laporan manajemen das " infiltrasi horton"

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengukuran infiltrasi, baik kapasitasnya maupun kecepatannya dari suatu tanah penting untuk mengetahui bentuk-bentuk keadaan keberadaan air dan pengelolaan air yang baik dalam tanah. Infiltrasi adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan proses masuknya air kedalam tanah, biasanya merupakan aliran ke bawah yang melalui seluruh permukaan tanah. Kecepatan proses ini merupakan kecepatan proses ini umumnya menentukan banyaknya air yang masuk ke perakaran dan banyaknya air yang mengalir dipermukaan tanah (surface run off). Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah ( volume ) air yang melewati suatu luasan penampang permukaan tanah per waktu dengan satuan m3/m2/det, atau sama dengan satuan kecepatan = meter/detik. Bila suatu saat air mulai menggenang dipermukaan tanah, berarti laju penambah air dipermukaan tanah telah melampaui laju infiltrasi tertinggi. Laju infiltrasi maksimum dinamakan „‟ kapasitas infiltrasi‟‟ (Horton,1971) dan oleh Hilell (1971) disebut sebagai “ infiltrability”. Laju infiltrasi pada penyediaan air dengan intensitas pemberian air yang konstan dan kontinyu ( baik dari hujan maupun sprinkler) umum nya konstan diawal proses kemudian menurun dan akhirnya mencapai laju yang relative konstan. Bila permukaan tanah tergenang air dengan tebal genangan beberapa cm saja, maka lajun infiltrasi atau infiltrability langsung menurun sehingga mencapai lebih kurang konstan. Hubungan infiltrasi dengan waktu pada keadaan tanah tergenang air. Apabila dihitung “ infiltrasi komulatif” dari suatu peristiwa infiltrasi, maka hasinya merupakan integrasi dari kurva hubungan antara laju infiltrasi dengan waktu. Kurva kapasitas merupakan hubungan antara kapasitas infiltrasi dengan waktu yang terjadi selama dan beberapa saat setelah terjadinya hujan.Kapasitas infiltrasi secara umum akan tinggi pada awal terjadi nya hujan ,akan tetapi semakin lama kapasitas nya maka akan mencapai penurunan hingga mencapai titik konstan.

description

manajemen das

Transcript of laporan manajemen das " infiltrasi horton"

Page 1: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengukuran infiltrasi, baik kapasitasnya maupun kecepatannya dari suatu tanah

penting untuk mengetahui bentuk-bentuk keadaan keberadaan air dan pengelolaan air yang

baik dalam tanah.

Infiltrasi adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan proses masuknya air

kedalam tanah, biasanya merupakan aliran ke bawah yang melalui seluruh permukaan

tanah. Kecepatan proses ini merupakan kecepatan proses ini umumnya menentukan

banyaknya air yang masuk ke perakaran dan banyaknya air yang mengalir dipermukaan

tanah (surface run off).

Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi.

Laju infiltrasi adalah jumlah ( volume ) air yang melewati suatu luasan penampang

permukaan tanah per waktu dengan satuan m3/m2/det, atau sama dengan satuan

kecepatan = meter/detik. Bila suatu saat air mulai menggenang dipermukaan tanah, berarti

laju penambah air dipermukaan tanah telah melampaui laju infiltrasi tertinggi. Laju

infiltrasi maksimum dinamakan „‟ kapasitas infiltrasi‟‟ (Horton,1971) dan oleh Hilell

(1971) disebut sebagai “ infiltrability”.

Laju infiltrasi pada penyediaan air dengan intensitas pemberian air yang konstan

dan kontinyu ( baik dari hujan maupun sprinkler) umum nya konstan diawal proses

kemudian menurun dan akhirnya mencapai laju yang relative konstan.

Bila permukaan tanah tergenang air dengan tebal genangan beberapa cm saja, maka

lajun infiltrasi atau infiltrability langsung menurun sehingga mencapai lebih kurang

konstan.

Hubungan infiltrasi dengan waktu pada keadaan tanah tergenang air. Apabila

dihitung “ infiltrasi komulatif” dari suatu peristiwa infiltrasi, maka hasinya merupakan

integrasi dari kurva hubungan antara laju infiltrasi dengan waktu.

