HAL JUDUL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA … · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah...
Transcript of HAL JUDUL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA … · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah...
LAKIP i
HAL JUDULLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(LAKIP)BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2016
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN RI
LAKIP iii
RINGKASAN EKSKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bapelkes Semarang
Tahun 2016 merupakan dokumen pertanggungjawaban atas pelaksanaan program
dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Bapelkes Semarang selama tahun anggaran
2016, dengan sumber dana utama dari DIPA Bapelkes Semarang No. DIPA-
024.12.2.416264/2016 dengan besar anggaran berdasarkan revisi sebesar Rp.
27.016.270.000,00 (Duapuluh tujuh milyar enam belas juta dua ratus tujuh puluh ribu
rupiah).
Untuk keperluan LAKIP Bapelkes Semarang dengan mengacu pada rencana
aksi, secara ringkas disampaikan hasil kinerja dan pengukuran pencapaian sasaran
Indikator Kinerja Utama Bapelkes Semarang Tahun 2016 adalah sebagai berikut;
Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis, jabatan fungsional,
penjenjangan dan prajabatan bagi aparatur kesehatan seluruhnya berjumlah 912
orang (84,68%) dari target 1.077 orang.
Total anggaran Balai Pelatihan Kesehatan Semarang yang terserap berjumlah
Rp. 20.680.754.665,00 atau sebesar 76,55%. Capaian serapan tersebut jika
dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 tidak jauh berbeda meski ada sedikit
peningkatan. Laporan ini diharapkan dapat mempresentasikan kondisi-kondisi yang
terjadi dan mempengaruhi pencapaian indicator kinerja Balai Pelatihan Kesehatan
Semarang sekaligus menghasilkan saran/masukan untuk perbaikan kinerja kedepan.
LAKIP iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... iKATA PENGANTAR........................................................................................................ iiRINGKASAN EKSKUTIF.................................................................................................iiiDAFTAR ISI.................................................................................................................... ivDAFTAR TABEL.............................................................................................................. vDAFTAR GRAFIK.......................................................................................................... viBAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1B. Visi dan Misi Bapelkes Semarang.................................................................... ..3C. Struktur Organisasi Bapelkes Semarang ......................................................... ..4D. Tugas Pokok dan Fungsi Bapelkes.................................................................... 5E. Visi dan Misi ....................................................................................................... 5F. Sumber Daya Manusia....................................................................................... 6G. Sumber Daya Pembiayaan .............................................................................. 11H. Sumber Daya Sarana Prasarana ..................................................................... 12I. Sumber Daya Sarana Prasarana ..................................................................... 13J. Sistematika....................................................................................................... 16
BAB II PERENCANAAN KINERJA............................................................................... 17A. Tujuan............................................................................................................... 17B. Sasaran Strategis ............................................................................................. 17C. Perencanaan Kinerja Tahunan 2015 ................................................................ 17
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................. 19A. Capaian Kinerja Organisasi ............................................................................ ..19B. Realisasi Anggaran........................................................................................... 31
BAB IV PENUTUP......................................................................................................... 33A. Kesimpulan ...................................................................................................... 33B. Saran ............................................................................................................... 34
LAMPIRAN
LAKIP v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 PNS menurut tupoksi di Bapelkes Semarang Tahun 2016 ................... 7
Tabel 2 Jenis Pegawai Kontrak Bapelkes Semarang Tahun 2016....................... 7
Tabel 3 Kebutuhan Tugas Belajar Pegawai Bapelkes Semarang Tahun 2016... 10
Tabel 4 Tugas Belajar Pegawai Bapelkes Semarang sampai Tahun 2016... 10
Tabel 5 Rencana Anggaran Bapelkes Semarang Tahun 2016 ............................ 12
Tabel 6 Jenis dan Keadaan Bangunan Fisik Bapelkes Semarang........................ 14
Tabel 7 Jenis/Merk dan kondisi kendaraan Dinas Bapelkes Semarang Tahun
2016 ......................................................................................................... 15
Tabel 8 Daftar Laboratorium Praktek Bapelkes Semarang Tahun 2016............... 15
Tabel 9 Indikator Kinerja Bapelkes Semarang Tahun 2016...................................18
Tabel 10 Pencapaian Kinerja Utama Bapelkes Semarang Tahun 2016..................20
Tabel 11 Pelatihan Aparatur di Bapelkes Semarang Tahun 2016.......................... 22
Tabel 12 Target Pencapaian Tiap Indikator Kinerja Tahun 2014-2016.................. 24
Tabel 13 Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2016..................................................32
Tabel 14 Perbandingan Serapan Anggaran Bapelkes Semarang Tahun 2014 -
2016.......................................................................................................... 32
LAKIP vi
DAFTAR GRAFIK
Gambar 1 Bagan Jabatan bapelkes semarang ................................................. 4
Gambar 2 SDM Bapelkes Semarang Berdasarkan Jabatan dan Status
kepegawaian Tahun 2016................................................................. 7
Gambar 3 Pegawai di Bapelkes Semarang menurut Tingkat Pendidikan Tahun
2014 sd 2016 .................................................................................... 9
Gambar 4 Jumlah PNS struktural dan Non Widyaiswara Bapelkes Semarang
Tahun 2016 ....................................................................................... 9
Gambar 5 Realisasi Pelatihan SDM Kesehatan di Bapelkes Semarang Tahun
Anggaran 2011 -2016....................................................................... 25
Gambar 5 Perbandingan Serapan Per Indikator Kinerja Bapelkes Semarang
Tahun 2011-2016............................................................................. 26
LAKIP 2016 1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Menurut WHO
(World Health Organization) kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh
secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari
penyakit. Dalam mewujudkan keadaan sehat seutuhnya Pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Kesehatan menyelenggarakan pembangunan kesehatan
dengan Visi Kementerian Kesehatan yaitu Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan
Berkeadilan dengan melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk merealisasikan visi tersebut, Kementerian Kesehatan RI menyusun
misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan derajat pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat
madani dan pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan
global.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan
berkeadilan serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upaya
promotif dan preventif.
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk
mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.
4. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang
merata, bermutu.
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta jaminan keamanan, khasiat, manfaat dan mutu kesediaan
farmasi,alat kesehatan dan makanan
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdaya
guna dan berhasil guna untuk memantapkan disentralisasi kesehatan yang
bertanggung jawab.
LAKIP 2016 2
Nilai-nilai yang menjadi dasar pembangunan kesehatan untuk mewujudkan Visi
dan Misi di atas adalah: a. untuk kepentingan Rakyat, b. Inklusif, c. Responsif,
d. Efektif, e. Bersih bebas korupsi.
Pembangunan Kesehatan merupakan salah satu pilar utama dalam
Pembangunan Nasional dalam upaya menciptakan generasi yang sehat
seutuhnya. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal
28 H ayat (1) bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan kesehatan tidak akan pernah lepas dari kualitas
sumber daya manusia penyedia pelayanan kesehatan. Balai Pelatihan
Kesehatan (Bapelkes) Semarang merupakan salah satu lembaga diklat milik
pemerintah yang memiliki tanggung jawab dan tugas pokok meningkatkan
kemampuan dan kompetensi para petugas pelayanan kesehatan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pelaksanaan kegiatan di Bapelkes
Semarang mengacu pada Rencana Aksi Kegiatan tahun 2015-2019 yang telah
disusun dan telah diterjemahkan dalam Rencana Kinerja Tahunan. Sebagai
upaya untuk mewujudkan good governance, yang merupakan prasyarat bagi
setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai
tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, maka diperlukan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas,
terukur, dan legal sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih, bertanggung
jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Untuk itu, pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik
Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, yang mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan
sumberdaya, pelaksanaan kebijakan, dan program dengan menyusun laporan
akuntabilitas melalui proses penyusunan Rencana Strategik, Rencana Kinerja,
dan Pengukuran Kinerja dengan mengacu Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
LAKIP 2016 3
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang
menyebutkan bahwa SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas,
alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran,
pengumpulan data, pengkalifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja
pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan
kinerja instansi pemerintah.
Sebagai pedoman dalam penyusunan LAKIP digunakan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) disampaikan
kepada atasan masing-masing serta kepada lembaga penilai/evaluasi
akuntabilitas kinerja, yang akhirnya kepada Presiden. Laporan tersebut
menggambarkan kinerja instansi pemerintah sebagai media
pertanggungjawaban dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) dan berperan sebagai alat kendali dan penilai kualitas kinerja/berhasil
tidaknya pencapaian misi instansi serta alat pendorong terwujudnya good
governance dalam perspektif yang lebih luas.
