HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Wilayah Letak … V... · berjarak 223 km dari ibu kota Makassar...
Transcript of HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Wilayah Letak … V... · berjarak 223 km dari ibu kota Makassar...
27
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Wilayah
Kondisi Geografis
Letak geografis dan luas wilayah. Kabupaten Sinjai merupakan salah
satu dari 23 Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Sulawesi selatan yang
berjarak 223 km dari ibu kota Makassar (ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan).
Kabupaten Sinjai memiliki luas 81,996 Km2 atau 1.801 % dari luas wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan. Secara devenitif Kabupaten Sinjai terdiri dari 9
kecamatan dan 80 desa/kelurahan. Secara geografis Kabupaten Sinjai terletak
antara 5o2’56” sampai 5o21’16” Lintang Selatan dan antara 119o56’30” sampai
120o25’33” Bujur Timur. Kabupaten Sinjai terletak di pantai timur bagian
selatan jazirah Sulawesi Selatan. Wilayah Sinjai berbatasan dengan, dapat dilihat
pada gambar 2.
Secara ekonomi, daerah ini memiliki letak strategis karena memiliki dua
jalur perhubungan, yaitu darat dan laut. Jalur darat menghubungkan kota
kabupaten atau kota propinsi yang menjadi pusat kegiatan ekonomi. Sedang jalur
laut digunakan untuk hubungan antar daerah di luar Provinsi Sulawesi Selatan.
Gambar 2. Peta Kabupaten Sinjai
28
Kondisi Geomorfologi
Topografi. Keadaan topografi wilayah Kabupaten Sinjai cukup
beragam, mulai dari daerah sebelah selatan merupakan daerah bergunung sampai
wilayah barat wlayahnya semakin bergunung sampai terjal/jurang. Keadaan
wilayah yang medannya bergunung sampai terjal/jurang terdapat di Kecamatan
Sinjai Barat dan Borong. Secara umum, konfigurasi medan wilayah Kabupaten
Sinjai miring kearah utara dan timur, luas wilayah setiap ketinggian seperti tertera
pada Tabel 3. Tabel 3 Luas dan persentase ketinggian dari permukaan laut di Kabupaten Sinjai
No Elevasi (m dpl)
Luas (Ha)
Persentase ( % )
1. 0 – 25 4,541 5,54
2. 25 – 100 7,983 9,74
3. 100 – 500 45,535 55,53
4. 500 - 1000 17,368 21,18
5. > 1000 6,569 8,01
Jumlah 81,996 100 Sumber: Kabupaten Sinjai dalam Angka, BPS ( 2008)
Berdasarkan letak ketinggian dari permukaan laut, 55,53 % wilayah
Kabupaten Sinjai terletak pada ketinggian antara 100 – 500 m merupakan daerah
landai dan bergelombang seluas 45.535 ha. Letak ketinggian ini secara umum
menentukan pola pengelolaan dan pemanfaatannya, sebagai lahan pertanian
yaitu lahan sawah dan lahan perkebunan; ketinggian 0 – 25 m merupakan daerah
rawa, tambak dan lahan pertanian seluas 4.541 ha (5,54 %) digunakan untuk usaha
tambak dan sawah tadah hujan; ketinggian 25 – 100 m merupakan daerah landai
seluas 7.983 Ha (9,74 %) digunakan sebagai sawah tadah hujan dan lahan kering;
ketinggian 500 - 1000 m merupakan daerah landai dan pegunungan seluas 17.368
ha (21,18 %) digunakan untuk lahan pertanian baik untuk tanaman pangan dan
hortikultura, perkebunan, hutan rakyat dan sebagian kawasan lindung, sedangkan
ketinggian lebih dari 1000 m, seluas 6.569 Ha (8,01 %) diperuntukkan sebagai
kawasan lindung.
29
Kondisi Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sinjai pada tahun 2009 adalah 228.304
jiwa yang tersebar pada Sembilan (9) kecamatan. Jumlah penduduk yang terbesar
berada di Kecamatan Sinjai Utara dengan jumlah penduduk 37,586 jiwa, disusul
Kecamatan Sinjai Selatan dengan jumlah penduduk 37,485 jiwa dan Tellulimpoe
dengan jumlah penduduk 32.829 sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di
Kecamatan Pulau-Pulau Sembilan yang hanya 7.649 jiwa seperti pada Tabel 4.
Tabel 4 Jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Sinjai menurut Jenis Kelamin Tahun 2009
No Kecamatan Luas (Ha)
Laki-Laki (jiwa)
Perempuan (jiwa)
Jumlah (jiwa)
Kepadatan Penduduk per km2
1 Sinja Barat 135,53 11485 12112 23597 174
2 Sinjai Borong 66,97 8344 8590 16934 253
3 Sinjai Selatan 131,99 17985 19500 37485 284
4 Tellulimpoe 147,30 15851 16978 32829 223
5 Sinjai Timur 71,88 14202 15566 29768 414
6 Sinjai Tengah 129,70 13418 13620 27038 208
7 Sinjai Utara 29,57 17818 19,768 37586 1271
8 Bulupoddo 99,47 7399 8019 15418 155
9 P. Sembilan 7,55 3723 3926 7649 1013
Jumlah 819,96 110225 118079 228304 444 Sumber: Kabupaten Sinjai dalam Angka, BPS (2010)
Kepadatan penduduk masing-masing wilayah sangat bervariasi. Wilayah
kecamatan dengan kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Sinjai Utara, dengan
tingkat kepadatan penduduknya mencapai 1.271 jiwa/km2, disusul oleh Kecamatan
Pulau Sembilan dengan kepadatan penduduk mencapai 1013 jiwa/km2 serta
Kecamatan Sinjai Timur dengan kepadatan mencapai 414 jiwa/km2. Tingkat
kepadatan berada jauh diatas wilayah-wilayah kecamatan lain, secara rata-rata 278
jiwa/km2, kecuali Kecamatan Bulupoddo dan Sinjai Barat dengan kepadatan
penduduk yang paling jarang masing-masing dengan tingkat kepadatan penduduk
sebesar 155 dan 174 jiwa/km2 dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,95%
30
per tahun. Laju pertumbuhan penduduk masing-masing wilayah sangat bervariasi
wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Laju pertumbuhan penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Sinjai tahun 2005-2008
Kecamatan
Penduduk Laju /Th Penduduk
2005 2006 2007 2008 (%)
1 Sinjai Barat
22.840
22.928
22.705 22.756 ‐0.1
2 Sinjai Borong
15.984
16.918
16.095 16.503 1.2
3 Sinjai Selatan
35.969
35.846
36.434 36.672 0.7
4 Tellulimpoe
31.827
31.681
31.391 33.137 1.4
5 Sinjai Timur
28.168
28.485
28.848 29.163 1.2
6 Sinjai Tengah
24.106
24.630
25.852 26.332 3.0
7 Sinjai Utara
38.223
38.011
39.397 38.249 0.1
8 Bulupoddo
15.776
16.032
15.475 15.598 ‐0.4
9 P_Sembilan
7.537
7.689
7.325 7.533 0.0
Kabupaten Sinjai 220.430 222.220 223.522 225.943 0.95
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sinjai 2010
Kecamatan Sinjai Tengah laju tertinggi dicapai 3.0% per tahun kemudian
disusul oleh Kecamatan Tellulimpoe dengan laju pertambahan penduduk sebesar
1,4% dan Kecamatan Sinjai Borong dan Kecamatan Sinjai Timur laju pertambahan
penduduk sama 1,2% per tahun. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Sinjai pada tahun 2008 adalah sebesar 0,95%.
Kelembagaan Pangan Kabupaten Sinjai
Potensi Sumber Daya Manusia BPPKP
Berdasarkan Peraturan Bupati Sinjai Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai, pasal 4 dan 5 mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi, dan tugas
pembantuan dibidang penyuluhan dan ketahanan pangan dan tugas lain.
31
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan mempunyai fungsi: (a)
menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis penyuluhan dan ketahanan pangan
(sub sistem ketersediaan. Distribusi dan konsumsi, (b) menyelenggarakan urusan
pemerintahan dan pelayanan umum dibidang penyuluhan dan ketahanan pangan
(sub sistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi), (c) melakukan pembinaan dan
pelaksanaan tugas bidang penyuluhan dan ketahanan pangan, serta (d)
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang penyuluhan dan
ketahanan pangan.
Susunan organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Sinjai terdiri dari: (a) kepala badan, (b) sekretariat; sub bagian umum
dan sub bagian perencanaan dan keuangan, (c) bidang pengembangan programa
penyuluhan dan dan sumberdaya penyuluh; sub bidang pengembangan programa
penyuluhan dan sub bidang pengembangan sumber daya penyuluh, (c) bidang
mekanisme kerja, metode dan materi penyuluhan; sub bidang mekanisme kerja,
kerjasama dan kemitraan dan sub bidang metode dan materi penyuluhan, (d)
bidang ketahanan pangan; sub bidang distribusi, ketersediaan dan kelembagaan
pangan serta sub bidang penganekaragaman konsumsi, kewaspadaan pangan dan
gizi, (e) Balai Penyuluhan , dan (f) kelompok jabatan fungsional. Susunan
organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai
diillustrasikan dengan Bagan Struktur Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan
dan Ketahanan Pangan tertera pada Lampiran 7.
Komposisi sumberdaya aparat Badan Peleksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan yaitu 142 Orang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) 105
Orang, TPTHL 30 orang dan 7 orang tenaga sukarela dengan tingkat pendidikan
sebagai berikut: Magister (S2) sebanyak 6 orang, Strata satu (S1) sebanyak 64
orang, D3 sebanyak 14 orang dan SLTA/SPMA sederajat sebanyak 57 orang.
Secara umum Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan telah
dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggungjawab organisasi seiring
dengan perkembangan dunia khususnya pembangunan bidang penyuluhan dan
ketahanan pangan sesuai visi “ terwujudnya ketahanan pangan di tingkat rumah
tangga dan daerah untuk menunjang ketahanan pangan nasional yang berbasis
32
kemandirian lokal” yang mengandung pengertian; (1) aspek ketersediaan semua
masyarakat dapat mengakses/memiliki pangan sesuai kebutuhan hidup sehat, (2)
aspek distribusi, ketersediaan pangan di Kabupaten Sinjai secara merata dan dapat
dapat dijangkau daya beli masyarakat, dan (3) aspek distribusi terpenuhinya
kebutuhan gizi masyarakat yang bersumber dari pangan.
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, BPPKP Kabupaten Sinjai
menetapkan Misi pembangunan katahanan pangan yaitu: (1) meningkatkan peran
serta masyarakat dalam upaya mengembangkan ketahanan pangan pada tingkat
rumah tangga, daerah dan nasional, (2) meningkatkan mutu pelayanan,
pengkajian, pengembangan dan pemantapan kebijakan subsistem ketersediaan
pangan, distribusi dan konsumsi, serta (3) koordinasi antar lintas sektoral yang
harmonis.
Situasi Ketersediaan Pangan
Produksi Pangan Kabupaten Sinjai
Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. Perkembangan produksi
serealia, umbi-umbian dan kacang-kacangan di Kabupaten Sinjai dari tahun 2005
– 2009 mengalami peningkatannya fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan untuk
kelompok pangan serealia seperti komoditi padi sebesar (-1,8%) tahun 2005
produksi padi sebesar 93.198 ton, kemudian tahun 2006 turun menjadi 88.200 ton,
kemudian tahun 2007 sekitar 112.467 ton, tahun 2008 turun menjadi 82,232 ton.
Komoditi jagung peningkatan produksi dengan rata-rata pertumbuhan mencapai
(5.2%), produksi tahun 2005 sebesar 45.461 ton, tahun 2006 sebesar 46.719 ton,
tahun 2007 sebesar 53.008 ton, dan 107.603 ton tahun 2008. Komoditi ubi kayu
tahun 2005 sebesar 12,501 ton, turun menjadi 9,735 ton tahun 2006, tahun 2007
naik 13.4% (10,111 ton) dan 2,547 ton tahun 2008, pada Tabel 6.
Tabel 6 Produksi padi dan palawija di Kabupaten Sinjai tahun 2005-2008 Komoditi Produksi (ton) Pertumbuhan
Rata-rata (%)2005 2006 2007 2008
Padi Jagung Ubi kayu Ubi jalar K. tanah
93.727 45.461 12.501
1.915 4.539
88.200 46.719
9.735 1.275 3.937
112.467 53.008 10.111
2.216 6.096
82.235 52.634
2.547 10.880
6949
-1,8 5.2
31,0 40,0 47.2
Sumber : BPS & Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sinjai
33
Hasil produksi padi di Kabupaten Sinjai, masih rendah ini diakibatkan
ada beberapa kecamatan yang lahan sawahnya tidak tertanami pada musim tertentu
atau gagal panen serta berkurangnya luas areal akibat alih fungsi lahan sebesar
(3.5%) dari tahun 2006 (42.280 Ha) sedangkan tahun 2008 menjadi 40,736 ha,
namun itu belum berpengaruh secara signifikan terhadap produksi dan
ketersediaan pangan.
Komoditi kelompok pangan umbi-umbian seperti ubi kayu dan ubi jalar,
mengalami peningkatan produksi dengan rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya,
ubi kayu sebesar 21,6%, tahun 2005 produksi ubi kayu sebesar 12.501 ton, tahun
2006 turun menjadi 9735 ton, tahun 2007 menjadi 10.111 ton dan tahun 2008
mencapai 10,880 ton. Sedangkan ubi jalar pertumbuhan rata-rata setiap dalam
lima tahun (2005-2008) sebesar 40.0 %, sedangkan untuk kelompok pangan
kacang-kacangan seperti kacang tanah mencapai 47.2%.
Produksi Sayuran. Produksi sayur-sayuran di Kabupaten Sinjai pada
tahun 2005 – 2008 sesuai dengan data Badan Pusat STatistik dan Dinas pertanian
tanaman pangan dan hortikultura, laju pertumbuhan rata-rata per tahun naik
selama tahun 2007-2008 untuk komoditi terong sebesar (60.7 %) dengan
produksi tahun 2005 sebesar 12,8 ton, tahun 2006 mencapai 22,6 ton, tahun 2007
sebesar 74,7 ton, tahun 2008 sebesar 576,3 ton, kemudian buncis produksi tahun
2005 sebesar 125.50 ton, tahun 2006 sebesar 175 ton, tahun 2007 sebesar 283 ton,
tahun 2008 sebesar 295.60 ton dengan rata-rata peningkatan produksi sebesar
(4.5%), dan sawi rata-rata peningkatan produksi sebesar 1.0%. sedangkan laju
pertumbuhan produksi sayur-sayuran yang menurun antara lain; Kangkung
sebesar (-81.7%) dengan produksi 355 ton tahun 2007 dan turun menjadi 65 ton
tahun 2008, kemudian disusul kubis rata-rata penurunannya (-49.6%), dengan
produksi tahun 2006 sebesar 239 ton, tahun 2007 sebesar 605 ton, tahun 2008
sebesar 305.01 ton, sedangkan kentang laju penurunannya sebesar (-77,7%).
