hendrawan

38
MEKANISME DEFEKASI Dengan kata lain adalah mekanisme “buang hajat”. Semua diawali dengan adanya feces di colon sigmoideum, saat jumlah feces sudah melebihi kapasitas penyimpanan di colon sigmoideum, maka feces akan turun menuju ke rectum. Rectum biasanya kosong dan hanya terisi saat akan memulai defekasi. Dinding rectum mempunyai reseptor regangan yang dipersarafi oleh serabut viscero sensible parasymphatis segmen sacral 2-4. Rangsang yang diterima dari reseptor regang menjalar melalui saraf kemudian masuk ke cornu posterior medulla spinalis dan akan naik ke otak. Rangsang akan diproses di otak, apakah akan ditahan atau meneruskan proses defekasi. Jika kita memutuskan untuk menahan defekasi, maka impuls akan turun menuju cornu anterior medulla spinalis segmen sacral 2-4 yaitu ke nervus pudendus yang mensarafi m. levator ani, lalu terus menuju ke cabangnya yaitu nervus rectalis inferior yang mensarafi musculus sphincter ani externus dan. Hal ini menyebabkan m. sphincter ani externus dan m. levator ani berkontraksi untuk menahan defekasi. Jika kita memutuskan untuk meneruskan proses defekasi, maka impuls akan turun menuju ke berbagai saraf: N. facialis (VII) untuk mengkontraksikan otot2 wajah. N. vagus (X) untuk menutup epiglottis. n. Phrenicus untuk memfiksasi diapraghma. nn. Thoracales segmen yang berhubungan untuk mengkontraksikan otototot dinding abdomen. n. splanchnicus pelvicus, yang berisi pesan untuk mengurangi kontraksi m. sphincter ani internus.

Transcript of hendrawan

Page 1: hendrawan

MEKANISME DEFEKASI

Dengan kata lain adalah mekanisme “buang hajat”. Semua diawali dengan adanya feces di colon sigmoideum, saat jumlah feces sudah melebihi kapasitas penyimpanan di colon sigmoideum, maka feces akan turun menuju ke rectum. Rectum biasanya kosong dan hanya terisi saat akan memulai defekasi. Dinding rectum mempunyai reseptor regangan yang dipersarafi oleh serabut viscero sensible parasymphatis segmen sacral 2-4. Rangsang yang diterima dari reseptor regang menjalar melalui saraf kemudian masuk ke cornu posterior medulla spinalis dan akan naik ke otak. Rangsang akan diproses di otak, apakah akan ditahan atau meneruskan proses defekasi.

Jika kita memutuskan untuk menahan defekasi, maka impuls akan turun menuju cornu anterior medulla spinalis segmen sacral 2-4 yaitu ke nervus pudendus yang mensarafi m. levator ani, lalu terus menuju ke cabangnya yaitu nervus rectalis inferior yang mensarafi musculus sphincter ani externus dan. Hal ini menyebabkan m. sphincter ani externus dan m. levator ani berkontraksi untuk menahan defekasi.

Jika kita memutuskan untuk meneruskan proses defekasi, maka impuls akan turun menuju ke berbagai saraf:

N. facialis (VII) untuk mengkontraksikan otot2 wajah.

N. vagus (X) untuk menutup epiglottis.

n. Phrenicus untuk memfiksasi diapraghma.

nn. Thoracales segmen yang berhubungan untuk mengkontraksikan otototot dinding abdomen.

n. splanchnicus pelvicus, yang berisi pesan untuk mengurangi kontraksi m. sphincter ani internus.

n. pudendus, yang berisi pesan untuk mengurangi kontraksi m. sphincter ani externus dan m. levator ani.

n. ischiadicus, untuk mengkontraksikan otot-otot hamstring.

Penutupan epiglottis dan kontraksi otot-otot dinding abdomen berfungsi untuk meningkatkan tekanan intra abdominal, sehingga mendukung pengeluaran feces. Selanjutnya feces dikeluarkan melalui canalis analis. Tunica mucosa bagian bawah canalis analis menonjol melalui anus mendahului massa feces. Pada akhir defekasi, tunica mucosa kembali ke canalis analis akibat tonus serabut-serabut longitudinal dinding canalis analis serta penarikan ke atas oleh m. puborectalis (bagian dari m. levator ani). Kemudian lumen canalis analis yang kosong ditutup oleh kontraksi tonik m. sphincter ani.

