Hand out
-
Upload
fadhila-el-husna -
Category
Documents
-
view
371 -
download
1
Transcript of Hand out
1
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
A. Pengertian
1. Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan
disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam
belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah
dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari
berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.
Sadiman mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan,
bahan, teknik, dan latar (Sadiman, Arief S., Pendayagunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran, makalah, 2004)
Menurut Association for Educational Communications and Technology
(AECT, 1977), sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat
dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,
untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas
dan efisiensi tujuan pembelajaran.
Dengan demikian maka sumber belajar juga diartikan sebagai segala
tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi
dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses
perubahan tingkah laku.
Dari pengertian tersebut maka sumber belajar dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat
melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu
dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar,
misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat
pembuangan sampah, kolam ikan dan lain sebagainya.
1
2
2. Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan
tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan
sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya.
3. Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu di mana peserta
didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan
sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli
lainnya.
4. Bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak, rekaman
elektronik, web, dll yang dapat digunakan untuk belajar.
5. Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh
peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku
pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya.
6. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan,
peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan
peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar.
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru
apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang
memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Jika tidak maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau
buku hanya sekedar tempat, benda, orang atau buku yang tidak ada artinya
apa-apa.
2. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching
atau mengajar dan material atau bahan.
2
3
Melaksanakan pembelajaran diartikan sebagai proses menciptakan dan
mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif. Paul S. Ache lebih
lanjut mengemukakan tentang material yaitu: Books can be used as reference
material, or they can be used as paper weights, but they cannot teach. Buku
dapat digunakan sebagai bahan rujukan, atau dapat digunakan sebagai bahan
tertulis yang berbobot.
Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar
merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material)
yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi
yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar
memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara
runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua
kompetensi secara utuh dan terpadu.
Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa.
b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Pendapat lain mengatakan sebagai berikut: They are the information,
equipment and text for instructors that are required for planning and
review upon training implementation. Text and training equipment are
included in the teaching material.( Anonim dalam Web-site) Bahan ajar
merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktor untuk
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
3
4
kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National
Center for Competency Based Training).
Pengelompokan bahan ajar menurut Faculté de Psychologie et des
Sciences de l’Education Université de Genève dalam website adalah sebagai
berikut : Integrated media-written, audiovisual, electronic, and interactive-
appears in all their programs under the name of Medienverbund or Mediamix
(Feren Universitaet and Open University respectively).
http://tecfa.unige.ch/tecfa/general/tecfapeople/peraya.html>http://
tecfa.unige.ch/tecfa/general/tecfa-people/ peraya.html. Media tulis, audio
visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebagai
medienverbund (bahasa jerman yang berarti media terintegrasi) atau
mediamix. Sedangkan Bernd Weidenmann, 1994 dalam buku Lernen mit
Bildmedien mengelompokkan menjadi tiga besar, pertama auditiv yang
menyangkut radio (Rundfunk), kaset (Tonkassette), piringan hitam
(Schallplatte). Kedua yaitu visual (visuell) yang menyangkut Flipchart,
gambar (Wandbild), film bisu (Stummfilm), video bisu (Stummvideo), program
komputer (Computer-Lernprogramm), bahan tertulis dengan dan tanpa
gambar (Lerntext, mit und ohne Abbildung). Ketiga yaitu audio visual
(audiovisuell) yang menyangkut berbicara dengan gambar (Rede mit Bild),
pertunjukan suara dan gambar (Tonbildschau),dan film/video.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah
merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga
tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain :
1. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
2. Kompetensi yang akan dicapai
3. Content atau isi materi pembelajaran
4. Informasi pendukung
5. Latihan-latihan
4
5
6. Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
7. Evaluasi
8. Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi
B. Penyusunan Bahan Ajar
Dalam menyusun bahan ajar yang perlu diperhatikan adalah bahwa judul
atau materi yang disajikan harus berintikan KD atau materi pokok yang harus
dicapai oleh peserta didik. Di samping itu menurut Steffen-Peter Ballstaed bahan
ajar cetak harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
a. Susunan tampilan, yang menyangkut: Urutan yang mudah, judul yang
singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas
pembaca.
b. Bahasa yang mudah, menyangkut: mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat,
jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang.
c. Menguji pemahaman, yang menyangkut: menilai melalui orangnya, check
list untuk pemahaman.
d. Stimulan, yang menyangkut: enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong
pembaca untuk berfikir, menguji stimulan.
e. Kemudahan dibaca, yang menyangkut: keramahan terhadap mata (huruf
yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks terstruktur,
mudah dibaca.
f. Materi instruksional, yang menyangkut: pemilihan teks, bahan kajian,
lembar kerja (work sheet).
