He Ma to Poiesis

5
PROSES PEMBENTUKAN DARAH 1. ERITROSIT Masing-masing dari kita memiliki total 25 sampai 30 triliun sel darah merah yang mengalir dalam pembuluh darah setiap hari. Namun kendaraan pengangkut gas yang vital ini berumur pendek dan harus diganti dengan kecepatan sekitar 2 sampai 3 juta sel perdetik. Harga yanbg harus dibayar oleh eritrosit atau kandungan hemoglibin mereka yg tinggi dengan menyingkirkan berbagai perangkat interasel yang lazim ada adalah singkatnmya usia. Tanpa DNA dan RNA, sel darah merah tidak dapat membentuk protein untuk memperbaiki sel, pertumbuhan dan pembelahan atau untuk memperbarui pasokan enzim. Dengan hanya berbekal sedikit, yaitu zat-zat yg disintesis sebelum nukleus, organel, dan ribosom mereka dikeluarkan, eritrosit hanya mampu bertahan rata-rata 120 hari, sangat berbeda dengan sel saraf dan otot yang hidup selama usia individu yg bersangkutan. Selama rentang waktu hidupnya yang singkat yaitu 4 bulan, eritrosit mengembara sekitar 700 mil ketika bersirkulasi melalui pembuluh darah. Seiring dengan penuaan eritrosit, membran plasmanya yang tidak dapat diperbarui menjadi rapuh dan rentan mengalami ruptur ketika sel terperas masuk ke dalam bagian-bagian sistem pembuluh yang sempit. Sebagian besar sel darah merah mengakhiri hidupnya di limpa, karena jaringan kapiler organ ini sempit dan berbelit-belit, sehingga sel-sel rapuh ini terjepit. Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen. Selain menyingkirkan sebagian besar eritrosit tua dari sirkulasi, limpa memiliki kemampuan terbatas untuk menyimpan eritrosit sehat didalam pulpa interiornya; berfungsi sebagai tempat penyimpanan trombosit; dan mengandung banyak limfosit, sejenis sel darah putih. Karena eritrosit tidak dapat membelah diri untuk menggantikan jumlah mereka sendiri, sel-sel tua yang ruptur harus diganti oleh sel baru yang dihasilkan oleh pabrik eritrosit –sumsum tulang—yaitu jaringan lunak yang sangat seluler yang mengisi rongga-rongga internal tulang. Sumsum tulang dalam keadaan normal menghasilkan sel darah merah, suatu proses yang dikenal sebagai eritropoiesis, dengan kecepatan luar biasa 2 sampai 3 juta per detik untuk mengimbangi musnahnya sel-sel tua.

description

hematopoises

Transcript of He Ma to Poiesis

PROSES PEMBENTUKAN DARAH

1. ERITROSIT

Masing-masing dari kita memiliki total 25 sampai 30 triliun sel darah merah yang mengalir dalam pembuluh darah setiap hari. Namun kendaraan pengangkut gas yang vital ini berumur pendek dan harus diganti dengan kecepatan sekitar 2 sampai 3 juta sel perdetik. Harga yanbg harus dibayar oleh eritrosit atau kandungan hemoglibin mereka yg tinggi dengan menyingkirkan berbagai perangkat interasel yang lazim ada adalah singkatnmya usia. Tanpa DNA dan RNA, sel darah merah tidak dapat membentuk protein untuk memperbaiki sel, pertumbuhan dan pembelahan atau untuk memperbarui pasokan enzim. Dengan hanya berbekal sedikit, yaitu zat-zat yg disintesis sebelum nukleus, organel, dan ribosom mereka dikeluarkan, eritrosit hanya mampu bertahan rata-rata 120 hari, sangat berbeda dengan sel saraf dan otot yang hidup selama usia individu yg bersangkutan. Selama rentang waktu hidupnya yang singkat yaitu 4 bulan, eritrosit mengembara sekitar 700 mil ketika bersirkulasi melalui pembuluh darah. Seiring dengan penuaan eritrosit, membran plasmanya yang tidak dapat diperbarui menjadi rapuh dan rentan mengalami ruptur ketika sel terperas masuk ke dalam bagian-bagian sistem pembuluh yang sempit.