Page 2: hendrawan

Tetapi terkadang ada suatu kelainan dimana seseorang tidak dapat mengontrol defekasinya, kelainan tersebut adalah incontinentia alvi (in= tidak, continentia= menahan, alvi=defekasi). Hal ini disebabkan jika terjadi kerusakan medulla spinalis di atas segmen sacral. Refleks defekasi masih tetap terjadi karena semua komponen refleksnya masih utuh, namun, impuls rangsang tidak akan bisa diproses ke otak karena “kabel” penghubungnya ke otak yaitu medulla spinalis putus di tengah jalan. Sehingga orang yang mengalami kerusakan ini akan mengalami pengosongan colon secara tidak sadar atau “buang air besar tanpa aba – aba”.

Jika kerusakan medulla spinalis berada di segmen sacral, maka reflex defekasi tidak akan terjadi sama sekali, jadi manifestasi dari kerusakan ini adalah konstipasi.

Sumber :

Ganong W. F. 19.. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta : EGC

Guyton A. C, Hall J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.

SISTEM PENCERNAAN

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

PENGERTIAN :

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut.

Page 3: hendrawan

PROSES PENCERNAAN MAKANAN

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :

a)     Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.

b)     Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.

c)      Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.

d)     Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari

1. Rongga Mulut,

2. Esofagus

3. Lambung

4. Usus Halus

5. Usus Besar

6. Rektum

7. Anus.

Rongga Mulut

Page 4: hendrawan

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan.

Pada Mulut terdapat :

a.     Gigi

Page 5: hendrawan

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar diatas.

b.     Lidah

Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.

c.      Kelenjar Ludah

Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

Page 6: hendrawan

Esofagus (Kerongkongan)

Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung

Lambung

Page 7: hendrawan

Lambung adalah kelanjutan dari Esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.

Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :

Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus

Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit

Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.

Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.

Fungsi HCI Lambung :

Page 8: hendrawan

Merangsang keluamya sekretin

Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.

Desinfektan

Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.

Usus Halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

Di dalam usus penyerapan (iluem) terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut jonjot-jonjot usus (vili). Vili berfungsi memperluas permukaan penerapan, sehingga makanan dapat terserap sempurna.

Page 9: hendrawan

Enzim

Di dalam usus dua belas jari, dihasilkan enzim dari dinding usus. Enzim tersebut diperlukan untuk mencerna makanan secara kimiawi:

Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas;

Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino;

Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa;

Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;

Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;

Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;

Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;

Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.

Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :

Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida

Page 10: hendrawan

Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus

Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :

Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung

Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida

Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol

Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.

Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino

Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat

Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal

Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal

APPENDIC

Page 11: hendrawan

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.

Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

Page 12: hendrawan

Usus Besar (Kolon)

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden.

Fungsi kolon adalah :

a)     Menyerap air selama proses pencernaan.

b)     Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.

c)      Membentuk massa feses

d)     Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.

Rektum dan Anus

Page 13: hendrawan

Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah organ terakhir dari usus besar pada beberapa jenis mamalia yang berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Dalam anatomi, anus atau lubang bokong (Latin: ānus) adalah sebuah bukaan dari rektum ke lingkungan luar tubuh. Pembukaand an penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Anus sering dianggap sebagai bagian yang tabu oleh berbagai kelompok masyarakat.

Anus manusia terletak di bagian tengah bokong, bagian posterior dari peritoneum. Terdapat dua otot sphinkter anal (di sebelah dalam dan luar). Otot ini membantu menahan feses saat defekasi. Salah satu dari otot sphinkter merupakan otot polos yang bekerja tanpa perintah, sedangkan lainnya merupakan otot rangka.

Peran pada defekasi

Page 14: hendrawan

Ketika rektum penuh akan terjadi peningkatan tekanan di dalamnya dan memaksa dinding dari saluran anus. Paksaan ini menyebabkan feses masuk ke saluran anus. Pengeluaran feses diatur oleh otot sphinkter.

Untuk mencegah penyakit pada anus dan dalam rangka hidup sehat, manusia selalu membersihkan anus setelah defekasi. Biasanya anus dibersihkan dengan membilasnya dengan air atau kertas tisu toilet.

