Hepatitis

30
Universitas Sumatera Utara 2.1. Definisi Hepatitis B Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B, suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. 31 Infeksi virus hepatitis B suatu infeksi sistemik yang menimbulkan peradangan dan nekrosis sel hati yang mengakibatkan terjadinya serangkaian kelainan klinik, biokimiawi, imunoserologik, dan morfologik. 7 2.2. Anatomi dan Fungsi Hati 2.2.1. Anatomi Hati Hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5 % berat orang badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus

description

rfrhfuirhf

Transcript of Hepatitis

Page 1: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

2.1. Definisi Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis

B, suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati

akut atau menahun yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.31

Infeksi virus hepatitis B suatu infeksi sistemik yang menimbulkan peradangan

dan nekrosis sel hati yang mengakibatkan terjadinya serangkaian kelainan

klinik, biokimiawi, imunoserologik, dan morfologik.7

2.2. Anatomi dan Fungsi Hati

2.2.1. Anatomi Hati

Hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga perut

di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5 % berat orang badan orang dewasa

normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah.

Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh ligamen

falsiformis. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan mempunyai 3

bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus.14,15

Page 2: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1. Anatomi Hati

Gambar 2.2. Hati yang terkena hepatitis B

Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu : 16

a. Vena porta hepatika yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan

nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air, dan

mineral.

b. Arteri hepatika, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen.

Page 3: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

Cabang-cabang pembuluh darah vena porta hepatika dan arteri hepatika

mengalirkan darahnya ke sinusoid. Hematosit menyerap nutrien, oksigen, dan zat

racun dari darah sinusoid. Di dalam hematosit zat racun akan dinetralkan

sedangkan nutrien akan ditimbun atau dibentuk zat baru, dimana zat tersebut akan

disekresikan ke peredaran darah tubuh.

2.2.2. Fungsi Hati

Hati merupakan pusat metabolisme tubuh yang mempunyai banyak fungsi

dan penting untuk mempertahankan hidup. Ada 4 (empat) macam fungsi hati yaitu

:5

a. Fungsi Pembentukan dan Ekskresi Empedu.

Empedu dibentuk oleh hati. Melalui saluran empedu interlobular yang

terdapat di dalam hati, empedu yang dihasilkan dialirkan ke kantung empedu untuk

disimpan. Dalam sehari sekitar 1 liter empedu diekskresikan oleh hati. Bilirubin

atau pigmen empedu yang dapat menyebabkan warna kuning pada jaringan dan

cairan tubuh sangat penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu.

b. Fungsi Pertahanan Tubuh

Hati juga berperan dalam pertahanan tubuh baik berupa detoksifikasi

maupun fungsi perlindungan. Detoksifikasi dilakukan dengan berbagai proses yang

dilakukan oleh enzim-enzim hati terhadap zat-zat beracun, baik yang masuk dari

luar maupun yang dihasilkan oleh tubuh sendiri. Dengan proses detoksifikasi, zat

berbahaya akan diubah menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif.

Fungsi perlindungan dilakukan oleh sel kuffer yang berada pada dinding

sinusoid hati. Dengan cara vagositosis, sel kuffer dapat membersihkan

sebagian

Page 4: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

besar kuman yang masuk ke dalam hati melalui vena porta sehingga tidak

menyebar keseluruh tubuh.

c. Fungsi Metabolik

Disamping menghasilkan energi dan tenaga, hati mempunyai peran

penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.

d. Fungsi Vaskuler

Pada orang dewasa, jumlah aliran darah ke hati diperkirakan sekitar 1.200-

1.500 cc per menit. Darah tersebut berasal dari vena porta sekitar 1.200 cc dan

dari arteri hepatica sekitar 300 cc. Bila terjadi kelemahan fungsi jantung kanan

dalam memompa darah, maka darah dari hati yang dialirkan ke jantung melalui

vena hepatica dan selanjutnya masuk ke dalam vena kava inferior. Akibatnya

terjadi pembesaran hati karena bendungan pasif oleh darah yang jumlahnya sangat

besar.

