PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH...

350
PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG 2021-2025 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN REMBANG 2020

Transcript of PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH...

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG

RANCANGAN TEKNOKRATIK

RPJMD KABUPATEN REMBANG 2021-2025

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN REMBANG

2020

TUGULILIN
Stamp
Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

ii

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................................ ii

Daftar Tabel ................................................................................................... v

Daftar Gambar .............................................................................................. xv

Daftar Grafik ............................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------------- I-1

1.1. Latar Belakang -------------------------------------------------------- I-1

1.2 Dasar Hukum Penyusunan ----------------------------------------- I-3

1.3 Hubungan Antar Dokumen ----------------------------------------- I-6

1.3.1 Hubungan dengan RPJMN Tahun 2020-2024 ----------- I-6

1.3.2 Hubungan dengan RPJMD Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2018-202 ----------------------------------------------

1-7

1.3.3 Hubungan dengan dokumen RPJPD Kabupaten

Rembang Tahun 2005-2025 -------------------------------- I-8

1.3.4 Hubungan dengan dokumen Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kabupaten Rembang --------------------- I-8

1.3.5 Hubungan Antar Dokumen ---------------------------------- I-9

1.4 Maksud dan Tujuan ------------------------------------------------- I-10

1.5 Sistematika Penulisan ----------------------------------------------- I-11

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ------------------------------------ II-13

2.1 Aspek Geografis dan Demografis ----------------------------------- II.13

2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilyah --------------------------- II-13

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah ---------------------------- II-37

2.1.3 Aspek Demografi ---------------------------------------------- II-37

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ---------------------------------- II-43

2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi -------------------------------------- II-43

2.2.2 Struktur Ekonomi -------------------------------------------- II-46

2.2.3 Inflasi ----------------------------------------------------------- II-54

2.2.4 Indeks Gini ---------------------------------------------------- II-54

2.2.5 Kemiskina ------------------------------------------------------ II-56

2.2.6 Indeks Pembangunan Manusia ----------------------------- II-62

2.3 Aspek Pelayanan Umum -------------------------------------------- II-65

2.3.1 Urusan Pemerintahan Wajib Yang Berkaitan Dengan

Pelayanan Dasar ---------------------------------------------- II-65

2.3.2 Urusan Pemerintahan Wajib Yang Tidak Berkaitan

Dengan Pelayanan Dasar ----------------------------------- II-95

2.3.3 Urusan Pemerintahan Pilihan ------------------------------ II-143

2.3.4 Penunjang Urusan Pemerintahan -------------------------- II-156

2.4 Aspek Daya Saing Daerah ------------------------------------------- II-172

2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah ------------------------------ II-172

2.4.2 Fokus Fasilitasi Wilayah ------------------------------------- II-174

2.4.3 Fokus Iklim Investasi ---------------------------------------- II-178

2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia ------------------------------ II-181

2.4.5 IPTEK dan Inovasi -------------------------------------------- II-182

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

iii

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

2.4.5.1 Penguatan Sistem Inovasi Daerah ----------------------- II-182

2.4.5.2 Daya Dukung Inovasi Daerah ---------------------------- II-186

2.5 Tambahan Gambaran Kondisi Dampak Covid-19 di

Kabupaten Rembang ------------------------------------------------- II-187

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN DAERAH ------------------------------------ III-193

3.1 Kondisi Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah ------ III-193

3.1.1 Pendapatan Daerah ----------------------------------------- III-193

3.1.2 Belanja Daerah ----------------------------------------------- III-198

3.1.3 Pembiayaan Daerah ----------------------------------------- III-202

3.1.4 Analisis Fiskal ------------------------------------------------ III-204

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan --------------------------------- III-212

3.2.1 Asumsi-Asumsi ----------------------------------------------- III-212

3.2.2 Arah Kebijakan ----------------------------------------------- III-215

3.3 Kerangka Pendanaan ------------------------------------------------ III-217

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -------------- IV-223

4.1 Permasalahan Pembangunan -------------------------------------- IV-223

4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan

Pelayanan Dasar ---------------------------------------------- IV-223

4.1.2 Urusan Pemerintahan Wajib Bukan Pelayanan Dasar IV-229

4.1.3 Urusan Pemerintahan Pilihan ------------------------------- IV-236

4.1.4 Fungsi Penunjang Pemerintahan --------------------------- IV-237

4.2 Isu Strategis ----------------------------------------------------------- IV-239

4.1.1 Isu Strategis dalam Kajian Teknokratik RPJMN -------- IV-229

4.1.2 Isu Strategis RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun

2019-2024 ----------------------------------------------------- IV-243

4.1.3 Isu Pembangunan Kabupaten Rembang 2021 – 2025

Tantangan Pembangunan dalam RPJPD Kabupaten

Rembang 2005-2025 ----------------------------------------- IV-244

4.1.4 Isu Strategis Teknokratik Tahun 2021 – 2025 ----------- IV-254

4.1.5 Analisis SWOT ------------------------------------------------- IV-265

BAB V RANCANGAN AGENDA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH --- V-282

5.1 Agenda Kebijakan Tata Kelola Pemerintahan -------------------- V-282

5.2 Agenda Kebijakan Peningkatan Kualitas Hidup dan Daya

Saing SDM ------------------------------------------------------------- V-288

5.3 Agenda Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan ---------------- V-294

5.4 Agenda Kebijakan Ketersediaan Air Baku ------------------------ V-298

5.5 Agenda Kebijakan Pengembangan Wilayah dan Pengurangan

Kesenjangan Wilayah serta Pemantaban Infrastruktur --------- V-302

5.6 Agenda Kebijakan Peningkatan Daya Saing Ekonomi ---------- V-320

5.7 Agenda Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang

Berkelanjutan, Lingkungan Hidup serta Penanggulangan

Bencana ---------------------------------------------------------------- V-327

5.8 Agenda Kebijakan Pemulihan Kondisi Paska Pandemic

Covid-19 --------------------------------------------------------------- V-331

BAB VI PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------- VI-336

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

iv

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Wilayah Administratif Menurut Kecamatan Di Kabupaten

Rembang Tahun 2019 -------------------------------------------- II.14

Tabel 2.2 Wilayah Administratif Menurut Kecamatan Di Kabupaten

Rembang Tahun 2019 -------------------------------------------- II.16

Tabel 2.3 Luas Wilayah di Kabupaten Rembang Menurut Jenis Tanah

Tahun 2019 --------------------------------------------------------- II.17

Tabel 2.4 Luas Kabupaten Rembang Menurut Kedalaman Efektif

Tanah Tahun 2019 ------------------------------------------------- II.18

Tabel 2.5 Daerah Aliran Sungai dalam WS Jratunseluna di Kabupaten

Rembang, 2019 ----------------------------------------------------- II.21

Tabel 2.6 Hidrogeologi Kabupaten Rembang ------------------------------- II.23

Tabel 2.7 Pemanfaatan Sumber-Sumber Mata Air di Kabupaten

Rembang Tahun 2019 ---------------------------------------------- II.24

Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Kecamatan di

Kabupaten Rembang Tahun 2019 -------------------------------- II.37

Tabel 2.9 Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk per Kecamatan

di Kab. Rembang Tahun 2019 ------------------------------------- II.38

Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Rembang

Tahun 2019 ---------------------------------------------------------- II.39

Tabel 2.11 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten

Rembang Tahun 2019 ---------------------------------------------- II.40

Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Tahun 2019 ---- II.41

Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Kabupaten Rembang Tahun 2019 ------------------------------- II.42

Tabel 2.14 Distribusi PDRB Kabupaten Rembang Pengeluaran Atas

Dasar Harga Berlaku,Tahun 2015-2019 (Persen) -------------- II.45

Tabel 2.15 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Rembang Pengeluaran Atas

Dasar Harga Konstan (2010), Tahun 2015-2019 (Persen) ---- II.45

Tabel 2.16 Perkembangan PDRB Kabupaten Rembang Tahun 2017-

2019 ------------------------------------------------------------------ II.45

Tabel 2.17 PDRB per kapita Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 --- II.46

Tabel 2.18 Perbandingan Indikator PDRB Perkapita Wilayah Eks-

Karesidenan Pati Tahun 2019 ------------------------------------- II.46

Tabel 2.19 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Rembang Tahun 2016 – 2020 ----------------------- II.48

Tabel 2.20 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut

Lapangan Usaha Kabupaten Rembang Tahun 2016 – 2020 II.49

Tabel 2.21 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Menurut

Pengeluaran Kabupaten Rembang (miliar rupiah) Tahun

2016-2019 ----------------------------------------------------------- II.51

Tabel 2.22 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2010

Menurut Pengeluaran Kab. Rembang Tahun 2015 – 2019

(Juta Rupiah) -------------------------------------------------------- II.52

Tabel 2.23 Perkembangan Inflasi Kabupaten Rembang Tahun 2019 ----- II.54

Tabel 2.24 Indeks Gini Kabupaten Rembang Tahun 2019 ----------------- II.56

Tabel 2.25 Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Rembang tahun 2020 ---- II.57

Tabel 2.26 Perbandingan Penduduk Miskin Kabupaten Rembang

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

v

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun 2016-

2020 -----------------------------------------------------------------

II.57

Tabel 2.27 Perbandingan Penduduk Miskin Kabupaten Rembang

dengan Kabupaten Sekitar Tahun 2016– 2020 ---------------

II.57

Tabel 2.28 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kab Rembang

Tahun 2016-2020 ---------------------------------------------------

II.58

Tabel 2.29 Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Rembang ------ II.59

Tabel 2.30 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Kabupaten

Rembang dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun

2016-2020 ----------------------------------------------------------- II.45

Tabel 2.31 Posisi Relatif Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks)

Kabupaten Rembang dengan Provinsi Jawa Tengah dan

Nasional Tahun 2015-2019 ---------------------------------------- II.61

Tabel 2.32 Data IPM Kabupaten Rembang Dengan Kabupaten Eks

Karisidenan Pati, Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2015-

2019 ------------------------------------------------------------------ II.62

Tabel 2.33 Indikator Pembentuk IPM Kabupaten Rembang Tahun

2015-2019 ------------------------------------------------------------ II.63

Tabel 2.34 Perbandingan Indikator Pembentuk IPM Nasional, Jawa

Tengah dan Eks Karesidenan Pati Tahun 2019 ---------------- II.64

Tabel 2.35 Indikator Makro Urusan Pendidikan Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019 -------------------------------------------------- II.65

Tabel 2.36 Jumlah Sekolah Dasar per Kecamatan di Kabupaten

Rembang ------------------------------------------------------------ II.66

Tabel 2.37 Persentase kelulusan kejar paket A, B, C Kabupaten

Rembang 2016-2019 ---------------------------------------------- II.67

Tabel 2.38 Persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten

Rembang 2016-2019 ---------------------------------------------- II.67

Tabel 2.39 Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten

Rembang Kabupaten Rembang 2016-2019 ------------------- II.67

Tabel 2.40 Angka Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Rembang

2016-2020 ------------------------------------------------------------ II.68

Tabel 2.41 Rata-rata Lama Sekolah di Kab. Rembang ---------------------- II.68

Tabel 2.42 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per kapita di Kab.

Rembang (Rp. 000) ------------------------------------------------- II.68

Tabel 2.43 Indikator Makro Urusan Kesehatan Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019 -------------------------------------------------- II.68

Tabel 2.44 Persentase Penurunan Angka Kematian Ibu Kabupaten

Rembang Tahun 2016-2019 (%) --------------------------------- II.69

Tabel 2.45 Cakupan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan

dan Anak -------------------------------------------------------------- II.70

Tabel 2.46 Jumlah Penurunan Angka Kematian Bayi Kabupaten

Rembang Tahun 2016-2019 (%) ---------------------------------- II.70

Tabel 2.47 Persentase Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat Perawatan II.70

Tabel 2.48 Persentase Capaian Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Menular ------------------------------ II.71

Tabel 2.49 Persentase Capaian Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Tidak Menular ----------------------- II.72

Tabel 2.50 Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Rembang ----------------- II.72

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

vi

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.51 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap ----------- II.73

Tabel 2.52 Jumlah Poliklinik di Kabupaten Rembang ---------------------- II.74

Tabel 2.53 Jumlah Puskesmas di Kabupaten Rembang -------------------- II.74

Tabel 2.54 Jumlah Puskesmas Pembantu di Kabupaten Rembang ------- II.75

Tabel 2.55 Jumlah Apotek di Kabupaten Rembang ------------------------- II.76

Tabel 2.56 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Rembang Tahun

2019 ------------------------------------------------------------------

II.77

Tabel 2.57 Persentase Cakupan Jamban Keluarga (JAGA) yang

memenuhi syarat --------------------------------------------------- II.77

Tabel 2.58 Persentase Cakupan Peserta KB Aktif --------------------------- II.78

Tabel 2.59 Persentase Angka Drop Out KB ----------------------------------- II.79

Tabel 2.60 Persentase Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-

KB tidak terpenuhi (Unmen Need) ------------------------------- II.78

Tabel 2.61 Capaian Indikator SPM pada Urusan Kesehatan Tahun

2019 ------------------------------------------------------------------ II.79

Tabel 2.62 Perkembangan Kondisi Jalan Kabupaten Rembang Tahun

2015-2019 ---------------------------------------------------------- II.81

Tabel 2.63 Perkembangan Jaringan Irigasi dan Pemenuhan Air Baku di

Kabupaten Rembang Tahun 2015–2019 ------------------------

II.83

Tabel 2.64 Neraca Air Kabupaten Rembang ---------------------------------- II.83

Tabel 2.65 Cakupan Pelayanan Air Minum dan Sanitasi Kabupaten

Rembang Tahun 2014-2019 ---------------------------------------

II.84

Tabel 2.66 Data Embung Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 ------- II.85

Tabel 2.67 Perkembangan Panjang Saluran Drainase Tahun 2015-2019 II.87

Tabel 2.68 Realisasi Kinerja Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman ---------------------------------------------------------

II.88

Tabel 2.69 Data Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Rembang

Tahun 2016-2019 --------------------------------------------------

II.88

Tabel 2.70 Luas Pengurangan Kawasan Kumuh di Kabupaten

Rembang Tahun 2019 ---------------------------------------------

II.89

Tabel 2.71 Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Rembang -------------------- II.90

Tabel 2.72 Jumlah Tindak Pidana Menonjol (Crime Index) di Kab.

Rembang Tahun 2015-2019 -------------------------------------

II.92

Tabel 2.73 Penyelenggaraan Kamtirbumlinmas ----------------------------- II.93

Tabel 2.74 Kinerja Daerah Urusan Sosial Tahun 2015-2019 ------------- II.94

Tabel 2.75 Realisasi Indikator Kinerja pada Urusan Tenaga Kerja

Tahun 2015-2019 -------------------------------------------------

II.95

Tabel 2.76 Perkembangan Urusan Ketenagakerjaan di Kabupaten

Rembang Tahun 2019 ---------------------------------------------

II.96

Tabel 2.77 Penduduk Kabupaten Rembang berusia 15 tahun keatas

dengan status ketenagakerjaan -----------------------------------

II.97

Tabel 2.78 Jumlah Pencari Kerja sesuai dengan tingkat Pendidikan ---- II.97

Tabel 2.79 UMK dan KHL Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 ------ II.97

Tabel 2.80 Indeks Pembangunan Gender ------------------------------------- II.90

Tabel 2.81 Perkembangan Indikator Kinerja Program Pemberdayaan

Perempuan Kabupaten Rembang Tahun 2016-2019 ----------

II.99

Tabel 2.82 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) dan Komponen IPG

Kabupaten Rembang dibandingkan IPG PProvinsi Jawa

Tengah dan Nasional, Tahun 2015-2019 -----------------------

II.99

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

vii

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.83 Data Kekerasan Terhadap Perempuan (PPT Semai ―RWC3‖

Rembang) -------------------------------------------------------------

II.100

Tabel 2.84 Data Kekerasan Terhadap Anak (PPT Semai ―RWC3‖

Rembang) ------------------------------------------------------------

II.101

Tabel 2.85 Capaian Kinerja Kabupaten Layak Anak Kabupaten

Rembang -------------------------------------------------------------

II.101

Tabel 2.86 Perkembangan Urusan Ketahanan Pangan di Kabupaten

Rembang Tahun 2015-2019 --------------------------------------

II.103

Tabel 2.87 Realisasi Kinerja Urusan Pertanahan Tahun 2015-2019 --- II.104

Tabel 2.88 Jumlah Penanganan Persengketaan Tanah Tahun 2015-

2020 ------------------------------------------------------------------

II.104

Tabel 2.89 Kualitas Air Kabupaten Rembang Tahun 2019 ----------------- II.105

Tabel 2.90 Kualitas Udara Kabupaten Rembang Tahun 2019 ------------- II.106

Tabel 2.91 Profil Pengelolaan Sampah di Kabupaten Rembang ----------- II.107

Tabel 2.92 Profil Pengelolaan Sampah di Kabupaten Rembang ----------- II.107

Tabel 2.93 Kondisi Tutupan Lahan Kabupaten Rembang Tahun 2018 II.109

Tabel 2.94 Perkembangan Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 ------------------------

II.112

Tabel 2.95 Perkembangan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 ------------------

II.114

Tabel 2.96 Perkembagan Pelaksanaan Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana Tahun 2015–2019 -------------------------

II.116

Tabel 2.97 Perkembangan Pelaksanaan Perhubungan Kab. Rembang

Tahun 2015-2019 ---------------------------------------------------

II.120

Tabel 2.98 Perkembangan Pelayanan Perhubungan Kabupaten

Rembang Tahun 2015–2019 ---------------------------------------

II.123

Tabel 2.99 Perkembangan Fasilitas Perhubungan Tahun 2015–2019 --- II.124

Tabel 2.100 Perkembangan Pelayanan Komunikasi dan Informatika Kab.

Rembang Tahun 2015-2019 --------------------------------------

II.128

Tabel 2.101 Perkembangan Pelayanan Koperasi dan UMKM di Kab.

Rembang Tahun 2015-2019 --------------------------------------

II.130

Tabel 2.102 Perkembangan Penanaman Modal Kab. Rembang Tahun

2015-2019 ----------------------------------------------------------

II.132

Tabel 2.103 Perkembangan Data Organisasi Kepemudaan di Kab.

Rembang Tahun 2015-2019 --------------------------------------

II.133

Tabel 2.104 Perkembangan Jumlah Sarana dan Prasarana Olah Raga di

Kab. Rembang Tahun 2015-2019 -------------------------------

II.134

Tabel 2.105 Perkembangan Pelaksanaan Urusan Pemuda dan Olah Raga

Kab. Rembang Tahun 2015-2019 --------------------------------

II.134

Tabel 2.106 Perkembangan Kinerja Statistik di Kabupaten Rembang

2016-2019 -----------------------------------------------------------

II.137

Tabel 2.107 Realisasi Kinerja Urusan Statistik Tahun 2015-2019 --------- II.138

Tabel 2.108 Realisasi Kinerja Urusan Persandian Tahun 2015-2019 ----- II.138

Tabel 2.109 Data Kelompok Kesenian Kabupaten Rembang Tahun 2019 II.139

Tabel 2.110 Perkembangan Pelaksanaan Bidang Kebudayaan Kab.

Rembang Tahun 2015-2019 --------------------------------------

II.139

Tabel 2.111 Banyaknya Padepokan/Grup Tari di Kabupaten Rembang

Tahun 2019 ---------------------------------------------------------

II.140

Tabel 2.112 Perkembangan Pelaksanaan Urusan Perpustakaan Kab.

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

viii

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Rembang Tahun 2015-2019 -------------------------------------- II.142

Tabel 2.113 Perkembangan Pelaksanaan Urusan Kearsipan Kab.

Rembang Tahun 2015-2019 ---------------------------------------

II.142

Tabel 2.114 Perkembangan Pelaksanaan Urusan Kelautan dan

Perikanan di Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 --------

II.144

Tabel 2.115 Perkembangan Usaha Garam Rakyat di Kabupaten

Rembang Tahun 2015-2019 --------------------------------------

II.146

Tabel 2.116 Perkembangan Urusan Pariwisata Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019 --------------------------------------------------

II.147

Tabel 2.117 Perkembangan komoditas pertanian di Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019 --------------------------------------------------

II.150

Tabel 2.118 Perkembangan Promosi Produksi dan Pembinaan Pertanian

Kab. Rembang Tahun 2015-2019 -------------------------------

II.152

Tabel 2.119 Perkembangan Sektor Perdagangan Kabupaten Rembang

Tahun 2015–2019 -------------------------------------------------

II.153

Tabel 2.120 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor Tahun 2011-2019 -----------------------------------------

II.153

Tabel 2.121 Perkembangan Sektor Industri di Kab. Rembang Tahun

2015–2019 ----------------------------------------------------------

II.154

Tabel 2.122 Perkembangan Nilai Industri Pengolahan Kabupaten

Rembang -------------------------------------------------------------

II.155

Tabel 2.123 Perkembangan Urusan Kepegawaian di Kabupaten Rembang

Tahun 2015–2019 --------------------------------------------------

II.157

Tabel 2.124 Jumlah PNS berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2019 -- II.158

Tabel 2.125 Jumlah PNS sesuai Jabatan tahun 2019 ----------------------- II.159

Tabel 2.126 Jumlah PNS Menurut Pangkat/Golongan/Ruang tahun

2019 ------------------------------------------------------------------

II.159

Tabel 2.127 Jumlah PNS di Masing-masing OPD tahun 2019 ------------- II.160

Tabel 2.128 Perkembangan Urusan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Rembang Tahun 2015–2019 ------------------------ II.162

Tabel 2.129 Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Keuangan Tahun

2015-2019 ------------------------------------------------------------ II.163

Tabel 2.130 Perkembangan Pelaksanaan Pengawasan oleh Inspektorat

Kabupaten Rembang Tahun 2015–2019 ------------------------ II.164

Tabel 2.131 Capaian Kinerja Pengawasan Kabupaten Rembang tahun

2016-2020 ----------------------------------------------------------- II.165

Tabel 2.132 Nilai AKIP Kabupaten Rembang Tahun 2016-2019 ----------- II.168

Tabel 2.133 Indeks Kepuasan Masyarakat pada Unit Pelayanan Publik di

Kab. Rembang Tahun 2015-2019 -------------------------------- II.168

Tabel 2.134 Reformasi Birokrasi ------------------------------------------------ II.169

Tabel 2.135 Perkembangan Pelaksanaan Urusan Sekretariat DPRD

Kabupaten Rembang Tahun 2013-2018 ------------------------- II.170

Tabel 2.136 Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

2016-2019 ----------------------------------------------------------- II.171

Tabel 2.137 Pengeluaran Perkapita Disesuaikan Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019 --------------------------------------------------- II.172

Tabel 2.138 NTP Kabupaten Rembang 2015-2019 ---------------------------- II.173

Tabel 2.139 Capaian Indikator SPM pada Urusan Pekerjaan Umum

Tahun 2019 ---------------------------------------------------------- II.176

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

ix

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.140 Perkembangan urusan pekerjaan umum dan penataan

ruang ----------------------------------------------------------------- II.177

Tabel 2.141 Perkembangan Cakupan Pelayanan Air Minum, Sanitasi dan

Persampahan di Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 ---- II.178

Tabel 2.142 Perkembangan Penanganan Jumlah Tindak Pidana di

Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 ------------------------- II.179

Tabel 2.143 Jenis Fasilitasi Pelayanan Perijinan Berdasarkan Sektor

Usaha di Kabupaten Rembang ------------------------------------ II.180

Tabel 2.144 Jenis Ijin dan Lama Proses Pengurusannya -------------------- II.181

Tabel 2.145 Kondisi Inovasi Tata Kelola Pemerintahan Kab. Rembang

Tahun 2019 -------------------------------------------------------- II.183

Tabel 2.146 Kondisi Inovasi Pelayanan Publik Kabupaten Rembang

Tahun 2019 -------------------------------------------------------- II.184

Tabel 2.147 Kondisi Inovasi Daerah Lainnya Kabupaten Rembang Tahun

2019 ------------------------------------------------------------------- II.185

Tabel 2.148 Daya Dukung Inovasi Kabupaten Rembang Tahun 2019 ---- II.186

Tabel 3.1 Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten Rembang Tahun

2013-2020 ------------------------------------------------------------

III.205

Tabel 3.2 Tax Ratio Kabupaten Rembang Tahun 2016-2019 ------------- III.210

Tabel 3.3 Rasio Keuangan Kabupaten Rembang 2015-2020 ------------- III.211

Tabel 3.4 Proyeksi Pendapatan Kabupaten Rembang Tahun 2021-2026 III.219

Tabel 3.5 Proyeksi Belanja Wajib dan Mengikat Kabupaten Rembang

Tahun 2021-2026 --------------------------------------------------- III.220

Tabel 3.6 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Rembang Tahun

2021-2026 ------------------------------------------------------------ III.221

Tabel 3.7 Proyeksi APBD Kabupaten Rembang Tahun 2021-2026 ------ III.222

Tabel 4.1 Isu Strategis Teknokratik Tahun 2021 – 2025 ----------------- IV.254

Tabel 4.2 Analisis SWOT ------------------------------------------------------- IV.269

Tabel 5.1 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator

Kinerja Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan

Bersih ---------------------------------------------------------------- V.286

Tabel 5.2 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator

Kinerja Pembangunan Kualitas Hidup dan Daya Saing

Sumber Daya Manusia --------------------------------------------- V.291

Tabel 5.3 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator

Kinerja Penanggulangan Kemiskinan ---------------------------- V.297

Tabel 5.4 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator

Kinerja Kebijakan Ketersediaan Air Baku ----------------------- V.300

Tabel 5.5 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arahan Kebijakan

Pengembangan Wilayah Utara ------------------------------------- V.307

Tabel 5.6 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arahan Kebijakan

Pengembangan Wilayah Selatan-Barat --------------------------- V.310

Tabel 5.7 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arahan Kebijakan

Pengembangan Wilayah Selatan-Timur -------------------------- V.314

Tabel 5.8 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator

Kinerja Peningkatan Daya Saing Ekonomi Daerah ------------ V.323

Tabel 5.9 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator

Kinerja Pengelolaan Sumberdaya Alam – Lingkungan Hidup

dan Penanggulangan Bencana ------------------------------------ V.329

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

x

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 5.10 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator

Kinerja Pemulihan Kondisi Paska Pandemic Covid-19 -------- V.334

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

xi

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Keterkaitan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan

Lainnya ------------------------------------------------------------- I.6

Gambar 2.1 Peta Batas Administrasi Kabupaten Rembang---------------- II.14

Gambar 2.2 Peta Kelerengan Lahan Kabupaten Rembang ----------------- II.16

Gambar 2.3 Peta Jenis Tanah Kabupaten Rembang ------------------------ II.18

Gambar 2.4 Peta Struktur Geologi Kabupaten Rembang ------------------- II.19

Gambar 2.5 Peta Hidrogeologi Kabupaten Rembang ------------------------ II.20

Gambar 2.6 Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Rembang ------------- II.20

Gambar 2.7 Peta Cekungan Air Tanah Kabupaten Rembang -------------- II.21

Gambar 2.8 Peta Curah Hujan Kabupaten Rembang ----------------------- II.25

Gambar 2.9 Intensitas Curah Hujan Kabupaten Rembang Per

Kecamatan Tahun 2019 ------------------------------------------ II.26

Gambar 2.10 Peta Tutupan Lahan Kabupaten Rembang -------------------- II.26

Gambar 2.11 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Rembang ---------------- II.27

Gambar 2.12 Peta Pola Ruang Wilayah Kabupaten Rembang -------------- II.33

Gambar 2.13 Peta Daerah Rawan Banjir Kabupaten Rembang ------------- II.34

Gambar 2.14 Peta Daerah Rawan Longsor Kabupaten Rembang ----------- II.35

Gambar 2.15 Peta Rawan Abrasi Kabupaten Rembang ---------------------- II.35

Gambar 2.16 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Rembang dan Jawa

Tengah Tahun 2012-2019 ---------------------------------------- II.43

Gambar 2.17 Perbandingan PDRB Kabupaten Rembang Atas Dasar

Harga Berlaku dan Konstan Menurut Pengeluaran, Tahun

2015-2019 (Trilyun Rupiah) ------------------------------------- II.44

Gambar 2.18 Perkembangan Perbandingan Inflasi Kabupaten Rembang II.55

Gambar 2.19 Tren Jumlah Timbulan Sampah di Kabupaten Rembang

Tahun 2014-2018 ------------------------------------------------ II.106

Gambar 2.20 Perkembangan PMDN dan PMA Kabupaten Rembang ------- II.131

Gambar 2.21 Perkembangan NTP Kabupaten Rembang memperlihatkan

perbandingan antara NTP Kabupaten Rembang dan NTP

Jawa Tengah selama tahun 2018 ------------------------------- II.173

Gambar 2.22 Dampak Covid-19 terhadap Ketenagakerjaan ----------------- II.188

Gambar 2.23 Dampak Covid-19 terhadap Pendapatan ----------------------- II.189

Gambar 2.24 Dampak Covid-19 terhadap Penurunan Pendapatan sesuai

Kategori -------------------------------------------------------------- II.190

Gambar 2.25 Dampak Covid-19 terhadap Tabungan dan Golongan

Pendapatan --------------------------------------------------------- II.192

Gambar 3.1 Perkembangan Proporsi Pendapatan Daerah Kabupaten

Rembang (dalam ribuan) Tahun 2015-2020* ------------------ II.194

Gambar 3.2 Perkembangan Proporsi Pendapatan Daerah Kabupaten

Rembang Tahun 2015-2020* ------------------------------------ II.195

Gambar 3.3 Perkembangan Proporsi Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Rembang Tahun 2015-2020 ----------------------- II.196

Gambar 3.4 Perkembangan Proporsi Dana Perimbangan Kabupaten

Rembang Tahun 2016-2020 ------------------------------------- II.197

Gambar 3.5 Perkembangan Proporsi Lain-Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah Kabupaten Rembang Tahun 2015-2020 ----------- II.198

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

xii

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 3.6 Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten Rembang Tahun

2015-2020 ---------------------------------------------------------- II.196

Gambar 3.7 Realisasi Belanja Tidak Langsung Pemerintah Kabupaten

Rembang Tahun 2015-2020 ------------------------------------- II.201

Gambar 3.8 Realisasi Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten

Rembang Tahun 2015-2020 ------------------------------------- II.202

Gambar 3.9 Realisasi Penerimaan Pembiayaan Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2020 ----------------------------------------------- II.203

Gambar 3.10 Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2020 ------------------------------------------------- II.204

Gambar 3.11 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Tahun 2015-2020 II.205

Gambar 3.12 Rasio Ruang Fiskal Tahun 2015-2020 ------------------------- II.206

Gambar 3.13 Rasio Kemampuan Mendanai Belanja Daerah Tahun 2015-

2020 ------------------------------------------------------- II.207

Gambar 3.14 Rasio Belanja Modal Daerah Kabupaten Rembang Tahun

2015-2020 ---------------------------------------------------------- II.208

Gambar 3.15 Belanja Pegawai Tidak Langsung Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2020 -------------------------------------------------- II.209

Gambar 3.16 Tax Ratio Kabupaten Rembang Tahun 2016-2019 ----------- II.210

Gambar 5.1 Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan

Bersih --------------------------------------------------------------- II.285

Gambar 5.2 Penanggulangan Kemiskinan ------------------------------------ II.296

Gambar 5.3 Wilayah Pengembangan Kabupaten Rembang ---------------- II.302

Page 13: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

xiii

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

DAFTAR GRAFIK

Grafik II.1 Piramida Penduduk Kabupaten Rembang Tahun 2019 ------ II.39 Grafik II.2 Perbandingan Perkembangan Indeks Gini Kabupaten

Rembang dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2015-2019 ------------------------------------------------------------ II.56

Grafik II.3 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Kabupaten Rembang dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2016-2020 ------------------------------------------------------------ II.61

Grafik II.4 Posisi Relatif Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Kabupaten Rembang dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2015-2019 ---------------------------------------- II.61

Grafik II.5 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Rembang Tahun 2019 ---------------------------------------------- II.181

Page 14: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I | 1

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun 2016

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Rembang

Tahun 2016-2021 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Rembang Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021, masa berlaku Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah akan segera habis. Sebagaimana

diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi

Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Perda Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah, sebelum ditetapkan RPJMD baru, diperlukan Rancangan

Teknokratik RPJMD, yang dimaksudkan untuk menjadi bahan persiapan

penyusunan RPJMD Provinsi Kabupaten Rembang Tahun 2021-2025.

Susunan rancangan teknokratik RPJMD perlu mempertimbangkan kondisi

global, nasional dan Jawa Tengah, baik yang mencakup tantangan maupun peluang

bagi pembangunan di Kabupaten Rembang. Di antara kondisi yang sangat penting

tersebut adalah dampak pandemic Covid-19 yang ternyata berlangsung lebih lama

dibandingkan perkiraan, dan membawa dampak pada struktur perekonomian

global, nasional dan Jawa Tengah. Sumberdaya global terfokus pada pencegahan

dan pemulihan kesehatan masyarakat, sekaligus pemulihan ekonomi yang stagnan

bahkan resesi, yang membawa dampak pada iklim usaha dan UMKM (Usaha

Menengah, Kecil dan Mikro). Situasi ini, menjadi perhatian penuh pemerintah

Kabupaten Rembang, terutama yang masih punya pekerjaan rumah yang besar

dalam pengentasan kemiskinan.

Namun demikian, situasi pandemic Covid-19 diyakini juga menyediakan

peluang, terutama bagi pengembangan sektor Informasi dan Teknologi (IT) yang

dengan demikian, aspek penguatan Sumber Daya Manusia perlu dijadikan titik

tekan utama. Selain itu, keterbukaan berbagai negara dalam kerjasama global

Page 15: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I | 2

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

untuk mengatasi pandemic, juga memberi peluang bagi terbukanya kerjasama-

kerjasama yang lain, khususnya di bidang ekonomi, atau memperkuat kerjasama

yang sudah berjalan. Keterbukaan pasar ASEAN dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA) juga masih penting untuk diperhitungkan. Secara nasional, prioritas

pembangunan yang makin difokuskan pada aspek Sumber Daya Manusia, sebagai

salah satu strategi untuk menyiapkan bonus demografi, serta penguatan tatakelola

pemerintahan di Jawa Tengah, menjadi arahan yang penting bagi penyusunan

Rancanga Teknokratik RPJMD Kabupaten Rembang ini.

Untuk itu, penyusunan Rancangan Teknokratik RPJMD ini memperhatikan

dan menindaklanjuti kebijakan nasional yang termuat dalam RPJMN Tahun 2019-

2024, utamanya adalah pelaksanaan Percepatan Proyek Strategis Nasional (PPSN) di

Kabupaten Rembang sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres)

Nomor 79 Tahun 2019, tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan

Jateng. PPSN di Kabupaten Rembang mencakup pembangunan Jalan Lingkar

sepanjang 25 km, serta pembangunan beberapa paket jalan antar Kecamatan,

pembangunan embung yang dipergunakan untuk mendukung PDAM dan pertanian,

pembangunan pasar kota, pasar batik, Balai Latihan Kerja (BLK), perahu kuno,

terminal agro, kota tua, dan lain sebagainya. Penentuan program/kegiatan dan

pengalokasian anggaran dilakukan dengan prinsip money follow programme priority,

serta pendekatan paradigma Holistik, Tematik, Integratif, dan Spasial (HTIS).

Pembangunan daerah Kabupaten Rembang tahun 2021-2025 merupakan

tahap pembangunan jangka menengah keempat (terakhir) pada periode RPJPD

Kabupaten Rembang 2005-2025 dengan visi pembangunan ―Rembang Maju,

Mandiri, dan Sejahtera‖. Pembangunan jangka menengah daerah tahap ketiga

(RPJMD 2016-2021) secara menyeluruh diarahkan pada pemantapan pembangunan

di berbagai bidang, terutama pencapaian daya saing daerah dan masyarakat

Kabupaten Rembang serta pengentasan kemiskinan yang disusun dengan sasaran,

strategi, arah kebijakan maupun indikator yang lebih terarah dan berdampak

langsung bagi masyarakat miskin. Selanjutnya, pembangunan jangka menengah

Kabupaten Rembang tahap keempat diarahkan untuk mewujudkan masyarakat

Kabupaten Rembang yang mandiri, maju, dan sejahtera, melalui percepatan

pembangunan yang menekankan terbangunnya struktur kehidupan ekonomi, sosial

dan budaya Kabupaten Rembang yang kokoh serta resilien yang berlandaskan

keunggulan kompetitif yang didukung oleh budaya dan sumberdaya manusia yang

berkualitas dan berdaya saing. RPJPD Kabupaten Rembang tahap empat diarahkan

pada terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, perekonomian daerah

yang maju dan berdaya saing, tewujudnya pembangunan infrastruktur yang

Page 16: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I | 3

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

memadai, terwujudnya kehidupan demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang

baik, terwujudnya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Dalam upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka panjang

daerah Kabupaten Rembang, menyikapi bonus demografi serta dampak pandemi

Covid-19, maka kebijakan pembangunan lima tahun kedepan menempatkan sumber

daya manusia sebagai fokus pembangunan. Sumberdaya manusia bukan sekedar

obyek pembangunan, tetapi juga subyek, yang dipandang penting untuk

menentukan arah dan kebijakan pembangunan. Pengembangan sumberdaya

manusia dilakukan melalui pemberdayaan (empowerment), peningkatan

kemampuan untuk menentukan tujuan hidup, mengambil keputusan, dan

kepercayaan diri, serta aktualisasi segala potensi yang dimiliki (self-efficacy) untuk

mendukung perwujudan manusia dan masyarakat yang mandiri (self-empowered).

Harapannya, dengan demikian diharapkan sumberdaya manusia Kabupaten

Rembang akan menjadi motor penggerak pembangunan untuk mewujudkan

kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan yang berkelanjutan.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dasar hukum penyusunan RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2021-2025

diuraikan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-

daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

Page 17: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I | 4

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah

diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5679);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4614);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan

Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4697);

13.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

14.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

15.1Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);9

16.Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan

Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2;

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);

Page 18: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I | 5

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

17.Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);

18.Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Laporan Dan Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2019 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 6323);

19.Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2017 Nomor 36);

20.Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);

21.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara

Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara

Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah;

22.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2019 Nomor 1114);

23.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikais

Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Keuangan Daerah

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447);

24.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun

2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3

Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);

25.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009–2029

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);

26.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2017 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Terpadu (Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Tengah Nomor 91);

Page 19: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I | 6

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

27.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 tahun 2019 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Daerah ProvinsiJawa Tengah Nomor 110);

28.Peraturan Daerah Kabupaten Rembang No. 1 tahun 2020 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Rembang 2005-2025.

29.Peraturan Daerah Kabupaten Rembang No. 14 tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang 2011-2031

30.Peraturan Daerah Kabupaten Rembang No. 6 tahun 2019 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun 2016 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Rembang

Tahun 2016-2021

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Dokumen perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan

yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional dan Provinsi Jawa

Tengah, oleh karena itu RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2021–2025 disusun

dengan memperhatikan RPJMN Tahun 2020-2024, RPJMD Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2018-2023, disamping berpedoman pada RPJPD Kabupaten Rembang Tahun

2005-2025 dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupten Rembang Tahun

2011-2031 serta hasil evaluasi RPJMD tahun 2016–2021.

Selain dokumen-dokumen perencanaan di atas juga perlu memperhatikan

dokumen rencana pembangunan yang relevan, antara lain: Agenda pembangunan

Suistainable Development Goals (SDGs) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS) Penyusunan RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2021–2025. Selanjutnya

RPJMD ini menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD), Renstra Perangkat Daerah dan Rencana kerja Perangkat Daerah.

Keterkaitan RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya dapat dilihat pada

Gambar berikut:

Page 20: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I | 7

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 1.1. Keterkaitan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.3.1. Hubungan dengan RPJMN Tahun 2020-2024

Berdasarkan RPJMN Tahun 2020-2024, kebijakan pembangunan nasional

diarahkan pada upaya pencapaian visi dan misi pembangunan nasional tahun

2020-2024. Visi tersebut adalah:

1. Melanjutkan pembangunan infrastruktur menghubungkan kawasan industri

kecil, ekonomi pariwisata, persawahan, perkebunan, tambak perikanan.

2. Pembangunan SDM dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi,

kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah dan mengurangi stunting,

kematian ibu dan kematian bayi

3. Mengundang investasi yang seluas-luasnya untuk membuka lapangan

pekerjaan, memangkas hambatan investasi, perijinan yang lambat dan

pungli

4. Mereformasi birokrasi, reformasi struktural agar lembaga semakin

sederhana, semakin simple, semakin lincah, mengubah mindset, kecepatan

melayani, kecepatan memberi izin

5. Menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran, memastikan

setiap rupiah dari APBN memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat

untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Visi ini diturunkan ke dalam 5 agenda prioritas pembangunan nasional yang

terdiri dari:

1. Pembangunan infrastruktur

2. Pembangunan SDM

3. Mendorong investasi

Page 21: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I | 8

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

4. Reformasi birokrasi

5. Penggunaan APBN

Kelima agenda prioritas Presiden ini diterjemahkan ke dalam 7 agenda

pembangunan RPJMN 2020-2024, yang mencakup:

1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas

2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin

pemerataan

3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing

4. Revolusi Mental dan pembangunan kebudayaan

5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi dan

pelayanan dasar

6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan

Perubahan Iklim

7. Memperkuat stabilitas Polhukhankam dan transformasi pelayanan publik

1.3.2. Hubungan dengan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023

RPJMD Kabupaten Rembang 2021-2025 mendukung pencapaian visi misi

pembangunan Jawa Tengah. Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2018-2023 diarahkan untuk mewujudkan Visi : ―Menuju Jawa

Tengah Sejahtera dan Berdikari, Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi‖. Untuk

mewujudkan visi tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menetapkan 4 (empat)

misi pembangunan, sebagai berikut :

1. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran dan guyub

untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Mempercepat reformasi birokrasi yang dinamis serta memperluas sasaran ke

pemerintah Kabupaten/Kota;

3. Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja baru

untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran;

4. Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, pintar, lebih berbudaya dan

mencintai lingkungan.

1.3.3. Hubungan dengan dokumen RPJPD Kabupaten Rembang Tahun 2005-

2025

Berdasarakan data kondisi umum daerah Kabupaten Rembang, analisis isu-

isu strategis pembangunan jangka panjang 20 tahun ke depan, dan potensi serta

peluang yang ada, dirumuskan visi pembangunan jangka panjang Kabupaten

Rembang tahun 2005-2025 sebagai berikut : ―Rembang Maju, Mandiri Dan

Sejahtera‖. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, ditempuh melalui 5 (lima) cara

atau misi sebagai berikut :

Page 22: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I | 9

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

1. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas;

2. Mewujudkan pengembangan perekonomian dan daya saing daerah;

3. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik;

4. Mewujudkan pengembangan infrastruktur yang memadai;

5. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan.

1.3.4. Hubungan dengan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Rembang

Salah satu pedoman dalam pembangunan daerah secara spasial adalah

rencana tata ruang. Rencana tata ruang ini secara umum berisi struktur ruang yang

merupakan pedoman hierarki perkotaan serta penyediaan jaringan prasarana

wilayah serta pola ruang yang merupakan perwujudan dari tata guna lahan yang

direncanakan ke depan. Berdasarkan kebijakan penetapan kawasan strategis

Provinsi Jawa Tengah sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Provinsi Jawa Tengah 2009-2029 (Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Nomor 16 Tahun 2019), Kabupaten Rembang menjadi kawasan industri Jawa

Tengah di bagian timur (sebagai Pusat Kegiatan Wilayah). Untuk mewujudkan

Rembang sebagai PKW tersebut perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengaruh eksternalitas Kabupaten Rembang secara regional. Untuk tujuan tersebut,

penyesuaian terhadap RTRW Kabupaten Rembang (Perda No. 14 tahun 2011)

diperlukan guna mendukung pembangunan berbasis wilayah.

Karakteristik wilayah Kabupaten Rembang terbagi menjadi tiga yaitu kawasan

pesisir di sebelah utara yang diarahkan untuk budidaya perikanan, kawasan

perbukitan di bagian selatan diarahkan untuk pertambangan dan wilayah Tengah

yang banyak dibudidayakan sebagai kawasan pertanian. Kebijakan dan strategi

pengembangan wilayah Kabupaten Rembang disesuaikan dengan karakteristik

wilayah masing-masing.

Untuk mempercepat terwujudnya tujuan pengembangan wilayah ditetapkan

kawasan strategis. Kawasan strategis tersebut ditetapkan berdasarkan pengaruhnya

dalam lingkup wilayah dan mempunyai nilai eksternaliatas baik di bidang ekonomi,

sosial, budaya dan atau lingkungan. Penetapan kawasan strategis tersebut juga

harus memperhatikan penetapan kawasan strategis nasional maupun propinsi.

Penetapan kawasan strategis di Kabupaten Rembang sebagai berikut :

a. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yang meliputi:

1. Kawasan strategis propinsi berupa Kawasan Koridor Perbatasan Blora -

Tuban - Rembang – Bojonegoro.

2. Kawasan strategis Kabupaten berupa Kawasan Bahari Terpadu, Kawasan

Bonang-Binangun-Sluke Zona I dan Zona II, Kawasan Pertanian Terpadu,

Kawasan Agropolitan, Kawasan Pelabuhan dan sekitarnya, Kawasan Tumbuh

Page 23: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I | 10

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Cepat Koridor Jalur Pantura, Kawasan Kota Pantai Unggulan, Kawasan

Minapolitan, PKLp Lasem, PKLp Pamotan, dan PKLp Kragan.

b. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup yang berupa

kawasan strategis Kabupaten yaitu Kawasan Lindung Gunung Lasem dan

Kawasan Mangrove Pasarbanggi.

Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam

dan/atau teknologi tinggi berupa kawasan strategis propinsi yaitu Kawasan

Pembangkit Listrik Tenaga Uap Rembang.

1.3.5. Hubungan Antar Dokumen

Berdasarkan gambaran berbagai dokumen perencanaan tersebut, baik di

tingkat Kabupaten, Provinsi, maupun Nasional, maka hubungan antara dokumen

perencanaan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Upaya untuk mewujudkan skala prioritas pembangunan daerah pada RPJPD

Kabupaten Rembang tahap IV, "Meningkatkan kualitas tata kelola

pemerintahan", sejalan dengan prioritas RPJMN 2020-2024 dan RPJMD Provinsi

Jawa Tengah 2018-2023 terkait Reformasi Birokrasi, melalui pencapaian Indeks

Reformasi Birokrasi.

2. Upaya untuk mewujudkan skala prioritas pembangunan daerah pada RPJPD

Kabupaten Rembang tahap IV, ―Menurunkan Angka Kemiskinan‖, sejalan

dengan upaya memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan

kerja baru untuk mengurangi kemiskinan, termasuk sejalan dengan "Agenda

"Kebijakan Percepatan Pemulihan Pasca Pandemic Covid-19", melalui pemulihan

kesehatan, pendidikan dan ekonomi daerah yang terkena dampak Covid-19.

3. Upaya untuk mewujudkan skala prioritas pembangunan daerah pada RPJPD

Kabupaten Rembang tahap IV, ―Meningkatkan Inovasi dan Daya Saing Nilai

Tambah Produksi pada Sektor Perekonomian‖, serta "Meningkatkan

ketersediaan air baku", sejalan dengan agenda penguatan Kabupaten Rembang

sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu kawasan industri Jawa Tengah di

wilayah bagian timur.

4. Upaya untuk mewujudkan skala prioritas pembangunan daerah pada RPJMD

tahap IV berupa ―Pengembangan Wilayah dan Pengurangan Kesenjangan

Wilayah serta Pemantaban Infrastruktur‖, sejalan dengan Program Strategis

Nasional oleh Pemerintah Pusat dan Program Prioritas Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah.

5. Upaya untuk mewujudkan skala prioritas pembangunan daerah pada RPJMD

tahap IV berupa "Peningkatan Kualitas Hidup dan Daya Saing SDM", sejalan

dengan prioritas pemerintah pusat sebagaimana RPJMN 2020-2024 untuk

Page 24: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I | 11

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

meningkatkan kualitas SDM. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat,

khususnya pendidikan dan kesehatan merupakan jalan paling tepat untuk

meningkatkan kualitas SDM, khususnya warga miskin. Secara berantai, dengan

pendidikan dan kesehatan yang memadai, produktivitas akan meningkat,

sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh penduduk miskin dengan jumlah

yang sangat terbatas diharapkan menunjang pembangunan ekonomi, sehingga

secara bersamaan dapat meningkatkan IPM.

1.4. Maksud dan Tujuan

Rancangan Teknokratik RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2021-2025

dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan yang disusun secara

teknokratik untuk bahan persiapan penyusunan RPJMD sebelum terpilihnya Bupati

dan Wakil Bupati Kabupaten Rembang hasil pemilihan 9 Desember 2020.

Selanjutnya tujuan utama penyusunan Rancangan Teknokratis RPJMD Tahun

2021-2025 Kabupaten Rembang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan utama penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten

Rembang periode tahun 2021-2025;

2. Sebagai pedoman atau acuan dalam menetapkan arah kebijakan dan strategi

pembangunan selama 5 (lima) tahun ke depan yang berkelanjutan dan

berkesinambungan terhadap pembangunan jangka menengah;

3. Untuk menggambarkan kondisi umum daerah Kabupaten Rembang;

4. Perumusan gambaran umum keuangan daerah ke dalam kebijakan

pembangunan Kabupaten Rembang;

5. Untuk merumuskan permasalahan-permasalahan pembangunan daerah dan

isu-isu strategis pembangunan daerah Kabupaten Rembang;

6. Sebagai penelaahan dokumen perencanaan pembangunan lainnya;

7. Terintegrasinya konsep-konsep pembangunan berkelanjutan dan

berkesinambungan ke dalam kebijakan pembangunan Kabupaten Rembang.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika Rancangan Teknokratik RPJMD Kabupaten Rembang Tahun

2021-2025 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017.

Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang penyusunan dokumen, dasar hukum

penyusunan, hubungan antar dokumen, maksud dan tujuan

penyusunan perubahan RPJMD Kabupaten Rembang, serta

sistematika penulisan.

Page 25: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I | 12

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Gambaran umum kondisi daerah sebagai salah satu pertimbangan

dalam perumusan perubahan kebijakan RPJMD ini, meliputi: aspek

geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek

pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. Pada bab ini juga

diuraikan tentang hasil evaluasi RPJMD Tahun 2016-2021 sampai

dengan tahun 2016.

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Bab ini menjelaskan analisis pengelolaan keuangan daerah untuk

memberikan gambaran kapasitas riil keuangan untuk pendanaan

pembangunan dalam lima tahun ke depan.

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH

Bab ini memuat permasalahan pembangunan dan isu strategis yang

akan diselesaikan hingga akhir masa periode pembangunan jangka

menengah.

BAB V AGENDA KEBIJAKAN

Bab ini menguraikan agenda kebijakan berdasarkan isu-isu strategis

Kabupaten Rembang guna menjadi dasar penyusunan tujuan dan

sasaran, disertai target kinerja yang akan dicapai selama periode

pembangunan daerah di dokumen RPJMD

BAB VI PENUTUP

Page 26: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 13

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Kabupaten Rembang merupakan salah satu Kabupaten di wilayah Provinsi

Jawa Tengah (terdapat 35 Kabupaten/kota). Luas wilayah Kabupaten Rembang

3,1% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Rembang merupakan

kawasan pesisir Utara Pulau Jawa bagian timur Jawa Tengah yang berbatasan

dengan Jawa Timur. Letak tersebut merupakan salah satu simpul strategis jalur

pantai Utara Pulau Jawa. Kabupaten Rembang dapat dicapai melalui transportasi

darat jalan raya dan aksesibilitas semakin meningkat dengan akan dilakukannya

reaktifasi jalur rel kereta api lintas bagian utara Pulau Jawa (Semarang-Demak-

Kudus-Pati-Rembang).

Secara kewilayahan, Kabupaten Rembang memiliki kecenderungan

berkembang ke arah Barat dan Timur. Hal ini menandakan kuatnya jalur

transportasi regional pantai Utara Pulau Jawa. Dalam perkembangannya bentuk

linier Kabupaten Rembang juga berkembang ke arah Selatan. Ini menunjukkan

keterkaitan erat Kabupaten Rembang dengan kawasan sekitarnya, terutama dengan

Kabupaten Tuban, Kabupaten Blora dan Kabupaten Pati. Kondisi ini tentunya

menjadi keunggulan dan daya tarik yang bersifat geografis alami.

Secara umum, gambaran umum kondisi Kabupaten Rembang dapat

diuraikan sebagai berikut.

2.1. Aspek Geografis dan Demografis

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kabupaten Rembang merupakan Kabupaten paling timur di Provinsi Jawa

Tengah dan terletak di Pantai Utara Jawa Tengah. Kabupaten Rembang berbatasan

dengan beberapa Kabupaten lain di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Batas-

batas wilayah Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : Kabupaten Blora

Sebelah Barat : Kabupaten Pati

Sebelah Timur : Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa Timur

Kabupaten Rembang memiliki luas wilayah 101.408 ha yang terbagi menjadi

14 Kecamatan, 287 desa dan 7 kelurahan. Kecamatan yang memiliki luas wilayah

terbesar adalah Kecamatan Sale (10.715 ha) dan yang terkecil adalah Kecamatan

Sluke (3.759 ha). Data wilayah administratif menurut Kecamatan di Kabupaten

Rembang Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut:

Page 27: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 14

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Rembang Tahun 2019 No

Kecamatan

Banyaknya

Kelurahan/Desa

Luas Wilayah

(ha) (%) thd total

1. Sumber 18 7.673 7,57

2. Bulu 16 10.240 10,10

3. Gunem 16 8.020 7,91

4. Sale 15 10.715 10,57

5. Sarang 23 9.133 9,01

6. Sedan 21 7.964 7,85

7. Pamotan 23 8.156 8,04

8. Sulang 21 8.454 8,34

9. Kaliori 23 6.150 6,06

10. Rembang 34 5.881 5,80

11. Pancur 23 4.593 4,53

12. Kragan 27 6.166 6,08

13. Sluke 14 3.759 3,71

14. Lasem 20 4.504 4,44

KabupatenRembang 294 101.408 100

Sumber: Rembang Dalam Angka Tahun 2019

Peta batas administrasi Kabupaten Rembang dapat dilihat pada Gambar

berikut ini:

Gambar 2.1. Peta Batas Administrasi Kabupaten Rembang

Sumber: RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031

Secara astronomis, Kabupaten Rembang terbentang pada garis koordinat

111o 00'–111o 30' Bujur Timur dan 6o 30'–7o 6' Lintang Selatan dengan luas wilayah

mencakup 101.408 ha yang dibatasi oleh Laut Jawa di sebelah utara dan

Pegunungan Kendeng Utara di sebelah selatan.

Page 28: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 15

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Letak geografis Kabupaten Rembang yang berbatasan langsung dengan

Provinsi Jawa Timur, mempunyai nilai strategis sebagai gerbang masuk dari sisi

timur Provinsi Jawa Tengah, terutama pada wilayah Kecamatan Sarang dan

Kecamatan Sale. Bagian selatan wilayah Kabupaten Rembang merupakan daerah

perbukitan, bagian dari Pegunungan Kapur Utara, dengan puncaknya Gunung

Butak (679 mdpl). Sedangkan sebagian wilayah utara, terdapat perbukitan dengan

puncaknya Gunung Lasem (ketinggian 806 mdpl). Kawasan tersebut kini dilindungi

dalam Cagar Alam Gunung Butak dan Kawasan Hutan Lindung Gunung Lasem.

Dalam sistem pengembangan wilayah Provinsi Jawa Tengah, RTRW Provinsi

Jawa Tengah juga menetapkan Kabupaten Rembang sebagai Kawasan Banglor

(Kawasan Rembang-Blora). Arah pengembangan wilayah Banglor difokuskan sebagai

PKW dengan kawasan perkotaan Cepu sebagai simpul utama. Sedangkan wilayah

PKL Banglor meliputi kawasan perkotaan Rembang, Lasem dan Blora. Sektor

unggulan yang dapat dikembangkan adalah pertambangan minyak dan gas,

pertambangan mineral, pariwisata, perhubungan, pertanian, yang ditunjang oleh

kehutanan, perkebunan dan peternakan. Memperhatikan potensi dan keunggulan

wilayah, serta memperhatikan arah pengembangan wilayah Jawa Tengah kedepan,

maka ditetapkan arah kebijakan pembangunan untuk wilayah Banglor adalah

―Pengembangan wilayah Banglor berbasis perindustrian dan agroforestry yang

didukung pariwisata terpadu dengan berlandaskan prinsip pembangunan

berkelanjutan‖.

a. Topografi Jenis

Secara topografis, Kabupaten Rembang memiliki karakteristik wilayah yang

bervariasi meliputi daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan daerah

pegunungan. Wilayah Kabupaten Rembang 11,81% terletak pada ketinggian 0–7

meter dpl, ketinggian 8 -100 m dpl mencakup 56,83%, ketinggian 101-500 m dpl

mencakup 28,29% dan ketinggian lebih dari 500 meter dpl mencakup 3,07%.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Rembang (56,83%) berada pada ketinggian 8-100

meter dari permukaan air laut. Apabila ditinjau dari kemiringan lereng, kondisi

topografi Kabupaten Rembang sangat beragam dari datar sampai dengan

pegunungan dan berbukit-bukit dimana luasan terbesar terletak pada kelerengan 0-

2% yang mencakup 45,72% dari luas wilayah. Secara lebih rinci, ketinggian wilayah

dan kelerengan di Kabupaten Rembang dapat dilihat dalam tabel berikut.

Page 29: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 16

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.2. Luas Wilayah Menurut Kemiringan Lereng di Kabupaten Rembang (Ha) Tahun 2019

No

Kecamatan

Tipe Kemiringan / Kelerengan Tanah Jumlah

0-2% 3-15% 16-40% >40%

1. Sumber 3.168 4.450 51 0 7.673

2. Bulu 1.054 4.906 3.998 282 10.240

3. Gunem 417 5.310 1.609 684 8.020

4. Sale 2.343 6.200 1.946 225 10.714

5. Sarang 4.940 3.819 374 0 9.133

6. Sedan 2.843 3.012 1.382 727 7.964

7. Pamotan 5.226 2.771 159 0 8.156

8. Sulang 5.663 2.730 61 0 8.454

9. Kaliori 6.150 0 0 0 6.150

10. Rembang 5.881 0 0 0 5.881

11. Pancur 1.692 730 1.369 803 4.594

12. Kragan 3.429 1.266 702 769 6.166

13. Sluke 1.014 683 1.445 617 3.759

14. Lasem 2.547 466 874 617 4.504

Total 46.367 36.347 13.970 4.724 101.408

Sumber: Kabupaten Rembang Dalam Angka, 2020

Gambar 2.2. Peta Kelerengan Lahan Kabupaten Rembang

Di wilayah Kabupaten Rembang, terdapat 46.367 ha (45,72%) daerah dengan

kelerengan 0-2%, 36.374 ha lainnya (35,84%) mempunyai kelerengan 3-15%.

Wilayah perbukitan dan pegunungan, dengan kelerengan 16-40% dan > 40%

masing-masing mencakup luasan 13,78% dan 4,66%.

Page 30: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 17

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Berdasarkan tingkat kemiringan, Kabupaten Rembang mempunyai kemiringan yang

beragam, dibagi dalam 4 jenis kelerengan, yaitu:

Lereng I (0-2%) seluas 46.367 Ha. Hampir semua Kecamatan ada, akan tetapi

yang terbanyak terdapat di Kecamatan Kaliori seluas 6.150 Ha, Kecamatan

Rembang seluas 5.881 Ha dan Kecamatan Sulang seluas 5.663 Ha,

Kecamatan Pamotan seluas 5.226. Kelerengan I lahan banyak dimanfaatkan

untuk pemukiman, bangunan, kawasan industri, tambak, usaha perikanan,

dan persawahan, jalan serta infrastruktur lainnya.

Lereng II (3-15%) seluas 36.347 Ha, Kecamatan Kaliori dan Rembang tidak

memiliki kemiringan ini, yang luas adalah di Kecamatan Sale, Kecamatan

Gunem, Kecamatan Sumber, Kecamatan Bulu, Kecamatan sarang dan

Kecamatan Sedan. Wilayah ini banyak digunakan pemukiman, bangunan,

persawahan, perkebunan, maupun tanaman kehutanan serta jalan dan

bangunan infrastruktur lain.

Lereng III (16-40%) seluas 13.970 Ha, Kecamatan Kaliori dan Rembang tidak

memiliki kemiringan ini, yang luas adalah di Kecamatan Bulu, Kecamatan

Sale, Kecamatan Gunem, Kecamatan Pancur, dan Kecamatan Sedan. Wilayah

ini banyak digunakan pemukiman bangunan lain, pertanian baik semusim

maupun perkebunan, dan pertambangan.

Lereng IV (> 40%) seluas 4.724 Ha, Kecamatan yang tidak memiliki

kemiringan ini adalah Kecamatan Pamotan, Kecamatan Sulang, Kecamatan

Kaliori, Kecamatan Rembang, yang luas adalah di Kecamatan Pancur,

Kecamatan Kragan, Kecamatan Gunem, Kecamatan Sluke, dan Kecamatan

Lasem. Wilayah ini banyak digunakan usaha pertambangan,

perkebunan/kehutanan dan jalan serta infrastruktur lainnya.

Secara lebih rinci, luas wilayah Kabupaten Rembang menurut jenis tanah dan

kedalaman efektif tanah disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3.

Luas Wilayah di Kabupaten Rembang Menurut Jenis Tanah Tahun 2019

Jenis Tanah Luas

Aluvial 10% dari wilayah Kabupaten

Regosol 5% dari wilayah Kabupaten

Andosol 8% dari wilayah Kabupaten

Grumosol 32% dari wilayah Kabupaten

Mediteran Merak Kuning 45% dari wilayah Kabupaten

Sumber: Kabupaten Rembang Dalam Angka, 2020

Page 31: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 18

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.4. Luas Kabupaten Rembang Menurut Kedalaman Efektif Tanah

Tahun 2019

No Kecamatan Kealaman Efektif Tanah

Jumlah

0-30 cm 31-60 cm 61-90 cm >90 cm

1. Sumber 0 425 7.248 7.673

2. Bulu 0 1.558 626 8.056 10.240

3. Gunem 0 883 1.218 5.969 8.020

4. Sale 0 1.116 2.806 6.792 10.714

5. Sarang 0 0 0 9.133 9.133

6. Sedan 0 1.300 0 6.664 7.964

7. Pamotan 0 0 0 8.156 8.156

8. Sulang 0 0 529 7.925 8.454

9. Kaliori 0 0 0 6.150 6.150

10. Rembang 0 0 301 5.580 5.881

11. Pancur 0 2.315 0 2.279 4.594

12. Kragan 56 1.757 275 4.078 6.166

13. Sluke 0 1.861 1.661 237 3.759

14. Lasem 0 0 2.652 1.852 4.0504

Total 56 10,740 10,493 80,119 101,408

Persentase 0,06% 10,59% 10,35% 79,01% 100,00%

Sumber: Kabupaten Rembang Dalam Angka, 2020

b. Jenis Tanah

Secara menyeluruh wilayah Kabupaten Rembang merupakan daerah pertanian

yang relatif subur, kecuali di daerah pegunungan yang terdapat di sebelah timur

bagian selatan wilayah Kabupaten Rembang, dapat dijelaskan dari jenis tanah yang

terdapat di wilayah Kabupaten Rembang antara lain:

Gambar 2.3. Peta Jenis Tanah Kabupaten Rembang

Page 32: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 19

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

c. Geologi

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Rembang (Kadar dan Sudijono, 1994), secara

regional Kabupaten Rembang mempunyai urutan stratigrasi meliputi: Formasi

Tawun (Tmt), Formasi Ngrayong (Tmn), Formasi Bulu (Tmb), Formasi Wonocolo

(Tmw), Formasi Ledok (Tml), Formasi Mundu (Tmpm), Anggota Selorejo Formasi

Lidah (QTps), Formasi Lidah (QTpl) dan Formasi Paciran (QTpp). Sebaran struktur

geologi Kabupaten Rembang sebagaimana peta dibawah ini.

Gambar 2.4. Peta Struktur Geologi Kabupaten Rembang

Melihat komposisi struktur geologinya, Kabupaten Rembang memiliki

endapan/deposit bahan tambang antara lain: batu kapur, batu bara muda, Clay,

Dolomit, Tras, Pasir Kwarsa, Fosfat dan sebagainya yang jumlahnya berkisar 8%

dari luas wilayah Kabupaten Rembang yang menjadi potensi daerah di bidang

pertambangan dan bahan galian.

d. Hidrologi

Keadaan hidrologi pada Kabupaten Rembang dipengaruhi oleh sumber air yang

berasal dari permukaan (surface water) dan air tanah. Air permukaan di Kabupaten

Rembang sangat bergantung pada curah hujan yang ditampung dalam sungai dan

embung-embung buatan. Dalam upaya meningkatakan volume air permukaan maka

dengan mengurangi run off air dari hulu ke hilir. Kabupaten Rembang termasuk

dalam dua wilayah sungai yaitu Bengawan Solo dan Jratun Seluna. Wilayah sungai

Bengawan Solo hanya mencakup sebagian kecil wilayah di Kabupaten Rembang di

sekitar Kecamatan Sale. Sebagian besar wilayah di Kabupaten Rembang termasuk

dalam wilayah sungai Jratun Seluna.

Page 33: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 20

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 2.5. Peta Hidrogeologi Kabupaten Rembang

Gambar 2.6.

Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Rembang

Sedangkan akuifer (lapisan bawah tanah yang mengandung air dan mampu

mengalirkan air tanah) yang ada di Kabupaten Rembang meliputi akuifer dangkal,

akuifer produktivitas tinggi, akuifer produktivitas sedang, akuifer produktivitas

kecil, akuifer produktivitas setempat dan daerah air tanah langka.

Berdasarkan kondisi hidrogeologi tersebut, Kabupaten Rembang mempunyai

tiga Cekungan Air Tanah (CAT) yaitu CAT Lasem, CAT Pati- Rembang dan CAT

Watuputih. Cekungan air tanah tersebut mendukung cadangan air baku di

Kabupaten Rembang namun penggunaan air tanah harus dilakukan secara bijak

dengan mempertimbangkan kelestarian akuifer air tanah. Lokasi cekungan air

tanah di Kabupaten Rembang dapat dilihat pada peta berikut.

Page 34: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 21

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 2.7. Peta Cekungan Air Tanah Kabupaten Rembang

Tabel 2.5

Daerah Aliran Sungai dalam WS Jratunseluna di Kabupaten Rembang, 2019

No Nama DAS

Luas

DAS

(km²)

Nama Sungai

Panjang

Sungai

(km)

Nama

Wilayah

Sungai

Lokasi Muara Lokasi Hulu

1 DAS Wangon 52,10 S.Wangon 18,64 Jratunseluna Ds.Bajingjowo,

Kec.Sarang,

Kab.Rembang

Peg.Kapur Utara

(Sarang)

Rembang

2 DAS

Belitung/

Ngepang

100,30

S.Ngepang 25,83 Jratunseluna Ds.Sendangmuly

o, Kec.Sarang,

Kab.Rembang

Peg.Kapur Utara

(Sedan,Sarang)

Rembang

3 DAS Kesambi 60,94 S.Ceper 24,53 Jratunseluna Ds.Sendangmuly

o, Kec.Sarang,

Kab.Rembang

G.Lasem

4 DAS Kidul 29,30 S.Kidul 11,66 Jratunseluna Ds.Tegalmulyo,

Kec.Kragan,

Kab.Rembang

G.Lasem

5 DAS Kresak 11,65 S.Kresak 8,13 Jratunseluna Ds.Woro,

Kec.Kragan,

Kab.Rembang

G.Lasem

6 DAS Kepel 8,39 S.Kepel 7,54 Jratunseluna Ds.Labuhan

Kidul,

Kec.Sluke,

Kab.Rembang

G.Lasem

7 DAS

Randualas

3,18 S.Randualas 3,10 Jratunseluna Ds.Sendangmuly

o, Kec.Sluke,

Kab.Rembang

G.Lasem

8 DAS Grasak 2,92 S.Grasak 3,38 Jratunseluna Ds.Blimbing,

Kec.Sluke,

Kab.Rembang

G.Lasem

9 DAS Sanduk 2,75 S.Sanduk 4,58 Jratunseluna Ds.Mangar,

Kec.Sluke,

G.Lasem

Page 35: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 22

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Nama DAS Luas

DAS

(km²)

Nama Sungai Panjang

Sungai

(km)

Nama

Wilayah

Sungai

Lokasi Muara Lokasi Hulu

Kab.Rembang

10 DAS

Dalananyar

1,95 S.Dalananyar 5,28 Jratunseluna Ds.Jatisari,

Kec.Sluke,

Kab.Rembang

Rakitan Sluke

Rembang

11 DAS Jatisari 1,14 S.Jatisari 2,85 Jratunseluna Ds.Jatisari,

Kec.Sluke,

Kab.Rembang

G.Lasem

12 DAS Banu 1,60 S.Banu 3,38 Jratunseluna Ds.Jatisari,

Kec.Sluke,

Kab.Rembang

G.Lasem

13 DAS Kladen 14,19 S.Klaten 6,71 Jratunseluna Ds.Sluke,

Kec.Sluke,

Kab.Rembang

G.Lasem

14 DAS Bonang

/ Nyamplung

5,85 S.Malang 5,43 Jratunseluna Ds.Trahan,

Kec.Sluke,

Kab.Rembang

G.Lasem

15 DAS Dukoh 6,16 S.Leran 5,90 Jratunseluna Ds.Leran,

Kec.Sluke,

Kab.Rembang

G.Lasem

16 DAS Bonang 6,17 S.Bonang 7,22 Jratunseluna Ds.Bonang,

Kec.Lasem,

Kab.Rembang

G.Lasem

17 DAS Keris 23,80 S.Tasiksono 16,47 Jratunseluna Ds.Tasiksono,

Kec.Lasem,

Kab.Rembang

G.Lasem

18 DAS Lasem 229,85

S.Lasem 39,09 Jratunseluna Ds.Gedungmuly

o, Kec.Lasem,

Kab.Rembang

G.Lasem &

Peg.Kapur Utara

(Bulu, Gunem.

Sale) Rembang

19 DAS Kiringan 15,94 S.Kiringan 7,76 Jratunseluna Ds.Kasreman,

Kec.Lasem,

Kab.Rembang

Ketangi,

Pamotan,

Rembang

20 DAS

Jambangan

17,30 S.Jambangan 7,49 Jratunseluna Ds.Tritunggal,

Kec.Rembang,

Kab.Rembang

Kerep, Sulang,

Rembang

21 DAS

Panggang

12,49 S.Panggang 7,90 Jratunseluna Ds.Tireman,

Kec.Rembang,

Kab.Rembang

Kerep, Sulang,

Rembang

22 DAS

Sambung

10,61 S.Sambung 5,42 Jratunseluna Ds.Kabongan

Lor,

Kec.Rembang,

Kab.Rembang

Turusgede,

Rembang

23 DAS

Karanggeng

134,14

S.Karanggeneng 48,17 Jratunseluna Ds.Tanjungsari,

Kec.Rembang,

Kab.Rembang

Peg.Kapur Utara

(Bulu)

Kab.Rembang

24 DAS Babadan 57,04 S.Pujon 17,87 Jratunseluna Ds.Bogoharjo,

Kec.Kaliori,

Kab.Rembang

Peg.Kapur Utara

(Bulu)

25 DAS Anyar 37,20 S.Pang 11,50 Jratunseluna Ds.Tasikharjo,

Kec.Kaliori,

Kab.Rembang

Bogorejo,

Sumber,

Rembang

26 DAS 136,67 S.Randugunting 47,37 Jratunseluna Ds.Tunggulsari, Peg.Kapur Utara

Page 36: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 23

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Nama DAS Luas

DAS

(km²)

Nama Sungai Panjang

Sungai

(km)

Nama

Wilayah

Sungai

Lokasi Muara Lokasi Hulu

Randugunting Kec.Kaliori,

Kab.Rembang

(Japah)

Kab.Blora

Sumber : Balai PSDA Seluna, 2019

1) Air Bawah Tanah

Air bawah tanah di Kabupaten Rembang berada di lokasi Akuifer, dimana

akuifer adalah formasi geologi atau grup formasi yang mengandung air dan

secara signifikan mampu mengalirkan air melalui kondisi alaminya. Akuifer

yang ada di Kabupaten Rembang meliputi akuifer dangkal, akuifer

produktivitas tinggi, akuifer produktivitas sedang, akuifer produktivitas kecil,

akuifer produktivitas setempat dan daerah air tanah langka.

Tabel 2.6 Hidrogeologi Kabupaten Rembang

No Jenis Akuifer Lokasi

1 Akuifer dangkal dengan

produktivitas sedang

Sebagian besar di Kecamatan Kaliori, Kecamatan

Rembang, Kecamatan Lasem, Kecamatan Pancur,

Kecamatan Pamotan, Kecamatan Kragan, Kecamatan

Sarang, dan Kecamatan Sedan

2 Akuifer dengan produktivitas

tinggi

Sebagian kecil di Kecamatan Sale

3 Akuifer dengan produktivitas

sedang

Kecamatan Bulu, Kecamatan Gunem, Kecamatan Sale,

Kecamatan Sedan, Kecamatan Sarang, Kecamatan

Pamotan

5 Akuifer produktif terdapat

setempat

Sebagian besar di Kecamatan Sluke, Kragan, Kecamatan

Sedan, Kecamatan Pancur, Kecamatan Lasem

6 Akuifer dengan produktivitas

kecil

Sebagian besar di Kecamatan Sumber, Sulang,

Rembang. Sebagian kecil di Kaliori, Pamotan, Gunem,

Bulu, Sale, Pamotan, Pancur, Sedan, Kragan, Sarang

7 Daerah air tanah langka Sebagian kecil di Kecamatan Sarang

Sumber : Kabupaten Rembang yang diolah, Tahun 2019

Kedalaman air tanah di Kabupaten Rembang sebagian besar berada pada

lebih dari 90 cm. Sedangkan untuk Kecamatan Sluke, Kecamatan Lasem dan

Kecamatan Kragan cukup bervariasi yaitu berada pada 30 – 60 cm dan 60 – 90 cm.

Potensi sumber air tanah di Kabupaten Rembang bila diusahakan dapat bermanfaat

untuk sumber air minum maupun pengairan. Di Kabupaten Rembang, terdapat

banyak sumber-sumber mata air. Beberapa sumber air tanah dan pemanfaatannya

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 37: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 24

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.7 Pemanfaatan Sumber-Sumber Mata Air di Kabupaten Rembang

Tahun 2019

No. Nama Sumber

Mata Air

Lokasi Debit

(lt/det

ik)

Penggunaan Keterangan Desa Kecamatan

1. Brubul Pamotan Pamotan 5 Irigasi Berfungsi

2. Mudal Pamotan Pamotan 80 Air minum

dan irigasi

50 lt/dtk PDAM & 20

lt/dtk irigasi

3. Klongko Bangunrejo Pamotan 8 Irigasi Berfungsi

4. Pragen Pragen Pamotan 12 Irigasi Kering saat kemarau

5. Dowan Dowan Gunem 12 Irigasi Kering saat kemarau

6. Nglondro Suntri Gunem 11 Irigasi Berfungsi

7. Kajar Kajar Gunem 6 Air minum Berfungsi

8. Suruhan Trembes Gunem 8 Irigasi Berfungsi

9. Taban Sidomulyo Gunem 6 Irigasi Kering saat kemarau

10. Pasucen Pasucen Gunem 7 Irigasi Kering saat kemarau

11. Soco SendangMulyo Gunem 7 Air minum Berfungsi

12. Pacing Pacing Sedan 6 Irigasi Berfungsi

13. Kedunglingi Lemah Putih Sedan 10 Air minum Berfungsi

14. Bendo Bendo Sluke 15 Air minum Kering saat kemarau

15. Bulan Sanetan Sluke 7 Irigasi Kering saat kemarau

16. Gebang Labuhan Sluke 25 Irigasi Kering saat kemarau

17. Mrican Bendo Sluke 6 Irigasi Kering saat kemarau

18. Macan Bendo Sluke 6 Irigasi Kering saat kemarau

19. Dur Sumber Bendo Sluke 7 Air minum Kering saat kemarau

20. Semen Gading Sale 557 Air minum &

irigasi

80 lt/dtk PDAM &

477 lt/dtk irigasi

21. Brubulan Tahunan Sale 150 Irigasi Berfungsi

22. Kemloko Kerep Tengger Sale 20 Irigasi Berfungsi

23. Watu Lawang Woro Kragan 5 Irigasi Kering saat kemarau

24. Rambut

Bntung

Tawangrejo Sarang 5 Irigasi Berfungsi

25. Kajar Kajar Salem 9 Irigasi Berfungsi

26. Kajar Pasedan Bulu 30 Air minum Berfungsi

27. Dong Bulu Pasedan Bulu 10 Air minum Berfungsi

28. Kalisodo Pasedan Bulu 9 Irigasi Kering saat kemarau

29. Gondang Pasedan Bulu 15 Irigasi Kering saat kemarau

30. Taban Bulu Bulu 8 Irigasi Kering saat kemarau

31. Gayam Bulu Bulu 10 Irigasi Kering saat kemarau

32. Mudal Bulu Bulu 20 Irigasi Kering saat kemarau

33. Ngluncan Bulu Bulu 5 Irigasi Kering saat kemarau

34. Kebon Mantingan Bulu 10 Air minum Berfungsi

35. Dawe Mantingan Bulu 6 Irigasi Kering saat kemarau

36. Dokoh Mantingan Bulu 5 Irigasi Kering saat kemarau

37. Milikerep Kadiwono Bulu 10 Irigasi Kering saat kemarau

38. Tlogo Karangasem Bulu 15 Irigasi Berfungsi

Page 38: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 25

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No. Nama Sumber

Mata Air

Lokasi Debit

(lt/det

ik)

Penggunaan Keterangan Desa Kecamatan

39. Gupit Cabean Bulu 10 Irigasi Kering saat kemarau

40. Senok Mlatirejo Bulu 12 Irigasi Kering saat kemarau

41. Candra Pinggan Bulu 8 Irigasi Kering saat kemarau

42. Cadang Pinggan Bulu 10 Irigasi Kering saat kemarau

43. Pinggan Pinggan Bulu 10 Irigasi Kering saat kemarau

44. Belik Kembar Sidowayah Pancur 5 Air minum Berfungsi

45. Ngroto Ngroto Pancur 7 Air minum Berfungsi

46. Druju Joho Gunung Pancur 15 Irigasi Berfungsi

47. Soco Kalitengah Pancur 10 Irigasi Kering saat kemarau

48. Kedung Ruah Warugunung Pancur 7 Irigasi Kering saat kemarau

49. Sumber Agung Sumberagung Pancur 5 - Belum dimanfaatkan

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Tahun 2019

e. Klimatologi

Jenis iklim di Kabupaten Rembang adalah iklim tropis, dengan suhu terendah

22oC, sedangkan suhu maksimum dapat mencapai 34

oC, sehingga suhu rata-rata di

Kabupaten Rembang 27-34oC. Adapun curah hujan rata–rata 550,57 mm per tahun

dimana curah hujan tertinggi terjadi bulan Februari Tahun 2019 yaitu sebanyak

115,6 mm/bulan dan curah hujan terendah terjadi bulan Agustus 0.19 mm/bulan.

Selengkapnya data curah hujan di Kabupaten Rembang tahun 2019, sebagaimana

peta berikut.

Gambar 2.8

Peta Curah Hujan Kabupaten Rembang

Sumber: RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031

Pola sebaran intensitas curah hujan rata-rata tahunan menunjukkan bahwa

Kecamatan di pedalaman seperti Sumber, Bulu, Gunem, dan Sale relatif menerima

curah hujan lebih tinggi (159-188 mm/hari) daripada Kecamatan di pesisir seperti

Page 39: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 26

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Kaliori, Rembang, Lasem, Sluke, Kragan, dan Sarang (68-169 mm/hari). Jumlah

hari hujan rata-rata tahunan Kabupaten Rembang adalah 61 hari dengan jumlah

tertinggi Kecamatan Bulu (92 hari) sedangkan terendah Kecamatan Kaliori (32 hari).

