HAND OUT Materi an
-
Upload
nashifudin -
Category
Documents
-
view
532 -
download
3
Transcript of HAND OUT Materi an
HAND OUT
PRAKTIK TEKNIK PERMESINAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2009
1
MATA KULIAH : PRAKTIK TEKNIK PERMESINAN
KODE M.K/ SKS : PTM/ 2
WAKTU PERTEMUAN : 3 X 4 X 50 Menit
PERTEMUAN KE : I – III
A. TUJUAN
1. TIU: Setelah mengikuti mata kuliah ini, Mahasiswa akan dapat mengoperasikan
mesin bubut, mesin frais vertical dan horizontal, mesin sekrap, mesin gerinda.
2. TIK: Setelah mengikuti matra kuliah ini, Mahasiswa akan dapat mengoperasikan
mesin gerinda.
B. POKOK BAHASAN
1. Latihan mengoperasikan mesin gerinda
C. SUB POKOK BAHASAN
1. Penggerindaan rata dan Miring
D. MATERI
Mesin gerinda yang dimaksud disini adalah mesin gerinda bangku yang dalam
pengoperasiannya digunakan secara manual. Dalam pengoperasiannya ada beberapa
ketentuan, meliputi :
a. Sebelum mulai menghidupkan mesin, putarlah dahulu batu gerinda dengan
tangan. Pastikan batu gerinda dalam keadaan bebas berputar.
b. Pastikan bahwa landasan berpegang kokoh pada tempatnya.
c. Sediakan air pendingin sebelum memulai penggerindaan.
d. Sediakan peralatan yang akan digunakan.
e. Hidupkan mesin dan tunggulah hingga putaran batu gerinda normal berputar.
f. Patuhi keselamatan kerja
- Harus menggunakan kacamata pengamatan
- Jangan menggunakan sarung tangan
- Peganglah benda kerja dengan kokoh dan jangan ragu – ragu.
E. TUGAS
Mahasiswa diharapkan menyelesaikan job sheet dari gambar kerja 4-01-G dan 4-02-
G.
F. EVALUASI
Evaluasi hasil praktik dengan menggunakan lembar kriterium penilaian praktik.
2
G. REFERENSI
Schonmetz. 1985. Pengerjaan Logam dengan Mesin. Jakarta. Penerbit Angkasa.
Surbakty. 1984. Menyekrap Mengebor Menggerinda. Jakarta. P.T Dantesco
Syamsir. 1989. Dasar – dasar Perencanaan Mesin Perkakas. Jakarta. Penerbit
Rajawali.
RENCANA OPERASI
Pahat tepi rata (4-01-G)
No. Penjelasan Gambar Peralatan
1 2 3 4
1 Asah bagioan bidang
pembuangan dengan sudut
< = 140 sepanjang 1,5 x
lebar bahan, pada batu
gerinda sebelah kiri
Asah dan ratakan bidang
tersebut, pada bidang
datar batu gerinda sebelah
kanan
Mesin
Gerinda
Kaca Mata
Batu Gosok
Protactor
Alat
pengasah
batu gerinda
(dresser)
2 Asah bidang bebas
dengan sudut < 80
Ukur kerataan sudut baji
sebesar 900 – (140+80) =
680
Perhatikan sisi S tetap
segaris dengan sisi pahat
Mesin
Gerinda
Kaca Mata
Batu Gosok
Protactor
Alat
pengasah
batu gerinda
(dresser)
3 Asah + 2/3 dari bidang
ujung dengan sudut 450 ke
samping sisi bidang
pembuang, dengan
Mesin
Gerinda
Kaca Mata
3
menyetel meja landasan 60
Ukur kerataan dan
sudutnya dengan protactor
Batu Gosok
Protactor
Alat
pengasah
batu gerinda
(dresser)
4 Asah bidang bebas ujung
A dengan sudut bebas 60
sesuai dengan meja
landasan
Bentuk sisi potong ujung
S dengan sudut sisi
potong 100
Ukur kerataan dan sudut –
sudutnya dengan protactor
Mesin
Gerinda
Kaca Mata
Batu Gosok
Protactor
Alat
pengasah
batu gerinda
(dresser)
4
5
RENCANA OPERASI
Pahat Tepi Kasar (4-02-G)
6
7
No. Penjelasan Gambar Peralatan
1 2 3 4
1 Asah bagioan bidang
pembuangan dengan sudut
< 60 sepanjang 1,5 x lebar
bahan, pada batu gerinda
sebelah kiri
Asah dan ratakan bidang
tersebut, pada bidang
datar batu gerinda sebelah
kanan dengan menyetel
landasan 60 terlebih
dahulu.
