HE perpan

28
1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karuniaNyalah yang telah memberikan inspirasi dalam penulisan makalah ini sehingga dapat terselesaikan. Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar sebagai syarat untuk mengikuti mata kuliah Perpindahan Panas. Dalam makalah ini berisi tentang alat perpindahan panas dan mekanisme kerja alat Heat Exchanger. Semoga makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Tak dapat dipungkiri jika pada makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, namun penulis tetap berusaha memberikan yang terbaik yang bisa penulis berikan, dan penulis sangat berharap nantinya makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

description

he

Transcript of HE perpan

  • 1

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan

    karuniaNyalah yang telah memberikan inspirasi dalam penulisan makalah ini

    sehingga dapat terselesaikan.

    Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar sebagai

    syarat untuk mengikuti mata kuliah Perpindahan Panas. Dalam makalah ini berisi

    tentang alat perpindahan panas dan mekanisme kerja alat Heat Exchanger.

    Semoga makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

    membutuhkannya.

    Tak dapat dipungkiri jika pada makalah ini masih sangat jauh dari kata

    sempurna, namun penulis tetap berusaha memberikan yang terbaik yang bisa

    penulis berikan, dan penulis sangat berharap nantinya makalah ini dapat berguna

    bagi siapapun yang membacanya. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan

    saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

  • 2

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ...1

    Daftar Isi.2

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang... 3

    1.2 Rumusan Masalah.... 3

    1.3 Tujuan.... 3

    BAB II ISI DAN PEMBAHASAN

    2.1 Perpindahan Panas..... 4

    2.2 Jenis-jenis alat Heat Exchanger... 9

    2.3 Klasifikasi alat Penukar Kalor...... 13

    2.4 Mekanisme Perpindahan Panas Jenis HE. 16

    BAB III PENUTUP

    Kesimpulan.... 27

    DAFTAR PUSTAKA,.. 28

  • 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu

    tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama

    sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu

    suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.

    Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung,

    yaitu fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin

    tanpa adanya pemisah dan secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas

    dan fluida dingin tidak berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat

    pemisah.

    Perpindahan panas terjadi pada beberapa alat perpindahan panas atau

    penukar kalor. Pada makalah ini akan dibahas mengenai perpindahan panas yang

    terjadi salah satunya pada alat penukar kalor yang disebut Heat Exchanger (HE).

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apa saja jenis alat perpindahan kalor/panas?

    2. Bagaimana mekanisme alat perpindahan panas jenis Heat Exchanger?

    1.3 Tujuan

    Dari makalah yang telah dibuat diharapkan pembaca dapat mengerti dan

    memahami apa saja jenis alat perpindahan panas dan mekanismenya terutama alat

    Heat Exchanger dan jenisnya.

  • 4

    BAB II

    ISI DAN PEMBAHASAN

    2.1 Perpindahan Panas

    Perpindahan panas adalah proses pertukaran panas yang terjadi antara benda

    panas dan benda dingin, yang masing-masing disebut source and receiver

    (sumber dan penerima).

    Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak musnah,

    contohnya hukum kekekalan massa dan momentum, ini artinya kalor tidak hilang.

    Energi hanya berubah bentuk dari bentuk yang pertama ke bentuk yang kedua.

    Kalor dapat berpindah dengan 3 macam cara yaitu :

    1. Pancaran (Radiasi)

    Pancaran (radiasi) ialah perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu zat

    ke zat yang lain. Semua benda memancarkan kalor. Keadaan ini baru

    terbukti setelah suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan kalor

    radiasi terjadi dengan perantaraan foton dan juga gelombang

    elektromagnetik. Apabila sejumlah energi kalor menimpa suatu permukaan,

    sebagian akan dipantulkan sebagian akan diserap ke dalam bahan dan

    sebagian akan menembusi bahan dan terus ke luar. Jadi dalam mempelajari

    perpindahan kalor radiasi akan dilibatkan suatu fisik permukaan. Ciri-ciri

    radiasi yaitu :

    Kalor radiasi merambat lurus

    Untuk perambatan itu tidak diperlukan medium (misalnya zat cair atau

    gas).

    2. Hantaran, sering juga disebut konduksi.

    Hantaran ialah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat. sehingga

    perpindahan kalor secara hantaran/konduksi merupakan satu proses dalam

    karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah

    aliran energi kalor adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah.