Pola sebaran jumlah hari hujan tahunan tertinggi dialami ke-empat Kecamatan di

pedalaman (55-92 hari hujan) sedangkan terendah dialami Kecamatan-Kecamatan

di pesisir tersebut (32-76 hari hujan). Dengan curah hujan rendah maka banyak

dibangun embung dan waduk sebagai sumber air bersih, antara lain Embung

Lodan, Embung Banyukuwung, Embung Jatimudo, dan Embung Grawan, serta

Embung Panohan yang belum dioperasikan. Di desa-desa juga banyak dibangun

embung namun terbatas untuk memenuhi kebutuhan air irigasi petani.

Gambar 2.9 Intensitas Curah Hujan Kabupaten Rembang Per Kecamatan

Tahun 2019

Sumber: BPS Kabupaten Rembang (2020)

f. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Rembang di dominasi kawasan budidaya seluas

96,73% dan 3,27% kawasan lindung. Kawasan Lindung di Kabupaten Rembang

meliputi kawasan hutan lindung, kawasan lindung setempat dan kawasan suaka

alam. Peta Tutupan Lahan Kabupaten Rembang dapat dilihat pada Gambar berikut:

Gambar 2.10

Peta Tutupan Lahan Kabupaten Rembang

Sumber: RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031

Page 40: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 27

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Sementara, selengkapnya penggunaan lahan di Kabupaten Rembang dapat dilihat

pada gambar berikut ini.

Gambar 2.11 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Rembang

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Pengembangan wilayah Kabupaten Rembang dilakukan dengan

mempertimbangkan potensi dan karakteristik masing-masing Kecamatan.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi diutamakan dapat memberdayakan masyarakat

lokal, berbasis potensi lokal serta difokuskan pada industri serta usaha yang

berbasis desa. Selain itu peningkatan minat dan iklim investasi di Kabupaten

Rembang juga diperlukan untuk menambah kesempatan kerja bagi masyarakat.

Tujuan penataan ruang Kabupaten Rembang pada Tahun 2011-2031 ditujukan

untuk mewujudkan kawasan pantai unggulan yang didukung pengembangan sektor

kelautan dan perikanan, pertanian, pertambangan dan industri dalam keterpaduan

pembangunan wilayah utara dan selatan serta antar sektor yang berwawasan

lingkungan. Perumusan tujuan tersebut tidak lepas dari karakteristik wilayah

Kabupaten Rembang yang mempunyai panjang pantai sekitar 63 km. Di samping itu

Kabupaten Rembang yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur juga

merupakan pintu gerbang yang diharapkan dapat menjadi pusat perekonomian

Jawa Tengah bagian timur.

Untuk mewujudkan visi RPJPD maupun RPJMD Kabupaten Rembang tidak

lepas dari alokasi rencana pola ruang dalam RTRW. Rencana pola ruang dijabarkan

dalamkawasan lindung dan kawasan budidaya. Rencana pola ruang itu merupakan

alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan

pelestarian lingkungan dalam wilayah kota, mengatur keseimbangan dan keserasian

peruntukan ruang, sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka

Page 41: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 28

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun dan sebagai dasar pemberian

izin pemanfaatan ruang pada wilayah kota.

a. Struktur Ruang Wilayah

Perwujudan struktur ruang wilayah meliputi pusat-pusat pelayanan serta

jaringan pendukung wilayah. Kabupaten Rembang pada konstelasi wilayah Propinsi

Jawa Tengah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). PKL merupakan

kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala Kabupaten atau

beberapa Kecamatan. PKL di Kabupaten Rembang ditetapkan di kawasan perkotaan

Rembang. Selain PKL, Kabupaten Rembang juga mempunyai tiga Pusat Kegiatan

Lokal Promosi (PKLp) yaitu kawasan perkotaan yang kedepan diharapkan dapat

melayani kegiatan setara dengan Pusat Kegiatan Lokal. Tiga kawasan perkotaan

yang ditetapkan menjadi PKLp adalah kawasan perkotaan Lasem, Kawasan

perkotaan Kragan dan Kawasan perkotaan Pamotan. Keberadaan PKLp tersebut

diharapkan juga dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah di Kabupaten

Rembang sehingga pemerataan pembangunan dapat diwujudkan.

Untuk menjamin keterhubungan antara sistem pelayanan kawasan tersebut

direncanakan sistem prasarana. Sistem prasarana terbagi menjadi sistem jaringan

parsarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya. Sistem jaringan prasarana

utama di Kabupaten Rembang meliputi prasarana transportasi darat dan prasarana

transportasi laut. Sementara itu sistem jaringan prasarana lainnya terbagi menjadi

jaringan energi/ kelistrikan, jaringan telekomunikasi, jaringan sumber daya air dan

jaringan prasarana lingkungan.

b. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya di Kabupaten Rembang berdasarkan ketentuan pasal 21

Perda Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031 terbagi menjadi kawasan peruntukan hutan

produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian,

kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan

peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan

permukiman, kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dan kawasan peruntukan

budidaya lainnya. Kawasan Budidaya mempunyai fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya

manusia, dan sumber daya buatan yang digunakan atau diambil manfaatnya untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Pemanfaatannya harus memperhatikan daya

dukung dan daya tampung lingkungan serta mengedepankan prinsip pembangunan

berkelanjutan.

Page 42: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 29

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

1) Kawasan peruntukan hutan produksi

Kawasan hutan produksi terdiri dari hutan produksi terbatas seluas kurang

lebih 1.801 Ha dan hutan produksi tetap seluas kurang lebih 19.656 Ha.

Kawasan hutan produksi terbatas berlokasi di Kecamatan Gunem dan

Kecamatan Sale. Sementara itu kawasan hutan produksi tetap berlokasi di

Kecamatan Kaliori, Kecamatan Rembang, Kecamatan Lasem, Kecamatan

Sumber, Kecamatan Sulang, Kecamatan Bulu, Kecamatan Sedan,

Kecamatan Pamotan dan Kecamatan Sarang. Pengelolaan kawasan hutan

produksi ini terbagi dalam dua KPH yaitu KPH Mantingan dan KPH

Kebonharjo.

2) Kawasan peruntukan hutan rakyat

Kawasan peruntukan hutan rakyat diarahkan untuk menunjang fungsi

lindung, sosial dan ekonomi. Di Kabupaten Rembang terdapat kawasan

hutan rakyat seluas kurang lebih 8.837 Ha yang berlokasi di Kecamatan

Sumber, Kecamatan Sulang, Kecamatan Bulu, Kecamatan Gunem,

Kecamatan Sale, Kecamatan Sedan, Kecamatan Sarang, Kecamatan Kragan,

Kecamatan Lasem, Kecamatan Pancur, Kecamatan Sluke dan Kecamatan

Pamotan.

3) Kawasan peruntukan pertanian

Kawasan pertanian terbagi menjadi dua yaitu lahan basah seluas kurang

lebih 29.702 Ha dan lahan kering seluas kurang lebih 39.814 Ha yang

tersebar di semua Kecamatan di Kabupaten Rembang. Untuk menjamin

kedaulatan pangan maka seluas kurang lebih 37.339 Ha ditetapkan menjadi

LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan). Untuk meningkatkan

kemandirian sektor pertanian ditetapkan kawasan strategis Kabupaten dari

sudut kepentingan ekonomi yaitu kawasan agropolitan.

4) Kawasan peruntukan perikanan

Kondisi Rembang yang berada di pesisir pantai menyebabkan sektor

perikanan dan kelautan begitu berkembang pesat. Kawasan peruntukan

perikanan sendiri terbagi menjadi kawasan peruntukan perikanan tangkap,

kawasan peruntukan perikanan budidaya, kawasan pengolahan dan

pemasaran hasil perikanan dan sarana dan prasarana perikanan. Kawasan

peruntukan perikanan tangkap berada di Perairan Kecamatan Kaliori,

Perairan Kecamatan Rembang, Perairan Kecamatan Lasem, Perairan

Kecamatan Sluke, Perairan Kecamatan Kragan dan Perairan Kecamatan

Sarang. Sejak tahun 2014 kewenangan kawasan perikanan tangkap tersebut

ada pada Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Kawasan peruntukan perikanan

budidaya meliputi budidaya air tawar, budidaya air payau dan budidaya air

Page 43: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 30

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

laut. Kawasan perikanan budidaya air tawar seluas kurang lebih 538 Ha

berada di Kecamatan Pamotan, Kecamatan Sale, Kecamatan Rembang,

Kecamatan Bulu, Kecamatan Kragan dan Kecamatan Sulang. Untuk

menjamin pemasaran dan pengolahan ikan dibangun 13 buah tempat

pelelangan ikan yang tersebar di 6 Kecamatan pesisir selain itu dibangun

juga unit pembenihan rakyat dan balai benih ikan di Kecamatan Pamotan.

5) Kawasan peruntukan pertambangan

Kawasan peruntukan pertambangan terbagi menjadi kawasan peruntukan

pertambangan minerba dan kawasan peruntukan wilayah kerja

pertambangan minyak dan gas bumi. Kawasan peruntukan pertambangan

mineral dan batubara seluas 27.628 Ha dengan potensi tambang berupa

pasir kuarsa, pospat, ball clay, dolomite, gypsum, kalsit, batu gamping,

tras, tanah liat, andesit, batubara dan lignit yang tersebar di semua

Kecamatan di Kabupaten Rembang. Sementara itu kawasan peruntukan

wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi juga tersebar di semua

Kecamatan di Kabupaten Rembang.

6) Kawasan peruntukan industri

Kawasan peruntukan industri terbagi menjadi peruntukan industri besar,

peruntukan industri menengah dan peruntukan industri kecil dan mikro.

Peruntukan industri besar seluas kurang lebih 869 Ha berada di Desa

Pasarbanggi Kecamatan Rembang, di Desa Leran dan Trahan Kecamatan

Sluke, Desa Sendangmulyo Kecamatan Sluke dan Kecamatan Gunem.

Peruntukan industri menengah berada di sepanjang koridor Jalan Pantura

Kabupaten Rembang seluas kurang lebih 8.864 Ha, industri pengolahan

perikanan kelautan di wilayah pesisir Kabupaten,kawasan peruntukan

agroindustri, kawasan peruntukan industri pertambangan. Sementara itu

industri kecil dan mikro tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten

Rembang dengan potensi industri mebel, industri batik, industri kuningan,

industri bordir, industri gula tumbu, industri genteng dan batu bata,

industri garam, olahan perikanan, peternakan, industri mangga, industri

galangan kapal dan industri kecil kawis.

7) Kawasan peruntukan pariwisata

Kawasan peruntukan pariwisata terbagi menjadi pengembangan wisata

alam, pengembangan wisata budaya dan pengembangan wisata buatan

manusia. Potensi wisata alam ada di Pantai Pasir Putih Tasikharjo, Pulau

Gede dan Pulau Marongan, Pantai Soka, Wisata Alam Kajar, Watu Layar,

Pantai Caruban Gedongmulyo, Wanawisata Mantingan, Embung Lodan,

Embung Banyu Kuwung dan Embung Kaliombo, Gua Pasucen dan Embung

Page 44: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 31

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Panohan, Embung Trenggulunan dan Taman Wisata Alam Sumber Semen.

Potensi wisata budaya meliputi bangunan pusaka tersebar di Kecamatan

Lasem, Kecamatan Rembang, Kecamatan Sluke, Kecamatan Bulu dan

Kecamatan Kragan. Potensi wisata buatan ada di Kecamatan Rembang,

Kecamatan Lasem, Kecamatan Sarang dan Kecamatan Sulang.

8) Kawasan peruntukan permukiman

Kawasan peruntukan permukiman terbagi menjadi permukiman perdesaan

danpermukiman perkotaan.Kawasan peruntukan permukiman perdesaan

seluas kurang lebih 6.090 Ha berada di kawasan perdesaan. Sedangkan

kawasan peruntukan permukiman perkotaan seluas kurang lebih 3.214 Ha

berada di perkotaan Kabupaten dan perkotaan Kecamatan di Kabupaten

Rembang.

9) Kawasan peruntukan budidaya lainnya

Kawasan peruntukan budidaya lainnya berupa kawasan pertahanan dan

keamanan dan kawasan bumi perkemahan. Kawasan pertahanan dan

keamanan meliputi Komando Distrik Militer di Kecamatan Rembang, Polisi

Resort di Kecamatan Rembang, Pos Angkatan Laut Rembang, Koramil dan

Polsek yang tersebar di semua Kecamatan di Kabupaten Rembang. Kawasan

bumi perkemahan seluas kurang lebih 20 Ha adalah Bumi Perkemahan

Karangsari Park di Kecamatan Sulang.

c. Kawasan Lindung

Kawasan lindung di Kabupaten Rembang terbagi dalam kawasan hutan

lindung, kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya, kawasan

perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya,

kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi dan kawasan lindung lainnya.

Pengembangan kawasan lindung tersebut diarahkan untuk mempertahankan

kawasan hutan lindung, mempertahankan fungsi kawasan lindung non hutan,

merehabilitasi kawasan lindung berupa penanaman mangrove di kawasan pesisir

dan mengembangkan ekowisata.

1) Kawasan hutan lindung

Kawasan hutan seluas kurang lebih 2.451 Ha berada di Kecamatan Sedan,

Kecamatan Kragan, Kecamatan Lasem, Kecamatan Pancur dan Kecamatan

Sluke.

2) Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya berupa

kawasan resapan air.Kawasan resapan air seluas kurang lebih 11.314 Ha

berada di Kecamatan Lasem, Kecamatan Bulu, Kecamatan Gunem,

Page 45: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 32

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Kecamatan Sale, Kecamatan Sluke, Kecamatan Kragan, Kecamatan Sedan

dan Kecamatan Pancur.

3) Kawasan perlindungan setempat

Kawasan perlindungan setempat berupa kawasan sempadan pantai,

kawasan sempadan sungai dan saluran irigasi, kawasan sekitar

waduk/embung/bendung, kawasan sekitar mata air, kawasan sekitar

sempadan jalan dan kawasan RTH. Kawasan sempadan pantai seluas +/-

649 Ha berada di Kecamatan pesisir di Kabupaten Rembang. Kawasan

sempadan sungai dan saluran irigasi seluas +/- 9.888 Ha terletak di setiap

Kecamatan yang dilewati sungai. Kawasan sekitar waduk/embung/bendung

berada di Kecamatan Sumber, Sulang, Gunem, Rembang, Kragan, Sarang,

Sluke, Pancur, Bulu dan Pamotan. Kawasan sekitar mata air dan kawasan

sempadan jalan tersebar di semua Kecamatan di Kabupaten Rembang.

Kawasan RTH direncanakan seluas +/- 2.720 Ha (32% dari luas perkotaan).

Kawasan RTH berupa RTH publik dan RTH Privat. RTH Publik berupa hutan

kota, taman kota, jalur hijau jalan dan sungai, tempat pemakaman umum.

RTH privat berupa kebun atau pekarangan rumah tinggal, halaman

perkantoran, pertokoan, tempat usaha dan taman atap bangunan.

4) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya seluas kurang

lebih 392 Ha berupa cagar alam Gunung Butak Kecamatan Gunem dan

Kecamatan Sale seluas kurang lebih 45 Ha, taman wisata alam, kawasan

cagar budaya dan ilmu pengetahuan, kawasan suaka alam laut dan perairan

lainnya dan kawasan hutan bakau. Taman wisata alam seluas kurang lebih

17 Ha berupa Taman Wisata Alam Sumber Semen di Kecamatan Sale.

Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan merupakan bangunan puasak

ayang tersebar di Kecamatan Rembang, Kecamatan Lasem, Kecamatan Bulu

dan Kecamatan Kragan. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya

berupa kawasan perairan Pulau Gede dan kawasan perairan Pulau

Marongan. Kawasan hutan bakau berada di Kecamatan Rembang seluas

kurang lebih 166,73 Ha, Kecamatan Kaliori seluas kurang lebih 106,98 Ha

dan Kecamatan Lasem seluas kurang lebih 56,29 Ha.

5) Kawasan lindung geologi

Kawasan lindung geologi berupa kawasan imbuhan air berada di Cekungan

Watuputih, Cekungan Lasem dan Cekungan Pati – Rembang.

6) Kawasan lindung lainnya

Page 46: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 33

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Kawasan lindung lainnya berupa perlindungan plasma-nutfah berupa

terumbu karang yang tersebar dalam 17 gugusan seluas kurang lebih 145

Ha.

Gambar 2.12 Peta Pola Ruang Wilayah Kabupaten Rembang

Sumber: RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031

7) Kawasan Strategis Kabupaten

Untuk mempercepat terwujudnya tujuan pengembangan wilayah ditetapkan

kawasan strategis. Kawasan strategis tersebut ditetapkan berdasarkan

pengaruhnya dalam lingkup wilayah dan mempunyai nilai eksternaliatas

baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan. Penetapan

kawasan strategis tersebut juga harus memperhatikan penetapan kawasan

strategis nasional maupun propinsi. Penetapan kawasan strategis di

Kabupaten Rembang sebagai berikut :

1) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yang

meliputi :

a) Kawasan strategis propinsi berupa Kawasan Koridor Perbatasan Blora -

Tuban - Rembang – Bojonegoro.

b) Kawasan strategis Kabupaten berupa Kawasan Bahari Terpadu,

Kawasan Bonang-Binangun-Sluke Zona I dan Zona II, Kawasan

Pertanian Terpadu, Kawasan Agropolitan, Kawasan Pelabuhan dan

sekitarnya, Kawasan Tumbuh Cepat Koridor Jalur Pantura, Kawasan

Kota Pantai Unggulan, Kawasan Minapolitan, PKLp Lasem, PKLp

Pamotan, dan PKLp Kragan.

Page 47: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 34

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

2) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup yang berupa

kawasan strategis Kabupaten yaitu Kawasan Lindung Gunung Lasem dan

Kawasan Mangrove Pasarbanggi.

3) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya

alam dan/atau teknologi tinggi berupa kawasan strategis propinsi yaitu

Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Rembang.

Kawasan Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Rembang meliputi : kawasan rawan banjir,

kawasan rawan longsor/gerakan tanah, kawasan rawan gelombang tinggi/abrasi

dan kawasan rawan bencana kekeringan.

Kawasan Rawan Bencana Banjir

Lokasi rawan banjir di Kabupaten Rembang tersebar di seluruh Kecamatan yang

terjadi secara periodik ketika musim penghujan.

Gambar 2.13

Peta Daerah Rawan Banjir Kabupaten Rembang

Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah/Tanah Longsor

Lokasi daerah rawan longsor di Kabupaten Rembang tersebar di bagian selatan dan

timur wilayah Kabupaten Rembang. Selengkapnya daerah rawan bencana longsor

sebagaimana peta di bawah ini.

Page 48: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 35

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 2.14 Peta Daerah Rawan Longsor Kabupaten Rembang

Kawasan Rawan Bencana Gelombang Pasang dan Rawan Abrasi

Abrasi menjadi permasalahan utama di kawasan pesisir Rembang di bagian timur

meliputi Kecamatan Sluke, Kecamatan Kragan dan Kecamatan Sarang, yang

mempunyai resiko abrasi dalam kategori sangat tinggi. Selain di wilayah pesisir

timur, abrasi pantai juga terjadi di wilayah barat yaitu Kecamatan Kaliori, terutama

di Desa Matalan, Wates dan Paloh.

Gambar 2.15

Peta Rawan Abrasi Kabupaten Rembang

d. Pengembangan Kawasan Perdesaan

Pengembangan kawasan perdesaan berdasarkan Perda No. 14 Tahun 2011

tentang RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031 diarahkan untuk

menumbuhkan pusat pelayanan sosial dan ekonomi skala lingkungan yang

diwujudkan dalam Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Pusat Pelayanan Lingkungan

Page 49: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 36

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar

desa. Pusat pelayanan lingkungan tersebut meliputi PPL Desa Padaran, Rembang,

PPL Desa Mojorembun, Kaliori, PPL Desa Landoh, Sulang, PPL Desa Sudo, Sulang,

PPL Desa Krikilan, Sumber, PPL Desa Kedungasem, Sumber, PPL Desa Tlogotunggal,

Sumber, PPL Desa Lambangan Wetan, Bulu, PPL Desa Kajar, Lasem, PPL Desa

Tuyuhan, Pancur, PPL Desa Japerejo, Pamotan, PPL Desa Kepohagung, Pamotan,

PPL Desa Sendangmulyo, Sluke, PPL Desa Tahunan, Sale, PPL Desa Tegaldowo,

Gunem, PPL Desa Pandangan Wetan, Kragan, PPL Desa Sendangwaru, Kragan, PPL

Desa Lodan Wetan, Sarang dan PPL Desa Gandrirejo, Sedan.

Dalam upaya pembangunan pedesaan, sebagai salah satu solusi

penanggulangan kemiskinan, Kabupaten Rembang dipandang telah berhasil dalam

memfasilitasi program pengembangan kawasan Pusat Pertumbuhan Terpadu Antar

Desa (PPTAD). Program ini telah berhasil mengembangkan Kawasan Wisata Batik

Lasem yang didukung oleh Pertanian dan Peternakan.

Disamping itu Pemerintah Kabupaten Rembang memiliki 3 pengembangan

kawasan pedesaanyaitu Kawasan Pedesaan Alas Samudro Welo, Kawasan

Simoturun, dan Kawasan Kanung Argosoko. Pengembangan kawasan tersebut

membutuhkan keterpaduan pembangunan antar desa yang dilaksanakan dalam

upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan pembangunan partisipatif

dalam bentuk menggali potensi sumberdaya baik manusia maupun alam sehingga

muncul suatu gerakan masyarakat di desa untuk membangun dan meningkatkan

kemampuan, kemandirian serta kesejahteraan masyarakat.

Kawasan Alas Samudro Welo merupakan implementasi dari pengembangan

kawasan pesisir, yang terdiri dari Desa Pasarbanggi, Desa Tritunggal dan Desa

Punjulharjo Kecamatan Rembang serta Desa Gedongmulyo, Desa Dasun dan Desa

Tasiksono Kecamatan Lasem, mengembangkan kawasan pariwisata pantai yang

didukung potensi kelautan, perikanan, konservasi mangrove dan potensi lainnya.

Kawasan Simoturun merupakan implementasi dari pengembangan kawasan

wisata spiritual, yang terletak di Kecamatan Bulu. Kawasan ini merupakan

gabungan dari beberapa desa yaitu Desa Lambangan Wetan, Desa Sumber Mulyo,

Desa Karangasem, Desa Pasedan. Desa-desa tersebut telah bersepakat mengelola

secara bersama dengan membentuk Bumdes bersama ―kapalas‖.

Kawasan Kanung Argosoko merupakan implementasi dari pengembangan

kawasan wisata alam pegunungan Kecamatan Lasem dan Kecamatan Pancur.

Diantaranya adalah Desa Gowak, Desa Kajar, Desa Sendangcoyo, Desa

Warugunung, Desa Criwik, Desa Banyuurip dan Desa Joho Gunung. Potensi yang

Page 50: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 37

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

dimiliki kawasantersebut adalah keindahan pemandangan alam di pegunungan

Lasem dan aneka ragam kebun buah.

2.1.3. Aspek Demografi

a. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Kabupaten Rembang pada tahun 2019 berdasarkan

data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rembang, sebanyak

639.964 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki – laki sejumlah 322.295 jiwa dan

penduduk perempuan sejumlah 317.669 jiwa. Jika dibandingkan dengan penduduk

di tahun 2018 (633.429 jiwa), penduduk tahun 2019 sebanyak 639.964 jiwa atau

mengalami pertumbuhan 1,03 %.

Wilayah yang sebaran penduduknya paling banyak adalah di Kecamatan

Rembang, yang diikuti secara berturut turut Kecamatan Kragan, dan Kecamatan

Sarang. Sedangkan sebaran penduduk yang paling kecil di Kecamatan Bulu.

Kecamatan yang mempunyai penduduk perempuan lebih banyak adalah di

Kecamatan Sumber, Kecamatan Kaliori, Kecamatan Rembang, selebihnya jumlah

penduduknya lebih banyak laki laki. Secara rinci, sebaran penduduk di tiap

Kecamatan dan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin beserta rasionya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.8. Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang

Tahun 2019

Kecamatan Jumlah Penduduk (ribu)

Laju Pertumbuhan

Penduduk per Tahun

2010 2016 2017 2018 2019 2018-2019

No. 1 2 3 4 5 6 7

1 Sumber 33 695 34 917 35 014 36338 36559 0,55

2 Bulu 25 731 26 650 26 723 27848 27967 0,54

3 Gunem 22 833 23 948 24 041 23876 24066 0,76

4 Sale 35 902 37 695 37 844 39127 38589 0,78

5 Sarang 60 370 64 407 64 765 60658 61113 1,06

6 Sedan 51 362 54 122 54 359 53556 54588 0,84

7 Pamotan 44 105 45 775 45 908 48788 49381 0,58

8 Sulang 36 914 38 800 38 958 38 737 38709 0,80

9 Kaliori 38 776 40 797 40 969 41726 42032 0,81

10 Rembang 84 381 90 274 90 800 89159 90963 1,10

11 Pancur 27 471 29 098 29 240 30134 30831 0,93

12 Kragan 58 523 62 380 62 721 63880 64758 1,04

13 Sluke 26 721 27 953 28 057 29558 29536 0,72

14 Lasem 47 123 49 320 49 502 50044 50872 0,72

Rembang 593 907 626 136 628 901 633429 639964 0,85

Sumber : Dindukcapil Kab.Rembang, Tahun 2019

Page 51: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 38

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.9 Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk per Kecamatan di Kab. Rembang

Tahun 2019

No Kecamatan

Penduduk

%

Rasio

Jenis

Kelamin (%)

Laki-laki

(orang)

Perempuan

(orang) Jumlah

1. Sumber 18.210 18.394 36.559 5,71 99,24

2. Bulu 14.128 13.839 27.967 4,37 102,09

3. Gunem 12.173 11.893 24.066 3,76 102,35

4. Sale 19.410 19.179 38.589 6,03 101,20

5. Sarang 31.180 29.933 61.113 9,55 104,17

6. Sedan 27.846 26.743 54.588 8,53 104,13

7. Pamotan 25.096 24.285 49.381 7,72 103,34

8. Sulang 19.395 19.314 38.709 6,05 100,42

9. Kaliori 20.932 21.100 42.032 6,57 99,20

10. Rembang 45.200 45.763 90.963 14,21 98,77

11. Pancur 15.615 15.216 30.831 4,82 102,62

12. Kragan 32.669 32.089 64.758 10,12 101,81

13. Sluke 14.796 14.470 29.536 4,62 100,38

14. Lasem 25.645 25.227 50.872 7,95 101,66

Tahun 2019 322.295 317.669 639.964 100 101,46

Tahun 2018 320.514 315.483 635.997 - 101,59

Tahun 2017 317.384 311.195 628.579 - 101,99

Tahun 2016 315.674 308.494 624.168 - 102,33

Tahun 2015 309.564 311.570 621.134 - 99,36

Sumber : Dindukcapil Kab.Rembang, Semester II Tahun 2019

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten

Rembang tahun 2019 sebanyak 639.946 jiwa terdiri atas 322.295 jiwa (50,36%)

penduduk laki-laki dan 317.669 jiwa (49,64%) penduduk perempuan. Perbedaan

jumlah penduduk di tiap Kecamatan dipengaruhi lingkungan sosial dan fasilitas

yang tersedia. Adanya perbedaan fasilitas di tiap Kecamatan menyebabkan

persebaran penduduk yang berbeda. Banyaknya fasilitas yang tersedia akan

menarik lebih banyak penduduk karena memiliki peluang usaha yang lebih besar

daripada di area pedesaan. Sementara itu, besarnya sex rasio tahun 2019 adalah

101,46%, artinya setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 101 jiwa penduduk

laki-laki.

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur Kabupaten Rembang pada

kelompok umur produktif (usia 15 – 64 tahun) sejumlah 454.610 jiwa (71, 04 %) dan

penduduk tidak produktif (0 – 14 dan 65 tahun ke atas) sejumlah 185.354 jiwa

(28,96%). Dengan membandingkan antara jumlah penduduk tidak produktif dengan

penduduk yang produktif dikalikan dengan 100, maka akan dapat diketahui Rasio

Beban Ketergantungan (dependency rasio). Rasio beban ketergantungan Kabupaten

Page 52: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 39

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Rembang di tahun 2019 adalah 40,77%. Jumlah penduduk Kabupaten Rembang

menurut kelompok umur di tahun 2019, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Rembang

Tahun 2019 No. Kelompok Umur Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 0-4 43.753 6,8

2 5-9 46.047 7,2

3 10.14 44.763 7,0

4 15-19 44.087 6,9

5 20-24 48.005 7,5

6 25-29 49.306 7,7

7 30-34 49.748 7,8

8 35-39 51.862 8,1

9 40-44 51.365 8,0

10 45-49 45.494 7,1

11 50-54 44.833 7,0

12 55-59 38.826 6,1

13 60-64 31.084 4,9

14 65-69 22.362 3,5

15 70-74 11.981 1,9

16 >75 16.448 2,6

Jumlah 639.964 100

Grafik 2.1

Piramida Penduduk Kabupaten Rembang Tahun 2019

Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2020

Adanya bonus demografi ini dapat memberikan manfaat bagi daerah, karena dengan

lebih banyaknya jumlah penduduk usia produktif dibandingkan dengan usia non-

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75+

Laki Laki Perempuan

Page 53: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 40

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

produktif berarti lebih banyak tenaga kerja yang tersedia, dan jika terserap

maksimal di dunia kerja, akan meningkatkan pendapatan suatu daerah. Akan tetapi

hal ini dapat terpenuhi dengan salah satu syarat, yaitu masyarakat yang

berkualitas. Apabila kualitas masyarakat rendah, maka hal ini malah bisa membalik

keadaan dan menghambat proses pembangunan daerah.

Sementara itu, pada piramida penduduk dapat dilihat bahwa populasi lanjut

usia semakin meningkat, sehingga perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan

kualitas hidup lansia. Pemerintah harus merumuskan pelayanan kesehatan usia

lanjut untuk meningkatkan mutu kehidupan demi mencapai masa tua yang bahagia

dan berdayaguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai

keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan kelompok

usia lanjut pemerintah mencanangkan pelayanan dalam wujud posyandu lansia.

c. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Kabupaten Rembang tahun 2019 mencapai 629.33

jiwa/km2. Kepadatan Penduduk di 14 Kecamatan cukup bervariasi dengan

kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Rembang dengan kepadatan

1.575,45 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Bulu yaitu 263,03 jiwa/km2.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.11 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang

Tahun 2019

No Kecamatan Luas Wilayah

(km2)

Jumlah Penduduk

(Ribu Jiwa)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km2)

1. Sumber 78,2 35,30 460,03

2. Bulu 101,1 26,93 263,03

3. Gunem 84,74 24,35 303,58

4. Sale 109,02 38,34 357,82

5. Sarang 93,83 66,02 722,87

6. Sedan 86,35 55,15 692,49

7. Pamotan 80,6 46,31 567,78

8. Sulang 84,81 39,49 467,06

9. Kaliori 61,17 41,54 675,46

10. Rembang 61,55 92,65 1 575,45

11. Pancur 43,01 29,72 647,46

12. Kragan 67,18 63,91 1 036,52

13. Sluke 38,02 28,39 755,15

14. Lasem 46,12 50,09 1 112,14

JUMLAH 2019 1 035,70 638,19 629,33

2018 1 014,08 635,80 627

2017 1 014,08 630,89 620

2016 1 014,08 626.136 617

Page 54: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 41

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Kecamatan Luas Wilayah

(km2)

Jumlah Penduduk

(Ribu Jiwa)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km2)

2015 1 014,08 621.134 613

2014 1 014,08 616.901 608

2013 1 014,08 611.495 603

Sumber: Kabupaten Rembang Dalam Angka, Tahun 2020

d. Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, komposisi penduduk Kabupaten Rembang

dengan persentase terbesar adalah Tamat SD/Sederajad mencakup 34,319%, diikuti

dengan penduduk yang sekolah SLTP/Sederajad mencakup 18,808% dan penduduk

yang tidak/belum sekolah mencakup 18,301%. Sedangkan penduduk yang

menamatkan pendidikan jenjang SLTA/Sederajad sebanyak 12,721% dan jumlah

penduduk yang memiliki strata pendidikan Akademi hingga Strata 1 ke atas, tidak

lebih dari 3% dari total penduduk Kabupaten Rembang sehingga kualitas sumber

daya manusia Kabupaten Rembang jika dilihat dari tingkat pendidikan masih

cenderung rendah. Adapun komposisi penduduk Kabupaten Rembang berdasar

tingkat pendididkan dirinci dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tahun 2019 No. Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak/ Belum Sekolah 117.120 18,301

2 Belum Tamat SD/ Sederajat 76.326 11,927

3 Tamat SD/ Sederajat 219.627 34,319

4 SLTP/ Sederajat 120.365 18,808

5 SLTA/ Sederajat 81.410 12,721

6 D-I/D-II 1.923 0,300

7 Akademi/ D-III/ Sarjana Muda 4.574 0,715

8 D-IV/ Strata I 17.880 2,794

9 Strata II 711 0,111

10 Strata III 28 0,004

Jumlah 639.964 100

Sumber: Disdukcapil 2019 Kab. Rembang Semester II Tahun 2019

e. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Berdasarkan mata pencaharian, penduduk Kabupaten Rembang sebagian

besar bekerja sebagai mengurus rumah tangga (19.2%), petani/pekebun (17.5%),

wiraswasta (14.25%). Sementara itu, penduduk yang belum atau tidak bekerja

19.16% dan pelajar/mahasiswa 14.83%. Mata pencaharian bersifat profesi cukup

banyak dan beragam, sebagaimana tabel berikut.

Page 55: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 42

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Kabupaten Rembang Tahun 2019 No. Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Belum/ Tidak Bekerja 112.628 19,16

2 Mengurus Rumah Tangga 122.872 19,20

3 Pelajar/ Mahasiswa 94.888 14,83

4 Pensiunan 3.755 0,59

5 PNS/ TNI/ POLRI 8.520 1,33

6 Perdagangan 1.578 0,25

7 Petani/Pekebun/Peternak 112.000 17,50

8 Nelayan/Perikanan 18.814 2,94

9 Industri 210 0,03

10 Konstruksi 241 0,04

11 Transportasi 769 0,12

12 Karyawan Swasta 27.525 4,30

13 Karyawan BUMN 648 0,10

14 Karyawan BUMD 231 0,04

15 Karyawan Honorer 843 0,13

16 Buruh 10.355 1,62

17 Tukang 2.987 0,47

18 Dosen 115 0,02

19 Guru 4.606 0,71

20 Konsultan 13 0,00

21 Dokter 98 0,02

22 Bidan 363 0,06

23 Perawat 369 0,06

24 Apoteker 22 0,01

25 Pelaut 150 0,02

26 Sopir 3.945 0,62

27 Pedagang 4.819 0,75

28 Perangkat Desa 1.910 0,30

29 Wiraswasta 93.057 14,25

30 Lainnya 1.622 0.25

Jumlah 639.964 100

Sumber: Disdukcapil 2019 Kab. Rembang Semester II Tahun 2019

Page 56: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 43

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

5,32 5,43 5,15

5,5 5,28

6,98

5,89

5,2

5,34 5,14

5,42 5,47 5,28 5,13 5,31 5,41

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Pertumbuhan Ekonomi Rembang Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pengukuran pertumbuhan ekonomi suatau wilayah dilakukan dengan

melihat data Produk Domestik Bruto Atas Harga Dasar Konstan dari tahun

sebelumnya dan tahun berikutnya. Hingga periode 2019, pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Rembang berfluktuasi (Gambar.2.5). Pencapaian pertumbuhan ekonomi

tertinggi terjadi di tahun 2017 yaitu 6.98% dan selanjutnya mengalami penurunan

secara berturut turut menjadi 5.2% di tahun 2019.

Gambar 2.16. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Rembang dan Jawa Tengah

Tahun 2012-2019

Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2019

Dalam kurun waktu 2015-2019, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang

cenderung lebih tinggi di bandingkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah,

meskipun di tahun 2019 pertumbuhan ekonominya kembali turun dibawah Jawa

Tengah. Dari sudut pandang kewilayahan, perekonomian Kabupaten Rembang,

apabila dinilai secara nominal terbilang relatif kecil dibandingkan dengan

Kabupaten/kota se Jawa Tengah. Pada tahun 2019, perekonomian Kabupaten

Rembang mampu menyumbang 1,4% dari total produksi barang dan jasa (PDRB)

yang dihasilkan oleh Provinsi Jawa Tengah, atau setara dengan Rp 18,9 trilyun. Hal

ini menjadikan pertumbuhan ekonomi Rembang pada tahun yang sama lebih cepat

dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi Kudus, dan

Blora.

Page 57: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 44

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Postur perekonomian Rembang pada tahun 2019 masih mirip dengan tahun

sebelumnya. Sumbangan utama berasal dari tiga lapangan usaha yang memberikan

sumbangan terbesar terhadap produksi barang dan jasa, yaitu lapangan usaha

pertanian, industri pengolahan dan perdagangan. jika dilihat dari perkembangan

data beberapa tahun ke belakang, PDRB Kabupaten Rembang telah naik lebih dari 2

kali lipat dari tahun 2010. Peningkatan nilai tersebut tidak terlepas dari kontribusi

perubahan jumlah volume produksi sekaligus perkembangan harga pada periode

waktu yang sama. Perkembangan tersebut juga perlahan turut merubah postur

perekonomian Kabupaten Rembang, yang tercermin dari dinamika distribusi setiap

komponen di dalamnya (konsumsi akhir rumah tangga dan lembaga nirlaba, belanja

pemerintah, investasi, perubahan inventori, serta ekspor-impor).

Perkembangan perekonomian Kabupaten Rembang juga dapat diamati dari

pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK). Komponen-komponen

pengeluaran pada PDRB ADHK menggambarkan perubahan ekonomi secara riil,

terutama berkaitan dengan perubahan volume konsumsi akhir. Selama selang

tahun 2015 -2019, PDRB Kabupaten Rembang atas dasar harga konstan terus

bertumbuh dari Rp 10,85 trilyun menjadi Rp 13,61 trilyun, atau mengalami

penambahan rata-rata Rp 690 milyar pertahun.

Gambar 2.17 Perbandingan PDRB Kabupaten Rembang Atas Dasar Harga Berlaku dan

Konstan Menurut Pengeluaran, Tahun 2015-2019(Trilyun Rupiah)

Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2020

2015; 13,9 2016; 14,87

2017; 16,32

2018; 17,69 2019; 18,93

2015; 10,85 2016; 11,42 2017; 12,22 2018; 12,94 2019; 13,61

2015 2016 2017 2018 2019ADHB ADHK

Page 58: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 45

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Dari Gambar 2.17 di atas, tampak bahwa baik nilai PDRB atas dasar harga berlaku

(ADHB) maupun ADHK secara konsisten menunjukkan kecenderungan meningkat.

Peningkatan PDRB ADHK disebabkan karena penambahan volume produksi,

sementara peningkatan PDRB ADHB, selain karena volume produksi, juga

dipengaruhi oleh faktor harga pasar setiap tahun.

Besaran PDRB pengeluaran merupakan agregat dari semua komponen pengeluaran

yang terdiri dari pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga (PKRT), konsumsi akhir

LNPRT (PK-LNPRT), konsumsi akhir pemerintah (PK-P), pembentukan modal tetap

bruto (PMTB), dan net ekspor (ekspor dikurangi impor). Porsi masing-masing pada

tahun 2019 dan dinamika perkembangan setiap tahunnya adalah sebagai berikut.

Tabel 2.14 Distribusi PDRB Kabupaten Rembang Pengeluaran Atas Dasar Harga

Berlaku,Tahun 2015-2019 (Persen) Komponen Pengeluaran 2015 2016 2017* 2018** 2019***

1. Konsumsi Rumah Tangga 70,02 70,11 70,16 70,61 71,76

2. Konsumsi LNPRT 1,47 1,49 1,46 1,49 1,57

3. Konsumsi Pemerintah 9,52 8,63 9,41 9,10 8,77

4. PMBT 21,47 21,67 22,30 23,13 23,57

Total PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2020

Tabel 2.15 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Rembang Pengeluaran Atas Dasar Harga

Konstan (2010), Tahun 2015-2019 (Persen)

Komponen Pengeluaran 2015 2016 2017* 2018** 2019***

1. Konsumsi Rumah Tangga 5,94 5,05 6,48 6,27 5,99

2. Konsumsi LNPRT (1,58) 5,42 4,62 7,70 10,25

3. Konsumsi Pemerintah 2,14 3,16 3,58 3,09 2,44

4. PMBT 5,92 6,26 8,84 8,28 5,19

Total PDRB 5,50 5,28 6,98 5,89 5,20

Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2020

Nilai PDRB berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan tahun 2017-

2019 mengalami peningkatan. Nilai sektor PDRB terbesar dipegang oleh pertanian,

kehutanan, dan perikanan, sektor industri pengolahan; sektor perdagangan, dan

sektor konstruksi. Secara rinci hal tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.16 Perkembangan PDRB Kabupaten Rembang Tahun 2017-2019

Lapangan Usaha ADHB (Miliyar rupiah) ADHK (Miliyar Rupiah)

2017 2018 2019 2017 2018 2019

A Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 4 589,19 4 807,49 4 737,06 3 359,99 3 420,62 3 301,21

B Pertambangan dan Penggalian 653,01 709,09 797,94 415,16 442,57 491,37

C Industri Pengolahan 3 561,49 3 958,54 4 374,26 2 674,36 2 892,13 3 151,23

Page 59: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 46

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Lapangan Usaha ADHB (Miliyar rupiah) ADHK (Miliyar Rupiah)

2017 2018 2019 2017 2018 2019

D Pengadaan listrik dan gas 11,94 13,13 14,00 10,79 11,60 12,35

E Pengadaan air, pengelolaan

limbadan dan sampah 6,68 6,95 7,37 6,02 6,16 6,43

F Konstruksi 1 225,82 1 346,85 1 503,00 953,60 1 019,20 1 106,70

G Perdagangan besar, ecer,

reparasi mobil motor 2 089,49 2 290,63 2 531,90 1 640,95 1 768,56 1 911,12

H Transportasi dan pergudangan 568,69 616,61 680,93 495,34 532,27 577,83

I Penyediaan akomodasi dan

makan 491,02 532,03 593,16 400,21 428,68 470,61

J Informasi dan Komunikasi 177,94 199,89 227,85 185,86 208,87 235,63

K Jasa Keuangan dan asuransi 694,27 749,59 785,01 474,32 492,21 507,48

L Real Estate 143,67 154,27 165,07 124,60 131,28 138,61

M,N Jasa Perusahaan 45,14 49,45 56,10 36,58 39,14 43,29

O Adm. Pemerintah, pertahanan,

dan social 593,60 624,61 652,71 431,05 444,97 458,80

P Jasa Pendidikan 948,03 1 051,06 1 164,78 604,78 656,45 712,01

Q Jasa kesehatan 207,60 228,63 253,82 153,84 167,52 182,55

R,S,T,U Jasa Lainnya 317,16 351,59 389,38 252,73 277,67 305,33

PDRB 16 324,72 17 690,40 18 934,34 12 220,17 12 939,88 13 612,55

Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2019

2.2.2 Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai peran atau

sumbangan sektor-sektor dalam perekonomian terhadap produk domestik regional

bruto (PDRB) sutu daerah. Gambaran PDRB tahun 2015-2019 dapat dilihat pada

data-data di bawah ini:

Tabel 2.17 PDRB per kapita Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018** 2019***

PDRB

ADHB Miliyar (Rp) 13.897.816 14.871.689 16.324.716 17.690.401 18.934.343

PDRB

ADHK Miliyar (Rp) 10.850.269 11.423.008 12.220.172 12.939.882 13.612.548

PDRB/

Kapita Juta NA 23,8 26,0 27,9 29,7

Sumber: BPS 2019, data diolah

Tabel 2.18 Perbandingan Indikator PDRB Perkapita Wilayah Eks-Karesidenan Pati

Tahun 2019

Kabupaten

PDRB ADHB

(ribu rupiah)

Jumlah

Penduduk

PDRB

Perkapita

(Juta rupiah/

penduduk)

Pertumbuhan

PDRB

Perkapita (%)

Pertumbuhan

Ekonomi (%)

Blora 25.797.446 865.013 30,03 5,09 4,05

Rembang 18.934.344 638.188 29,67 6,26 5,20

Pati 43.063.877 1.259.590 34,19 7,37 5,86

Page 60: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 47

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Kabupaten

PDRB ADHB

(ribu rupiah)

Jumlah

Penduduk

PDRB

Perkapita

(Juta rupiah/

penduduk)

Pertumbuhan

PDRB

Perkapita (%)

Pertumbuhan

Ekonomi (%)

Kudus 11.514.047 871.311 126,84 5,00 3,10

Jepara 30.230.591 1.257.912 24,03 6,50 6,02

Sumber: BPS 2019, data diolah

Pada tinjauan makro sektoral perekonomian suatu daerah dapat berstruktur

agraris industri atau jasa. Hal ini tergantung pada sektor apa yang dapat menjadi

tulang punggung perekonomian daerah yang bersangkutan. Untuk mengetahui

makro sektroral yang mendukung di Kabupaten rembang, dapat dilihat dalam

bentuk PDRB ADHK dan ADHB berikut:

Page 61: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 48

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.19 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Rembang Tahun 2016 – 2019

No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019

(Rp) / Juta % (Rp) / Juta % (Rp) / Juta % (Rp) / Miliar %

A. Pertanian Kehutanan, &

Perikanan 1 302 605,42 28,89 2 497 739,21 27,71 4 753 614,43 27,00 4 737,06 25,02

B. Pertambangan & Penggalian 266 795,90 3,14 654 527,46 4,03 743 538,94 4,22 797,94 4,21

C. Industri Pengolahan 3 219 174,66 21,70 3 523 070,45 21,71 3 859 590,89 21,92 4 374,26 23,10

D. Pengadaan Listrik & Gas 10 351,25 0,07 11 938,13 0,07 13 120,01 0,07 14,00 0,07

E. Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah, & Daur Ulang 6 412,17 0,04 6 684,05 0,04 6 952,33 0,04 7,37 0,04

F. Konstruksi 1 115 264,32 7,50 1 225 818,40 7,55 1 346 853,27 7,65 1 503,00 7,94

G. Perdagangan Besar & Eceran,

Reparasi Mobil & Sepeda Motor 1 913 729,12 12,86 2 089 486,19 12,88 2 290 627,81 13,01 2 531,90 13,37

H. Transportasi & Pergudangan 526 759,91 3,54 601 088,05 3,70 650 801,47 3,70 680,93 3,60

I. Penyediaan Akomodasi &

Makan Minum 454 939,89 3,06 491 019,99 3,03 532 027,72 3,02 593,16 3,13

J. Informasi & Komunikasi 154 072,17 1,04 177 937,06 1,10 199 888,84 1,14 227,85 1,20

K. Jasa Keuangan & Asuransi 638 905,25 4,31 694 270,68 4,28 749 586,35 4,26 785,01 4,15

L. Real Estate 133 460,25 0,90 143 670,05 0,89 154 271,75 0,88 165,07 0,87

M,N Jasa Perusahaan 41 042,09 0,28 45 135,73 0,28 49 446,65 0,28 56,10 0,30

O. Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan & Jamsos Wajib 567 661,05 3,82 593 597,74 3,66 624 607,15 3,55

652,71

3,00

P.

Jasa Pendidikan 843 510,01 5,67 948 028,24 5,84 1 051 057,96 5,97

1 164,78

6,00

Q. Jasa Kesehatan & Kegtan Sosial 186 904,57 1,26 207 599,38 1,28 228 625,51 1,30 1,34

Page 62: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 49

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019

(Rp) / Juta % (Rp) / Juta % (Rp) / Juta % (Rp) / Miliar %

253,82

R,S,T,U Jasa Lainnya 288 101,61 1,94 317 158,75 1,95 349 893,59 1,99 389,38 2,06

PDRB ADHB 147 871 689,64 100,00 16 228 769,56

100,00 17 604 514,67

100,00 18 934,34

100,00

Sumber: Kabupaten Rembang Dalam Angka 2019-2020

Tabel 2.20 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Rembang

Tahun 2016 – 2020

No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019

(Rp) /miliar % (Rp) / miliar % (Rp) / miliar % (Rp) / miliar %

A. Pertanian Kehutanan, dan

Perikanan 3.168, 2 27,80 3.291

27,5

0 3 420,62 26.43 3 301,21 24.25

B. Pertambangan dan

Penggalian 343,7 3,01 415, 3 3,40 442,57 3.42 491,37 3.61

C. Industri Pengolahan 2.488, 8 21,74 2.646,6

21,8

8 2 892,13 22.35 3 151,23 23.15

D. Pengadaan Listrik dan Gas 10,07 0,09 10, 8 0,09 11,60 0.09 12,35 0.09

E. Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah, dan Daur

Ulang

5,81 0,05 6,02 0,05 6,16 0.05 6,43 0.05

F. Konstruksi 886, 13 7,76 952, 8 7,80 1 019,20 7.88 1 106,70 8,13

Page 63: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 50

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019

(Rp) /miliar % (Rp) / miliar % (Rp) / miliar % (Rp) / miliar %

G. Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

1.541,93 13,51 1.643,01 13,4

3 1 768,56 13.67 1 911,12 14.04

H. Transportasi dan

Pergudangan 467,18 4,09 495,34 4,05 532,27 4.11 577,83 4.24

I. Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 376,93 3,30 399,91 3,27 428,68 3.31 470,61 3.46

J. Informasi dan Komunikasi 168,12 1,47 182,66 1,52 208,87 1.61 235,63 1.73

K. Jasa Keuangan dan

Asuransi 454,1 3,98 473,22 3,88 492,21 3,80 507,48 3,73

L. Real Estate 118,52 1,04 124,5 1,02 131,28 1.01 138,61 1.02

M,N Jasa Perusahaan 33,72 0,30 36,48 0,30 39,14 0.30 43,29 0.32

O. Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

421,48 3,69 437,55 3,53 444,97 3,44 458,80 3,37

P. Jasa Pendidikan 559,13 4,90 603,08 4,95 656,45 5.07 712,01 5.23

Q. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 141,78 1,24 153,34 1,26 167,52 1.29 182,55 1.34

R,S,T,

U

Jasa Lainnya 232,50 2,07 251,93 2,15 277,67 2.15 305,33 2.24

PDRB ADHK dan persentase

kontribusi terhadap PDRB 11.418,00 100 12.123,47 100 12 939,88 100 13 612,55 100.00

Sumber: Rembang Dalam Angka Tahun 2019

Page 64: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 51

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.21 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Menurut Pengeluaran Kabupaten Rembang (miliar rupiah)

Tahun 2016-2019

No Jenis Pengeluaran PDRB Kabupaten Rembang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran

2015 2016 2017* 2018** 2019***

1 Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga 9.731.003,28 10.426.703,88 11.452.740,57 12.491.052,22 13.587.783,71

2 Pengeluaran Konsumsi

LNPRT 204.854,77 220.971,12 238.541,84 263.910,76 297.973,79

3 Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah 1.323.420,73 1.432.360,72 1.536.667,59 1.609.790,01 1.661.436,90

4 Pembentukan Modal Tetap

Bruto 2.984.350,28 3.223.010,29 3.640.946,62 4.092.182,31 4.4652.602,52

5 Perubahan Inventori 258.955,6 141.519,16 391.300,03 626.343,87 665.099,59

6 Net Ekspor -604.758,07 -572.875,53 -935.480,11 -1.392.877,50 -1.740.552,60

PDRB

PENGELUARAN 13.897.816,58 14.871.689,64 16.324.716,54 17.690.401,67 18.934.343,91

Sumber: BPS Kabupaten Rembang, Data diolah 2019

* : Angka tetap

** : Angka sementara

** : Angka sangat sementara

Page 65: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 52

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.22 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2010 Menurut Pengeluaran Kab. Rembang

Tahun 2015 – 2019 (Juta Rupiah)

No Jenis Pengeluaran PDRB Kabupaten Rembang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran

2015 2016 2017* 2018** 2019***

1 Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga 7.312.754,27 7.681.837,04 8.692.899,07 9.213.888,80

2 Pengeluaran Konsumsi

LNPRT 148.876,62 156.950,90 164.194,91 176.839,20 194.965,22

3 Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah 939.212,99 968.867,15 1.003.549,45 1.034.542,88 1.059.785,73

4 Pembentukan Modal Tetap

Bruto 2.345.804,58 2.492.673,90 2.713.089,97 2.937.639,09 3.090.150,77

5 Perubahan Inventori 142.979,18 191.260,44 352.415,42 305.762,58 426.482,76

6 Net Ekspor -39.358,44 -68.581,13 -192.738,96 -207.800,53 -372.724,88

PDRB

PENGELUARAN 10.850.269,20 11.423.008,30 12.220.172,17 12.939.882,29 13.612.548,40

Sumber: BPS Kabupaten Rembang, Data diolah 2019

Page 66: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 53

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan pejelasan sebagai berikut:

1. Nilai kontribusi PDRB ADHK Tahun 2010 pada Tahun 2015 adalah Rp.

10.85 Trilyun, kemudian pada Tahun 2016 Rp. 11,4 Trilyun, pada tahun

2017 terus naik menjadi Rp. 12,12 Trilyiun, tahun 2018 menjadi Rp.

12,94 Trilyun dan pada 2019 menjadi Rp. 13,6 Trilyun. Nilai kontribusi

PDRB ADHK tahun 2010 pada tahun 2019 yang tertinggi masih sama

dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu berasal dari lapangan usaha

Pertanian Kehutanan, dan Perikanan 25,02%, tetapi kontribusinya

menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan yang

terendah adalah lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 0,04%. Dapat disimpulkan bahwa makro

sektoral perekonomian Kabupaten Rembang berstruktur agraria, dengan

potensi perkembangan industri, khususnya pengolahan dan tambang, dan

oleh karena itu, sektor ini, bersama dengan sektor pertanian, kehutanan

dan perikanan, perlu mendapat dorongan untuk terus dikembangkan

produktifitasnya dan nilai tambahnya.

2. Nilai PDRB menurut pengeluaran selama tahun 2015 - 2019 tetap

didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga, bahkan lebih dari

separuh nilai PDRB Kabupaten Rembang. Pada tahun 2019 nilai PDRB

Atas dasar Harga Berlaku menurut pengeluaran Kabupaten Rembang

yaitu 71,76% mengindikasikan masyarakat Rembang sebagian besar

sekedar mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Agar didapatkan hasil

yang stabil, maka perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk mengatur pola hidup agar tidak konsumtif, khususnya

untuk kebutuhan makan, minum dan rokok, serta mulai mendorong

mereka melakukan investasi. Komponen lainnya yang cukup besar

memberikan peranan adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

atau investasi 23,57%.

Page 67: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 54

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

2.2.3 Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dimana

barang dan jasa tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat atau

turunnya daya jual mata uang suatu negara. Perubahan harga secara umum

(inflasi/deflasi) untuk barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat di ukur

dengan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Tingkat inflasi di Kabupaten Rembang dalam kurun waktu tahun

2009–2019 masih terkendali cukup baik, meskipun pada tahun 2013 dan

2014 di angka tertinggi yaitu 6,88% dan 7,59%, namun pada kurun waktu 3

tahun berikutnya pada tahun 2015 s.d. 2019 mengalami tingkat inflasi yang

stabil yaitu di kisaran angka 1% s.d. 3%.

Inflasi di Kabupaten Rembang selama tahun 2019 (Januari –

Desember) adalah 2,46 persen atau terjadi kenaikan IHK dari 132,49 pada

Desember 2018 menjadi 135,75 pada Desember 2019. Besarnya tingkat

inflasi di Kabupaten Rembang tergolong ringan (creeping inflation) atau dapat

dikatakan moderate low inflation. Kondisi ini mencerminkan bahwa mata

uang Rupiah di Kabupaten masih berharga.

Penyumbang terbesar inflasi di Kabupaten Rembang selama tahun

2019 adalah bahan makanan yaitu 0,67 persen. Pemicunya bersumber dari

kenaikan harga bumbu-bumbuan. Penyumbang terbesar kedua adalah

kelompok kesehatan yaitu 0,49 persen. Pemicunya bersumber dari kenaikan

harga jasa kesehatan dan obat-obatan, perawatan jasmani dan kosmetika.

Harga barang dan jasa di Kabupaten Rembang pada tahun 2019

mengalami inflasi yang cukup stabil walaupun sempat mengalami

peningkatan, yaitu pada tahun 2016 tercatat mengalami inflasi 1,75 persen,

naik 1,56 poin apabila dibandingkan dengan inflasi tahun 2017 yaitu 3.31

persen, tahun 2018 2,53 persen dan tahun 2019 cukup stabil pada angka

2,46 persen.

Tabel. 2.23 Perkembangan Inflasi Kabupaten Rembang Tahun 2019

Tingkat Inflasi 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

6,88 7,59 2,66 1,75 3,31 2,53 2,46

Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2019

Page 68: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 55

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Perkembangan inflasi y-o-y Kabupaten Rembang dan Kabupaten/kota

terdekat selama tahun 2009 – 2019 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar.2.18 Perkembangan Perbandingan Inflasi Kabupaten Rembang

Sumber: BPS Kabupaten Rembang

Berdasarkan gambar 2.18 menunjukkan sering kali tingkat inflasi di

Kabupaten Rembang dibawah tingkat inflasi Jawa Tengah maupun nasional.

Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat daya beli masyarakat Rembang masih

di bawah Jawa Tengah dan nasional. Satu hal yang baik adalah Kabupaten

Rembang mampu menurunkan inflasi dengan baik, dan stabilisasi inflasi

juga terkendali di tahun 2015-2019.

2.2.4 Indeks Gini

Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah ukuran ketidakmerataan atau

ketimpangan agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol

(pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Koefisien

gini diukur berdasarkan pengeluaran kumulatif yang membandingkan

distribusi dari suatu variable tertentu (misalnya pendapatan) dengan

distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk.

Indeks Gini di Kabupaten Rembang selama 2015-2019 menunjukkan

bahwa tren ketimpangan pendapatan penduduk yang berada dalam kategori

sedang atau menengah. Adapun perkembangan indeks gini Kabupaten

Rembang selama 5 tahun sebagaimana tabel berikut.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Nasional Jawa Tengah Rembang

Page 69: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 56

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.24 Indeks Gini Kabupaten Rembang Tahun 2019

KABUPATEN REMBANG

INDEKS GINI (TAHUN)

2016 2017 2018 2019

0,30 0,32 0.33 0.31

Sumber : BPS, 2020

Jika dibandingkan dengan indeks gini Provinsi Jawa Tengah dan

Nasional, posisi angka ketimpangan Kabupaten Rembang mulai Tahun 2015

sampai Tahun 2019 lebih rendah daripada angka Provinsi Jawa Tengah dan

Nasional. Perkembangan Indeks Gini Kabupaten Rembang menunjukkan

pada tahun 2015, 2016 dan 2017 adalah 0,30 mengalami peningkatan pada

tahun 2018 menjadi 0,33 dan kembali turun pada tahun 2019 menjadi 0,31.

Adapun perbandingan Perkembangan Indeks Gini Kabupaten Rembang

dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2015-2019 sebagai

berikut.

Grafik 2.2

Perbandingan Perkembangan Indeks Gini Kabupaten Rembang dengan ProvinsiJawa Tengah dan Nasional Tahun 2015-2019

2.2.5 Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu kondisi ketidakmampuan secara

ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu

daerah. Ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan

pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok berupa pangan, sandang,

maupun papan. Ketidakmampuan ini berdampak pada menurunnya

kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar

II-29

R K P D 2021 | LAMPIRAN PERBUP NO. 26 TAHUN 2020

Tabel 2.14

Perbandingan Indikator PDRB Perkapita Wilayah Eks-Karesidenan Pati Tahun 2019

Kabupaten PDRB ADHB

(ribu rupiah)

Jml

Penduduk

PDRB Perkapita

(juta

rupiah/penduduk)

Pertumbuhan

PDRB

Perkapita (%)

Pertumbuhan

Ekonomi (%)

Blora 25.797.446 865.013 30,03 5,09 4,05

Rembang 18.934.344 638.188 29,67 6,26 5,20

Pati 43.063.877 1.259.590 34,19 7,37 5,86

Kudus 110.514.047 871.311 126,84 5,00 3,10

Jepara 30.230.591 1.257.912 24,03 6,50 6,02

Sumber: BPS 2020, data diolah

d. Koefisien Gini Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah ukuran ketidakmerataan atau

ketimpangan agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Koefisien gini diukur berdasarkan pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variable tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk.

Koefisien Gini atau Indeks Gini di Kabupaten Rembang selama tahun 2015-2019 menunjukkan bahwa tren ketimpangan pendapatan penduduk di Kabupaten Rembang berada dalam kategori sedang atau menengah. Namun demikian perhitungan Indeks Gini pada tahun berikutnya tidak dilakukan. Adapun perkembangan indeks gini Kabupaten Rembang selama 5 tahun sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.15 Indeks Gini Kabupaten Rembang Tahun 2015 – 2019

KABUPATEN REMBANG

INDEKS GINI (TAHUN)

2015 2016 2017 2018 2019

0,30 0,30 0,30 0,33 0,31

Sumber : Bappeda data diolah, 2019

Jika dibandingkan dengan indeks gini Provinsi Jawa Tengah dan Nasional,

posisi angka ketimpangan Kabupaten Rembang mulai Tahun 2015 sampai Tahun 2019 lebih rendah daripada angka Provinsi Jawa Tengah dan Nasional.

Perkembangan Indeks Gini Kabupaten Rembang menunjukkan pada tahun 2015 dan 2017 sebesar 0,30 mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 0,33 dan

kembali turun pada tahun 2019 sebesar 0,31. Adapun perbandingan Perkembangan Indeks Gini Kabupaten Rembang dengan Provinsi Jawa Tengah

dan Nasional Tahun 2015-2019 tersaji pada grafik berikut.

Sumber: Rembang Dalam Angka, 2019 diolah.

0,30 0,30 0,30

0,33

0,31

0,38

0,36 0,37

0,36 0,36

0,40 0,40

0,39 0,39

0,38

0,28

0,3

0,32

0,34

0,36

0,38

0,4

0,42

2015 2016 2017 2018 2019

Rembang

Provinsi

Nasional

Page 70: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 57

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

kesehatan masyarakat dan standar pendidikan. Pengukuran kemiskinan

secara umum di Indonesia disusun dengan menggunakan standar dan

indikator dari BPS. Berdasarkan data kemiskinan dari BPS, perkembangan

kemiskinan Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 mengalami penurunan

yang cukup signifikan pada tahun 2015 yaitu 19,28 persen dan pada tahun

2019 adalah 14,95 persen. Data kemiskinan selengkapnya dapat dilihat pada

grafik berikut.

Tabel 2.25 Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Rembang tahun 2020

Variabel Keterangan

Jumlah penduduk miskin (dalam ribuan) 100.08

Persentase 15,60

P1 2.44

P2 0.53

Garis Kemiskinan (Rp/Kap/bulan) 403.932

Sumber: BPS, 2020

Tabel 2.26

Perbandingan Penduduk Miskin Kabupaten Rembang dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun 2016-2020 (Persen)

Tahun Nasional Jawa Tengah Rembang

2016 10.70 13.27 18.54

2017 10.12 13.01 18.35

2018 9.66 11.32 15.41

2019 9.41 10.80 14.95

Sumber: BPS, 2020

Meskipun kemiskinan di Kabupaten Rembang turun siginifikan dari

tahun 2016 yang mencapai 18,45 % menjadi 14,95 % pada tahun 2019,

angka ini masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan wilayah sekitar

Eks- Karesidenan Pati. Adapun perbandingan persentase Penduduk Miskin di

Kabupaten Rembang dengan Kabupaten sekitar pada tahun 2016-2019 dapat

dilihat pada grafik berikut.

Tabel 2.27 Perbandingan Penduduk Miskin Kabupaten Rembang dengan Kabupaten

Sekitar Tahun 2016– 2020 (Persen)

Tahun Pati Kudus Jepara Blora Rembang

2016 11.65 7.73 8.35 13.33 18.45

2017 11.38 7.65 8.12 13.04 18.35

2018 9.90 6.98 7.00 11.90 15.41

2019 9.46 6.66 6.68 11.32 14.95

Sumber: Data diolah

Page 71: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 58

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Data kemiskinan dikelompokkan menjadi 2 jenis data, yaitu data

kemiskinan makro dan data kemiskinan mikro. Data kemiskinan makro

berupa persentase dan perhitungan jumlah penduduk miskin suatu daerah

yang di-rilis oleh BPS. Sedangkan data kemiskinan mikro adalah data yang

diperoleh melalui mekanisme sensus (bersifat menyeluruh), bersifat

kuantitatif, dapat memberikan informasi detail, dan dapat dipergunakan

sebagai referensi intervensi kegiatan yang tersedia secara by name by

address.

Dalam rangka akselerasi dan peningkatan efektivitas upaya

penanggulangan kemiskinan Pemerintah pusat dan Daerah, Pemerintah

Daerah Kabupaten Rembang menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun

2019 tentang Penanggulangan Kemiskinan, diperkuat dengan keluarnya

Pedoman Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di

Kabupaten Rembang melalui Peraturan Bupati Rembang Nomor 28 Tahun

2019. Prioritas penanggulangan kemiskinan difokuskan melalui pendekatan

wilayah sesuai yang diamanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun

2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin melalui

Pendekatan Wilayah. Kabupaten Rembang memetakan sasaran desa sebagai

lokasi prioritas penanggulangan kemiskinan yang memiliki tingkat

kemiskinan tinggi yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Nomor

050/1538/2017 tentang Penetapan Desa Prioritas Penanggulangan

Kemiskinan dan Organisasi Perangkat Daerah Pendamping di Kabupaten

Rembang Tahun 2018-2019.

Pada tahun 2019 penduduk miskin berjumlah 95.260 jiwa, turun dari

tahun sebelumnya, yaitu 97.440 jiwa pada tahun 2018. Penurunan

persentase penduduk miskin di Kabupaten Rembang dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 2.28 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kab Rembang

Tahun 2016-2020

Tahun

Penduduk Miskin

Garis Kemiskinan

(Rupiah)

Jumlah Penduduk

Miskin (Ribuan) Persentase

2016 338.986 115.49 18.54

2017 354.440 115.19 18.35

2018 365.443 97.44 15.41

2019 384.561 95.26 14.95

Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2017-2020

Page 72: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 59

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Penurunan persentase kemiskinan di Kabupaten Rembang diikuti dengan

penurunan indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan

kemiskinan. Sejak tahun 2017, indeks kedalaman kemiskinan mengalami

penurunan yang menunjukkan bahwa jarak rata-rata pengeluaran

penduduk terhadap garis kemiskinan semakin menurun. Indeks

keparahan kemiskinan juga mengalami penurunan yang signifikan dari

tahun 2018 ke tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan

pengeluaran di antara penduduk miskin semakin berkurang. Tabel berikut

menunjukkan indeks kedalaman dan indeks keparahan kemiskinan dari

tahun 2016-2019.

Tabel 2.29 Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Rembang

Tahun Indeks Kedalaman

Kemiskinan

Indeks Keparahan

Kemiskinan

2016 3.28 0.85

2017 3.24 0.89

2018 2.86 0.78

2019 2.32 0.48

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020, dan BPS 2020

DTKS diperoleh dari BDT 2015 yang telah diverifikasi dan validasi

mandiri melalui kegiatan Sistem Layanan Rujukan Terpadu & Mekanisme

Pemutakhiran Mandiri (SLRT & MPM) tingkat desa se-Kabupaten Rembang

kemudian dimutakhirkan melalui program Siks-NG Kementrian Sosial. Data

tersebut menjadi acuan utama penetapan sasaran program perlindungan

sosial dan penanggulangan kemiskinan dalam skala nasional maupun

daerah.

Jika data penduduk miskin Kabupaten Rembang menurut DTKS 2019

adalah 98.323 RTM/320.727 Jiwa (50,12%), berbeda dengan jumlah

penduduk miskin Tahun 2019 yang dirilis BPS Kabupaten (pada Rembang

dalam angka) yakni berjumlah 95.260 Jiwa (14,95%). Data penduduk miskin

di atas adalah data yang diperoleh dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial

(DTKS) terakhir release bulan Juli tahun 2019. Program skala nasional

diantaranya: Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), Program

Bantuan Siswa Miskin (BSM)/Program Indonesia Pintar (PIP), Program

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Program Indonesia Sehat (PIS), Program

Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah (Raskin), Program

Keluarga Harapan (PKH). Sedangkan Program skala daerah diataranya adalah

dengan memberikan Dharmasiswa (beasiswa bagi masyarkat miskin

Page 73: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 60

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

berprestasi), Bantuan Lansia Terlantar Miskin (Kamalia Merekah), dan

Bantuan Sembako Disabilitas.

Selain berdasarkan data jumlah penduduk miskin, perkembangan

kemiskinan suatu daerah juga dapat dilihat dari Indeks kedalaman

Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan. Dalam rentan waktu tahun

2016-2019, Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami penurunan dari 3,47

menjadi 2,32 pada tahun 2019, hal ini memperlihatkan bahwa program dan

kegiatan penanggulangan kemiskinan telah cukup efektif untuk menurunkan

kesenjangan. Sementara P2 Kabupaten Rembang mengalami fluktuasi yang

cenderung turun, dengan capaian tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu

0,99. Pada tahun 2019 P2 mengalami penurunan menjadi 0,48. Hal tersebut

menunjukkan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin di

Kabupaten Rembang pada tahun 2019 semakin menyempit dibandingkan

tahun sebelumnya. Selengkapnya perbandingan Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Rembang

dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2016-2019 dapat dilihat

pada grafik berikut.

Tabel 2.30 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Kabupaten Rembang dengan

Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2016-2020

Tahun Nasional Jawa Tengah Rembang

2016 1.74 2.37 3.28

2017 1.79 2.21 3.24

2018 1.71 1.85 2.86

2019 1.55 1.53 2.32

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020, dan BPS 2020

Page 74: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 61

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Grafik 2.3 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Kabupaten Rembang

dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2016-2019

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020, dan BPS 2020

Tabel 2.31 Posisi Relatif Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Kabupaten

Rembang dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2015-2019 Tahun Nasional Jawa Tengah Rembang

2016 0.44 0.63 0.85

2017 0.46 0.57 0.89

2018 0.44 0.45 0.78

2019 0.37 0.30 0.48

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020, dan BPS 2020

Grafik 2.4 Posisi Relatif Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Kabupaten

Rembang dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2016-2019

Sumber: data diolah

Masalah kemiskinan selalu memperoleh perhatian utama di berbagai

daerah. Hal ini terjadi karena adanya kesadaran pemerintah bahwa

kegagalan mengatasi persoalan kemiskinan akan dapat menyebabkan

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

2016 2017 2018 2019

Nasional Jawa Tengah Rembang

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

2016 2017 2018 2019

Nasional Jawa Tengah Rembang

Page 75: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 62

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

munculnya persoalan sosial, ekonomi, dan politik di tengah-tengah

masyarakat. Oleh karena itu isu kemiskinan menjadi isu krusial yang perlu

dicari pemecahannya. Sebagaiaman kemiskinan juga menjadi salah satu

target dalam Sustainable Development Goals (SDGs) guna mewujudkan

pembangunan yang berkelanjutan di tahun 2030.

2.2.6 Indeks Pembangunan Manusia

Secara umum, selama kurun waktu 5 tahun 2015–2019,

pembangunan manusia di Kabupaten Rembang terus mengalami

peningkatan mencapai 1,55%. Setiap tahunnya terjadi kenaikan IPM dengan

rata-rata kenaikan adalah 0,39%. Meskipun jika dibandingkan dengan IPM

Nasional, Jawa Tengah dan wilayah Eks Karesidenan Pati, kondisi IPM

Kabupaten Rembang masih cenderung rendah, namun trend kenaikan IPM

yang ada dapat dikatakan menunjukkan perubahan yang positif.

Selengkapnya data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten

Rembang, Kabupaten Sekitar Wilayah Eks-Karisidenan Pati, Jawa Tengah

dan Nasional Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.32 Data IPM Kabupaten Rembang Dengan Kabupaten Eks Karisidenan Pati,

Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2015-2019 Kabupaten 2015 2016 2017 2018 2019

Rembang 68,18 68,60 68,95 69,46 70,15

Blora 66,22 66,61 67,52 67,95 68,65

Pati 68,51 69,03 70,12 70,71 71,35

Jepara 70,02 70,25 70,79 71,38 71,88

Kudus 72,72 72,94 73,84 74,58 74,94

Jawa Tengah 69,49 69,98 70,52 71,12 71,73

Nasional 69,55 70,18 70,81 71,39 71,92

Sumber: BPS Jawa Tengah, 2019

Konsep pembangunan manusia seutuhnya merupakan konsep yang

menghendaki peningkatan kualitas hidup penduduk baik secara fisik, mental

maupun secara spritual. Bahkan secara eksplisit disebutkan bahwa

pembangunan yang dilakukan menitikberatkan pada pembangunan sumber

daya manusia yang seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dimana IPM

merupakan salah satu pendekatan untuk mengukur tingkat keberhasilan

pembangunan manusia tersebut.

Sebelumnya, komponen penyusun IPM adalah: Angka harapan hidup

(e0) Angka melek huruf (AMH), rata-rata lama sekolah (RLS), kombinasi APK

serta PDB per kapita. Namun pada tahun 2010, UNDP merubah metodologi

IPM. Perubahan metodologi IPM tahun 2010 oleh UNDP tersebut diadopsi

Page 76: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 63

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

oleh BPS dalam penghitungan IPM 2014 keatas dengan alasan: Beberapa

indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM.

Angka Melek Huruf (AMH) sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan

secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan.

Tabel 2.33 Indikator Pembentuk IPM Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

Tahun Usia Harapan

Hidup (UHH)

Harapan Lama

Sekolah (HLS)

Rata-rata Lama

Sekolah (RLS)

Pengeluaran

Per Kapita

(Ribu Rupiah)

2015 73,22 12,02 6,92

2016 74,27 12,03 6,93 9.453

2017 74,32 12,04 6,94 9.736

2018 74,39 12,05 6,95 10.191

2019 74,43 12,10 7,15 10.551

Sumber: BPS Jawa Tengah, 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tren pembentuk Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) mulai dari Umur Harapan Hidup (UHH),

Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan

Pengeluaran per kapita, terus mengalami kenaikan dari tahun 2015 sampai

tahun 2019. Dengan rata-rata pertumbuhan masing-masing indikator: Umur

Harapan Hidup (UHH) tumbuh adalah 0,05% per tahun, Harapan Lama

Sekolah (HLS) tumbuh adalah 0,7% per tahun dimana pada tahun 2019, HLS

telah mencapai 12,10 tahun yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun

memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA

atau D1, dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) VII (SMP kelas 1). Sedangkan

perbandingan Regional Jawa Tengah dan Eks-Karesidenan Pati terkait

Indikator Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2019 dapat

dilihat dari tabel berikut.

Page 77: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 64

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.34 Perbandingan Indikator Pembentuk IPM Nasional, Jawa Tengah

dan Eks Karesidenan Pati Tahun 2019

Kabupaten / Provinsi

Tahun 2019

Usia Harapan Hidup

(UHH)

Harapan Lama

Sekolah (HLS)

Rata-rata Lama

Sekolah (RLS)

Rembang 74,43 12,10 7,15

Blora 74,23 12,19 6,58

Pati 76,04 12,41 7,19

Kudus 76,50 13,22 8,63

Jepara 75,74 12,74 7,44

Jawa Tengah 74,23 12,68 7,53

Nasional 71,34 12,95 8,34

Sumber: BPS Jawa Tengah, 2019

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa indikator pembentuk Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten dibandingkan dengan Provinsi Jawa

Tengah dan daerah Eks Karesidenan Pati cenderung rendah, meskipun jika

dilihat jejak capaian per tahunnya terus mengalami peningkatan. Kondisi

tersebut menjadi dorongan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Rembang

untuk tidak tinggal diam dan terus melakukan upaya perbaikan serta

peningkatan. Berbagai kebijakan ditempuh untuk meningkatkan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) baik di bidang Pendidikan maupun kesehatan.

Pada bidang Pendidikan kebijakan dilakukan dengan pemberian

Dharmasiswa atau beasiswa bagi penduduk miskin sehingga mampu

melanjutkan pendidikannya, selain itu juga melakukan kerjasama dengan

Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dengan membangun Pusat Studi di

Luar Kampus Utama (PSDKU) melalui hibah tanah dan bangunan.

Sedangkan dibidang kesehatan dilakukan dengan upaya peningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan baik melalui perbaikan sarana dan prasarana

maupun pemanfaatan teknologi daring (online). Melalui berbagai kebijakan

tersebut diharapkan kedepannya dapat meningkatkan Indeks Pembangunan

Manusia di Kabupaten Rembang.

Page 78: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 65

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

2.3. Aspek Pelayanan Umum

2.3.1. Urusan Pemerintahan Wajib Yang Berkaitan Dengan Pelayanan

Dasar

a. Pendidikan

Pendidikan memegang peranan sentral dalam pengembangan sumber

daya manusia agar bisa bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi.

Pemerintah telah menginstruksikan gerakan nasional percepatan penuntasan

wajib belajar dan pemberantasan buta aksara. Oleh karena itu, peningkatan

mutu pendidikan harus terus diupayakan, mulai dari membuka kesempatan

seluas-luasnya pada masyarakat untuk bisa mengakses pelayanan

pendidikan hingga meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana

pendidikan.

Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa (termasuk di

dalamnya pembangunan pada lingkup Kabupaten/kota) adalah suatu

keniscayaan, melalui pendidikan bermutu dapat dilahirkan sumber daya

manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing sebagai salah satu row input

proses pembangunan. Tanpa pendidikan yang bermutu tidak mungkin

tujuan pembangunan sebuah bangsa dapat terwujud dengan baik.

Pendidikan bermutu dan pembangunan berkualitas bagaikan dua sisi mata

uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pentingnya pendidikan

yang berkualitas semakin disadari, sebab terciptanya kualitas manusia dan

kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri hanya dapat

diwujudkan jika pendidikan masyarakat berhasil ditingkatkan.

Tabel 2.35 Indikator Makro Urusan Pendidikan Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019 No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

1 Harapan Lama Sekolah 12,02 12,03 12,04 12,05 12,101

2 Angka Rata-rata lama sekolah 6,92 6,93 6,94 6,95 7,15

3 Angka Partisipasi Kasar: (%)

PAUD 93,73 90,959 82,60 87,74 87,45

SD/MI 100,16 99,44 98,779 98,71 98,48

SMP/MTs 101,35 101,69 98,57 97,16 97,82

4 Angka Partisipasi Murni: (%)

PAUD 93,73 90,95 82,60 87,74 87,45

SD/MI 86,53 86,02 86,34 91,10 91,05

SMP/MTs 74,19 71,81 71,83 73,92 72,81

5 Angka Partisipasi Sekolah: (%)

7-12 Tahun 99,69 99,44 100,05 98,71 95,58

Page 79: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 66

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

13-15 Tahun 100 101,69 98,19 97,16 92,08

16-18 Tahun NA 55,74 64,69 80,72 NAN

Sumber: BPS, Dindikpora Kab. Rembang, 2019

Indikator kinerja urusan Pendidikan pada Fokus Kesejahteraan Sosial

antara lain dilihat dari Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah

(RLS), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka

Putus Sekolah (APS). Indikator partisipasi sekolah terdiri dari Angka

Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) menjadi salah

satu faktor yang dapat menjadi tolok ukur dalam tingkat partisipasi bidang

pendidikan dalam kesejahteraan sosial masyarakat Kabupaten Rembang.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa capaian indikator makro

urusan pendidikan Kabupaten Rembang cenderung bervariasi. Meskipun

pada indikator Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

mengalami kenaikan capaian setiap tahunnya, namun persentase capaian

pada indikator Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM),

dan Angka Putus Sekolah (APS) cenderung bersifat fluktuatif setiap

tahunnya.

