PENGARUH PERTUMBUHAN POTENSIAL, VARIASI …/Pengaruh...trust HIM fully. One or two things will...
-
Upload
truongtuong -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of PENGARUH PERTUMBUHAN POTENSIAL, VARIASI …/Pengaruh...trust HIM fully. One or two things will...
PENGARUH PERTUMBUHAN POTENSIAL, VARIASI PEROLEHAN,
PERLINDUNGAN PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS
TERHADAP RASIO LEVERAGE PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas - tugas dan Memenuhi Syarat - syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta
OLEH :
Monalisa Dalimarta Siregar
F 0303051
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul:
PENGARUH PERTUMBUHAN POTENSIAL, VARIASI PEROLEHAN, PERLINDUNGAN
PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP RASIO
LEVERAGE PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
Surakarta, 4 Mei 2009
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
(Sri Murni, SE, Msi, Ak) NIP. 19710330 199512 2 001
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat –
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Surakarta, November 2009
Tim penguji skripsi:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak. ( )
(NIP. 19520610 198803 1 002)
2. Anis Widjajanto, S.E, M.Si, Ak. ( )
(NIP. 19710314 199802 1 001)
3. Sri Murni, S.E, M.Si, Ak. ( )
(NIP. 19710330 199512 2 001)
4. Halim Dedy Perdana, S.E, Ak ( )
(NIP. 19830621 200604 1 003)
If GOD leads you to the edge of cliff,
trust HIM fully.
One or two things will happen, either HE will catch you when you fall,
or HE will teach you how to fly.
”Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan
baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan
sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan
tidak menjadi lelah.”
(Yesaya 40:31)
Skripsi ini kupersembahkan untuk almarhum ayahku yang telah berpulang ke
Rumah Bapa bertepatan dengan Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, 21 Mei
2009.
Aku percaya Papa ikut bersama dengan Tuhan Yesus pergi kembali ke Sorga.
Aku mencintaimu, Pa, dan aku bangga memiliki ayah sepertimu...
KATA PENGANTAR
Puji syukur sebesar - besarnya penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat
dan anugerah Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Pertumbuhan Potensial, Variasi Perolehan, Perlindungan Pajak, Ukuran Perusahaan, dan
Profitabilitas terhadap Rasio Leverage Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.”
Adapun skripsi ini disusun dengan maksud untuk melengkapi tugas - tugas dan
memenuhi syarat - syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak dapat mengingkari adanya bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih sebesar - besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M. Si, Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Sri Murni, S.E, M. Si, Ak. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar
memberi pengarahan, masukan, dan motivasi bagi penulis guna menyelesaikan skripsi
ini.
4. Bapak / Ibu dosen pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
khususnya Jurusan Akuntansi.
5. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas
kerjasamanya selama ini.
6. Almarhum ayahku tercinta, yang semasa hidupnya telah berjuang keras dalam
membesarkan, mendidik, mencintai, dan mengusahakan yang terbaik bagi anak –
anaknya.
7. Ibuku tercinta, yang selalu menasehati dan mendoakan yang terbaik bagi penulis.
8. Kakak – kakakku, Cik Vero dan Ko Alex, yang telah ikut mendukung dan membantu
hingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Kekasihku, Andre Purnama, yang telah setia mendukung, menyemangati, dan membantu
penulis selama ini.
10. Serta pihak – pihak lain yang turut membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu.
Surakarta, Oktober 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
ABSTRAKSI ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
iv
v
HALAMAN MOTTO vi
HALAMAN PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritis 7
B. Penelitian terdahulu dan Pengembangan Hipotesis 14
C. Kerangka Pemikiran 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 19
B. Populasi dan Sampel 19
C. Metode Pengambilan Sampel 20
D. Variabel Dan Pengukuran 20
E. Alat Analisis 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian 27
B. Hasil Analisis 28
C. Pembahasan 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 44
B. Saran Dan Keterbatasan Penelitian 47
DAFTAR PUSTAKA 49
LAMPIRAN 51
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 4.1. Daftar Nama Perusahaan Manufaktur Sampel 27
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Sampel 28
Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Penelitian 32
Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Penelitian 33
Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Penelitian 33
Tabel 4.6. Hasil Uji Multikolinieritas 34
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Glejser 35
Tabel 4.8. Uji Hipotesis 39
Tabel 4.9. Uji Analysis of Varian 40
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran 18
Gambar 4.1. Uji Heteroskedastisitas 36
Gambar 4.2. Statistik Durbin Watson 38
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Data Rasio Leverage 51
Lampiran 2. Data Dividend Payout Ratio 52
Lampiran 3. Data Return On Equity 53
Lampiran 4. Data Earning Before Tax 54
Lampiran 5. Data Total Liabilities 55
Lampiran 6. Data Total Assets 56
Lampiran 7. Data Earning After Tax 57
Lampiran 8. Output SPSS 12.0 untuk Stastistik Deskriptif 58
Lampiran 9. Output SPSS 12.0 untuk Uji Normalitas Data Mentah 59
Lampiran 10. Output SPSS 12.0 untuk Uji Normalitas Data dalam
bentuk Ln
60
Lampiran 11. Output SPSS 12.0 untuk Uji Hipotesis, Uji
Multikolinieritas, dan Uji Autokorelasi
61
Lampiran 12. Output SPSS 12.0 untuk Uji Heteroskedastisitas 64
PENGARUH PERTUMBUHAN POTENSIAL, VARIASI PEROLEHAN,
PERLINDUNGAN PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS
TERHADAP RASIO LEVERAGE PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
JAKARTA
Abstraksi
Banyak studi terhadap struktur modal telah dilakukan, namun masih menimbulkan perdebatan hingga sekarang. Studi ini menguji pengaruh pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap rasio leverage.
Sampel dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2000 sampai dengan 2005, di mana periode ini merupakan periode krisis moneter di Indonesia, sehingga observasi yang diamati terkumpul 75 data. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Hipotesis diuji dengan model regresi berganda yang disertai pengujian asumsi klasik.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa variabel pertumbuhan potensial, profitabilitas, perlindungan pajak, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap rasio leverage, sedangkan variabel variasi perolehan tidak cukup bukti untuk mempengaruhi rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Kata kunci: pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan, profitabilitas dan rasio leverage
POTENTIAL GROWTH INFLUENCE, RESULT VARIATION, TAX PROTECTION, SIZE
COMPANIES AND PROFITABILITY TOWARDS RATIO LEVERAGE
MANUFACTURING BUSINESS AT FFECT EXCHANGE JAKARTA
Abstraction
Many studies towards capital structure has been done, but still to evoke debate until now. This study tests potential growth influence, result variation, tax protection, size companies and profitability towards ratio leverage.
Sample in this watchfulness 15 registered manufacturing business at BEJ period 2000 until 2005, which is this period is crisis monetary period in Indonesia, so that observation that is watched to gatherred 75 datas. Sample taking technique is done by purposive sampling. Hypothesis is tested with doubled regression model that is espoused classic assumption testing.
From the study that have been done got the result that potential growth variable, profitability, tax protection, and size companies influential towards ratio leverage, while variable result variation insufficient proof to influences ratio leverage in manufacturing business at Effect Exchange Jakarta.
Keyword: potential growth, result variation, tax protection, size companies, profitability and ratio leverage
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan yang sehat pada umumnya berusaha menjaga kelangsungan hidup dan
berusaha mengembangkan dirinya untuk memberikan peningkatan kesejahteraan bagi para
pemiliknya. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan berkaitan
dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur
modal. Keputusan struktur modal merupakan keputusan keuangan yang berkaitan dengan
perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham
preferen dan saham biasa yang digunakan oleh perusahaan (Sartono, 2001). Menurut Brigham
dan Houston (1998), perusahaan yang menggunakan pendanaan utang disebut dengan istilah
pendanaan leverage memiliki tiga implikasi penting, yaitu:
1. Dengan penerbitan dana melalui utang, pemegang saham dapat memelihara kendali
perusahaan dengan dana mereka yang terbatas.
2. Kreditor memandang modal sendiri atau dana yang disediakan pemilik merupakan sebuah
margin keamanan, sehingga jika pemegang saham hanya menyediakan proporsi kecil
terhadap pendanaan total, maka menimbulkan risiko bagi kreditor.
3. Jika perusahaan memperoleh lebih banyak pada investasi yang didanai dengan pinjaman,
maka dapat digunakan untuk membayar bunga, sehingga pengembalian bagi pemilik modal
terungkit (leveraged).
Penelitian terhadap struktur modal sudah cukup banyak dilakukan, namun perdebatan
teori struktur modal masih berlanjut hingga saat ini. Menurut Sartono (2001), teori struktur
modal memiliki kesimpulan sementara, yaitu terdapat struktur modal optimal atau paling tidak
terletak dalam satu rentang tertentu untuk setiap perusahaan, meskipun hingga saat ini masih
sulit untuk menentukan secara pasti satu struktur modal yang optimal.
