BAB IV Isu Strategis RPJMD baru.doc

44
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, pemerintah senantiasa dihadapkan dengan permasalahan utama yaitu keterbatasan dana pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan yang terfokus pada bidang- bidang pembangunan yang bersifat strategis yaitu membangun sebagian dari seluruh bidang yang ada, tetapi benar-benar dapat memberikan manfaat yang luas bagi kemajuan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Isu strategis dan permasalahan mendesak dalam RPJMD Kabupaten Bangli tahun 2010-2015 merupakan permasalahan yang menjadi isu mendasar dalam pembangunan Kabupaten Bangli selama lima tahun mendatang. Isu-isu strategis ini dikaitkan dengan isu-siu strategis yang berkembang di tingkat Nasional dan isu-isu strategis di tingkat Provinsi Bali, mengingat bahwa pembangunan yang dilaksanakan pemerintah Kabupaten Bangli merupakan pembangunan yang terintegrasi dengan pemerintah atasan dengan memperhatikan kondisi nyata masyarakat Kabupaten Bangli serta merupakan implementasi dari pencapaian Visi dan Misi Bupati/Wakil Bupati Bangli terpilih. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kab. Bangli 2010 -2015 IV - 1

Transcript of BAB IV Isu Strategis RPJMD baru.doc

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, pemerintah senantiasa dihadapkan dengan permasalahan utama yaitu keterbatasan dana pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan yang terfokus pada bidang-bidang pembangunan yang bersifat strategis yaitu membangun sebagian dari seluruh bidang yang ada, tetapi benar-benar dapat memberikan manfaat yang luas bagi kemajuan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Isu strategis dan permasalahan mendesak dalam RPJMD Kabupaten Bangli tahun 2010-2015 merupakan permasalahan yang menjadi isu mendasar dalam pembangunan Kabupaten Bangli selama lima tahun mendatang. Isu-isu strategis ini dikaitkan dengan isu-siu strategis yang berkembang di tingkat Nasional dan isu-isu strategis di tingkat Provinsi Bali, mengingat bahwa pembangunan yang dilaksanakan pemerintah Kabupaten Bangli merupakan pembangunan yang terintegrasi dengan pemerintah atasan dengan memperhatikan kondisi nyata masyarakat Kabupaten Bangli serta merupakan implementasi dari pencapaian Visi dan Misi Bupati/Wakil Bupati Bangli terpilih.

4.1. Arahan RPJM-Nasional Tahun 2010 -2014

Arahan RPJMN ke-2 (20102014) ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian. Adapun secara umum arah RPJMN ke-2 (2010 -2014) adalah meliputi:

1. Meningkatkan kondisi aman dan damai di berbagai daerah Indonesia dengan peningkatan kemampuan dasar pertahanan dan keamanan negara yang ditandai dengan peningkatan kemampuan postur dan struktur pertahanan negara serta peningkatan kemampuan lembaga keamanan negara,

2. Meningkatkan kesadaran dan penegakan hukum, melalui konsolidasi penegakan supremasi hukum dan penegakan hak azasi manusia, serta kelanjutan penataan sistem hukum nasional. Selain itu, untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang lebih demokratis melalui pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah serta penguatan peran masyarakat sipil dan partai politik dalam kehidupan berbangsa,

3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan indikatornya peningkatan pembangunan sumber daya manusia, antara lain meningkatnya pendapatan per kapita; menurunnya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai dengan berkembangnya lembaga jaminan sosial; meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat yang didukung dengan pelaksanaan sistem pendidikan nasional yang mantap; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya kesetaraan gender; meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak; terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk; menurunnya kesenjangan kesejahteraan antarindividu, antarkelompok masyarakat, dan antardaerah; dipercepatnya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan potensial di luar Jawa; serta makin mantapnya nilai-nilai baru yang positif dan produktif dalam rangka memantapkan budaya dan karakter bangsa,

4. Peningkatan daya saing perekonomian melalui penguatan industri manufaktur sejalan dengan penguatan pembangunan pertanian dan peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam lainnya sesuai dengan potensi daerah secara terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha; peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan; serta penataan kelembagaan ekonomi yang mendorong prakarsa masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Kondisi itu didukung oleh pengembangan jaringan infrastruktur transportasi, serta pos dan telematika; peningkatan pemanfaatan energi terbarukan, khususnya bioenergi, panas bumi, tenaga air, tenaga angin, dan tenaga surya untuk kelistrikan; serta pengembangan sumber daya air dan pengembangan perumahan dan permukiman. Bersamaan dengan itu, industri kelautan yang meliputi perhubungan laut, industri maritim, perikanan, wisata bahari, energi dan sumber daya mineral dikembangkan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan,

5. Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang makin berkembang melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang disertai dengan menguatnya partisipasi aktif masyarakat; terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam tropis lainnya yang dimanfaatkan untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan nasional pada masa yang akan datang; mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan; serta terlaksananya pembangunan kelautan sebagai gerakan yang didukung oleh semua sektor.

6. Peningkatan kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang,

7. Untuk mencapai arah pembangunan Nasioal, ditetapkan sebelas Prioritas Nasional yaitu: (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi

4.2. Isu-isu Strategis di Tingkat Nasional

Dalam upaya untuk mencapai arah dan prioritas pembangunan nasional, beberapa isu-strategis yang menjadi agenda utama dalam pembangunan nasional meliputi:

4.2.1. Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

Penyelenggaraan program peningkatan kesejahteraan rakyat akan dilaksanakan seiring dengan upaya peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mendukung terciptanya penyelenggaraan program pembangunan ekonomi yang makin berkualitas, yaitu pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada peningkatan produktivitas dan daya saing, serta makin memacu terciptanya kreativitas dan inovasi. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan mempercepat tercapainya tataran pembangunan ekonomi yang makin mandiri. Percepatan laju pertumbuhan ekonomi ini diharapkan mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka hingga di sekitar 5-6 persen pada akhir tahun 2014, dan kesempatan kerja yang tercipta antara 9,6 juta-10,7 juta pekerja selama periode 2010-2014. Kombinasi antara percepatan pertumbuhan ekonomi dan berbagai kebijakan intervensi pemerintah yang terarah diharapkan dapat mempercepat penurunan tingkat kemiskinan menjadi sekitar 8-10 persen pada akhir 2014.