2.3. Sejarah Hepatitis B

Hepatitis B pertama kali dikenal dengan istilah “Penyakit kuning” dan

sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu yaitu sejak abad 5 SM di Babilonia.

Kemudian Hipocrates seorang tabib Yunani Kuno (460-375 SM), yang menemukan

bahwa penyakit kuning ini menular sehingga ia menamakan penyakit tersebut

sebagai icterus infectiosa.17

Sifat menular dari penyakit ini telah diketahui pada abad 8 M, ketika Paus

Zacharias menganjurkan suatu tindakan untuk mencegah penularan lebih lanjut

yaitu dengan melakukan isolasi terhadap penderita.17

Page 5: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

Penyakit kuning yaitu hepatitis virus yang dikenal sebagai Water Viral

Hepatitis tercatat sebagai wabah untuk pertama kali pada tahun 1895 di Inggris,

kemudian timbul di Skandinavia pada tahun 1916 dan tahun 1944, lalu di New

Delhi tahun 1955.17

Pada tahun 1963 jenis hepatitis ini dikenal dengan Hepatitis Serum yaitu

hepatitis yang penularannya melalui darah dengan masa tunas 2-6 bulan. Pada tahun

1965 virus hepatitis B (VHB) ditemukan pertama kali oleh Dr. Baruch S. Blumberg

dan asistennya Dr. Barbara Werner. Mereka mendeteksi adanya suatu antigen

dalam darah seorang warga Suku Aborigin Australia penderita hemophilia. Antigen

ini kemudian dinamakan australian antigen. Sekarang lebih dikenal nama antigen

permukaan VHB (HBsAg) karena terdapat dipermukaan VHB. Atas jasanya

tersebut beliau mendapat hadiah nobel untuk bidang kedokteran pada tahun 1976. 5

2.4. Gejala Klinis

2.4.1. Hepatitis B Akut

Perjalanan hepatitis B akut terjadi dalam empat (4) tahap yang timbul

sebagai akibat dari proses peradangan pada hati yaitu :7

1. Masa Inkubasi

Masa inkubasi yang merupakan waktu antara saat penularan infeksi dan

saat timbulnya gejala/ikterus, berkisar antara 1-6 bulan, biasanya 60-75 hari.

Panjangnya masa inkubasi tergantung dari dosis inokulum yang ditularkan dan

jalur penularan, makin besar dosis virus yang ditularkan, makin pendek masa

inkubasi.

Page 6: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

2. Fase Prodromal

Fase ini adalah waktu antara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan

timbulnya gejala dan ikterus. Keluhan yang sering terjadi seperti : malaise, rasa

lemas, lelah, anoreksia, mual, muntah, terjadi perubahan pada indera perasa dan

penciuman, panas yang tidak tinggi, nyeri kepala, nyeri otot-otot, rasa tidak

enak/nyeri di abdomen, dan perubahan warna urine menjadi cokelat, dapat dilihat

antara 1-5 hari sebelum timbul ikterus, fase prodromal ini berlangsung antara 3-

14 hari.

3. Fase Ikterus

Dengan timbulnya ikterus, keluhan-keluhan prodromal secara berangsur

akan berkurang, kadang rasa malaise, anoreksia masih terus berlangsung, dan nyeri

abdomen kanan atas bertambah. Untuk deteksi ikterus, sebaliknya dilihat pada

sklera mata. Lama berlangsungnya ikterus dapat berkisar antara 1-6 minggu.

4. Fase Penyembuhan

Fase penyembuhan diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan-

keluhan, walaupun rasa malaise dan cepat lelah kadang masih terus dirasakan,

hepatomegali dan rasa nyerinya juga berkurang. Fase penyembuhan lamanya

berkisar antara 2-21 minggu.

2.4.2. Hepatitis B Kronis

Hepatitis B kronis didefinisikan sebagai peradangan hati yang berlanjut

lebih dari enam bulan sejak timbul keluhan dan gejala penyakit.7 Perjalanan

hepatitis B kronik dibagi menjadi tiga (3) fase penting yaitu :8

Page 7: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

1. Fase Imunotoleransi

Pada masa anak-anak atau pada dewasa muda, sistem imun tubuh toleren

terhadap VHB sehingga konsentrasi virus dalam darah tinggi, tetapi tidak terjadi

peradangan hati yang berarti. Pada fase ini, VHB ada dalam fase replikatif

dengan titer HBsAg yang sangat tinggi.

