Hernia Femoral

download Hernia Femoral

of 3

Transcript of Hernia Femoral

Nama : I Dewa Gede Putra Adiguna NIM : 0702005176

HERNIA FEMORAL

Hernia merupakan suatu protrusi atau penonjolan isi suatu rongga, dapat berupa organ atau jaringan, melalui defek atau kelemahan dinding rongga bersangkutan. Hernia diberi nama menurut letaknya umpamanya inguinal, femoral, umbilikal, epigastrik, hiatus. Secara demografis hernia yang tersering pada anak-anak terjadi di daerah pangkal paha yaitu sekitar 75% dari semua kasus hernia. Dari kasus hernia di daerah pangkal paha pada anak-anak didapaatkan data 99% diantaranya merupakan inguinal hernia,sedangkan hernia femoralis lebih jarang yaitu kurng dari 1%. Banyak dokter bedah anak ataupun bedah umum yang memiliki keterbatasan mengenai hernia femoral karena jarangnya kasus ini. Karena kejarangannya hernia femoral sering diabaikan, salah diagnosis, ataupun diterapi sebagai hernia inguinal, dan diagnosis baru dapat ditegakkan dengan benar saat di meja operasi.

Femoral hernia terjadi saat adanya protrusi dari lengkung usus melewati dinding perut yang lemah berlokasi di abdomen bagian bawah dekat dengan paha tepatnya di bawah kanal inguinal yaitu pada kanal femoral. Anatomi dari kanal femoral yiatu menempati ruang medial selubung femoralis dan memanjang dari cincin femoral diatas bukaan safenous dan lateral dari tuberkel pubik. Dengan batas medialnya ligamen lakunar (Gimbernat), batas posteriornya ligamen pektineal (Cooper), batas lateralnya vena femoralis, dan batas depannya ligamen inguinal. Didalam kanal femoral terdapat arteri femoral, vena femoral, dan aliran limfa dengan Cloquet node.Fungsi dari kanal femoral adalah memberikan ruang untuk melebarkan vena femoral untuk menngakomodasi peningkatan aliran balik vena dari tungkai saat beraktifitas. Bebarapa tipe femoral hernia daibedakan menjadi : 1. Simpel : terjadi saat hernia femoral yang tidak terkomplikasi, dan dapat ditekan balik kedalam abdomen (reducible), baik secara spontan atau pun dengan manipulasi. 2. Inkarserata : terjadi saat terjebaknya isi abdomen dalam kantong hernia itu sendiri atau kanal femoral (irreducible), yang menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya jejas pada intestin dan organ di dalam abdomen.1

3. Strangulasi : terjainya gangguang sirkulasi darah ke usus yang disababkan inkarserasi. Usus menjadi nekrosis dan dapat terbentuk gangren jika tidak dikoreksi secara cepat, hal ini merupakan suatu kegawat daruratan medis. 4. Obstruksi : terjadi saat bagian dari usus menjadi tumpang tindih dengan hernia, yang menyebabkan terjadinya obstruksi dari usus. Kebanyakan kasus hernia femoral adalah asimtomatik dan baru menimbulkan keluhan saat sudah terjadi inkarserasi atau strangulasi. Kadang-kadang hanya terdapat sensasi seperti tertarik dan sedikit nyeri pada hernia. Jika diraba terdapat tonjolan kecil yang padat seperti buah anggur dibawah ligamen inguinal, disebelah medial perlekatanya dengan tuberkel pubik. Sulit untuk mendeteksi dengan rangsangan batuk karena kecilnya ukuran dari kanal femoral. Seringkali hernia tersebut irreducible, redup pada perkusi, dan dapat terjadi bilateral. Terdapat teori bahwa mungkin disebabkan baik karena kelainan bawaan, dimana sempitnya perlekatan dinding inguinal posterior ke leigamen pektineal yang menyebabkan melebarnya cincin femoral (ini adalah aspek anatomi yang diterima oleh banyak ahli bedah anak), atau suatu pembentukan yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen. Beberapa faktor resiko yang menyebabkna terjadinya hernia femoral yaitu : 1. Riwayat keluarga hernia femoral 2. Kelebihan barat badan atau obesitas 3. Kegagalan turunnya testis pada bayi laki-laki 4. Berbagai kondisi yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra abdomen (mis. batuk kronis, konstipasi kronis, pembesaran prostat yang menyebabkan mengedan saat berkemih, dan mengangkat atau mendorong beban yang berat) Diangosis dari femoral hernia itu sendiri dapat ditegakkan secara luas dengan melaukan pemeriksaan fisik di daerah pangkal paha. Pemeriksaan penunjang berupa ultrasonografi, CT scan atau MRI dapat membantu dalam diagnosis. Diagnosis banding dari hernia femoral termasuk inguinal hernia, ektopik testis, aneurisma femoral, pembesaran kelenjar limfa femoral, limfadenitis, lipoma, psoas abses, dan limfangioma Penatalaksanaan dari semua femoral hernia, termasuk yang asimtomatik harus dilakukan reparasi sesegera mungkin karena resiko terjadinya strangulasi dari isi abdomen di dalam kanal. Terdapat tiga metode pendekatan kanal femoral utnuk mereparasi hernia femoral hernia: 1. Pendekatan tinggi atau suprainguinal2

2. Pendekatan inguinal 3. Pendekatan infrainguinal rendah Terlepas dari prosedur yang digunakan, prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Kantong hernia didiseksi dibebaskan dan dibuka untuk melihat isi didalamnya., yang kemudian dikembalikan kedalam rongga peritoneum. 2. Kantong kemudian dijahit-diligasi dan ligament inguinal didekatkan pada ligamen pektineal, sehingga kelainan terkoreksi. Perhatian harus dilakukan agar tidak terjadi strangulasi vena femoral yang dapat mengganggu aliran balik vena dan menyebabkan pembengkakan tungkai bawah pada sisi yang mengalami hernia. Pada hernia femoral inkarserata, pendekatan transperitonial dapat bermanfaat jika perlu mereseksi usus dengan gangren. Hernia femoral juga dapat dikoreksi dengan laparoskpi. Komplikasi termasuk didalamnya terjadi rekurensi dai femoral hernia, diaman dilaporkan pada pasien yang menjalani herniotomi tanpa penutupan kelainan dari femoral kanal, trauma dari pembuluh darah femoral, oedema dari tungkai bawah, perdarahan yang mengakibatkan pembentukan hematom, dan infeksi luka.

3