Hand Out Penaanganan Sampah
-
Upload
meli-itu-hutapea -
Category
Documents
-
view
1.117 -
download
4
Transcript of Hand Out Penaanganan Sampah
1. Mata kuliah : Keterampilan Dasar Praktek Klinik
2. Topik / sub topik : Penangan Sampah
Sampah basah
Sampah Kering
Sampah tajam
3. Objektif prilaku siswa
Setelah menyelesaikan sub topik ini mahasiswa dapat :
1. Tanpa melihat catatan, mahasiswa mampu mengemukakan kembali definisi dari sampah sesuai dengan Handout secara tepat.
2. Tanpa melihat catatan, mahasiswa mampu menyebutkan jeis – jenis sampah secara tepat sesuai dengan Handout.
3. Tanpa melihat catatan, mahasiswa mampu mejabarkan maksud dari pengelolaan sampah sesuai dengan handout dengan tepat
4. Tanpa melihat catatan, mahasiswa mampu menyebutkan cara melakukan penganan sampah sesuai dengan handout dengan tepat.
4. Waktu :
5. Dosen : Melianti,Amkeb.
6. Referensi :
1. JHPIEGO.2004.Panduan pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan
Sumber daya Terrbatas.Jakarta :YBPSP; Halaman 8-3 s/d 8-14
2. JNPK-KR.2008.Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : DEPKES; halaman 31-32
3. Uliyah Musrifatul.2008. Keterampilan Dasar Praktek klinik Untuk kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika; Halaman 137 – 138
4. Depkes, 2003. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal Di Pelaynan Kesehatan. Jakarta:
Bakti Husada; halaman 59 – 63
5. http://www.kalbe.co.id diakses tanggal 16 Januari 2010
6. http://www.jasamedivest.com diakses tanggal 14 Januari 2010
I.SAMPAH
A.Definisi
Sampah merupakan suatu bahan yang berasal dari kegiatan manusia dan sudah tidak di pakai atau sudah di buang oleh manusia
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya (Wisaksono, http://www.kalbe.co.id diakses tanggal 16 Januari 2010).
B.Jenis – Jenis Sampah
1.Berdasarkan Sifatnya
a. Sampah Organik - dapat diurai (degradable)
Sampah organik adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang berasal dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, rumah tangga atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami
b. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sedangkan sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan melalui proses yang cukup lama
2. Berdasarkan Sumbernya
Sampah rumah sakit adalah semua sampah yang berbentuk padat maupun cair yang berasal dari
kegiatan Rumah Sakit baik kegiatan medis maupun nonmedis yang kemungkinan besar
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif. Apabila tidak ditangani
dengan baik, limbah rumah sakit dapat menimbulkan masalah baik dari aspek pelayanan maupun
estetika selain dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan menjadi sumber penularan
penyakit (infeksi nosokomial).
Sampah berasal dari rumah sakit / sarana kesehatan secara umum dibedakan atas :
a. Sampah rumah tangga, atau limbah non – medis , yaitu limbah yang tidak kontak dengan darah atau cairan tubuh sehingg disebut sebagai resiko rendah .
b. Sampah medis, yaitu bagian dari sampah rumah sakit / sarana kesehatan yang berasal dari bahan yang mengalami kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien dan dikatagorikan sebagai limbah beresiko tinggi dan bersifat menularkan penyakit .
Limbah medis dapat berupa:1) Sampah klinis
Limbah klinis merupakan tanggung jawab rumah sakit / sarana kesehatan lain dan memerlukan perlakuan khusus . Karena dapat memiliki potensi menularkan penyakit maka dikatagorikan sebagai limbah beresiko tinggi .Limbah klinis antara lain :
Darah atau cairan tubuh lainya , material yang mengandung drah kering seperti perban, kassa, dan benda – benda dari kamar bedah
Sampah organik, misalnya jaringan, potongan tubuh dan plasenta. Benda – benda tajam bekas pakai , misalnya jarum suntik , jarum jahit, pisau
bedah, tabung darah, pipet atau jenis gelas lainya yang bersifat infeksius (contoh , sedian apus darah)
2) Sampah laboratorium Setiap jenis limbah yang berasal dari laboratorium dikelompokan sebagai limbah beresiko tinggi.
