Hand Out Man. Kualitas

60
MANAJEMEN KUALITAS Oleh : Dr. Ir. NANA STORADA, SE, MM

Transcript of Hand Out Man. Kualitas

Page 1: Hand Out Man. Kualitas

MANAJEMEN KUALITAS

Oleh :

Dr. Ir. NANA STORADA, SE, MM

STIE ANINDYAGUNA

Page 2: Hand Out Man. Kualitas

SEMARANG2013

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 1

Page 3: Hand Out Man. Kualitas

PENGERTIAN KUALITAS

a. Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yg

memiliki arti : seni melaksanakan dan mengatur.

Karenanya manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang

upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efesien.

b. Kualitas didefinisikan : - Sebagai Kecocokan atau melebihi kebutuhan konsumen akan

penggunaan produk.

- Sebagai kemampuan suatu produk baik barang maupun jasa

dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Untuk mempertahankan keberadaannya di pasar dalam jangka

panjang, maka perusahaan yang bergerak di sektor barang maupun

jasa harus berorientasi pada kualitas.

Beberapa pengertian Kualitas / Kualitas dari para pakar

Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya.

Kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan

sekarang dan masa mendatang.

Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi

availability, delivery, reliability, maintainability, dan cost

effectiveness.

Kualitas merupakan keseluruhan gabungan karakteristik produk

dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan

maintenance melalui mana produk dan jasa dalam pemakaian

akan sesuai dengan harapan pelanggan.

Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan

produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan yang memenuhi

atau melebihi apa yang diharapkan.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 2

Page 4: Hand Out Man. Kualitas

Menurut perbendaharaan istilah ISO 8402 dan dari Standar

Nasional Indonesia (SNI)

Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa

yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang

dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan

diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun

kriteria-kriteria yang harus didefinisikan terlebih dahulu.

Memahami kualitas produk biasanya dilihat dari empat dimensi ,

seperti yang digambarkan berikut ini:

Ada tiga alasan kualitas merupakan sesuatu yang penting yaitu:

1. Reputasi perusahaan.

2. Keandalan produk

3. Keterlibatan global

Ada empat kategori biaya kualitas yang disebut cost of quality yaitu:

1. Prevention cost

Biaya yang terkait dengan pengurangan komponen atau jasa yang

rusak, contoh: pelatihan, program peningkatan kualitas.

2. Appraisal cost

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 3

Page 5: Hand Out Man. Kualitas

Biaya yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk, proses,

komponen dan jasa, contoh: biaya percobaan, laboratorium,

pengujian.

3. Internal failure

Biaya yang diakibatkan proses produksi yang menyebabkan

kerusakan sebelum dikirim ke konsumen, contoh: rework, scrap,

downtime.

4. External failure

Biaya yang terjadi setelah pengiriman produk ke konsumen,

contoh: retur, biaya social.

c. Manajemen Kualitas

Definisi dari Manajemen Kualitas yaitu Manajemen organisasi yang

menjadikannya unggul dalam semua aspek produk barang dan jasa

yang penting bagi konsumen.

Istilah Kualitas tidak terlepas dari manajemen kualitas yang

mempelajari setiap area dari manajemen operasi dari perencanaan

lini produk dan fasilitas, sampai penjadualan dan memonitor hasil.

Manajemen kualitas merupakan bagian dari semua fungsi usaha

yang lain (pemasaran, sumber daya manusia, keuangan, dan lain-

lain). Dalam kenyataannya, penyelidikan kualitas adalah suatu

penyebab umum (common cause) yang alamiah untuk

mempersatukan fungsi-fungsi usaha.

Kualitas memerlukan suatu proses perbaikan yang terus-

menerus (continuous improvement process) dengan individual yang

dapat diukur, korporat, dan tujuan performa nasional. Dukungan

manajemen, karyawan, dan pemerintah untuk perbaikan kualitas

adalah penting untuk kompetisi yang efektifdi pasar global.

Perbaikan kualitas lebih dari suatu strategi usaha, melainkan

merupakan suatu tanggung jawab pribadi, bagian dari warisan

kultural, dan sumber penting kebanggaan nasional. Komitmen

terhadap kualitas adalah suatu sikap yang diformulasikan dan

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 4

Page 6: Hand Out Man. Kualitas

didemonstrasikan dalam setiap lingkup kegiatan dan kehidupan,

serta mempunyai karakteristik hubungan kita yang paling dekat

dengan anggota masyarakat.

MENGAPA KUALITAS ITU PENTING

Untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan jasa yang dihasilkan

dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar,

dilakukan pengendalian kualitas (quality control) atas aktivitas proses

yang dijalani.

Dari pengendalian kualitas yang berdasarkan inspeksi dengan

penerimaan produk yang memenuhi syarat dan penolakan yang tidak

memenuhi syarat akan banyak bahan, tenaga, dan waktu yang

terbuang,

Muncul pemikiran untuk menciptakan sistem yang dapat

mencegah timbulnya masalah mengenai kualitas agar kesalahan yg

pemah terjadi tidak terulang lagi.

Istilah kualitas sangat penting bagi suatu organisasi atau

perusahaan, karena :

a. Reputasi Perusahaan

Perusahaan atau organisasi yang telah menghasilkan suatu produk

atau jasa yang berkualitas atau berkualitas akan mendapat predikat

sebagai organisasi yang mengutamakan kualitas. Oleh karena itu,

perusahaan atau organisasi tersebut dikenal oleh masyarakat luas

dan mendapatkan nilai "lebih" di mata masyarakat. Karena nilai

"lebih" itulah maka perusahaan atau organisasi tersebut dipercaya

masyarakat.

b. Penurunan biaya.

Dalam paradigma lama, untuk menghasilkan produk berkualitas

selalu membawa dampak pada peningkatan biaya. Suatu produk

yang berkualitas selalu identik dengan harga mahal. Hal ini jelas

terjadi karena penghasil produk atau jasa tersebut masih menganut

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 5

Page 7: Hand Out Man. Kualitas

paradigma lama, dan membuat produk atau jasa dengan tidak

melihat kebutuhan konsumen. Produk yang dihasilkan tersebut

dibuat sesuai dengan kemampuan perusahaan, sehingga standar

kualitas yang digunakan juga hanya ditetapkan oleh pihak

perusahaan. Kondisi demikian membuat produk dan jasa yang telah

dihasilkan tidak akan laku terjual karena konsumen tidak

menginginkannya.

Sementara paradigma baru mengatakan bahwa untuk menghasilkan

produk atau jasa yang berkualitas perusahaan atau organisasi tidak

perlu mengeluarkan biaya tinggi. hal ini disebabkan perusahaan atau

organisasi tersebut berorientasi pada customer satisfaction, yaitu

dengan mendasarkan jenis, tipe, waktu, dan jumlah produk yang

dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.

Dengan demikian tidak ada pemborosan yang terjadi yang hams

dibayar mahal oleh perusahaan atau organisasi tersebut. Sehingga

pendapat bahwa "quality has no cost" dapat dicapai dengan tidak

menghasilkan produk atau jasa yang tidak dibutuhkan pelanggan.

c. Peningkatan pangsa pasar

Pangsa pasar akan meningkat bila minimasi biaya tercapai, sehingga

harga dapat ditekan walau kualitas tetap menjadi yang terutama.

Hal-hal inilah yang mendorong konsumen untuk membeli dan

membeli lagi produk atau jasa tersebut sehingga pangsa pasar

meningkat.

d. Pertanggungjawaban produk

Dengan semakin meningkatnya kualitas produk atau jasa yang

dihasilkan, maka organisasi atau perusahaan akan nampak semakin

bertanggung jawab terhadap desain, proses, dan pendistribusian

produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan harapan

pelanggan. Selain itu, pihak perusahaan atau organisasi tidak perlu

lagi mengeluarkan biaya yang begitu besar hanya untuk

memberikanjaminan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan

tersebut.

e. Dampak Intemasional

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 6

Page 8: Hand Out Man. Kualitas

Bila kita mampu menawarkan produk atau jasa yang berkualitas,

maka selain dikenal di pasar lokal, produk atau jasa yang kita

tawarkan juga akan dikenal dan diterima di pasar intemasional. Hal

ini akan menimbulkan kesan yang baik terhadap perusahaan atau

organisasi yang menghasilkan produk atau menawarkanjasa yang

berkualitas tersebut.

f. Penampilan produk atau jasa

Kualitas akan membuat produk atau jasa dikenal, dan hal ini akan

membuat perusahaan atau organisasi yang menghasilkan produk

atau menawarkan jasa juga dikenal dan dipercaya masyarakat luas.

Dengan demikian tingkat kepercayaan pelanggan dan masyarakat

umumnya akan bertambah dan organisasi atau perusahaan tersebut

akan lebih dihargai. Hal ini akan menimbulkan fanatisme tertentu

dari para konsumen terhadap produk apapun yang ditawarkan oleh

perusahaan atau organisasi tersebut.

g. Kualitas yang dirasakan

Persaingan yang saat ini bukan lagi masalah harga melainkan

kualitas produk. Hal inilah yang mendorong konsumen untuk mau

membeli produk atau barang dengan harga tinggi namun berkualitas

tinggi pula. Tetapi, kualitas mempunyai banyak dimensi yang

bersifat subyektif. Sebagai produsen, kita dituntut untuk mampu

memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dan mampu

menterjemahkan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan mereka.

Oleh karena itu, yang dimaksud dengan kualitas bukan hanya

kualitas produk itu sendiri, melainkan kualitas secara menyeluruh

(Total Quality). Total quality merupakan suatu pendekatan untuk

melaksanakan bisnis yang berusaha memaksimumkan persaingan

organisasi melalui perbaikan secara menyeluruh dalam kualitas

produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan. Pendekatan

tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut :

Berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun ekstemal

- Tujuan utamanya adalah kualitas.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 7

Page 9: Hand Out Man. Kualitas

- Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan

dan penyelesaian masalah.

