Hidrogeologi Kawasan Bandung Utara: uji infiltrasi
-
Upload
dasapta-erwin-irawan -
Category
Environment
-
view
349 -
download
16
Transcript of Hidrogeologi Kawasan Bandung Utara: uji infiltrasi
Presentasi:
HIDROGEOLOGI KAWASAN
BANDUNG UTARA
Oleh:
Dasapta Erwin Irawan, Budi Brahmantyo, dan tim
KK Geologi Terapan
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB
Disampaikan di:
Ruang Rapat Bidang PPE, Bappeda Provinsi Jawa Barat
25 Mei 2011
Follow
@d_erwin_irawan
2
Tedi Cahyadi (2011)
Zidni Ilman Muntaha (2011)
M. Rizki Ramadhan (2011)
Jaka Satria Budiman (2012)
Ali Lukman (2011)
Tim lengkap
• Pembimbing:
– D. Erwin Irawan
– Budi Brahmantyo
• Nara sumber:
– Prof. Deny Juanda P.
• Mahasiswa:
– Zidni I.M
– Tedy C.
– Jaka S.B.
– Arif
– Rizky
– Ali L.
3
UMUM
4
5
Tiga Sistem Hidrologi(Castany, 1982, Bases of the scientific study of groundwater, International
symposium on the computation of groundwater balance, Unesco)
6
Cekungan airtanah (Groundwater basin)
• Cekungan air tanah
(UU No. 7/2004 dan PP No. 43/2008 tentang Air Tanah)
Suatu wilayah yang dibatas oleh batas hidrogeologis,
tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah
berlangsung.
Groundwater basin
An alluvial aquifer or a stacked series of alluvial aquifers with
reasonably well-defined boundaries in a lateral direction and having a
definable bottom (Department of water resources, California,
http://www.water.ca.gov/groundwater/groundwater_glossary.cfm)
7
8(IAH, 1997)
9
Pola kontur
isopotensial dan
muka airtanah
CEKUNGAN AIR TANAH
BANDUNG-SOREANG
10
11
Peneliti sebelumnya
A. Geologi Regional
1. Silitonga, P.H., 1973, Peta Geologi Lembar Bandung, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
2. Deptamben, 1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Deptamben
3. Koesoemadinata, R.P. dan Hartono, D., 1981, Stratigrafi dan Sedimentasi Daerah Bandung, Prosiding Ikata Ahli Geologi Indonesia, Bandung.
4. Soetoyo dan Hadisantono, R.D., 1992, Peta Geologi Gunungapi Tangkuban Perahu/Kompleks Gunungapi Sunda, Jawa Barat, Directorate Volkanologi, Bandung.
5. Dam, M.A.C, 1994, The Late Quarternary Evolution of The Bandung Basin, West Java, Indonesia, Amsterdam, The Netherlands.
12
Peneliti sebelumnya
B. Hidrogeologi
- Studi Regional
1. Geyh, M.A., 1990, Isotopic Hydrological Study in the Bandung Basin Indonesia, Project CTA 108, Environmental Geology for Land Use and Regional Planning.
2. IWACO, WASECO, 1990, West Java Provincial Water Sources Master Plan for Water Supply, Kabupaten Bandung, Groundwater Resources, Directorate General Cipta Karya, Jakarta, Volume A.
- Studi Khusus
1. Sudarto Notosiswojo, 1989, Thermalwasser im Vulkangebiet Tangkuban Perahu bei Bandung, Dissertation, Rheinisch-Westfalischen Technischen Hoch schule.
2. Bambang Sunarwan, 1997, Penerapan Metoda Hidrokimia – Isotop Oksigen – 18 (18O), Deuterium (2H) dan Tritium (3H) dalam Karakterisasi Akifer Airtanah pada Sistem Akifer Bahan Volkanik. Studi Kasus Kawasan Padalarang – Cimahi –Lembang, Bandung, Tesis Magister, tidak dipublikasikan.
