HASIL DAN PEMBAHASAN -...
-
Upload
nguyenkhanh -
Category
Documents
-
view
255 -
download
0
Transcript of HASIL DAN PEMBAHASAN -...
61
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di dalam bab ini, hasil dari penelitian akan
dipaparkan dan dianalisa dengan permasalahan dan
tujuan penelitian, maka bab ini akan dipetakan ke
dalam sub-bab, yakni profil SMA Bina Nusantara,
SWOT, strategi kepala sekolah, program-program
peningkatan kinerja.
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Profil SMA ” Bina Nusantara ” Semarang
SMA ” Bina Nusantara ” Semarang semula
bernama SMA Sunan Kalijogo yang didirikan tahun
1990 di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam
Nurul Insan. Seiring proses berjalannya waktu,
akhirnya pada tahun 2010 sekolah tersebut berganti
nama menjadi SMA Bina Nusantara di bawah naungan
Yayasan Bina Nusantara yang beralamatkan di Jl.
Kemantren No.5 Wonosari Ngaliyan Semarang Jawa
Tengah. Nomor Telp. (024)8660687.
Berbagai kegiatan atau program yang dilakukan
sekolah perlu adanya suatu motto, visi, dan misi
sekolah sehingga yang menjadi tujuan dari sekolah
dapat terwujud, adapun motto sekolah adalah Cerdas,
Santun, dan Berbudi Luhur, visi sekolah adalah
62
Menyiapkan tenaga terampil menengah yang siap
berkompetisi dan siap kerja, sedangkan misinya : (1)
Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan melalui
bimbingan dan kegiatan keagamaan. (2) Meningkatkan
prestasi akademik dan non akademik melalui kegiatan
peningkatan mutu pembelajaran dan sarana
pembelajaran. (3) Meningkatkan kreativitas peserta
didik melalui kegiatan pengembangan potensi diri. (4)
Meningkatkan dan mengembangkan efisiensi
pembelajaran baik secara lokal, nasional, maupun
internasional. (5) Meningkatkan layanan informasi
pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. (6) Meningkatkan jiwa kewirausahaan
melalui pembinaan kewirausahaan dan kegiatan
pengambangan wawasan khusus. (7) Menyiapkan
lulusan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan
tinggi. (8) Menyiapkan lulusan yang siap mengisi
pasaran kerja sesuai dengan bidang profesinya.
Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah
yayasan mempercayakan sekolah SMA Bina Nusantara
untuk di pimpin oleh ibu Ermila Krisnianti, M.Pd Di
bawah ini merupakan data siswa, sarana prasarana,
data guru, proses pembelajaran, evaluasi dan prestasi
yang ada di SMA Bina Nusantara.
Data siswa di SMA Bina Nusantara Semarang
setiap tahun mengalami penurunan, karena semakin
ketatnya persaingan, Adapun data siswa di SMA Bina
Nusantara Semarang tahun pelajaran 2013/2014
adalah sebagai berikut:
63
Tabel 4.1
Data Siswa NO. KELAS JUMLAH SISWA JUMLAH
SELURUHNYA L P
1. X 24 8 32
2. XI-IPA 18 8 26
3. XII-IPA 14 7 21
4. XII-IPS 21 7 28
JUMLAH 77 30 107
Sumber: Profil SMA Bina Nusantara 2014
Data Sarana Prasarana
Sarana dan prasana pendidikan merupakan
sesuatu yang diadakan oleh sekelompok manusia atau
alat penunjang proses pendidikan agar dapat
memberikan kontribusi secara berarti dan obtimal bagi
jalannya proses pendidikan. Adapun sarana prasana di
SMA Bina Nusantara, lihat tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Data Sarana Prasarana NO. NAMA RUANG JUMLAH
1. Ruang Kelas 4
2. Ruang Perpustakaan 1
3. Ruang Komputer 1
4. Ruang Laboratorium IPA 1
5. Ruang Kepala Sekolah 1
6. Ruang Guru 1
7. Ruang Tata Usaha 1
8. Ruang Osis 1
9. Papan Tulis 4
10 Komputer 15
11. Telepon 1
12. Masjid 1
13. Toilet Guru 1
14. Toilet Siswa 3
15. Lapangan olah raga 1
Sumber: Profil SMA Bina Nusantara 2014
64
Data Tenaga pendidik dan Kependidikan
Adapun tenaga pendidik dan kependidikan di
SMA Bina Nusantara pada tahun pelajaran 2013/2014
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Guru / TU
NO. Guru / TU JUMLAH
1. Guru 25
2. Tata Usaha
- Bag. Administrasi 2
- Bag. Kebersihan 1
- Bag. Keamanan 2
Sumber: Profil SMA Bina Nusantara 2014
Proses Pembelajaran
Kegiatan-kegiatan pendidikan yang telah
dilaksanakan selama satu tahun pelajaran 2013/2014
sebagai berikut:
a. Penerimaan Siswa Baru, Meliputi: (1) Pembentukan
panitia PPDB, (2) Pendaftaran Siswa Baru, (3) Masa
Orientasi Siswa Baru (MOS).
b. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada
pagi hari pukul 07.00 s/d 13.30 WIB.Adapun kegiatan
yang telah dilaksanakan selama satu tahun pelajaran
2013/2014 sebagai berikut: (a) Penyusunan jadwal
pelajaran dan pembagian tugas, (b) Belajar efektif
sesuai dengan kalender pendidikan yang ditentukan
oleh dinas pendidikan dan disesuaikan kondisi dan
keadaan sekolah, (c) Absensi siswa dan kehadiran guru
65
(d) Evaluasi hasil belajar baik berkala, Uji Kompetensi
Terprogram (UKT)1, 2, Ulangan Akhir Semester, dan
Ulangan Kenaikan Kelas (e) Persiapan remidi dan
pengayaan (f) Pengisian Kartu Hasil Studi (KHS), Raport
dan pembagiannya.
Evaluasi dan Prestasi yang telah dicapai
Setelah selesai tahun ajaran 2012/2013 dan
menjelang memasuki tahun pelajaran 2013/2014
dilaksanakan evaluasi secara menyeluruh terhadap
segala ektivitas dan kegiatan yang telah dilaksanakan
dengan perolehan sebagai berikut: (a) Secara umum
proses belajar megajar berjalan lancar dan efektif
mencapai >90 %, (b) Target kurikulum tercapai >90%,
(c) Kehadiran guru >90 %
Adapun prestasi yang diperoleh oleh siswa
untuk mata pelajaran yang diujikan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Nilai Mata Pelajaran Tahun 2013/2014
Mata
Pelajaran
Semester 1 Semester 2
Tertinggi Terendah Tertinggi Terendah
Bhs. Indonesia 92 75 90 75
Bhs. Inggris 80 75 79 75
Matematika 80 75 78 75
Fisika 83 75 80 75
Kimia 84 75 82 75
Biologi 83 75 82 75
Ekonomi 86 75 85 75
Sosiologi 93 75 90 75
Geografi 87 75 85 75
Sumber: Profil SMA Bina Nusantara 2014
66
Adapun prestasi non akademik yang pernah
diraih: (1) Juara I Pencak Silat Tingkat Provinsi, (2)
Juara II Pencak Silat Tingkat Nasional.
4.1.2 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman di SMA Bina Nusantara
Berdasarkan data dokumentasi untuk
menentukan strategi yang dilakukan kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru, maka kepala
sekolah melakukan analisis SWOT, adapun Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman di SMA Bina
Nusantara Semarang berdasarkan Hasil Analisis SWOT
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Analisa SWOT
SMA BINA NUSANTARA SEMARANG
No. Elemen Swot Bobot Skor Total Skor
Kekuatan (Strenght)
A 1. Kualifikasi pendidikan guru
memenuhi standar 2. Prestasi siswa
3. Motivasi kepala sekolah 4. Partisipasi masyarakat yang
tinggi
5. Adanya kerjasama dengan
stakeholder yang baik 6. Masing-masing program studi
sudah terakreditasi
0,20
0,10
0,30 0,10
0,20
0,10
5
5
5 3
3
3
1,00
0,50
1,50 0,30
0,60
0,30
Total Skor 1 4,20
B Kelemahan (Weakness)
1. Sarana dan prasarana yang masih jauh dari standar
2. Suasana pembelajaran yang
0,10
0,20
3
4
0,30
0,80
67
belum terwujud secara
maksimal
3. Sebagian guru masih kurang dalam penguasaan IT
4. Adanya guru yang kurang
profesional 5. Belum semua guru
tersertifikasi
6. Lemahnya program yang memacu untuk peningkatan
profesionalisme pendidik dan
tenaga kependidikan
7. Upaya untuk mengakses sumber dana masih rendah
0,10
0,10
0,20
0,20
0,10
2
3
4
2
2
0,20
0,30
0,80
0,40
0,20
Total Skor 1 3,00
C Peluang (Opportunity)
1. Kerjasama dengan pendidikan
SMP di lingkungan sekitar. 2. Semakin berkembangnya
teknologi informasi dan
komunikasi berpeluang untuk pengembangan semua program
studi di SMA Bina Nusantara
Semarang. 3. Adanya kesempatan
mendapatkan bantuan dari
stakeholder.