- Komitmen terhadap kualitas dalam jangka panjang.

- Mengadakan kerja tim.

- Mengadakan perbaikan proses secara terus-menerus dan

berkesinambungan Memberdayakan pendidikan dan pelatihan

Adanya kebebasan dalam mengadakan pengendalian.

- Adanya keseragaman dan kesamaan tujuan.

- Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan maupun seluruh

personil organisasi.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 8

Page 10: Hand Out Man. Kualitas

KONSEP KUALITAS

Kualitas merupakan topik yang hangat di dunia bisnis dan akademik.

Namun demikian istilah tersebut memerlukan tanggapan secara hati-hati

dan perlu mendapat penafsiran secara cermat. Faktor utama yang

menentukan performansi suatu perusahaan adalah kualitas barang dan

jasa yang dihasilkan.

Produk dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa yang

sesuai dengan apa yang diinginkan konsumennya. Oleh karena itu

organisasi/perusahaan perlu mengenal konsumen atau pelanggannya

dan mengetahui kebutuhan dan keinginannya.

Konsep Kualitas pada Industri Manufaktur

Banyak ahli yang mendefmisikan kualitas yang secara garis besar

orientasinya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan tujuan

perusahaan atau organisasi yang berorientasi pada kualitas.

H.L. Gilmore :

kualitas adalah suatu kondisi di mana produk sesuai dengan desain atau

spesifikasi tertentu.

William W. Scherkenbach :

kualitas ditentukan oleh pelanggan; pelanggan ingin produk dan jasa,

dalam seluruh kehidupannya, terpenuhi kebutuhan dan harapannya,

pada suatu harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut.

J.M. Juran:

kualitas adalah sesuai untuk digunakan.

Ross Johnson & William 0. Winchell :

kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang

berkaitan dengan kemampuannya memenuhi kebutuhan atau kepuasan.

Dari beberapa difinisi tersebut dapat kita katakan bahwa secara

garis besar, kualitas adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk

atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan

pelangan. Pelanggan yang dimaksud di sini bukan pelanggan atau

konsumen yang hanya datang sekali untuk mencoba dan tidak pemah

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 9

Page 11: Hand Out Man. Kualitas

kembali lagi, melainkan mereka yang datang berulang-ulang untuk

membeli dan membeli. Meskipun demikian, konsumen yang baru

pertama kali datang juga hams dilayani sebaik-baiknya, karena

kepuasan yang pertama inilah yang akan membuat pelanggan datang

dan datang lagi. Suatu produk dikatakan berkualitas mempunyai nilai

subyektifitas yang tinggi antara satu konsumen dengan konsumen lain.

Hal inilah yang sering kita dengar sebagai dimensi kualitas yang berbeda

satu dari yang lain.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas produk atau jasa itu

akan dapat diwujudkan bila orientasi seluruh kegiatan perusahaan atau

organisasi tersebut berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer

satisfaction). Apabila diutarakan secara rinci, kualitas memiliki dua

perspektif, yaitu perspektif produsen dan perspektif konsumen, di mana

bila kedua hal tersebut disatukan maka akan dapat tercapai kesesuaian

antara kedua sisi tersebut yang dikenal sebagai kesesuaian untuk

digunakan oleh konsumen.

Menurut Roberta Russell (1996). hal ini dapat digambarkan berikut.

Apabila kita perhatikan, maka kedua perspektif tersebut akan

bertemu pada satu kata "fitness for consumer use". Kesesuaian untuk

digunakan tersebut merupakan kesesuaian antara konsumen dengan

produsen, sehingga dapat membuat suatu standar yang disepakati

bersama dan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan kedua belah

pihak. Yang dimaksud dimensi kualitas dalam uraian di atas, David A.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 10

Page 12: Hand Out Man. Kualitas

Garvin telah menguraikan dimensi kualitas untuk industri manufaktur,

yaitu :

Performance, yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk

itu sendiri atau karakteristik operasi dan suatu produk.

Feature, yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain

yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan

kesan yang baik bagi pelanggan.

Reliability, yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena

kehandalannya atau karena kemungkinan rusaknya rendah.

Conformance, yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran

tertentu atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi

memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Durability, yaitu tingkat keawetan produk atau lama umur produk.

Serviceability, yaitu kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau

kemudahan memperoleh komponen produk tersebut.

Aesthetic, yaitu keindahan atau daya tarik produk tersebut.

Perception, yaitu fanatisme konsumen akan merek suatu produk

tertentu karena citra atau reputasi produk itu sendiri.

Kualitas pada industri manufaktur selain menekankan pada produk

yang dihasilkan, juga perlu diperhatikan kualitas pada proses produksi.

Bahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada

produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk yang masih

ada dalam proses (work in process), sehingga bila diketahui ada cacat

atau kesalahan masih dapat diperbaiki. Dengan demikian, produk akhir

yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi

pemborosan yang harus dibayar mahal karena produk tersebut harus

dibuang atau dilakukan pengerjaan ulang.

Konsep Kualitas pada Industri Jasa

Dengan perkembangan bidang usaha, maka organisasi atau

perusahaan kini bukan hanya bergerak di bidang industri manufaktur,

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 11

Page 13: Hand Out Man. Kualitas

tetapi juga pada industri jasa, misalnya konsultan, pengacara, akuntan,

pendidikan, dan sebagainya. Pengukuran kualitas pada industri jasa sulit

sekali dilakukan karena karakteristik jasa pada umumnya tidak nampak.

banyak sekali perbedaan antara industri manufaktur dengan industri

jasa yang menurut Vincent Gaspersz (1997), karakteristik unik dari suatu

industri jasa/pelayanan yang sekaligus membeda-kannya dari barang

antara lain :

Pelayanan merupakan output tak berbentuk (intangible output).

Pelayanan merupakan output variabel, tidak standar.

Pelayanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tetapi dapat

dikonsumsi dalam produksi.

Terdapat hubungan langsung yang erat dengan pelanggan melalui

proses pelayanan.

Pelanggan berpartisipasi dalam proses memberikan pelayanan.

Keterampilan personil "diserahkan" atau "diberikan" secara langsung

kepada pelanggan.

Pelayanan tidak dapat diproduiksi secara masal.

Membutuhkan pertimbangan pribadi yang tinggi dari individu yang

memberikan pelayanan.

Perusahaan jasa pada umumnya bersifat padat karya.

Fasilitas pelayanan berada dekat lokasi pelanggan.

Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat subyektif.

Pengendalian kualitas terutama dibatasi pada pengendalian proses.

Option penetapan harga lebih rumit.

Pengukuran kualitas untuk produk fisik tidak sama dengan industri

jasa. walaupun demikian, ada beberapa dimensi yang digunakan dalam

mengukur kualitas suatu industri jasa, yaitu :

Communication, yaitu komunikasi atau hubungan antara penerima

jasa dengan pemberijasa.

Credibility, yaitu kepercayaan pihak penerima jasa terhadap

pemberijasa.

Security, yaitu keamanan terhadap jasa yang ditawarkan.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 12

Page 14: Hand Out Man. Kualitas

Knowing the customer, yaitu pengertian dari pihak pemberi jasa pada

penerima jasa atau pemahaman pemberi jasa terhadap kebutuhan

dan harapan pemakai jasa.

Tangibles, yaitu bahwa dalam memberikan pelayanan kepada

pelanggan harus dapat diukur atau dibuat standamya.

Reliability, yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan

pemberi jasa dalam memenuhijanji para penerima jasa.

Responsiveness, yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan

dan harapan penerima jasa.

Competence, yaitu kemampuan atau keterampilan pemberi jasa yang

dibutuhkan setiap orang dalam perusahaan untuk memberikan

jasanya kepada penerima jasa.

Access, yaitu kemudahan pemberi jasa untuk dihubingi oleh pihak

atau pelanggan atau penerima jasa.

Courtesy, yaitu kesopanan, respek, perhatian, dan kesamaan dalam

hubungan personil.

Meningkatkan kualitas jasa yang ditawarkan tidak semudah usaha

meningkatkan kualitas produk, karena karakteristiknya yang unik.

Peningkatan kualitas jasa juga akan berdampak pada organisasi secara

menyeluruh. ada beberapa langkah yang harus ditempuh untuk dapat

meningkatkan kualitas pelayanan atau jasa yang ditawarkan, antara

lain :

1. Mengidentifikasi penentu utama kualitas pelayanan

Langkah pertama yang dilakukan dalam mengidentifikasi faktor

utama yang mempengaruhi kualitas jasa antara lain dengan

melakukan riset pelanggan yang kemudian disusul dengan

memperkirakan penilaian terhadap perusahaan dan pesaingnya

berdasar faktor penentu tersebut.

2. Mengelola harapan pelanggan

Hasil riset dan penilaian terhadap kebutuhan dan harapan pelanggan

terhadap jasa yang akan dibeli tersebut kemudian diolah. Kemudian

perusahaan memberikan janji pada pelanggan untuk dapat memenuhi

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 13

Page 15: Hand Out Man. Kualitas

harapan pelanggan tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah janji

pada pelanggan tersebut jangan terlalu muluk sehingga bila tidak

terpenuhi pelanggan akan kecewa. Akan lebih baik bila perusahaan

atau organisasi mampu memberikan lebih dari yang telah dijanjikan.

