Hand Out Pkn
-
Upload
desi-kurniawati -
Category
Documents
-
view
109 -
download
1
description
Transcript of Hand Out Pkn
HAND-OUT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Oleh :Rr.NANIK SETYOWATI
NIP 19670825 199203 2 001
Jurusan PMP-KNFAKULTAS ILMU SOSIAL
UNESA2010
PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Mata Kuliah Pendidikan Kewiraan/Kewarganegaraan berdasarkan Kep.Mendikbud
No.56/U/1994 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa, merupakan Mata Kuliah Pengembang Kepribadian dan wajib
diberikan dalam kurikulum setiap program studi.
Dasar Hukumnya :
1. UUD 1945 pasal 27 ayat 3 dan pasal 30 ayat 1.
2. UU No 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pasal 9.
3. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37.
4. PP No 30 tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi.
5. Keputusan Dirjen Dikti no 038/DIKTI/KEP/2002 ttg penyempurnaan kurikulum inti
MKPK PKN pada PT.
Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan :
Sebelum bernama PKn mata kuliah ini bernama pendidikan Kewiraan. Kata dasar
kewiraan ialah wira yang berasal dari kata Sansekerta vir atau virya. Pada dasarnya Kewiraan
adalah Wiraship. Wira kemudian dikenal dengan hero atau pahlawan. Jadi wiraship menurut
NK.Effendi (1997:31) identik dengan heroship tergantung dari nilai pahalanya termasuk
dalam arti nilai pahala yang diberikan/dipersembahkannya kepada bangsa dan negara. Prinsip-
prinsip Kewiraan adalah usaha menciptakan hari depan lebih baik dari hari ini.
Sejarahnya dapat dimulai dari UU no 3 tahun 1945 tentang Kementerian Pertahanan
dan Angkatan Perang. Kemudian UU no 29 tahun 1954 tentang Pertahanan Negara dari
UUDS 1950, pasal 7 tentang Pendidikan Pendahuluan Pertahanan Rakyat (P3R).Tahun 1960
Trikora ada Program Wajib Latih Mahasiswa (Walawa). Tahun 1967 pasca PKI program
stabilitas politik dan ekonomi dengan mengurangi biaya TNI. Tahun 1973 mulai ada GBHN
dan tahun 1974 Walawa diganti dengan Pendidikan Kewiraan (non fisik) dan program
perwira cadangan.
UU no 2 tahun 1989 (ps 39) tentang sistem pendidikan nasional Kewiraan masuk
dalam PKN.Tahun 2000 nama Kewiraan diganti dengan Pendidikan Kewarganegaraan, dan
merupakan salah satu dari MKPK (mata kuliah pengembangan kepribadian) dan terjadi
perubahan sebagian materi. Yang meliputi :
1.Pengantar PKN :
a. Hak dan kewajiban WN
b. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
c. Demokrasi Indonesia
d. HAM
2. Wawasan Nusantara.
3. Ketahanan Nasional.
4. Politik dan Strategi Nasional.
Diperkuat lagi dengan dikeluarkannya UU No 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara pasal 9 yang berbunyi (1): “ Setiap WN berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara “. Ayat (2) :”
Keikutsertaan WN dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui : (a). pendidikan
kewarganegaraan, (b). pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, (c) pengabdian sebagai
prajurit TNI secara sukarela atau secara wajib; dan (d) pengabdian sesuai dengan profesi.
Begitu juga ketika diganti dengan UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional , penjelasan pasal 37 yang berbunyi : Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat :
(a) pendidikan agama,(b) pendidikan kewarganegaraan dan (c) bahasa.
PKn bertitik tolak dari ilmu politik yang dihubungkan dengan ilmu pendidikan
(interdisiplin). PKN sbg civic education center. Di AS selain ada civic education (untuk WN)
yang bersifat politik, juga ada citizenship education untuk penduduk yang lebih bersifat
kemasyarakatan. Yang populer di sekolah disebut civics education.
HAK DAN KEWAJIBAN WN
Dasar Hukum :
1. Pancasila.
2. Pembukaan UUD 1945.
3. Batang Tubuh UUD 1945 pasal 26-34 UUD 1945.
4. UU No 20 tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Hankamneg RI.
5. UU No 1 tahun 1988 tentang Perubahan UU no 20/1982.
6. UU No 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Khusus tentang hak dan kewajiban WN diatur dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945, yang
berbunyi :
“Setiap WN berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Dan pasal 30 ayat
1 yang berbunyi “Tiap-tiap WN berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara”.
Warga Negara Indonesia adalah :
1. Bangsa Indonesia asli dan keturunan.
2. Mengakui Indonesia sebagai tanah airnya.
3. Bersikap setia kepada negara RI yang disyahkan dengan UU.
Kompetensi WN :
1. Mampu berfikir, bersikap dan melakukan disiplin budaya yg dilandasi disiplin agama.
2. Patriotisme
3. Demokrasi-etika
4. Bela negara
5. Kebudayaan Nasional
6. Proses mengambil keputusan–etis
7. Proses memecahkan masalah–etis
8. Ilmu pengetahuan, tenologi, seni dan hankam
9. Keseimbangan hak dan kewajiban WN
Kriteria pembedanya ialah status keanggotaan seseorang terhadap negara. Menurut
MR.Sunarko ,negara itu adalah organisasi masyarakat yg mempunyai daerah atau teritori yg
tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya.Jika seseorang anggota dari suatu
negara maka disebut WN, jika bukan maka disebut WNA. Setiap WN wajib mengetahui hak
dan kewajibannya sebagai WN, yang telah dijamin UU , termasuk kewajiban membela
negara. Untuk itu seseorang harus punya motivasi yang kuat, terlebih dulu harus merasa cinta
pada tanah airnya.