0,50
0,20
0,30
4
5
4
2,00
1,00
1,20
Total Skor 1 4,20
D Ancaman (Threath)
1. Persaingan yang semakin ketat,
banyak sekolahan SMK yang
sekarang menjadi banyak pilihan orang tua.
2. Pengaruh sikap tindak kriminal
3. Kecenderungan menurunnya kepercayaan masyarakat
terhadap SMA Bina Nusantara
Semarang, hal terlihat dari
menurunnya jumlah siswa yang terdaftar.
0,40
0,30
0,30
3
4
3
1,20
1,20
0,90
Total Skor 1 3,30
Sumber: Data yang diolah 2014
Dari data tersebut diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa di SMA Bina Nusantara melakukan
68
kegiatan analisis SWOT untuk menetapkan strategi
guna meningkatkan mutu sekolah, adapun yang
menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman
adalah sebagai berikut:
Kekuatan (Strenght) di SMA Bina Nusantara adalah
kualifikasi pendidikan guru memenuhi standar yaitu
semua team guru lulusan S1, prestasi siswa dengan
ditunjukkan adanya piala-piala serta piagam yang ada
di sekolah, motivasi kepala sekolah dengan pemberian
pengarahan setiap saat dan pada saat pertemuan-
pertemua baik pertemuan secara formal maupun non
formal, partisipasi masyarakat yang tinggi ditunjukkan
dengan kehadiran orang tua pada saat diundang untuk
membahas program-program yang akan dilaksanakan
di sekolah dan adanya kerjasama dengan stakeholder
yang baik terutama perguruan tinggi dan perusahaan-
perusahaan guna menampung lulusan dari SMA Bina
Nusantara.
Kelemahannya (Weakness) adalah Sarana dan
prasarana yang masih jauh dari standar, ditunjukkan
dengan belum adanya lab. Bahasa untuk mendukung
proses belajar siswa dan juga lab. Kimia yang belum
lengkap, suasana pembelajaran yang belum terwujud
secara maksimal dikarenakan banyak guru yang
melaksanakan pembelajaran yang bersifat monoton,
sebagian guru masih kurang dalam penguasaan IT
ditunjukkan dengan banyak administrasi yang harus
dibantu tata usaha serta dalam pembuatan materi ajar
guru kurang inovatif, adanya guru yang kurang
69
profesional sehingga pembelajaran kurang efektif dan
efisien, belum semua guru tersertifikasi yang
mengakibatkan kesejahteraan para guru masih di
bawah standar UMR, lemahnya program yang memacu
untuk peningkatan profesionalisme pendidik dan
tenaga kependidikan karena belum dilaksanakan
secara sistematis, upaya untuk mengakses sumber
dana masih rendah karena belum memiliki penyandang
dana yang tetap dan sponsor yang minim.
Peluangnya (Opportunity) adalah adanya kerjasama
dengan pendidikan SMP di lingkungan sekitar sehingga
pada saat penerimaan siswa baru lebih mudah
meminta waktu untuk sosialisasi di sekolahan tersebut,
semakin berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi berpeluang untuk pengembangan semua
program studi di SMA Bina Nusantara Semarang,
adanya kesempatan mendapatkan bantuan dari
stakeholder
Sedangkan yang menjadikan ancamannya
(Threath) adalah persaingan yang semakin ketat karena
disekitar lokasi SMA Bina Nusantara terdapat beberapa
sekolah swasta, banyak sekolahan SMK yang sekarang
menjadi banyak pilihan orang tua sehingga SMA
merupakan pilihan kedua, pengaruh sikap tindak
kriminal dikarenakan lingkungan sekitar banyak
lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi, kecenderungan menurunnya kepercayaan
masyarakat terhadap SMA Bina Nusantara Semarang,
70
hal terlihat dari menurunnya jumlah siswa yang
terdaftar.
4.1.3 Srategi Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan kinerja guru SMA Bina
Nusantara Semarang
Setelah dilakukan analisis SWOT maka langkah
selanjutnya adalah menyiapkan rencana strategis yang
bisa menjawab hasil dari analisis tersebut. Apakah
hasilnya ada pada kuadran ST, WO, SO, atau WT. Dari
kuadran ini kita bisa mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan pada lingkungan internal dan
mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam
lingkungan eksternal dari sekolah. Sebenarnya dalam
sebuah manajemen strategi, setelah ada rencana
strategi, rencana itu kemudian diimplementasikan
hingga pada akhirnya dilakukan evaluasi hasil yang
diperoleh. Namun penelitian ini hanya dilakukan
sampai perencanaan strategi.