3. Jhonny P. Marpaung, 2003, Karakteristik Sistem Airtanah Daerah Gunungapi. Studi Kasus: Kompleks Gunungapi Tangkuban Perahu, Burangrang, dan Bukit Tunggul., Tesis magister ITB, Tidak dipublikasikan.
4. Hendarmawan, Mitamura, Kumai, 2005, Water Temperatur and Electrical Conductivity of Springs on The Volcanic Slope in A Tropical Region: A Case Study on Lembang Area, West Java, Indonesia
Morfologi
regional
Cekungan
Bandung
(Nossin, 1992)
13
14
Sketsa Cekungan Bandung
15
Dari Peta Geologi
Lembar Bandung
Skala (original) 1:100.000
Silitonga, 1972
Sangat tua
Tua
Muda
Muda
Muda
Tua
Andesitis-dasitis
PliosenEndapan danau
16
(Soetrisno, 1993)
17
Stratigrafi
UMUR
SATUAN
STRATIGRAFI
SIM
BO
L
LITOLOGI
Holosen Aluvial dan Koluvial
Bahan lepas tak terkonsolidasi,
lempung-bongkah
Plistosen
Atas
Formasi Kosambi
Lempung tufan, batupasir tufan, kerikil
tufan setempat membentuk lapisan
mendatar dengan sisipan breksi,
mengandung sisa-sisa tumbuhan dan
moluska air tawar, ketebalan 0–125
Hasil gunung api muda
Breksi gunungapi, lapili, lava dan
pasir tufan: lava muda, breksi dan
aglomerat, tuf, breksi lahar mengan-
dung sedikit batuapung dan lava; dan
hasil gunungapi tak teruraikan
KU
AR
TE
R
Plistosen
Tengah
Plistosen
Bawah
TE
RS
IER
Pliosen
Hasil gunungapi
Tua
Perselingan antara breksi gunungapi,
lahar dan lava. Lahar dan lava andesit-
basaltan hasil kelompok gunungapi tua;
breksi gunungapi, aliran lahar dan lava
berkekar; tuf gelas mengandung batu
apung dan obsidian berukuran lapili
hingga bom dan lava basalt hasil
gunungapi tak-teruraikan.
20
Identifikasi DHL [EC] terhadap 45 mataair
di sekitar Patahan Lembang [Hendarmawan et,al, 2005]
21
Identifikasi DHL [EC] terhadap 45
mataair di sekitar Patahan
Lembang [Hendarmawan et,al, 2005]
22
Identifikasi zona imbuhan dan pemunculan mataair
[Marpaung, 2003]
Kawasan Imbuhan tersebar pada ketinggian 700-1000 mdpl
dan pada ketinggian > 1300 mdpl
23
Distribusi 35 mataair yang diobservasi [Marpaung, 2003]
24
Ringkasan Sistem Akifer [Marpaung, 2003]
Patahan Lembang
1300mdpl
25
Sifat kimia-fisika 69 mataair dan sumur gali[Sunarwan, 1997]
T >
26
Kajian asal mula airtanah menggunakan
relasi isotop 18O dan 2H [Bambang Sunarwan, 1997]
Contoh airtanah bebas dan airtanah tertekan mempunyai karakter
air meteorik yang dominan
27
Utara [Cijonggol] -Selatan [Sukajadi]
[Bambang Sunarwan, 1997]
HASIL KEGIATAN
28
Daerah seluas 350 km2
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
(Gn.
Wala
t)
FM
. B
AY
AH
TE
NG
AH
O L
I G
O S
E N
FM
. B
AT
UA
SIH
A K
H I R
N 1
–N
4
FM
. R
AJA
MA
ND
AL
A
Sat.
Napal
Sat.