Kelompok bumbu–bumbu seperti cabe rawit, cabe besar, tomat dan daun
bawang, rata-rata penurunan produksi per tahun untuk komoditi cabe besar
sebesar (-68.1%) dan tomat sebesar (-34.4%), daun bawang sebesar (-0.7%),.
Produksi cabe tahun 2005 mencapai 40,30 ton, tahun 2006 mencapai sebesar 122
34
ton, tahun 2007 mencapai 259,50 ton, dan tahun 2008 mencapai 82,90 ton. Untuk
bawang merah, bawang putih, semua didatangkan dari daerah lain (impor).
Untuk komoditi kacang panjang terjadi penurunan produksi sekitar
(-52,25%). Produksi kacang panjang tahun 2005 sebesar 182,4 ton, tahun 2006
sebesar 119,0 ton, tahun 2007 181,1 ton, dan tahun 2008 sebesar 195,4 ton.
Kacang merah mengalami penurunan produksi rata-rata petahun sebesar (-5.5%)
tahun 2005 sebanyak 11,4 ton, tahun 2006 sebanyak 22,0 ton, tahun 2007
sebanyak 20,8 ton, dan tahun 2008 sebanyak 15,5 ton Perkembangan produksi
sayur-sayuran di Kabupaten Sinjai tahun 2005 – 2008, dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Produksi sayur-sayuran di Kabupaten Sinjai tahun 2005 – 2008
Komoditi Produksi (ton) Pertumbuhan Rata-rata (%) 2005 2006 2007 2008
Sawi
Kentang
Kubis
K. Panjang
K. Merah
Terong
Buncis
Cabe besar
Cabe rawit
Tomat
D.bawang
Ketimun
Kankung
Labu siam
Bayam
199,50
482,50
225,00
182,40
11,40
12,80
125,50
40,30
164,00
88,60
174,00
297,00
390,00
493,00
107,00
145,00
119,00
239,00
119,00
22,00
22,60
175,00
122,00
94,00
328,00
413,00
-
-
-
-
192,00
291,00
605,00
181,10
20,80
74,70
283,00
259,50
466,20
715,40
410,00
106,00
355,00
357,00
70,00
194,00
65,00
305,01
87,00
0,00
190,00
295,60
82,90
479,80
469,00
413,00
165,00
65,00
295,00
30,00
1.0
-77.7
-49.6
-52.0
-5.5
60.7
4.5
-68.1
2.9
-34.4
0.7
55.7
-81.7
-17.4
-57.1 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sinjai
Produksi buah-buahan. Produksi buah-buahan pada tahun 2005 – 2008
sesuai data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura pertumbuhan rata-
rata meningkat secara positif setiap tahun antara lain; langsat 53%, pisang 29%,
nangka sebesar 38%, nenas sebesar 15%, jeruk 2% dan Markisa 1%. Produksi
langsat tahun 2007 sebesar 1,745.18 ton, 4,235.10 ton tahun 2008 dan 4,822,0 ton
35
tahun 2008. Produksi pisang 732.49 ton tahun 2007 menjadi 5,680 ton tahun
2008 kemudian disusul oleh buah lain yang mengalami peningkatan produksi
(Tabel 8).
Tabel 8 Produksi buah-buahan di Kabupaten Sinjai tahun 2005 - 2008
Komoditi Produksi (ton) Laju/th (%) 2005 2006 2007 2008
Durian Langsat Rambutan Manggis Mangga Pisang Nenas Markisa Jeruk Nangka Alpukat
936,05 1503,75
3.671,87 164,34 821,45 726,49
16,39 1.014,36
663,63 179,09 130,92
1.022,69 1.487,24 3.800,60
134,40 846,72 720,51
23,21 668,98 739,35 223,37 185,03
1.370,33 1.745,18 4.696,43
147,78 930,98 732,49
30,11 671,92 799,23 346,66 221,54
38,50 4235,10
2.083,40 0
336,60 5.680,00
22,00 915,80 700,60 466,40
38,50
-18.0 53.0
-10.0 -36.0 -17.0 29.0 15.0
1.0 2.0
38.0 -7.0
Sumber : BPS dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Produksi buah-buahan pada dataran tinggi rata-rata penurunan produksi
yang terbesar pada buah manggis sebesar (-36%) dengan jumlah produksi 164.34
ton tahun 2005, kemudian turun menjad 134.4 ton pada tahun 2006. kemudian
buah durian sebesar (-18%) dengan hasil produksi tahun 2006 sebesar 1,022.69
ton kemudian meningkat sebesar 1,370.33 ton tahun 2007 dan tahun 2008 turun
menjadi 38.50 ton, serta buah-buahan lainnya yang mengalami pertumbuhan
produksi negatif seperti; alpukat (-7%), mangga (-17%), rambutan (-10%).
disebabkan oleh berkurangnya luas lahan pertanaman produktif dan iklim yang
tidak mendukung, disamping itu masih rendahnya penggunaan varietas unggul
serta luas pertanaman durian masih rendah khususnya pada daerah-daerah dataran
tinggi.
Produksi Perkebunan. Produksi hasil perkebunan pada tahun 2005 –
2008 sesuai data Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sinjai. Rata-rata
produksi komoditi perkebunan yang pertumbuhannya meningkat antara lain;
aren sebesar 12.7% dengan produksi tahun 2005 sebesar 70 ton, tahun 2007
sebesar 71 ton, dan 80 ton pada tahun 2008, Wijen rata-rata peningkatan
produksinya setiap tahun sebesar 26.1%, dengan produksi tahun 2005 sebesar
93,198 ton, 88,200 ton tahun 2006, 112,467 ton tahun 2007 dan 257 ton tahun
36
2008. Untuk komoditi kopi arabika rata-rata pertumbuhan produksinya sebesar
38,4%, dengan produksi 606 ton tahun 2005 kemudian turun menjadi 597 ton
tahun 2006, meningkat menjadi 614 ton tahun 2007 dan 1.313 ton pada tahun
2008, dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Produksi perkebunan di Kabupaten Sinjai tahun 2005 – 2008
Komoditas Produksi (ton) Laju 2005 2006 2007 2008 (%)
Tan. Tahunan
Kelapa
Kopi robusta
Kopi arabika
Jambu mete
Aren
Lada
Kemiri
Pala
Kayu manis
Tan. Semusim
Wijen
5.489
2.839
606
1.761
70
2.380
959
71
150
93.198
5.473
2.831
597
1.755
-
2.370
951
70
-
88.200
5.546
2.841
614
1.761
71
2.386
957
73
10
112.467
5.407
3.129
1.313
1.852
80
2.669
1.034
90
23
257
-0,5
3,4
38,4
1,7
12,7
4,0
-33,4
8,7
18,8
26,1 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sinjai
Produksi bumbu-bumbu antara lain; kayu manis tahun 2007 sebesar 10 ton,
kemudian 23 ton tahun 2007, dan 63 ton tahun 2008. Rata-rata produksi pala
sebesar 8.7% dengan produksi 71 ton pada tahun 2005, kemudian produksi
meningkat menjadi 73 ton tahun 2007, dan 90 ton tahun 2008 kopi arabika
sebesar 11.6%, kelapa sebesar 5,4% dan jambu mete sebesar 2.4%. sedangkan
produksi komoditas perkebunan dengan laju pertumbuhan negatif setiap tahunnya
seperti: kemiri sebesar (-33.4%) dan kopi arabika sebesar (-32.8%) dan kelapa
sebesar (-0.5%). Perkembangan Produksi Pangan Hewani
Peternakan. Perkembangan produksi pangan hewani khususnya sektor
peternakan di Kabupaten Sinjai tahun 2005 –2008 yang mengalami peningkatan
37
rata-rata produksi sebesar 11.7%. Ternak besar yang rata-rata pertumbuhannya
positif yaitu kerbau (105,4%) dengan produksi tahun 2005 sebesar 80 ton,
tahun 2006 sebesar 24 ton, tahun 2007 sebesar 49 ton dan tahun 2008 sebesar 135
ton. Produksi kambing rata-rata pertumbuhan pertahun 54.4%, tahun 2005
sebesar 41 ton, tahun 2006 sebesar 37 ton, tahun 2007 sebesar 50 ton dan tahun
2008 sebesar 119 ton, demikian juga daging ternak sapi potomg mengalami
peningkatan produksi sebesar 15.7%. sedangkan kuda terjadi penurunan
produksi (-17.2%) dengan produksi tahun 2005 sebesar 41 ton, tahun 2006
sebesar 68 ton, tahun 2007 sebesar 49 ton dan 18 ton tahun 2008. Perkembangan
produksi daging, telur dan susu tahun 2005 – 2008 pada Tabel 10. Tabel 10 Produksi pangan hewani menurut jenis ternak di Kabupaten Sinjai
tahun 2005 – 2008
Jenis Pangan Produksi (ton) Laju
Rata-rata (%) 2005 2006 2007 2008
Daging -Sapi potong -Kerbau -Kuda -Kambing -Ayam buras -Ayam ras -Itik Telur -Telur ras -Telur buras -Telur itik Susu Susu sapi perah
215 80 41 41
359 107 11
296 422 164
109
448 24 68 37
662 245
3
295 132 158
126
504 29 49 50
753 460 13
364 125 121
-
416 135 18
119 872 403 14
447 121 109
194
15.7
105.4 -17.2 54.1 25.1 43.9 24.8
15.3
-76.1 -12.4
4.6
Laju% 11.7 Sumber: BPS Kabupaten Sinjai Tahun 2008
Laju pertumbuhan daging unggas tahun 2005 – 2008 yang tertinggi ayam
ras rata-rata per tahun sebesar 43.9% dengan produksi tahun 2005 sebesar 107
ton, tahun 2006 sebesar 245 ton, tahun 2007 sebesar 460 ton dan tahun 2008
sebesar 403 ton, sedangkan laju pertumbuhan daging unggas lainnya untuk ayam
buras 25.1% dan itik 24.8%.
38
Telur. Perkembangan produksi telur di Kabupaten Sinjai tahun 2005 –
2008 yang mengalami peningkatan positif hanya telur ayam ras dengan
pertumbuhan rata-rata 15.3% per tahun, produksi telur ayam ras tahun 2005
sebesar 296 ton, tahun 2006 sebesar 245 ton, tahun 2007 sebesar 364 ton dan 447
ton tahun 2008.
Untuk produksi telur rata-rata pertumbuhannya negatif antara lain: telur
ayam buras sebesar (-76.1%), dan 12.4%, telur itik (-81 %) dengan produksi telur
itik tahun 2005 sebesar 164.3 ton, tahun 2006 sebesar 158 ton, tahun 2007 sebesar
121 ton, tahun 2008 sebesar 109 ton.
Susu. Perkembangan produksi susu di Kabupaten Sinjai tahun 2005–
2009 mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan produksi sebesar 18
% setiap tahunnya, dengan produksi tahun 2005 sebesar 109 ton, tahun 2006
sebesar 126 ton, atahun 2007 sebesar 194 ton dan tahun 2008 sebesar 194 ton.
Ikan. Pemanfaatan potensi sektor perikanan dan kelautan dengan menjaga
keseimbangan serta daya dukung lingkungan (carrying capacity) demi
terpeliharanya kelestarian sumberdaya, dengan strategi yang dikembangkan
dengan peningkatan daya saing komoditi perikanan melalui pengembangan
aquabisnis yang ramah lingkungan dibidang penangkapan dan pembudidayaan
ikan. Kabupaten Sinjai memiliki asset wilayah perairan laut Teluk Bone dengan
garis pantai wilayah daratan sepanjang 17 km dan wilayah kepulauan memiliki
garis pantai sepanjang 11 km, disamping itu potensi tambak seluas 696 ha dan
357 ha hutan bakau/rawa-rawa.
Potensi sumberdaya perikanan Kabupaten Sinjai cukup besar tahun 2005 – 2008,
pertumbuhan rata-rata penangkapan ikan laut mencapai 5,99% dengan produksi
tahun 2005 sebesar 23.360,30 ton, tahun 2006 sebesar 23.753,20 ton, tahun 2007
sebesar 24.267,50 ton dan 24.882.3 ton tahun 2008, Sedangkan budidaya ikan laut
mengalami pertumbuhan rata-rata negatif sebesar (-17 %), dengan produksi tahun
2005 sebesar 158,30 ton, tahun 2006 sebesar 154,50 ton dan tahun 2008 sebesar
58 ton, untuk potensi perikanan darat pada umumnya terjadi penurunan produksi
rata-rata secara negatif antara lain budidaya perikanan air tawar sebesar (-33%)
seperti ikan 321,66 % sedangkan budidaya di tambak seperti udang 116,89 %
dan ikan 63,13 %, dengan produksi ikan air tawar tahun 2005 sebesar 15,70 ton,
39
tahun 2006 sebesar 18,90 ton, tahun 2007 sebesar 359,70 ton dan tahun 2008
sebesar 66,20 ton. Sedangkan produksi ikan tambak, tahun 2005 sebesar 240,30
ton, tahun 2006 sebesar 113,30 ton, tahun 2007 sebesar 1.888 ton, secara jelas
dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Produksi perikanan di Kabupaten Sinjai tahun 2005 – 2008
Jenis Perikanan Produksi (ton) Laju ( % ) 2005 2006 2007 2008
1. Perikanan laut -Penangkapan * Ikan *Udang *Jenis lainnya -Budidaya *Ikan
2. Perikanan darat -Budidaya tambak *Ikan *Udang *Kepiting -Bd. air tawar *Ikan *Udang
3. Perairan umum *Ikan
23.360,3 848,3
-
158.3
240,3 30,2 27,2
15,7
-
3,0
23.753,2 913,8
-
154.0
113,3 2,7
13,5
18,9 -
3,0
24.267,5 414,5 646.8
56.3
2.888,0 1.925,0
700,0
359,7 -
-
24.654,0 404,2 317,4
58.0
402,0 65,5 16,5
66,2
1,5
3,2
31 -17 -17
-21
-14 -29 -17
-33 4
0 Jumlah 25.676,5 32.052,9 32.273,8 25.826,8 -11
Sumber : BPS dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sinja 2010
Tahun 2008 sebesar 392 ton dan tahun 2009 hasil tambak seperti bandeng
sebesar 350 ton disusul udang sebesar 117 ton dan ikan mujair sebesar 56 ton.