Ukur sudut sisi potong S
sebesar 600 dan sudut
bebas 60 dan ukur
kerataannya
Mesin
Gerinda
Kaca Mata
Batu Gosok
Protactor
Alat
pengasah
batu gerinda
(dresser)
2 Asah bidang bebas
dengan sudut < 60
Bentuk sisi potong Ujung
S= 900 terhadap sisi
potong S
Kerjakan keseluruhan
proses ini dimejalandasan
yang telah disetel terlebih
dahulu
Ukur kerataannya dan
sudut – sudutnya
Mesin
Gerinda
Kaca Mata
Batu Gosok
Protactor
Alat
pengasah
batu gerinda
(dresser)
3 Asah bagian pembuangan
A dengan sudut
pembuangan 120
sehingga mendapat sudut
baji sebesar 900 –
(60+120)=720
Bila terdapat sudut baji
yang tepat S akan
menurun kira – kira 40
Ukur kerataan dan
sudutnya dengan protactor
Mesin
Gerinda
Kaca Mata
Batu Gosok
Protactor
Alat
pengasah
batu gerinda
(dresser)
4 α = sudut bebas
α1= sudut bebas ujung
Mesin
Gerinda
8
9
MATA KULIAH : PRAKTIK TEKNIK PERMESINAN
KODE M.K/ SKS : PTM/ 2
WAKTU PERTEMUAN : 3 X 4 X 50 Menit
PERTEMUAN KE : I V - VII
A. TUJUAN1. TIU: Setelah mengikuti mata kuliah ini, Mahasiswa akan dapat
mengoperasikan mesin bubut, mesin frais vertical dan horizontal, mesin
sekrap, mesin gerinda.
2. TIK: Setelah mengikuti matra kuliah ini, Mahasiswa akan dapat
mengoperasikan mesin bubut.
B. POKOK BAHASAN
1. Latihan mengoperasikan mesin bubut
C. SUB POKOK BAHASAN
1. Pembubutan memanjang/ melintang, pemotongan, pembubutan kerucut,
pembuatan alur
D. MATERI
Setiap akan mengoperasikan atau bekereja dengan mesin bubut ada bebrapa
langkah yang harus diikuti dan dilaksanakan secara urut dan benar, meliputi:
1. Menyiapkan peralatan
Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk bekerja di mesin bubut,
misalnya:
a. Kunci almari mesin
b. Jangka sorong
c. Pahat bubut
Dan beberapa peralatan lain yang sesuai dengan pekerjaan yang dihadapi
2. Pemerikasaan Mesin
a. Pemeriksaan peralatan dan perlengkapan mesin bubut, apakah lengkap
atau tidak sesuaikan dengan tempat yang ada
b. Geser eretan (carriage) ke tengah – tengah posisi dan periksa eretan
lintang, eretan atas dan tooolpost. Semua eretan tidak dalam keadaan
terkunci atau otomatis feednya masuk
10
c. Berikan pelumasan pada bed mesin (alas meja) dan slideway , kecuali
bila akan mengerjakan benda kerja besi tuang maka semua slideway
harus dibersihkan dan bebas dari minyak
d. Putar spindle utama/ cetakan dengan tangan dan perhatikan semua
rangkaian transmisi. Pastikan bahwa semua dalam keadaan siap pakai
e. Masukkan kopling dan coba hidupkan mesin
3. Pemasangan dan Penyetelan Pahat
a. Tinggi sisi potong pahat harus stinggi senter untuk pengaturannya
menggunakan tebal tipisnya landasan
b. Landasan harus rata, bila tidak akan mengakibatkan pahat patah
c. Majunya pahat hanya akan diijinkan seperti pada gambar
d. Gunakan hanya dua baut untuk pengunciannya
4. Pemasangan Benda Kerja
Dalam proses pembuatan benda kerja dicekam pada sumbu utama. Ada empat
macam teknik pencekaman benda kerja di Mesin Bubut, yaitu:
a. Dengan Chuk 3 Rahang
b. Dengan Cekam 4 Rahang
c. Pencekaman diantara dua center
d. Pencekaman dengan face plate
5. Menentukan putaran
Setiap terjadi proses pemotongan di mesin bubut putaran harus disesuaikan
dengan diameter benda kerja, kecepatan potong, dan teknik pemotongannya.