Sebagian besar sel darah merah mengakhiri hidupnya di limpa, karena jaringan kapiler organ ini sempit dan berbelit-belit, sehingga sel-sel rapuh ini terjepit. Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen. Selain menyingkirkan sebagian besar eritrosit tua dari sirkulasi, limpa memiliki kemampuan terbatas untuk menyimpan eritrosit sehat didalam pulpa interiornya; berfungsi sebagai tempat penyimpanan trombosit; dan mengandung banyak limfosit, sejenis sel darah putih.

Karena eritrosit tidak dapat membelah diri untuk menggantikan jumlah mereka sendiri, sel-sel tua yang ruptur harus diganti oleh sel baru yang dihasilkan oleh pabrik eritrosit sumsum tulangyaitu jaringan lunak yang sangat seluler yang mengisi rongga-rongga internal tulang. Sumsum tulang dalam keadaan normal menghasilkan sel darah merah, suatu proses yang dikenal sebagai eritropoiesis, dengan kecepatan luar biasa 2 sampai 3 juta per detik untuk mengimbangi musnahnya sel-sel tua.

Selama perkembangan masa janin, eritrosit mula-mula diproduksi oleh kantung kunir (yolk sac) dan kemudian oleh hati dan limpa, sampai sumsum tulang terbentuk dan mengambil alih pembentukan eritrosit.namun, seiring dengan makin dewasanya seseorang, sumsum kuning berlemak yang tidak mampu melakukan eritropoiesis secara bertahap menggantikan sumsum merah, yang hanya tersisa di sternum (tulang dada), vertebra (tulang punggung), iga, dasar tengkorak, dan ujung-ujung atas tulang ekstrimitas yang panjang. Sumsum merah tidak hanya menghasilkan sel darah merah tetapi juga merupakan sumber bagi leukosit dan trombosit. Di sumsum merah terdapat sel bakal pluripotensial yang belum berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel darah. Berbagai jenis sel, bersama sel-sel bakal, saling menjalin di sumsum merah dalam berbagai stadium perkembangan. Sel-sel matang dikeluarkan ke kapiler-kapiler yang menembus sumsum merah. Terdapat faktor-faktor regulator yg bekerja pada sumsum hemopoietik (membentuk darah) untuk mengatur jenis dan jumlah sel yang dibentuk dan dikeluarkan ke dalam darah. Dari berbagai jenis sel darah, mekanisme pengaturan pembentukan sel darah merah adalah mekanisme yang paling dipahami.

Eritropoiesis dikontrol oleh eritroprotein dari ginjal

Jumlah eritrosit yang beredar dalam keadaan normal cukup konstan, yang mengisyaratkan bahwa eritropoiesis pastilah dikontrol secara ketat. Karena pengangkutran 02 dalam darah adalah fungsi utama eritrosit. Sel-sel di ginjal yang mengeluarkan eritroprotein belum diketahui pasti, tetapi tempat kerja akhir hormon ini sudah diketahui. Eritroprotein bekerja pada turunan sel-sel bakal yang belum berdiferensiasi yang telah berkomitmen untuk menjadi sel darah merah, yaitu merangsang proliferasi dan pematangan mereka. Peningkatan aktifitas eritropiesis ini menambah jumlah sel darah merah dalam darah, sehingga terjadi peningkatan kapasitas darah mengangkut O2 dan memulihkan penyaluran O2 kejaringan ke tingkat normal. apabila penyaluran O2 ke ginjal telah normal, sekresi eritropoietin dihentikan sampai diperlukan kembali. Dengan cara ini, produksi eritrosit secara normal diseimbangkan dengan destruksi atau pengurangan sel-sel ini sehingga kapasitas darah mengangkur O2 relatif tepat. Sebagai respons terhadap kehilangan eritrosit dalam jumlah besar, seperti ;pada perdarahan atau destruksi abnormal eritrosit muda dalam darah, kecepatan eritropoiesis dapat ditingkatkan sam;pai lebih dari enam kali lipat tingkat normal.

