Hewan Homoioterm Mempunyai Suhu Tubuh Yang Konstan Pada Berbagai Suhu Lingkungan Yang Berubah

4
Hewan homoioterm mempunyai suhu tubuh yang konstan pada berbagai suhu lingkungan yang berubah-ubah. Kebanyakan burung dan mamalia di lingkungannya yang normal akan mempertahankan suhu tubuhnya di atas suhu lingkungannya. Suhu tubuh bagian dalam pada mamalia umunya berkisar antara 37-40° C,sedangkan golongan burung mempunyai suhu tubuh sedikit lebih tinggi yaitu 41-42,5°C. Suhu jaringan tubuh biasanya kurang konstan dan kadang-kadang mendekati suhu lingkungan. Kondisi keseimbangan homeotermik menyangkut keseimbangan yang serasi antara dua faktor yaitu produksi panas dan kehilangan panas. Laju produksi panas dan kehilangan panas pada hewan dapat sangat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungannya (panas, dingin), aktivitasnya (diam, aktif) . Untuk memelihara keseimbangan suhu tersebut,hewan homeoterm melakukan regulasi kimiawi dan regulasi fisik. Regulasi kimiawi menyangkut produksi panas metabolik sedangkan regulasi fisik menyangkut kegiatan fisik untuk memodifikasi kehilangan panas. Jika hewan homeoterm di hadapkan kepada suhu lingkungan yang ekstrem, maka tingkat aktivitas termoregulatori untuk memelihara kekonstanan suhu tubuhnya meningkat sesuai dengan perubahan suhu lingkungan yang ekstrem tadi. Pada suhu yang

Transcript of Hewan Homoioterm Mempunyai Suhu Tubuh Yang Konstan Pada Berbagai Suhu Lingkungan Yang Berubah

Page 1: Hewan Homoioterm Mempunyai Suhu Tubuh Yang Konstan Pada Berbagai Suhu Lingkungan Yang Berubah

Hewan homoioterm mempunyai suhu tubuh yang konstan pada berbagai

suhu lingkungan yang berubah-ubah. Kebanyakan burung dan mamalia di

lingkungannya yang normal akan mempertahankan suhu tubuhnya di atas suhu

lingkungannya. Suhu tubuh bagian dalam pada mamalia umunya berkisar antara

37-40° C,sedangkan golongan burung mempunyai suhu tubuh sedikit lebih tinggi

yaitu 41-42,5°C. Suhu jaringan tubuh biasanya kurang konstan dan kadang-

kadang mendekati suhu lingkungan.

Kondisi keseimbangan homeotermik menyangkut keseimbangan yang

serasi antara dua faktor yaitu produksi panas dan kehilangan panas. Laju produksi

panas dan kehilangan panas pada hewan dapat sangat bervariasi tergantung pada

kondisi lingkungannya (panas, dingin), aktivitasnya (diam, aktif) . Untuk

memelihara keseimbangan suhu tersebut,hewan homeoterm melakukan regulasi

kimiawi dan regulasi fisik. Regulasi kimiawi menyangkut produksi panas

metabolik sedangkan regulasi fisik menyangkut kegiatan fisik untuk memodifikasi

kehilangan panas.

Jika hewan homeoterm di hadapkan kepada suhu lingkungan yang

ekstrem, maka tingkat aktivitas termoregulatori untuk memelihara kekonstanan

suhu tubuhnya meningkat sesuai dengan perubahan suhu lingkungan yang

ekstrem tadi. Pada suhu yang moderat ,kecepatan basal produksi panas seimbang

dengan kehilangan panas ke lingkungan. Rentangan suhu moderat ini di sebut

zona suhu netral (thermoneutral zone), hewan endoterm dapat meregulasi suhu

tubuhnya dengan mengatur kecepatan kehilangan panas melalui pengaturan

hantaran permukaan tubuh. Penyesuaian ini termasuk respon-respon seperti

respon vasomotor, perubahan postur tubuh, regulasi pilomotor,dan keefektivan

insulasi bulu dan rambut. Dalam rentangan suhu ini bulu dan rambut ditegakkan

oleh otot pilomotor dalam kulit untuk menyediakan lapisan udara tenang yang

tebal dan pada ujung atas rentangan suhu ini ,bulu dan rambut akan ditempelkan

pada kulit.

Page 2: Hewan Homoioterm Mempunyai Suhu Tubuh Yang Konstan Pada Berbagai Suhu Lingkungan Yang Berubah

Bila suhu lingkunga diturunkan, hewan endoterm akan merespon dengan

berbagai refleks yang cenderung mengkonservasi panas. Pembuluh darah dikulit

akan menyempit, rambut dan bulu dapat berdiri dan hewan kan mempersempit

permukaan tubuhnya yang bersinggungan dengan udara misalnya dengan

menekuk tubuhnya, menyembunyikan anggota tubuhnya dan sebagainya.

Di bawah suhu netral,hewan endoterm harus meningkatkan produksi panas

di atas tingkat basal agar mengimbangi kehilangan panas (termogenesis). Produksi

panas akan meningkat secara linier dengan penurunan suhu sampai di bawah suhu

kritis bawah. Suhu kritis bawah adalah kondisi yang dipilih secara arbitrer yang

didefinisikan sebagai suhu terendah bagi hewan untuk dapat mempertahankan

suhu rektal normal selama satu jam. Antara zona suhu netral dengan suhu kritis

bawah ini disebut dengan zona regulasi mtabolik. Bila suhu lingkungan jatuh di

bawah suhu kritis bawah ,mkanism regulasi akan gagal ,tubuh mendingin,

kecepatan metabolik turun. Dalam keadaan ini hewan berada dalam zona

hipotermia ,dimana produksi panas metabolik tidak dapat mengimbangi turunnya

suhu lingkungan. Bila kondisi seperti ini terus berjalan, maka hewan akan cepat

mendingin dan hewan akan segera mati.

Bila suhu lingkungan naik lebih tinggi dari suhu netral, maka hewan akan

melakukan aktivitas yang cenderung mepaskan atau membuang panas

(termoregulasi fisik) misalnya masuk kedalam air, mandi pasir dan sebagainya.

Peningkatan suhu hanya dapat di toleransi oleh hewan sampai suhu kritis atas.

Antara zona suhu netral dengan suhu kritis atas di sebut zona termoregulasi fisik.

Di atas zona ini pelepasan panas oleh hewan tidak dapat mengimbangi naiknya

suhu lingkungan sehingga suhu tubuh akan ikut naik. Zona di atas suhu kritis atas

di sebut zona hipertermia.

Sehingga energi yang banyak di keluarkan untuk mencapai energi termal

yang mendekati keseimbangan adalah pada malam hari. Karena suhu pada malam

hari lebih rendah jadi penggunaan energi untuk mengurangi panas yang keluar

akibat perbedaan suhu yang tajam lebih banyak.