Sedangkan ikan air tawar seperti ikan mas sebesar 36 ton. Untuk produksi
perikanan rata-rata pertumbuhannya negative antara lain kepiting budidaya tambak
sebesar (-39,34 %) dan hasil perikanan laut seperti udang sebesar (-35,56 %) per
tahun dan ikan sebesar (-16,22 %) per tahun.
Perkembangan Impor dan Ekpor Pangan
Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Kabupaten Sinjai sebagian
besar pangan yang dikonsumsi adalah hasil produksi sendiri seperti serealia dan
umbi-umbian dimana ketersediaan beras di Kabupaten Sinjai surplus berdasarkan
hasil analisis surplus dan defsit beras tahun 2005 – 2008 setelah dikurangi dengan
kebutuhan benih, pakan, tercecer (on farm – off farm), konsumsi, stok/cadangan
40
pangan dan ekspor, laju pertumbuhan ketersediaan pangan untuk komoditi beras
mencapai 47,17 % , ketersediaan (surplus) tahun 2003 mencapai 23.009,96 ton,
tahun 2004 mencapai 24.144,62 ton, tahun 2005 mencapai 25.216,18 ton, tahun
2006 mencapai 22.801,82 ton dan tahun 2007 mencapai 36.440,12 ton.
Untuk komoditi jagung rata-rata pertumbuhan ketersediaan/suplus mencapai
70 % per tahun, demikian juga untuk kelompok umbi-umbian seperti ubi kayu
dan ubi jalar peningkatan lebih dari 100 %, sedangkan jenis pangan untuk
komoditas perikanan mencapai 90,06 %, maka untuk kedua jenis pangan penghasil
karbohidrat dan pangan hewani yang bersumber dari perikanan bersumber dari
produksi atau potensi sumber daya alam sendiri dengan kata lain tidak ada atau
kurang dilakukan impor, namun kelebihan/suplus dapat diekspor baik antar daerah
atau provinsi. Impor Pangan. Jenis bahan pangan impor di Kabupaten Sinjai untuk
sektor peternakan berdasarkan jenis ternak yang paling banyak sejak tahun 2005 -
2009 adalah kelompok unggas yaitu ayam ras dengan laju pertumbuhan sebesar
37.8% , dengan ayam ras impor tahun 2005 sebesar 1.000 ekor, tahun 2006
sebesar 14.285 ekor, tahun 2007 sebesar 17.285 ekor dan tahun 2008 sebesar
23.969 ekor, kemudian ayam buras sebear 24.1% dan kambing 22,4%
denganjumlah impor tahun 2006 sebesar 155 ekor, tahun 2007 sebesar 240 ekor,
tahun 2008 sebesar 50 ekor, keadaan impor pangan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Impor ternak berdasarkan jenis ternak di Kabupaten Sinjai tahun 2005 – 2008
Jenis ternak Impor (ekor)
2005 2006 2007 2008 Laju (%)
1. Sapi perah 2. Sapi potong 3. Kerbau 4. Kuda 5. Kambing 6. Ayam buras 7. Ayam ras 8. Itik
-8040
--
251000
-
15553917
-1.756
-14.160
300
240 103 10 15
406 2.249
17.285 -
50 347 24 27
357 62.247 23.969
500
-165.0 -67.0 -36.7 11.1 21.5 24.1 37.8 0.0
Sumber : Sinjai dalam Angka (BPS, 2009)
sedangkan impor untuk komoditi peternakan yang pertumbuhannya negatif
41
Sumber : BPS Kabupaten Sinjai.
(menurun) seperti sapi tahun 2005 sebesar 80 ekor, tahun 2006 sebesar 794
ekor, tahun 2007 sebesar 343 ekor dan tahun 2008 sebesar 397 ekor.
Ekspor Pangan. Jenis pangan ekspor Kabupaten Sinjai sebagian
besar adalah komoditi andalan Kabupaten Sinjai antara lain sektor pertanian
tanaman pangan khususnya kelompok pangan padi-padian laju pertumbuhan
ekspor seperti; beras jagung, dengan volume ekspor berfluktuasi masing-masing
sebesar 34.5% dan 26.9% . Kelompok pangan hewani seperti; sapi potong
menurun (-17.2%) dan yang meningkat kambing 11.8%, kuda 181.2%
dan sapi potong 46.7% dan itik 566.8%. Sektor perkebunan yaitu kopra,
kakao, lada, jambu mete, vanili, kopi, cengkeh, sektor peternakan seperti sapi
potong, kambing, ayam buras, itik, kuda dan kerbau sedangkan sektor perikanan
adalah ikan. Adapun volume ekspor Kabupaten Sinjai, pada Tabel 13.
Tabel 13 Laju Ekspor komoditi pertanian di Kabupaten Sinjai 2005 – 2008
Jenis pangan Ekspor (ton) Laju % 2005 2006 2007 2008
Padi-padian
1. Beras
2. Jagung
5.365
331
8.268
487
39.747
520
30.584
-
34.5
26.9 Perikanan 1. Ikan
-
7.329,9
8.364,9
7.471,9
0.7
Perkebunan 1. Kopra 2. Kakao 3. Lada 4. Jambu mete 5. Cengkeh
- - - - -
- - - - -
- - - - -
414 532
8 6
171
0 0 0 0 0
Ekspor (ekor) Daging 1. Sapi perah 2. Sapi potong 3. Kerbau 3. Kuda 4. Kambing 5. Ayam buras 6. Ayam ras 7. Itik
-
2.971 36 7 - - - -
4.000
60 11
512 -
1.950 - -
-
2.946 30 56
2.114 716.743
- 4.257
3.637
270 32
1.615 3.271 1.721 5.000
28,386
0
-46,7 -17,2
-181,2 11,8
-163,0 0
566,8
42
Stok dan Penyaluran pangan. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun
2003 sebagai Lembaga Non Departemen (LPND) mengatur peran dan fungsi
Perum Bulog untuk pelayanan masyarakat yang dibebankan oleh pemerintah
santara lain pengamanan harga dasar pembelian gabah dan pendistribusian beras
bagi keluarga miskin yang rawan pangan, dan pemupukan stok pangan nasional
dalam rangka peningkatan ketahanan pangan nasional/wilayah. Berdasarkan data
distribusi pangan di Kabupaten Sinjai yang dikelola oleh Perum Bulog berupa
penyaluran beras untuk keluarga miskin yang rawan pangan diatur dalam
Keputusan Bupati Sinjai Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Pagu alokasi beras untuk
keluarga miskin sebesar 2.124,09 ton dengan harga Rp 1.600/kg dengan 52.200
RTM (13 kg/RTM). Stok awal untuk tahun 2006 sebanyak 585.431 kg, Tahun
2007 sebesar 86..385 kg, dan 158.505 kg tahun 2008, Beras yang masuk ke
Perum Bulog tahun 2006 sebesar 1.541.015 kg, tahun 2007 sebesar 2.516.980 kg,
dan 3.048.885 kg tahun 2008. Penyaluran beras untuk keluarga miskin dapat
dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Stok dan penyaluran Raskin (kg) di Kab Sinjai tahun 2006 – 2009
No Uraian Stok dan penyaluran Raskin (kg) Laju
2006 2007 2008 2009 (%) 1 Stok awal 585.431 86.385 159.505 522.339 -115,60
2 Pemasukan
Jumlah I + II
1.541.015
2.126.445
2.516.980
2.603.365
3.048.885
3.208.394
2.313.755
2.836.090
6,11
6,01
3 Penyaluran Raskin 2.040.060 2..443.860 2.686.055 2.124.090 20,60
4 Stok akhir 86.385 159.505 522.339 712.000 13,50
Sumber : Kantor Devisi Dolog Kabupaten Sinjai
Stok pangan khususnya beras berfluktuasi dan sangat dipengaruhi keadaan
hasil produksi yang ada ditingkat petani dan jumlah keluarga miskin penerima
raskin. Penyaluran beras untuk keluarga miskin tahun 2006 sebanyak 2.060 kg,
tahun 2007 sebanyak 2.443.860 kg, 2.686.055 kg tahun 2008 dan 2.124.090 kg
tahun 2009 terdistribusi secara merata hingga dititik distribusi.
43
Rasio Swasembada Pangan
Ukuran kemampuan suatu wilayah untuk menyediakan pangan dan
jaminan dalam penyediaan pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya
aman dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dari potensi produksi dalam
daerah, dengan pemanfaatan potensi sumberdaya, me- rupakan salah satu konsep
indikator dalam mengukur kemandirian pangan suatu wilayah untuk
menyediakan pangan yang bersumber dari potensi produksi, dilihat dari rasio
swasembada indikator minimal 90% atau dengan kata lain ketergantungannya
terhadap impor sangat kecil. Kemampuan suatu wilayah untuk menyediakan
pangan dari aspek produksi secara agregat ketersediaan pangan pada tahun 2008
dengan laju pertambahan penduduk sebesar 0,94 % per tahun, hasil analisis
ketersediaan pangan untuk pemenuhan kebutuhan gizi secara aktual bukan
menjadi masalah untuk kelompok pangan penghasil sumber energi yang
bersumber dari kelompok pangan padi-padian dengan rasio swasembada untuk
beras sebesar 166 ton dan jagung 100 ton, untuk komoditi buah-buahan diatas
100 ton, sedangkan untuk komoditi tomat sebesar 96 ton dan kentang 90 ton.
Kelompok pangan hewani berdasarkan rasio swasembada bernilai negatif
seperti daging sapi sebesar (-117) ton, daging kambing sebesar (-18) ton,
sedangkan pangan hewani yang bernilai positif seperti; telur sebesar 79 ton,
dikategorikan pemerintah Kabupaen Sinjai belum mampu menyediakan pangan
atau wilayah tersebut belum mandiri khusuanya dalam penyediaan daging sapi,
daging kambing, dan telur unggas. Sedangkan komoditi lainnya seperti; ayam
buras sebesar 235 ton, ayam ras sebesar 96 ton, dalam kondisi lingkungan strategis
sumberdaya alam sebagai basis produksi dapat memenuhi kebutuhan pangan
wilayah melalui peningkatan teknologi kecuali kelompok pangan hewani
khususnya ternak ruminansia peningkatan ketersediaan pangan hewani harus
melalui impor, nampak rasio swasembada pangan stratgis, pada Tabel 15.
44
Tabel 15 Rasio Swasembada Pangan strategis berbasis potensi produksi di Kabupaten Sinjai tahun 2008
Komoditas Tahun 2008 (ton)
Produksi Ekspor Impor Rasio swasembada
1.Beras
2.Jagung
3.Daging Sapi
4.Daging kambing
5.Daging ayam buras
6.Daging ayam ras
7.Telur
8.Susu
9. Ikan
10. Kentang
11. Tomat
12. Rambutan
13.Pisang
14. Alpukat
76.773
52.634
416
119
872
403
447
194
25.827
65
469
2.083
5.680
39
30.584
0
1.666
1.045
676
5
0
0
7.472
0
0
500
147
4
0
0
298
268
9
26
121
2
0
7
21
0
0
0
166
100
-44
-18
235
96
79
99
141
90
96
132
135
111
Kebupaten Sinjai dapat dilakukan pengembangan agribisnis untuk
komoditi strategis yang mempunyai potensi dan keunggulan untuk dapat
ditingkatkan sesuai sumberdaya yang ada dan bernilai ekonomi, antara lain
komoditi padi-padian, sayur dan buah, dan hasil perikanan. Karena pangan
hewani asal ternak belum tercapai swasembada seperti daging ruminansia dan
telur unggas, sehingga perlu masukan teknologi untuk meningkatkan ketersediaan
pangan melalui produksi domestik maupun impor.
Ketersediaan Pangan berdasarkan NBM dan PPH
Ketersediaan Pangan Aktual
Ketersediaan pangan aktual diperoleh dari Neraca Bahan Makanan (NBM)
yang dapat memberikan informasi tentang rencana pengadaan /penyediaan
pangan, baik yang berasal dari produksi, ekspor-impor dan stok serta penggunaan
45
pakan, bibit, penggunaan untuk industri, serta informasi ketersediaan pangan
untuk memenuhi kebutuhan penduduk dalam suatu wilayah dalam kurun waktu
tertentu, Berdasarkan data ketersediaan pangan berdasarkan NBM Kabupaten
Sinjai tahun 2008 diolah dan divalidasi dengan menggunakan Software Aplikasi
Perencanaan Pangan dan Gizi Wilayah (Martianto et al 2005). kemudian
dianalisis, untuk dapat diperoleh gambaran ketersediaan energi dan protein per
kelompok pangan, secara umum keadaan ketersediaan pangan di Kabupaten Sinjai
tahun 2005-2008 memberi gambaran ketersediaan energi dan protein secara
kuantitas diatas standar dengan rata-rata ketersediaan pangan dalam satuan
gram/kapita/hari pada Tabel 16.
Tabel 16 Ketersediaan pangan aktual dan ideal berdasarkan PPH di Kabupaten Sinjai tahun 2005-2008
No Kelompok Pangan
Ketersediaan Pangan (gram/kap/hari) Ideal
2005 2006 2007 2008 g/kap/hr
1. Padi-padian 705,4 645,5 682,4 635,8 320,0
2 Umbi-umbian 104,9 117,2 141,6 146,5 100,0
3 Pangan Hewani 301,5 210,1 292,6 123 150,0
4 Minyak dan Lemak 6,5 3,6 25,2 12,0 25,0
5 Buah/Biji Berminyak 4,6 1,6 20,1 11,0 10,0
6 Kacang-kacangan 35,2 23,3 43,8 36,6 35,0
7 Gula 0,9 0,9 1,2 1,2 30,0
8 Sayur dan Buah 259,5 229,6 357 183 300,0
9 Lain-lain 0 0 0 0 86,5
Sumber: diolah/dikoreksi BPPKP Kabupaten Sinjai *) AKE 2,200 kkal/kap/hari
Kondisi ketersediaan pangan wilayah Kabupaten Sinjai Berdasarkan NBM
dengan acuan rekomendasi Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004)
ketersediaan energi sebesar 2.200 kkal/kapita//hari. Dibandingkan dengan
ketersediaan energi harapan tersebut, perkembangan ketersediaan pangan di
Kabupaten Sinjai tahun 2005 – 2008, Ketersediaan pangan untuk konsumsi
pangan tahun 2008 setelah divalidasi ketersediaan energi sebesar 1.528,1
gram/kapita/hari (36%) lebih tinggi dari yang direkomendasikan . Berdasarkan
46
perhitungan NBM 2005, 2006, dan 2007 ketersediaan energi per kelompok
pangan, masing-masing tahun 2005 sebesar 1.421,5 gram/kapita/hari (31%),
tahun 2006 sebesar 1.231,9 gram/kap/hari (18%), dan 1,564. gram/kap/hari tahun
2007 (29%) lebih tinggi dari ketersediaan energi sebesar 1.121,5 gram/kap/hari
tahun 2020.