Kurva kapasitas merupakan hubungan antara kapasitas infiltrasi dengan waktu

yang terjadi selama dan beberapa saat setelah terjadinya hujan.Kapasitas infiltrasi secara

umum akan tinggi pada awal terjadi nya hujan ,akan tetapi semakin lama kapasitas nya

maka akan mencapai penurunan hingga mencapai titik konstan.

Page 2: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

Besarnya penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:

• Kelembapan tanah

• Kompaksi

• Penumpukan bahan liatan

• Tekstur tanah

• Struktur tanah

Menurut knaap(1978) untuk mengumpulkan data infiltrasi dapat dilakukan dengan tiga

cara yakni:

• Inflow-outflow

• Analisis data hujan dan hidrograf

• Double ring inflometer

Dari ketiga cara tersebut yang paling sering digunakan pengukuran infiltrasi

dilapangan yaitu dengan menggunakan doble ring inflometer. Double ring infiltometer

merupakan cara yang termudah dilakukan dimana selain pengukuran yang mudah

dilakukan juga bahan untuk membuat alatnya mudah dicari, inilah yang menjadi alasan

mengapa cara ini paling sering dilakukan. Laju infiltrasi dapat diukur dengan mengunakan

infiltrometer, yang berupa silinder tunggal atau ganda yang dimasukan kedalam tanah

kemudian di isi air. Permukaan air ini dapat juga tetap atau dapat pula dibiarkan menurun,

dan keduanya dapat menunjukan laju infiltrasi tanah yang keduanya dapat menunjukan

laju infiltrasi tanah yang bersangkutan.

Air hujan yang mengalir masuk ke dalam tanah, dalam batas tertentu, bersifat

mengendalikan ketersediaan air untuk berlangsungnya proses evapotranspirasi. Pasokan air

hujan ke dalam tanah ini sangat berarti bagi kebanyakan tanaman di tempat

berlangsungnya infiltrasi dan daerah sekelilingnya. Air infiltrasi yang tidak kembali lagi ke

atmosfer melalui proses evapotranspirasi akan menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir

ke sungai di sekitarnya. Meningkatkan kecepatan dan luas wilayah infiltrasi dapat

memperbesar debit aliran selama musim kemarau (baseflow) yang sangat penting untuk

memasok kebutuhan air pada musim kemarau, untuk pengenceran kadar pencemaran air

sungai, dsb. Ketika air hujan jatuh di atas permukaa tanah, tergantung pada kondisi

biofisik permukaan tanah, sebagian atau seluruh air hujan tersebut akan mengalir masuk ke

dalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah. Laju air infiltrasi yang dipengaruhi oleh

gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya diameter pori-pori tanah. Air juga menglami

penyebaran ke arah lateral akibat tarikan gaya kapiler tanah, terutama ke arah tanah

dengan pori-pori yang lebih semlit dan tanah lebih kering.

Page 3: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

Ada tiga proses mekanisme infiltrasi yang tidak saling mempengaruhi, yaitu:

1. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah.

2. Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah.

3. Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping, dan atas).

Meskipun tidak salaing mempengaruhi secara langsung ketiga proses tersebut di atas

saling terkait. Proses infiltrasi dipengaruhi beberapa faktor, antara lain tekstur dan struktur

tanah, persediaan air awal (kelembaban awal), kegiatan biologi dan unsur organik, jenis

dan kedalaman seresah, dan tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya. Secara

teoritis, bila kapasitas infiltrasi tanah diketahui, volume air larian dari suatu curah hujan

dapat dihitung dengan cara mengurangi besarnya curah hujan dengan air infiltrasi

ditambah genangan air oleh cekungan permukaan tanah (surface detention) dan air

intersepsi.

Laju infiltrasi ditentukan oleh:

Jumlah air yang tersedia di permukaan tanah.

Sifat permukaan tanah.

Kemampuan tanah untuk mengosongkan air di atas permukaan tanah.