Untuk memperoleh putaran yang sesuai harus dihitung terlebih dahulu atau
lihat table kecepatan potong. Hasil penghitungan ini harus diikiuti dan
dilaksanakan
11
6. Setting
Yang dimaksud dengan setting di sini adalah menempatkan posisi pahat
terhadap benda kerja. Untuk melaksanakan ini ada beberapa ketentuan, yaitu:
a. Hidupkan mesin bubut
b. Dekatkan pahat pelan – pelan ke benda kerja dan goreskan pahat ke
benda kerja dengan hati – hati
c. Setting spindle eretan pada angka nol
7. Pemotongan
Laksanakan pemotongan sesuai dengan benda kerja yang dibuat.
8. Pengoperasian otomatis
Dalam melaksanakan pengoperasian otomatis ini kana didemonstrasikan
langsung dimesin bubut. Ada hal – hal penting yang harus diperhatikan:
a. Untuk melaksanakan otomatis, periksa dahulu kebebasan eretan, baik
memanjang maupun melintang
b. Untuk mengoperasikannya, mesin dihidupakn kamudian handel
otomatis dimasukkan dan mematikan otomatis harus handel otomatis
dilepas baru kemudian mesin dimatikan
Perhatikan: Tangan masukkan handel otomatis bila mesin dalam keadaan
berhenti
9. Keselamatan kerja di mesin bubut
a. Ikuti petunjuk pengoperasian mesin
b. Tempatkan peralatan dengan rapi di meja mesin dan jangan bertumpuk
jadi Satu
c. Gunakan coolent
d. Kunci cekam harus dilepas bila selesai digunakan
e. Jangan mengambil bram dengan tangan saat mesin berjalan, gunakan
pengait
E. TUGAS
Mahasiswa diharapkan menyelesaikan jobsheet dari gambar kerja 4-01-B
F. EVALUASI
Evaluasi hasil praktik dengan menggunakan lembar kriterium penilaian praktik.
12
G. REFERENSI
Schonmetz. 1985. Pengerjaan Logam dengan Mesin. Jakarta. Penerbit Angkasa.
Surbakty. 1984. Menyekrap Mengebor Menggerinda. Jakarta. P.T Dantesco
Syamsir. 1989. Dasar – dasar Perencanaan Mesin Perkakas. Jakarta. Penerbit
Rajawali.
TUCD Mesin Bubut
13
RENCANA OPERASI
Gambar No 4-01-B
a. Pelajari Gambar dan periksa bahan ukuran Ø 38,7 mm x 150
b. Setel mesin bubut
c. Cekam benda kerja pada cekam rahang 3, sesuaikan panjang benda yang dijepit
dengan panjang benda yang akan dibubut terlebih dahulu
d. Bubut muka rata (facing)
e. Kerjakan Urut sesuai dengan ukuran di bawah ini
1. Bubut Ukuran diameter terbesar Ø 37 mm sepanjang 50 mm
2. Bubut ukuran diameter ke dua Ø 25 mm sepanjang 40 mm
3. Champer dengan ukuran 2 x 450 dan baliklah posisi benda kerja
4. Sebelum membubut ukuran selanjutnya, pastikan ukuran panjang benda kerja
sudah tepat 145 mm
5. Hitunglah diameter terbesar untuk membuat tirus dengan < 40 dengan panjang
50 mm dan diameter ujung tirus 18 mm. (25, 2 mm)
6. Bubutlah dengan diameter yang tealh ditemukan dari perhitungan dengan
panjang 95 mm
7. Bubut Ø 14 mm dengan panjang 45 mm
8. Buatlah champer dengan < 450 + 1,5 mm secukupnya agar tidak tajam ujung
benda kerja
9. Terakhir, buat alur dengan kedalaman 2 mm dan lebar 5 mm
10. Finishing
14
4-01-B
15
MATA KULIAH : PRAKTIK TEKNIK PERMESINAN
KODE M.K/ SKS : PTM/ 2
WAKTU PERTEMUAN : 3 X 4 X 50 Menit
PERTEMUAN KE : VIII - X
A. TUJUAN1. TIU: Setelah mengikuti mata kuliah ini, Mahasiswa akan dapat
mengoperasikan mesin bubut, mesin frais vertical dan horizontal, mesin
sekrap, mesin gerinda.