  • 5

    Bahan yang dapat menghantar kalor dengan baik digunakan konduktor.

    Penghantar yang buruk disebut isolator. Sifat bahan yang digunakan untuk

    menyatakan bahwa bahan tersebut merupakan suatu isolator atau konduktor

    ialah koefisien konduksi termal. Apabila nilai koefisien ini tinggi, maka

    bahan mempunyai kemampuan mengalirkan kalor dengan cepat. Untuk

    bahan isolator, koefisien ini bernilai kecil.

    3. Aliran, sering juga disebut konveksi.

    Aliran ialah perpindahan kalor oleh gerak dari zat yang dipanaskan. Proses

    perpindahan kalor secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena

    permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalan

    proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan

    dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah utama.

    Lazimnya, keadaan kesetimbangan termodinamik di dalam bahan akibat

    proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu

    sekelilingnya. Dalam hal ini terdapat keadaan suhu tidak setimbang diantara

    bahan dengan sekeliilingnya.

    Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan

    panas dari dua fluida pada temperatur berbeda di mana transfer panas dapat

    dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

    a. Secara kontak langsung

    Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan

    kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas

    yang terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.

    Contoh : aliran steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible

    (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.

    b. Secara kontak tak langsung

    Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui dinding

    pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.

  • 6

    Banyak sekali jenis-jenis alat penukar kalor. Maka untuk mencegah

    timbulnya kesalah pahaman maka alat penukar kalor dikelompokan

    berdasarkan fungsinya :

    a. Chiller, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan fluida

    sampai pada temperature yang rendah. Temperatur fluida hasil

    pendinginan didalam chiller yang lebih rendah bila dibandingkan

    dengan fluida pendinginan yang dilakukan dengan pendingin air atau

    cooler. Untuk chiller ini media pendingin biasanya digunakan amoniak

    atau Freon.

    b. Kondensor, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan uap

    atau campuran uap, sehingga berubah fasa menjadi cairan. Media

    pendingin yang dipakai biasanya air atau udara. Uap atau campuran uap

    akan melepaskan panas laten kepada pendingin, misalnya pada

    pembangkit listrik tenaga uap yang mempergunakan condensing

    turbin, maka uap bekas dari turbin akan dimasukkan kedalam

    kondensor, lalu diembunkan menjadi kondensat.

    c. Cooler, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan cairan atau

    gas dengan mempergunakan air sebagai media pendingin. Disini tidak

    terjadi perubahan fasa, dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka

    pendingin cooler mempergunakan media pendingin berupa udara dengan

    bantuan fan (kipas).

    d. Evaporator, alat penukar kalor ini digunakan untuk penguapan cairan

    menjadi uap. Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi (penguapan)

    suatu zat dari fasa cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat ini adalah

    panas latent dan zat yang digunakan adalah air atau refrigerant cair.

    e. Reboiler, alat penukar kalor ini berfungsi mendidihkan kembali (reboil)

    serta menguapkan sebagian cairan yang diproses. Adapun media

    pemanas yang sering digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang

    diproses itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada penyulingan minyak pada

    gambar 2.1,diperlihatkan sebuah reboiler dengan mempergunakan

  • 7

    minyak (665 0F) sebagai media penguap, minyak tersebut akan keluar

    dari boiler dan mengalir didalam tube.

    Gambar. 2.1. Thermosiphon Reboiler (Anonim, 2011)

    f. Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan

    panas suatu aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi

    sekaligus, yaitu:

    Memanaskan fluida

    Mendinginkan fluida yang panas

    Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan

    kebutuhannya. Pada gambar 2.2 diperlihatkan sebuah heat exchanger,

    dimana fluida yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari

    tube fluida yang mengalir adalah kerosene yang semuanya berada

    didalam shell.