PANCREAS

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

KANTUNG EMPEDU

Page 15: hendrawan

Kantung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

HATI / HEPAR

Page 16: hendrawan

Hati adalah sebuah organ dalam vertebrata, termasuk manusia. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.

Gangguan yang sering terjadi pada Sistem Pencernaan

a)     Apendikitis-Radang usus buntu.

b)     Diare- Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.

c)      Kontipasi -Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)

d)     Maldigesti-Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.

e)     Parotitis-Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong

f)       Tukak Lambung/Maag-”Radang” pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori

g)     Xerostomia-Produksi air liur yang sangat sedikit

Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).

Diare

Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare

Page 17: hendrawan

dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.

Konstipasi (Sembelit)

Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.

Tukak Lambung (Ulkus)

Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.

Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).

Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung.

Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.

Penyakit Hirschprung

DEFINISI

Penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah suatu penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat pergerakan usus yang tidak adekuat karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya.

Page 18: hendrawan

PENYEBAB

Dalam keadaan normal, bahan makanan yang dicerna bisa berjalan di sepanjang usus karena adanya kontraksi ritmis dari otot-otot yang melapisi usus (kontraksi ritmis ini disebut gerakan peristaltik).

Kontraksi otot-otot tersebut dirangsang oleh sekumpulan saraf yang disebut ganglion, yang terletak dibawah lapisan otot.

Pada penyakit Hirschsprung, ganglion ini tidak ada, biasanya hanya sepanjang beberapa sentimeter.

Segmen usus yang tidak memiliki gerakan peristaltik tidak dapat mendorong bahan-bahan yang dicerna dan terjadi penyumbatan.

Penyakit Hirschsprung 5 kali lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki.

Penyakit ini kadang disertai dengan kelainan bawaan lainnya, misalnya sindroma Down.

GEJALA

·         Gejala-gejala yang mungkin terjadi:

·         segera setelah lahir, bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir)

·         tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir

·         perut menggembung

·         muntah

·         diare encer (pada bayi baru lahir)

·         berat badan tidak bertambah

·         malabsorbsi.

·         Kasus yang lebih ringan mungkin baru akan terdiagnosis di kemudian hari.

·         Pada anak yang lebih besar, gejalanya adalah sembelit menahun, perut menggembung dan gangguan pertumbuhan.

Page 19: hendrawan

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan colok dubur (memasukkan jari tangan ke dalam anus) menunjukkan adanya pengenduran pada otot rektum.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

·         Rontgen perut (menunjukkan pelebaran usus besar yang terisi oleh gas dan tinja)

·         Barium enema

·         Manometri anus (pengukuran tekanan sfingter anus dengan cara mengembangkan balon di dalam rektum)

·         Biopsi rektum (menunjukkan tidak adanya ganglion sel-sel saraf).

PENGOBATAN

·         Untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat penyumbatan usus, segera dilakukan kolostomi sementara.

·         Kolostomi adalah pembuatan lubang pada dinding perut yang disambungkan dengan ujung usus besar.

·         Pengangkatan bagian usus yang terkena dan penyambungan kembali usus besar biasanya dilakukan pada saat anak berusia 6 bulan atau lebih.

·         Jika terjadi perforasi (perlubangan usus) atau enterokolitis, diberikan antibiotik.

SHIGELLOSIS | penyakit usus besar

Shigellosis Tersebar diseluruh dunia dipekirakan menyebabkan sekitar 600.000 kematian per tahun diseluruh dunia. Dua per tiga kasus dan yang kebanyakan meninggal adalah anak-anak umur erjadi pada bayi berusia dibawah 6 bulan. Rata-rata serangan kedua pada anggota keluarga mencapai diatas 40%. Wabah umumnya terjadi pada kelompok homoseksual; pada kondisi “crowding”; ditempat-tempat dimana sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan rendah

Page 20: hendrawan

seperti di penjara, tempat penitipan anak, panti asuhan, rumah sakit jiwa dan pada tempat pengungsi yang padat. Shigellosis endemis pada daerah iklim tropis maupun iklim sedang, kasus-kasus yang dilaporkan hanyalah sebagian kecil saja dari kasus, yang sebenarnya terjadi. Lebih dari satu sero tipe ditemukan dimasyarakat; infeksi campuran dengan patogen lain sering terjadi. Pada umumnya S. flexneri, S.Boydii dan S. dysenteriae paling banyak ditemukan dinegara berkembang sebaliknya S. sonnei paling sering ditemukan dan S. dysenteriae paling sedikit ditemukan di negara maju. Shigella yang resisten terhadap multiantibiotik (seperti S. dysenteriae 1) ditemukan di seluruh dunia dan sebagai akibat pemakaian antibiotika yang tidak rasional2.