71
eksternal
SO ST
(4,2. 4,2)
(4,2.3,3)
(3,0.3,3)
(3,0.4,2)
WO WT
Kekuatan (S)
Peluang (O) Ancaman (T)
Kelemahan (w)
Internal
DIAGRAM ANALISIS SWOT
Gambar 4.1 Diagram Analisis SWOT
Sumber: Data yang diolah 2014
Dari diagram analisis SWOT tersebut diatas
untuk diperoleh hasil bahwa skor kekuatan dikurangi
skor kelemahan adalah 4,2 – 3,0 adalah1,2 sedangkan
skor peluang dikurangi ancaman adalah 4,2 – 3,3
adalah 0,9. Data ini menghasilkan strategi di kuadran
S – O (Strenghts – Oportunity), yaitu strategi dimana
kekuatan yang ada dimaksimalkan untuk menangkap
peluang yang ada. Strategi yang digunakan yaitu : (1)
pemberdayaan sumber daya lingkungan sekolah, (2)
peningkatan mutu pembelajaran, (3) Peningkatan
komitmen guru sebagai agen pembelajaran.
72
4.1.4 Program-Program yang Relevan dalam
Peningkatan Kinerja Guru
Dalam penyusunan program ditetapkan kriteria
pertimbangan sebagai berikut: (a) kesesuaian visi misi
sekolah (b) menjangkau isu-isu strategis (c)
memperhatikan penetapan strategi (d) memperhatikan
potensi sumber daya sekolah. Program kepala sekolah
dalam rangka meningkatkan kinerja guru di SMA Bina
Nusantara adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Program Peningkatan Kinerja Guru No Strategi Program
1 Pemberdayaan Sumber
Daya Lingkungan Sekolah
1.1 Pembangunan ruang work-
shop 1.2 Pembangunan ruang Lab.
1.3 Penambahan fasilitas
2 Peningkatan Mutu
Pembelajaran
2.1 Penambahan software IT
2.2 Pemasangan LCD Kelas 2.3 Pengembangan kelas
berbasis prestasi
3 Peningkatan Komitmen
guru Sebagai Agen
Pembelajaran
3.1 Pembinaan wali kelas
3.2 Publikasi karya ilmiah
3.3 Pemberlakuan reward &
punishment
Sumber: Data yang diolah 2014
Dari data diatas dapat penulis uraikan seperti
berikut ini:
a. Program Pemberdayaan Sumber Daya Lingkungan
Sekolah
Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa dalam
program pemberdayaan sumber daya lingkungan
sekolah, Kepala Sekolah SMA Bina Nusantara telah
73
membuat perencanaan dengan baik. Dengan
penyusunan program maka memungkinkan kegiatan
yang akan dilaksanakan berjalan dengan baik,
sehingga dapat mencapai hasil dengan baik pula.
Penyusunan program merupakan bagian dari
proses manajemen yang memiliki arti penting. Program
kepala sekolah yang disusun meliputi pembangunan
ruang workshop, pembangunan lab, serta penambahan
fasilitas.
b. Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran.
Dalam melaksanakan strategi peningkatan mutu
pembelajaran, kepala sekolah melakukan beberapa
program diantaranya (1) Penambahan software Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, (2) pemasangan LCD di
kelas, dan (3) Pengembangan kelas mata pelajaran
berbasis prestasi.
Hasil penelitian dapat dipaparkan bahwa kepala
sekolah sudah menyusun program secara tertulis.
Program tersebut tetap dilaksanakan sendiri-sendiri
sesuai kebutuhan, sebagaimana yang dikemukakan
kepala sekolah bahwa selama ini telah menyusun
program secara tertulis sebagaimana layaknya sebuah
program yang selalu kami laksanakan sebagaimana
semestinya. Kami selalu membimbing, membina, dan
mengarahkan guru, mengidentifikasi masalah,
menganalisis masalah, memecahkan masalah dan
mengadakan evaluasi dalam rangka meningkatkan
74
kualitas dan kinerja guru SMA Bina Nusantara
Semarang.
Hasil wawancara dengan salah seorang informan
(Guru) disebutkan bahwa dalam mengadakan program
sekolah, kepala sekolah selalu berusaha membimbing
dan mengarahkan dengan baik. Berpijak pada
penjelasan di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah
telah menyusun program tertulis dan selalu dijalankan
program. Pelaksanaan program sudah dilakukan
walaupun belum optimal. Dan dalam menyusun
program secara tertulis kepala sekolah selalu
berpedoman pada manajemen yang diawali oleh
perencanaan program yang baik.