  • 8

    Gambar. 2.2. Konstruksi Heat Exchanger (Anonim, 2011)

    Stabilitas fasa fluida alat Heat Exchanger pada suhu rendah sangat penting

    mengingat aliran panas/dingin harus dapat mengalir dengan baik (viskositas

    optimal). Pengaruh suhu, tekanan, dan jenis kriogenik akan sangat menentukan

    efektivitas pertukaran panas yang terjadi. Beberapa kriteria utama HE yang

    dibutuhkan untuk penggunaan pada suhu rendah:

    1. Perbedaan suhu aliran panas dan dingin yg kecil guna meningkatkan

    efisiensi

    2. Rasio luas permukaan terhadap volume yg besar untuk meminimalkan

    kebocoran

    3. Perpindahan panas yang tinggi untuk mengurangi luas permukaan

    4. Massa yg rendah untuk meminimalkan waktu start up

    5. Kemampuan multi channel untuk mengurangi jumlah HE

    6. Kemampuan menerima tekanan yg tinggi

    7. Pressure Drop yg rendah

    Minimalisasi beda suhu aliran panas dan dingin harus juga memperhatikan

    pengaruh suhu terhadap panas spesifik (Cp) fluida. Jika Cp menurun dengan

    menurunnya suhu fluida (contoh Hidrogen), maka perbedaan suhu inlet & outlet

    harus ditambah dari harga minimal beda suhu aliran.

  • 9

    2.2 Jenis-jenis alat Heat Exchanger (HE)

    Dikarenakan banyaknya jenis dari alat penukar kalor, maka dalam

    pembahasan akan dibatasi pada alat penukar kalor jenis heat exchanger yang

    banyak dijumpai dalam industri perminyakan. Heat exchanger ini juga banyak

    mempunyai jenis-jenisnya.

    Perlu diketahui bahwa untuk alat-alat ini terdapat suatu terminology

    yang telah distandarkan untuk menamai alat dan bagian-bagian alat tersebut

    yang dikeluarkan oleh Asosiasi pembuat Heat Exchanger yang dikenal dengan

    Turbular Exchanger Manufactures Association (TEMA). Standarisasi tersebut

    bertujuan untuk melindungi para pemakai dari bahaya kerusakan atau

    kegagalan alat, karena alat ini beroperasi pada temperature dan tekanan

    yang tinggi.

    Didalam standar mekanik TEMA (Standard of Turbular Excahnger

    Manufactures Association) , berdasarkan pemakaian dari heat exchanger menjadi

    3 kelompok, yaiitu :

    1. Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi berat,

    misalnya untuk industri minyak dan kimia berat.

    2. Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada

    segi ekonomis dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum

    industri.

    3. Kelas B, yang umumnya dipergunakan pada proses kimia.

    Ketiga kelompok tersebut adalah alat penukar kalor yang tidak dibakar

    (unfired shell and tubes), tidak sama dengan dapur atau ketel uap.

    Jenis-jenis Heat Exchanger yang terdapat pada industri perminyakan

    dapat dibedakan atas :

  • 10

    a. Double Pipe Heat Exchanger

    Gambar. 2.3 Double Pipe Heat Exchanger (Ike Yulia, 2011)

    b. Plate and Frame Heat Exchanger

    Gambar 2.4 Plate and Frame Heat Exchanger

    c. Shell and Tube Heat Exchanger

  • 11

    Gambar 2.5 Shell and Tube Heat Exchanger

    d. Adiabatic wheel Heat Exchanger

    Gambar 2.6 Adiabatic Wheel Heat Exchanger

  • 12

    e. Pillow plate Heat Exchanger

    Gambar 2.7 Pillow Plate Heat Exchanger

    f. Dynamic scraped surface Heat Exchanger

    Gambar 2.8 Dynamic Scraped Surface Heat Exchanger

  • 13

    g. Phase-change Heat Exchanger

    Gambar 2.9 Phase Change Heat Exchanger

    2.3 Klasifikasi Alat Penukar Kalor

    Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka

    dapat diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :

    1. Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas

    a. Tipe kontak tidak langsung

    Tipe dari satu fase

    Tipe dari banyak fase

    Tipe yang ditimbun (storage type)

    Tipe fluidized bed

    b. Tipe kontak langsung

  • 14

    1) Immiscible fluids

    2) Gas liquid

    3) Liquid vapor

    2. Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir

    a. Dua jenis fluida

    b. Tiga jenis fluida

    c. N Jenis fluida (N lebih dari tiga)

    3. Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan

    a. Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m

    b. Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan < 700 m

    4. Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas

    a. Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya

    b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya

    terdapat cara konveksi 2 aliran

    c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass aliran

    masingmasing

    d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi

    5. Klasifikasi berdasarkan konstruksi

    a. Konstruksi tubular (shell and tube)

    1) Tube ganda (double tube)