Secara umum jumlah sekolah yang tersedia di Kabupaten Rembang

mengalami stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah sekolah dasar yang

konstan dari tahun 2014-2020. Berdasarkan pada data yang terlampir pada

tabel berikut bahwa di Kecamatan Rembang terdapat pengurangan sekolah

dasar di tahun 2019, kemudian terdapat peningkatan jumlah sekolah dasar

di Kecamatan Kragan pada tahun 2019.

Tabel 2.36 Jumlah Sekolah Dasar per Kecamatan di Kabupaten Rembang

Kecamatan Sekolah Dasar

2014 2018 2019

Sumber 18 18 18

Bulu 16 16 16

Gunem 14 14 14

Sale 15 15 15

Sarang 22 22 22

Sedan 20 20 20

Pamotan 23 23 23

Sulang 21 21 21

Kaliori 21 21 21

Rembang 30 30 29

Pancur 17 17 17

Kragan 26 26 27

Sluke 13 13 13

Lasem 18 18 18

Total Kabupatan Rembang 274 274 274

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020

Page 80: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 67

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.37 Persentase kelulusan kejar paket A, B, C Kabupaten Rembang

2016-2019 Tahun 2016 2017 2018 2019

Realisasi 100 100 100 83,04

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Bedasarkan tabel di atas, di bidang pendidikan untuk persentase

kelulusan kejar paket baik A, B dan C, mencapai angka persentase 100%.

Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik yang mengikuti kejar paket

selalu dapat menyelesaikan pendidikannya hingga lulus. Angka Partisipasi

Kasar (APK) di Kabupaten Rembang untuk SD/MI/Paket A cenderung

fluktuatif, sedang untuk SMP/MTs/Paket B selalu mengalami penurunan

setiap tahunnya. Sementara untuk SMA/SMK/MA tahun 2016 mencapai

persentase 81,47%.

Tabel 2.38 Persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Rembang

2016-2019 Tingkatan

Pendidikan

Realisasi

2016 2017 2018 2019

SD/MI/Paket A 99,44 100,05 92 107,75

SMP/MTs/Paket B 101,69 98,19 82 72,81

SMA/SMK/MA 81,47 Provinsi Provinsi Provinsi

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Sementara untuk Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten

Rembang untuk SD/MI/Paket A mengalami penurunan drastis di tahun

2016 ke tahun 2017 menjadi 86,48%. Kondisi ini juga diikuti oleh APM di

tingkat SMP/MTs/Paket B yang juga mengalami penurunan drastis di

tahun 2016 ke tahun 2017 menjadi 75,9%. Sedangkan untuk tingkat

SMA/SMK/MA mencapai persentase 51,74% di tahun 2016. Tetapi, sejak

tahun 2017, terdapat kondisi yang relatif stabil dalam persentase APM, di

tingkatan pendidikan SD/MI/Paket A. Sementara, di tingkat

SMP/MTs/Paket kenaikan pada tahun 2017 persentasenya naik 0.27,

pada tahun 2018 naik 0.13 dan tahun 2019 naik 0.39 persen.

Tabel 2.39 Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Rembang

2017-2019

Tingkatan Pendidikan Persentase perubahan APM

2017 2018 2019

SD/MI/Paket A 0,05 0,01 0,002

SMP/MTs/Paket B 0,27 0,13 0,39

SMA/SMK/MA Provinsi Provinsi Provinsi

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Page 81: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 68

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.40 Angka Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Rembang 2016-2019

Tahun 2016 2017 2018 2019

Realisasi 12,03 12,04 12,05 12,10

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Rata-rata lama sekolah selama tahun 2016-2019 mengalami

kenaikan yaitu dari 6,93% menjadi 7,15% di tahun 2019. Pertumbuhan

yang positif ini merupakan hal penting dalam membangun kualitas

manusia yang lebih baik, karena pendidikan, tidak hanya untuk

menambah pengetahuan, tetapi juga meningkatkan keterampilan yang

berguna untuk produktivitas kerja.

Tabel 2.41 Rata-rata Lama Sekolah di Kab. Rembang

Tahun 2016 2017 2018 2019

Realisasi 6,93 6,94 6,95 7,15

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita selama tahun 2016-

2019 selalu mengalami peningkatan signifikan menunjukkan bahwa

tingkat konsumsi masyarakat terhadap suatu hal meningkat.

Tabel 2.42 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per kapita di Kab. Rembang

(Rp. 000) Tahun 2016 2017 2018 2019

Realisasi 9.453 9.736 10.191 10.551

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

b. Kesehatan

Indikator Urusan Kesehatan Kabupaten Rembang dilihat melalui Usia

Harapan Hidup (UHH), Jumlah Kematian Bayi/AKB, Angka Kematian

Balita/AKABA (per 1.000 kelahiran hidup), Angka Kematian Ibu (AKI),

Persentase Gizi Buruk, Persentase Stunting. Selengkapnya dapat dilihat dari

tabel berikut ini.

Tabel 2.43 Indikator Makro Urusan Kesehatan Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019

No Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Angka Usia Harapan Hidup

(UHH) 73,22 74,27 74,32 74,39 74,43

2 Jumlah Kematian Bayi/AKB (kasus) 134 143 135 149 164

3 Jumlah Kematian Ibu/AKI (kasus) 8 15 13 9 7

4 Angka Kematian Balita / AKABA

(per 1.000 Kelahiran Hidup) 164 181 158 170 194

5 Persentase Gizi Buruk (kasus) 31 46 47 48 50

6 Persentase Stunting (%) 38,51 25,99 32,36 29,92 26

Sumber: BPS dan Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, 2019

Page 82: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 69

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa capaian indikator makro urusan

kesehatan cenderung bervariasi, dimana terdapat beberapa indikator yang

mengalami kenaikan, penurunan, maupun fluktuatif. Adapun indikator

makro yang mengalami kenaikan adalah Angka Usia Harapan Hidup dimana

pada tahun 2015 mencapai 73,22 naik menjadi 74,43 pada tahun 2019,

Kasus jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) naik dari 134 kasus pada 2015

menjadi 164 kasus pada 2019; Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000

kelahiran hidup naik dari 164 kasus pada 2015 menjadi 194 kasus pada

2019; dan kasus Persentase Gizi Buruk naik dari 31 kasus pada 2015

menjadi 50 kasus pada 2019. Disisi lain indikator urusan kesehatan yang

mengalami penurunan adalah Angka Kematian Ibu (AKI) turun dari 8 kasus

pada tahun 2015 menjadi 7 kasus pada tahun 2019. Sedangkan indikator

makro urusan kesehatan Kabupaten Rembang yang cenderung fluktuatif

adalah Persentase Stunting, dimana pada tahun 2015 mencakup 38,51%,

menjadi 26% pada tahun 2019.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan kematian perempuan pada saat

hamil atau melahirkan dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi

kehamilan atau tempat persalinan yang disebabkan karena kehamilannya

atau pengelolaannya, bukan karena sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh,

dll. Persentase Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 2% dari tahun

2018 dan sepanjang tahun 2016-2019 cenderung memberikan hasil yang

positif. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pemerintah berhasil untuk

menekan AKI di Kabupaten Rembang.

Tabel 2.44 Persentase Penurunan Angka Kematian Ibu Kabupaten Rembang

Tahun 2016-2019 (%) Tahun 2016 2017 2018 2019

Persentase 0,87 -0,13 -0,31 -0,2

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)

adalah dengan memberikan pelayanan terhadap keselamatan Ibu melahirkan

dan anak. Cakupan program tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Dimana jika dilihat secara keseluruhan memang persentase program

peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak berada pada persentase

yang baik yaitu 100%. Hanya saja untuk cakupan kunjungan bayi, cakupan

pelayanan nifas, dan cakupan kunjungan ibu hamil K4 cenderung fluktuatif

setiap tahunnya.

Page 83: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 70

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.45 Cakupan Program Peningkatan Keselamatan

Ibu Melahirkan dan Anak

Jenis Layanan Tahun

2016 2017 2018 2019

Cakupan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan

100 99,8 100 99,9

Cakupan kunjungan bayi 94,90 94,5 98,7 98,2

Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 89,90 90,4 90,7 90,9

Cakupan pelayanan nifas 96,90 96,5 97,7 90,9

Cakupan neonatus

dengan komplikasi yang ditangani 100 100 100 100

Cakupan komplikasi kebidanan yang

ditangani 100 100 100 100

Persentase BBLR yang ditangani sesuai

dengan standar oleh tenaga kesehatan 100 100 100 100

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Selain melaksanakan upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),

Pemerintah Kabupaten juga melakukan upaya untuk menekan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Rembang. Upaya ini pada tahun 2016-

2017 menunjukkan hasil positif. Namun selama tahun 2017-2019

meningkat kembali menjadi 164.

Tabel 2.46 Jumlah Penurunan Angka Kematian Bayi Kabupaten Rembang

Tahun 2016-2019 (%) Tahun 2016 2017 2018 2019

Jumlah 143 135 149 164

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Gizi buruk untuk balita juga perlu untuk diperhatikan, karena ini

akan berdampak pada kesehatan bayi dan pertumbuhannya. Persentase

cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini, dimana selama 4 tahun berturut turut, perawatan baik

berhasil diberikan kepada balita gizi buruk.

Tabel 2.47 Persentase Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat Perawatan

Tahun 2016 2017 2018 2019

Persentase 100 100 100 100

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Pencegahan dan penanggulangan penyakit juga turut dilakukan baik

untuk penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Capaian

Page 84: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 71

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

program terkait pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan

tidak menular dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.48 Persentase Capaian Program Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Menular

Jenis Penyakit Menular

Tahun

2016 2017 2018 2019

Persentase Kejadian Luar Biasa (KLB)

penyakit yang dilakukan

penanggulangan < 24 jam

100 100 100 100

Cakupan Desa/kelurahan Universal

Child Immunization (UCI) 100 100 100 60

Cakupan Penemuan dan penanganan

penderita TBC BTA 39,40 47,3 54,9 100

Persentase Kasus baru TB paru (BTA

positif) yang tertangani 100 100 100 100

Persentase Penanganan kasus diare

per 1000 penduduk yang tertangani 100 100 100 100

Persentase Kasus DBD yang

ditangani 100 100 100 100

Persentase ODHA terdata yang

mendapat Anti Retroviral Treatment

(ATR)

100 100 100 100

Persentase Kasus Filariasis (Kaki

Gajah) yang ditangani 100 100

tidak

ada

kasus

Tidak

ada

kasus

Persentase Penanganan penderita

malaria 100 100 100 100

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Untuk persentase capaian program pencegahan dan penanggulangan

penyakit menular di Kabupaten Rembang menunjukkan hasil positif, dimana

secara rata-rata 100% upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit

menular dapat dilakukan. Hanya saja yang masih mengalami penurunan di

tahun terakhir yaitu tahun 2019 adalah persentase Cakupan

Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI).

Page 85: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 72

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.49 Persentase Capaian Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Tidak Menular

Tahun

2016 2017 2018 2019

Prevalensi tekanan darah tinggi 0,51 8,2 0,15 13

Persentase Perempuan usia 40-50

tahun yang dideteksi dini kanker

serviks dan payudara

0,71 0,74 0,23 0,34

Persentase Merokok penduduk usia <

18 tahun NA NA NA NA

Persentase Desa/kelurahan yang

melaksanakan kegiatan Posbindu

Penyakit Tidak Menular (PTM)

8,84 22,8 63 99

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Sementara untuk persentase capaian program pencegahan dan

penanggulangan penyakit tidak menular di Kabupaten Rembang

menunjukkan hasil yang fluktuatif di semua kategori dari tahun 2016

sampai dengan tahun 2019.

Jumlah Rumah Sakit

Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Rembang terpusat di Kecamatan

Rembang dengan jumlah 2 rumah sakit di tahun 2014, kemudian di tahun

2018 terdapat 3 rumah sakit, sementara di tahun 2019 jumlahnya stagnan

yaitu 3 rumah sakit. Dengan demikian jumlahnya mengalami kenaikan

sejak tahun 2014 ke tahun 2018.

Tabel 2.50 Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Rembang

Kecamatan Rumah Sakit

2014 2018 2019

Sumber – – –

Bulu – – –

Gunem – – –

Sale – – –

Sarang – – –

Sedan – – –

Pamotan – – –

Sulang – – –

Kaliori – – –

Rembang 2 3 3

Page 86: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 73

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Kecamatan Rumah Sakit

2014 2018 2019

Pancur – – –

Kragan – – –

Sluke – – –

Lasem – – –

Rembang 2 3 3

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020

Jumlah Kelas Perawatan untuk Rawat Inap

Jumlah fasilitas perawatan rawat inap mengalami fluktuasi terutama di

kelas VIP yaitu mencapai 2.467 di tahun 2019. Namun, secara umum,

jumlah fasilitas pelayanan rawat inap mengalami kenaikan terutama di

kelas III yaitu mencapai 15.241 di tahun 2019. Sementara itu untuk kelas

1 cenderung fluktuatif hingga tahun 2019 mencapai angka 2.473, dan

untuk kelas 2 juga fluktuatif jumlahnya.

Tabel 2.51 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap

Kelas 2015 2016 2017 2018 2019

Utama/VIP 2 340 1 851 2850 2 721 2 467

Kelas I/Grade I 2 098 2 394 1909 2 141 2 473

Kelas II/ Grade II 2 466 3 411 2284 2 353 3 231

Kelas III/ Grade III 11 069 12 596 12 587 14 195 15 241

ICU/ ICU 2 309 2 529 2256 2 047 2 110

Jumlah 20 282 22 781 21 886 23 457 25 522

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020

Jumlah Poliklinik

Jumlah poliklinik cenderung mengalami penurunan dan mayoritas berada

di Kecamatan Rembang dengan jumlah 5 di tahun 2014, dan di tahun

2018 berjumlah 4, dan menurun lagi di tahun 2019 yaitu berjumlah 3

poliklinik. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan masih

terkonsentrasi di Kecamatan utama. Sementara itu juga terdapat poliklinik

di Kecamatan lain yang masih berdiri sepanjang tahun 2019, seperti

Kecamatan Pamotan.

Page 87: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 74

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.52 Jumlah Poliklinik di Kabupaten Rembang

Kecamatan

Poliklinik

2014 2018 2019

Sumber – 1 –

Bulu – 1 –

Gunem – – –

Sale – – –

Sarang – – –

Sedan – – –

Pamotan 1 1 1

Sulang – – –

Kaliori – – –

Rembang 5 4 3

Pancur – – –

Kragan – 1 –

Sluke – 0 –

Lasem – 0 –

Rembang 6 8 4

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020

Jumlah Puskesmas

Jumlah Puskesmas di Kabupaten Rembang selama tahun 2014-2019

mengalami stagnansi, hanya sempat mengalami peningkatan dari tahun

2014 ke tahun 2018 di Kecamatan Sarang. Dengan demikian secara umum

jumlah Puskesmas terbanyak di Kabupaten Rembang terdapat di

Kecamatan Sarang, Kecamatan Rembang, dan Kecamatan Kragan.

Tabel 2.53 Jumlah Puskesmas di Kabupaten Rembang

Kecamatan Puskesmas

2014 2018 2019

Sumber 1 1 1

Bulu 1 1 1

Gunem 1 1 1

Sale 1 1 1

Sarang 1 2 2

Sedan 1 1 1

Pamotan 1 1 1

Sulang 1 1 1

Kaliori 1 1 1

Rembang 2 2 2

Pancur 1 1 1

Page 88: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 75

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Kecamatan Puskesmas

2014 2018 2019

Kragan 2 2 2

Sluke 1 1 1

Lasem 1 1 1

Rembang 16 17 17

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020

Jumlah Puskesmas Pembantu

Jumlah Puskesmas Pembantu juga selama tahun 2014-2019 mengalami

stagnasi. Hal ini ditunjukkan dari jumlah Puskesmas Pembantu di seluruh

Kecamatan Kabupaten Rembang jumlahnya stagnan. Dimana terdapat

penurunan di tahun 2018 kemudian meningkat kembali di tahun 2019.

Tabel 2.54 Jumlah Puskesmas Pembantu di Kabupaten Rembang

Kecamatan Puskesmas Pembantu

2014 2018 2019

Sumber 3 4 4

Bulu 5 5 5

Gunem 4 4 4

Sale 5 5 5

Sarang 5 5 5

Sedan 6 5 5

Pamotan 5 5 5

Sulang 5 5 5

Kaliori 5 4 5

Rembang 6 6 6

Pancur 5 5 5

Kragan 7 7 7

Sluke 3 3 3

Lasem 6 6 6

Rembang 70 69 70

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020

Page 89: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 76

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Jumlah Apotek

Jumlah apotek cenderung mengalami kenaikan tetapi mayoritas berada di

Kecamatan Rembang. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan

masih terkonsentrasi di Kecamatan utama. Selain itu jumlah apotek

terbanyak juga berada di Kecamatan Kragan, Kecamatan Lasem, dengan

jumlah berturut-turut 6 dan 5 apotek. Sementara untuk Kecamatan yang

hanya memiliki 1 apotek adalah Kecamatan Sale, Kecamatan Sulang,

Kecamatan Pancur, dan Kecamatan Sluke.

Tabel 2.55 Jumlah Apotek di Kabupaten Rembang

Kecamatan Apotek

2014 2018 2019

Sumber – 1 2

Bulu – – –

Gunem – – –

Sale 1 1 1

Sarang 2 3 3

Sedan 1 4 4

Pamotan 1 2 2

Sulang 1 1 1

Kaliori – – –

Rembang 10 11 12

Pancur – 1 1

Kragan 3 6 6

Sluke 1 1 1

Lasem 5 5 5

Rembang 25 36 38

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020

Jumlah Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan terkonsentrasi di Kecamatan utama. Dimana

secara keseluruhan, jumlah tenaga medis lebih banyak berada di

Kecamatan Rembang, sementara untuk Kecamatan yang paling sedikit

memiliki tenaga medis adalah Kecamatan Bulu, dimana dokter hanya

berjumlah 3, perawat berjumlah 8, dan tidak terdapat farmasi dan ahli gizi.

Page 90: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 77

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.56 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Rembang Tahun 2019

Kecamatan Dokter Perawat Bidan Farmasi Ahli Gizi

Sumber 3 24 21 3 1

Bulu 3 8 18 0 0

Gunem 4 17 20 1 1

Sale 3 17 21 4 1

Sarang 6 27 38 3 2

Sedan 4 23 26 5 1

Pamotan 9 18 28 1 2

Sulang 4 21 27 3 2

Kaliori 2 14 25 1 1

Rembang 122 356 130 51 17

Pancur 4 15 30 2 1

Kragan 7 48 44 2 1

Sluke 5 18 22 1 1

Lasem 3 24 40 1 2

Rembang 179 630 490 78 33

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020

Cakupan Jamban Keluarga (JAGA)

Untuk menjamin kesehatan dan kebersihan, salah satu upaya yang

dilakukan di Kabupaten Rembang adalah dengan menggalakkan program

Jamban Keluarga (JAGA) dengan SOP tertentu. Berdasarkan tabel berikut,

bahwa sepanjang tahun 2016-2019 persentasenya fluktuatif, namun

pencapaiannya sudah menunjukkan persentase di angka yang cukup

tinggi, namun msasih perlu ditingkatkan.

Tabel 2.57 Persentase Cakupan Jamban Keluarga (JAGA)

yang memenuhi syarat Tahun 2016 2017 2018 2019

Persentase 69,50 87,2 91 83,59

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Program Keluarga Berencana merupakan salah satu program yang digagas

Pemerintah untuk menekan jumlah penduduk yang setiap tahun

meningkat. Di Kabupaten Rembang persentase peserta KB Aktif cenderung

fluktuatif dari tahun 2016 hingga tahun 2019, yaitu 116,88% di tahun

2016 hingga 118,03% di tahun 2019.

Page 91: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 78

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.58 Persentase Cakupan Peserta KB Aktif

Tahun 2016 2017 2018 2019

Persentase 116,88 120,89 123 118,03

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Sementara itu, tidak semua peserta KB aktif dapat konsisten dalam

keikutsertaannya dalam KB. Hal ini dibuktikan dengan adanya angka drop

out KB, dimana hal ini terjadi apabila Peserta KB tidak menggunakan alat

kontrasepsi dalam kurun waktu tertentu. Persentase angka drop out KB

dapat dilihat pada tabel berikut ini, dimana persentasenya juga fluktuatif.

Meskipun tidak begitu besar, namun angka drop out KB di Kabupaten

Rembang tetap ada.

Tabel 2.59 Persentase Angka Drop Out KB

Tahun 2016 2017 2018 2019

Persentase 8,62 8,72 7,27 8,52

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Sementara itu, di luar Peserta aktif KB dan angka drop out KB di

Kabupaten Rembang, masih terdapat pasangan usia subur yang

sebenarnya ingin ber-KB namun tidak dapat dipenuhi. Hal ini juga

disebabkan oleh berbagai faktor. Persentase Unmen Need dapat dilihat

pada tabel berikut, dimana persentase setiap tahunnya selama 2016-2019

selalu mengalami peningkatan. Persentase ini tidak terlalu besar, hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar yang lain sudah terpenuhi untuk

mengikuti program KB.

Tabel 2.60 Persentase Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB

tidak terpenuhi (Unmen Need) Tahun 2016 2017 2018 2019

Persentase 6,79 6,94 9,81 9,94

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Capaian SPM Urusan Kesehatan tahun 2019

Berikut ini capaian SPM urusan kesehatan pada tahun 2019, dimana

sebagian besar urusan hampir tercapai secara keseluruhan (di atas 90%).

Capaian yang masih rendah adalah pelayanan kesehatan penderita hipertensi

(39,20 %). Capaian urusan pelayanan untuk orang terduga tuberculosis,

kesehatan usia produktif, dan gangguan jiwa masih perlu dioptimalkan,

karena capaiannya di bawah 90 %.

Page 92: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 79

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.61 Capaian Indikator SPM pada Urusan Kesehatan Tahun 2019

No Jenis Pelayanan

Dasar

Indikator

Pencapaian

Capaian kinerja

Sasaran Realisasi Capaian (%)

1 Pelayanan

Kesehatan Ibu

Hamil

Cakupan pelayanan

kesehatan ibu hamil

sesuai standar

9.851 8.948 90,83%

2 Pelayanan

kesehatan ibu

bersalin

Cakupan pelayanan

kesehatan ibu

bersalin sesuai

standar

9.234 9.224 99,89%

3 Pelayanan

kesehatan bayi

baru lahir

Cakupan jumlah bayi

baru lahir usia 0-28

hari yang

mendapatkan

pelayanan kesehatan

bayi baru lahir sesuai

standar

9.246 9.152 98,98%

4 Pelayanan

kesehatan balita

Cakupan balita

berumur 0-59 bulan

yang mendapatkan

pelayanan kesehatan

sesuai standar

41.400 41.370 99,93%

5 Pelayanan

kesehatan pada

usia Pendidikan

dasar

Cakupan anak usia

Pendidikan dasar

yang mendapatkan

pelayanan kesehatan

sesuai standar

18.720 18.720 100,00%

6 Pelayanan

kesehatan pada

usia produktif

Cakupan orang

berusia 15-59 tahun

yang mendapatkan

pelayanan kesehatan

sesuai standar

418.820 343.770 82,08%

7 Pelayanan

kesehatan pada

usia lanjut

Cakupan orang

berusia lebih dari 60

tahun yang

mendapatkan

pelayanan kesehatan

sesuai standar

60.726 59.527 98,03%

8 Pelayanan

kesehatan

penderita

Cakupan orang yang

berusia 15 tahun ke

atas yang menderita

161.117 63.153 39,20%

Page 93: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 80

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Jenis Pelayanan

Dasar

Indikator

Pencapaian

Capaian kinerja

Sasaran Realisasi Capaian (%)

hipertensi Hipertensi yang

mendapatkan

pelayanan kesehatan

sesuai standar

9 Pelayanan

kesehatan

penderita Diabet

Melitus

Cakupan orang yang

berusia 15 tahun ke

atas yang menderita

Diabet Melitus yang

mendapatkan

pelayanan kesehatan

sesuai standar

15.274 14.876 97,39%

10 Pelayanan

kesehatan orang

dengan gangguan

jiwa berat

Cakupan orang

dengan gangguan jiwa

(ODG) berat yang

mendapatkan

pelayanan kesehatan

sesuai standar

1.590 1.368 86,04%

11 Pelayanan

kesehatan orang

terduga

tuberkulosis

Cakupan orang

terduga Tuberkulosis

(TBC) yang

mendapatkan

pelayanan kesehatan

sesuai standar

6.701 4.963 74,06%

12 Pelayanan

kesehatan orang

dengan resiko

terinfeksi virus

yang

melemahkan

daya tahan tubuh

manusia (Human

Immunodeficiency

Virus)

Cakupan orang yang

beresiko terinfeksi

virus HIV yang

mendapatkan

palyanan sesuai

standar

11.351 11.011 97,00%

Sumber: Dinkes, 2020

Page 94: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 81

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

c. Pekerjaan Umum

1) Prasarana Jalan (kebinamargaan)

Pembangunan infrastruktur jalan mempunyai peran yang strategis

dalam meningkatkan aksesibilitas berbagai sektor pembangunan

terutama dalam pengembangan ekonomi daerah. Fasilitasi prasarana

jalan terus diupayakan baik jalan poros nasional, jalan provinsi maupun

jalan Kabupaten. Pada tahun 2019 Kabupaten Rembang mempunyai

panjang jalan 379,59 Km dengan kondisi jalan baik 59,06%. Panjang

jalan yang ada di Kabupaten Rembang terdiri dari jalan Kabupaten

sepanjang 642,8 Km, jalan provinsi sepanjang 31,64 Km dan jalan

nasional sepanjang 88,04 Km. Sedangkan jumlah jembatan di

Kabupaten Rembang sebanyak 126 unit dengan panjang 1.239,9 m

sampai tahun 2019 yang dalam kondisi baik sejumlah 112 unit atau

89%. Perkembangan Panjang dan Kondisi Jalan Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.62

Perkembangan Kondisi Jalan Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

No Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1. Panjang jalan Kabupaten (Km) 642,75 642,8 642,8 642,8 642,8

% kondisi jalan baik(%) 44,96 48,98 60,6 67,9 59,06

% kondisi sedang (%) 30.30 35,43 29,21 26,88 20

% kondisi jalan rusak ringan 13.11 5,06 7,81 4,62 9,08

% Kondisi jalan rusak berat 11.64 11,64 2,4 0,6 11,86

Panjang jalan provinsi (Km) 58,40 31,63 31,63 31,63 31,63

Panjang jalan Nasional (Km) 61,27 88,04 88,04 88,04 88,04

2.

Jumlah Jembatan

Kewenangan Kabupaten

126 126 126 126 126

% Jembatan Kewenangan

Kabupaten dalam kondisi baik

73,02 79 88 89 89

Sumber : DPU TARU, 2019

Perkembangan pembangunan prasarana jalan dalam 5 tahun

terakhir cenderung mengalami peningkatan, dapat dilihat dari

persentase kondisi jalan baik pada tahun 2015 mencapai 45 %

meningkat menjadi 59,06 % atau sepanjang 642,8 Km pada tahun

2019.Peningkatan jumlah ruas jalan dalam kondisi baik disebabkan

oleh:

a. Penanganan jalan sejak tahun 2017 mulai difokuskan pada jalan-

jalan yang merupakan kewenangan Kabupaten sesuai dengan

Keputusan Bupati Rembang Nomor : 900/893/2017 Tahun 2017

Page 95: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 82

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

tentang Penetapan Ruas Jalan Kabupaten dan Ruas Jalan Poros

Desa.

b. Optimalisasi sumber pendanaan penanganan jalan diluar APBD salah

satunya melalui dana CSR perusahaan.

Kondisi ini masih memerlukan peningkatan terutama untuk

mempertahankan kemantapan jalan khususnya pada ruas-ruas jalan

yang menjadi jalur angkutan pertambangan. Perlu pengawasan tonase

jalan pada ruas-ruas jalan tersebut sehingga dampak kerusakan jalan

akibat kelebihan beban muatan kendaraan (tonase) dapat dicegah.

Kabupaten Rembang juga belum mempunyai alat dan personil untuk

melakukan pemantauan rutin terhadap kualitas jalan sehingga sering

mendapatkan aduan masyarakat tentang kerusakan jalan. Di samping

itu sepertiga wilayah Kabupaten Rembang merupakan kawasan hutan

sehingga banyak jalan dan jembatan penghubung antar desa maupun

Kecamatan ada pada lahan aset Kementerian Kehutanan.

2) Prasarana Sumber Daya Air

Pembangunan sumber daya air di Kabupaten Rembang terus

mengalami peningkatan dalam rangka menyediakan pemenuhan air

baku untuk air minum, irigasi maupun industri. Luas layanan areal

irigasi adalah 21.193,45 ha tercakup dalam 293 Daerah Irigasi (DI) yang

terdiri dari 1 DI kewenangan pusat, 1 DI kewenangan provinsi, 329 DI

kewenangan Kabupaten dan 167 DI kewenangan desa. Kondisi jaringan

irigasi yang baik pada tahun 2018 mencakup 18.438 Ha dari luas area

irigasi 21.193,45 Ha atau 87.00%. Walau kinerja sudah baik, tetapi

cakupan ketersediaan air baku masih sangat kurang sebagai prasarana

penunjang pembangunan industri, pertanian, dan konsumsi atau

kebutuhan sehari-hari, untuk itu, perlu didorong peluasan ketersediaan

air baku di Kabupaten Rembang. Perkembangan Jaringan Irigasi dan

Pemenuhan Air Baku di Kabupaten Rembang Tahun 2015–2019 dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 96: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 83

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.63 Perkembangan Jaringan Irigasi dan Pemenuhan Air Baku

di Kabupaten Rembang Tahun 2015–2019

No Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1. Kewenangan

Pengelolaan Daerah

Irigasi (Luas Irigasi

Kabupaten

dlm kondisi baik

dari total 21,193.45

hektar)

19,561 16,742 17,166 18,438 19.961,45

2. Pemenuhan Kebutuhan

Air

Baku (embung-m3-dlm

ribuan)

8,101,319 7,844,440 9,228,753 10,613,066 10.615.566

Sumber : DPU TARU, 2019

Pembangunan sumber daya air diarahkan pada upaya meningkatkan

jumlah ketersediaan air baku melalui Pembangunan Embungisasi,

Program Pengelolaan Sungai Terpadu (PPST), dan Program Konservasi

Sumber Daya Air. Berbagai upaya tersebut, masih belum sepenuhnya

berhasil menopang permintaan dan kebutuhan air baku. Kondisi tersebut

menyebabkan cakupan ketersediaan air baku untuk irigasi maupun

untuk industri masih relatif kurang.

Tabel 2.64 Neraca Air Kabupaten Rembang

UPT Kecamatan Keb.

Irigasi

Keb. Air

Bersih

Keb.

Total

Q

tersedia

Hasil

(ltr/dtk.) (m3/dtk)

Barat

Sumber 6009,5 1,16 6010,66 1464,07 -4546,49 -4,54649

Kaliori 5361,74 3,07 5364,81 6765,07 1400,26 1,40026

Bulu 3219,84 1,49 3221,33 10268,15 7046,82 7,04682

Rembang 2626,61 8,59 2635,2 65,5 -2569,7 -2,5697

Sulang 650,52 5,1 655,62 165,78 -489,84 -4,8984

Tengah

Pancur 3030,3 3,16 3033,46 349,45 -2684,01 -2,68401

Lasem 1659,06 8,54 1667,6 148,19 -1519,41 -1,51941

Pamotan 1935,23 7,63 1942,86 983,2 -959,66 -9,5966

Gunem 2207,56 1,46 2209,02 1643,12 -565,9 -5,659

Timur

Sale 3195,66 1,27 3196,93 676,43 -2429,5 -2,4295

Sedan 3260,73 2,69 3263,42 381,5 -2881,92 -2,88192

Kragan 5928,6 0,92 5929,52 525,45 -5404,07 -5,40407

Sarang 3511,37 5,19 3516,56 3018,35 -498,21 -4,9821

Sluke 1747,25 1,12 1748,37 275,92 -1472,45 -1,47245

Sumber: Rencana Induk Penyediaan Air Baku

Page 97: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 84

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan air bersih dan semakin

menurunnya jumlah ketersediaan air, diperlukan suatu cara untuk

melakukan pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut. Salah satu upaya

untuk pemenuhan kebutuhan akan air bersih tersebut adalah dengan

adanya rencana pembangunan embung-embung dan bendung-bendung

baru di wilayah Kabupaten Rembang, dan penyelidikan air tanah yang

lebih detail khususnya di wilayah yang mengalami kekurangan air

sehingga nantinya diharapkan dengan adanya rencana pembangunan

tersebut dapat meningkatkan jumlah ketersediaan air khususnya pada

wilayah-wilayah Kecamatan yang mengalami kekurangan akan

ketersediaannya.

Air Minum dan Sanitasi

Selama Tahun 2014-2018 cakupan pelayanan air minum dan

sanitasi mampu dipacu meningkat. Cakupan pelayanan akses air minum

yang aman pada tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 85,66%,

dan terus meningkat pada tahun 2019 menjadi 86,1%. Sedangkan

cakupan layanan sanitasi dasar (air limbah domestik, persampahan dan

drainase) pada tahun 2019 sama dengan tahun 2018, yaitu 100,00

meningkat dari Tahun 2017 yaitu 80,64%.

Tabel 2.65 Cakupan Pelayanan Air Minum dan Sanitasi

Kabupaten Rembang Tahun 2014-2019 Item 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Air minum % 70 80,34 84,27 84,68 85,66 86,1

Sanitasi (dasar) % 71,25 77,42 79,98 80,64 100,00*) 100,00

Sumber: DPKP Tahun 2018

Peran strategis Pemerintah Kabupaten dalam rangka mendukung

peningkatan pelayanan akses air minum dan sanitasi merupakan bentuk

yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah sebagai upaya

meningkatkan pelayanan utilitas publik. Dari tabel di atas

memperlihatkan bahwa capaian pelayanan air minum dan sanitasi naik

setiap tahunnya. Hal ini menandakan bahwa Pemerintah Kabupaten

Rembang telah berupaya dalam peningkatan pelayanan air minum dan

sanitasi.

Salah satu upaya untuk pemenuhan kebutuhan akan air bersih

adalah dengan adanya rencana pembangunan embung-embung dan

bendung-bendung baru di wilayah Kabupaten Rembang, dan penyelidikan

Page 98: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 85

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

air tanah yang lebih detail khususnya di wilayah yang mengalami

kekurangan air sehingga nantinya diharapkan dengan adanya rencana

pembangunan tersebut dapat meningkatkan jumlah ketersediaan air

khususnya pada wilayah-wilayah Kecamatan yang mengalami kekurangan

akan ketersediaannya.

Tabel 2.66 IV Data Embung Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

Tahun Embung Jumlah

Besar Sedang Kecil

2015 17 52 142 211

2016 17 52 148 217

2017 17 52 166 235

2018 17 52 168 237

2019 17 52 182 251

Sumber : Dintanpan, 2019 diolah

Adapun untuk pemenuhan kebutuhan air baku pada Kecamatan-

Kecamatan yang memiliki nilai neraca air minus, arahan pemenuhan

kebutuhannya dilakukan dengan optimalisasi fungsi embung pada

masing-masing wilayah tersebut. Berdasarkan Perda Kabupaten

RembangNo.14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Rembang, Rencana pembangunan dan pengelolaan embung di

Kabupaten Rembang meliputi sebagai berikut:

a) Embung Lodan dengan kapasitas kurang lebih 5.390.000 m3 di

Kecamatan Sarang.

b) Embung Banyukuwung dengan kapasitas kurang lebih 2.416.000 m3

di Kecamatan Sulang.

c) Embung Grawan dengan kapasitas kurang lebih 42.000 m3 di

Kecamatan Sumber.

d) Embung Panohan dengan kapasitas kurang lebih 1.165.000 m3 di

Kecamatan Gunem.

e) Embung Tlogo dengan kapaasitas kurang lebih 3.700.000 m3 di

Kecamatan Bulu.

f) Embung Gedari dengan kapasitas kurang lebih 166.000 m3 di

Kecamatan Sluke.

g) Embung Trenggulunan dengan kapistas kurang lebih 4.000.000 m3 di

Kecamatan Pancur.

h) Embung Pasedan dengan kapasitas kurang lebih 64.420.000 m3 di

Kecamatan Bulu.

Page 99: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 86

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

i) Embung Gambiran dengan kapasitas kurang lebih 3.090.000 m3 di

Kecamatan Pamotan.

j) Embung Palemsari dengan kapasitas dengan kapasitas kurang lebih

340.000 m3 di Kecamatan Sumber.

k) Embung Sendangmulyo dengan kapasitas kurang lebih 3.270.000 m3

di Kecamatan Bulu.

l) Embung Kaliombo dengan kapasitas kurang lebih 2.150.000 m3 di

Kecamatan Sulang.

m) Embung Sambiroto dengan kapasitas kurang lebih 7.070.000 m3 di

Kecamatan Sedan.

n) Embung Mojosari dengan kapasitas kurang lebih 2.630.000 m3 di

Kecamatan Sedan.

Rencana embung tersebut telah terealisasi sebanyak 4 unit yaitu

Embung Lodan, Embung Banyukuwung, Embung Grawan dan Embung

Panohan. Embung Lodan mempunyai volume tampungan mencapai 4,6 juta

m3 yang dimanfaatkan untuk irigasi dan air baku. Embung Banyukuwung

berfungsi sebagai pengendali banjir, irigasi dan air baku dengan kapasitas

volume mencapai 2,426 juta m3. Embung Grawan mempunyai volume 0,47

juta m3 dan Embung Panohan mempunyai volume 0,82 juta m3. Embung /

Waduk panohan belum dapat digunakan secara optimal karena masih ada

permasalahan terkait proses tukar menukar lahan dengan Perhutani.

Selain empat embung besar yang pengelolaannya dilakukan oleh BBWS

Pemali Juawana, terdapat 7 embung mini yang pembangunannya dilakukan

oleh Dinas Pusdataru Propinsi Jawa Tengah yaitu Embung Wiroto, Embung

Sridadi, Embung Jurangjero, Embung Ronggomulyo, Embung Warugunung,

Embung Maguan dan Embung Sekarsari. Pemerintah Kabupaten juga

melakukan pembangunan embung berupa embung pertanian yang

realisasinya sejak tahun 2013-2018 mencapai 69 unit yang tersebar di

seluruh Kecamatan di Kabupaten Rembang. Mengingat kondisi Kabupaten

Rembang yang relatif kering maka perlu penambahan bangunan tampungan

air dengan kapasitas yang cukup besar untuk keberlanjutan air baku di

Kabupaten Rembang.

Pembangunan tampungan air di Kabupaten Rembang sebagian besar

terkendala pengadaan lahan dan relokasi permukiman yang terjadi pada

rencana pembangunan Embung Kaliombo dan Embung Tlogo. Sehingga

perencanaan anggaran ke depan harus diprioritaskan untuk pengadaan

lahan sebagai tampungan-tampungan air agar air permukaan run off air

Page 100: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 87

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

menuju hilir dapat diperlambat. Selain itu untuk rencana bangunan

penampung air lainnya harus segera dibuat perencanaan yang matang

sehingga skenario penyediaan air baku di Kabupaten Rembang dapat

berjalan secara optimal.

3) Saluran Drainase

Saluran drainase di Kabupaten Rembang sepanjang 24,95 Km. Pada

tahun 2019 saluran drainase dalam kondisi baik adalah sepanjang 19,40 Km,

sedangkan kondisi rusak sepanjang 5,55 Km yang berfungsi sebagai saluran

untuk pembuangan industri, niaga dan pemukiman penduduk. Hal ini

mengindikasikan masih perlu penataan jaringan drainase yang baik di

seluruh wilayah Kabupaten, terutama drainase yang berada pada kawasan

pemukiman yang bersentuhan langsung dengan penduduk. Adapun

pengembangan jaringan drainase harus dilakukan dengan mengikuti kontur

tanah dan sungai sebagai muara akhir agar jaringan drainase dapat

berfungsi secara sempurna untuk saranan pembuangan. Disisi lain drainase

jalan juga perlu pembangunan dalam rangka pencegahan terjadinya banjir.

Perkembangan Panjang Saluran Drainase Kabupaten Rembang Tahun 2015–

2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.67 Perkembangan Panjang Saluran Drainase Tahun 2015-2019

No. Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

1. Panjang Drainase (Km) 25,95 23,74 24,06 24,95 24,95

2. Panjang Drainase dalam

Kondisi Baik (Km) 16,60 17,74 18,38 20,17 19,40

3. Panjang Drainase dalam

Kondisi Rusak (Km) 9,35 6,00 5,68 4,78 5,55

Sumber: DPU TARU, 2019

4) Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Perkembangan Jumlah Kebutuhan Rumah/ Backlog

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Rembang yang mengalami

peningkatan belum diikuti dengan penyediaan rumah oleh pemerintah

daerah. Perkembangan dalam urusan perumahan rakyat dan kawasan

permukiman dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 101: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 88

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.68 Realisasi Kinerja Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman

No Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Rumah tangga

Pengguna listrik

(pelanggan)

152.182 152.182 152.182 184.216

2 Luas Lingkungan

pemukiman kumuh

(%)

NA 93,53 85,41 53,05

3 Rasio permukiman

layak huni NA 99,7321 99,7368 99,8060

Sumber : DPKP Kab. Rembang, 2019

Pada saat ini sebagian besar kebutuhan rumah dipenuhi oleh pihak

swasta. Hingga tahun 2019, RTLH tersebut telah dilakukan peningkatan

kualitas rumah sebanyak 4.990 unit. Selengkapnya data Rumah Tidak

Layak Huni serta realisasi penanganannya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 2.69 Data Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Rembang

Tahun 2016-2019

No Kecamatan Data RTLH

(PBDT 2015)

Realisasi Rehabilitasi RTLH

2016 2017 2018 2019

1 Sumber 5,115 31 133 54 288

2 Bulu 3,735 60 38 83 231

3 Gunem 3,054 0 41 68 174

4 Sale 3,242 11 197 56 117

5 Sarang 5,480 89 138 87 60

6 Sedan 6,414 283 221 191 60

7 Pamotan 5,840 83 106 494 60

8 Sulang 4,603 44 62 95 60

9 Kaliori 4,165 0 199 134 60

10 Rembang 4,064 105 240 197 54

11 Pancur 3,406 231 26 99 59

12 Kragan 4,884 66 108 127 60

13 Sluke 2,490 20 33 50 117

14 Lasem 2,961 51 74 179 60

Jumlah 59,453 1.074 1,616 1914 1,460

Sumber: DPKP, 2019

Page 102: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 89

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Penanganan Kawasan Kumuh

Sampai dengan tahun 2018, luas pengurangan kawasan kumuh di

Kabupaten Rembang baru mencapai 6,16 Ha. Selengkapnya luas

pengurangan kawasan kumuh di Kabupaten Rembang sebagaimana tabel di

bawah ini.

Tabel 2.70 Luas Pengurangan Kawasan Kumuh di Kabupaten Rembang

Tahun 2019

No Kecamatan Kelurahan

Luasan

Kumuh

Awal

Luasan

Kumuh

Akhir

Capaian

Pengurangan

Kumuh 2019

Sisa

Luasan

Kumuh

Akhir

2019

1 2 3 4 5 6 7

1 LASEM SODITAN 8.38 0 0 0

2 LASEM SUMBERGIRAN

G

7.25 0 7.25 0

3 LASEM BABAGAN 15.90 0 10.115 5.79

4 LASEM DOROKANDAN

G

1.98 0 0 0

5 LASEM GEDONGMULY

O

33.63 0.048 33.581 0.048

6 LASEM NGEMPLAK 2.93 0 0 0

7 REMBANG GEGUNUNG

KULON

5.02 5.023 0 5.023

8 REMBANG GEGUNUNG

WETAN

4.77 4.766 0 4.766

9 REMBANG KABONGAN

LOR

3.82 3.82 0 3.82

10 REMBANG PADARAN 36.94 0 8.75 28.19

11 REMBANG PASARBANGGI 3.83 0 3.83 3.83

12 REMBANG SUKOHARJO 5.83 5.83 0 5.83

13 REMBANG TANJUNGSARI 20.2 2.271 13.529 2.271

14 PAMOTAN SIDOREJO 20.34 20.34 0 20.34

15 PAMOTAN PAMOTAN 23.61 23.61 0 23.61

16 PAMOTAN BANGUNREJO 19.99 19.99 0 19.99

17 KRAGAN TEGALMULYO 46.32 46.32 0 46.32

18 KRAGAN KRAGAN 12.05 12.05 0 12.05

19 KRAGAN KARANGHARJO 14.63 14.63 0 14.63

TOTAL 290.450 162.528 73.225 196.50

8

Page 103: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 90

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Dalam rangka peningkatan kualitas perkotaan sebagaimana amanat

Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Kabupaten

Rembang berkomitmen untuk menyediakan minimal 20 % Ruang Terbuka

Hijau Publik Perkotaan. RTH publik perkotaan berfungsi menjaga

keseimbangan ekosistem yang dapat diwujudkan sebagai kawasan hijau

pertamanan kota, hutan kota, rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olah

raga, kawasan hijau pemakaman, kawasan hijau sempadan jalan, sempadan

sungai, sempadan rel KA, kawasan hijau jalur hijau dan kawasan hijau

pekarangan. Selengkapnya RTH di Kabupaten Rembang pada tabel berikut.

Tabel 2.71 Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Rembang

NO NAMA RTH LOKASI TIPOLOGI RTH JENIS RTH LUAS (M2)

1 Alun-alun Kota

Rembang

Jalan KH. Mas Mansyur Kel

Kutoharjo Kec Rembang.

Publik Taman Kota 12.722

2 Taman Borotugel Jl Pahlawan (belakang RSUD) ds

Kabongan Kidul kec Rembang.

Publik Taman Kota 10.400

3 RTH Desa

Mondoteko

Jalan Mondoteko Desa Mondoteko

Kecamatan Rembang.

Publik Taman Kota 29.000

4. RTH KBT

Tasikagung

Jl Pelabuhan Periknan Pantai Tasik

agung ds Tasikagung Kec Rembang.

Publik Taman Kota 5.200

5. Taman Tugu

Batas Kota Barat

Jalan Gajahmada ds Banyudono

Kecamatan Kaliori

Publik Taman Kota 420,84

6. Taman Tugu

Bataskota Timur

Jalan Sudirman Desa Tireman

Kecamatan Rembang

Publik Taman Kota 420,84

7. Taman Tugu PKK Jalan Gajah Mada Kelurahan

Magersari Kecamatan Rembang

Publik Taman Kota 130,38

8. Taman Tugu

Adipura

Jalan Gajah Mada – Diponegoro Kel

Kutoharjo kec Rembang

Publik Taman Kota 147,33

9. Taman Balai

Kartini

Jalan Diponegoro Desa Pandean

Kecamatan Rembang

Publik Taman Kota 437,8

10. Taman Tugu

Lilin

Jalan Veteran Kelurahan Kutoharjo

Kecamatan Rembang

Publik Taman Kota 411

11. Taman Depan

Terminal

Jalan Sudirman Kelurahan

Kutoharjo Kecamatan Rembang

Publik Taman Kota 269

12. Pemakaman

Krapyak

Jalan Majapahit Kelurahan

Sidowayah Kecamatan Rembang.

Publik Pemakaman 74.135

13. Pemakaman

Turusgede

Jalan Rembang – Blora Desa

Turusgede Kecamatan Rembang

Publik Pemakaman 54.253

14. Jalur Hijau

Jalan Kartini

Jl Kartini Kel Kutoharjo, Kel Leteh, ds

Sawahan Kecamatan Rembang.

Publik Jalur pejalan

kaki

677,51

15. Jalur Hijau Jl

Dr. Sutomo

Jl dr. Sutomo Kel Kutoharjo, Kel

Leteh Kecamatan Rembang

Publik Jalur Pejalan

Kaki

868,62

16. Jalur Hijau Jl

HOS.

Jl HOS. Cokroaminoto Kel Kutohar

jo,kel Leteh,kel Sidowayah, ds Suko

Publik Jalur Pejalan

Kaki

1.328,44

Page 104: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 91

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

NO NAMA RTH LOKASI TIPOLOGI RTH JENIS RTH LUAS (M2)

Cokroaminoto harjo,ds Kabngankidul kec Rembng.

17. Jalur Hijau

Jalan Pemuda

Jl Pemuda ds Sumberjo, Kel Leteh, ds

Kabongankidul, ds Ngotet, ds

Mondoteko Kec Rembang.

Publik Jalur Pejalan

Kaki

4.050,04

18. Hutan Kota Besi Jl Rembang–Blora ds Turusgede Kec

Rembang

Publik Hutan Kota 200.000

19. Hutan Kota

Rowosetro

Jl Clangapan ds PasarBanggi Kec

Rembang

Publik Hutan Kota 22.434

20. Hutan mangrove

Desa Tireman

Jalan - Desa Tireman Kecamatan

Rembang.

Publik RTH Sempadan

Pantai

280.000

21. Hutan mangrove

ds Pasar Banggi

Jalan-ds Pasar Banggi Kec Rembang Publik RTH Sempadan

Pantai

485.000

Sumber: Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Rembang, 2018

Sebagian besar RTH sebagaimana tercantum di atas berlokasi di

Kecamatan Rembang. Luas Ruang Terbuka Hijau di atas mencapai 118,23 Ha

yang terdiri dari taman aktif maupun pasif. Dilihat dari luas kawasan

permukiman perkotaan di Kabupaten Rembang yang mencapai 3.214 Ha,

maka persentase RTH Publik di Kabupaten Rembang baru mencapai 3,68 %.

Untuk memenuhi amanat Perda Tata Ruang 20 % dari luas perkotaan atau

sekitar 642,8 hektar maka masih terdapat kekurangan luas RTH publik

seluas 524,57 hektar. Sejak Tahun 2018, Pemkab Rembang mulai melakukan

penataan RTH di luar Perkotaan Rembang untuk mewujudkan target luasan

sebagaimana amanat Perda Tata Ruang. Beberapa kendala yang dihadapi

dalam pemenuhan luasan RTH publik tersebut antara lain kurangnya lahan

di perkotaan. Sehingga upaya perwujudan RTH Publik harus diiringi dengan

kesiapan lahan di kawasan perkotaan.

d. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat

Kabupaten Rembang sebagai salah satu Kabupaten yang terletak di

jalur utara Pulau Jawa merupakan wilayah yang sangat strategis. Kabupaten

Rembang ini dilewati jalur utama perekonomian di Jawa Tengah dan juga

Pulau Jawa bagian utara sehingga tingkat mobilitas transportasi manusia

dan barang sangat tinggi. Hal tersebut berpotensi menyebabkan ancaman

gangguan ketertiban dan keamanan.

Angka Kriminalitas

Kabupaten Rembang meskipun tidak memiliki dinamika kemajemukan

seperti yang ada di kota-kota besar, namun kondisi kriminalitas masih

Page 105: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 92

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

sangat perlu mendapatkan perhatian. Selama tahun 2016-2019 angka

kriminalitas di Kabupaten Rembang berfluktuasi utamanya pada tahun 2016

dimana terdapat kasus criminal paling tinggi yakni sebanyak 67 kasus

kriminal. Pada tahun 2019, jumlah kasus tindak pidana yang terjadi di

wilayah hukum Polres Kabupaten Rembang adalah sejumlah 45 kejadian,

meningkat jika dibandingkan dengan kasus pada tahun 2018 sebanyak 29

kejadian, yang telah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kasus

2016 yang sebanyak 45 kejadian. Dari jumlah kejadian tindak pidana

tersebut, yang menonjol di setiap tahun adalah kejadian pencurian dengan

pemberatan dengan jumlah kejadian yang selalu tinggi setiap tahunnya,

dimana pada tahun 2019 terjadi sebanyak 28 kejadian, yang selanjutnya

diikuti oleh pencurian ranmor, dan pencurian dengan kekerasan.

Perkembangan Penanganan Jumlah Tindak Pidana menonjol (crime index)

menurut jenis di Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 2.72 Jumlah Tindak Pidana Menonjol (Crime Index) di Kab. Rembang

Tahun 2015-2019

No. Jenis Kasus Kriminal Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Narkoba 6 19 15 16

2 Pembunuhan 0 2 0 1 1

3 Seksual 8 5 3 10

4 Penganiayaan 34 16 9 14

5 Pencurian ranmor 23 19 11 8

6 Pencurian dengan

kekerasan 7 3 4 6

7 Pencurian dengan

pemberatan na 35 21 14

28

8 Penipuan 18 12 18 9

9 Pemalsuan Uang 0 0 1 0 2

Jumlah 123 90 67 82

Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah 2019

Penyelenggaraan Kamtribumlinmas dilaksanakan melalui Program

Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan yang diukur melalui

rasio poskamling dan cakupan petugas linmas, Program Pemberdayaan

Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan yang diukur melalui

rasio linmas dan rasio pos kampling, Program Peningkatan Pemberantasan

Penyakit Masyarakat (Pekat) yang diukur melalui jumlah pekat yang

Page 106: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 93

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

tertangani, dan Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan

Tindak Kriminal yang diukur melalui jumlah tindak kriminal yang tertangani

dan penyelesaian pelanggaran K3.

Tabel 2.73 Penyelenggaraan Kamtirbumlinmas

No Aspek/variabel dan/atau

Indikator 2016 2017 2018 2019

Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

1 rasio poskamling per 10.000

penduduk 55 21 78 89

2 cakupan petugas Linmas di

masing-masing Desa 100 100 100 100

Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan

Keamanan

1 Rasio Linmas per Jumlah

10.000 penduduk 9 89 89 87.1

2 Rasio Pos Siskamling per 100

jumlah desa/kelurahan

100

100

100

100

Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)

1 Persentase penyakit 80

masyarakat yang

tertangani

90 90 100 100

Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

1 Persentase kriminalitas yang

tertangani 90 100 100 100

2 Persentase tingkat penyelesaian

pelanggaran K3 90 87,7 100 100

Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah 2019

e. Sosial

Fokus penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

di Kabupaten Rembang adalah pada kelompok lansia terlantar dan disabilitas

berat karena kelompok tersebut termasuk kelompok miskin absolut individu.

Sedangkan permasalahan PMKS yang lain sudah ditangani oleh perangkat

daerah terkait. Agar supaya bisa menangani permasalahn PMKS kategori

tersebut maka dilakukan pemberian bantuan jaminan biaya hidup di atas

garis kemiskinan, sehingga diharapkan biaya hidup tiap bulan bisa tercukupi

dan tertangani dengan baik. Kegiatan ini dilaksanakan oleh semua pihak

terkait, mulai dari pemerintah, dunia usaha melalui forum CSR, Baznas

maupun personal responsibility. Perkembangan dan penanganan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Rembang pada kurun

Page 107: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 94

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

waktu tahun 2015-2019. Berikut inidkator kinerja daerah pada urusan sosial

tahun 2015-2019.

Tabel 2.74 Kinerja Daerah Urusan Sosial Tahun 2015-2019

No. Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Jumlah PMKS 82.885 82,885 82.885 82.885 82.885

2

Penanganan

penyandang

masalah

kesejahteraan

sosial (PMKS)

18.002 23.208 28.007 48.611

74.597

Persentase (%) 21,72 28 33,79 58,67 90

3

PMKS yang

memperoleh

bantuan

sosial

18.002 23.208 28.000 48.611

65.220

Persentase (%) 21,72 28 33,79 58,67 78,69

4

Jumlah

sarana panti

sosial /panti

jompo/ panti

rehabilitasi

10 LKSA

1 LKSLU

1 PSLU

1

Rehabilitasi

10 LKSA

1 LKSLU

1 PSLU

1

Rehabilitasi

10 LKSA

1 LKSLU

1 PSLU

1

Rehabilitasi

10 LKSA

1 LKSLU

1 PSLU

1

Rehabilitasi

10 LKSA

1 LKSLU

1 PSLU

1

Rehabilitasi

5

Angka

Kemiskinan

(%) BPS

19,28 18,54 18,35 15,41

14,95

Sumber: Dinsos PPKB, 2019

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah PMKS di Kabupaten

Rembang setiap tahunnya masih tetap sama yakni sebanyak 82.885 jiwa,

sedangkan jumlah PMKS yang tertangani setiap tahunnya cenderung

fluktuatif.

Persentase tertinggi jumlah PMKS yang tertangani terdapat di tahun

2019 yakni 90% atau sebanyak 74.597 jiwa, sedangkan persentase terkecil

jumlah PMKS yang tertangani terdapat di tahun 2015 yakni 21,72% atau

sebanyak 18.002 jiwa.

Page 108: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 95

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

2.3.2. Urusan Pemerintahan Wajib Yang Tidak Berkaitan Dengan

Pelayanan Dasar

a. Tenaga Kerja

Pembangunan dibidang ketenagakerjaan sasaran utamanya adalah

memperluas dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Tantangan

yang dihadapi Kabupaten Rembang dalam perluasan lapangan kerja saat ini

yaitu penyerapan tenaga kerja yang tidak sebanding dengan besarnya

angkatan kerja yang ada. Masalah lain adalah jumlah penduduk usia kerja

yang sangat besar tetapi dengan basis pendidikan dan ketrampilan rendah.

Adapun masalah ketenagakerjaan adalah adanya kesenjangan antara

angkatan kerja dengan kesempatan kerja yang tersedia atau antara

permintaan tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja, sehingga

menyebabkan pengangguran. Disamping itu juga adanya produktivitas dan

pendapatan masyarakat yang berkurang, serta pendapatan masyarakat yang

tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup layak sehingga dapat menyebabkan

timbulnya kemiskinan dan masalah sosial lainnya.

Perkembangan Indikator Ketenagakerjaan di Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.75 Realisasi Indikator Kinerja pada Urusan Tenaga Kerja Tahun 2015-2019

No Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK)(%) 66.97 56.4 70.78 67.46 71,23

2 Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) (%) 4,51 4.3 3.19

2.87

3.69

3 Tingkat Kesempatan

Kerja (TKK) NA NA 96.81

97.13

96.31

4 Jumlah Penduduk Usia

Kerja 478.731 NA 489.655 494.973 500.216

5

Angkatan Kerja:

Jumlah Bekerja 306.110 NA 333.518 324.318 318.264

Jumlah Pengangguran 14.474 NA 11.052 9.598 12.185

Total Angkatan Kerja 320.584 NA 346.570 333.916 330.449

6

Bukan Angkatan Kerja:

Sekolah NA NA 22.622 34.764 32.932

Mengurus Rumah Tangga NA NA 106.781 100.190 110.854

Lainnya NA NA 13.642 26.103 25.880

Sumber: BPS, 2019

Keterangan: *) tidak ada SAKERNAS Agustus

Page 109: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 96

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Rembang

selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2015 sampai tahun 2019

menunjukkan angka yang fluktuatif. Pada tahun 2019 angka TPAK yakni

71,23% dan sempat mengalami penurunan 67,46% pada tahun 2018.

Sedangkan perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di

Kabupaten Rembang sejak tahun 2015 sampai 2019 menunjukkan kinerja

yang baik yaitu mengalami penurunan, dari 4,51% menjadi 3,69%.

Persentase TPT tahun 2019 lebih tinggi dibanding pada tahun 2018

menunjukkan 2,87. Sementara itu, Perkembangan Urusan Ketenagakerjaan

di Kabupaten Rembang Tahun 2019 ada pada tabel berikut.

Tabel 2.76 Perkembangan Urusan Ketenagakerjaan di Kabupaten Rembang

Tahun 2019 No Indikator Kinerja Satuan 2019

1. Tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan dan sertifikasi

kompetensi

Orang 480

2. Persentase pelatihan yang bersertifikat % 90

3. Presentasi tenaga kerja yang ditempatkan % 68,71

4. Rasio penduduk yang bekerja % 97,56

5. Rasio ketergantungan % 40,4

6. % lembaga ketenagakerjaan yg memenuhi syarat

operasional

% 93,75

7. % perselisihan pengusaha-pekerja yg diselesaikan % 100

8. Persentase peserta BPJS Ketenagakerjaan % 84,02

Sumber: DPMPTSPNaker, 2019

Secara keseluruhan jumlah penduduk di Kabupaten Rembang jika

dilihat dari status ketenagakerjaan sejak tahun 2016-2019 populasi

penduduk yang bekerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan penduduk

yang tidak bekerja atau menganggur. Namun dari tahun ke tahun, jumlah

penduduk yang bekerja selalu mengalami penurunan, berbanding terbalik

dengan penduduk yang tidak bekerja di tahun 2018-2019 mengalami

peningkatan. Sementara untuk populasi penduduk yang tidak aktif secara

ekonomi, jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga jauh lebih banyak

dibandingkan dengan penduduk yang sekolah ataupun lainnya.

Page 110: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 97

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.77 Penduduk Kabupaten Rembang berusia 15 tahun keatas dengan status

ketenagakerjaan

Tahun

Aktif secara ekonomi Tidak Aktif secara ekonomi

Bekerja Pengangguran

Terbuka Sekolah

Mengurus

Rumah

Tangga

Lainnya

2016

2017 335.518 11.052 22.662 106.781 13.642

2018 324.318 9.598 34.764 100.190 26.103

2019 318.264 12.185 32.933 110.954 25.880

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020

Jumlah pencari kerja di Kabupaten Rembang mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2019 jumlah pencari kerja

naik secara signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2016-2018. Tabel

berikut menyajikan data jumlah pencari kerja sesuai dengan tingkat

pendidikannya. Dimana jumlah terbanyak ada pada tingkatan pendidikan

SMA yang mencapai 2.350 ditahun 2019, disusul dengan tingkatan

pendidikan Diploma IV/Sarjana yang mencapai angka 343 di tahun 2019.

Tabel 2.78 Jumlah Pencari Kerja sesuai dengan tingkat Pendidikan

Tahun

Jenis Pendidikan

Jumlah SD SMP SMA Diploma

Diploma

IV/Sarjana

Pasca

Sarjana

2016 5 36 961 111 230 4 1347

2017 10 80 998 188 422 3 1704

2018 17 65 978 11 374 5 1548

2019 69 728 2350 85 343 6 3581

Sumber: Kabupaten Rembang dalam Angka tahun 2016-2020

Tabel 2.79 UMK dan KHL Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

UMK DAN KHL 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp) 2019 (Rp)

Upah Minumum

Kabupaten Rembang

1.120.00,00 1.300.00,00 1.408.00,00 1.535.00,00 1.660.00,00

Sumber: DPMPTSNaker, 2019

b. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

1) Pemberdayaan Perempuan

Perempuan memiliki potensi tinggi untuk berperan pada upaya-upaya

pembangunan daerah. Meskipun demikian, pemberdayaan dan

pengembangan perempuan masih menjadi masalah yang perlu diperhatikan,

terkait dengan kemampuan perempuan untuk menikmati dan berperan aktif

dalam pembangunan daerah. Sebagai contoh, kondisi ini ditunjukan dengan

belum terintegrasinya perspektif gender dalam perencanaan penganggaran.

Page 111: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 98

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambaran pembangunan manusia berbasis gender dapat dilihat

melalui Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender

(IDG). Berdasarkan indeks tersebut, dapat dilihat seberapa besar

perkembangan pembangunan gender berdasarkan pencapaian perempuan

dalam mengakses pembangunan gender dan tingkat keterlibatan perempuan

dalam proses pengambilan keputusan di bidang politik dan ekonomi.

Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan indeks pencapaian

kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM dengan

memperhitungkan ketimpangan Gender. IPG dapat digunakan untuk

mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan

perempuan. Perkembangan persentase IPG di Kabupaten Rembang 2017-

2019 selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Tabel 2.80 Indeks Pembangunan Gender

Indeks Pembangunan Gender

Tahun

2017 2018 2019

IPG Kabupaten Rembang 86.18 86.49 86.85

Kabupaten sekitar:

Pati

Kudus

Jepara

Blora

91.98

92.68

90.39

83.55

91.50

92.89

90.66

83.79

91.60

92.90

90.91

83.96

IPG Jawa Tengah 91.89 91.95 91.94

IPG Nasional 91.07 90.99 90.96

Sumber: BPS, 2020

Dari tabel di atas, dapat kita lihat, IPG rembang masih di bawa Jawa

Tengah dan nasional. Dibandingkan Kabupaten sekitar, IPG Kabupaten

Rembang masih di bawah Kudus, Pati dan Jepara, tetapi di atas Blora.

Sementara itu, Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan indeks

komposit yang mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi

dan politik. Peningkatan kualitas hidup perempuan di Kabupaten Rembang

dapat dilihat dari tabel berikut, bahwa dari keterlibatan perempuan sebagai

tenaga profesional mengalami peningkatan di tahun 2016 hingga tahun 2018,

lalu menurun di tahun 2019. Sementara untuk keterwakilan perempuan

sebagai anggota DPRD mengalami penurunan selama 2 tahun terakhir yaitu

dari tahun 2017 hingga tahun 2019. Sementara untuk persentase

keikutsertaan perempuan dalal lembaga pemerintah dan jabatan eksekutif di

lingkungan pemerintahan daerah cenderung fluktuatif.

Page 112: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 99

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.81 Perkembangan Indikator Kinerja Program Pemberdayaan Perempuan

Kabupaten Rembang Tahun 2016-2019

Indikator Kinerja Program Tahun

2016 2017 2018 2019

Persentase perempuan

sebagai tenaga profesional 35,2 35,8 37,4 35

Persentase keterwakilan

perempuan sebagai

anggota DPRD

22,2 22,22 20 13,3

Persentase partisipasi

perempuan di lembaga

pemerintah

44,1 44,15 44,1 27,68

Persentase perempuan yang

memiliki jabatan eksekutif di

lingkungan

pemerintah daerah

27,6 28 26 26,9

Sumber: Dinsos PPKB, 2020 data diolah

Berdasarkan grafik di atas, perkembangan IPG di Kabupaten Rembang

dari tahun dalam 5 tahun (2016-2019) menunjukkan tren yang meningkat,

hingga pada Tahun 2018 nilai IPG Kabupaten Rembang mencapai 73,12%.

Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan antara laki-laki dan perempuan

di Kabupaten Rembang semakin mendekati kesetaraan. Meskipun demikian,

nilai tersebut masih tergolong rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa

masih terjadi ketimpangan dan ketidaksetaraan gender di Kabupaten

Rembang. Dalam persepektif gender, hasil pembangunan di Kabupaten

Rembang masih belum bisa dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh

masyarakat.

Sementara itu, Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan indeks

komposit yang mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi

dan politik. IDG dan Komponen Kabupaten Rembang Tahun 2015-2018

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.82 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) dan Komponen IPG Kabupaten

Rembang dibandingkan IPG PProvinsi Jawa Tengah dan Nasional, Tahun 2015-2018

Komponen Tahun

2015 2016 2017 2018

Keterlibatan Perempuan di Parlemen (%) 20,00 NA 22,22 22,22

Perempuan sebagai Tenaga Profesional (%) 45,52 NA 55,66 51,35

Sumbangan Pendapatan Perempuan (%) 31,68 NA 31,69 31,72

Page 113: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 100

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Komponen Tahun

2015 2016 2017 2018

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kab

Rembang 70,35 NA 72,45 73,12

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Rembang 2017

Peningkatan kualitas hidup perempuan di Kabupaten Rembang dapat

dilihat dari jumlah perempuan di parlemen. Persentase keterlibatan

perempuan di Parlemen terus meningkat dari tahun 2013, hingga mencapai

22,22%pada tahun 2017.Hal ini selaras dengan nilai IDG Kabupaten

Rembang yang mengalami peningkatan hingga Tahun 2017 mencapai angka

72,45%.

2) Perlindungan Anak

Suatu Kabupaten dikatakan sebagai Kabupaten Layak Anak apabila

telah memenuhi 5 klaster 31 indikator penilaian Kabupaten Layak Anak yang

telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No. 12 Th. 2011.

Capaian Kabupaten Layak Anak dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu

Pratama dengan nilai 500-599, Madya dengan nilai 600-699, Nindya dengan

nilai 700-799, Utama dengan nilai 800-999, dan Idola dengan nilai 1000.

Pada tahun 2015-2017, Kabupaten Rembang menerima penghargaan sebagai

Kabupaten Layak Anak (KLA) dengan kategori Madya.Kabupaten Rembang

mengembangkan penilaian secara mandiri sampai ke tingkat Desa, yang

diwujudkan dalam ―Desa Ramah Anak‖. Beberapa indikator terkait penilaian

Desa Ramah Anak tersebut seperti pemenuhan hak anak dan perlindungan

anak. Hingga kini pemerintah masih melakukan upaya-upaya perlindungan

terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Rembang.

Adapun data kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat dilihat

pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.83 Data Kekerasan Terhadap Perempuan (PPT Semai “RWC3”

Rembang)

NO. TAHUN JUMLAH

KASUS

JENIS KASUS

FISIK SEKSUAL PSIKOLOG PENELANTARAN

1 2011 18 16 0 0 2

2 2012 15 10 1 0 4

3 2013 11 9 1 0 1

4 2014 14 11 1 0 1

5 2015 12 10 2 0 0

6 2016 18 12 0 2 4

Page 114: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 101

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

NO. TAHUN JUMLAH

KASUS

JENIS KASUS

FISIK SEKSUAL PSIKOLOG PENELANTARAN

7 2017 6 3 0 0 4

8 2018 5 3 2 0 0

9 2019 10 7 1 4 3

10 2020* 6 5 1 0 0

Sumber : DinsosPPKB Kabupaten Rembang, Tahun 2020

*sampai November

Tabel 2.84 Data Kekerasan Terhadap Anak (PPT Semai “RWC3” Rembang)

NO. TAHUN JUMLAH

KASUS

JENIS KASUS

FISIK SEKSUAL PSIKOLOG PENELANTARAN

1 2011 18 16 0 0 2

2 2012 15 10 1 0 4

3 2013 11 9 1 0 1

4 2014 14 11 1 0 1

5 2015 12 3 9 0 0

6 2016 15 6 9 0 0

7 2017 16 8 9 2 2

8 2018 15 3 11 0 1

9 2019 11 4 7 0 0

10 2020* 14 4 10 0 0

Sumber : DinsosPPKB Kabupaten Rembang, Tahun 2020

*sampai November

Capaian pemenuhan hak anak berdasarkan kategori tingkat pratama, dan

tingkat madya, di Kabupaten dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2.85 Capaian Kinerja Kabupaten Layak Anak Kabupaten Rembang

TAHUN PEROLEHAN

2015 TINGKAT MADYA

2016 TINGKAT MADYA

2017 TINGKAT MADYA

2018 TINGKAT MADYA

2019 TINGKAT NINDYA

Sumber : Dinsos PPKB,2019

c. Pangan

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan

pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang

Page 115: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 102

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

berkualitas (Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan).

Pemerintah berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan

pemenuhan konsumsi Pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi

seimbang, baik pada tingkat nasional maupun dengan memanfaatkan

sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Penyelenggaraan Pangan

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan

manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan

Pangan, kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan.

Sistem Ketahanan Pangan meliputi tiga subsistem, yaitu: (1)

Ketersediaan pangan dengan sumber utama penyediaan dari produksi dalam

negeri dan cadangan Pangan; (2) keterjangkauan pangan oleh seluruh

masyarakat, baik secara fisik maupun ekonomi; dan (3) pemanfaatan pangan

untuk meningkatkan kualitas konsumsi Pangan dan Gizi, termasuk

pengembangan keamanan Pangan. Dengan mengacu pada sistem Ketahanan

Pangan tersebut, penyelenggaraan Pangan ditujukan untuk dapat memenuhi

kebutuhan Pangan yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik

jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, terjangkau, dan

tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat.

Ketersediaan energi dan protein Per Kapita menunjukkan seberapa

besar ketersediaan energi dan protein pada tingkat rumah tangga. Semakin

tinggi ketersediaan energi dan protein perkapita menunjukkan bahwa daya

beli masyarakat terhadap bahan pangan semakin baik. Ketersediaan energi di

Kabupaten Rembang tergolong baik, dengan ketersediaan energi perkapita

menunjukkan capaian yang cukup baik yakni 5.794 kkal/kap/hari pada

tahun 2019. Capaian ketersediaan energi perkapita telah sesuai dengan

standar ketersediaan energi yaitu 2.200 kkal.

Jumlah ketersediaan yang melebihi standar ini menunjukkan tidak

terjadinya kerawanan pangan di Kabupaten Rembang karena kebutuhan

bahan pangan terpenuhi dan masyarakat memiliki daya beli masyarakat

terhadap pangan. Ketersediaan energi dan protein ini didorong dengan

produksi bahan pangan utama yaitu padi yang surplus. Penguatan cadangan

pangan juga menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari dari capaian di

atas 100 ton/hari, telah melebihi standar yang ditetapkan pemerintah untuk

Kabupaten/kota.

Berkaitan dengan konsumsi pangan dan keamanan pangan, dapat

diketahui dari Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Skor PPH Kabupaten

Rembang belum mencapai angka ideal, dengan skor tahun 2013 mencapai

Page 116: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 103

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

86,7 dan Tahun 2014 naik menjadi 86,8, namun terjadi penurunan di Tahun

2015, dan 2016.

Pada tahun 2017 skor PPH Kabupaten Rembang kembali mengalami

kenaikan menjadi 87,58 kemudian turun lagi di tahun 2018 menjadi 86,8

dan pada tahun 2019 naik menjadi 87,9. Angka tersebut masih dibawah

target Nasional berdasarkan Renstra Kementan yaitu 92,5. Nilai PPH yang

masih di bawah standar mengindikasikan kurang seimbangnya konsumsi

dari berbagai kelompok pangan.

Tingkat konsumsi energi Kabupaten Rembang pada Tahun 2019

mencapai 2.155,2 kkal/kapita/hari, dan konsumsi protein 66,6

gram/kapita/hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa nilai konsumsi energi

dan protein sudah melampaui rekomendasi konsumsi energi 2.150

kkal/kapita/hari dan rekomendasi konsumsi protein 57 gram/kapita/hari.

Kondisi ini menunjukkan bahwa konsumsi energi dan protein rata-rata

penduduk sudah sangat baik.

Secara rinci Perkembangan Urusan Ketahanan Pangan di Kabupaten

Rembang Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut.

Tabel 2.86 Perkembangan Urusan Ketahanan Pangan di Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019 No Indikator 2015 2016 2017 2018 2019

1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) (%) 85,9 85,4 87,58 86,8 87,9

2. Ketersediaan energi per kapita

(kkal/kapita/hari)

5.280 5.044 6.515 5.044 5794

3. Ketersediaan informasi pasokan harga &

akses pangandaerah (%)

100 100 100 100 100

4. Stabilitas harga dan pasokan pangan (%) 100 100 100 100 100

5. Pengawasan dan pembinaan keamanan

pangan (%)

80 100 100 100 100

6. Penanganan daerah rawan pangan (%) 66,6 100 100 100 100

7. % peningkatan kelas penyuluh/tahun

(%)

10% 10% 10% 15,78 7.5

8. Jml diklat formal/non formalyg diikuti

penyuluh/th

20 15 15 16 16

9. Jml Pos Penyuluhan desa/th (Posluhdes) 2 42 55 55 98

10. % peningkatan kelas kelompok tani (%) 17 17 9,09 10 12,78

Sumber: Dintanpan Kabupaten Rembang Tahun 2019

Page 117: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 104

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

d. Pertanahan

Kebijakan pada urusan pertanahan diarahkan pada upaya peningkatan

tertib administrasi pertanahan dan pemecahan masalah-masalah atau

konflik pertanahan. Kewenangan Pemerintah Kabupaten dalam urusan

Pertanahan adalah dalam penyelesaian sengketa tanah garapan, penyelesaian

masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan,

penyelesaian masalah tanah kosong, pemberian izin lokasi, penetapan tanah

ulayat, serta mempunyai kewenangan dalam Perencanaan penggunaan

tanah.

Kebijakan daerah dalam penyelenggaraan kewenangan pertanahan

diarahkan pada upaya fasilitasi pengadaan tanah untuk pembangunan bagi

kepentingan umum, pengendalian fungsi dan peruntukan tanah, serta

fasilitasi dan sinkronisasi program-program pemerintah di bidang

pertanahan. Salah satunya dalam upaya reaktifasi kereta api komuter di

Kabupaten Rembang. Perlu dilakukan identifikasi terkait lahn-lahan yang

merupakan asset PT. KAI sekaligus fasilitasi untuk pengadaan lahan baru

untuk mewujudkan program reaktifasi kereta api di Kabupaten Rembang.

Tabel 2.87 Realisasi Kinerja Urusan Pertanahan Tahun 2015-2019

Aspek/Fokus/Bidang

Urusan/ Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah

Satuan

Realisasi Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Persentase luas lahan

bersertifikat

% 0,55 0,65 0,86 0,86 0,86

Tabel 2.88 Jumlah Penanganan Persengketaan Tanah Tahun 2015-2020

No

TAHUN

JUMLAH PERSENGKATAAN/PERMASALAHAN

TANAH

TERSELESAIKAN

BELUM TERSELESAIKAN

1. 2015 10 8 2

2. 2016 15 10 5

3. 2017 11 7 4

4. 2018 12 9 3

5. 2019 19 15 4

6. 2020 14 9 5

Sumber: DPKP, 2019

e. Lingkungan Hidup

Secara umum, pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Rembang

belum optimal. Dari empat indikator pengukuran lingkungan hidup, yaitu

kualitas air, kualitas udara, pengelolaan sampah dan tutupan lahan.

Page 118: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 105

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing indikator pengelolaan

lingkungan hidup.

Kualitas Air

DLH Kabupaten Rembang mengukur pencemaran air sungai berdasarkan

komposisi parameter fisik (bau, warna, jumlah zat padat terlarut,

kekeruhan, rasa), kimia anorganik (besi, seng, aluminium, kesadahan,

klorida, mangan, pH, sulfat, tembaga), dan bakteriologis (jumlah kuman

dan total coli). Sampel diambil di tiga sungai yaitu Sungai Kalipang

(Sarang), Sungai Babagan (Lasem), dan Sungai Karanggeneng (Rembang).

Analisis pengujian sampel dilakukan di Laboratorium BBTPPI Semarang

dengan hasil dapat dilihat pada tabel brikut ini

Tabel 2.89 Kualitas Air Kabupaten Rembang Tahun 2019

No

.

Parame-

ter Satuan

Sungai Pengambilan Sampel Baku Mutu

Kalipang Karanggenen

g Babagan

Kelas

I

Kelas

II

Kelas

III

Kelas

IV

Smt

I

Smt

II

Smt

I

Smt

II

Smt

I

Smt

II

1. TSS mg/l 25,00 28,0

0

34,0

0

26,00 27,0

0

44,0

0

50 50 400 400

2. pH mg/l 6,70 7,80 7,70 6,50 6,90 7,80 6-9 6-9 6-9 6-9

3. BOD mg/l 7,02 7,82 5,75 6,09 4,56 8,67 2 3 6 12

4. COD mg/l 10,56 13,4

2

15,7

9

17,65 20,6

5

38,6

7

10 25 50 100

5. DO mg/l 4,01 4,33 3,95 3,56 2,89 4,91 6 4 3 0

6. Total Coli jumlah

/ 100

ml

>2.40

0

>2.4

00

>2.4

00

>2.40

0

>2.40

0

>2.4

00

7. E Coli jumlah

/ 100

ml

>2.40

0

>2.4

00

>2.4

00

>2.40

0

>2.40

0

>2.4

00

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup, 2019

Kualitas Udara

Indikator berikutnya adalah indeks kualitas udara. Pengukuran indeks

kualitas udara dilakukan DLH Provinsi Jawa Tengah pada empat lokasi yang

mewakili aktivitas tertentu yaitu transportasi di perempatan Jaeni, industri di

PLTU Sluke, perumahan di Desa Sidowayah, dan komersial perkantoran di Jl.