Pasal-Pasal Yang Langsung Menyangkut WN Dalam UUD 1945 :
1. Kata Pembuka UUD sbg kaidah fundamental.
2. Situasi gebundenkeit dari Demokrasi Indonesia reformasi
3. Pasal 26 siapa yang menjadi WN ?
Orang-orang bangsa Indonesia asli dan naturalisasi (ius sanguinis-ius soli).
4. Pasal 27 UUD 1945.
a. opportuniteit beginsel
b. keadilan komutatif dan keadilan distributif
c. social security
5. Pasal 28 (ada 10 bagian).
a. banyak kemajuan
b. banyak ekses
c. masalah law enforcement
d. masalah etika-tirani teror kata-kata
6. Pasal 30 syarat objektif suatu negara dalam usaha mempertahankan negara.
a. universal
b. rentan disintegrasi
c. intra personal conflict
7. Pasal 31.
a. pemerataan pendidikan
b. pemerataan kualitas pendidikan
c. masalah mutu pendidikan
8. Pasal 34.
a. masih banyak yang miskin
b. 40 juta menganggur secara terselubung
c. kewajiban pajak
d. kewajiban zakat, infak dan sodaqoh
Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang saling berkaitan, dan manusia sebagai
pendukungnya (baik sebagai individu/sebagai mahluk sosial). Hak dan kewajiban sebagai
sesuatu yang komplementer. Hak akan berhenti manakala berhadapan dengan hak orang lain.
Sehingga saat itu kita mempunyai kewajiban untuk melaksanakan hak orang lain
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA (PPBN)
Dengan dikeluarkannya UU no 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, maka UU No 20
tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Hankamneg RI dan UU no 1 tahun 1988
tentang Perubahan atas UU No 20 tahun 1982 dinyatakan tidak berlaku lagi.
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA :
PPBN berkembang berdasarkan siatuasi yang dihadapi oleh peyelengaraan kekuasaan.
Terbagi dalam periode-periode sbb :
1. Periode 1945 – 1965 disebut periode lama atau orde lama.
Yang dihadapi adalah ancaman fisik berupa pemberontakan dari dalam maupun
ancaman fisik dari luar oleh tentara sekutu, tentara kolonial Belanda dan tentara dai
nipon.
2. Periode 1965 – 1998 disebut periode baru atau orde baru.
3. Periode 1998 sampai sekarang disebut periode reformasi atau orde reformasi.
Pada kedua periode terakhir yang dihadapi adalah tanntangan yang sering berubah
sesuai dengan perkembangan zaman. Perkembangan kemajuan ini mempengaruhi
perilaku bangsa dengan tuntutan-tuntutan hak yang lebih banyak. Pada situasi ini yang
dihadapi adalah tantangan non fisik yaitu tantangan pengaruh global dan gejolak
sosial.
CARA YANG DILAKUKAN DALAM PPBN :
Periode Orde Lama :
Pada waktu orde lama cara yang dilakukan dengan mengeluarkan UU no 29 th 1954 tentang
Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat sehingga realisasinya adalah diselengarakannya Pendidikan
Pendahuluan Perlawanan Rakyat yang menghasilkan organisasi-organisasi perlawanan rakyat
pada tk pemerintahan desa,OPR selanjutnya berkembang menjadi Organisasi Perlawanan
Desa,OPD dan Organisasi Keamanan Sekolah, OKS. Dilihat dari kepentingannya tentunya
pola pendidikan yang diselenggarakan akan terarah pada fisik, tehnik, taktik dan strategi
kemiliteran.
Periode Orde Baru dan Reformasi :
Karena ancaman yang dihadapi berupa ancaman non fisik dan gejolak sosial maka
bangsa Iandonesia pertama-tama membuat rumusan tujuan bela negara. Tujuannya adalah
menumbuhkan rasa cinta tanah air, bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan ini bangsa
Indonesia perlu mendapatkan pengertian dan pemahaman tentang wilayah negara dalam
persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka juga perlu memahami sifat ketahanan bangsa atau
ketahanan nasional agar pemahaman tersebut dapat mengikat dan menjadi perekat bangsa
dalam satu kesatuan yang utuh. Karena itu th 1973 untuk pertama kalinya dibuat TAP MPR
no IV/MPR/1973 tentang Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
Dan seiring dengan perkembangan zaman UU no 29/1954 diganti menjadi UU no
20/1982, lalu UU no 1/1988 dan yang terakhir UU no 3/2002 tentang Pertahanan Negara. Dan
yang terbaru dengan dikeluarkannya UU no 20/2003 tentang sistim Pendidikan Nasional
khususnya penjelasan pasal 37 yang berbunyi :Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat :
(a) pendidikan agama, (b) pendidikan kewarganegaraan dan (c) bahasa. Sehingga arah bela
negara tidak dari segi fisik semata tetapi lebih kearah non fisik melalui pemikiran yang kritis,
analitis dan evaluatif terhadap berbagai persolan yang dihadapi bangsa Indonesia. Mahasiswa
yang merupakan aset bangsa yang ternilai harganya diharapkan lebih berpartisipasi aktif
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Motivasi dalam Pembelaan Negara :