B. Visi dan Misi Bapelkes Semarang
1. Visi
“Menjadi lembaga diklat percontohan, berstandar nasional, terpercaya dan
pilihan utama”.
2. Misi
a) Meningkatkan kompetensi SDM kesehatan, calon tenaga kesehatan dan
kemampuan memberdayakan masyarakat
b) Merencanakan diklat sesuai kebutuhan
c) Menyelenggarakan diklat yang bekualitas dan bergaransi sesuai standart
d) Meningkatkan sarana prasarana dan pemberdayaan sumber daya
bapelkes secara optimal
LAKIP 2016 4
e) Memperluas jaringan kemitraan dengan lembaga pemerintah maupun
swasta.
C. Struktur Organisasi Bapelkes Semarang
Gambar 1Bagan Jabatan Bapelkes Semarang
KEPALA BAPEKES
KEPALA SUB BAGIANTATA USAHA
KEPALA SEKSIPENGKAJIAN DANPENGEMBANGAN
KEPALA SEKSIPENGENDALIAN MUTU
KEPALA SEKSIPENYELENGGARAAN
PENDIDIKANDAN PELATIHAN
Jabatan Fungsional dengan angka kredit:- Widyaiswara- Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
Jabatan Fungsional tanpa angka kredit- Analis Data- Bendahara Pengeluaran- Penata Laporan Keuangan- Bendahara Penerimaan- Pembuat Daftar Gaji- Penata Hubungan Masyarakat- Arsiparis- Tehnisi Jaringan- Pranata Komputer- Pengelola BMN- Analis Kepegawaian- Pustakawan- Perencana- Penata Laboratorium Kesehatan- Binatu- Pramu- Sopir- Petugas Keamanan-
LAKIP 2016 5
D. Tugas Pokok dan Fungsi Bapelkes
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.
2361/MENKES/PER/XI/2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Bidang Kesehatan, Bapelkes Semarang adalah Unit
Pelaksana Tugas (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada
dibawah Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Bapelkes Semarang mempunyai tugas pokok melaksanakan Pendidikan
dan Pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan
masyarakat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bapelkes Semarang
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana program dan kegiatan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat;
2. Pelaksanaan kerjasama nasional maupun internasional di bidang
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan
masyarakat;
3. Pelaksanaan advokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber
daya manusia dan masyarakat;
4. Pengembangan metode dan teknologi pelatihan, informasi, pemantauan,
evaluasi dan penyusunan laporan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia dan masyarakat;
5. Penyiapan pengembangan kemitraan;
6. Pengkajian dan pengendalian mutu pelatihan; dan
7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
E. TujuanSebagai bentuk pertanggungjawaban tertulis Kepala Bapelkes
Semarang kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kementerian Kesehatan RI maka disusun Laporan Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah (LAKIP) Bapelkes Semarang tahun 2016 yang menjelaskan
hasil pelaksanaan program dan kegiatan.
LAKIP merupakan salah satu upaya Bapelkes Semarang mewujudkan
good governance melalui pola pengawasan yang jelas dan terukur. Tujuan
LAKIP 2016 6
disusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja adalah untuk memberikan gambaran
ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan
rencana kerja yang ditelah ditetapkan.
F. Sumber Daya ManusiaAda fluktuasi jumlah PNS Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes)
Semarang dalam kurun waktu 2014 sd 2016, dimana jumlah pegawai 2014
sebanyak 76 orang, 2015 ada 81 orang dan pada 2016 berjumlah 80 orang.
Namun secara keseluruhan jumlah pegawai Bapelkes Semarang pada tahun
2016 berjumlah 83 orang dengan rincian tenaga PNS sebanyak 80 orang dan
tenaga kontrak ada 3 orang. Tenaga PNS terdiri dari 5 pejabat struktural, 63
orang JFU (Jabatan Fungsiunal Umum) dan 12 Widyaiswara atau JFT (jabatan
fungsional teknis), sedangkan tenaga kontrak kesemuanya adalah staf Tata
Usaha sebagai sopir.
Pada 2014 ada penambahan pegawai baru yang ditempatkan sebagai
JFU di kepegawaian dan keuangan namun tidak ada pegawai pensiun,
sedangkan pada 2015 terjadi penambahan 7 pegawai yang kesemuanya
ditempatkan di tata usaha di kepegawaian, perencanaan, keuangan,
perpustakaan, peramu dan satpam, pada tahun 2015 juga ada 2 WI yang
memasuki masa pensiun. Pada tahun 2016 ada penambahan 1 pegawai
pindahan ditempatkan di analisa data di tata usaha dan 2 pegawai memasuki
masa pensiun yaitu seorang WI dan dan seorang pengelola asrama di sub bag
tata usaha. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini.
LAKIP 2016 7
Gambar 2SDM Bapelkes Semarang berdasarkan Jabatan dan Status Kepegawaian Tahun 2016
Sebagian besar pegawai Bapelkes Semarang bekerja di sub bagian TU
(tata usaha) dengan jumlah 50 orang (62,5%). Sisanya adalah staf
Penyelenggara Diklat sebanyak 6 orang (7,5%), staf seksi Pengendalian Mutu
4 orang (5%), dan staf seksi Pengkajian dan Pengembangan 3 orang (3,75%).
Terdapat 5 pejabat struktural (6,25%) dan widyaiswara 12 orang (15%). Lebih
jelas dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1PNS menurut Tupoksi di Bapelkes Semarang Tahun 2016
No Uraian Absolut Persen
1 Pejabat struktural 5 6,25
2 Staf TU 50 62,5
3 Staf P3 6 7,5
4 Staf Jibang 3 5
5 Staf Dalmut 4 3,75
6 Widyaiswara 12 15
LAKIP 2016 8
Selain tenaga yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) Bapelkes
Semarang juga mempunyai pegawai yang berstatus pegawai kontrak yang
honornya dibiayai DIPA Bapelkes Semarang Tahun 2016 dengan jenis
pekerjaan sesuai tabel 2 dibawah ini
Tabel 2Jenis Pegawai Kontrak Bapelkes Semarang tahun 2016
No Jenis Kepegawaian Jumlah1 Sopir 3
Jumlah 3
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, SDM di Bapelkes Semarang mengalami
sedikit perubahan naik turun, dimana tahun 2014 berjumlah 82 orang, 2015 ada
84 orang dan 2016 berjumlah 83 orang. Dari 82 orang pegawai Bapelkes
Semarang tahun 2014, sebanyak 12 orang ( 15%) berpendidikan rendah (SD
dan SMP sederajat), yang mempunyai tingkat pendidikan menengah (SMA
sederajat) 25 orang (30%) dan yang berpendidikan tinggi 45 orang (55%).
Tingkat pendidikan pegawai Bapelkes Semarang tahun 2015 yang
berpendidikan rendah (SD dan SMP sederajat) sebanyak 11 orang (13%), yang
mempunyai tingkat pendidikan menengah (SMA sederajat) 29 orang (35%) dan
yang berpendidikan tinggi 44 orang (52%). Sedangkan tingkat pendidikan
pegawai Bapelkes Semarang tahun 2016 yang termasuk berpendidikan rendah
(SD dan SMP sederajat) sebanyak 14 orang (17%), yang mempunyai tingkat
pendidikan menengah (SMA sederajat) 25 orang (30%) dan yang
berpendidikan tinggi 44 orang (53%). Data ini menunjukkan bahwa dari sudut
jumlah SDM Bapelkes sebagai institusi pendidikan dan pelatihan telah cukup
baik, dimana sebagai besar pengawainya berpendidikan tinggi, namun, jika
ditelaah lebih lanjut untuk kepentingan dukungan manajemen (perkantoran),
struktural akan selalu mendorong dan melibatkan terutama staf lulusan SD,
SMP dan SMA agar melanjutkan pendidikan atau dilibatkan dalam pelatihan
yang menunjang tupoksi untuk menghadapi beban kerja yang semakin komplek
serta menuntut pemahaman dan pemanfaatan teknologi informasi.
Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4 dibawah ini.