Pada akhir semester tahun berjalan dilakukan
evaluasi program dengan tujuan dapat mengetahui
sejauh mana program-program tersebut sudah
terealisasi dan kegiatan-kegiatan yang perlu direvisi
karena tidak relevan untuk dilaksanakan. Demikian
juga, dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat
menghambat program tersebut. Selanjutnya, temuan-
temuan hasil evaluasi, baik terhadap program maupun
terhadap hasil pelaksanaan tersebut segera ditindak
lanjuti untuk memenuhi target sesuai yang telah
diprogramkan.
Di Sekolah yang diteliti terungkap bahwa
pelaksanaan program peningkatan mutu pembelajaran
dilakukan pada awal tahun pembelajaran sehingga
pada saat pelaksanaan pembelajaran sudah siap.
75
Sesuai dengan data hasil penelitian di atas
Kepala Sekolah SMA Bina Nusantara mengatakan:
strategi peningkatan mutu pembelajaran yang kami
lakukan sebagai upaya yang bertujuan untuk dapat
meningkatkan mutu pembelajaran. Berdasarkan data
tersebut kepala sekolah dapat melakukan perbaikan
dalam melaksanakan program-program yang sudah
direncanakan.
c. Strategi Peningkatan Komitmen Guru Sebagai
Agen Pembelajaran.
Dalam strategi ini kepala sekolah menyusun
program diantaranya (1) pembinaan wali kelas, (2)
Publikasi karya ilmiah, dan (3) Penerapan reward &
Punishment. Upaya kepala sekolah tersebut
menunjukkan bahwa adanya usaha mendorong guru-
guru untuk memiliki komitmen karena guru
merupakan salah satu agen pembelajaran.
Dalam program pembinaan wali kelas, kepala
sekolah melakukan pemantauan secara langsung
mengenai kinerja dari wali kelas, pembinaan tersebut
dapat melalui formal maupun non formal. Berkaitan
dengan masalah ini kepala sekolah mengatakan sebagai
berikut : Langkah langkah yang kami lakukan dalam
melakukan pembinaan komitmen guru terkait dalam
Strategi meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
wawasan dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
76
Pembinaan komitmen guru merupakan hal yang
penting dan perlu mendapat perhatian serius kepala
sekolah agar dengan komitmen guru yang baik
diharapkan dapat meningkatkan mutu belajar siswa di
sekolah.
Dalam rangka merencanakan program publikasi
ilmiah, kepala sekolah memberi kesempatan yang
seluas-luasnya kepada seluruh guru yang ada di SMA
Bina Nusantara, dengan demikian akan dapat
memberikan kesempatan kepada semua guru untuk
bisa mengikuti kegiatan publikasi karya ilmiah. Dengan
demikian kedepan, diharapkan guru cepat tanggap,
kreatif, dan inovatif. Hal ini penting menjadi perhatian
guru agar mampu beradaptasi dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat kompleks.
Oleh karena itu secara umum guru dituntut untuk
hidup dalam perubahan yang terus menerus.
Bukti penelitian menunjukkan bahwa kepala
sekolah dalam meningkatkan komitmen guru dengan
cara melibatkan guru-guru dalam kegiatan penataran
dan melibatkan guru-guru dalam kegiatan MGMP
untuk menambah pengetahua dan ITnya. Dengan
demikian dapat digambarkan bahwa upaya kepala
sekolah dalam membina komitmen guru adalah dengan
melibatkan guru-guru dalam mengikuti penataran-
penataran bidang studi yang di pegangnya agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Berikut adalah penyataan seorang guru berkaitan
dengan persoalan di atas adalah: Menurut yang saya
77
ketahui semua guru yang ada di sekolahan ini sudah
mengikuti penataran sesuai dengan bidangnya masing-
masing walaupun tidak sama waktu dan jumlahnya.
kepala sekolah selalu memberikan kesempatan kepada
semua guru untuk mengikuti penataran di setiap ada
kesempatan, kepala sekolah mendukung karena
menyadari bahwa sangat besar manfaatnya.
Kemudian kepala sekolah Bina Nusantara
Semarang juga mengatakan: Untuk membina
keseriusan guru mengajar kami menghimbau kepada
mereka agar mengikuti penataran apabila ada
pemanggilan dan mengaktifkan MGMP sebagai wadah
yang paling dekat dengan guru dan kami berusaha
menempatkan guru bidang studi yang sesuai dengan
disiplin ilmunya agar guru-guru dapat mengikuti
publikasi karya ilmiah. Semua himbauan itu dilaku-
kan kepala sekolah agar guru bisa meningkat-
kan loyalitasnya terhadap sekolah.