1. Pengalaman sejarah perjuangan RI
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan SDA
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan
6. Kemungkinan timbulnya bencana perang.
DEMOKRASI DI INDONESIA
Pengertian Demokrasi :
Demos = rakyat kratia/kratein = memerintah dan kratos berarti pemerintahan. Jadi
pemerintahan rakyat yaitu suatu pemerintahan dimana rakyat memegang peranan yang
menentukan.
Demokrasi adalah :
Suatu pola pemerintahan dimana kekuasaan untuk memerintah berasal dari mereka yang
diperintah.
CIRI-CIRI DEMOKRASI :
1. Pemerintahan berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat banyak.
2. Adanya pemisahan/pembagian kekuasaan.
3. Adanya tanggung-jawab : memikul beban yang timbul dari suatu kegiatan → beban
yang harus dipikul oleh aparat yang memperoleh kepercayaan dari rakyat untuk
melaksanakan kedaulatannya.
4. Adanya parpol.
5. Adanya Pemilu.
Perbandingan Sistem Demokrasi Yang pernah berlaku di Indonesia:
1. Negara demokrasi liberal :
Hak-hak individu sangat dijunjung tinggi. Pemerintah diharapkan tidak terlalu banyak
ikut campur dalam kehidupan masyarakat. Berkembang di Eropa Barat.
2. Negara demokrasi terpimpin :
Kewajiban lebih diutamakan. Dan Pemerintah lebih banyak mengatur masyarakat. Di
Indonesia tahun 1959-1965 dianggap sebagai selubung demokrasi bagi otoritarisme
Soekarno. Demokrasi Parlementer-Demokrasi Terpimpin 1950-1967. Hampir sama
dengan demokrasi Pancasila, tetapi dalam kenyatannya demokrasi terpimpin
diterjemahkan sebagai demokrasi/pemerintahan rakyat yangdipimpin oleh pemimpin
besar revolusi→ sentralisasi kekuasaan.
3. Negara Otoriter Birokratik.
Pengertian birokrasi ialah :
Keseluruhan organisasi pemerintah yang menjalankan tugas-tugas negara dalam
berbagai unit organisasi pemerintah di bawah departemen dan lembaga-lembaga non
departemen, baik di pusat maupun daerah. Ciri-ciri birokrasi di Indonesia menurut
Toliziduhu (Rahman,Arifin, 1997:139) :
a. Birokrasi cenderung mengatur segenap segi kehidupan masyarakat dan negara.
b. Menggunakan pola topdown.
c. Dalam usaha mempercepat pembangunan, melakukan pembangunan besar-
besaran dan dimotivasi melalui pentargetan.
4. Negara Otoriter Kapitalistik :
Menurut Robinson (Tim Pendidikan Pancasila, 1999:98) dalam kapitalisme terdapat
kecenderungan inheren yang mendorong tumbuhnya demokrasi Dengan ciri-ciri sbb :
a. Perkembangan cepat kapitalisme industrial menciptakan kelas-kelas kapital
baru yang pada mulanya sangat rentan , dan perkembangan ini didukung oleh
negara yang otoriter.
b. Negara-negara otoriter seperti ini cocok untuk menjalankan fungsi-fungsi
politik dan ekonomi sangat esensial bagi pertumbuhan kapitalisme.
c. Berkembanglah pakta dominasi antara para kapitalis utama dengan para
pemimpin pemerintahan berdasar pada kepentingan yang sama.
d. Berkembang pula kelas menengah dan kelas pemilik kapital dengan sumber-
sumber kekuatan politik yang cukup besar.
5. Negara Demokrasi Pancasila :
Adalah suatu sistem pemerintahan rakyat yang berdasarkan kedaulatan rakyat dengan
asas musyawarah untuk mufakat sebagai sarana utama bagi pemecahan semua
masalah demi masyarakat adil dan makmur.
Prinsip Demokrasi Pancasila :
Memperhatikan semua golongan, lapisan masyarakat, berbagai daerah, suku dan
agama.
Kebulatan Manfaat Dengan Prinsip-Prinsipnya :
1. mendahulukan kepentingan rakyat.
2. megutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan golongan dan perorangan.
3. kebenaran dan keadilan.
4. kejujuran dan itikad baik.
Pengertian Parpol :
•Yaitu suatu organisasi yang mempunyai kegiatan yang berkesinambungan, artinya masa
hidupnya tidak tergantung pada masa jabatan atau masa hidup para pemimpinnya.
•Yaitu organisasi sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut
atau mempertahankan pengawasan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan
berdasarkan pengawasan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat
idiil maupun materiil.