2. TIK: Setelah mengikuti matra kuliah ini, Mahasiswa akan dapat
mengoperasikan mesin bubut.
B. POKOK BAHASAN
1. Latihan mengoperasikan mesin sekrap
C. SUB POKOK BAHASAN
1. Penyekrapan datar, penyekrapan bertingkat, penyekrapan miring
D. MATERI
Setiap akan mengoperasikan atau bekereja dengan mesin sekrap ada beberapa
langkah yang harus diikuti dan dilaksanakan secara urut dan benar, meliputi:
1. Pemerikasaan Mesin
Langkah yang harus dilaksanakan antara lain:
a. Posisi ragum harus ditempatkan di bawah lengan mesin. Pemeriksaaan
ini dilakukan dengan pengamatan dari depan mesin. Bila Posisi ragum
berada diatas lengan atau lebih tinggi dari lengan, maka tool slide
harus dinaikkan dan ragum harus diturunkan
b. Panjang langkah harus dipendekkan. Putarlah poros pengatur panjang
langkah ke kiri tanpa menghidupkan mesin, akan tetapi jangan sampai
langkah minimum.
c. Kecepatan langkah harus pada posisi paling rendah. Aturlah kecepatan
langkah yang terendah sesuai dengan table mesin
d. Berilah pelumasan pada bagian – bagian yang bergerak
Setelah melakukan pemeriksaan ini, mesin harus dicoba dihidupkan untuk
mempelajari apakah terjadi gangguan atau tidak
16
2. Pemasangan dan Penyetelan Pahat
Ketentuan pemasangan pahat meliputi :
a. Pahat dipasang pada holder harus menggunakan landasan dari bahan
yang lunak
b. Ketentuan lain dari pemasangan ini dapat dilihat pada gambar di atas
c. Sisi potong pahat harus berada di depan
3. Pemasangan Benda Kerja
Dalam proses pembuatan benda kerja dimesin sekrap, ada empat macam ,
yaitu:
a. Pencekaman dengan ragum
b. Pencekaman dengan klem
c. Pencekaman dengan peralatan khusus (fixture)
Umumnya pencekaman di mesin sekrap dengan kuat menggunakan ragum.
Untuk itu yang akan dibahas hanya teknik pencekaman dengan ragum.
Didalam pencekaman dengan menggu nakan ragum, harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. Bersihkan ragum dari kotoran/bram/oli/dengan menggunakan
majun/lap
b. Periaksa kembali kebersihannya dengan tangan, bilamana masih terasa
ada pasir harus dibersihkan kembali
17
c. Benda kerja sebelum dicekam harus dibersihkan dan sisinya
dichamper. Bila permukaan benda tidak rata harus dicoba dikikir
sehingga permukaannya agak rata
d. Pasanglah parrarel yang sudah dibersihkan siatas ragum, kemudian
pasang juga benda kerja di atasnya.
e. Cekam benda kerja kuat – kuat dan menggunakan berat badan untuk
mengoperasikannya, jangan menggunakan pemukul/palu untuk
mengeraskan cekaman pada ragum
f. Pukullah permukaan benda kerja dengan palu plastic/mallet hingga
parrarel tidak bergerak sama sekali dan jangan melakukan pengerasan
lagi.
