Hasil Praktikum I- Senam Nyeri Punggung Bawah Pada Lansia

15
Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas II-PSIK Universitas Jember 2014 SENAM UNTUK NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA LANSIA HASIL PRAKTIKUM 1 oleh Kelompok 5 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

description

htdsedf

Transcript of Hasil Praktikum I- Senam Nyeri Punggung Bawah Pada Lansia

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas II-PSIK Universitas Jember

Laporan Praktikum Keperawatan Komunitas II-PSIK Universitas Jember2014

SENAM UNTUK NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA LANSIA

HASIL PRAKTIKUM 1

oleh Kelompok 5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER2014

SENAM UNTUK NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA LANSIA

HASIL PRAKTIKUM 1

diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas IIPembina Mata Kuliah : Ns. Latifa Aini S., M.Kep, Sp. Kep. Kom.

Oleh:Retno Puji AstutiNIM 122310101027Umamul Faqih N. YNIM 122310101044Nikmatul KhoiriyahNIM 122310101075Ambar LarasatiNIM 122310101076

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER2014Hasil Praktikum ISenam untuk Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) pada Lansia

Hari: SeninTanggal: 08 September 2014Jam: 07.00-08.40 WIBTempat: Laboratorium Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember

PSIKUNIVERSITAS JEMBERSENAM UNTUK NYERI PUNGGUNG BAWAH(LOW BACK PAIN) PADA LANSIA

PROSEDUR TETAPNo Dokumen: No. Revisi: Halaman:

Tanggal terbit: Ditetapkan Oleh :

1. PENGERTIAN

Gerakan-gerakan yang dapat mencegah terjadinya nyeri pada daerah servikal (leher bagian belakang), dorsal, lumbal sakral dan koksigeal (mulai punggung bagian bawah sampai tulang ekor) yang menyebar ke bahu, panggul, dan anggota gerak

2.TUJUAN a. Mengurangi serangan nyerib. Merelaksasi oto punggung bagian bawahc. Mencegah kontraktur (kekakuan)

3.INDIKASI Lansia dengan masalah pada daerah punggung bawah

4.KONTRAINDIKASILansia dengan gangguan osteoporosis yang berat

5.PERSIAPAN PASIENa. Posisi rileksb. Memakai baju yang tidak ketat (longgar)c. Tidak terdapat keluhan nyerid. Dilakukan sesuai tahapan

6.PERSIAPAN ALATKursi dan peralatan yang mendukung

7.CARA KERJA1. Posisi istirahat/pemanasan untuk meringankan dan memudahkan tekanan otot punggung bagian belakang, kegiatannya:a. Berpeganglah pada kursi bagian belakang, posisi jongkok dengan punggung lurus. Lakukan selama 30 detik kemudian berdiri selama 2-5 menit.Gerakan ini berguna untuk mengistirahatkan bagian belakang dengan meluruskan tulang pungung dan tulang panggul.

b. Duduklah dikursi sendiri denan telapak kaki datar dilantai. Tekuklah bang dengan posisi kepala mencium lutut. Lakukan posisi tersebut selama 30 detik dan duduk tegak kembali selama 2-5 menitLatihan ini bisa mnyebabkan pusing sehingga perlu hati-hati.

c. Letakkan punggung diatas lantai yang rata dan kedua betis diatas kursi. Lakukan gerakan ini selama 15 menit.

2. Gerakan latihan inti untuk pemulaa. Letakkan punggung dilantai dengan lutut ditekuk dan kedua tangan diletakkan dibelakang leger. Telapak kaki dalam posisi datar dilantai. Tarik napas dalam dan rileks. Berikan tekanan kecil pada bagian punggung di lantai. Kencangkan bagian perut dan pantat dengan posisi kedua tangan lurus dilantaidan telapak tangan menghadap kebawah. Hal ini akan menyebabkan ujung bawah tulang panggul berotasi ke depan dan meratakan punggung dilantai. Lakukan latihan ini selama 5 detik dengan santai.

b. Letakkan pungung dilantai dengan lutut ditekuk dan telapak kaki datar dilantai.tarik napas dalam dan rileks. Angkat dan tarik salah satu lutut ke dada bila memungkinkan (sesuai kemampuan) dengan kedua tangan menghadap kebawah. Lakukan latihan ini selama 3 detik. Setelah itu kaki diluruskan, kemudian kembali pada awal. Lakukan lagi untuk lutu sebelahnya.

c. Letakkan punggung dilantai dengan lutut rileks dan telapak kaki datar dilantai. Tarik napas dalam dan rileks. Angkat dan tarik kedua lutut dengan kedua tangan ke dada bila memunkinkan atau sesuai kemampuan. Lakukan latihan ini selama 3 detik, setelah latihan kaki diluruskan kembali san rileks.

d. Letakkan punggung dilantai dengan lutut ditekuk. Tangan lurus telapak tangan menghadap ke bawah dan telapak kaki datar dilantai.tarik napas dan rileks. Tarik salah satu lutut ke dada dan angkat kakike atas sejauh mungkin bila kondisi memungkinkan dan luruskan. Kemudian kembali ke posisi awal, ulangi untuk kaki yang satunya.