3. Mengelola kualitas jasa

Kualitas suatu jasa memang tidak terlepas dari perilaku atau sikap

orang-orang yang memberikan atau menyediakan jasa bagi

pelanggan, misal karamahan, kesopanan, ketenangan, kecermatan,

fleksibilitas, stabilitas, rasionalitas, dan sebagainya. Hal ini

disebabkan kualitas jasa tidak terlepas dari karakteristik kualitas jasa

yang ditentukan dari hubungan yang antara pelanggan, penyedia

jasa, atau antar para penyedia jasa.

4. Mengembangkan budaya kualitas

Budaya kualitas meliputi filosofl, keyakinan, sikap, nilai, norma,

tradisi, prosedur, dan sebagainya yang akan meningkatkan kualitas.

Oleh karena itu agar budaya kualitas tercipta, perlu dukungan dan

komitmen menyeluruh dari seluruh anggota organisasi.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 14

Page 16: Hand Out Man. Kualitas

MODEL-MODEL KUALITAS

Terdapat beberapa orang ahli yang mampu memberikan kontribusi

dalam perkembangan kualitas. Tiga orang ahli yang sangat terkenal

dalam pengembangan filosofi kualitas antara lain W. Edwards Doming,

Ph.D. Philip B. Crosby, dan Joseph M. Juran, Ph.D. Masing-masing dari

mereka mempunyai pendapat sendiri dalam mengembangkan

filosofinya.

Perbandingan Filosofi Kualitas dari Deming, Crosby, dan Juran

Keterangan Deming Cresby Juran

Definisi Kualitas Keseragaman produk

yang dapat diprediksi

Kesesuaaian

dengan keperluan

Kesesuaian produk dengan

penggunaan

Tanggung jawab

manajemen senior

Perhatian untuk

menciptakan sistem

kualitas secara

menyeluruh

Menciptakan budaya

kualitas

Manajemen mendukung peren-

canaan, pengendalian, dan per-

baikan kualitas

Pendekatan

strategik terhadap

sistem kualitas

Menciptakan stniktur

untuk perbaikan terus-

menerus

Perbaikan kualitas

secara terstruktur

Dewan kualitas memberikan pe-

tunjuk untuk proses perbaikan

tems-menerus

Dasar perbaikan Secara terus-menerus

dan ber-kesinambungan

untuk mengu-rangi

penyimpangan

Perbaikan proses,

bu-kan program

dengan sasaran

pada perbaikan

Pendekatan proyek

Pengukuran

kualitas

Menghiiangkan cacat

dan me-nurunkan biaya

kualitas

Menghiiangkan

cacat dan kualitas

adalah bebas cacat

Kualitas adalah mengukur berba-

gai penyimpangan

Perbaikan proses

terus-menerus

Continuous Quality

Improvement dengan P-

D-C-A

Continuous Quality

Improvement

Continuous Quality Improvement

dalam perencanaan,

pengendalian, dan perbaikan

kualitas

Pendidikan dan

pelatihan

Mendukung pendidikan

dan pelatihan dalam

Deming's 14 Points

Mendukung

pendidikan dan

pelatihan dengan 8

langkah mengenai

pendidikan kualitas

Mendukung pendidikan dan

pelatihan secara implisit dan

eksplisit dalam langkah-langkah

Juran

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 15

Page 17: Hand Out Man. Kualitas

Menghilangkan

penyebab masalah

Memisahkan penyebab

urnum (yang tidak dapal

dihilangkan) dan

penyebab khusus (dapat

dihilangkan) dan

digunakan teknik-teknik

statistika untuk

identifikasi

Harus diambil

tindakan perbaikan

bila ada ke-salahan

Memisahkan penyebab urnum

(yang tidak dapat dihilangkan) dan

penyebab khusus (dapat

dihilangkan) dan digunakan

teknik-teknik statistika untuk

identifikasi

Penyusunan

tujuan/ sasaran

Dengan menekankan

pada Continuous Quality

Improvement dan tidak

melihatnya sebagai

sasaran jangka pendek

Sasaran bani dapat

ter-capai setelah 30,

60, atau 90 tahun

Pendekatan yang sesual dengan

Management By Objective

Rencana struktural Demmg's 14 Points

untuk Quality

Improvement dan me-

nekankan penggunaan

alat sta-tistik pada

semua level

Menekankan pada

per-ubahan budaya

Menekankan pada quality

improvement dengan pendekat-an

proyek demi proyek

Kerja Tim Partisipasi karyawan

dalam pengambilan

keputusan

Tim Quality Improve-

ment, dewan

kualitas

Pendekatan tim dan gugus kendali

kualitas

Biaya Kualitas Tidak ada yang

optimum, perbaikan

terus-menerus dan

berkesinambungan

Biaya

ketidaksesuaian,

Kualitas adalah

bebas

Kualitas tidak bebas, ada suatu

yang optimum

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 16

Page 18: Hand Out Man. Kualitas

SEJARAH PERKEMBANGAN KUALITAS

Kualitas telah dikenal sejak empat ribu tahun yang lalu, ketika

bangsa Mesir kuno mengukur dimensi batu-batu yang digunakan untuk

membangun piramida. Pada jaman modem fungsi kualitas berkembang

melalui beberapa tahap yaitu :

1. Inspeksi (Inspection)

Konsep kualitas modem dimulai pada tahun 1920-an. Kelompok

kualitas yang utama adalah bagian inspeksi. Selama produksi, para

inspektor mengukur hasil produksi berdasarkan spesifikasi. Bagian

inspeksi tidak independen, biasanya mereka melapor ke pabrik. Hal

ini menyebabkan perbedaan kepenting-an. Seandainya inspeksi

menolak hasil satu alur produksi yang tidak sesuai maka bagian

pabrik berusaha meloloskannya tanpa mempedulikan kualitas.

Pada masa ini ada beebrapa orang ahli di bidang statistik yang

antara lain Walter A. Sewhart (1924) yang menemukan konsep

statistik untuk pengendalian variaber-variabel produk, seperti

panjang, lebar, berat, tinggi, dan sebagainya. Sedang H.F. Dodge dan

H.G. Romig (akhir 1920) merupakan pelopor dalam pengambilan

sampel untuk menguji penerimaan produk (acceptance sampling).

2. Pengendalian kualitas (Quality Control)

Pada tahun 1940-an, kelompok inspeksi berkembang menjadi bagian

pengendalian kualitas. Adanya Perang Dunia II mengharuskan produk

militer yang bebas cacat. Kualitas produk militer menjadi salah satu

faktor yang menentukan kemenangan dalam peperangan. Hal ini

harus dapat diantisipasi melalui pengendalian yang dilakukan selama

proses produksi. Tanggung jawab kualitas dialihkan ke bagian quality

control yang independen. Bagian ini memiliki otonomi penuh dan

terpisah dari bagian pabrik. Para pemeriksa kualitas dibekali dengan

perangkat statistika seperti diagram kendali dan penarikan sampel.

Pada tahap ini dikenal seorang tokoh yaitu Feigenbaum (1983) yang

merupakan pelopor Total Quality Control (I960). Sedang pada tahun

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 17

Page 19: Hand Out Man. Kualitas

1970 Feigenbaum memperkenalkan konsep Total Quality Control

Organizationwide. Namun pada tahun 1983 Feigenbaum

mengenalkan konsep Total Quality System.

3. Pemastian kualitas

Rekomendasi yang dihasilkan dari teknik-teknik statistis sering kali

tidak dapat dilayani oleh struktur pengambilan keputusan yang ada.

Pengendali-an kualitas (qualify control) berkembang menjadi

pemastian inutu (quality assurance). Bagian pemastian kualitas

difokuskan untuk memastikan poses dan kualitas produk melalui

pelaksanaan audit operasi, pelatihan, analisis kinerja teknis, dan

petunjuk operasi untuk peningkatan kualitas. Pemastian kualitas

bekerja sama dengan bagian-bagian lain yang bertanggung jawab

penuh terhadap kualitas kinerja masing-masing bagian.

4. Manajemen kualitas

Pemastian kualitas bekerja berdasarkan status quo, sehingga upaya

yang dilakukan hanyalah memastikan pelaksanaan pengendalian

kualitas, tapi sangat sedikit pengaruh untuk meningkatkannya.

Karena itu untuk mengantisipasi persaingan, aspek kualitas perlu

selalu dievaluasi dan direncanakan perbaikannya melalui penerapan

fungsi-fungsi manajemen kualitas.

5. Manajemen kualitas terpadu

Dalam perkembangan manajemen kualitas, temyata bukan hanya

rungsi produksi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap

kualitas. Dalam hal ini tanggung jawab terhadap kualitas tidak cukup

hanya dibebankan kepada suatu bagian tertentu, tetapi sudah

menjadi tanggung jawab seluruh individu 'di perusahaan. Pola inilah

yang disebut Total Quality Management.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 18

Page 20: Hand Out Man. Kualitas

PANDANGAN BARU TENTANG SISTEM KUALITAS

Pada masa sekarang, pengertian dari konsep kualitas adalah lebih luas

dari pada sekedar aktivitas inspeksi. Pengertian modern dari konsep

kualitas adalah membangun sistem kualitas modern.

Sistem kualitas modern dapat dicirikan oleh lima karakteristik

berikut :

1. Sistem kualitas modern berorientasi kepada pelanggan.

Produk-produk (barang dan/atau jasa) didesain sesuai keinginan

pelanggan melalui suatu riset pasar, kemudian diproduksi (diproses)

dengan cara-cara yang baik dan benar, sehingga produk yang

dihasilkan memenuhi spesifikasi desain ( memiliki derajat

konformans yang tinggi ), serta pada akhirnya memberikan

pelayanan purna jual pada pelanggan. Setiap orang di dalam

perusahaan akan mengidentifikasi siapa yang menjadi pemasok

(suppliers) dan pelanggan (customers) mereka serta apa yang

dibuthkannya. Sistem kualitas modern menganut prinsip hubungan

pemasok pelanggan.

2. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya partisifasi aktif yang

dipimpin oleh manajemen puncak (top management) dalam proses

peningkatan kualitas secara terus-menerus.

Jika tanggung jawab untuk kualitas didelegasikan kepada

Departemen Jaminan Kualitas ( Quality Assurance Departement )

saja, setiap orang dlam perusahaan akan memiliki persepsi bahwa

kualitas bukan merupakan perhatian kunci. Hal ini berdampak negatif

secara psikologis, di mana keterlibatan secara total dan aktif dari

orang-orang dalam perusahaan menjadi kurang atau lemah. Dengan

demikian, dalam sistem kualitas modern, setiap orang dalam

perusahaan harus menjadi aktif, di mana keterlibatan itu melalui

adanya usaha atau dukungan dari manajemen puncak terhadap

kualitas.

3. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya pemahaman dari setiap

orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk kualitas.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 19

Page 21: Hand Out Man. Kualitas

Meskipun benar bahwa kualitas seharusnya merupakan tanggung

jawab setiap orang, namun patut pula diketahui bahwa setiap orang

memiliki tanggung jawab yang berbeda, tergantung pada posisi kerja

dalam perusahaan. Dengan demikian tanggung jawab yang spesifik

terhadap kualitas perlu diketahui oleh setiap orang dalam posisi

kerjanya.

4. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya aktivitas yang

berorientasi kepada tindakan pencegahan kerusakan, bukan berfokus

pada upaya untuk mendeteksi kerusakan saja.

5. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya suatu filosofi yang

menganggap bahwa kualitas merupakan “jalan hidup” (way of life).

Sistem kualitas modern dapat dibagi ke dalam tiga bagian :

1. Kualitas desain

Pada dasarnya mengacu kepada aktivitas-aktivitas yang menjamin

bahwa produk baru atau produk yang dimodifikasi didesain

sedemikian rupa untuk memenuhi keinginan dan harapan-harapan

pelanggan serta secara ekonomis layak untuk diproduksi atau

dikerjakan.

2. Kualitas Konformans

Mengacu kepada pembuatan produk atau pemberian jasa pelayanan

yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya pada

tahap desain itu. Dengan demikian kualitas konformans

menunjukkan tingkat sejauh mana produk yang dibuat memenuhi

atau sesuai dengan spesifikasi produk.

3. Kualitas pemasaran

Pelayanan purna jual berkaitan dengan tingkat sejauh mana dalam

penggunaan produk itu memenuhi ketentuan-ketentuan dasar

tentang pemasaran, pemeliharaan, dan pelayanan purna jual.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 20

Page 22: Hand Out Man. Kualitas

MANAJEMEN KUALITAS

Inilah persepsi kebanyakan orang, jika ingin memperoleh produk

yang berkualitas bayarlah lebih mahal. Makin mahal suatu produk,

makin berkualitas produk tersebut. Padahal manajemen kualitas intinya

justru menekan biaya, melalui pengurangan biaya masukan, biaya per

unit yang lebih rendah, yang berarti pula meningkatkan laba dan

menaikkan kembalian. Pertanyaan menggelitik lain yang dilontarkan

adalah beberapa perusahaan yang menerapkan manajemen kualitas,

ternyata kurang bagus dilihat dari sisi perolehan laba. Inilah salah satu

contoh jika kualitas dipahami secara parsial.

Terdapat sederet alasan yang menyertai mengapa manajemen

kualitas harus diterapkan yaitu :

1. untuk lebih dapat memenuhi kebutuhan pelanggan,

2. agar menang dalam kompetisi

3. survive dalam bisnis,

4. dalam rangka memperoleh margin yang lebih tinggi.

Manajemen kualitas juga diharapkan agar keseluruhan proses selalu

terkendali, menekan cacat produk, dan pengelolaan sumber daya yang

lebih baik.

Dalam pendekatan manajemen kualitas terdapat evolusi yang

setidaknya melewati empat tahapan, yaitu :

1. Tahap I : bertumpu pada pengembangan produktivitas dan

penurunan biaya dengan menyodorkan studi gerak waktu dan analisa

statistik sederhana.

2. Tahap II : dilanjutkan dengan pengembangan kualitas

berkesinambungan yang mengandalkan just in time, quality control

circle, dan beberapa inisiatif lainnya seperti, IQI, SPC, dan SS yang

berfokus kepada efisiensi biaya.

3. Tahap III : penerapan Total Quality Management dengan sederet

inisiatif seperti TBW, AMP, PDCA, EOS, dan lain-lain. Fokus yang

dipilih adalah pengembangan proses dan kesinambungan.

4. Tahap IV : Six Sigma dengan inisiatifnya green belt, black belt,

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 21

Page 23: Hand Out Man. Kualitas

master black belt, dan DMA/C. Fokusnya sangat jelas : making

money.

Terdapat keterkaitan antara kualitas dengan visi, misi, tata nilai,

dan kebijakan. Misalnya visi sebuah perusahaan adalah ingin dikenal

sebagai world class company yang mempunyai komitmen excellence.

Kemudian dijabarkan menjadi misi, misalnya menciptakan dan

memberikan nilai tambah yang menguntungkan para stakeholders.

Diperlukan pula tata nilai (values) yang mendukung. Katakanlah nilai-

nilai itu adalah manusia, etika, kualitas dan integritas. Berikutnya

dirumuskan menjadi kebijakan yaitu kebijakan kualitas. Kesemuanya

tertuang dalam budaya kualitas.

Tak pelak lagi dalam konteks pembudayaan kualitas terdapat

sejumlah keuntungan dari budaya yang kuat yaitu :

1. sebagai energi untuk mencapai kinerja prima,

2. sebagai pemicu motivasi.

3. berfungsi sebagai performance driver,

4. pembentuk kerjasama yang solid,

5. organisasi yang responsif serta fokus.

Dalam manajemen kualitas berlaku pameo :

Anda tidak akan dapat mengelola atau mengembangkannya jika

tidak dapat mengukurnya.

Konskuensinya dibutuhkan pengukuran terhadap kualitas dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. menerjemahkan strategi ke dalam operasi yang nyata,

2. memantau kemajuan dan kemungkinan timbulnya masalah terhadap

implementasi manajemen kualitas.

3. menunjukkan pencapaian yang merepresentasikan value delivery

aktivitas bisnis,

4. menyiapkan sistem peringatan dini.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 22

Page 24: Hand Out Man. Kualitas

Manajemen kualitas dengan pendekatan yang komprehensif

Dilandasi perubahan paradigma dalam memandang manajemen

kualitas.

Paradigma lama :

- berorientasi pada produk dan jasa,

- menekankan perubahan operasional,

- cenderung memakai gaya pemadam kebakaran (ada masalah

baru bertindak),

- bersifat parsial,

- bertumpu kepada kualitas produk dan layanan.

Paradigma baru :

Orientasinya berubah menjadi kepada pelanggan.

Perubahan-perubahannya dilakukan secara mendalam sampai kepada

tingkat perubahan budaya, menekankan pengembangan berkelanjutan,

bertumpu kepada sistem, dan berorientasi kepada laba.

Sehingga comprehensive quality management sangat

mengandalkan pemahaman terhadap beragam pendekatan manajemen

kualitas. Berbekal pemahaman ini setiap pendekatan dimanfaatkan

dengan mempertimabngkan strategi korporat. Tujuannya untuk

mengembangkan budaya kualitas yang diinginkan serta memberi

dampak bagi bisnis dalam rangaka mencapai stakeholders triumph.

Tujuan comprehensive quality management adalah AIM (awareness,

initiative, movement for implementation) yang diperoleh dengan

mengembangkan budaya kualitas yang kuat, serta benar-benar

memberi dampak bisnis yang signifikan dalam rangka mencapai

stakeholders triumph.

Pertanyaannya, mengapa harus dilakukan pendekatan

komprehensif dalam menerapkan manajemen kualitas ? Karena

terdapat kecenderungan terjadinya gambaran yang terfragmentasi,

ketiadaan pemahaman yang memadai terhadap masing-masing

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 23

Page 25: Hand Out Man. Kualitas

pendekatan, yang menimbulkan pemanfaatan pendekatan yang tidak

tepat, serta diperoleh hasil yang mengecewakan.

Tentu saja dalam penerapannya diperlukan perangkat quality

awareness, misalnya 5S, QCC, dan Seri ISO 9000. Dan yang tak

ketinggalan adalah Six Sigma yang bertindak sebagai akselelator kinerja

yang berfokus pada breakthrough change, yang bertujuan utama

making money.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 24

Page 26: Hand Out Man. Kualitas

LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN DAN

MENGEMBANGKAN

SISTEM MANAJEMEN KUALITAS

Suatu sistem manajemen kualitas (QMS) merupakan sekumpulan

prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk

manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu

proses dan produk (barang dan atau jasa) terhadap kebutuhan atau

persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyararan itu ditentukan atau

dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.

Sistem manajemen kualitas mendefinisikan bagaimana organisasi

menerapkan praktek-praktek manajemen kualitas secara konsisten

untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Ter-dapat beberapa

karakterisrik umum dari sistem manajemen kualitas:

Sistem manajemen kualitas mencakup suatu lingkup yg luas dr

aktivitas-aktivitas dlm organisasi modern. Kualitas dpt didefinisikan

melalui 5 pendekatan utama :

a. transcendent quality, yaitu suatu kondisi ideal menuju keunggulan,

b. product-based quality-, yaitu suatu atribut produk yang memenuhi

kualitas, (3) user-based quality, yaitu kesesuaian atau ketepatan

dalam penggunaan produk (barang dan/atau jasa),

c. manufacturing-based quality, yaitu kesesuaian terhadap persyaratan-

persyaratan standar, dan

d. value-based quality, yaitu derajat keunggulan pd tingkat harga yg

kompetitif.

Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses

kerja. Hal ini sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap

standar-standar kerja. Sistem manajemen kualitas berlandaskan pada

pencegahan kesalahan sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi

kesalahan yang bersifat reaktif. Patut diakui pula bahwa banyak sistem

manajemen kualitas tidak akan efektif 100% pada pencegahan semata,

sehingga sistem manaJemen kualitas juga harus berlandaskan pada

tindakan korektif terhadap masalah-masalah yang ditemukan. Dalam

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 25

Page 27: Hand Out Man. Kualitas

kaitan dengan hal ini, sistem manajernen kualitas merupakan suatu

closed loop system yang mencakup deteksi, umpan balik, dan koreksi.

Bagaimanapun proporsi terbesar harus diarahkan pada pencegahan

kesalahan sejak tahap awal.

Sistem manajemen kualitas mencakup elemen-elemen :

1. tujuan (objectives),

2. pelanggan (customers),

3. hasil-hasil (outputs),

4. proses-proses (processes),

5. masukan-masukan (inputs),

6. pemasok (suppliers), dan

7. pengukuran untuk umpan-balik dan umpan-maju (measurements for

feedback and feedforward).

Dalam akronim bahasa Inggris dapat disingkat menjadi: SIPO-COM—

Suppliers, Inputs, Processes, Outputs, Customers, Objectives, and

Measurements.

Dalam setiap lingkungan, pelaksanaan proses yang konsisten

merupakan kunci untuk peningkatan terus-menerus yang efektif agar

selalu memberikan produk (barang dan/atau jasa) yang me-menuhi

kebutuhan pelanggan dalam pasar global. Terdapat beberapa langkah

untuk menerapkan suatu sistem manajemen kualitas (QMS). Urut-urutan

yang diberikan di sini hanya merupakan suatu petunjuk, yang dapat

saja dilakukan bersamaan atau dalam susunan yang tidak harus

berurut, tergantung pada kultur dan kematangan organisasi, tetapi

semua langkah ini harus diperharikan secara serius dan konsisten.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 26

Page 28: Hand Out Man. Kualitas

HUBUNGAN GLOBALISASI DENGAN MANAJEMEN

KUALITAS

Gelombang globalisasi ekonomi akibat AFTA, GATTS, APEC, WTO,

dsb, telah menciptakan kancah kompetisi yg semakin bebas dan ketat.

Proteksi yg sebelumnya menjadi benteng bg produk barang dan jasa

dalam negeri, akan hilang diterjang arus liberalisasi. Produk barang dan

jasa luar negeri akan bebas masuk ke pasar domestik. Menghadapi

situasi seperti ini, terdapat dua pilihan bagi para pelaku usaha barang

dan jasa yaitu masuk dalam arena kompetisi atau keluar arena

kompetisi. Kedua keputusan tersebut memiliki konsekuensi yang sama

beratnya. Memasuki arena kompetisi tanpa kekuatan dan strategic

sama saja dengan bunuh diri. Keluar dari arena kompetisi tidak berarti

luput dari hempasan gelombang globalisasi, malahan boleh jadi

dampaknya lebih dahsyat dari pada ikut bertarung dalam arena

kompetisi tersebut.

Strategi kompetisi yang paling dapat diandalkan oleh pelaku usaha

barang dan jasa adalah "strategi kualitas". Oleh karena itu, para pelaku

usaha barang dan jasa harus terus berusaha untuk mengembangkan

konsepsi dan teknologi kualitas, sejalan dengan kecenderungan

globalisasi. Diantara alternatif pilihan yang ada, nampaknya sistem

manajemen kualitas ISO 9000 dan Total Quality Management (TQM)

adalah pilihan yang tepat dan efektif bagi para pelaku usaha barang

dan jasa. TQM mengembangkan konsep kualitas dari sudut pandang

pengguna barang dan jasa yang mengartikan kualitas adalah

kesesuaian.

Bila suatu barang dan jasa dimanfaatkan oleh pengguna jasa

(pemerintah dan masyarakat) sesuai dengan persyaratan, maka

dikatakan berkualitas. Persyaratan yang dimaksudkan adalah sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan pengguna barang dan jasa. Oleh

karena itu dalam konsep TQM, pengguna barang dan jasa bukan hanya

diartikan sebagai pembeli barang dan jasa, tetapi diartikan juga sebagai

proses berikutnya dan pihak yang menentukan persyaratan.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 27

Page 29: Hand Out Man. Kualitas

Usaha-usaha peningkatan dan pengendalian kualitas pada awalnya

hanya dlm lingkup penyedia dan pengguna barang dan jasa. Sehingga

diperlukan pihak ketiga yg sifatnya independen. Kehadiran pihak ketiga

dianggap lebih obyektif dan dpt diterima kedua belah pihak. Shg

memunculkan lembaga akreditasi di beberapa negara dgn

menggunakan produk standar seperti: ASTM, JIS, BS, dsb.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 28

Page 30: Hand Out Man. Kualitas

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kualitas, maka

banyak perusahaan menerapkan konsep manajemen kualitas yang

dikenal dengan TQM (Total Quality Management).

TQM penting karena keputusan kualitas mempengaruhi setiap

keputusan utama dalam manajemen operasional yang dibuat. Adapun

konsep ini sebetulnya mengacu pada 14 prinsip dari W. Edwards

Deming yang kemudian dikembangkan menjadi enam konsep program

TQM yang efektif

Adapun 14 Poin Deming adalah sbb:

1. Membuat tujuan yang konsisten

2. Memimpin dalam mempromosikan prubhan.

3. Membangun kualitas pda produk, menghentikan ketergantungan

pada inspeksi untuk menangkap permasalahan.

4. Membangun hubungan jangka panjangberdasarkan kinerja bukan

pada harga.

5. Meningkatkan produk, kualitas, dan jasa secara terus menerus.

6. Memulai pelatihan.

7. Menekankan kepemimpinan.

8. Membuang rasa takut.

9. Mendobrak batasan antar departemen.

10. Menghentikan pidato panjang lebar pada pekerja.

11. Mendukung, membantu, memperbaiki.

12. Mendobrak penghalang untuk bangga atar kinerja masing-masing.

13. Mendidikan program pendidikan yang kuat dan perbaikan mandiri.

14. Menempatkan orang di perusahaan untuk bekerja pada suatu

transformasi.

Sedangkan enam konsep program TQM yang efektif adalah:

1. Perbaikan terus menerus, menggunakan model diantaranya:

a. PDCA (Plan Do Check Act) yaitu model dalam melakukan perbaikan

terus menerus dengan merencanakan, melakukan, memeriksa,

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 29

Page 31: Hand Out Man. Kualitas

dan melakukan tindakan.

b. Six Sigma atau Kaizen yaitu menjelaskan proses dari suatu

perbaikan yang tidak pernah berhenti dengan penetapan pada

pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Konsep ini banyak diterapkan

di Amerika maupun Jepang.

c. Zero defect yaitu proses produk tanpa cacat yang juga digunakan

untuk menjelaskan usaha perbaikan yang terus menerus. Konsep

ini banyak diterapkan di Amerika Serikat.

2. Pemberdayaan Karyawan

Adalah memperluas pekerjaan karyawan sehingga tanggung jawab

dan kewenangan tambahan dipindahkan sedapat mungkin pada

tingkat terendah dalam organisasi.

Teknik yang digunakan termasuk:

a. membangun jaringan komunikasi yang melibatkan karyawan.

b. Membentuk penyelia yang terbuka dan mendukung.

c. Memindahkan tanggung jawab dari manajer dan staf pada

karyawan di bagian operasi.

d. Membangun organisasi yang memiliki moral yang tinggi.

e. Menciptakan struktur organisasi formal sebagai tim dan lingkaran

kualitas.

3. Benchmarking

Yaitu pemilihan standar kinerja yang mewakili kinerja terbaik sebuah

proses atau aktifitas.

4. Just in Time (JIT) berkaitan dengan tiga hal yaitu:

a. JIT memangkas biaya kualitas

b. JIT meningkatkan kualitas

c. Kualitas yang lebih baik berarti persediaan yang lebih sedikit,

serta system JIT yang lebih baik dan mudah digunakan.