LAKIP 2016 9
Gambar 3Jumlah Pegawai di Bapelkes Semarang menurut tingkat pendidikan
Tahun 2014 sd 2016
Gambar 4Persentase (%) Pegawai di Bapelkes Semarang menurut tingkat pendidikan
Tahun 2014 sd 2016
Dalam upaya meningkatkan kapasitas pegawai, Bapelkes Semarang
membuat perencanaan pengembangan kapasitas SDM tahun 2017 -2023.
Dalam perencanaan tersebut, diusulkan tugas belajar S1 untuk jurusan
ekonomi, kearsipan dan ilmu perpustakaan. Sedangkan tugas belajar S2 untuk
keahlian akuntansi/ekonomi, perpustakaan, pendidikan, komputer dan
komunikasi. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
LAKIP 2016 10
Tabel 3Kebutuhan Tugas Belajar Pegawai Bapelkes Semarang
Tahun 2017- 2023
JURUSAN JUMLAH PEGAWAI
S1 Ekonomi 1S1 Kearsipan 2
S1 Ilmu Perpustakaan 2S2 Perpustakaan 1
S2 Akuntansi/ Ekonomi 2S2 Pendidikan (Evaluasi Pembelajaran) 1
S2 Komputer 1S2 Komunikasi 1
Dalam kaitan dengan tugas belajar, diketahui masih ada 5 pegawai
Bapelkes Semarang yang melakukan tugas belajar. Sebanyak 4 orang tugas
belajar S2 (magister) dan 1 orang tugas belajar S1 (Sarjana). Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.Tabel 4
Tugas Belajar pegawai Bapelkes Semarang sampai Tahun 2016
No Nama Jabatan StrataMulaiTubel
TargetSelesai Ket
1 dr. Nine LuthansaWidyaiswara(JFU) S2
1 Sept2013
1 Sept2015
Perpanjangan2 tahun
2Eva Kartikasari,SST
Analis Data(JFU) S2
1 Sept2015
1 Sept2017
3LufthansArstipendy, A.Md
PengolahData (JFU) S1
1 Sept2015
1 Sept2017
4 dr. WulandariIndri Hapsari
Widyaiswara(JFU)
S2 8 Agt2016
8 Agt2018
Jabatan masihproses dariJFT menjadiJFU
5Alim Renjana,SKM
Pengevaluasi(JFU) S2
8 Agt2016
8 Agt2018
LAKIP 2016 11
G. Rencana Kegiatan Tahun 2016
Pelatihan Teknis, Jabatan Fungsional, Penjenjangan dan prajabatan;
1. Pelatihan Teknis
Pada awal 2016, pelatihan teknis diarahkan kepada pelatihan yang
mendukung program Kementrian Kesehatan dan pelatihan unggulan
Bapelkes Semarang, yang meliputi pelatihan:
a. Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia
b. Pelatihan Sistem Pengendali Internal
c. Pelatihan Pengembangan Metode dan Teknologi Promkes
d. Pelatihan Perencanaan Pembiayaan Kesehatan Terpadu Berbasis Data
(untuk ASN)
e. Pelatihan Leadership
f. Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (untuk ASN)
g. Pelatihan Manajemen Kepegawaian (untuk ASN)
h. Pelatihan Manajemen Keuangan dan BMN (untuk ASN)
i. Pelatihan Pra Tugas Dokter, Dokter Gigi, dan Bidan
j. Pelatihan Pengendali Pelatihan (untuk ASN)
k. Pelatihan (TOC) Training Officer Course (Untuk ASN)
l. Pelatihan Manajemen Pelatihan (Struktural) Bapelkes dan RS (untuk
ASN)
m. Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP
2. Pelatihan Jabatan Fungsional
a. Pelatihan jabatan fungsional umum
b. Pelatihan jabatan fungsional khusus
1) Pelatihan jabatan fungsional promosi kesehatan
3. Pelatihan Pra Jabatan
a. Pelatihan Pra Jabatan Golongan III
4. Pelatihan Penjenjangan
a. Diklat PIM IV
LAKIP 2016 12
H. Sumber Daya Pembiayaan
Rencana Anggaran Bapelkes Semarang tahun 2016 sebesar
Rp.44.889.526.000,00. Anggaran ini untuk membiayai dua kegiatan besar yaitu
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur sebesar Rp. 31.187.405.000,00
dan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Pada dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas tehnis lainnya pada
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan sebesar Rp. 13.702.121.000,00. Namun pada September 2016
terjadi revisi dan blokir sebagian anggaran, dimana total anggaran 2016
berubah menjadi Rp. 27.016.270.000,00 yang terbagi menjadi kegiatan
pendidikan dan pelatihan aparatur menjadi Rp. 15.362.164.000,00 dan
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada
dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas tehnis lainnya pada Program
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
sebesar Rp. 11.654.106.000,00. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5
dibawah ini.
Tabel 5Rencana Anggaran Bapelkes Semarang Tahun 2016
Kode Kegiatan Anggaransebelum revisi
Anggaransetelah revisi dan blokir
2076 Pendidikan dan PelatihanAparatur Rp 31.187.405.000,00 Rp 15.362.164.000,00
2076.028 Dukungan Layanan Manajemen Rp. 1.689.159.000,00 Rp. 821.369.000,00
2076.029 SDM Kesehatan yang dilatih Rp. 25.924.509.000,00 Rp. 11.994.067.000,00
2076.995 Kendaraan Bermotor Rp. 2.287.090.000,00 Rp. 1.610.433.000,00
2076.996 Perangkat Pengolah Data danKomunikasi Rp. 25.430.000,00 Rp. 25.430.000,00
2076.997 Peralatan dan FasilitasPerkantoran Rp. 1.261.217.000,00 Rp. 910.865.000,00
2079
Dukungan manajemen danpelaksanaan tugas tehnislainnya pada programpengembangan danpemberdayaan sumber dayamanusia kesehatan
Rp 13.702.121.000,00 Rp. 11.654.106.000,00
2079.994 Layanan perkantoran (base line)Rp. 13.702.121.000,00 Rp. 10.904.106.000,00
2079.997 Peralatan dan fasilitas kantorRp Rp 750.000.000,00
Jumlah Rp 44.889.526.000,00 Rp 27.016.270.000,00
LAKIP 2016 13
I. Sumber Daya Sarana PrasaranaBapelkes Semarang memiliki dua gedung, satu berada di kota
Semarang dan satu berada di Kabupaten Magelang. Kantor Bapelkes
Semarang yang berada di Kota Semarang menempati gedung berlantai 8
(delapan) terletak di pusat kota Semarang kawasan Simpang Lima Jl.
Pahlawan No.1 Semarang, dilengkapi dengan fasilitas yang lebih representatif
dan memadai. Bangunan gedung Bapelkes di Semarang memiliki luas tanah
2.295 dengan luas bangunan keseluruhan 9.000 M2 dan telah diresmikan
penggunaanya oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan pada tanggal April
2012. Gedung di Semarang terdiri dari ruang front office, perkantoran, Kelas,
Asrama, auditorium, parking area, ruang makan, pantry, mushola, laboratorium
komputer, laboratorium bahasa dan perpustakaan. Luas Bangunan secara
keseluruhan adalah 9.000 M2.
Adapun kantor Bapelkes Semarang di Salaman terletak di Jl. Raya
Salaman No.48 Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang 56162, berlokasi di
bawah pegunungan Menoreh yang udaranya cukup sejuk. Karena letaknya
yang terdapat di pinggar jalana raya utama antar kabupaten, menjadikan kantor
Bapelkes Semarang di Salaman mudah diakses dan dijangkau baik oleh
kendaraan umum maupun pribadi. Selain itu kantor Bapelkes Semarang di
Salaman hanya berjarak 9 Km dari obyek wisata internasional kebanggaan
Indonesia yaitu Candi Borobudur, yang menjadikan Bapelkes Semarang di
salaman mempunyai daya tarik bagi peserta diklat. Fisik Bapelkes Semarang di
Salaman merupakan bangunan yang terdiri dari gedung yang terpisah-pisah.
Bangunan terdiri dari: gedung kantor, Auditorium, kelas, asrama, ruang makan,
mess karyawan, perpustakaan, ruang dapur, bangunan koperasi, mushola,
garasi dan laboratorium PHC. Luas tanah bangunan kantor adalah 16.310M2 .