Dari ketiga unsur tersebut ketersediaan air (kelembaban tanah) adalah tang terpenting

karena ia akan menentukan besarnya tekanan potensial pada permukaan tanah. Pada acara

ini, model infiltrasi yang akan dipergunakan adalah metode Horton, yang mempunyai

formula sebagai berikut:

Dimana:

F = laju infiltrasi (cm/menit)

f0 = laju infiltrasi awal (cm/menit)

fc = laju infiltrasi konstan (cm/menit)

k = konstanta

t = waktu (menit)

e = bilangan natural = 2,78

Menurut Arsyad (2006), laju masuknya air ke dalam tanah terutama dipengaruhi

oleh ukuran dan kemantapan agregat. Pori tanah merupakan bagian tanah yang tidak terisi

bahan padat tanah. Pori-pori tanah dapat terbentuk akibat susunan agregat tanah, aktivitas

akar, cacing, dan aktivitas organisme tanah lainnya. Aktivitas perakaran tumbuhan

Page 4: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

tahunan, sangat berperan dalam pembentukan saluran untuk pergerakan air dan udara.

Saluran yang terbentuk umumnya berbentuk pipa yang kontinu dengan panjang yang dapat

mencapai satu meter (Brady dan Weil, 2008).

Total ruang pori tanah yang merupakan volume relatif dari pori-pori tanah

dipengaruhi oleh susunan butiran padat tanah. Selain itu, total ruang pori tanah juga

dipengaruhi oleh kedalaman tanah. Umumnya, tanah pada lapisan bawah lebih padat

sehingga memiliki total ruang pori tanah yang lebih kecil dibandingkan total ruang pori

tanah lapisan atas (Soepardi, 1974).

Peran total ruang pori tanah berkaitan dengan pergerakan air dan udara serta

penyimpanannya berkaitan dengan akar tanaman, mikroorganisme dan fauna tanah

(Marshall dan Holmes, 1988).Berdasarkan Isyari (2005), laju infiltrasi pada penggunaan

lahan hutan, tegalan, dan semak lebih tinggi daripada laju infiltrasi penggunaan lahan

pemukiman. Pemadatan yang terjadi akibat aktivitas manusia menurunkan laju infiltrasi.

Pengolahan tanah yang dilakukan pada suatu lahan berpotensi untuk meningkatkan dan

menurunkan laju infiltrasi tanah. Aktivitas perakaran meningkatkan pori drainase dan

berdampak pada peningkatan laju infiltrasi.

Menurut Arianti (1999), laju infiltrasi tanah hutan lebih tinggi daripada laju

infiltrasi tanah pertanian (tegalan). Jenis tanaman semusim yang ditanam pada tanah

pertanian memiliki akar yang dangkal dengan penyerapan air yang sedikit sehingga

kandungan air tanah tinggi dan laju infiltrasi menjadi rendah.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu menentukan nilai parameter infiltrasi : fo, fc dan K.

2. Mahasiswa mampu menetapkan persamaan penduga dan membuat kurva infiltrasi

model horton.

3. Mahasiswa dapat menghitung volume infiltrasi total selama waktu (t) tertentu.

Page 5: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Infiltrasi

Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui

permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu

gerakan ke bawah dari permukaan tanah (Jury dan Horton, 2004). Infiltrasi tanah meliputi

infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah

air yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah

air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas infiltrasi

adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah (Haridjaja, Murtilaksono dan

Rachman, 1991).

Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan

menurun dengan bertambahnya waktu (Philip, 1969 dalam Jury dan Horton, 2004). Pada

awal infiltrasi, air yang meresap ke dalam tanah mengisi kekurangan kadar air tanah.

Setelah kadar air tanah mencapai kadar air kapasitas lapang, maka kelebihan air akan

mengalir ke bawah menjadi cadangan air tanah (ground water) (Jury dan Horton, 2004).

2.2 Kapasitas Infiltrasi

Kapasitas Infiltrasi adalah kurva batas yang menggambarkan laju peresapan air

maksimum dengan waktu untuk jenis tanah tertentu (termasuk jenis penutup tanahnya).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas infiltrasi :

f = fC + e- kt

Rumus Horton :

F = laju infiltrasi pada waktu t (mm/jam)

fc = kapasitas infiltrasi pada waktu t (mm/jam)

= f0 - fc

f0 = kapasitas infiltrasi awal pada t=0 mm/jam)

t = waktu terhitung mulainya hujan (menit)

K = konstanta untuk jenis tanah dan penutup tertentu (1/menit)

Page 6: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

2.3 Perhitungan Infiltrasi dan Laju Infiltrasi

Penentukan besarnya infiltrasi dapat dilakukna dengan melalui tiga cara yaitu:

1. Menentukan perbedaan volume air hujan buatan dengan volume air larian pada

percobaan laboratorium menggunakan simulasi hujan buatan (metode simulasi

laboratorium).