g. Bilamana benda kerja sudah dipuku, parrarel mesin masih bergerak,
pasanglah karton/kertas tebal dimulut ragum dan lakukan pencekaman
h. Setiap kali melepas benda kerja dan kemudian memasng kembali
ragum dan parrarel harus selalu dibersihkan
4. Mengatur Panjang Langkah
Panjang Langkah waktu operasi mesin sekrap tergantung dari panjang benada
kerja yang akan digunbakan dan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Dimana:
L : Panjang langkah
l : Panjang benda kerja
la : Panjang langkah awal + 20 mm
lb : Panjang langkah akhir + 10 mm
Sehingga : L = L + la + lb
= L + 30
18
Mengatur panjang langkah di mesin sekrap dapat dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Putar mesin sekrap dengan tangan hingga panjang langkah maju
maksimum, berilah tanda dengan pensil antara lengan dan badan
b. Putar lagi mesin dengan tangan sampai pada posisi maksimum, berilah
tanda pada badan mesin sesuai dengan tanda pada lengan
c. Ukurlah dengan jangka sorong/ mistar semua langkah tersebut
d. Hitung perpanjangan/ pengur angan langkah dengan rumus
Panjang Langkah yang disetel – panjang langkah semula
2
Hasilnya bila positif tambahkan pada jarak yang dibuat atau diukur
pada mesin dan kurangkanlah bila hasilnya negative dan buat tanda
pada badan mesin
e. Putarlah tuas pengatur kekanan untuk perpanjangan hingga garis pada
tanda di badan mesin dan putarlah kekiri untuk pengurangan panjang
langkah
f. Cobalah hidupkan mesin dan pastikan langkah yang disetel tepat
5. Mengatur Posisi Langkah
Untuk mengatur posisi langkah di mesin sekrap, caranya sebagai berikut:
a. Putar mesin dengan tangan hingga posisi langkah maksimum didepan
pada pahat + 5 mm di atas benda keraja
b. Buat tanda pada rahang ragum dibagian depan mesin dengan car:
letakkan mistar baja pada rahang dengan menempel pada benda kerja,
buat tanda sesuai dengan panjang akhir
c. Kendorkan tuas pengunci posisi langkah
d. Keraskan kembali tuas pengunci posisi langkah
e. Coba hidupkan mesin dan pastikan bahwa posisi langkah telah benar
6. Setting
Pelaksanaan stting ini merupakan langkah awal dalam memotong/ membuat
benda kerja, adapaun langkahnya sebagai berikut:
a. Dekatkan pahat + 5 mm di atas benda kerja
19
b. Hidupkan mesin
c. Turunkan pelan – pelan dan sedikit demi sedikit dengan memutar
spindle pada slideway hingga ujung pahat menggores pada permukaan
benda kerja yang paling atas.
7. Pemotongan
Lakukan pemotongan sesuai dengan gambar kerja baik cara manual
maupun otomatis. Usahakan kedalaman penyayatan lebih besar feedingnya
(a > b).
8. Keselamatan kerja
a. Ikuti petunjuk pengoperasian mesin
b. Tempatkan peralatan dengan rapi di meja mesin dan jangan bertumpuk
jadi Satu
c. Jangan berdiri di depan mesin
d. Gunakan coolent
e. Kunci cekam harus dilepas bila selesai digunakan
f. Jangan mengambil bram dengan tangan saat mesin berjalan, gunakan
pengait
E. TUGAS
Mahasiswa diharapkan menyelesaikan jobsheet dari gambar kerja 4-01-5
F. EVALUASI
Evaluasi hasil praktik dengan menggunakan lembar kriterium penilaian praktik.
20
G. REFERENSI
Schonmetz. 1985. Pengerjaan Logam dengan Mesin. Jakarta. Penerbit Angkasa.
Surbakty. 1984. Menyekrap Mengebor Menggerinda. Jakarta. P.T Dantesco
Syamsir. 1989. Dasar – dasar Perencanaan Mesin Perkakas. Jakarta. Penerbit
Rajawali.