Aspek kualitas ketersediaan pangan dengan perbandingan antara kandungan
energi dan zat gizi (protein dan lemak) berdasarkan angka kecukupan energi
sebesar 50%, protein sebesar 10% dan lemak 20 % . Pada tahun 2008
ketersediaan pangan untuk konsumsi protein tersedia sebesar 89,49 g/kap/hari
lebih tinggi dari (57 gram/kap/hari) yang direkomendasikan . Selanjutnya tahun
2005 mampu menyediakan protein sebesar 107 gram/kapita, tahun 2006 dan
2007 rata-rata 29,68 % - 38,27% diatas AKP yang dianjurkan (Tabel 17).
Tabel 17 Komposisi energi protein dan lemak berdasarkan NBM di Kabupaten Sinjai tahun 2005-2008
Tahun
Komposisi ketersediaan
Energi Protein Lemak
kkal/kap/hr % AKE (g/kap/hr) % AKP (g/kap/hr) % AKL
2005 3,236 147.1 107 47 39 11.4
2006 2,719 123.6 93.7 39 40 8.7
2007 2,719 130.4 89.6 37 38 11.4
2008 2.909 132.6 113.5 42 72 64.4
Rata-rata 2,923 133.4 100.9 37.4 43.8 25.5
Sumber: Diolah/dikoreksi NBM Kabupaten Sinjai 2005-2008 *) AKE 2.200 kkal/kap, AKP 57 gr/kap (WNPG, 2004)
Energi diperlukan untuk tumbuh dan berkembang yang bersumber dari
karbohidrat dan lemak dari setiap kelompok pangan baik pangan nabati maupun
pangan hewani, sebagai penyumbang zat gizi yang wajib dipenuhi terutama
energi, protein dan lemak digunakan untuk perkembangan, metabolism dan
akivitas. disamping itu protein berfungsi mengganti sel-sel yang rusak. serta
kandungan asam amino yang dapat memecah makanan menjadi zat gizi,
pembentukan anti bodi. Ketiga unsur ini sangat penting dalam pembentukan
47
kualitas sumber daya manusia. Kemudian diperkuat oleh Hamilton dan Whitney
pada kajian kecukupan energi dalam Nikmawati E.E (1999) kebutuhan zat gizi
(nutrient requirements) untuk mencapai kecukupan gizi (recommended dietary
allowences) harus ditambah 1 – 5% dari kebutuhan.
Ketersediaan protein untuk konsumsi didominasi dari pangan nabati
dengan rata-rata ketersediaan protein nabati sebesar 66.59 gram/kap/hari dan rata-
rata protein hewani sebesar 30.73 gram/kap/hari (diatas standar 52 gr/kap/hari)
dan dalam arahan Badan Ketahanan Pangan (2004) standar proporsi konsumsi
protein yang terbaik adalah 80% protein nabati dan 20% protein hewani, dan
dalam WNPG (2004) dijelaskan bahwa komposisi ketersediaan protein hewani
untuk kebutuhan konsumsi per kapita perhari yang berasal dari ternak sebesar 6
gram dan 9 gram ikan. dengan demikian konsumsi protein nabati masih perlu
ditingkatkan.
Sumber protein hewani sebagian besar bersumber dari ikan, hal ini
ditunjang dengan letak wilayah Kabupaten Sinjai yang dikenal dengan tiga
dimensi salah satunya potensi bahari/laut. Pada Tahun 2005 ketersediaan protein
sebesar 106,82 g/kap/hari yang terdiri dari protein nabati sebesar 67,52 gram dan
39,30 gr protein hewani. Tahun 2006 turun menjadi 93,74 g/kap/hari (13,95%),
terdiri protein hewani sebesar 30,96 gram/kapita/hari dan 62,78 gram protein
nabati, kemudian tahun 2007 turun lagi ketersediaan protein dengan total 89,62
gram dan tahun 2008 ketersediaan protein naik lagi sebesar 99.10 gram/kapita/hari
seperti pada Tabel 18.
Tabel 18 Komposisi ketersediaan protein di Kab Sinjai tahun 2005-2008
Ketersediaan protein Tahun Rata-rata 2005 2006 2007 2008 Total protein (g/kap/hari)
Protein hewani
Protein nabati
106,82
39,30
67,52
93,74
30,96
62,78
89,62
22,71
66,90
99,10
29,93
69,17
97,32
30,78
66,59 Sumber: Diolah/dikoreksi NBM Kabupaten Sinjai *) AKP 57 gram/kapita/hari WNPG (2004)
Ketersediaan Pangan berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH)
Kualitas ketersediaan pangan penduduk untuk konsumsi pangan secara
48
umum rata-rata total skor PPH ketersediaan pangan tahun 2005-2008 sebesar
82,87 (skor PPH = 100), yang dikelompokkan dalam Sembilan kelompok
pangan berdasarkan kebutuhan normatif penyediaan pangan untuk memenuhi
kebutuhan gizi penduduk di Kabupaten Sinjai, adapun kelompok pangan yang
sudah ideal seperti; padi-padian, umbi-umbian sedangkan kacang-kacangan tahun
2005 ideal kemudian turun ditahun 2006 sebesar 5%, lalu naik lagi tahun 2007
sebesar 5% hingga tahun 2008, Skor PPH untuk kelompok pangan hewani tahun
2005 sebesar 22,3, tahun 2007 naik menjadi 23,2 dan tahun 2008 turun sebesar
1,3% (22,9), secara jelas dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Kondisi Skor PPH Ketersediaan per kelompok Pangan di Kabupaten Sinjai tahun 2005 – 2008
Kelompok Pangan PPH Skor Pola Pangan Harapan Laju
(%) Ideal 2005 2006 2007 2008
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Padi-padian
Umbi-umbian
Pangan hewani
Minyak dan lemak
Buah/biji berminyak
Kacang-kacangan
Gula
Sayur dan buah
Lain-lain
25,0
2,5
24,0
5,0
1,0
10,0
2,5
30,0
0,0
25,0
2,5
22,3
1,3
0,2
10,0
0,1
24,0
0,0
25,0
2,5
18,5
0,7
0,1
9,5
0,1
23,6
0,0
25,0
2,5
23,2
4,4
0,8
10,0
0,1
22,4
0,0
25,0
2,5
22,9
2,4
0,8
10,0
0,0
25,5
0,0
0
0
-2,23
4,98
-4,00
-7,49
40,0
0,56
0,0
Total 100,0 85,4 79,7 89,3 88,9 0,70
Sumber: Diolah/dikoreksi NBM Kabupaten Sinjai 2005 – 2008
Kontribusi energi dari Sembilan kelompok pangan di Kabupaten Sinjai
Tahun 2005–2008 secara umum memperlihatkan kontribusi energi untuk
kelompok pangan sumber karbohidrat diatas standar anjuran WNPG (2004) 50%
padi-padian dan 6% umbi-umbian, 12% pangan hewani, pada Tabel 20
menggambarkan kondisi ketersediaan energi berdasarkan standar kecukupan
energi sebesar 2.200 kkal per kapita/hari (WNPG, 2004), dan kontribusi energi
dalam ketersediaan pangan (%AKE) sudah kelebihan (kuantitas), sedangkan
49
berdasarkan keseimbangan gizi yaitu skor PPH per kelompok pangan belum
ideal. Hasil koreksi NBM Kabupaten Sinjai tahun 2006-2008 rata-rata
ketersediaan pangan sudah berada diatas standar, total ketersediaan energi tahun
2008 sebesar 3.006,3 kalori/kapita/hari dengan konstribusi energi sebesar 132,2
(% AKE) dalam ketersediaan pangan dan skor PPH sebesar 89,0. Kontribusi
energi dan skor PPH dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Tingkat kontribusi energi dan skor PPH pada ketersediaan pangan
di Kabupaten Sinjai tahun 2006-2008
Kelompok Komposisi Ketersediaan Pangan 2006 2007 2008
Pangan Kalori AKE Skor Kalori AKE Skor Kalori AKE Skor (%) PPH (%) PPH (%) PPH
Padi-padia 2.120,0 96,4 25,0 2.230,0 89,2 25,0 2.061 93,7 25,0
152.0 6,9 2,5 178,0 7,7 2,5 187,0 8,5 2,5
Pangan hewani 200.0 9,1 18,2 109,5 11,6 23,2 254,0 11,5 22,9
Minyak &lemak 32.0 1,5 0,7 120,0 6,5 4,4 106,0 4,8 2,4
Bh/bj berminyak 3.0 0,1 0,1 38,0 1,6 0,8 21,0 0,9 0,8
Kacang-kacangan 105.0 4.8 9,5 115,0 8,7 10,0 166,0 7,5 10,0
Gula 3.0 0,1 0,1 4,0 0,2 0,1 4,0 0,2 0,1
Sayur dan buah 104.0 4.7 23,6 112,0 4,9 22,4 112,0 5,1 25,5
Lain-lain 0.0 0.0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0.0 0,0
Jumlah 2.719,0 123,0 79,7 3.094.0 130,4 89,2 2.909 132,2 88,9
Sumber: Diolah/dikoreksi NBM Kabupaten Sinjai tahun 2006-2008 *) AKE = 2.200 kkal/kap/hari (WNPG VIII, 2004)
Pada Tabel 20, Tahun 2006 konstribusi energi sebesar 123% dengan skor
mutu pangan (PPH) sebesar 79,7 tahun 2007 konstribusi ketersediaan energi
sebesar 130,4% dengan skor mutu pangan (PPH) sebesar 89,2. angka kecukupan
energi meningkat sebesar 1,34% dengan skor PPH sebesar 88,9 maka kinerja
ketersediaan pangan Kabupaten Sinjai berdasarkan Skor PPH yang telah dicapai
belum ideal (skor PPH = 100). Kondisi kualitas ketersediaan pangan berdasarkan
kebutuhan pangan normatif untuk memenuhi kebutuhan gizi atau tingkat
ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan belum ideal.
Keragaman ketersediaan pangan berdasarkan skor PPH dan komposisi
energi dalam ketersediaan pangan sesuai hasil perbandingan antara ketersediaan
pangan aktual dan ideal tahun 2008 menunjukkan bahwa ketersediaan energi
50
untuk konsumsi per kapita per hari menurut jumlahnya dalam satuan kkal (2,889)
sudah melebihi ketersediaan pangan harapan (2,200 kkal), dengan kontribusi
energi pada ketersediaan pangan 132% AKE dari harapan (50%), termasuk
kelebihan secara kuantitas menurut Departemen Kesehatan (1964) yaitu tingkat
ketersediaan pangan (a) defisit berat (< 70% AKE), (b) defisit sedang (70-79%
AKE); (c) defisit ringan (80-89% AKE); (d) normal (90-119% AKE) dan (e)
kelebihan (> 120% AKE). dengan keragaman ketersediaan pangan untuk
konsumsi tahun 2008 (skor PPH aktual 88.9) masih dibawah skor PPH ideal (100)
padaTabel 21.
Tabel 21 Kondisi ketersediaan pangan aktual dibanding ketersediaan ideal di Kabupaten Sinjai Tahun 2008
Kelompok Pangan
Skor Pola Pangan Harapan Ketersediaan aktual (2008) Ketersediaan Ideal
gr/kap/hr kkal AKE PPH gr/kap/hr kkal AKE (%) PPH (%)
Padi-padian 635,8 2.061,0 93,7 25,0 320,0 1.100.0 50,0 25,0
Umbi-umbian 146,5 187,0 8,5 2,5 100,0 132,0 6,0 2,5
Pangan hewani 123,0 254,0 11,5 22,9 150,0 264,0 12,0 24,0
Minyak & Lemak 12,0 106,0 4,8 2,4 25,0 220,0 10,0 5,0
Bh/bj berminyak 3,1 21,0 0,9 0,8 10,0 66,0 3,0 1,0
Kacang-kacangan 36,6 166,0 7,5 10,0 35,0 110,0 5,0 10,0
Gula 1,2 4,0 0,2 0,1 30,0 110,0 5,0 2,5
Sayur dan buah 183 112,0 5.1 25,5 300,0 132,0 6,0 30,0
Lain-lain - - - - 86,5 66,0 3,0 -
Jumlah 2.909,0 132,2 88,9 2.200,0 100,0 100,0 Sumber: Diolah/dikoreksi NBM PPKP Kabupaten Sinjai tahu 2008 *) AKE 2,200 kkal/kap/hari (WNPG VIII, 2004
Gap Ketersediaan Pangan Aktual dan Ideal
Gap ketersediaan pangan aktual dan ketersediaan pangan ideal tahun 2008 yang
dikelompokkan menjadi sembilan kelompok bahan pangan secara positif atau
ketersediaan energi diatas standar per kapita per hari setiap kelompok pangan
yaitu kelompok pangan padi-padian sebesar 961 kkal, umbi-umbian sebesar 55
dan kacang-kacangan sebesar 56 kkal, sedangkan ketersediaan energi dalam
kelompok pangan yang menunjukkan selisih negatif terbesar adalah minyak
51
dan lemak (-114), gula sebesar (-106 kkal), (-66) lain-lain, (-45) kkal buah/biji
bermnyak , Sayur dan buah sebesar (-20) dapat dilihat padaTabel 22. Tabel 22 Gap ketersediaan aktual dengan ketersediaan pangan ideal di Kabupaten Sinjai tahun 2008
Kelompok Pangan
Ketersediaan Energi (kkal/kap) Gap Interpretasi
Aktual Kondisi ideal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Padi-padian Umbi-umbian Pangan hewani Minyak dan lemak Buah/biji berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur dan buah Lain-lain
2.06118725210621
1664
1120
1.100 132 264 220 66
110 110 132 66
96155
-12-114-4556
-106-20-66
surplus surplus defisit defisit defsit
surplus defisit
surplus defisit
Total 2.909 2.200 - Sumber: Diolah/dikoreksi NBM Kabupaten Sinjai (BPPKP) tahun 2008
Gap ketersediaan pangan wilayah secara aktual per kelompok pangan
terjadi akibat persediaan pangan yang bersumber dari produksi belum mampu
memenuhi kebutuhan konsumsi pangan penduduk selama periode tertentu secara
ideal, gap dapat dijadikan acuan untuk penyediaan pangan baik dari produksi
domestik atau impor hingga tahun 2020. Tahun 2008 gap tertinggi pada
kelompok pangan per kapita per hari seperti kelompok pangan minyak dan lemak
(-114) kkal , gula (-29) kkal, pangan hewani sebesar (-12) kkal, buah biji
berminyak sebesar (-45), dan kelompok pangan lain-lain sebesar (-66,0). Pada
tahun 2008 beberapa kelompok pangan pada tingkat ketersediaan pangan aktual
dan ideal menunjukkan defisit pada pangan hewani (-27) gr/kap/hari, kelompok
pangan minyak dan lemak -11 gr/kap/hari (-907)) ton, gula sebesar (-29)
gr/kap/hari (-2.259) ton/tahun, kacang-kacangan sebesar (-21.826 ton), buah/biji
berminyak sebesar (14.234) ton dan (-86,5) gr/kap/hari (-7.134 ton) kelompok
pangan lain-lain. Sedangkan kelompok pangan yang surplus adalah kelompok
pangan padi-padian sebesar 316 gr/kap/hari atau 26.051 ton, umbi-umbian sebesar
316 gr/kap/hari ( 5.078 ton) dan kelompok pangan kacang-kacangan 2 gr/kap/hari
atau 114 ton. Tingkat perbandingan antara ketersediaan aktual dan harapan
52
setiap kelompok pangan, pada Tabel 23. Tabel 23 Gap ketersediaan pangan aktual dan harapan setiap kelompok pangan
di Kabupaten Sinjai tahun 2008
Kelompok Ketersediaan Aktual Ketersediaan harapan Gap ketersediaan
pangan g/kap kg/th ton/th g/kap kg/th ton/th g/kap kg/kap ton/th
Padi-padian 636 232 52.441 320 117 26.390 316 115 26.051
Umbi-umbian 147 54 12.088 100 31 7.010 47 22 5.078
pangan hewani 123 45 10.144 150 55 12.370 -27 -10 -2.226
minyak & lemak 14 5 1.155 25 9 2.062 -11 -4 -907
Bh/bj berminyak 8 3 678 15 6 1.237 -7 -3 -577
kacang-kacangan 37 14 3.051 35 13 2.937 2 1 114
gula 1 0 226 30 11 2.485 -29 -11 -2.259
sayur & buah 183 67 15.092 300 110 24.741 -117 -43 -9.649
9lain-lain 0 0 0 86.5 32 7.134 -86,5 -32 -7.134 Sumber: Diolah/dikoreksi NBM PPKP Kabupaten Sinja tahun 2008
Konsumsi Pangan Aktual Penduduk di Kabupaten Sinjai
Keragaman dan Skor PPH Konsumsi Pangan di Kabupaten Sinjai
Konsumsi energi per kapita per hari pada tahun 2008 sebesar 2.394 kkal
diatas lebih tinggi dari sandar (2.000 kkal) dengan 108,8% kontribusi energi
(% AKE) pada ketersediaan pangan untuk konsumsi penduduk termasuk normal
dan keragaman konsumsi pangan sesuai skor PPH sebesar 90,3 kategori belum
ideal, kondisi skor PPH konsumsi masih perlu peningkatan hingga mencapai skor
PPH 100 pada tahun 2020 pada kelompok pangan umbi-umbian, minyak dan
lemak, buah biji berminyak, kacang-kacangan, gula dan kelompok pangan lain-
lain.