3. Berdasarkan bahayanya
Berdasarkan potensi bahaya yang ditimbulkannya Sampah klinis dapat digolongkan dalam sampah benda tajam, infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia, radio aktif dan limbah plastic
a. Sampah Benda Tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit. Misalnya : jarum hipodermik, perlengkapan intervena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Selain itu meliputi benda-benda tajam yang terbuang yang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif
b. Sampah Infeksius
Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular. Yang termasuk limbah jenis ini antara lain : sampah mikrobiologis, produk sarah manusia, benda tajam, bangkai binatang terkontaminasi, bagian tubuh, sprei, limbah raung isolasi, limbah pembedahan, limbah unit dialisis dan peralatan terkontaminasi ( medical waste ).
c. Sampah Jaringan Tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan, placenta, darah dan cairan tubuh lain yang dibuang saat pembedahan dan autopsi. Limbah jaringan tubuh tidak memerlukan pengesahan penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi label dan dibuang ke incinerator.
d. Sampah Jaringan Tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan, placenta, darah dan cairan tubuh lain yang dibuang saat pembedahan dan autopsi. Limbah jaringan tubuh tidak memerlukan pengesahan penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi label dan dibuang ke incinerator.
e. Sampah Citotoksik
Limbah citotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat citotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik. Limbah yang terdapat limbah citotoksik didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 1000oc
f. Sampah Farmasi
Limbah farmasi berasal dari : obat-obatan kadaluwarsa, obat-obatan yang terbuang karena batch tidak memenuhi spesifikasi atau telah terkontaminasi, obat-obatan yang terbuang atau dikembalikan oleh pasien, obat-obatan yang sudah tidak dipakai lagi karena tidak diperlukan dan limbah hasil produksi obat-obatan.
g. Sampah Kimia
Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, vetenary, laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Limbah kimia juga meliputi limbah farmasi dan limbah citotoksik
h. Sampah Radio Aktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionucleida. Asal limbah ini antara lain dari tindakan kedokteran nuklir, radioimmunoassay dan bakteriologis yang daapt berupa padat, cair dan gas.
i. Sampah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis.
4. Berdasarkan bentuknya
Padat
Sampah padat medis juga sering disebut sebagai sampah biologis. Sampah biologis terdiri dari :
1. Sampah medis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, ruang perawatan, ruang bedah, atau ruang
kebidanan seperti, misalnya perban, kasa, alat injeksi, ampul, dan botol bekas obat injeksi, kateter,
swab, plester, masker, dan sebagainya.
2. Sampah patologis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, bedah, kebidanan, atau ruang otopsi,
misalnya plasenta, jaringan organ, anggota badan, dan sebagainya.
3. Sampah laboraturium yang dihasilkan dari pemeriksaan lab. Diagnostik atau penelitian, misalnya,
sediaan atau media sample dan bangkai binatang percobaan.
Limbah padat nonmedis adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis yang dihasilkan dari
berbagai kegiatan, seperti berikut :
a. Kantor atau Administrasi
b. Unit Perlengkapan
c. Ruang Tunggu
d. Ruang Inap
e. Unit gizi atau dapur
f. Halaman Parkir dan taman
g. Unit Pelayanan
Sampah yang dihasilkan dapat berupa kertas, karton, kaleng, botol sisa makanan, sisa kemasan, kayu,
logam, daun, serta ranting, dan sebagainya.
Cair
Sampah cair medis adalah limbah cair yang mengandung zat beracun, seperti bahan – bahan kimia
anorganik. Zat – zat organik yang berasal dari air bilasan ruang bedah dan otopsi apabila tidak
dikelola dengan baik, atau langsung dibuang ke saluran pembuangan umum akan sangat
berbahaya dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta mencemari lingkungan.
Limbah Cair Nonmedis merupakan limbah rumah sakit yang berupa :
1. Kotoran manusia seperti tinjan dan air kemih yang berasal dari kloset dan peturasan di dalam
toilet atau kamar mandi.