Disamping komplek bangunan utama tersebut, juga terdapat 2 lokasi tanah
bangunan rumah dinas yang terletak di Desa Menoreh Kecamatan Salaman
Kabupaten Magelang. Masing-masing tanah bangunan tersebut seluas 1.300
M2 dan 840 M2 yang diperuntukan bagi staf Bapelkes Semarang.
Dengan adanya sumber daya, sarana dan prasarana yang lengkap
diharapkan dapat menjadi aset penting bagi Bapelkes Semarang dalam
LAKIP 2016 14
menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai instansi
penyelenggara diklat di lingkungan kementerian kesehatan. Jenis dan keadaan
bangunan fisik Bapelkes Semarang secara rinci disajikan dalam tabel 6
berikut;
Jumlah Kapasitas(Orang) Jumlah Kapasitas (Orang)
1 Front Office 1 1
2 Kantor 1 1
3 Auditorium 1 100 1 1504 Ruang kelas 5 4 kelas
kapasitas40/kelas, 1kelas kapasitas60/kelas
6 2 kelas kapasitas40/kelas, 2 kelas
kapasitas25/kelas, 2 kelas
kapasitas 15/kelas
5 Ruang diskusi 1 15
6 Asrama 5 155 3 1207 dapur 1 1
8 Ruang makan 2 160 1 1009 Rumah Dinas 4
10 Perpustakaan 1 111 Ruang komputer 1 30 2 4012 Ruang koperasi 1 1
13 Ruang Mushola 1 30 1 5014 Tempat Parkir 2 40 kendaraan 1 12 kendaraan
15 Ruang Fitness 1 116 Ruang Musik 117 Ruang Buteki 118 Laboratorium PHC 1
Tabel 6
Di SemarangDi Salaman
Jenis dan Keadaan Bangunan Fisik Bapelkes Semarang Tahun 2016
Fungsi BangunanNo
Berkaitan dengan keperluan perkantoran dan mobilisasi kegiatan pelatihan,
Bapelkes Semarang memiliki inventaris sarana transportasi Bapelkes
Semarang yang dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini :
LAKIP 2016 15
Tabel 7Jenis/ Merk dan kondisi kendaraan dinas Bapelkes Semarang tahun 2016
NO JENIS/ MERK KENDARAAN JUMLAH KAPASITASORANG KETERANGAN
1 BUS 1 29 BAIK2 BUS 1 29 SUDAH RUSAK3 MICRO BUS 3 15 BAIK4 MITSUBISHI KUDA GRANDIA 1 6 BAIK5 TOYOTA INNOVA 1 6 BAIK6 TOYOTA RUSH 1 6 BAIK7 TOYOTA AVANZA 1 6 BAIK8 DAIHATSU XENIA 1 6 BAIK9 KENDARAAN RODA 2 10 2 BAIK
Bapelkes Semarang juga menyelenggarakan diklat teknis dan
manajemen orientasi lapangan PIM IV. Kegiatan kegiatan tersebut
membutuhkan tempat praktek dan simulasi alat bantu/peraga di kelas maupun
diklat dengan kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan). Lokasi/tempat praktek
kegiatan disebut sebagai laboratorium praktek baik laboratorium kelas maupun
laboratorium lapangan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8Daftar Laboratorium praktek Bapelkes Semarang tahun 2016
No Jenis Laboratorium Jml Lokasi Keterangan
1 Laboratorium kelas PHC 1Bapelkes Semarang di
Salaman Gedung Lab
2 Kelas 9
4 kelas di BapelkesSemarang di Salaman Kelas5 kelas di bapelkes
Semarang
3Laboratorium Lapangan
Puskesmas 18Bapelkes Semarang di
Salaman Puskesmas
4 Laboratorium Desa PHC 38Bapelkes Semarang di
Salaman Desa
5Laboratorium lapangan
PBL 83Bapelkes Semarang di
Salaman Desa
LAKIP 2016 16
J. Sistematika
Sistematika penulisan LAKIP ini terdiri dari :
1. Bab 1 Pendahuluan, terdiri dari latar belakang yang berisi penjelasan umum
organisasi dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta
permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi
dan penjelasan tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi, struktur
organisasi dan visi dan misi organisasi
2. Bab 2 Perencanaan kinerja, terdiri dari ringkasan/ ikhtisar perjanjian kinerja
tahun yang bersangkutan.
3. Bab 3 berisi Akuntabilitas kinerja, terdiri dari capaian kinerja organisasi dan
realisasi anggaran.
4. Bab 4 berisi penutup
LAKIP 2016 17
BAB IIPERENCANAAN KINERJA
A. Tujuan
Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan di Balai Pelatihan
Kesehatan Semarang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan dan mutu
SDM Kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Kesehatan.
B. Sasaran StrategisSasaran Strategis Bapelkes Semarang sebagai berikut:
1. Pelaksaan pelatihan teknis, jabatan fungsional, penjenjangan, dan prajabatan
bagi aparatur kesehatan.
2. Pelaksanaan pelatihan bidang kesehatan bagi masyarakat.
3. Pelaksanaan pengembangan Diklat Kesehatan.
4. Pelaksanaan pengendalian mutu diklat.
5. Pelayanan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
6. Pengembangan sumber daya kesehatan.
C. Perencanaan Kinerja Tahunan 2016Rencana Kinerja Tahun 2016 Balai Pelatihan Kesehatan Semarang
tertuang dalam Perjanjian Kinerja. Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen
pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan
bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber
daya yang dimiliki oleh instansi.
Perjanjian Kinerja dimanfaatkan untuk memantau dan mengendalikan
pencapaian kinerja organisasi, melaporkan capaian realisasi kinerja dalam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta menilai keberhasilan
organisasi.
Sesuai target jangka menengah tahun 2015 sd 2019 disampaikan bahwa
Balai Pelatihan Kesehatan mempunyai target pelatihan Sumber Daya Manusia
(SDM) kesehatan sebanyak 4.722 orang, namun dalam perjalanan waktu pada
September 2016 terjadi revisi target pelatihan SDM menjadi 1.077. Adapun
LAKIP 2016 18
perjanjian kinerja Balai Pelatihan Kesehatan Semarang Tahun Anggaran 2016
setelah revisi adalah sebagai berikut:
Tabel 9Indikator Kinerja Bapelkes Semarang Tahun 2016
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target(1) (2) (3)
1. Pelaksaan pelatihanSumber dayaManusia (SDM)Kesehatan
Jumlah aparatur kesehatan yangmengikuti pelatihan teknis, jabatanfungsional, dan pelatihan penjenjangan.
1.077
Jumlah : a + b + c2. Pelaksanaan
pelatihan bidangkesehatan bagimasyarakat
Jumlah masyarakat yang mengikutipelatihan di bidang kesehatan
-
Jumlah : poin 1 + 2 1.077 orang3. Pelaksanaan
PengembanganDiklat Kesehatan
a. Jumlah dokumen hasil kajiankebutuhan pelatihan (TNA)
b. Jumlah kurikulum pelatihan yangdisusun.
c. Jumlah modul pelatihan yangdisusun.
1
1
1
d. Jumlah : a + b + c4. Pelaksanaan
pengendalian mutudiklat
a. Jumlah pelatihan yang terakreditasib. Jumlah pelatihan yang dievaluasi
(Evaluasi Pasca Pelatihan)
81
5. Pelayanan informasiilmu pengetahuandan teknologikesehatan
Jumlah media informasi IPTEKkesehatan yang dikembangkan.
-
6. Pengembangansumber dayakesehatan
a. Jumlah SDM yang dikembangkankapasitasnya
b. Jumlah Laboratorium pembelajarankelas yang dikembangkan
c. Jumlah laboratorium pembelajaranlapangan yang dikembangkan
-
-
LAKIP 2016 19
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
Dalam melaksanakan misi Bapelkes untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan diukur melalui akuntabilitas kinerja. Yang dimaksud dengan
akuntanbilitas kinerja adalah suatu perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan melalui media secara periodik
satu tahun.
Prinsip - prinsip pelaksanaan akuntabilitas kinerja memperhatikan beberapa
hal, yaitu:
a. Komitmen dari pemimpin serta seluruh staf Bapelkes;
b. Penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dengan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku;
c. Dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan;
d. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi, hasil, serta manfaat yang diperoleh;
e. Jujur, objektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
A. Capaian Kinerja Organisasi
Capaian Kinerja Organisasi dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap
indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya akan dilakukan analisis capaian
kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan
program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi.