Besarnya penggunaan sumber dana yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai
kegiatannya merupakan kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan struktur modal.
Kebijakan tersebut tentunya tidak lepas dari upaya perusahaan untuk meningkatkan nilai
perusahaan, sehingga dalam mempertimbangkan kebijakan struktur modal selalu muncul
pertanyaan berapa besar modal sendiri dan berapa besar modal asing yang harus digunakan agar
dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan nilai perusahaan (Dananti dan Nany, 2006).
Dananti dan Nany (2006) menjelaskan beberapa studi empiris yang memasukkan unsur
pertumbuhan penjualan dalam penelitian struktur modal menunjukkan hasil yang berbeda yaitu,
tidak mampu mempengaruhi teori struktur modal secara signifikan (Carleton dan Silberman,
1977) sedangkan studi lain (Barton, Hill dan Sundaram, 1989) menunjukkan hasil yang
signifikan. Hasil tidak konsisten juga dijumpai pada analisis risiko yang tidak mampu
menjelaskan stuktur modal secara signifikan (Carleton dan Silberman, 1977 dan Baron, Hill dan
Sundarman, 1989, serta Chang dan Rhee, 1990). Crutchley dan Hansen (1989) menunjukkan
hasil yang signifikan. Hartono (2004) memperoleh hasil penelitian, yaitu profitabilitas dan
defisit arus kas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap leverage, sedangkan
kesempatan investasi dan size tidak berpengaruh terhadap leverage pada perusahaan manufaktur
yang terbit di BEJ periode 1996 sampai dengan 1999. Kristyana (2005) menjelaskan bahwa
growth potential, earning variability, tax shields, firm size dan profitability memiliki pengaruh
yang berbeda terhadap leverage ratio pada periode sebelum dan selama krisis moneter untuk
perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEJ periode 1994 sampai dengan 1999. Namun
penelitian ini tidak menunjukkan faktor-faktor yang membedakan antara leverage ratio sebelum
dan selama krisis moneter. Model regresi leverage sebelum krisis menunjukkan hanya variabel
profitability yang berpengaruh terhadap leverage ratio, sedangkan pada periode selama krisis
variabel earning variability yang berpengaruh terhadap leverage ratio. Dananti dan Nany (2006)
dengan menggunakan variabel yang sama dengan penelitian Kristyana, tetapi diuji dengan
analisis diskriminan menemukan hanya variabel firm size yang signifikan sebagai variabel
diskriminan pada fungsi diskriminan leverage ratio sebelum dan selama krisis moneter.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang dipaparkan di atas, terdapat
perbedaan pendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal yang tercermin
dalam leverage ratio. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian untuk menguji
konsistensi hasil pengaruh pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak,
ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap rasio leverage jika menggunakan data perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Dananti dan
Nany (2006), namun dengan beberapa perbedaan yang terletak pada alat analisis dan periode
penelitian. Dananti dan Nany (2006) menggunakan alat analisis diskriminan untuk membedakan
faktor-faktor (pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan
dan profitabilitas) yang menentukan rasio leverage periode sebelum (1994-1996) dan selama
krisis moneter (1997-1999) pada perusahaan tekstil dan garmen di BEJ. Sedangkan penelitian
ini lebih berfokus pada pengujian pengaruh variabel bebas (pertumbuhan potensial, variasi
perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas) terhadap variabel terikat
(rasio leverage) pada periode 2000 sampai 2005 (selama krisis moneter) pada perusahaan
manufaktur di BEJ. Jadi, jika Dananti dan Nany ingin menguji faktor-faktor yang membedakan
leverage ratio sebelum dan selama krisis, maka penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi leverage ratio untuk sampel yang berbeda. Hal ini dilatarbelakangi dengan
logika bahwa agar sebuah atau beberapa variabel bebas menjadi faktor yang dapat membedakan
sebuah variabel terikat pada dua periode yang berbeda, variabel bebas tersebut harus secara
signifikan berpengaruh terhadap variabel terikat.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat perbedaan hasil-hasil penelitian terdahulu
sehingga dapat disusun rumusan masalah, apakah terdapat pengaruh antara variabel pertumbuhan
potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap
rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
secara empiris pengaruh variabel pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak,
ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Jakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Pembaca untuk memperoleh informasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
kebijakan struktur modal perusahaan manufaktur yang terbit di BEJ.
2. Penelitian selanjutnya untuk menjelaskan teori struktur modal terutama untuk studi kasus
pada perusahaan manufaktur yang terbit di BEJ. Hasil studi diharapkan mampu memberikan
penjelasan pengaruh pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran
perusahaan dan profitabilitas terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Jakarta melalui pembuktian empiris.
3. Perusahaan manufaktur untuk bahan pertimbangan dalam membuat keputusan pendanaan
menggunakan utang.
4. Peneliti sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu (teori) yang didapat di bangku kuliah
dengan keadaan dunia nyata.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini sebagai berikut,
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dalam bab ini dibahas mengenai teori-teori yang mendasari dan mendukung penelitian
ini dan juga penelitian-penelitian tentang variabel pertumbuhan potensial, variasi
perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap rasio
leverage yang dilakukan sebelum penelitian ini untuk mengembangkan hipotesis dan
kerangka pemikiran penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dibahas tentang metode penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian,
populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, variabel dan pengukuran, serta alat
analisis yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas tentang deskripsi objek penelitian, hasil analisis, dan pembahasan
hasil penelitian.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini dibahas mengenai simpulan, saran dan keterbatasan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritis
1. Teori Struktur Modal
Struktur modal menunjukkan pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka
panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Struktur modal merupakan sebagian dari
struktur keuangan perusahaan. Struktur keuangan merupakan cara perusahaan membiayai
aktivanya, terdiri atas hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal pemegang
saham. Determinan struktur keuangan yang penting terdiri atas tingkat pertumbuhan dan
stabilitas penjualan masa yang akan datang, karakteristik industri, struktur aktiva perusahaan,
kuasa untuk mengendalikan dan sikap pemilik serta direksi dalam menghadapi resiko, sikap
pemberi pinjaman terhadap perusahaan dan industri (Weston dan Copeland, 1991).
Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Dengan
kata lain, struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal bisa
diubah - ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.
Pada tahun 1950-an, dua orang ekonom yaitu Modigliani dan Miller menentang
pandangan tradisional struktur modal. Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak
mempengaruhi nilai perusahaan. Kemudian pada awal tahun 1960-an kedua ekonom tersebut
memasukkan faktor pajak ke dalam analisis mereka. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa
nilai perusahaan dengan nilai hutang lebih tinggi dibandingkan nilai perusahaan tanpa hutang.
Kenaikan nilai tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak dari penggunaan hutang.
Menurut Lawrence, Gitman (2000, p.488, diunduh dari www.fe.elcom.umy.ac.id, 2009),
definisi struktur modal adalah sebagai berikut: ”Capital Structure is the mix of long term debt
and equity maintained by the firm”. Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan
antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Ada dua
macam tipe modal menurut Lawrence, Gitman (2000) yaitu modal hutang (debt capital) dan
modal sendiri (equity capital). Tetapi dalam kaitannya dengan struktur modal, jenis modal
hutang yang diperhitungkan hanya hutang jangka panjang.
2. Struktur Modal Target
Perusahaan seharusnya pertama menganalisis sejumlah faktor, kemudian menentukan
sebuah struktur modal target. Target ini mungkin berubah seiring perubahan waktu, manajemen
seharusnya memiliki struktur modal yang spesifik. Jika rasio hutang aktual lebih rendah dari
tingkat yang ditargetkan, ekspansi modal mungkin dilakukan dengan menerbitkan hutang,
sedangkan jika rasio hutang di atas target, ekspansi modal mungkin dilakukan dengan
menerbitkan equity (Brigham, 1998).
Seperti dijelaskan Brigham (1998), kebijakan struktur modal meliputi trade off antara
risiko dengan return, yaitu penggunaan semakin banyak hutang, menimbulkan risiko yang
semakin besar bagi pemilik. Namun, penggunaan hutang pada umumnya membawa pada sebuah
tingkat return yang diharapkan semakin tinggi. Empat faktor utama yang mempengaruhi
keputusan struktur modal:
a. Resiko bisnis (business risk), yaitu resiko yang tidak dapat terpisah dengan operasi
perusahaan jika tidak menggunakan hutang. Semakin besar risiko bisnis, semakin rendah
rasio hutang optimal.
b. Posisi pajak perusahaan. Semakin tinggi tingkat pajak yang harus ditanggung perusahaan,
penggunaan hutang dengan biaya hutang yang rendah dapat mengurangi pajak yang harus
ditanggung oleh perusahaan sebab pajak yang harus dibayar dikenakan pada pendapatan
setelah dikurangi bunga.
c. Fleksibilitas pendanaan yaitu kemampuan menciptakan modal.
d. Manajerial lebih bersifat konservatif atau lebih bersifat agresif. Faktor ini tidak
mempengaruhi maksimisasi nilai perusahaan, tetapi mempengaruhi struktur modal yang
ditargetkan manajer.