2. Menggunakan alat ring infiltrometer (metode pengukuran lapangan).

3. Teknik pemisahan hidrograf aliran dari data aliran air hujan (metode separasi hidrograf).

2.4 Pengukuran Infiltrasi

Infiltrasi dapat diukur dengan cara berikut :

a. Dengan infiltrometer

Infiltrometer dalam bentuk yang paling sederhana terdiri atas tabung baja yang

ditekankan kedalam tanah.Permukaan tanah di dalam tabung diisi air.Tinggi air dalam

tabung akan menurun, karena proses infiltrasi. Kemudian banyaknya air yang ditambahkan

untuk mempertahankan tinggi air dalam tabung tersebut harus diukur. Makin kecil

diameter tabung makin besar gangguan akibat aliran ke samping di bawah tabung. Dengan

cara ini infiltrasinya dapat dihitung dari banyaknya air yang ditambahkan kedalam tabung

sebelah dalam per satuan waktu.

b. Dengan testplot

Pengukuran infiltrasi dengan infiltrometer hanya dapat dilakukan terhadap luasan

yang kecil saja, sehingga sukar untuk mengambil kesimpulan terhadap besarnya infiltrasi

bagi daerah yang lebih luas.

Untuk mengatasi hal ini dipilih tanah datar yang dikelilingi tanggul dan digenangi air.

Daya infiltrasinya didapat dari banyaknya air yang ditambahkan agar permukaannya

konstan. Jadi testplot sebenarnya adalah infiltrometer yang berskala besar.

c. Lysimeter

Lysimeter merupakan alat pengukur berupa tangki beton yang ditanam dalam tanah

diisi tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi dengan fasilitas

drainage dan pemberian air. Untuk mencapai tujuan ini lebih baik digunakan lysimeter

timbang, dengan lysimeter timbang besarnya infiltrasi dengan kondisi curah hujan yang

Page 7: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

sebenarnya dapat dipelajari. Curah hujan harus diukur dengan alat pencatat hujan

(recording rain gauge) yang harus ditemptkan di dekat lysimeter tersebut.

2.5 Model Horton

Model Horton adalah salah satu model infiltrasi yang terkenal dalam hidrologi.

Horton mengakui bahwa kapasitas infiltrasi berkurang seiring dengan bertambahnya waktu

hingga mendekati nilai yang konstant. Ia menyatakan pandangannya bahwa penurunan

kapasitas infiltrasi lebih dikontrol oleh faktor yang beroperasi di permukaan tanah

dibanding dengan proses aliran di dalam tanah. Faktor yang berperan untuk pengurangan

laju infiltrasi seperti penutupan retakan tanah oleh koloid tanah dan pembentukan kerak

tanah, penghancuran struktur permukaan lahan dan pengangkutan partikel halus

dipermukaan tanah oleh tetesan air hujan. Model Horton dapat dinyatakan secara

matematis mengikuti persamaan 6.3:

f = fc + (fo – fc)e-kt ; i ≥ fc dan k = konstan …………….. (6.3)

Keterangan;

f : laju infiltrasi nyata (cm/h)

fc : laju infiltrasi tetap (cm/h)

fo : laju infiltrasi awal (cm/h)

k : konstanta geofisik

Model ini sangat simpel dan lebih cocok untuk data percobaan. Kelemahan utama dari

model ini terletak pada penentuan parameternya f0, fc, dan k dan ditentukan dengan data-

fitting. Meskipun demikian dengan kemajuan sistem komputer proses ini dapat dilakukan

dengan program spreadsheet sederhana.

2.6 Model Philip Tanah Dua-Lapis

Pada satu seri dari papernya, Philip memperkenalkan analisis dari infiltrasi

berdasarkan persamaan Fokker-Planck, atau persamaan aliran untuk tanah homogen

dengan kadar lengas tanah awal dan suplai air yang berlebihan dipermukaan.

Kurva Kapasitas Infiltrasi

Kurva kapasitas merupakan hubungan antara kapasitas infiltrasi dengan waktu yang

terjadi selama dan beberapa saat setelah terjadinya hujan.Kapasitas infiltrasi secara umum

Page 8: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

akan tinggi pada awal terjadi nya hujan ,akan tetapi semakin lama kapasitas nya maka akan

mencapai penurunan hingga mencapai titik konstan.