5. Konsep Taguchi

Dalam konsep ini disediakan tiga hal yang bertujuan memperbaikai

kualitas produk dan proses yaitu:

a. Ketangguhan kualitas (quality robustness)

b. Fungsi kerugian kualitas (quality loss function-QLF)

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 30

Page 32: Hand Out Man. Kualitas

c. Kualitas berorientasi target (target oriented quality)

6. Pengetahuan mengenai Alat-alat TQM, yang paling umum ada tujuh

macam yaitu :

a. Lembar Pengecekan (Check Sheet)

Adalah formulir yang didisain untuk mencatat data.

b. Diagram Sebar (Scatter Diagram)

Menunjukkan hubungan antar-dua perhitungan

c. Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) atau diagram

ishikawa aytau diagram tulang ikan (Fish Bone Diagram)

Adalah teknik skematis yang digunakan untuk menemukan lokasi

yang mungkin pada permasalahan kualitas.

d. Diagram Pareto (Pareto Chart)

Adalah sebuah cara menggunakan diagram untuk mengidentifikasi

masalah yang sedikit tetapi kritis tertentu dibandingkan dengan

masalah yang banyak tetapi tidak penting.

e. Diagram Alir (Flow Chart)

Adalah diagram balok yang secara grafis menerangkan sebuah

proses atau system.

f. Histogram

Menunjukkan cakupan nilai sebuah perhitungan dan frekuensi dari

setiap nilai yang terjadi.

g. Statistical Process Control (SPC) Adalah sebuah proses yang

digunakan untuk mengawasi standar, membuat pengukuran dan

mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa

sedang diproduksi.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 31

Page 33: Hand Out Man. Kualitas

HUBUNGAN TQM DENGAN

STANDAR SISTEM MANAJEMEN KUALITAS ISO 9000

Sudah banyak para ahli yang mengungkapkan mengenai hubungan

antara TQM dan Standar sen ISO 9000. Sebenamya keduanya tidak ada

kaitannya sama sekali. Suatu perusahaan yang telah mendapat sertifikat

ISO seri 9000 belum tentu perusahaan tersebut melaksanakan filosofi

TQM. Hal ini dapat kita lihat kembali 20 elemen dalam standar seri ISO

9000 tersebut, di dalamnya tidak memuat TQM sama sekali. Penilaian

dari pihak ketiga (third party assessment) bagi suatu perusahaan yang

ingin mendapat sertifikat tersebut hanya menilai komponen prosedur-

prosedur formal seperti yang diminta dalam elemen-elemen ISO 9000

tersebut. Demikian pula perusahan yang telah menerapkan filosofi Total

Quality Management juga belum tentu atau tidak harus men-dapatkan

sertifikat ISO 9000.

Suatu perusahaan yang telah mendapatkan sertifikat ISO 9000

berarti prosedur-prosedur operasionalnya lengkap, sehingga bila

karyawan yang lama ditarik dan diganti dengan karyawan baru maka

karyawan yang baru ini tetap dapat bekerja dengan baik karena telah

memiliki prosedur operasional yangjelas dan lengkap. Untuk lebih

jelasnya, dapat kita lihat dalam tabel 3.5 mengenai perbandingan antara

karakteristik TQM dengan karakteristik ISO 9000.

Perbandingan antaraFilosofi TQM dgn Standar Sistem Manajemen Kualitas ISO 9000

Total Quality Management ISO 9000 Fokus perhatian adalah pada pelanggan

atau kepuasan pelanggan.

Menyatu dengan strategi perusahaan.

Memusatkan perhatian pada filosofi, konsep, alat, dan teknik.

Menekankan pada pemberdayaan dan keterlibatan karyawan.

Perbaikan secara tems-menerus dan berkesinambungan dan TQM adalah suatu sinonim dan merupakan kegiatan yang beriangsung terus-menerus.

Mencakup seluruh level dalam orgamsasi/perusahaan.

Setiap orang bertanggung jawab untuk

Tidak memfokuskan pada pelanggan atau kepuasan pelanggan.

Tidak menyatu dengan strategi perusahaan

Memusatkan perhatian pada sistem dan prosedur teknis.

Tidak mementingkan keterlibatan karyawan.

Tidak memperhatikan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

Dapat meliputi hanya pada satu departemen (departemental).

Yang bertanggung jawab terhadap kualitas hanya depanemen pengendali

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 32

Page 34: Hand Out Man. Kualitas

terwujudnya kualitas.

Merupakan proses keterlibatan semua pihak dan perubahan budaya.

kualitas.

Lebih merupakan status quo

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 33

Page 35: Hand Out Man. Kualitas

ISO (INTERNATIONAL STANDARD ORGANIZATION)

Sejarah ISO 9000

Sejarah ISO 9000 dimulai dari dunia militer dan industri militer, khususnya

pada masa Perang Dunia II. Dengan semakin meningkatnya aktivitas perang pada

tahun 1943, pihak militer Inggris mulai mengalami kesulitan dalam mendapatkan

amunisi perang, khususnya mengenai masalah kualitas dan kelancaran pasokan.

Untuk mengatasi masalah ini pihak pembelian militer Inggris mulai menerapkan

seleksi atas para pemasok, dengan berpatokan pada suatu kumpulan kriteria yang

mereka buat. Kriteria tersebut merupakan cikal bakal dari apa yang dinamakan

standar manajemen kualitas.

Setelah Perang Dunia II, dunia masih mangalami beberapa perang, antara

lain perang Korea, Vietaam, dan perang dingin Amerika Serikat. Oleh karena itu,

perkembangan industri militer sangat pesat dan diikuti perkembangan dalam hal

standar industri. Departemen Pertahanan Amerika pada saat iru telah menerapkan

standar untuk program manajemen kualitas yang dikenal dengan sen standar MIL

STD. Salah satu standar yang penting adalah MIL-Q-9858A (1963), yaitu standar

yang berlaku atas para pemasok untuk Departemen pertahanan Amerika. Standar

ini kemudia diadopsi oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty

Organization) dan dinamakan AQAP-1 (Allied Quality Assurance Publication I).

Sementara Inggris pun mengintegrasikan sebagian besar pasal dan persyaratan

pada AQAP-1 ke dalam siandar sistem kualitas mereka yang dinamakan

DEF/STAN 05-8, di mana hasil evolusinya dikodifikasikan sebagai BS5750 dan

dijadikan sebagai standar sistem kualitas.

International Organization for Standardization (ISO) kemudian mem-

publikasikan seri standar intemasional mengenai jaminan kualitas dan manajemen

kualitas yang dikenal dengan Standar Sistem Manajemen Kualitas /SO 9000 yang

berpedoman pada BS 5750. Masyarakat Eropa telah menerapkan standar ini tahun

1987 dan mengadaptasinya sebagai European Norm (EN 29000). Di Indonesia,

standar tersebut dipakai sebagai acuan standar manajemen kualitas sejak 1992

dengan nama SNI 19-9000 oleh Dewan Standardisasi Nasional.

Perusahaan yang telah memutuskan untuk go internasional,

lazimnya sudah memahami bahwa produk yang dihasilkan harsu

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 34

Page 36: Hand Out Man. Kualitas

memenuhi standar kualitas internasional. Oleh karena itu dikenal

standar kualitas tunggal (Single Quality Standard) nyang mulai

diterapkan sejak 1987 oleh ISO (International Standart Organization)

yang beranggotakan 91 negara dengan mempublikasikan a series of

quality standard.

Adapun yang telah ada diantaranya:

1. ISO 9000 yang memfokuskan standar kualitas pada prosedur

manajemen, kepemimpinan, dokumentasi secara rinci, instruksi kerja

dan pelaporan.

2. ISO 9001 : terdiri dari 2.000 komponen untuk melihat kualitas.

3. ISO 14000 yangg memasukkan unsure standar manajemen

lingkungan yang berisi lima elemen dasar yaitu:

a. Manajemen lingkungan

b. Auditing

c. Evaluasi kinerja

d. Pelabelan

e. Penaksiran siklus hidup

Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan standar kualitas

tersebut diantaranya adalah:

1. Citra positif dari masyarakat dan mengurangi eksploitasi pada

pertanggung jawaban.

2. Pendekatan sistimatis yang bagus pada pencegahan terhadap

polusimelalui minimisasi dampak ekologi pada produk dan aktifitas.

3. Memenuhi ketentuan yang berlaku dan kesempatan memeperoleh

keunggulan bersaing.

4. Mengurangi kebutuhan audit yang bermacam-macam.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 35

Page 37: Hand Out Man. Kualitas

ISO 9000

Definisi dari Standar ISO 9000 untuk sistem manajemen kualitas

(Quality Management System, QMS) adalah:

“struktur organisasi, tanggungjawab, prosedur-prosedur, proses-proses,

dan sumber-sumber daya untuk penerapan manajemen kualitas”.

ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen kualitas.

ISO 9000 diawasi oleh ISO, sebuah organisasi internasional di bidang

standarisasi, dan dikelola oleh badan-badan akreditasi dan sertifikasi.

Untuk sebuah pabrik, beberapa persyaratan dalam ISO 9001 (salah satu

standar dalam ISO 9000) adalah :

a. adanya satu set prosedur yang mencakup semua proses penting

dalam bisnis;

b. adanya pengawasan dalam proses pembuatan untuk memastikan

bahwa sistem menghasilkan produk-produk berkualitas;

c. tersimpannya data dan arsip penting dengan baik;

d. adanya pemeriksaan barang-barang yang telah diproduksi untuk

mencari unit-unit yang rusak, dengan disertai tindakan perbaikan

yang benar apabila dibutuhkan;

e. secara teratur meninjau keefektifan tiap-tiap proses dan sistem

kualitas itu sendiri.

Sebuah perusahaan atau organisasi yang telah diaudit dan

disertifikasi sebagai perusahaan yang memenuhi syarat-syarat dalam

ISO 9001 berhak mencantumkan label "ISO 9001 Certified" atau "ISO

9001 Registered". Sertifikasi terhadap salah satu ISO 9000 standar tidak

menjamin kualitas dari barang dan jasa yang dihasilkan. Sertifikasi

hanya menyatakan bahwa bisnis proses yang berkualitas dan konsisten

dilaksanakan di perusahaan atau organisasi tersebut. Walaupan

standar-standar ini pada mulanya untuk pabrik-pabrik, saat ini mereka

telah diaplikasikan ke berbagai perusahaan dan organisasi, termasuk

perguruan tinggi dan universitas.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 36

Page 38: Hand Out Man. Kualitas

ISO 9000 mencakup standar-standar di bawah ini:

ISO 9000:2005 - Quality Management Systems - Fundamentals and

Vocabulary: mencakup dasar-dasar sistem manajemen kualitas dan

daftar bahasa dan istilah dalam kumpulan ISO 9000.