4.2.2. Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

Perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik menjadi isu yang penting dalam konteks nasional dan internasional. Krisis ekonomi yang lalu tidak terlepas dari buruknya tata kelola pemerintahan, baik di sektor pemerintahan maupun swasta. Krisis keuangan global, juga tidak terlepas dari masalah ini. Oleh karena itu, negara-negara yang tergabung dalam G-20 sepakat untuk menempatkan perbaikan tatakelola pemerintahan menjadi salah satu agenda perbaikan untuk mencegah krisis berulang. Pembangunan birokrasi yang kuat merupakan elemen penting untuk menjaga agar kelangsungan pembangunan tetap berkelanjutan. Untuk itu, reformasi birokrasi akan dilaksanakan di seluruh kementerian/lembaga untuk selanjutnya diteruskan di pemerintah daerah. Selanjutnya dalam penyusunan perencanaan dan anggaran, akan diterapkan sistem anggaran berbasis kinerja secara menyeluruh. Reformasi ini diharapkan dapat membuahkan hasil yang positif khususnya dalam perbaikan kualitas pelayanan publik, efektivitas dan akuntabilitas kegiatan kementerian/ lembaga dan penanggulangan korupsi.

4.2.3. Penegakan Pilar Demokrasi

Pembangunan demokrasi diarahkan untuk mencapai tingkat demokrasi yang substansial. Namun, sebelum bisa beranjak kepada demokrasi substansial harus diselesaikan terlebih dulu semua masalah prosedural. Di dalam proses pemilihan umum, misalnya, tidak boleh terulang kesalahan dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang membawa persoalan, baik di dalam pemilihan umum legislatif maupun pemilihan kepala negara dan kepala daerah. Ke depan, berbagai usaha perbaikan harus dilakukan, sebelum melangkah menuju demokrasi substansial.

4.2.4. Penegakan Hukum

Terkait dengan kepastian usaha, salah satu persoalan yang dianggap kerap menganggu masuknya investasi ke Indonesia adalah lemahnya kepastian hukum. Karenanya penegakan hukum akan membawa dampak yang positif bagi perbaikan iklim investasi yang pada gilirannya akan memberi dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Selanjutnya, permasalahan terkait dengan struktur hukum akan diatasi dengan peningkatan independensi dan akuntabilitas kelembagaan hukum, peningkatan kemampuan sumber daya manusia di bidang hukum, serta mendorong berlakunya sistem peradilan yang transparan dan terbuka. Oleh karena itu, semua pihak, baik pemerintah, pengusaha, maupun aparat penegak hukum mulai dari polisi dan jaksa sampai kepada hakim dan pengacara benar-benar harus menegakkan aturan main dan tatanan hukum yang pasti agar hukum semakin tegak dan pasti.

4.2.5. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan

Dalam lima tahun ke depan, penguatan dimensi keadilan dan keikutsertaan akan dilakukan untuk setiap kegiatan atau program pembangunan. Misalnya, melalui Program Keluarga Harapan (PKH), bagi masyarakat sangat miskin akan diberikan bantuan tunai bersyarat dalam bentuk dukungan biaya pendidikan dan kesehatan. Langkah ini diharapkan dalam jangka pendek akan memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga tersebut (memperbaiki distribusi pendapatan) dan dalam jangka panjang akan dihasilkan generasi baru yang lebih baik tingkat pendidikan dan kesehatannya. Di samping itu, pemerintah akan mempertajam kualitas program perlindungan dan bantuan sosial dalam gugus (cluster) 1 untuk menjadi bantuan sosial berbasis keluarga.

4.3. Isu-isu Strategis di Tingkat Provinsi

Pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Bangli merupakan pembangunan yang terintegrasi dengan pembanguna di tingkat Provinsi Bali, maka dalam RPJMD Kabupaten Bangli mempertimbangkan pula isu-isu strategis yang berkembang secara regional di Provinsi Bali. Adapun isu-isu yang berkembang di Daerah Provinsi Bali meliputi:

1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pemerataan pembangunan wilayah, penguatan ekonomi melalui pengembangan kemitraan pemasaran industri kecil dan menengah dengan pemanfaatan potensi unggulan daerah dan penyediaan infrastruktur wilayah, peningkatan sarana dan prasarana trasportasi untuk memenuhi standar kelayakan operasional,

2. Meningkatkan kualitas SDM, melalui peningkatan akses dan kualitas pendidikan dan peningkatan penguasaan dan penerapan IPTEK; peningkatan pelayanan kesehatan melalui upaya pencegahan penyakit, peningkatan sarana dan prasarana kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat tidak mampu, termasuk pelayanan kesehatan ibu dan anak,

3. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan tata ruang yang kompeten dan proporsional sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat; konservasi dan perlidungan sumber daya alam; penataan batas, luas, dan fungsi kawasan,

4. Meningkatkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan, melalui peningkatan koordinasi pemerintah provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa dalam memberikan pelayanan umum,

5. Mengembangkan pertanian yang tangguh dalam arti luas menuju kemandirian dan ketahanan pangan, meningkatkan akses petani terhadap permodalan, pemasaran, dan penunjang lainnya,

6. Meningkatkan kehidupan modern yang berlandaskan budaya Bali yang berorientasi pada tatanan kehidupan budaya dan lingkungan hidup serta pengelolaan lingkungan hidup pesisir dan laut.