2. Air bekas cucian yang berasal dari lavatory, kitchen sink, atau floor drain dari ruangan-ruangan
di rumah sakit (Chandra, 2006)
II.PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan sampah medis akan memiliki penerapan pelaksanaan yang berbeda-beda
antar fasilitas-fasilitas kesehatan, yang umumnya terdiri dari pemilahan,penanganan, penampungan,
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
Maksud dari pengelolaan sampah ialah:
Melindungi petugas pembuangan sampah dari perlukaan
Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan
Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya
Membuang bahan – bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dengan aman
A. Pemilahan
Pemilahan dilakukan dengna menyediakan wadah yang sesuai dengna jenis sampah medis. Wadah
– wadah sampah tersebut biasanya menggunakan kantong plastik berwarna , misalnya , kuning
untuk bahan infeksius , hitam untuk bahan non- medis , merah untuk bahan beracun, dst. Drum
yang di cat , atau wadah di beri label yang mudah dibaca, sehingga mudahuntuk membedakan
wadah sampah non – medis dan sampah medis.
B.Penanganan
Penanganan sampah dari masing – masing sumber dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Wadah tidak boleh penuh atau luber . Bila wadah sudah terisi ¾ bagian maka segera
dibawa ketempat pembuangan akhir .
Wadah berupa kantong pelastik dapat diikat rapat pada saat pengangkutan dan akan
dibuang berikut wadahnya
Pengumpulan sampah daari ruang perawatan atau pengobatan harus tetap pada wadahnya
dan jangn dituangkan pada gerobak (kereta sampah) yang terbuka . Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari terjadinya kontaminasi disekitarnya dan mengurangi resiko
kecelakaan terhadap petugas, pasien dan pengunjung .
Petugas yang menangani harus selalu menggunakan sarung tangan dan sepatu, serta harus
mencuci tangan dengan sabun setiap selesai mengambil sampah .
C. Penampungan Sementara
Pewadahan sementara sangat diperlukan sebelum membuang sampah . Secara umum pewadahan
sampah merupakan kegiatan menampung sampah sebelum sampah dikumpulkan dan dikelola
lebih lanjut. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pewadahan sampah, yaitu :
1. Awet
2. Tahan air
3. Mudah diperbaiki
4. Ekonomis
5. Ringan
6. Ditempatkan pada daerah yang mudah dijangkau petugas, pasien dan pengunjung
7. Harus bertutup dan kedap air serta tidak mudah bocor agar terhindar dari jangkauan serangga
, tikus dan binatang lainya
Khusus limbah medis rumah sakit, syarat pewadahan menurut PERMENKES
1204/MENKES/SK/X/2004 adalah :
Memenuhi syarat jika :
a. Tempat sampah anti bocor dan anti tusuk
b. Memiliki tutup dan tidak mudah dibuka orang
c. Sampah medis padat yang akan dimanfaatkan harus melalui Sterilisasi.
d. Pewadahan sampah medis menggunakan label (warna kantong plastik/kontainer) :
1) Sampah radioaktif menggunakan warna merah
2) Sampah sangat infeksius menggunakan warna kuning
3) Sampah/limbah infeksius, patologi dan anatomi menggunakan warna kuning
4) Sampah sitotoksis menggunakan warna ungu
5) Sampah/limbah kimia dan farmasi menggunakan warna cokelat Departemen Kesehatan RI,
http://www.jasamedivest.com diakses tanggal 14 Januari 2010.
1. Wadah Limbah Padat
Selalu gunakan sarung tangn dan sepatu pada saat menangani dan membawa limbah
medis
Gunakan wadah yang mudah dicuci , tidak mudah bocor , wadah dapat dari jenis pelastik
atau yang paling baik , logam galvanis sebab tidak mudah bocor dan korosif
Dilengkapi dengan tutup, lebih baik jika tersedia wadah yang dilengkapi dengan pedal
pembuka
Tempatkan pada limbah padat ditempat yang sesuai
Kosongakan wadah setiap hari atau saat ¾ bagian sudah penuh dan jangn memungut
limbah medis tanpa menggunakan sarung tangan
Cucilah wadah limbah medis dengan larutan disinfektan dan bilaslah dengan air setiap
hari atau lebih sering bila kelihatan kotoran/ kontaminan setelah dipakai
Cucilah sarung tangan dan tangan setelah melakukan penanganan limbah medis
2. Wadah Penempungan Limbah Tajam
Tahan bocor dan tahan tusukan
Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing satu tangan
Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi
Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu tangan
Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah
Ditangani bersama limbah medis
D.Pembuangan
Seluruh sampah yang dihasilkan pada akhirnya harus dilakukan pembuangan.
