih banyak, karena berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrolmelalui mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid ini menyebabkan peningkatan metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabkan peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan metabolik, sehingga berat badan pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan protein otot juga berkurang.Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergik, sehingga denyut nadi menjadi lebih cepat, peningkatan kardiak output, stroke volume, aliran darah perifer serta respon adrenergik lainnya. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap sekresi dan metabolisme hipotalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon gonad, sehingga pada individu yang belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual, sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi tidak teratur.

Manifestasi Klinis1. Sistem kardiovaskuler: meningkatnya heart rate, stroke volume, kardiak output, peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan darah sistole dan diastole meningkat 10-15mmHg, palpitasi, disritmia, kemungkinan gagal jantung, edema.2. Sistem pernapasan; pernapasan cepat dan dalam, bernapas pendek, penurunan kapasitas paru.3. Sistem perkemihan; retensi cairan, menurunnya output urin.4. Sistem gatrointestinal; meningkatkan peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan, diare, peningkatan penggunaan cadangan adipose dan protein, penurunan serum lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah dan kram abdomen.5. Sistem muskuloskeletal; keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan, tremor.6. Sistem integumen; berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak toleran panas, keadaan rambut lurus, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.7. Sistem endokrin; biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.8. Sistem saraf; menngkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup, gelisah, emosi tidak stabil seperti kecemasan, curiga, tegang dan emosional.9. Sistem reproduksi; amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunnya libido, impoten.10. Eksoftalmus; yaitu keadaan dimana bola mata menonjol kedepan seperti mau keluar. Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata ke depan sehingga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.

Komplikasi1. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan karena penumpukan cairan pada rongga orbita belakang bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.2. Penyakit jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung.3. Stroma tiroid (tirotoksikosis), pada periode akut pasien mengalami dengan demam tinggi, takikardia berat, delirium, dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan dengan tirotoksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi, ablasi tiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya ssodium ioded intravena, glucocorticoid, dexshametasone dan propylthiourasil oral. Beta-blockers diberikan untuk menurunkan efek stimulasi saraf saimpatetik dan takikardia.

Test Diagnosis1. Pemeriksaan laboratorium Serum T3, terjadi peningkatan (N: 70 250 ng/dl atau 1,2 3,4 Sl unit). Serum T4, terjadi peningkatan (N: 4 12 mcg/dl atau 51 154 Sl unit) In deks T4 bebas, meningkat (N: 0,8 2,4 ng/dl atau 10 31 Sl unit) T3RU, meningkat (N: titer < 1 : 100) TRH stimulation test, menurun atau tidak ada respon TSH Tiroid antibodi antiglobulan antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada penyakit Graves.2. Test penunjang lainnya CT Scan Tiroid; mengetahui posisi, ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI) diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar tiroid. Normalnya tiroid akan mengambil iodine 5 35 % dari dosis yang diberikan setelah 24 jam. Pada pasien hipertiroid akan meningkat. USG; untuk mengetahui ukuran dan komposisis dari kelenjar tiroid apakah massa atau nodule. EKG; untuk menilai kerja jantung, mengetahui adanya takikardia, atrial fibrilasi dan perubahan gelombang P dan T.

PenatalaksanaanTujuan pengobatan adalah untuk membawa tingkat hormon tiroid ke keadaan normal, sehingga mencegah komplikasi jangka panjang dan mengurangi gejala tidak nyaman. Tidak bekerja pengobatan tunggal untuk semua orang. Tiga pilihan pemberian obat-obatan, terapi radioiod, dan pembedahan.1. Obat-obatan anti tiroid (OAT) Propylthiourasil (PTU), merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi mempunyai efek samping agranulocitosis sehingga sebelum diberikan harus dicek sel darah putihnya. PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan 100 mg. Methimazole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi hormon tiroid dalam tubuh. Obat ini mempunyai efek samping agranulositosis, nyeri kepala, mual muntah, diare, jaundisce, ultikaria. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 5 dan 20 mg. Adrenergik bloker, seperti propanolol dapat diberikan untuk menontrol saraf simpatik, misalnya adanya takikardi, palpitasi, tremor. Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis tinggi, PTU 300-600 mg/hr atau methimazole 40 50 mg/hari.2. RadioterapiRadioaktif iodine-131, yodium radioaktif secara bertahap akan menghancurkan sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan produksi hormon tiroid.3. Bedah TiroidPembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidektomi). Operasi efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang mungkin terjadi pada pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan saraf kelenjar tiroid4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein, 3000 4000 kalori.

Referensi : Tartowo, NS. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: Trans Info Media