Pemuda Km. 2. Hasil pengukuran indeks kualitas udara Kabupaten Rembang

dapat dilihat pada Tabel 2.90

Page 119: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 106

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.90 Kualitas Udara Kabupaten Rembang Tahun 2019

No. Lokasi

Pengukuran

Lama

Pengukuran

SO2

mg/Nm3

CO

mg/Nm3

NO2

mg/Nm3

O3

mg/Nm3

TSP

mg/Nm3

PM10

mg/Nm3

Hc

mg/Nm3

1. Perempatan

Jaeni

1 jam 65,63 3865,03 117,79 51,86 81,65 0,018 38,41

2. PLTU Sluke 1 jam 64,21 5248,80 135,72 118,72 163,39 0,030 42,89

3. Desa

Sidowayah

1 jam 62,12 2879,45 106,53 41,76 52,63 0,012 35,11

4. Jl. Pemuda

Km. 2

1 jam 63,37 3456,92 109,87 60,74 78,11 0,020 37,96

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup, 2019

Persampahan

Penanganan masalah sampah di Kabupaten Rembang masih belum

optimal. Keberadaan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang ada

belum memenuhi syarat kelayakan yaitu sistem operasional TPA masih

dengan sistem control landfill, fasilitas TPA untuk zona penimbunan belum

dilengkapi dengan bangunan kedap air, pengendalian gas tidak ada, serta

instalasi pengolahan lindi yang kondisinya rusak. Timbulan sampah di

Kabupaten Rembang pada tahun 2019 mengalami peningkatan 4%. Wilayah

penyumbang timbulan sampah terbesar adalah Rembang (10%), Sarang (9%),

dan Kragan (9%) dari total timbulan sampah 185.070 kg/hari (2014)

meningkat menjadi 227.956 kg/hari (2018). Kecamatan di pesisir seperti

Rembang, Sarang, Kragan, Lasem dan Kaliori mendominasi total timbulan

sampah di Kabupaten Rembang, mengingat kawasan perkotaan berkembang

cepat dan terkonsentrasi di wilayah pesisir daripada pedalaman.

Selengkapnya data timbulan sampah di Kabupaten Rembang disampaikan

dengan grafik berikut:

Grafik 2.19 Tren Jumlah Timbulan Sampah di Kabupaten Rembang

Tahun 2014-2018

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang (2018)

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

2014 2015 2016 2017 2018

kg/h

ari

Sumber Bulu Gunem Sale Sarang

Sedan Pamotan Sulang Kaliori Rembang

Pancur Kragan Sluke Lasem

Page 120: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 107

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Ironisnya, pertambahan total timbulan sampah tidak diimbangi dengan

peningkatan kapasitas pengelolaan sampah. Di Kabupaten Rembang,

pengelolaan sampah dilakukan melalui empat cara yaitu melalui swadaya

masyarakat, bank sampah, TPS 3R (reduce, reuse, recycle), dan sampah yang

diangkut menuju TPA. Pada 2018, hanya sekitar 14% volume sampah yang

terangkut ke TPA dari total timbulan sampah mencapai 1.572,71 m3/hari,

dan jangkauan pelayanan hanya meliputi tujuh Kecamatan, yaitu Rembang,

Lasem, Pamotan, Sluke, Kragan, Sulang dan Sarang, sedangkan sisanya

melalui swadaya masyarakat dengan cara ditimbun, dibakar, atau dibuang ke

saluran air dan sungai. Inisiatif pengelolaan sampah 3R sangat minim hanya

ditemukan di Kecamatan Rembang

Tabel 2.91 Profil Pengelolaan Sampah di Kabupaten Rembang

No. Kecamatan

3R Volume Sampah

Terangkut ke TPA

Total Volume

Sampah Terangkut

Total Timbulan

Sampah

Kabupaten

% m3/hari % m3/hari % m3/ha

ri m3/hari

1. Sumber 0 0 0 0 0 0 13,01

2. Bulu 0,0007 0,07 0 0 0,0007 0,07 10,00

3. Gunem 0,0013 0,12 0 0 0,0013 0,12 86

4. Sale 0,0005 0,07 0,5 0,07 0,5005 0,14 14,01

5. Sarang 0 0 2,7 0,6 2,7 0,6 21,84

6. Sedan 0 0 1,4 0,27 1,4 0,27 19,28

7. Pamotan 0,0011 0,19 4,6 0,8 4,6011 0,99 17,56

8. Sulang 0,0011 0,16 2,9 0,4 2,9011 0,56 13,95

9. Kaliori 0,0011 0,16 0,7 0,1 0,7011 0,26 15,02

10. Rembang 0,0043 1,44 65,7 19,47 65,4073 20,91 32,1

11. Pancur 0 0 0,3 0,03 0,3 0,03 10,64

12. Kragan 0 0 5,8 1,3 5,8 1,3 23,00

13. Sluke 0,0007 0,07 0,6 0,07 0,07070 0,14 10,04

14. Lasem 0,0010 0,19 36,6 6,6 36,601 6,79 18,02

Jumlah 0,0004 2,46 13,7 29,7 121,2818 44,06 228,03

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang (2019)

Ketersediaan sarana pengumpulan sampah yang minim merupakan

salah satu faktor penyebab kinerja pengelolaan sampah yang rendah. Selama

kurun waktu 2013-2019, penambahan jumlah sarana pengumpulan sampah

belum mampu mengejar pertambahan total timbulan sampah, sebagaimana

terlihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.92 Profil Pengelolaan Sampah di Kabupaten Rembang

No. Jenis Sarana 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1. Truk sampah (unit) 5 5 5 4 5 6 7

2. Truk kontainer (unit) 7 7 7 5 6 8 8

Page 121: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 108

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No. Jenis Sarana 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

3. Kontainer (unit) 56 56 56 56 55 63 66

4. Gerobak dan becak sampah

(unit)

95 98 98 114 114 114 114

5. Tempat Pembuangan

Sementara (TPS)

36 36 36 46 52 59 61

6. Tempat Pembuangan Akhir

(TPA)

1 1 1 1 1 1 1

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang (2019)

Tutupan Lahan

Indikator terakhir untuk mengetahui kualitas lingkungan adalah

tutupan lahan. Tutupan lahan adalah kenampakan material fisik permukaan

bumi. Tutupan lahan menggambarkan keterkaitan antara proses alami dan

proses sosial. Informasi tutupan lahan yang akurat merupakan salah satu

faktor penentu dalam meningkatkan kinerja dari model-model ekosistem,

hidrologi, dan atmosfer sehingga kualitas lingkungan dapat diukur dengan

lebih akurat. Tutupan lahan di Kabupaten Rembang dapat dilihat dari luas

lahan dengan kenampakan hutan, selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 122: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 109

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.93 Kondisi Tutupan Lahan Kabupaten Rembang Tahun 2018

No. Nama DAS Kawasan Kekritisan Lahan (Ha)

Total Tidak Kritis Potensial Kritis Agak Kritis Kritis Sangat Kritis

1. Capluk Areal Penggunaan

Lain

17.979,86 97,34 82,41 31,20 16,09 18.206,90

Hutan Produksi 2.374,85 986,86 259,25 2,82 3.623,78

2. Panggung Areal Penggunaan

Lain

2.679,69 2.679,69

3. Jambangan Areal Penggunaan

Lain

1.464,50 1.464,50

4. Kiringan Areal Penggunaan

Lain

1.395,35 1.395,35

5. Lasem Areal Penggunaan

Lain

14.804,18 1.501,04 906,61 400,83 201,59 17.814,25

Hutan Konservasi 7,63 7,63

Hutan Lindung 38,43 37,85 324,55 109,89 510,72

Hutan Produksi 1.571,51 1.426,28 293,02 36,27 6,51 3.333,59

Hutan Produksi

Terbatas

121,24 1.066,04 191,65 13,30 4,27 1.396,50

6. Tasiksono Areal Penggunaan

Lain

1.104,33 102,94 769,94 131,05 46,29 2.154,55

Hutan Lindung 36,66 21,56 24,05 82,27

7. Bonang Areal Penggunaan

Lain

377,93 121,40 104,49 6,36 1,37 611,55

Hutan Lindung 2,02 4,64 68,54 31,97 107,17

Hutan Produksi 0,55 0,55

8. Leran Areal Penggunaan

Lain

196,36 62,08 104,78 33,18 396,40

Page 123: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 110

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No. Nama DAS Kawasan Kekritisan Lahan (Ha)

Total Tidak Kritis Potensial Kritis Agak Kritis Kritis Sangat Kritis

Hutan Produksi 32,63 30,45 36,35 32,95 132,38

9. Malang Areal Penggunaan

Lain

464,27 78,71 140,07 48,83 731,88

Hutan Produksi 1,44 1,08 49,72 7,52 59,76

10. Kladen Areal Penggunaan

Lain

568,86 8,38 600,16 146,08 1.323,48

Hutan Lindung 13,05 305,01 74,07 392,13

Hutan Produksi 0,71 0,71

11. Sranduk Areal Penggunaan

Lain

92,75 65,73 265,51 93,56 517,55

Hutan Lindung 0,05 0,05

12. Randualas Areal Penggunaan

Lain

149,07 117,00 52,44 318,51

13. Kepel Areal Penggunaan

Lain

285,69 229,64 211,21 726,54

Hutan Lindung 11,81 136,99 8,83 157,63

14. Kresak Areal Penggunaan

Lain

613,53 98,30 246,85 5,31 12,26 976,25

Hutan Lindung 4,89 195,03 2,66 202,58

15. Anyar Areal Penggunaan

Lain

752,93 30,57 20,67 12,70 4,42 821,29

16. Kesambi Areal Penggunaan

Lain

11.433,45 1.616,36 971,12 220,15 26,68 14.267,76

Hutan Lindung 92,98 259,80 665,51 47,42 1.065,71

Hutan Produksi 1.486,93 963,49 18,13 81,46 2.550,01

Hutan Produksi

Terbatas

19,76 107,48 42,56 8,28 178,08

Page 124: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 111

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No. Nama DAS Kawasan Kekritisan Lahan (Ha)

Total Tidak Kritis Potensial Kritis Agak Kritis Kritis Sangat Kritis

17. Randugunti

ng

Areal Penggunaan

Lain

7.487,40 3,93 3,08 0,52 7.494,93

Hutan Produksi 497,30 326,97 42,72 16,66 883,65

18. Serang Areal Penggunaan

Lain

373,48 153,55 9,02 0,71 536,76

Hutan Produksi 1.213,13 358,62 3,03 1.574,78

Hutan Produksi

Terbatas

235,29 147,27 6,37 1,10 390,03

19. Temperak Areal Penggunaan

Lain

4.447,96 21,21 4.469,17

Hutan Produksi 509,30 581,04 11,66 1.102,00

20. Solo Areal Penggunaan

Lain

719,32 544,32 3.227,20 416,98 4.907.82

Hutan Konservasi 4,07 11,80 15,87

Hutan Produksi 80,54 1.557,20 3.502,72 68,46 5.208,92

Hutan Produksi

Terbatas

3,64 16,65 430,99 40,85 492,13

Total 75.706,27 12.385,21 14.431,57 2.415,37 345,34 105.283,76

Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang (2019)

Page 125: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 112

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

f. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kewenangan Kabupaten/Kota dalam bidang administrasi

kependudukan dan pencatatan sipil menurut Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut:

1) Pelayanan pendaftaran penduduk;

2) Pelayanan pencatatan sipil;

3) Pengumpulan data kependudukan;

4) Pemanfaatan dan penyajian database kependudukan Kabupaten/ Kota;

5) Penyusunan profilkependudukan Kabupaten/Kota.

Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten

Rembang dalam rangka pencapaian tertib administrasi kependudukan di

masyarakat, meskipun demikian masih ada beberapa indikator yang

capaiannya masih belum sesuai dengan harapan. Misalnya adalah persentase

penduduk ber-KTP per satuan penduduk yang kinerjanya justru mengalami

mengalami tren menurun dengan capaian tahunan yang fluktuatif.

Pelayanan administrasi kependudukan dilaksanakan melalui program

penataan administrasi kependudukan, yang diukur melalui Persentase

penduduk ber KTP, rasio kepemilikan KTP elektronik, rasio kepemilkan akta

kelahiran bayi, rasio kepemilikan akta kelahiran bagi seluruh penduduk,

rasio kepemilikan akta kematian, danrasio kepemilikan kartu identitas anak

dan program pengembangan data dan informasi kependudukan yang diukur

melalui pemanfaatan database dan profil kependudukan dalam kebijakan.

Perkembangan Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Rembang Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.94 Perkembangan Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Rembang Tahun 2015-2019

No Indikator Capaian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Program penataan Administrasi Kependudukan

1. Persentase penduduk ber KTP per satuan

Penduduk (%)

87,52 94,00 98,40 98,24 99

2. Rasio kepemilikan KTP elektronik 100 98,4 98,2 98,24

3. Rasio kepemilkan akta kelahiran bayi (0-

1 tahun)

96,45 95,6 97,91 98,45 33,3

4. Rasio kepemilikan akta kelahiran bagi

seluruh penduduk

31 31 54,1 54,35

5. Persentase kepemilikan akta kelahiran

(%)

81 45,27 48,14 105

Page 126: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 113

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Indikator Capaian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

6. Persentase pasangan berakte nikah (non-

muslim) (%)

100 100 100 100

7. Persentase kepemilikan kartu keluarga

(%)

100 100 100 100

9. Persentase Kepemilikan Akte Kematian

(%)

100 100 100 100

10. Rasio kepemilikan akta kematian 25 25 29,8 17

11. Informasi Administrasi Kependudukan

(%)

85,50 95,50 99,00 99,00

Program pengembangan data dan informasi kependudukan

1 Persentase pemanfaatan database dan

profil penduduk dalam perumusan

kebijakan

0 0 65 70

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rembang Tahun, 2019

Dalam hal pelayanan administrasi kependudukan, masih terdapat

beberapa pekerjaan rumah yang perlu didorong lagi pencapaiannya.

Penduduk ber-KTP elektronik masih belum mencapai 100 persen, dan rasio

penduduk yang memiiki akta kelahiran juga masih rendah. Capaian yang

juga masih harus terus dikejar adalah kepemilikan akta kematian serta kartu

identitas anak. Dalam hal pengembangan data dan informasi kependudukan

sudah mulai terlihat peningkatan. Namun demikian, hal ini juga masih perlu

didorong akan menghasilkan capaian yang lebih maksimal.

g. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui pengembangan

kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan

pengorganisasian masyarakat. Kemampuan masyarakat yang dikembangkan

disesuaikan dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi, seperti

kemampuan untuk berusaha, mencari informasi, dan mengelola kegiatan.

Perilaku masyarakat harus didorong agar mampu bekerjasama atau

bergotong royong dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tantangan ke depan sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa, maka desa memiliki kewenangan di bidang

penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,

pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

Kewenangan desa tersebut meliputi kewenangan berdasarkan, hak asal usul,

dan adat istiadat Desa dan kewenangan lokal skala desa, sehingga dengan

Page 127: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 114

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

adanya Undang-Undang ini sebagian kewenangan Kabupaten akan

diserahkan dan dilaksanakan oleh desa.

Perkembangan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dari

tahun 2015–2019 mengalami kenaikan walaupun tidak terlalu banyak.

Jumlah Posyandu aktif pada tahun 2015 sd. 2017 sama yakni sebanyak

1.225 buah, namun pada tahun 2018 bertambah 8 posyandu menjadi 1.233

posyandu, dan pada tahun 2019 terdapat penambahan posyandu aktif (unit)

2 (dua) buah menjadi 1.235. Disisi lain Perkembangan Pelaksanaan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa pada Indikator Persentase kades yang

telah mengikuti pelatihan penyelenggaraan pemerintahan desa mengalami

penurunan cukup signifikan, yakni dari 100% pada tahun 2019 menjadi

17,42% pada tahun 2019. Kondisi tersebut terjadi karena banyaknya calon

kepala desa incumbent yang terpilih kembali pada pemilihan kepala desa,

sehingga pada tahun 2019 hanya terdapat 17,42% saja kepala desa yang

mengikuti pelatihan penyelenggaraan pemerintahan desa. Selengkapnya Data

Perkembangan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Rembang Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel berikut. Data

Perkembangan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Rembang Tahun 2015-2019 adalah pada tabel berikut:

Tabel 2.95 Perkembangan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

No Indikator Kondisi Saat Ini

2015 2016 2017 2018 2019

1. PKK aktif (Unit) 309 309 309 309 309

2. Posyandu aktif (unit) 1.225 1.225 1.225 1.233 1.235

3. Persentase Posyandu

Purnama Dan Mandiri (%)

47,75 47,75 46,6 59,7 66.80

4. % Lembaga Kemasyarakatan,

Lembaga Adat yang telah

diberdayakan (%)

100 100 100 100 100

5. % Lembaga Keuangan Mikro

(LKM) Aktif(%)

100 100 100 100 100

6. % swadaya masy thd program

pemberdayaan masy (%)

0,4 0,4 0,4 0,4 1.37

7. Pemeliharaan pasca program

pemberdayaan masy (%)

100 85 85 85 NA

8. %kades yang telah mengikuti

pelatihan penyelenggaraan

pemerintahan desa (%)

100 100 100 100 17,42

Page 128: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 115

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Indikator Kondisi Saat Ini

2015 2016 2017 2018 2019

9. Pembangunan kawasan

pedesaan

1 1 1 2 3

10. Badan kerjasama antar desa 13 13 13 19 19

11 Persentase desa yang

membentuk BUMDes

3,13 13,58 27,17 39,37 51,56

12 Persentase BUMDesa yang

didampingi

100 76,92 50 30,97 23,64

Sumber: BPMPKB Kabupaten Rembang 2019

h. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

1) Keluarga Berencana

Kabupaten Rembang dalam upaya mengendalikan pertumbuhan

penduduk turut mendukung program yang dicanangkan oleh pemerintah.

Total Fertility Rate Kabupaten Rembang tahun 2015 berdasarkan hasil

Susenas adalah 2,07. Angka tersebut menunjukan jumlah anak rata-rata

yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa

reproduksinya.

Cakupan peserta KB aktif di Kabupaten Rembang telah mencapai 100%

dari sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Cakupan Pasangan Usia

Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need) tahun 2011 sebanyak

8,01%, tahun 2015 menurun menjadi 6,93%. Perkembangan unmet need dari

tahun 2011–2015, cenderung fluktuatif dengan tren menurun. Fluktuasi

unmet need KB ini dipengaruhi oleh masih rendahnya kesadaran masyarakat

untuk mengikuti program KB khususnya MKJP serta PUS yang tidak ingin

memiliki/menunda punya anak namun tidak ber-KB. Upaya yang dilakukan

untuk mengurangi unmet need KB antara lain melalui optimalisasi

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), peningkatan SDM PLKB,

peningkatan kepesertaan KB Pria, dan kerjasama antar berbagai institusi.

2) Keluarga Sejahtera

Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I di

Kabupaten Rembang pada tahun 2013-2015 mengalami penurunan. Pada

tahun 2013 sebanyak 55,96 persen, pada tahun 2014 mencakup 54,96

persen dan pada tahun 2015 menjadi 54,64 persen.

Perkembangan Pelaksanaan Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana Tahun 2015–2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 129: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 116

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.96 Perkembagan Pelaksanaan Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana Tahun 2015–2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1. Total fertility Rate (TFR) 2,07 2,05 2,07 2,07 2,07

2. Rasio akseptor KB /1000 PUS 825,23 837,05 841,11 800,2 79,58

3. Cakupan perserta KB aktif (%) 100 100 120,89 123,04 118,03

Jumlah peserta KB aktif

Jumlah PUS

132.442

134.537

137.874

135.480

133.626

4. Cakupan Pasangan Usia Subur

yang istrinya dibawah usia 20 th

3,68 3,22 1,56 1,55 1,55

5. Cakupan PUSyg ingin ber-KB tdk

terpenuhi (Unmet Need)

6,93 6,73 6,94 9,81 9,94

6. Angka kelahiran remaja

(perempuan usia 15-19 th) per

1000 perempuan usia 15-19 tahun

35 34 32 32 32

7. Angka Pemakaian Kontrasepsi/CPR

bagi perempuan menikah usia 15-

49 (semua cara dan cara modern)

83,57 83,61 84,11 80,02 79,58

8. Angka Drop out KB 13,62 12,08 8,72 7,27 8,52

9. Cakupan penyediaan informasi

data mikro keluarga di setiap

desa/kelurahan

100 100 100 100 100

10. % Keluarga Pra Sejahtera dan

Keluarga Sejahtera I (%)

54,64 51,94 50,46 51,13 52,06

11. 2 Ratio PLKB / penyuluh Keluarga

Berencana (PLKB/PKB)

4,52 4,98 4,98 6,12 14,29

12. 3 Ratio PPKBD 100 100 100 100 100

13. 4 % Kecamatan memiliki fasilitas

pelayanan konseling remaja

100 100 100 100 100

14. Cakupan PUS peserta KB Anggota

UPPKSyg berKB

91,12 91,64 92,47 90 91,32

Kelompok UPPKS:

Jumlah 203 241 145 145 145

Aktif 192 162 141 138 132

Persentase 94,58 67,22

97,24 95,17 91,32

15. Cakupan anggota bina keluarga

balita (BKB) ber-KB

92,12 89,89 89,56 100 89,92

16. Cakupan Peserta KB Aktif MKJP 16,61 17,96 19,65 20,81 24,91

17. Cakupan Peserta KB Aktif Pria 1,14 1,14 1.21 1,11 0,99

18. Cakupan Tribina 83,80

19. Jumlah Kelompok Aktif Bina

Keluarga (BKB, BKR, BKL)

Page 130: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 117

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

BKP:

Jumlah 427 420 434 434 434

Aktif 418 419 434 492 390

Persentase 97,89

99,76

100,00

99,54

89,92

BKR:

Jumlah 231 250 262 262 262

Aktif 229 250 262 260 231

Persentase 99,13

100,00 100,00 99,24

88,27

BKL:

Jumlah 235 252 263 265 272

Aktif 234 252 263 261 270

Persentase 99,57 100,00

100,00

98,49

99,26

Sumber: Dinsos PPKB Kabupaten Rembang Tahun 2018

Peserta KB aktif di Kabupaten Rembang pada kurun waktu tahun 2015

sampai dengan tahun 2019 fluktuatif, dimana jumlah peserta KB aktif

tertinggi berada pada tahun 2017 yakni 84,11%. Keaktifan kelompok Bina

Keluarga Balita (BKB) tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 mengalami

penurunan yaitu 89,92 %. Sedangkan keaktifan kelompok Bina Keluarga

Remaja (BKR) dan Bina Kelompok Lansia (BKL) pada tahun 2019 cenderung

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang menunjukkan semakin

tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya ketahanan keluarga bagi

remaja dan lansia. Jumlah kelompok UPPKS yang aktif dari tahun 2015

cenderung menurun hingga 2019 yakni dari 192 kelompok yang aktif pada

tahun 2015 menjadi 138 kelompok aktif pada tahun 2019. Persentase

Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I di Kabupaten Rembang pada

tahun 2015-2019 mengalami penurunan. Pada tahun 2015 terdapat 54,64

persen dan pada tahun 2019 menjadi 52,06 persen.

i. Perhubungan

Kabupaten Rembang merupakan wilayah mempunyai arus lalu lintas

yang cukup padat, dilalui jalan arteri primer antara Jakarta-Surabaya yang

merupakan jalur perekonomian yang ramai baik angkutan barang maupun

penumpang. Kondisi jalur lalu lintas sering menimbulkan kemacetan

khususnya di kawasan-kawasan yang dilewati secara langsung oleh jalan

utama pantura.

Page 131: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 118

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Kebijakan pembangunan bidang perhubungan di Kabupaten Rembang

diarahkan pada upaya meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan jasa

perhubungan, meningkatkan aksesibilitas pelayanan angkutan umum,

meningkatkan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan jasa

perhubungan, meningkatkan peranan swasta dalam rangka peningkatan

pelayanan jasa perhubungan, pengembangan infrastruktur perhubungan di

kawasan pesisir. Di bidang layanan perhubungan, untuk memperlancar

kegiatan transportasi pada simpul-simpul jalur transportasi disediakan

fasilitas terminal. Berdasarkan jenis angkutannya maka terminal dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1) Terminal angkutan penumpang

2) Terminal angkutan barang

Terminal yang tersedia di Kabupaten Rembang berdasarkan SK Bupati

No.551-4/0984/2016 terdiri dari tujuh terminal kelas C yang

menghubungkan wilayah perkotaan dengan wilayah perdesaan di Kabupaten

Rembang, yaitu Rembang, Lasem, Sulang, Gunem, Sarang, Pamotan, dan

Sumber. Dari tujuh terminal tersebut ada dua terminal yang potensial

ditingkatkan statusnya menjadi terminal tipe B maupun terminal tipe A

sesuai dengan lokasinya yang berada di jalur arteri sehingga fungsinya dapat

melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan antar kota antar

propinsi (AKAP), angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota

(AK) serta angkutan pedesaan (ADES). Terminal yang potensial untuk

ditingkatkan statusnya sesuai dengan rencana tat ruang wilayah dalah

Terminal Rembang menjadi tipe A dan Terminal Lasem menjadi tipe B.

Sampai saat ini pelayanan terminal di Kabupaten Rembang sudah berfungsi

sesuai dengan peruntukannya, meskipun masih memerlukan perbaikan.

Sejak tahun 2014 belum ada perbaikan yang cukup signifikan untuk

merevitalisasi terminal tipe C. Perbaikan hanya berupa pemeliharaan rutin

terminal sehingga kinerja terminal dari tahun 2014 tetap dan tidak

mengalami peningkatan maupun penurunan.

Selain angkutan umum dan kendaraan pribadi, di Kabupaten Rembang

juga banyak dilintasi kendaraan angkutan barang. Angkutan barang ini

sangat berkontribusi terhadap kerusakan jalan dan jembatan, serta

kemacetan lalu lintas. Selama ini kontrol terhadap angkutan barang masih

kurang, masih banyak angkutan barang yang membawa muatan melebihi

daya angkut yang ditetapkan, dimana kewenangan dimiliki oleh Provinsi

Jawa Tengah. Banyak pula angkutan barang yang berhenti di pangkalan truk

Page 132: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 119

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

ilegal di Desa Manggar, Sumbersari Kragan, Lasem, Pancur, dan Wuwur.

Selain itu banyak pula yang berhenti di sembarang tempat, sehingga

menghambat arus lalu lintas jalan raya. Dengan melihat kondisi tersebut,

diperlukan peningkatan pelayanan terhadap angkutan barang dengan

melakukan pengontrolan beban muatan angkutan barang, khususunya

angkutan barang yang melalui jaringan jalan Kabupaten Rembang kelas II

dan kelas III. Selain itu, diperlukan pula pengembangan rest area atau pool

truk yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat istirahat pengendara angkutan

barang.

Perkembangan Pelaksanaan Perhubungan di Kabupaten Rembang

Tahun 2014–2018 dapat dilihat pada tabel berikut:

Kabupaten Rembang merupakan wilayah mempunyai arus lalu lintas

yang cukup padat, dilalui jalan arteri primer antara Jakarta-Surabaya yang

merupakan jalur perekonomian yang ramai baik angkutan barang maupun

penumpang. Kondisi jalur lalu lintas sering menimbulkan kemacetan

khususnya di kawasan-kawasan yang dilewati secara langsung oleh jalan

utama pantura. Terminal yang tersedia di Kabupaten Rembang berdasarkan

SK Bupati No.551-4/0984/2016 terdiri dari tujuh terminal kelas C yang

menghubungkan wilayah perkotaan dengan wilayah perdesaan di Kabupaten

Rembang, yaitu Rembang, Lasem, Sulang, Gunem, Sarang, Pamotan, dan

Sumber. Dari tujuh terminal tersebut ada dua terminal yang potensial

ditingkatkan statusnya menjadi terminal tipe B maupun terminal tipe A

sesuai dengan lokasinya yang berada di jalur arteri sehingga fungsinya dapat

melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan antar kota antar

provinsi (AKAP), angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP), angkutan kota

(AK) serta angkutan pedesaan (ADES).

Selain angkutan umum dan kendaraan pribadi, di Kabupaten Rembang

juga banyak dilintasi kendaraan angkutan barang. Angkutan barang ini

sangat berkontribusi terhadap kerusakan jalan dan jembatan, serta

kemacetan lalu lintas. Perkembangan Pelaksanaan Perhubungan di

Kabupaten Rembang Tahun 2015–2019 dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 133: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 120

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.97 Perkembangan Pelaksanaan Perhubungan Kab. Rembang Tahun

2015-2019

No Uraian Tahun

Keterangan 2015 2016 2017 2018 2019

1

Persentase

terminal tipe

C dalam

kondisi baik

(%)

71,42

71,42

71,42

71,42

57,1

terminal tipe c

dlm kondisi

baik jml 5, dr 7

terminal tipe C

2

Tersedianya

Terminal

Angkutan

penumpang pd

setiap kab/

kota yg telah

dilayani

angkutan

umum dlm

trayek

70

70

70

70

85,7

2019

ketersediaan

terminal tipe C

Yang melayani

angkutan dalam

trayek dan

ketersediaan

angkutan hanya

6 terminal

(rembang,

lasem, pamotan,

sarang,

sulang, gunem)

3

peningkatan

fasilitas

parkir mobil

barang

0,33 0,33 0,33 0,33 0,33

4

%sarpras

perhubungan

dlm kondisi

baik

85

20,6

21,5

33

17,8

PJU 211,

marka 554

m2, rambu

29 unit, halte

2 unit

5

jumlah angka

kecelakaan di

Kabupaten

rembang

(kali)

408 470 456 391 NA Data dari

Satlantas

6

cakupan

ketersediaan

halte

bus pada

jaringan trayek

2 2 3 5 2 2019 tambah 2

unit

Page 134: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 121

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Uraian Tahun

Keterangan 2015 2016 2017 2018 2019

7

ketersediaan

rambu

rambu lalu

lintas (%)

67 67 67 67 29

2019

penambahan

29 unit

8

persentase pemenuhan fasilitas perlengkapan jalan

rambu (%) 67 67 67 67 29

2019

penambahan

29 unit

Marka(%) 65 6.3 23 11 5.5

terpasang/kebut

uhan

10.000 *100

guardrill (%)

35

35

35

11,6

0

terpasang/kebut

uhan 1232*100

(2019 tidak ada)

LPJU (%)

5

5

1.056

5.25

1,58

terpasang/kebu

tuhan 13350

*100 (2019 211

unit)

APPIL (%)

36

2 unit

TL,

4 unit

WL

unit

TL,

unit

WL

unit

TL,

unit

WL

29

unit

Ramb

u

satuan unit Alat

Pemberi

Isyarat

Lalulintas

(IPPL)

9

kelas

akreditasi

dari tempat

uji sesuai

SPM

n.a n.a C C C

10

tersedianya

angkutan

umum yg

melayani

wilayah yg

telah tersedia

jaringan jalan

untuk

jaringan jalan

kab/kota (unit)

1014

276

207

218

219

Tidak ada

penambahan

angkutan

umum

11 Jumlah orang

mll terminal

2.308.6

80

904.1

75

897.9

44

875.1

43

71.47

7

orang/terminal

c

Page 135: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 122

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Uraian Tahun

Keterangan 2015 2016 2017 2018 2019

/th/org

12

rasio izin

perpanjangan

trayek (kartu

pengawasan

per 1 th)

68

61

69 0

0

Pindah ke

DPMPTSP naker

2018

13

Jumlah uji

kendaraan

bermotor

wajib uji

(unit)

6936 7.705 8.290 8.903 9.367 unit

14

jumlah

kendaraan

yang telah

melakukan uji

(unit)

11616 8.196 9.779 7.864 9.367

15

lama

pengujian

kelayakan

angkutan

umum (KIR)

(menit)

90

55

55

55

45

6

biaya

pengujian

kelayakan

angkutan

umum

KI:

30.000

KII:

32.000

KIII:

35.000

KI:

30.000

KII:

32.000

KIII:

35.001

KI:

30.000

KII:

32.000

KIII:

35.002

KI:

30.000

KII:

32.000

KIII:

35.003

KI:

30.000

KII:

32.000

KIII:

35.004

Perda No 6

2010, ganti

tanda uji

berkala Rp

5.000, ganti

buku/ dokumen

lain uji berkala

Rp 8.500, ganti

label

pemeriksaan

emisi gas

buang/ uji asap

Rp 4.000, stiker

Samping Rp

12.000

17

%

kendaraan

umum yang

98

90

95

98

100

Yang

lulus/yan

g uji*100

Page 136: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 123

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Uraian Tahun

Keterangan 2015 2016 2017 2018 2019

memenuhi

ambang

batas emisi

gas buang

(lulus uji

emisi) (%)

(2019

8494

kendaraan)

18

%

kendaraan

umum yg

berada

dalam

kondisi laik

jalan (%)

94

99

98

99

100

yang

lulus/yan

g uji*100

(2019

bulan oktober

8494

kendaraan)

Sumber: Dinhub, 2019

Penyelenggaraan pembangunan bidang perhubungan dalam jangka

waktu tahun 2015-2019 mengindikasikan kecenderungan perbaikan, yang

ditandai dengan meningkatnya kapasitas dan kualitas pelayanan jasa

perhubungan, meningkatnya aksesibilitas pelayanan angkutan umum,

menurunnya angka pelanggaran serta meningkatnya peran swasta dalam

rangka peningkatan pelayanan jasa perhubungan. Perkembangan

Pelayanan Perhubungan di Kabupaten Rembang Tahun 2015–2019

terlihat dalam Tabel berikut.

Tabel 2.98 Perkembangan Pelayanan Perhubungan Kabupaten Rembang

Tahun 2015–2019 No Indikator kinerja 2015 2016 2017 2018 2019

1 Pelanggaran ijin trayek

(kasus)

33 16 1 2 2

2 Pelanggaran uji (kasus) 58 38 16 7 18

3

Pelanggaran kendaraan

bukan peruntukannya

(kss)

0 3 3 1 -

4 Kendaraan bermotor

wajib uji (unit)

6.936 7.705 8.290 8.903 9.367

5 Kendaraan bermotor

yang di uji (unit)

11.616 8.196 9.779 7.864 8.494

6 Jumlah angkutan darat

(unit)

1014 44.221 139.715 247.203 75.551

7 Jumlah penumpang

angkutan dara(orang) 2.156.071 904.175 897.944 505.332 71.477

Sumber: Dinhub, 2019

Page 137: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 124

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Kondisi pelayanan perhubungan terkendala dengan fasilitas alat uji

yang masih menggunakan sistem analog. Mulai tahun 2018 sudah mulai

dilakukan modifikasi alat uji dari sistem analog menjadi sistem digital

sehingga mengurangi human error pada proses pengujian. Kedepan untuk

meningkatkan akreditasi tempat uji perlu ditingkatkan penggunaan teknologi

digital sesuai dengan standar yang diperlukan. Termasuk dalam upaya

pemantauan lalu lintas mengingat kecelakaan lalu lintas yang masih tinggi,

ke depan akan dikembangkan automated traffic control system. Sementara

itu, perkembangan penyelenggaraan urusan bidang perhubungan tahun

2019 diantaranya dapat diketahui dari proporsi jumlah angkutan darat

sebanyak 75.551 unit dan jumlah penumpang angkutan darat sebanyak

71.477 orang. Sedangkan upaya untuk menurunkan tingkat gangguan lalu

lintas dilaksanakan dengan terus meningkatkan fasilitas perlengkapan jalan

pada tahun 2015-2019. Perkembangan Fasilitas Perhubungan di Kabupaten

Rembang Tahun 2015– 2019 sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.99 Perkembangan Fasilitas Perhubungan Tahun 2015–2019

No Fasilitas Perhubungan 2015 2016 2017 2018 2019 Keterangan

1 Rambu 60 x60 cm 40 40 40 40 20 2019(29Unit)

2 Rambu 90 x90 cm 90 90 90 90 0

3 Rambu model F 14 14 14 14 0

4 RPPJ kecil 1 muka 48 48 48 48 0

5 RPPJ besar 1 muka 4 4 4 4 0

6 RPPJ besar 2 muka 1 1 1 1 0

7 Warning Light Pijar 19 0 0 0 0 Ganti LED

8 Warning Light LED 11 0 0 6 0

9 Traffic Light Pijar 3 0 0 0 0

10 Traffic Light LED 1 0 1 1 0

11 Guardrill (m) 140 0 0 144 0

12 LPJU LED 62 3.497 141 702 211 2016 dari

ESDM

13 LPJU Solar Cell 12 0 0 0 0

14 Marka (m2) 234 689 2.300 1.100 448,7

Zebra

Cross &

marka 1

kegiatan

15 Zebra Cross 2 0 0 0 105,3

16 Shelter 2 2 1 2 2

17 Paku Jalan 282 0 0 0 0

Sumber: Dinhub, 2019

Page 138: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 125

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Program reaktifasi kereta api lintas Semarang-Demak-Kudus-Pati-

Rembang telah tertampung dalam revisi Peraturan Menteri Nomor : 43 Tahun

2011 Tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, saat ini revisi tersebut

masih dalam proses penetapan. Rencana pembangunan trase Kudus – Pati

Rembang diperkirakan antara tahun 2021-2030 sedangkan untuk trase Cepu

– Rembang diperkirakan antara tahun 2025-2030. Rencana reaktifasi kereta

api yang merupakan program strategis pemerintah pusat akan memberikan

dampak yang cukup signifikan termasuk dalam tataran transportasi lokal

(Tatralok). Perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian trayek angkutan

dengan stasiun-stasiun yang ada di Kabupaten Rembang sehingga seluruh

angkutan penumpang dan barang dapat terkoneksi dan terintegrasi dengan

baik.

Pelabuhan Rembang eksisting merupakan pelabuhan pengumpan

regional yang merupakan kewenangan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah

berada di Desa Tasik Agung Kecamatan Rembang, yang secara keruangan

lokasinya berdekatan dengan pelabuhan perikanan pantai pada Kawasan

Sentra Perikanan Kabupaten Rembang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 26

Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagai

Pelabuhan Pengumpul. Sedangkan Pelabuhan Tasik Agung Rembang

walaupun berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 432 Tahun

2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional hierarkinya sebagai

pengumpan regional, namun kondisinya lebih layak sebagai pelabuhan

perikanan pantai. Pelabuhan tersebut sudah tidak dapat dikembangkan

menjadi pelabuhan umum sehingga diarahkan sebagai pelabuhan perikanan

pantai. Sedangkan Pelabuhan Rembang, mengingat berada pada posisi

strategis di antara dua pelabuhan besar yaitu Tanjung Mas (Semarang) dan

Tanjung Perak (Surabaya), pada tahapan pembangunan jangka menengah

dan jangka panjang, dikembangkan melalui pembangunan terminal Sluke

sebagai pelabuhan pengumpan yang kedepan sesuai dengan Masterplan

Pelabuhan Republik Indonesia diarahkan sebagai Pelabuhan Pengumpul.

Pengembangan Pelabuhan Rembang Terminal Sluke di Desa

Sendangmulyo Kecamatan Sluke diharapkan dapat menjadi pemicu

bagipertumbuhan ekonomi wilayah dengan membuka pintu gerbang akses

transportasi laut guna mengangkut arus barang komoditas dan hasil olahan

hinterland Kabupaten Rembang dengan peluang kegiatan antara lain:

Page 139: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 126

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

1) Mendorong pengembangan industri berbasis bahan galian tambang dan

pengolahan produk pertanian.

2) Mengoptimalkan terminal pelabuhan niaga antar pulau dan ekspor impor.

3) Penyediaan fasilitas terminal curah cair dalam rangka pengolahan dan

distribusi minyak Blok Cepu dan Blok Randugunting Rembang.

4) Pengembangan pelabuhan terintegrasi dengan pembangunan kawasan

industri Kabupaten Rembang.

j. Komunikasi dan Informatika

Pemerintah daerah dalam pelayanan urusan komunikasi dan

informatika memiliki kewenangan dalam pengelolaan informasi dan

komunikasi publik Pemerintah Daerah, Pengelolaan nama domain yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan sub domain di lingkup Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota, dan Pengelolaan e-government di lingkup

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Penyelenggaraan pembangunan di bidang komunikasi dan informatika

bertujuan untuk mewujudkan masyarakat sadar informasi dan terjaminnya

hak masyarakat terhadap informasi yang luas dan transparan, melalui

peningkatan kesadaran terhadap kebutuhan informasi, pelayanan informasi

multi media, serta perluasan jaringan sarana dan prasarana informasi

seluruh Kecamatan. Pencapaian kinerja penyelengaraan bidang komunikasi

dan informatika adalah operasi dan pemeliharaan website Pemerintah

Kabupaten Rembang yakni rembangkab.go.id sebagai media untuk terjalinnya

komunikasi yang harmonis antar pelaku pembangunan, dan dalam

mendukung globalisasi informasi di berbagai bidang. Selain website resmi

Pemerintah Kabupaten Rembang, sebagian besar perangkat daerah bahkan

sampai level Kecamatan telah memiliki website. Hal yang perlu diperhatikan

ke depan adalah bagaimana SDM yang ada di Perangkat Daerah mampu

mengelola dan memanfaatkan media tersebut untuk menyampaikan

informasi pembangunan yang dilaksanakan dan juga mampu menyediakan

data-data yang valid yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No.14 Tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka Pemerintah Kabupaten terus

berupaya membangun dan mengembangkan sistem informasi dan

dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien

sehingga dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Page 140: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 127

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Urusan komunikasi dan informatika merupakan salah satu urusan

yang telah memiliki Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kebijakan tersebut

dituangkan dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:

22/Per/M.Kominfo/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Komunikasi Dan Informatika di Kabupaten/Kota. Adapun indikator dalam

SPM tersebut adalah:

1) Jumlah Pelaksanaan Diseminasi dan Pendistribusian Informasi

Nasional Melalui:

a) Media massa seperti majalah, radio, dan televisi;

b) Media baru seperti website (media online);

c) Media tradisional seperti pertunjukan rakyat;

d) Media interpersonal seperti sarasehan, ceramah/diskusi dan

lokakarya; dan/atau

e) Media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet,

brosur,spanduk, dan baliho.

2) Cakupan pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi

masyarakat di tingkat Kecamatan.

Semua indikator SPM yang targetnya harus dicapai oleh Kabupaten

Rembang sampai saat ini belum terdata dengan baik.

Keterbukaan informasi publik merupakan salah satu tolak ukur untuk

mewujudkan good government terutama dari sisi transparansi

penyelenggaraan pemerintah. Hak atas informasi menjadi sangat penting

karena makin terbuka penyelenggaraan negara, penyelenggaraan negara

tersebut makin dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Hak setiap

orang untuk memperoleh informasi juga relevan untuk meningkatkan

kualitas pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik.

Partisipasi atau pelibatan masyarakat tidak banyak berarti tanpa jaminan

keterbukaan informasi publik. Untuk mewujudkan keterbukaan informasi

publik tersebut dibentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

sejak tahun 2011 yang ditetapkan melalui Keputusan Bupati. PPID di

Kabupaten Rembang adalah Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika

dengan PPID pembantu meliputi Kepala OPD dan Pemerintah Kecamatan

hingga Pemerintah Desa. Pada tahun 2019 jumlah OPD yang melaporkan

data informasi publik dan data informasi yang dikecualikan mencakup 52%,

meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencakup 45% (2018).

Sedangkan jika dilihat dari keaktifan OPD dalam mengunggah informasi

publik pada web mencakup 37,5 % namun keaktifan tersebut belum

Page 141: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 128

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

memperhitungkan klasifikasi ideal informasi publik. Perkembangan

Pelayanan Komunikasi dan Informatika di Kabupaten Rembang Tahun 2015-

2019 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.100 Perkembangan Pelayanan Komunikasi dan Informatika Kab.

Rembang Tahun 2015-2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Jumlah jaringan komunikasi 58 62 62 165 165

2 Jumlah penyiaran radio 13 14 14 14 13

3 Cakupan layanan SST 5.500 6.500 5.000 5.000 5.000

4 Jumlah aplikasi e-goverment di

lingkup pemda kab/kota

20 20 20 22 25

5 % PD telah memiliki website (%) 86,97 100 100 100 100

6 Cakupan pengembangan & pemberdayaan

kelompok informasi masyarakat di tk kec

22 21 21 21 21

7

Jumlah Pelaksanaan Diseminasi &

Pendistribusian Informasi Nasional

Melalui: Media massa(majalah,radio, teve);

Media baru spt website (media online);

Media tradisional seperti pertunjukan

rakyat; Media interpersonal seperti

sarasehan, ceramah & lokakarya; Media

luar ruang spt media buletin, leaflet,

booklet, brosur, spanduk, & baliho.

2

11

1

1

2

2

1

1

1

2

2

1

1

- 2

2

1

1

- 2

2

1

1

- 2

8 Terwujudnya Aplikasi interaktif dan

integrasi untuk mewujudkan e-gov dalam

rangka smart city

20 20 22 25

9 Persentase Pelayanan Informasi Publik 100 100

10 Persentase tertanganinya pengaduan

masyarakat

- - 70 76

Sumber: Dinkominfo, 2019

k. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Kebijakan pembangunan koperasi dan usaha kecil menengah

diarahkan pada upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM melalui

penumbuhan wirausaha baru, peningkatan kompetensi dan perkuatan

kewirausahaan, peningkatan produktivitas, pemanfaatan hasil inovasi dan

penerapan teknologi dalam iklim usaha yang sehat, serta optimalisasi peran

lembaga keuangan dan perbankan melalui peningkatan peran sertanya

dalam pengembangan agrobisnis, penyediaan permodalan bagi koperasi dan

UMKM.

Page 142: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 129

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Koperasi harus kreatif dalam menghadapi persaingan usaha dan

kegiatan ekonomi yang semakin ketat. Kreativitas menjadi konsekuensi yang

harus dimiliki koperasi di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Persaingan

terjadi tidak hanya pada lingkungan internal tetapi tetapi juga bersaing

dengan sekala lebih luas. Untuk maju, koperasi harus menjalin kerja sama

dengan banyak pihak. Bekerjasama dengan mitra baik lokal, regional

maupun mitra berskala internasional harus dilakukan untuk membawa

koperasi terus bekembang. Terdapat empat indikator untuk mengukur

kemajuan koperasi, diantaranya (1) sumber daya koperasi baik SDM maupun

permodalannya, (2) sarana dan prasarananya (3) peran terhadap lingkungan,

dan dampak positifnya baik masyarakat maupun anggota sendiri (4) adanya

program strategis untuk mendukung pembangunan daerah.

Salah satu upaya pemberdayaan perekonomian masyarakat di Jawa

Tengah antara lain adalah dengan pengembangan dan pembinaan UMKM

sebagai sektor riil yang mampu bertahan dalam berbagai kondisi. Jumlah

UMKM di Kabupaten Rembang cenderung mengalami peningkatan. Jika di

tahun 2013 jumlah UMKM hanya pada kisaran 33 ribu di tahun 2019

meningkat menjadi 40 ribu.

Pengembangan perekonomian Kabupaten Rembang tidak dapat

dilepaskan dari peran koperasi sebagai salah satu pendukung sektor riil,

kinerja koperasi diukur melalui tingkat keaktifan dan kesehatan koperasi

utamanya pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) sebagai sebuah unit usaha.

Tingkat keaktifan koperasi di Jawa Tengah dalam kurun waktu 2013-2019

mengalami fluktuasi.

Persentase koperasi aktif pada tahun 2019 mengalami penurunan dari

90,31% di tahun 2017 dan 90,40% di tahun 2018. Penurunan ini bahkan

juga terjadi sebelum 2017. Penurunan ini terjadi karena adanya perbedaan

perlakuan terhadap kategorisasi koperasi aktif dan tidak aktif. Penurunan ini

juga mengungkapkan adanya data koperasi aktif yang tersembunyi. Sejak

2019 setiap koperasi diharuskan untuk input data ke aplikasi. Koperasi yang

sudah input data berarti juga sudah melakukan Rapat Anggota Tahunan

(RAT) sebagai indikasi koperasi tersebut aktif. Sehingga koperasi yang tidak

melakukan input data dikategorikan koperasi tidak aktif.

Perkembangan Pelayanan Koperasi dan UMKM di Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel berikut.

Page 143: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 130

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.101 Perkembangan Pelayanan Koperasi dan UMKM di Kab. Rembang Tahun

2015-2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1. Jumlah UMKM (unit) 39.363 39.173 39.632 39.830 40.030

2. Jumlah LKM koperasi

dan UKM (unit) 279 284 286 289 NA

3. Jumlah UMKM ygtlh

mengikuti pameran

promosi produk (unit)

6 NA NA NA NA

4. Jumlah Koperasi aktif

(unit)

- 316 317 202 186

5. % koperasi aktif (%) 79,00 53,34 90,28 90,40 51,96

6. % KSP/USP koperasi

sehat (%) 35,00 22,60 67,57 69,59 78,68

7. Cakupan bina

kelompok UMKM 1.972 1.152 1.162 1.165 NA

8. Jumlah Wirausaha

Baru (buah) 5.112 140 312 198 200

Sumber: Dinperindagkop dan UKM Kabupaten Rembang Tahun 2019

Pada tabel di atas, capaian semua indikator urusan koperasi dan

UMKM Kabupaten Rembang pada Tahun 2018 cenderung meningkat, hanya

1 (satu) indikator yang mengalami penurunan, yakni Jumlah wirausaha baru

pada Tahun 2017 sebanyak 312 buah, di Tahun 2018 hanya 198 buah,

capaian yang kecil tidak menunjukkan kinerja yang buruk, karena jika

dihitung total jumlah wirausaha baru dari Tahun 2013 berjumlah 18.958

buah. Tetapi pada tahun 2019, jumlah koperasi aktif sedikit turun dari 202

(2018) ke 186, dan jumlah koperasi aktif juga turun tajam ke 51,96 persen.

Yang masih perlu ditingkatkan adalah UMKM yang mengikuti pameran

promosi produk.

l. Penanaman Modal Daerah

Berdasarkan PP Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan

Berusaha Terintegrasi secara elektronik sebagai pelaksanaan dari Peraturan

Presiden (PP) Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan

Berusaha, telah mengatur mengenai pelaksanaan sistem OSS (Online Single

Submission). Sejak pertengahan April Tahun 2018 Pemerintah Kabupaten

Rembang dalam hal ini Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu

Page 144: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 131

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Pintu dan Tenaga Kerja melakukan inovasi dengan menindaklanjuti

menerapkan sistem OSS untuk pelayanan perijinan. Sistem OSS ini dapat

diakses secara daring dan terintegrasi. Dengan OSS, Pemerintah memberi

kemudahan bagi investor dalam mengurus usahanya, cukup memilih salah

satu PTSP pusat atau daerah. Sebab, dalam sistem ini sudah ada kesatuan

antara PTSP pusat dan daerah, ada standar perizinan yang sama untuk

semua daerah, serta tidak ada lagi duplikasi perizinan, dalam satu kegiatan

usaha tidak perlu ada lebih izin bisa diurus di satu instansi, baik itu daerah

maupun pusat.

Kinerja pembangunan urusan penanaman modal ditunjukkan melalui

indikator pertumbuhan Proyek PMA dan PMDN, dan pertumbuhan nilai

investasi PMA dan PMDN. Jumlah investasi proyek PMA/PMDN di Kabupaten

Rembang pada tahun 2018 invetasi PMA/PMDN 7,173 Triliun, mengalami

peningkatan yang sangat besar dari tahun sebelumnya (2017) 5,772 Triliun.

Sedangkan di Tahun 2019, realisasi investasi baru 856 Milyar sehingga

jumlah total menjadi 8,029 Triliun. Dengan semakin meningkatnya jumlah

investasi dan investor yang ada di Kabupaten Rembang, memberikan

multiplier effect kepada penyerapan jumlah tenaga kerja. Dimana jumlah

tenaga yang terserap pada tahun 2017 mencakup 9.907 orang, mengalami

peningkatan menjadi 12.683 orang pada tahun 2018, lalu meningkat kembali

pada Tahun 2019 menjadi 16.883 orang. Namun demikian, meskipun kinerja

penanaman modal sudah sangat baik, ke depan perlu ditingkatkan lagi

untuk menggenjot percepatan pertumbuhan ekonomi 7% sebagaimana

ditekankan oleh pemerintah pusat.

Gambar 2.20

Perkembangan PMDN dan PMA Kabupaten Rembang

Sumber: DPMPTSP naker Rembang, 2018

Page 145: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 132

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Secara rinci Perkembangan Penanaman Modal Kabupaten Rembang

Tahun 2015 - 2019 terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.102 Perkembangan Penanaman Modal Kab. Rembang Tahun 2015-2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Tersedianya informasi peluang usaha

sektor unggulan

1 profil

investasi

1 profil

investasi

1 profil

investasi

1 profil

investasi

1 profil

investasi

2 Terselenggaranya fasilitasi pemdadlm

rangka kerjasama kemitraan

3 1 2 0 0

3 Terselenggaranya promosi peluang

penanaman modal kab

3 3 4 2 2

4 Terselenggara sosialssi kebijakn

penanman modal kpdmasy dunia

usaha.

3 9 9 1 1

5 Jumlah investor berskala nasional

(PMDN/PMA)

20 28 41 78 92

6 Nilai investasi 3,478 T 5,172 T 5,28 T 7,71 T 8,029T

7 Terslenggaranya yan perijinan &

nonperijnan bid pennamn modal

mllyan Terpadu Satu Pintudi bid

Penanaman Modal.

100 100 100 100 100

8 Terselenggaranya bim pelksanan Keg

Penanman Modal kpd masyarakat

dunia usaha (%)

100 100 100 100 100

9 Sistem Pelayanan Informasi & Investasi

scr Elektronik (SPIPISE) (%)

100 100 100 100 100

1

0

% kerjasama dibidang penanaman

modal yg terlaksana (%)

37,03 50 90 90 0

1

1

% PMA/PMDN diKab Rembang yg taat

aturan (%)

65 55 82,79 82,79 16

1

2

Tenaga kerja lokal yang terserap pada

penanaman modal (orang)

7.742 7.784 7.016 10.910 16.883

1

3

% pengaduan yan perijinan &

investasi yg ditindaklanjuti(%)

95 100 100 100 100

Sumber: DPMPTSPNAKER Kabupaten Rembang Tahun 2019

m. Kepemudaan dan Olahraga

Kemajuan suatu daerah pada masa mendatang salah satunya

bergantung kepada generasi muda yang akan meneruskan estafet

pembangunan. Pemuda yang berpendidikan, terampil, mempunyai integritas

dan patriotisme akan mampu berperan sebagai motor penggerak pelaksanaan

pembangunan. Selama kurun tahun 2015-2019 jumlah organisasi

kepemudaan di Kabupaten Rembang relatif tetap yaitu AMPI, KOSGORO,

Rembang Bangkit Foundation, dan Gerakan Pemuda Nusantara namun ada

Page 146: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 133

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

peningkatan pada Karang Taruna dan PPMI. Perkembangan Data Organisasi

Kepemudaan di Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 2.103 Perkembangan Data Organisasi Kepemudaan di Kab. Rembang

Tahun 2015-2019

No Jumlah Organisasi

Kepemudaan

Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1. KNPI 1 1 1 1 1

2. AMPI 1 1 1 1 1

3. Pemuda Ansor 1 1 1 1 1

4. Pemuda Muhammadiyah 1 1 1 1 1

5. Pramuka 1 1 1 1 1

6. KUPP/KWP (klp Wirausaha

Pemuda)

22 22 22 22 25

7. KOSGORO 1 1 1 1 1

8. Rembang Bangkit Foundontion 1 1 1 1 1

9. Gerakan Pemuda Nusantara 1 1 1 1 1

10. Puma Prakarya Muda Indonesia 1 1 1 1 1

Jumlah 31 31 31 31 36

Sumber: Dinbudparpora Kabupaten Rembang Tahun 2019

Di bidang keolahragaan, keikutsertaan kontingen Kabupaten Rembang

dalam even di tingkat karesidenan, tingkat provinsi dan tingkat nasional.

Pada tahun 2019, medali di even tingkat Karesidenan mendapatkan 188

medali, sedangkan di even tingkat Provinsi mendapatkan 45 medali. Untuk

tingkat nasional, kontingen Kabupaten Rembang belum pernah mendapatkan

medali.

Jumlah Sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan olah

raga di Kabupaten Rembang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Terdapat sarana dan prasarana olah raga di Kabupaten Rembang yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat utamanya untuk berbagai aktivitas olah raga;

Sepak Bola, Basket, Volley, Bulu Tangkis dan Renang, sedangkan GOR dapat

dimanfaatkan untuk kegiatan serbaguna. Adapun perkembangan jumlah

sarana dan prasarana olah raga di Kabupaten Rembang dari tahun 2015-

2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 147: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 134

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.104 Perkembangan Jumlah Sarana dan Prasarana Olah Raga di Kab. Rembang

Tahun 2015-2019

No Jumlah Sarana dan

Prasarana Olahraga

Jumlah (unit)

2015 2016 2017 2018 2019

1 Lapangan Sepak Bola 252 252 252 252 252

2 Lapangan Basket 46 46 47 47 47

3 Lapangan Volley 276 322 322 324 324

4 Lapangan Bulu Tangkis 38 38 38 38 38

5 Kolam Renang 2 2 2 2 6

6 Gelanggang/Balai

Remaja/Serbaguna

19 19 19 19 19

Sumber: Dinbudparpora Kabupaten Rembang, 2019

Selanjutnya Perkembangan Pelaksanaan Urusan Pemuda dan Olah

Raga Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel

berikut:

Tabel 2.105 Perkembangan Pelaksanaan Urusan Pemuda dan Olah Raga Kab.

Rembang Tahun 2015-2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Jumlah anggta pasukan paskibraka

(orang)

76 76 76 76 76

2 Jumlah peserta TUB BB (orang) 20 20 20 20 20

3. Jumlah peserta Jambore Pemda

Indnesia (orang)

14 14 14 14 14

4. Jumlah peserta kemah bakti

(kontingen)

14 14 24 24 24

5. Jumlah pemuda pelopor yang

berprestasi di Tingkat provinsi

(orang)

10 - - 1 1

6. Jumlah Kewirausahaan pemuda

yang mandiri (Usaha)

22 22 22 22 22

7. Jumlah OKP (organisasi Kepemudaan) 31 31 31 31 31

8. Jumlah kasus narkoba di Kab

Rembang (kasus)

6 19 15 Polres Polres

9. Jumlah tenaga pelatih yg terlatih

(orang)

Jumlah atlet yang terlatih (orang)

Jumlah pengurus cabang olahraga

yang terlatih (orang)

30

30

10

30

30

10

30

30

10

34

14

-

81

25

-

Page 148: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 135

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

10. Jumlah atlet pelajar yang berprestasi

di kejur Popda Kab (Atlet)

jumlah atlet pelajar yg berprestasi di

kejuaraan Popda tingkat

Karesidenan (Atlet)

jumlah atlet pelajar yg berprestasi di

kejur Popda tingkat Provinsi (Atlet)

200

64

60

226

-

-

-

-

-

226

187

-

226

188

10

11 Jumlah club olahraga di tingkat

pelajar

Jumlah club olahraga di tingkat

mahasiswa (club)

Jumlah club olahraga di masyarakat

(Club)

179

3

485

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12 Jumlah atlet yg menerima

penghargaan prestasi di tk

Karesidenan

Jumlah atlet yang menerima

penghargaan prestasi di tingkat

provinsi

Jumlah atlet yang menerima

penghargaan di tingkat nasional

130

35

5

-

-

-

46

-

19

45

-

13 Jml lapangang olahraga milik

Pemerintah Kabupaten Rembang

4 4

4

4 4

14 Jml gelanggang olahraga milik

pemerintah Kabupaten Rembang

3 3 3 3 3

Sumber: Dinbudparpora Kabupaten Rembang, Tahun 2019

n. Statistik

Dalam Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik

disebutkan bahwa data statistik yang handal, efektif dan efisien diperlukan

untuk mendukung penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Kegiatan

statistik bertujuan untuk menyediakan data yang lengkap, akurat dan

mutakhir dalam rangka mewujudkan sistem statistik nasional yang handal,

efektif, dan efisien guna mendukung pembangunan nasional, oleh sebab itu,

ketersediaan data statistik yang valid, akurat dan tepat sangat penting

artinya dalam berbagai tahapan pembangunan nasional, baik mulai dari

tahap perencanaan sampai tahap evaluasi penyelenggaraan. Selain itu data

Page 149: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 136

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

statistik juga sangat bermanfaat bagi sektor lain misal ilmu pengetahuan,

penelitian dan perkembangan dunia usaha.

Pasal 5 Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang statistik

menyebutkan, berdasarkan tujuan pemanfaatannya, jenis statistik terdiri

atas: (1)statistik dasar; (2)statistik sektoral dan; (3)statistik khusus. Statistik

dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang

bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, yang memiliki ciri-

ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro dan yang penyelenggaraannya

menjadi tanggungjawab BPS. Statistik sektoral adalah statistik yang

pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu

dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan

yang merupakan tugas pokok intansi yang bersangkutan. Sedangkan

statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan

kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelanggaraannya

dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat

lainnya.

Produk berupa buku statistik yang telah dihasilkan dan dipublikasikan

selama kurun waktu 2013–2017 antara lain adalah Rembang Dalam Angka

(setiap tahun); Buku PDRB (setiap tahun); Kecamatan Dalam Angka; NTP;

Profil Kependudukan, Profil Pendidikan, Profil Kesehatan, Profil

Ketenagakerjaan.

Statistik di Kabupaten Rembang dijabarkan kedalam program

pengembangan data/informasi/statistik daerah, yang diukur melalui

persentase ketersediaan data dan informasi perencanaan pembangunan,

publikasi dokumen Rembang Dalam Angka yang diterbitkan tepat waktu,

publikasi dokumen NTP yang diterbitkan tepat waktu, publikasi dokumen

PDRB sektoral tingkat Kecamatan yang diterbitkan tepat waktu dan publikasi

dokumen statistik kemiskinan, kependudukan, pendidikan, kesehatan,

ketenagakerjaan dan sosial yang diterbitkan tepat waktu.

Page 150: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 137

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.106 Perkembangan Kinerja Statistik di Kabupaten Rembang 2016-2019

No Aspek/variabel dan/atau

Indikator 2016 2017 2018 2019

Program pengembangan data/informasi/statistik daerah

1 Persentase ketersediaan data dan

informasi Perencanaan

Pembangunan

87 90 85 100

2 Persentase publikasi dokumen

Rembang Dalam Angka yang

diterbitkan tepat waktu

100 100 100 100

3 persentase publikasi dokumen NTP

yang diterbitkan tepat waktu

100 100 100 100

4 persentase publikasi dokumen

PDRB sektoral tingkat Kecamatan

yang diterbitkan tepat waktu

100 100 100 100

5 persentase publikasi dokumen

statistik kemiskinan,

kependudukan, pendidikan

kesehatan, ketenagakerjaan dan

sosial yang diterbitkan tepat waktu

30 100 100 100

Ketercapaian di bidang statistik di Kabupaten Rembang juga sangat baik.

Hampir semua program dapat mencapai target. Ketersediaan data dan

informasi pembangunan, publika Rembang Dalam Angka, publikasi dokumen

NTP, PDRB, dan statistik kemiskinan, kependudukan, pendidikan,

kesehatan, ketenagakerjaan dan sosial juga dapat diterbitkan secara tepat

waktu.

Tabel 2.107 Realisasi Kinerja Urusan Statistik Tahun 2015-2019

No Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Buku ―Kota/Kabupaten

Dalam Angka‖

10 10 10 15 8

2 Buku ―PDRB

Kota/Kabupaten‖

10 10 10 15 30

3 Banyaknya Pulikasi Data

(Jenis)

49 49 33 31 33

Sumber: BPS, 2019

Page 151: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 138

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

o. Persandian

Penyelenggaraan urusan persandian di Kabupaten/daerah sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah

adalah untuk Penyelenggaraan persandian untuk pengamanan informasi

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Penetapan pola hubungan

komunikasi sandi antar-Perangkat Daerah Kabupaten/Kota.

Sampai saat ini pemanfaatan persandian di Kabupaten Rembang baru

sebatas pada pelayanan komunikasi secara vertikal yaitu dengan pemerintah

pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah provinsi dengan Kabupaten/Kota.

Pengelolaan persandian belum optimal karena belum sepenuhnya ditangani

tenaga ahli persandian sehingga persandian masih sebatas sarana

komunikasi antar instansi pemerintah.

Tabel 2.108 Realisasi Kinerja Urusan Persandian Tahun 2015-2019

No Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Persentase Surat/Surel

yang dikelola

100 100 100 100 100

Sumber: Diskominfo, 2019

p. Kebudayaan

Kabupaten Rembang berada pada daerah pesisir dengan panjang

pantai sekitar 65 km, dan dipengaruhi juga oleh sejarah sehingga kesenian

dan kebudayaan yang berkembang di Kabupaten Rembang banyak

dipengaruhi oleh beberapa unsur sejarah dan budaya, seperti pengaruh

budaya Jawa, Islam, Cina/Tionghoa, dan budaya daerah pesisir.

Kelompok kesenian tradisional yang ada di Kabupaten Rembang antara

lain Kesenian Musik Tradisional dan Kesenian/ Teater Tradisional. Kesenian

Musik Tradisional terdiri dari Karawitan, Suarawati, Gadon, Cokek’an, Thong

Thong Lek, Keroncong. Sedangkan kesenian/Teater Tradisional yaitu terdiri

dari : Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Krucil, Kethoprak, Emprak,

Gondorio, Ande - Ande Lumut, Laisan, Orek – Orek, Pathol Sarang,

Barongan/ Reog. Kesenian tersebut merupakan Aset Budaya dan Kekayaan

Kabupaten Rembang.

Kelompok kesenian di Kabupaten Rembang pada Tahun 2019 sebanyak

252 kelompok. Data kelompok kesenian di Kabupaten Rembang dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Page 152: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 139

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.109 Data Kelompok Kesenian Kabupaten Rembang Tahun 2019

No. KELOMPOK KESENIAN JUMLAH (KELOMPOK)

1. Kelompok Sanggar Seni Tari 12

2. Musik tradisional 104

3. Sanggar Seni Lukis 5

4. Teater Tradisional 19

5. Tari Tradisional/tayub 5

6. Musik Modern 92

7. Barongan 5

8. Wayang Kulit 10

Sumber : DINBUDPAR Kabupaten Rembang, 2019

Pada tahun 2019 Kelompok Kesenian Tradisional yang paling banyak

adalah musik tradisional sebanyak 104 kelompok. Banyaknya Kesenian yang

ada di Kabupaten Rembang memang merupakan salah satu potensi daerah,

namun demikian pembinaan terhadap kelompok-kelompok seni tersebut

secara keseluruhan masih belum maksimal dan ketersediaan gedung

kesenian untuk penyelenggaraan kegiatan–kegiatan kesenian seperti

pameran, kajian, pagelaran, festival dan lainnya masih terbatas.

Perkembangan Pelaksanaan Bidang Kebudayaan mulai Tahun 2015-

2019 Kabupaten Rembang terdiri dari beberapa Indikator yang dapat dilihat

pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.110

Perkembangan Pelaksanaan Bidang Kebudayaan Kab. Rembang Tahun 2015-2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Jumlah kegiatan penyelenggaraan

seni tradisi & budaya (keg) 18 9 9 10 12

2 Jumlah kelompok kesenian

trdisional (kelompok) 311 134 137 137 137

3 Jumlah cagar budaya yang

dilestarikan (cagar budaya) 3 3 3 3 34

4 Jumlah Cagar budaya 47 47 47 107 130

5 Jumlah seniman (orang) 1.252 3.034 3.034 3.039 3.039

6 Jumlah jenis seni tradisi yang

dilestarikan (kesenian) 18 20 20 11 11

7 Jumlah Museum 3 1 1 1 1

8 Jumlah Sanggar Budaya 2 1 1 1 1

9 Jumlah organisasi penghayat

kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa (organisasi)

13 11 11 10 11

Sumber: Dinbudpar Kabupaten Rembang tahun 2018

Page 153: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 140

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Banyaknya Padepokan/Grup Tari di Kabupaten Rembang Tahun 2019

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.111 Banyaknya Padepokan/Grup Tari di Kabupaten Rembang

Tahun 2019 Kecamatan Tarian

Modern

Tarian

Klasik

Tarian Rakyat

Reog Tayuban Lain-lain

Sumber 3 3 1 1 1

Bulu 2 2 - - 1

Gunem - 1 3 - -

Sale 1 1 1 - -

Sarang - 1 - - 1

Sedan - - - - -

Pamotan 1 1 - - -

Sulang 2 3 - - -

Kaliori 3 3 - - 1

Rembang 2 5 - - 1

Pancur 5 - - - -

Kragan 1 2 - - -

Sluke 1 1 1 - -

Lasem 5 3 1 - 1

2019 26 26 7 1 6

2018 26 26 7 2 6

2017 23 23 5 2 -

2016 23 23 5 2 -

2015 23 23 5 2 -

2014 20 20 12 9 11

Sumber: Dinbudpar Kabupaten Rembang Tahun 2019

q. Perpustakaan

Perpustakaan sebagai tempat untuk memperoleh informasi sangat

penting kedudukannya dalam rangka mengembangkan dan menambah

pengetahuan masyarakat tentang berbagai hal. Perpustakaan berfungsi

antara lain, (1) menyimpan koleksi (informasi), (2) menyediakan informasi

bagi masyarakat, (3) sarana untuk belajar baik di lingkungan formal maupun

non formal, (4) mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya dan (5)

menjadi tempat untuk rekreasi.

Jumlah perpustakaan di Kabupaten Rembang mengalami fluktuasi

selama 5 tahun terakhir terutama dialami pada perpustakaan desa dan

perpustakaan masyarakat. Pada tahun 2015 jumlah perpustakaan desa

adalah 61 meningkat menjadi 104 pada tahun 2019. Jumlah kunjungan

Page 154: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 141

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

perpustakaan di Kabupaten Rembang juga mengalami peningkatan fluktuatif,

yaitu pada tahun 2015 sebanyak 16.819 orang pengunjung menjadi 28.850

orang pengunjung di Tahun 2019. Kondisi ini menunjukkan meningkatnya

minat baca pada masyarakat Kabupaten Rembang. Jumlah koleksi buku

yang tersedia di perpustakaan daerah pada tahun 2015 adalah 30.182

eksemplar meningkat menjadi 44.814 eksemplar pada tahun 2019.

Upaya peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan daerah sudah

dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip melalui berbagai promosi

minat baca, penambahan fasilitas perpustakaan, dan penambahan jumlah

koleksi perpustakaan. Perpustakaan daerah juga menyelenggarakan

perpustakaan keliling dan pameran buku dalam rangka meningkatkan minat

baca masyarakat, namun hasilnya belum terlihat signifikan dalam

meningkatkan jumlah pengunjung.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi ini adalah kesadaran

masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan belum tinggi. Kemajuan

teknologi juga semakin pesat, masyarakat semakin dimudahkan dalam

mengakses internet hanya menggunakan handphone maupun tablet.

Perpustakaan digital juga sudah berkembang, sehingga masyarakat tidak

perlu berkunjung ke perpustakaan, mereka cukup mengakses melalui

internet.

Perkembangan pelaksanaan Urusan Perpustakaan Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.112 Perkembangan Pelaksanaan Urusan Perpustakaan Kab. Rembang Tahun

2015-2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1. Jumlah perpustakaan

- Daerah (unit) 1 1 1 1 1

- Kecamatan (unit) 2 2 3 14 14

- Desa (unit) 61 61 65 94 104

- Masyarakat (unit) 21 30 40 45 45

- Keliling (unit) 1 1 1 1 1

2.

% gedung

perpustakaan dalam

kondisi baik (%)

82,35 82,53 82,85 82,85 95

1. 3. Angka kunjungan

perpustakaan/tahun

16.81

9 21.813 22.120 24.456 23.850

Page 155: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 142

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

(orang)

2. 4. Cakupan naskah kuno

yang dilestarikan

(naskah)

270 275 277 278 279

3. 5. Jumlah Koleksi buku

yang tersedia di

perpusda (buku)

30.182 34.697 41.045 43,004 44.814

Sumber: Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Rembang tahun 2019

r. Kearsipan

Di Kabupaten Rembang, pelaksanaan urusan kearsipan masih sangat

kurang. Arsip yang ada, harus dialihmediakan supaya mempermudah

pengguna dan juga berfungsi sebagai back up data. Dalam pengelolaan dan

penanganan arsip mempunyai tenaga arsiparis yang memiliki kompetensi

hanya memiliki 2 arsiparis. sarana dan prasarana kearsipan cukup baik. Dari

keseluruhan peralatan kearsipan 90% dalam kondisi baik, begitu pula jumlah

gedung dan jumlah ruangan sudah mengalami peningkatan dari tahun-tahun

sebelumnya. Dalam hal pengelolaan, pengelolaan arsip secara baku baru

dilakukan 60% pada tahun 2019. Pengelolaan arsip juga dilakukan secara

menyeluruh sampai pada tingkat desa/kelurahan. Terkait dengan persentase,

sampai pada tahun 2019, tercatat ada 100% desa/kelurahan yang telah

mengelola arsip secara baku. Perkembangan Pelaksanaan Urusan Kearsipan

Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.113

Perkembangan Pelaksanaan Urusan Kearsipan Kab. Rembang Tahun 2015-2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1. % arsip yang dialih mediakan (%) 15 % 20% 25% 30% 86%

2. Persentase arsip yang dimusnahkan (%) 2,5 30% 40% 50% 48%

3. Jml arsiparis yang memiliiki kompetensi 2 2 2 2 1

4. Jumlah pengguna arsip (PD) 34 36 36 45 45

5. Pengelolaan arsip secara baku (%) 31,9 38,29

46,3

% 53,4% 60%

6. Persentase arsip daerah yang

diterbitkan naskah sumbernya (%) 15 16 17 18 22

7. Persentase Desa/Kelur yg telah

mengelola arsip secara baku (%) 52 54 70 82 100

Page 156: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 143

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

8. % sarpras kearsipan dlm kondisi baik

1. Gedung (%) 70 70 80 80 100

2. Ruangan (%) 70 70 80 90 100

3. Peralatan (%) 60 60 70 80 90

Keterangan: PD = Perangkat Daerah

Sumber: Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Rembang Tahun 2019

2.3.3. Urusan Pemerintahan Pilihan

a. Perikanan

Perikanan Tangkap

Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Rembang, terus mengalami

pertumbuhan selama kurun waktu 2015–2019, dimana produksi perikanan

tangkap seberat 60.904.207 kg pada tahun 2015 menjadi 110.747.112 kg

pada tahun 2019. Meskipun produksi perikanan tangkap dipengaruhi oleh

berbagai hal mulai dari kondisi cuaca yang tidak menentu hingga adanya

kebijakan pelarangan nelayan cantrang untuk melaut, namun nyatanya hal

tersebut tidak berpengaruh besar pada hasil produksi perikanan tangkap di

Kabupaten Rembang. TPI yang terdapat di Kabupaten Rembang sendiri

tersebar di berbagai desa yaitu Tunggulsari, Tanjungsari, Tasikagung I,

Tasikagung II, Pasar Banggi, Pangkalan, Pandangan, Karanglincak,

Karanganyar, dan Sarang.

Perikanan Budidaya

Potensi perikanan budidaya belum dimanfaatkan secara optimal baik

budidaya perikanan darat maupun budidaya perikanan laut, oleh karena itu

dibutuhkan perhatian dari semua pihak untuk pengembangan perikanan

budidaya tersebut. Perikanan budidaya merupakan salah satu potensi yang

dimiliki dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan. Adapun

potensi perikanan budidaya darat meliputi budidaya air tawar dan air payau.

Namun demikian budidaya perikanan air laut secara geografis kurang

memungkinkan karena berada pada Laut Jawa dan bukan merupakan ,5

TPI yang terdapat di Kabupaten Rembang tersebar di berbagai desa

yaitu Tunggulsari, Tanjungsari, Tasikagung I, Tasikagung II, Pasar Banggi,

Pangkalan, Pandangan, Karanglincak, Karanganyar, dan Sarang.

Page 157: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 144

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

Kabupaten Rembang memiliki potensi hasil kelautan dan perikanan

yang cukup besar, baik dari hasil produksi perikanan tangkap maupun

budidaya. Jumlah pedagang (bakul) ikan di Kabupaten Rembang

berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang

selama beberapa tahun terakhir (2015-2019) mengalami peningkatan, dari

1.049 orang menjadi 1.570 orang pada tahun 2017 dan 2018. Peningkatan

jumlah bakul ikan ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi ikan pada

masyarakat. Dimana konsumsi perkapita Kabupaten Rembang 29

kg/kapita/tahun, masih di bawah target nasional yaitu 35 kg per kapita per

tahun. Produksi hasil olahan ikan beberapa tahun terakhir (2015-2019) yang

sangat besar yaitu pada tahun 2015 sebanyak 212.035.000 kg walaupun

mengalami penurunan menjadi sebanyak 168.263.821 kg pada tahun 2019.

Perkembangan Pelaksanaan Urusan Kelautan dan Perikanan di

Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.114 Perkembangan Pelaksanaan Urusan Kelautan dan Perikanan

di Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Produksi perikanan

budidaya (kg)

7.477.000 7.190.232 6.318.110 5.519.057 6.452.320

2 Rata-rata pendapatan

Pembudidaya ikan

(Rupiah/bulan)

23.703.783 23.514.295 20.242.123 17.629.829 NA

3 Tingkat Cakupan

binaan kelompok

pmbudidaya ikan (%)

tingkat Cakupan

binaan kelompok

pembudidaya ikan

(kelompok)

32

141

33

142

33

142

34

146

NA

4 Tingkat Cakupan

bntuan kelompok

pembudidaya ikan(%)

tengkat Cakupan

bntuan kelompok

pembudidaya ikan

(Kelompok)

41

14

42

15

43

15

44

17

NA

NA

5 Jumlah usaha

pngolahan ikan (unit)

2.769 2.749 2.717 2.680 2.696

6 Jumlah produksi

hasil olahan ikan (kg)

212.035.000 203.957.400 193.908,500 193.908,600 168.263.821

Page 158: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 145

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

7. Produksi perikanan

tangkap (kg)

60.904.207 65.523.652 36.243.036 42.452.505 110.747.112

8. Rata-2 pendapatan

nelayan (rp/bln)

1.657.150 1.627.373 1.375.931 1.357.307 NA

9. Cakupan kelompok

nelayan yang dibina

(%)

Cakupan kelompok

nelayan yang dibina

(kelompok)

68

24

71

25

71

25

74

26

NA

NA

10. Tingkat cakupan

bantuan kelompok

tngkp ikan (%)

tingkat cakupan

bntuan kelompok

tangkap ikan

(kelompok)

68

24

71

25

71

25

74

26

NA

NA

11. Cakupan TPI dlm

kondisi baik (unit)

10 10 10 10 10

Sumber: Dinlutkan Kabupaten Rembang, Tahun 2018

Rata-rata pendapatan pembudidaya ikan diperoleh dari nilai total

perikanan budidaya (kolam dan tambak) dalam satu tahun dibagi jumlah

pembudidaya ikan dibagi 12 bulan sehingga diperoleh rata-rata pendapatan

pembudidaya ikan. Kontribusi pendapatan pembudidaya terbesar diperoleh

dari budidaya udang panamae. Untuk rata-rata pendapatan nelayan

diperoleh dari nilai produksi hasil tangkapan nelayan dalam satu tahun baik

yang dilelang lewat TPI maupun yang dijual diluar TPI dibagi jumlah nelayan

dibagi 12 bulan

Usaha Garam Rakyat

Pada Tahun 2010 Kabupaten Rembang telah ditetapkan sebagai

Kabupaten Minapolitan Garam. Kabupaten Rembang memiliki potensi untuk

pengembangan garam rakyat sebagian besar berada di wilayah Kecamatan

Kaliori, Kecamatan Rembang dan Kecamatan Lasem. Adapun Perkembangan

usaha garam rakyat di Kabupaten Rembang selama 6 (enam) tahun terakhir

dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:.