Kedudukan Parpol :
Sebagai salah satu atribut negara demokrasi moderen yang merupakan salah satu
syarat bagi negara yang merdeka dan berdaulat.
Sebagai salah satu sarana untuk menyalurkan aspirasi rakyat kepada pemerintah
negaranya.
Untuk ikut terlibat dalam proses penyelenggaraan negara.
Fungsi Parpol :
Mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang
disusun berdasarkan ideologi tertentu.
Sebagai pembuat keputusan politik.
Sebagai penghubung antara rakyat dan pemerintah.
HAK ASASI MANUSIA
HAM, hukum dan demokrasi merupakan tri tunggal, satu sama lain tidak dapat
dipisahkan, sehingga saling menentukan dan saling membatasi. Dan secara eksplisit menjadi
fokus perhatian sejalan dengan lahirnya renaissance dan aufklarung yang diiringi dengan
lahirnya negara-negara kebangsaan di abad XVII. Mendorong lahirnya kemerdekaan AS 1776
dan revolusi Prancis 1789 (AS telah mengamandemen 27 kali, terakhir th 1992, sedang
Prancis 5 kali → Konstitusi Rep.Prancis V). Selama ± 50 tahun setelah revolusi, Prancis baru
normal.
Perkembangan HAM, Demokrasi dan Hukum tercapai dengan disepakatinya
Univ.Declaration of Human Right 10 Desember 1948, sehingga di era globalisasi sekarang ini
yang ditanya tidak sistem pemerintahan dsb, tapi ketiga hal diatas. Di era reformasi sekarang
ini hukum sebagai panglima. Terjadi supremasi hukum dimana hukum mempunyai
kedudukan yang paling tinggi.
Macam-macam teori kedaulatan :
1. teori kedaulatan raja.
2. teori kedaulatan rakyat.
3. teori kedaulatan tuhan.
4. teori kedaulatan hukum.
Dari segi yuridis konstitusional UUD 1945 dapat diubah (pasal 37) tapi dari segi/aspek
politik tidak berlaku untuk Pembukaan UUD 1945. Gagasan referendum muncul karena
takut terjadi perubahan UUD 1945. Sejak reformasi UUD 1945 telah diamandemen 4 kali
(9 November 1999 ada 10 pasal dan Agustus dalam sidang tahunan 2000, tahun 2001 dan
tahun 2002).
Amandemen (perubahan) :
1. kalimat berubah (mengganti kalimat).
2. menambahkan sesuatu yang tidak ada sebelumnya.
3. apa yang dilaksanakan berbeda dengan yang tercantum dalam UUD.
Empat aspek dalam merubah UUD :
1. prosedur
2. mekanisme mis : komisi A
3. sistem (sistem Prancis ,dimana 1 diubah yang muncul UU baru atau sistem AS dengan
amandemen).
4. substansi
Paradigma Nasional :
Pancasila→ landasan ideal
UUD 1945→ landasan konstitusional
Wawasan Nusantara→ landasan visional (visi nasional)
Ketahanan Nasional→ landasan konsepsional
Polstranas→ landasan operasional
Paradigma :
Suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum merupakan sumber nilai→
sehingga merupakan suatu sumber hukum, metode serta lainnya.
WAWASAN NUSANTARA
LATAR BELAKANG :
Usaha suatu bangsa dalam menyelenggarakan kehidupannya tercermin dalam
wawasan nasionalnya. Yang dimaksud adalah :
Suatu pandangan nasional sebagai salah satu aspek falsafah hidup suatu bangsa yang
berisikan dorongan dan rangsangan didalam merealisasikan dan mencapai aspirasi
serta tujuan nasionalnya.
Wawasan yang dikembangkan berdasar wawasan nasional secara universal, sehingga
wawasan nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh faham kekuasaan dari bangsa
Indonesia yang sesuai geopol Indonesia.
Ajaran Dasar Wawasan Nasional :
Di Indonesia pemikiran tersebut sudah dikembangkan sebagai suatu konsepsi yang
disebut Ketahanan Nasional. Karena Indonesia merupakan suatu kesatuan kepulauan yang
disebut sebagai Nusantara, maka perumusan konsepsi Wawasan Nasional Indonesia menjelma
menjadi Wawasan Nusantara, ialah :
Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan idea nasionalnya,
yaitu Pancasila dan UUD 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan
bermartabat ditengah-tengah lingkungannya, dan yang menjiwai dalam tindak kebijakannya
dalam mencapai tujuan perjuangan nasional.
DASAR HUKUM :
TAP MPR RI No.IV/MPR/1973 jo TAP MPR RI No IV/MPR/1978 jo TAP MPR RI No
II/MPR/1983 jo TAP MPR RI No II/MPR/1988 jo TAP MPR RI No II/MPR/1993 jo TAP
MPR RI No II/MPR/1998 tentang GBHN, BAB II Sub E,yang antara lain berbunyi :
Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional adalah Wawasan Nusantara, yang
mencakup :
1. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik dalam arti :
Menjamin keutuhan/kebulatan wilayah nasional
Bangsa Indonesia harus merupakan satu kesatuan yang bulat.
Secara psikologis bangsa Indonesia harus merasa satu, serta memiliki satu
tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara.