4.4. Isu-isu Strategis di Kabupaten Bangli

Berdasarkan atas isu-isu Nasional dan daerah Provinsi Bali, dan sesuai dengan kondisi wilayah serta kemampuan pendanaan pembangunan di Kabupaten Bangli serta menyesuaikan dengan Visi dan Misi Bupati/Wakil Bupati Bangli, maka isu-isu strategis pembangunan di Kabupaten Bangli meliputi:

4.4.1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, tanpa korupsi dan berkeadilan

Pembangunan Pemerintahan diorientasikan pada upaya mewujukan pemerintahan yang bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik dengan mengembangkan sinergitas antara pemerintah, masyarakat dan swasta, penciptaan jalinan kerjasama dan kemitraan antarpemerintah (pusat, provinsi, kabupaten dan kota), yang diwujudkan dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah daerah.

Tiga hal sangat penting yang ditargetkan sesuai harapan masyarakat, yaitu :

Pertama, pelayanan publik (public service) secara berlanjut demi kelancaran administrasi pemerintah dan harus terbebas dari pengaruh politik (adanya pergantian pemerintahan hasil pemilu), PNS daerah harus independen dan hanya loyal kepada kepentingan negara. Kedua, perlindungan, melalui perwujudan dan supremasi hukum (kepastian dan penegakan hukum), sehingga masyarakat merasa aman dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara. Dan Ketiga, memberdayakan masyarakat (Enpowerment of the people), upaya pemerintah untuk secara langsung mendorong (fasilitasi) masyarakat dalam berbagai kegiatan demi kepentingan masyarakat melalui pemberian pelayanan dan perlindungan serta jaminan hukum yang konsisten dan tegas.

Guna menjamin terwujudnya suatu pemerintahan yang bersih dan tata pemerintahan yang baik tersebut, perlu diwujudkan "check and balance" dari masing-masing fungsi yaitu DPRD (Legislatif), Pemerintah Daerah (Eksekutif) dan Lembaga Yudikatif. Masing-masing lembaga tersebut harus memiliki fungsi yang jelas dan lebih independen, seluruh proses harus dilaksanakan secara "transparan" untuk diketahui publik guna kepentingan pengawasan melalui social control.

Dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik diarahkan pada kepemimpinan yang dialogis di setiap tingkatan. Kepemimpinan dialogis ini merupakan pengejewantahan dari sifat kepemimpinan demokratis serta merupakan implementasi dari konsep aspiratif yang dianut sehingga mampu menjawab harapan masyarakat. Selalu meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat luas sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance), sehingga terbebas dari mal-adiministrasi, patologi birokrasi dan praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

4.4.2. Meningkatkan derajat kesehatan melalui penataan manajemen institusi-institusi kesehatan

Pembangunan manusia sebagai insan menekankan pada manusia yang berharkat, bermartabat, bermoral, dan memiliki jati diri serta karakter tangguh baik dalam sikap mental, daya pikir maupun daya ciptanya. Selain itu, pembangunan manusia sebagai insan menekankan pada pendidikan yang tinggi, sehat jasmani dan rohani serta bergizi. Pencapaian status kesehatan dan gizi masyarakat merupakan kinerja sistem kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah serta berbagai komponen masyarakat. Kinerja pembangunan kesehatan dicapai melalui pendekatan enam subsistem dalam sistem kesehatan nasional (SKN), yaitu subsistem: (1) upaya kesehatan; (2) pembiayaan kesehatan; (3) sumberdaya manusia kesehatan; (4) ketersediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan; (5) manajemen dan informasi kesehatan; dan (6) pemberdayaan masyarakat.

Keenam subsistem tersebut saling terkait dengan berbagai sistem lain di luar SKN antara lain sistem pendidikan, sistem ekonomi, dan sistem budaya. Status kesehatan dan gizi masyarakat Indonesia yang diukur dari umur harapan hidup (UHH), angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan prevalensi kekurangan gizi pada balita.

Selanjutnya, manajemen institusi-institusi kesehatan yang mencakup; perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan, dan pertanggungjawaban pembangunan kesehatan terus dikembangkan. Upaya untuk menyusun perumusan kebijakan kesehatan yang berbasis bukti, survailans secara menyeluruh, dan regulasi bidang kesehatan baik jenis, jumlah maupun efektivitasnya juga terus ditingkatkan.

4.4.3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia berbasis budaya lokal untuk memenuhi persaingan global melalui peningkatan tatakelola lembaga pendidikan

Pembangunan Sumber Daya Manusia dilakukan melalui optimalisasi pelayanan bidang pendidikan. Pendidikan juga merupakan kebutuhan dasar yang harus mendapat perhatian pemerintah yang selalu harus teridentifikasi kondisinya untuk dapat melakukan pembangunan yang berkelanjutan. Pengelolaan pendidikan harus dilakukan dengan profesional dan dikelola oleh Sumber Daya Manusia yang berkompeten di bidang pendidikan. Pengelolaan pendidikan merupakan penanaman investasi masa depan bangsa yang tidak bisa dikelola dengan asal-asalan karena sangat mahal nilainya. Pendidikan harus berakar pada potensi lokal tetapi bergerak secara global. Penanganan masalah pendidikan difokuskan pada masalah :

a) Persoalan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan,

b) Persoalan pemerataan dan perluasan akses pendidikan,

c) Persoalan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik pendidikan.

4.4.4. Pelaksanaan pembangunan yang terintegrasi, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan

Persoalan pembangunan merupakan masalah yang multikompleks. Oleh karena itu, pembangunan tidak boleh dilakukan sepotong-sepotong dan sektoral. Adanya keterbatasan sumberdaya pembangunan, terutama pada komponen anggaran, menuntut adanya efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pembangunan. Over lapping, dupkilasi atau kontradiksi dalam kebijakan, program, dan kegiatan harus dihindari. Sebaliknya, harus dibangun keterpaduan dan sinergitas kebijakan, program, dan kegiatan. Disamping itu, ke depan, pembangunan Bangli harus terintegrasi serta tetap berwawasan lingkungan.