3. Trade- Off Theory
Teori ini memasukkan biaya kebangkrutan ketika perusahaan dilikuidasi untuk
menentukan biaya penggunaan hutang. Berkaitan dengan likuidasi, Harris dan Raviv (1990)
mendemonstrasikan peran informasi dari hutang dan struktur modal. Mereka berargumentasi
bahwa investor menggunakan informasi prospek perusahaan untuk memutuskan apakah
melikuidasi atau melanjutkan perusahaan. Selanjutnya, Brigham, et. Al. (1999) mengemukakan
impilikasi penting dari trade-off theory yang meliputi:
a. Perusahaan dengan risiko bisnis yang lebih tinggi harus menggunakan lebih kecil hutang
daripada perusahaan yang memiliki risiko bisnis lebih rendah, karena semakin besar risiko
bisnis, penggunaan hutang yang semakin besar akan memperbesar beban bunga tetap,
sehingga semakin tinggi probabilitas penurunan laba yang berdampak pada financial distress.
b. Perusahaan yang membayar pajak dengan tingkat yang lebih tinggi sebaiknya menggunakan
lebih banyak hutang daripada perusahaan yang membayar pajak dengan tingkat yang rendah.
4. Pecking Order Theory
Brigham (1998) menjelaskan, pecking order theory didasarkan pada asumsi bahwa
manajer mengetahui informasi lebih banyak tentang prospek perusahaan dibanding investor,
sehingga investor berusaha menangkap sinyal aktivitas manajer untuk menduga prospek
perusahaan. Oleh karena itu, pecking oder theory juga dikenal dengan signaling theory. Teori ini
mengkritik asumsi Modigliani Miller yang berargumentasi bahwa terdapat informasi simetris,
yang dalam kenyataan informasi simetris ini sangat sulit dijumpai, karena manajer cenderung
lebih banyak mendapatkan informasi daripada investor.
Studi G. Donaldson memberikan simpulan bahwa perusahaan lebih menyukai
menggunakan pendanaan dari modal intern, yakni aliran kas laba ditahan dan depresiasi
(Brigham et al., 1999: 429). Selanjutnya Myers (1984) memperjelas pecking oder theory dengan
urutan sumber pendanaan sebagai berikut: internal fund, debt, dan equity.
Implikasinya bagi manajemen adalah:
a. Perusahaan yang memiliki prospek bagus akan lebih memilih menggunakan hutang daripada
menjual saham atau menerbitkan saham baru.
b. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki prospek buruk akan lebih memilih menjual saham
atau menerbitkan saham baru daripada menggunakan hutang.
c. Hal ini berarti perusahaan harus menggunakan lebih sedikit hutang daripada yang disarankan
oleh trade-off theory.
Informasi asimetris tidak hanya menghalangi kemampuan perusahaan meningkatkan dana
melalui penawaran saham baru, tetapi juga menciptakan elastisitas yang tidak sempurna supply
pendanaan ekuitas melalui keterbatasan akses terhadap laba ditahan. Dividen memberikan sinyal
mengenai earning saat ini maupun masa yang akan datang (Baskin, 1989; Koch dan Shenoy,
1999), hal ini berbeda dengan irrelevance dividend theory (Brigham et al, 1999).
5. Rasio Leverage
Rasio Leverage (RL) merupakan besarnya aktiva perusahaan yang dibelanjai dengan
menggunakan dana dari pihak luar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya (Brigham, 1996: 627; Weston, 1993: 31-303; Van Horne, 1997: 137-
138; Brealey, 1988: 653; Weston, 1989: 226-228; Setyaningsih, 1996: 72 dikutip dari Santika
dan Nurdi 2001). Rasio ini membandingkan antara total utang dengan total aktiva (total debt to
total asset). Di semua negara sedang berkembang, industri manufaktur ditandai dengan rasio
hutang terhadap modal sendiri yang tinggi. Semakin tinggi proporsi utang relatif terhadap modal
sendiri, meningkatkan resiko perusahaan (Bradley, Jarrell dan Kim, 1984).
6. Pertumbuhan Potensial
Menurut Myer (1977) nilai perusahaan terdiri atas dua komponen, yaitu aset yang
dimiliki dan kesempatan bertumbuh. Pertumbuhan perusahaan yang dapat mengukur nilai
perusahaan merupakan harapan yang diinginkan baik oleh pihak internal perusahaan, yaitu
manajemen maupun eksternal perusahan seperti investor dan kreditor. Semakin cepat tingkat
pertumbuhan sebuah perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan di
bidang keuangan. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, perusahaan semakin
memilih untuk menahan laba daripada membayarkannya berupa deviden. Pada waktu yang sama,
perusahaan diharapkan untuk bergantung kepada hutang untuk memelihara rasio hutangnya
sebagai hak dasar meningkatkan penahanan labanya yang besar. Pertumbuhan potensial
merupakan estimasi tingkat pertumbuhan, yang dihitung dengan menggunakan retention growth
model yaitu bagian laba yang ditahan dikalikan tingkat pengembalian modal sendiri (Brigham
dan Gapenski Seperti dikutip dalam Dananti dan Nany, 2006).
7. Variasi Perolehan
Variasi perolehan merupakan perubahan perolehan yang tersedia bagi pemegang saham
dari periode ke periode. Perubahan perolehan mungkin disebabkan oleh perubahan penjualan,
perubahan biaya operasional dan perubahan biaya lainnya seperti tambahan biaya bunga yang
harus dibayar oleh perusahaan sebagai akibat tambahan utang.
8. Perlindungan Pajak
Bunga hutang adalah beban yang dapat digunakan untuk tujuan pengurangan perpajakan
(deductible expense) dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan pada tarif pajak
yang tinggi. Karena itu, makin tinggi tarif pajak perusahaan makin besar keuntungan dari
penggunaan hutang. Perlindungan pajak merupakan perlindungan yang berasal dari pajak, yang
diterima oleh perusahaan ketika menggunakan dana pinjaman. Perlindungan pajak dihitung
sebagai pajak penghasilan perusahaan dikalikan dengan utang perusahaan (Sartono, 2001).
9. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu alat untuk mengukur besar kecilnya
perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan ukuran yang dapat tercermin pada besarnya total
asset, total sales, nilai kapitalisasi atau jumlah karyawan perusahaan (Husnan, 1998). Barclay
dan Smith (1995) menyatakan bahwa perusahaan dengan ukuran yang lebih besar akan mudah
mengakses ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan dengan ukuran kecil. Perusahaan
besar lebih mudah menerbitkan obligasi jangka panjang, sedangkan perusahaan kecil lebih
banyak memiliki batasan sehingga perusahaan kecil cenderung mencari pinjaman jangka pendek
di bank. Selain itu, tingkat frekuensi perdagangan saham perusahaan kecil tidak secepat dan
semudah saham perusahaan besar.
10. Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil bersih dari berbagai kebijaksanaan dan keputusan (Riyanto,
1993). Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan, menunjang dan meningkatkan profit. Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva dan
modal sendiri. Profitabilitas dihitung dengan ROA, yaitu laba bersih yang tersedia bagi para
pemegang saham dibagi dengan total aktiva (Brigham dan Houston, 1998).
B. PENELITIAN TERDAHULU DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Studi empiris yang membuktikan pecking order theory diantaranya adalah Baskin (1989)
dan Diltz (1994) yang berhasil menunjukkan bahwa asymmetric information berdampak pada
struktur modal. Informasi asimetri tidak hanya menghalangi kemampuan perusahaan
meningkatkan dana melalui penawaran saham baru, tetapi juga menciptakan elastisitas yang
tidak sempurna dari supply pendanaan ekuitas melalui keterbatasan akses terhadap laba ditahan.
Rasio leverage merupakan ukuran besarnya dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan
dibanding dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan (Brigham, 1996: 627; Weston, 1993: 31-
303; Van Horne, 1997: 137-138; Brealey, 1988: 653; Weston, 1989: 226-228; Setyaningsih,
1996: 72 dikutip dari Santika dan Nurdi 2001). Semakin cepat tingkat pertumbuhan sebuah
perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan bidang keuangan.
Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, perusahaan semakin memilih untuk
menahan laba daripada membayarkannya berupa deviden. Pada waktu yang sama, perusahaan
diharapkan untuk bergantung kepada hutang untuk memelihara rasio hutangnya sebagai hak
dasar meningkatkan penahanan labanya yang besar. Penelitian pengaruh pertumbuhan
perusahaan yang diproksi dengan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap utang dilakukan
Pakaryaningsih (2004) menunjukkan hasil signifikan. Oleh karena itu, pertumbuhan potensial
perusahaan menjadi faktor kritis yang menentukan kebijakan deviden dan kebijakan keuangan,
sehingga dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1: terdapat pengaruh antara variabel pertumbuhan potensial terhadap rasio
leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Berdasarkan Kristyana (2005), variasi perolehan berhubungan erat dengan rasio leverage
dan rasio pembayaran deviden. Dengan stabilitas yang lebih besar dalam laba, perusahaan dapat
membuat biaya tetap hutang obligasi yang lebih besar tanpa mengeluarkannya ke tingkat resiko
kegagalan yang tidak dapat diterima. Demikian juga kebijakan deviden, suatu perusahaan dengan
pendapatan yang stabil dapat memperkirakan pendapatannya di masa yang akan datang dengan
ketepatan yang lebih besar, jadi suatu perusahaan dapat tetap membayarkan labanya sebagai
deviden dengan resiko pemotongan devidennya yang lebih kecil di masa yang akan datang,
sehingga dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 2: terdapat pengaruh antara variabel variasi perolehan terhadap rasio leverage
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
De Anggelo dan Masulin (dikutip dari Brigham dan Houston 1998), menganjurkan suatu
penggantian antara perlindungan pajak non hutang dan perlindungan pajak hutang. Khususnya,
mereka mengatakan bahwa jumlah investasi yang berhubungan dengan non debt tax shields
(contoh, deduksi depresiasi dan kredit pajak investasi) mengurangi nilai pajak bunga perusahaan
dan oleh karena itu mengurangi kemampuan perusahaan dari peminjaman. Non debt tax shields
dihitung sebagai leverage tahunan dari jumlah penyusutan, kredit pajak investasi, dan kerugian
pajak dibagi total penjualan bersih tahunan. Berdasarkan paparan ini disusun hipotesis:
Hipotesis 3: terdapat pengaruh antara variabel perlindungan pajak terhadap rasio
leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Dananti dan Nany (2006) mengemukakan bahwa ukuran memberikan kontribusi yang
paling besar dalam membentuk fungsi diskriminan dalam faktor-faktor yang membedakan
leverage ratio perusahaan tekstil dan garment di BEJ sebelum dan selama krisis ekonomi.
Perusahaan yang sudah sangat besar memiliki akses yang mudah ke pasar modal, sementara
perusahaan kecil tidak memilikinya. Karena aksesibilitas yang mudah ke pasar modal berarti
fleksibilitas dan kemampuan yang lebih besar untuk meningkatkan dana dalam waktu singkat.
Berdasarkan paparan ini, disusun hipotesis:
Hipotesis 4: terdapat pengaruh antara variabel ukuran perusahaan terhadap rasio
leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta
Kristyana (2005) dalam penelitiannya terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi rasio
leverage perusahaan di industri tekstil dan garment menyebutkan secara parsial profitability
berpengaruh terhadap leverage ratio pada periode sebelum krisis pada tingkat signifikansi 95%.
Sedangkan pada periode selama krisis hanya variabel earning variability yang berpengaruh
terhadap leverage ratio pada tingkat signifikansi 95%. Profitabilitas merupakan kemampulabaan
suatu perusahaan di waktu yang lampau seharusnya menjadi suatu faktor penentu yang penting
dari struktur modalnya. Dengan jumlah laba yang ditahan yang besar yang tersedia, sebuah
perusahaan mungkin memilih menahan laba daripada meminjam. Untuk mengukur variabel
profitabilitas, menggunakan hitungan rata-rata ROA (Return On Assets). Berdasarkan paparan ini
dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 5: terdapat pengaruh antara variabel profitabilitas terhadap rasio leverage pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teoritis dan
penelitian terdahulu serta pengembangan hipotesis yang telah dipaparkan di atas, hubungan antar
variabel bebas dan variabel tidak bebas sebagai berikut dapat dilihat pada kerangka pemikiran
berikut ini:
Gambar 2. 1. Kerangka Pemikiran Keterangan:
a. Variabel bebas (independent variable) adalah pertumbuhan potensial, variasi perolehan,
perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas.
b. Variabel tidak bebas (dependent variable) adalah rasio leverage.
Diharapkan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas.
Pertumbuhan Potensial
Variasi Perolehan
Perlindungan Pajak
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Rasio Leverage
H
H3
H
H
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Menurut Cooper dan Emory (1999), jenis penelitian ada 2, yaitu penelitian dasar atau
murni dan penelitian terapan. Penelitian dasar bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
(persoalan-persoalan) yang membingungkan yang bersifat teoritis dan mempunyai dampak
sedikit saja terhadap tindakan, kinerja, atau keputusan-keputusan kebijakan. Sedangkan
penelitian terapan mempunyai penekanan pada penyelesaian persoalan secara praktis. Penelitian
terapan dilaksanakan untuk mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan khusus
berkaitan dengan tindakan, kinerja, atau kebijakan. Berdasarkan uraian tersebut maka jenis
penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian terapan sebab penelitian ini meneliti variabel-
variabel yang mempengaruhi rasio leverage perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. Data yang digunakan adalah data sekunder yang telah dihimpun dalam Indonesian
Capital Market Directory yang diterbitkan oleh Bursa Efek Jakarta periode 2000 sampai dengan
2005.
B. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEJ. Guna membedakan dengan penelitian terdahulu dan untuk melihat konsistensi generalisasi
hasil penelitian terdahulu, jika diterapkan pada periode yang berbeda, sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dan
memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian selama periode 2000 sampai dengan 2005.
C. METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdaftar dalam Indonesian Capital Market Directory periode 2000 sampai
dengan 2005. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan kriteria untuk
menjadi anggota sampel adalah:
1. Perusahaan manufaktur secara terus menerus terdaftar di BEJ selama periode 2000
sampai dengan 2005.
2. Perusahaan manufaktur pada point 1 melaporkan data rasio leverage, devidend payout
ratio, return on equity, earning before tax, total liabilities, dan total assets secara terus
menerus pada periode 2001 sampai dengan 2005 sebagai periode yang akan diamati
dalam penelitian ini.
3. Perusahaan manufaktur pada point 1 melaporkan data earning after tax secara terus
menerus pada periode 2000 sampai dengan 2005. Data tahun 2000 digunakan untuk
menghitung variabel variasi perolehan tahun 2001.
D. VARIABEL DAN PENGUKURAN VARIABEL
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Leverage (RL) sebagai
variabel dependen. Sedangkan Pertumbuhan Potensial, Variasi Perolehan, Perlindungan Pajak,
Ukuran Perusahaan serta Profitabilitas sebagai variabel independen. Guna memudahkan
pemahaman perlu adanya definisi dan pengukuran variabel untuk mengantarkan pengertian yang
lebih operasional terhadap masing-masing variabel.
1. Rasio Leverage (RL) merupakan besarnya aktiva perusahaan yang dibelanjai dengan
menggunakan dana dari pihak luar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya (Brigham, 1996: 627; Weston, 1993: 31-303; Van Horne, 1997:
137-138; Brealey, 1988: 653; Weston, 1989: 226-228; Setyaningsih, 1996: 72 dikutip dari
Santika dan Nurdi 2001). Rasio ini membandingkan antara total hutang dengan total aktiva
(total debt to total asset) dihitung sebagai berikut:
Total hutang Rasio Leverage= Total aktiva
2. Pertumbuhan Potensial
Pertumbuhan potensial merupakan estimasi tingkat pertumbuhan, yang dihitung dengan
menggunakan retention growth model (Brigham dan Gapenski dalam Dananti dan Nany,
2006) sebagai berikut:
g = b(r)
keterangan:
r = return on equity (ROE)
b = bagian earning yang diharapkan ditahan
b = 1 – payout
3. Variasi Perolehan
Variasi Perolehan merupakan perolehan yang tersedia bagi pemegang saham dari periode ke
periode. Perubahan perolehan mungkin disebabkan oleh perubahan penjualan, perubahan
biaya operasional dan perubahan lainnya seperti tambahan biaya bunga yang harus dibayar
oleh perusahaan sebagai akibat tambahan utang (Dananti dan Nany, 2006). Variasi perolehan
dihitung dengan earning after tax periode t dikurangi earning after tax periode t-1.
4. Perlindungan Pajak
Perlindungan Pajak merupakan perlindungan yang berasal dari pajak, yang diterima oleh
perusahaan ketika menggunakan dana pinjaman. Perlindungan pajak dihitung sebagai tingkat
pajak penghasilan perusahaan dikalikan dengan utang perusahaan (Sartono, 2001).