Page 159: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 146

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.115 Perkembangan Usaha Garam Rakyat di Kabupaten Rembang Tahun

2015-2019

No Tahun

Luas lhn

Produksi

(Ha)

Jml Pekerja (Orang) Produksi

(Ton)

Nilai Produksi

(Rp. 000) Pemilik Pekerja

1. 2015 1.568,66 1.088 4.212 219.477,5 65.843.250,-

2. 2016 1.564,66 1.239 1.850 1.464,40 1.225.330,-

3. 2017 1.579,89 1.144 3.160 93.490,56 161.592.370,-

4. 2018 1.573,90 1.144 3.160 165.467 285.999.162,-

5. 2019 1.409,00 1.153 Na 220,5 77.175.000

6. - - - - - -

Sumber: Dinlutkan Kabupaten Rembang, Tahun 2018

Perkembangan produksi garam cenderung fluktuatif, tetapi

perkembangan di tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang sangat

signifikan, peningkatan jumlah produksi di tahun 2018 dikarenakan sangat

terpengaruh dengan kondisi cuaca yang mengalami kemarau panjang dan

penerapan teknologi pembuatan garam (bio isolator), harga garam juga

mengalami peningkatan, sehingga nilai produksi di Tahun 2018 mencapai

Rp. 286 M. Pemerintah harus mencari solusi produksi garam rakyat agar

tidak terpengaruh musim sehingga produksi garam tetap bisa dilaksanakan

walaupun pada musim hujan. Namun pada tahun 2019, terjadi peningkatan

tajam hingga seperempatnya, yaitu pada 220,5ton dan pada nilai produksi

Rp. 77.175.000, 00.

b. Pariwisata

Kabupaten Rembang memiliki destinasi wisata yang beragam,

diantaranya yaitu wisata religi, wisata budaya dan wisata alam. Jumlah

obyek wisata di Kabupaten Rembang tercatat sejumlah 8 buah obyek wisata

unggulan, yaitu Taman Rekreasi Pantai Kartini, Museum RA Kartini, Makam

RA Kartini, Pantai Pasir Putih Wates, Pantai Karangjahe, Pantai Binangun,

Pasujudan Sunan Bonang, dan Old Town Heritage.

Kunjungan wisata yang ada di Kabupaten Rembang dalam kurun waktu

5 tahun terakhir tren peningkatan. Pada tahun 2016 jumlah kunjungan

wisata sebanyak 1.270.268 orang dan menjadi 1.460.808 orang pada tahun

2017 lalu kembali meningkat menjadi 1.810.369 di Tahun 2018 dan menjadi

Page 160: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 147

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

2.126.298 orang di Tahun 2019. Pengembangan kepariwisataan semakin

penting karena memperluas kesempatan kerja dan pertumbunan pusat

perekonomian.

Terdapat sejumlah kewenangan urusan pariwisata yang menjadi

tanggungjawab pemerintah Kabupaten sebagaimana tercantum dalam

lampiran Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 yaitu (1) pengelolaan daya

tarik wisata Kabupaten/kota ; (2) pengelolaan kawasan strategis pariwisata

Kabupaten/kota; (3) pengelolaan destinasi pariwisata Kabupaten/kota; (4)

penetapan tanda daftar usaha pariwisata Kabupaten/kota; (5) pemasaran

pariwisata dalam dan luar negeri daya tarik, destinasi dan kawasan strategis

pariwisata Kabupaten/kota; (6) penyediaan prasarana (zona kreatif/ruang

kreatif/kota kreatif) sebagai ruang berekspresi bagi insan kreatif di Daerah

Kabupaten/kota; dan (7) pelaksanaan peningkatan kapasitas sumber daya

manusia pariwisata dan ekonomi kreatif tingkat dasar.

Pengembangan kepariwisataan semakin penting karena memperluas

kesempatan kerja dan pertumbunan pusat perekonomian. Secara rinci

Perkembangan Urusan pariwisata Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.116 Perkembangan Urusan Pariwisata Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1. Total Kunjungan

Wisman & Wisnus

(orang)

727.453 1.270.268 1.460.808 1.810.369 2.126.298

2. Persentase obyek

wisata yg

dipromosikan (%)

5 13,3 14,3 18,1 17,14

3. Rata-rata lama

menginap (hari) 1 1,28 1,21 1,3 1,3

4. Dokumen RIPARDA

kab Rembang

(dokumen)

1 1 1 2 2

5. Jumlah obyek

wisata unggulan

(obyek)

3 3 3 3 11

6. jumlah restoran

(unit) 29 29 29 29 49

7. Jumlah hotel

Berbintang & Non 21 21 21 22 18

Page 161: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 148

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

bintang (unit)

8. Persentase

pramuwisata

bersertifikat

Muda (%) 4 na na 4 na

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang, Tahun 2018

Perkembangan total kunjungan wisman dan wisnus pada tahun 2015

sampai dengan 2019 mengalami kenaikan secara drastis karena mulai

bermunculan obyek-obyek wisata desa sesuai potensi yang dimiliki dan

seringnya digelar acara-acara hiburan di obyek wisata sehingga menarik

minat masyarakat untuk berkunjung. Destinasi pariwisata tersebut dikelola

oleh masyarakat desa, belum dikenai retribusi kecuali biaya parkir dan

pengelolaannya masih bersifat tradisional.

c. Pertanian

Kabupaten Rembang memiliki luas 101.408 hektar, yang terdiri atas

lahan sawah mencakup 28,63% atau seluas 29.021 hektar, lahan bukan

sawah mencakup 51,85% atau seluas 52.561 hektar dan lahan bukan

pertanian mencakup 19,52% atau seluas 19.826 hektar. Lahan sawah masih

terbagi menjadi 28,12% atau seluas 8.160 Ha untuk lahan sawah irigasi dan

71,88% atau 20.861 Ha untuk sawah tadah hujan. Daya dukung pertanian di

Kabupaten Rembang salah satunya adalah adanya aliran sungai. Sampai

saat ini sungai yang melewati wilayah Kabupaten Rembang antara lain

Sungai Randugunting, Babagan, Karanggeneng, Kening, Telas, Kalipang,

Sudo dan Sungai Patiyan. Wilayah yang masuk pada daerah irigasi pertanian

terdapat 25 daerah irigasi. Hasil produksi pertanian dan perkebunan di

Kabupaten Rembang meliputi tanaman pangan utama, tanaman

hortikultura, dan komoditas perkebunan utama. Tanaman pangan utama

terdiri dari padi, jagung dan kedelai.

Pada tahun 2018, luas lahan pertanian yang teraliri irigasi adalah

16.935 Ha dan telah memiliki embung sejumlah 194 embung meningkat dari

Tahun 2016 menjadi 189 embung. Hal ini dalam rangka meningkatkan

produksi pertanian di Kabupaten Rembang disebabkan wilayah Rembang

merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah dengan intensitas curah

hujan rendah. Apabila dikaitkan dengan target LP2B Kabupaten Rembang

seluas 37.339 Ha maka luasan sawah beririgasi tersebut baru mencapai

Page 162: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 149

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

45,35 % dari target LP2B. Mengingat kondisi air di Kabupaten Rembang yang

masih mengandalkan curah hujan maka target LP2B tersebut sangat sulit

terwujud.

Hasil produksi pertanian dan perkebunan di Kabupaten Rembang

meliputi tanaman pangan utama, tanaman hortikultura, dan komoditas

perkebunan utama. Tanaman pangan utama terdiri dari padi, jagung dan

kedelai. Produksi tanaman utama jenis padi pada tahun 2019 seberat

191.301 ton, angka tersebut lebih rendah dari produksi padi tahun 2018

seberat 226.929 ton dan tahun 2017 menjadi 240.376 ton. Produksi

jagung dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren perkembangan yang

fluktuatif, dimana pada tahun 2017 produksi jagung adalah 143.962 ton

turun menjadi 110.912 ton pada tahun 2018 dan kemudian naik

produksinya menjadi 123.973 ton di tahun 2019. Sementara dalam

periode yang sama produksi kedelai mengalami kenaikan di tiga tahun

terakhir, dimana tahun 2019 produksi kedelai mencapai 2.807 ton lebih

tinggi dibanding dua tahun sebelumnya, yaitu tahun 2018 mencapai

2.684 ton dan tahun 2017 hanya mencapai 2.039 ton. Walaupun

perkembangan terakhir meningkat, tetapi capaian produksi kedelai di

tahun 2019 masih lebih rendah dibawah capaian produksi tahun 2015

yaitu 3.544 ton, tahun 2014 5.570 ton dan tahun 2013 4.972. Sedangkan

produksi kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar mengalami

fluktuasi namun cenderung menurun selama kurun waktu 2013- 2019.

Jenis tanaman hortikultura unggulan di Kabupaten Rembang

meliputi bawang merah, cabe dan mangga. Produksi tanaman

hortikultura didominiasi oleh jenis buah mangga dengan produksi pada

tahun 2019 mencapai 799.697 kwintal. Angka ini meningkat dari tahun

2018 yang mencapai 512.710 kwintal, namun tidak lebih tinggi dari

produksi tahun 2017 yang 74.879 kwintal. Sedangkan produksi cabe

terus mengalami penurunan di tiga tahun terakhir, yang mana produksi

cabe tahun 2017 yang mencapai 156.060 kwintal turun di tahun 2018

menjadi 79.693 kwintal dan turun lagi di tahun 2019 menjadi 25.568

kwintal. Pada komoditas bawang merah, produksinya menurun di tiga

tahun terakhir. Pada tahun 2017 produksi bawang merah mencapai

20.654 kwintal, kemudian turun di tahun 2018 menjadi 13.719 kwintal

dan turun lagi di tahun 2019 mencapai 9.716 kwintal. Dataperkembangan

produksi pertanian/perkebunan Tahun 2015-2019 di masing-masing

Page 163: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 150

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.117 Perkembangan komoditas pertanian di Kabupaten Rembang 2015-2019

No Jenis Komoditas Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

A Tanaman pangan (ton)

1 Padi 256.211 152.822 240.374 220.444 191.301

2 Jagung 111.145 119.348 143.692 110.912 123.973

3 Kdelai 3.544 1.620 2.039 2.684 2.807

4 Kacang tanah 2.303 1.672 1.442 530 432

5 Kacang hijau 2.238 1.393 924 1.005 309

6 Ubi kayu 106.296

116.272

97.152

43.383

38.779

7 Ubi jalar 2.219

1.480

3.138 1.051

474

B Hortikultura (kw)

1 Bawang merah 25.378 18.803 20.654 13.719 10.589

2 Cabai 165.172 58.567 156.061 79.693 77.589

3 Mangga 661.802 1.136.034 874.177 512.710 1.493.247

C Perkebunan (ton)

1 Tebu gula kristal 28.816 29.648 28.778 31.388

30.817

2 Tebu 41.039 44.055 43.778,4

45.420

44.877

3 Tembakau 2.804 5.100 6.763

14.032

8.048

4 Kelapa 4.039 4.214 3.659

4.207

3.941

5 Wijen 49,23 35 45 37,66

31,827

6 Pete 112,28 398,79 190,36

190,34

179,896

D Peternakan

1 Populasi Komoditas

Peternakan Utama (ekor)

Sapi potong 128.123

130.610

132.388

134.602

136.756

Kambing 158.990

162.091

161.794

163.894

166.352

Domba 156.725

157.771

157.680

160.368

162.773

2 Produksi daging (kg)

Sapi 917.007

864.415

777.031 700.990

1.778.576,6

Kambing 146.433

171.310

169.805

169.573

230.286,9

Domba 76.832

83.946

110.512

92.554

123.711,7

3 Jumlah produksi telur

Ayam (kg) 1.468.68 552.969 990.444 1.147.6 552.941

Page 164: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 151

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Jenis Komoditas Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

9

50

Itik (kg) 855.849

910.659

893.628

893.628

893.941

Kabupaten Rembang memiliki kurang lebih 20 jenis komoditas

perkebunan, dan beberapa komoditas mampu memberikan sumbangan

cukup signifikan dalam menggerakan roda perekonomian Kabupaten

Rembang. Produk-produk perkebunan tersebut antara lain tebu,

tembakau, kelapa, wijen dan mete. Pada tahun 2019, produksi

perkebunan tertinggi dihasilkan dari tebu yang mencapai 44.876,9 ton

dan produksinya cukup stabil dalam kurun waktu 2015-2019.

Selain tebu, tanaman perkebunan lainnya yang akhir-akhir ini

menjadi primadona petani di Kabupaten Rembang adalah tembakau.

Produksinya terus meningkat sejak tahun 2013 hingga tahun 2019 yang

mencapai 8.048 ton. Tembakau menjadi tanaman alternative di saat

musim kemarau, dimana sawah tadah hujan sulit ditanami tanaman

pangan atau hortikultura, sehingga petani beralih untuk menanam

tembakau karena produksi dan kualitasnya yang mampu bersaing.

Apalagi dengan adanya PT. Sadana sangat membantu petani untuk

menjual hasil panen mereka.

Disatu sisi peluang pengembangan usaha peternakan di Kabupaten

Rembang masih terbuka lebar apabila dikaitkan dengan perkiraan (estimasi)

peningkatan kebutuhan konsumsi hasil ternak seiring dengan peningkatan

pengetahuan dan kesadaran gizi dan taraf hidup masyarakat. Jenis ternak di

Kabupaten Rembang terdiri dari Sapi potong, Kambing dan Domba. Populasi

Komoditas peternakan selama lima tahun terakhir (2015-2019) mengalami

fluktuasi. Jenis ternak yang mengalami kenaikan dari tahun 2015-2019 yaitu

sapi potong. Kabupaten Rembang merupakan salah satu sentra produksi sapi

potong di Jawa Tengah, populasi sapi potong pada tahun 2019 mencapai

136.756 ekor.

Dalam rangka meningkatkan hasil jual pertanian dan peternakan,

peningkatan pemasaran produk pertanian di Kabupaten Rembang dilakukan

melalui promosi produk dan pembinaan kelompok tani dan penggunaan

teknologi dan alat mesin pertanian. Perkembangan Upaya Pemasaran Hasil

Page 165: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 152

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Produksi dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.118 Perkembangan Promosi Produksi dan Pembinaan Pertanian Kab.

Rembang Tahun 2015-2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Promosi hasil produksi pertanian/

perkebunan

3 4 4 4 NA

2 Promosi produk peternakan

(event)

1 2 2 2 NA

3 Produktivitas padi (ton/ha) 6,10 4,02 4,47 5,51 5,64

4 Bertambahnya plk usaha

pertanian,perkebunan,

peternakan (plk usaha)

158 560 632 648 NA

5 Peningkatan luas lahan pertanian

yang teraliri Irigasi (Ha)

5.500 15.865 18.815 16.93

5

24.000

6 Bertambahnya alat mesin

pertanian tuk kelompok tani

(Unit)

220 12.331 724 NA 488

7 Bertambahnya jalan pertanian

dalam kondisi baik (Km)

28 38,74 54,82 50,48 37,5

Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang Tahun 2019

d. Perdagangan

Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Rembang

tahun 2019 adalah 14,06%, dan merupakan kontributor terbesar ke 3,

setelah sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Walaupun nilai

ekspor yang semakin naik dari tahun ke tahun tapi belum mampu menaikan

kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Rembang.

Nilai ekspor Kabupaten Rembang selama kurun waktu lima tahun

2015– 2019, yaitu $18.983.364,60 (tahun 2015), meningkat menjadi

$66.008.142,85 (tahun 2019). Disamping itu ketersediaan pasar sebagai

tempat untuk melakukan transaksi yang terus bertambah dari tahun ke

tahun. Perkembangan sektor perdagangan dilihat dari beberapa indikator

sektor perdagangan menunjukkan adanya kenaikkan dari tahun 2015–2019.

Adapun perkembangan sektor perdagangan tahun 2015-2019 dapat dilihat

dalam tabel berikut ini.

Page 166: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 153

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.119 Perkembangan Sektor Perdagangan Kabupaten Rembang

Tahun 2015–2019

No Indikator

Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Jumlah sidang teraulang

(kasus)

44 72 77 80 80

2 Jumlah pasar (tradisional dan

modern) yang diawasi (unit)

52 60 65 68 68

3

% kasus yang diselesaikan

melalui unit pengaduan

konsumen (%)

2 4 4 5 7

4 Ketersediaan info pantauan

harga kelompok masyarakat

Ada Ada Ada Ada Ada

5 Jumlah promosi dagang yang

diikuti (kali)

1 1 1 1 1

6 Nilai Ekspor $18.983.

364,60

$37.190.00

0,00

$48.785.4

51,29

$62.142.8

57,14

$66.008.14

2,85

7 Kontribusi sektor dagang

terhadap PDRB (%)

13,68 13,5 13,5 13,67 14,04

8 Jumlah kelompok pedagang

(formal dan informal) yang

dibina (kelompok)

16 17 19 20 20

9 Jumlah pasar daerah (unit) 12 12 13 15 15

10 Jumlah pasar daerah yang

memenuhi kriteria pasar sehat

(uni)

12 12 13 15 15

11 Lokasi PKL yang tertata

(lokasi)

3 3 3 3 3

Sumber: Dinindagkop dan UKM Tahun 2019

Tabel 2.120 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Tahun 2011-2019

Tahun

Nilai Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

(juta Rp)

Pertumbuhan

(%)

2011 1,299,711.49

2012 1,310,768.41 0.85

2013 1,351,957.53 3.14

2014 1,406,724.91 4.05

2015 1,464,601.23 4.11

2016 1,543,234.41 5.37

2017 1,640,950.86 6.33

2018 1,768,561.65 7.78

2019 1,911,117,00 8.06

Page 167: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 154

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

e. Perindustrian

Sektor industri merupakan kontributor terbesar ke dua terhadap PDRB

Kabupaten Rembang sejak tahun 2015 hingga tahun 2019. Kondisi ini

menunjukkan semakin berperannya sektor industri terhadap pertumbuhan

PDRB Kabupaten Rembang. Semakin berperannya sektor industri ini dapat

ditunjukkan pula dari capaian kinerja industri, dimana indikator-indikator

yang ada cenderung mengalami peningkatan. Namun demikian Kabupaten

Rembang belum memiliki kawasan industri terpadu yang dikelola baik oleh

pemerintah maupun swasta.

Kabupaten Rembang memiliki industri besar yang bergerak pada sektor

makanan dan minuman, Industri kimia-bahan bangunan, industri sandang

dan kulit, industri kerajinan dan umum. Kabupaten Rembang juga memiliki

potensi industri menengah dan kecil lainnya yang berbasis pada sumberdaya

alam, antara lain garam rakyat, pengolahan ikan, mebel antik, batik, bordir,

kuningan, kerajinan kerang, terasi, genteng, industri pembuatan tas dan

dompet, sabuk dan lain-lain.

Sektor industri merupakan kontributor terbesar ke dua terhadap PDRB

Kabupaten Rembang sejak tahun 2013 hingga tahun 2019, yaitu berturut-

turut 19,05%, 20,84%, 20,84%, 21,27%, 21,8%, 21,92% dan 23,15%. Kondisi

ini menunjukkan semakin berperannya sektor industri terhadap

pertumbuhan PDRB Kabupaten Rembang. Selain itu, perkembangan sektor

industri juga selalu dalam angka positif. Secara rinci perkembangan sektor

industri di Kabupaten Rembang tahun 2015-2019 dapat dilihat dalam tabel

berikut ini.

Tabel 2.121 Perkembangan Sektor Industri di Kab. Rembang Tahun 2015–2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Cakupan IKM yang dibina (%) 1,1 4 5 2,53 23,15

2 Cakupan klp IKM yang mendapat

bantuan (%)

100 0,15 1 2,55 3,10

3 Kontribusi sektor Industri

terhadap PDRB (%)

20,84 21,27 21,8 NA BPS

4 % industri kecil & menengah

terhadap total jumlah industri

(besar, menengah & kecil)

99 99 98 98,20 99,71

5 Jumlah IKM yang dapat fasilitasi

Perijinan

25 15 15 9 35

6 Jumlah IKM yang telah 12 15 260 280 280

Page 168: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 155

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

mengikuti pameran promosi

produk

7 Pertumbuhan IKM (%) 1 1,17 0,66 2,14 0,38

8 Jumlah fasilitas peningkatan

kemampuan teknologi industri

13 9 10 2,1

4

70

9 Jumlah klaster industri 9 9 9 9 14

10 Jumlah sentra industri 37 33 40 9 32

Sumber Data : Dinindagkop dan UMKM Tahun 2018

Tabel 2.122 Perkembangan Nilai Industri Pengolahan Kabupaten Rembang

Tahun

Nilai sektor Industri pengolahan

(juta Rp)

Pertumbuhan

(%)

2010 1,456,976.07 -

2011 1,525,024.94 4.67

2012 1,693,226.77 11.03

2013 1,860,445.88 9.88

2014 2,143,284.16 15.2

2015 2,307,391.43 7.66

2016 2,483,367.33 7.63

2017 2,674,697.21 7.7

2018 2,892,128.32 8.14

2019 3,151,232.32 8.96

f. Transmigrasi

Transmigrasi merupakan program pemerintah untuk memindahkan

pendudukdari suatu daerah yang padat penduduk ke daerah lain di dalam

wilayah Indonesia. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk perlindungan

dan pemenuhan hak-hak dasar manusia (human rights), yaitu perlindungan

negara atas hak-hak warga (negara) untuk berpindah dan menetap di dalam

batas-batas wilayah negara-bangsanya, serta hak untuk memiliki pekerjaan

dan penghidupan yang layak. Melalui transmigrasi diharapkan kemiskinan

yang disebabkan oleh terbatasnya kesempatan kerja dan ketidakberdayaan

penduduk untuk memperoleh tempat tinggal yang layak, dapat teratasi.

Untuk itu pemerintah terus berupaya membuka kesempatan seluas-luasnya

kepada masyarakat untuk terlibat dan berperan serta dalam pelaksanaan

transmigrasi.

Banyaknya transmigran pada tahun 2011-2014 dari 10 KK (35 jiwa)

Page 169: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 156

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

menjadi 3 KK (11 jiwa). Rendahnya jumlah transmigran di Kabupaten

Rembang, karena ketersediaan kuota transmigrasi yang diberikan oleh

Pemerintah (Pusat) sedikit. Transmigran yang berangkat semua berprofesi

sebagai petani, karena di daerah tujuan transmigrasi ketrampilan yang

dibutuhkan di bidang pertanian atau perkebunan. Di Kabupaten Rembang

sejak tahun 2018, tidak mengirimkan penduduknya ke wilayah

trasmigrasi. Dan menurut Pemerintah Pusat, Kabupaten Rembang bukan

merupakan wilayah transmigrasi, sehingga tidak ada kegiatan dalam

peningkatan swakarsa,termasuk sampai tahun 2019.

2.3.4. Penunjang Urusan Pemerintahan

Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tidak lagi disebutkan

urusan perencanaan pembangunan dan urusan otonomi daerah. Institusi

atau lembaga yang saat ini melaksanakan fungsi perencanaan pembangunan

dan penyelenggaraan pemerintahan termasuk dalam kategori unsur

penunjang pemerintahan. Unsur penunjang pemerintahan adalah Badan

Kepegawaian Daerah, Inspektorat, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Asset Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda),

Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD.

a. Kepegawaian

Peningkatan kemampuan Aparatur Sipil Negara (ASN) semakin

mendapatkan perhatian dalam rangka meningkatkan kapasitas, kapabilitas

dan mewujudkan profesionalisme aparatur pemerintah daerah. Kebijakan

tersebut merupakan amanat Perpres No. 81 Tahun 2010 tentang Grand

Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010–2025 yang perlu dijadikan pedoman

dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN,

peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat, serta peningkatan

kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi baik Pusat dan Daerah.

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara (ASN) maka peningkatan profesionalisme aparatur

pemerintah daerah diarahkan pada peningkatan kapasitas dan kapabilitas,

profesionalisme, responsibilitas dan akuntabilitas dalam pelayanan publik.

Pemerintah Kabupaten Rembang dalam rangka meningkatkan kapasitas dan

kapabilitas aparatur pemerintah daerah telah menetapkan kebijakan

pemberian kesempatan studi lanjut (melalui pendidikan diploma, sarjana,

pasca sarjana, pendidikan spesialis dan profesi), pendidikan non formal

Page 170: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 157

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

(melalui pelatihan teknik, kursus, semiloka dan lain-lain) serta diklat

fungsional dan diklat teknis. Sedangkan responsibilitas dan akuntabilitas

dengan mewujudkan budaya organisasi, peningkatan tanggung jawab dan

keterbukaan terhadap masyarakat dan dunia usaha.

Berdasarkan pengelompokan golongan diketahui sebagian besar

Golongan III adalah 38,54%, Golongan IV 34,93% sa Golongan I 3,33% dan

Golongan II 23,20%. Kualitas sumberdaya aparatur dapat dilihat dari rata-

rata pendidikan yang ditamatkan dimana (72,8%) aparatur pemerintah

daerah Kabupaten Rembang berpendidikan perguruan tinggi, dengan

perincian lulusan program diploma 25,68%; pendidikan sarjana 45,55% dan

sebanyak 1,57% telah menyelesaikan pendidikan magister (S-2). Sementera

itu, aparat pemerintah yang berpendidikan SLTA kebawah sebanyak 27,2%

saja. Selengkapnya Perkembangan Urusan Kepegawaian di Kabupaten

Rembang Tahun 2015–2019 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.123

Perkembangan Urusan Kepegawaian di Kabupaten Rembang Tahun 2015–2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Program Pendidikan Kedinasan

1 Jumlah Apratur yg mengkuti Diklat Pim II 2 8 - - 1

2 Jumlah Aparatur yg mengikuti Diklat Pim

III

- 11 8 7 2

3 Jumlah Aparatur yg mengikuti Diklat Pim

IV

40 1 4 2 1

4 Jumlah PNS mengikuti Diklat Teknis

tiapth

192 264 129 93 110

Program Pembinaan dan Pengembangan

Aparatur

1 % PNS yg kenaikan pangkatnya tepat

waktu

94.70% 99% 99% 100% 99,54%

2 Jumlah PNS Pensiun setiap tahun 136 - - 304 352

3 Persentase Kasus Pelanggaran Disiplin

PNS dalam satu tahun yang ditangani

75 14 3 14 9

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Tahun 2019

Gambaran kinerja aparatur pemerintah daerah Kabupaten Rembang

dapat dilihat dari pelaksanaan program-program peningkatan dan

pengembangan kapasitas sumberdaya aparatur, adalah sebagai berikut:

1) Program pendidikan kedinasan;

2) Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur;

Page 171: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 158

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

3) Program pembinaan dan pengembangan aparatur.

Salah satu upaya peningkatan kinerja aparatur adalah dengan melalui

berbagai diklat. Kegiatan Diklat Aparatur rata-rata mencapai 336 orang

aparatur yang telah memenuhi kualifikasi dan prosedur pengajuan. Diklat

aparatur terbagi menjadi diklat prajabatan dan diklat dalam jabatan. Diklat

dalam jabatan terbagi lagi menjadi diklat struktural, diklat teknis dan

fungsional. Naik turunnya jumlah peserta diklat dipengaruhi oleh anggaran

yang tersedia dan penawaran diklat dari instansi yang lebih tinggi pusat

maupun provinsi.

Selain menyelenggarakan diklat, dalam rangka meningkatkan

kompetensi pegawai BKD bertugas untuk menyusun regulasi standar

kompetensi pegawai dan manajemen talenta. Standar Kompetensi pegawai

meliputi penyusunan regulasi standar kompetensi pegawai, standar

kompetensi jabatan dan standar kompetensi manajerial. Manajemen talenta

meliputi Asessment Pegawai, pemetaan asessment pejabat Eselon II dan III

dan tindak lanjut asessment. Kedua hal tersebut akan diupayakan

dilaksanakan di tahun-tahun mendatang.

Dari data Rembang Dalam Angka 2020 jumlah pegawai negeri sipil,

jabatan, pangkat/golongan/ruang, jumlah PNS di masing-masing OPD dan

jumlah OPD di Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut.

Tabel 2.124 Jumlah PNS berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2019

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1 SD 79

2 SMP 173

3 SMA 1229

4 DI/DII/DIII 1017

5 S1/S2/S3 4121

Total 6619

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Tahun 2019

Dari segi pendidikan, mayoritas PNS di Kabupaten Rembang adalah

sarjana. Tentu ini menunjukkan, pada dasarnya Kabupaten Rembang

ditopang dengan SDM yang memadai. Namun demikian, terdapat kendala

dalam organisasi dan tata laksana pemerintah. Terutama terkait dengan

penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan keahlian, serta jabatan

fungsional yang masih belum optimal diberdayakan.

Page 172: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 159

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.125 Jumlah PNS sesuai Jabatan tahun 2019

No Jenis/Jenjang Jabatan Jumlah

1 Fungsional tertentu 4252

2 Fungsional umum 1826

3 Struktural 541

4 Eselon IV 288

5 Eselon III 249

6 Eselon II 4

Total 6619

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Tahun 2019

Sebagaimana tabel di atas, fungsional tertentu mengisi kompisi jabatan

PNS secara mayoritas. Pemberdayaan PNS dengan jabatan fungsional ini

masih memerlukan penguatan, dengan menempatkan mereka sesuai

dengan tupoksi dan kualifikasi.

Tabel 2.126 Jumlah PNS Menurut Pangkat/Golongan/Ruang tahun 2019

No Pangkat/Golongan Ruang Jumlah

1 IA/Juru Muda 1

2 IB/Juru Muda Tingkat I 1

3 IC/Juru 51

4 ID/Juru Tingkat I 78

Total Gol I 131

5 IIA/Pengatur Muda 135

6 IIB/Pengatur Muda Tingkat I 228

7 IIC/Pengatur 648

8 IID/Pengatur Tingkat I 259

Total Gol II 1270

9 IIIA/Penata Muda 852

10 IIIB/Penata Muda Tingkat I 836

11 IIIC/Penata 749

12 IIID/Penata Tingkat I 693

Total Gol III 3130

13 IVA/Pembina 1437

14 IVB/Pembina Tingkat I 616

15 IVC/Pembina Utama Muda 33

16 IVD/Pembina Utama Masya 2

17 IVE/Pembina Utama -

Total Gol IV 2088

Total 6619

Page 173: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 160

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Dalam hal pangkat/golongan/ruang, per 2019, sebetulnya sudah cukup

menggambarkan ketersediaan SDM dengan kualifikasi dan pengalaman yang

mencukupi. Yang diperlukan kemudian adalah strategi peningkatan

kapasitas guna mendukung peningkatan kinerja pegawai.

Tabel 2.127 Jumlah PNS di Masing-masing OPD tahun 2019

No OPD Jumlah

1 Badan Kepegawaian Daerah 51

2 Dinlutkan 39

3 Dinas Lingkungan Hidup 117

4 Dinsos PPKB 50

5 BPBD 31

6 Bappeda 36

7 Dinbudpar 27

8 Dindikpora 3440

9 Dinas PUPR 69

10 Dindukcapil 35

11 Dinas Kesehatan 855

12 DPUTARU 107

13 BPPKAD 101

14 Dinas Perhubungan 63

15 Dinkominfo 28

16 Dinperindagkop dan UMKM 135

17 Dintanpan 136

18 Dinpermades 37

19 Inspektorat 40

20 Kantor Kesabngpolinmas 16

21 DPMPTSNAKER 54

22 Dinas Arpus 30

23 Kecamatan 355

24 RSUD dr. Sutrasno 456

25 Satpol PP 82

26 Sekretariat Daerah 166

27 Sekretariat DPRD 52

28 Sekretariat KPU 1

29 Sekretariat KORPRI -

30 SKB 10

Total 6619

Komposisi PNS di masing-masing dinas dan kantor sebagaimana terlihat di

Page 174: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 161

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

tabel di atas menunjukkan bahwa ada dinas yang jumlah personalnya cukup

banyak (kecuali Dinkes dan Disdikpora, yang mengampu tenaga medis dan

guru), namun ada juga yang masih sedikit. Diperlukan tata ulang untuk

memastikan bahwa komposisi antar dinas atau kantor proporsional.

b. Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Pembangunan Daerah

Berlakunya Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, turut berimplikasi pada perubahan kaidah penyusunan rencana

pembangunan daerah dengan memperhatikan batas-batas kewenangan

pemerintah daerah yang diatur di dalamnya. Berdasarkan ketentuan undang-

undang tersebut, perencanaan pembangunan daerah yang harus disusun

antara lain Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk

perencanaan jangka panjang, RPJMD untuk perencanaan jangka menengah

dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka tahunan.

Dalam rangka tata kelola perencanaan pembangunan daerah yang baik perlu

ditunjang dengan kelengkapan data yang obyektif, akurat dan komprehensif,

didukung peningkatan sumber daya aparatur perencana di setiap Perangkat

Daerah yang semakin baik serta mekanisme perencanaan yang sesuai

kaidah. Demikian pula penyusunan dokumen perencanaan pembangunan

daerah harus bersifat terpadu dan selaras dengan dokumen perencanaan

pembangunan Kabupaten sekitar, kebijakan pembangunan di Provinsi Jawa

Tengah serta arahan kebijakan Pemerintah Pusat.

Kelengkapan dokumen perencanaan pembangunan di Kabupaten

Rembang telah diupayakan terpadu dan selaras dengan arah kebijakan

pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional sebagai perwujudan

komitmen daerah dalam menyelesaikan permasalahan pembangunan

nasional. Perencanaan pembangunan daerah disusun berdasarkan Undang-

Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional agar terdapat sinergitas perencanaan pembangunan secara

nasional. Dokumen perencanaan di Kabupaten Rembang secara teknis

disusun berdasarkan Permendagri No. 54 Tahun 2010 sebagai pedoman

pelaksanaan tahapan dan tata cara penyusunan dokumen rencana

pembangunan daerah.

Mengacu Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), maka pemerintah Kabupaten

Rembang wajib menyusun dokumen perencanaan, terdiri dari: Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD); Rencana Pembangunan

Page 175: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 162

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Jangka Menengah Daerah (RPJMD); Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) dan penjabarannya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD). Selain itu, Pemerintah Kabupaten Rembang wajib mengakomodasi

kebijakan-kebijakan strategis dalam rencana pembangunan daerah seperti:

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD); RAD Pengurangan

Resiko Bencana serta berbagai kebijakan lain yang penting dan relevan dalam

pembangunan daerah.

Terdapat empat indikator kunci yang berpengaruh pada keberhasilan

perkembangan urusan wajib perencanaan pembangunan daerah, diantaranya

meliputi: 1) tersedianya dokumen perencanaan RPJPD 2005-2025; 2)

tersedianya Perencanaan RPJMD 2016-2021; 3) tersedianya dokumen RKPD

tiap tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati dan 4) Penjabaran

Program RPJMD ke dalam RKPD pada setiap tahun anggaran untuk

mengetahui capaian kinerja per tahun. Indikator Perencanaan Pembangunan

Daerah tersebut telah diupayakan dengan baik dan didukung oleh sistem

informasi perencanaan yang akan terus disempurnakan implementasinya.

Secara lengkap Perkembangan Urusan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2015–2019 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.128 Perkembangan Urusan Perencanaan Pembangunan DaerahKabupaten

Rembang Tahun 2015–2019 Indikator 2015 2016 2017 2018 2019

a) Tersedianya Dokumen Perencanaan

RPJPD yg telah ditetapkan dg Perda

1 1 1 1 1

b) Tersedianya Dokumen Perencanaan

RPJMD yg telah ditetapkan dg Perda

1 1 1 1 96

c) Tersedianya Dokumen Perencanaan

RKPD yg telah ditetapkan dg Perbup

1 1 1 1 1

d) %Penjabaran Program RPJMD dlm RKPD 80 78 88 87 78

Sumber: Bappeda Kabupaten Rembang, 2019

Penelitian dan pengembangan (Litbang) memegang peranan penting

dalam kemajuan sebuah negara, daerah maupun corporate. Guna

mendukung pelaksanaan pembangunan daerah, perlu adanya

mengedepankan proses kelitbangan dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi), serta pengembangan dan penerapannya diarahkan untuk

memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan (Litbang) yang telah dilaksanakan diantaranya adalah

Page 176: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 163

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Perencanaan Kelitbangan, Jurnal Penelitian, Fasilitasi Jaringan Penelitian

dan Pengembangan, Fasilitasi Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten

Rembang, Pengembangan Sistem Inovasi Daerah (SIDa), Kabupaten Inovasi

dan Daya Saing Daerah, Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri

Kabupaten, Penyusunan Dokumen Agropolitan, Penyusunan Rencana Induk

Kelitbangan, serta Pengembangan Kreativitas dan Inovasi Masyarakat. Hal-

hal yang menyangkut kelitbangan ini perlu terus didorong dalam rangka

peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun peningkatan daya saing

daerah. Kinerja penelitian dan pengembangan ditunjukkan dengan

pemanfaatan hasil Litbang dan Inovasi dalam perencanaan, kebijakan,

pembangunan maupun peningkatan perekonomian masyarakat.

c. Keuangan

Perkembangan urusan keuangan Kabuapaten Rembang oleh Badan

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten

Rembang ditunjukkan berdasarkan tingkat kemandirian keuangan daerah

berdasarkan persentase peningkatan pendapatan asli daerah. Dimana

persentase peningkatan PAD Kabupaten Rembang dari tahun 2015 sampai

2019 cenderung fluktuatif setiap tahun. Persentase peningkatan PAD

tertinggi dicapai pada tahun 2017 adalah 28,25%, dan persentase

peningkatan PAD terendah berada pada tahun 2018 1,78%, yang kemudian

mengalami peningkatan pada tahun 2019 menjadi 3,97%. Realisasi kinerja

fungsi penunjang keuangan Kabupaten Rembang tahun 2015-2019

selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 2.129 Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Keuangan Tahun 2015-2019

No. Uraian

Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Persentase Peningkatan PAD

(Pendapatan Asli Daerah)

14,12 23,86 28,25 1,78 3,97

2 Opini BPK atas pemeriksaan

Laporan Daerah

WDP WDP WDP WDP WTP

d. Pengawasan

Terbitnya Perpres No. 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi Tahun 2010–2025 menjadi pedoman dalam rangka mewujudkan

tata kelola pemerintahan yang baik, mewujudkan birokrasi bersih dan bebas

KKN, peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat, serta peningkatan

Page 177: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 164

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi baik Pusat dan Daerah. Oleh

karena itu semakin strategis dalam mengawal pelaksanaan pembangunan

dalam koridor reformasi birokrasi.

Profesionalisme aparatur pemerintah daerah diwujudkan melalui

peningkatan kapasitas dan kapabilitas, profesionalisme, responsibilitas dan

akuntabilitas dalam pelayanan publik serta pengawasan pelaksanaan

kebijakan pembangunan daerah. Upaya peningkatan akuntabilitas dan

responsibilitas kepada masyarakat sangat tergantung pada hasil pengawasan

dan pelaksanaan pembangunan daerah yang dilaksanakan oleh Inspektorat

daerah. Disamping itu, Inspektorat secara sinergis menindaklanjuti

rekomendasi pengawasan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan

Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Inspektorat Provinsi

Jawa Tengah agar Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) semakin baik hasilnya.

Sebagai gambaran kinerja Inspektorat Kabupaten Rembang telah

melaksanakan dua (2) program yang terkait dengan sistem pengawasan

internal dan peningkatan profesionalisme aparatur pengawasan, yaitu:

3. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian

pelaksanaan kebijakan KDH;

4. Program Peningkatan Profesionalism tenaga pemeriksa dan aparatur

pengawasan.

Perkembangan PelaksanaanPengawasan oleh Inspektorat Kabupaten

Rembang Tahun 2015–2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.130 Perkembangan Pelaksanaan Pengawasan oleh Inspektorat Kabupaten

Rembang Tahun 2015–2019

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1. Jumlah Laporan hasil

Pemeriksaan (LHP) Reguler

100 144 240 136 48

2. Jumlah LHP Khusus/Kasus 63 141 101 97 65

3. Jumlah laporan hasil tindak

lanjut temuan hasil pengawasan

yg telah disusun

160 160 180 192 192

4. % Rekomendasi Hasil

Pemeriksaan ygsdh selesai

ditindaklanjut

80 92 83,9 52,9 83,9

5. Laporan hasil Monitoring

Penyelenggaraan Urusan pemdes

84 13 - - -

Page 178: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 165

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

6. Laporan Hasil Reviu LKPD 1 1 1 1 1

7. Laporan Reviu LKJIP Kabupaten 1 1 1 1 1

8. Laporan Evaluasi LKJIP PD 24 - 16 16 40

9. Koordinasi Pengawasan Secara

komprehensif di Kabupaten

Rembang

1 1 1 1 1

10. Jumlah tenaga pemeriksa yang

menguasai teknik was&penlaian

akuntabilitas kinerja (sertifikasi

Jabatan Fungsional Auditor (JFA)

& Pengawas Penyeleng Urusan

Pem di Daerah (P2UPD)):

a. JFA

b. P2UPD

8

6

7

6

7

5

8

5

8

5

11. Level kapabilitas Inspektorat

Kabupaten Rembang

1 1 2 3 3 (DC)

Sumber: Inspektorat Kabupaten Rembang Tahun 2019

Dalam hal pengawasan, terdapat tiga program utama, yaitu program

peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan

kebijakan KDH, program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan

aparatur pengawasan, dan program penataan dan penyempurnaan kebijakan

sistem dan prosedur pengawasan.

Tabel 2.131 Capaian Kinerja Pengawasan Kabupaten Rembang tahun 2016-2019

No Aspek/variabel dan/atau

Indikator

2016 2017 2018 2019

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan KDH

1 Persentase Rekomendasi Hasil

Pemeriksaan yang sudah selesai

ditindaklanjut

82,8

83,73

83,91

69

2 Persentase unit kerja dengan

tingkat akuntabilitas minimal A

33 18,75 6,25 50

3 Persentase OPD yang mendapat

pembinaan menuju WBK

(wilayah bebas korupsi) dan

WBBM (wilayah birokrasi yang

bersih dan melayani)

0 0 0 0

Page 179: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 166

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Aspek/variabel dan/atau

Indikator

2016 2017 2018 2019

4 Persentase penanganan laporan

gratifikasi

100 100 100 100

Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur

Pengawasan

1 Persentase Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP)

bersertifikat kompetensi

37

57,14

90

82,61

2 Persentase jumlah tenaga

pemeriksa dan aparatur

pengawasan yang mengikuti

PKS/bimtek/sertifikasi

JFA/IB/TB

100 100 100 100

Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan

Prosedur Pengawasan

1 Persentase perangkat daerah

yang dinyatakan Wilayah Bebas

Korupsi (WBK)/Zona Integritas

(ZI)

0 0 0 0

Sumber: Inspektorat Kabupaten Rembang Tahun 2019

Dalam kaitannya dengan pengawasan, masih terdapat banyak aspek

yang harus diperkuat upaya pencapaiannya. Tiga hal yang sudah tercapai

targetnya adalah penanganan gratifikasi dan jumlah tenaga pemeriksa dari

aparatur pengawasan yang mengikuti PKS/BIMTEK/sertifikasi/JFA/IB/TB,

serta level kapabilitas inspektorat. Hal-hal krusial dalam pengawasan seperti

OPD yang mendapat pembinaan menuju WBK dan WBBM, serta perangkat

daerah yang dinyatakan bebas korupsi (WBK)/Zona Integritas masih belum

ada pencapaian sama sekali. Tindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan,

unit kerja dengan tingkat akuntabilitas minimal A, serta persentase aparat

pengawasan Intern Pemerintah (APIP) bersertifikat kompetensi masih

memerlukan upaya yang kuat guna menuju pencapaian target sepenuhnya.

e. Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi akan menjadi prasyarat dalam rangka peningkatan

pelayanan kepada masyarakat yang harus semakin meningkat, sesuai

dengan tuntutan dinamika global. Kepegawaian akan sangat terkait dengan

reformasi birokrasi. Dalam rangka perwujudan good governance telah

Page 180: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 167

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

disusun Road Map. Reformasi Birokrasi 2015-2019 oleh pemerintah, yang

harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah.

Reformasi birokrasi pada dasarnya merupakan proses menata-ulang,

mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih

baik (profesional, bersih, efisien, efektif, dan produktif). Dalam bahasa yang

lain, reformasi birokrasi adalah upaya untuk melakukan perbaikan kinerja

birokrasi dengan meningkatkan kualitas regulasi, efisiensi, efektivitas dan

akuntabilitas seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan dan kualitas

pelayanan kepada masyarakat, yang akan meningkatkan kepercayaan

masyarakat kepada Pemerintah. Pelaksanaan reformasi birokrasi di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Rembang mencakup beberapa area

perubahan yaitu:

1) Penataan dan penguatan organisasi, dilaksanakan melalui evaluasi

kelembagaan Perangkat Daerah.

2) Penataan tatalaksana, dilaksanakan melalui penyusunan Standar

Operasional Prosedur (SOP)

3) Penataan sistem manajemen SDM aparatur, dilaksanakan melalui

penyelenggaraan diklat aparatur, pengadaan CPNS Pemerintah

Kabupaten Rembang, tes kompetensi pejabat struktural, kenaikan

pangkat bagi PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Rembang,

dan peningkatan kualitas PNS melalui fasilitasi tugas/izin belajar.

4) Penguatan pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan internal

pada PD.

5) Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dilaksanakan melalui implementasi

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

6) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

7) Penataan peraturan perundang-undangan.

8) Pola pikir dan budaya kerja (manajemen perubahan), dilakukan

melalui sosialisasi dan pengembangan budaya kerja, penerapan

nilai-nilai budaya kerja dan etika PNS

Penguatan Akuntabilitas Kinerja terus dilaksanakan dengan

peningkatan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Dari tahun ke tahun Nilai Akuntabilitas Kabupaten Rembang terus

mengalami peningkatan sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini.

Page 181: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 168

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.132 Nilai AKIP Kabupaten Rembang Tahun 2016-2018

No Komponen yang

dinilai Bobot

Nilai

2016

Nilai

2017

Nilai

2018

Nilai

2019

1 Perencanaan Kinerja 30 18,92 19,59 19,91 19,94

2 Pengukuran Kinerja 25 10,02 11,47 14,11 14,15

3 Pelaporan Kinerja 15 10,26 10,15 10,20 10,20

4 Evaluasi Kinerja 10 4,78 5,09 5,29 5,29

5 Capaian Kinerja 20 8,50 8,75 9,12 9,12

6 Nilai AKIP 100 52,49 55,04 58,64 58,70

CC CC CC CC

Sumber : Bagian Organisasi Setda, 2019

Berdasarkan Tabel di atas diketahui jumlah score SAKIP Kabupaten

Rembang dari Tahun 2015 sampai 2019 terus mengalami peningkatan

namun nilainya masih yaitu CC. Disisi lain Pemerintah Kabupaten Rembang

juga melakukan upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,

yang ditempuh dengan melaksanakan kajian terhadap kepuasan masyarakat

terhadap unit pelayanan publik (UPP). Indeks Kepuasan Masyarakat

Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 ditunjukkan melalui tabel berikut.

Tabel 2.133

Indeks Kepuasan Masyarakat pada Unit Pelayanan Publik di Kab. Rembang Tahun 2015-2019

Tahun

Jumlah UPP yang

melakukan

pengukuran IKM

Keterangan

2015 14 UPP Nilai Rata-rata 73,58 (Kategori Baik)

2016 14 UPP Nilai Rata-rata 73,12 (Kategori Baik)

2017 14 UPP Nilai Rata-rata 76,86 (Kategori Baik)

2018 14 UPP Nilai Rata-rata 77,81 (Kategori Baik)

2019 14 UPP Nilai Rata-rata 78,04 (Kategori Baik)

Sumber : Bagian Organisasi Setda, 2019

Reformasi birokrasi dinilai berdasarkan indeks reformasi birokrasi, yang

kemudian diturunkan ke dalam nilai SAKIP (dalam angka), nilai Penilaian

Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) dan Indeks Kepuasaan.

Page 182: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 169

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.134 Reformasi Birokrasi

Sumber : Bagian Organisasi Setda, 2019

Reformasi birokrasi di Kabupaten Rembang relatif sudah mulai berjalan,

walaupun pengukurannya baru dilaksanankan pada tahun 2019. Hal ini

mengindikasikan, selama ini peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan

belum mendapatkan prioritas dan baru mulai diupayakan pada tahun 2019.

Mengingat birokrasi dan tatakelola pemerintahan merupakan punggawa

dalam mengawal pencapaian tujuan pembangunan, sangat penting

memprioritaskan perbaikan kualitas tatakelola pemerintahan, salah satunya

melalui Reformasi Birokrasi, dengan meningkatkan kinerja, memperkuat

akuntabilitas dan pengawasan. Dengan pemberdayaan yang lebih kuat lagi,

harapannya capaian reformasi birokrasi akan memenuhi target secara

keseluruhan. Indeks Reformasi Birokrasi mendekati target yang sudah

ditentukan. Nilai SAKIP juga selisih sedikit dengan target yang ingin dicapai.

PMPRB sudah tercapai melampau target. Indeks kepuasan masyarakat di

atas nilai 70, termasuk baik karena kepuasan masyarakat memang tidak

mungkin tercapai keseluruhan mengingat kritik, masukan atau

ketidakpuasan akan selalu muncul dalam pelayanan publik.

f. Unsur Pendukung: Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD

Fungsi unsur pendukung ditangani oleh Sekretariat Daerah dan

Sekretariat DPRD. Jumlah anggota DPRD Kabupaten Rembang sebanyak 45

orang yang berasal dari 7 partai politik, dengan perincian berdasarkan

jumlah anggota berdasarkan fraksi, sebagai berikut: Fraksi PPP sebanyak 10

anggota; Fraksi Partai Demokrat-Hanura sebanyak 6 anggota; Faraksi PDI-P

sebanyak 6; Fraksi Nasdem sebanyak 8 anggota; Fraksi PKB sebanyak 8

anggota; dan Fraksi Karya Indonesia Sejahtera sebanyak 7.

Indikator Indikator Sasaran Realisasi

2016 2017 2018 2019

Indeks Reformasi Birokrasi (angka) NA NA NA NA

1) Nilai SAKIP (angka) 52,49 55,04 58,64 58,44

2) Nilai Penilaian Mandiri

Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi (PMPRB) (angka)

NA NA NA 67,48

3) Indeks kepuasan masyarakat

(angka)

73,12 76,86 77,81 78,04

Page 183: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 170

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Dalam rangka menunjang tugas-tugas anggota DPRD Kabupaten

Rembang maka Sekretariat DPRD memberikan pelayanan dan dukungan

pelaksanaan tugas-tugas anggota DPRD, terutama fasilitasi penyelenggaraan

rapat dewan, kunjungan kerja, reses dan peningkatan kapasitas dan

kapabilitas anggota dewan. Adapun program-program yang dilaksanakan

pada tahun 2010–2015, adalah sebagai berikut:

a. Program penyusunan peraturan perundangan;

b. Program peningkatan kapasitas dan kapabilitas anggota DPRD;

c. Program fasilitasi kegiatan reses anggota DPRD;

d. Program konsultasi publik.

Perkembangan Pelaksanaan Urusan Sekretariat DPRD Kabupaten Rembang

Tahun 2013-2018 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.135 Perkembangan Pelaksanaan Urusan Sekretariat DPRD Kabupaten

Rembang Tahun 2013-2018

No Program / Indikator Tahun

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Perda yang ditetapkan 9 9 8 9 16 9

2 Perda yang disetujui DPRD 9 9 8 9 16 9

3 Keputusan DPRD yang

ditindaklanjuti 4 3 16 11 16 9

4 % Capaian Prolegda (%) 100 100 100 100 100 100

5 Terselenggaranya fungsi

Pengawasan DPRD ( kali ) 30 30 30 57 120 110

6 Tersedianya Tenaga Ahli

untuk DPRD 7 7 7 7 8 9

7 Terselenggaranya rapat- rapat

DPRD diluar pembahasan

perda ( kali )

86 64 100 153 123 105

8 Terselenggaranya pendalaman

tugas, orientasi dan

pengembangan SDM ( kali )

9 9 8 7 8 6

Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Rembang Tahun 2019

Penataan Peraturan Perundang-undangan dijabarkan kedalam beberapa

program. Pertama, Program Penataan Peraturan Perundang-undangan yang

diturunkan kedalam persentase regulasi daerah yang dilakukan evaluasi,

persentasi rancangan produk hukum yang ditetapkan, dan persentase perda

yang ditetapkan sesuai amanat peraturan di atasnya. Kedua, Program

Page 184: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 171

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Perencanaan Tata Ruang, diturunkan ke dalam indikator persentase

penetapan rencana detil tata ruang menjadi peraturan daerah. Ketiga,

program penegakan peraturan daerah, yang diturunkan menjadi persentase

pelanggaran Perda yang ditangani.

Tabel 1.136 Program Penataan Peraturan Perundang-undangan 2016-2019

No Aspek/variabel dan/atau

Indikator 2016 2017 2018 2019

Program Penataan Peraturan Perundang- undangan

1 Persentase regulasi daerah yang

dilakukan evaluasi 100 100 100 100

2 Persentase rancangan produk

hukum yang ditetapkan 100 100 100 70

3 Persentase perda yang

ditetapkan sesuai dengan

amanat peraturan di atasnya

100 100 100 100

Program perencanaan tata ruang

1 Persentase penetapan rencana

detil tata ruang menjadi

peraturan daerah

0 0 0 0

Program Penegakan Peraturan Daerah

1 Persentase pelanggaran Perda

yang ditangani 100 100 100 100

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Secara umum, penataan peraturan perundang-undangan tercapai. Hanya

saja, rancangan produk hukum yang ditetapkan pada tahun 2019 justru

mengalami penurunan. Demikian juga, target untuk menetapkan rencana

detil tata ruang menjadi peraturan daerah masih belum terpenuhi.

Sebagaimana hasil FGD, penyusunan RTRW sedang dalam proses.

Page 185: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 172

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam

mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan

dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan Kabupaten/kota

lainnya yang berdekatan, nasional, atau internasional.

2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah

a. Pengeluaran per Kapita Disesuaikan

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan atau Purchasing Power Parity (PPP)

merupakan suatu ukuran untuk menilai daya beli relatif suatu wiilayah

dengan wilayah lainnya dengan asumsi barang-barang dan jasa-jasa di kedua

wilayah tersebut berbiaya sama. Dalam penghitungan Pengeluaran per Kapita

Disesuaikan digunakan teknik penyesuaian terhadap pengeluaran perkapita.

Pengeluaran Perkapita disesuaikan Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.137 Pengeluaran Perkapita Disesuaikan Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2019

Indikator Pengeluaran per Kapita (Ribu Rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019

Pengeluaran

Perkapita Kabupaten

Rembang

9.122 9.453 9.736 10.191 10.551

Sumber: BPS, 2020

Dari tabel di atas, kita bisa melihat pengeluaran per kapita disesuaikan di

Kabupaten Rembang terus mengalami kenaikan dari tahun 2015-2019. Pada

tahun 2015, pengeluaran per kapita 9.122 (ribu rupiah), dan pada tahun

2019 naik menjadi 10.551 (ribu rupiah). Hal ini mengindikasikan

kemampuan/daya beli yang terus membaik di Kabupaten Rembang.

b. Nilai Tukar Petani

Dalam sektor pertanian, pengukuran kesejahteraan petani diukur

menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP). Nilai Tukar Petani (NTP) yang

diperoleh dari hasil perbandingan antara indeks harga yang diterima petani

terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator

untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

Semakin tinggi NTP, maka semakin tinggi kemampuan atau daya beli petani

di pedesaan. Perkembangan NTP Kabupaten Rembang dapat di lihat pada

gambar di bawah ini:

Page 186: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 173

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

103

101,55

101,29 101,16 101,19

101,36 101,29

102,5

103,31 103,19

103,44 103,64

101,4

101,77 101,81

102,04 101,87

101,06

100,8

102,52 102,6

101,72 101,72

102,31

99,5

100

100,5

101

101,5

102

102,5

103

99,5

100

100,5

101

101,5

102

102,5

103

103,5

104

Jawa Tengah Rembang

Gambar 2.21 Perkembangan NTP Kabupaten Rembang memperlihatkan perbandingan

antara NTP Kabupaten Rembang dan NTP Jawa Tengah selama tahun 2018

Sumber: Dintanpan, 2019

Tabel 2.138

NTP Kabupaten Rembang 2015-2019

Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Nilai Tukar

Petani

100,86 100 100,31 101.81 NA

Sumber: Dintanpan, 2019

Secara umum, perkembangan NTP Jawa Tengah berkisar antara

101,16 hingga 103,64 dengan rata-rata 102,24. Bila dibandingkan dengan

rata-rata NTP Jawa Tengah, rata-rata NTP Kabupaten Rembang 101,81 relatif

seimbang. Secara angka dari bulan Januari-Desember NTP Kabupaten

Rembang berada dibawah NTP Jawa Tengah. Pada bulan Februari sampai

dengan Mei 2018 NTP Kabupaten Rembang di atas NTP Jawa Tengah,

sementara tujuh bulan lainnya NTP Kabupaten Rembang selalu di bawah

angka NTP Jawa Tengah. Sedangkan, pada bulan Agustus nilai NTP

Kabupaten Rembang sama dengan nilai NTP Propinsi Jawa Tengah.

Gap terbesar saat NTP Kabupaten Rembang berada di atas NTP Jawa

Tengah terjadi pada bulan April mencapai 0,88 poin, NTP Kabupaten

Rembang 102,04 dan NTP Jawa Tengah 101,16. Sedangkan gap terbesar saat

NTP Kabupaten Rembang berada di bawah NTP Jawa Tengah terjadi pada

Page 187: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 174

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

bulan November yaitu 1,72 poin, dimana NTP Kabupaten Rembang 101,72

dan NTP Jawa Tengah 103,44. Dari grafik tersebut juga terlihat bahwa

pergerakan NTP Kabupaten Rembang relatif lebih stabil jika dibandingkan

dengan pergerakan NTP Jawa Tengah.

2.4.2. Fokus Fasilitasi Wilayah

a. Aksesibilitas Daerah

Kabupaten Rembang merupakan wilayah yang strategis karena berada di

poros utama transportasi Pulau Jawa Tengah sebelah utara berbatasan

dengan Provinsi Jawa Timur. Tersedia 7 terminal tipe C di wilayah Kabupaten

Rembang yang melayani transportasi baik dalam kota maupun ke luar kota.

Pada tahun 2019 Kabupaten Rembang mempunyai panjang jalan

379,59 Km dengan kondisi jalan baik 59,06%. Kondisi jalan baik mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya, hal tersebut disebabkan meningkatnya

industri sehingga arus barang dan jasa di Kabupaten Rembang semakin

tinggi namun belum diiringi dengan standar kelaikan jalan. Panjang jalan

yang ada di Kabupaten Rembang terdiri dari jalan Kabupaten sepanjang

642,75 Km, jalan provinsi sepanjang 31,64 Km dan jalan nasional sepanjang

88,04 km. Sedangkan jumlah jembatan di Kabupaten Rembang sebanyak 126

unit dengan panjang 1.239,9 m sampai tahun 2019 yang dalam kondisi baik

sejumlah 112 unit atau 89%. Fasilitasi Perdagangan dan Jasa

Kabupaten Rembang memiliki fasilitas perdagangan dan jasa antara

lain: rumah makan, penginapan/hotel/homestay, destinasi wisata dan pasar

tradisional (Pasar Kab 12 dan Pasar Desa 25).

Tenaga kerja jumlah rumah makan di Kabupaten Rembang dari tahun

2015 sampai tahun 2019 mengalami peningkatan. Tahun 2014 rumah

makan di Kabupaten Rembang berjumlah 23 buah, kemudian mengalami

kenaikan pada tahun 2018 yaitu berjumlah 31 buah tenaga kerja di rumah

makan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebanyak 230 orang.

Jumlah hotel bintang dan non bintang ada 21 buah. Terdiri dari 1 hotel

bintang dan 20 hotel non bintang dengan jumlah tenaga kerja keseluruhan

167 orang. Hotel tersebut terdapat di beberapa Kecamatan seperti Kecamatan

Kaliori, Kecamatan Rembang, dan Kecamatan Lasem.

b. Fasilitasi Perdagangan dan Jasa

Kabupaten Rembang memiliki fasilitas perdagangan dan jasa antara lain:

rumah makan, penginapan/hotel/homestay, destinasi wisata dan pasar

Page 188: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 175

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

tradisional (Pasar Kab 12 dan Pasar Desa 25). Tenaga kerja jumlah rumah

makan di Kabupaten Rembang dari tahun 2015 sampai tahun 2019

mengalami peningkatan. Tahun 2014 rumah makan di Kabupaten Rembang

berjumlah 23 buah, kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2018 yaitu

berjumlah 31 buah tenaga kerja di rumah makan mengalami peningkatan

pada tahun 2018 sebanyak 230 orang. Jumlah hotel bintang dan non bintang

ada 21 buah. Terdiri dari 1 hotel bintang dan 20 hotel non bintang dengan

jumlah tenaga kerja keseluruhan 167 orang. Hotel tersebut terdapat di

beberapa Kecamatan seperti Kecamatan Kaliori, Kecamatan Rembang, dan

Kecamatan Lasem.

c. Penataan Ruang

1) Ketaatan Terhadap RTRW

Saat ini Kabupaten Rembang telah memiliki payung hukum terkait

dengan tata ruang dan rencana pengembangannya yaitu Peraturan

Daerah Kabupaten Rembang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Rembang. Sejak terbitnya Perda

RTRW maka seluruh perijinan pemanfaatan ruang harus mendapatkan

rekomendasi dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD),

namun demikian sampai saat ini belum tersedia data terkait persentase

kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang.

2) Luas Wilayah Industri

Luas kawasan industri di Kabupaten Rembang diwujudkan dalam pola

ruang kawasan peruntukan industri sebagaimana termuat dalam

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten

Rembang. Kawasan peruntukan industri dalam RTRW terbagi menjadi

tiga yaitu kawasan peruntukan industri besar, kawasan peruntukan

industri menengah dan kawasan peruntukan industri kecil. Kawasan

peruntukan industri besar seluas 869 hektar ke depan diarahkan untuk

dikelola menjadi kawasan industri. Adapun rencana peruntukan kawasan

industri besar tersebut terletak di Kecamatan Rembang, Sluke dan

Gunem. Sementara itu kawasan peruntukan industri menengah terletak

di sepanjang koridor pantura yaitu Kaliori, Rembang, Lasem, Sluke,

Kragan dan Sarang.

3) Luas Wilayah Kebanjiran

Kondisi Kabupaten Rembang yang berada di kawasan dataran rendah

dan merupakan hilir dari aliran air maka banjir merupakan

Page 189: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 176

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

permasalahan yang sering terjadi di Kabupaten Rembang. Secara detail

data mengenai luas wilayah yang mengalami kebanjiran memang belum

tersedia. Berdasarkan Pasal 18 Perda Nomor 14 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2031, kawasan rawan bencana

banjir meliputi Kecamatan Kragan, Kecamatan Rembang, Kecamatan

Lasem, Kecamatan Pancur, Kecamatan Sedan, Kecamatan Sale,

Kecamatan Pamotan, Kecamatan Kaliori dan Kecamatan Sumber.

4) Luas Wilayah Kekeringan

Selain kebanjiran, Kabupaten Rembang juga berpotensi terkena bencana

kekeringan. Kawasan yang rawan terkena dampak kekeringan adalah

daerah tengah misalnya Gunem, Pancur, Kaliori, Rembang, Sarang,

Kragan, Lasem. Meskipun tidak menutup kemungkinan juga daerah-

daerah lain juga berpotensi terkena bencana kekeringan.

5) Luas Wilayah Perkotaan

Kabupaten Rembang berdasarkan lampiran permukiman Perda No. 14

Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, luas kawasan

permukiman perkotaan 3.214 hektar yang tersebar di ibukota Kabupaten

maupun ibukota Kecamatan. Dalam pemenuhan pelayanan dasar di

bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, pencapaian indikator

Standar Pelayanan Minimum pada Tahun 2019 adalah sebagai berikut.

Tabel 2.139 Capaian Indikator SPM pada Urusan Pekerjaan Umum

Tahun 2019 Indikator

SPM

Target

2019

Realisasi

2019

Penyediaan Kebutuhan Pokok Air Minum Sehari-hari :

Jumlah yang dilayani sesuai standar X 100 % Jumlah

sasaran

86,7 86,01

Penyediaan Pelayanan Pengolahan Air Domestik :

Jumlah yang dilayani sesuai standar X 100 %

Jumlah Sasaran

NA NA

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

Perkembangan urusan pekerjaan umum dan penataan ruang dijabarkan

berdasarkan beberapa variabel yang ditunjukkan pada tabel berikut:

Page 190: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 177

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.140 Perkembangan urusan pekerjaan umum dan penataan ruang

No Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

A PEKERJAAN UMUM

1

Proporsi

panjan

g jaringan jalan dalam

kondisi

baik dan sedang (%)

54,20

62

69,91

85

2 Rasio Jaringan Irigasi

(%) 81 87 30

3 Penyediaan air baku 65 49

4

Rasio tempat

pembuangan sampah

(TPS) per 1000

penduduk (%)

7,61

9,8

-

9,5

5

Panjang jalan dalam

kondisi baik (>40

KM/Jam)

316,11 390,05 427,22 508,15

6

Sempadan

sungai yang

dipakai

bangunan liar

(%)

-

-

-

-

7

Drainase dalam

kondisi baik/

pembuangan

aliran

air tidak tersumbat (%)

62,47

58,64

64,29

65,38

8 Persentase

penanganan sampah 21,2 21,9 14 21

9

Rumah tangga

pengguna air

minum (%)

- 84,33 84,57 86,1

10 Rumah tangga ber-

Sanitasi (%) - 90,77 100 100

B PENATAAN RUANG

11

Rasio Ruang

Terbuka Hijau per

Satuan Luas Wilayah

10

10

10

10

Page 191: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 178

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

(%)

12

Rasio bangunan

ber- IMB per satuan

bangunan (%)

- - - 1,44

13

Persentase

kesesuaian Tata

Ruang

57,6 58,4 67,34 86,4

Sumber: Dokumen Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021

d. Utilitas Publik: Ketersediaan Air MInum, Sanitasi dan Persampahan

Sejalan dengan perwujudan struktur ruang RTRWK maka

penyelenggaraan urusan bidang pekerjaan umum Kabupaten Rembang

seyogyanya terus melanjutkan mendorong peningkatan layanan air bersih

dan irigasi, program pembangunan sungai terpadu, pembangunan embung-

embung, serta peningkatan prasarana sarana drainase dan air limbah.

Perkembangan Cakupan Pelayanan Air Minum, Sanitasi dan Persampahan di

Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.141

Perkembangan Cakupan Pelayanan Air Minum, Sanitasi dan Persampahan di Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

No. Item 2015 2016 2017 2018 2019

1 Air minum % 80,34 84,27 84,68 85,66 86,1

2 Sanitasi (dasar) % 77,42 79,98 80,64 100,00*) 100

3 Persampahan % 20,7 21,2 21,9 14,75**) 21

Sumber: DPKP Tahun 2019

*) Capaian sanitasi dasar berdasarkan cakupan desa ODF versi STBM

**) Capaian sampah di tahun 2019 dihitung dari timbulan sampah seluruh Kabupaten baik

perdesan maupun perkotaan. Tahun sebelumnya hanya dihitungd ari timbulan sampah

perkotaan.

2.4.3. Fokus Iklim Investasi

1) Keamanan dan Ketertiban

Kondisi stabilitas keamanan daerah salah satunya ditunjukkan adanya

gangguan keamanan baik oleh masyarakat maupun oleh sekelompok orang.

Selama ini kondisi stabilitas keamanan cukup baik, meskipun demikian data

Polres Rembang tahun 2018 masih mencatat laporan kasus pidana sejumlah

96 kasus. Penanganan tindak kriminalitas merupakan salah satu upaya

Page 192: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 179

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

untuk mewujudkan kondusivitas daerah, mendukung stabilitas

penyelenggaraan pemerintahan, serta memberikan rasa aman bagi

masyarakat. Rasio penanganan kasus tindak kriminal semakin menunjukkan

peningkatan hingga mencapai angka 90,6 Hal ini menunjukkan kesigapan

dan komitmen seluruh pihak dalam penanganan tindak kriminal guna

mewujudkan kondusivitas dan keamanan daerah. Perkembangan

Penanganan Jumlah Tindak Pidana di Kabupaten Rembang Tahun 2015-

2019 dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.142 Perkembangan Penanganan Jumlah Tindak Pidana

di Kabupaten Rembang Tahun 2015-2019

No Tahun Jumlah Tindak Kriminal

Kasus Tertangani Rasio

1 2015 84 81 96,4

2 2016 21 19 90,4

3 2017 96 87 90,6

4 2018 57 57 100

5 2019 32 32 100

Sumber: Polres Rembang 2018(data diolah)

Kemudian dalam rangka menciptakan iklim investasi yang kondusif,

diupayakan melalui pembangunan di bidang politik, keamanan dan

ketentraman lingkungan. Dalam hal Keamanan dan ketertiban lingkungan,

kondisi di Kabupaten Rembang relatif stabil dan terkendali. Hal ini

ditunjukkan dengan sedikitnya gangguan keamanan baik oleh masyarakat

maupun oleh sekelompok orang.

2) Kemudahan Perijinan

Pelayanan perijinan di Kabupaten Rembang dilaksanakan oleh Dinas

Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja

(DPMPTSPNAKER) Kabupaten Rembang. Pelayanan perijinan yang telah

dilaksanakan di Kabupaten Rembang meliputi semua ijin berusaha/investasi

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 atau sesuai yang

ada dalam Sistem OSS, serta fasilitasi pelayanan diluar OSS seperti fasilitasi

ijin pertambangan, ijin trayek, ijin penyelenggaraan reklame, ijin

penyelenggaraan satuan pendidikan usia dini, ijin alih fungsi lahan, dan lain-

lain, dengan jumlah total pelayanan sekitar <150 jenis pelayanan perijinan.

Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan perijinan dengan

Page 193: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 180

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

syarat apabila persyaratan telah lengkap, mulai dari 5 s.d. 10 hari. Beberapa

langkah yang sudah dilakukan untuk mempermudah perijinan antara lain:

- OSS (Online Single Submission);

- Mall Pelayanan Perijinan Terpadu;

- Penyederhanaan Birokrasi melalui penghapusan esselon III dan IV

sebagai implementasi dari Surat Edaran Dirjen Otda Kementerian Dalam

Negeri Republik Indonesia;

- Penyederhanaan Regulasi yang mengatur perijinan sebagai

implementasi dari Omnibus Law;

Adapun waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan perijinan dengan

syarat apabila persyaratan telah lengkap, mulai dari 5 s.d. 10 hari. Lebih

rinci Jenis Ijin dan Lama Proses Pengurusannya dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 2.143

Jenis Fasilitasi Pelayanan Perijinan Berdasarkan Sektor Usaha di Kabupaten Rembang

No Jenis Fasilitasi Pelayanan Perijinan

1. Perijinan Berusaha Sektor Pertanian

2. Perijinan Berusaha Sektor Lingkungan Hidup

3. Perijinan Berusaha Sektor Pekerjaan Umum

4. Perijinan Berusaha Sektor Kelautan dan Perikanan

5. Perijinan Berusaha Sektor Kesehatan

6. Perijinan Berusaha Sektor Obat dan Makanan

7. Perijinan Berusaha Sektor Perindustrian

8. Perijinan Berusaha Sektor Perdagangan

9. Perijinan Berusaha Sektor Perhubungan

10. Perijinan Berusaha Sektor Komunikasi dan Informatika

11. Perijinan Berusaha Sektor Keuangan

12. Perijinan Berusaha Sektor Pariwisata

13. Perijinan Berusaha Sektor Pendidikan dan Kebudayaan

Sumber: DPM PTSP NAKER Kabupaten Rembang Tahun 2019

Adapun waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan perijinan dengan syarat

apabila persyaratan telah lengkap, mulai dari 5 s.d. 10 hari. Lebih rinci

Jenis Ijin dan Lama Proses Pengurusannya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Page 194: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 181

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 2.144 Jenis Ijin dan Lama Proses Pengurusannya

No Jenis Fasilitasi Pelayanan Perijinan Lama Proses Ijin

1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 5 hari

2. Tanda Daftar Gudang (TDG) 5 hari

3. SIUP 5 hari

4. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 10 hari

5. Fasilitasi Ijin Pertambangan 1 bulan

6. Iin Trayek 5 hari

7. Ijin Penyelenggaraan Reklame 5 hari

8. Ijin Penyelenggaraan Satuan

Pendidikan 5 hari

9. Ijin Alih Fungsi Lahan 1 bulan

Sumber: DPM PTSP NAKER Kabupaten Rembang Tahun 2019

2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia

1) Persentase Penduduk berdasarkan pendidikan tertinggi

Grafik Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2014–

2018 dapat dilihat pada Grafik berikut :

Grafik 2.5 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Rembang

Tahun 2019

Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten

Rembang berpendidikan tamat SD sederajat, kemudian kelompok besar

kedua adalah penduduk tidak tamat SD, berikutnya adalah kelompok

penduduk tamat SLTP sederajat, kelompok penduduk tamat SLTA sederajat

serta yang terakhir kelompok penduduk taatan Perguruan Tinggi mulai

jenjang diploma hingga strata 3.

Page 195: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 182

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

2) Rasio ketergantungan

Dengan membandingkan antara jumlah penduduk tidak produktif dengan

penduduk yang produktif dikalikan dengan 100, maka akan dapat diketahui

Rasio Beban Ketergantungan (dependency rasio). Rasio beban ketergantungan

Kabupaten Rembang di tahun 2019 adalah 40,77%. Banyaknya penduduk

usia produktif dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak produktif

dengan proporsi hampir dua kali lipat disebut dengan bonus demografi.

2.4.5. IPTEK dan Inovasi

2.4.5.1 Penguatan Sistem Inovasi Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, serta

berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional

Penelitian, Pengembangan, Dan Penerapan Iptek, Peraturan Pemerintah No

38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah, dan Peraturan Bersama Menteri

Negara Riset dan Teknologi RI dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 03 Tahun

2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah

atau SIDa, bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan publik secara

berkesinambungan, Pemerintah Kabupaten Rembang terus meningkatkan

inovasi daerah yang bersifat pembaharuan dalam penyelenggaraan

Pemerintah Daerah terutama diantaranya inovasi tata kelola Pemerintahan

Daerah, inovasi Pelayanan Publik dan Inovasi lainnya sesuai dengan Urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang

Inovasi Daerah bahwa inovasi daerah merupakan semua bentuk

pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bertujuan

untuk meningkatkan kinerja pemerintahan daerah. Inovasi daerah tersebut

meliputi Inovasi Tata Kelola Pemerintahan Daerah, Inovasi Pelayanan Publik

dan Inovasi Daerah Lainnya sesuai urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangannya.

Sistem Inovasi Daerah atau SIDa adalah keseluruhan proses dalam

satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antar

institusi Pemerintah, Pemerintahan Daerah, Lembaga Kelitbangan, Lembaga

Pendidikan, Lembaga Penunjang Inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di

daerah. Sedangkan inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan,

Page 196: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 183

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

penerapan, pengkajian, perekayasaan, dan pengoperasian yang selanjutnya

disebut Kelitbangan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai

dan konteks ilmu pengetahuan yang baru atau cara baru untuk menerapkan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses

produksi. Pengembangan daerah/Kabupaten inovatif merupakan suatu

model pendekatan yang perlu didorong untuk mempercepat dan

meningkatkan keberhasilan pembangunan daerah.

a. Inovasi Tata Kelola Pemerintah Daerah

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Pemerintah

daerah merumuskan kebijakan inovasi dengan mengacu kepada peningkatan

efisiensi, perbaikan efektivitas, perbaikan kualitas pelayanan, tidak ada

konflik kepentingan, berorientasi kepada kepentingan umum, dilakukan

secara terbuka, memenuhi nilai-nilai kepatutan, dan dapat

dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri.

Inovasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Rembang bertujuan

membantu meningkatkan efesiensi, efektivitas dan perbaikan kualitas

pelayanan kerja aparatur, sehingga proses yang dilakukan menjadi lebih

efesien dan berkualitas.

Sistem Informasi Manajemen yang dimiliki Pemerintah Kabupaten

Rembang terdiri dari 32 sistem yang eksisting sampai akhir 2018, yang terdiri

dari 15 SIM Tata Kelola Pemerintahan dan 10 SIM Pelayanan Publik.

Tabel 2.145 Kondisi Inovasi Tata Kelola Pemerintahan Kab. Rembang Tahun 2019

No. Inovasi Instansi

1. JDIH Bag. Hukum

2. Produk Hukum Bag. Hukum

3. SIKD (Sistem Informasi Kearsipan Daerah) Dinarpus

4. E-Retribusi Pasar Dinindagkop&UKM

5. Sistem Penataan naskah dinas & arsip sekretariat DPRD Setwan

6. SIP@NDU (Sistem Informasi Perencanaan Terpadu) Bappeda

7. E-Budgeting Bappeda

8. E-presensi BKD

9. SIMPATDA (Sistem Informasi Pendapatan Asli Daerah) BPPKAD

10. SIMKEUDA BPPKAD

11. SIMDABMD BPPKAD

12. SIMGAJI BPPKAD

13. MAPATDA BPPKAD

14. SISMIOP BPPKAD

15. MAPINFO BPPKAD

Sumber : BAPPEDA dan Dinas terkait, 2019

Page 197: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 184

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

b. Inovasi Pelayanan Publik

Dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, pemerintah wajib

menyediakan pelayanan publik yang mumpuni bagi warganya. Pemerintah

Kabupaten Rembang melakukan inovasi pelayanan publik yang bertujuan

memudahkan pelayanan umum yang cepat dan efesien. Selain untuk

meningkatkan efesiensi, pelayanan publik tersebut dimaksudkan mencapai

tujuan seperti meningkatkan daya saing dan berorientasi pada kepentingan

umum.

Inovasi pelayanan publik juga dilakukan pemerintah Kabupaten

Rembang dalam rangka membantu masyarakat dan pengembangan potensi-

potensi khas yang daerah dan masyarakat secara keseluruhan, dengan

tujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan daya saing

daerah Kabupaten Rembang. Pemerintah Kabupaten Rembang memiliki

website sendiri, masyarakat dapat melihat langsung hasil pembangunan

Kabupaten Rembang melalui website Kabupaten Rembang rembangkab.go.id.

Tabel 2.146 Kondisi Inovasi Pelayanan Publik Kabupaten Rembang Tahun 2019

No. Inovasi Instansi/Keterangan

1. SI LINCAH (Sistem Layanan

Informasi Nyaman Cepat

Akuntabel dan Hemat)

Dinkominfo, SIM Layanan informasi keterbukaan publik

yang lebih cepat.

2. ARJUNO (Aplikasi Rujukan

ke RSUD dr. R. Soetrasno)

RSUD, SIM layanan rujukan pasien dari puskesmas ke

RSUD dr. R. Soetrasno.

3. E-KIR (Elektronik KIR) Dinhub, SIM layanan KIR kendaraan.

4. BKO (Bursa Kerja Online)

Job Fair

DPMPTSP&Naker, SIM layanan pencari kerja ke

perusahaan.

5. Enjoy Rembang Dinbudpar, SIM-aplikasi layanan informasi tentang

promosi pariwisata Kabupaten Rembang.

6. Kresno (sistem nomor

antrian online)

RSUD, SIM layanan antrien pasien secara online di RSUD

dr. R. Soetrasno Rembang.

7. Pulang Gratis RSUD, pelayanan antar pasien pulang gratis.

8. rembangkab.go.id Dinkominfo, SIM-Website Kabupaten Rembang

9. Website perizinan DPMPTSPNaker, SIM SIPIPISE (Sistem Pelayanan

Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik)

Pelayanan Perizinan Pusat yg terintegrasi dg Daerah,

ygdpt dilakukan pendaftarannya scr online terdiri dr

100 jenis perizinan & fasilitas yan lainnya.

10. KIARA (Klinik Pelayanan

Perencanaan)

Bappeda, pelayanan konsultasi perencanaan

11. SIM Litbang Bappeda, SIM Kelitbangan yang terintegrasi dengan

Kesbangpolinmas dan DPMPTSPNaker

12. SIM Ketenagakerjaan DPMPTSPNaker, SIM Ketenagakerjaan yang terintegrasi

Page 198: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 185

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No. Inovasi Instansi/Keterangan

dengan Dindukcapil dan Kecamatan.