Bangli ke depan, diharapkan tetap menjadi daerah hijau dan lestari menuju Bangli yang Clean, Green, Moving, and Lovely, yang bermanfaat bagi umat manusia di mana pun. Lingkungan yang nyaman dan bermanfaat menjadi acuan dalam pembangunan Bangli ke depan. Ke depan, pembangunan dilakukan dengan menserasikan antara pemanfaatan sumber daya alam dengan kebutuhan riil manusia serta kemampuan untuk menopangnya dalam jangka panjang. Pemenuhan kesejahteraan umat manusia (masyarakat) diusahakan dicapai dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan untuk masa depan.

4.4.5. Pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan yang inovatif, kreatif, produktif, dan unggul berbasis pada pertanian, pariwisata, industri kecil, dan koperasi.

Pemberdayaan masyarakat adalah aspek yang sangat penting untuk diprioritaskan dalam melaksanakan pembangunan Bangli ke depan. Upaya menggeser paradigma memberi ke pemberdayaan disadari bukan merupakan pekerjaan mudah, tetapi harus dilakukan demi masa depan Bangli. Fungsi pemberdayaan oleh pemerintah harus diterapkan secara bertahap dan pasti untuk mengurangi tumbuhnya sifat konsumtif masyarakat, dan perlahan membentuk sifat produktif, inovatif, kreatif pada masyarakat dan menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat itu. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dicapai melalui pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang unggul dengan memperhatikan pertanian, pariwisata, industri kecil dan kekuatan koperasi.

Isu-isu strategis di bidang pertanian adalah : Di Bangli sejak lama sudah memiliki komoditas unggulan yang cukup terkenal seperti bawang merah, bawang putih, ketela rambat ungu, jeruk Kintamani, kopi arabika, bambu, dan beberapa komoditas lainnya.

Di Hulu : petani belum mendapatkan bibit, pupuk, obat-obatan, dan mesin-mesin pertanian yang tepat dan memadai.

On farm : petani belum menggunakan teknologi yang tepat yang bersifat spesifik lokasi; keterbatasan pengetahuan petani dalam hal penerapan teknologi tepat guna; petani belum mendapatkan pendampingan yang optimal untuk penerapan teknologi; ketrerbatasan pengetahuan petani dalam memilih komoditas yang tepat sesuai kebutuhan pasar dan kondisi agroklimat

Di hilir : petani belum mendapatkan akses pemasaran yang memadai (masih banyak sistim ijon/pejeg); petani belum memiliki pengetahuan yang optimal tentang nilai tambah (value added) produk pertanian; belum cukup tersedia sarana dan prasarana pengolahan hasil pertanian; petani belum mengenal sistim panen yang efektif dan efisien (masih banyak terdapat kehilangan hasil pada saat panen).

Pembangunan ekonomi tidak bisa hanya memperhatikan komponen pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga harus memperhatikan pemerataan pendapatan. Untuk itu, pembangunan ekonomi diarahkan pada peningkatan produktivitas dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah. Sementara, untuk menjamin keberlanjutan pertumbuhan ekonomi perlu terus diupayakan pergeseran struktur ekonomi dari sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder atau tersier (industri dan jasa) guna menanggulangi keterbatasan ketersediaan lahan dan kejenuhan input.

4.4.6. Pembangunan budaya etos kerja berbasis kompetensi, teknologi, dan informasi serta profesionalisme

Etos kerja, mengandung sebuah pengertian, spirit, semangat, dan mentalitas yang menjelma menjadi seperangkat perilaku kerja yang positif seperti rajin, bersemangat, teliti, ulet, sabar, akuntabel, bertanggung jawab , hemat serta menghargai waktu. Kondisi seperti itu diharapkan tumbuh pada seluruh komponen masyarakat utamanya para birokrat, yang akan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Penempatan pegawai atau karyawan yang sesuai dengan kompetensinya akan banyak memberikan dukungan terhadap tampilnya etos kerja pegawai tersebut. Bersamaan dengan dasar kompetensi yang dimiliki oleh seseorang akan membentuk profesionalisme dalam pengambilan pekerjaan.

Profesionalisme tercermin dalam ketanggapan, kesigapan, kecepatan, dan ketepatan serta ketaatan pada standar prosedur pelayanan. Kemajuan teknologi dan informasi juga menjadi landasan dalam pembangunan karena hal ini juga mempengaruhi kecepatan pembangunan di samping juga wajib menjadi bagian yang harus dibangun. Unggulan program ini menjadi perhatian utama bagi pembangunan Bangli ke depan untuk mempercepat proses melepaskan ketinggalan.

4.4.7. Peningkatan pelayanan publik dengan penuh cinta kasih dan pengabdian

Penyempurnaan terhadap pelayanan publik ditujukan pada aspek responsivitas, akuntabilitas, dan efisiensi. Aspek responsivitas menghendaki agar pelayanan publik mampu menjawab kebutuhan dan keinginan customers. Sedangkan aspek akuntabilitas menghendaki agar pelayanan publik diberikan dengan mempertimbangkan kesamaan akses semua warganegara, transparan, dan adanya kepastian. Setiap warganegara mendapat akses yang sama untuk memperoleh pelayanan publik yang mereka butuhkan. Proses dan harga pelayanan pelayanan publik harus transparan , dan didukung adanya kepastian prosedur dan waktu pelayanan. Sedangkan aspek efisiensi ini mencakup baik dari perspektif provider maupun customers. Kedua belah pihak customers-provider menginginkan pelayanan publik yang cepat, murah, dan hemat tenaga, seperti dalam matriks berikut:

Matriks Penyempurnaan Pelayanan Publik

No.BidangWahana StrukturalTindakan Konkrit

1.ResponsivitasModel KYC (Know Your Customers)Identifikasi pelanggan

Survai kebutuhan pelanggan

Wawancara kebutuhan pelanggan

Susun prioritas kebutuhan pelanggan dalam program.

Model citizens charterPedoman prosedur pelayanan

Kepastian waktu pelayanan

Kepastian biaya pelayanan

Kepastian jangka waktu pelayanan

Adanya mekanisme pengaduan dari pelanggan

Tersedianya kotak saran / alamat e-mail providers

2.AkuntabelKeadilanKesamaan akses antara warganegara untuk mendapatkan pelayanan publik

Pemberian pelayanan publik berdasarkan nomor urut.