ISO 9001:2000 - Quality Management Systems - Requirements:

ditujukan untuk digunakan di organisasi manapun yang merancang,

membangun, memproduksi, memasang dan/atau melayani produk

apapun atau memberikan bentuk jasa apapun. Standar ini

memberikan daftar persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah

organisasi apabila mereka hendak memperoleh kepuasan pelanggan

sebagai hasil dari barang dan jasa yang secara konsisten memenuhi

permintaan pelanggan tersebut. Implementasi standar ini adalah

satu-satunya yang bisa diberikan sertifikasi oleh pihak ketiga.

ISO 9004:2000 - Quality Management Systems - Guidelines for

Performance Improvements: mencakup perihal perbaikan sistem

yang terus-menerus. Bagian ini memberikan masukan tentang apa

yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sistem yang telah

terbentuk lama. Standar ini tidaklah ditujukan sebagai panduan

untuk implementasi, hanya memberikan masukan saja.

Masih banyak lagi standar yang termasuk dalam kumpulan ISO

9000, dimana banyak juga diantaranya yang tidak menyebutkan nomor

"ISO 900x" seperti di atas. Beberapa standar dalam area ISO 10000

masih dianggap sebagai bagian dari kumpulan ISO 9000. Sebagai

contoh ISO 10007:1995 yang mendiskusikan Manajemn Konfigurasi

dimana di kebanyakan organisasi adalah salah satu elemen dari suatu

sistem manajemen.

ISO mencatat "Perhatian terhadap sertifikasi sering kali menutupi

fakta bahwa terdapat banyak sekali bagian dalam kumpulan standar ISO

9000 ... Suatu organisasi akan meraup keuntungan penuh ketika

standar-standar baru diintegrasikan dengan standar-standar yang lain

sehingga seluruh bagian ISO 9000 dapat diimplementasikan".

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 37

Page 39: Hand Out Man. Kualitas

Sebagai catatan, ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003 telah

diintegrasikan menjadi ISO 9001. Kebanyakan, sebuah organisasi yang

mengumumkan bahwa dirinya "ISO 9000 Registered" biasanya merujuk

pada ISO 9001.

ISO 9001 merupakan model sistem jaminan kualitas dalam desain /

pengembangan, produksi, instalasi, dan pelayanan.

ISO 9002 merupakan model sistem jaminan kualitas dalam produksi

dan instalasi.

ISO 9003 merupakan model sistem jaminan kualitas dalam instalasi

dan pengujian akhir.

Terdapat perbedaan antara ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003.

ISO 9001 merupakan system kualitas ISO 9000 yang paling lengkap

karena terdiri dari 20 elemen, dan berbeda dgn ISO 9002 hanya dalam

hal Pengendalian Desain.

Sedangkan ISO 9003 berbeda dengan ISO 9002 dalam hal :

1. Persyaratan dibatasi hanya pada inspeksi dan pengujian akhir, diman

aktivitas itu tidak mempengaruhi kualitas produk secara langsung.

2. Sistem kualitas dibatasi hanya pada menggambarkan inspeksi dan

pengujian akhir pada produkproduk yang telah selesai diproduksi.

3. Tidak ada persyaratan untuk pembelian (elemen tentang pembelian

tidak diterapkan dalam ISO 9003).

4. Tidak ada persyaratan untuk pengendalian proses (elemen tentang

pengendalian proses tidak diterapkan dalam ISO 9003).

5. Tidak ada persyaratan tentang peleyanan (elemen tentang

pelayanan tidak diterapkan dalam ISO 9003).

Perlu dicatat bahwa seri ISO 9000 merupakan sekumpulan standar

yang mendefinisikan kualitas dalam persyaratan minimum dan

memungkinkan suatu organisasi memenuhi standar kualitas

internasional. Dalam struktur ISO 9000 terdapat standar-standar yang

disertifikasi dan standar-satandar yang tidak disertifikasi. Standar-

standar sertifikasi ISO 9000 adalah: ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003.

Sedangkan standar-standar lain hanya bersifat pendukung dan

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 38

Page 40: Hand Out Man. Kualitas

merupakan petunjuk umum untuk memenuhi standar-standar sertifikasi

(ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003).

STRATEGI MEMPEROLEH SERTIFIKAT ISO 9000

Langkah-langkah untuk memperoleh sertifikat ISO 9000 :

1. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak.

Komitmen manajemen, registrasi adalah sangat tidak mungkin.

2. Membentuk komite Pengarah (Steering Committee) atau Koordinator

ISO.

Komite juga berfungsi mengangkat atau menunjuk satu atau lebih

auditor internal untuk ISO 9000. Auditor internal merupakan orang-

orang yang bebas dari fungsi yang diuji dan seharusnya dilatih

terlebih dahulu sebagai penilai, dan idealnya apabila memiliki derajat

CIQO (Certified Internal Quality Auditor). Anggota-anggota dari

komite ini seharusnya mewakili setiap fungsi dalam organisasi

perusahaan itu. Komite pengarah juga berfungsi sebagai sumber

informasi dan penasehat atau konsultan menyangkut hal-hal yang

berkaitan dengan sistem kualitas ISO 9000.

3. Mempelajari standar-standar dan menilai kebutuhan-kebutuhan ISO

9000.

Memahami sistem kualitas ISO 9000 dan elemen-elemennya adalah

kunci sukses menuju keberhasilan dari suatu registrasi.

4. Melakukan pelatihan (training) terhadap semua staf organisasi

perusahaan itu.

Kepala-kepala departemen, manajer-manajer, supvisor-supervisor

dan anggota-anggota organisasi sangat menentukan keberhasilan

implementasi sistem ISO 9000.

5. Memulai tinjauan ulang menajemen (management review).

Pemimpin organisasi harus mendelegasikan tanggung jawab kualitas

dari organisasi perusahaan itu kepada wakil manajemen

(management representative), yang biasanya adalah manajr kualitas.

6. Indifikasi kebijaksanaan kualitas, prosedur-prosedur, dan instruksi-

instruksi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam dokumen-

dokumen tertulis.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 39

Page 41: Hand Out Man. Kualitas

Empat level dari dokumentasi, yaitu: manual sistem kualitas (level I),

prosedur-prosedur (level II), instruksi-instruksi (level III), formulir-

formulir (level IV), sekarang harus diselesaikan.

7. Implementasi sistem manajemen kualitas ISO 9000 itu.

Sekali sistem ISO 9000 dibangun. Sistem kualitas yang ada selama

ini harus dimodifikasi dan dokumentasi pendukung dibuat sehingga

implementasi menjadi sukses.

8. Memulai audit sistem kualitas perusahaan.

Sekali sistem kualitas ISO 9000 telah diterapkan selama beberapa

bulan, auditor kualitas internal yang tealh memperoleh pelatihan

tentang audit kualitas internal sistem ISO 9000 perlu memeriksa

sistem jaminan kualitas perusahaan yang ada apakah telah

memenuhi trandar sistem kualitas ISO 9000. Auditor kualitas internal

adalah beberapa orang di dalam perusahaan yang berasal dari fungsi

yang berbeda yang telah dilatih sehingga memahami secara baik

proses auditing dari sistem kualitas ISO 9000.

9. Memilih registrar.

Setalah manajemen yakin dan percaya bahwa sistem jaminan

kualitas di perusahaan telah memenuhi persyaratan standar sistem

kualitas ISO 9000, maka manajemen perlu memilihregistrar untuk

mulai melakukan penilaian.

10.Registrasi. Jika sistem kualitas ISO 9000 yang diimplemntasikan

dalam perusahaan dianggap telah sesuai dengan persyaratan sistem

kualitas ISO 9000, dan karena itu dinyatakan lulus dalam penilaian,

maka sertifikat akan diberikan.

Manfaat yang diperoleh setelah memperoleh sertifikat ISO 9000

:

1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan

kualitas yang terorganisasi dan sistematik.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 40

Page 42: Hand Out Man. Kualitas

2. Perusahaan yang telah bersertifikasi ISO 9000 diijinkan untuk

mengiklankan pada media masa.

3. Audit sistem kualitas perusahaan dari perusahaan yang telah

memperoleh sertifikasi ISO 9000 dilakukan secara periodik oleh

registrar dari lembaga registrasi., pelanggan tidak perlu melakukan

audit kualitas.Hal ini akan menghemat biaya dan mengurangi

duplikasi audit kualitas oleh pelanggan.

4. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi ISO 9000 secara

otomatis terdaftar pada lembaga registrasi, sehingga apabila

pelanggan potensial ingin mencari pemasok bersertifikasi ISO 9000,

akan menghubungi lembaga registrasi. Jika nama perusahaan itu

telah terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional, maka

hal itu berarti terbuka kesempatan pasar baru.

5. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dari produk melalui

kerjasama dan komunikasi yang lebih baik.

Kesulitan Penerapan Iso 9000

Akhir-akhir ini ISO 9000 dipandang sangat penting dalam dunia

bisnis. Hal ini disebabkan ISO 9000 memberikan beberapa petunjuk atau

pedoman bagi organisasi tentang bagaimana mengelola kualitas, dan

dengan sertifikasi yang diperoleh organisasi dapat menjual produk atau

jasa dengan lebih baik kepada konsumen. Penerapan sistem kualitas ISO

9000 dalam perusahaan didorong oleh salah satu atau seluruh faktor

berikut ini:

Tekanan pelanggan.

Pesaing berhasil mendapatkan sertifikasi oleh registrar yang diakui.

Meningkatkan image kualitas perusahaan/organisasi.

Menerapkan sistem manajemen kualitas ISO 9000 untuk menjamin

continuous quality improvement.

Mengurangi resiko tuntutan yang dapat dipertanggungjawabkan dari

produk dan jasa.