Perbedaan pola konsumsi pangan di Kabupaten Sinjai dipengaruhi oleh
topografi serta waktu hari pasar dan usaha tani masyarakat, menggambarkan
kemampuan rumah tangga untuk menyediakan pangan bagi anggota
rumahtangganya, sesuai kebutuhan gizi untuk hidup sehat, aktif dan produktif.
Menurut Harper, Deaton dan Driskel (1986) dalam Suhardjo (1989) pola konsumsi
pangan masyarakat antara lain dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, sosial
budaya dan keadaan wilayah.
Kondisi rata-rata konsumsi pangan penduduk secara kuantitas proporsi
53
keragaman pangan berdasarkan skor Pola Pangan Harapan secara absolute diatas
standar total energi yang dikonsumsi tapi berdasarkan kecukupan keseimbangan
gizi sesuai skor PPH yang dicapai kurang dari 100,Susunan skor PPH Konsumsi
pangan penduduk pada Tabel 24.
Tabel 24 Kondisi konsumsi pangan penduduk di Kabupaten Sinjai tahun 2008
No Kelompok Pangan Gram/ kap/hr
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi tahun 2008
Kalori % % AKE Bobot Skor Aktual
Skor AKE
Skor Maks
Skor PPH
1. Padi-padian 452 1.210 51 55,5 0,5 25 27,8 25 25,02. Umbi-umbian 22 45 2 2.0 0,5 1 1,0 2,5 1,03 Pangan Hewani 264 415 17 18.9 2,0 34 37,8 24 244 Minyak dan Lemak 1 3 0 0.2 0,5 0 0,1 5 0,15 Buah/Biji Berminyak 11 24 1 0.8 0,5 0,4 0,4 1 0,46 Kacang-kacangan 30 81 3 3.7 2,0 7,4 7,4 10 7,47 Gula 28 107 4 4.9 0,5 2,45 2,45 2,5 2,48 Sayur dan Buah 361 474 20 21.5 5,0 107,5 107,5 30 30,09 Lain-lain 41 39 2 1.8 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Total 2,394 100 108.8 108,4 184,4 100 90,3
Sumber: Survei konsumsi BPPKP Kabupaten Sinjai tahun 2008 *) Angka kecukupan energi (AKE) 2,000) kkal.kap.hari (AKP) 52 gr/kap/hari
antara lain; kelompok pangan umbi-umbian, kacang-kacangan, minyak dan
lemak, buah/biji berminyak, gula dan kelompok pangan lain-lain. Sedangkan
sudah ideal seperti kelompok pangan padi-padian, pangan hewani dan kelompok
pangan sayur dan buah. Pola konsumsi energi di Kabupaten Sinjai secara aktual
normal berdasarkan kontribusi energi dalam konsumsi pangan, karena akses
masyarakat agak tinggi terhadap sumberdaya produksi, jenis usaha yang
dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan. Menurut WNPG
(2004) standar kebutuhan protein yang bersumber dari pangan hewani sebesar 65
gram; terdri 12 gram daging ruminansia, 22 gram daging unggas, 17 gram telur,
14 gram susu dan 85 gram ikan.
Konsumsi pangan penduduk Kabupaten Sinjai tahun 2008 berpedoman
pada tingkat kecukupan konsumsi energi dan protein penduduk Indonesia
berdasarkan Pola Pagan Harapan (PPH) untuk pemenuhan kebutuhan gizi yang
ditetapkan (WNPG, 2004), pola konsumsi kalori per kapita per hari masing-
masing 2000 kkal dan 52 gram protein. Dengan demikian pemenuhan kebutuhan
54
pangan sesuai kebutuhan tubuh akan zat gizi dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25 Kondisi pola konsumsi pangan aktual dan ideal di Kabupaten Sinjai tahun 2008
Konsumsi Aktual Konsumsi Ideal
Kelompok Pangan gram kkal % AKG
Skor PPH
gram kkal % AKG
Skor PPH
Padi-padian
Umbi-umbian
Pangan hewani
Minyak dan lemak
Buah/biji berminyak
Kacang-kacangan
Gula
Sayur dan buah
Lain-lain
452
22
264
1
11
30
28
361
41
1210
45
415
5
24
81
107
474
39
55,0
2,0
18,9
0,2
0,8
3,7
4,9
21,5
1,8
25
1
24
0,1
0,4
7,4
2,4
30,0
0
300
100
150
25
10
35
30
300
86.5
1.000
120
240
200
60
100
100
120
60
50
6
12
10
3
5
5
6
3
25
2,5
24,0
5,0
1,0
10,0
2,5
30
0
Jumlah 2.394 108,8 90,3 2.000 100 100
Sumber: Survei konsumsi BPPKP Sinjai tahun 2008
Secara umum pola konsumsi pangan penduduk terhadap sumbangan kalori
dan protein per kapita per hari pada tahun 2008 secara umum jumlah kalori
sebesar 2.394 kkal/kap/hari (19.7%) lebih tinggi dari standar (2.000 kkal) dan 65
gram/protein (25%) lebih tinggi dari anjuran (52 gram). Jika dilihat proporsi
Angka Kecukupan Gizi (AKG) masing-masing kelompok pangan baik secara
absolut maupun secara normatif terhadap total konsumsi pangan mampu
mencukupi kebutuhan pangan dan gizi penduduk, baik jumlah maupun mutunya..
Menurut Baliwati (2010), kualitas konsumsi pangan penduduk dapat dilihat dari
nilai skor PPH, semakin tinggi skor PPH semakin baik kualitas dan atau semakin
beragam variasi jenis pangan yang dikonsumsi dari Sembilan kelompok pangan..
pada lima kelompok pangan perlu ditingkatkan hingga mencapai ideal (PPH 100).
Melihat pola konsumsi di Kabupaten Sinjai sesuai hasil perbandingan
konsumsi aktual dan ideal dilihat dari kegunaan pangan, padi-padian sebagai
sumber tenaga, pangan hewani sebagai zat pembangun dan zat pengatur dari
sayur dan buah, maka kelebihan konsumsi energi dapat disimpan dalam bentuk
glikogen dalam tubuh. Menurut Hardinsyah (2001) bila kebutuhan energi
55
terpenuhi sesuai kaidah PPH maka secara implisit kebutuhan zat gizi terpenuhi
kecuali untuk zat gizi yang sangat kurang dalam Sembilan kelompok pangan.
Komposisi konsumsi ideal sesuai standar Dewan Ketahanan Pangan (2006) dalam
Widiasih S.C.L (2009) antara lain; 275 gram padi-padian, 100 gram umbi-
umbian, 150 gram pangan hewani, 35 gram kacang-kacangan dan 250 gram sayur
dan buah.
Gap Konsumsi Aktual dan Ideal
Kondisi pola konsumsi pangan aktual penduduk di Kabupaten Sinjai tahun 2008
berdasarkan analisis gap menunjukkan defisit terbesar pada kelompok pangan
lain-lain, kemudian umbi-umbian dan kacang-kacangan. Untuk perbaikan pola
konsumsi pangan prioritas utama adalah yang masih defisit dan mempertahankan
yang sudah ideal atau menurunkan porsi kebutuhan konsumsi karbohidrat dan
lemak hingga ideal. Sedangkan bernilai positif pada setiap kelompok pangan
menunjukkan konsumsi pangan penduduksudah Kelebihan seperti; padi-padian
sebesar 436 ton (152 gr/kap/hari), 9.540 ton kelompok sayur dan buah, 1.920 ton
pangan hewani, Kelompok pangan dengan angka positif diasumsikan telah
melampaui kebutuhan konsumsi pangan seperti kelompok padi-padian, pangan
hewani dan sayur dan buah, kelebihan ini disimpan dalam tubuh sebagai
cadangan energi dan protein secara jelas lihat Tabel 26. Tabel 26 Kondisi gap konsumsi pangan aktual dan konsumsi pangan ideal di Kabupaten Sinjai tahun 2008
Kelompok pangan Konsumsi aktual Konsumsi ideal gap konsumsi
ton/th
ton/th
ton/th gr Kg/th gr/hr Kg/th Gr/hr Kg/th
Padi-padian
Umbi-umbian
Pangan hewani
Minyak dan lemak
Buah/bj berminyak
Kacang-kacangan
Gula
Sayur dan buah
Lain-lain
452
22
264
1
11
30
28
361
41
125
16
87
0
0
4
8
202
126
19.109
3.430
13.150
571
5
1.311
1.353
69.429
3.049
300
100
150
25
10
35
30
300
86,5
83
72
50
3
0
9
8
181
15
18.673
16.655
11.229
649
3
2.076
1.862
50.889
3.464
152
-78
114
-24
1
-5
-2
102
-45.5
42.4
-56
27
-3
0
-5
-2
126
-111
436
-12.815
1.920
-568
2
-551
-39.536
9.540
3.049 Sumber: Diolah/dikoreksi BPPKP Kabupaten Sinjai
56
Gap ketersediaan dan konsumsi pangan. Gap ketersediaan dan
konsumsi pangan penduduk di Kabupaten Sinjai tahun 2008 digunakan sebagai
arahan kebijakan dalam perbaikan pola konsumsi pada masa mendatang dengan
naiknya rating skor Pola Pangan Harapan (100), dengan peningkatan penyediaan
kebutuhan konsumsi pangan perkapita per hari seperti; pangan hewani sebesar
(-141) gram, (-48) gr/kap/hari sayur dan buah, buah/biji berminyak (-7.8) gram
dan lain-lain, sedangkan padi-padian sebesar 184 gram, 125 gram umbi-umbian
dan 7 gram kacang-kacangan, kelompok pangan ini dapat diekspor (Tabel 27).
Tabel 27 Gap ketersediaan pangan aktual dan konsumsi pangan aktual berdasarkan kebutuhan gizi di Kaupaten Sinjai Tahun 2008
Kelompok Pangan
Ketersediaan Aktual Kap/hari
Konsumsi Aktual Kap/hari
Gap Kap/hari
gram kkal Ton/th gram kkal ton/th gram kkal ton/thPadi-padian 636 2.061 52441 452 1210 19.109 184 851 33,332Umbi-umbian 147 187 12088 22 415 3.430 125 142 8,658Pangan hewani 123 254 62.630 264 87 21.772 -141 167 40,858Minyak & lemak 12 106 994 1 5 571 11 101 423Bh/biji berminyak 3.1 21 678 11 24 907 -7.9 -3 -229Kacang-kacangan 37 166 3.028 30 81 1.311 7 85 1,717Gula 1 4.0 83 28 107 1.355 -27 -103 -1,265Sayur dan buah 183 122 33.729 361 474 69.429 -48 -352 35,718Lain-lain 0 0 0 41 39 3.049 -41 -39 -3,049
Sumber: Diolah/dikoreksi BPPKP Kabupaten Sinjai tahun 2010
Perencanaan Penyediaan dan Konsumsi Pangan
Manusia yang sehat dan cerdas memerlukan suatu susunan makanan yang
mengandung zat gizi sesuai kecukupan energi dan protein (gizi seimbang) dengan
pertimbangan potensi sumber daya yang dimiliki baik yang bersumber dari on
farm maupun off farm dan impor sesuai konsep tiga guna makanan. Hasil
penelitian konsumsi pangan Indonesia dalam Hardinsyah dan Briawan (1994)
perencanaan konsumsi pangan sesuai prinsip-prinsip perencanaan konsumsi
pangan dan penyediaan pangan diharapkan memenuhi kebutuhan gizi
Pengembangan ketersediaan dan konsumsi pangan pada sembilan
kelompok pangan secara aktual jumlah kalori melebihi aturan standar WNPG
(2004), tapi secara normatif sesuai penilaian skor PPH kurang dari 100. Dengan
demikian peran pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan
di Kabupaten Sinjai disusun dalam RPJM atau RKPD sesuai arahan Kebijakan
57
Umum Ketahanan Pangan (KUKP) 2006-2009, baik secara sektoral atau lintas
sektor guna peningkatan pencapaian program-program unggulan daerah dan
kebijakan yang mengarah pada upaya peningkatan kualitas hidup manusia
dan/atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Berdasarkan analisis gap
selanjutnya dapat disusun proyeksi sejumlah pangan yang harus diproduksi untuk
memenuhi proyeksi ketersediaan untuk kebutuhan konsumsi pangan dengan
mempertimbangkan jumlah penduduk setiap tahunnya.