Besarnya penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:

• Kelembapan tanah

• Kompaksi

• Penumpukan bahan liatan

• Tekstur tanah

• Struktur tanah

Menurut knaap(1978) untuk mengumpulkan data infiltrasi dapat dilakukan dengan

tiga cara yakni:

• Inflow-outflow

• Analisis data hujan dan hidrograf

• Double ring inflometer

Dari ketiga cara tersebut yang paling sering digunakan pengukuran infiltrasi

dilapangan yaitu dengan menggunakan doble ring inflometer.Double ring infiltometer

merupakan cara yang termudah dilakukan dimana selain pengukuran yang mudah

dilakukan juga bahan untuk membuat alatnya mudah dicari,inilah yang menjadi alasan

mengapa cara ini paling sering dilakukan.

Page 9: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

BAB III

METODOLOGI

3.1.Waktu Dan Tempat

Praktikum Agrohidrologi dan manajemen DAS „‟INFILTRASI dengan

MENGGUNAKAN METODA HORTON”dilaksanakan pada hari rabu, 14 Mei 2014

Bertempat dilaboratorum Fisika Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

3.2. Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum inia dalah :

1.Leptop dengan program Sofware MS Excel.

2.Data

3.3.CaraKerja

1. Buat Tabel dengan pedoman sebagai berikut :

Kolom keterangan

1 Nomor pengamatan

2 Selisih bacaan mistar Pengukur pada Infiltrometer

3 Infiltrasi kumulatif

4 Selisih dari infiltrasi kumulatif dari setiap bacaan

5 Waktu pembacaan (selang waktu 5 menit)

6 Laju infiltrasi (kolom 2 / selang waktu)

7 kolom 6 – fc

8 Logaritma Natural dari kolom 7

9 Laju infiltrasi terduga dengan Model Horton

10 Simpangan laju Infiltrasi

11 Kumulatif infiltrasi terduga dengan Model Horton

12 Simpangan Infiltrasi Kumulatif

2. Untuk memperoleh kolom 9 (laju infiltrasi terduga dengan model horton)

digunakan rumus sebagai berikut :

f = fc + (fo - fc) exp (-kt)

3. Sedangkan untuk memperoleh hasil pada kolom 11 (kumulatif infiltrasi terduga

dengan model Horton) digunakan rumus sebagai berikut :

Page 10: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

F = fct - (((fo - fc)/k) exp (-kt)) + C

4. Buat grafik koordinat semilogaritmik dari Ln(f-fc) dan waktu (t).

5. Buat grafik persamaan regresi linear, y = aX + b,dimana a =k dan b = ln(fo-fc)

dengan memplot hubungan ln (fo-fc) dengan waktu (t).

6. Buat parameter model infiltrasi Horton sebagai berikut :

Parameter Model Infiltrasi Horton

Parameter Nilai Satuan Keterangan

fc 0,38 cm/menit

k 0,0490 dari grafik

ln(fo-fc) 0,6463 1,908466424

fo 2,6685 cm/menit fo= EXP(0.6463)+fc

Exp 2,7183 Nilai mutlak dari tabel

C 46,7034 C=(fo-fc)/k

tc 1,5833 jam

Ftc 118,4591 cm

Kapasitas 74,8163 cm/jam

Ftc 65 menit

7. Hitung volume infiltrasi seluas 1 ha selama 1 jam.

Page 11: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 tabel pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