Kehidupan politik diseluruh wilayah nusantara merupakan satu kesatuan
politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Seluruh kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan hukum.
Bangsa Indonesia harus dapat ikut serta menciptakan tertib dunia.
2. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi :
Kekayaan wilayah nusantara adalah modal dan milik bersama bangsa.
Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi, selaras dan seimbang di seluruh
wilayah nusantara.
Kehidupan perekonomian diseluruh wilayah nusantara merupakan satu
kesatuan ekonomi yang merupakan usaha bersama demi kemakmuran rakyat.
3. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya :
Masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan yang serasi.
Budaya bangsa Indonesia pada hakekatnya adalah satu, corak budaya yang ada
menggambarkan kekayaan budaya bangsa.
4. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan hankam :
Ancaman terhadap satu pulau atau suatu daerah pada hakekatnya akan
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara Indonesia.
Tiap-tiap WN mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam tugas bela
negara dan bangsa.
Implementasi Wawasan Nusantara dalam :
Bidang Politik :
Aktualisasi demokrasi Pancasila
Pemasyarakatan Pancasila dan UUD 1945
Bidang Ekonomi :
Hak milik yang berfungsi sosial.
SDM merupakan faktor vital.
Peran Pemerintah vital.
Bidang Sosial Budaya :
Arah pengembangan pendidikan nasional, IPTEK.
Kebhinnekaan yang menuju persatuan / kesatuan bangsa.
Bidang Hankam :
Politik hankam
Sishankamrata
SDA merupakan potensi hankam.
PERKEMBANGAN WAWASAN NUSANTARA :
1. Deklarasi Juanda 13 Desember 1957, penerapan asas nusantara.
2. UU No 4/PRP/1960 tanggal 18 Pebruari 1960 tentang perairan Indonesia. Yang isinya
mengukuhkan deklarasi tsb dan jaminan ttg lalu-lintas damai. Jaminan lalu-lintas
damai diatur dg PP no 8/1962 tanggal 28 Juli 1962.
3. Tanggal 17 Pebruari 1969 dikeluarkan pengumuman Landas Kontinen dg UU no
1/1973.
4. Tanggal 21 Maret 1980 pengumuman Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) diukur 200 mil
dari pangkal wilayah laut RI (garis dasar).
5. Pengesahan Hukum Laut Internasional di Jamaica 19 Desember 1982.
6. Lahirnya doktrin-doktrin angkatan sebelum tahun 1966 sebagai akibat/pengaruh teori
wawasan benua, wawasan bahari dan wawasan dirgantara.
7. Seminar hankam th 1966. Doktrin hankamnas dan doktrin ABRI “CADEK”.
Pengintegrasian AD,AL,AU dan POLRI kedalam 1 wawasan berdasar kebulatan dan
keutuhan wilayah. Wawasan nusantara dinyatakan sebagai wawasan hankamnas.
8. Wawasan Nusantara ditetapkan sebagai wawasan pembangunan nasional dalam
GBHN.
LATAR BELAKANG DAN DASAR PEMIKIRAN WANUS DIAMBIL 3 DASAR
PENINJAUAN IALAH :
1. GEOGRAFIS DAN GEOSTRATEGIS
2. HISTORIS DAN YURIDIS FORMAL
3. KEPENTINGAN-KEPENTINGAN NASIONAL.
Letak Geografis Indonesia :
Utara : 6 derajad LU
Selatan : 11 derajad LS
Barat : 95 derajad BT
Timur : 141 derajad BT
Kondisi geografis Indonesia terdiri atas ribuan pulau dan mempunyai wilayah perairan,
dikelilingi samudera Pasific dan samudera Indonesia, dan diapit dua benua yaitu Asia dan
Australia. Istilah Tanah Air dipergunakan untuk menamakan kumpulan pulau beserta
perairan yang mengelilinginya dan sekaligus merupakan tempat kelahiran/tempat tinggal yang
digunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakan dan menjamin kelangsungan hidup.
Geostrategi Indonesia :
Dengan melihat keadaan geografis Indonesia maka selain kelebihan, harus diperhatikan juga
segi kelemahannya. Ada dua kemungkinan :
1. Membiarkan bangsa Indonesia terus menjadi objek dan menggantungkan diri pada
bangsa lain.
2. Ikut mengatur lalu-lintas kekuatan dan pengaruh dalam arti sebagai subjek.
GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI.
Geopolitik berasal dari kata Ge (bahasa Yunani) yang berarti bumi, dan politik yang
berarti suatu politik yang berlangsung diatas letak tanah-wilayah geografis dibumi itu sendiri.
Menurut Frederick Ratzel (1897) geopolitik merupakan pelengkap dari Ilmu Bumi Politik
dan baru diperjelas hubungannya antara Ilmu Bumi Politik dan Ilmu Geopolitik oleh Karl
Haushofer,misalnya :
Geopolitik adalah doktrin kekuasaan negara di bumi.
Geopolitik adalah doktrin perkembangan politik didasarkan pada hubungannya dengan bumi.
Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari organisme politik dari ruang dan susunannya.
Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan
hidup suatu organisme negara untuk mendapatkan ruang hidupnya (ketentraman).