    2) Konstruksi shell and tube o Sekat plat (plate baffle) o Sekat batang (rod

    baffle) o Konstruksi tube spiral

    b. Konstruksi tipe pelat

    1) Tipe pelat 3) Tipe lamella

    2) Tipe spiral 4) Tipe pelat koil

  • 15

    c. Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)

    1) Sirip pelat (plate fin)

    2) Sirip tube (tube fin)

    Heat pipe wall

    Ordinary separating wall

    d. Regenerative

    1) Tipe rotary 3) Tipe disk (piringan)

    2) Tipe drum 4) Tipe matrik tetap

    6. Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran

    a. Aliran dengan satu pass

    1) Aliran berlawanan 4) Aliran parallel

    2) Aliran melintang 5) Aliran split

    3) Aliran yang dibagi (divided)

    b. Aliran multipass

    1) Permukaan yang diperbesar (extended surface)

    Aliran counter menyilang

    Aliran paralel menyilang

    Aliran compound

    Shell and tube

    Aliran paralel yang berlawanan (M pass pada shell dan N pass pada

    tube)

    Aliran split

    Aliran dibagi (devided)

    2) Multipass plat

    N paralel plat multipass

  • 16

    2.4 Mekanisme Perpindahan Panas Jenis HE

    2.4.1 Shell and Tube

    Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri

    perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana

    didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relatif

    kecil. Satu jenis fluida mengalir di dalam pipa-pipa sedangkan fluida

    lainnya mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam shell. Hal ini dapat

    dilihat pada gambar 2.10

    Gambar 2.10 Aliran dalam HE jenis Shell and Tube

    Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang

    dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel

    (cangkang). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida

    yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau

    bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel

    pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat

    penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat (buffle). Ini bertujuan untuk

    membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal (residence time),

    namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan

    menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan

    panasnya harus diatur.

    Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat

    merancang tabung di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:

  • 17

    a. Diameter pipa : Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar

    panas baik ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat

    exchanger untuk mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil

    membuat mekanik membersihkan fouling yang sulit. Untuk menang atas

    masalah fouling dan pembersihan, diameter tabung yang lebih besar dapat

    digunakan. Jadi untuk menentukan diameter tabung, ruang yang tersedia,

    biaya dan sifat fouling dari cairan harus dipertimbangkan.

    b. Ketebalan tabung: Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan untuk

    memastikan:

    Ada ruang yang cukup untuk korosi

    Itu getaran aliran-diinduksi memiliki ketahanan

    Axial kekuatan

    Kemampuan untuk dengan mudah stok suku cadang biaya

    Kadang-kadang ketebalan dinding ditentukan oleh perbedaan tekanan

    maksimum di dinding.

    c. Panjang tabung : penukar panas biasanya lebih murah ketika mereka

    memiliki diameter shell yang lebih kecil dan panjang tabung panjang.

    Dengan demikian, biasanya ada tujuan untuk membuat penukar panas

    selama mungkin. Namun, ada banyak keterbatasan untuk ini, termasuk

    ruang yang tersedia di situs mana akan digunakan dan kebutuhan untuk

    memastikan bahwa ada tabung tersedia dalam panjang yang dua kali

    panjang yang dibutuhkan (sehingga tabung dapat ditarik dan diganti).

    Juga, itu harus diingat bahwa tunggal, tabung tipis yang sulit untuk

    mengambil dan mengganti.

    d. Tabung pitch : ketika mendesain tabung, adalah praktis untuk memastikan

    bahwa tabung pitch (yaitu jarak pusat-pusat tabung sebelah) tidak kurang

    dari 1,25 kali diameter luar tabung '

    Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set dari

    tabung berisi cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan kedua

    berjalan lebih dari tabung yang sedang dipanaskan atau didinginkan sehingga

  • 18

    dapat menyediakan panas atau menyerap panas yang dibutuhkan. Satu set tabung

    disebut berkas tabung dan dapat terdiri dari beberapa jenis tabung: polos, bersirip

    longitudinal dll Shell dan penukar panas tabung biasanya digunakan untuk

    aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar dari 30 bar) dan suhu lebih

    besar dari 260 C. Hal ini karena shell dan penukar panas tabung yang kuat

    karena bentuknya.

    Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aliran fluida

    dalam shell side dan tube side untuk shell and Tube exchanger adalah :

    a. Kemampuan untuk dibersihkan (Cleanability)

    Jika dibandingkan cara membersihkan Tube dan Shell, maka pembersihan

    sisi shell jauh lebih sulit. Untuk itu fluida yang bersih biasanya dialirkan di

    sebelah shell dan fluida yang kotor melalui Tube.

    b. Korosi

    Masalah korosi atau kebersihan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dari

    paduan logam. Paduan logam tersebut mahal, oleh karena itu fluida

    dialirkan melalui Tube untuk menghemat biaya yang terjadi karena

    kerusakan shell. Jika terjadi kebocoran pada Tube, heat exchanger masih

    dapat difungsikan kembali. Hal ini disebabkan karena Tube mempunyai

    ketahanan terhadap korosif, relatif murah dan kekuatan dari small diameter

    Tube melebihi shell.

    c. Tekanan

    Shell yang bertekanan tinggi dan diameter yang besar akan diperlukan

    dinding yang tebal, hal ini akan memakan biaya yang mahal. Untuk

    mengatasi hal itu apabila fluida bertekanan tinggi lebih baik dialirkan

    melalui Tube.

    d. Temperatur

    Biasanya lebih ekonomis meletakkan fluida dengan temperatur lebih tinggi

    pada Tube side, karena panasnya ditransfer seluruhnya ke arah permukaan

  • 19

    luar Tube atau ke arah shell sehingga akan diserap sepenuhnya oleh fluida

    yang mengalir di shell. Jika fluida dengan temperatur lebih tinggi dialirkan

    pada shell side, maka transfer panas tidak hanya dilakukan ke arah Tube,

    tapi ada kemungkinan transfer panas juga terjadi ke arah luar shell (ke

    lingkungan).

    e. Sediment/ Suspended Solid / Fouling

    Fluida yang mengandung sediment/suspended solid atau yang

    menyebabkan fouling sebaiknya dialirkan di Tube sehingga Tube-Tube

    dengan mudah dibersihkan. Jika fluida yang mengandung sediment

    dialirkan di shell, maka sediment/fouling tersebut akan terakumulasi pada

    stagnant zone di sekitar baffles, sehingga cleaning pada sisi shell menjadi

    tidak mungkin dilakukan tanpa mencabut Tube bundle. f. Viskositas

    Fluida yang viscous atau yang mempunyai low transfer rate dilewatkan

    melalui shell karena dapat menggunakan baffle. Koefisien heat transfer yang

    lebih tinggi dapat diperoleh dengan menempatkan fluida yang lebih viscous

    pada shell side sebagai hasil dari peningkatan turbulensi akibat aliran

    crossflow (terutama karena pengaruh baffles). Biasanya fluida dengan

    viskositas > 2 cSt dialirkan di shell side untuk mengurangi luas permukaan

    perpindahan panas yang diminta. Koefisien perpindahan panas yang lebih

    tinggi terdapat pada shell side, karena aliran turbulen akan terjadi melintang

    melalui sisi luar Tube dan baffle.

    Faktor yang mempengaruhi efektivitas alat penukar panas (Heat Exchanger)

    terutama Heat exchanger tipe shell & tube:

    1. penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar panas,

    hal ini sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.

    2. pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat

    hingga suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.

    3. dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris, efektifitas

    berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas

    meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.

  • 20

    4. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell

    sedangkan jarak maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak

    baffle yang panjang akan membuat aliran membujur dan kurang

    menyimpang dari aliran melintang.

    5. Melakukan penelitian penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas

    alat penukar panas, hal ini sejalan dengan peningkatan koefisien

    perpindahan panas.

    6. Melakukan penelitian pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell,

    efektifitas meningkat hingga suatu harga maksimum dan kemudian

    berkurang.

    7. Menyimpulkannya dengan menggunakan alat penukar panas tabung

    konsentris, efektifitas berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin

    meningkat dan efektifitas meningkat, jika laju alir massa udara

    meningkat.

    8. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell

    sedangkan jarak maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak

    baffle yang panjang akan membuat aliran membujur dan kurang

    menyimpang dari aliran melintang.

    Penentuan fluida dalam shell atau tube:

    1. Fluida bertekanan tinggi dialirkan di dalam tube karena tube standar

    cukup kuat menahan tekanan yang tinggi.