Proyeksi Produksi Pangan
Proyeksi produksi menggambarkan proyeksi setiap jenis komditas yang
harus diproduksi untuk memenuhi proyeksi ketersediaan yang mengacu pada
target ketersediaan pangan dalam jangka waktu tertentu dengan
mempertimbangkan perubahan stok, ekspor, impor dan penggunaan pangan
lainnya hingga tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 Proyeksi produksi jenis komoditas untuk pemenuhan ketersediaan pangan penduduk di Kabupaten Sinjai tahun 2011 -2020 No Jenis Komoditas Proyeksi Produksi (ton/tahun)
2011 2013 2015 2017 2020 1. Padi-padian
Beras Jagung
151.398 147.610
158.198 156.810
164.198 165.010
170.580 173.510
177,198 182,510
2. Umbi-umbian Ubi kayu Ubi jalar Kentang
10.871 2.015 6.170
11.795 2.333 67.100
12.719 2.651 72.500
13.643 2.969 77.900
15.029 3.446 86.000
3. Pangan hewani Daging sapi Daging ayam Telur Susu Ikan
820 1.328 894 146 296.095
1.003 1.527 965 164 314.095
1.185 1.727 1.035 182 329.995
1.368 1.926 1.106 200 346.695
1.642 2.226 1.211 227 364,195
4. Kacang-kacangan Kacang tanah
191.114
202.114
212.114
223.114
234,114
5. Gula Gula merah
2.395
2.495
2.695
2.795
2.895
6. Sayur dan buah Sayur Buah
438.515 404.495
464.815 459.595
488.115 482.895
512.515 507.295
538.1100 532.8905
58
Proyeksi Kebutuhan Konsumsi berdasarkan PPH
Proyeksi Skor dan Komposisi PPH Konsumsi Pangan
Proyeksi konsumsi pangan penduduk diharapkan mencapai skor PPH 100
pada tahun 2020, maka secara bertahap ditingkatkan 1.7% skor PPH setiap
tahunnya untuk mencapai ideal antara lain; kelompok pangan umbi-umbian,
kelompok pangan minyak dan lemak, buah biji berminyak, kacang-kacangan, gula
dan kelompok pangan lain-lain. Karena tak satupun jenis makanan yang
mengandung secara lengkap zat gizi pada menu makanan untuk konsumsi pangan
penduduk yang beragam dan sesuai kebutuhan gizi. Sedangkan skor PPH telah
mencapai maksimal dipertahankan dan atau diturunkan hingga ideal seperti;
kelompok pangan padi-padian, pangan hewani dan sayur dan buah. Proyeksi
skor PPH tahun 2011 -2020 pada Tabel 29.
Tabel 29 Proyeksi skor Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi di Kabupaten Sinjai Tahun 2011-2020
Kelompok Pangan Skor Pola Pangan Harapan 2011 2013 2015 2017 2020
1 Padi-padian 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0 2 Umbi-umbian 1,4 1,6 1,9 2,1 2,5 3 Pangan hewani 24,0 24,0 24,0 24,0 24,0 4 Minyak dan lemak 1,3 2,1 3,0 3,8 5,0 5 Buah/bj berminyak 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 6 Kacang-kacangan 8,1 8,5 8,9 9,4 10,0 7 Gula 2,4 2,4 2,5 2,5 2,5 8 Sayur dan buah 30,0 30,0 30,0 30,0 30,0 9 Lain-lain 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Skor PPH 92,7 94,3 95,9 97,6 100,0
Sumber: Diolah/dikoreksi NBM BPPKP Kabupaten Sinjai
Proyeksi Konstribusi Konsumsi Energi (% AKE)
Proyeksi kontribusi energi dalam konsumsi pangan menggambar kan
sumbangan kalori dan protein pada setiap kelompok pangan yang akan dicapai
hingga tahun 2020 sesuai capaiani konstribusi energi yang ditetapkan oleh
WKNPG tahun 2004 dan klasifikasi yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
untuk menilai tingkat kecukupan energi acuan standar; 50% padi-padian, % umbi-
59
umbian, 12 % pangan hewani, 10% minyak dan lemak, 3% buah/biji berminyak,
5% kacang-kacangan, 5% gula, 6% sayur dan buah dan 3% kelompok pangan
lain-lain. Adapun kelompok pangan secara bertahap diturunkan sampai pada
batas ideal seperti kelompok pangan padi-padian, umbi-umbian dan kelompok
sayur-sayuran. Sedangkan kelompok pangan yang dinaikkan secara bertahap
antara lain pagan hewani, minyak dan lemak, buah biji berminyak, kacang-
kacangan dan kelompok pangan lain-lain, secara jelas dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30 Proyeksi Konstribusi Energi (% AKE) dalam konsumsi pangan di Kabupaten Sinjai tahun 2011 – 2020
Kelompok Pangan
Kontribusi Pangan terhadap Angka Kecukupan Energi AKE (%)
2011 2013 2015 2017 2020 Padi-padian 87,2 78,9 70,9 62,4 50,0
Umbi-umbian 7,9 7,5 7,0 6,6 6,0
Pangan hewani 9,7 10,2 10,7 11,2 12,0
Minyak dan lemak 6,0 6,9 7,8 8,7 10,0
Buah/bj berminyak 1,4 1,8 2,1 2,5 3,0
Kacang-kacangan 6,9 6,5 6,0 5,6 5,0
Gula 1,4 2,2 3,0 3,8 5,0
Sayur dan buah 6,7 6,5 6,4 6,2 6,0
Lain-lain 0,8 1,3 1,8 2,3 3,0
Total 127,8 121,6 115,5 109,3 100,0
Proyeksi kebutuhan konsumsi pangan penduduk dalam satuan
gram/kap/hari. Proyeksi konsumsi pangan actual penduduk di Kabupaten Sinjai
hingga tahun 2020 dengan harapan pola konsumsi penduduk semakin baik,
beragam dan sesuai kebutuhan gizi yang harus dikonsumsi untuk hidup sehat
seperti jumlah kelompok pangan yang berlebihan diiturunkan hingga mencapai
ideal ditahun 2020 agar tidak menimbulkan masalah kesehatan yaitu kelompok
padi-padian, pangan hewani dan sayur dan buah sedangkan kelompok pangan
yang lain dinaikkan secara bertahap (minyak dan lemak, buah/biji berminyak,
kacang-kacangan, gula), untuk lebih jelas dapat dilhat pada Tabel 31.
60
Tabel 31 Proyeksi kebutuhan konsumsi pangan dalam satuan gram/kapita/hari di Kabupaten Sinjai tahun 2011 - 2020
Kelompok
Pangan Kebutuhan konsumsi berdasarkan PPH (gram/kapita/hari)
2011 2013 2015 2017 2020 Padi-padian 414,0 388,7 363,3 338,0 300,0
Umbi-umbian 41,5 54,5 67,5 80,5 100,0
Pangan hewani 129,8 134,3 138,8 143,3 150,0
Minyak dan lemak 7,0 11,0 15,0 19,5 25,0
Buah/bj berminyak 10,8 10,6 10,4 10,3 10,0
Kacang-kacangan 31,8 32,1 32,9 33,8 35,0
Gula 27,0 27,7 28,3 29,0 30,0
Sayur dan buah 212,3 231,8 251,3 270,8 300,0
Lain-lain 24,5 13,5 2,5 (8,5) 86,5
Sumber: Diolah/dikoreksi NBM BPPKP Kabupaten Sinjai tahun 2010
Proyeksi Kebutuhan Konsumsi Pangan per Komoditas Pangan (ton/tahun).
Proyeksi skor mutu kosumsi pangan di Kabupaten Sinjai yang menjadi prioritas
pada tahun 2011 – 2020 baik yang bersumber dari produksi domestik ataupun
impor sesuai hasil evaluasi dari data konsumsi aktual penduduk berdasarkan
kebutuhan gizi dengan penganekaragaman pangan sesuai prinsip gizi seimbang
(PPH=100) tahun 2008, guna peningkatan baik kuantitas maupun kualitas
penyediaan kebutuhan konsumsi pangan penduduk kearah sesuai harapan nasional
untuk hidup sahat dan produktif (Tabel 28).
Proyeksi kebutuhan pangan berdasarkan hasil survei konsumsi di
Kabupaten tahun 2008 dalam satuan ton/tahun, sebagai acuan perencanaan
konsumsi penyediaan pangan untuk konsumsi penduduk hingga tahun 2020
dalam wilayah Kabupaten Sinjai. Proyeksi kebutuhan pangan dalam setiap
komoditas pangan dalam satuan ton per tahun sebagai hasil perkalian antara
jumlah konsumsi aktual dikalikan jumlah penduduk tahun yang dicari dan dibagi
seribu masing-masing komoditas dalam setiap kelompok pangan.
Kelompok Padi-padian, Tahun 2011 harus disediakan sebesar 38.227 ton
, kemudian tahun 2013 sebesar 39.374 ton, tahun 2015 sebesar 40.557 ton, tahun
61
2017 sebesar 41.747 ton dan 43.669 ton tahun 2020 . Penyediaan pangan yang
terbesar pada kelompok padi-padian adalah beras, pada tahun 2011 sebesar 34.454
ton, tahun 2013 sebesar 35.448 ton, tahun 2015 sebesar 36.554 ton, tahun 2017
sebesar 37.627 ton dan 39.359 ton tahun 2020., kemudian bahan pangan terigu,
pada tahun 2011 sebesar 3.773 ton, tahun 2013 sebesar 3.886 ton, tahun 2015
sebesar 4.003 ton, tahun 2017 sebesar 4.120 ton dan 4.310 ton tahun 2020.,
Dengan demikian pola konsumsi penduduk didominasi oleh beras. Sejalan dengan
hasil penelitian tentang konsumsi pangan di Indonesia dalam Hardinsyah dan
Briawan (1994) meunjukkan 60-80% konsumsi energi berasal dari beras dan
menyumbang protein nabati sebesar 40 – 70%. Tabel 32 Proyeksi Kebutuhan konsumsi pangan (ton/th) Tahun 2011–2020
Kelompok Konsumsi aktual
per kapita tahun 2008 Proyeksi Konsumsi (ton/tahun)
Pangan gr/hr Kg/th ton/th Tahun 2011 2013 2015 2017 22020
Padi-padian 452 173 39.499 38.227 41.291 42.531 43.779 45.795 Beras 407 149 33.948 33.597 34.454 36.554 37.627 39.359 Terigu 45 16 3.717 3.773 3.886 4.003 4.120 4.310 Umbi-umbian 22 8 1.833 1.861 1.916 1.974 2.032 2.126 Ubik2ayu 12 5 1.028 693 1.075 1.107 1.140 1.192 Ubijalar 8 3 683 693 714 736 757 792 Sagu 1 1 122 123 127 131 135 141 Pangan hewani 264 96 21.999 22.327 22.997 23.688 24.383 25.506 Daging 1 0.5 112 113 117 120 124 129 Telur 13 5 1.121 1.138 1.172 1.207 1.242 1.299 Susu 1 0 87 89 91 94 97 101 Ikan 248 91 20.679 20.988 21.618 22.267 22.920 23.976 Kacang-kacangan 30 11 2.500 2.537 2.613 2.692 2.771 2.898 Kacang tanah 12 4 991 1.006 1.036 1.067 1.098 1.149 Kacang hijau 2 1 194 197 203 209 215 225 Kedelai 16 6 1.315 1.335 1.375 1.416 1.457 1.525 Gula 28 10 2.333 2.368 2.439 2.512 2.586 2.705 Gula pasir 26 9 2.126 2.157 2.222 2.289 2.356 2.465 Gula merah 2 1 207 - 217 223 230 241 Sayur dan buah 361 132 30.082 30.531 31.447 32.391 33.342 34.878 Sayur 224 82 18.647 18.925 19.493 20.078 20.668 21.619 Buah 137 50 11.436 11.606 11.954 12.313 12.675 13.258 Lain-lain 41 15 3.417 3.467 3.572 3.679 3.787 3.961 Minuman 13 5 1.120 1.132 1.005 1.206 1.241 1.298 Bumbu 28 10 2.297 2.331 2.401 2.473 2.545 2.663
Kelompok Umbi-umbian, komoditi terbesar yang dikonsumsi penduduk
adalah ubijalar pada tahun 2011 harus disediakan sebesar 1.861 ton , kemudian
tahun 2013 sebesar 1.916 ton, tahun 2015 sebesar 1.974 ton, tahun 2017 sebesar
62
2.032 ton dan 2.126 ton tahun 2020.. Komoditi ubikayu sesuai kebutuhan
konsumsi penduduk pada tahun 2011 sebesar 1.044 ton, tahun 2013 sebesar 1.075
ton, tahun 2015 sebesar 1.107 ton, tahun 2017 sebesar 1.104 ton dan 1,140 ton
tahun 2020, kemudian bahan pangan ubijalar tahun 2011 sebesar 676 ton, tahun
2015 sebesar 736 ton dan 792 ton tahun 2020, dan kentang, pada tahun 2011
sebesar 127 ton, tahun 2015 sebesar 131 ton, dan 141 ton tahun 2020.
Kelompok Pangan Hewani, komoditi terbesar kebutuhan konsumsi
penduduk sebegai sumber protein hewani adalah ikan, karena wilayah Kabupaten
Sinjai terdapat perairan bahari dengan panjang garis pantai 18 km dan satu
wilayah kepulauan. Pada tahun 2011 kebutuhan komoditi ikan sebesar 20.988 ton,
tahun 2013 sebesar 21.618 ton, tahun 2015 sbesar 21.618 ton, tahun 2017 sebesar
22.976 ton dan 23.976 ton tahun 2020. kemudian bahan pangan telur, pada tahun
2011 sebesar 1.138 ton, tahun 2015 sebesar 1.207 ton, tahun 2017 sebesar 1.242
ton dan 1.299 ton tahun 2020. Konsumsi daging yang tertinggi adalah daging
unggas pada tahun 2011 sebesar 113 ton, tahun 2013 sebesar 117 ton, tahun 2015,
tahun 2017 sebesar 124 ton dan 129 ton tahun 2020. Kebutuhan konsumsi susu
untuk tahun 2011 sebesar 89 ton, tahun 2013 sebesar 91 ton, tahun 2015 sebesar
94 ton, tahun 2017 sebesar 97 ton dan 101 ton tahun 2020.