Semua rumusan diatas tidak dapat diterima oleh bangsa Indonesia, sebab bertentangan dengan
Pancasila.
Pengertian Geopolitik menurut Bangsa Indonesia :
Pengertian tentang keadaan, pengetahuan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan konstelasi geografis dari suatu negara, dengan memanfaatkan keuntungan letak
geografis tsb untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan nasional dan penentuan-
penentuan kebijaksanaan secara ilmiah berdasarkan realita-realita yang ada dan cita-cita
bangsa.
Pengertian Geostrategi menurut Bangsa Indonesia :
Adalah kebijaksanaan pelaksanaan dalam menentukan tujuan, sarana-sarana serta cara
penggunaan sarana-sarana tersebut guna mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan
konstelasi geografis suatu negara.
Pengertian Kekuatan :
Kekuatan yang bersifat fisik belaka dan kekuatan kesejahteraan materiil (economic and
industrial power). Penggunaan kekuatan fisik cenderung kearah kekerasan, sedang
penggunaan kekuatan yang bersifat mental yang merupakan hasil dari kehidupan beragama,
ideologi, iptek biasanya menjurus kearah politik persuasi atas dasar musyawarah untuk
mufakat.
Teori Ruang oleh F.Ratzel :
Negara merupakan suatu organisme yang dapat disamakan dengan seorang manusia yang
mengalami siklus hidup yaitu : lahir-tumbuh dan berkembang, mencapai puncaknya,
kemudian menyusut untuk kemudian mati. Dalam mempertahankan hidupnya suatu bangsa
tidak terlepas dari hukum alam. Sesuai dengan pandangan proses kehidupan, maka batas-batas
suatu negara bersifat sementara dan bila ruang hidup negara tsb sudah tidak dapat memenuhi
keperluannya, maka ia dapat memperluasnya dg merubah batas-batas negaranya, baik dengan
jalan damai maupun perang.
Rudolf Kyellen :
Negara tidak hanya merupakan suatu organisasi hidup, teori juga memiliki kemampuan
intelektual. Dalam mengejar kekuatan, negara tidak hanya mengikuti hk ekspansi wilayah,
tapi dapat juga memanfaatkan kemajuan, kebudayaan dan tehnologi.
Tujuan Pengembangan Kekuatan Negara :
Kedalam untuk mencapai persatuan dan kesatuan yang harmonis
Keluar untuk memperoleh batas-batas negara yang lebih baik, jadi untuk
pengembangan.
Kekuatan kontinental dapat mengejar kekuatan maritim dan memperoleh kekuasaan
pengawasan di laut juga.
Karl Houshofer :
Geopolitik meliputi ajaran-ajaran yg bersifat ekspansionisme dari Nazi yg menekankan pada
soal-soal strategi perbatasan, ruang hidup bangsa dan tekanan-tekanan rasial, ekonomi dan
sosial sebagai faktor-faktor yg mengharuskan pembagian baru dari kekayaan alam di dunia.
Sir Balford John Mackinder (1861-1947) dan K.Houshofer (1869-1946) :
Mencetuskan wawasan Benua /Konsep Kontinental/Kekuatan Di Daratan dengan
pendapatnya : Menguasai daerah jantung berarti menguasai pula dunia Eurasia dan pada
akhirnya menguasai dunia.
Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred Thayer Mahan (1840-1914) :
Mempunyai gagasan Wawasan Bahari atau konsep kekuatan dilautan, dengan faham bahwa
siapa yg menguasai lautan akan menguasai perdagangan , kekayaan dunia dan pada akhirnya
dunia.
W.Mitchell (1877-1946)cs :
Wawasan Dirgantara : kekuatan di udara mrpk daya tahan/tangkis terhadap ancaman yg
ampuh, dan dapat melumpuhkan kekuatan lawan dg penghancuran di kandang sendiri dimana
perlu, untuk tidak mampu lagi bergerak untuk menyerang.
Nickolas J Spykman (1893-1943) menghasilkan teori yang dinamakan teori daerah batas
(RIMLAND) : teori kombinasi yang memberikan inspirasi bagi lainnya.
Pengaruh teori ruang hidup (Lebensraum) merupakan teori untuk mencegah pelaksanaan
pengetrapan teori wil.jantung dalam prakteknya tidak lepas dari imperialistis.
Geopolitik Menurut Bangsa Indonesia :
Harus tidak mengandung benih-benih ekspansionisme / kekerasan.
Suatu pembenaran dari perjuangan bangsa.
Hanya akan berhasil dan berdaya guna bila punya Tannas yg mantap.
Hukum Laut Suatu Aspek Wawasan Nusantara :
Res Nulius : laut tidak ada yang mempunyainya dan karenanya dapat diambil dan
dimiliki oleh masing-masing negara.
Res Communis : laut itu adalah milik bersama masyarakat dunia dan karenanya tidak
dapat diambil atau dimiliki oleh masing-masing negara.
Tujuan Wawasan Nusantara :
Tujuan Wawasan Nusantara ke dalam : untuk mewujudkan kesatuan dalam segenap aspek
kehidupan, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
Tiga aspek alamiah (tri gatra) :
1. Gatra letak geografis pada posisi silang
2. Gatra keadaan dan kekayaan alam
3. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk.