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran yang dapat tercermin pada besarnya total assets, total
sales, nilai kapitalisasi atau jumlah karyawan perusahaan (Husnan, 1998). Ukuran
perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang
nampak dalam nilai total assets perusahaan pada neraca akhir tahun, yang diukur dengan
total assets, sebab dalam penelitian Sujoko (2007) ukuran variabel ini menunjukkan hasil
signifikan berpengaruh terhadap besarnya leverage ratio perusahaan manufaktur. Susilowati
(2006) mengelompokkan 40 perusahaan terdaftar di BEI yang menduduki ranking di atas
masuk dalam kelompok perusahaan besar, sedangkan 40 perusahaan terdaftar di BEI yang
menduduki ranking di bawah sebagai kelompok perusahaan kecil. Data ukuran perusahaan
yang diproksi dengan total assets perusahaan dapat diperoleh secara langsung dari laporan
keuangan perusahaan yang tercantum di ICMD.
6. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Profitabilitas dihitung
dengan ROA, yaitu laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham dibagi dengan total
aktiva (Brigham dan Houston, 1998).
E. ALAT ANALISIS
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel pertumbuhan potensial,
variasi perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap variabel
leverage ratio. Pada bagian ini dibahas pengujian data dan pengujian hipotesis. Pengujian data
dilakukan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan untuk
penerimaan dan penolakan hipotesis benar-benar memenuhi asumsi klasik.
1. Pengujian Data
Menurut Gujarati (1999), selain asumsi kenormalan distribusi data, sebuah model regresi
harus memenuhi 3 asumsi klasik yaitu bebas dari fenomena multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi. Tidak terpenuhinya ketiga asumsi ini menyebabkan
model regresi bersifat lancung dan menyesatkan.
a. Pengujian Normalitas Data
Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui kesamaan sumber populasi dan
varians sampel. Uji kenormalan distribusi data yang biasa digunakan, yaitu Kolmogorov
Smirnov dengan kriteria jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi
data tidak normal (Santoso, 2003).
b. Pengujian Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan fenomena adanya hubungan yang sempurna di antara
beberapa variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya
multikoliniertias diuji dengan Varian Infllation Factor (VIF). Batas VIF adalah 10, jika
nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas (Santoso, 2003).
c. Pengujian Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan penyebaran titik data-data populasi yang tidak sama pada
suatu model penelitian. Untuk mengetahuinya digunakan uji Glejser yaitu dengan
meregres kembali nilai absolut residual (variabel pengganggu) dengan variabel
independen. Apabila nilai signifikansi t hitung model yang dianalisis di bawah 0,05
maka terjadi heteroskedastisitas. Guna mendukung pernyataan ini dilakukan pengujian
sekali lagi menggunakan scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan
residualnya (Santoso, 2003). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara prediksi variabel
terikat dengan residualnya.
d. Pengujian Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota-anggota serangkaian observasi yang
diurut menurut waktu (untuk data time series) atau ruang (untuk data cross section),
pendeteksiannya dilakukan dengan Durbin Watson Test. Nilai Durbin Watson
ditunjukkan dengan notasi d. Apabila dU ≤ d ≤ 4 – dU tidak terdapat autokorelasi baik
positif maupun negatif. Jika dL ≤ d ≤ dU atau 4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL terdapat keraguan
untuk menyatakan adanya autokorelasi dan jika 0 ≤ d ≤ dL menunjukkan bukti terdapat
autokorelasi positif dan 4 - dL ≤ d ≤ 4 menunjukkan bukti autokorelasi negatif (Gujarati,
1999).
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya. Alat analisis yang
digunakan untuk membuktikan hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 5 menggunakan model
regresi berganda dengan analysis of panel data mengacu penjelasan Gujarati (1998) untuk
sejumlah perusahaan, masing-masing diobservasi beberapa tahun.
Model dasar yang digunakan:
Yit = α1 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + εit
Keterangan:
Yit = Rasio Leverage masing-masing perusahaan pada masing-masing periode
X1it= pertumbuhan potensial masing-masing perusahaan pada masing-masing periode
X2it = profitabilitas masing-masing perusahaan pada masing-masing periode
X3it = variasi perolehan masing-masing perusahaan pada masing-masing periode
X4it = perlindungan pajak masing-masing perusahaan pada masing-masing periode
X5it = ukuran perusahaan masing-masing perusahaan pada masing-masing periode
α1 = konstansta
β1, β2, .... β5 = koefisien kemiringan variabel bebas
εit = variabel kesalahan yaitu variabel bebas lainnya yang tidak dimasukkan dalam model.
Metode statistik untuk menguji hipotesis pengaruh suatu faktor terhadap variabel
dependen kontinu disebut analisis varian (Analysis of Variance, ANOVA). Untuk menggunakan
ANOVA, kondisi-kondisi tertentu harus dipenuhi. Sampel harus dipilih secara acak dari populasi
yang mempunyai distribusi normal, dan populasi harus mempunyai varian yang sama. Selain itu,
jarak dari suatu rata-rata hitung kelompoknya harus independen dari jarak nilai rata-rata hitung
yang lain pada rata-rata hitung tersebut.
Kriteria penerimaan hipotesis pengaruh variabel pertumbuhan potensial, variasi
perolehan, perlindungan pajak, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap variabel rasio
leverage jika probabilitas nilai F < 0,05.
Menurut Santosa, 2003, hal 356, signifikansi konstanta dan variabel dependen yang
dimasukkan dalam model menggunakan uji t dengan kriteria,
§ Apabila nilai probabilitas thitung > 5% , maka Ho diterima, Ha ditolak.
§ Apabila nilai probabilitas thitung < 5%, maka Ho ditolak, Ha diterima.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdaftar dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) periode 2000
sampai dengan 2005. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Jumlah
keseluruhan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama periode 2000 sampai dengan
2005 (5 tahun) adalah 75 perusahaan sedangkan yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel
terdapat 15 perusahaan, maka jumlah observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 x
15 = 75 data. Menurut Santosa, 2003, jumlah sampel di atas 30 sudah bisa dianggap sampel
besar. Adapun daftar nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut,
Table 4.1. Daftar Nama Perusahaan Manufaktur Sampel NO. NAMA PERUSAHAAN 1 PT. Aqua Golden Missisipi Tbk. 2 PT. Delta Djakarta Tbk. 3 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 5 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 6 PT. Gudang Garam Tbk. 7 PT. H.M. Sampoerna Tbk. 8 PT. Lion Metal Works Tbk. 9 PT. Andhi Chandra Automotive Product Tbk.
10 PT. Astra Otoparts Tbk. 11 PT. Goodyear Indonesia tbk. 12 PT. Tunas Ridean Tbk. 13 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. 14 PT. Merck Tbk. 15 PT. Unilever Indonesia Tbk.
Sumber: data diolah.
B. HASIL ANALISIS
Pada bagian ini disajikan hasil analisis data yang diolah dengan program SPSS 12.0
sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Tabel 4.2. menyajikan statistik deskriptif untuk data yang dianalisis sebagai berikut:
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Sampel
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Rasio Leverage 75 ,11 ,76 ,3980 ,17408 Pertumbuhan Potensial 75 -,026561 ,502218 ,14588711 ,101706392 Profitabilitas 75 -,016034 ,660714 ,14228666 ,113750115 Variasi Perolehan 75 -264240 715671 16742,76 143401,047 Perlindungan Pajak 75 -710613,36 5919746,56 578732,1360 1144581,19555 Ukuran Perusahaan 75 100099 22128851 3614029,89 5734887,669 Valid N (listwise) 75
Sumber: data diolah
Secara statistik deskriptif, rasio leverage dengan nilai minimum 0,11 kali dan nilai
maksimum 0,76 kali memiliki nilai rata-rata 0,3980 kali dengan kesalahan standar 0,17408
kali. Pertumbuhan potensial nilai minimum -2,656 % dan nilai maksimum 50,222% memiliki
nilai rata-rata 14,8871% dengan kesalahan standar 10,170639%. Profitabilitas nilai minimum
-0,016034 dan nilai maksimum 0,660714 memiliki nilai rata-rata 0,14228666 dengan
kesalahan standar 0,113750115. Variasi perolehan memiliki nilai minimum -264240 dan nilai
maksimum 715671 memiliki nilai rata-rata 16742,76 dengan kesalahan standar 143401,047.
Perlindungan Pajak memiliki nilai minimum -710613,36 dan nilai maksimum 5919746,567
memiliki nilai rata-rata 578732,1360 dengan kesalahan standar 1144581,19555. Ukuran
Perusahaan nilai minimum 100099 dan nilai maksimum 22128851 memiliki nilai rata-rata
3614029, dengan kesalahan standar 5734887,669.
2. Contoh Penghitungan Data
a. Data rasio leverage
Data rasio leverage dapat diperoleh secara langsung dari laporan keuangan
perusahaan yang tercantum di ICMD.
b. Pertumbuhan Potensial
Pertumbuhan potensial, profitabilitas, variasi perolehan dan perlindungan pajak
diperoleh dengan cara perhitungan menggunakan rumus masing-masing variabel.