1. Pencapaian Kinerja Utama Tahun 2016
Hasil pencapaian kinerja (utama) Bapelkes Semarang pada tahun 2016
dapat diukur dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi
kinerja. Target kinerja tahun 2016 mengalami revisi karena adanya perubahan
anggaran pada bulan September 2016 dimana kegiatan jumlah peserta
pelatihan SDM Kesehatan dikurangi. Target awal ditetapkan sesuai target
jangka menengah Bapelkes Semarang tahun 2015 – 2019 yaitu sebanyak
LAKIP 2016 20
4.722 orang kemudian direvisi menjadi 1.077 orang. Hasil capaian kinerja
Bapelkes Semarang tahun 2016 selengkapnya adalah sbb:
Tabel 10Pencapaian Kinerja Utama Bapelkes Semarang Tahun 2016
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)1. Pelaksaan
pelatihanSumber dayaManusia (SDM)Kesehatan
Jumlah aparatur kesehatanyang mengikuti pelatihanteknis, jabatan fungsional, danpelatihan penjenjangan.
1.077 912 84,68
Jumlah 1.077 912 84,681. pelaksanaan
pelatihanbidangkesehatan bagimasyarakat
Jumlah masyarakat yangmengikuti pelatihan di bidangkesehatan
0 0 0
Jumlah 0 0 02. Pelaksanaan
pengembanganDiklatKesehatan
a. Jumlah dokumen hasilkajian kebutuhan pelatihan(TNA)
b. Jumlah kurikulum pelatihanyang disusun.
c. Jumlah modul pelatihanyang disusun.
1
1
1
1
1
1
100
100
100
Jumlah : poin a + b + c 3 3 1003. Pelaksanaan
pengendalianmutu diklat
a. Jumlah pelatihan yangterakreditasi
b. Jumlah pelatihan yangdievaluasi (Evaluasi PascaPelatihan)
8
1
8
1
100
100
4. Pengembangan sumber dayakesehatan
a. Jumlah SDM yangdikembangkan kapasitasnya
92 92 100
Realisasi jumlah peserta pelatihan tahun 2016 sebanyak 912 orang atau
84,68% dari total 1.077 orang yang ditargetkan. Peserta latih tidak mencapai
target yang ditelah ditetapkan pada tahun 2016. Penyebabnya antara lain
adalah 1) peserta yang hadir dikembalikan kepada instansi yang bersangkutan
karena tidak memenuhi kriteria pelatihan, 2) peserta yang didiskualifikasi
karena tidak memenuhi persyaratan pelatihan, 3) peserta yang dipanggil tidak
hadir karena kebijakan pimpinan instansi. Sedangkan pelatihan yang
LAKIP 2016 21
melibatkan kebijakan pusat seperti TKHI dan Diklat PIM juga mengalami
kendala dimana kuota peserta dikurangi atau jumlah peserta yang akan
mengikuti Diklatpim berkurang karena sebagian sudah mengikuti Diklat di
instansi lain.
Sesuai dengan target yang ditetapkan pada tahun 2016, jumlah kegiatan
kajian kebutuhan Dokumen (TNA) dan kurikulum modul yang dikembangkan
masing-masing berjumlah 1 (satu) dokumen. Realisasi selama tahun 2016
tercapai 100% dimana semua kegiatan telah dilaksnakan sesuai target.
Sebanyak 34 pelatihan dilaksanakan sepanjang tahun 2016. Semua
pelatihan yang dilaksanakan di Bapelkes Semarang telah diakreditasi. Tujuan
Akreditasi Pelatihan adalah untuk memperoleh pengakuan terhadap program
pelatihan yang telah dilakukan apakah sudah memenuhi standar yang
ditetapkan berdasarkan kompetensi yang akan dicapai, sehingga memberikan
jaminan kepada peserta latih akan penyelenggaraan pelatihan yang bermutu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang dilakukan di
Bapelkes Semarang sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan sesuai
dengan kompetensinya.
EPP dilakukan terhadap Diklat PIM Tingkat IV pola baru yang
dilaksanakan pada tahun 2015. Diklat ini merupakan salah satu diklat yang
dibutuhkan oleh pejabat eselon IV yang bertujuan untuk membentuk pemimpin
yang memiliki kompetensi kepemimpinan operasional yaitu pemimpin yang
memiliki kemampuan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan-
kegiatan instansi dan kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan
dan stakeholder strategisnya dalam melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan. Evaluasi paska pelatihan dilakukan untuk mendapatkan
gambaran manfaat Diklat PIM Tingkat IV Pola Baru terhadap peningkatan
kinerja di tempat masing-masing.
Pelaksanaan pengembangan diklat kesehatan tahun 2016 terealisasi
sebesar 100% sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kegiatan
pengendalian mutu diklat 2016 juga sudah terealisasi sebesar 100%, dimana
dari 8 pelatihan yang ditargetkan, seluruhnya berhasil diakreditasi. SDM yang
dikembangkan kapasitasnya pada tahun 2016 adalah sebanyak 92 orang, Jenis
kegiatan yang diikuti oleh aparatur meliputi workshop/ seminar/ sosialisasi
LAKIP 2016 22
sebanyak 34 orang (42,5%) serta pendidikan dan pelatihan sebanyak 58 orang
(72,5%).
2. Jenis Pelatihan yang dilaksanakan Tahun 2016
Sepanjang tahun 2016 telah dilaksanakan sebanyak 32 pelatihan SDM
Kesehatan yang meliputi: 1) pelatihan teknis 24 kali yang melibatkan 717
orang; 2) pelatihan kepemimpinan/ pra jabatan 2 kali yang diikuti 45 orang; 3)
pelatihan fungsional 6 kali melibatkan 152 orang. Total SDM aparatur yang
dilatih sebanyak 912 orang dengan rincian pelatihan dapat dilihat pada tabel 11
dibawah ini.Tabel 11
Pelatihan Aparatur di Bapelkes Semarang Tahun 2016
NO NAMAPELATIHAN
JUMLAHANGKATAN
TANGGALPELAKSANAA
N
PESERTAKELAS KET
DIPA RIIL
PELATIHAN TEKNIS 715
1 TOC 1 13 - 24 Maret2016 30 26 Jatayu 1 Semarang
2PendampingAkreditasi FKTPAngkatan I 2
21 - 31 Maret2016 30 30 Jatayu 2 Salaman
3PendampingAkreditasi FKTPAngkatan II
21 - 31 Maret2016 30 30 Mawar Salaman
4 PengendaliPelatihan 1 27 Maret s.d. 2
April 2016 30 28 Mayang Salaman
5 ManajemenPelatihan 1 27 Maret - 7
April 2016 30 23 Jatayu 1 Semarang
6 TKHI Angkatan I
6
15 - 20 Mei2016
26737 Jatayu 2 Salaman
7 TKHI Angkatan II 15 - 20 Mei2016 37 Melati Salaman
8 TKHI Angkatan III 15 - 20 Mei2016 37 Menur Salaman
9 TKHI Angkatan IV 22 - 27 Mei2016 36 Mayang Salaman
10 TKHI Angkatan V 22 - 27 Mei2016 36 Melati Salaman
11 TKHI Angkatan VI22 - 27 Mei2016 35 Menur Salaman
12 TKHI 6 Angkatan 615 – 21 Mei2016 240 191 Jatim
LAKIP 2016 23
13 AkreditasiPelatihan 1 4 s.d. 11 Sept
2016 30 29 Mayang Salaman
14Calon PembimbingLapangan ProdiDLP
6 26 Sept s.d. 30Nov 2016 150 140
PELATIHAN PRAJABATAN DAN KEPEMIMPINAN 45
1 PIM IV Angkatan I2
13 Maret -22Juli 2016 30 22 Mayang Salaman
2 PIM IV Angkatan II 24 April - 1 Sept2016 30 23 Mayang Salaman
PELATIHAN FUNGSIONAL 152
1 Jabfung PromkesAngkatan I 2
21 Agt s.d. 1Sept 2016 30 25 Mayang Salaman
2 Jabfung PromkesAngkatan II
21 Agt s.d. 1Sept 2016 30 21 Melati Salaman
3 Jabfung FisikawanMedis Angkatan I 2
21 s.d. 31Agustus 2016 30 24 Jatayu 1 Semarang
4 Jabfung FisikawanMedis Angkatan II
21 s.d. 31Agustus 2016 30 25 Jatayu 2 Semarang
5 Jabfung AdminkesAngkatan I 2
13 s.d. 24 Sept2016 30 30 Mayang Salaman
6 Jabfung AdminkesAngkatan II
13 s.d. 24 Sept2016 30 27 Melati Salaman
3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya
Analisis Akuntabilitas Kinerja dilakukan dengan membandingkan hasil
pengukuran kinerja tahun 2016 dengan tahun-tahun sebelumnya. Untuk
pelaksanaan pengembangan diklat kesehatan, ada kondisi khusus yang terjadi
pada tahun 2014, dimana kegiatan pengembangan diklat kesehatan tidak
dianggarkan dan tidak memiliki target, namun tetap dapat dilakukan tanpa
anggara dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Pada tahun 2015
dan 2016, sejalan telah normalnya kembali anggaran kegiatan, maka kegiatan
pengembangan diklat kesehatan kembali dianggarkan dalam bentuk kegiatan
pengkajian kebutuhan pelatihan (TNA) dan pengembangan kurikulum modul.