Kelompok Pangan Kacang-kacangan, Kebutuhan konsumsi pangan
yang bersumber dari kacang-kacangan adalah kacang tanah untuk tahun 2011
sebesar 1.006 ton, tahun 2013 sebesar 1.036 ton, tahun 2015 sebesar 1.067 ton,
tahun 2017 sebesar 1.098 ton dan 1.149 ton tahun 2020. Kemudian kedelai pada
tahun 2011 harus disediakan sebesar 1.335 ton , kemudian 1.357 ton tahun 2013,
tahun 2015 sebesar 1.416 ton, tahun 2017 sebesar 1.457 ton dan1.525 ton tahun
2020. Selanjutnya komoditi kacang hijau pada tahun 2011 sebesar 197 ton, tahun
2013 sebesar 203 ton, tahun 2015 sebesar 209 ton, tahun 2017 sebesar 215 ton
dan tahun 2020 sebesar 225 ton.
Kelompok Pangan Gula, Jumlah kebutuhan pangan penduduk akan gula
pasir yang harus diimpor sebesar 2.157 ton,pada tahun 2011, kemudian 2.222 ton
tahun 2013, tahun 2015 sebesar 2.289 ton, tahun 2017 sebesar 2.356 ton dan
2.465 ton tahun 2020. Sedangkan gula merah pada tahun 2011 sebesar 211 ton,
63
tahun 2013 sebesar 217 ton, tahun 2015 sebesar 223 ton, tahun 2017 sebesar 230
ton dan 241 ton pada tahun 2020.
Kelompok Sayur dan Buah, Kebutuhan konsumsi penduduk untuk
sayur-sayuran, pada tahun 2011 sebesar 18.925 ton , kemudian tahun 2013
sebesar 19.493 ton, tahun 2015 sebesar 20.078 ton, tahun 2017 sebesar 20.668 ton
dan 21.619 ton pada tahun 2020, dan untuk kelompok pangan buah-buahan,
pada tahun 2011 kebutuhan konsumsinya sebesar 11.606 ton , kemudian tahun
2013 sebesar 11.954 ton, tahun 2015 sebesar 12.313 ton, tahun 2017 sebesar
12.675 dan 13.258 ton paa tahun 2020, secara jelas dapat dilhat pada Tabel 26
diatas dengan harapan kebutuhan konsumsi penduduk terpenuhi dan kebutuhan
gizi sesuai kebutuhan tubuh untuk hidup sehat dengan kebergaman variasi menu
pangan yang dikonsumsi penduduk dan kualitas konsumsi pangan tercapai skor
PPH 100.
Proyeksi Ketersediaan Pangan di Kabupaten Sinjai
Proyeksi Ketersediaan Pangan berdasarkan Skor Pola Pangan
Harapan (PPH). Untuk menganalisis proyeksi ketersediaan dengan pendekatan
Pola Pangan Harapan (PPH), baik skor total mapun skor setiap kelompok pangan
yang harus disediakan setiap komoditas pada kelompok pangan dalam satuan ton
untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Kabupaten Sinjai pada periode
waktu tertentu, data yang digunakan adalah data NBM (ketersediaan aktual)
Kabupaten Sinjai tahun 2008, dengan asumsi tahun 2008 skor PPH yang lebih
baik (83,9) sebagai dasar untuk memproyeksikan ketersediaan pangan skor
PPH=100 pada tahun 2020.
Untuk mencapai skor PPH ideal yaitu 100 dengan tingkat kecukupan energi
dan protein setiap tahunnya baik secara total maupun setiap kelompok pangan.
Dengan cara proyeksi linier maka pencapaian skor PPH yang ideal pada tahun
2020 dapat terwujud, apabila setiap tahunnya terjadi peningkatan sebesar 2 % ,
skor PPH pada tahun 2011 sebesar 91,7, tahun 2013 sebesar 93,6, tahun 2015
sebesar 95,3 dan 97,3 pada tahun 2017. Proyeksi skor PPH ketersediaan
pangan di Kabupaten Sinjai Tahun 2011-2020 (Tabel 33).
64
Tabel 33 Proyeksi ketersediaan pangan berdasarkan skor Pola Pangan Harapan di Kabupaten Sinjai Tahun 2011-2020
Kelompok Pangan Skor Pola Pangan Harapan 2011 2013 2015 2017 2020
1 Padi-padian 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0 2 Umbi-umbian 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3 Pangan hewani 23,2 23,4 23,5 23,7 24,0 4 Minyak dan lemak 3,1 3,5 3,9 4,4 5,0 5 Buah/bj berminyak 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 6 Kacang-kacangan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 7 Gula 0,7 1,1 1,5 1,9 2,5 8 Sayur dan buah 26,6 27,4 28,1 28,9 30,0 9 Lain-lain 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Skor PPH 91,7 93,6 95,3 97,3 100,0
Skor PPH 100 pada tahun 2020 menggambarkan bahwa ketersediaan pangan
di Kabupaten Sinjai secara kuantitas angka kecukupan energi (AKE) sama dengan
2.200 kalori/kapita/hari dan protein 57 gram/kapita/hari tercapai. Pada tabel 24,
kelompok pangan yang telah mencapai skor ideal pada tahun 2008 adalah
kelompok pangan padi-padian dan umbi-umbian. Kelompok pangan yang belum
mencapai skor ideal adalah kelompok pangan minyak dan lemak, pangan hewani,
buah/biji berminyak, kacang-kacangan, sayur dan buah, gula, dan lain-lain yang
diharapkan konstribusi energinya meningkat setiap tahun sampai tercapai
konstribusi ideal (100) pada tahun 2020.
Proyeksi Ketersediaan Energi (kkal/kap/hari) berdasarkan PPH
Proyeksi ketersediaan pangan ideal yang dinyatakan dalam bentuk energi
dalam setiap kelompok pangan dengan satuan kkal/kapita/hari untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi penduduk dalam jangka waktu tertentu. Kelompok pangan
telah mencapai skor maksimal yaitu; kelompok pangan padi-padian, umbi-
umbian dan kacang-kacangan, secara bertahap diturunkan hingga mencapai ideal
pada tahun 2020. Sedangkan kelompok pangan yang belum mencapai skor
maksimal yang dianjurkan seperti; kelompok pangan hewani, minyak dan lemak,
buah biji berminyak, gula dan kelompok pangan lain-lain secara bertahap dinaikan
baik kuantitas maupun kualitasnya. Kemudian ketersediaan energi kkal/kap/hari
65
dikonversi kedalam satuan gram/kapita/hari, ini merupakan jumlah pangan yang
harus disediakan untuk memenuhi konsumsi penduduk yang optimal sesuai acuan
ketersediaan aktual tahun 2008 lihat Tabel 34.
Tabel 34 Proyeksi ketersediaan energi untuk konsumsi menurut kelompok pangan berdasarkan PPH (kkal/kap/hari) di Kabupaten Sinjai
tahun 2011-2020.
Kelompok pangan Rata-rata ketersediaan energi menurut kelompok
pangan (kkal/kapita/hari) 2011 2013 2015 2017 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Padi-padian Umbi-umbian Pangan hewani Minyak dan lemak Buah/bj berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur dan buah Lain-lain
1.98118225711524
16113
1176
1.90117825812528
15622
12011
1.82117326013432
15231
12417
1.500 155 262 172 47
133 66
127 39
1.100 132 264 220 66
110 110 132 66
Total 2.856 2.799 2.744 2.501 2.200
Proyeksi rata-rata ketersediaan pangan (dalam satuan gram per kapita per
hari) berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH). Pada tahun 2008 ketersediaan
kelompok pangan padi-padian sebanyak 635,8 g/kap/hari, tahun 2011 sebanyak
556,9 g/kap/hari, tahun 2013 sebanyak 504,2 g/kap/hari dan tahun 2020 sebanyak
320,0 g/kap/hari. Sedangkan komposisi ideal per hari untuk konsumsi penduduk
Kabupaten Sinjai untuk kelompok pangan umbi-umbian sebanyak 100 g/kap/hari,
kelompok pangan hewani sebanyak 150 g/kap/hari , kelompok pangan minyak
dan lemak sebanyak 25 g/kap/hari, kelompok pangan buah/buah biji berminyak
sebanyak 10 g/kap/hari, kelompok pangan kacang-kacangan sebanyak 35
g/kap/hari, kelompok pangan gula sebanyak 30 g/kap/hari, kelompok pangan
sayur dan buah sebanyak 300 g/kap/hari, dan kelompok pangan lain-lain yang
diharapakan sebanyak 86,5 g/ka/hari, Untuk mengetahui perkiraan kebutuhan
pangan untuk konsumsi pangan penduduk Kabupaten Sinjai dalam satuan ton per
tahun, dilakukan konversi satuan pangan dari gram per kapita per hari dikalikan
jumlah penduduk dibagi dengan 1000, secara jelas dapat dilihat pada Tabel 35.
66
Tabel 35 Proyeksi ketersediaan energi (gram/kap/hari) dalam kelompok pangan berdasarkan PPH di Kabupaten Sinjai tahun 2011 - 2020
Kelompok pangan Rata-rata ketersediaan pangan untuk konsumsi
(gram/kapita/hari) 2011 2013 2015 2017 2020
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Padi-padian
Umbi-umbian
Pangan hewani
Minyak dan lemak
Buah/bj berminyak
Kacang-kacangan
Gula
Sayur dan buah
Lain-lain
556,9
134,9
129,8
15,3
5,0
36,2
8,4
212,3
16,5
504,2
127,1
134,0
17,4
6,0
35,9
13,2
231,8
27,5
451,6
119,4
138,8
19,6
7,0
35,7
18,0
251,3
38,5
399,0
111,6
143,3
21,8
8,0
35,4
22,8
270,8
49,5
320,0
100,0
150,0
25,0
10,0
35,0
30,0
300,0
86,5
Sumber: Diolah/dikoreksi NBM BPPKP Kabupaten Sinjai tahun 2010
Peningkatan konstribusi masing-masing kelompok pangan tersebut adalah
6,9% kelompok gula, 30% kelompok buah/biji berminyak, 14,8% kelompok
pangan minyak dan lemak 10,4%, kelompok pangan hewani 4,4%, dan kelompok
pangan lain-lain 30%. Kelompok pangan lain diturunkan secara bertahap setiap
tahunnya sampai mencapai kondisi ideal tahun 2020 seperti kelompok padi-
padian,(12,1%), kelompok kacang-kacangan (6,7%), umbi-umbian (5,7%) dan
kelompok sayur dan buah (2,4%). Untuk mencapai keseimbangan proporsi antar
kelompok pangan , maka perlu dilakukan proyeksi terhadap konstribusi energi
dari setiap kelompok pangan yaitu padi-padian sebesar (50%), umbi-umbian
sebesar (6%), pangan hewani sebesar (12%), minyak dan lemak sebesar (10%),
buah/biji berminyak sebesar (3%), kacang-kacangan sebesar(5%), gula sebesar
(5%), sayur dan buah sebesar (6%), dan lain-lain (3%) secara jelas dapat dilihat
pada Tabel 36.
67
Tabel 36 Proyeksi konstribusi energi (% AKE) dalam ketersediaan pangan berdasarkan PPH di Kabupaten Sinjai tahun 2011-2020
Kelompok pangan Konstribusi energi menurut kelompok pangan
(%)/tahun 2011 2013 2015 2017 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Padi-padian Umbi-umbian Pangan hewani Minyak dan lemak Buah/bj berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur dan buah Lain-lain
95,48,39,15,11,17,30,65.30,3
87,27,99,76,01,46,91,45.50,8
78,97,5
10,26,91,86,52,25,61,3
70,77,1
10,77,82,16,13,05.81,8
50,0 6,0
12,0 10,0 3,0 5,0 5,0 6,0 3,0
Total 134,0 127,9 121,7 115,5 100,0
Konstribusi energi dalam persen yang telah diproyeksikan sebelumnya
kemudian dijabarkan proyeksi konstribusi energi dari setiap kelompok pangan
menjadi satuan rata-rata ketersediaan energi dalam kal/kapita/hari untuk
memenuhi angka kecukupan energi ideal tahun 2020.
Proyeksi rata-rata ketersediaan energi menurut kelompok pangan untuk
mencapai konstribusi ideal (PPH) pada tahun 2020 ada yang ditingkatkan dan ada
pula diturunkan secara bertahap setiap tahunnya. Kelompok pangan yang harus
ditingkatkan konstribusi energinya yaitu kelompok pangan hewani sebesar 4.4%
per tahun, kelompok pangan minyak dan lemak sebesar 10.4% per tahun, gula
sebesar 28.6% per tahun, buah/biji berminyak sebesar 14.8% per tahun, dan lain-
lain sebesar 38% per tahun. Sedangkan kelompok pangan yang diturunkan
konstribusi energinya yaitu kelompok pangan padi-padian sebesar (10.3%) per
tahun, umbi-umbian sebesar (5.6%) per tahun, minyak dan lemak sebesar
(6.3%) per tahun.
Proyeksi ketersediaan pangan untuk kebutuhan Konsumsi sesuai
Kebutuhan gizi. Diharapkan ketersediaannya hingga tahun 2020 mampu
memenuhi kebutuhan pangan penduduk untuk hidup sehat dan produktif.