Negara-negara Eropa memberikan suatu peringatan bahwa produk

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 41

Page 43: Hand Out Man. Kualitas

atau jasa tidak akan dapat diimport ke sana tanpa menunjukkan

sertifikasi tersebut. Meskipun demikian ada penulis yang mengatakan

bahwa registerasi merupakan suatu biaya atau pengeluaran yang tidak

perlu, karena tidak semua negara akan menjual produk atau jasanya ke

Eropa, atau tidak ada perintah dari seluruh dunia yang memaksa

perusahaan untuk mendaftarkan menjual ke pasar khusus.

Tetapi seringkali timbul pertanyaan, apakah registrasi ISO ini

penting? Menurut J Gagliardi (1995) pentingnya registerasi ISO secara

nyata untuk perusahaan adalah : Pemrosesan produk atau jasa

dikendalikan untuk secara konsisten menghasilkan produk yang

berkualitas. Memungkinkan perubahan personil tanpa gangguan dalam

kualitas produk atau ketepatan waktu penyampaian.

Manajemen melakukannya untuk mempertahankan kepuasan

pelanggan dan akan menanggapi keluhannya dengan tindakan korektif.

Memenuhi pesanan pelanggan yang dapat diketahui sebelum memulai

pekerjaan sehingga dapat mengurangi konflik selama proses produksi.

Calon pembeli, tanpa pengalaman atau pengetahuan utama tentang

perusahaan yang dituju telah mendapatkan jaminan akan memperoleh

produk yang berkualitas. Pelanggan tidak lagi melaksanakan

pemeriksaan atau pengujian untuk mengetahui apakah perusahan

pemasok memenuhi syarat untuk penyediaan sumber daya.

Parameter data yang dilaporkan telah memenuhi standar nasional.

Sehingga /SO 9000 ini digunakan oleh berbagai negara karena :

Memperbaiki/meningkatkan kualitas.

Memenuhi kebutuhan konsumen/pelanggan.

Memenuhi kebijakan perusahaan dan industri.

Memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang memegang kekuasaan,

sepert

pemilik, pemegang saham, dan lain-lain.

Mempunyai sertifikasi untuk penjaminan produk.

Memasuki pasar global.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 42

Page 44: Hand Out Man. Kualitas

SISTEM MANAJEMEN KUALITAS ISO 9001: 2000

ISO 9001 : 2000

adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas.

ISO 9001 : 2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan

rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen

kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan

memberikan produk (barang dan/ atau jasa) yang memenuhi

persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan

ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, di mana

organisasi yang dikontrak itu bertanggung Jawab untuk menjamin

kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari

pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi.

ISO 9001 : 2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak

menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk

(barang dan/atau jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO

9001 : 2000, sehingga kita tidak dapat menginspeksi suatu produk

terhadap standar-standar produk.

ISO 9001 : 2000 hanya merupakan standar sistem manajemen

kualitas. Dengan demikian apabila ada perusahaan yang mengiklankan

bahwa produknya telah memenuhi standar internasional, itu merupakan

hal yang salah dan keliru, karena seyogyanya manajemen perusahaan

hanya boleh menyatakan bahwa sistem manajemen kualitasnya yang

telah memenuhi standar internasional bukan produk berstandar

internasional, karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO

9001: 2000. Bagaimanapun diharapkan, meskipun tidak selalu, bahwa

produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas

internasional akan berkualitas baik (standar).

Persyaratan-persyaratan dan rekomendasi dalam ISO 9001: 2000

diterapkan pada manajemen organisasi yang memasok produk,

sehingga akan mempengaruhi bagaimana produk itu didesain,

diproduksi, dirakit, ditawarkan, dan lain-lain.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 43

Page 45: Hand Out Man. Kualitas

The International Organization for Standardization (ISO) Technical

Committee (TC) 176 bertanggung jawab untuk standar-standar sistem

manajemen kualitas ISO 9000. Sejak penama kali dikeluarkan srandar-

standar ISO 9000 pada tahun 1987, ISO/TC 176 menetapkan siklus

peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-

standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk

organisasi.

Revisi ter hadap standar ISO 9000 telah dilakukan pada tahun 1994

dan tahun 2000. Dengan demikian standar ISO 9000 yang terbaru (edisi

terakhir) ketika hand out ini ditulis adalah ISO 9000 Versi Tahun 2000.

ISO 9000 Versi Tahun 2000 mencakup beberapa seri berikut:

1. ISO 9000: 2000 —> QMS — Fundamentals and vocabulary replacing

ISO 8402 and ISO 9000-1.

2. ISO 9001: 2000 -> QMS — Requirements replacing the 1994 versions

of ISO 9001, 9002, and 9003

3. ISO 9004: 2000 —> QMS — Guidance for performance improvement

replacing ISO 9004 with most parts

4. ISO 19011 —> Guidance for auditing management systems replacing

ISO 10011 and 14011

Perubahan yang signiflkan dalam ISO 9001 Versi tahun 2000 (ISO

9001: 2000) dibandingkan dengan ISO 9001 Versi Tahun 1994 (ISO

9001: 1994) adalah penggantian 20 elemen standar menjadi suatu

model proses.

Model proses dari ISO 9001 : 2000 terdiri dari lima bagian utama

yang menjabarkan sistem manajemen organisasi, sebagai berikut :

1. Sistem manajemen kualitas (Bagian 4 dari ISO 9001: 2000)

2. Tanggung jawab manajemen (Bagian 5 dari ISO 9001:2000)

3. Manajemen sumber daya (Bagian 6 dari ISO 9001: 2000)

4. Realisasi produk (Bagian 7 dari ISO 9001: 2000)

5. Analisis, pengukuran dan peningkatan (Bagian 8 dari ISO 9001: 2000)

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 44

Page 46: Hand Out Man. Kualitas

AUDIT KUALITAS DAN DOKUMENTASI SISTEM KUALITAS

Yang dimaksud dengan audit kualitas (quality audit) adalah evaluasi

secara sistematik dan independen yang dilaksanakan untuk menetukan :

a. Apakah kegiatan kualitas yang berhubungan dengan hasil produksi

telah sesuai dengan dokumentasi sistem kualitas ?.

b. Apakah prosedur dalam dokumentasi sistem kualitas diterapkan

secara efektif dan pantas untuk mencapai sasaran yang diinginkan ?.

Untuk mengadakan audit terhadap kualitas, dikenal ada tiga tipe

audit sistem kualitas, yaitu first party audits, second party audits, dan

third party audit.

First Party Audits atau Internal Audits digunakan oleh perusahaan

untuk meng-evaluasi efektivitas performansi kualitas yang mereka

miliki. Hal ini digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan dan

ketidaksamaan.

Second Party Audits biasanya dikenal sebagai audit jaminan kualitas

supplier. Tujuan audit tersebut adalah untuk menentukan apakah

kesesuaian supplier dengan beberapa prosedur kontraktual tertentu

diterima oleh pelanggan.

Third Party Audits dilaksanakan oleh pihak yang independen. Third

Party Audits ini memfokuskan pada pemenuhan/kesesuaian dengan

standar dan implementasi.

Sedang yang dimaksud dengan dokumentasi adalah kegiatan yang

penting dan mendasar untuk mencapai continuous quality improvement

dalam perusahaan. Ketepatan dokumentasi ini penting karena :

Untuk mencapai tujuan kualitas perusahaan. Tujuan kualitas secara

khusus diidentifi-kasi dalam kebijakan kualitas yang terdokumentasi.

Prosedur yang terdokumentasi menjelaskan bagaimana kegiatan

direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan kualitas

tersebut.

Untuk evaluasi sistem kualitas, yaitu menggunakan audit dan

tinjauan manajemen untuk menciptakan dan mempertahankan

continuous quality improvement. Keuntungan dokumentasi tersebut

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 45

Page 47: Hand Out Man. Kualitas

antara lain :

Proses dapat diidentifikasi secara baik dan akurat. Hal ini meliputi

tujuan dan ruang lingkup proses.

Prosedur diakui oleh orang yang berwenang dan dikendalikan secara

efektif. Hal ini biasanya meliputi daftar distribusi, tanggal-tanggal

penting, revisi, dan pengakuan oleh penerima/pelaksana prosedur.

Dokumentasi yang tepat disertai dengan rekaman dan data dapat

secara mudah membuktikan bahwa kedua kepentingan tersebut dapat

dicapai. First party audits atau second party audits kemudian

menyediakan evaluasi yang berarti untuk pemenuhan dokumentasi

sistem kualitas dan implementasi prosedur.

Sistem manajemen yang terdokumentasi dan memenuhi keperluan

ISO mampu memberikan sasaran nyata untuk menunjukkan bahwa

kegiatan-kegiatan tersebut dikendalikan dalam kebiasaan yang

sistematik. hal ini menjamin bahwa setiap kegiatan dilaksanakan dengan

benar sebelum memulai kegiatan selanjutaya. Tidak ada kebutuhan atau

kepentingan khusus yang menetapkan bagaimana dokumentasi sistem

kualitas diorganisasikan. Manual/ pedoman kualitas

organisasi/perusahaan adalah dokumen utama yang khusus untuk

menunjukkan keberadaan sistem kualitas yang terdokumentasi yang

secara umum quality manual ini terdiri dari 3 tingkatan sebagai berikut:

Tier 1 : Quality Manual —> Describes Quality Policy and Objectives

Tier 2 : Departemental Procedures and Responsibility —> Describes

Activities to be Done, Methods, Activities Sequence, and

Responsibility

Tier 3 : Work Insrtructions, Forms and Records —> Detailed Description

on How Operators Perform Specific Tasks and Evidence of

Implemented Quality Activities.

Manajemen Kualitas – Dr. Ir. Nana Storada, SE, MM 46