Bt.
gam
pin
g
N 5
–
N 8
A W
A
L
FM
. C
ITA
RU
M
M I
O S
E N
FM
. S
AG
ULIN
G
N 9
–
N 1
3
T E
N G
A H
PLE
IST
OS
EN
VO
LK
AN
IK
KU
AR
TE
R
UMURFOR-
MASILITO-
LOGI D E S K R I P S I
Tuf, breksi volkanik, lahar,
dan lain-lain
Breksi volkanik, aliran debris bawah
laut (turbidit proksimal)
Perselingan batupasir, lanau,
dan batulempung. Memperlihatkan
sekuens turbidit bawah laut distal
Napal, serpih dengan sisipan
batupasir
Batugamping, terumbu koral –
batugamping foraminifera-ganggang;
berlapis hingga masif
Batulempung gampingan / napal,
Abu-abu gelap hingga kehijauan,
mengandung globigerina
Batupasir konglomeratan kuarsa,
terpilah buruk, keras, kompak,
silang siur
?
400 m
300 –
750 m
100 –
400 m
850 m
>1750 m
ketebalan
Koesoemadinata dan Hartono, 1984
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
A
B
A B
LEGENDA
Satuan Tuf Pasir
Satuan Lava Basalt
Satuan Tuf Fragmen
Satuan Breksi Piroklastik
U
Peta dan penampang
dibuat dalam skala 1:25.000
(bukan skala dalam slide )
LEGENDA
Satuan Tuf Pasir
Satuan Lava Basalt
Satuan Tuf Fragmen
Satuan Breksi Piroklastik
U
Peta dan penampang
dibuat dalam skala 1:25.000
(bukan skala dalam slide )
A B
A B
LEGENDA
Satuan Tuf Pasir
Satuan Lava Basalt
Satuan Tuf Fragmen
Satuan Breksi Piroklastik
U
Peta dan penampang
dibuat dalam skala 1:25.000
(bukan skala dalam slide )
A
B
A B
LEGENDA
Satuan Tuf Pasir
Satuan Lava Basalt
Satuan Tuf Fragmen
Satuan Breksi Piroklastik
U
Peta dan penampang
dibuat dalam skala 1:25.000
(bukan skala dalam slide )
Data Infiltrasi (Satuan Breksi Gunungapi)
35
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
1 Tuf pasir 0,1 Jumlah titik 7 titik
2 Tuf pasir 0,13 Rata-rata 0,10 cm/menit
3 Tuf pasir 0,06 Maks 0,13 cm/menit
4 Tuf pasir 0,11 Min 0,06 cm/menit
5 Tuf pasir 0,08
6 Tuf pasir 0,12
7 Tuf pasir 0,09
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
10 Lava basalt 0,11 Jumlah titik 9 titik
11 Lava basalt 0,02 Rata-rata 0,05 cm/menit
12 Lava basalt 0,05 Maks 0,11 cm/menit
13 Lava basalt 0,05 Min 0,02 cm/menit
14 Lava basalt 0,02
15 Lava basalt 0,09
16 Lava basalt 0,09
17 Lava basalt 0,03
18 Lava basalt 0,02
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
10 Tuf fragmen 0,21 Jumlah titik 9 titik
11 Tuf fragmen 0,22 Rata-rata 0,30 cm/menit
12 Tuf fragmen 0,35 Maks 0,49 cm/menit
13 Tuf fragmen 0,45 Min 0,19 cm/menit
14 Tuf fragmen 0,32
15 Tuf fragmen 0,19
16 Tuf fragmen 0,49
17 Tuf fragmen 0,23
18 Tuf fragmen 0,22
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
20 Breksi gunung api 0,24 Jumlah titik 11 titik
21 Breksi gunung api 0,11 Rata-rata 0,25 cm/menit
22 Breksi gunung api 0,42 Maks 0,73 cm/menit
23 Breksi gunung api 0,09 Min 0,08 cm/menit
24 Breksi gunung api 0,73
25 Breksi gunung api 0,12
26 Breksi gunung api 0,08
27 Breksi gunung api 0,32
28 Breksi gunung api 0,31