Persiapan sebuah eritrosit untuk keluar dari sumsum mebutuhkan beberapa langkah, misalnya sintesis hemoglobin dan pengeluaran nukleus dan organel. Sel-sel yg paling dekat dengan kematangan memerlukan beberapa hari sebelum dibereskan dan dikeluarkan ke dalam darah sebagai respons terhadap eritropoietin, dan sel-sel yg relatif belum berkembang dan yang baru dibentuk mungkin memerlukan waktu beberapa minggu untuk menjadi matang. Dengan demikian, waktu yang diperlukan untuk penggantian sempurna sel-sel darah merah yg hilang bergantung pada seberapa banyak yang diperlukan untuk mengembalikan jumlah ke tingkat normal. Apabila kebutuhan akan sel darah merah sangat tinggi, sumsum tulang mungkin mengeluarkan sejumlah besar eritrosit imatur, yang dikenal sebagai retikulosit, ke dalam darah untuk dengan cepat memenuhi kebutuhan. Sel-sel imatur ini dapat dikendali dengan tekhnik-tekhnik pewarnaan yg menyebabkan sisa-sisa ribosom dan organel yg belum dikeluarkan terlihat. Keberadaan retikulosit diatas kadar normal 0,5 % sampai 1,5% dari junmlah total eritrosit dalam darah mengisyaratkan peningkatan aktifitas eritropoiesis. Pada tingkat kecepatan yang sangat tinggi, lebih dari 30% sel darah merah dalam sirkulasi berada dalam stadium retikulosit imatur.

Gen yang mengatur sintesis eritropoietin telah berhasil diidentifikasi dan diklon, sehingga hormon ini sekarang dapat diproduksi dalam jumlah besar dilaboraturium. Penemuan ini menimbulkan dampak besar pada kebutuhan akan transfusi darah. Sebagai contoh, pemberian eritropoietin kepada para pasien bedah akan merangsang pembentukan sel-sel darah merah sendiri, sehingga kebutuhan akan transfusi darah akan berkurang.

Selain eritropoietin, yang merupakan faktor regulator utama untuk menyesuaikan kecepatan pembentukan sel darah merah agar kadar eritrosit tetap konstan, testosteron, hormon seks pria yg utama, meniongkatkan kecepatan basal eritropoiesis. Hormon ini jelas berperan, paling tidak sebagian, menyebabkan hematokrit pada pria secara normal lebih besar daripada hematokrit wanita. Sel-sel darah merah tambahan pada pria menimbulkan peningkatan kapasitas darah mengangkut O2 untuk memenuhi kebutuhan massa otot yang lebih besar pada pria, yang juga disebabkan oleh testosteron.2. LEUKOSIT

Leukosit diproduksi dengan kecepatan yg berbeda-beda bergantung pada kebutuhan pertahanan tubuh yang berubah-ubah. Semua leukosit pada akhirnya berasal dari sel bakal tidak berdiferensiasi yang sama disumsum tulang merah yg menghasilkan eritrosit dan trombosit. Sel-sel yang akan menjadi leukosit akhirnya berdiferensiasi menjadi berbagai turunan sel dan berpoliferasi dibawah pengaruh faktor perangsang yg sesuai. Granulosit dan monosit hanya dihasilkan disumsum tulang. Yg mengeluarkan leukosit matang ini ke dalam darah. Limfosit semula berasal dari sel prekursor di sumsum tulang, tetapi sebagian besar limfosit baru sebenarnya dihasilkan oleh limfosit yang sudah ada yg berdiam di jaringan limfoid (jaringan yg mengandung limfosit), misalnya kelenjar limfe dan tonsil.