Sebagai contoh, PT. Aqua Golden Missisipi Tbk. pada tahun 2001 melaporkan payout
ratio 17,13%; Return On Equity (ROE = r) 29,21%; Earning Before Tax (EBT)
sebesar Rp70.414 juta; Earning After Tax (EAT) sebesar Rp48.595 juta; Total Assets
sebesar Rp513.597 juta; Liabilities sebesar Rp348.705 juta. Maka pertumbuhan
potensial tahun 2001 adalah
g = b (r)
= (1 – 0,1713) 0,2921 = 0,2420633
keterangan:
r = return on equity (ROE)
b = bagian earning yang diharapkan ditahan
b = 1 – payout
c. Profitabilitas
Profitabilitas pada tahun 2001 untuk PT. Aqua Golden Missisipi Tbk. dapat
diperoleh:
ROA = EAT/ Total Asset
= Rp48.595 juta / Rp513.597 juta
= 0,094617
d. Variasi Perolehan
Variasi perolehan tahun 2001 untuk PT. Aqua Golden Missisipi Tbk. dapat diperoleh
dari EAT tahun 2001 – EAT tahun 2000. Jika EAT tahun 2000 adalah Rp38.465
juta, maka
Variasi perolehan 2001 = Rp48.595 juta - Rp38.465 juta =Rp10.130 juta.
e. Perlindungan Pajak
Perlindungan Pajak merupakan perlindungan yang berasal dari pajak, yang diterima
oleh perusahaan ketika menggunakan dana pinjaman. Perlindungan pajak dihitung
sebagai tingkat pajak penghasilan perusahaan dikalikan dengan utang perusahaan
(Sartono, 2001). Perlindungan pajak tahun 2001 untuk PT. Aqua Golden Missisipi
Tbk. dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut,
Pajak = EBT – EAT = Rp70.414 juta - Rp48.595 juta = Rp21.819 juta
Tingkat pajak = pajak / EBT = Rp21.819 juta / Rp70.414 juta = 0,309867356
Perlindungan Pajak = tingkat pajak x liabilities
= 0,309867356 x Rp348.705 juta = Rp108.052.296 ribu.
f. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diproksi dengan total assets perusahaan dapat diperoleh secara
langsung dari laporan keuangan perusahaan yang tercantum di ICMD.
3. Hasil Pengujian Data
Sebuah model regresi yang baik harus mengikuti asumsi klasik model regresi yaitu, data
variabel yang dimasukkan dalam model berdistribusi normal. Bebas dari fenomena
multikolineritas, bebas dari fenomena autokorelasi dan tidak ada heteroskedastisitas.
Sebelum dilakukan pengujian ANOVA, dilakukan pengujian asumsi klasik terhadap model
regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dipakai untuk menguji data variabel dependen dan variabel independen
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik mensyaratkan data
setiap variabel yang dimasukkan dalam model berdistribusi data normal atau mendekati
normal (Gujarati, 1998). Pengujian terhadap normalitas data dapat dilakukan melalui uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) satu arah. Apabila nilai Zhitung > Ztabel maka data terdistribusi
normal (Ghozali, 2001). Cara lain adalah dengan melihat probabilitas nilai Z, apabila
probabilitas nilai Z lebih besar dari 5 persen maka data terdistribusi dengan normal.
Pada tabel 4.3. dapat dilihat bahwa variabel rasio leverage dan pertumbuhan
potensial memiliki probabilitas Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 5%, berarti data
terdistribusi dengan normal, sehingga data rasio leverage dan pertumbuhan potensial dapat
langsung digunakan untuk membuat model regresi. Sedangkan variabel profitabilitas,
variasi perolehan, perlindungan pajak dan ukuran perusahaan pada tabel 4.3. dan 4.4.
memiliki probabilitas Kolmogorov Smirnov lebih kecil dari 5%, berarti data tidak
terdistribusi dengan normal. Keempat variabel ini harus ditransformasi supaya
berdisitribusi normal untuk dapat digunakan dalam model regresi. Menurut Gujarati
(1998), salah satu cara menormalkan sebuah distribusi data adalah dengan mengubah data
ke dalam bentuk logaritma linier (Ln).
Tabel 4.3.Uji Normalitas Data Penelitian
a
Test distribution is Nor
mal. b
Calcula
ted from data. Sumber: data diolah.
Tabel 4.4.Uji Normalitas Data Penelitian
a) Test distribution is Normal. b) Calculated from data. Sumber: data diolah
Leverage Rasio Pertumbuhan Potensial Profitabilitas N 75 75 75
Normal Parameters(a,b)
Mean ,3980 ,1458871 ,1422867
Std. Deviation ,17408 ,10170639 ,11375011 MostExtreme Differences
Absolute ,098 ,103 ,196
Positive ,098 ,103 ,196 Negative -,074 -,076 -,111 Kolmogorov-Smirnov Z ,849 ,896 1,699 Asymp. Sig. (2-tailed) ,467 ,398 ,006
Variasi Perolehan
Perlindungan Pajak
Ukuran Perusahaan
N 75 75 75 Normal Parameters(a,b) Mean 16742,76 578732,1360 3614029,89 Std. Deviation 143401,047 1144581,196 5734887,669 Most Extreme Differences Absolute ,291 ,323 ,304 Positive ,291 ,323 ,304 Negative -,220 -,294 -,270 Kolmogorov-Smirnov Z 2,517 2,793 2,632 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
Setelah data variabel profitabilitas, variasi perolehan, perlindungan pajak dan ukuran
perusahaan diubah ke dalam bentuk logaritma linier maka hasil pengujian normalitas data
keempat variabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.5.Uji Normalitas Data Penelitian
a Test
distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber: data diolah.
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa data variabel profitabilitas, variasi perolehan,
perlindungan pajak dan ukuran perusahaan dalam bentuk logaritma linier memiliki nilai
signifikansi Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 5%, berarti data terdistribusi dengan
normal. Dengan demikian, data yang digunakan untuk variabel dalam model regresi
penelitian ini dapat menjadi model regresi rasio leverage, pertumbuhan potensial, ln
profitabilitas, ln variasi perolehan, ln perlindungan pajak dan ln ukuran perusahaan.
b. Uji Multikolinearitas
lnP lnVP lnPPajak lnUP N 75 75 75 75 Normal Parameters(a,b)
Mean -2,2280 9,5357 11,6042 13,8257
Std. Deviation ,80386 2,04549 2,00565 1,63643 Most Extreme Differences
Absolute ,137 ,050 ,078 ,154
Positive ,071 ,050 ,069 ,154 Negative -,137 -,050 -,078 -,114 Kolmogorov-Smirnov Z 1,189 ,432 ,676 1,334 Asymp. Sig. (2-tailed) ,118 ,992 ,751 ,057
Uji asumsi klasik multikolinearitas bertujuan untuk menguji keberadaan hubungan secara
linier antar variabel bebas. Apabila sebagian atau keseluruhan variabel-variabel bebas
berkorelasi kuat berarti terjadi gejala multikolinearitas. Bila korelasi berderajat rendah
maka multikolinearitas yang terjadi tidak mempengaruhi model regresi. Untuk mengetahui
ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Apabila nilai Tolerance di bawah 0,1 dan VIF lebih dari 10 maka variabel-
variabel bebas dalam model memiliki masalah multikolinearitas.
Tabel 4.6. Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF (Constant) Pertumbuhan Potensial ,529 1,889 lnP ,514 1,946 lnVP ,492 2,034 lnPPajak ,148 6,754 lnUP ,126 7,918
a Dependent Variable: Rasio Leverage Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel 4.6. di atas diketahui bahwa nilai tolerance dari masing-masing
variabel independen berada di atas 0,1 sedangkan nilai VIF dari semua variabel
independen berada di bawah 10 maka bahwa model regresi bebas dari gejala
multikolinearitas, yang berarti tidak ada hubungan linier antara variabel independen dalam
model regresi ini atau tidak terjadi hubungan korelasi antara variabel independen.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heretoskedastisitas adalah uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Salah satu cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas diuji dengan uji Glejser, yaitu dengan
meregres nilai absolut residual (variabel pengganggu) dengan variabel independen.
Apabila nilai signifikansi t hitung model yang dianalisis di bawah 0,05 maka terjadi
heteroskedastisitas. Hasil pengujian Glejser adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Glejser
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t
Sig. B Std. Error Beta
(Constant) ,040 ,065 ,612 ,542 Pertumbuhan Potensial ,044 ,090 ,077 ,487 ,628 Ln Profitabilitas -,013 ,012 -,182 -1,135 ,260 Ln Variasi Perolehan -,006 ,005 -,206 -1,256 ,213 Ln Perlindungan Pajak ,015 ,009 ,530 1,776 ,080 Ln Ukuran Perusahaan -,008 ,011 -,238 -,737 ,463
a Dependent Variable: Residu Absolut Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel 4.7. tersebut, semua variabel bebas yang dimasukkan dalam
model tidak mengalami heteroskedastisitas. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan nilai
signifikansi t hitung masing-masing variabel bebas memiliki nilai lebih besar dari 5%.