Sedangkan strategi penerapan reward &
punishment yang dilakukan kepala sekolah akan
memberi gambaran bahwa upaya peningkatan kinerja
guru yang dilakukan kepala sekolah adalah salah
satunya juga dengan menerapkan reward & punishment
melalui: (1) pembinaan, (2) pengawasan dan (3) tidakan
dalam disiplin.
Hal ini dapat di gambarkan bahwa kepala
sekolah SMA Bina Nusantara Semarang membina
disiplin guru melalui pengarahan secara tertulis dan
tidak tertulis disamping juga mengadakan pengawasan
78
melalui piket harian dan melakukan tindakan bagi
yang melanggarnya. Berhubungan dengan masalah itu
kepala sekolah mengatakan : Untuk tegaknya disiplin
kami memulainya dengan pengarahan dan himbauan
baik melalui rapat maupun melalui teguran secara
lisan dan tulisan dan pengawasan terhadap guru-guru
yang terlambat terutama hari senin karena adanya
upacara bendera.
Dengan demikian nampak bahwa usaha yang
dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan disiplin
berupa himbauan, teguran, operasi kelas serta
memotifasi guru agar dapat melaksanakan tugasnya
sebagaimana mestinya.
F. Kendala dan Pendukung dalam Peningkatan Kinerja Guru.
Tabel 4.7
Kendala dan Pendukung Kinerja Guru No Strategi Program Kendala Pendukung
1 Pemberdaya
an Sumber Daya
Lingkungan
Sekolah
1.4 Pembangun
an ruang work shop
1.5 Pembangun
an ruang Lab.
1.6 Penamba-
han
fasilitas
1. Keterbata
san dana 2. Keterbata
san lahan
1. Adanya
guru pengisi
work shop
2. Adanya sumba-
ngan dari
orang tua
2 Peningka-tan Mutu
Pembelaja-
ran
2.4 Penamba-han
software IT
2.5 Pemasa-ngan LCD
Kelas
2.6 Pengem-
bangan
1. Kompetensi guru
dalam IT
masih kurang
2. Sedikit-
nya siswa
yang
1. Guru berpendi
dikan
minimal S1
2. Adanya
semangat
guru
79
kelas
berbasis
prestasi
berpresta
si
yang
tinggi
3 Peningka-
tan Komitmen
guru
Sebagai Agen
Pembelaja-
ran
3.4 Pembinaan
wali kelas 3.5 Publika
si karya
ilmiah 3.6 Pemberla-
kuan
reward & punishment
1. Kurang-
nya kesadaran
guru
2. Kurang-nya
motivasi
guru untuk
maju dan
berkem-bang
3. Rendah-
nya
disiplin siswa
1. Adanya
reward & Punish-ment
2. Adanya kesem-
patan
untuk publikasi
ilmiah
Sumber: Data yang diolah 2014
Dalam melaksanakan usahanya untuk
meningkatkan kinerja guru kepala sekolah juga
menemukan beberapa kendala dilapangan, hal ini
sesuai dengan apa yang di utarakanya, yaitu: dalam
kaitan peningkatan kinerja guru di sekolah yang kami
pimpin, kami menemukan sedikit kendala yaitu,
rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),
Kurangnya kesadaran guru dalam menegakkan
kedisiplinan dan rendahnya kesadaran siswa disiplin.
Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah
mengalami beberapa kendala yang dapat menghambat
terlaksananya upaya yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan kinerja guru di sekolah, walaupun tidak
sampai membuat upaya tersebut terhenti.
80
Hal-hal yang mendukung kepala sekolah dalam
peningkatan kinerja guru ada beberapa hal yang sangat
mendukung kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru, berkaitan dengan masalah itu Kepala
Sekolah menjawab sebagai berikut: ada beberapa hal
yang menurut kami sebagai kekuatan yang mendukung
terlaksananya upaya peningkatan kinerja guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu
tersedianya sarana prasarana yang memadai, adanya
semangat kerja guru yang tinggi dan adanya dukungan
moril dan sprituil dari komite dan wali murid.
Dari data hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada beberapa hal yang mendukung Kepala Sekolah
dalam upaya peningkatan kinerja guru di sekolah.
4.2 Pembahasan
Sesuai dengan fokus penelitian dimana hasil
penelitian merupakan diskripsi data yang ditemui
dilapangan, sedangkan pembahasan merupakan upaya
menemukan makna dibalik data yang ada sesuai
dengan fokus penelitian, maka pembahasan berikut
berkenaan dengan pembinaan kinerja guru meliputi
pada tangung jawab, disiplin, komitmen dan loyalitas
guru dalam pembelajaran.