Bahan ajar disusun dengan tujuan:
1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
2. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-
buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
5
6
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
C. Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru
mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni antara lain :
1. diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar siswa
2. tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh
3. bahan ajar menjadi labih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan
berbagai referensi
4. menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan
ajar
5. bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif
antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada
gurunya
6. tulisan tersebut dapat diajukan untuk menambah angka kredit ataupun
dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan
7. tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka siswa akan mendapatkan manfaat
yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
8. Siswa akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara
mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru
9. Siswa juga akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasainya.
D. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsisp-prinsip
pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah:
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk
memahami yang abstrak. Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep
tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang
6
7
kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk
menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang
pasar yang terdapat di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa
mereka untuk berbicara tentang berbagai jenis pasar lainnya.
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih
memahami suatu konsep. Dalam prinsip ini kita sering mendengar pepatah
yang mengatakan bahwa 5 x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun
maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas
pada ingatan siswa. Namun pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus
disajikan secara tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan.
3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa
Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond yang
sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru
terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang
guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu benar, namun akan
lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa
bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya,
respond negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa
berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
belajar
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam
belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan
pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar.
Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan memberikan
pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh,
ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dll.
5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu.
7
8
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk
mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan
antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga semakin sulit kita
melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil terlampau mudah
melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga tujuan
pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar,
anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus
mencapai tujuan
Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai kota yang dituju, sepanjang
perjalanan kita akan melewati kota-kota lain. Kita akan senang apabila
pemandu perjalanan kita memberitahukan setiap kota yang dilewati, sehingga
kita menjadi tahu sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi kita akan
berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru ibarat pemandu
perjalanan. Pemandu perjalanan yang baik, akan memberitahukan kota tujuan
akhir yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja
yang akan dilewati, dan memberitahukan pula sudah sampai di mana dan
berapa jauh lagi perjalanan. Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai
kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai
tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan
sampai kepada tujuan meskipun dengan waktu
E. Jenis Bahan Ajar
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori :
1. Bahan cetak (printed)
2. Bahan ajar dengar (audio)
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual)
4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)
8
9
Bahan ajar cetak mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang
dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:
a) Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi
seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang
sedang dipelajari
b) Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit
c) Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah
d) Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu
e) Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja
f) Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan
aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa
g) Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
h) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri
Kita akan mengenal berbagai jenis bahan ajar cetak, antara lain hand out,
buku, modul, poster, brosur, dan leaflet.
F. Hand Out
1. Pengertian Hand Out
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus Oxford hal 389,
handout is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah
disiapkan oleh pembicara.
Handout atau HO adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada
siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. HO dimaksudkan untuk
memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran
sebagai pegangan bagi siswa. HO dapat digunakan untuk beberapa
kali pertemuan sangat tergantung dari disain dan lama waktu untuk
penyelesaian satuan perkuliahan tersebut
9
10
Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki
relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai
cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari
sebuah buku.
Istilah handout memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
Handout biasanya merupakan bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat
mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari guru.
Ballstaedt mengemukakan dua fungsi dari handout yaitu:
a. Guna membantu pendengar agar tidak perlu mencatat.
b. Sebagai pendamping penjelasan si penceramah/guru.
2. Unsur-unsur penyusun Handout
Unsur-unsur penyusun Handout adalah :
a. Standar kompetensi. Adalah tujuan yang dicapai siswa setelah diberi satu
pokok bahasan yang berfungsi untuk memberikan pandangan umum
tentang hal-hal yang dikuasai siswa.
b. Kompetensi dasar. Adalah tujuan yang akan dicapai setelah mengikuti
pelajaran untuk 1 kali pertemuan. Fungsinya untuk memberikan fokus pada
siswa pada sub pokok bahasan yang sedang dihadapi.
c. Ringkasan materi pelajaran merupakan kesimpulan-kesimpulan dari bahan
ajar yang akan disampaikan atau diberikan pada siswa dan telah disusun
secara sistematis. Fungsinya agar memungkinkan siswa dapat mengetahui
sistematika pelajaran yang harus dikuasai, sekaligus memandu siswa dalam
pengayaan diluar proses mengajar dikelas.
d. Soal-soal adalah permasalahan yang harus diselesaikan siswa setelah ia
menerima atau mempelajari materi pelajaran tersebut, penyelesaian soal itu
dikumpul atau dinilai, kemudian dibahas secara bersama-sama untuk
membantu siswa dalam melatih memahami materi pelajaran yang akan
diberikan.