Bagan 1. Jalur Alir Pengumpulan Dan Pembuangan Sampah Medik
Sumber : Sarwono,2004
Keterangan:
(1) Sejumlah semprit kecil yang terbuat dari polieten atau polipropen dapat di bakar di udara
terbuka tanpakhawatir akan membahayakan kesehatan lingkungan
SAMPAH KERING& TAJAM
Jarum, kapas, kasa , pembalut, vial, pisau , skaple , dan semprit
(1)
SAMPAH BASAH
Darah, duh tubuh , jaringan plasenta , bagian janin, set transfuse
(2)
Di rumah sakit dikumpulkan dalam
wadah terpisah
Dibakar dalam incinerator
(3)
Dibuang dalam lubang dalam dan tertutup
Abunya (berisi gelas dan benda-benda tidak terbakar ) ditanam di dalam lubang tertutup
(2) Set transfuse atau semprit dari polivinil klorida (PVC) tidak boleh dibakar karena akan
mengeluarkan bahan kimia berbahaya
(3) Insinerator dapat di buatt dari bahan lokal (Misalnya tong atau gentong)
1..Pembuangan Sampah/ Limbah Cair
Pengelolaan limbah cair harus tetap mendapat penaganan dengan memperhatikan kaidah –
kaidah dalam pengelolaan (pembuangan) limbah cair antara lain:
Sisitem penyaluran harus tertutup
Kemiringan saluran 2o-4o untuk menjaga endapan dalam saluran
Belokan (elbow) saluran harus lebih besar dari 90o
Bangunan penampung (septic tank) harus kedap air, kuat , dilengkapi dengan mainhole dan
lubang hawa (Ventilasi)
Penempatan lokasi harus mempertimbangakan keadaanmuka air tanah dan jarak dari
sumber air
Cara Membuang Sampah Cair Terkontaminasi
Sampah cair terkontaminasi (misalnya jaringn , darah, tinja, urin, dan duh tubuh lainnya )
memerlukan penanganan khusus oleh karena resiko infeksi terhadap petugas kesehatan yang
menangani itu.
Langkah 1 : Pakai PPD (sarung tangan rumah tangga , kacamata pelindung dan celemek
plastik) sewaktu menangani dan mengangkut sampah cair
Langkah 2 : Hati – hati tuangkan sampah cair ke wastapel atau kedalam toilet dan siramlah
dengan air utnutk membuagn sisa sampah. Hindari percikan air
Langkah 3 : Jika system pembuangan kotoran tidak tersedia, buanglah sampah cair tersebut
kedalam lubang tertututp , jangan dibnuang kesaluran terbuka
Langkah 4 : Wadah bekas sampah cair di dekontaminasi dengan menambahkan larutan klorin
0,5% selama 10 menit sebelum dicuci
Langkah 5 : Lepaskan sarung tangan rumah tangga (cuci setiap hari atau apabila telihat kotor
dan keringkan )
Langkah 6 : Cuci tangan dan keringkan atau gunakan penggosok tangan antiseptic seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya
2.Pembuangan Benda Tajam
Benda – benda tajam sekali pakai (Jarum suntik, jahit, silet , pisau , sacpel)
mememrlukan penanganana khusus karena benda – benda ini dapat melukai petugas kesehatan
dan juga masyarakat sekitarnya jika sampah ini dibuang di tempat sampah umum.