Realisasi pengembangan diklat kesehatan tahun 2015 dan 2016 adalah
100% atau sesuai target yang sudah ditetapkan. Kegiatan pengendalian mutu
diklat juga memberikan hasil yang baik, Jumlah pelatihan yang terakreditasi
berjumlah 8 jenis pelatihan atau 100% sesuai target. Demikian pula dengan
capaian pelaksanaan evaluasi pasca pelatihan pada tahun 2016 yang
LAKIP 2016 24
mencapai 100%. Capaian kegiatan pengendalian mutu diklat relatif stabil dan
selalu tercapai 100%, kecuali pada tahun 2014 yang tidak teralokasikan karena
kebijakan efisiensi anggaran. SDM Bapelkes Semarang yang dikembangkan
pada tahun 2016 (90 orang) mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan
tahun 2015 (84 orang) melalui kegiatan pertemuan sosialisasi, seminar, dan
pelatihan. Perbandingan tingkat capaian (target dan realisasi) pada setiap
indikator kinerja Bapelkes Semarang tahun 2014 – 2016 dapat dilihat pada
tabel 12 dibawah ini.
Tabel 12Target Capaian Tiap Indikator Kinerja Bapelkes Semarang
Tahun Anggaran 2014-2016
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target2014
Reali-sasi2014
% Target2015
Reali-sasi2015
% Target2016
Reali-sasi2016 %
PelaksanaanPelatihan Teknis,JabatanFungsional,Penjenja-ngan,dan prajabatanbagi aparaturkesehatan
Jumlah aparaturkesehatan yangmengikuti pelatihanteknis& manajenen
414 617 149,03 1086 951 87,57 1.077 912 84,68
Jumlah aparaturkesehatan yangmengikuti jabatanfungsionalJumlah aparaturkesehatan yangmengikuti penjengjangan
Jumlah aparaturkesehatan yangmengikuti prajabatan
PelaksanaanpengembanganDiklat Kesehatan
Jumlah dokumen hasik kajiankebutuhan pelatihan (TNA) - - - 1 1 100% 1 1 100%
Jumlah kurikulumpelatihan yang disusun - - - 1 1 100% 1 1 100%Jumlah modul Pelatihanyang disusun - - - 1 1 100% 1 1 100%
PelaksanaanpengendalianMutu Diklat
Jumlah Pelatihan yangterakreditasi - - - 29 29 100% 8 8 100%Jumlah Pelatihan yangdievaluasi (EvaluasiPasca Pelatihan) - - - 1 1 100% 1 1 100%
Pelayananinformasi ilmupengetahuan danteknologikesehatan
jumlah media informasiIPTEK Kesehatan yangdikembangkan - - - 2 2 100% 0 0 0
Pengembangansumber dayakesehatan
Jumlah SDM ygdikembangkankapasitasnya
- - - 84 84 100% 92 92 100%
Jumlah laboratoriumpembelajaran (kelas) ygdikembangkan Jumlahlaboratorium lapanganyang dikembangkan
- - - - - - - - -
Pelaksanaankegiatanperencanaanprogram
Jumlah dokumenperencanaan programkegiatan satu tahun yangtersusun - - - - - - - - -
LAKIP 2016 25
Pada tahun 2014, capaian indikator kinerja berupa aparatur kesehatan
yang dilatih melampaui target sebesar 149,03%. Tahun 2015 terjadi penurunan
jumlah aparatur yang dilatih menjadi 87,57% dan pada tahun 2016 sedikit
menurun lagi menjadi 84,68%. Salah satu penyebab rendahnya realisasi
pelatihan pada tahun 2016 antara lain karena kebijakan perencanaan pelatihan
hampir semua ditentukan Pusat sementara desain pelatihan yang ditetapkan
tersebut belum siap dibangun dan masih mungkin mengalami perubahan
sewaktu-waktu pada tahun anggaran berjalan. Diharapkan pada tahun
mendatang perencanaan menjadi lebih baik agar target SDM yang dilatih dapat
tercapai. Koordinasi dengan instansi yang mengirimkan peserta juga akan
semakin ditingkatkan agar peserta yang diundang bisa hadir mengikuti
pelatihan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini.
Gambar 5Realisasi Pelatihan SDM Kesehatan di Bapelkes Semarang
Tahun Anggaran 2011-2016
Realisasi kegiatan pelatihan teknis ada kecenderungan turun pada
periode 2011-2016 dimana realisasi tahun 2011 sudah 100% sedangkan tahun
LAKIP 2016 26
2016 mengalami penurunan menjadi 85%. Pelatihan Prajabatan dan
Kepemimpinan juga mengalami penurunan dimana tahun 2015 sudah
mencapai 99% pada tahun 2016 hanya 75%. Demikian juga pada pelatihan
fungsional pada 2015 mencapai 100%, pada 2016 turun menjadi 84%.
Meskipun demikian realisasi kegiatan pengendalian mutu tahun 2016 sudah
100% sama seperti tahun 2015. Pengembangan SDM bapelkes juga
menunjukkan kecenderungan meningkat, dimana pada tahun 2016 menjadi 90
orang bila dibandingkan tahun 2015 yang hanya 84 orang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 6 dibawah ini.
Gambar 6Perbandingan Target dan Realisasi menurut Jenis Kegiatan Kinerja
Bapelkes Semarang Tahun 2011 – 2016
LAKIP 2016 27
4. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar NasionalTarget kinerja sesuai dengan standar nasional jangka menengah
Kementerian Kesehatan RI tahun 2015-2019 adalah melatih sebanyak 56.910
SDM Kesehatan untuk ditingkatkan kapasitasnya. Apabila dibandingkan
dengan jumlah target nasional jangka menengah tersebut, maka sampai pada
tahun 2016 Bapelkes Semarang baru berkontribusi sebesar 1.865 (3,27%) dari
total target nasional. Untuk meningkatkan realisasi pelatihan SDM Kesehatan
dalam upaya memberikan kontribusi yang bermakna bagi target nasional
tentang pelatihan kesehatan jangka menengah (2015-2019) sangat dibutuhkan
kerja keras dan komitmen yang tinggi seluruh jajaran Bapelkes Semarang pada
sisa 3 tahun mendatang.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
Pada 2016, kinerja Bapelkes Semarang belum dapat memenuhi target
kinerja secara optimal dan mengalami penurunan capaian dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya. Target peserta latih tidak mencapai target pada tahun 2016
disebabkan tidak semua calon peserta yang diundang memenuhi undangan
untuk mengikuti pelatihan yang dimaksud. Beberapa alasan peserta tidak
memenuhi undangan pelatihan antara lain karena kebijakan pemerintah, tugas
lain yang dibebankan peserta, dan kendala-kendala lain yang tidak
memungkinkan peserta untuk mengikuti pelatihan.