13. BAPER (Mobil Ambulan

Pencari Riak)

UPT Puskesmas Pamotan, upaya pemberantasan penyakit

TBC, dimana salah satu upaya nya adalah dengan

memeriksa riak warga yang sakit batuk.

14. GREMET (Program Gerakan

Ngrumat Wong Meteng)

UPT Puskesmas Pancur, menurunkan Angka Kematian

Ibu (AKI) serta meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dengan memenuhi hak sehingga ibu hamil

memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan

terpadu sehingga mampu menjalani kehamilan dengan

sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi yang

sehat dan berkualitas.

15. KELONI (Cekel Lan Openi) UPT Puskesmas Gunem, menurunkan angka kematian

Ibu dan bayi di wilayah Kecamatan Gunem sebagai wujud

dari Gerakan Sayang Ibu dan anak.

16. Ante Natal Care ( ANC )

Mobile

UPT Puskesmas Kaliori, meningkatkan kesehatan

masyrakat dengan kemudahan mengakses fasilitas

kesehatan untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai

standart.

Sumber : BAPPEDA dan Dinas terkait, 2019

c. Inovasi Daerah Lainnya

Inovasi Daerah Lainnya sesuai urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangannyayang dimiliki Kabupaten Rembang adalah inovasi yang

bersifat ekstenal. Dalam rangka menampung, mengolah dan

mempublikasikan kepada publik sehingga hasilnya dapat dinikmati langsung

oleh masyarakat. Inovasi ini berisikan hasil karya pembangunan Kabupaten

Rembang baik yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten maupun swasta.

Berikut kondisi perkembangan Inovasi yang telah dicapai sampai akhir tahun

2018 seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.147 Kondisi Inovasi Daerah Lainnya Kabupaten Rembang Tahun 2019

No. Inovasi Instansi/Keterangan

1. KRENOVA (Kreativitas dan

Inovasi Masyarakat)

Bappeda, diselenggarakan dlm rangka menggali dan

melakukan pembinaan terhadap produk krenova yg berbasis

ilmu pengetahuan & teknologi masyarakat

2. BID (Bursa Inovasi Desa) Dinpermades, diselenggarakan dlm rangka menggali potensi

inovasi pdtiap desa di Kabupaten Rembang

3. Kamalia Merekah (Koin

Amal Lansia Bagi Mereka

Menjadi Berkah)

Bappeda, kegiatan pengumpulan koin tuk memberikan

santunan pd lansia terlantar, dlm rangka mendukung

program penanggulangan kemiskinan

4. Istri Mantab (Industri

Rumahan Mantab)

Bappeda dan DinsosPPKB, kegiatan untuk menggali dan

menumbuhkembangkan industri rumahan rangka

Page 199: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 186

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No. Inovasi Instansi/Keterangan

mendukung program penanggulangan kemiskinan

5. Desa Inovasi Bappeda & Dinpermades, kegiatan pembinaan & pemberian

penghargaan terhadap desa yg telah melakukan inovasi

6. Klinik TTG (Teknologi

Tepat Guna)

Dinpermades dan masyarakat, forum konsultasi dan

pembinaan inovasi masyarakat berbasis ilmu pengetahuan

dan teknologi.

7. Posyantek (Pos Pelayanan

Teknologi)

Dinpermades dan masyarakat, lembaga masyyg menangani

inovasi-inovasi yg ada di masyarakat berbasis TTG.

8. Microlite (menciptakan

insan yang cakap dan

ramah mengolah literasi)

Dinarpus, meningkatkan kunjungan perpustakaan dengan

memberikan pelatihan.

Sumber : BAPPEDA dan Dinas terkait, 2019

2.4.5.2 Daya Dukung Inovasi Daerah

Daya dukung inovasi Kabupaten Rembang tidak hanya berasal dari

pemerintahan daerah. Para stakeholder dituntut meningkatkan kapasitasnya

sebagai bagian dari pelayanan publik. Salah satunya adalah adanya

perguruan tinggi yang mampu meningkatkan kapasitas sumber daya

manusianya secara berkelanjutan.

Tabel 2.148 Daya Dukung Inovasi Kabupaten Rembang Tahun 2019

No. Daya Dukung Inovasi -

Perguruan Tinggi Keterangan

1. STIE YPPI Menginduk LPPM, KKU (Kuliah Kerja Usaha)

2. STAI Al ANWAR Menginduk LPPM

3. STAI Al Akmal Menginduk LPPM

4. AKSI Akademi Komunitas Semen Indonesia merupakan

lembaga pendidikan tinggi vokasi diploma dua di

Kabupaten Rembang yang dimiliki PT. Semen Indonesia

Tbk. yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk menyalurkan potensi dan menggali pengalaman di

BUMN

5. PSDKU UNDIP Menginduk LPPM

6. DRD (Dewan Riset

Daerah)

Sekretariat di Bappeda Kabupaten Rembang. Pemerintah

Kabupaten Rembang melalui Bappeda bekerja sama

dengan Perguruan Tinggi membentuk DRD Kabupaten

Rembang yang merupakan Dewan Riset sebagai lembaga

non struktural yang beranggotakan para Dosen

perguruan Tinggi yang mempunyai tugas memberikan

masukan dan arah kebijakan serta mendukung

Pemerintah Kabupaten Rembang melalui Penelitian,

Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (P3IPTEK)

7. ARD (Agenda Riset ARD merupakan produk yang dihasilkan DRD Kabupaten

Page 200: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 187

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No. Daya Dukung Inovasi -

Perguruan Tinggi Keterangan

Daerah) Rembang berupa agenda Penelitian dan Pengembangan

yang dilakukan dan disusun dalam dokumen sebagai

acuan dan masukan yang dipakai Kepala Daerah dalam

arah kebijakan dan pelaksanaan program pembangunan

daerah. ARD disusun berdasarkan masa bakti/periode

DRD

8. Jurnal Litbang Rembang

(JLR)

JLR adalah media informasi penelitian dan

pengembangan yang dikelola oleh Bappeda Kabupaten

Rembang bersama DRD, sumber JLR dari masyarakat,

perguruan tinggi, lembaga serta pemerintah dengan lokus

litbang wilayah Kabupaten Rembang. JLR bertujuan

untuk meningkatkan kreatifitas, inovasi, kemajuan

pembangunan berkelanjutan berbagai bidang serta

peningkatan daya saing daerah Kabuapten Rembang

9. BKK (Bursa Kerja

Khusus) SMK

BKK-SMK merupakan salah satu unit yang membantu

Pemeritah Daerah untuk menyalurkan dan

menempatkan lulusan SMK yang berprestasi di

Perusahaan-perusahaan

10. RCCN (Rembang Creative

Community Network)

Sebuah komunitas untuk mewadai penggiat ekonomi

kreatif di Kabupaten Rembang

Sumber : Kabupaten Rembang diolah, Tahun 2019

2.5. Tambahan: Gambaran Kondisi Dampak Covid-19 di Kabupaten

Rembang

Dengan menggunakan metode penelitian Non- Probability Sampling

yang merupakan kombinasi dari Convenience, Voluntary dan Snowball

Sampling —BPS (2020)— menyajikan data dari dampak COVID-19di

Kabupaten Rembang. Dalam kurun waktu 1 minggu pelaksanaan survei

melalui 1.666 respon partisipasi dimana didominasi 61,3% perempuan

dengan 52,3% berstatus suami/istri. Penulis memberi beberapa ringkasan

dan/atau sorotan terhadap kajian yang telah dilakukan, utamanya data

keadaan sosial-ekonomi masyarakat Kabupaten Rembang.

Sebagai catatan data ini mengalami keterbatasan dengan adanya

metode dalam jaringan dimana mengindikasikan responden penelitian

merupakan kelompok masyarakat dengan literasi internet cukup tinggi.

Analisis yang dihasilkan merupakan gambaran individu yang secara sukarela

berpartisipasi dalam survei dan tidak mewakili kondisi seluruh masyarakat.

Dalam analisis di publikasi ini penggunaan penimbang belum dilakukan,

meskipun hal tersebut dapat dipertimbangkan untuk mengurangi bias

Page 201: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 188

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

informasi. Dampak sosial-ekonomi yang menjadi sorotan terdapat sebagai

berikut:

1. Ketenagakerjaan dan Pendapatan

Dalam rentang waktu Januari – Juni 2020 ketenagakerjaan di Kabupaten

Rembang mengalami penurunan yang cukup tinggi. Sampai bulan Januari

2020, jumlah masyarakat yang bekerja sebanyak 88,4%, lalu menurun

secara perlahan hingga pada titik terendah hingga 55,9% pada bulan April

2020, dan perlahan kembali naik pada bulan Juni 2020 menjadi sejumlah

65,2%. Sementara itu, di antara para responden terdapat 3,1% masyarakat

Kab. Rembang yang baru saja mengalami PHK sampai dengan Juni 2020.

Perbandingan gender yang mengalami PHK dari total responden adalah

4,03% laki-laki dan 2,45% perempuan.

Gambar 2.22

Dampak Covid-19 terhadap Ketenagakerjaan

Sumber : BPS Kab. Rembang 2020

Data tersebut berbanding lurus dengan dampak pendapatan para responden,

dari rentang waktu Januari – Mei 2020 secara perlahan 23.2% laju kenaikan

penuruan pendapatan responden, setidaknya pada bulan Mei 2020

masyarakat Rembang sebanyak 38,7% mengalami penurunan pendapatan,

58,9% pendapatan tetap, dan 2,5% pendapatan meningkat. Sejalan dengan

angka proporsi masyarakat bekerja sebelumnya pada bulan Juni, statistik

dampak pendapatan berdasarkan responden sudah mulai membaik dengan

penurunan angka masyarakat dengan pendapatan turun menjadi 37.0%.

Proporsi gender dari responden sebanyak 40,4% perempuan mengaku

mengalami penurunan lebih banyak di banding angka 36% laki-laki

Page 202: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 189

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

berdasarkan responden penelitian, dengan begitu menjadikan kelompok

perempuan lebih rentan secara ketenagakerjaan dan pendapatan.

Gambar 2.23 Dampak Covid-19 terhadap Pendapatan

Sumber : BPS Kab. Rembang 2020

Dari data makro yang didapat, terdapat data mikro yang menunjukkan

terdapat persentase responden yang mengalami penurunan pendapatan pada

kelompok responden yang masih bekerja, lebih tinggi dari pada responden

yang sementara dirumahkan. 28,1 persen responden yang sementara di

rumahkan, dimana 45,1 persen diantaranya mengalami penurunan

pendapatan selama bulan Juni. Terdapat 65,2 persen responden yang masih

bekerja, dimana 30,5 persen diantaranya mengalami penurunan pendapatan

selama bulan Juni.

2. Kelompok-kelompok Rentan Berdasarkan Kondisi Perekonomiannya

Dari data BPS (2020) diketahui bahwa, masyarakat miskin, rentan

miskin, dan yang bekerja di sektor informal merupakan yang paling

terdampak dari mewabahnya pandemik COVID-19. Terdapat 42,8 persen

responden dalam kelompok berpendapatan rendah (juta) yang mengaku

mengalami penurunan pendapatan.

Page 203: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 190

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 2.24 Dampak Covid-19 terhadap Penurunan Pendapatan sesuai Kategori

Sumber : BPS Kab. Rembang 2020

Dari dua data statistik di atas menujukan kecenderungan bahwa

kelompok dengan pendapatan di bawah 3 juta rupiah merupakan kelompok

rentan dengan proporsi paling banyak sebanyak 67,4% dengan tingkat

kekhawatiran terhadap pendapatannya tinggi 20,9%. Di Kabupaten Rembang

proporsi kelompok rentan tersebut disinyalir tersebar dalam 4 jenis lapangan

usaha yang paling terdampak meliputi: lapangan usaha transportasi dan

pergudagangan (100%); industri manufaktur (90,9%); perdagangan besar dan

ecer, reparasi mobil dan sepeda motor (87,5%); serta lapangan penyediaan

akomodasi dan makan minum (80,0%).

3. Kerentanan terhadap Kemiskinan berdasarkan proporsi Pengeluaran

dan Tabungan

Kerentanan terhadap kemiskinan dan kondisi perekonomian di Kabupaten

Rembang berdasarkan jawaban responden, juga disebabkan oleh besarnya

pengeluaran, yang berbanding terbalik dengan kondisi tabungan atau

penggunaan tabungan ─dimana semakin menipis jumlah yang ditabung

daripada pamasukannya.

a. Pengeluaran

Hal ini dapat dilihat dari perbedaan pengeluaran dari kondisi biasa,

pada bulan juni 51,2% responden mengalami peningkatan pengeluaran dan

hanya 10,9 % diantaranya mengalami penurunan pengeluaran, dan sisanya

tetap. Selama pandemik, responden yang konsumsinya meningkat,

cenderung bertambah selama bulan Januari-Mei. Pada bulan Januari,

responden yang konsumsinya meningkat mencapai 27,1 persen. Pada bulan

Mei, jumlah tersebut meningkat hampir dua kalinya menjadi 53,5 persen.

Page 204: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 191

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Sejalan dengan kebijakan physical distancing dan bekerja dari rumah,

konsumsi responden paling banyak di dominasi dengan pengeluran

pulsa/paket dara; listrik dari kesehatan; dan bahan makanan.

Menariknya pada kluster pengeluaran bahan makanan adalah

semakin rendah golongan pendapatan responden, semakin banyak yang

konsumsi bahan makanannya meningkat. Konsumsi bahan makanan yang

paling banyak peningkatan berasal dari responden yang termasuk ke dalam

golongan pendapatan 3 juta rupiah ke bawah, dimana 56,4 persen dari total

populasi responden kelompok tersebut mengaku, bahwa konsumsi mereka

meningkat. Berikut komposisi konsumsi responden, Bahan makan (447,7%);

Makanan/minuman jadi (1,9%); Kesehatan (12,4%); Listrik (14,1%); BBM

(0,7%); Pulsa/Paket data (25,5%); Transportasi umum (0,8%).

b. Tabungan

Berjalannya physical distancing dan pembatasan sosial, menghambat

salah satu aktivitas mayoritas responden yaitu menabung. Persentase

responden yang tabungannya mengalami penurunan, semakin bertambah

selama bulan April-Juni. Pada bulan April, responden yang mengalami

penurunan tabungan 48,5 persen, kemudian bertambah menjadi 56,3 persen

pada bulan Juni.

Menariknya, permasalahan tabungan ini justru sangat dirasakan

dampaknya oleh responden kelas pendapatan bawah yaitu di bawah tiga juta

rupiah di Kabupaten Rembang. Gambar berikut megindikasikan bahwa dari

hasil survei, dimana semakin besar golongan kelas pendapatan responden,

semakin sedikit yang merasakan penurunan tabungan yang mereka miliki

begitu pula berlaku sebaliknya dengan masyarakat golongan pendapatan

rendah dengan tabungan yang semakin banyak merasakan penurunan

tabungan. Hal ini menjadikan kelompok rentan miskin semakin tinggi di

Kabupaten Rembang akibat Covid-19 dari sebaran kemampuan menabung

dan pengeluaran responden penelitian.

Page 205: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I | 192

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 2.25

Dampak Covid-19 terhadap Tabungan dan Golongan Pendapatan

Sumber : BPS Kab. Rembang 2020

Pandemik Covid-19 memukul ekonomi responden kelas pendapatan bawah. Hal ini terindikasi dari hasil survei, dimana semakin besar golongan kelas pendapatan responden, semakin sedikit yang merasakan penurunan tabungan yang mereka miliki. Hal dikhawatirkan akan beresiko memperlambat program pengentasan kemiskinan, karena populasi penduduk yang rentan miskin masih cukup banyak

Page 206: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 193

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

3.1 Kondisi Pengelolaan Keuangan Daerah Pendapatan Daerah

Kondisi pengelolaan keuangan daerah tahun 2013-2020,

ditandai perubahan sistem pemerintahan daerah. Undang - Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Peraturan

ini kemudian ditindaklanjuti oleh Pemda Rembang dengan penyesuaian

kembali struktur organisasi perangkat daerah dan penataan kembali

sumber daya, program, kegiatan, urusan serta kewenangan baik provinsi

dan Kabupaten/kota. Dengan demikian, selain struktur perubahan

tersebut juga memberikan kejelasan dan fokus dalam pelaksanaan

prioritas program kegiatan untuk mendukung pencapian tujuan dan

sasaran pembangunan daerah dan nasional. Termasuk dalam perubahan

tersebut adalah pengalihan urusan Kabupaten/kota menjadi kewenangan

provinsi, kewenangan provinsi menjadi kewenangan pusat, dan

sebaliknya. Perubahan ini sangat mempengaruhi pendapatan dan belanja

daerah serta peluang dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah.

3.1.1 Pendapatan Daerah

Sumber penerimaan Kabupaten Rembang selama tahun 2015-

2019 berasal dari Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan.

Pendapatan Daerah meliputi:

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) meliputi Pajak Daerah, Retribusi

Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan

Lain – lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah;

2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan

Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus;

3) Lain – lain pendapatan yang sah meliputi Hibah, Dana Darurat,

Lain – lain Pendapatan yang ditetapkan Pemerintah.

Selain pendapatan daerah terdapat penerimaan pembiayaan

bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), serta

Pencairan Dana Cadangan dan Penerimaan Pinjaman Daerah.

Total pendapatan daerah mulai tahun 2015 sampai dengan

tahun 2020 mengalami peningkatan rata – rata 4% sampai 10% per

tahun, dengan rata-rata kenaikan yang tidak sama antar komponen

pembentuknya. Proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) berkisar 16%,

Page 207: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 194

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

dan sejak tahun 2017 mengalami trend menurun meskipun sedikit.

Dana perimbangan menempati porsi terbesar (rata-rata 59,7%), diikuti

dana dari sumber lain-lain pendapatan daerah yang sah (rata-rata

24,1%). Dari tahun 2015-2020 Pendapatan Daerah meningkat rata-

rata sebesar 5% per tahun, namun dalam tiga tahun terakhir (2018-

2020) kenaikannya hanya sekitar 3% per tahun. Sumber pendapatan

daerah dari dana perimbangan selama kurun waktu 2015-2020 juga

mengalami fluktuasi, naik dari 2015-2017 lalu turun pada tahun

berikutnya. Sumber pendapatan yang berasal dari lain-lain pendapatan

daerah yang sah juga mengalami tren kenaikan sejak 2017. Sampai

dengan tahun 2020 (tahun 2020 menggunakan data Pendapatan

Daerah dalam APBD) ditunjukkan dengan grafik Perkembangan

proporsi masing-masing pos yang menjadi unsur PAD dapat dilihat

pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Perkembangan Proporsi Pendapatan Daerah Kabupaten Rembang

(dalam ribuan) Tahun 2015-2020*

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020

Sumber pendapatan berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),

perkembangan selama kurun waktu 2015-2020 rata-rata tumbuh

sebesar 16,1%, dengan persentase pertumbuhan cenderung sedikit

menurun. Pertumbuhan PAD tertinggi terjadi pada tahun 2016

mencapai 17%. Pendapatan daerah dari lain-lain PAD yang sah selama

tahun 2015-2020 terlihat fluktuatif. Pendapatan ini mempunyai porsi

terbesar dalam PAD, namun angka ini berasal dari BLU Daerah

Page 208: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 195

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

sehingga penggunaanya kembali kepada unit bersangkutan.

Sedangkan porsi terkecil dari PAD berasal dari Pendapatan Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. Grafik Perkembangan

proporsi masing-masing pos yang menjadi unsur PAD dapat dilihat

pada gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2

Perkembangan Proporsi Pendapatan Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2015-2020*

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020

Perkembangan tiap komponen pendapatan daerah Kabupaten

Rembang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan asli daerah merupakan semua penerimaan daerah yang

berasal dari sumber pendapatan asli daerah yang dipisahkan

menjadi 4 (empat) yaitu:

1) Pajak daerah Sebagaimana diatur Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 28;

2) Retribusi Daerah Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2009;

3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan ;

4) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Sumber utama PAD berasal dari Lain-lain PAD yang sah dengan

kontribusi rata-rata proporsi selama kurun waktu 2015 – 2020

sebesar 60.8% jumlah relatif tinggi karena terdapat pendapatan dari

2015 2016 2017 2018 2019 2020*

Pendapatan Pajak Daerah 21,05% 20,68% 19,89% 32,86% 32,65% 32,72%

Hasil Retribusi Daerah 16,04% 10,24% 6,90% 7,01% 6,17% 7,50%

Hasil Pengelolaan KekayaanDaerah

2,21% 2,80% 3,07% 6,14% 3,51% 3,53%

Lain-lain Pendapatan Asli Daerahyang Sah

60,70% 66,28% 70,14% 53,99% 57,67% 56,25%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

Page 209: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 196

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

BLUD yang peruntukannya untuk layanan kesehatan. Selain

pendapatan tersebut, komposisi PAD terbesar kedua berasal dari

Pendapatan Pajak Daerah sebesar dengan rata-rata 26,6%,

Pendapatan Retribusi Daerah sebesar 8,9% dan Hasil Pengelolaan

Kekayaan yang Dipisahkan 3.5%. Perkembangan realisasi PAD

Kabupaten Rembang tahun 2015-2019 dapat dilihat pada gambar

3.3 berikut :

Gambar 3.3 Perkembangan Proporsi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2020

Sumber : BPPKAD Kabupaten Rembang 2020 (diolah) b. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan mendasarkan Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Daerah, terdiri dari:

1) Dana Bagi Hasil

Dana Bagi Hasil Pajak bukan pajak merupakan dana yang

bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah

berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai

kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang

terdiri dari dana bagi hasil pajak dan sumber daya alam.

2) Dana Alokasi Umum

Dana alokasi umum merupakan sumber pendapatan daerah yang

berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan

pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemerataan

Page 210: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 197

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan

dan pengeluaran dalam pelaksanaan desentralisasi.

3) Dana Alokasi Khusus

Dana alokasi khusus merupakan dana berasal dari anggaran

(APBN) dan dialokasikan kepada daerah untuk membiayai

kebutuhan-kebutuhan yang khusus yang merupakan urusan

Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Sumber Dana Perimbangan selama kurun waktu 2016 – 2020

berasal dari Dana Transfer Khusus (DAK) dengan proporsi rata-

rata sebesar 20,1%, Dana Transfer Umum (DAU) proporsi ratarata

sebesar 80,9%. Perkembangan realisasi Dana Perimbangan

Kabupaten Rembang tahun 2016-2020 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Gambar 3.4 Perkembangan Proporsi Dana Perimbangan Kabupaten Rembang

Tahun 2016-2020

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020

c. Lain-Lain Pendapatan yang Sah

Lain-lain penerimaan yang sah merupakan jenis penerimaan

daerah yang terdiri dari:

1) Pendapatan hibah, diataranya pendapatan hibah dari

pemerintah, pendapatan hibah dari Badan/Lembaga

swasta/organisasi, pendapatan hibah dari kelompok

masyarakat/perorangan;

Page 211: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 198

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

2) Dana Bagi Hasil Pajak dari provinsi dan Pemda Lainnya, yang

terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi/Pemerintah

Daerah Lainnya, Dana Bagi Hasil Retribusi dari

Provinsi/Pemerintah Daerah Lainnya;

3) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, yang terdiri dari

Dana Penyesuaian untuk tambahan penghasilan, dana BOS

dan Dana Insentif Daerah (DID).

Perkembangan realisasi lain-lain pendapatan yang sah

sebagaimana gambar 3.5 berikut:

Gambar 3.5. Perkembangan Proporsi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Kabupaten Rembang Tahun 2015-2020

Sumber: BPPKAD dan BPS Kabupaten Rembang 2020

3.1.2 Belanja Daerah

Belanja daerah merupakan salah satu komponen kebijakan

keuangan daerah dalam alokasi anggaran. Pengalokasian anggaran

yang tepat mengarah pada skala prioritas diharapkan dapat

berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi daerah. Kebijakan dalam

penetapan alokasi belanja pembangunan tidak bisa terlepas dari

perhitungan kebutuhan rutin yang harus dipenuhi, meliputi belanja

pegawai, belanja pemeliharaan, belanja operasional. Dilihat dari

proporsinya, Belanja Daerah selama kurun waktu tahun 2015-2020

terjadi fluktuasi proporsi masing-masing unsur belanja terhadap total

belanja daerah. Pada tahun 2013 sampai dengan 2015 belanja lebih

kecil dari total pendapatan sehingga selalu terjadi surplus. Sedangkan

pada tahun 2016 sampai dengan 2020, terjadi defisit anggaran.

Page 212: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 199

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Kecenderungan peningkatan proporsi Belanja Langsung menunjukkan

adanya komitmen pemerintah Kabupaten Rembang untuk

meningkatkan kemajuan pembangunan daerah. Belanja Daerah

dikelompokkan dalam dua jenis yaitu Belanja Tidak Langsung dan

Belanja Langsung. Gambaran realisasi belanja pemerintah Kabupaten

Rembang sebagaimana gambar 3.6 berikut:

Gambar 3.6. Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten Rembang Tahun 2015-2020

Sumber: BPPKAD dan BPS Kabupaten Rembang 2020

Gambaran rincian belanja Pemerintah Kabupaten Rembang

tahun 2015-2020 baik belanja tidak langsung maupun belanja

langsung adalah sebagai berikut:

a. Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak

terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,

yang terdiri dari:

1) Belanja Pegawai, dialokasikan untuk penyediaan gaji dan

tunjangan serta tambahan penghasilan lainnya yang diatur

dalam peraturan perundang-undangan.

2) Belanja Bunga, dianggarkan sesuai kewajiban pembayaran

bunga pinjaman, baik jangka pendek, jangka menengah,

maupun jangka panjang.

Page 213: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 200

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

3) Belanja Hibah, dialokasikan untuk menunjang penyelenggaraan

urusan Pemerintah Daerah yang dilakukan oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah Lainnya, BUMN, BUMD, badan, lembaga dan

organisasi kemasyarakatan yang berbadan Hukum Indonesia

dengan mempedomani peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

4) Belanja Bantuan Sosial, dialokasikan dalam rangka

meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi

masyarakat yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan

terjadinya risiko sosial dengan mempedomani peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

5) Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota dan

Pemerintah Desa, digunakan untuk menganggarkan dana bagi

hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada

Kabupaten/kota atau pendapatan pemerintah daerah tertentu

kepada pemerintah daerah lainnya yang disesuaikan dengan

kemampuan belanja daerah yang dimiliki.

6) Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota,

Pemerintahan Desa dan Partai Politik, digunakan untuk

menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau

khusus dari pemerintah daerah kepada pemerintah

Kabupaten/kota. Bantuan keuangan yang bersifat umum

diberikan dalam rangka peningkatan kemampuan keuangan bagi

penerima bantuan. Bantuan keuangan yang bersifat khusus

dapat dianggarkan dalam rangka membantu capaian program

prioritas pemerintah daerah yang dilaksanakan sesuai urusan

yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Pemberian

bantuan keuangan kepada partai politik tetap mengacu pada

peraturan perundang-undangan yang terkait.

7) Belanja Tidak Terduga, ditetapkan secara rasional dengan

mempertimbangkan realisasi tahun anggaran sebelumnya dan

perkiraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi,

diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta sifatnya

tidak biasa/tanggap darurat, yang tidak diharapkan berulang

dan belum tertampung dalam bentuk program/kegiatan.

Untuk mengetahui rincian belanja daerah tidak langsung dapat

dilihat pada gambar 3.7 berikut.

Page 214: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 201

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 3.7. Realisasi Belanja Tidak Langsung Pemerintah Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2020

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020 (diolah)

b. Belanja Langsung

Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait

secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, terdiri

dari:

1) Belanja pegawai merupakan pengeluaran untuk

honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan

pemerintahan daerah.

2) Belanja barang dan jasa merupakan pengeluaran untuk

pembelian/pengadaan barang yang dinilai manfaatnya kurang

dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam

melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.

3) Belanja modal merupakan pengeluaran untuk pengadaan aset

tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua

belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.

Page 215: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 202

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Rincian belanja langsung daerah dapat dilihat pada gambar 3.8

berikut.

Gambar 3.8.

Realisasi Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten Rembang Tahun 2015-2020

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020

3.1.3 Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan

pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu

dibayar atau akan diterima kembali. Dalam penganggaran pemerintah

daerah pembiayaan daerah terutama dimaksudkan untuk menutup

defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan

pembiayaan antara lain dapat berasal dari Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA), pinjaman dan hasil

divestasi.

Pembiayaan di Kabupaten Rembang dalam kurun waktu 2015-

2020 dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan adalah pembiayaan yang disediakan

untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali,

baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-

tahun berikutnya. Penerimaan Pembiayaan terdiri dari Sisa Lebih

Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) dan

Penerimaan Pinjaman Daerah. Dalam kurun waktu tahun 2015-2020

penerimaan pembiayaan daerah menunjukkan fluktuatif. Dari sebesar

Page 216: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 203

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Rp.209.301.180.000,00 pada tahun 2015 dan menjadi hanya

Rp.82.548.944.000,00 pada tahun 2020. Penerimaan pembiayaan di

Kabupaten Rembang tahun 2015- 2020 masih didominasi dari Sisa

Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)

berkisar antara 88% sampai 100%. Perkembangan rincian penerimaan

pembiayaan sebagaimana gambar 3.9 berikut:

Gambar 3.9 Realisasi Penerimaan Pembiayaan Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2020

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020

b. Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan yang

disediakan untuk menganggarkan setiap pengeluaran yang akan

diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan

maupun pada tahun-tahun berikutnya. Pengeluaran pembiayaan

digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian

pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh

pemerintah daerah. Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah, Pembayaran

Pokok Utang dan Restitusi atas kelebihan penetapan Pajak.

Rincian pengeluaran pembiayaan di Kabupaten Rembang tahun

2015-2020 dapat dilihat pada gambar 3.10 berikut.

Page 217: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 204

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 3.10 Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2020

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020

3.1.4 Analisis Fiskal

Analisis fiskal menggunakan 9 (sembilan) indikator rasio sederhana

untuk memotret kondisi ―kesehatan fiskal‖ pemerintah daerah (Pemda),

yang setiap rasionya terfokus pada empat aspek kesehatan fiskal yaitu

pendapatan, pengeluaran, posisi operasi, dan struktur hutang. Analisis

fiskal di pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Rembang tahun

2015-2020 dijelaskan sebagai berikut:

1) Pendapatan Daerah Per Kapita. Rasio ini menunjukkan ukuran riil

dari besarnya pendapatan daerah dibagi dengan jumlah penduduk

yang harus dilayani oleh Pemerintah Kabupaten Rembang. Semakin

besar jumlah penduduk, maka semakin besar pula beban yang

harus ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Rembang. Hal ini

perlu di atasi dengan mendorong upaya dalam meningkatkan

pendapatan daerah di masa mendatang.

2) Kemandirian Keuangan Daerah. Kemandirian keuangan daerah

yang ada di Pemerintah Kabupaten Rembang didapatkan dari

Pendapatan Asli Daerah untuk mendanai belanja daerah untuk

Page 218: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 205

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

pelayanan publik kepada masyarakat semakin menurun sehingga

ketergantungan kepada pemerintah pusat semakin kuat.

Tabel 3.1 Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2013-2020

Tahun PAD Total Pendapatan

Rasio Kemandirian

Keuangan

Daerah

2013 Rp126.808.083.812 Rp1.165.433.076.124 10,88%

2014 Rp179.642.187.487 Rp1.329.587.756.593 13,51%

2015 Rp200.954.036.865 Rp1.416.781.811.494 14,18%

2016 Rp234.168.365.751 Rp1.564.868.839.956 14,96%

2017 Rp300.319.284.807 Rp1.722.252.909.030 17,44%

2018 Rp305.676.436.263 Rp1.794.911.075.230 17,03%

2019 Rp308.445.489.137 Rp1.821.899.884.311 16,93%

2020 Rp307.258.621.706 Rp1.891.753.253.706 16,24%

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020

Gambar 3.11 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Tahun 2015-2020

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020

1. Ruang Fiskal Daerah. Ruang fiskal (fiscal space) merupakan suatu

konsep untuk mengukur fleksibilitas yang dimiliki pemerintah

daerah dalam mengalokasikan APBD untuk membiayai kegiatan

yang menjadi prioritas daerah. Semakin besar ruang fiskal yang

dimiliki suatu daerah maka akan semakin besar pula fleksibilitas

yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk mengalokasikan

Page 219: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 206

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

belanjanya pada kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas daerah

seperti pembangunan infrastruktur daerah. Perhitungan ruang

fiskal daerah, yaitu total Pendapatan Daerah dikurangi dengan

Pendapatan Hibah, pendapatan yang sudah ditentukan

penggunaannya (earmarked), dan belanja yang sifatnya mengikat,

yaitu Belanja Pegawai dan Belanja Bunga, kemudian dibagi dengan

total pendapatannya. Untuk mengetahui ruang fiskal daerah

Kabupaten Rembang tahun 2015-2020 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Gambar 3.12 Rasio Ruang Fiskal Tahun 2015-2020

Sumber: Bappeda Kabupaten Rembang 2020

2. Kemampuan Mendanai Belanja Daerah. Kemampuan keuangan

daerah tentu saja tercermin dari seluruh penerimaan daerah baik

pendapatan APBD dan penerimaan pembiayaan, yang seharusnya

bisa mencukupi untuk digunakan dalam mendanai seluruh belanja

daerah dan pengeluaran pembiayaan yang direncanakan. Gambar

3.13 menunjukkan bahwa rasio kemampuan Kabupaten Rembang

mendanai belanja daerah selama enam tahun terakhir mengalami

penurunan. Pada tahun 2015 terjadi surplus sebesar 18,5%, pada

tahun 2016 mulai terjadi defisit sebesar 9,77% dan pada tahun

2018 terjadi defisit sebesar 1,09%. Namun demikian secara rata-

rata dari Tahun 2015-2020 Rasio Kemampuan Kabupaten Rembang

dalam mendanai Belanja Daerah masih surplus sebesar 2,27%.

Page 220: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 207

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Grafik Rasio Kemampuan Mendanai Belanja Daerah Tahun 2015-

2020 dapat dilihat pada gambar 3.13 berikut.

Gambar 3.13 Rasio Kemampuan Mendanai Belanja Daerah Tahun 2015-2020

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020

3. Belanja Modal. Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah

mencerminkan porsi Belanja Daerah yang dibelanjakan untuk

membiayai Belanja Modal. Belanja Modal ditambah belanja barang

dan jasa merupakan belanja pemerintah daerah yang mempunyai

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah,

di samping pengaruh dari sektor swasta, rumah tangga, dan luar

negeri. Realisasi Belanja Modal akan memiliki multiplier effect dalam

menggerakkan roda perekonomian daerah. Oleh karena itu,

semakin tinggi angka rasionya, diharapkan akan semakin baik

pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, semakin

rendah angkanya, semakin berkurang pengaruhnya terhadap

pertumbuhan ekonomi. Grafik Proporsi Belanja Modal terhadap

Total Belanja Daerah Kabupaten Rembang tahun 2015-2020

terlihat pada gambar 3.14 berikut:

Page 221: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 208

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 3.14 Rasio Belanja Modal Daerah Kabupaten Rembang Tahun

2015-2020

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020

4. Belanja Pegawai Tidak Langsung. Belanja pegawai tidak langsung

Pemerintah Kabupaten Rembang fluktuatif. Kondisi yang terjadi di

Kabupaten Rembang menunjukkan bahwa selama enam tahun

terakhir Rasio Belanja Pegawai terhadap Belanja Daerah cenderung

menurun. Dengan demikian maka Kabupaten Rembang mempunyai

kesempatan dalam mendorong roda perekonomian melalui

perbaikan dan peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan

publik. Rincian belanja pegawai tidak langsung Kabupaten

Rembang tahun 2015-2020 sebagai berikut:

Page 222: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 209

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 3.15 Belanja Pegawai Tidak Langsung Kabupaten Rembang

Tahun 2015-2020

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020

5. Tax Ratio

Kabupaten Rembang mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun, yang semula pada tahun 2016 sebesar 0,33%, meningkat

pada tahun 2018 sebesar 0,57%, meskipun pada tahun 2019

mengalami penurunan menjadi 0,53%, hal ini masih perlu

ditingkatkan karena belum berada dikisaran 1%. Indikasi penyebab

rendahnya angka tax ratio daerah diantaranya belum optimalnya

unit pemungut pajak dalam melakukan intensifikasi maupun

ekstensifikasi dan tingkat kesadaran dari pembayar pajak yang

masih perlu ditingkatkan.

Rasio tersebut dipergunakan untuk menilai tingkat kepatuhan

pembayaran pajak oleh masyarakat dalam suatu daerah dan

digunakan untuk mengetahui kira-kira seberapa besar porsi pajak

dalam perekonomian daerah. Dengan demikian, pada hakikatnya

tax ratio bisa dipergunakan untuk melihat indikasi besarnya beban

pajak (tax burden) yang harus ditanggung masyarakat. Karena

sifatnya yang demikian itu, maka sebenarnya tax burden terkait

dengan ability to pay, di mana orang yang lebih mampu seharusnya

membayar pajak lebih banyak. Tax burden terkait pula dengan

keadilan.

Page 223: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 210

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tax ratio sebesar 0,33% pada tahun 2016 masih belum

menggambarkan kondisi kepatuhan membayar pajak. Namun

demikian, penjelasan sumber pajak yang realistis , sesuai otoritas

Kabupaten. Perhitungan tax ratio sesuai dengan kewenangan

Kabupaten meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan,

pajak parkir, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral

bukan logam dan batuan, pajak air tanah, pajak sarang burung

walet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan dan bea

perolehan hak atas tanah dan bangunan. Untuk mengetahui rincian

tax ratio Kabupaten Rembang tahun 2016-2019 dapat dilihat

sebagai berikut.

Tabel 3.2. Tax Ratio Kabupaten Rembang Tahun 2016-2019

Tahun Y Pajak PDRB Tax Ratio

2016 Rp 48.420.954.850 Rp 14.871.689.640.000 0,33%

2017 Rp 59.734.946.872 Rp 16.324.716.540.000 0,37%

2018 Rp 100.438.352.553 Rp 17.690.401.670.000 0,57%

2019 Rp 100.695.231.898 Rp 18.934.343.910.000 0,53%

Sumber: Bappeda, 2020

Gambar 3.16 Tax Ratio Kabupaten Rembang Tahun 2016-2019

Sumber: Bappeda, 2020

6. Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas). Kondisi rasio

keuangan Pemerintah Kabupaten Rembang, dilakukan analisis

terhadap rasio likuiditas, solvabilitas, dan rasio aktivitas. Secara

Page 224: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 211

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

lengkap, perkembangan rasio keuangan Pemerintah Kabupaten

Rembang tahun 2015-2020 akan dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 3.3

Rasio Keuangan Kabupaten Rembang 2015-2020

No Uraian Tahun

R 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 2 5 6 7 8 9 10 11

A Rasio Likuiditas

1 Rasio Lancar 18,44 16,27 5,09 1,31 0,57 0,50 6,9

2 Rasio Cair 19,74 17,74 6,44 2,71 2,22 2,0 8,1

B Rasio Solvabilitas

1 Rasio Hutang

terhadap Aset

0,013 0,008 0,023 0,028 0,035 0,030 0,021

2 Rasio Hutang

terhadap Modal

0,013 0,008 0,023 0,097 0,030 0,029 0,033

Sumber: BPPKAD Kabupaten Rembang 2020

Dari Tabel 3.3 di atas secara ringkas dapat dilakukan analisis

atas kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten Rembang sebagai

berikut:

a. Rasio Lancar (Current Ratio) fluktuatif dari tahun 2015 sebesar

18,44 menjadi 1,64 pada tahun 2020 dengan rata-rata Rasio

Lancar (Current Ratio) sebesar 6,9. Idealnya, rasio lancar berada

pada angka 1:1 atau minimal 0,8:1 karena apabila kurang dari

itu, pemerintah daerah dianggap memiliki masalah

likuiditas.Tahun 2020 rasio lancarnya sudah mendekati 1, hal

ini mengindasikan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah

Kabupaten Rembang dalam mengelola kewajiban jangka

pendeknya menggunakan kas yang dimilikinya cukup baik.

b. Rasio Cair (Quick Ratio) fluktuatif pada tahun 2015 sebesar

19,74 menjadi sebesar 2,66 pada tahun 2020 dengan rata-rata

Rasio Cair (Quick Ratio) sebesar 8,1. Hal ini menunjukkan

kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Rembang dalam

menggunakan aktiva lancar untuk menutupi utang lancarnya

dalam kondisi baik karena berada di atas angka 1.

c. Rasio Hutang terhadap Aset (Debt Ratio) Pemerintah Kabupaten

Rembang cenderung rendah sejak tahun 2015 hingga tahun

2020, yaitu sebesar 0,013 pada tahun 2015dan naik menjadi

Page 225: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 212

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

0,021 pada tahun 2020. Hal ini menunjukan bahwa solvabilitas

keuangan Pemerintah Kabupaten Rembang dalam keadaan yang

sehat, yaitu persentase jumlah dana yang berasal dari

kreditor/donatur/pihak ketiga dalam membiayai pembangunan

adalah rendah.

d. Rasio Hutang terhadap Modal Pemerintah Kabupaten Rembang

cenderung rendah sejak tahun 2015 hingga tahun 2020, yaitu

sebesar 0,013 pada tahun 2015dan naik menjadi 0,033 pada

tahun 2020. Hal tersebut berarti bahwa jumlah dana yang

disediakan dalam membiayai pembangunan sebagian besar

bersumber dari kemampuan keuangan sendiri, bukan berasal

dari pinjaman kreditor/donatur/pihak ketiga.

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan

3.2.1 Asumsi-Asumsi

Berdasarkan kondisi pengelolaan keuangan saat ini dan masih

adanya sasaran RPJPD 2005-2025, RPJMD 2021-2025 diperlukan

kondisi dan situasi yang di harapkan menjadikan pemicu dan

pendorong dalam melaksanakan pembangunan sebagai berikut:

a. Stabilitas ekonomi, politik, dan keamanan global, regional, dan

nasional semakin mantap sebagai prasyarat kondusivitas

pelaksanaan pembangunan;

b. Kebijakan perundang-undangan untuk mitigasi dampak kecepatan

kemajuan teknologi informasi dapat diterbitkan sehingga teknologi

informasi dapat dikelola untuk kepentingan pembangunan baik

nasional maupun daerah;

c. Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kabupaten Rembang

diasumsikan berjalan sesuai dengan perencanaan dan didukung

dengan penganggaran secara konsisten. PSN diharapkan dapat

mendorong munculnya pusat-pusat pertumbuhan baru yang

mampu mengurangi kesenjangan antar wilayah;

d. Dana perimbangan diasumsikan akan terus meningkat, dengan

besaran yang dapat diprediksikan dengan acuan realisasi tahun

sebelumya.

Setiap tahun pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Rembang

selau menunjukkan tren terus meningkat. Namun sampai dengan

kuartal ketiga 2020 Jawa Tengah mengalami minus pertumbuhan

Page 226: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 213

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

3,93%. Kondisi di provinsi tersebut kurang lebih juga menggambarkan

situasi perekonomian yang relatif sama di Kabupaten Rembang.

Dengan demikian ekonomi Kabupaten Rembang tahun 2020, juga

mengalami kontraksi karena Covid 19. Prospek perekonomian

Kabupaten Rembang dalam lima tahun ke depan, tidak terlepas dari

kondisi perekonomian daerah saat ini, serta kondisi lingkungan

ekonomi global dan proyeksi ekonomi nasional. Kondisi lingkungan

global dan nasional yang akan memberikan pengaruh antara lain:

a. Lingkungan global

1) Perekonomian global saat ini masih berada pada kondisi

menurun, yang dipengaruhi antara lain:

a. Pandemi Covid-19 yang mempengaruhir aktivitas dan

perekonomian secara global;

b. Perang dagang dan proses pemulihan ekonomi dua

raksasa terbesar, Amerika Serikat dan Cina.

2) Kebijakan kenaikan suku bunga The Fed, yang berpengaruh

pada penguatan dolar AS, sekaligus mengakibatkan

terjadinya depresiasi mata uang rupiah;

3) Disisi lain, meskipun terbatas kondisi ekonomi pasar

komoditas Kabupaten Rembang masih terbuka peluang pasar

ekspor;

4) Perkembangan teknologi informasi yang semakin terbuka,

memberikan peluang kemudahan akses pemasaran bagi

komoditas Kabupaten Rembang.

b. Lingkungan nasional

1) Kebijakan nasional terkait kegiatan strategis nasional di

Kabupaten Rembang terutama pembangunan infrastruktur;

2) Kebijakan nasional terkait penerimaan pajak, serta

kemudahan investasi dan berusaha, akan mendorong

pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah

dan PMTB. Strategi yang dapat dilaksanakan agar dapat

berdampak pada kondusifnya perekonomian Kabupaten

Rembang, di sisi lain untuk mencapai pertumbuhan ekonomi

dilakukan antara lain melalui:

a. Peningkatan dan keterpaduan yang sinergis pada

belanja pemerintah pusat, provinsi dan

Kabupaten/kota utamanya untuk mendorong

Page 227: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 214

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

pembiayaan pembangunan pada sektor utama

pendukung PDRB dan pengembangan infrastruktur

sarana dan prasarana pendukung kegiatan

perekonomian yang selanjutnya dapat mendorong

peningkatan pendapatan masyarakat dan berdampak

pada peningkatan konsumsi masyarakat;

b. Dukungan kebijakan pemerintah dan perbankan pada

pengembangan produk UMKM dan IKM Kabupaten

Rembang yang bernilai ekspor disertai dengan

peningkatan kualitas produk;

c. Peningkatan realisasi investasi dan pengembangan

kawasan industri di Kabupaten/kota yang potensial

menyerap banyak tenaga kerja;

d. Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dapat

memberikan pemerataan kesejahteraan pada

masyarakat dan antara wilayah upaya yang telah

dilakukan antara lain: penumbuhan dan

pengembangan berbagai kawasan ekonomi pendukung

pengembangan perwilayahan, pengembangan

infrastruktur lintas wilayah dan sektor industri

pengolahan, pertanian dan pariwisata, dukungan

kebijakan daerah yang sinergis dan menjaga

kondusifitas perekonomian wilayah serta keberpihakan

pada sektor ekonomi riil masyarakat.;

e. Di sisi lain untuk menjaga inflasi Kabupaten Rembang

sebesar 3,5 + 1 % dilakukan upaya menjamin

kelancaran distribusi, ketersediaan pasokan dan

terjaganya ekspektasi positif masyarakat, optimalisasi

informasi ketersediaan bahan kebutuhan masyarakat

(pasokan, harga dan distribusi); meningkatnya

koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di

tingkat Kabupaten/kota; serta sinergisnya dukungan

pembiayaan pembangunan pemerintah pusat, provinsi

dan Kabupaten/kota.

Page 228: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 215

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

3.2.2 Arah Kebijakan

Arah kebijakan merupakan keputusan dari stakeholder sebagai

pedoman untuk mengarahkan perumusan strategi yang dipilih agar

selaras dalam mencapai tujuan dan sasaran pada setiap tahapan

selama kurun waktu lima tahun. Rumusan arah kebijakan

merasionalkan pilihan strategi sehingga memiliki fokus serta sesuai

dengan pengaturan pelaksanaannya. Untuk memudahkan pemahaman

terhadap kesinambungan pembangunan setiap tahun dalam jangka 5

(lima) tahun, terlebih dahulu disederhanakan dalam agenda atau tema

pembangunan setiap tahun di masing-masing tahap. Atas dasar tema

pembangunan inilah disusun arah kebijakan lebih jelas agar RPJMD

mudah dituangkan dalam RKPD. Selanjutnya, tahapan-tahapan

dimaksud dijadikan sebagai dasar dan disesuaikan dengan pentahapan

RKPD. Penekanan fokus atau tema setiap tahun selama periode

RPJMD memiliki kesinambungan dalam rangka mencapai visi, misi,

tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan. Tema tahunan

pembangunan merupakan penekanan fokus perhatian berupa

kebijakan/rencana/program pembangunan tiap tahunnya yang

ditujukan untuk memberikan penekanan terhadap pencapaian visi dan

misi dengan tetap memperhatikan keterpaduan pembangunan

multisektor. Gambaran kebijakan pengelolaan keuangan daerah lima

tahun kedepan ditujukan untuk meningkatkan kinerja pendapatan

daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah.

a. Pendapatan Daerah

Berdasarkan angka 5 tahun yang lalu, pendapatan dilaksanakan

melalui:

1) Intensifikasi:

a) Memantapkan kelembagaan dan sistem operasional

pemungutan pendapatan daerah termasuk kinerja

kualitas sistem pemungutan pendapatan daerah

terutama pelayanan pajak dan retribusi daerah;

b) Membangun sistem data base pendapatan daerah dan

menggunakan teknologi informasi untuk mengurangi

kebocoran pungutan;

c) Meningkatkan kinerja dan menjaga tingkat kesehatan

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk dapat

meningkatkan pendapatan asli daerah;

Page 229: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 216

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

d) Optimalisasi dan pemberdayaan aset potensial daerah;

e) Pengembangan ketrampilan, pengetahuan dan

profisionalisme aparatur.

2) Ekstensifikasi sumber sumber pendapatan daerah:

a) Peningkatan kualitas dan jenis pelayanan umum

kepada masyarakat wajib pajak;

b) Peningkatan kerjasama dengan instansi terkait dalam

rangka optimalisasi penerimaan dana bagi hasil pajak

dan bukan pajak;

c) Penguatan kelembagaan dan sinergitas antar BUMD

dan OPD serta mengembangkan potensi usaha;

d) Kemitraan BUMD dengan dunia usaha, masyarakat

dan perguruan tinggi;

e) Penetapan tarif pajak dan penyesuaian dasar dan

pengenaan pajak daerah;

f) Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk

meningkatkan penerimaan dari Dana Bagi Hasil dan

Dana Perimbangan.

b. Belanja Daerah

Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten Rembang yang

diarahkan:

1. Penanggulangan kemiskinan;

2. Penguatan daya saing ekonomi daerah;

3. Kualitas Hidup dan Daya Saing SDM;

4. Pengelolaan Sumberdaya Alam – Lingkungan Hidup dan

PenanggulanganBencana;

5. Ketahanan Pangan dan Energi;

6. Kesenjangan Wilayah;

7. Tata Kelola Pemerintahan.

c. Pembiayaan Daerah

1. Penerimaan pembiayaan tidak hanya fokus berasal dari Silpa

dan pencairan dana cadangan namun diupayakan melalui

sumber-sumber penerimaan seperti:

a) Penerbitan obligasi daerah;

b) Revitalisasi dan restrukturisasi BUMD dan BLUD;

Page 230: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 217

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

c) Kerjasama pemerintah dengan swasta (KPBU).

2. Proyeksi pengeluaran pembiayaan daerah dikembangkan secara

selektif, efektif dan berimbang antara kebutuhan pembiayaan

pembangunan dan investasi daerah.

3.3 Kerangka Pendanaan

Kerangka Pendanaan adalah bagian dari kerangka keuangan

yang mempunyai keterkaitan dengan kemampuan untuk membiayai

belanja Pemerintah. Penyusunan kerangka pendanaan ini

dimaksudkan untuk mendukung efisiensi dan efektivitas proses

penyusunan rencana kinerja daerah dalam suatu periode, yaitu

terdapat sinkronisasi dan keselarasan antara target pembangunan

daerah yang ingin dicapai dan kemampuan pemerintah untuk

membiayai. Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung

kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk

pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama

lima tahun ke depan.

Mendasarkan pada kebijakan pengelolaan keuangan di atas,

ditetapkan proyeksi APBD Kabupaten Rembang dihitung

menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi nasional meningkat berada pada

angka di atas 5%.

2. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang sesuai

dengan target dalam RPJMN tahun 2020-2024 berada

pada angka di atas 5%.

3. Pendapatan Pajak Daerah naik rata-rata sebesar 10,00%

per tahun.

4. Pendapatan retribusi daerah naik rata-rata 10,00% per

tahun.

5. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan naik

sebesar 15 % per tahun.

6. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah meningkat

sebesar 5% per tahun.

7. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak naik rata-

rata 5 % pertahun.

8. Dana Alokasi Umum (DAU) naik 3% per tahun.

9. Dana Alokasi Khusus (DAK) meningkat 10,00% per tahun.

Page 231: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 218

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

10.Dana bagi hasil pajak dari provinsi naik sebesar 10,00%

per tahun.

Secara rinci APBD pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah

tahun 2020, dan proyeksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan

daerah tahun 2021-2026 disajikan pada Tabel berikut ini.

Page 232: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 219

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 3.4 Proyeksi Pendapatan Kabupaten Rembang Tahun 2021-2026

Sumber : BPPKAD Kabupaten Rembang, Tahun 2020 (data diolah)

Adapun belanja daerah disusun berdasarkan pronsip-prinsip penganggaran berbasis kinerja/money follow programme yang efektif,

efisien, transparan, dan akuntabel, serta mengutamakan belanja publik yang mampu memberikan dampak tinggi untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Proyeksi kebutuhan belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan wajib dan mengikat tahun 2021-2026

sebagaimana pada tabel di bawah ini.

Page 233: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 220

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 3.5 Proyeksi Belanja Wajib dan Mengikat Kabupaten Rembang Tahun 2021-2026

Sumber : BPPKAD Kabupaten Rembang, Tahun 2020 (data diolah)

Page 234: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 221

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 3.6 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2021-2026

Sumber : BPPKAD Kabupaten Rembang, Tahun 2020 (data diolah)

Page 235: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I I I | 222

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 3.7 Proyeksi APBD Kabupaten Rembang Tahun 2021-2026

Sumber : BPPKAD Kabupaten Rembang, Tahun 2020 (data diolah

Page 236: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 223

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

BAB IV

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

Bab ini membahas permasalahan dan isu-isu strategis sebagai hasil analisis Bab

II tentang Gambaran Umum Kabupaten Rembang serta Bab III tentang Gambaran

Keuangan Kabupaten, yang disertasi dengan analisis hasil FGD dan survey.

Permasalahan dan isu-isu strategis disusun sesuai dengan urusan-urusan dalam

penyelenggaraan pemerintahan. Berikut ini penjelasannya secara lebih detail.

4.1. Permasalahan Pembangunan

4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar

1. Pendidikan.

a. Perlunya penguatan peningkatan akses pendidikan bagi siswa miskin

(pemberian beasiswa/darmasiswa untuk siswa miskin) dan berkebutuhan

khusus (sekolah inklusi masih rendah);

b. Perlunya inovasi program darmasiswa dan darmaguru yang memacu

peningkatan kualitas siswa dan guru;

a. Perlunya penguatan keluarga di dalam penerapan pendidikan dan

penguatan nilai-nilai kebangsaan dan spiritualisme;

b. Masih rendahnya Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A dan masih

rendahnya Angka Partisipasi Murni SMP/MTS/Paket B;

c. Masih rendahnya Guru SD/MI dan SMP/MTS yang memenuhi kualifikasi

S1/DIV dan bersertifikat pendidik;

d. Masih rendahnya jumlah Guru SD/MTS yang berstatus PNS berpengaruh

pada kualitas Pendidikan;

e. Perlunya pemantapan infrastruktur pendidikan;

f. Kurang optimalnya pelayanan pendidikan yang ditimbulkan akibat pendemi

COVID 19.

Page 237: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 224

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

2. Kesehatan.

a. Masih tingginya kasus angka kematian ibu dan bayi serta gizi buruk;

b. Perlunya upaya peningkatan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan

pola hidup bersih dan sehat serta menjaga kesehatan lingkungan

(rendahnya desa siaga aktif dan rendahnya tempat umum yang memenuhi

standar kesehatan);

c. Perlunya meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan;

d. Rasio dokter dengan jumlah penduduk yang sangat rendah;

e. Rendahnya jumlah puskesmas yang memiliki jenis tenaga kesehatan yang

lengkap;

f. Perlunya perluasan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

miskin dengan lebih proaktif atau dengan metode ―jemput bola‖;

g. Belum maksimalnya penanganan pendemi COVID 19.

3. Pekerjaan umum dan penataan ruang.

Jalan dan Jembatan

a. Masih tingginya laju tingkat kerusakan jalan sebagai akibat dari

penggunaan sarana prasarana jalan yang tidak sesuai dengan

ketentuan, bencana alam dan kualitas konstruksi yang belum

maksimal. Pada ruas jalan tertentu setiap hari selalu terjadi kelebihan

beban muatan kendaraan (tonase) terutama jalur wilayah penambangan

di Kecamatan Sale, Sedan dan Gunem. Kerusakan jalan terutama terjadi

pada jalur jalan kewenangan propinsi Lasem – Jatirogo terutama di

sekitar Kecamatan Sedan dan Sale serta jalur jalan kewenangan

Kabupaten di Kecamatan Sale, Sedan dan Gunem;

b. Mengingat sebagian besar wilayah Kabupaten Rembang berupa hutan

maka banyak jalan dan jembatan penghubung antar desa/Kecamatan

yang berada di lahan hutan sehingga pembangunannya harus melalui

prosedur kerjasama;

Page 238: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 225

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

c. Masih banyaknya jalan Kabupaten yang belum memenuhi standar lebar

dan kelengkapan jalan lokal primer maupun sekunder sesuai peraturan

yang berlaku;

d. Masih banyaknya jalan-jalan dan jembatan dengan status jalan dan

jembatan Kabupaten dan nonstatus yang belum tertangani;

e. Pembangunan jalan belum terpadu, kesadaran Pemerintah Desa untuk

membangun jalan desa belum maksimal;

f. Kurangnya partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk merasa ikut

memiliki, menjaga, memelihara dan melestarikan prasarana fisik jalan

yang telah dibangun;

g. Keterbatasan personil dan sarana mobilitas penanganan program ke-

PU-an terutama pada jumlah kendaraan, alat berat, perangkat

laboratorium, dan perangkat survey perencanaan;

h. Kurangnya ketersediaan dana untuk mempercepat pmbangunan jalan

dan jembatan;

i. Alokasi dana desa untuk pembangunan jalan belum maksimal;

j. Belum adanya peraturan perundangan (Perda/Perbup) yang terkait

dengan perencanaan dan pengembangan jalan, termasuk didalamnya

regulasi terkait pembagian kewenangan jalan antara pemerintah

Kabupaten dan desa;

Prasarana dan Sumberdaya Air

a. Masih terdapat jaringan irigasi kewenangan Kabupaten dalam kondisi

rusak dan pengelolaan daerah irigasi yang menjadi kewenangan

Kabupaten perlu ditingkatkan;

b. Masih rendahnya proporsi antara kebutuhan dengan ketersediaan air

baku, ada begitu banyak waduk/embung yang perlu dibangun dan

direhabilitasi;

c. Kurang terpadunya pengeleloaan sumber daya air dari hulu hingga hilir

sehingga ketika musim penghujan terjadi banjir di daerah hilir

sedangkan pada musim kemarau mengalami kekeringan;

Page 239: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 226

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

d. Keterbatasan lahan yang dapat dijadikan tampungan air di wilayah

tengah hingga hilir di Kabupaten Rembang.

Air Minum dan Sanitasi

a Keterbatasan air baku sebagai bahan baku air minum;

b Pembangunan sarana air minum masih belum menjangkau semua

wilayah;

c Kurangnya komitmen masyarakat dan pemerintah desa dalam

pengembangan SPAM di wilayahnya;

d Sulitnya merubah perilaku dan kebiasaan masyarakat terkait pelayanan

sanitasi;

e Capaian sanitasi masih merupakan akses dasar belum memenuhi

standar kelayakan;

f Keterbatasan lahan yang tersedia untuk pembangunan Sistem

Pengolahan Air Limbah (SPAL) baik setempat di desa/kelurahan

maupun terpusat di Kecamatan/Kabupaten;

g Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya akses pelayanan air

bersih dan sanitasi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;

h Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat dan

sektor swasta untuk melakukan investasi pengolahan air minum;

i Alokasi dana desa untuk air minum dan sanitasi masih kurang.

Penataan Ruang

a. Belum optimalnya kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap rencana tata

ruang utamanya pada penyediaan RTH perkotaan;

b. Belum optimalnya pengelolaan dan pelestarian kawasan dengan fungsi

lindung;

c. Perlunya optimalisasi pengembangan kawasan budidaya khususnya

pengembangan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) dan

kawasan industri strategis provinsi yang mendukung pelestarian dan

pengelolaan kawasan peruntukan lindung;

Page 240: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 227

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

d. Perlunya peningkatan peran dan fungsi kawasan strategis Kabupaten

sebagai penggerak perekonomian wilayah;

e. Perlunya pemantapan fungsi dan peran kawasan jalur pantai utara

sebagai kawasan cepat tumbuh;

f. Perlunya percepatan fungsi dan peran pembangunan pada kawasan

bagian selatan dalam kerangka keseimbangan dan pemerataan;

g. Perlunya peningkatan dan pengembangan koordinasi, integrasi sinergitas

dan sinkronisasi pemanfaatan ruang dengan perencanaan pembangunan

non kewilayahan;

h. Perlunya peningkatan pelaksanaan instrumen pengendalian pemanfaatan

ruang dalam kerangka tertib tata ruang,

i. Perlunya peningkatan penyelenggaraan penataan ruang berupa

pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan tata ruang.

4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

a. Masih ada kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Rembang

terutama di wilayah pesisir. Kekumuhan itu terjadi karena kondisi sosial

ekonomi masyarakat nelayan yang umumnya rendah, juga adanya

ancaman abrasi dan akresi, serta kondisi lahan pantai yang sulit untuk

dikembangkan sistem drainase yang memadai;

b. Masih terdapat selisih antara jumlah keluarga dengan jumlah rumah /

kekurangan rumah (backlog);

c. Masih banyak rumah yang tidak layak huni;

d. Penataan dan pengembangan kawasan permukiman tradisional belum

dilakukan secara optimal salah satunya di kawasan Kota Lasem;

e. Kurang optimalnya pengelolaan fasilitas umum dan fasilitas sosial di

perumahan seperti air minum, air bersih, sanitasi, air limbah domestik,

dan akses layanan dasar lainnya.

Page 241: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 228

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

5. Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

a. Belum optimalnya pendidikan politik di masyarakat, terutama terkait

pemahaman bahwa politik dapat digunakan untuk menyelesaikan

masalah, berpartisipasi dalam pembangunan, meningkatkan

kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat;

b. Belum adanya kajian pemetaan resiko bencana yang merupakan dasar

penanganan bencana di Kabupaten;

c. Kurangnya pelibatan masyarakat sebagai agen utama dalam

penanggulangan bencana;

d. Perlunya pelibatan aktif masyarakat dalam memelihara keamanan dan

ketertiban.

6. Sosial

a. Perlunya peningkatan pelayanan sosial dasar PMKS dan keterpaduan

penanganan PMKS antar pemerintahan dan antar sektor;

b. Perlunya pengelolaan data dan pemanfaatan Basis Data Terpadu (BDT)

oleh seluruh pemangku kepentingan sebagai dasar penanganan

kemiskinan dan PMKS lainnya;

c. Perlunya penguatan kapasitas Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial

(PSKS) dan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk mendukung usaha

kesejahteraan sosial;

d. Masih rendahnya program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial

Program (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial);

e. Masih rendahnya Eks Penyandang Penyakit Sosial Program (Eks

Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial) yang memanfaatkan hasil

pembinaan;

f. Belum optimalnya penanganan sosial masyarakat miskin akibat pendemi

COVID-19.

Page 242: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 229

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

4.1.2. Urusan Pemerintahan Wajib Bukan Pelayanan Dasar

1. Tenaga Kerja

a. Belum adanya sistem perencanaan dan tata kelola tenga kerja (man

power planning) untuk pembuatan kebijakan dan data base

ketenagakerjaan;

b. Belum adanya system informasi (market place) ketenagakerjaan yang

handal dan efisien;

c. Tingginya jumlah tenaga kerja dengan produktivitas dan kompetensi yang

rendah termasuk pekerja rumahan;

d. Belum optimalnya penempatan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan

dan kompetensi yang dimiliki;

e. Masih banyaknya penduduk yang bekerja pada sector informal;

f. Masih terdapatnya anak putus sekolah yang terpaksa harus bekerja.

2. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

a. Belum optimalnya kesetaraan gender di berbagai bidang (rendahnya

persentase perempuan sebagai anggota DPRD dan di lembaga pemerintah);

b. Masih rendahnya jumlah SDM yang memiliki kualifikasi untuk

melaksanakan program peningkatan perlindungan khusus dan pemenuhan

hak anak;

c. Cakupan desa ramah anak yang baru mencapai 65%;

d. Perlunya pemberdayaan perempuan kepala rumah tangga di bidang

ekonomi dan sosial dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat

miskin dan menurunkan angka kemiskinan.

3. Pangan

a. Belum optimalnya peningkatan skor Pola Pangan Harapan (PPH) di

Kabupaten Rembang.

b. Ketersediaaan dan stabilitas harga pangan sudah sangat baik namun perlu

diperhatikan pemenuhan kebutuhan pangan kelompok masyarakat

miskin/rentan.

Page 243: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 230

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

c. Rendahnya inovasi dan implementasi teknologi dalam bidang pertanian dan

penyediaan bahan pangan.

4. Pertanahan

a. Belum optimalnya pengelolaaan pertanahan;

b. Belum optimalnya penyelesaian pengadaan tanah untuk kepentingan

umum;

c. Banyak sengketa tanah/belum adanya identifikasi aset tanah negara

guna mendukung program strategis pemerintah baik Kabupaten, propinsi

maupun pusat. Salah satunya pembangunan embung, pembangunan

sarana prasarana permukiman, pasar hewan dan reaktifasi kereta api;

d. Belum semua lahan bersertifikat termasuk Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (LP2B).

5. Lingkungan Hidup dan Kebencanaan

Lingkungan Hidup

a. Belum optimalnya kualitas air dan kualitas udara terlihat dari indeks

kualitas air dan indeks kualitas udara;

b. Masih kurangnya layanan persampahan dan masih rendahnya

pengurangan sampah melalui ketersediaan TPA, TPST dan TPS 3R;

c. Kurang optimalnya pengawasan dan pemantauan terhadap pengelolaan

lingkungan dan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktifitas

usaha;

d. Kurangnya pemenuhan ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah perkotaan;

e. Masih kurangnya penanganan lahan kritis, konservasi mata air dan

resapan air;

f. Masih banyaknya limbah dari hasil proses pengolahan ikan yang belum

tertangani;

g. Kurangnya ketersediaan dokumen Perencanaan Lingkungan Hidup.

Page 244: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 231

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Kebencanaan

a. Belum optimalnya pencegahan dan kesiapsiagaan bencana;

b. Belum optimalnya penanganan darurat dan logistik bencana;

c. Masih terbatasnya kapasitas rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana

sebagai upaya penanggulangan bencana;

d. Masih terbatasnya kapasitas dan upaya penanganan longsor, kekeringan

dan abrasi pantai.

6. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan tertib administrasi

kependudukan dan pencatatan sipil dengan baik diantaranya

kepemilikan akta kelahiran, akta perkawinan, dan akta perceraian;

b. Rendahnya konsistensi penggunaan data kependudukan sebagai rujukan

dalam berbagai sektor pembangunan;

c. Kurangnya inisiatif untuk jemput bola dalam pelayanan administrasi

kependudukan;

d. Perlunya optimalisasi penggunaan teknologi berbasis digital dalam

pelayanan kependudukan.

7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a. Belum semua masyarakat dan desa memiliki kemampuan, pengetahuan

dan keterampilan yang sama untuk mendapatkan akses terhadap manfaat

aset milik negara, pengetahuan, teknologi, alat produksi, modal dan pasar,

serta akses terhadap sumber sumber daya keuangan;

b. Belum optimalnya perkembangan dan pemberdayaan lembaga ekonomi dan

peran masyarakat desa dalam mengembangkan potensi dan nilai kearifan

lokal dan kawasan untuk meningkatkan kesejahteraannya;

c. Belum optimalnya kesadaran dan upaya bagi masyarakat untuk

berwirausaha;

d. Rendahnya keterlibatan masyarakat miskin dan rentan, kelompok

perempuan, dan kelompok/forum anak dalam pembangunan desa.

Page 245: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 232

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

a. Kurangnya penggerakan masyarakat untuk sadar ber-KB dan perlunya

peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

b. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap Keluarga Berencana;

c. Rendahnya rasio akseptor KB;

d. Tingginya cakupan usia subur dengan usia istri di bawah 20 tahun;

e. Rendahnya jumlah sumber daya manusia penyuluh KB (PLKB) .

9. Perhubungan

a. Kurangnya pembangunan prasarana dan ketersediaan fasilitas

perlengkapan jalan dan fasilitas lalu lintas seperti pengujian kendaraan

bermotor, rambu, marka dan lain-lain;

b. Kurang maksimalnya pengembangan dan keselamatan perhubungan

melalui pengembangan teknologi dan keselamatan. Perlu dukungan sarana

dan prasarana penunjang keselamatan lalu lintas;

c. Belum maksimalnya pelayanan angkutan, lalu lintas dan unit pelayanan

teknis;

d. Kurangnya pengelolaan dan manajemen lalu lintas jalan;

e. Belum optimalnya fungsi terminal yang sudah ada;

f. Tingginya potensi kerawanan kecelakaan dan kemacetan lalu lintas pada

ruas jalan nasional, khususnya di jalur Pantura;

g. Belum adanya pemantauan lalu lintas secara otomatis untuk meminimalisir

pelanggaran lalu lintas yang terjadi;

h. Terbatasnya pengembangan infrastruktur perhubungan strategis yang

merupakan kewenangan Pusat dan Provinsi salah satunya adalah

Pelabuhan Rembang sebagai pelabuhan pengumpul dalam RIPN;

i. Belum terpenuhinya kelengkapan jalan di jalan kewenangan pusat dan

propinsi;

j. Belum adanya sistem perencanaan transportasi yang terkoneksi dan

terintegrasi antarmoda angkutan penumpang yang menghubungkan

konektivitas antar wilayah.

Page 246: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 233

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

10. Komunikasi dan Informatika

a. Perlunya optimalisasi penggunaan sistem informasi tatakelola

pemerintahan dan pelayanan publik (e-Government) secara lengkap, aman,

terintegrasi, dan terkelola dengan baik serta akuntabel pada semua

perangkat daerah;

b. Belum optimalnya penerapan konsep smart village and city;

c. Belum optimalnya penerapan aplikasi Sistem Informasi Manajemen

Perencanaan, Penganggaran dan Pelaporan (SIMRAL);

d. Kurangnya SDM yang memiliki kompetensi di bidang IT dan perlunya

memperkuat SDM dalam pengelolaan e-Government yang aman,

terintegrasi, dan tata kelola yang baik dan akuntabel;

e. Belum optimalnya penyebarluasan data dan informasi kepada masyarakat;

f. Belum optimalnya jaringan dan pemanfaatan IT di tempat umum dan

strategis (hotspot area).

11. Koperasi dan UKM

a. Perlunya peningkatan upaya untuk mendorong petumbuhan UKM karena

mayoritas industari pengolahan adalah UKM. Tahun 2018 pertumbuhan

agregat industry pengolahan adalalah 6,81% namun UKM yang menjadi

bagian dari industry ini hanya tumbuh 2.14%;

b. Perlunya peningkatan upaya untuk meningkatkan jumlah dan peran

koperasi aktif, karena sejak 2017 jumlah aktif mengalami trend penurunan

dari 316 menjadi 186 di tahun 2019;

c. Belum optimalnya pemasaran produk koperasi dan UMKM;, sehingga perlu

upaya pembuatan pemasaran produk secara online.

12. Penanaman Modal

a. Belum optimalnya realisasi penanaman modal, terutama terlihat dengan

realiasi LOI yang menurun di tahun 2019;

Page 247: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 234

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

b. Belum optimalnya investasi agar terdapat trend peningkatan jumlah

investasi, penyediaan pekerjaan, dan pendapatan daerah;

c. Kurangnya promosi peluang penanaman modal Kabupaten, penyediaan

informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan, dan fasilitasi

pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan.

13. Kepemudaan dan Olahraga

a. Masih rendahnya jumlah organisasi kepemudaan yang mendapatkan

pembinaan;

b. Masih rendahnya jumlah organisasi pemuda yang mendapatkan pelatihan

dan fasilitasi manajemen/kewirausahaan;

c. Belum optimalnya prestasi atlet di tingkat provinsi, nasional dan

internasional;

d. Kurang dan belum memadainya kapasitas dan kondisi sarana dan

prasarana olahraga sesuai standar;

e. Belum optimalnya kesinambungan pembibitan dan pembinaan atlet serta

rendahnya kemitraan dengan stakeholder;

f. Belum adanya pola pembinaan keminatan (hobi) masyarakat yang positif

untuk mewujudkan pola hidup yang sehat dan sejahtera.

14. Statistik

a. Belum adanya system informasi statistik berbasis teknologi informasi yang

handal dan up to date untuk keperluan data base dan pembuatan

kebijakan;

b. Belum optimalnya ketersediaan dan validitas data dan informasi statistik

sektoral;

c. Belum link and match antara data yang tersedia dengan dinamika

kebutuhan pembangunan;

d. Belum optimalnya sistem informasi satu data melalui aplikasi satu data

(single data) yang dapat diakses masyarakat dengan mudah.

Page 248: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 235

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

15. Persandian

a. Kurangnya kompetensi SDM yang menangani persandian dari aspek

kuantitas dan kualitas personil;

b. Masih kurangnya pelayanan sistem dan sarana prasarana untuk

menangkal dan menjaga keamanan sistem.

16. Kebudayaan

a. Belum adanya event budaya Rembang yang direkognisi pada level nasional

dan internasional;

b. Rendahnya program pengelolaan budaya secara professional;

c. Terbatasnya ruang publik untuk pengembangan kesenian lokal dan

kebudayaan;

d. Kondisi sarana prasarana dan pengelolaan cagar budaya yang belum

optimal untuk menjadi sebuah tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, pariwisata, pelestarian dan pengembangan nilai budaya lokal;

e. Rendahnya pembinaan kesenian masyarakat.

17. Perpustakaan

a. Perlunya peningkatan dan optimalisasi pelayanan perpustakaan dalam

mendukung peningkatan minat baca masyarakat;

b. Terbatasnya jumlah perpustakan, dan tenaga kepustakaan;

c. Perlunya membangun pelayanan perpustakaan berbasis teknologi digital.

18. Kearsipan

a. Perlunya peningkatan dan optimalisasi penyelamatan/pelestarian arsip

daerah sebagai upaya peningkatan kinerja penyelenggaran pemerintah

daerah, dan sarana prasarana yang belum memadai.

Page 249: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 236

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

4.1.3. Urusan Pemerintahan Pilihan

1. Kelautan dan Perikanan

a. Belum optimalnya produksi perikanan budidaya; sejak tahun 2015

produksinya terus mengalami tren turun;

b. Belum optimalnya produksi perikanan tangkap akibat adanya regulasi

pemerintah terutama yang terkait dengan cantrang;

c. Belum optimalnya upaya peningkatan nilai tambah melalui pengolahan

hasil perikanan.

2. Pariwisata dan Industri Kreatif

a. Belum adanya upaya pemasaran pariwisata dan industry kreatif secara

online;

b. Belum optimalnya pengembangan DTW karena tidak ada tambahan obyek

wisata unggulan sejak tahun 2013;

c. Rendahnya tingkat hunian dan rata-rata menginap hotel, di bawah rata-

rata Jawa Tengah;

d. Belum optimalnya branding wisata kuliner daerah.

3. Pertanian

a. Rendahnya ketersediaaan air dan rendahnya curah hujan di Kabupaten

Rembang mengakibatkan fluktuasi produksi pertanian terutama padi dan

jagung sehingga membuat usaha pertanian kurang optimal;

b. Nilai tukar petani yang relatif rendah;

c. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian;

d. Menurunnya minat dan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor

pertanian;

e. Belum optimalnya nilai tambah produk pertanian;

f. Rendahnya inovasi dan penerapan teknologi dalam bidang usaha

pertanian.

Page 250: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 237

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

4. Perdagangan

a. Menurunnya jumlah pasar desa, rata-rata 2 buah per tahun;

b. Meningkatnya jumlah pasar swalayan dan toko retail modern;

c. Rendahnya pertumbuhan kegiatan perdagangan.

5. Industri

a. Belum optimalnya klaster dan pendaftaran industri berbasis produk

unggulan;

b. Belum optimalnya pertumbuhan sentra-sentra industri;

c. Pertumbuhan pelaku industri belum optimal;

d. Belum optimalnya inovasi teknologi industri.

6. Transmigrasi

Terbatasnya kuota dan lokasi penempatan transmigrasi dibanding dengan

animo calon transmigran.

4.1.4. Fungsi Penunjang Pemerintahan

1. Perencanaan

a. Perlunya meningkatkan kualitas perencanaan seiring dengan dinamika

peraturan dan masyarakat yang selalu berkembang;

b. Sistem informasi perencanaan pembangunan yang belum sepenuhnya

dapat menjawab tantangan akuntabilitas kinerja;

c. Perlunya meningkatkan kualitas proses evaluasi perencanaan

pembangunan sebagai feed back dalam proses pembangunan daerah;

d. Perlunya memperkuat SDM yang kapabel di bidang perencanaan.

2. Keuangan

a. Perlunya optimalisasi inventarisasi asset daerah dan pemanfaatan asset

dalam rangka peningkatan pendapatan daerah;

b. Perlunya penguatan sinkronisasi perencanaan, implementasi dan

pengawasan di sistem keuangan daerah.

Page 251: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 238

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

3. Kepegawaian

a. Perlunya optimalisasi pemetaan, penilaian, dan pengembangan

kompetensi ASN sebagai dasar dalam pengembangan kompetensi dan

karir ASN;

b. Perlunya penguatan sistem penilaian kinerja ASN;

c. Perlunya inovasi kebijakan untuk mendorong kinerja ASN meningkatan

kedisplinan ASN serta meningkatkan kualitas kinerja ASN.

4. Pengawasan

a. Perlunya peningkatan kualitas APIP dalam menjalankan fungsi-fungsi

pengawasan internal pemerintah;

b. Perlunya peningkatan kualitas kinerja di bidang pengawasan yang

berdampak dalam perbaikan akuntabilitas pemerintahan.

4.2. Isu Strategis

Berdasarkan hasil analisis permasalahan pembangunan daerah pada

masing-masing bidang urusan sesuai dengan kondisi objektif daerah, serta

kesepakatan dari para pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan

daerah, maka diketahui permasalahan utama Kabupaten Rembang yakni

―Belum optimalnya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Rembang‖. Masalah

utama tersebut dirumuskan menjadi 7 (tujuh) masalah pembangunan

Kabupaten Rembang sebagai berikut:

1. Perlunya Penguatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan;

2. Kualitas Sumberdaya Manusia yang belum memiliki daya saing yang

optimal serta pelayanan dasar yang masih memerlukan peningkatan;

3. Masih Tingginya Angka Kemiskinan;

4. Masih rendahnya ketersediaan air baku;

5. Belum optimalnya pengendalian tata ruang dan perlunya pemantaban

penyediaan infrastruktur;

6. Perlunya penguatan inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada

sektor perekonomian;

Page 252: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 239

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

7. Meningkatnya Ancaman Krisis akibat Bencana Alam, Perubahan Iklim

dan Penyakit Menular (Wabah, Epidemic, dan Pandemic).

4.2.1. Isu Strategis dalam Kajian Teknokratik RPJMN

1. Menurunkan Angka Kemiskinan

Realisasi persentase penduduk miskin pada tahun 2019 adalah sebesar

14,95%. Angka ini turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 15,41% pada

tahun 2018. Namun pencapaian tersebut masih dibawah target RPJMD yang pada

tahun 2019 ditetapkan sebesar 14,5%.

2. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan

Aparatur sebagai pelayan publik dituntut untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat dengan prima. Oleh karena itu diperlukan manajemen

sumber daya manusia yang berkualitas, dimana salah satunya melalui penerapan

sistem merit. Penerapan sistem merit di Kabupaten Rembang sendiri masih perlu

di tingkatkan dan dioptimalkan lagi, mengingat masih cenderung terbatas pada

sistem mutasi dan rotasi. Disatu sisi pengadaan calon aparatur sipil kedepan juga

perlu menjadi perhatian mengingat adanya bencana Covid-19 sehingga diperlukan

sistem perekrutan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ada. Disisi

lain keterbukaan dan transparansi informasi serta komunikasi menjadi penting

dalam membangun bentuk pelayanan publik yang prima.

Ruang pengaduan masyarakat harus lebih semakin terbuka, guna

meningkatkan nilai aparatur sebagai pelayan bagi masyarakat. Maka

pengembangan teknologi menjadi hal yang sangat penting sebagai instrument

komunikasi antara pemerintah dan masyarakat terlebih lagi dengan adanya

bencana Covid-19 yang mengharuskan pemenuhan sarana dan prasarana

pengembangan teknologi dalam mendukung pemanfaatan teknologi agar lebih

optimal.

Selain itu pelayanan perijinan, kemudahan berusaha, pelayanan

administrasi kependudukan, hingga pelayanan pendidikan dan kesehatan juga

harus semakin ditingkatkan. Akuntabilitas kinerja pembangunan juga menjadi

satu kriteria menuju tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Akuntabilitas

Page 253: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 240

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

kinerja dibangun sejak proses perencanaan dan penganggaran, hingga

implementasi. Dalam rangka mempertahankan kinerja akuntabilitas daerah,

Pemerintah Kabupaten Rembang akan terus meningkatkan kinerja, yang dimulai

dari proses perencanaan dalam menentukan tujuan, sasaran, program, kegiatan

pembangunan daerah, beserta indikator kinerjanya agar relevan, selaras, dan

konsisten. Dari tahun 2016-2019 nilai akuntabilitas di Kabupaten Rembang

(SAKIP) masih CC, hal ini mengindikasikan perlu ditingkatkannya tata kelola

pemerintahan.

3. Meningkatkan Inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor

perekonomian

Sebagai salah satu sektor unggulan dan penyumbang PDRB yang besar,

sektor pertanian menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang.

Persoalan terjadi saat ini adalah justru sektor pertanian makin terdesak dan

menurun kontribusinya pada PDRB dari tahun ke tahun. Selain itu, persoalan

lain adalah makin kurangnya minat angkatan kerja yang menekuni sektor

pertanian, dan memilih untuk bekerja di sektor industri serta perdagangan. Hal

tersebut didukung dengan semakin terbatasnya lahan pertanian karena

meningkatnya permintaan perubahan fungsi lahan pertanian menjadi lahan

permukiman dan industri. Persoalan sektor pertanian sudah seharusnya menjadi

perhatian utama dalam pembangunan Kabupaten Rembang kedepan.

Hal tersebut dikarenakan pertama, sebagian besar masyarakat bekerja di

sektor pertanian, meskipun kecenderungannya semakin menurun dan yang

tersisa adalah petani usia tua. Kedua, dinamika sektor pertanian masih terbatas

karena penggunaan teknologi yang belum begitu maju. Ketiga, sebagian besar

penduduk yang dikategorikan hidup dalam garis kemiskinan adalah masyarakat

petani. Keempat, infrastruktur yang mendukung proses produksi dan pemasaran,

seperti irigasi serta transportasi dan komunikasi belum memadai. Kelima,

terbatasnya akses pada informasi pasar. Sebagian besar petani belum memiliki

atau menggunakan teknologi untuk pertukaran informasi tentang kebutuhan dan

harga-harga komoditas di pasar. Kondisi tersebut kemudian pada akhirnya

menyebabkan nilai tukar petani dan nilai tukar nelayan rendah.

Page 254: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 241

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

4. Memantapkan pengendalian tata ruang dan penyediaan infrastruktur

Belum optimalnya kinerja penataan ruang dan pelayanan infrastruktur

menjadi permasalahan di Kabupaten Rembang. Aspek penataan ruang dan

penyediaan infrastruktur dasar menjadi permasalahan pokok karena belum

meratanya kuantitas dan kualitas infrastruktur untuk mendorong percepatan

pembangunan perekonomian daerah. Adanya kesenjangan penyediaan

infrastruktur ini mengakibatkan adanya kesenjangan pembangunan antara

Wilayah Rembang bagian Utara dengan Wilayah Rembang bagian Selatan-Barat

dan Selatan-Timur.

Penyediaan infrastruktur yang tidak merata juga mendorong terfokusnya

pertumbuhan perkotaan sepanjang koridor Pantai Utara yang menyebabkan

pengembangan wilayah tidak merata. Selain kemerataan penyediaan

infrastruktur, keterpaduan pemanfaatan ruang juga masih cukup rendah, seperti

jaringan transportasi, sumber daya air, telekomunikasi dan prasarana lingkungan

permukiman dan fasilitas ekonomi, sosial lainnya seperti pasar, sarana

kesehatan, sekolah, sentra-sentra produksi sehingga berdampak pada

keterlambatan akses dan pelayanan.

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital

untuk mempercepat proses pembangunan daerah. Infrastruktur juga memegang

peranan penting sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Laju

pertumbuhan ekonomi suatu daerah tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan

infrastruktur. Pengembangan infrastruktur merupakan salah satu faktor kunci

keberhasilan pembangunan secara keseluruhan. Hal ini mengingat dampaknya

hampir mempengaruhi indikator kunci keberhasilan pembangunan dasar, baik

pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi.

Mengingat RPJMD 2021-2025 ini merupakan fase terakhir dari RPJPD

2005-2025, maka fase pengendalian dan penyediaan infrastruktur mencakup fase

pemantapan. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur berkualitas dengan

kapasitas yang memadai dan merata merupakan faktor penting untuk mendorong

konektivitas antarwilayah sehingga dapat mempercepat dan memperluas

pembangunan ekonomi. Kualitas dan kapasitas infrastruktur yang memadai akan

Page 255: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 242

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

memperlancar konektivitas, menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik

sehingga dapat meningkatkan daya saing produk dan mempercepat laju

pertumbuhan ekonomi, sehingga wilayah Kabupaten Rembang akan mampu

menjadi wilayah yang tangguh, produktif dan berkelanjutan.

Pembangunan infrastruktur lainnya yang menjadi perhatian pemerintah

Kabupaten Rembang adalah akses air baku bagi lingkungan perumahan dan

kawasan permukiman. Kabupaten Rembang perlu memprioritaskan perluasan

akses air minum, menghilangkan kawasan permukiman kumuh, dan

memantabkan akses sanitasi layak, yang harus dicapai oleh Kabupaten pada

tahun 2025. Kabupaten Rembang memiliki persentase rumah tangga kumuh yang

cukup tinggi. Hal ini menjadi perhatian khusus untuk mencapai target bebas

kawasan kumuh.

Permasalahan lain yang menjadi perhatian adalah terkait dengan

penyelenggaraan penataan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang melingkupi

pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan. Sebagai satu kesatuan,

penyelenggaraan penataan ruang harus dilakukan secara terpadu agar terjadi

koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi pada berbagai tingkatan antar

pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten. Pengaturan

penataan ruang dengan tersedia dan terpenuhinya norma, standar, pedoman dan

manual bisa menjembatani kepentingan antartingkat pemerintahan, antarsektor,

antarwilayah sehingga terjadi proses pembangunan yang berkelanjutan di

Rembang. Pembinaan berupa sosialiasai, pendikan, pelatihan dari pemerintah ke

pemerintah daerah dan masyarakat dapat meningkatkan pemahaman dan

kesadaran tentang tata ruang.

Pelaksanaan penataan ruang berupa penyusunan rencana tata ruang

beserta rencana rinci sekaligus evaluasinya akan menjamin arah pembangunan

berbasis spasial dengan menggerakkan sektor-sektor sebagai kegiatan untuk

mengisi peruntukan ruang sesuai ketentuan sehingga produktivitas dan

keberlanjutan bisa dilaksanakan secara aman, dan nyaman bagi semua

pemangku kepentingan. Termasuk menjamin percepatan pembangunan

Kabupaten Rembang sebagai gerbang pertumbuhan di wilayah timur Jawa

Page 256: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 243

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tengah. Melalui pengawasan penataan ruang, perencanaan dan pelaksanaan

dapat diarahkan pada kebijakan, rencana dan program yang sudah ditentukan

sehingga tertib tata ruang terwujud.

Penataan ruang melalui perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan

pengendalian pemanfaatan ruang yang baik menjadi salah satu tolok ukur yang

menentukan keberhasilan pengembangan wilayah. Ketaatan pemanfaatan ruang

merupakan hal yang menjadi perhatian bagi Pemerintah Kabupaten Rembang.

5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Kualitas Sumber Daya Manusia dapat diketahui dari IPM yang dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain besarnya pengeluaran perkapita, Rata-rata Lama

Sekolah (RLS), Harapan Lama Sekolah (HLS), Tingginya Angka Kematian Bayi dan

Angka Kematian Balita serta Usia Harapan Hidup (UHH). Rata-rata lama sekolah

di Kabupaten Rembang selama lima tahun terakhir tumbuh 0,72%. Pada tahun

2018, penduduk Kabupaten Rembang rata-rata hanya menempuh pendidikan

hingga kelas VII (SMP kelas I). Berdasarkan data statistik tren kematian Bayi dan

Balita mengalami kenaikan. Angka kematian bayi tahun 2018 naik menjadi 149

kasus, dari tahun sebelumnya sebesar 135 kasus. Sedangkan untuk angka

kematian balita trennya cenderung mengalami kenaikan meskipun fluktuatif.

Pada tahun 2018 angka kematian balita sebesar 170 kasus naik dibandingkan

tahun sebelumnya (2017) sebanyak 158 kasus.

4.2.2. Isu Strategis RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019-2024

Isu Strategi RPJMD Provinsi Jawa Tengah dalam RPJMD Tahun 2019-2024

adalah sebagai berikut :

1. Kesenjangan wilayah.

2. Penanggulangan Kemiskinan.

3. Peningkatan kualitas dan daya saing sumberdaya manusia

4. Keberlanjutan Pembangunan dengan Memperhatikan Daya Dukung

Lingkungan dan Kelestarian Sumber Daya Alam.

5. Kedaulatan pangan dan energi.

6. Tata kelola pemerintahan dan kondusivitas wilayah.

Page 257: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 244

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

4.2.3 Isu Pembangunan Kabupaten Rembang 2021 – 2025 Tantangan

Pembangunan dalam RPJPD Kabupaten Rembang 2005-2025

Berdasarkan kondisi umum yang ada di Kabupaten Rembang, terdapat

beberapa permasalahan penting atau isu strategis pembangunan yang perlu

menjadi perhatian dalam periode tahun 2005-2025 sebagai berikut:

1. Kemiskinan, pengangguran dan rendahnya kualitas SDM

Sejalan dengan trend pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat

dalam lima tahun terakhir, maka pembangunan yang akan datang masih

dihadapkan pada permasalahan kemiskinan, pengangguran, dan kualitas SDM

masyarakat yang kurang siap bersaing di era global yang makin kompetitif

mengingat secara umum kondisi masyarakat Kabupaten Rembang berada di

bawah garis kemiskinan. Dari pemetaan wilayah kemiskinan di Kabupaten

Rembang, sebaran kemiskinan cenderung lebih banyak muncul pada daerah -

daerah yang mengandalkan potensi agraris seperti Kecamatan Gunem, Sumber,

Bulu, Sulang, Pamotan dan Sedan dengan indikator persentase keluarga pra

sejahtera di atas 60 persen pada tahun 2005.

Kemiskinan masih merupakan persoalan mendasar yang perlu ditangani.

Persoalan kemiskinan yang terus berlangsung berimplikasi pada munculnya

persoalan lain berupa peningkatan jumlah pengangguran, rendahnya

pertumbuhan ekonomi di sektor riil, terpuruknya kualitas sumber daya manusia

yang ada, rendahnya akses masyarakat ke berbagai layanan publik, dan bahkan

hilangnya kesempatan kelompok masyarakat miskin untuk memperbaiki taraf

kehidupannya. Penanganan persoalan kemiskinan seolah tak kunjung tuntas

disebabkan akar kemiskinan bukan hanya sekedar bersumber pada kelemahan

dari kelompok masyarakat miskin itu sendiri, tetapi juga karena faktor-faktor

struktural yang membuat sebagian anggota atau kelompok masyarakat tertentu

mendominasi sarana ekonomi, sosial, politik dan budaya.

Struktur ini menyebabkan tidak adanya pemerataan, tidak berkembangnya

kualitas dan daya kreasi rakyat dalam pelaksanaan pembangunan serta

terpinggirkannya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.

Kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih dari krisis bukan saja

Page 258: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 245

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

menyebabkan berkurangnya kesempatan kerja serta ambruknya sejumlah usaha

mandiri yang ditekuni masyarakat, tetapi juga menyebabkan terjadinya proses

perluasan dan pendalaman kemiskinan. Akibat kualitas SDM yang masih rendah,

dengan rata -rata lama sekolah di bawah 10 tahun pada jenjang pendidikan dasar

dan belum ditunjang dengan ketrampilan dan kecakapan serta keahlian yang

profesional, seringkali menyebabkan tenaga kerja yang ada tidak sesuai dengan

kebutuhan pasar kerja.

Namun dengan melihat berbagai parameter kependudukan yang mengalami

perbaikan diharapkan mampu menjadi modal dasar yang sangat penting dalam

pembangunan daerah. Pada bidang kesehatan terjadi kecenderungan

meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian bayi,

menurunnya penderita balita gizi buruk, meningkatnya kesadaran dan peranserta

masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

Pada bidang pendidikan terjadi kecenderungan peningkatan akses

pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan

mutu, relevansi dan daya saing pendidikan serta peningkatan tata kelola dan

pencitraan publik. Di bidang keagamaan, sejalan dengan derasnya arus

globalisasi yang didorong dengan kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi,

masyarakat Kabupaten Rembang sebagai masyarakat yang religius dan memiliki

toleransi yang cukup tinggi antar umat beragama, diharapkan menjadi modal

sosial yang sangat penting dan potensial dalam pengembangan sumber daya

manusia yang berkualitas.

Untuk itu dalam menangani kemiskinan dan meningkatkan posisi tawar

masyarakat miskin terhadap semua bentuk eksploitasi dan superordinasi, yang

dibutuhkan adalah kesempatan dan makin terbukanya akses masyarakat miskin

terhadap berbagai sumber permodalan dan peluang usaha tanpa dibebani dengan

persyaratan yang menyulitkan dan peluang-peluang sosial yaitu kesempatan

masyarakat miskin melakukan mobilitas sosial-ekonomi produktif secara vertikal

maupun horisontal melalui pemenuhan kebutuhan dasar dengan tanpa

diskriminasi gender sehingga memberikan peluang bagi masyarakat untuk

mendapatkan kesempatan kerja baik di dalam maupun diluar daerah.

Page 259: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 246

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Selain itu dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia,

seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan menguatnya

pelaksanaan desentralisasi, tuntutan terhadap kinerja pelayanan publik yang

prima berbasis pada partisipasi masyarakat serta pelaksanaan asas dan norma

tata pemerintahan yang baik, menjadi tantangan di masa depan guna memenuhi

tingkat kepuasan masyarakat.

2. Belum Optimalnya Pengelolaan Sumberdaya Alam yang Berkelanjutan

Sumberdaya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Rembang tergolong

melimpah, untuk itu pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam agar

dioptimalkan guna menunjang pembangunan di segala bidang. Dengan garis

pantai yang tergolong terpanjang di Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Rembang

memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar dan beragam

khususnya perikanan tangkap dan perikanan budidaya dengan tingkat produksi

yang meningkat dari tahun-ke tahun. Potensi wilayah pesisir dan lautan seperti

kawasan mangrove, terumbu karang dan pulau-pulau kecil di Kabupaten

Rembang juga sangat potensial untuk dikembangkan menjadi pariwisata bahari

terpadu.

Sementara itu, pertanian merupakan contributor contributor terbesar

penyumbang PDRB Kabupaten Rembang dengan produksi dan produktivitas yang

cenderung meningkat selama kurun waktu lima tahun mengindikasikan bahwa

sektor ini memiliki kekuatan sebagai penyedia lapangan kerja potensial sekaligus

berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya di perdesaan.

Selain itu, sebagian wilayah Kabupaten Rembang yang merupakan pegunungan

kapur menambah potensi sumberdaya alam yang dimiliki Kabupaten Rembang

khususnya bahan galian golongan C. Luas hutan yang menutupi hampir

seperempat wilayah Kabupaten Rembang juga merupakan sumberdaya yang

potensial untuk dikelola, tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi tetapi juga

fungsinya sebagai penopang sistem ekologi kehidupan.

Selain potensi yang dimiliki, pengelolaan sumberdaya alam juga

menghadapi berbagai kelemahan. Kajian, studi maupun survey potensi

sumberdaya alam tersebut masih tergolong minim. Pembangunan antar wilayah

Page 260: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 247

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

juga masih terlihat belum terpadu, belum terbangun simpul-simpul keterkaitan

dan cenderung parsial. Hal ini yang menyebabkan kurang terintegrasinya

pembangunan perekonomian antar wilayah di Kabupaten Rembang sebagai satu

kesatuan yang matang dan solid.

Regulasi yang mengatur pemanfaatan sumberdaya alam sehingga tercapai

keberlanjutan pengelolaan sumberdaya alam juga belum sepenuhnya ada dan

dilaksanakan. Konflik kepentingan antar berbagai sektor juga merupakan

kelemahan yang masih saja terjadi, hal ini menyebabkan terjadinya tumpang

tindih (overlapping) pengelolaan sumberdaya alam yang pada akhirnya

mengakibatkan menurunnya daya dukung lahan.

Melihat situasi perdagangan yang ada, Kabupaten Rembang berpeluang

untuk meningkatkan ekonominya dengan memperbaiki daya saing produknya,

tidak lagi hanya menjual produk dalam bentuk bahan baku tetapi dapat

ditingkatkan menjadi barang jadi ataupun setengah jadi melalui pengembangan

industri pengolahan baik skala kecil, menengah maupun besar. Dengan demikian,

nilai tambah yang dihasilkan akan dapat berdampak positif bagi peningkatan

ekonomi masyarakat Rembang, penyerapan tenaga kerja dan meminimalisasi

eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan. Pasar industri nasional dan

internasional dengan permintaan produk berkualitas baik yang semakin

meningkat juga merupakan peluang tersendiri yang harus segera ditangkap

dengan memperbaiki kapabilitas dan daya saing industri pengolahan di

Kabupaten Rembang.

Selain itu, penting untuk semakin menguatkan perspektif keberlanjutan

dalam pengelolaan sumber daya alam untuk menjaga keseimbangan lingkungan

hidup. Dengan demikian, aktivitas pengelolaan sumber daya alam tidak sekedar

mengeksploitasi kekayaan alam semata, namun bisa diupayakan pengelolaan

yang mengutamakan prinsip-prinsip keberlanjutan, sebagaimana diamanatkan

oleh SDGs.

Sementara itu kondisi iklim di Kabupaten Rembang yang tergolong kering

sering menyebabkan terjadinya krisis air setiap tahunnya. Kondisi kekurangan air

baku di Kabupaten Rembang ini berpengaruh terhadap produktivitas lahan

Page 261: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 248

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

pertanian, yang jika tidak mendapatkan perhatian pemecahan akan mengganggu

stabilitas swasembada pangan (beras) yang telah di capai oleh Kabupaten

Rembang. Sebagian besar kepemilikan atau penguasaan lahan di bidang

pertambangan belum dimanfaatkan secara optimal oleh pengembang atau

investor yang telah mengantongi ijin eksplorasi maupun eksploitasi. Di samping

itu penerapan teknologi dalam pengolahan sumberdaya alam masih belum

optimal.

3. Kualitas dan kuantitas infrastruktur serta pengembangan wilayah belum

memadai

Posisi geografis Kabupaten Rembang yang strategis yang dilalui jalan

Pantura Pulau Jawa yang merupakan jalan negara yang telah terkoneksi dengan

jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten sekitar maupun jaringan jalan

Kabupaten yang telah menghubungkan di semua wilayah Kecamatan dan desa

merupakan infrastruktur pokok sebagai satu kesatuan sistem transportasi

nasional, sistem transportasi wilayah maupun sistem transportasi lokal dalam

mendorong pertumbuhan wilayah. Kondisi eksisting di sepanjang koridor jalan

Pantura telah berkembang berbagai aktifitas ekonomi seperti industri, jasa,

perdagangan maupun perhubungan darat dan perhubungan laut.

Adanya infrastruktur jaringan jalan dan jembatan yang didukung

infrastruktur pendukungnya seperti ketersediaan air baku, energi listrik dan

telekomunikasi menjadikan kekuatan untuk pengembangan potensi pantai

sepanjang 63.5 km melalui pembangunan pelabuhan perikanan pantai dan

pelabuhan umum yang dipadukan dengan pengembangan industri pengolahan

berbasis pertambangan, pertanian dan perkebunan maupun perikanan dan

kelautan.

Kondisi Kabupaten Rembang yang cepat tumbuh pada bagian pantai utara

ini menimbulkan kesenjangan dengan wilayah bagian selatan. Konsentrasi

aktvitas di pantai utara mempercepat pertumbuhan kawasan melalui mekanisme

pasar, sementara wilayah bagian selatan yang mobilitas angkutan barang dan

manusia relatif terbatas berkembangan relatif lambat dan untuk itu memerlukan

Page 262: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 249

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

insentif berupa alokasi pembangunan secara afirmatif fiskal ke bagian wilayah

selatan, agar terjadi pemerataan.

Di sisi lain terkait pembangunan infrastruktur wilayah masih dihadapkan

beberapa kelemahan seperti masih kurang optimalnya pengaturan dalam

pembangunan infrastruktur, kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan permukiman masih kurang, kondisi infrastruktur permukiman

seperti air minum, drainase, persampahan maupun air limbah belum memadai,

infrastruktur pelabuhan masih kurang maupun pengelolaan potensi air

permukaan belum optimal untuk menampung kelebihan air pada musim hujan

melalui pembangunan embung, bendung dan check dam.

Peluang eksternal pengembangan infrastruktur wilayah untuk mewujudkan

struktur dan pola ruang wilayah Kabupaten Rembang dimana wilayah Kabupaten

Rembang sebagai simpul transportasi darat yaitu potensi terminal barang untuk

mengelola arus barang yang semakin meningkat. Di samping itu keunggulan

Kabupaten Rembang manjadi waterfront city yang memberikan peluang dalam

pengembangan kota bahari untuk memicu pengembangan daerah sekitar.

Sementara faktor resiko dalam pengembangan infrastruktur wilayah masih

dihadapkan pada persoalan seperti kejadian bencana banjir, gelombang

pasang/abrasi, tanah longsor dan kekeringan serta fluktuasi harga bahan

bangunan sebagai dampak inflasi secara nasional.

4. Rendahnya minat investasi

Kabupaten Rembang mempunyai potensi penanaman modal yang cukup

terbuka yang sebagian besar didorong oleh adanya daya tarik potensi sumberdaya

baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia dari tersedianya jumlah

tenaga kerja yang memadai dan murah yang juga menjadi daya tarik pasar

konsumsi. Pernyataan ini dapat diperkuat dengan kondisi eksisting Kabupaten

Rembang yang memiliki potensi sumberdaya yang sangat besar berbasis

sumberdaya alam seperti potensi pertambangan galian C, potensi kelautan dan

perikanan serta potensi pertanian dan kehutanan disamping pula potensi daya

tarik wisata berbasis sumberdaya alam.

Page 263: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 250

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Namun demikian minat investor untuk menanamkan modalnya di

Kabuapten Rembang sampai saat ini masih relatif rendah. Sampai dengan tahun

2005 investasi swasta di Kabupaten masih kecil dibanding investasi oleh

pemerintah. Masuknya PMA maupun PMDN masih sedikit yaitu masing-masing 1

perusahaan sepanjang tahun 2001-2005. Beberapa faktor yang menjadi penyebab

rendahnya minat investor berinvestasi di Kabupaten Rembang ini terindikasi dari

kurang memadainya sarana prasarana pendukung ekonomi seperti ketersediaan

air bersih untuk kepentingan proses produksi maupun untuk kepentingan

domestik, pasokan energi serta fasilitas transportasi khususnya belum

tersedianya pelabuhan niaga.

Faktor promosi investasi juga belum menjadi fokus perhatian dalam upaya

peningkatan investasi di Kabupaten Rembang. Belum adanya lembaga promosi

investasi menyebabkan fungsi promosi investasi kurang berjalan secara optimal.

Demikian pula regulasi dalam penanaman modal masih kurang memadai untuk

memberikan pelayanan bagi minat investasi di Kabupaten Rembang.

Dari identifikasi potensi dan kendala tersebut sebenarnya Kabupaten

Rembang cukup mempunyai peluang dalam meningkatkan penanaman modal

dengan pertimbangan bahwa penamanan modal mempunyai nilai strategis dalam

mengungkit perekonomian daerah. Peluang-peluang tersebut menyangkut daya

saing Kabupaten Rembang dalam memberikan insentif bagi penanaman modal

ditengah kecenderungan perilaku perekonomian global yang mencari efisiensi

produksi. keringanan pajak, jaminan keamanan bagi investasi serta penyediaan

fasilitasi akan meningkatkan daya saing Kabupaten Rembang dalam menarik

peluang investasi.

5. Globalisasi dan Perdagangan Bebas

Di era perekonomian global yang makin kompetitif, sejumlah ciri yang

menandai dan perlu diantisipasi adalah adanya liberalisasi, ekspansi pasar dan

kecenderungan perilaku konsumtif di berbagai bidang kehidupan. Globalisasi

bukan hanya melahirkan perubahan-perubahan baru dalam perilaku dan gaya

hidup masyarakat, tetapi juga melahirkan perubahan struktur sosial masyarakat

Page 264: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 251

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

dan mempengaruhi dinamika kondisi perekonomian secara struktural maupun

spasial di tingkat global dan lokal.

Beberapa permasalahan yang menjadi fokus perhatian bagi Kabupaten

Rembang dengan adanya globalisasi dan perdagangan bebas adalah kurang

siapnya sektor usaha dalam menghadapi iklim persaingan yang sangat ketat.

Yang menjadi akar permasalahan sektor usaha di Kabupaten Rembang adalah

lemahnya kualitas SDM terutama pengusaha maupun tenaga kerja yang

mayoritas kurang menguasai teknologi dan inovasi serta akses permodalan yang

terbatas. Kendala-kendala ini menyebabkan efisiensi dan kualitas produksi sektor

usaha kurang mampu bersaing dengan negara lain yang mampu menghasilkan

barang dan jasa yang lebih baik dan murah.

Kabupaten Rembang mempunyai peluang untuk meningkatkan pangsa

pasar dalam perdagangan bebas. Dari keterbukaan informasi dapat digarap

pasar-pasar potensial bagi produk sektor usaha di Kabupaten Rembang yang

mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif pada pasar global seperti

produk lokal kerajinan dan ketrampilan tangan yang banyak terdapat di

Kabupaten Rembang. Disampin itu kelimpahan sumberdaya seperti

pertambangan dan perikanan juga merupakan peluang perdagangan berorientasi

ekspor.

Masuknya perdagangan bebas di kawasan Asia melalui perjanjian CAFTA,

Nafta, dan WTO merupakan konsensus antar negara. Salah satu konsekuensi

logis adanya perdagangan bebas adalah potensi ancaman bagi pasar hasil

pertanian dan peternakan dari petani kecil dan para pengrajin dari usaha mikro,

kecil dan menengah (UMKM) di pasar lokal. Hasil pertanian, peternakan, usaha

kecil, mikro dan menengah belum siap bersaing di pasar internasional maupun

pasar lokal dengan banjirnya produk barang dan jasa dari negara lain.

Untuk itu, dalam rangka mendorong kemandirian ekonomi dan daya saing

produk-produk lokal di pasar regional maupun global, ke depan perlu

meningkatkan kualitas dan produktivitas barang dan jasa secara bertahap dengan

tetap mengacu pada standar mutu nasional maupun standar mutu internasional.

Pemerintah daerah juga harus pro-aktif dalam melindungi petani kecil, nelayan

Page 265: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 252

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

dan industri kerajinan yang tidak siap bersaing dengan hasil pertanian,

peternakan dan industri dari pasar internasional.

6. Krisis Energi

Sebagai daerah yang sedang berkembang, pertumbuhan penduduk dan

industri di Kabupaten Rembang menuntut adanya ketersediaan energi dalam

jumlah yang cukup. Sementara itu, energi minyak bumi dan gas alam yang

tersedia jumlahnya semakin terbatas dan jenis energi tersebut sifatnya tidak

dapat diperbaharui. Fakta empiris selama ini telah banyak membuktikan bahwa

keterbatasan ketersediaan energi, bukan saja menyebabkan harga energi di

pasaran menjadi makin mahal, tetapi juga menyebabkan efek domino terhadap

peningkatan harga kebutuhan masyarakat yang lain.

Salah satu dampak yang selalu terjadi akibat adanya krisis energi adalah

harga satuan energi semakin tidak terkendali terutama BBM dan listrik yang akan

menyebabkan kekurangan energi di berbagai daerah karena ketidakmampuannya

untuk membeli atau memproduksi energi. Ancaman krisis energi juga

menyebabkan terbukanya potensi konflik sosial sebagai akibat meningkatnya

jumlah orang miskin dan bertambahnya pengangguran.

Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi potensi krisis energi di

Kabupaten Rembang, diantaranya menangkap peluang program energy nasional

dengan adanya rencana pembangunan pembangkit listrik di Pulau Jawa.

Disamping perlu diupayakan pencarian energi alternatif secara terus menerus

terkait dengan energi yang ramah lingkungan, seperti energi matahari, air dan

angin yang jumlahnya sangat melimpah di Indonesia dan Kabupaten Rembang

pada khususnya.

7. Degradasi Lingkungan

Pembangunan lingkungan hidup harus memperhatikan kelestarian daya

dukung lingkungan sehingga keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam dapat

dipertahankan. Pembangunan lingkungan hidup di Kabupeten Rembang dalam

mendukung pembangunan sektor lainnya dapat diupayakan melalui

Page 266: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 253

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

pengembangan potensi hutan mangrove, hutan rakyat, pengelolaan sawah lestari,

kawasan ruang terbuka publik, kawasan lindung di luar hutan lindung, Daerah

Aliran Sungai (DAS), sumber mata air dan dengan adanya dukungan kondisi

geografis mulai dari dataran tinggi, sedang dan rendah sehingga memudahkan

pengelolaan lingkungan hidup secara terpadu dari hulu ke hilir.

Pembangunan lingkungan hidup harus memperhatikan kondisi faktor-

faktor internal yang bisa menghambat jalannya pembangunan di daerah,

diantaranya adalah kerusakan hutan, terjadinya alih fungsi lahan pertanian

untuk peruntukan permukiman, industri, dan lainnya, pemanfaatan air bawah

tanah yang tidak memperhatikan kaidah pengelolaan ABT, kerusakan terumbu

karang, kerusakan daerah tangkapan air (DTA) dan sekitar mata air,

berkurangnya daerah resapan air, kerusakan area bekas pertambangan,

keterbatasan informasi geologi dalam mendukung kegiatan penatausahaan

tambang, masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya

lingkungan hidup, kurangnya kepedulian LSM lingkungan hidup, masih

kurangnya pendidikan lingkungan hidup bagi masyarakat, dan lemahnya regulasi

pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup di daerah.

Peluang yang bisa diupayakan dalam pengelolaan lingkungan hidup di

Kabupaten Rembang yaitu melalui dukungan Program sustainable development

goals (SDGs), eco labelling, ISO yang mempersyaratkan produk-produk hasil

olahan memenuhi kritria ramah lingkungan dan bebas polusi dan meningkatnya

permintaan jasa lingkungan hutan yang tinggi diluar produksi kayu pokok (jasa

lingkungan air, jasa lingkungan keanekaragaman hayati, jasa lingkungan

ekowisata dan jasa lingkungan karbon).

Ancaman yang dihadapi dalam pengelolaan lingkungan hidup dipengaruhi

oleh beberapa hal, diantaranya pengelolaan sumberdaya alam yang tidak

memperhatikan kelestarian lingkungan hidup seperti terjadinya penangkapan

ikan yang berlebihan, eksploitasi sumber-sumber air yang berlebihan,

industrialisasi berbasis bahan tambang yang tidak berwawasan lingkungan dan

ketergantungan terhadap hutan cukup tinggi.

Page 267: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 254

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

4.2.4. Isu Strategis Teknokratik Tahun 2021 – 2025

Tabel 4.1

Isu Strategis Teknokratik Tahun 2021 – 2025 No Isu Penting Per urusan berdasarkan

analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

Pelayanan Dasar

Pendidikan: a. Masih perlunya peningkatan akses pendidikan bagi siswa miskin

(pemberian beasiswa/darmasiswa untuk siswa miskin) dan berkebutuhan khusus (sekolah inklusi masih rendah)

b. Perlunya inovasi program darmasiswa dan darmaguru yang memacu peningkatan kualitas siswa dan guru

c. Perlunya penguatan keluarga di dalam penerapan pendidikan dan

penguatan nilai-nilai kebangsaan dan spiritualisme; d. Masih rendahnya Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A dan

masih rendahnya Angka Partisipasi Murni SMP/MTS/Paket B e. Masih rendahnya jumlah Guru SD/MI dan SMP/MTS yang

memenuhi kualifikasi S1/DIV dan bersertifikat pendidik f. Rendahnya jumlah Guru SD/MTS yang berstatus PNS

berpengaruh pada kualitas pendidikan

g. Pemantapan sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di daerah pedesaan untuk menunjang pemerataan pendidikan

h. Kurang optimalnya pelayanan pendidikan yang ditimbulkan akibat Covid 19.

Kualitas sumber daya manusia; Dampak Covid-19

Kesehatan:

a. Masih tingginya kasus angka kematian ibu dan bayi, serta gizi buruk;

b. Perlunya upaya peningkatan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan pola hidup bersih dan sehat serta menjaga

kesehatan lingkungan (rendahnya desa siaga aktif dan rendahnya tempat umum yang memenuhi standar kesehatan);

Kualitas

sumber daya manusia; Dampak Covid-19

Page 268: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 255

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

c. Perlunya mempertahankan capaian imunisasi, dan jika perlu ditingkatkan di atas target nasional, yaitu 85 persen.

d. Masih rendahnya upaya deteksi perempuan yang usia 30-50 tahun untuk mencegah kanker payudara dan kanker serviks

e. Perlunya meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan; f. Rasio dokter dengan jumlah penduduk yang sangat rendah

g. Rendahnya jumlah puskesmas yang memiliki jenis tenaga

kesehatan yang lengkap h. Perlunya perluasan cakupan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat miskin dengan lebih proaktif atau dengan metode ―jemput bola‖;

i. Belum maksimalnya penanganan pendemi Covid 19 baik karena terbatasnya fasilitas kesehatan dan kesadaran masyarakat.

Pekerjaan Umum Jalan dan Jembatan

e. Masih tingginya laju tingkat kerusakan jalan sebagai akibat dari penggunaan sarana prasarana jalan yang tidak sesuai

dengan ketentuan, bencana alam dan kualitas konstruksi

yang belum maksimal. Pada ruas jalan tertentu setiap hari selalu terjadi kelebihan beban muatan kendaraan (tonase)

terutama jalur wilayah penambangan di Kecamatan Sale, Sedan dan Gunem. Kerusakan jalan terutama terjadi pada

jalur jalan kewenangan propinsi Lasem – Jatirogo terutama di sekitar Kecamatan Sedan dan Sale serta jalur jalan

kewenangan Kabupaten di Kecamatan Sale, Sedan dan

Gunem. f. Mengingat sebagian besar wilayah Kabupaten Rembang

berupa hutan maka banyak jalan dan jembatan penghubung antar desa/Kecamatan yang berada di lahan hutan sehingga

pembangunannya harus melalui prosedur kerjasama.

Pengendalian tata ruang dan pemantapan penyediaan

infrastruktur

Page 269: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 256

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

g. Banyak jalan Kabupaten yang belum memenuhi standar lebar dan kelengkapan jalan lokal primer maupun sekunder sesuai

peraturan yang berlaku. Masih banyaknya jalan-jalan dan jembatan dengan status jalan dan jembatan Kabupaten dan

nonstatus yang belum tertangani. h. Pembangunan jalan belum terpadu, kesadaran Pemerintah

Desa untuk membangun jalan desa belum maksimal

i. Kurangnya partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk merasa ikut memiliki, menjaga, memelihara dan melestarikan

prasarana fisik jalan yang telah dibangun. j. Keterbatasan personil dan sarana mobilitas penanganan

program ke-PU-an terutama pada jumlah kendaraan, alat berat, perangkat laboratorium, dan perangkat survey

perencanaan. k. Kurangnya ketersediaan dana untuk mempercepat

pmbangunan jalan dan jembatan

l. Alokasi dana desa untuk pembangunan jalan belum maksimal m. Peraturan perundangan (Perda/Perbup) yang yang terkait

dengan perencanaan dan pengembangan jalan belum ada; n. Regulasi terkait pembagian kewenangan jalan antara

pemerintah Kabupaten dan desa belum ada.

Prasarana dan Sumberdaya Air

a. Masih terdapat jaringan irigasi kewenangan Kabupaten dalam

kondisi rusak dan pengelolaan daerah irigasi yang menjadi kewenangan Kabupaten perlu ditingkatkan;

b. Masih rendahnya proporsi antara kebutuhan dengan ketersediaan air baku, ada begitu banyak waduk/embung

yang perlu dibangun dan direhabilitasi; c. Kurang terpadunya pengeleloaan sumber daya air dari hulu

hingga hilir sehingga ketika musim penghujan terjadi banjir di daerah hilir sedangkan pada musim kemarau mengalami

Ketersediaan air baku

Page 270: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 257

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

kekeringan; d. Keterbatasan lahan yang dapat dijadikan tampungan air di

wilayah tengah hingga hilir di Kabupaten Rembang.

Air Minum dan Sanitasi

a Keterbatasan air baku sebagai bahan baku air minum; b Pembangunan sarana air minum masih belum menjangkau

semua wilayah;

c Kurangnya komitmen masyarakat dan pemerintah desa dalam pengembangan SPAM di wilayahnya;

d Sulitnya merubah perilaku dan kebiasaan masyarakat terkait pelayanan sanitasi;

e Capaian sanitasi masih merupakan akses dasar belum memenuhi standar kelayakan;

f Keterbatasan lahan yang tersedia untuk pembangunan Sistem

Pengolahan Air Limbah (SPAL) baik setempat di desa/kelurahan maupun terpusat di Kecamatan/Kabupaten.

g Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya akses pelayanan air bersih dan sanitasi untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. h Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari

masyarakat dan sektor swasta untuk melakukan investasi pengolahan air minum;

i Alokasi dana desa untuk air minum dan sanitasi masih kurang

Ketersediaan air baku

Penataan Tata Ruang

a. Peningkatan kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap rencana tata ruang utamanya pada penyediaan RTH perkotaan,

b. pengelolaan dan pelestarian kawasan dengan fungsi lindung, c. optimalisasi pengembangan kawasan budidaya khususnya

pengembangan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) dan kawasan industri strategis provinsi yang

mendukung pelestarian dan pengelolaan kawasan peruntukan

Pemenataban pengendalian tata

ruang dan penyediaan infrastruktur

Page 271: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 258

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

lindung; d. Peningkatan peran dan fungsi kawasan strategis Kabupaten

sebagai penggerak perekonomian wilayah; e. Pemantapan fungsi dan peran kawasan jalur pantai utara

sebagai kawasan cepat tumbuh; f. Percepatan fungsi dan peran pembangunan pada kawasan

bagian selatan dalam kerangka keseimbangan dan

pemerataan; g. Peningkatan dan pengembangan koordinasi, integrasi

sinergitas dan sinkronisasi pemanfaatan ruang dengan perencanaan pembangunan nonkewilayahan;

h. Peningkatan pelaksanaan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang dalam kerangka tertib tata ruang,

i. Peningkatan penyelenggaraan penataan ruang berupa pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan tata

ruang

Perumahan dan Kawasan Permukiman

a. Masih ada kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Rembang terutama di wilayah pesisir. Kekumuhan itu terjadi

karena kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan yang

umumnya rendah, juga adanya ancaman abrasi dan akresi, serta kondisi lahan pantai yang sulit untuk dikembangkan

sistem drainase yang memadai; b. Masih terdapat selisih antara jumlah keluarga dengan jumlah

rumah / kekurangan rumah (backlog); c. Masih banyak rumah yang tidak layak huni;

d. Penataan dan pengembangan kawasan permukiman tradisional

belum dilakukan secara optimal salah satunya di kawasan Kota Lasem;

e. Kurang optimalnya pengelolaan fasilitas umum dan fasilitas sosial di perumahan seperti air minu, air bersih, sanitasi, air

limbah domestik, dan akses layanan dasar lainnya.

Pemantaban pengendalian tata

ruang dan penyediaan infrastruktur dasar

Page 272: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 259

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

Ketentraman Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat e. Belum optimalnya pendidikan politik di masyarakat, terutama

terkait pemahaman bahwa politik dapat digunakan untuk

menyelesaikan masalah, berpartisipasi dalam pembangunan, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat;

f. Belum adanya kajian pemetaan resiko bencana yang merupadan dasar penanganan bencana di Kabupaten;

g. Kurangnya pelibatan masyarakat sebagai agen utama dalam penanggulangan bencana.

h. Perlunya pelibatan aktif masyarakat dalam memelihara

keamanan dan ketertiban

Kualitas tata kelola pemerintahan

Sosial: a. Perlunya peningkatan pelayanan sosial dasar PMKS dan

keterpaduan penanganan PMKS antar pemerintahan dan antar

sektor; b. Perlunya pengelolaan data dan pemanfaatan Basis Data

Terpadu (BDT) oleh seluruh pemangku kepentingan sebagai dasar penanganan kemiskinan dan PMKS lainnya;

c. Perlunya penguatan kapasitas Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk

mendukung usaha kesejahteraan sosial; d. Masih rendahnya program Pembinaan Eks Penyandang

Penyakit Sosial Program (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan

Penyakit Sosial) e. Masih rendahnya Eks Penyandang Penyakit Sosial Program

(Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial) yang memanfaatkan hasil pembinaan

f. Belum optimalnya penanganan sosial masyarakat miskin akibat Covid-19.

Angka Kemiskinan; Dampak Covid-19

Non Pelayanan Dasar

Page 273: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 260

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

Tenaga Kerja: a. Tingginya jumlah tenaga kerja dengan produktivitas dan

kompetensi yang rendah termasuk pekerja rumahan; b. Belum optimalnya penempatan tenaga kerja sesuai dengan

kebutuhan dan kompetensi yang dimiliki; c. Masih terdapatnya anak putus sekolah yang terpaksa harus

bekerja.

Kualitas sumber dayamanusia

Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak.

a. Permasalahan yang masih perlu perhatian yaitu belum optimalnya kesetaraan gender di berbagai bidang (rendahnya

persentase perempuan sebagai anggota DPRD dan di lembaga

pemerintah b. Masih rendahnya jumlah SDM yang memiliki kualifikasi untuk

melaksanakan program peningkatan perlindungan khusus dan pemenuhan hak anak

c. Cakupan desa ramah anak yang baru mencapai 65%. d. Perlunya pemberdayaan perempuan kepala rumah tangga di

bidang ekonomi dan sosial dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat miskin dan menurunkan angka

kemiskinan

Angka Kemiskinan

Pangan

d. Belum optimalnya peningkatan skor Pola Pangan Harapan (PPH) di Kabupaten Rembang.

e. Ketersediaaan dan stabilitas harga pangan sudah sangat baik

namun perlu diperhatikan pemenuhan kebutuhan pangan kelompok masyarakat miskin/rentan.

Inovasi dan daya saing nilai

tambah produksi pada sektor perekonomian

Pertanahan

a. Belum optimalnya pengelolaaan pertanahan;

b. Belum optimalnya penyelesaian pengadaan tanah untuk kepentingan umum;

c. Banyak sengketa tanah/belum adanya identifikasi aset tanah negara guna mendukung program strategis pemerintah baik

Inovasi dan daya saing nilai

tambah produksi pada sektor

perekonomian

Page 274: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 261

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

Kabupaten, propinsi maupun pusat. Salah satunya pembangunan embung, pembangunan sarana prasarana

permukiman, pasar hewan dan reaktifasi kereta api. d. Belum semua lahan bersertifikat termasuk Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan (LP2B).

Lingkungan Hidup

a. Belum optimalnya kualitas air dan kualitas udara terlihat dari indeks kualitas air dan indeks kualitas udara;

b. Masih kurangnya layanan persampahan dan masih rendahnya pengurangan sampah melalui ketersediaan TPA,

TPST dan TPS 3R;

c. Kurang optimalnya pengawasan dan pemantauan terhadap pengelolaan lingkungan dan kerusakan lingkungan yang

disebabkan oleh aktifitas usaha c. Kurangnya pemenuhan ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah

perkotaan; d. Masih kurangnya penanganan lahan kritis, konservasi mata air

dan resapan air; e. Masih banyaknya limbah dari hasil proses pengolahan ikan

yang belum tertangani;

f. Kurangnya ketersediaan dokumen Perencanaan Lingkungan Hidup.

Penyediaan air baku

Kebencanaan

Pencegahan dan kesiapsiagaan bencana masih kuran optimal

Penanganan darurat dan logistik bencana Rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana berupa

penanggulangan bencana masih terbatas Penanganan longsor, kekeringan dan abrasi masih terbatas

Penyediaan air baku

Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan tertib

administrasi kependudukan dan pencatatan sipil dengan baik diantaranya kepemilikan akta kelahiran, akta perkawinan,

Kualitas tata kelola pemerintahan

Page 275: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 262

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

dan akta perceraian b. Rendahnya konsistensi penggunaan data kependudukan

sebagai rujukan dalam berbagai sektor pembangunan. c. Kurangnya inisiatif untuk jemput bola dalam pelayanan

administrasi kependudukan d. Perlunya optimalisasi penggunaan teknologi berbasis digital

dalam pelayanan kependudukan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a. Belum semua masyarakat dan desa memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang sama untuk

mendapatkan akses terhadap manfaat aset milik negara,

pengetahuan, teknologi, alat produksi, modal dan pasar, serta akses terhadap sumber sumber daya keuangan

b. Belum optimalnya perkembangan dan pemberdayaan lembaga ekonomi dan peran masyarakat desa dalam mengembangkan

potensi dan nilai kearifan lokal dan kawasan untuk meningkatkan kesejahteraannya;

c. Keterlibatan masyarakat miskin dan rentan, kelompok perempuan, dan kelompok/forum anak dalam pembangunan

desa yang masih perlu ditingkatkan

Angka Kemiskinan

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana a. Kurangnya penggerakan masyarakat untuk sadar ber-KB dan

perlunya peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

b. Rendahnya rasio akseptor KB c. Tingginya cakupan usia subur dengan usia istri di bawah 20

tahun d. Rendahnya jumlah sumber daya manusia (PLKB)

Kualitas sumber dayamanusia

Perhubungan a. Pembangunan prasarana dan ketersediaan fasilitas

perlengkapan jalan dan fasilitas lalu lintas seperti pengujian kendaraan bermotor, rambu, marka dan lain-lain masih

Pemantaban pengendalian tata ruang dan penyediaan

infrastruktur

Page 276: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 263

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

kurang; b. Pengembangan dan keselamatan perhubungan melalui

pengembangan teknologi dan kselamatan masih kurang maksimal. Dukungan sarana dan prasarana penunjang

keselamatan lalu lintas; c. Pelayanan angkutan, lalu lintas dan unit pelayanan teknis

belum maksimal;

d. Kurangnya pengelolaan dan manajemen lalu lintas jalan; e. Belum optimalnya fungsi terminal yang sudah ada

f. Potensi kerawanan kecelakaan dan kemacetan lalu lintas pada ruas jalan nasional, khususnya di jalur Pantura masih

perlu diminimalisir; g. Belum adanya pemantauan lalu lintas secara otomatis untuk

meminimalisir pelanggaran lalu lintas yang terjadi; h. Keterbatasan pengembangan infrastruktur perhubungan

strategis yang merupakan kewenangan Pusat dan Provinsi

salah satunya adalah Pelabuhan Rembang sebagai pelabuhan pengumpul dalam RIPN;

i. Belum terpenuhinya kelengkapan jalan di jalan kewenangan pusat dan propinsi;

j. Belum ada sistem perencanaan transportasi yang terkoneksi dan terintegrasi antarmoda angkutan penumpang yang

menghubungkan konektivitas antar wilayah.

Komunikasi dan Informatika

a. Perlunya optimalisasi penggunaan sistem informasi tatakelola pemerintahan dan pelayanan publik (e-Government

) secara lengkap, aman, terintegrasi, dan terkelola dengan

baik serta akuntabel pada semua perangkat daerah; b. Penerapan smart city belum optimal

c. Penerapan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perencanaan, Penganggaran dan Pelaporan (SIMRAL) belum

optimal.

Kualitas tata kelola pemerintahan

Page 277: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 264

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

d. Kurangnya SDM yang memiliki kompetensi di bidang IT dan perlunya memperkuat SDM dalam pengelolaan e-Government yang aman, terintegrasi, dan tatakelola yang baik dan akuntabel

e. Belum optimalnya penyebarluasan data dan informasi kepada masyarakat

f. Belum optimalnya pemanfaatan IT di tempat umum dan

strategis (hotspot area).

Koperasi dan UKM

a. Mayoritas industari pengolahan adalah UKM. Tahun 2018 pertumbuhan agregat industry pengolahan adalalah 6,81%

namun UKM yang menjadi bagian dari industry ini hanya tumbuh 2.14%. Dengan demikian perlu upaya lagi untuk

mendorong petumbuhan UKM . b. Sejak 2017 jumlah aktif mengalami trend penurunan dari 316

menjadi 186 di tahun 2019. Oleh karena itu perlu upaya untuk meningkatkan lagi jumlah dan peran koperasi aktif.

c. Belum optimalnya pemasaran produk koperasi dan UMKM.

Inovasi dan daya saing nilai

tambah produksi pada sektor perekonomian

Penanaman Modal

a. Belum optimalnya realisasi penanaman modal, terutama terlihat dengan realiasi LOI yang menurun di tahun 2019

b. Investasi menunjukkan trend peningkatan namun

pertumbuhannya belum optimal investasi di Kabupaten Rembang

Inovasi dan daya saing nilai

tambah produksi pada sektor perekonomian

Kepemudaan dan Olahraga

a. Masih rendahnya jumlah organisasi kepemudaan yang mendapatkan pembinaan

b. Masih rendahnya jumlah organisasi pemuda yang mendapatkan pelatihan dan fasilitasi

manajemen/kewirausahaan c. Belum optimalnya prestasi atlet di tingkat provinsi, nasional

Kualitas sumber dayamanusia

Page 278: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 265

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

dan internasional; d. Kurang dan belum memadainya kapasitas dan kondisi sarana

dan prasarana olahraga sesuai standar; e. Belum optimalnya kesinambungan pembibitan dan

pembinaan atlet serta rendahnya kemitraan dengan stakeholder.

Statistik a. Belum optimalnya ketersediaan dan validitas data dan informasi

statistik sektoral, b. Belum link and match antara data yang tersedia dengan

dinamika kebutuhan pembangunan,

c. Belum optimalnya sistem informasi satu data melalui aplikasi satu data yang dapat diakses masyarakat dengan mudah.

Kualitas tata kelola pemerintahan

Persandian

a. Kurangnya kompetensi SDM yang menangani persandian dari

aspek kuantitas dan kualitas personil, b. Masih kurangnya pelayanan sistem dan sarana prasarana

untuk menangkal dan menjaga keamanan sistem.

Kualitas tata kelola pemerintahan

Kebudayaan

a. Rendahnya program pengelolaan budaya secara professional b. Terbatasnya ruang publik untuk pengembangan kesenian lokal

dan kebudayaan; c. Kondisi sarana prasarana dan pengelolaan cagar budaya yang

belum optimal untuk menjadi sebuah tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, pariwisata, pelestarian dan

pengembangan nilai budaya lokal. d. Rendahnya pembinaan kesenian masyarakat

Kualitas sumber daya manusia

Perpustakaan a. Perlu peningkatan optimalisasi pelayanan perpustakaan dalam

mendukung peningkatan minat baca masyarakat, b. Terbatasnya jumlah perpustakan, dan tenaga kepustakaan.

Kualitas tata kelola pemerintahan

Page 279: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 266

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

c. Perlunya membangun pelayanan perpustakaan berbasis teknologi digital

Kearsipan

a. Perlunya meningkatkan optimalisasi

penyelamatan/pelestarian arsip daerah sebagai upaya peningkatan kinerja penyelenggaran pemerintah daerah, dan

sarana prasarana yang belum memadai.

Kualitas tata kelola pemerintahan

Urusan Pemerintahan Pilihan

Kelautan dan Perikanan

a. Belum optimalnya produksi perikanan budidaya; sejak tahun 2015 produksinya terus mengalami tren turun.

b. Belum optimalnya produksi perikanan tangkap akibat adanya

regulasi pemerintah terutama yang terkait dengan cantrang. c. Belum optimalnya upaya peningkatan nilai tambah melalui

pengolahan hasil perikanan;

Inovasi dan daya saing nilai

tambah produksi pada sektor perekonomian

Pariwisata

a. Belum optimalnya pengembangan DTW; tidak ada tambahan obyek wisata unggulan dari 2013

b. Tingkat hunian dan rata-rata menginap hotel masih rendah, di bawah rata-rata Jawa Tengah.

c. Menurunnya kunjungan wisata akibat pandemic Covid-19

Inovasi dan daya saing nilai

tambah produksi pada sektor perekonomian; Dampak Covid-19

Pertanian

a. Ketersediaaan air dan rendahnya curah hujan di Kabupaten Rembang mengakibatkan fluktuasi produksi pertanian

terutama padi dan jagung. Masalah ketersediaan air membuat usaha pertanian kurang optimal;

b. Nilai tukar petani yang relative rendah

c. Alih fungsi lahan pertanian d. Menurunnya minat dan jumlah tenaga kerja yang bekerja di

sektor pertanian; e. Belum optimalnya nilai tambah produk pertanian

Inovasi dan daya saing nilai

tambah produksi pada sektor perekonomian

Page 280: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 267

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

Perdagangan a. Jumlah pasar swalayan meningkat namun

pasar desa dari 23 di tahun 2014 turun menjadi 20. Perlunya peningkatan jumlah dan pasar yang masuk kriteria pasar sehat

b. Mengoptimalkan pertumbuhan perdagangan

Inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor

perekonomian

Industri

a. Klaster dan pendaftaran industri berbasis produk unggulan belum optimal

b. Pertumbuhan sentra industri belum optimal c. Pertumbuhan pelaku industri belum optimal

d. Belum optimalnya inovasi teknologi industri;

Inovasi dan daya saing nilai

tambah produksi pada sektor perekonomian

Transmigrasi

a. Terbatasnya kuota dan lokasi penempatan transmigrasi dibanding dengan animo calon transmigrasi

Inovasi dan daya saing nilai

tambah produksi pada sektor perekonomian

Fungsi Penunjang Pemerintahan

Perencanaan a. Perlunya meningkatkan kualitas perencanaan seiring dengan

dinamika peraturan dan masyarakat yang selalu berkembang;

b. Sistem informasi perencanaan pembangunan yang belum sepenuhnya dapat menjawab tantangan akuntabilitas

kinerja;

c. Perlunya meningkatkan kualitas proses evaluasi perencanaan pembangunan sebagai feed back dalam proses

pembangunan daerah. d. Perlunya memperkuat SDM yang kapabel di bidang

perencanaan

Kualitas tata kelola pemerintahan

Keuangan a. Perlunya optimalisasi inventarisasi asset daerah dan

Kualitas tata kelola pemerintahan; Dampak Covid-19

Page 281: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 268

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Isu Penting Per urusan berdasarkan analisis permasalahan

Isu Strategis Terkait

pemanfaatan asset dalam rangka peningkatan pendapatan daerah.

b. Perlunya penguatan sinkronisasi perencanaan, implementasi dan pengawasan di sistem keuangan daerah

c. Refocusing anggaran bagi penanganan dampak Covid-19

Kepegawaian

a. Perlunya optimalisasi pemetaan, penilaian, dan pengembangan kompetensi ASN sebagai dasar dalam

pengembangan kompetensi dan karir ASN; b. Sistem penilaian kinerja ASN yang masih memerlukan

penguatan.

c. Perlunya inovasi kebijakan untuk mendorong kinerja ASN, meningkatan kedisplinan ASN serta meningkatkan kualitas

kinerja ASN

Kualitas tata kelola pemerintahan

Pengawasan a. Perlunya peningkatan kualitas APIP dalam menjalankan

fungsi-fungsi pengawasan internal pemerintah. b. Perlunya peningkatan kualitas kinerja di bidang pengawasan

yang berdampak dalam perbaikan akuntabilitas pemerintahan

Kualitas tata kelola pemerintahan

4.2.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif yaitu

dengan memberikan uraian tentang gambaran daerah. Analisis ini menempatkan situasi dan juga kondisi

Page 282: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 269

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

sebagai faktor masukan dan dikelompokkan sesuai kontribusi masing-masing. Analisis SWOT meliputi

faktor-faktor sebagai berikut:

Tabel 4.2 Anlisis SWOT

No Faktor Internal Uraian

1. Kekuatan (Strength)

Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur Kabupaten Rembang pada kelompok umur produktif (usia 15 – 64 tahun) sejumlah 454.610 jiwa (71, 04 %)

laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang relatif lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekonomi Nasional serta Jawa Tengah (meskipun pada tahun 2019 cenderung lebih rendah, terpaut 0,21%)

angka inflasi Kabupaten Rembang sebesar 2,46% masih dibawah angka inflasi nasional sebesar 2,72% dan Provinsi Jawa Tengah sebesar 2,81%.

Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami penurunan dari 3,47 menjadi 2,32, hal ini memperlihatkan bahwa program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan telah cukup efektif untuk menurunkan kesenjangan.

ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin di Kabupaten Rembang pada tahun 2019 semakin menyempit dibandingkan tahun sebelumnya.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupten Rembang lebih rendah jika dibandingkan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka Nasional maupun Provinsi Jawa Tengah.

Kabupaten Rembang terletak di kawasan strategis di wilayah pantura yang menjadi jalur transportasi utama di pulau jawa, serta memiliki pelabuhan yang memudahkan jalur perdagangan dan bahan baku industri

Memiliki laut yang berpotensi untuk produksi garam, ikan

Page 283: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 270

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Faktor Internal Uraian

tangkap dan ikan budidaya

Rembang memiliki asset budaya dan kesenian yang sangat potensial untuk dikembangkan

2. Kelemahan (Weakness)

kualitas sumber daya manusia Kabupaten Rembang jika dilihat dari tingkat pendidikan masih cenderung rendah

jika dibandingkan dengan IPM Nasional, Jawa Tengah dan wilayah Eks Karesidenan Pati, kondisi IPM Kabupaten Rembang masih cenderung rendah

angka kemiskinan masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan wilayah sekitar Eks- Karesidenan Pati.

dibandingkan dengan daerah Eks Karesidenan Pati, PDRB Perkapita Kabupaten Rembang masih cenderung rendah yakni berada pada urutan ke empat, setelah Kabupaten Kudus, Pati, dan Blora.

Masih tingginya kasus angka kematian ibu dan bayi, serta gizi buruk

Perlunya meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan (rasio dokter dan penduduk sangat rendah, ketersediaan faskes masih sangat kurang)

Kurangnya ketersediaan air baku, yang menjadi hambatan terutama untuk sektor pertanian dan industri pengolahan

Dalam Pembangunan Koperasi dan UMKM belum optimal. Hal ini diketahui dari tren turunnya koperasi aktif. Jumlah kopersi aktif turun dari dari 316 di tahun 2017 menjadi 186 di tahun 2019. Disamping itu LKM belum merata di semua wilayah.

Rendahnya tingkat pemberdayaan desa terutama yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan dan pengentasan kemiskinan

Terjadi ketertinggalan perkembangan pembangunan perdesaan dibandingkan dengan wilayah perkotaan sehingga perkembangan perkotaan lebih cepat dibandingkan perdesaan.

Page 284: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 271

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Faktor Internal Uraian

Masih lemahnya tata kelola pemerintahan

Sumbangan sektor usaha pariwisata dalam pendapatan daerah masih rendah, dibandingkan dengan jumlah potensi wisata

No Faktor Eksternal Uraian

3. Kesempatan (Opportunity) Proyek strategis nasional

Kondisi stabilitas politik nasional, turunnya suku bunga pinjaman (kredit) dan nilai tukar Rupiah terhadap valuta asing telah dapat menarik meningkatnya nilai investasi di Jawa Tengah dan sekitarnya (termasuk Kabupaten Rembang)

Fasilitasi pemerintah pusat dalam pelayanan perizinan usaha dengan sistem OSS dan pelayanan perizinan satu pintu telah dapat meningkatkan penanaman modal di Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Rembang

Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengajukan pinjaman daerah dari pihak ke tiga untuk mendapatkan dana pembangunan daerah selain dari bantuan Pemerintah Pusat dan Bantuan Provinsi.

Peluang kerjasama antar Kabupaten-kota, dengan perusahaan swasta maupun masyarakat sipil untuk mendorong produktivitas ekonomi lokal

Digitalisasi ekonomi memberikan peluang bagi Kabupaten Rembang untuk mengembangkan inovasi ekonomi.

4. Ancaman (Thread) Pandemi Covid-19

Bencana kekeringan

Perubahan peraturan mengenai pelarangang kapal cantrang, berdampak besar bagi hasil perikanan

Perkembangan otonomi daerah di era globalisasi telah menjadikan

Page 285: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 272

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

No Faktor Internal Uraian

masing masing pemerintah daerah harus bersaing dalam membangun perekonomian daerah, menarik investasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Tuntutan masyarakat dan kalangan dunia usaha tentang pelayanan publik yang mudah dan cepat semakin meningkat. Hal ini menjadikan masingmasing perangkat daerah harus melakukan inovasi baru.

Page 286: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 273

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Berdasarkan analisis permasalahan dan tantangan dan SWOT maka isu strategis

Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut ini:

1. Perlunya Penguatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan;

2. Kualitas Sumberdaya Manusia yang belum memiliki daya saing yang

optimal serta pelayanan dasar yang masih memerlukan peningkatan;

3. Masih Tingginya Angka Kemiskinan;

4. Masih rendahnya ketersediaan air baku;

5. Belum optimalnya pengendalian tata ruang dan perlunya pemantaban

penyediaan infrastruktur;

6. Perlunya penguatan inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada

sektor perekonomian;

7. Meningkatnya Ancaman Krisis akibat Bencana Alam, Perubahan Iklim dan

Penyakit Menular (Wabah, Epidemic, dan Pandemic).

Lebih lanjut, penjelasan isu strategis mencakup:

1. Perlunya Penguatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan

Pemerintah Kabupaten Rembang telah mengupayakan reformasi birokrasi dan

perbaikan kualitas tata kelola pemerintahan di berbagai lini. Namun, masih

terdapat berbagai hambatan, bagi dari segi sumber daya manusia, maupun

keterbatasan anggaran. Penguatan kualitas tatakelola pemerintahan masih

diperlukan guna mendukung Refomasi Birokrasi, penguatan inisiasi Smartcity,

dan Inovasi Daerah.

Reformasi birokrasi masih menjadi isu nasional. Beberapa hal yang menjadi

penyebab belum terlaksananya reformasi birokrasi secara optimal adalah Indeks

Profesional Pegawai belum mencapai standar yang ditentukan, kompetensi ASN

masih perlu ditingkatkan, Indeks Kematangan informasi masih belum

dilaksanakan. Pengelolaan keuangansudah mencapai WTP namun secara kualitas

masih perlu mendapat perhatian.

Maturitas SPIP dan akuntabilitas APIL telah mencapai level 3 untuk itu juga

perlu dilakukan peningkatan untuk mengurangi tingkat kesalahan dan korupsi di

Kabupaten. Selain itu indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik juga

belum maksimal. Pelayanan publik yang belum optimal juga menjadi

Page 287: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 274

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

terhambatnya pelaksanaan reformasi birokrasi. Akuntabilitas dan trasparansi

pelayanan publik masih menjadi pekerjaan rumah dalam mencapai reformasi

birokrasi. Pelimpahan kewenangan Perangkat Daerah di Kecamatan bagian dari

meningkat pelayanan publik yang lebih cepat. Belum semua Perangkat Daerah

memberikan pelimpahan kewenangan di Kecamatan.

2. Kualitas Sumberdaya Manusia yang belum memiliki daya saing yang

optimal serta pelayanan dasar yang masih memerlukan peningkatan

Masalah klasik yang terus menjadi perhatian di Kabupaten Rembang adalah

sumber daya manusia. Persoalan Sumber Daya Manusia ini berkaitan dengan

pelayanan dasar yang mencakup pendidikan dan kesehatan, sebagai penjelas

terhadap sebab rendahnya SDM, sekaligus terkait dengan kemiskinan, sebagai

akibat dari rendahnya SDM. Salah satu penanda rendahnya kualitas Pencapaian

Indeks Pembangunan Manusia belum optimal hal ini dapat dilihat dari:

1) Pendidikan yang belum optimal

Beberapa permasalahan di Kabupaten Rembang di bidang

pendidikan adalah masih rendahnya rata rata lama sekolah, angka

putus sekolah yang masih cukup tinggi, angka melanjutkan yang masih

kurang. Pendidikan vokasi yang belum terlaksana dalam rangka

meningkatkan ketrampilan bagi anak sekolah. Pendidikan dasar sudah

merata disemua wilayah di Kabupaten Rembang. Namun demikian

kualitas pendidikan masih belum merata, kesenjangan masih terasa

antara daerah atas dan daerah bawah, kualitas guru menjadi

permasalahan.

2) Derajat kesehatan masyarakat masih belum optimal

Masih ditemukannya angka kematian pada ibu melahirkan, bayi dan

balita. Angka kesakitan di Kabupaten Rembang masih cukup tinggi baik

penyakit menular (DBD, TBC, HIV AIDS, Kusta, Filariasi) maupun

penyakit tidak menular (Hipertensi, Diabetes Mellitus, Kanker,

Jantung). Kondisi ini dikarenakan perilaku masyarakat yang kurang

sehat, lingkungan yang tidak sehat dan pelayanan masih belum

Page 288: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 275

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

optimal. Pendekatan Keluarga Sehat merupakan salah satu solusi

dalam mewujudkan masyarakat yang sehat. Perwujudan keluarga sehat

masih menjadi prioritas dalam tahun kedepan. Sampai dengan tahun

2019 indeks Keluarga Sehat baru mencapai angka 0,19.

3) Tenaga Kerja yang belum mampu menjawab kebutuhan pasar

Kabupaten Rembang telah mengalami bonus demografi, dimana

penduduk usia produktif memiliki jumlah yang lebih besar 2 kali lipat

dibandingkan usia tdak produktif. Kondisi ini dapat menjadi potensi

dan ancaman. Kualitas penduduk usia produktif yang baik akan

meningkatkan kesejahteraan di Kabupaten Rembang, Namun apabila

usia produktif tidak berkualitas banyak pengangguran maka ini akan

menambah beban bagi Pemerintah Kabupaten Rembang. Pengangguran

di Kabupaten Rembang masih tinggi, urusan tenaga kerja memiliki

tugas untuk meningkatkan ketrampilan calon tenaga kerja sesuai

dengan Kebutuhan pasar. Kabupaten Rembang memiliki potensi

kedepan untuk menjadikan calon tenaga kerja terserap dalam industri

yang ada di Kawasan Industri Rembang maupun dengan keberadaan

sebagai pusat pendidikan melalui Program Studi Di Luar Kampus

Utama (PSDKU) Universitas Diponegoro di Rembang.

4) Kualitas Pelayanan Dasar belum optimal

Masyarakat belum mendapat pelayanan dasar secara maksimal

dalam bidang pendidikan, kesehatan, penyediaan air bersih, air minum,

pengelolaan limbah, penyediaan rumah layak huni bagi korban bencana

dan dampak program pembangunan. Pelayanan dasar lain adalah pada

ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat serta sosial.

5) Kualitas Perempuan, anak dan pemuda yang masih belum optimal

Kesetaraan dan keadilan gender adalah isu dalam pembangunan

kualitas perempuan. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) masih belum

optimal, masih terjadi kesenjangan pada laki-laki dan perempuan pada

Page 289: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 276

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Kekerasan pada perempuan dan

anak, sehingga peran pemuda dalam

pembangunan sangat dibutuhkan. Pemuda harus memiliki prestasi

termasuk prestasi olahraga.

6) Pemajuan Budaya dan peningkatan Minat Baca

Menjadi SDM yang maju dan unggul harus memiliki karakter budaya

dan pengetahuan yang baik. Minat baca menjadi alat ukur terkait

dengan peningkatan kualitas SDM.

3. Masih Tingginya Angka Kemiskinan

Kemiskinan masih menjadi permasalahan di Kabupaten Rembang.

Dibandingkan dengan Kabupaten sekitar Kabupaten Rembang memiliki angka

kemiskinan yang cukup baik, namun dibandingkan Kota Semarang masih cukup

jauh. Penanggulangan kemiskinan ini harus diselesaikan oleh banyak Perangkat

Daerah, sehingga dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan perlu menjadi

pegangan bagi Perangkat Daerah dalam penanganan kemiskinan. Peran

masyarakat dan CSR juga belum optimal dalam membantu penanggulangan

kemiskinan.

4. Masih rendahnya ketersediaan air baku

Ketersediaan air baku menjadi permasalahan pokok bagi pembangunan

Kabupaten Rembang, karena air baku melingkupi semua aspek

kehidupan/sektor. Air baku mempunyai peran strategis dalam aktivitas ekonomi,

sosial maupun pertanian. Untuk pemenuhan kebutuhan air baku di Kabupaten

Rembang masih dihadapkan pada keterbatasan baik kualitas maupun kuantitas

air baku. Permasalahan air baku melingkupi aspek urusan: (1) lingkungan hidup

berupa penanganan lahan kritis, resapan air dan konservasi mata air; (2)

kebencanaan berupa penanganan kekeringan; (3) pekerjaan umum dan penataan

ruang berupa infrastruktur sumber daya air (irigasi, penyiapan air baku,

pemanenan air hujan, pembangunan waduk/embung, penanganan aliran air

permukaan); (4) perumahan dan kawasan permukiman berupa penyediaan air

minum, air bersih, air baku, ruang terbuka hijau, sanitasi, drainase).

Page 290: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 277

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Sehingga dalam upaya mewujudkan hal tersebut, terdapat beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1) Masih rendahnya proporsi antara kebutuhan dengan ketersediaan air baku;

2) Adanya potensi rawan kekeringan pada musim kemarau dan banjir bandang

pada musim penghujan;

3) Masih terdapat jaringan irigasi kewenangan Kabupaten dalam kondisi rusak.

Pada satu sisi ketersediaan dan kualitas air baku ini dihadapkan pada

peningkatan permintaan pembangunan karena peran yang diembang oleh

Kabupaten Rembang pada psosisi strategis sebagai kawasan peruntukan industri,

permukiman perkotaan, perdagangan dan jasa, pertanian, perhubungan yang

semuanya membutuhkan air baku sebagai penopang.

5. Belum optimalnya pengendalian tata ruang dan perlunya pemantaban

penyediaan infrastruktur

Kabupaten Rembang juga tengah mengupayakan revisi Peraturan Daerah

No 14 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah. Upaya ini

dimaksudkan untuk memperkuat konektivitas antar wilayah sesuai dengan

potensi dan unggulan masing-masing guna mendukung pembangunan industri,

pelayanan publik dan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. Konektivitas

antarwilayah yang belum optimal tidak dapat dilepaskan dari kualitas

Infrastruktur yang belum optimal, layanan perhubungan antar wilayah, dan

kualitas lingkungan yang belum optimal.

Karakteristik wilayah Rembang cukup senjang antar daerah satu

dengandaerah lainnya. Dinamika pembangunan antarwilayah bagian utara yang

relatif berkembang cepat tumbuh, dibandingkan dengan wilayah bagian selatan

yang relatif lambat tumbuh, memerlukan konektivitas sebagai satu kesatuan agar

tercipta pemerataan pembangunan. Upaya mengurangi kesenjangan dilakukan

dengan pengembangan struktur ruang wilayah melalui pembangunan pusat

pertumbuhan baru di bagian selatan dan peningkatan jaringan infrastruktur.

Kualitas infrastruktur yang tidak baik menyebabkan konektifitas antarwilayah

terganggu. Masih ditemukannya jalan rusak sepanjang jalan Kabupaten

Page 291: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 278

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Rembang, jalan yang tidak memiliki drainase baik. Pelayanan angkutan juga

menjadi salah satu penyebab konektifitas antarwilayah.

Kualitas lingkungan yang baik akan terlihat dari indeks kualitas

lingkungan hidup. Pada kajian teknokratik indeks kualitas lingkungan hidup

kab/kota minimal adalah 75. Untuk mencapai di sana pencemaran air dan udara

menjadi unsur penting. Kawasan Industri Rembang sebagai amanat kawasan

strategis provinsi harus mampu diwujudkan dan mampu menjadi penggerak

peretumbuhan ekonomi wilayah.

6. Perlunya penguatan inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada

sektor perekonomian

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Rembang sebetulnya telah

menunjukkan perkembangan yang positif. Namun demikian, peningkatan

pertumbuhan ekonomi belum optimal dan merata, terlebih untuk menghadapi

disrupsi di era industri 4.0. Peningkatan pertumbuhan ekonomi menurut kajian

teknokratik RPJMN, Kabupaten Kota ditargetkan pada tahun 2024 adalah 6%,

namun Jawa Tengah menargetkan Kabupaten kota menjadi 7%. Peningkatan

pertmubuhan ekonomi 7% akan ditingkatkan melalui bidang usaha industri

pengolahan, pertanian kehutanan dan perikanan. Dijadikannya Kabupaten

Rembang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus merupakan peluang Kabupaten

Rembang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi 7%.

a. Koperasi dan usaha Kecil dan Menengah, Indsutri pengolahan

Masih belum optimalnya perkembangan usaha mikro menjadi kecil

tantangan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 7%. Masih banyak

wirausaha skala mikro kekurangan modal, ketrampilan belum optimal dan

pemasaran yang belum dilakukan.

Koperasi belum mampu memberikan akses permodalan pada

wirasusaha mikro. Masih ada koperasi yang tidak aktif dan koperasi tidak

sehat yang akan menjadi target pembangunan kedepan.

Sentra-sentra industri yang dibentuk harus dikembangkan untuk

memenuhi kebutuhan pasar di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Kota

Page 292: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 279

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

sekitar. Belum optimalnya pengembangan industri kecil dan sentra

industri menjadi permasalahan tersendiri di Kabupaten Rembang.

b. Penamanan Modal

Meskipun penanaman modal terus menunjukkan kinerja yang baik,

tetapi daya ungkitnya bagi percepatan pertumbuhan ekonomi masih

belum optimal, dengan target 7% yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Belum optimalnya nilai investasi dan jumlah investasi yang ada di

Kabupaten Rembang menjadi tantangan dalam pembangunan ke depan.

Mempermudah perijianan untuk investor adalah langkah kedepan dalam

pengelolaan Kawasan Industri Rembang, Pertanian Perkebunan dan

Perikanan.

Berkurangnya lahan pertanian, perkebunan dan pertanian menjadi

tantangan bagi Kabupaten Rembang untuk meningkatkan produksinya.

Peningkatan produktivitas pertanian, perkebunan dan perikanan melalui

peningkatan kualitas benih akan menjadi prioritas, pemanfaatan

teknologi, dan penciptaan inovasi bidang pertanian perkebunan dan

perikanan, termasuk meningkatan nilai tambahnya melalui penguatan

industri pengolahan.

c. Perdagangan, perhotelan, pariwisata

Perdangan sudah menunjukkan perkembangan yang baik, namun

masih bisa ditingkatkan terutama produk unggulan dan ekspor. Potensi

lain yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah jasa

perhotelan dan pariwisata. Pengembangan destinasi wisat belum optimal

dijalakan. Selain itu, tingkat hunian dan lama rata-rata menginap juga

masih rendah, di bawah rata-rata Jawa Tengah. Pengembangan destinasi

wisata merupakan pekerjaan rumah yang harus dilaksanakan termasuk

pengembangan ekonomi kreatif.

Page 293: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 280

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

7. Meningkatnya Ancaman Krisis akibat Bencana Alam, Perubahan Iklim dan

Penyakit Menular (Wabah, Epidemic, dan Pandemic)

Secara geografis, Rembang merupakan daerah yang rawan dengan bencana

kekeringan dan memerlukan penanganan penyediaan air di musim kemarau.

Namun demikian, di beberapa daerah juga rawan banjir, dan memerlukan

perhatian yang sama. Kesadaran resiko bencana alam di Kabupaten Rembang

sebetulnya sudah muncul dengan baik, dan upaya penanganannya pun sudah

diterapkan. Hanya diperlukan intensifikasi dan pelibatan aktif masyarakat guna

terlibat langsung dalam upaya penanganan bencana.

Kedua, yang tidak kalah penting dari ancaman krisis akibat bencana alam

adalah perubahan iklim. Yang sangat terasa adalah di sektor pertanian dan

perikanan, dimana perubahan iklim mengubah pola musim serta temperatur rata-

rata. Perubahan iklim memerlukan kesiapan pemerintah Kabupaten untuk dapat

memastikan masyarakat dapat memitigasi dampaknya. Pola tanam dan panen,

serta adopsi teknologi yang memadai sudah tidak dapat dihindari sehingga

masyarakat dapat mengantisipasi resiko gagal panen. Di sektor perikanan,

perubahan iklim juga sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas

produksi ikan, baik perikanan tangkap maupun perikanan produksi, hasil

pembenihan (di tambak maupun kolam).

Selain bencana dan dampak perubahan iklim, ternyata Rembang juga

rentan terhadap bencana penularan penyakit baik berupa epidemi maupun

pandemi. Wabah merupakan penyakit yang dapat menular di antara beberapa

komunitas secara bersamaan. Misalnya, diare. Epidemi merupakan wabah yang

meluas di area geografi yang cukup luas, misal lintas Kabupaten, atau provinsi.

Contoh dari epidemi misalnya adalah demam berdarah yang penularannya dapat

terjadi lintas Kabupaten maupun provinsi. Sementara, pandemic adalah penyakit

yang cakupan dan sekala penularannya lebih luas lagi dari pandemi, bisa lintas

negara atau benua seperti Covid-19.

Sementara wabah dianggap tidak terlalu mempengaruhi struktur ekonomi

secara signifikan, walaupun tetap memerlukan perhatian khusus, tidak demikian

dengan epidemi dan pandemi. Epidemi sudah memerlukan perhatian yang lebih,

Page 294: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B I V | 281

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

bahkan program khusus pemerintah untuk pencegahan dan penanganan, terebih

lagi pandemic. Dalam banyak kasus, pandemic dianggap berpengaruh terhadap

struktur ekonomi, dimana kegiatan ekonomi perlu dihentikan sementara,

sehingga dianggap dapat meningkatkan pengangguran, sekaligus meningkatkan

kemiskinan. Covid-19 adalah contoh konkret bagaimana pandemi berpengaruh

secara signifikan terhadap struktur ekonomi nasional.

Kenyataannya, dampak Covid-19 juga merembet ke daerah seperti

Kabupaten Rembang. Sebagai daerah pantura yang menjadi area perlintasan

mobilitas masyarakat lintas Kabupaten dan provinsi, kondisi tersebut juga

menimbulkan kerentanan terhadap penularan Covid-19. Dampaknya juga terasa

di bidang ekonomi, dimana pengangguran terbuka juga mengalami peningkatan.

Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan perlu memperhatikan

aspek penyakit menular, sebagaimana perhatian terhadap ancaman bencana,

untuk dapat mengantisipasi dampak yang tidak diinginkan. Mitigasi dan

penanganan adalah dua hal yang tidak dapat dihindari dalam menghadapi krisis,

baik yang disebabkan oleh bencana alam maupun penularan penyakit. Dalam hal

ini, penyiapan fondasi ekonomi yang kuat, sistem pelayanan kesehatan, bersama-

sama dengan penguatan database penduduk, guna mengidentifikasi target

masyarakat yang paling layak diprioritaskan untuk memperoleh bantuan

dikarena kondisi sosial ekonomi mereka serta resiko dampak yang mungkin

ditanggung, disertai dengan peningkatan ketahanan sosial masyarakat yang kuat

akan menjadi langkah yang sangat penting bagi pemerintah Kabupaten

Page 295: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 282

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

BAB V

RANCANGAN AGENDA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Bab ini membahas tentang agenda kebijakan sebagai tindak lanjut dari

identifikasi isu-isu strategis pada bab sebelumnya (Bab 4). Agenda kebijakan

merupakan langkah-langkah strategis yang diharapkan dapat menjadi rujukan

bagi penentuan prioritas perencanaan pembangunan dalam jangka waktu lima

tahun mendatang. Setidaknya terdapat tujuh agenda kebijakan pembangunan

daerah Kabupaten Rembang, yaitu:

1. Agenda Kebijakan Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan

2. Agenda Kebijakan Peningkatan Kualitas Hidup dan Daya Saing SDM

3. Agenda Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan

4. Agenda Kebijakan Ketersediaan Air Baku

5. Agenda Kebijakan Pengembangan Wilayah dan Pengurangan Kesenjangan

Wilayah serta Pemantaban Infrastruktur

6. Agenda Kebijakan Penguatan Inovasi dan Peningkatan Daya Saing Ekonomi

7. Agenda Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan,

Lingkungan Hidup serta Penanggulangan Bencana

8. Agenda Kebijakan Percepatan Pemulihan Pasca Covid-19

Agenda-agenda kebijakan ini diturunkan kedalam aspek-aspek berikut,

dengan tujuan untuk mempermudah operasionalisasi didalam implementasi

kebijakan pembangunan, yaitu:

1. Tujuan

2. Indikator tujuan

3. Sasaran

4. Indikator sasaran

5. Strategi

Mengingat bahwa Kabupaten Rembang cukup terdampak oleh Covid-19

dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, agenda pemulihan dampak Covid-19

terintegrasi didalam agenda-agenda di atas, khusus penanggulangan kemiskinan,

Page 296: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 283

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

peningkatan daya saing dan peningkatan kualitas hidup dan daya saing Sumber

Daya Manusia (SDM).

Berikut ini dijelaskan lebih detil keenam agenda kebijakan pembangunan

sebagaimana disebutkan di atas.

5.1. Agenda Kebijakan Tata Kelola Pemerintahan

Dalam pemerintahan manapun, tata kelola pemerintahan yang baik dan

bersih merupakan landasan utama serta kunci keberhasilan pembangunan di

daerah. Elemen-elemen krusial dalam tata kelola yang baik mensyaratkan

dukungan penting dari aparatur, sarana dan prasarana, dan seperangkat regulasi

yang mendukung pembangunan yang berkualitas, menyejahterakan, adil dan

merata. Oleh karena itu, menjadi sangat penting membangun aparatur yang

berkualitas, kompeten, dan berkinerja baik guna menciptakan tatakelola

pemerintahan yang baik, dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan

daerah serta sistem pelayanan publik yang prima, kelembagaan yang efektif dan

efisien, serta manajemen pemerintahan yang transparan, akuntabel dan bersih

dari korupsi.

Untuk mendukung pembangunan Kabupaten Rembang kedepan maka

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good governance and

clean government) perlu menjadi titik tekan, dengan indikator Indeks Reformasi

Birokrasi. Sasarannya adalah:

1. Meningkatnya kualitas pelayanan publik, dengan indikator indeks

kepuasan masyarakat;

2. Meningkatnya manajemen pemerintahan yang bersih dan akuntabel,

dengan indikator opini BPK, nilai SAKIP, dan indeks persepsi korupsi;

3. Meningkatnya efisiensi kelembagaan dan profesionalitas ASN, dengan

indikator indeks profesionalitas ASN dan rasio kelembagaan PD yang efektif

dan efisien (persen).

Arah kebijakan dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut

adalah peningkatan tata kelola pemerintahan yang pintar (smart government)

berbasis teknologi informasi, baik dan bersih (good and clean government), serta

Page 297: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 284

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

terbuka yang didukung dengan profesionalitas aparatur dan kelembagaan yang

efektif serta efisien. Strategi yang dilakukan meliputi:

1. Mendukung upaya keterbukaan informasi, transparansi, serta partisipasi

publik, termasuk partisipasi dalam pengawasan penyelenggaraan

pemerintahan (open government);

2. Mendorong pengembangan sumber daya manusia melalui penguatan

kapasitas ASN yang inovatif;

3. Memperkuat penggunaan teknologi informasi dalam tatakelola birokrasi

dan pelayanan publik (e-government);

4. Menguatkan roadmap reformasi birokrasi;

5. Menguatkan Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi Daerah Membangun

sistem manajemen pembangunan berbasis kinerja melalui penguatan

proses perencanaan, penganggaran, pengendalian dan evaluasi

pembangunan daerah;

6. Meningkatkan pengawasan melalui perkuatan kapabilitas APIP dan

perkuatan SPIP;

7. Meningkatkan pengendalian produk hukum, dan penegakan Perda;

8. Meningkatkan profesionalisme ASN melalui peningkatan kinerja,

kompetensi, disiplin, dan penataan ASN;

9. Memperbaiki tata laksana organisasi;

10.Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kelembagaan dengan melakukan

evaluasi berkala pada kinerja kelembagaan menuju struktur berbasis

kinerja;

11.Meningkatkan kreatifitas aparatur birokrasi menuju ―keperantaraan dan

enterpreuneur‖ dalam tata kelola pemerintahan.

Page 298: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 285

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 5.1. Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Bersih

Page 299: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 286

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 5.1. Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator Kinerja Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan

Yang Baik dan Bersih

Tujuan Indikator

Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran Strategi

Mewujudkan tata kelola pemerintahan

yang baik dan bersih (good

governance and clean

government)

Indeks Reformasi Birokrasi

1. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

1. Indeks Kepuasan Masyarakat

1. Mendukung upaya keterbukaan informasi, transparansi, serta

mendorong partisipasi publik termasuk partisipasi dalam

pengawasan penyelenggaraan pemerintahan (open

government); 2. Mendorong pengembangan

kualitas sumber daya

manusia melalui penguatan kapasitas ASN yang inovatif.

3. Memperkuat pemanfaatan teknologi informasi dalam

birokrasi dan pelayanan publik (e-government);

4. Menguatkan roadmap reformasi birokrasi.

5. Menguatkan Penilaian

Mandiri Reformasi Birokrasi Daerah

2. Meningkatnya

manajemen pemerintahan yang bersih

3. Opini BPK

4. Nilai SAKIP 5. Indeks Persepsi

Korupsi

1. Membangun sistem

manajemen pembangunan berbasis kinerja melalui penguatan proses

Page 300: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 287

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tujuan Indikator Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran Strategi

dan akuntabel

perencanaan, penganggaran, pengendalian dan evaluasi

pembangunan daerah; 2. Meningkatkan pengawasan

melalui perkuatan kapabilitas APIP dan perkuatan SPIP;

3. Meningkatkan pengendalian

produk hukum, dan penegakkan perda;

4. Menciptakan zona integritas serta WBK dan WBBM.

3. Meningkatnya

efisiensi kelembagaan dan

profesionalitas ASN

6. Indeks

Profesionalitas ASN

7. Rasio

kelembagaan PD yang efektif dan

efisien (%)

1. Meningkatkan profesionalisme

ASN melalui peningkatan kinerja, kompetensi, disiplin, dan penataan ASN;

2. Memperbaiki tata laksana organisasi;

3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kelembagaan

dengan melakukan evaluasi berkala pada kinerja kelembagaan menuju struktur

berbasis kinerja; 4. Menuju ―keperantaraan dan

enterpreuneur‖ dalam tata kelola pemerintahan

Page 301: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 288

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

5.2. Agenda Kebijakan Peningkatan Kualitas Hidup dan Daya Saing SDM

Salah satu pondasi dasar pembangunan yang menggerakan setiap

prosesnya adalah sumberdaya manusia. Oleh karena itu pembangunan

sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing menjadi penting untuk

dilakukan dalam setiap proses pembangunan daerah. Dengan kondisi

sumberdaya manusia Kabupaten Rembang saat ini, maka dalam lima tahun

kedepan pembangunan Kabupaten Rembang akan meletakkan sumberdaya

manusia sebagai subyek dan obyek utama dalam pembangunan. Pembangunan

sumberdaya manusia ditujukan untuk membangun sumberdaya manusia

Kabupaten Rembang yang berkualitas dan berdaya saing, yang diukur dari

indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender

(IPG), dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Sasarannya adalah:

1. Meningkatnya kualitas dan tingkat pendidikan masyarakat, dengan ukuran

rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah (tahun);

2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, dengan indikator, dengan

indikator angka harapan hidup (tahun);

3. Meningkatnya serapan dan produktivitas tenaga kerja, dengan indikator

tingkat partisipasi angkatan kerja (persen) dan produktivitas tenaga kerja

(rupiah per kapita).

Guna mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sumberdaya manusia

Kabupaten Rembang maka kebijakannya mengarah pada:

1. Penguatan kualitas dan akses penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan;

2. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak;

3. Peningkatan kualitas tenaga kerja berbasis kompetensi.

Sedangkan strategi yang akan diimplementasikan meliputi:

1. Perbaikan kualitas dan akses penyelenggaraan pendidikan melalui:

a. peningkatan keterjangkauan biaya pendidikan dengan program

sekolah gratis untuk pendidikan dasar, menengah dan khusus;

b. pengembangan kurikulum berbasis skill, knowledge, attitude;

c. pengembangan learning culture;

Page 302: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 289

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

d. peningkatan distribusi prasarana dan sarana pendidikan dengan

mendorong pendirian sarana dasar di setiap Kecamatan dan desa;

e. peningkatan kualitas, dan distribusi pendidik dan tenaga

kependidikan;

f. peningkatan manajemen mutu penyelenggaraan pendidikan;

g. pengoptimalan peran lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam

mendukung pengembangan pendidikan;

h. pengefektifan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam membangun

strategi peningkatan kualitas pendidikan;

i. pengembangan teknologi informasi dalam mendukung

pengembangan pendidikan;

j. peningkatan pengembangan pendidikan khusus dan inklusi;

k. peningkatan literasi masyarakat terutama anak usia sekolah;

l. pengembangannilai-nilai budaya terutama pada anak usia sekolah;

2. Peningkatan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif melalui

upaya:

a. peningkatan akses pelayanan kesehatan untuk seluruh lapisan

masyarakat

b. peningkatan dan pemerataan prasarana dan sarana kesehatan,

c. peningkatan upaya penerapan paradigma sehat,

d. peningkatan kualitas dan distribusi tenaga kesehatan,

e. pembudayaan/pemassalan olahraga dan kegemaran (hobi) warga

masyarakat yang positif;

3. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak, serta

pembangunan keluarga, dengan membangun gerakan perubahan cara

pandang masyarakat tentang hak perempuan, pemenuhan hak anak, serta

perlindungan perempuan dan anak.

4. Penyiapan tenaga kerja yang memiliki kompetensi, kualifikasi, dan berdaya

saing tinggi melalui:

a. pembuatan sistem informasi ketanagakerjaan (labor marketplace) yang

handal dan komprehensif;

Page 303: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 290

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

b. peningkatan keterampilan dan keahlian tenaga kerja berbasis

kompetensi (standar, pelatihan, sertifikasi);

c. perluasan lapangan kerja dengan pengembangan industri padat karya;

d. pengembangan wirausaha, termasuk wirausaha pemuda;

e. pengembangan pusat-pusat ekonomi baru terutama dalam rangka

pengembangan ekonomi desa;

f. pengembangan budaya inovatif.

Berikut gambaran kebijakan peningkatan kualitas hidup dan daya

saing sumberdaya manusia Kabupaten Rembang dalam tabel.

Page 304: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 291

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 5.2. Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator Kinerja Pembangunan Kualitas Hidup dan

Daya Saing Sumber Daya Manusia

Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi

Membangun sumberdaya

manusia yang

berkualitas dan berdaya

saing

1. Indeks Pembangunan

Manusia

1. Meningkatnya kualitas

tingkat

pendidikan masyarakat;

2. Meningk

atnya derajat

kesehatan masyarakat;

1. Rata-rata lama sekolah (tahun)

2. Harapan lama

sekolah (tahun) 3. Usia harapan hidup

(tahun)

1. Perbaikan kualitas dan akses penyelenggaraan pendidikan melalui:

a. peningkatan keterjangkauan biaya

pendidikan dengan program sekolah gratis untuk pendidikan dasar,

menengah dan khusus;

b. pengembangan kurikulum berbasis skill,

knowledge, attitude; c. pengembangan learning culture;

d. peningkatan distribusi prasarana dan

sarana pendidikan dasar di setiap Kecamatan dan desa;

e. meningkatkan kualitas, dan distribusi

pendidik dan tenaga pendidik; f. meningkatkan manajemen mutu

penyelenggaraan pendidikan;

g. mengoptimasi peran lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam mendukung

pengembangan pendidikan;

h. mengefektifkan kerjasama dengan

perguruan tinggi dalam membangun strategi peningkatan kualitas pendidikan;

i. pengembangan teknologi informasi dalam

mendukung pengembangan pendidikan; j. peningkatan pengembangan pendidikan

khusus dan inklusi;

k. peningkatan minat baca masyarakat terutama anak usia sekolah;

l. pengembangan nilai- nilai budaya

terutama pada anak usia sekolah;

2. Meningkatkan upaya promotif, preventif,

Page 305: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 292

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi

kuratif, dan rehabilitatif melalui upaya: a. peningkatan akses pelayanan kesehatan

untuk seluruh lapisan masyarakat

b. peningkatan dan pemerataan prasarana dan sarana kesehatan,

c. peningkatan kualitas dan distribusi

tenaga kesehatan;

d. pembudayaan/ pemassalan olahraga

3. Meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak, serta

pembangunan keluarga, dengan

membangun gerakan perubahan cara pandang masyarakat tentang hak

perempuan, pemenuhan hak anak, serta

perlindungan perempuan dan anak

2. Indeks

Pembangunan Gender

1. Meningkatnya

Akses Pendidikan bagi

Perempuan

2. Meningkatnya

Akses Kesehatan bagi Perempuan

1. Rata-rata lama

sekolah penduduk perempuan

2. Harapan Lama

Sekolah bagi penduduk

perempuan 3. Angka harapan hidup

bagi penduduk

perempuan

1. Perbaikan akses pendidikan bagi

penduduk perempuan usia sekolah. 2. Perbaikan pelayanan kesehatan bagi

penduduk perempuan

3. Pemberdayaan ekonomi perempuan,

terutama perempuan kepala keluarga dan dari keluarga miskin

3. Tingkat Pengangguran

Terbuka (%)

3. Meningkatnya serapan dan

produktivitas

tenaga kerja

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)

2. Tingkat produktivitas

tenaga kerja

(Rp/kapita)

4. Mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi, kualifikasi, dan

berdaya saing tinggi melalui:

a. mendorong peningkatan keterampilan

dan keahlian tenaga kerja berbasis kompetensi (standar, pelatihan,

sertifikasi);

b. memperluas lapangan kerja dengan pengembangan industri padat karya;

c. mendorong pengembangan wirausaha,

termasuk wirausaha pemuda; d. mendorong kebijakan pengembangan

Page 306: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 293

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi

pusat-pusat ekonomi baru terutama dalam rangka pengembangan ekonomi

desa;

e. mengembangkan budaya inovatif.

Page 307: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 294

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

5.3. Agenda Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan

Persoalan kemiskinan di Kabupaten Rembang masih merupakan pekerjaan

rumah yang utama untuk bisa di atasi. Persoalan ini menjadi semakin penting

terlebih dengan adanya dampak penyebaran Covid-19 yang memukul sektor

ekonomi dan ketenagakerjaan di Kabupaten Rembang. Sebetulnya, sudah

terdapat kemajuan yang berarti dalam pengurangan kemiskinan, namun

demikian konsistensi penurunannya masih perlu diperkuat lagi. Upaya ini

menjadi semakin mendesak Covid-19 dipercaya turut berkontribusi pada

keparahan kemiskinan, termasuk di Kabupaten Rembang. Penguatan daya tahan

masyarakat menjadi tidak terhidnarkan. Mengingat kemiskinan merupakan

persoalan yang kompleks, yang tidak bisa ditangani secara instan tanpa

kerjasama dari berbagai pihak, maka upaya penanggulangan kemiskinan

dilakukan dengan melibatkan setiap unsur pemangku kepentingan, mulai dari

pemerintah provinsi, Kabupaten/kota, pemerintah pusat, serta unsur swasta dan

masyarakat.

Dalam agenda kebijakan pembangunan Kabupetan Rembang kedepan,

penanggulangan kemiskinan masih menjadi agenda utama yang harus dilakukan,

yang bertujuan untuk menurunkan penduduk miskin di Kabupaten Rembang.

Sasaran utamanya adalah menurunnya penduduk miskin perdesaan (yang lebih

dominan) dan penduduk miskin perkotaan secara proporsional.

Upaya penanggulangan kemiskinan dalam lima tahun kedepan, termasuk

didalamnya sebagai akibat dari Covid-19, akan mulai difokuskan pada dua hal

utama yaitu penyediaan akses layanan kebutuhan dasar (basic life access) dan

penguatan penghidupan yang berkelanjutan (sustainable livelihood). Penguatan

sustainable livelihood mengarah pada penguatan mata pencaharian masyarakat

miskin agar berkelanjutan, sehingga pendekatan-pendekatan yang bersifat

pemberdayaan dan pendampingan lebih ditekankan.

Strategi yang dapat dilakukan dalam upaya penanggulangan kemiskinan

dijabarkan sebagai berikut.

1. Penyediaan basic life access untuk penduduk miskin perkotaan dan

perdesaan meliputi:

Page 308: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 295

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

a. Penyediaan akses fasilitas untuk rumah layak termasuk fasilitas air

bersih, sanitasi, listrik, komunikasi,

b. Penanganan kawasan permukiman kumuh,

c. Penyediaan ases pendidikan, kesehatan, dan pangan,

d. Perlindungan sosial bagi masyarakat,

e. Kepemilikan administrasi kependudukan,

f. Fasilitasi kepemilikan sertifikat lahan;

2. Penguatan sustainable livelihood meliputi:

a. Fasilitasi akses terhadap aset, modal, manajemen, dan pasar,

b. Penciptaan start up wirausaha baru,

c. Peningkatan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja,

d. Pemberdayaan ekonomi kelompok dan PMKS,

e. Peningkatan keperantaraan untuk mendukung kolaborasi lembaga

pemerintah, non-pemerintah dan swasta,

3. Dukungan implementasi strategi tersebut dengan perkuatan basis data,

basis spasial, berbasis komunitas dan pendampingan yang kontinyu, serta

pelibatan pihak lain (non pemerintah).

Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan penanggulangan

kemiskinan di Jawa Tengah dalam lima tahun kedepan adalah persentase

penduduk miskin secara total maupun dilihat dari persentase penduduk miskin

perdesaan dan perkotaan. Berikut gambaran kebijakan penanggulangan

kemiskinan di Rembang dalam diagram dan tabel.

Page 309: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 296

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Gambar 5.2. Penanggulangan Kemiskinan

Page 310: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 297

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 5.3. Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator Kinerja Penanggulangan Kemiskinan

Tujuan Indikator Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran

Startegi

Penanggulangan

kemiskinan di Kabupaten

Rembang

Angka

Kemiskinan (%)

Menurunnya

penduduk miskin

Persentase

penduduk miskin

1. Penyediaan basic life access untuk penduduk miskin

perkotaan dan perdesaan meliputi: a. akses rumah layak termasuk air bersih, sanitasi,

listrik,komunikasi, b. penanganan kawasan permukiman kumuh, c. akses pendidikan, kesehatan, dan pangan,

d. perlindungan sosial bagi masyarakat, e. kepemilikan administrasi kependudukan,

f. fasilitasi kepemilikan sertifikat lahan; 2. Penguatan sustainable livelihood meliputi:

a. fasilitasi akses terhadap aset, modal, manajemen, dan pasar,

b. penciptaan start up wirausaha baru, c. peningkatan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja, d. pemberdayaan ekonomi kelompok dan PMKS;

e. peningkatan keperantaraan untuk mendukung kolaborasi lembaga pemerintah, non-pemerintah dan swasta;

3. Dukungan implementasi strategi tersebut dengan perkuatan basis data, basis spasial, berbasis komunitas dan

pendampingan yang kontinyu, serta pelibatan pihak lain (non pemerintah).

Page 311: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 298

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

5.4. Agenda Kebijakan Ketersediaan Air Baku

Optimalisasi penyediaan air baku secara kuantitas maupun kualitas

menjadi agenda kebijakan yang sangat mendesak di Kabupaten Rembang.

Karakteristik wilayah Kabupaten yang sebagian besar berupa lahan kering dan

sebagian konsentrasi daerah aliran sungai hanya berada pada beberapa wilayah

saja menyebabkan kerentanan dalam penyediaan air baku. Pada sisi lainnya,

pertumbuhan dan perkembangan ekonomi wilayah yang didorong oleh posisi

strategis wilayah, kebijakan pengembangan wilayah, pertumbuhan penduduk dan

daya beli masyarakat yang meningkat membutuhkan sumber daya air khususnya

air baku bertambah. Kebutuhan akan air baku ini tidak hanya untuk pemenuhan

hajat hidup orang banyak sehari-hari berupa air minum dan air bersih, namun

juga untuk tujuan proses produksi di sektor industri maupun untuk produksi di

sektor pertanian dalam arti luas berupa irigasi.

Optimalisasi penyediaan air baku secara kuantitas maupun kualitas

merupakan salah satu upaya perwujudan peningkatan pembangunan struktur

ruang berupa jaringan infrastruktur sumber daya air. Dapat ditempuh dengan

beragam pendekatan atau cara baik secara alamiah maupun secara pemanfaatan

teknologi. Upaya secara alamiah dapat dilakukan salah satunya melalui

pemanenan air hujan, yaitu suatu teknis penampungan dan penyimpanan air

yang bersumber dari hujan pada media seperti waduk, embung ataupun

bendungan dalam skala besar maupun penampungan dan penyimpanan pada bak

penampungan skala rumah tangga. Proses memanen air hujan merupakan upaya

yang ditempuh untuk meningkatkan akses terhadap persediaan air yang

diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan

sehari-hari akan air bersih. Juga penampungan air hujan yang secara skala besar

pada waduk, embung dapat juga dipergunakan untuk memberikan manfaat bagi

proses pengawasan dan akses layanan untuk produksi pertanian (irigasi) maupun

proses produksi industri.

Selain pemanenan air hujan, optimalisasi penyediaan air baku secara

kualitas maupun kuantitas dapat juga dilakukan melalui pendayagunaan air

permukaan daerah aliran sungai yang kemudian ditampung dan dimanfaatkan

sebagai air baku pada waduk/embung dalam rangka menciptakan daya dukung

dan ketahanan air.

Upaya perwujudan dalam rangka penyediaan air baku ini dapat dilakukan

melalui program dan kegiatan utama berupa:

1. Konservasi lahan pada kawasan resapan air;

2. Pemetaan/survey potensi sumber air baku;

Page 312: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 299

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

3. Pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur sumber daya air

(waduk/embung)

4. Perbaikan jaringan irigasi;

5. Pembebasan lahan potensial untuk pembangunan embung/waduk pada

wilayah yang sulit air khususnya di Kecamatan Sulang dan Kecamatan

Bulu;

6. Riset-litbang tentang sanitasi lingkungan dan kualitas potensi air baku

7. Pengembangan kelembagaan pengelolaan sumber daya air baku secara

terpadu

8. Pengembangan sistem pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan

pengawasan sumber daya air baku berbasis teknologi informasi

Page 313: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 300

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 5.4. Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator Kinerja Kebijakan Ketersediaan Air Baku

Tujuan Indikator Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran

Strategi

Meningkatka

n kuantitas dan kualitas

ketersediaan air baku

Persentase

cakupan ketersediaa

n air baku untuk kebutuhan

pertanian dan

industri serta

kebutuhan pokok

sehari-hari

1. pertumbuhan

jaringan air permukaan

sungai, waduk dan embung

Persentase

Pertumbuhan jaringan air

permukaan

Pengembangan air permukaan sungai, waduk dan embung

1. Konservasi sumber daya air permukaan sungai, waduk dan embung

2. Pendayagunaan sumber daya air permukaan sungai 3. Pengendalian daya rusak air sungai, waduk dan embung

2. Pertumbuhan

area resapan air

Persentase

pertumbuhan resapan air

Pembuatan area resapan air melalui program konversi lahan

tidak produktif 1. Pembuatan embung-embung untuk kebutuhan air baku,

pertanian, industri dan pengendalian banjir 2. Pengembangan embung di kawasan yang sulit untuk

mendapatkan air bersih

3. Konservasi embung-embung eksisting

3. Pertumbuhan jaringan air bersih

Persentase pertumbuhan jaringana air

bersih

Pengembangan jaringan air bersih 1. Pembangunan bendungan di sungai-sungai yang

potensial sebagai upaya memperbanyak tampungan air

bagi keperluan cadangan air baku 2. Pembangunan jaringan air bersih perpipaan di kawasan

perkotaan 3. Pembangunan jaringan perpipaan mandiri di perdesaan

dari sumber air tanah dan air permukaan

Page 314: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 301

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tujuan Indikator Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran

Strategi

4. Pertumbuhan pembangunan

jaringan irigasi kewenangan

Kabupaten dalam kondisi baik

Persentase pertumbuhan

pembangunan jaringan irigasi

kewenangan Kabupaten

Peningkatan pengawasan dan akses layanan jaringan irigasi untuk memenuhi luasan lahan pertanian pangan

berkelanjutan

5. Pengembangan dan

pendayagunaan air tanah yang

terdapat dalam lapisan batuan

yang mengandung air di bawah

permukaan tanah, termasuk

mata air yang muncul secara

alamiah di atas permukaan tanah

Pertumbuhan pemanfaatan

daya guna air tanah dan

mata air

Pembangunan irigasi dari air tanah pada daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh irigasi teknis

Page 315: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 302

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

5.5. Agenda Kebijakan Pengembangan Wilayah dan Pengurangan Kesenjangan

Wilayah serta Pemantaban Infrastruktur

Pembangunan sektoral harus dilaksanakan secara bertahap dan kontinyu

dengan memerhatikan sinergitas kinerja di tiap sektor. Kurangnya ketepatan

pengkombinasian pembangunan antarsektor akan menyebabkan suatu wilayah

menjadi kontraproduktif hingga menimbulkan kesenjangan antarwilayah.

Pembangunan wilayah yang memerhatikan aspek keruangan, yang diikuti dengan

pemantaban infrastruktur, menjadi penting dilakukan agar ruang dan sumber

daya yang ada dapat memberikan manfaat untuk kegiatan ekonomi demi sebesar-

besarnya kesejahteraan rakyat.

Kawasan strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

Kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Dengan

memerhatikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan paradigma yang

berkembang dalam penataan ruang, wilayah Kabupaten Rembang akan

dihadapkan pada berbagai kompleksitas persoalan ekonomi, sosial

kemasyarakatan, maupun lingkungan yang memerlukan perhatian dan

penanganan secara terpadu.

1. Arah Pengembangan Wilayah Kabupaten Rembang

Sebagai bentuk upaya mengoptimalkan pengembangan wilayah maka

ditetapkan arah pengembangan menjadi tiga wilayah pembangunan sebagai

berikut:

Gambar 5.3

Wilayah Pengembangan Kabupaten Rembang

Page 316: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 303

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

a. Wilayah Pengembangan Utara

Merupakan wilayah yang berada di bagian utara Kabupaten Rembang

yang meliputi wilayah Kecamatan Kaliori, Kecamatan Rembang,

Kecamatan Lasem, Kecamatan Sluke, Kecamatan Kragan dan Kecamatan

Sarang. Pusat pengembangan wilayah berada di Kota Rembang yang

diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan perikanan

dan kelautan, pariwisata, perdagangan dan jasa, industri, permukiman

dan pemerintahan. Berdasarkan karakteristik wilayah pengembangan,

dapat dibedakan menjadi: (1) wilayah pengembangan utara-barat meliputi

Kecamatan Kaliori dan Kecamatan Rembang; (2) wilayah pengembangan

utara-tengah meliputi Kecamatan Lasem dan Kecamatan Pancur; serta (3)

wilayah pengembangan utara-timur meliputi Kecamatan Sluke, Kecamatan

Kragan dan Kecamatan Sarang.

Berkembangnya potensi kelautan dan perikanan, ditunjang dengan

ketersediaan sentra produksi perikanan dan kelautan, pelabuhan

perikanan. Potensi pariwisata, dengan tersedianya aksesibilitas menuju

kawasan pariwisata, terbentuknya kawasan penunjang pariwisata,

mempertahankan dan mengembangkan kawasan pariwisata.

Berkembangnya potensi ekonomi lokal melalui industri kreatif baik berupa

industri untuk mengolah hasil perikanan, pertanian, peternakan, maupun

industri kerajinan lainnya serta dengan mengatur perkembangan kegiatan

perdagangan dan jasa di sepanjang koridor jalan pantai utara.

Meningkatnya kawasan RTH perkotaan menjadi kawasan dengan

pelayanan lebih tinggi agar dapat dinikmati oleh masyarakat serta

tersedianya kawasan RTH pada pengembangan permukiman baru.

Meningkatnya kualitas permukiman dan kawasan perumahan melalui

pengaturan kegiatan rumah layak huni dengan kegiatan usaha, serta

menetapkan lokasi pengembangan kegiatan rumah tunggal, rumah

kampung, dan perumahan yang dibangun pengembang.

b. Wilayah Pengembangan Selatan-Barat

Merupakan wilayah yang berada di bagian selatan Kabupaten

Rembang yang meliputi wilayah Kecamatan Sulang, Kecamatan Sumber,

Kecamatan Bulu dan Kecamatan Pamotan. Pusat pelayanan wilayah

berada di kota Pamotan diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama

untuk kegiatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan,

pariwisata, perdagangan dan jasa. Berkembangnya potensi pertanian,

pariwisata, adanya penambahan atraksi wisata, tersedianya fasilitas dan

utilitas umum, aksesbilitas yang memadai.

Page 317: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 304

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Berkembangnya potensi pertanian tanaman pangan dan perkebunan

diwujudkan dengan tersedianya aksesibilitas untuk mendukung

pergerakan komoditas pertanian, terbentuknya kawasan pertanian pangan

dan perkebunan yang terpadu dan berdaya saing serta pengelolaan dan

manajemen lahan pertanian pangan dan perkebunan berbasis agrobisnis.

Berkembangnya ekonomi lokal melalui agrobisnis, baik berupa pertanian

pangan, perkebunan maupun kekayaan sumber daya alam lainnya, serta

mengatur pengelolaan hasil sumber daya alam yang dikelola oleh

masyarakat lokal. Meningkatnya potensi lokal tersebut, ikut serta dalam

peningkatan perekonomian lokal dan kegiatan perdagangan dan jasa di

wilayah pengembangan selatan-barat.

c. Wilayah Pengembangan Selatan-Timur

Merupakan wilayah yang berada di bagian selatan Kabupaten

Rembang meliputi Kecamatan Sale, Kecamatan Gunem dan Kecamatan

Sedan. Pusat pelayanan berada di Kecamatan Sale. Wilayah

pengembangan ini diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama

pertanian tanaman pangan dan hortikultura, industri perkebunan, hasil

hutan, pertambangan dan pariwisata.

Berkembangnya potensi pertanian, perkebunan dan hasil hutan

diwujudkan dengan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas umum

sebagai penunjang kegiatan pertanian dan pariwisata. Berkembangnya

ekonomi lokal melalui industri kreatif baik berupa industri untuk

mengolah hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan

maupun industri kerajinan lainnya serta dengan mengatur perkembangan

kegiatan sentra produksi di sepanjang koridor perbatasan dengan

Kabupaten Blora. Meningkatnya potensi lokal tersebut, ikut serta dalam

peningkatan perekonomian lokal dan kegiatan perdagangan dan jasa di

wilayah pengembangan selatan-timur.

2. Prioritas Pengembangan Wilayah

Dengan mempertimbangkan potensi sektor unggulan di masing-masing

Kecamatan, pengembangan wilayah Kabupaten Rembang selama kurun

waktu 2021-2025 akan dilakukan melalui intervensi dengan prioritas sebagai

berikut:

a. Wilayah Pengembangan Utara

Sebagai pusat pemerintahan dan pintu gerbang masuk pada jalur

pantai utara Jawa, perkembangan wilayah yang begitu pesat masih belum

diimbangi oleh akses air baku dan penyediaan infrastruktur layanan dasar

Page 318: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 305

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

dan tata guna lahan yang memadai. Implikasinya sebagian wilayah

berkembang menjadi peruntukan yang tidak teratur dan munculnya

permukiman kumuh. Dari aspek tipologi kumuh yang terjadi adalah

kumuh padat perkotaan dan kumuh sempadan pantai, dengan kategori

kumuh ringan dan prioritas penanganan rendah. Permasalahan utama

yang terjadi adalah rendahnya kesadaran masyarakat mengenai perilaku

hidup bersih dan sehat, tidak berdayanya masyarakat berpenghasilan

rendah dalam pemenuhan rumah sehat dan layak huni, ketidakteraturan

bangunan, serta keberadaan bangunan yang tidak sesuai aturan.

Masalah persampahan yang terjadi adalah masih adanya kawasan

tidak dilengkapi sarana prasarana sampah sesuai persyaratan teknik,

kawasan terlayani sarana prasarana sampah namun tidak terpelihara, dan

masih terdapat beberapa rumah tangga yang tidak terlayani pengangkutan

sampahnya. Selain masalah persampahan, terdapat pula masalah

drainase seperti adanya kawasan yang mengalami genangan ketika musim

hujan, adanya kawasan yang tidak terlayani saluran drainase, saluran

drainase yang tidak terhubung pada sistem perkotaan hingga saluran

drainase yang tidak memadai dan tidak terpelihara, tidak memiliki sistem

pengolahan limbah rumah tangga sesuai persyaratan sehingga terjadi

pencemaran lingkungan dan sebagian tidak mendapatkan akses air bersih

yang aman dan layak.

Pengembangan Wilayah Utara ditetapkan sebagai pusat kegiatan

kelautan dan perikanan, pariwisata, budaya, perdagangan dan jasa,

industri, permukiman serta pemerintahan. Di Wilayah Pengembangan

Utara terdapat objek wisata petilasan Sunan Bonang. Keberadaan daya

tarik wisata ini ini sejalan dengan penetapan fungsi Pengembangan

Wilayah Utara sebagai pusat kegiatan pariwisata. Daya tarik wisata di

perkotaan Lasem maupun Rembang dapat menjadi faktor atraksi bagi

para wisatawan untuk berkunjung dan berimplikasi terhadap perputaran

roda ekonomi lokal. Pada Pengembangan Wilayah Utara ini juga terdapat

pelabuhan Rembang dan Pelabuhan Sluke yang diarahkan sebagai

pelabuhan pengumpul. Demikian juga keberadaan pusat pemerintahan

yang dapat dijadikan trigger pengembangan lokal Wilayah Pengembangan

Utara. Penetapan kawasan peruntukan industri/kawasan industri melalui

RTRW Provinsi Jawa Tengah dan didukung oleh Perpres 79 Tahun 2019

tentang Percepatan Pembangunan Wilayah Provinsi Jawa Tengah bisa

menjadi pemicu perkembangan dan pertumbuhan wilayah bagian utara

Kabupaten Rembang.

Page 319: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 306

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Mengacu pada arahan fungsi, tujuan dari Wilayah Pengembangan

Utara adalah mengembangkan wilayah sebagai pelabuhan pengumpul,

perikanan, daya tarik wisata berskala nasional sebagai destinasi unggulan

khususnya daya tarik budaya, pelayanan permukiman, dan

perdagangan/jasa dan pusat pemerintahan. Untuk mewujudkan tujuan

tersebut, dan mempertimbangkan potensi yang ada, maka sasaran yang

ditetapkan adalah: 1) terciptanya kawasan pelabuhan pengumpul; 2)

terciptanya kawasan perikanan; 3) terciptanya kawasan industri; 4)

terciptanya kawasan pariwisata; 5) terciptanya kawasan permukiman

layak huni perkotaan; 6) terciptanya pusat perdagangan/jasa; 7)

terciptanya pusat pemerintahan.

Berdasarkan potensi dan arahan fungsi dalam RTRW, serta

mendukung tujuan dan sasaran, ditetapkan strategi dan arah kebijakan

pengembangan. Setiap sasaran memiliki strategi sebagai ide dasar untuk

tercapainya sasaran, dan setiap strategi memiliki arah kebijakan

pelaksanaannya. Berikut merupakan penjabaran strategi dan arah

kebijakan dari empat sasaran yang telah dirumuskan.

Page 320: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 307

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 5.5. Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arahan Kebijakan Pengembangan Wilayah Utara

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Mengembangkan Wilayah Utara

sebagai pusat perikanan dan

kelautan, pelabuhan, industri, pariwisata unggulan nasional,

pelayanan permukiman, dan

perdagangan/jasa dan pusat pemerintahan.

Menjadikan pusat

pertumbuhan ekonomi baru

di sekitar kawasan pelabuhan

Pengembangan ekonomi di

wilayah sekitar Pelabuhan Rembang dan Pelabuhan Sluke

sebagai pusat pertumbuhan

ekonomi baru

Menyediakan fasilitas-fasilitas

untuk mendukung pertumbuhan

ekonomi baru di sekitar wilayah pelabuhan

Terciptanya kawasan perikanan

Pengembangan budidaya

perikanan dan kelautan serta perikanan tangkap dan fasilitas

pelabuhan perikanan

Meningkatkan industri pengolahan perikanan

Terciptanya kawasan pariwisata yang berwawasan

budaya

Pengembangan kawasan wisata Lasem dan sekitarnya sebagai

kawasan wisata budaya

1. Menyediakan fasilitas

pendukung destinasi wisata

2. Meningkatkan pemasaran

pariwisata

3. Meningkatkan kinerja

kelembagaan guna

mengembangkan pariwisata

Terciptanya kawasan

permukiman layak huni

Pengembangan permukiman

berbasis masyarakat

1. Memberdayakan masyarakat

dalam peningkatan kualitas

permukiman

2. Mengembangkan usaha

pengolahan sampah berbasis

masyarakat

3. Pendampingan peningkatan kualitas lingkungan oleh

pemerintah

Page 321: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 308

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Terciptanya kawasan industri dan pusat

perdagangan/jasa

Pengembangan kawasan peruntukan industri dan

perdagangan

1. Menyediakan layanan pendukung kawasan peruntukan

industri dan pusat perdagangan

dan jasa

2. Pemberian intensif kepada para

investor yang akan melakukan investasi

Terwujudnya kawasan pelayanan pemerintahan

yang terpadu

Pengembangan pelayanan pemerintahan berbasis Teknologi

Informasi (Smart City)

1. Meningkatkan kapasitas

kelembagaan

2. Meningkatkan pendayagunaan teknologi informasi untuk

mengakses layanan pemerintahan

oleh masyarakat

Page 322: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 309

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

b. Wilayah Pengembangan Selatan-Barat

Sebagai wilayah yang memiliki potensi di bidang sumber daya alam

dan industri kecil, tidak diimbangi oleh sarana dan prasarana penunjang

seperti tempat pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan,

akses jalan serta sistem telekomunikasi dan informasi. Terbatasnya

penyedian sarana dan prasarana penunjang tersebut, berimplikasi

terhadap pengembangan wilayah bagian selatan-barat ini seperti belum

optimalnya pemanfaatan dan pengolahan sumber daya alam. Pergerakan

hasil produksi alam juga terhambat karena sarana dan prasarana

pendukung aliran barang belum tersedia secara baik dan menyeluruh.

Terbatasnya sarana dan prasarana tersebut juga menjadikan

perkembangan industri kecil yang terdapat di bagian selatan-barat ini

lambat serta mendorong adanya disparitas antar daerah di wilayah bagian

selatan-barat.

Pemerataan pembangunan diperlukan agar tidak terjadi kesenjangan

yang dengan pusat pemerintahan di bagian pantai utara. Karena bagian

selatan-barat saat ini kondisinya relative belum berkembang. Melalui

peningkatan aksesibilitas, diharapkan pengembangan akan terjadi

sehingga masalah kesenjangan pembangunan dapat teratasi.

Mengacu pada arahan fungsi, tujuan dari pengembangan adalah

mengembangkan wilayah sebagai pusat pengembangan pertanian,

perkebunan, pariwisata serta pelayanan permukiman, perdagangan dan

jasa, industri kecil. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dan

mempertimbangkan potensi yang ada, maka sasaran yang ditetapkan

adalah: 1) terciptanya kawasan pertanian terpadu; 2) terciptanya kawasan

permukiman layak huni; 3) terciptanya pusat perdagangan/jasa; 4)

terciptanya klaster industri kecil dan industri ringan yang terpadu.

Berdasarkan potensi dan arahan fungsi dalam RTRW, serta

mendukung tujuan dan sasaran, ditetapkan strategi dan arah kebijakan

pengembangan. Setiap sasaran memiliki strategi sebagai ide dasar untuk

tercapainya sasaran, dan setiap strategi memiliki arah kebijakan

pelaksanaannya. Berikut merupakan penjabaran strategi dan arah

kebijakan dari tiga sasaran yang telah dirumuskan.

Page 323: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 310

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 5.6. Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arahan Kebijakan Pengembangan Wilayah Selatan-Barat

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Mengembangkan wilayah bagian

tengah sebagai pusat pengembangan

pertanian, pariwisata serta pelayanan permukiman,

perdagangan dan jasa, industri kecil

dan industri ringan.

Terciptanya kawasan pertanian

berkelanjutan Pengembangan sentra produksi

Peningkatan produksi dan

produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

Pengembangan akses modal,

teknologi dan pasar

Pemberdayaan petani

Pengembangan sarana produksi

Terciptanya kawasan

permukiman layak huni

Pengembangan permukiman

berbasis masyarakat

Memberdayakan masyarakat

dalam peningkatan kualitas permukiman

Mengembangkan usaha

pengolahan sampah berbasis

masyarakat

Pendampingan peningkatan kualitas lingkungan oleh

pemerintah

Terciptanya iklim perdagangan

jasa dan yang kondusif

Pengembangan kawasan

perdagangan dan jasa

Menyediakan layanan

pendukung kawasan perdagangan dan jasa

Terciptanya industri kecil dan indutri ringan yang berdaya

saing

Pengembangan klaster industri kecil dan ringan berbasis rumah

tangga yang berkelanjutan

Meningkatkan kemampuan

pelaku industri

Meningkatkan akses terhadap

permodalan

Page 324: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 311

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Menjamin ketersediaan bahan

baku industri

Meningkatkan pasar produk

industri

Menyederhanakan proses

pengajuan izin usaha

Page 325: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 312

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

c. Wilayah Pengembangan Selatan-Timur

Wilayah pengembangan selatan-timur memiliki potensi di bidang

sumber daya alam dan pariwisata. Keterbatasan dalam penyedian sarana

dan prasarana penunjang serta fasilitas umum, seperti aksesibilitas jalan

yang menghubungkan ke tempat destinasi wisata serta akses jalan

pendukung pergerakan aliran hal sumber daya alam, membuat

perkembangan di bagian selatan-timur lambat. Terbatasnya penyedian

sarana prasarana juga menjadikan perkembangan perkotaan di bagian

selatan Kabupaten Rembang kurang berkembang karena terfokus pada

bagian utara sehingga menyebabkan adanya disparitas antarwilayah.

Topografi berupa perbukitan yang terdapat di wilayah pengembangan

bagian selatan–timur menjadikan wilayah pengembangan ini memiliki

potensi di bidang pariwisata dan sumber daya alam. Keindahan alam

berupa perbukitan menjadi daya tarik pagi para wisatawan untuk

berkunjung di wilayah ini. Potensi pariwisata tersebut tentunya dapat

dijadikan trigger, pendorong perkembangan daerah di sekitarnya. Daerah

di sekitarnya dapat tumbuh dan berkembang menjadi pusat industri

berbasis bahan baku setempat atau sumber daya alam pertambangan

yang dapat menciptakan pusat pertumbuhan aktivitas baru perkotaan dan

perekonomian. Terbentuknya pusat perkotaan baru dapat mendorong

pemerataan pembangunan secara regional Kabupaten Rembang maupun

peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat lokal.

Mengacu pada arahan fungsi, tujuan dari pengembangan adalah

mengembangkan Wilayah Pengembangan Selatan-Timur sebagai pertanian

tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, hasil hutan,

pertambangan, pelayanan permukiman dan pariwisata Untuk

mewujudkan tujuan tersebut, dan mempertimbangkan potensi yang ada,

maka sasaran yang ditetapkan adalah: 1) terciptanya kawasan pariwisata

yang berwawasan alam; dan 2) terciptanya kawasan permukiman layak

huni; 3) kawasan pertanian yang berkelanjutan; 4) kawasan

pertambangan ramah lingkungan.

Page 326: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 313

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Berdasarkan potensi dan arahan fungsi dalam RTRW, serta

mendukung tujuan dan sasaran, ditetapkan strategi dan arah kebijakan

pengembangan. Setiap sasaran memiliki strategi sebagai ide dasar untuk

tercapainya sasaran, dan setiap strategi memiliki arah kebijakan

pelaksanaannya. Berikut merupakan penjabaran strategi dan arah

kebijakan dari tiga sasaran yang telah dirumuskan.

Page 327: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 314

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 5.7. Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arahan Kebijakan Pengembangan Wilayah Selatan-Timur

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Mengembangkan Wilayah

Pengembangan

Utara sebagai pertanian tanaman

pangan dan

hortikultura, perkebunan, hasil

hutan, pelayanan

permukiman dan pariwisata

Terciptanya kawasan

pertambangan ramah

lingkungan

Pengembangan

pertambangan

mineral

Pengembangan produktivitas pertambangan dengan

teknologi ramah lingkungan

Pengembangan nilai tambah ekonomi masyarakat di sekitar kawasan pertambangan

Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi baru

Terciptanya kawasan

pertanian berkelanjutan

Pengembangan sentra

produksi

Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

Pengembangan akses modal, teknologi dan pasar

Pemberdayaan petani

Pengembangan sarana produksi

Terciptanya kawasan

permukiman layak huni

Pengembangan

permukiman berbasis masyarakat Memberdayakan masyarakat dalam peningkatan

kualitas permukiman

Page 328: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 315

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Mengembangkan usaha pengolahan sampah

berbasis masyarakat

Pendampingan peningkatan kualitas lingkungan oleh

pemerintah

Terciptanya kawasan

pariwisata yang

berwawasan alam

Pengembangan daya

tarik wisata sebagai kawasan wisata

ekologi

Menyediakan fasilitas pendukung destinasi wisata dan daya tarik wisata

Meningkatkan pemasaran pariwista

Meningkatkan kinerja kelembagaan dan industri

pariwisata

Page 329: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 316

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

3. Arah Kebijakan dan Strategi Kebijakan Pengembangan Wilayah

Dalam rangka pencapaian tujuan pengembangan wilayah Kabupaten

Rembang, maka dilakukan strategi pengembangan wilayah Kabupaten

Rembang melalui:

a. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan layanan

pendidikan dan kesehatan

b. Peningkatan tata kelola lingkungan sehat

c. Membudayakan pendidikan karakter unggul dan kreativitas masyarakat

melalui ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

d. Percepatan pengentasan masyarakat miskin

e. Peningkatan kualitas penduduk dan pemberdayaan masyarakat untuk

daya saing tenaga kerja, produktivitas dan kemandirian ekonomi

f. Peningkatan kualitas aparatur dan manajemen kinerja pembangunan

melalui optimalisasi pemanfaatan basis data (kependudukan, sektoral

dan kewilayahan) dan teknologi informasi

g. Peningkatan kuantitas dan kualitas permukiman beserta sarana

prasarana infrastruktur bagi penguatan daya dukung lingkungan sesuai

perkembangan kebutuhan penduduk secara merata dan partisipatif

h. Perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian

pemanfaatan ruang menuju Kabupaten yang ramah lingkungan, maju

dan sejahtera ekonomi, sosial, budaya melalui optimalisasi partisipasi

masyakarat

Sebagai arahan implementasi sektoral dalam mendukung perwujudan

tujuan pengembangan wilayah di Kabupaten Rembang, maka ditetapkan

arah kebijakan untuk perwujudan strategi pengembangan wilayah

Kabupaten Rembang meliputi:

a. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan layanan

pendidikan dan kesehatan melalui peningkatan jumlah fasilitas dan jenis

layanan pendidikan dan kesehatan dengan strategi:

Page 330: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 317

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Meningkatkan sarana dan prasarana serta infrastruktur pelayanan

pendidikan dan kesehatan, meliputi penyebaran peningkatan

kapasitas sekolah dan Puskesmas.

Meningkatkan koordinasi dan jejaring pelayanan pendidikan dan

kesehatan dengan wilayah sekitar.

b. Peningkatan tata kelola lingkungan sehat melalui pencegahan dan

Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup dengan

strategi:

Peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan kawasan,

utamanya mengembangkan kawasan strategis Kabupaten Rembang;

Peningkatan penyelenggaraan penataan ruang berbasis DAS;

Peningkatan ruang terbuka hijau (RTH) pada kawasan strategis

terpilih;

Pengurangan risiko bencana melalui peningkatan kapasitas

kelembagaan penanggulangan bencana dan masyarakat; dan

Meningkatkan koordinasi antar stakeholder dalam penanggulangan

bencana.

c. Membudayakan pendidikan karakter unggul dan kreativitas masyarakat

melalui ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dan mengintegrasikan

kurikulum karakter unggul ke dalam pengembangan media pendidikan

dan informasi publik sebagai kesatuan sistem pendidikan masyarakat

terpadu dengan strategi:

Peningkatan potensi kegiatan budi daya unggulan di dalam kawasan

secara sinergis berkelanjutan dan mendorong pengembangan

perekonomian

Peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung sebagai kota eco-

wisata

d. Percepatan pengentasan masyarakat miskin melalui penguatan

kemampuan produktif dan karakter mandiri pada kelompok PMKS dan

rentan miskin, dengan strategi:

Page 331: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 318

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Pengembangan dan peningkatan kualitas jaringan air bersih;

Pengembangan dan peningkatan kualitas jaringan drainase;

Penambahan infrastruktur air limbah (IPAL perkotaan, komunal, dan

kawasan);

Peningkatan sinergisitas kerjasama dalam pengelolaan sampah

perkotaan dan air bersih secara regional; dan

Penambahan ruang-ruang publik berbasis komunitas/masyarakat di

wilayah dengan angka kemiskinan yang relatif tinggi.

e. Peningkatan kualitas penduduk dan pemberdayaan masyarakat untuk

daya saing tenaga kerja, produktivitas dan kemandirian ekonomi melalui

peningkatan produktivitas dan kecukupan bahan kebutuhan pokok;

pengembangan kebijakan untuk peningkatan kecakapan dan

keterampilan dalam sistem budaya meraih keunggulan menuju

kemandirian dan keadilan; peningkatan manajemen pengelolaan

keuangan daerah; dan pengembangan sistem manajemen pembangunan

partisipatif yang akuntabel, mulai dari perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi dengan strategi:

Mengoptimalkan sarana dan prasarana

Mengoptimalkan daya dukung sektor informal

f. Peningkatan kualitas aparatur dan manajemen kinerja pembangunan

melalui optimalisasi pemanfaatan basis data (kependudukan, sektoral

dan kewilayahan) dan teknologi informasi melalui penguatan tata kelola

pemerintahan dan akuntabilitas aparatur melalui sistem manajemen

data dan infomasi (kependudukan, sektoral dan kewilayahan) berbasis

indikator kinerja dengan strategi:

Pengembangan dan peningkatan kualitas jaringan listrik;

Pengembangan dan peningkatan kualitas jaringan telekomunikasi; dan

Fasilitasi pemenuhan cakupan sarana komunikasi dan informasi.

g. Peningkatan kuantitas dan kualitas permukiman beserta sarana

prasarana infrastruktur bagi penguatan daya dukung lingkungan sesuai

Page 332: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 319

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

perkembangan kebutuhan penduduk secara merata dan partisipatif

melalui:

1) Pemerataan pembangunan infrastruktur dan kawasan permukiman

yang sehat dan berkeadilan dengan strategi:

Peningkatan kualitas perumahan dan permukiman kumuh yang

sehat dan berkeadilan

Peningkatan sarana dan prasarana disabilitas

Mengoptimalkan ekosistem ramah anak

2) Pengembangan sistem transportasi dan lalu lintas yang tertib, lancar,

nyaman, dan selamat dengan strategi:

Peningkatan kualitas dan kapasitas penanganan jalan dan

jembatan;

Peningkatan ketersediaan prasarana sarana dan kebinamargaan

serta kapasitas SDM;

Peningkatan kinerja kondisi baik jalan dan jembatan;

Peningkatan prasarana sarana dan pengembangan antar moda

transportasi publik;

Peningkatan prasarana sarana keselamatan transportasi;

3) Peningkatan pengelolaan sumberdaya air permukaan yang

memberikan keadilan, kemanfaatan dan keselarasan masyarakat

untuk memenuhi berbagai kebutuhan di dalam dan antar kawasan

serta antar kepentingan melalui konservasi sumberdaya air,

pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak

air.Pengenbangan konservasi sumberdaya air untuk melestarikan

kuantitas air dan memelihara kualitas air.

4) Pengelolaan lingkungan kota yang kota berwawasan keamanan dan

keselamatan dengan strategi:

Peningkatan kerjasama dalam pengembangan, penyediaan dan

penanganan infrastruktur dan transportasi strategis untuk

percepatan penanganan kebutuhan dan masyarakat.

Page 333: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 320

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

5.6. Agenda Kebijakan Peningkatan Daya Saing Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Rembang selama ini ditopang oleh tiga sektor

unggulan yaitu sektor pertanian, perikanan dan pariwisata. Dalam 5 tahun

terakhir, pertanian dan perikanan cenderung mengalami penurunan, walau tetap

memberikan kontribusi yang tertinggi dalam menopang ekonomi di Kabupaten

Rembang. Sementara, pariwisata terus mengalami peningkatan dan berkembang

ke arah yang positif. Yang cukup menjanjikan adalah pertambangan dan industri.

Dalam lima tahun kedepan, diproyeksikan sektor pertanian, perikanan dan

pariwisata akan tetap memberikan kontribusi terbesar pada ekonomi Rembang,

serta didukung dengan sektor pertambangan dan industri yang semakin

meningkat. Oleh karena itu, dalam rangka mendukung daya saing ekonomi

Rembang yang berbasis pada sektor-sektor unggulan, kebijakan perekonomian

daerah Rembang dalam lima tahun ke depan ditujukan untuk menciptakan

stabilitas perekonomian daerah yang berdaya saing, berbasis potensi unggulan

lokal, berorientasi pada ekonomi kerakyatan, dan berkelanjutan yang

diindikasikan dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Sasaran yang dituju

fokus pada dua hal yaitu:

1. Meningkatnya pertumbuhan sektor unggulan daerah (pertanian, perikanan,

pariwisata, pertambangan dan industri manufaktur lainnya), dengan

indikator laju pertumbuhan sektor pertanian, perikanan, kontribusi sektor

pariwisata pada PAD, kontribusi sektor pertambangan pada PAD, serta

industri manufaktur (dalam persen);

2. Meningkatnya peran investasi terhadap ekonomi daerah, yang

diindikasikan dengan indikator kinerja dalah laju pertumbuhan investasi

(dalam persen).

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran tersebut, maka kebijakan

pembangunan ekonomi Rembang kedepan diarahkan pada penguatan kontribusi

sektor unggulan yang terintegrasi (produksi dan distribusi) dan mengarah pada

digital ekonomi dan ekonomi kreatif berbasis sumber daya lokal. Sedangkan

strategi yang dipilih untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut yaitu:

1. Meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan melalui:

Page 334: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 321

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

a. peningkatan keterampilan petani dalam pengolahan produk untuk

meningkatkan nilai tambah (on farm menuju off farm),

b. penyediaan bibit, benih yang berkualitas, dan pupuk,

c. pemberian asuransi petani,

d. penyediaan dan pemerataan alsintan,

e. peningkatan prasarana irigasi,

f. pengembangan teknologi tepat guna di bidang pertanian dan

perkebunan;

g. pengembangan jejaring pemasaran berbasis kelompok (corporate

farming),

h. peningkatan mutu dan hasil ternak,

i. peningkatan peran pemerintah dalam keperantaraan melalui revitalisasi

peran pertanian (penyeimbang, penelitian pengembangan, pendapatan

dan pengurangan kemiskinan);

2. Meningkatkan produksi dan kualitas hasil pengolahan perikanan melalui:

a. peningkatan keterampilan nelayan,

b. penyediaan prasarana dan sarana perikanan tangkap (alat tangkap

ramah lingkungan, kapal, TPI),

c. penggunaan benih berkualitas dan pengembangan pakan ikan mandiri,

d. peningkatan kualitas dan kapasitas unit pengolah ikan untuk ekspor;

3. Meningkatkan produksi dan produktivitas industri mikro, kecil, dan menengah

melalui:

a. peningkatan nilai tambah diversifikasi produk, dan hilirisiasi industri,

b. mengembangkan inovasi teknologi produksi,

c. fasilitasi akses permodalan dari perbankan dan lembaga keuangan non

perbankan,

d. meningkatkan akses pasar dengan mengembangkan digital ekonomi,

e. pengembangan kawasan industri sesuai rencana tata ruang;

4. Mendorong pertumbuhan UMKM melalui:

a. peningkatan kualitas tenaga kerja (tingkat pendidikan dan kualitas

manajerial);

Page 335: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 322

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

b. memberikan kemudahan berusaha bagi UMKM (perijinan, pajak);

c. fasilitasi akses permodalan dari perbankan;

d. meningkatkan akses pasar dengan mengembangkan ekonomi digital;

e. peningkatan infrastruktur produksi, distribusi, promosi, dan jejaring

pemasaran;

f. pengembangan inovasi dan teknologi;

g. pengembangan technopark;

h. fasilitasi standarisasi dan sertifikasi produk UMKM.

5. Mendorong pariwisata berbasis masyarakat melalui:

a. peningkatan kualitas prasarana dan sarana destinasi pariwisata,

manajemen pengelolaan daerah wisata, dan kapasitas pelaku pariwisata;

b. meningkatkan promosi wisata;

c. meningkatkan kerjasama dengan pelaku wisata;

d. meningkatkan aksesibilitas menuju daerah tujuan wisata.

6. Perbaikan iklim investasi yang semakin kondusif melalui:

a. pemberian kemudahan perijinan investasi (perijinan satu pintu, waktu

perijinan, dan prosedur perijinan);

b. memperbaiki sistem dan layanan perijinan;

c. mengembangkan kebijakan investasi padat karya;

d. mengembangkan digital investment promotion;

e. mengembangkan investasi yang mengakomodasi produk-produk

unggulan Kabupaten/kota;

f. mendorong perwujudan investasi hijau.

Page 336: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 323

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 5.8. Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator Kinerja Peningkatan Daya Saing Ekonomi

Daerah

Tujuan Indikator

Tujuan

Sasaran Indikator

Sasaran

Strategi

Menciptakan stabilitas

ekonomi daerah

yang berdaya

saing, berbasis potensi

unggulan daerah,

dan berorienta

si pada ekonomi kerakyata

n

Pertumbuhan ekonomi

(%)

1. Meningkatnya pertumbuha

n sektor unggulan

(pertanian, industri

pengolahan, perdagangan,

pariwisata);

1. Pertumbuhan sektor pertanian (%)

2. Pertumbuhan sektor

industri pengolahan (%)

3. Pertumbuhan sektor perdagangan

dan jasa (%) 4. Pertumbuh

an kontribusi pariwisata pada

PAD (%)

1.Meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan melalui: a. peningkatan keterampilan petani

dalam pengolahan produk untuk meningkatkan nilai tambah (on farm

menuju off farm), b. penyediaan bibit, benih yang

berkualitas, dan pupuk, c. pemberian asuransi petani, d. penyediaan dan pemerataan alsintan,

e. peningkatan prasarana irigasi, f. pengembangan teknologi tepat guna di

bidang pertanian dan perkebunan; g. pengembangan jejaring pemasaran

berbasis kelompok (corporate farming), h. peningkatan mutu dan hasil ternak, i. peningkatan peran pemerintah dalam

keperantaraan melalui revitalisasi peran pertanian (penyeimbang,

penelitian pengembangan, pendapatan dan pengurangan kemiskinan);

2. Meningkatkan produksi dan kualitas

hasil perikanan melalui: a. peningkatan keterampilan nelayan, b. penyediaan prasarana dan sarana

Page 337: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 324

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tujuan Indikator Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran

Strategi

perikanan tangkap (alat tangkap ramah lingkungan, kapal, TPI) dan

perikanan budidaya, c. penggunaan benih berkualitas dan

pengembangan pakan ikan mandiri, d. peningkatan kualitas dan kapasitas

unit pengolah ikan untuk ekspor;

3. Meningkatkan produksi dan produktivitas industri kecil, mikro, dan

menengah melalui: a. peningkatan nilai tambah diversifikasi

produk, dan hilirisiasi industri, b. mengembangkan inovasi teknologi

produksi,

c. fasilitasi akses permodalan dari perbankan dan lembaga keuangan non

perbankan, d. meningkatkan akses pasar dengan

mengembangkan digital ekonomi, e. pengembangan kawasan industri

sesuai rencana tata ruang;

4. Mendorong pertumbuhan UMKM

melalui: a. peningkatan kualitas tenaga kerja

(tingkat pendidikan dan kualitas manajerial),

b. memberikan kemudahan berusaha

bagi UMKM (perijinan, pajak),

Page 338: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 325

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tujuan Indikator Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran

Strategi

c. fasilitasi akses permodalan dari perbankan,

d. meningkatkan akses pasar dengan mengembangkan ekonomi digital,

e. peningkatan infrastruktur produksi, distribusi, promosi, dan jejaring pemasaran,

f. pengembangan inovasi dan teknologi, g. pengembangan technopark, serta

h. fasilitasi standarisasi dan sertifikasi produk UMKM;

5. Mendorong pariwisata berbasis

masyarakat melalui: a. peningkatan kualitas prasarana dan

sarana destinasi pariwisata,

manajemen pengelolaan daerah wisata, dan kapasitas pelaku pariwisata;

b. meningkatkan promosi wisata; c. meningkatkan kerjasama dengan

pelaku wisata; d. meningkatkan aksesibilitas menuju

daerah tujuan wisata

2. Meningk

atnya peran

investasi terhadap ekonomi

daerah

5. Pertumbuhan

investasi (%)

6. Perbaikan iklim investasi yang

semakin kondusif melalui: a. pemberian kemudahan perijinan

investasi (perijinan satu pintu, waktu perijinan, dan prosedur perijinan);

b. memperbaiki sistem dan layanan

perijinan;

Page 339: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 326

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tujuan Indikator Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran

Strategi

c. mengembangkan kebijakan investasi padat karya;

d. mengembangkan digital investment promotion;

e. mengembangkan investasi yang mengakomodasi produk-produk unggulan Kabupaten/kota;

f. mendorong perwujudan investasi hijau.

Page 340: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 327

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

5.7. Agenda Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan,

Lingkungan Hidup serta Penanggulangan Bencana

Pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup merupakan salah

satu pilar pembangunan berkelanjutan. Dalam penjabaran rencana pembangunan

jangka panjang daerah Rembang selama ini belum mengarah pada satu visinya

yaitu ―Lestari‖. Maka kebijakan pembangunan daerah dalam pengelolaan

sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam lima tahun kedepan harus

dikedepankan, selain juga dalam upaya mitigasi menanggulangi bencana.

Kebijakan pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan

bencana Kabupaten Rembang tahun 2021-2025 ditujukan dalam rangka menuju

perwujudan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang lestari dan

berkelanjutan, serta adaptif bencana, dengan indikator tujuannya adalah Indeks

Kualitas Lingkungan Hidup dan Indeks Risiko Bencana. Sasarannya meliputi:

1. Meningkatnya kualitas air dan udara, serta pemenuhan ketersediaan air,

dengan ukuran keberhasilannya adalah indeks kualitas air, indeks kualitas

udara, dan cakupan pemenuhan kebutuhan air baku (persen);

2. Membaiknya kualitas lingkungan pesisir dan pantai, dengan indikator

berupa rasio kawasan lindung perairan dan rasio kawasan mangrove

(dalam persen);

3. Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam menghadapi risiko bencana,

dengan indikator indeks kapasitas penanggulangan bencana;

4. Menurunnya kerentanan bencana, dengan indikator indeks kerentanan

bencana.

Arah kebijakan dalam upaya pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan

hidup dan penanggulangan bencana lima tahun kedepan adalah:

1. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang terpadu hulu-

hilir (eco-region based), lintas wilayah menuju pada efisiensi sumberdaya

alam (resource efficiency);

2. Penanggulangan bencana berbasis pengurangan risiko bencana.

Untuk itu maka strategi pengelolaan SDA-LH dan penanggulangan bencana yaitu:

Page 341: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 328

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

1. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

melalui:

a. Konservasi sumber daya air di daerah hulu dan tangkapan air;

b. Pengendalian pemanfaatan air (air permukaan dan air tanah);

c. Rehabilitasi kawasan mangrove;

d. Meningkatkan pengendalian sumber pencemaran air, tanah, dan

udara;

e. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sumberdaya

alam dan lingkungan hidup;

f. Meningkatkan pengelolaan limbah secara komunal berbasis kawasan

dan masyarakat;

g. Meningkatkan pengendalian perijinan dan pengawasan usaha

pertambangan;

h. Meningkatkan ruang terbuka hijau;

i. Afirmasi kebijakan rekayasa keberlanjutan pada sektor ekonomi dan

secara spasial.

2. Meningkatkan penanggulangan bencana berbasis pengurangan risiko

bencana melalui upaya:

a. Memperkuat kebijakan dan kelembagaan penanggulangan bencana;

b. Mengembangkan sistem informasi penanggulangan bencana;

c. Meningkatkan penanganan tematik rawan bencana;

d. Meningkatkan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana;

e. Memperkuat kesiapsiagaan dan penanganan darurat;

f. Mengembangkan sistem rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.

Berikut gambaran kebijakan pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan

hidup dan penanggulangan bencana Kabupaten Rembang dalam tabel.

Page 342: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 329

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 5.9. Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator Kinerja Pengelolaan Sumberdaya Alam –

Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana

Tujuan

Indikator Tujuan

Sasaran

Indikator Sasaran

Strategi

Mewujudkan

sumberdaya alam dan

lingkungan hidup yang

lestari dan berkelanjutan, serta adaptif

bencana

Indeks

Kualitas Lingkungan

Hidup

1. Meningkatnya

kualitas air dan udara, serta

pemenuhan ketersediaan

air; 2. Meningkatnya

luas tutupan

lahan; 3. Membaiknya

kualitas lingkungan

pesisir dan pantai;

1. Indeks

Kualitas Udara

2. Indeks Kualitas Air

3. Indeks Tutupan Lahan

4. Cakupan pemenuhan

kebutuhan air baku (%)

5. Rasio kawasan lindung

perairan (%) 6. Rasio

kawasan mangrove (%)

1. Meningkatkan pengelolaan sumber

daya alam dan lingkungan hidup melalui: a. Konservasi sumber daya air di daerah

hulu dan tangkapan air; b. Pengendalian pemanfaatan air (air

permukaan dan air tanah); c. Rehabilitasi kawasan mangrove dan

terumbu karang;

d. Meningkatkan pengendalian sumber pencemaran air, tanah, dan udara;

e. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam

dan lingkungan hidup; f. Meningkatkan pengelolaan limbah

secara komunal berbasis kawasan

dan masyarakat; g. Meningkatkan pengendalian perijinan

dan pengawasan usaha pertambangan;

h. Meningkatkan ruang terbuka hijau; i. Afirmasi kebijakan rekayasa

keberlanjutan pada sektor ekonomi

dan secara spasial.

Page 343: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 330

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tujuan

Indikator Tujuan

Sasaran

Indikator Sasaran

Strategi

1. Meningkatnya kapasitas

masyarakat dalam menghadapi

risiko bencana;

2. Menurunnya kerentanan

bencana alam

1. Indeks Kapasitas PB

2. Indeks Kerentanan

2. Meningkatkan penanggulangan bencana berbasis pengurangan risiko

bencana melalui upaya: a. Memperkuat kebijakan dan

kelembagaan penanggulangan

bencana; b. Mengembangkan sistem informasi

penanggulangan bencana; c. Meningkatkan penanganan tematik

rawan bencana; d. Meningkatkan efektivitas pencegahan

dan mitigasi bencana;

e. Memperkuat kesiapsiagaan dan penanganan darurat;

f. Mengembangkan sistem rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.

Page 344: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 331

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

5.8. Agenda Kebijakan Pemulihan Kondisi Paska Pandemic Covid-19

Pada tanggal 31 Maret 2020 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-undang atau Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan

Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi

Corona Virus Disease (Covid-19) sebagai langkah antisipasi dengan ditetapkannya

Covid-19 sebagai pandemi global oleh WHO. Perpu ini ditindaklanjuti oleh Menteri

Dalam Negeri dan Menteri Keuangan dengan menerbitkan Kepetusan Bersama

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 119/2813/SJ Nomor

177/KMK.07/2020 tanggal 9 April 2020 tentang Percepatan Penyesuaian

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020 Dalam Rangka

Penanganan Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19), serta Pengamanan Daya

Beli Masyarakat dan Perekonomian Nasional.

Pada tanggal 13 April 2020 Presiden menetapkan Keputusan Presiden

(Keppres) 12/2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona

Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional. Diktum ketiga dalam

Keppres tersebut memerintahkan kepada Gubernur, Bupati dan Walikota

menetapkan kebijakan di daerah masing-masing dengan memperhatikan

kebijakan pemerintah pusat. Keppres tersebut ditindaklanjuti dengan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/2020 tanggal 16 April 2020 tentang

Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 Dalam

Rangka Penangangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau

Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional. Berdasarkan

kondisi tersebut maka pada tanggal 23 April 2020

Pemerintah Kabupaten Rembang mengeluarkan Peraturan Bupati Rembang

Nomor 14 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Peraturan Bupati Rembang

Nomor 54 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kabupaten Rembang Tahun Anggaran 2020 yang berisi pengurangan

pendapatan dan refocusing program/kegiatan untuk menanggulangi penyebaran

Covid-19.

Kondisi tersebut di atas berdampak pada rancangan RKPD Kabupaten

Rembang tahun 2021. Dimana Pendapatan pemerintah daerah pada tahun 2021

diproyeksikan turun dan perlu melakukan penyesuaian pekerjaan dalam rangka

pemulihan pasca penanggulangan Covid-19 maupun pekerjaanpekerjaan yang

tertunda pada tahun 2020. Selain itu Pemerintah pusat telah melakukan

perubahan tema RKP tahun 2021 dari sebelumnya ―Meningkatkan Industri,

Pariwisata dan Investasi di Berbagai Wilayah Didukung oleh SDM, dan

Infrastruktur untuk Pertumbuhan Berkualitas‖ menjadi ―Mempercepat Pemulihan

Page 345: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 332

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Ketahanan Ekonomi dan Kehidupan Masyarakat dengan Fokus Pemulihan

Industri, Pariwisata, Dan Investasi Penguatan Sistem Kesehatan Nasional‖.

Sebagai tindak lanjut Pemerintah Kabupaten Rembang melakukan

perubahan tema dari sebelumnya ―Penguatan Kebersamaan Masyarakat dan

Kondusifitas Daerah Menuju Kestabilan dan Kelestarian Pembangunan‖ menjadi

―Penguatan Kebersamaan Masyarakat dan Kondusifitas Daerah untuk Pemulihan

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupaten Rembang‖.

Dalam rangka mencegah penyebaran virus corona, pada tahun 2020

Pemerintah Kabupaten Rembang telah membentuk Gugus Tugas Percepatan

Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) melalui Keputusan Bupati

Nomor 440/1108/2020. Dimana gugus tugas tersebut terdiri dari tiga kelompok

kerja (pokja). Pokja I terdiri dari Kelompok Kerja Kesehatan, Survailans dan

Deteksi Dini serta Kelompok Kerja Kasus dan Rujukan. Pokja II terdiri dari

Kelompok Kerja Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan serta Kelompok Kerja

Pencegahan pada Institusi Pendidikan, Keagamaan dan Tempat Umum.

Sedangkan Pokja III terdiri dari Kelompok Kerja Komunikasi dan Informasi Publik

dan Kelompok Kerja. Melalui pembentukan gugus tugas tersebut pemerintah

Kabupaten Rembang telah berupaya meminimalisir penyebaran dan pencegahan

virus corona agar tidak meluas di Kabupaten Rembang.

Pada tahap pemulihan kondisi pasca bencana Covid-19 di Kabupaten

Rembang sendiri diarahkan pada beberapa aspek krusial meliputi aspek

Kesehatan, Industri dan UMKM, Investasi, Pariwisata, Aspek Sosial hingga

Ketahanan Pangan. Dimana pada tahap ini, fokus pemulihan diarahkan pada

upaya pemberdayaan masyarakat dan desa, agar masyarakat dan desa dapat

tanggap dan mandiri dalam menghadapi kondisi luar biasa, khususnya yang

berkaitan dengan penyakit menular. Aspek Kesehatan dilakukan melalui promosi

Kesehatan dengan gerakan masyarakat (germas) hidup sehat, yang diarahkan

pada kegiatan penyediaan sarpras dan alat Kesehatan yang mendukung

penanganan penyakit menular melalui Kawasan sehat pada setiap Kecamatan.

Aspek Industri dan UMKM dilakukan melalui kegiatan penguatan modal usaha

kepada pelaku industry kecil, serta penumbuhan wirausaha baru bagi

masyarakat terdampak Covid- 19 baik melalui pelatihan ataupun permodalan.

Aspek Inovasi dilakukan dengan membuka peluang Kerjasama dengan

investor di sektor Kesehatan dan sektor yang terdampak Covid-19. Aspek

Pariwisata dilakukan dengan promosi pariwisata, penyelenggaraan event

pariwisata bagi masyarakat yang terdampak serta pemenuhan sarana dan

prasarana destinasi wisata. Aspek Sosial dilakukan melalui perbaikan jarring

Page 346: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 333

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

pengaman sosial. Sedangkan Aspek Ketahanan Pangan dilakukan dengan

pembentukan Kawasan swasembada pangan.

Page 347: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 334

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tabel 5.10. Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Beserta Indikator Kinerja Pemulihan Kondisi Paska Pandemic

Covid-19

Tujuan Indikator

Tujuan

Sasaran Indikator

Sasaran

Strategi

Percepatan Pemulihan Pasca

Pandemic Covid-19

Persentase penanganan kesehatan,

pendidikan dan

pemulihan ekonomi

lokal terdampak Covid-19

1. Percepatan pemulihan kesehatan

pasca Covid-19

1. Persentase pemulihan pasien

terinfeksi Covid-19

1. Sosialisasi pencegahan penularan Covid-19; 2.Mendorong partisipasi warga dalam pencegahan penularan Covid-19

3. Memperkuat pemanfaatan teknologi informasi dalam penanganan dan pemulihan Covid-19;

4

2. Percepatan penyesuaian

pelayanan pendidikan di

era Normal Baru

1. Persentase partisipasi

pendidikan di era Normal

Baru

1. Membangun sistem manajemen pendidikan yang adaptif terhadap Normal Baru;

2. Memperkuat fasilitas dan sarana prasarana untuk mendukung penyesuaian pelayanan

pendidikan di era Normal Baru;

Page 348: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V | 335

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

Tujuan Indikator Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran

Strategi

3. Percepatan pemulihan

ekonomi lokal terdampak

Covid-19

Jumlah UMKM

mendapatkan bantuan

usaha pasca pandemic Covid-19

1. Memperkuat basis data UMKM terdampak Covid-19;

2. Memperkuat kolaborasi dengan lembaga keuangan dalam penyaluran bantuan usaha

UMKM terdampak Covid-19; 3. Menyediakan pelatihan IT bagi UMKM supaya mempercepat penyesuaian diri di era Normal

Baru;

Page 349: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V I | 336

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

BAB VI

PENUTUP

Penyusunan Rancangan Teknokratik RPJMD menyajikan input teknokratik

bagi penyusunan RPJMD 2021-2025 sebelum ditetapkannya kepala daerah

Kabupaten Rembang hasil pemilihan 9 Desember 2020. Rancangan teknokratik

RPJMD merupakan dokumen perencanaan yang disiapkan oleh pemerintah

Daerah dengan sepenuhnya menggunakan perspektif teknokratik bagi Kepala

Daerah dan wakil Kepala Daerah terpilih. Sebagaimana Permendagri 86 tahun

2017 pasal 44 menegaskan, rancangan teknokratik RPJMD disusun dengan

sistematika setidaknya yang memuat 4 hal, yaitu: (1) pendahuluan; (2) gambaran

umum kondisi Daerah; (3) gambaran keuangan Daerah; dan (4) permasalahan

dan isu strategis Daerah.

Rancangan teknokratik RPJMD Kabupaten Rembang tahun 2021-2025

tersusun mencakup 6 (tujuh) bab, meliputi: (1) Pendahuluan; (2) Gambaran

Umum Kondisi Daerah; (3) Gambaran Keuangan Daerah; (4) Permasalahan dan

Isu-Isu Strategis Daerah; (5) Agenda Kebijakan Pembangunan, dan (7) Penutup.

Dengan demikian rancangan teknokratik RPJMD ini telah sesuai dengan

ketentuan Permendagri 86 tahun 2017.

Rancangan teknokratik ini menyediakan framework yang relative

komprehensif, bagi kepala daerah untuk menyusun program kerja yang

achieveable dan accountable di masa jabatan mendatang. Dokumen ini telah

mengidentifikasi gambaran umum Kabupaten Rembang, dengan cakupan urusan

pemerintah, dan ditambahkan penjelasan ringkas dampak Covid-19 bagi

masyarakat, dengan disertai gambaran keuangan daerah. Hal ini dimaksudkan

agar kondisi Kabupaten Rembang dapat dijelaskan secara lebih utuh. Dengan

demikian, identifikasi isu strategis dan agenda kebijakan pembangunan di

Kabupaten Rembang dapat disusun secara lebih tepat. Aspek kemiskinan,

ketersediaan air baku, layanan kependudukan, pendidikan, dan pengembangan

industri yang berkelanjutan, serta penguatan pengawasan dan pengembangan

kapasitas SDM menjadi titik penting yang perlu ditekankan dalam pembangunan.

Tentu saja, penyusunan rancangan teknokratik RPJMD ini masih

memerlukan perlu tindak lanjut berupa pembahasan dengan stakeholder terkait

untuk mempertajam isu strategis, tujuan dan sasaran serta indikator dan target

kinerja yang nantinya akan menjadi bahan dalam penyusunan Rancangan Awal

RPJMD Kabupaten Rembang. Rancangan teknokratik RPJMD ini akan disepakati

Page 350: PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG RANCANGAN ......BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH -----IV-223 4.1 Permasalahan Pembangunan ----- IV-223 4.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

B A B V I | 337

RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMD KABUPATEN REMBANG TAHUN 2021 – 2025

seluruh kepala perangkat daerah yang dituangkan dalam berita acara

pembahasan Rancangan Teknokratik RPJMD.

Hasil dari rancangan teknokratik RPJMD ini dapat dijadikan sebagai acuan

bagi calon kepala daerah untuk menyusun Visi dan Misi dalam membangun

Kabupaten Rembang. Rancangan teknokratik akan disesuaikan kembali sesuai

dengan Visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati terpilih dalam tiga

setengah tahun ke depan.