21
RENCANA KERJA
Gambar No 4 -01-S Blok V tanpa Alur
a. Periksalah gambar dan ukuran bahan
b. Periksalah keadaan mesin, kalau siap pakai pasanglah pahat yang diperlukan untuk
pengerjaan
c. Pasanglah benda kerja pada ragum dengan menggunakan parrarel atau landasan bila
diperlukan
d. Tentukan Panjang langkah
L=la +lb +1
= 10 + 20 + 40
= 70 mm
Buatlah penandaan pada body mesin
e. Tentukan putaran mesin, jangan terlalu cepat
f. Hidupkan mesin dan serutlah keempat sisi sesuai dengan ukuran yang ditentukan (23
mm),
g. Lepaskan benda kerja dari ragum, kemudian pasang kembali dan serutlah sisi – sisnya
hingga mencapai ukuran yang telah ditentukan (23 mm)
h. Periksalah ukuran dan kerataan hasil kerja.
22
23
24
c. Kepala pembagi atau lainnya sebagai alat pencekam benda kerja
d. Beberapa kunci dan obeng bila diperlukan
2. Pemerikasaan dan Penyetelan Mesin
Langkah yang harus dilaksanakan antara lain:
a. Pemerikasaan slideway pada deretan mesin, bersihkan dan beri
pelumasan
b. Pasang Arbor pada mesin frais dan pasang pula pisau frais pada arbor.
Perhatikan sisi potong pisau frais pada arah putaran mesin maupun
arah pemakanan
c. Pasang kepala pembagi di atas meja mesin
d. Pastikan pemasngannya benar dan kuat
e. Berilah pelumasan pada bagian – bagian yang bergerak
Setelah melakukan pemeriksaan ini, mesin harus dicoba dihidupkan untuk
mempelajari apakah terjadi gangguan atau tidak
3. Penyetelan putaran
Setel putaran mesin sesuai dengan hasil perhitungan putaran mesin, serta
dengan melihat table kecepatan yang ada di badan mesin frais
4. Penyetelan Kepala
a. Hitung pembagian pada kepal;a pembagi sesuai dengan metode
pembagian yang ada, kemudian setel kepala pembagi sesuai dengan
hasil perhitungan
b. Lakukan penyetelan kepala pembagi untuk pencekaman benda kerja
yang kan dibuat dan pastikan pula apakah perlu menggunakan kepala
penyangga (kepala lepas). Teknik pencekaman kepala pembagi ada
dua cara:
Denagn pencekaman diantara dua senter
Dengan pencekaman pada cekam rahang 3
5. Pemasangan Benda Kerja
Pemasangan benda kerja pada kepala pembagi dapat dilakukan dengan
pencekaman langsung atau menggunakan mandrill. Pasanglah benda kerja
dengan kokoh dan periksalah kesumbuan benda kerja dengan dial indicator,
dengan cara sebagai berikut:
25
a. Letakkan indicator diatas benda kerja
b. Putar benda keraja 3600 dan lihat penyimpangan kesumbuan
c. Bila terjadi penyimpangan maka benda kerja harus desetel kembali dan
periksalah apakah rahang ragum kotor atau pencekaman salah
6. Setting
Dalam proses pembuatan roda gigi beberapa macam setting yang harus
dilakukan dan pisau harus di tengah – tengah, maka harus dilakukan dua
macam setting, yaitu:
a. Menempatkan posisi pisau sesumbu dengan kepala pembagi / benda
kerja
Langkah – langkah yang harus dilakukan:
Letakkan siku di atas meja mesin dan temnpelkan pada salah
satu sisi pisau
Dekatkan benda kerja kearah siku dengan memutar spindle
eretan lintang sehingga benda kerja menempel pada dinding
siku. Pada saat menggeser benda kerja, peganglah siku supaya
tidak ikut bergeser. Perhatikan kelonggaran (back lash) dari
slideway eretan lintang mesin frais
26
Setel skala spindle pada posisi 0. Hitung langkah pergeseran
sebesar (X)
Geser meja kearah melintang sepanjang X dengan
menggunakan ukuran skala pada spindle.
b. Menempatkan posisi pisau tepat diatas permukaan benda kerja
Langkah – langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
Ambil kertas tipis dengan ukuran + 1 mm dan basahi dengan
oli
Letakkan kertas di atas benda kerja yang paling atas, usahakan
menempel dengan baik
Hidupkan mesin, periksa dengan pengamatan apakah kondisi
pisau berputar dengan baik. Bila ada hgal – hal yang tidak
beres dengan pisau itu segera dibetulkan
Naikkan meja pelan – pelan sehingga pisau menyentuh kertas
dan menggesernya
Mundurkan meja dan matikan mesin aturlah skala spindle pada
posisi nol. Setelah semua siap, naikkan meja menuju
kedalaman penyayatan dan sesuaikan dengan kemampuan
mesin, selanjutnya lakukan pemotongan
27
E. TUGAS
Mahasiswa diharapkan menyelesaikan jobsheet dari gambar kerja 4-01-FH
F. EVALUASI
Evaluasi hasil praktik dengan menggunakan lembar kriterium penilaian praktik.