10
11
e. Sumber bacaan adalah buku atau bahan ajar apa saja yang akan digunakan
atau menjadi sumber dari materi pelajaran yang diberikan. Fungsinya untuk
menelusuri lebih lanjut materi pelajaran yang akan disampaikan.
Pertimbangan yang perlu dilakukan dalam memilih handout adalah :
a. Substansi materi memiliki relevansi yang dekat dengan kompetensi dasar
atau materi pokok yang harus dikuasai peserta didik.
b. Materi memberikan penjelasan secara lengkap tentang defenisi,
klasifikasi, prosedur, perbandingan, rangkuman, dan sebagainya.
c. Padat pengetahuan.
d. Kebenaran materi dapat dipertanggung jawabkan.
e. Kalimat yang disajikan singkat dan jelas.
f. Dapat diambil dari buku atau internet.
3. Tujuan Penggunaan Hand Out
Dalam proses pembelajaran, handout dapat digunakan untuk tujuan
berikut.
a. Bahan rujukan.
Handout berisi materi (baik baru maupun pedalaman) yang penting
untuk diketahui dan dikuasai peserta didik. Keuntungan lain adalah
materi handout relatif baru sehingga peserta didik dapat diekspose
dengan isu mutakhir. Di samping itu, komunikasi antara peserta didik
dan fasilitator dapat dikembangkan melalui handout.
b. Pemberi motivasi.
Melalui handout, fasilitator dapat menyelipkan pesan-pesan sebagai
motivator.
c. Pengingat.
Materi dalam handout dapat digunakan sebagai pengingat yang dapat
dimanfaatkan peserta didik untuk mempelajari materi sesuai urutan
yang dianjurkan dan juga membantu peserta didik untuk melakukan
kegiatan yang diminta.
d. Memberi umpan balik.
11
12
Umpan balik dapat diberikan dalam bentuk handout dan tidak berhenti
hanya pemberian umpan balik tetapi dapat pula diikuti dengan langkah-
langkah berikutnya.
e. Menilai hasil belajar.
Tes yang diberikan dalam handout dapat dijadikan alat mekanisme
untuk mengukur pencapaian hasil belajar.
Penggunaan handout dalam proses pembelajaran ini akan lebih
bermanfaat jika dibarengi dengan penggunaan cara dan media lain yang
saling mendukung. Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal
diperlukan pemilihan pemanfaatan media belajar yang terintegrasi.
4. Syarat-Syarat Hand Out
Sebuah handout harus:
a. Menuntun pembicara secara teratur dan jelas
b. Berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat.
c. Grafik dan tabel yang sulit digambar oleh pendengar dapat dengan mudah
didapat.
d. Sesuai dengan yang telah dijelaskan di atas bahwa handout disusun atas
dasar KD yang harus dicapai oleh peserta didik. Dengan demikian maka
handout harus diturunkan dari kurikulum. Handout biasanya merupakan
bahan tertulis tambahan yang dapat memperkaya peserta didik dalam
belajar untuk mencapai kompetensinya.
5. Langkah-langkah menyusun handout
Langkah-langkah menyusun handout adalah sebagai berikut:
a. Melakukan analisis kurikulum
b. Menentukan judul handout, sesuaikan dengan KD dan materi pokok yang
akan dicapai.
c. Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Upayakan referensi
terkini dan relevan dengan materi pokoknya.
12
13
d. Menulis handout, dalam menulis upayakan agar kalimat yang digunakan
tidak terlalu panjang, untuk siswa SMA diperkirakan jumlah kata per
kalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan dalam satu paragraf usahakan
jumlah kalimatnya antara 3 – 7 kalimat saja.
e. Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang, bila perlu dibaca
orang lain terlebih dahulu untuk mendapatkan masukan.
f. Memperbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang
ditemukan.
g. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
6. Tahap-Tahap Pengembangan Handout
Tahapan pengembangan handout tidak jauh berbeda dengan tahapan
pengembangan modul. Yang membedakan keduanya, bahwa handout tidak
selengkap modul. Jika modul dikembangkan untuk mencapai target
pembelajaran tertentu maka handout dikembangkan untuk menutup
kelemahan atau sebagai komplemen dari modul/buku/sumber belajar lain
yang digunakan.