2. Fase Imunoaktif (Fase clearance)

Pada sekitar 30% individu dengan persisten dengan VHB akibat terjadinya

replikasi VHB yang berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi yang tampak

dari kenaikan konsentrasi Alanine Amino Transferase (ALT). Pada keadaan ini

pasien sudah mulai kehilangan toleransi imun terhadap VHB.

3. Fase Residual

Pada fase ini tubuh berusaha menghancurkan virus dan menimbulkan

pecahnya sel-sel hati yang terinfeksi VHB. Sekitar 70% dari individu tersebut

akhirnya dapat menghilangkan sebagian besar partikel VHB tanpa ada kerusakan sel

hati yang berarti. Pada keadaan ini titer HBsAg rendah dengan HBeAg yang

menjadi negatif dan anti HBe yang menjadi positif, serta konsentrasi ALT normal.

Penderita infeksi VHB kronis dapat dikelompokkan menjadi tiga

kelompok yaitu :18

1. Pengidap HBsAg positif dengan HBeAg positif

Pada penderita ini sering terjadi kenaikan ALT (eksaserbasi) dan

kemudian penurunan ALT kembali (resolusi). Siklus ini terjadi berulang-ulang

sampai terbentuknya anti HBe. Sekitar 80% kasus pengidap ini berhasil

serokonversi anti

Page 8: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

HBe positif, 10% gagal serokonversi namun ALT dapat normal dalam 1-2 tahun, dan

10% tetap berlanjut menjadi hepatitis B kronik aktif.

2. Pengidap HBsAg positif dengan anti HBe positif

Prognosis pada pengidap ini umumnya baik bila dapat dicapai keadaan

VHB DNA yang selalu normal. Pada penderita dengan VHB DNA yang dapat

dideteksi diperlukan perhatian khusus oleh karena mereka berisiko menderita

kanker hati.

3. Pengidap hepatitis B yang belum terdiagnosa dengan jelas.

Kemajuan pemeriksaan yang sangat sensitif dapat mendeteksi adanya

HBV DNA pada penderita dengan HBsAg negatif, namun anti HBc positif.

2.4.3 Hepatitis B Carrier

Hepatitis B carrier adalah individu dengan HBsAg positif yang tidak

menunjukkan keluhan dan tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit hati dan

pada pemeriksaan laboratorium menunjukka n hasil tes fungsi hati yang normal.

Karena penyakit hati akibat infeksi VHB umumnya tidak banyak gejala dan tes

fungsi hati sering tidak dapat menunjukkan penyakit hati, maka penderita

hepatitis B carrier adalah individu yang sebenarnya menderita VHB yang tidak

terdeteksi secara fisik maupun laboratorik.27

2.7. Cara Penularan

Ada 2 cara penularan infeksi virus hepatitis B yaitu penularan vertikal

dan penularan horizontal.11

2.7.1. Vertikal

Page 9: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

Penularan infeksi HBV dari ibu hamil kepada bayi yang dilahirkannya.

Dapat terjadi pada masa sebelum kelahiran atau prenatal, selama persalinan atau

perinatal dan setelah persalinan atau postnatal. Penelitian menunjukka n bahwa

sebagian besar bayi yang tertular VHB secara vertikal mendapat penularan pada

masa perinatal yaitu pada saat terjadi proses persalinan. Karena itu bayi yang

mendapat penularan vertikal sebagian besar mulai terdeteksi HBsAg pada usia 3-6

bulan yang sesuai dengan masa tunas infeksi VHB yang paling sering didapatkan.

Penularan yang terjadi pada masa perinatal dapat terjadi melalui cara maternofetal

micro infusion yang terjadi pada waktu terjadi kontraksi uterus.