29 Breksi gunung api 0,14
30 Breksi gunung api 0,16
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan laju infiltrasi
Data Infiltrasi (Satuan Tuf fragmen)
36
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
1 Tuf pasir 0,1 Jumlah titik 7 titik
2 Tuf pasir 0,13 Rata-rata 0,10 cm/menit
3 Tuf pasir 0,06 Maks 0,13 cm/menit
4 Tuf pasir 0,11 Min 0,06 cm/menit
5 Tuf pasir 0,08
6 Tuf pasir 0,12
7 Tuf pasir 0,09
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
10 Lava basalt 0,11 Jumlah titik 9 titik
11 Lava basalt 0,02 Rata-rata 0,05 cm/menit
12 Lava basalt 0,05 Maks 0,11 cm/menit
13 Lava basalt 0,05 Min 0,02 cm/menit
14 Lava basalt 0,02
15 Lava basalt 0,09
16 Lava basalt 0,09
17 Lava basalt 0,03
18 Lava basalt 0,02
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
10 Tuf fragmen 0,21 Jumlah titik 9 titik
11 Tuf fragmen 0,22 Rata-rata 0,30 cm/menit
12 Tuf fragmen 0,35 Maks 0,49 cm/menit
13 Tuf fragmen 0,45 Min 0,19 cm/menit
14 Tuf fragmen 0,32
15 Tuf fragmen 0,19
16 Tuf fragmen 0,49
17 Tuf fragmen 0,23
18 Tuf fragmen 0,22
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
20 Breksi gunung api 0,24 Jumlah titik 11 titik
21 Breksi gunung api 0,11 Rata-rata 0,25 cm/menit
22 Breksi gunung api 0,42 Maks 0,73 cm/menit
23 Breksi gunung api 0,09 Min 0,08 cm/menit
24 Breksi gunung api 0,73
25 Breksi gunung api 0,12
26 Breksi gunung api 0,08
27 Breksi gunung api 0,32
28 Breksi gunung api 0,31
29 Breksi gunung api 0,14
30 Breksi gunung api 0,16
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan laju infiltrasi
Data Infiltrasi (Satuan Lava basalt)
37
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
1 Tuf pasir 0,1 Jumlah titik 7 titik
2 Tuf pasir 0,13 Rata-rata 0,10 cm/menit
3 Tuf pasir 0,06 Maks 0,13 cm/menit
4 Tuf pasir 0,11 Min 0,06 cm/menit
5 Tuf pasir 0,08
6 Tuf pasir 0,12
7 Tuf pasir 0,09
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
10 Lava basalt 0,11 Jumlah titik 9 titik
11 Lava basalt 0,02 Rata-rata 0,05 cm/menit
12 Lava basalt 0,05 Maks 0,11 cm/menit
13 Lava basalt 0,05 Min 0,02 cm/menit
14 Lava basalt 0,02
15 Lava basalt 0,09
16 Lava basalt 0,09
17 Lava basalt 0,03
18 Lava basalt 0,02
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
10 Tuf fragmen 0,21 Jumlah titik 9 titik
11 Tuf fragmen 0,22 Rata-rata 0,30 cm/menit
12 Tuf fragmen 0,35 Maks 0,49 cm/menit
13 Tuf fragmen 0,45 Min 0,19 cm/menit
14 Tuf fragmen 0,32
15 Tuf fragmen 0,19
16 Tuf fragmen 0,49
17 Tuf fragmen 0,23
18 Tuf fragmen 0,22
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
20 Breksi gunung api 0,24 Jumlah titik 11 titik
21 Breksi gunung api 0,11 Rata-rata 0,25 cm/menit
22 Breksi gunung api 0,42 Maks 0,73 cm/menit
23 Breksi gunung api 0,09 Min 0,08 cm/menit
24 Breksi gunung api 0,73
25 Breksi gunung api 0,12
26 Breksi gunung api 0,08
27 Breksi gunung api 0,32