Jika dilihat dari macamnya, handout dapat dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu handout yang terlepas sama sekali dari buku utamanya dan
bagian yang tak terpisahkan dari buku/modul yang digunakan untuk materi
tertentu. Handout akan berisi materi baru jika dalam perkembangan
pembelajaran ditemukan konsep/pemikiran atau masalah baru yang belum
dibahas dalam modul/buku sumber yang digunakan. Sementara itu, handout
akan berisi penjelasan yang lebih lengkap dari materi yang sudah di bahas
dalam modul/buku atau diberikan dalam pembelajaran lisan.
Aspek yang harus diperhatikan pada saat mengembangkan handout
adalah kedalaman dan banyaknya materi. Jika informasi yang diberikan
terlalu sedikit, pembaca tidak akan memperoleh manfaat apa-apa dari
handout. Sebaliknya, jika informasi dalam handout terlalu banyak, pembaca
13
14
akan enggan untuk membacanya. Tantangannya adalah bagaimana mengisi
dan menentukan informasi yang pas dalam suatu handout.
Tahapan pengembangan handout adalah sebagai berikut:
1) Mengevaluasi bahan ajar yang digunakan dengan menggunakan
kompetensi dasar.
2) Berdasarkan evaluasi, putuskan materi yang harus dikembangkan dengan
menggunakan handout, baru atau pengayaan.
3) Memutuskan isi handout : overview atau ringkasan.
4) Memutuskan cara penyajian: narasi, tabel, gambar, diagram, atau
kombinasi semua ini.
Handout dapat dikembangkan dengan beragam isi, misalnya:
1) Peta atau diagram konsep yang menghubungkan antar topik atau bagian
dalam topik;
2) Anotated bibliografi. Kumpulan abstrak dari sumber yang relevan dengan
materi yang sedang dipelajari akan sangat bermanfaat bagi peserta didik.
Handout yang berisi anotated bibliografi ini akan membantu pembaca
yang membutuhkan informasi lebih lanjut tentang materi ajar tertentu;
3) Informasi tambahan untuk meluruskan kesalahan dan bias yang ada dalam
bahan ajar;
4) Memberikan contoh baru dan contoh tambahan untuk konsep yang sulit
dipahami peserta didik. Contoh-contoh ini dapat disesuaikan dengan
kondisi dan latar belakang peserta didik agar pemahaman dapat
ditingkatkan; dan
5) Memberikan kasus untuk dipelajari dan diselesaikan, baik secara individu
maupun kelompok.
Handout dapat diisi dengan informasi dalam bentuk naratif deskriptif,
tabel, diagram, gambar, dan foto. Pilihan penggunaan kata-kata, tabel, atau
gambar ini tergantung dari materi yang akan disajikan. Sama seperti dalam
pengembangan modul, diagram, grafis, gambar, foto dan yang sejenis lainnya
14
15
digunakan jika penjelasan dengan kata-kata tidak atau kurang dapat
mencerminkan konsep yang diinginkan.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan gambar banyak digunakan
pada saat kita mencoba menyampaikan sesuatu, termasuk pada saat kita
mengembangkan handout. Berikut ini sepuluh manfaat yang melatarbelakangi
penggunaan gambar.
1) Hiasan.
Gambar yang berfungsi sebagai hiasan atau dekorasi dalam handout dapat
dimanfaatkan untuk mengurangi kebosanan.
2) Alat motivasi.
Gambar, jika dipilih dengan tepat, dapat dimanfaatkan untuk memotivasi
peserta didik untuk terus menekuni materi yang ada dalam handout.
3) Menyampaikan perasaan.
Melalui gambar dapat dikirimkan pesan yang mencerminkan perasaan,
misalnya gambar ini yang mencerminkan niat untuk mencapai target.
4) Mempengaruhi.
Gambar dapat mempengaruhi orang yang melihatnya.
5) Ilustrasi.
Gambar dapat membantu kita untuk membayangkan pesan yang ingin
disampaikan.
6) Deskripsi.
Narasi saja kadang tidak mencukupi, dengan gambar informasi yang ingin
disampaikan dapat lebih jelas dipahami.
7) Menjelaskan.
Satu gambar dapat menjelaskan bahwa cuaca berawan.
8) Penyederhanaan.
Melalui gambar dapat dilakukan penyederhanaan cara menyampaikan
konsep tanpa mengurangi arti.
9) Kuantifikasi.