Cara Membuang Benda Tajam
1. Pembuangan Di daerah Tindakan
Langkah 1 : Jangan menyarungkan kembali penutup atau melepaskan jarum semprit
Langkah 2 : Untuk dekontaminasi setelah digunakan, celupkan ujung jarum dalam
larutan klorin 0,5% , hisap dan semprotkan 3x (jika semprit akan dip roses kembali ,
penuhkan semprit dengan larutan klorin 0,5% dan rendam selama 10 menit)
Langkah 3 : Masukan benda – benda tajam tersebut dalam wadah yang tahan tusukan
misalnya kotak kardus tebal, botol pelastik, atau kaleng berpenutup . Bukaan penutup
harus cukup lebar untuk mudah memasukan benda – benda tersebut , tetapi cukup kecil
supaya sukar untuk dikeluarkan lagi . (Botol bekas cairaninfus dapat digunakan tetapi
mudah pecah)
Langkah 4 : Jika wadah sudah terisi ¾ penuh , pindahkan dari area tindakan untuk
dibuang
Membuang Wadah Benda – benda Tajam
Langkah 1 : Pakailah sarung rumah tangga yang tebal
Langkah 2 : Jika kontainer sudah ¾ penuh , tutup, sumbat, atau plester dengan rapat .
Pastikan tidak ada benda tajam yang menonjol keluar wadah.
Langkah 3 : Buanglah wadah benda tajam tersebut secara dibakar , enkapsulasi , atau
dikubur
Langakah 4 : Lepaskan sarung tangan tersebut (cuci setiap hari atau setiap kai terlihat
kotor , dan keringkan)
Langkah 5 : Cuci tangan dan keringkan dengan kain atau handuk bersih atau alat
pengering lain.
3.Pembuangan Benda Padat
Sampah padat terkontaminasi (Misalnya bahan – bahan bekas bedahan , kasa bekas
pakai , benda – benda lain yang terkontaminasi dengan darrah atau bahan organic lain ) dapat
membawa mikroorganisme.
Cara Membuang Sampah Padat Terkontaminasi
Langkah 1 : Pakai sarung tangan rumah tangga yang tebal sewaktu menangani dan
memindahkan sampah padat
Langkah 2 : Buang sampah padat dalam wadah bersepuh logam atau pelastik dengan penutup
ketat
Langkah 3 : Kumpulakan waah sampah secara regular dan pindahkan yang bisa di bakar
kedalam incinerator atau area pembakaran
Langkah 4 : Lepaskan sarung tngan rumah tangga (cuci setiap hari atau setiap kai terlihat
kotor , dan keringkan)
Langkah 5 : Cuci tangan dan keringkan dengan kain atau handuk bersih atau alat pengering
lain.
E. Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan
internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke incinerator
(pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong sebagai
yang sudah diberi label, dan dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi
dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus.
Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar (off-
site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi
petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal.
Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor.
F. Pengolahan dan Pembuangan
Metoda yang digunakan untuk megolah dan membuang sampah medis tergantung pada faktor-
faktor khusus yang sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan peraturan yang berlaku dan
aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyaraka
Secara umum dalam tahap pembuangan dan pemusnahan menurut terdapat metode yang dapat
digunakan antara lain :
1. Composting yaitu pemusnahan sampah dengan cara memanfaatkan proses
dekomposisi zat organik oleh kuman – kuman pembusuk pada kondisi tertentu.
2. Hot feeding yaitu pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (misalnya babi).
Tapi perlu diingat bahwa sampah basah tersebut harus dilolah lebih dahulu (dimasak
atau direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing dan trichinosis kehewan
ternak.
3. Discharge to sewers yaitu sampah dihaluskan kemudian dimasukkan kedalam sistem
pembuangan air limbah memang baik.
4. Dumping yaitu sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang,
atau tempat sampah.
5. Dumping in water yaitu sampah dibuang kedalam air sungai atau laut. Akibatnya,
terjadi pencemaran pad air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir.
6. Individual inceneration yaitu pembakaran sampah secara perorangan ini biasa
dilakukan dipedesaan.
7. Recycling yaitu pengolahan kembali bagian – bagian sampah yang masih dapat
dipakai atau daur ulang. Contoh bagian sampah yang dapat didaur ulang, antara lain,
plastik,gelas,kaleng,besi, dan sebagainya.
8. Reduction, metode ini diterapkan dengan cara menghancurkan sampah (biasanya dari
jenis gerbage) sampai kebentuk yang lebih kecil, kemudian diolah untuk
menghasilkan lemak.
9. Salvaging yaitu pemanfaatan sampah yang dapat dipakai kembali misalnya kertas
bekas. Bahayanya adalah bahwa metode ini dapat menularkan penyakit (Chandra,
2007).
