hasil pengamatan
-
Upload
muhamad-irvan -
Category
Documents
-
view
35 -
download
1
description
Transcript of hasil pengamatan
HASIL PENGAMATAN LAPANGAN
A. Geometri Peledakan
Geometri pemboran meliputi diameter lubang bor, kedalaman lubang
tembak, kemiringan lubang tembak, tinggi jenjang, dan juga pola pemboran.
1. Diameter lubang tembak.
Diameter lubang tembak yang terlalu kecil, maka faktor energi
yang dihasilkan akan berkurang sehingga tidak cukup besar untuk
membongkar batuan yang akan diledakkan, sedang jika diameter lubang
tembak terlalu besar maka lubang tembak tidak cukup untuk
menghasilkan fragmentasi yang baik, terutama pada batuan yang banyak
terdapat kekar dengan jarak kerapatan yang tinggi.
Diameter lubang tembak yang kecil juga memberikan patahan atau
hancuran yang lebih baik pada bagian atap jenjang. Hal ini berhubungan
dengan stemming, di mana lubang tembak yang besar maka panjang
stemming juga akan semakin besar dikarenakan untuk menghindari
getaran dan batuan terbang, sedangkan jika menggunakan lubang
tembak yang kecil maka panjang stemming dapat dikurangi.
Pada peledakan di PT . Bukit Asam digunakan diameter lubang
tembak 6.75 inches
2. Kedalaman lubang tembak
Kedalaman lubang tembak biasanya disesuaikan dengan tinggi jenjang yang
diterapkan. Dan untuk mendapatkan lantai jenjang yang rata maka
hendaknya kedalaman lubang tembak harus lebih besar dari tinggi jenjang,
yang mana kelebihan daripada kedalaman ini disebut dengan sub drilling.
Pada peledakan di PT. BA, rata-rata kedalaman lubang tembak adalah
7 meter
3. Kemiringan lubang tembak (Arah pemboran)
Arah pemboran yang kita pelajari ada dua, yaitu arah pemboran tegak
dan arah pemboran miring. Arah penjajaran lubang bor pada jenjang harus
sejajar untuk menjamin keseragaman burden yang ingin didapatkan dan
spasi dalam geometri peledakan. Lubang tembak yang dibuat tegak, maka
pada bagian lantai jenjang akan menerima gelombang tekan yang besar,
sehingga menimbulkan tonjolan pada lantai jenjang, hal ini dikarenakan
gelombang tekan sebagian akan dipantulkan pada bidang bebas dan sebagian
lagi akan diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang.
Sedangkan dalam pemakaian lubang tembak miring akan membentuk
bidang bebas yang lebih luas, sehingga akan mempermudah proses pecahnya
batuan karena gelombang tekan yang dipantulkan lebih besar dan gelombang
tekan yang diteruskan pada lantai jenjang lebih kecil
Pada data peledakan yang didapatkan, lubang tembak yang
digunakan adalah lubang tembak vertical , agar memudahkan proses
pemboran dan pengisian bahan peledak nantinya, tetapi ini punya dampak
negatif
4. Pola pemboran
Pola pemboran yang digunakan pada peledakan yang diamati adalah
pola peledakan staggered pattern atau pola peledakan zig-zag .
Pola peledakan ini dipilih untuk mengurangi dampak negative dari
arah lubang tembak yang vertical, karena dengan pola ini, sebaran
lubang tembak lebih merata dan jarak antar lubang tidak terlalu jauh
berbeda.
B. Metode Peledakan Yang diterapkan
Pada peledakan yang dilakukan di PT. Bukit Asam, di Tambang Air
Laya (TAL), biasanya digunakan metode peledakan non listrik dengan
menggunakan detonator listrik sebagai inisiator gelombang kejut.