Larangan adanya suap

Sistem PelaporanAdanya pemberitahuan pada customer terhadap pelayanan yang tertunda atau dibatalkan

Aktivitas pelayanan diaudit oleh auditor secara berkala

Adanya laporan kinerja organisasi tiap tahun

Transparansi Transparansi biaya

Transparansi prosedur.

Transparansi tentang informasi pelayanan

3.

EfisiensiDeregulasiPenyederhanaan formulir semua jenis pelayanan publik

Persyaratan dan prosedur pelayanan dimuat di dalam web-site Pemda.

Semua jenis formulir pelayanan publik dapat di down load dari internet.

Pengajuan pelayanan dapat dikirim melalui internet

Sistem pelayanan perijinan satu pintu

Pengurangan biayaProduk layanan publik dapat di kirim ke alamat customers dengan biaya APBD

Membebaskan biaya pelayanan publik yang mendasar, seperti pelayanan KTP, Akta kelahiran, dan Akta kematian dengan membebankan pada anggaran APBD

Adopsi teknologi modernPengembangan manajemen data base dengan teknologi modern

Proses administrasi dan manjemen melalui computer on-line.

Pelayanan Publik, maka pelayanan publik harus berasaskan pada kepentingan umum, adanya kepastian hukum, adanya kesamaan hak, adanya keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif, persamaan dalam perlakuan/tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu dan kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan dan bertujuan agar batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik, menjalankan sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik dalam penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam mendapatkan penyelenggaraan pelayanan publik.

4.4.8. Peningkatan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur untuk mendukung kemajuan pembanguan ekonomi, sosial, dan budaya.

Infrastruktur, sebagai prasarana pendukung pembangunan, harus ditingkatkan pembangunan dan pemeliharaannya untuk menjaga keberlanjutan pembangunan serta peningkatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Infrastruktur yang telah dibangun sebelumnya akan dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan masyarakat Bangli dan bahkan ditingkatkan dan dilengkapi sesuai dengan kebutuhan.

4.4.9. Peningkatan dan pemerataan pelayanan kebutuhan masyarakat secara riil dan proporsional dan dimanfaatkan secara cerdas dan cermat dengan mengedepankan pola partisipasi dan prestasi

Pergeseran paradigma pembangunan seperti di atas bukan berarti secara total dan sertamerta akan mengubah kebijakan pemerintah menyangkut pelayanan kebutuhan masyarakat yang mendasar, mendesak, dan nyata seperti dalam bentuk bantuan sosial masyarakat. Pelayanan tersebut tetap menjadi perhatian utama bahkan akan ditingkatkan dengan memperhatikan azas keadilan, proporsional dan pemerataan. Masyarakat yang semakin cerdas perlu mendapatkan pengarahan untuk memanfaatkan dan mengarahkan bantuan-bantuan sosial kepada kegiatan-kegiatan yang mendidik dan produktif sehingga masyarakat dapat secara cermat menggunakan bantuan-bantuan yang ada.

4.4.10. Meningkatkan Daya Saing Daerah dan Kohesi Sosial melalui Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Bangli yang diwujudkan dengan mengedepankan Peningkatan Ekonomi berbasis Pengetahuan dan Pemberdayaan Masyarakat berbasis Pengetahuan

Kecenderungan perkembangan negara-negara maju yang memiliki daya Saing tinggi berbasis pengetahuan dan teknologi, meningkatkan pemahaman bahwa Daya Saing dan Kohesi Sosial tidak sekedar dipengaruhi oleh melimpahnya sumberdaya alam, melainkan faktor-faktor berbasis inovasi terutama pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan, dimanfaatkan dan disebarluaskan, yang mendorong berkembangnya inovasi dan difusi secara terus menerus. Oleh sebab itu Daya Saing dan Kohesi Sosial daerah Kabupaten Bangkli akan semakin ditentukan oleh Penguatan Sistem Inovasi Daerah dalam upaya mengembangkan potensi spesifik daerah.

4.5Analisis Lingkungan Strategis Internal dan Eksternal

Analisis Lingkungan Strategis merupakan suatu pendekatan ilmiah yang berdasarkan fakta dan data untuk menganalisis keadaan atau kondisi yang ada dan terjadi dalam daerah yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pemerintah dalam rangka. menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan daerah dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Analisis ini diperlukan sebagai media untuk memastikan pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan melalui penetapan tujuan (goal) dan sasaran (objective) pembangunan daerah yang ingin dicapai serta strateginya dalam kurun waktu lima tahun mendatang.

Proses pengidentifikasian analisis lingkungan ini menggunakan metode analisis SWOT dengan melibatkan seluruh komponen pemerintah daerah, masukan masyarakat yang dihimpun dalam Rencana Strategis SKPD lima tahun mendatang di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangli, dan dokumen perencanaan lainnya yang mendukung.

4.5.1. Analisis Lingkungan Internal

Identifikasi faktor lingkungan internal dilakukan untuk menguraikan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan Kabupaten Bangli. Faktor kekuatan adalah situasi dan kondisi internal yang bersifat positif, yang memungkinkan organisasi pemerintah Kabupaten Bangli memiliki kemampuan dan keunggulan strategis dalam mencapai tujuannya, sedangkan kelemahan merupakan situasi dan kondisi ketidakmampuan internal yang mengakibatkan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran.

A. Kekuatan (S):

1. Kabupaten Bangli terletak di tengah Pulau Bali yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Karangasem sehingga menjadi jalur perekonomian dari enam kabupaten lainnya.

2. Kabupaten Bangli memiliki wilayah yang cukup luas yaitu 52.081 Ha atau 9,24% dari luas wilayah Provinsi Bali (563.666 Ha) dan memiliki Danau Batur yang memiliki luas 1.067,50 Ha, dan Gunung Batur dengan kepundannya.