Shigellosis adalah penyakit akut yang menyerang usus besar dan bagian distal usus halus ditandai dengan gejala muntah, nyeri usus, keram, tenesmus disertai demam pada kasus tertentu kotoran mengandung darah dan lendir (disenteri) sebagai akibat adanya ulcerasi pada mukosa usus. Gejalanya mulai 1-7 hari atau 1-3 hari setelah terkena dan biasanya berlangsung 4-7 hari tapi ada kalanya lebih lama. Pada beberapa orang, terutama anak kecil dan orang tua, disentri dapat berbahaya, pada kasus ini pasien harus dibawa ke Rumah Sakit. Pada infeksi berat dengan demam tinggi yaitu mencapai empat puluh derajat celcius, juga dapat menyerang anak dengan usia di bawah 5 tahun.Pada beberapa orang yang terinfeksi shigella, mereka dapat juga tidak menimbulkan gejala-gejala tersebut, tetapi mereka dapat menularkan bakteri shigella kepada orang lain. Berat ringannya penyakit dan “case fatality rate” tergantung dari fungsi dari inang (umur dan status gizi dari inang) serta sero tipe dari shigella. Shigella Dysenteriae 1 (shiga bacillus) dapat menyebabkan penyakit serius dan komplikasi berat seperti toksix megakolon dan sindroma uremia hemolitik. Sebaliknya infeksi oleh S. Sonnei menimbulkan penyakit dengan gejala klinik yang pendek dan hampair tidak dan kematian kecuali pada orang dengan masalah kekebalan tubuh. Strain tertentu dari S. flexnery dapat menyebabkan Reactive arthropathy (sindroma Reiter) khususnya pada orang yang secara genetis mempunyai antigen HLA-B275.

Penyebab penyakit ini adalah genus shigella, Shigella adalah genus bakteri gram negatif ,fakultatif anaerobik berbentuk batang dari famili Enterobakteriaceae,terdiri dari bacillus nonmotil yang tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal dan yang melakukan fermentasi karbohidrat dengan asam namun tidak menghasilkan gas.Genus Shigella terdiri atas empat spesies yaitu, Shigella Dysentriae, Shigella Flexneri, Shigella Boydii dan Shigella Sonnei. Shigellosis disebut juga Disentri basilar . Disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus , terutama kolon dan disertai nyeri perut , tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan lendir . Shigellosis di tularkan antara sesama manusia dari kotoran ke mulut, lewat hubungan langsung maupun tidak langsung dengan kotoran5.

Biasanya terjadi jika tidak bersih mencuci tangan sesudah ke WC, suatu tempat kurang air, dapat pula akibat dari hubungan kelamin, juga dapat dari makanan yang dicemari bakteri yang dibawa oleh lalat, menggunakan botol susu pada anak kecil karena botol susu susah dibersihkan

Page 21: hendrawan

sehingga memudahkan pencernakan oleh Kuman, Menyimpan makanan masak pada suhu kamar sehingga makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak1.

Tingkat virulensi spesik dari plasmid sangat menentukan tingkat kemampuan invasif dari shigella. Dosis yang diperlukan untuk menimbulkan kesakitan pada manusia cukup rendah yaitu 10-100 bakteri. Setiap orang rentan terhadap infeksi, dengan menelan organisme dalam jumlah kecil orang sudah bisa sakit; pada daerah endemis lebih sering anak-anak yang diserang dibandingkan dengan orang dewasa, diantara mereka yang terinfeksi banyak yang tanpa gejala. Orang tua dan mereka dengan debilitas, dan mereka dengan gizi kurang cenderung untuk menderita panyakit berat dan kematian. Pemberian makanan tambahan memberikan proteksi kepada bayi dan anak-anak. Dari hasil penelitian eksperimental pemberian vaksin hanya memberi perlindungan jangka pendek (satu tahun).Masa penularan penularan berlangsung selama masa akut sampai dengan organisme tidak ditemukan lagi dalm tinja feces, biasanya sampai dengan 4 minggu setelah sakit2.