Jumlah total leukosit dalam keadaan normal berkisar dari 5 sampai 10 juta sel per mililiter darah, dengan rata-rata 7 juta sel/ml, yg dinyatakan sebagai jumlah sel darah putih rerata 7.000/mm3. Leukosit adalah unsur sel dalam darah yg jumlahnya paling sedikit (sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 700 sel darah merah). Bukan karena produksinya lebih sedikit, tetapi karena sel-sel tersebut hanya mampir sementara didalam darah. Dalam keadaan normal, sekitar dua-pertiga leukosit dalam darah sirkulasi adalah granulosit, terutama limfosit. Namun demikian, jumlah total sel darah putih dan persentase setiap jenis dapat cukup bervariasi untuk memenuhi kebutuhan pertahanan yg selalu berubah-ubah. Berbagai jenis leukosit diproduksi dengan berbagai tingkat kecepatan, bergantung pada jenis dan luas serangan yg dihadapi oleh tubuh. Zat-zat perantara kimiawi yg berasal dari jaringan yg terinvasinatau rusak, atau dari leukosit aktif itu sendiri menentukan kecepatan produksi berbagai leukosit. Diperlukan hormon-hormon spesifi yg analog dengan eritropioetin untuk mengarahkan diferensiasi dan proliferasi tiap-tiap jenis sel. Sebagian dari hormon itu telah diidentifikasi dan dapat dibuat dilaboraturium; satu contoh adalah granulocyte colony-stimulating factor, yang merangsang peningkatan replikasi dan pengeluaran granulosit, terutama neutrofil, dari sumsum tulang. Penemuan ini telah membuka kemungkinan pemberian hormon tersebut sebagai terapi baru untuk meningkatkan pertahanan tubuh seseorang terhadap infeksi atau kanker. Dengan memeriksa fungsi berbagai jenis leukosit, kita akan mendapat petunjuk-petunjuk mengenai keadaan-keadaan apa yang mendorong pembentukan leukosit-leukosit tersebut secara normal.3. TROMBOSIT DAN HEMOSTASIS

Trombosit adalah fragmen sel yg berasal dari megakariosit.

Slain eritrosi dan leukosit, trombosit adalah jenis unsur sel ketiga yang terdapat didalam darah. Trombosit bukanlah suatu sel utuh tetapi fragmen/potongan kecil sel (bergaris tengah sekitar 2-4 mikrometer) yag terlepas dari tepi luar suatu sel besar (bergaris tengah sekitar 60 mikrometer) disumsum tulang yang dikenal sebagai megakariosit. Megakariosit berasala dari sel bakal yg belum berdiferensiasi yg sama dengan yang menghasilkan turunan eritrosit dan leukosit. Trombosit pada dasarnya adalah suatu vesikel yg mengandung sebagia dari sitoplasma megakariosit terbungkus oleh membran plasma.

Dalam setiap mililiter darah pada keadaan normal terdapat sekitar 250.000 trombosit (kisarannya sekitar 150.000-350.000/mm3). Trombosit tetap berfungsi selama sekitar 10 hari untuk kemudian disingkirkan dari sirkulasi oleh makrofag jaringan, terutama makrofagyg terdapat di limpa dan hati, dan diganti oleh trombosit baru yg dikeluarkan dari sumsum tulang.

Trombosit tidak keluar daripembuluh darah seperti yg dilakukan oleh sel darah putih, tetapi sekitar sepertiga dari trombosit total selalu tersimpan didalam rongga-rongga berisi darah dilimpa. Simpanan trombosit ini dapat dikeluarkan dari limpa ke dalam sirkulasi sesuai dengan kebutuhan (misalnya pada saat terjadi perdarahan) oleh kontraksi limpa yg diinduksi oleh stimulasi simpatis.

Karena merupakan fragmen sel, trombosit tidak memiliki nukleus. Namun, sel ini diperlengkapi oleh organel dan sistem enzim sitosol untuk menghasilkan energi dan mensintesis produk sekretorik yg disimpan digranula-granula yg tersebar diseluruh sitosolnya. Selain itu, trombosit mengandung aktin dan miosin dalam konsentrasi yg tinggi, sehingga trombosit dapat berkontraksi. Kemampuan sekretorik dan kontraksi ini penting dalam hemostasis.