81
1. Strategi Pemberdayaan Sumber Daya Lingkungan
Terkait dengan strategi pemberdayaan sumber
daya lingkungan maka akan dibahas mengenai
penyusunan programnya, yaitu mengenai
pembangunan ruang workshop, pembangunan ruang
lab dan penambahan fasilitas.
Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa
kepala sekolah telah membuat perencanaan berupa
program yang didalamnya juga terkait dengan
pengembangan sumber daya lingkungan yang ada,
namun belum begitu rinci, Dan ini
belum menunjukkan sistim manajemen yang bagus
dan jelas yang merupakan syarat mutlak bagi
terlaksananya setiap kegiatan. Berdasarkan kriteria-
kriteria diatas menunjukkan bahwa perencanaan yang
dibuat kepala sekolah tersebut belum begitu sempurna
dalam hal operasionalnya .
Berpijak kepada uraian di atas menunjukkan
bahwa upaya kepala sekolah adalah membuat
perencanaan berupa program namun belum begitu
sempurna karena tidak dirumuskan apa yang
sebenarnya harus di kerjakan, bagaimana cara
mengerjakan dan apa tujuan dan sarananya. Mestinya
kepala sekolah menyusun perencanaan yang lebih rinci
untuk masing-masing sub bidang supaya menjadi jelas
dan menjadi mudah pula dalam menentukan bentuk
pemberdayaan lingkungan yang mengarah pada proses
pembelajaran.
82
Hal ini dapat dilakukan oleh kepala sekolah
sebagai pengendali di sekolah binaannya untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kreativitas guru dalam mengoptimalisasikan sumber
daya lingkungan yang ada. Kepala sekolah
berkewajiban membimbing dan mengarahkan seluruh
warga sekolah untuk mampu melaksanakan tugas
dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab.
2. Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran
Berkenaan dengan strategi peningkatan mutu
pembelajaran perlu adanya pelaksanaan program
pengajaran agar dapat menciptakan pembelajaran yang
baik. Adapun program yang dilakukan dalam
mensukseskan strategi tersebut yaitu dengan memberi
tambahan software IT agar proses belajar mengajar
lebih efektif dan efisien, melakukan pemasangan LCD
kelas sehingga guru dapat mudah untuk menyampai-
kan materi di depan kelas, selain itu juga perlu adanya
pengembangan kelas mata pelajaran berbasis prestasi
sehingga peserta didik dapat saling mengejar prestasi.
Upaya di atas hanya sebatas mendorong dan
menyediakan sarana dan prasarana, dengan demikian
dapat di asumsikan bahwa guru-guru belum mendapat
pembinaan yang kongkrit. Seharusnya pembinaanya
dilakukan secara bersama-sama dengan cara mengkaji
dan berlatih secara intensif yang terkait dengan
kegiatan tambahan software IT, pemakaian dan
83
perawatan LCD, serta bagaimana memotivasi peserta
didik untuk lebih berprestasi.
Terkait dengan hasil penelitian tentang program
tersebut, maka kepala sekolah telah berupaya men-
dorong dan memotifasi guru-guru untuk meningkatkan
kinerjanya berdasarkan taraf penguasaan minimum
secara kelompok.
Berdasarkan gambaran di atas menunjukkan
bahwa kepala sekolah telah telah berupaya member-
kan motivasi kepada guru-guru supaya dapat
menggunakan dan memanfaatkan tekhnologi IT dan
penggunaan serta perawatan LCD. Program ini
dilakukan oleh kepala sekolah karena meningkatkan
mutu pendidikan si sekolah.
Jika pembinaan dan pelatihan seperti itu telah
dilakukan berarti upaya telah maksimal. Namun data
penelitian membuktikan bahwa upaya kepala sekolah
baru mendorong atau memotivasi guru-guru untuk
dapat memanfaatkan dan merawat sarana prasarana
yang ada, tetapi upaya yang dilakukan kepala sekolah
belum begitu efektif karena belum bersifat kongkrit.
3. Peningkatan Komitmen Guru Sebagai Agen
Pembelajaran.
Salah satu indikator tingginya kinerja guru
secara konseptual ditandai dengan adanya penegakan
komitmen guru di sekolah, baik meliputi pembinaan
wali kelas, publikasi karya ilmiah, dan penerapan
84
reward & punishman. Berdasarkan hasil observasi,
kepala sekolah melakukan pengawasan setiap wali
kelas dalam memantau peserta didik yang menjadi
tugas dan tanggung jawabnya, sehingga wali kelas
tersebut mengetahui lebih detail mengenai situasi dan
kondisi peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya,
apabila ada wali kelas yang belum melaksanakan
tugasnya sesuai job discriptionnya kepala sekolah
mempunyai tanggung jawab untuk menegurnya dan
memberi pengertian tentang pentingnya komitmen.