Menghadapi kendala-kendala tersebut, Bapelkes Semarang melakukan
beberapa tindakan antisipatif melalui koordinasi sedini mungkin dengan Pusat
Pelatihan, LAN, dan Biro Kepegawaian berkaitan dengan pelatihan-pelatihan
yang seluruh desainnya dibangun Pusat. Untuk jumlah peserta yang kuotanya
berkurang seperti pada pelatihan, dilakukan efisiensi anggaran untuk dapat
dialihkan pada pelatihan lain yang lebih membutuhkan agar jumlah peserta
pelatihan lain terserap maksimal. Demikian pula dengan hak-hak peserta yang
pada awal tahun tidak dianggarkan untuk peserta pelatihan berstatus ASN,
dilakukan revisi anggaran agar hak-hak peserta tersebut dapat terpenuhi.
Bagaimanapun, hak-hak peserta yang teranggarkan dapat menjadi daya ungkit
optimalisasi kuantitas peserta latih. Sementara itu, untuk peserta pelatihan
yang telah terdeteksi tidak dapat hadir karena kendala kebijakan atasan atau
LAKIP 2016 28
alasan lain, telah diupayakan untuk tetap dioptimalkan dengan mencari
alternatif peserta pengganti agar pelatihan tetap dapat dimanfaatkan ASN lain.
Tentu dalam proses penggantian akan melibatkan instansi-instansi terkait, baik
Puslat, Biro Kepegawaian, Dinas Kesehatan, dan instansi lain. Karena itu,
koordinasi harus dibangun secara intensif dan kontinyu.
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
a. Tahun 2016 diturunkan kebijakan pemerintah pusat terhadap seluruh biaya
perjalanan dinas. Kebijakan diprioritaskan terhadap efisiensi perjalanan dinas
rutin dan non diklat. Namun karena besaran biaya perjalanan dinas yang
diefisiensi telah ditetapkan oleh pemerintah, maka tidak dapat dielakkan lagi
efisiensi harus mencakup biaya perjalanan dinas diklat. Besaran biaya
perjalanan dinas rutin dan non diklat tidak dapat menutupi besaran biaya
efiesiensi perjalanan dinas yang ditetapkan pemerintah. Dengan kondisi ini
harus dilakukan revisi terpusat oleh Kementrian Kesehatan. Sebagai
akibatnya, banyak kegiatan yang tertunda terlaksana menunggu proses
revisi selesai.
b. Dengan kondisi anggaran perjalanan dinas terbatas, beberapa kebijakan
internal Bapelkes Semarang telah dilakukan, yaitu: 1) membatasi jumlah
biaya perjalanan dinas yang dikeluarkan PNS yang berpengaruh terhadap
pemilihan jenis transportasi yang digunakan (pesawat non garuda, kereta
api, dan angkutan darat lainnya); 2) membatasi jumlah PNS yang melakukan
perjalanan dinas; 3) Memberikan penjelasan kepada peserta diklat, nara
sumber, pengendali mutu, fasilitator luar, dan pengawas ujian mengenai
kebijakan efisiensi perjalanan dinas baik dalam surat pemanggilan maupun
dalam pengarahan akademik dan administrasi diklat; 4) mengganti sasaran
kegiatan diklat dan non diklat yang semula berasal dari luar Jawa Tengah
maupun daerah yang jauh dari Bapelkes Semarang menjadi Jawa Tengah
dan daerah Magelang, Semarang, dan sekitarnya; dan 5) menetapkan
prioritas diklat tambahan dari dana refocusing perjalanan dinas untuk
kegiatan diklat yang sangat dibutuhkan dan diminati aparatur sehingga calon
peserta tetap bersedia mengikuti diklat meskipun tanpa biaya perjalanan
dinas.
LAKIP 2016 29
c. Peningkatan sumber daya Bapelkes Semarang tidak tercukupi jika hanya
mengandalkan anggaran yang tersedia, karena itu Bapelkes Semarang
proaktif dalam mencari informasi tentang diklat yang dapat diikuti PNS dan
aktif mengirimkan PNS dalam diklat, pertemuan konsolidasi, maupun
seminar yang diselenggarakan Pusdiklat, BBPK, Bapelkes, organisasi profesi
yang dapat meningkatkan kapasitas SDM Bapelkes Semarang.
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
Selain pelatihan teknis, fungsional, penjenjangan, dan prajabatan bagi
aparatur sebagai indikator kinerja utama, Bapelkes juga didukung oleh kegiatan
penunjang pencapaian kinerja. Salah satunya adalah pelaksanaan
pengembangan diklat kesehatan. Sehubungan dengan pengembangan
tersebut, Bapelkes Semarang telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan pengembangan diklat kesehatan tersebut antara lain analisis
kebutuhan pelatihan (Training Need Assessment/TNA), dimana target pada
tahun 2016 sebanyak satu kegiatan dan tercapai 100%. Sasaran TNA untuk
tahun 2016 ditujukan bagi pemegang jabatan fungsional umum (JFU) pada
Kementrian Kesehatan. Output yang dihasilkan merupakan dokumen analisis
kebutuhan pelatihan bagi JFU. Pada saat bersamaan, dengan menggunakan
anggaran TNA, Bapelkes Semarang juga menyusun standar kompetensi bagi
JFU sesuai arahan Pusat Pelatihan Kementrian Kesehatan RI. Responden
kegiatan TNA dan dan penyusunan standar kompetensi JFU yang dianalisis
Bapelkes Semarang meliputi pemegang JFU KKP Yogyakarta, KKP Semarang,
KKP Cilacap. P2B2 Banjarnegara, GAKY, BBTOOT Surakarta, dan Poltekkes
Semarang.
Masalah ditemui dalam kajian kebutuhan pelatihan antara lain adalah: 1)
jadwal yang sering berubah karena disesuaikan dengan kegiatan kantor seperti
kegiatan di KKP dapat dilaksanakan setelah proses pelayanan
embarkasi/debarkasi jamaah haji selesai dilakukan; 2) Perintah untuk
melaksanakan TNA secara terkoordinir oleh Puslat Kemenkes RI baru diketahui
bulan Juli 2016; 3) banyak Jabatan Fungsional Umum yang tidak sesuai antara
SKP dengan yang terjadi di lapangan; 4) Saat cross validasi dengan pejabat
struktural mengalami hambatan karena tidak semua pejabat struktural dapat
LAKIP 2016 30
ditemui dengan beberapa alasan seperti rapat atau perjalanan dinas; 5) Belum
ada konsep yg sama yang dibangun oleh Kementerian Kesehatan terhadap
analisis data kompetensi pegawai yang telah dikumpulkan; 6) Puslat Kemenkes
RI menggunakan anggaran TNA BBPK/Bapelkes dalam penyusunan standar
kompetensi sehingga berdampak pada tidak maksimalnya pelaksanaan
kegiatan TNA.
Beberapa rekomendasi antara lain adalah: 1) mengharapkan Puslat
Kemenkes RI menentukan jenis TNA yg akan dilaksanakan sejak awal tahun
sehingga persiapan menjadi lebih matang; 2) desain analisis diharapkan sejak
awal bisa dibuat oleh pusat dan disampaikan kepada Bapelkes untuk
dipedomani; 3) BBPK dan Bapelkes bekerja sama membangun template
anggaran yg sama untuk kurmot dan TNA
Kegiatan pengembangan kurikulum dan modul diklat tercapai 100% dari
target yang ditetapkan di awal tahun. Modul yang dikembangkan adalah Modul
Pelatihan Jabatan Fungsional Fisikawan Medis Jenjang Ahli Pertama. Modul ini
disusun berdasarkan standar kurikulum yang telah diterbitkan oleh Pusdiklat
Aparatur tahun 2013 dan masih dipergunakan hingga sekarang.
Masalah dan kendala yang ditemui saat menyusun kurikulum dan modul
antara lain adalah : 1) Tim penyusun sibuk shg jadwal sering mundur; 2) tidak
ada honor untuk penyusunan kurikulum dan modul sehingga berdampak
kepada kurangnya motivasi; 3) pada awalnya pusat menyatakan kurikulum
modul dilaksanakan secara bersama sama namun pada kenyataannya tidak
dilakukan bersamaan. Rekomendasi yang diberikan antara lain: 1) PPSDM
memberikan penjelasan kepada bapelkes tentang jadwal pembuatan kurikulum
dan modul ; 2) Bapelkes berupaya melibatkan tim penyusunan sejak di awal
tahun tahun; 3) menggunakan fasilitas online untuk mengumpulkan bahan
pembuatan kurikulum dan modul; 4) menyiasati honor penyusunan kurikulum
dan modul dengan memberikan honor narasumber pada pertemuan
penyusunan draf dan pada saat seminar; 5) dibuat template anggaran yang
sama di seluruh Bapelkes di indonesia
Pengendalian mutu telah dilaksanakan sesuai target, dimana dari 8
target akreditasi pelatihan, semuanya telah dilaksanakan (100%). EPP juga
LAKIP 2016 31
sudah dilaksanakan sesuai target (100%). Seminar EPP Diklat PIM Tingkat IV
pola baru dilaksanakan pada bulan Nopember 2016 di Semarang.