2.7.2 Horizontal

Cara penularan horizontal terjadi dari seorang pengidap hepatitis B

kepada individu yang masih rentan. Penularan horizontal dapat terjadi melalui

kulit atau melalui selaput lendir.

a. Melalui Kulit

Ada dua macam penularan melalui kulit yaitu penularan melalui kulit yang

disebabkan tusukan yang jelas (penularan parenteral), misalnya melalui suntikan,

transfusi darah, atau pemberian produk yang berasal dari darah dan tattoo.

Kelompok kedua adalah penularan melalui kulit tanpa tusukan yang jelas, misalnya

masuknya bahan infektif melalui goresan atau abrasi kulit dan radang kulit.

Page 10: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

b. Melalui Selaput Lendir

Selaput lendir yang diduga menjadi jalan masuk VHB ke dalam tubuh

adalah selaput lendir mulut, hidung, mata, dan selaput lendir kelamin. Melalui

selaput lendir mulut dapat terjadi pada mereka yang menderita sariawan atau

selaput lendir mulut yang terluka. Melalui selaput lendir kelamin dapat terjadi

akibat hubungan seks heteroseksual maupun homoseksual dengan pasangan yang

mengandung HBsAg positif yang bersifat infeksius.17

2.8. Kelompok Risiko Tinggi

Ada beberapa kelompok yang mempunyai resiko tertular infeksi VHB

baik secara vertikal maupun horizontal, termasuk ke dalam kelompok ini adalah

:9

a. Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif

b. Lingkungan penderita dengan HBsAg positif terutama anggota keluarga

yang selalu berhubungan langsung

c. Tenaga medis, paramedis, dan petugas laboratorium yang selalu kontak

langsung dengan para penderita hepatitis B. Dari kelompok ini yang terbanyak

ditemukan ialah petugas unit bedah, kebidanan, gigi, petugas hemodialisa.

d. Penderita bedah, gigi, penerima transfusi darah, pasien hemodialisa.

e. Mereka yang hidup di daerah endemis VHB dengan prevalensi tinggi, misalnya di

Indonesia : Lombok, Bali, Kalimantan Barat.

Page 11: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

2.9. Pencegahan

Untuk menurunkan angka kesakitan maupun kematian akibat infeksi VHB

perlu dilakukan pencegahan yang meliputi pencegahan primordial, primer,

sekunder, dan tersier.25

2.9.1. Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial adalah upaya untuk memberikan kondisi pada

masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dari

kebiasaan, gaya hidup, maupun kondisi lain yang merupakan faktor risiko untuk

munculnya suatu penyakit.26 Pencegahan primordial yang dapat dilakukan adalah

:29

a. Konsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur serta konsumsi makanan

dengan gizi seimbang.

b. Bagi ibu agar memberikan ASI pada bayinya karena ASI

mengandung antibodi yang penting untuk melawan penyakit.

c. Melakukan kegiatan fisik seperti olah raga dan cukup istirahat.

2.9.2. Pencegahan Primer

Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan

kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum terjadi penyakit ketika

seseorang sudah terpapar faktor resiko32. Pencegahan primer yang dilakuka n

antara lain :

a. Program Promosi Kesehatan

Memberikan penyuluhan dan pendidikan khususnya bagi petugas

kesehatan dalam pemakaian alat-alat yang menggunakan produk darah agar

dilakukan sterilisasi.9 Memberikan penyuluhan kepada masyarakat umumnya agar

Page 12: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

melaksanakan program imunisasi untuk mencegah penularan hepatSecara konservatif

Page 13: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

dilakukan pencegahan penularan secara parenteral dengan cara menghindari

pemakaian darah atau produk darah yang tercemar VHB, pemakaian alat-alat

kedokteran yang harus steril, menghindari pemakaian peralatan pribadi

terutama sikat, pisau cukur, dan peralatan lain yang dapat menyebabkan luka.25

b. Program Imunisasi

Pemberian imunisasi hepatitis B dapat dilakukan baik secara pasif maupun

aktif. Imunisasi pasif dilakukan dengan memberikan hepatitis B Imunoglobulin

(HBIg) yang akan memberikan perlindungan sampai 6 bulan. Imunisasi aktif

dilakukan dengan vaksinasi hepatitis B. Dalam beberapa keadaan, misalnya bayi

yang lahir dari ibu penderita hepatitis B perlu diberikan HBIg mendahului atau

bersama- sama dengan vaksinasi hepatitis B. HBIg yang merupakan antibodi

terhadap terhadap VHB diberikan secara intra muskular selambat-lambatnya 24 jam

setelah persalinan. Vaksin hepatitis B diberikan selambat-lambatnya 7 hari setelah