Lima aspek sosial (panca gatra) :
1. Gatra ideologi
2. Gatra politik
3. Gatra ekonomi
4. Gatra sosial dan budaya
5. Gatra hankam
Tujuan keluar Wawasan Nusantara :
Untuk ikut serta mewujudkan kebahagiaan, ketertiban dan perdamaian seluruh umat
manusia.
Wawasan Nusantara :
Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yaitu Pancasila dan UUD
1945, sebagai aspirasi bangsa yang telah merdeka, berdaulat dan bermartabat ditengah-
tengah lingkungannya dan yang menjiwai dalam tindak kebijaksanaannya guna mencapai
tujuan pembangunan nasional.
Unsur Dasar Wawasan Nusantara :
a. Wadah
b. Isi
c. Tata laku
Penerapan Wawasan Nusantara dan Hubungannya dengan Ketahanan Nasional :
Landasan Kerja :
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. Tap MPR
Hubungan Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional :
Erat sekali, karena suatu bangsa yang ingin mencapai tujuan nasional harus punya
Ketahanan Nasional yang mantap, dimana untuk mantap perlu berdasar wawasan
nasionalnya, dalam hal ini Wawasan Nusantara.
KETAHANAN NASIONAL DAN PENGEMBANGANNYA
Iptek tidak bisa bebas nilai, karena selalu ada kepentingan didalamnya. Untuk
mengganggu suatu negara :
1. ganggu sistem ekonominya
2. ganggu sistem moneter
3. blow up sistem permasalahan sosial.
Maka akan terjadi disintegrasi moral → disintegrasi negara. Masalah sikap, etika dan
moralitas berpengaruh. Misalnya melalui NGO-NGO Internasional, banyak bahaya muncul
(dengan pemberian dana-dana). Berdasarkan konvensi Montevideo tahun 1930-an, manakala
suatu negara sudah terbentuk, maka hak merdeka dari suku-suku bangsa itu tidak ada lagi.
Bahkan HAM-pun bisa ditekan, manakala bertujuan menggoyang negara.
Menurut AH.Nasution :
Musuh utama kita adalah ketidak-adilan sosial→konflik → anarkhis. Machiavelli (1512)…”
jangan melakukan hal-hal yang berbahaya dalam masa transisi , misalnya peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan negara dan tentara rakyat “.
Masalah keadilan adalah masalah klasik tapi kontemporer, jadi dalam ketahanan
nasional yang penting itu adalah bagaimana mengiplementasikan semua aspek dalam
kehidupan.
Ketahanan Nasional:
1. Doktrin.
2. Metode.
3. Kondisi.
Sesungguhnya Tannas merupakan bagian dari kita, sejak tahun 1978 Wanus dan Tannas jadi
konsep nasional. Doktrin : ajaran/teori yang diakui kebenarannya untuk mencapai suatu
tujuan. Tannas :
1. Kondisi.
2. Konsepsi : menunjukkan daya tangkal yang didorong oleh wanus→ polstranas.
PEMAHAMAN TENTANG BANGSA DAN NEGARA DALAM
RANGKA OTONOMI DAERAH
1. Perbandingan UU no 5/1974 dengan UU no 22/1999
2. Pembagian ttg kewenangan Pemerintah
3. Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
4. Otonomi pendidikan
5. Kesimpulan/saran
I. Perbandingan UU no 5/1974 dengan UU no 22/1999 :
UU no 5/1974 :
1. Pemda = Kepda + DPRD
2. Pertanggung-jawaban kepada presiden melalui mendagri. Kepada DPRD hanya
memberikan keterangan pertanggung-jawaban.
3. Pemdes (ps 88) dalam UU no 5/1979.
4. Desa diseragamkan.
UU no 22/1999 :
1. Pemda = Kepda + perangkat daerah otonom.
2. Pertanggung-jawaban kepada DPRD setiap akhir tahun. Ditolak untuk kedua kalinya
diusulkan untuk diberhentikan.
3. Pemdes diatur BAB XI ps 93-111
4. Desa memperhatikan asal-usul, tidak seragam ditentukan daerah kabupaten.
II. Pembagian Kewenangan Pemerintah Berdasarkan UU no 22 th 1999 tentang
Pemerintahan Daerah.
Kewenangan Pemerintah Pusat (ps 7)
1. Politik Luar Negeri
2. Hankam
3. Peradilan
4. Moneter dan fiskal
5. Agama
6. Kewenangan bidang lain
Kebijakan :
a. renas dan dalpemnas makro
b. dana perimbangan keuangan
c. sistem adne dan lembaga perekonomian nasional
d. pembinaan dan pemberdayaan SDM
e. konservasi
f. standardisasi nasional
Kewenangan Pemda Provinsi
a. Bidang pemerintahan yg tidak/atau belum dapat dilaksanakan daerah
kabupaten/kota.
b. Bidang pemerintahan yg dilimpahkan gubernur
c. Bidang pemerintahan lintas kabupaten dan kota
Kewenangan Pemda Kabupaten/Kota
a. semua kewenangan pemerintah selain kewenangan yg dikecualikan ps 7 dan ps
9.
b. Bidang pemerintahan wajib :
PU, kesehatan, dikbud, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan,
penanaman modal, lingkungan hidup, pertahanan, koperasi dan tenaga kerja.