28 Breksi gunung api 0,31
29 Breksi gunung api 0,14
30 Breksi gunung api 0,16
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan laju infiltrasi
Data Infiltrasi (Satuan Tuf pasir)
38
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
1 Tuf pasir 0,1 Jumlah titik 7 titik
2 Tuf pasir 0,13 Rata-rata 0,10 cm/menit
3 Tuf pasir 0,06 Maks 0,13 cm/menit
4 Tuf pasir 0,11 Min 0,06 cm/menit
5 Tuf pasir 0,08
6 Tuf pasir 0,12
7 Tuf pasir 0,09
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
10 Lava basalt 0,11 Jumlah titik 9 titik
11 Lava basalt 0,02 Rata-rata 0,05 cm/menit
12 Lava basalt 0,05 Maks 0,11 cm/menit
13 Lava basalt 0,05 Min 0,02 cm/menit
14 Lava basalt 0,02
15 Lava basalt 0,09
16 Lava basalt 0,09
17 Lava basalt 0,03
18 Lava basalt 0,02
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
10 Tuf fragmen 0,21 Jumlah titik 9 titik
11 Tuf fragmen 0,22 Rata-rata 0,30 cm/menit
12 Tuf fragmen 0,35 Maks 0,49 cm/menit
13 Tuf fragmen 0,45 Min 0,19 cm/menit
14 Tuf fragmen 0,32
15 Tuf fragmen 0,19
16 Tuf fragmen 0,49
17 Tuf fragmen 0,23
18 Tuf fragmen 0,22
Kode Satuan batuan
Laju infiltrasi akhir
(cm/menit)
20 Breksi gunung api 0,24 Jumlah titik 11 titik
21 Breksi gunung api 0,11 Rata-rata 0,25 cm/menit
22 Breksi gunung api 0,42 Maks 0,73 cm/menit
23 Breksi gunung api 0,09 Min 0,08 cm/menit
24 Breksi gunung api 0,73
25 Breksi gunung api 0,12
26 Breksi gunung api 0,08
27 Breksi gunung api 0,32
28 Breksi gunung api 0,31
29 Breksi gunung api 0,14
30 Breksi gunung api 0,16
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan laju infiltrasi
Ringkasan
39
LEGENDA
Satuan Tuf Pasir
Satuan Lava Basalt
Satuan Tuf Fragmen
Satuan Breksi Piroklastik
Laju Infiltrasi Akhir (cm/menit)
0 0,30,1 0,2Satuan
BatuanJumlah
Mata air
12
3
25
20
Beberapa foto dari lokasi
40
Hasil sementara ini
• Bahwa laju infiltrasi membesar:
– Arah vertikal: ke arah lapisan batuan yang
dalam.
– Arah horizontal: ke arah elevasi yang semakin
rendah.
• Implikasinya:
– Kapasitas infiltrasi untuk masing-masing
satuan batuan (secara teori) dapat dihitung.
– Untuk itu diperlukan analisis water balance.
41
Hasil sementara ini
• Jumlah mata air semakin banyak pada lapisan batuan
yang laju infiltrasinya besar:
– Posisi munculnya mata air dikendalikan oleh jenis
batuan dan topografi.
– Implikasinya:
• Menambah bukti bahwa kawasan imbuhan bersifat
lokal, tidak menerus seperti yang dinyatakan saat
ini.
• Penarikan batas imbuhan (merupakan program
selanjutnya), bukan bersifat zona regional tetapi
bersifat lokal.
42
Analisis selanjutnya
• Analisis aliran air tanah
• Penarikan batas kawasan imbuhan
• Perhitungan water balance
43
Terimakasih
Masukan dari Bapak/Ibu akan
memperkaya hasil penelitian ini
KK Geologi Terapan
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
www.fitb.itb.ac.id/kk-geologi-terapan
44