Menurut agama ada tujuh arti penting pernikahan

Di tinjau dari segi agama, setidaknya ada tujuh arti penting pernikahan1. Perubahan atau Komitmen untuk berubah

Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan kewasaan. Kalau pada periode pertama yaitu masa anak anak dan remaja, kita lebih mengedapankan unsure hak daripada kewajiban. Seiring bertambahnya usia, unsur kewajiban meningkat sedikit demi sedikit. Remaja mempunyai kewajiban lebih besar daripada anak anak begitu juga dewasa mempunyai kewajiban yang lebih besar dari remaja. Pernikahan merupakan titik tolak yang menjadikan unsur kewajiban menjadi dominan. Pada pernikahan diharapkan tercipta komitmen untuk menjadi dewasa, dimana unsur kewajiban lebih menonjol dibandingkan tuntutan hak.

Pendewasaan ini punya arti penting sebagai suatu lompatan, sebagai persiapan untuk saat terakhir yaitu kematian. Kalau tidak dipaksakan, tentunya kita tidak akan punya persiapan untuk menghadapi saat terakhir tadi. Terkadang, padangan muda menikah tanpa komitmen sehingga pernikahan kandas di tengah jalan.

Bila remaja menikah karena kekhawatiran akan terjadi zina tanpa adanya penekanan komitmen untuk mendewasakan diri, unsur seksuallah yang mendominasi sedang unsur tanggung jawab dikesampingkan. Akibatnya, karena mereka tidak mengubah gaya hidup remajanya yang selalu menuntut hak kepada orang tuanya, mereka tidak siap dengan kewajiban kewajiban yang mesti mereka emban. Pada saat istrinya meregang nyeri saat persalinan, suaminya tidak hadir atau bahkan pada saat yang sama, suaminya tertangkap di klab malam karena kasus narkoba. Walhasil, tak lama kemudian mereka bercerai.

2. Menyempurnakan agamaKita tahu bahwa menikah adalah bagian dari agama. Di dalam Al Quran kita temukan banyak aturan tentang pernikahan. Hal ini menunjukkan betapa Islam mementingkan arti pernikahan. Alangkah baiknya jika pernikahan digunakan untuk mematangkan derajat keagamaan kita. Karenanya, aturan aturan agama harus disosialisaikan dan dibahas terlebih dahulu pada pasangan yang akan menikah. Mungkin aturannya sudah ada, tapi di lapangan hal ini tidak nampak.

3. Mencari ridho Allah

Harus diingat bahwa mencari ridho Allah SWT selain mendapatkan kebahagiaan juga akan banyak menghadapi cobaan dan godaan. Pernikahan yang mulus, indah, menyenangkan merupakan sarana menuju surga. Bahkan pernikahan yang sangat buruk (suami mabuk mabukan, judi, dll) juga merupakan sarana menuju surga jika disikapi dengan benar, sabar dan lapang dada.Pernikahan yang buruk dapat menjadi ujian terbaik untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Kebanyakan pernikahan kandas di tengah jalan karena masing masing pasangan merasa bukan sebuah kesatuan. Mereka lupa bahwa mereka sendiri yang minta dipersatukan oleh Allah SWT. Itulah kenapa perceraian meskipun halal sangat dibenci oleh Allah SWT (Wallahualam). Kalau suami istri mementingkan egonya sendiri, memandang permasalahan pernikahan dari segi dirinya sendiri (dengan dalih harga diri, gengsi, atau merasa terhina), mereka tidak akan lagi memandang pernikahan sebagai satu kesatuan yang dapat berjalan sinergis.4. Mencapai kelaurga sakinah, mawadah wa rohmahPernikahan ideal hanya akan tercapai melalui upaya yang kuat untuk saling memahami dan menyesuaikan diri sambil mendekatkan diri pada Allah SWT.5. Menjauhkan diri dari perzinaanBila sudah menikah, pikiran kotor (piktor) akan hilang sendiri, memori seksual dalam otak akan di hapus dengan sendirinya sehingga daya kita pikir kita tentunya akan makin baik. Ibarat komputer yang baru dibersihkan dari virus dan juga sampah.6. Mencegah timbunya penyakitPenyakit yang dimaksud di sini lebih menitik beratkan pada penyakit kelamin. Penyakit ini merupakan penyakit tertua di dunia karena kelamahan dasar manusia pada kesetiaan. Tidak mungkin penyakit ini timbul setelah penikahan kecuali ada ketidakjujuran.7. Fungsi reproduksiPerintah Allah bahwa manusia menjadi khalifah di muka bumi tidak akan terwujud jika jumlah manusia berkurang atau bahkan musnah kerena tidak bereproduksi.***