    2. Fluida berpotensi fouling dialirkan di dalam tube agar pembersihan lebih

    mudah dilakukan.

    3. Fluida korosif dialirkan di dalam tube karena pengaliran di dalam shell

    membutuhkan bahan konstruksi yang mahal yang lebih banyak.

    4. Fluida bertemperatur tinggi dan diinginkan untuk memanfaatkan

    panasnya dialirkan di dalam tube karena dengan ini kehilangan panas

    dapat dihindarkan.

  • 21

    5. Fluida dengan viscositas yang lebih rendah dialirkan di dalam tube

    karena pengaliran fluida dengan viskositas tinggi di dalam penampang

    alir yang kecil membutuhkan energi yang lebih besar.

    6. Fluida dengan viskositas tinggi ditempatkan di shell karena dapat

    digunakan baffle utnuk menambah laju perpindahan.

    7. Fluida dengan laju alir rendah dialirkan di dalam tube. Diameter tube

    yang kecil menyebabkan kecepatan linier fluida masih cukup tinggi

    sehingga menghambat fouling dan mempercepat perpindahan panas.

    8. Fluida yang mempunyai volume besar dilewatkan melalui tube karena

    adanya cukup ruangan.

    Keuntungan shell and tube exchanger:

    1. Memiliki permukaan perpindahan panas persatuan volume yang lebih

    besar.

    2. Mempunyai susunan mekanik yang baik dengan bentuk yang cukup baik

    untuk operasi bertekanan.

    3. Tersedia dalam berbagai bahan konstruksi.

    4. Prosedur pengoperasian lebih mudah.

    5. Metode perancangan yang lebih baik telah tersedia.

    6. Pembersihan dapat dilakukan dengan mudah.

    2.4.2 Double Pipe (Pipa Ganda)

    Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis

    penukar panas dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah aliran, baik

    dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruangan nular dan

    cairan lainnya dalam pipa.

    Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang

    dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat.

    Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di

    dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis

    ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang

  • 22

    tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas

    jenis selongsong dan buluh ( shell and tube heat exchanger ).

    Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri-

    sendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini

    dibentuk menjadi U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan

    memindahkan panas, bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang

    memanjang, melingkar dan sebagainya.

    Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang

    tinggi, dank arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat

    kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil,

    Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri

    ataupun paralel, dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop

    dan LMTD sesuai dengan keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas

    permukaannya dan kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan

    kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal,

    terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (

  • 23

    akan baik berlawanan arah / counterflow atau aliran paralel. Crossflow hanya

    tidak bekerja untuk penukar panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas

    yang dibutuhkan pertukaran memungkinkan perhitungan log mean perbedaan

    suhu. Yang bersama-sama dengan perpindahan panas keseluruhan diperkirakan

    koefisien memungkinkan perhitungan luas permukaan perpindahan panas yang

    diperlukan. Kemudian ukuran pipa, panjang pipa dan jumlah tikungan dapat

    ditentukan.

    Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan

    temperature yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah.

    Dalam percobaan kali ini, aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa

    konsentris sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini

    (bagian anulus).

    Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti HE ini, akan ada pengotor

    didalam pipa yang membuat proses perpindahan kalor nya menjadi terganggu.

    Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan

    oleh korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari jenis fluida

    yang dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran

    pasti akan terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau

    memperngaruhi temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau

    mempengaruhi koefisien perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut.

    Beberapa faktor yang dipengaruhi akibat pengotoran antara lain : Temperatur

    fluida, Temperatur dinding tube dan Kecepatan aliran fluida.

    2.4.3 Plate and Frame

    Plate and Frame Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar

    panas yang terdiri atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan

    profil lain, yang dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak.

    Pelat-pelat ini dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-

    pelat ditentukan oleh sekat-sekat tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang

    berbentuk empat persegi panjang terdapat lubang. Melalui dua di antara lubang-

    lubang ini media yang satu disalurkan masuk dan keluar pada satu sisi,

  • 24

    sedangkan media yang lain karena adanya sekat mengalir melalui ruang antara

    disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang yang satu dan yang lainnya

    dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai kebutuhan dan umumnya terbuat

    dari baja (stainless steel type 304, 316, 317) atau logam lainnya.

    Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat pelat tegak

    lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang

    penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat pelat dan sekat disatukan

    oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi

    empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida

    dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain

    mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat.

    Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger

    Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang

    kemudian akan mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan

    adanya medium pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya.

    Dimana pelat yang telah tersusun ini akan secara bergantian mengalirkan produk

    dan medium pemanas. Pelat yang dialiri produk tidak akan dialiri oleh

    komponen lain.

    Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas

    melintas diantara setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian puncak

    head dialirkan turun diantara plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan medium

    pemanas di dalam pelat biasanya berbeda atau boleh dikatakan mengalir secara

    berlawanan. Pada umumnya produk akan masuk melalui saluran atas dan

    mengalir kebawah melewati pelat, sehingga aliran keluaran produk akan berada

    dibawah, sedangkan medium pemanas akan masuk melalui saluran yang

    berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui saluran bawah dan mengalir ke

    atas melewati pelat, sehingga aliran pengeluaran medium pemanas akan berada

    diatas. Arah aliran yang berlawanan ini dimaksudkan agar proses pemanasan

    dapat lebih cepat berlangsung.

  • 25

    Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium

    pemanas dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas

    karena tertekan oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah

    menjadi panas dan medium yang telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir

    keluar.

    Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam

    tergantung dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel.

    Pada rangkaian seri produk yang masuk dan keluar akan melewati ports pada

    bagian front head yang sama. Sedangkan pada rangkaian paralel produk dan

    medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian yang berbeda, yaitu

    masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar melalui ports pada

    bagian belakangnya.

    Prinsip Alat Ukur PHE

    1. Alat ukur laju alir

    2. Alat ukur tekanan

    3. Alat ukur suhu

    Kelebihan PHE

    1. Mempunyai permukaan perpindahan yang sangat besar pada volume alat

    yang kecil,sehingga perpindahan panas yang efisien.

    2. Mudah dirawat dan dibersihkan

    3. Mudah dibongkar dan dipasang kembali ketika proses pembersihan

    4. Waktu tinggal media sangat pendek

    5. Dapat digunakan untuk cairan yang sangat kental (viskos)

    6. Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah

    7. Ukuran yang lebih kecil dapat mengurangi biaya dalam segi bahan (Stainless

    Steel,Titanium, dan logam lainnya)

    8. Aliran turbulensinya mengurangi peluang terjadinya fouling dan sedimentasi

  • 26

    Kekurangan PHE

    1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and

    Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30

    bar.

    2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting

    3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 oC dikarenakan performa

    dari material gasket yang sesuai.

  • 27

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    1. Heat Exchanger adalah alat yang difungsikan untuk mengakomodasikan

    perpindahan panas dari fluida panas ke fluida dingin dengan adanya

    perbedaan temperatur.

    2. Dari jenis-jenis Heat Exchanger, komponen-komponen peralatan

    tergantung dari jenisnya. Setiap komponen memiliki peranan masing-

    masing yang semuanya saling bergantungan yang apabila salah satu tidak

    berfungsi maka akan mengganggu kinerja dari peralatan tersebut.

  • 28

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. Alat Heat Exchanger. Tersedia di:

    http://www.iklimnet.com/expert_hvac/heat_exchangers_PHE.html

    (diunduh tanggal 10 Mei 2015)

    Anonim. Makalah Heat Exchanger Alat Penukar Panas. Tersedia di:

    https://www.academia.edu/8315459/ (diunduh tanggal 10 Mei 2015)

    Anonim. Shell and Tube Exchanger. Tersedia di:

    http://www.southwestthermal.com/shell-tube-exchanger.html (diunduh

    tanggal 10 Mei 2015)

    Anonim. Shell and Tube Exchanger. Tersedia di:

    http://www.niro.com/niro/cmsdoc.nsf/webdoc/ndkw5y7g8v (diunduh

    tanggal 10 Mei 2015)

    Anonim. Shell and Tube Exchanger. Tersedia di:

    http://www.kamui.co.jp/english/products/shell_and_tube/ (diunduh

    tanggal 10 Mei 2015)

    Anonim. Shell and Tube Exchanger. Tersedia di:

    http://hezrif.uitm.edu.my/ese652/51%20Heat%20Exchanger%20090907d.pdf

    (diunduh tanggal 10 Mei 2015)

    Tim Penyusun. 2013. Perancangan Alat Proses 1. Samarinda: Politeknik

    Negeri Samarinda