Catatan: latihan ini penuh dengan peregangan otot paha sehinga latihan ini tidak dianjurkan untuk kasus Herniasi Nukleus Pulposus (HNP).

e. Latakkan perut dilantai dengan tangan digengggam dibelakang pantat. Tarik bahu kebelakang dank e bawah dengan menekan tangan kearah bawah. Eratkan bahu atas secara bersama-sama dan palingkan kepala ke lantai. Ambil napas dalam, lakukan latihan selama 2 detik dengan rileks.

f. Berdiri tegak dengan tangan lurus dibelakang sambil mengaitkan jempol tangan yang satu dengan jempol tangan yan lainnya. Tarik kebawah. Berdirilah dengan jari-jari kaki. Lihat ke atas sambil tetap mendorong kebawah. Lakukan latihan ini beberapa detik, ulangi selama 10 kali atau 2 jam selama anda bekerja.

g. Berdiri dengan punggung bersandar di pintu. Telakkan tumit 4cm dari pintu. Tarik napas dan dalam rileks. Tekan punggung pada pintu, kencangkan otot perut dan pantat sehinnga lutu agak tertekuk. Tekan eher dipintu dan tekan kedua tangan pada sisi yang berlawanan, renggankan kedua lutut. Lakukan latihan ini selama 2 detik dengan rileks.

3. Gerakan latihan untuk yang sudah terampil:a. Letakkan punggung dengan kedua betis dan lutut lurus. Tangan lurus dengan posisi tertelungkup. Ambil napas dan rileks. Agkat kaki kebawah dan keatas secara bergantian dengan pelan-pelan. Pada latihan ini, klien harus bebas nyeri dan latihan ini dilakukan selama beberapa minggu. Sebaiknya konsultasi dulu pada fisioterapi sebelum memulai latihan.

b. Berpeganglah pada kursi atau meja dan berjongkok kearah depan. Tegakkan kepala dengan pandangan ke depan. Pantulkan badan keatas dan kebawah 2 atau 3 kali kemudian berdiri tegak kembali.

c. Letakkan punggung dengan lutut ditekuk dan telapak kaki datar dilantai. Ambil napas dan rileks. Tarik badan ke posisi duduk dengan lutut tetap ditekuk dan tangan berpegangan pada lutut, kemudian kembali ke posisi awal dan rileks.

8.HASILa. Respon verbalKlien mengatakan punggung bagian bawahnya tidak terasa nyerib. Respon non-verbalRelaksasi dari otot servikal (leher bagian belakang), dorsal, lumbal-sakral dan koksigeal (mulai punggung bagian bawah sampai tulang ekor), bahu panggul, dan anggota gerak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :a. Kontrol denyut nadi sebelum dan sesudah senam.b. Respon verbal maupun non-verbal klien terhadap nyeri ketika sebelum, selama dan setelah senam berlangsung.

HasilNo.NamaDenyut nadi

SebelumSetelah

1.Retno Puji Astuti7284

2.Umamul Faqih7480

3.Nikmatul Khoiriyah8080

4.Ambar Larasati7888

Pernyataan Subjektif :1. Klien mengatakan bahwa nyeri di punggungnya sudah lebih baik.2. Klien mengatakan bahwa klien merasa senang mendapat pelajaran senam dan ingin terus mempraktikkannya agar nyerinya hilang.Pernyataan Objektif:1. Senam low back pain dilakukan sesuai tahapan.2. Klien tidak mengeluhkan nyeri sebelum, selama dan sesudah senam.3. Wajah terlihat klien bahagia, tidak tampak meringis seperti menahan nyeri.4. Denyut nadi klien masih dalam batas normal.