Diagnosa shigellosis dapat dilakukan dengan melakukan pemisahan kuman shigella dari contoh kotoran. infeksi biasanya tergabung dengan ditemukannya leukosit dalam jumlah yang sangat banyak dalam tinja dengan pemeriksaan mikroskopis dari spesimen yang dicat dengan metilin blue atau gram stain. Diagnosa bakteri dibuat dengan cara isolasi dari Shigella yang berasal dari tinja atau apus dubur. Pemeriksaan laboratorium yang cepat dan tepat dengan menggunakan media yang tepat (ada dua jenis media yaitu low selectivity – Mac Conkey agar dan satu lagi adalah high selectivity-XLD atau S/S agar) akan meningkatkan kecermatan isolasi Shigella5.

Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral . Pada pasien dengan diare berat disertai dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat dilakukan Rehidrasi Oral maka harus dilakukan Rehidrasi Intravena . umumnya pada anak kecil terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jika diare. Untuk infeksi berat shigella dapat diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapa shigella telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit-sedikit untuk melawan shigellosis ringan 5.

Pencegahan

Instansi bersangkutan dapat melakukan suatu upaya terorganisir dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat dengan mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat4.

Page 22: hendrawan

·         Mencuci tangan dengan sabun atau sejenisnya secara teratur dan teliti, terutama setelah dari WC, setelah mengganti popok, dan sebelum mempersiapkan makanan atau minuman.

·         Teliti mencuci sayur dan buah yang akan dimakan mentah.

·         Membuang kotoran dari popok sebagaimana mestinya.

·         Orang yang sakit karena shigellosis sebaiknya tidak menyiapkan makanan.

·         Orang yang sakit karena shigellosis sebaiknya tidak beraktifitas di tempat umum.

·         Lakukan investigasi terhadap makanan, air susu yang mungkin tercemar dan terapkan prinsip-prinsip umum dari sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan2.

Cara-cara pemberantasan

Mengingat masalah Shigellosis sangat berbeda satu sama lain maka Dinas Kesehatan setempat harus melakukan evaluasi terhadap situasi lokal dan melakukan langkah yang tepat, guna mencegah penyebaran penyakit ini. Tidaklah mungkin satu tindakan spesifik tertentu dapat diterapkan pada semua situasi. Secara umum upaya pencegahan yang perlu dilakukan adalah meningkatkan higiene dan sanitasi, namun hal tersebut sulit diterapkan karena masalah biaya. Dinas Kesehatan dapat melakukan suatu upaya terorganisir dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat dengan mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan sabun dan air, sebagai cara yang memegang peranan sangat penting terhadap penurunan tingkat penularan. Yang mempunyai potensi CFR tinggi adalah infeksi oleh S. dysenteriae 1 yang resisten terhadap antibiotik. Tindakan untuk mengatasi infeksi oleh S. dysenteriae 1 sama dengan tindakan yang dilakukan terhadap demam tifoid yaitu menemukan sumber infeksi. Namun pendekatan ini tidak tepat jika diterapkan pada infeksi S. sonnei yang terjadi didalam rumah. Penularan common source melalui makanan dan air membutuhkan tindakan investigasi yang cepat dan tepat dan intervensi segera dilakukan tanpa harus menunggu hasil spesies apa penyebabnya. Wabah yang terjadi di insitusi memerlukan cara tertentu untuk mengatasinya termasuk memisahkan penderita dengan orang sehat dan melakukan pengawasan yang ketat terhadap kebiasaan cuci tangan serta melakukan kultur secara berulang terhadap spesimen yang diambil dari pasien dan pengunjung. Wabah yang paling sulit diberantas adalah: kalau terjadi pada kelompok anak-anak; atau kalau terjadi pada kelompok retardasi mental; dan di daerah sulit air2.

cuplikan dari tulisan dadang erianto

Kanker usus besar adalah salah satu jenis kanker yang cukup sering ditemui, utamanya pada pria dan wanita berusia 50 tahun atau lebih. Pada pria, kanker usus besar menempati urutan ketiga sebagai kanker tersering yang ditemui setelah kanker prostat dan paru-paru. Sementara pada

Page 23: hendrawan

wanita, kanker ini pun menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan paru-paru. ''Dari berbagai laporan, di Indonesia terdapat kenaikan jumlah kasus (kanker usus besar), meskipun belum ada data yang pasti. Data di Departemen Kesehatan didapati angka 1,8 per 100 ribu penduduk,'' tutur dokter Adil S Pasaribu, SpB KBD, spesialis bedah dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta.