Hal ini menunjukkan model regresi sudah memenuhi asumsi klasik. Guna mendukung
pernyataan ini dilakukan pengujian sekali lagi menggunakan scatter plot antara nilai
prediksi variabel terikat dengan residualnya (Santoso, 2003). Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatter plot antara prediksi variabel terikat dengan residualnya. Jika sumbu absis adalah
Y yang diprediksi (Regression Standardized Predicted Value), dan sumbu ordinat adalah
residual (Y prediksi -Y sesungguhnya ) yang telah distudentized (Regression Studentized
Residual), data berpencar di atas dan di bawah angka nol sumbu ordinat.
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Residual
-4
-2
0
2
4
Regressio
n Standar
dized Pred
icted Valu
e
Dependent Variable: Rasio Leverage
Scatterplot
Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas
Terlihat bahwa scatter plot tidak menunjukkan pola atau bentuk tertentu dan data
menyebar acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu ordinat, sehingga dinyatakan
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, yang berarti bahwa model regresi dalam penelitian
ini tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain, atau dengan kata lain varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap (homoskedastisitas).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Uji korelasi
variabel penelitian ini dilakukan dengan melihat hasil perhitungan angka Durbin-Watson
(DW). Jika ada masalah autokorelasi, maka regresi yang seharusnya signifikan (F
signifikan) terjadi tidak layak dipakai. Ketentuan terhadap uji ini adalah model terbebas
dari autokorelasi bila memiliki nilai DW antara dU sampai dengan 4-dU. Jika nilai dL <
DW< dU atau 4-dU < DW< 4-dL berarti bukti adanya autokorelasi berada di daerah
ragu-ragu, sedangkan jika DW< dL bukti adanya autokorelasi positif dan jika DW > 4-
dL bukti adanya autokorelasi negatif.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diperoleh nilai DW sebesar 2,207.
Nilai kriteria keberadaan autokorelasi dapat dilihat pada gambar 4.2. Berdasarkan
gambar tersebut, nilai Durbin Watson berada di daerah bukti tidak ada autokorelasi.
Menolak Ho Bukti autokorelasi positif
Menolak Ho* Bukti autokorelasi negatif
Daerah keragu-raguan
Menerima H0 atau Ho* atau kedua-duanya Bukti tidak ada autokorelasi
Daerah keragu-raguan
0 dL= 1,487 dU= 1,770 DW=2,207 4- dU= 2,23 4-dL= 2,523
Gambar 4.2. Statistik Durbin Watson
1. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh tiap–tiap variabel independen terhadap
variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah :
§ Apabila nilai probabilitas thitung > 5% , maka Ho diterima, Ha ditolak.
§ Apabila nilai probabilitas thitung < 5%, maka Ho ditolak, Ha diterima,
Adapun hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.8. sebagai berikut:
Tabel 4.8. Uji Hipotesis
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t
Sig. B Std. Error Beta
(Constant) -,007 ,117 -,056 ,956 Pertumbuhan Potensial ,605 ,163 ,354 3,725 ,000 Ln Profitabilitas -,099 ,021 -,456 -4,731 ,000 Ln Variasi Perolehan -,010 ,008 -,112 -1,136 ,260 Ln Perlindungan Pajak ,129 ,016 1,488 8,289 ,000 Ln Ukuran Perusahaan -,095 ,021 -,892 -4,588 ,000
a Dependent Variable: Rasio Leverage Sumber: data diolah
Tabel 4.8. menunjukkan nilai signifikansi t hitung pertumbuhan potensial 0,000; Ln
Profitabilitas 0,000; Ln Perlindungan Pajak 0,000 dan Ln Ukuran Perusahaan 0,000 sehingga
keempatnya lebih kecil dari 5%, berarti secara individual variabel pertumbuhan potensial, Ln
Profitabilitas, Ln Perlindungan Pajak dan Ln Ukuran Perusahaan secara signifikan
berpengaruh terhadap variabel Leverage Ratio. Variabel Ln Variasi Perolehan memiliki nilai
signifikansi t hitung lebih besar dari 5%, berarti variabel bebas ini tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel Leverage Ratio.
Pengujian pengaruh variabel pertumbuhan potensial, variasi perolehan, perlindungan
pajak, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap leverage ratio, menggunakan anayisis
of varian dengan rasio F. Kriteria pengambilan keputusan adalah :
§ Apabila nilai probabilitas Fhitung > 5% , maka Ho diterima, Ha ditolak.
§ Apabila nilai probabilitas Fhitung < 5% , maka Ho ditolak, Ha diterima.
Hasil pengujian ini digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh pertumbuhan potensial, profitabilitas, variasi
perolehan, perlindungan pajak, dan ukuran perusahaan terhadap rasio leverage pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Adapun hasil pengolahan data dapat dilihat
pada tabel 4.9 sebagai berikut,
Tabel 4.9. Uji Analisis of Varian
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 1,504 5 ,301 28,108 ,000(a) Residual ,738 69 ,011 Total 2,243 74
a Predictors: (Constant), lnUP, lnP, Pertumbuhan Potensial, lnVP, lnPPajak b Dependent Variable: Rasio Leverage
Dari uji ANOVA atau F test, didapat nilai Fhitung sebesar 28, 108 dengan probabilitas
sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 5%, maka variabel pertumbuhan potensial,
profitabilitas, variasi perolehan, perlindungan pajak, dan ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap rasio leverage. Dengan demikian pertumbuhan potensial, profitabilitas, variasi
perolehan, perlindungan pajak, dan ukuran perusahaan dapat digunakan untuk memprediksi
rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis data di atas, maka:
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang terlihat pada tabel 4.8, probabilitas (nilai sig)
jauh di bawah 5%. Jika ditetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk menerima hipotesis
1, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh variabel pertumbuhan potensial terhadap rasio
leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian Crutchley dan Hansen (1989) dan Saidi (2004) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan potensial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang terlihat pada tabel 4.8, probabilitas (nilai sig)
jauh di atas 5%. Jika ditetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk menerima hipotesis 2,
maka dapat dikatakan tidak cukup bukti untuk menerima pengaruh variabel variasi
perolehan terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Hipotesis 2 dapat diterima jika menggunakan tingkat signifikansi 26%. Semakin tinggi
tingkat signifikansi, membawa pada kesalahan menerima hipotesis yang salah. Hasil
penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Kristyana dan Nany (2006) yang menyatakan
bahwa pada periode krisis, earning variability berpengaruh terhadap leverage ratio pada
tingkat signifikansi 5%.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang terlihat pada tabel 4.8, probabilitas (nilai sig)
jauh di bawah 5%. Jika ditetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk menerima hipotesis
3, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh variabel perlindungan pajak terhadap rasio
leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung
pendapat De Anggelo dan Masulin (dikutip dari Brigham dan Houston 1998) yang
menganjurkan suatu penggantian antara perlindungan pajak non hutang dan perlindungan
pajak hutang sehingga terdapat pengaruh perlindungan pajak terhadap leverage ratio.
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang terlihat pada tabel 4.8, probabilitas (nilai sig)
jauh di bawah 5%. Jika ditetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk menerima hipotesis
4, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap rasio
leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian Saidi (2004) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap leverage ratio.
5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang terlihat pada tabel 4.8, probabilitas (nilai sig)
jauh di bawah 5%. Jika ditetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% untuk menerima hipotesis
5, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh variabel profitabilitas terhadap rasio leverage
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Hartono (2004) dan Saidi (2004) yang menyatakan bahwa profitabililitas
berpengaruh terhadap leverage ratio.
6. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang terlihat pada tabel 4.9, probabilitas (nilai sig)
jauh di bawah 5%. Jika ditetapkan tingkat signifikansi sebesar 5% maka dapat dikatakan
terdapat pengaruh antara pertumbuhan potensial, profitabilitas, variasi perolehan,
perlindungan pajak, dan ukuran perusahaan terhadap rasio leverage pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Kristyana
(2005) yang menyebutkan bahwa growth potential, earning variability, tax shields, firm
size dan profitability memiliki pengaruh yang berbeda terhadap leverage ratio pada periode
sebelum dan selama krisis moneter untuk perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di
BEJ periode 1994 sampai dengan 1999.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh pertumbuhan potensial, variasi perolehan,
perlindungan pajak, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap rasio leverage. Sampel
dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2000 –
2005, dimana periode ini merupakan periode krisis moneter di Indonesia. Total jumlah
observasi yang diamati dalam penelitian ini adalah 5 x 15 = 75 data. Teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Hipotesis diuji dengan model regresi
berganda yang disertai pengujian asumsi klasik.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat dibuat
simpulan bahwa :
1. Variabel pertumbuhan potensial mempengaruhi rasio leverage pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Semakin besar tingkat pertumbuhan potensial sebuah
perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan di bidang
keuangan. Pecking order theory menjelaskan urutan sumber pendanaan adalah internal
fund (laba ditahan), debt (utang), selanjutnya equity (saham biasa). Dengan demikian,
perusahaan manufaktur yang dianalisis cenderung memilih sumber pendanaan yang
berasal dari utang setelah laba ditahan, untuk mendanai pertumbuhan potensialnya. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian Crutchley dan Hansen (1989) dan Saidi (2004)
yang menyatakan bahwa pertumbuhan potensial berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
2. Hasil statistik menyimpulkan tidak cukup bukti untuk menyatakan terdapat pengaruh
variasi perolehan terhadap rasio leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Jakarta. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Kristyana dan Nany (2006)
yang menyatakan bahwa pada periode krisis, earning variability berpengaruh terhadap
leverage ratio pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini kemungkinan disebabkan oleh
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang lebih
luas cakupannya dibandingkan dengan penelitian Kristyana dan Nany yang hanya
menggunakan sampel perusahaan tekstil dan garmen. Perusahaan manufaktur melibatkan
perusahaan-perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang berbeda-beda, sehingga resiko
finansialnya semakin bervariasi.