III. Perimbangan Keuangan :
a. Bagian daerah : PBB, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, penerimaan
SDA
b. DAU
c. DAK
IV. Kewenangan Bidang Pendidikan :
a. Pusat.
1. standar kompetensi siswa
2. standar materi pelajaran pokok
3. gelar akademik
4. pedoman pembiayaan pendidikan
5. penerimaaan, perpindahan dan sertifikat
6. cagar budaya arkeologi
7. hasil penelitian arkeologi internasional
8. kalender pendidikan
9. pendidikan tinggi, jarak jauh, sekolah internasional
10. bahasa dan sastra Indonesia
b. Provinsi
1. penerimaan siswa dan mahasiswa
2. bantuan pengadaan buku
3. mendukung /membantu PT
4. pertimbangan pembukaan/penutupan PT
5. SLB dan BPG
6. sejarah, tradisional, bahasa dan budaya daerah
c. Kabupaten/Kota :
Buat sendiri bersama DPRD.
V. Kesimpulan :
1. Pelaksanaan otda diharapkan meningkatkan integritas bangsa dan negara.
2. Otda dibarengi UU no 25/1999
3. Titik berat otda adalahkabupaten/kota dan tergantung pemda dan DPRD
4. Otda efektif 1 Januari 2001, namun sesuai kemampuan daerah masing-masing.
5. Persepsi masyarakat, otda belum merata
6. Persepsi masyarakat, pentingnya pendidikan belum memadai.
7. PP dan Perda belum tuntas dipersiapkan.
8. Perda perlu dipahami di daerahnya masing-masing.
Saran :
1. Semua komponen bangsa dilibatkan dalam otda
2. Pengawasan ditingkatkan : KKN jangan meluncur ke bawah.
3. Penataan kelembagaan Pemerintah dan personil dipercepat.
4. Sosialisasi otda terus-menerus dilaksanakan.
Kendala-Kendala Otonomi Daerah :
1. Pemahaman masyarakat ttg otonomi daerah belum merata.
2. Perubahan sikap mental sesuai otonomi daerah belum merata.
3. Kelembagaan Pemerintah sesuai dengan otonomi daerah belum selesai terbentuk.
4. UU no 22/1999 dan 25/1999 masih memerlukan revisi.
5. PP/Perda dalam rangka otonomi daerah belum siap seluruhnya.
6. Ancaman munculnya raja-raja kecil dibeberapa tempat yang mengancam disintegrasi
bangsa.
TAP MPR RI NO III/MPR/2000
Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundangan :
1. UUD 1945
2. TAP MPR
3. UU
4. Perpu
5. PP
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah
UU No 10 tahun 2004
1. UUD 1945
2. UU/Perppu
3. PP
4. Perpres
5. Perda
Konferensi Perguruan Tinggi UNESCO Oktober 1998.
Pendidikan Tinggi harus memainkan peran sebagai suatu komponen vital dalam
pembangunan nasional pada abad XX.
6 Peran Pendidikan :
1. menggalang perdamaian dan ketertiban dunia.
2. mempersiapkan pribadi sebagai WN dan masyarakat.
3. pendidikan merata dan menyeluruh.
4. menanamkan dasar-dasar pembangunan berkelanjutan dan melestarikan lingkungan
hidup.
5. menyiapkan tenaga kerja untuk pembangunan ekonomi pendidikan sesuai dengan
kebutuhan tenaga kerja.
6. orientasi pola penguasaan dan pengembangan IPTEK.
(Deklarasi UNESCO 1995 dari 9 menteri Pendidikan negara berpenduduk terbesar di New
Delhi).
Perubahan Pendidikan Ke Masa Depan
1. Tidak hanya meneruskan nilai-nilai dan transfer iptek, tetapi juga melahirkan WN
yang berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan.
2. Mempersiapkan tenaga kerja kemasa depan yang produktif dalam konteks yang
dinamis.
3. Mengubah cara berfikir, sikap hidup dan perilaku berkarya individu maupun
kelompok masyarakat dalam rangka memprakarsai perubahan social yang diperlukan
serta mendorong perubahan kearah kemajuan adil dan bebas.
Syarat kelulusan PT (penelitian JICA) :
a. tidak semata persyaratan ilmu dan ketrampilan
b. juga sikap, semangat kerja, pengalaman lapangan pekerjaan, kualitas lembaga
pendidikan tinggi.
Yaitu :
Attitude 38%, work experiences 27%, knowledge 23%, quality of school 10 % dan
good recommendation 2%.
DIKTI Abad XXI :
1. DIKTI > humanis
2. Prinsip Learning to be :
Pendidikan untuk :
Input terhadap fungsi produksi, tapi juga andil terhadap amanah sosial.
Andil terhadap pembentukan nilai-nila bersama.
Menghubungkan tangan dan pikiran, individu dan masyarakat, pembelajaran
kognitif dan non kognitif, proses pembelajaran formal dan non forma
Empat pilar :
1. learning to do
2. learning to know
3. lerning to live together
4. learning to be