Kanker usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat).

Pada stadium awal, adenoma dapat diangkat dengan mudah. Hanya saja pada stadium awal ini, seringkali adenoma tidak menampakkan gejala apapun, sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama. Padahal, adenoma yang awalnya tak menimbulkan keluhan apapun ini, pada suatu saat bisa berkembang menjadi kanker yang menggerogoti semua bagian dari usus besar.

Gejala awal yang tidak khas ini membuat banyak penderita kanker usus besar datang ke rumah sakit ketika perjalanan penyakit sudah demikian lanjut. Upaya pengobatan pun menjadi sulit. Padahal, seperti dikatakan Ketua Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, dokter Aru Sudoyo SpPD KHOM, kunci utama keberhasilan penanganan kanker usus besar adalah ditemukannya kanker dalam stadium dini, sehingga terapi dapat dilaksanakan secara bedah kuratif. Sayangnya, hal seperti ini sangat jarang. Yang kerap terjadi adalah kasus seperti dialami Prasetyo, yakni kanker ditemukan pada stadium lanjut, sehingga harapan penderita untuk bertahan hidup menjadi sangat kecil.

Jika kanker usus besar ditemukan pada stadium I, peluang penderita untuk hidup hingga lima tahun mencapai 85-95 persen. Sementara bila ditemukan pada stadium II, peluang itu mencapai 60-80 persen, pada stadium III sekitar 30-60 persen, dan stadium IV sekitar 25 persen. ''Ini artinya, bila ada 100 penderita kanker usus besar stadium IV, maka yang masih hidup sampai lima tahun hanya lima orang,'' ucap Aru.

Penyebab dan gejala

Sejauh ini, penyebab kanker usus besar memang belum diketahui secara pasti. Hanya saja, ada beberapa hal yang diduga kuat berpotensi memunculkan penyakit ganas ini, yaitu: cara diet yang salah (terlalu banyak mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan protein, serta rendah serat), obesitas (kegemukan), pernah terkena kanker usus besar, berasal dari keluarga yang memiliki

Page 24: hendrawan

riwayat kanker usus besar, pernah memiliki polip di usus, umur (risiko meningkat pada usia di atas 50 tahun), jarang melakukan aktivitas fisik, sering terpapar bahan pengawet makanan maupun pewarna yang bukan untuk makanan, dan merokok.

Dalam buku Panduan Pengelolaan Adenokarsinoma Kolorektal disebutkan bahwa meskipun penelitian awal tidak menunjukkan hubungan merokok dengan kejadian kanker usus besar, namun penelitian terbaru menunjukkan, perokok jangka lama (30-40 tahun) mempunyai risiko berkisar 1,5-3 kali. Diperkirakan, satu dari lima kasus kanker usus besar di Amerika Serikat bisa diatributkan kepada perokok. Penelitian kohort dan kasus-kontrol dengan desain yang baik menunjukkan, merokok berhubungan dengan kenaikan risiko terbentuknya adenoma dan juga kenaikan risiko perubahan adenoma menjadi kanker usus besar. ''Karena itu untuk mencegah kejadian kejadian kanker usus besar dianjurkan untuk tidak merokok,'' kata Aru.

Mengenai gejala kanker usus besar, ada beberapa hal yang kerap dikeluhkan para penderita, yaitu:

·         Perdarahan pada usus besar yang ditandai dengan ditemukannya darah pada feses saat buang air besar.

·         Perubahan pada fungsi usus (diare atau sembelit) tanpa sebab yang jelas, lebih dari enam minggu.

·         Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

·         Rasa sakit di perut atau bagian belakang.

·         Perut masih terasa penuh meskipun sudah buang air besar.