3. Variabel perlindungan pajak mempengaruhi rasio leverage pada perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Jakarta. Semakin tinggi tarif pajak yang ditanggung perusahaan, semakin
tinggi perlindungan pajak yang diperoleh sehingga semakin besar keuntungan
penggunaan utang. Hasil penelitian ini mendukung pendapat De Anggelo dan Masulin
(dikutip dari Brigham dan Houston 1998) yang menganjurkan suatu penggantian antara
perlindungan pajak non hutang dan perlindungan pajak hutang sehingga terdapat
pengaruh perlindungan pajak terhadap leverage ratio.
4. Variabel ukuran perusahaan mempengaruhi rasio leverage pada perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Jakarta. Pada perusahaan manufaktur yang dianalisis, semakin besar ukuran
perusahaan, semakin kecil rasio leverage yang dimiliki. Hal ini disebabkan leverage ratio
merupakan angka rasio perbandingan antara total utang dengan total aktiva, jadi
meskipun leverage ratio kecil belum tentu menunjukkan nilai absolut utang juga kecil.
Sebagai gambaran, ukuran perusahaan diproksi dengan total assets. Semakin besar total
assets, semakin besar ukuran sebuah perusahaan. Pada total utang yang sama, perusahaan
yang memilki total assets yang lebih tinggi akan memiliki leverage ratio yang lebih kecil.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Saidi (2004) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap leverage ratio.
5. Variabel profitabilitas mempengaruhi rasio leverage pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Jakarta. Semakin besar profit yang diperoleh sebuah perusahaan, semakin
besar ketersediaan laba ditahan, sehingga perusahaan bisa menggunakan laba ditahan
terlebih dahulu untuk perluasan pendanaannya. Dengan demikian, semakin besar
profitabilitas, semakin kecil utang yang dibutuhkan. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Hartono (2004) dan Saidi (2004) yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap leverage ratio.
B. KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
Adapun keterbatasan dan saran yang dapat diajukan penulis dari penelitian yang telah
dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan periode pengamatan dari tahun 2000 – 2005 dengan
tidak memperhatikan kondisi ekonomi, politik, maupun alam yang terjadi di Indonesia
atau melihat faktor internal perusahaan yang kemungkinan bisa mempengaruhi
keakuratan sampel yang digunakan.
2. Meskipun observasi berjumlah 75 data untuk masing - masing variabel, tetapi sebenarnya
berasal dari 15 sampel perusahaan yang masing - masing diamati selama 5 tahun,
sehingga simpulan berdasarkan sampel kurang mewakili populasi.
3. Penelitian ini belum memperhitungkan posisi rasio leverage yang optimal bagi masing –
masing perusahaan.
Berdasarkan simpulan di atas, disarankan sebagai berikut :
1. Model regresi yang memenuhi asumsi klasik dalam penelitian ini dapat digunakan untuk
memprediksi besarnya leverage ratio jika terjadi perubahan pertumbuhan potensial,
profitabilitas, variasi perolehan, perlindungan pajak dan ukuran perusahaan.
2. Penelitian ini meneliti pengaruh variabel pertumbuhan potensial, profitabilitas, variasi
perolehan, perlindungan pajak dan ukuran perusahaan terhadap leverage ratio pada
periode yang sama, untuk penelitian mendatang, disarankan mencoba model lag untuk
memperoleh hasil yang lebih baik, sehingga model dapat digunakan untuk memprediksi
struktur modal tahun berikutnya berdasarkan variabel - variabel bebas periode tahun
sebelumnya.
3. Penelitian ini belum memperhitungkan posisi rasio leverage yang optimal bagi masing -
masing perusahaan, sehingga disarankan di penelitian selanjutnya memasukkan rasio
leverage optimal untuk perusahaan yang dianalisis.
DAFTAR PUSTAKA
Barton, S.L., N.C. Hill, and S.Sundaram, 1989. An Empirical Test of Stakeholder Theory Prediction of Capital Structure, Financial Management, Spring: 36-44.
Baskin, J., 1989. An Empirical Investigation of Pecking Order Hypothesis, Financial Management, Spring, 26-35.
Brigham, E.F., and Houston, E. Joel, 1998. Fundamental of Financial Management,
International Edition, The Dryden Press, Harcourt Brace College Publisher. ___________, 1998. Fundamental of Financial Management, Eight Edition, The Dryden Press,
Harcourt Brace College Publisher. Brigham, E.F., L.C.Gapenski, and P.R. Dave, 1999. Intermediate Financial Management. Fifth
Edition, Florida: The Dryden Press.
___________, 1996. Intermediate Financial Management. Sixth Edition, Florida: The Dryden Press.
Carleton and Silberman, 1977. Joint Determination of Rate of Return and Capital Structure: An Econometric Analysis, Journal of Finance, 32(3) June: 811-821.
Chang, R.P., and S.G. Rhee, 1989. The Impact of Personal Taxes Corporate Divident Policy and Capital Structure Decision, Financial Management, Summer: 21-31.
Cooper, R. Donald dan C. Willian Emory, 1999. Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1, Edisi Lima, Jakarta: Erlangga.
Cruthley, C.E., and R.S. Hansen, 1989. A Test of Agency Theory of Managerial Ownership, Corporate Leverage and Corporate Dividents, Financial Management, Winter: 36-46.
Diltz, J.D., and Bayless, M.E., 1994. Securities Offering and Capital Structure Theory, Journal of Finance an Accounting, 21(1): 77-91.
Gujarati, Damodar, 1999. Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga. Dananti, Kristyana dan Nany, Magdalena, 2006. Faktor-Faktor yang Membedakan Leverage
Ratio Perusahaan Tekstil dan Garmen, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 11(1), April: 66-75. Harris, M., and A. Raviv, 1990. Capital Structure and the Informational Role of Debt, Journal of
Finance, 35(2), June: 321-349. Hartono, 2004. Pengaruh Profitabilitas, Kesempatan Investasi, Dan Defisit Arus Kas Terhadap
Kebijakan Pendanaan Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEJ), Jurnal Perspektif, 9(2), Desember: 171-180.
Hsiao, Cheng, 1995. Analysis of Panel Data, Econometric Society Monographs (11), Cambridge
University Press. Husnan, Suad, 1998. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Yogyakarta: BPFE. Tim Redaksi PT BEJ , 2003. Indonesian Capital Market Directory, PT.BEJ. _________ ______, 2005. Indonesian Capital Market Directory, PT.BEJ. ________________, 2006. Indonesian Capital Market Directory, PT.BEJ. Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, BP Undip
Semarang. Koch, P.D., and C. Shenoy, 1999. The Information Content of Dividend and Capital Structure
Policies, Financial Management, 28 (4), Winter: 16-35.
Kristyana D., 2005. Pengujian Stabilitas Struktural Pengaruh Growth Potential, Eaning Varibalility, Tax Shields, Firm Size, dan Profitabilitas terhadap Leverage Ratio Perusahaan Tekstils dan Garmen di Bursa Efek Jakarta Sebelum dan Selama Krisis Moneter, Penelitian Dosen Universitas Kristen Surakarta (tidak dipublikasikan).
Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS Versi 11.5, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Empat, Yogyakarta:
BPFE-UGM. Santika, IBM dan Djayani Nurdin, 2001. Struktur Modal Perusahaan Dalam Industri Tekstil dan
Garmen di BEJ, Manajemen Usahawan Indonesia, Juni XXXI (06): 19-26. Wahyuni, Salamah, 2003. Buku Pedoman Penyusunan Skripsi, Surakarta: Fakultas Ekonomi
UNS Weston, Fred J. Thomas E. Copeland, 1991. Manajemen Keauangan Edisi Delapan, Surabaya :
Erlangga. www.fe.elcom.umy.ac.id. Diunduh 24 November 2009, pukul 21.15 WIB.