1. Peralatan Peledakan
a. Blasting Machine
b. Blastohmmeter
2. Perlengkapan Peledakan
a. Detonator Listrik
b. Detonator Non listrik (NONEL)
shotgun
extendaline
In-hole nonel
trunkline
nonel
3. Bahan Peledak
a. Booster : DAYAGEL
b. Bahan Peledak : ANFO
C. Data Aktual di Lapangan
a. Lokasi : PT. Bukit Asam , Unit Pertambangan Tanjung Enim
b. Hari : Sabtu, 13 Juni 2015
c. Metode Peledakan : Non listrik dengan inisiator detonator listrik
d. Jumlah lubang ledak : 90 lubang ledak
e. Geometri Peledakan :
Diameter lubang ledak (De) 6.75 inchi
Kedalaman lubang tembak (H) 7 meter
Stemming ( T) 5 meter
Kolom Isian 2 meter
Spacing (S) 8 meter
Burden 7 meter
Powder Factor 0.06 kg/ton
f. Deskripsi :
Peledakan yang dilakukan dengan bertahap menjadi 4 kali
peledakan hingga total lobang menjadi 90 lubang ledak. Peledakan
dilakukan bertahap dikarenakan, daerah sekitar yang rawan longsor,
dan blast area yang dekat dengan lokasi penduduk, sehingga untuk
mengurangi efek peledakan terutama getaran dan soundblast, maka
peledakan dilakukan secara bertahap.
Nilai Powder Factor nya pun sangat rendah dari peledakan
normal yang dilakukan PT Bukit Asam, yakni 0.06 kg/ton, sedangkan
normalnya, berkisar 0.21-0.23 kg/ton.
D. Isian Bahan Peledak
Fragmentasi batuan sangat tergantung pada jumlah bahan peledak yang
digunakan. Powder factor adalah suatu bilangan yang menyatakan berat bahan
peledak yang digunakan untuk menghancurkan batuan (kg/m3). Nilai powder
factor sangat dipengaruhi oleh jumlah bidang bebas, geometri peledakan, pola
peledakan, dan struktur geologi.
Bila pengisian ANFO terlalu banyak maka jarak stemming semakin kecil
sehingga akan mengakibatkan terjadinya flyrock dan airblast, sedang bila
pengisian ANFO kurang maka jarak stemming semakin besar sehingga akan
menyebabkan boulder dan backbreak di sekitar dinding jenjang.
Untuk mendapatkan powder factor, lebih dulu mengetahui jumlah bahan
peledak yang akan digunakan untuk setiap lubang tembak.
1. Loading density dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
de = 0,508 De2 (SG)
de = 0.508 x 6.752 x 0.84 = 19.44 kg/m kolom isian
dimana :
de = loading density, kg/m
De = diameter lubang tembak, inchi.
SG = berat jenis bahan peledak yang digunakan.
de = 0,34 De2 (SG), untuk de dalam ( lb/ft )
2. Jumlah bahan peledak yang digunakan dihitung menggunakan rumus :
E = de x Pc x N
E = 19.44 x 2 x 90 = 3499.64 kg ANFO
Di mana :
de = loading density, kg / m.
Pc = panjang muatan/ panjang kolom isian lubang tembak, m.
N = jumlah lubang tembak.
E = jumlah bahan peledak yang digunakan, kg.
E. Perhitungan Biaya Pemboran dan Peledakan
Kami tidak mendapatkan data pasti masalah biaya pengeboran dan peledakan
dari perusahaan, oleh karena itu, hitungan-hitungan disini hanya sekedar
estimasi atau perkiraan dengan harga-harga yang kami dapatkan dari referensi
lain,jadi ini bukanlah Perhitungan Biaya Peledakan di PT. Bukit Asam. Hanya
pemisalan dengan harga-harga tertentu, karena kesulitan mendapatkan data
dari perusahaan
a. Biaya Pengeboran
b. Biaya Peledakan
1. Bahan Peledak : ANFO
Jumlah total ANFO yang dibutuhkan : 3499.64 Kg ANFO
Estimasi Harga :
2. Detonator NONEL
3. Booster : DAYAGEL
Jumlah : 90 lobang = 90 buah daya gel
F. Desain Akhir Peledakan dengan Software Shotplus
Dengan menggunakan software Shotplus, kita dapat mensimulasikan
peledakan yang dilakukan dalam bentuk diagram, dengan software ini kita bisa
mengetahui arah ledakan, delay total, dan memerika apakah ada misfire atau
adanya 2 lubang ledak yang meledak bersamaan
Tahap-Tahap Penggunaan :
1. Tentukan ukuran lubang ledak, Stemming, Isian, Spacing, Burden, Pola
Pemboran, dan jumlah baris serta kolomnya.
2. Tentukan delay yang dipakai untuk antar lubang ledak dan titik inisiasi beserta
delaynya
3. Simulasikan Proses Peledakan