3. Kabupaten Bangli memiliki wilayah dengan kawasan lahan kering dan perkebunan yang cukup luas hampir 34.329 Ha (65,95% wilayah) dan hal ini merupakan potensi lahan yang cukup besar bila dibandingkan luas kawasan perkebunan produktif kopi (4.593 Ha), cengkeh (194 Ha), kakao (327 Ha).

4. Memiliki hutan negara yang luas yaitu: seluas 9.341,28 Ha, merupakan kawasan hutan yang ditetapkan oleh pemerintah dengan fungsi Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Taman Wisata Alam (TWA) terdiri atas HL Penulisan-Kintamani (4.219,3 Ha), HL Munduk Pengajaran (613 Ha), HL Gunung Abang-Agung (1.406,71 Ha), HPT Batur Bukit Payang (453 Ha), TWA Batur Bukit Payang (2.075 Ha) dan TWA Gunung Abang-Agung (574,27 Ha).

5. Memiliki potensi sumber daya air permukaan dan air tanah. Air permukaan terdiri atas dari Danau Batur dengan luas 1.607 Ha, kedalaman 70 meter, volume 815,58 juta/m3, panjang garis pantai (shoreline) 21,4 km dengan daerah tangkapan seluas 10.535 Ha. Sungai yang ada di Kabupaten Bangli berjumlah 14 buah yang merupakan hulu-hulu sungai utama yang bermuara di bagian Selatan Pulau Bali. Air tanah di Kabupaten Bangli berdasarkan Peta Pengendalian pengambilan air tanah dan perlindungan daerah resapan (Dep. ESDM), menyatakan bahwa seluruh wilayah Kabupaten Bangli dari bagian utara Kota Bangli ke arah utara merupakan Daerah Resapan Air yang mengisi Cekungan Air Tanah (CAT) wilayah Kabupaten/Kota Sarbagita termasuk wilayah Kabupaten Bangli bagian selatan. Jumlah potensi mata air di Kabupaten Bangli tersebar di 88 buah titik di 42 desa dengan debit total 1.561,30 ltr./dt.

6. Kabupaten Bangli memiliki iklim tropis, suhu udara relatif rendah berkisar antara 15 30 C, semakin ke utara suhu semakin dingin, yang sangat cocok untuk jenis tanaman tropis yang produktif (perkebunan dan kehutanan).

7. Memiliki sumber daya aparatur pemerintahan (PNS) sebanyak 4.142 orang yang terdiri atas 1.469 orang golongan IV, 1.673 orang golongan III, 935 orang golongan II dan 66 orang golongan I.

8. Memiliki sumber daya manusia (penduduk usia kerja) yang cukup untuk melaksanakan pembangunan sebagai sumber tenaga kerja yaitu sebanyak 169.418 orang pada tahun 2009, dengan jumlah tersebut tingkat penggangguran terbuka sebesar 1,42%.

9. Fasilitas kesehatan yang dimiliki Kabupaten Bangli sampai dengan tahun 2009 berupa dua buah rumah sakit yaitu sebuah rumah sakit umum dan sebuah rumah sakit jiwa (satu-satunya rumah sakit jiwa yang terdapat di Provinsi Bali), 11 Puskesmas dan 59 puskesmas pembantu yang tersebar di masing-masing kecamatan. Rasio fasilitas kesehatan rata-rata sebesar 34,89 per 100.000 penduduk artinya setiap sekitar 1 fasilitas kesehatan mampu melayani penduduk 34.890 jiwa penduduk.

10. Di Kabupaten Bangli daerah yang beriklim sejuk adalah daerah Kintamani, sehingga Kintamani merupakan daerah penghasil sayur-sayuran. Produksi sayuran yang paling dominan adalah bawang merah dengan produksi rata-rata per tahunnya mencapai 13.395,36 ton, disusul oleh sayuran kubis dengan produksi rata-rata sebesar 11.432,34 ton, dan yang ke-3 adalah tomat dan cabai yang masing-masing produksinya rata-rata sebesar 4,718.39 ton dan 4,229.55 ton.

11. Sektor unggulan yang lain yang mempunyai prospek adalah jeruk yang sudah terkenal dengan sebutan jeruk Kintamani. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, produksi jeruk rata-rata adalah sebesar 67,127.50 ton. Di samping jeruk, produksi terbesar ke-2 adalah pisang yang produksinya mencapai rata-rata 68,696.78 ton.

12. Kabupaten Bangli mempunyai keunggulan di bidang peternakan antara lain penggemukan dan pembibitan sapi Bali, peternakan ayam ras petelur dan pedaging, serta penggemukan dan pembibitan babi.

13. Memiliki daerah wisata Penelokan dengan pemandangan Danau Batur dan Gunung Batur yang sudah sangat terkenal di dunia.

14. Memiliki pimpinan daerah yang visioner dan berkomitmen untuk meningkatkan daya saing daerah melalui adopsi penguatan sistem inovasi daerah kabupaten Bangli

B. Kelemahan (W):

1. Kabupaten Bangli merupakan salah satu kabupaten di Bali yang tidak memiliki potensi sumber daya laut.

2. Penggunaan lahan masih banyak yang belum produktif karena merupakan lahan kering dan kesulitan penyediaan air baku.

3. Tingkat kesehatan masyarakat belum baik. Hal ini dapat dilihat dari AKB Kabupaten Bangli sebesar 11,5 pada tahun 2009, sedangkan AKABA tahun 2009 sebesar 13,2 dan AKI sebesar 107.41 pada tahun 2009, Angka kesakitan DBD mencapai 35,54% per 100.000 penduduk tahun 2008. Penyakit saluran pencernaan di Kabupaten Bangli tahun 2008 adalah 1.978 per 100.000 penduduk. Ini menunjukan kondisi kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat perlu ditingkatkan.