Dengan demikian data penelitian menunjukkan
bahwa kepala sekolah menerapkan peningkatan
komitmen dengan cara pembinaan wali kelas, publikasi
karya ilmiah, dan penerapan reward & punishment.
Dari sekian cara yang dapat dilakukan untuk
pembinaan komitmen guru salah satunya adalah
dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
guru, kepala sekolah mengupayakan untuk mengirim
guru-guru mengikuti pelatihan karena guru-guru tidak
boleh ketinggalan dalam berbagai hal termasuk dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus berkembang. Sehingga dengan demikian akan
menimbulkan keseriusan dalam melaksanakan
tugasnya.
Disamping itu kepala sekolah juga melibatkan
dan mendorong guru-guru untuk terlibat dalam
kegiatan MGMP sebagai forum terdekat dengan guru
yang bersangkutan.. Sehingga dengan demikian
diharapkan bisa membantu guru-guru meningkatkan
85
pengetahuan, wawasan dan ketrampilannya dalam
mengajar bidang studi yang diampunya masing-masing
dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja guru
itu sendiri.
Berpijak pada uraian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa Kepala Sekolah telah berupaya
meningkatkan kinerja guru melalui memotivasi
mengikuti pelatihan, melibatkan diri dalam forum
MGMP dan membagikan tugasnya sesuai dengan
disiplin ilmu yang dimilikinya masing-masing. Namun
upaya tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya,
kalau guru itu sendiri tidak serius dalam
menyikapinya.
Dari hasil penelitian dapat di gambarkan bahwa
upaya Kepala Sekolah dalam membina loyalitas guru
yang pertama dilakukanya melalui penilaian prestasi
kerja karena penilaian prestasi kerja ini sangatlah
penting bagi setiap organisasi sebab berhubungan
dengan pengambilan keputusan tentang berbagai hal,
seperti indentifikasi kebutuhan program pendidikan
dan pelatihan, rekruitmen, pengenalan, promosi,
penempatan, sistim imbalan dan berbagai aspek lainya
mencakup seluruh proses manajemen sumber daya
manusia. Penilaian pelaksanaan pekerjaan perlu
dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian
kinerja secara rasional yang diterapkan secara objektif
dan akhirnya didokumentasikan secara sistimatis.
Berkenaan dengan masalah itu sabagian
mengatakan: Dengan demikian jelaslah bahwa dalam
86
melakukan penilaian atau prestasi kerja pegawai harus
terdapat iteraksi yang positif dan kontinue antara
pejabat pimpinan dengan bagian pimpinan dan
kepegawaian. Interaksi positif tersebut tidak hanya
menjamin persyaratan objektifitas dan pendokumen-
tasian yang rapi, akan tetapi juga memuaskan bagi
para pegawai yang dinilai, yang pada giliranya
menumbuhkan loyalitas dan kegairahan kerja karena
mereka merasa memperoleh perhatian yang adil.
Membagikan job kerja sesuai dengan disiplin ilmu
yang dimilikinya diharapkan tugas tersebut akan
menarik sehingga dalam melaksanakan pekerjaan akan
lebih serius karena kegiatan yang dilakukanya
menyenangkan. Disamping itu dalam meningkatkan
loyalitas guru penghargaan sangat di butuhkan,
melalui penghargaan ini diharapkan akan membangkit-
kan motivasi yang positif terhadap kerjanya dan
pekerjaan itu akan bermakna bila dikaitkan dengan
prestasi yang dicapainya. Karena itu penghargaan itu
perlu dilakukan secara tepat, efektif dan efesien supaya
supaya dapat menimbulkan dampak yang baik.
Merujuk pada uraian di atas dalam pembinaan
loyalitas guru, Kepala Sekolah SMA Bina Nusantara
Semarang telah melakukan pembinaan terhadap
kinerja guru yang punya kompetensi dimana kepala
sekolah berupaya menyenangkan dan memberi imbalan
kepada para guru sehingga guru-guru menjadi giat
dalam pekerjaanya. Disamping itu kepala sekolah juga
berupaya membina loyalitas guru dengan menciptakan
87
suasana yang menyenangkan berupa penilaian prestasi
kerja, pemberian imbalan diluar gaji dan dengan
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif yang
dapat mendorong guru meningkatkan kinerjanya dan
tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas, namun
upaya tersebut tidak akan bermakna tanpa didukung
oleh kemauan dan kesadaran dari guru itu sendiri.