No h F dF t f f-fc Ln(f-fc) f Horton SF F SF

1 0 0 0 0 0

2 7,3 7,3 7,3 5 1,46 0,700000 -0,3567 0,885862 0,3296 13,9484361 44,2017

3 7 14,3 7 10 1,4 0,640000 -0,4463 0,775940 0,3895 25,6916631 129,77

4 6,3 20,6 6,3 15 1,26 0,500000 -0,6931 0,689904 0,3250 35,7088629 228,2777

5 5,2 25,8 5,2 20 1,04 0,280000 -1,2730 0,622564 0,1743 44,3750934 345,0341

6 4,6 30,4 4,6 25 0,92 0,160000 -1,8326 0,569856 0,1226 51,9839141 465,8653

7 4,3 34,7 4,3 30 0,86 0,100000 -2,3026 0,528601 0,1098 58,7650953 579,1288

8 3,9 38,6 3,9 35 0,78 0,020000 -3,9120 0,496311 0,0805 64,8984794 691,61

9 3,6 42,2 3,6 40 0,72 -0,040000 #NUM! 0,471037 0,0620 70,5248297 802,296

10 3,4 45,6 3,4 45 0,68 -0,080000 #NUM! 0,451255 0,0523 75,7543224 909,2832

11 3,3 48,9 3,3 50 0,66 -0,100000 #NUM! 0,435772 0,0503 80,6731928 1009,536

12 2,8 51,7 2,8 55 0,56 -0,200000 #NUM! 0,423653 0,0186 85,3489378 1132,251

13 2,5 54,2 2,5 60 0,5 -0,260000 #NUM! 0,414167 0,0074 89,8343873 1269,81

14 2,2 56,4 2,2 65 0,44 -0,320000 #NUM! 0,406743 0,0011 94,1708918 1426,64

15 2,1 58,5 2,1 70 0,42 -0,340000 #NUM! 0,400932 0,0004 98,3908163 1591,277

16 2 60,5 2 75 0,4 -0,360000 #NUM! 0,396383 0,0000 102,519493 1765,638

17 1,9 62,4 1,9 80 0,38 -0,380000 #NUM! 0,392823 0,0002 106,57675 1951,585

18 1,9 64,3 1,9 85 0,38 -0,380000 #NUM! 0,390037 0,0001 110,578106 2141,663

19 1,9 66,2 1,9 90 0,38 -0,380000 #NUM! 0,387856 0,0001 114,535708 2336,341

20 1,9 68,1 1,9 95 0,38 -0,380000 #NUM! 0,386149 0,0000 118,459064 2536,035

Page 12: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

4.1.2 Parameter Model Infiltrasi Horton

Parameter Nilai Satuan Keterangan

fc 0,38 cm/menit

k 0,0490 dari grafik

ln(fo-fc) 0,6463 1,908466424

fo 2,6685 cm/menit

fo=

EXP(0.6463)+fc

Exp 2,7183

Nilai mutlak dari

tabel

C 46,7034 C=(fo-fc)/k

tc 1,5833 jam

Ftc 118,4591 cm

Kapasitas 74,8163 cm/jam

ftc 65 menit

4.1.3 Koordinat Semilogaritmik

y = -0,110x + 0,671R² = 0,888

-4,5000

-4,0000

-3,5000

-3,0000

-2,5000

-2,0000

-1,5000

-1,0000

-0,5000

0,0000

0,5000

0 10 20 30 40

Ln(f

-fc)

Waktu (t)

Series1

Linear (Series1)

Page 13: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

4.1.4 Koordinat Linear

Volume air infiltrasi seluas 1 ha selama 1 jam adalah :

Ftc saat 60 menit * luas 1 ha (10000 m2)

= 11845,91 m3

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95

Laju

Infi

ltra

si (

cm/j

am)

Waktu (menit)

Chart Title

Page 14: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

4.2 Pembahasan

Persamaan Horton umum dipakai secara luas dan mempunyai harga awal dan akhir

(konstan). Memberikan hasil yang baik untuk waktu (t) yang lain tetapi kekurangannya

tidak mampu untuk laju infiltrasi tinggi (f) dengan waktu pendek (t).

Laju infiltrasi pada setiap kondisi tanah memiliki perbedaan masing-masing, pada tanah

kondisi non vegetasi penurunan air yang terjadi sangat cepat karena dilakukan pada tanah

pasir yang memiliki porositas yang tinggi. Hal ini berbeda dengan tanah dalam kondisi

berumput yang laju infiltrasinya cenderung lambat karena terdapat akar-akar rumput yang

mengikat tanah sehingga Membuat air masuk ke dalam tanah menjadi agak lambat. Pada

praktikum kali ini didapatkan hasil perhitungan bahwa laju infiltrasi awal dengan model

Horton pada waktu (t=5) adalah 0.885862, t=10 menit laju infiltrasinya adalah 0.775940 ,

t=15 menit laju infiltrasinya menjadi 0.689904 cm/menit, dan seterusnya. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin lama laju infintrasi terduga model Horton semakin kecil.