4. APK (Angka Partisipasi Kasar) :106,16 % dan APM 92,97 %.

5. Masih rendahnya kualitas SDM industri kecil dan UMKM baik di bidang teknis produksi, desain maupun manajemen.

6. Jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Bangli tahun 2008 hanya 16% dari total kunjungan ke Bali.

7. Ketidakseimbangan pembagian luas wilayah kecamatan ditunjukkan oleh data bahwa 29,55% wilayah terbagi menjadi 3 kecamatan (Susut, Bangli, dan Tembuku) sedangkan sisanya hampir 70,45% wilayah Kabupaten terdiri atas satu kecamatan yaitu Kecamatan Kintamani.

8. Pusat Ibukota Kecamatan Kintamani dilalui oleh jalur jalan provinsi, namun aksesbilitas pencapaian desa-desa di wilayah Kecamatan Kintamani sangat rendah. Hal ini tentu saja mempengaruhi rentang kendali pelayanan pusat-pusat pelayanan termasuk administrasi pemerintahan kecamatan terhadap keseluruhan 48 desa.

9. Luas lahan Kintamani yang melimpah tidak serta merta dapat dimanfaatkan secara optimal karena topografi yang curam, keterbatasan sumber daya air, dan luasnya proporsi lahan kritis.

10. Kondisi sarana dan prasarana di Kabupaten Bangli saat ini masih ditandai oleh tidak meratanya aksesibilitas antardesa, kualitas, ataupun cakupan pelayanan sehingga sarana dan prasarana yang ada belum sepenuhnya dapat mendukung pembangunan sektor real, mendorong sektor produksi, dan keseimbangan pembangunan wilayah.

11. Sumber PAD yang masih terbatas dan relatif kecil yaitu sebesar 10.500 juta rupiah pada tahun 2008, dibandingkan dengan PAD kabupaten lain di Bali.12. Pendapatan per kapita Kabupaten Bangli masih lebih rendah bila dibandingkan dengan kabupaten/kota di Provinsi Bali, pada tahun 2008 PDRB per kapita tercatat sebesar Rp. Rp. 8.492.145 (ADHB). 13. Dari hasil pendataan rumah tangga miskin oleh BPS (dengan mempergunakan 14 variabel) diperoleh data bahwa per 31 Mei 2006 jumlah rumah tangga miskin (RTM) di Kabupaten Bangli mencapai 13.191 rumah tangga, sedangkan hasil pendataan 31 Agustus 2008 jumlah RTM mencapai 13.451 rumah tangga.

14. IPM Kabupaten Bangli termasuk peringkat 6 dari 9 Kota/Kabupaten, dimana IPM provinsi Bali tahun 2007 sebesar 70,53 termasuk peringkat 16 di Indonesia.

4.5.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Faktor lingkungan eksternal menggambarkan peluang dan tantangan. Peluang merupakan faktor yang menyatakan situasi dan kondisi positif yang berada di luar kendali organisasi pemerintah daerah yang dapat mendukung tercapainya tujuan dan sasaran, sedangkan faktor tantangan adalah situasi dan kondisi yang dapat menyebabkan kegagalan.

A. Peluang (O):

1. Berkembangnya perekonomian daerah Bali utara dan selatan berpeluang menjadikan Bangli sebagai jalur utama perekonomian dari enam kabupaten lainnya.

2. Kebutuhan akan kopi dunia semakin meningkat termasuk juga kakao sehingga berpeluang untuk terus diekspor.

3. Peningkatan pariwisata dunia termasuk Bali sebagai tujuan wisata dunia menjadikan kebutuhan akan berbagai barang kerajinan juga meningkat terutama kerajinan kayu dan bambu.

4. Kebutuhan akan sumber daya air yang terus meningkat menjadikan bangli berpeluang untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya lingkungan.

5. Peningkatan wisata agro yang berbasis lingkungan.

6. Peningkatan produk-produk kreatif di bidang pertanian, pariwisata dan industri kecil.

7. Peningkatan pariwisata berbasis lingkungan dan kecendrungan pariwisata dunia menunju pariwisata yang berbasis lingkungan.

8. Peningkatan modal global yang dapat diinvestasikan di berbagai sektor di Kabupaten Bangli.

9. Otomoni daerah yang memungkinkan daerah mengembangkan potensi daerah sesuai dengan kondisi lokal (lokal genius).

10. Peningkatan kebutuhan tenaga terampil di bidang pariwisata, kesehatan dan TKI maupun tenaga kapal pesiar di dunia.

11. Dengan adanya pimpinan yang berkomitmen dalam meningkatkan daya saing daerah kabupaten Bangli melalui penguatan sistem inovasi dan kohesi sosial, memiliki peluang untuk menciptakan iklim lingkungan yg kondusif bagi usaha/bisnis dan inovasi; dan potensi berkinerja unggul secara berkelanjutan.

B. Ancaman (T)

1. Peningkatan jumlah penduduk yang dapat meningkatkan persaingan antar wilayah, antar penduduk dan antar kelompok masyarakat

2. Meningkatnya persaingan bisnis pariwisata sehingga meningkatkan pelanggaran pemanfaatan ruang pada kawasan lindung, pelanggaran radius kawasan suci, alih fungsi lahan hutan, dan lainnya.

3. Meningkatnya terorisme di Indonesia menjadikan Bangli sebagai salah satu sasaran persembunyian teroris dan gangguan keamanan pariwisata Bangli.

4. Meningkatnya pemukiman dan perumahan serta parowisata mengancam alih fungsi lahan yang dapat menurunkan produksi pertanian dan perkebunan di Bangli.

5. Kebijakan pemerintah yang menurunkan insentif anggaran ke daerah sementara kemampuan daerah masing rendah untuk pembiayaan ekonomi daerah.

6. Perubahan iklim golbal yang dapat mengancam kelangsungan pertanian di Kabupaten Bangli.

7. Tingginya persaingan antar wilayah dalam memperebutkan investor.

8. Meningkatnya perebutan tenaga profesional oleh kalangan industri.

4.5.3. Strategi Berdasarkan SWOT

Berdasarkan atas analisis faktor internal dan faktor eksternal daerah Kabupaten Bangli, maka dapat disusun strategi berdasarkan atas faktor di atas. Strategi tersebut disajikan dalam matrik berikut ini:

Tabel 4.1 Matrik Strategi Berdasarkan SWOTKekuatan (S)Kelemahan (W)

Peluang (O)Strategi S-O

1. Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur wilayah yang ada serta menciptakan iklim yang kondusif agar Kabupaten Bangli dapat menjadi jalur Perdagangan dan pariwisata Bali bagian tengah.