persalinan. Untuk mendapatkan efektivitas yang lebih tinggi, sebaiknya HBIg dan

vaksin hepatitis B diberikan segera setelah persalinan.5

Page 14: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

Secara rinci program imunisasi dasar yang dilaksanakan di Indonesia adalah

sebagai berikut :4

UMUR VAKSINBayi yang lahir di rumah

0 bulan Hepatitis B11 bulan BCG2 bulan Hepatitis B2, DPT1, Polio13 bulan Hepatitis B3, DPT2, Polio24 bulan DPT3, Polio39 bulan Campak

Bayi yang lahir dirumah sakit0 bulan Hepatitis B12 bulan Hepatitis B2, DPT1, polio13 bulan Hepatitis B3, DPT2, polio2UMUR VAKSIN4 bulan DPT3, Polio39 bulan Campak

Pemberian vaksin hepatitis B juga dianjurkan kepada pasangan seksual yang

kontak langsung dengan penderita HBsAg positif, kelompok yang mempunyai

pasangan seksual berganti-ganti, terutama yang didiagnosa terinfeksi Penyakit

Menular Seksual (PMS), pasangan homoseksual, pasien yang mendapatkan tindakan

pengobatan dengan cuci darah, dan Petugas kesehatan yang sehari-hari kontak

dengan darah atau jaringan tubuh penderita HBsAg positif, seperti perawat dan

petugas

laboratorium.9

2.9.3. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan terhadap orang

yang sakit agar lekas sembuh dan menghambat progresifitas penyakit melalui

diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.26

Page 15: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

a. Pemeriksaan Laboratorium

Menurut WHO (1994) untuk mendeteksi virus hepatitis digolongkan

dengan tiga (3) cara yaitu : Cara Radioimmunoassay (RIA), Enzim Linked

Imunonusorbent Assay (Elisa), imunofluorensi mempunyai sensitifitas yang

tinggi. Untuk meningkatkan spesifisitas digunakan antibodi monoklonal dan untuk

mendeteksi DNA dalam serum digunakan probe DNA dengan teknik hibridasi.27

Pemeriksaan laboratorium yang paling sering digunakan adalah metode Elisa.

Metode Elisa digunakan untuk mengetahui adanya kerusakan pada hati melalui

pemeriksaan enzimatik. Enzim adalah protein dan senyawa organik yang dihasilkan

oleh sel hidup umumnya terdapat dalam sel. Dalam keadaan normal terdapat

keseimbangan antara pembentukan enzim dengan penghancurannya. Apabila terjadi

kerusakan sel dan peninggian permeabilitas membran sel, enzim akan banyak keluar

ke ruangan ekstra sel, keadaan inilah yang membantu diagnosa dalam mengetahui

kadar enzim tersebut dalam darah. Penderita hepatitis B juga mengalami

peningkatan kadar bilirubin, kadar alkaline fosfat. Pemeriksaan enzim yang sering

dilakukan

untuk mengetahui kelainan hati adalah pemeriksaan SGPT dan SGOT (Serum

Glutamic Pirivuc Transaminase dan Serum Glutamic Oksalat Transaminase).