15
16
Ada orang yang kesulitan jika harus berhubungan dengan angka. Dengan
bantuan gambar (pictogram, bar chart, pie chart, atau line graph) pesan
akan lebih mudah diterima.
10) Problem posing.
Gambar juga dapat digunakan untuk memunculkan masalah. Gambar
kebakaran hutan, misalnya, dapat menimbulkan polemik tentang perlunya
menjaga kelestarian hutan.
Kesepuluh manfaat gambar ini tidak berdiri sendiri. Satu gambar dapat
memiliki beragam fungsi pada saat yang bersamaan. Yang perlu diperhatikan
pada saat menggunakan gambar adalah bahwa manfaat yang kita inginkan
dari satu gambar tertentu tidak dikalahkan oleh manfaat lain yang mungkin
bertolak belakang dengan manfaat yang kita inginkan tersebut.
Untuk menghindari hal tersebut, ada enam faktor yang harus
diperhatikan pada saat menggunakan gambar, yaitu:
1) Jelaskan fungsinya.
Gambar yang dimaksudkan untuk menjelaskan atau memunculkan
masalah sebaiknya diinformasikan secara eksplisit sehingga peserta didik
memperhatikan gambar tersebut.
2) Seimbangkan fungsi.
Jangan sampai fungsi gambar yang lebih minor berakibat negatif pada
fungsi mayor yang sebenarnya kita tuju.
3) Tentukan aktivitas.
Jika menggunakan gambar, pastikan bahwa peserta didik membaca
gambar tersebut. Informasi yang diberikan gambar jangan diulang dalam
narasi sehingga peserta didik harus melihat gambar untuk dapat
memahami materi.
4) Konvensi.
16
17
Pastikan bahwa peserta didik memahami konvensi yang digunakan dalam
gambar. Jika perlu, jelaskan dalam teks sehingga pesan yang ingin
disampaikan dalam gambar dapat diterima dengan benar.
5) Batasi informasi.
Jangan memunculkan terlalu banyak informasi pada satu gambar.
Meskipun secara teori satu gambar dapat memberikan banyak informasi,
coba untuk membatasi informasi yang ingin disampaikan.
6) Hindari SARA.
Jangan gunakan gambar yang dapat memicu SARA.
7. Contoh Handout
HANDOUT I
A. Kaidah Pencacahan
17
PELUANG
Standar Kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan masalah
Indikator : 1. Menyusun aturan perkalian, permutasi dan kombinasi
18
Prinsip dasar dalam kaidah pencacahan
Kaidah pencacahan menggunakan dua prinsip dasar,
yaitu prinsip aturan penjumlahan dan aturan
perkalian.
Aturan penjumlahan
Pada aturan penjumlahan bila suatu
himpunan S terbagi ke dalam himpunan-
himpunan bagian yaitu S1, S2, S3,..., Sn, maka
jumlah unsur yang berada di dalam
himpunan S sama dengan jumlah semua
unsur yang ada dalam setiap himpunan
bagian dari S atau dapat dirumuskan sebagai
berikut.
18
Tahukah kamu apa itu kaidah pencacahan???
Kaidah Pencacahan adalah suatu cara/aturan untuk menghitung semua kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan tertentu.
19
S = S1 + S2 + S3 +...+ Sn
Contoh 1:
Ana bermaksud ingin membeli sepatu di sebuah toko. Di toko
tersebut ada sepatu merek A dengan 4 macam model,
merek B dengan 3 macam model, dan merek C ada 5
macam model. Berapa banyak model sepatu yang dapat
dipilih oleh Ana?
Penyelesaian:
Ana akan membeli sepatu di toko itu, maka Ana memiliki
5 + 4 + 3 = 12 macam model sepatu.
Jadi, banyak model sepatu di toko itu (5 model A, 4 model
B, 3 model C) sejumlah (5+4+3)model
Aturan Perkalian
Contoh 2:
Kota A dan kota B dihubungkan oleh tiga alternatif jalan. Kota B dan kota C dihubungkan oleh dua alternatif jalan. Jika kita bepergian dari kota A ke kota C melalui kota B, ada berapa rute berbeda yang bisa ditempuh?
Penyelesaian:
19
20
Perjalanan dari kota A ke C melalui B dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama ketika pergi dari A ke B yang dapat
dilakukan dengan 3 cara, tahap kedua ketika melaju dari B ke C
yang dapat dilakukan dengan 2 cara.