10. Enkapulasi merupakan alternative pemrosesan sampah dengan melakukan
penguburan terhadpat sampah secra aman pada tau dekat fasilitas.
Untuk mengurangi resiko dan polusi lingkungan , beberapa aturan dasra adalah :
Batasi akses ke tempat pembuangan sampah tersebut (buat pagar
disekelilingnya untuk menghindari dari hewan dan anak –anak )
Tempat penguburan sebaiknya di batasi dengan lahan premeabilitas rendah
(seperti tanah liat), jika ada
Pilih tempat berjarak setidaknya 50 meter (164 kaki) dari sumber air untuk
mencegah kontaminasi permukaan air
Tempat penguburan harus terdapat pengaliran yang baik, bebas genangan air
dan tidak di daerah rawan banjir
11. Inceneration yaitu suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah
secara besar – besaran yang mrupakan prosses dengan suhu tinggi uantuk mengurangi
isi dan berat sampah yang tidak dapat di daur ulang, dipakai lagi, atau di buang
ketempat pembuangan sampah atau tempat kebersihan perataan tanah.
Empat jenis dasar incinerator yang biasa di pakai untuk menangani sampah:
Kamar ganda: incinerator dengan suhu tinggi untuk membakar sampah infeksius
Kamar tunggal , suhu tinggi , lebih murah , dan digunakan jika jenis kamar ganda tidak
tersedia
Oven pengering berputar , beroprasi pada suhu tinggi digunakan untuk menghancurkan
bahan – bahan sitototksik dan bahan –bahan kimia yang tahan panas
Incinerator tong atau bata yang beroprasi dengan suhu lebih rendah dan kurang efektif, tapi
dapt dibuat secara lokal meggunakan bahan yang telah ada
Jenis sampah yang tidak boleh di iinserrasi:
Wadah bertekanan gas (kaleng sembur aerosol)
Sampah kimia reaktif dalamn jumlah besar
Sampah garam perak dan radioaktif atau fotografik
Plastik yang mengndung polivil klorida (plastic pembungkus darah ,selang IV, atau
semprit sekali pakai )
Sampah mengandung banyak air raksa atau cadmium, seperti pecahan thermometer,
bekas batrai, dan dinding kayu yang dicat denagn timah tebal)
Tapi penganjuran untuk pemusnahan sampah medis yaitu :
a. Tidak membuang langsung ketempat pembuangan akhir limbah domestik sebelum aman
bagi kesehatan.
b. Menggunakan Insenerator
c. Menggunakan otoklaf (Departemen Kesehatan RI, http://www.jasamedivest.com diakses
tanggal 14 Januari 2010).
KESIMPULAN
Dosen mengajak mahasiswa untuk menyimpulkan sub topik yang baru di bahas :
A. DEFINISI SAMPAH Sampah merupakan suatu bahan yang berasal dari kegiatan manusia dan sudah tidak di
pakai atau sudah di buang oleh manusia
B. JENIS – JENIS SAMPAH 1.Berdasarkan Sifatnya
a. Sampah Organik - dapat diurai (degradable)
b. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
2. Berdasarkan Sumbernya
Sampah rumah tangga Sampah medis
3. Berdasarkan bahayanya
Berdasarkan potensi bahaya yang ditimbulkannya Sampah klinis dapat digolongkan dalam sampah benda tajam, infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia, radio aktif dan limbah plastic
4. Berdasarkan bentuknya
Padat
Cair
C. PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan sampah medis akan memiliki penerapan pelaksanaan yang berbeda-
beda antar fasilitas-fasilitas kesehatan, yang umumnya terdiri dari pemilahan,penanganan,
penampungan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
LATIHAN SISWA & EVALUASI (post test)
Lingkari jawaban yang paling tepat !
1. B – S : Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
2. B – S : Proses pembuangan sampah dengan cara ditanam di sebut Inceneration.3. B – S : Urutan dari pengolahan sampah yaitu penanganan, penampungan,pemilahan
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan4. B – S : Jaringan plasenta dan bagian janin merupakan sampah kering.5. B – S : Wadah benda tajam hanya boleh terisi ½ bagian sebelum dilakukan proses
incinerator