·         Rasa lelah yang terus-menerus

·         Kadang-kadang kanker dapat menjadi penghalang dalam usus besar yang tampak pada beberapa gejala seperti sembelit, rasa sakit, dan rasa kembung di perut.

Untuk menangani kanker usus besar,  terapi bedah merupakan cara yang paling efektif, utamanya bila dilakukan pada penyakit yang masih terlokalisir. Namun, bila sudah terjadi metastasis (penyebaran), penanganan menjadi lebih sulit. Tetapi, dengan berkembangnya kemoterapi dan radioterapi pada saat ini, memungkinkan penderita stadium lanjut atau pada kasus kekambuhan untuk menjalani terapi adjuvan. Terapi adjuvan adalah kemoterapi yang diberikan setelah tindakan operasi pada pasien kanker stadium III guna membunuh sisa-sisa sel kanker.

Page 25: hendrawan

Saat ini, terapi adjuvan bisa dilakukan tanpa suntik (infus), melainkan dengan oral/tablet (Capacitabine). Ketersediaan capacitabine tablet memungkinkan pasien untuk menjalani kemoterapi di rumah yang tentu saja efektivitasnya lebih baik. ''Capacitabine juga merupakan kemoterapi oral yang aman dan bekerja sampai ke sel kanker,'' kata Aru yang juga menjabat sebagai ketua Komisi Terapi Adjuvan, Kelompok Kerja Adenokarsinoma Kolorektal Indonesia.

Jurus Menangkal Kanker Usus Besar

Mencegah jauh lebih baik ketimbang mengobati. Hal itu juga berlaku pada kanker usus besar. Agar tak sampai terjamah penyakit mematikan ini, lakukan upaya pencegahan. Simak tips pencegahan dari dokter Adil S Pasaribu SpB KBD berikut ini:

·         Hindari makanan tinggi lemak, protein, kalori, serta daging merah. Jangan lupakan konsumsi kalsium dan asam folat.

·         Setelah menjalani polipektomi adenoma disarankan pemberian suplemen kalsium.

·         Disarankan pula suplementasi vitamin E, dan D.

·         Makan buah dan sayuran setiap hari.

·         Pertahankan Indeks Massa Tubuh antara 18,5 - 25,0 kg/m2 sepanjang hidup.

·         Lakukan aktivitas fisik, semisal jalan cepat paling tidak 30 menit dalam sehari.

·         Hindari kebiasaan merokok.

·         Segera lakukan kolonoskopi dan polipektomi pada pasien yang ditemukan adanya polip.

·         Lakukan deteksi dini dengan tes darah samar sejak usia 40 tahun.

Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)

Sebelum dibahas lebih jauh mengenai radang usus buntu yang dalam bahasa medisnya disebut Appendicitis, maka lebih dulu harus difahami apa yang dimaksud dengan usus buntu. Usus buntu, sesuai dengan namanya bahwa ini merupakan benar-benar saluran usus yang ujungnya buntu. Usus ini besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar yang letaknya berada di perut bagian kanan bawah.

Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai

Page 26: hendrawan

organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.

Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini dapat mengalami kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang sering kali kita kenal dengan

Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).

•  Penyebab

Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.

Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.

Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin, Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.

Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit radang usus buntu.

•  Gambaran

Page 27: hendrawan

Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.

Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).

•  Tanda dan Gejala

Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya ;

Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak).

Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi, mual-muntah, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak terbongkok, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja.

Penyakit Radang Usus Buntu kronik.

Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (istilah kesehatannya).

Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.

•  Pemeriksaan diagnosa Penyakit Radang Usus Buntu

Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh Tim Kesehatan untuk menentukan dan mendiagnosa adanya penyakit radang usus buntu (Appendicitis) oleh Pasiennya. Diantaranya adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiology ;

Page 28: hendrawan

Pemeriksaan fisik.

Pada appendicitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut.

Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.

Pemeriksaan Laboratorium.

Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).

Pemeriksaan radiologi.

Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97 %), terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks.

•  Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang Usus Buntu

Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang usus buntu (appendicitis) adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian obat antibiotika dapat saja dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai 35%.

Page 29: hendrawan

Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari. Selanjutnya adalah perawatan luka operasi yang harus terhindar dari kemungkinan infeksi sekunder dari alat yang terkontaminasi dll