PembahasanNyeri punggung bawah merupakan penyakit atau kelainan dari vertebra lumbosakral yang akut maupun kronis (Schwartz, 2000). Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang terbatas pada regio lumbar, tetapi gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada satu radik saraf, namun secara luas berasal dari diskus interverbral lumbar (Dachlan, Leo Muchamad, 2009). Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh masalah-masalah muskuloskeletal (misalnya: perenggangan lumbosakral akut, ligamen lumbosakral yang tidak stabil dan kelemahan otot, osteoartritis medulla, stenosis medulla, masalah-masalah diskus intervertebra, panjang tungkai yang tidak sama). Pasien lansia kemungkinan mengalami nyeri punggung yang berkaitan dengan fraktur vertebra osteoporosis atau metastasis tulang (Baughman & Hackley, 2000). Dalam rangka sebagai upaya untuk menangani masalah NPB tersebut, maka direkomendasikan bagi para lansia maupun penderita low back pain lainnya untuk melakukan back excercise atau senam untuk nyeri punggung bawah. Tujuan dari penatalaksanaan terhadap low back pain pada prinsipnya adalah untuk menghilangkan nyeri, mengembalikan aktifitas dan gerakan pada fungsi sebelumnya dan mencegah untuk kambuh.Senam memiliki pengertian suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja dilakukan secara sadar dan terencana disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Back exercise memiliki tujuan untuk mengurangi serangan nyeri, meralaksasi otot punggung bagian bawah, mencegah kontraktur (kekakuan), dan memperbaiki sistem peredaran darah sehingga mengatasi kemungkinan terjadinya pembengkakan yang dapat mengganggu gerakan dan fungsi sendi. Selain itu, senam ini apabila dilakukan secara baik dan benar dalam waktu yang relatif lama akan meningkatkan kekuatan otot secara aktif sehingga desebut sebgai stabilisasi aktif. Peningkatan otot juga mempunyai efek peningkatan daya tahan tubuh terhadap perubahan gerakan atau pembebanan secara statis dan dinamis (Dachlan, Leo Muchamad, 2009). Senam ini dilaksanakan sekitar 3-5 kali dalam satu miknggu.Penatalaksanaan lain selain menggunakan senam, secara umum nyeri punggung bawah ditangani bergantung pada penyebab yang mendasari, dan apakah nyeri tersebut bersifat akut atau kronis. Penatalaksanaan mencakup:1. Pembatasan tirah baring pada fase akut (>48 jam) dengan mobilisasi dini, diikuti program latihan bertahap (perhatikan bahwa tirah baring yang berlebihan dapat memperburuk kondisi) (Davey, 2005).2. Pengendalian nyeri misalnya dengan menggunakan analgesik ringan (contohnya: parasetamol dan Obat Anti Inflamasi Non Steroid) atau obat resep yang lebih kuat untuk nyeri hebat. Relaksan otot (ex: orfenadrin dan diazepam) sering digunakan untuk mengobati spasme otot atau masalah neurologis terkait serta sering dikombinasikan dengan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) untuk menghilangkan nyeri. Tizanidin digunakan untuk mengobati spastisitas otot dan nyeri punggung kronik, terutama nyeri punggung muskuloskeletal obat anti-inflamasi non steroid, opioid3. Antidepresan trasiklik (misalnya amitriptilin) digunakan dalam dosis rendah untuk nyeri punggung kronik4. Teknik fisioterapi mungkin mencakup olahraga, pijat, ultrasonografi, aplikasi dingin (dalam 48 jam pertama), dan aplikasi panas, serta manipulasi spinal.5. Terapi okupasi.6. Pada lansia, penggunaan obat-obatan sebaiknya di minimalkan kalau bisa dihindari, selagi ada terapi non-farmakologis maka didahulukan yang non-farmakologis, hal ini dikarenakan faktor usia dan organ yang mengalami penurunan fungsi sehingga apabila banyak mengkonsumsi obat-obatan akan membahayakan lansia tersebut.

KesimpulanSenam untuk nyeri punggung bawah pada lansia merupakan kumpulan gerakan yang dapat mencegah terjadinya nyeri pada daerah servikal (leher bagian belakang), dorsal, lumbal sakral dan koksigeal (mulai punggung bagian bawah sampai tulang ekor) yang menyebar ke bahu, panggul, dan anggota gerak. Senam ini dikontraindikasikan bagi lansia dengan gangguan osteoporosis yang berat.

SaranSenam nyeri untuk punggung bawah pada lansia sebaiknya dilakukan minimal 3-5 kali dalam satu minggu. Klien yang akan melakukan senam ini bukan merupakan penderita Herniasi Nukleus Pulposus (HNP) maupun osteoporosis yang berat. Klien dalam posisi rileks dan tidak sedang dalam fase nyeri yang tidak terkontrol ketika akan melakukan senam, serta selama senam harus dipantau ada atau tidaknya respon nyeri, apabila klien merasakan nyeri yang tidak dapat diatasi, senam harus segera dihentikan.

DAFTAR PUSTAKABaughman & Hackley. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah: Buku Saku untuk Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC.Brooker, Chris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC.Dachlan, Leo Muchamad. 2009. Pengaruh Back Exercise pada Nyeri Punggung Bawah Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. diakses pada tanggal 16 September 2014 pukul 10.30 WIB melalui [http://eprints.uns.ac.id/2353/1/02407200905001.pdf].Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.Schwartz, Seymour I. 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.TELAH DIPERIKSA OLEH :

(Ns. Latifa Aini S., M.Kep, Sp. Kep. Kom)NIP. 19710926 200912 2 001Jember, 8 September 2014

(Nikmatul Khoiriyah)NIM. 122310101075