2. Peningkatan kerjasama regional dengan dukungan hubungan baik pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten dan kota ) untuk pengembangan sector unggulan wilayah.

3. Peningkatan tata kelola pemerintah yang profesional dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan dan perekonomian daerah.

4. Peningkatan peran aparatur pemerintah dalam mewujudkan etika dan moralitas (Good Government) berdasarkan GITA-SANTI.

5. Pemanfaatan sumber daya alam yang berorientasi pada penyelamatan dan pelestarian lingkungan guna pengembangan industri pertanian, industri pariwisata, dan industri kecil yang ramah lingkungan

6. Pemanfaatan dukungan pihak swasta dalam rangka pemberdayaan masyarakat, untuk pengembangan sektor unggulan daerah.

7. Peningkatan sarana dan prasarana sosial ,budaya, dan ekonomi yang ada guna meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

8. Pemanfaatan kelembagaan masyarakat yang ada guna mendukung peningkatan daya saing, kemandirian, kesejahteraan, dan menciptakan lapangan kerja guna mengurangi angka pengangguran terbuka.

9. Peningkatan akuntabilitas dan transparansi pemerintah daerah menuju tata kepemerintahan yang baik dalam rangka penegakan hukum dan menumbuhkan kepercayaan dan mendapatkan dukungan dari masyarakat dan swasta.

10. Peningkatan stabilitas politik, keamanan dan ketertiban dalam daerah guna mendukung terlaksananya aktivitas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

11. Peningkatan pemanfaatan kemajuan teknologi dan informasi guna mendukung pemberdayaan masyarakat dan upaya peningkatan pendapatan masyarakat.

12. Pengembangan komoditas unggulan dan sektor ekonomi kerakyatan yang kreatif melalui peran aktif masyarakat dan swasta agar dapat menjadi komoditas ekspor yang berkualitas.

Strategi W-O

1. Peningkatan jejaring (network) antar lembaga pemerintah, lembaga masyarakat dan swasta melalui peningkatan koordinasi lintas sektoral secara optimal guna meyelenggarakan pembangunann yang Efisien, Efektif, dan Relevansi dan Produktif.

2. Pemanfaatan semangat GITA-SANTI dalam meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat.

3. Peningkatan ekonomi kerakyatan sektor unggulan daerah secara optimal melalui pengembangan ekonomi kreatif.

4. Peningkatan pemanfaatan pasar lokal, regional, dan internasional melalui peningkatan nilai tambah produk barang dan jasa agar berdaya saing internasional.

5. Pemanfaatan teknologi dan informasi dalam mendukung penerapan e-government guna mewujudkan manajemen pemerintahan daerah yang bersih, dan profesional.

6. Peningkatan penelitian tentang potensi daerah dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang ada untuk peningkatan kemajuan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

7. Peningkatan ketersediaan dan akurasi data dan informasi tentang potensi investasi untuk menarik minat investor melakukan investasi di Kabupaten Bangli agar dapat meningkatkan perekonomian daerah dan membuka peluang kerja bagi masyarakat.

8. Peningkatan pengembangan potensi pertanian, perkebunan, kehutanan, air danau dan pariwisata yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

9. Peningkatan pengelolaan sumber-sumber daya alam yang berwawasan penyelamatan dan pelestarian lingkungan yang mampu menciptakan lapangan kerja yang luas dan berdasarkan atas tata ruang yang ada.

Ancaman (T)

Strategi S-T

1. Peningkatan hubungan yang baik antar komponen masyarakat yang berada dalam wilayah maupun luar wilayah Bangli dalam rangka menghadapi persaingan regional.

2. Peningkatan peran dan kemampuan aparatur pemerintah dalam menghadapi persaingan regional dan perubahan kondisi dinamika politik

3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat agar memiliki kemampuan untuk berwirausaha dalam rangka mengurangi pengangguran.

4. Peningkatan kinerja lembaga masyarakat melalui pembinaan oleh aparatur pemerintah dalam rangka penguatan dan pengembangan ekonomi lokal.

5. Peningkatan sumberdaya yang ada guna menghadapi persaingan regional dan perubahan geopolitik. .

6. Peningkatan dukungan pihak swasta untuk menghadapi persaingan regional.

7. Peningkatan peran aparatur pemerintah daerah dalam rangka perwujudan supremasi hukum.

8. Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam rangka penegakan supremasi hukum.

9. Peningkatan transparansi dalam menghadapi persaingan regional dan menanggulangi berbagai macam penyakit masyarakat.Strategi W-T

1. Optimalisasi potensi sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan dana pembangunan daerah.

2. Pertahankan kemampuan apratur pemerintah dalam melakukan koordinasi lintas sektoral untuk menhadapi persaingan regional.

3. Menjaga profesionalisme aparatur pemerintah untuk menghadapi perubahan geopolitik dan dinamika sosial politik.

4. Pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi persaingan regional dan perubahan geopolitik.

5. Sosialisasi hukum untuk mewujudkan supremasi hukum.

6. Sosialisasi penegakan aturan tentang hukum dan penyakit masyarakat lainnya.

7. Menjaga potensi ekonomi lokal secara optimal untuk menghadapi persaingan regional.

8. Pertahankan kemampuan penguasaan pasar dalam menghadapi persaingan global.

9. Menjaga hubungan antara pemerintah dan swasta dalam menciptakan jejaring bisnis yang kuat dan luas.

10. Pertahankan kemampuan manajerial aparatur pemerintah dalam menghadapi transformasi birokrasi.

11. Aplikasikan e-government dalam menghadapi persaingan regional.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kab. Bangli 2010 -2015IV - 1