Laju infiltrasi pada awalnya bergerak cepat dan semakin lama waktu dalam infitrasi maka

laju infiltasi akan semakin kecil pada kondisi di atas dipengaruhi oleh factor – factor

sebagai berikut :

1. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebalnya lapisan yang jenuh

2. Kelembaban tanah

3. Pemampatan oleh curah hujan

4. Penyumbatan oleh bahan-bahan yang halus

5. Pemampatan oleh hewan dan manusia

6. Struktur tanah

7. Tumbuh-tumbuhan

8. Udara yang terdapat dalam tanah

9. Lain-lain

Infiltrasi merupakan proses penyerapan air oleh tanah yang berlangsung saat air berada

diatas permukaan tanah.Ada tiga cara pengukuran infiltrasi yang dilakukan dilapangan.

Menurut knaap(1978) untuk mengumpulkan data infiltrasi dapat dilakukan dengan tiga

cara yakni:

Inflow-outflow

Analisis data hujan dan hidrograf

Double ring inflometer

Page 15: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

Dari ketiga cara tersebut yang paling sering digunakan pengukuran infiltrasi dilapangan

yaitu dengan menggunakan double ring inflometer. Double ring infiltometer merupakan

cara yang termudah dilakukan dimana selain pengukuran yang mudah dilakukan juga

bahan untuk membuat alatnya mudah dicari, inilah yang menjadi alasan mengapa cara ini

paling sering dilakukan. Pada hakekatnya pengukuran infiltrasi di lapangan bertujuan

untuk mengetahui kebutuhan air pada tanah tersebut dan seberapa besar nilai evavorasi.

Selain itu juga kita dapat menentukan volume infiltrasi dengan cara menghitung jumlah

volume infiltrasi total (Vt) selama waktu (t) melalui persamaan Horton.

Dalam praktikum kali ini Volume air infiltrasi seluas 1 ha selama

1 jam yang diperoleh adalah 11845.91 m3.

Page 16: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

KESIMPULAN

Infiltrasi merupakan proses masuknya air permukaan dan atau air hujan ke dalam

tanah. Gerakan secara vertikal air dari permukaan ke bawah permukaan. Dalam proses

infiltrasi ini selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti gaya gravitasi, porositas

tanah/batuan, permeabilitas tanah/batuan dan vegetasi.

Laju infiltrasi tertinggi terdapat pada tanah non vegetasi karena tanah pada pada

kondisi ini memiliki porositas yang tinggi sehingga penyerapan terjadi secara cepat. Dan

yang paling lambat adalah pada tanah berumpu, karena terdapat banyak akar serabut yang

mempengaruhi proses infiltrasi.

1) Kebutuhan air oleh tanah dapat kita ketahui setelah mengadakan pengukuran

infiltrasi.

2) Pengukuran infiltrasi bertujuan untuk mengetahui laju penyerapan air.

3) Infiltrasi merupakan penyerapan air oleh tanah yang berlangsung pada waktu

tertentu.

4) Kerapatan tanah mempengaruhi laju infiltrasi pada suatu areal.

5) Kecepatan laju infiltrasi berpengaruh terhadap volume air yang masuk kedalam

tanah.

6) Perhitungan kapasitas infiltrasi dapat ditentukan dengan menggunakan model

Horton

f = fc + (fo-fc) e –kt

7) Kurva kapasitas infiltrasi merupakan kurva hubungan antara kapasitas infiltrasi

dan waktu yang terjadi selama dan beberapa saat setelah hujan.

8) Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk ke

dalam tanah.

9) Infiltrasi merupakan penyerapan air oleh tanah yang berlangsung pada waktu

tertentu

10) Kita dapat menghitung volume infiltrasi dengan cara persamaan Horton

Page 17: laporan manajemen das " infiltrasi horton"

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Arifin. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta: Kanisius Media.Effendi.

Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius

Media.Hardjowigeno, H. Sarwono. 2000. ILMU TANAH. Jakarta: AkademikaPressindo.

Hardjowigeno, H. Sarwono. 2003. ILMU TANAH. Jakarta: AkademikaPressindo.

Suhardi. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius MediaSutanto.

Rachman. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.Media.

Sutanto, Rachman. 2005. DasarDasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan.Yogyakar:Kanisi

us

MediaYani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2007. Geografi Menyingkap Fenomena Geosfer.

Bandung: Grafindo Media Pratama.