Pemeriksaan SGPT lebih spesifik untuk mengetahui kelainan hati karena

jumlah SGPT dalam hati lebih banyak daripada SGOT.28

Kejadian hepatitis akut ditandai dengan peningkatan SGPT dan SGOT 10-20

kali dari normal, dengan SGPT lebih tinggi dari SGOT. SGPT dan SGOT normal

adalah < 42 U/L dan 41 U/L. Pada hepatitis kronis kadar SGPT meningkat 5-10

kali dari normal.28

Page 16: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

Berikut ini adalah berbagai macam pertanda serologik infeksi VHB yaitu:11

a.1. HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen)

Yaitu suatu protein yang merupakan selubung luar partikel VHB. HBsAg

yang positif menunjukkan bahwa pada saat itu yang bersangkutan mengidap

infeksi VHB.

a.2. Anti-HBs

Antibodi terhadap HBsAg. Antibodi ini baru muncul setelah

HBsAg menghilang. Anti HBsAg yang positif menunjukkan bahwa

individu yang

bersangkut an telah kebal terhadap infeksi VHB baik yang terjadi setelah suatu infeksi

VHB alami atau setelah dilakuka n imunisasi hepatitis

B. a.3. Anti Hbc

Antibodi terhadap protein core. Antibodi ini pertama kali muncul pada

semua kasus dengan infeksi VHB pada saat ini (current infection) atau infeksi pada

masa yang lalu (past infection). Anti HBc dapat muncul dalam bentuk IgM anti

HBc yang sering muncul pada hepatitis B akut, karena itu positif IgM anti HBc

pada kasus hepatitis akut dapat memperkuat diagnosis hepatitis B akut. Namun

karena IgM anti HBc bisa kembali menjadi positif pada hepatitis kronik dengan

reaktivasi, IgM anti HBc tidak dapat dipakai untuk membedakan hepatitis akut

dengan hepatitis kronik secara mutlak.

a.4. HBeAg

Semua protein non-struktural dari VHB (bukan merupakan bagian dari VHB)

yang disekresikan ke dalam darah dan merupakan produk gen precore dan gen core.

Page 17: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

Positifnya HBeAg merupakan petunjuk adanya aktivasi replikasi VHB yang

tinggi dari seorang individu HBsAg positif.

a.5. Anti HBe

Antibodi yang timbul terhadap HBeAg pada infeksi VHB. Positifnya anti

HBe menunjukkan bahwa VHB ada dalam fase non-

replikatif. a.6. DNA VHB

Positifnya DNA VHB dalam serum menunjukkan adanya partikel VHB

yang utuh dalam tubuh penderita. DNA VHB adalah petanda jumlah virus yang

paling peka.

Apabila penderita sudah terbukti menderita VHB, maka setiap penderita

sebaiknya melaporkan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk dilakukan

penanganan khusus, karena mereka dapat menularkan penyakitnya. Diberi

pengawasan terhadap penderita agar sembuh sempurna ketika dirawat dirumah

sakit.9 b. Pengobatan

Tujuan pengobatan VHB adalah untuk mencegah atau menghentikan

radang hati (liver injury) dengan cara menekan replikasi virus atau menghilangkan

injeksi. Dalam pengobatan hepatitis B, titik akhir yang sering dipakai adalah

hilangnya pertanda replikasi virus yang aktif secara menetap.8

Obat-obat yang digunakan untuk menyembuhkan hepatitis antara lain obat

antivirus, dan imunomulator. Pengobatan antivirus harus diberikan sebelum virus

sempat berintegrasi ke dalam denom penderita. Jadi pemberiannya dilakukan

sedini mungkin sehingga kemungkinan terjadi sirosis dan hepatoma dapat

dikurangi. Yang termasuk obat antivirus adalah interferon (INF). Sedangkan obat

imunomodulator

Page 18: Hepatitis

Universitas Sumatera Utara

yang menekan atau merangsang sistem imun misalnya transfer faktor,immune

RNA, dan imunosupresi.5

2.9.4. Pencegahan Tersier

Sebagian besar pencegahan penderita hepatitis B akut akan membaik atau

sembuh sempurna tanpa meninggalkan bekas. Tetapi sebagian kecil akan menetap

dan menjadi kronis, kemudian menjadi buruk atau mengalami kegagalan faal hati.

Biasanya penderita dengan gejala seperti ini akan berakhir dengan meninggal

dunia.

Usaha yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut maka perlu diadakan

pemeriksaan berkala. Sebelum dilaksanakan pembedahan, pada waktu

pembedahan, dan pasca pembedahan.9