Pengembangan kapasitas SDM Kesehatan Bapelkes Semarang tahun
2016 melibatkan 92 pegawai, meningkat bila dibandingkan tahun 2015 yang
hanya 84 orang. Kegiatan pengembangan kapasitas SDM Kesehatan di
Bapelkes semarang dilakukan dengan cara: 1) Mengikuti 19 kali
workshop/lokakarya/sosialisasi dengan mengirim pegawai sebanyak 34 orang;
2) mengikuti 26 pelatihan dengan mengirim pengawai sebanyak 58 orang.
Dengan mengikuti berbagai kegiatan untuk pengembangan kapasitas
diharapkan kinerja pegawai Bapelkes Semarang menjadi semakin baik dan
memberikan dampak positif untuk mendukung capaian target institusi.
B. Realisasi AnggaranPada awal tahun 2016 Bapelkes Semarang menerima pagu anggaran
sebesar Rp 44.889.526.000,00, namun dalam perjalanan waktu terjadi revisi
anggaran pada bulan September 2016. Anggaran Bapelkes Semarang hasil revisi
adalah sebesar Rp 36.546.146.000,00. Namun dalam perjalanannya anggaran
revisi yang telah disetujui diblokir sekitar Rp. 9.529.876.000 sehingga jika dihitung
anggaran 2016 yang bisa dilaksanakan adalah sebesar Rp. 27.016.270.000,00.
Sampai 31 Desember 2016, penyerapan anggaran DIPA Bapalkes
Semarang berkisar 76,55%. Anggaran 2016 yang tidak terserap sebesar Rp.
6.335.515.345 atau 23,45%. Realisasi tertinggi terjadi pada kegiatan pengadaan
kendaraan bermotor sebesar 99,99% dan kegiatan perangkat pengolah data dan
komunikasi 99,36%. Realisasi terendah terjadi pada kegiatan dukungan layanan
manajemen sebesar 61,02% serta kegiatan SDM kesehatan yang dilatih sebesar
59,68%.
Rendahnya serapan keuangan untuk pelatihan SDM Kesehatan selain
karena jumlah peserta yang mengikuti pelatihan masih belum mencapai target,
faktor lain adalah domisili peserta yang sebagian besar tinggal dekat tempat
pelatihan sehingga anggaran untuk transportasi tidak terserap maksimal
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 13 dibawah ini
LAKIP 2016 32
Tabel 13Rincian Realisasi Anggaran Bapelkes SemarangTahun 2016
Serapan anggaran DIPA selama 3 tahun terakhir (2014-2016) mengalami
fluktuasi naik turun, meskipun demikian realisasi serapan anggaran 2016
meningkat dibandingkan serapan tahun 2015 dan 2014. Selengkapnya
perbandingan serapan anggaran Bapelkes Semarang dapat dilihat pada tabel 14
dibawah ini.
Tabel 14Perbandingan Serapan Anggaran Bapelkes Semarang Tahun 2014 - 2016
No Tahun Pagu Realisasi %
1 2014 15.585.614.000,00 11.920.086.000,00 76,48
2 2015 25.827.607.000,00 17.177.030.760,00 66,51
3 2016 27.016.270.000,00 20.680.754.655,00 76,55
Kode Kegiatan Anggaran Realisasi %2076 Pendidikan dan
Pelatihan Aparatur Rp 15.362.164.000,00 Rp 10.066.933.911,00 65,53
2076.028 Dukungan LayananManajemen Rp. 1.105.089.000,00 Rp. 674.270.180,00 61,02
2076.029 SDM Kesehatan yangdilatih Rp. 11.710.347.000,00 Rp. 6.988.714.578,00 59,68
2076.995 Kendaraan Bermotor Rp. 1.610.433.000,00 Rp. 1.610.411.490,00 99,99
2076.996Perangkat Pengolah Datadan Komunikasi Rp. 25.430.000,00 Rp. 23.488.000,00 92,36
2076.997 Peralatan dan FasilitasPerkantoran Rp. 910.865.000,00 Rp. 770.049.663,00 84,54
2079
Dukungan manajemendan pelaksanaan tugastehnis lainnya padaprogram pengembangandan pemberdayaansumber daya manusiakesehatan
Rp. 11.654.106.000,00 Rp. 10.613.820.744,00 91,07
2079.994 Layanan perkantoran(base line) Rp. 10.904.106.000,00 Rp. 9.939.885.976,00 91.16
2079.997 Peralatan dan fasilitaskantor Rp 750.000.000,00 Rp. 673.934.768,00 89.86
Jumlah Rp 27.016.270.000,00 Rp 20.680.754.655,00 76,55
LAKIP 2016 33
BAB IVPENUTUP
A. Kesimpulan1. Sepanjang tahun 2016 Bapelkes Semarang telah melaksanakan pelatihan yang
melibatkan 912 SDM kesehatan dari target sebesar 1.077 orang . Capaian
indikator utama kinerja Bapelkes Semarang sebesar 84,68%, sedikit menurun
bila dibandingkan capaian tahun 2015 yang mencapai 87,57%.
2. Bila mengacu kepada target nasional jangka menengah 2015- 2019 untuk
melatih 56.910 aparatur kesehatan, maka kontribusi pelatihan SDM Kesehatan
Bapelkes Semarang dari tahun 2015 sd 2016 terhadap target nasional adalah
sebanyak 1.865 orang atau 3,27%.
3. Realisasi kegiatan penunjang indikator kinerja Bapelkes meliputi
pengembangan pelatihan adalah sebesar 100%, pengendalian mutu 100% dan
peningkatan kapasitas SDM Kesehatan Bapelkes Semarang juga tercapai
100% atau sesuai target.
4. Anggaran kegiatan Balai Pelatihan Kesehatan Semarang tahun 2016
mengalami revisi. Revisi terjadi karena kebijakan Pusat maupun perubahan
prioritas anggaran. Revisi terakhir adalah efisiensi anggaran yang
mengakibatkan banyak kegiatan terblokir dan batal dilaksanakan. Pagu awal
anggaran tahun 2016 sebesar Rp. 44.889.526.000,00 mengalami revisi menjadi
sebesar Rp. 27.016.270.000,00, dan hanya terserap sebesar 76,55%, dimana
sisa anggaran DIPA tahun 2016 adalah sebesar Rp. 6.335.515.345,00
5. Realisasi anggaran untuk pelatihan SDM kesehatan sebesar Rp. 6.988.714.578
(59,68%) dari target anggaran sebesar Rp. 11.710.347.000. beberapa
penyebabnya antara lain adalah jumlah peserta pelatihan seperti TKHI dan PIM
yang ditetapkan oleh pusat lebih kecil dari target yang sudah ditetapkan,
beberapa lelang yang berkaitan dengan pelatihan seperti konsumsi danaya
yang terserap lebih sedikit dibandingkan pagu, tranport dan akomodasi peserta
tidak optimal terserap karena sebagian besar peserta yang dipanggil berdomisili
dekat dengan tempat pelatihan.
LAKIP 2016 34
B. SaranBeberapa hal yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki untuk meningkatkan capaian
Balai Pelatihan Kesehatan Semarang pada tahun-tahun mendatang adalah
sebagai berikut:
1. Tim perencana melakukan telaah terhada[p unit cost kegiatan dengan
mengambil angka tengah (median) dari SBU sehingga penyerapan pada tahun
mendatang bisa lebih optimal serta meningkatkan koordinasi dengan masing
masing seksi
2. Merencanakan pengadaan dan layanan perkantoran yang lebih terencana dan
dilaksanakan secara konsekuen.
3. Selalu berkomunikasi secara intensif dengan instansi pembina agar informasi
mengenai program pelatihan tahun berikutnya lebih jelas dan terencana dengan
baik.
4. Melakukan pertemuan rutin dan terjadwal untuk monitoring dan evaluasi
terhadap serapan anggaran maupun mendorong capaian output kinerja.