Kelompok pangan padi-padian proyeksi ketersediaan yang terbesar diantara
kelompok pangan lainnya, tahun 2020 sebesar 61.418 ton, seperti beras tahun
2011 sebesar 48.037 ton, tahun 2013 sebesar 49.979 ton, tahun 2015 sebesar
68
50.965, tahun 2017 sebesar 52.461 dan 54.877 ton tahun 2020 (Tabel 37)
Tabel 37 Ketersediaan pangan aktual tahun 2008 dan Proyeksi ketersediaan pangan berdasarkan kebutuhan gizi (ton/tahun) di Kabupaten Sinjai Tahun 2011-2020
Kelompok pangan Ketersediaan
aktual tahun 2008 Proyeksi ketersediaan pangan (ton/thn)
gr/kap/hr ton/thn 2011 2013 2015 2017 2020 Padi-padian Beras Jagung Terigu Umbi-umbian Ubi kayu Ubi jalar Kentang Pangan Hewani Daging sapi Daging ayam Telur Susu Ikan Minyak & Lemak Minyak kelapa Buah/Bj Berminya Kelapa Kacang-kacangan Kacang tanah Kacang merah Gula Gula pasir Gula merah Sayur dan buah Sayur Buah Lain-lain
636 568 68
0 146 27
116 3
123 11
8 6 1
97
12
3.1 38 37 1,0
0
1.0 183 108 75
0
52.353 46.770 5.583
0 12.049 2.227 9.566
256 10.144
940 643 470 107
7.908
2.711
256 3.101 3.018
82
0 107
15.092 8.907 6.185
0
53.763 48.037 5.726
0 12.356 2.283 9.810
262 10.427
964 660 482 110
8.204
2.780
262 3.180 3.095
85
0 110
15.524 9.037 6.257
0
55.377 49.479 5.897
0 12.727 2.352
10.105 270
10.740 993 679 497 113
8.450
2.864
270 3.275 3.188
87
0 113
15.990 9.308 6.444
0
56.965 50.965 6.075
0 13.109 2.423
10.408 278
11.062 1.023
700 511 117
8.704
2.950
278 3.374 3.284
90
0 117
16.470 9.587 6.637
0
58.71452.4616.253
013.4942.494
10.714286
11.3871.053
669489119
8.959
3.037
2863.4733.380
92
0121
16.9549.8696.832
0
61.41854.8776.541
013.8162.609
11.207300
11.9111.101
754551126
9.372
3.176
3003.6333.536
97
0126
17.73610.3237.147
0 Proyeksi Penduduk Kabupaten Sinjai
Tahun 2008 2011 2013 2015 2017 2020 225.943 231.706 238.662 245.827 253.045 264.695
Kemudian disusul proyeksi kelompok sayur dan buah pada tahun 2011
ketersediaan yang diharapkan sebesar 15.524 ton, tahun 2013 sebesar 15.990 ton,
tahun 2015 sebesar 16.470 ton, dan 17.736 ton pada tahun 2020. Kelompok
pangan hewani diharapkan pada tahun 2011 sebesar 10.427 ton, tahun 2013
sebesar 10.740 ton, tahun 2015 sebesar 11.062 ton, tahun 2017 sebesar 11.387
ton dan tahun 2020 sebesar 11.911 ton.
Proyeksi ketersediaan pangan untuk kelompok pangan minyak dan lemak
pada tahun 2011 sebesar 2,780 ton, tahun 2013 sebesar 2.864 ton, tahun 2015
69
sebesar 2.950 ton, tahun 2017 sebesar 3.037 ton dan 3.176 ton pada tahun 2020.
Sedangkan untuk kelompok buah/biji berminyak pada tahun 2011 sebesar 262 ton,
270 ton tahun 2013, 278 ton tahun 2015, 286 ton tahun 2017 dan 300 ton pada
tahun 2020. Ketersediaan gula merah pada tahun 2013 sebesar 113 ton dan tahun
2020 sebesar 126 ton, Kelompok kacanga-kacangan tahun 2011 sebesar 3.186
ton, tahun 2013 sebesar 3.275 ton, tahun 2015 sebesar 3.374 ton, tahun 2017
sebesar 3.473 ton dan tahun 2020 sebesar 3.633 ton. dan kelompok pangan
umbi-umbian tahun 2011 sebesar 12.356 ton tahun 2013 sebesar 12.727 ton,
tahun 2017 sebesar 13.494 ton, dan tahun 2020 sebesar 13.816 ton. Untuk
komoditi terigu dan gula pasir tidak diproduksi dalam daerah upaya pemenuhan
pangan tersebut dengan cara impor. Proyeksi tersebut dapat digunakan sebagai
acuan dalam penyediaan pangan yang harus disediakan setiap tahunnya hingga
tahun 2020, dengan memperhitungkan jumlah penduduk agar seluruh penduduk
dapat terpenuhi kebutuhan pangannya baik jumlah maupun mutunya
berdasarkan kebutuhan gizi untuk hidup sehat dan produktif berbasis potensi
produksi dalam daerah.
Gap Proyeksi Ketersediaan dan Konsumsi Pangan berdasarkan Kebutuhan Gizi Penduduk Kabupaten Sinjai Tahun 2011 – 2020.
Keadaan hasil analisis gap antara proyeksi ketersediaan dan konsumsi
pangan secara kuantitas kebutuhan gizi penduduk pada beberapa kelompok
pangan, ketersediaanya sudah melebihi kebutuhan konsumsi pangan penduduk
antara lain; kelompok pangan padi-padian, umbi-umbian, kelompok pangan ini
harus tetap dijaga agar ketersediaannya yang bersumber dari produksi dalam
wilayah tidak menurun dan dapat tersedia sepanjang tahun. Sedangkan
kelompok pangan yang masih defisit beberapa kebijakan pemerintah yang
ditempuh:
1. Peningkatan produksi domestik secara intensif atau intentitas tanam seperti
kelompok sayur untuk memenuhi kekurangan kebutuhan konsumsi sayur
tahun 2015 sebesar 13.340 ton, tahun 2017 sebesar 13,732 ton dan 14,363 ton
pada tahun 2020, demikian juga buah sebesar 20 ton hingga tahun 2015, tahun
2017 sebesar 21 ton dan 22 ton di tahun 2020. Untuk kelompok pangan
70
hewani defisit terbesar pada komoditi ikan pada tahun 2013 sebesar 13,168
ton, tahun 2015 sebesar 13,563 ton, tahun 2017 sebesar 13,961 ton dan tahun
2020 sebesar 14,604 ton. demikian juga telur ketersediaannya juga masih
defisit sebesar 675 ton pada tahun 2013, tahun 2015 sebesar 696 ton, tahun
2017 sebesar 753 ton dan tahun 2020 sebesar 748 ton. Demikian juga
kelompok pangan kacang-kacangan seperti kedelai pada tahun 2013 sebesar
1,375 ton, tahun 2015 sebesar 1,416 ton, tahun 2017 sebesar 1,457 ton dan
tahun 2020 sebesar 1,525 ton. Sedangkan untuk kacang hijau sebesar 2013
ton, tahun 2015sebesar 209 ton, tahun 2017 sebesar 215 ton dan tahun 2020
sebesar 225 ton. Serta kelompok pangan lain-lain.
2. Impor (100%) gula pasir pada tahun 2013 sebesar 2,117 ton, tahun 2015
meningkat menjadi 2,181 ton, tahun 2017 sebesar 2,245 ton dan tahun 2020
sebesar 2,349 ton, sedangkan gandum atau terigu pada tahun 2013 sebesar
3,886 ton, kemudian tahun 2015 sebesar 4,003 ton, tahun 2017 sebesar 4,120
ton dan tahun 2020 sebesar 4,310 ton, demikian juga bahan pangan minyak
sawit, susu dan kelompok pangan lain-lain.
3. Ekspor, kebijakan ini dilakukan khusus pada komditi yang bernilai positif atau
ketersediaannya teleh melebihi kebutuhan konsumsi pangan penduduk yang
dianjurkan seperti; kelompok pangan padi-padian untuk komoditi padi (beras)
pada tahun 2013 sebesar 13,991 ton, tahun 2017 sebesar 14,834 ton dan
15,518 ton tahun 2020. sedangkan jagung sebesar 5,897 ton tahun 2013,
tahun 2015 sebesar 6,075 ton, tahun 2017 sebesar 6,253 ton dan 6,541 ton
tahun 2020. Kelompok kacang-kacangan khusus kacang tanah tahun 2013
sebesar 2,152 ton, tahun 2015 sebesar 2,217 ton, tahun 2017 sebesar 2,282 ton
dan 2,387 ton tahun 2020. dan kelompok pangan umbi-umbian dari ubi kayu
dapat mengekspor pada tahun 2013 sebesar 1,277 ton, tahun 2015 sebesar
1,316 ton, tahun 2017 sebesar 1,354 ton dan 1,417 ton tahun 2020 , secara
jelas gap proyeksi ketersediaan pangan dan proyeksi kebutuhan konsumsi
pangan menurut komoditas dalam setiap kelompok pangan dapat dilihat
padaTabel 38.
72
Ketersediaan Lahan Pertanian dan Perikanan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 sebagai arahan
Kebijakan Umum Ketahanan Pangan (KUKP) tahun 2006 - 2009 antara lain
menjamin ketersediaan kebutuhan pangan penduduk melalui (1) pengamanan
lahan sawah di daerah irigasi, (2) pengembangan rehabilitasi lahan, (3) pelestarian
sumberdaya air dan pengelolaan daerah irigas, sesuai potensi sumberdaya yang
dimiliki. Maka pelaksanaan kebijakan pemerintah Kabupaten Sinjai khususnya
ketahanan pangan secara sinergis dan pelaksanaan pembangunan hususnya sub
sistem ketersediaan pangan guna pemenuhan kebutuhan pangan sesuai kebutuhan
gizi.
Dalam periode 1983 sampai 1993, luas lahan pertanian mengalami
penurunan dari 16.7 juta hektar menjadi 15,6 juta hektar atau sekitar 109,8 ribu
hektar per tahun (Deptan 2002), demikian kondisi penurunan luas lahan pertanian
khusunya lahan sawah di Kabupaten Sinjai dalam waktu dua tahun sebesar 58 ha
dengan laju alih fungsi lahan di Kabupaten Sinjai sebesar 0,2%, atau laju alih
fungsi lahan wilayah sebesar 1,8%. penurunan tersebut mempunyai implikasi
serius dalam penurunan produksi kelompok pangan padi-padian utamnya beras ini
sangat berpengaruh terhadap penyediaan pangan, sekaligus produktivitas usahatani
kelompok pangan padi-padian menurun secara makro, yang mempengaruhi
keberhasilan pembangunan ketahanan pangan khususnya sub sistem ketersediaan
pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk
Dalam perkembangannya untuk menilai penyediaan pangan yang
berkelanjutan menurut Etkin (1992) dalam Nurmalina (2007) melalui keber-
lanjutan ekologi, ekonomi, sosial budaya dan etika. Salah faktor penting dalam
perencanaan penyediaan pangan wilayah adalah keberlanjutan ekologi yaitu
ketersediaan lahan pertanian dan perikanan untuk memenuhi ketersediaan pangan
yang bersumber dari produksi dalam daerah. Potensi ketersediaan lahan pertanian
dan perikanan secara jelas lihat pada Tabel 39.
73
Tabel 39. Potensi ketersediaan lahan pertanian dan perikanan di Kabupaten Sinjai tahun 2006-2008
No Jenis Lahan Tahun Laju alih Fungsi lahan (%) 2006 2007 2008
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Lahan sawah Tambak Kolam/empang Padang rumput Rawa-rawa Lahan kering (perkebunan)
13.61971869
847521
26.506
13.57569669
747357
26.501
13.56169669
547357
25.506
-0.2 -1.5
0 -19.3 -15.7
-1.9
Jumla 42.280 41.945 40.736 -1.8 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Poyeksi kebutuhan lahan adalah estimasi ketersediaan pangan dalam
setiap kelompok pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan penduduk
dan kebutuhan lainnya yang berpotensi dapat meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan kesejahteraan penduduk di Kabupaten Sinjai. salah satu acuan
perbandingan yang digunakan potensi lahan tahun 2008, dan estimasi kebutuhan
ketersediaan pangan dari Sembilan kelompok pangan dengan menggunakan
komoditas pangan setara pada masing-masing kelompok pangan seperti kelompok
pangan padi-padian yaitu beras, umbi-umbian dengan ubikayu, pangan hewani
terdiri dari sapi, ayam dan ikan, kacang-kacangan dengan kacang tanah, sayur
adalah wortel, terong, dan buah dengan pisang dan rambutan.
Pengembangan komoditi jagung, kacang tanah, umbi-umbian dan sayur-
sayuran (Tabel 39) pada lahan sawah sebagai tanaman sela atau tanaman tumpang
sari, peningkatan produksi atau produktifitas melalui intensifikasi atau intensitas
tanam sedangkan untuk komoditi buah sebagai tanaman tumpang sari atau
tanaman sela dengan tanaman perkebunan. Kondisi ini dapat membantu dalam
pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan penduduk agar tersediia sepanjang waktu
hingga tahun 2020.
Proyeksi kebutuhan lahan sawah pada tahun 2013 seluas 13,327 ha,
kemudian meningkat menjadi 13,926 han (365 ha) dan tahun 2020 kebutuhan
lahan menjadi 14,454 ha (peningkatan kebutuhan lahan seluas 893 ha) dengan
produktivitas padi sebesar 5,86 ton/ha. Jika dibandingan dengan luas lahan
74
sawah sebesar 13,561 ha, maka lahan yang ada tidak mampu menyangga
kebutuhan pangan penduduk khususnya beras. Sedangkan penyediaan daging
ruminansia dan unggas, lahan yang ada masih mampu mengakomodir
pengembangan hingga tahun 2020. Penyediaan pangan hewani khususnya ikan
darat strategi pemenuhan kebutuhan konsumsi penduduk melalui peningkatan
produksi sesuai pemanfaatan ruang dalam Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)
dengan pemanfaatan rawa-rawa (perluasan). Proyeksi kebutuhan lahan pertanian
dalam mendukung penyediaan pangan dapat dilihat pada Tabel 40. Tabel 40 Proyeksi kebutuhan lahan untuk pengembangan komoditas strategis di Kabupaten Sinjai tahun 2013 - 2020
Jenis Tahun 2013 Tahun 2017 Tahun 2020
Komoditas Produktivitas Produksi
Kebutuhan Produksi
Kebutuhan Produksi
Kebutuhan
(ton/thn) (ton) lahan (ha) (ton)
lahan (ha) (ton)
lahan (ha)
Padi‐padian
Beras 5,86 151.398 13.327 158.198 13.926 164.198 14.454Jagung 6,74 147.610 9.737 156.810 10.344 165.010 10.885
Umbi‐umbian Ubi kayu 11,43 10.871 123 11.795 142 12.719 162Pangan Hewani Daging ayam 1,8
kg/ekor 1.328 126 1.527 145 1.727 164
Telur 894 85 965 92 1.035 99Susu sapi perah 400
kg/ekor
146 342,4 164 384,7 182 426,9
Ikan (bandeng,karper)Kacang-kacangan
0,9 kg/ekor
296.095 822 314.095 872 329.995 917
Kacang tanah 3,45 191.114 7495 202.114 7926 212.114 8318Sayur dan Buah Sayur (Buncis,
terong) 1,84 5,52
438.515 12.472 464.815 13.220 488.115 13.883