Jadi, total cara bepergian dari A ke C adalah 3 x 2= 6 cara, yaitu:
1 4 2 4 3 41 5 2 5 3 5
Contoh 3:
Dari angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5 akan disusun suatu bilangan.
a. Berapa banyak bilangan tiga angka berlainan yang dapat disusun?
b. Berapa banyak bilangan tiga angka yang nilainya kurang dari 400 (tidak ada angka yang berulang) yang dapat disusun?
c. Berapa banyak bilangan tiga angka berlainan yang nilainya lebih dari 430 dapat disusun ?
Penyelesaian :
a. Bilangan yang terdiri dari tiga angka mempunyai angka ratusan, puluhan, dan satuan. Bilangan-bilangan yang ada dapat disusun dengan mengisi tempat ratusan, puluhan, dan satuan.
5 4 3
o Terdapat 5 cara mengisi ratusan, karena setiap angka yang tersedia dapat ditempatkan pada ratusan.
20
21
o Terdapat 4 cara mengisi puluhan, karena angka yang mengisi tempat ratusan tidak boleh mengisi puluhan maupun satuan(angka tidak boleh berulang).
o Terdapat 3 cara mengisi satuan.
Jadi, total banyaknya bilangan tiga angka berlainan yang dapat disusun adalah sebanyak 5 x 4 x 3 = 60 bilangan.
b. Bilangan tiga angka yang nilainya kurang dari 400 disusun sebagai berikut
3 4 3
o Terdapat 3 cara mengisi tempat ratusan, karena hanya ada 3 angka yang bisa mengisi ratusan yaitu angka 1, 2, dan 3
o Terdapat 4 cara mengisi puluhan, karena angka yang mengisi tempat ratusan tidak boleh mengisi puluhan lagi
o Terdapat 3 cara mengisi satuan, karena angka yang mengisi tempat ratusan dan puluhan tidak boleh mengisi satuan.
Jadi, total banyaknya bilangan tiga angka yang nilainya kurang dari 400 dapat disusun sebanyak 3 x 4 x 3 = 36 bilangan.
c. Bilangan tiga angka berlainan yang nilainya lebih dari 430 disusun sebagai berikut.
Cara I:
Bilangan pokok 4
1 2 3
Berarti ada 6 cara untuk menyusun 3 angka yang nilainya lebih dari 430 dengan bilangan pokok 4.
21
22
o Terdapat 1 cara mengisi tempat ratusan, karena hanya ada 1 angka yang bisa mengisi ratusan yaitu angka 4
o Terdapat 2 cara mengisi puluhan, karena hanya ada 2 angka yang mengisi tempat puluhan yaitu angka 3, dan 5
o Terdapat 3 cara mengisi tempat satuan, karena angka yang mengisi tempat ratusan dan mengisi tempat puluhan tidak boleh mengisi satuan
Bilangan pokok 5
1 4 3
Berarti ada 12 cara untuk menyusun 3 angka yang nilainya lebih dari 430 dengan bilangan pokok 5.
o Terdapat 1 cara mengisi tempat ratusan, karena hanya ada 1 angka yang bisa mengisi ratusan yaitu angka 5
o Terdapat 4 cara mengisi puluhan, karena ada 4 angka yang mengisi tempat puluhan yaitu angka 1, 2, 3, dan 4
o Terdapat 3 cara mengisi tempat satuan, karena angka yang mengisi tempat ratusan dan mengisi tempat puluhan tidak boleh mengisi satuan
Jadi, total banyaknya tiga angka berlainan yang nilainya lebih dari 430 dapat disusun sebanyak : 6 + 12 = 18 cara
Cara II:
Jika di susun dengan cara biasa, maka 3 angka yang nilainya lebih dari 430 dapat disusun sebagai berikut:
431 451 512 521 531 541
432 452 513 523 532 542
22
23
435 453 514 524 534 543
Jadi, total banyaknya tiga angka yang nilainya lebih dari 430 sebanyak 18 bilangan (18 cara )
LATIHAN
Soal:
Dari lima buah angka 2, 3, 5, 7, dan 9 akan disusun
menjadi suatu bilangan yang terdiri dari 4 angka. Berapa
banyak bilangan yang dapat disusun jika:
a. angka-angka boleh berulang,
b. angka-angkanya tidak boleh berulang?
23
24
KEPUSTAKAAN
Direktorat manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah. 2008. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Depertemen Pendidikan Nasional
Wuryanto, Agus. 2010. Hand Out. http://aguswuryanto.wordpress.com/. Diakses pada 22 April 2012.
http://chai-chairil.blogspot.com/
24