G. REFERENSI
Schonmetz. 1985. Pengerjaan Logam dengan Mesin. Jakarta. Penerbit Angkasa.
Surbakty. 1984. Menyekrap Mengebor Menggerinda. Jakarta. P.T Dantesco
Syamsir. 1989. Dasar – dasar Perencanaan Mesin Perkakas. Jakarta. Penerbit
Rajawali.
28
RENCANA KERJA
29
30
MATA KULIAH : PRAKTIK TEKNIK PERMESINAN
KODE M.K/ SKS : PTM/ 2
31
WAKTU PERTEMUAN : 3 X 4 X 50 Menit
PERTEMUAN KE : XV- XVI
A. TUJUAN1. TIU: Setelah mengikuti mata kuliah ini, Mahasiswa akan dapat
mengoperasikan mesin bubut, mesin frais vertical dan horizontal, mesin
sekrap, mesin gerinda.
2. TIK: Setelah mengikuti matra kuliah ini, Mahasiswa akan dapat
mengoperasikan mesin bubut.
B. POKOK BAHASAN
1. Latihan mengoperasikan mesin frais Vertikal
C. SUB POKOK BAHASAN
1. Pengefraisan Rata
D. MATERI
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan mengoperasikan
mesin frais vertical, meliputi:
1. Memeriksa kesejajaran Catok
a. Letakkan dial indicator pada bana mesin
b. Bersihkan parrarl yang dipasang pada catok dan kenakan
penpenggerak jarum jam pada sisi parrarel
c. Gerakkan meja mesin sejalan dengan sisi parrarel, pukullah catok
dengan palu karet sedikit demi sedikit jarum jam panunjuk bergerak
d. Gerakkan meja mesin berulangkali dan bila ujung ke ujung parrarel
jarum jam menunjjuk angka yang sama, maka barulaha kedua baut
dikeraskan dengan hati – hati agar kedudukan catok tidak berubah lagi.
e. Lepaskan dial indicator sebelum memasang benda kerja
2. Memasang benda kerja pada ragum
Langkah yang harus dilaksanakan antara lain:
a. Bersihkan ragum
32
b. Pilih pasangan parrarel yang cukup tinggi, sehingga pisau frais tidak
menyentuh ragum, tempatkan parrarel tersebut kira –kira
dipertengahan ragum
c. Kencangkan ragum dan ketok benda kerja untuk merapatkan sisi
bawah blok terhadap parrarel
d. Pastikan pemasngannya benar dan kuat
3. Memulai Penatalan
a. Tempatkan parrarel pada rumah ragum untuk mengarahkan air
pendingin mengalir ke meja
b. Adakan penatalan secukupnya untuk memperoleh bidang yang baik
c. Bersihkan benda kerja dari bram
d. Periksa permjukaan akhir
4. Keselamatan Kerja
a. Awas tangan bila memegang balok
b. Pasang pelindung sebelum mesin dihidupkan
E. TUGAS
Mahasiswa diharapkan menyelesaikan jobsheet dari gambar kerja 4-01-FV
F. EVALUASI
Evaluasi hasil praktik dengan menggunakan lembar kriterium penilaian praktik.
G. REFERENSI
Schonmetz. 1985. Pengerjaan Logam dengan Mesin. Jakarta. Penerbit Angkasa.
Surbakty. 1984. Menyekrap Mengebor Menggerinda. Jakarta. P.T Dantesco
Syamsir. 1989. Dasar – dasar Perencanaan Mesin Perkakas. Jakarta. Penerbit
Rajawali.
TUDC mesin frais
33