HAL JUDUL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA … · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah...

41
LAKIP i HAL JUDUL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN 2016 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Transcript of HAL JUDUL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA … · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah...

LAKIP i

HAL JUDULLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LAKIP)BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN 2016

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN RI

LAKIP iii

RINGKASAN EKSKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bapelkes Semarang

Tahun 2016 merupakan dokumen pertanggungjawaban atas pelaksanaan program

dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Bapelkes Semarang selama tahun anggaran

2016, dengan sumber dana utama dari DIPA Bapelkes Semarang No. DIPA-

024.12.2.416264/2016 dengan besar anggaran berdasarkan revisi sebesar Rp.

27.016.270.000,00 (Duapuluh tujuh milyar enam belas juta dua ratus tujuh puluh ribu

rupiah).

Untuk keperluan LAKIP Bapelkes Semarang dengan mengacu pada rencana

aksi, secara ringkas disampaikan hasil kinerja dan pengukuran pencapaian sasaran

Indikator Kinerja Utama Bapelkes Semarang Tahun 2016 adalah sebagai berikut;

Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis, jabatan fungsional,

penjenjangan dan prajabatan bagi aparatur kesehatan seluruhnya berjumlah 912

orang (84,68%) dari target 1.077 orang.

Total anggaran Balai Pelatihan Kesehatan Semarang yang terserap berjumlah

Rp. 20.680.754.665,00 atau sebesar 76,55%. Capaian serapan tersebut jika

dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 tidak jauh berbeda meski ada sedikit

peningkatan. Laporan ini diharapkan dapat mempresentasikan kondisi-kondisi yang

terjadi dan mempengaruhi pencapaian indicator kinerja Balai Pelatihan Kesehatan

Semarang sekaligus menghasilkan saran/masukan untuk perbaikan kinerja kedepan.

LAKIP iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... iKATA PENGANTAR........................................................................................................ iiRINGKASAN EKSKUTIF.................................................................................................iiiDAFTAR ISI.................................................................................................................... ivDAFTAR TABEL.............................................................................................................. vDAFTAR GRAFIK.......................................................................................................... viBAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1B. Visi dan Misi Bapelkes Semarang.................................................................... ..3C. Struktur Organisasi Bapelkes Semarang ......................................................... ..4D. Tugas Pokok dan Fungsi Bapelkes.................................................................... 5E. Visi dan Misi ....................................................................................................... 5F. Sumber Daya Manusia....................................................................................... 6G. Sumber Daya Pembiayaan .............................................................................. 11H. Sumber Daya Sarana Prasarana ..................................................................... 12I. Sumber Daya Sarana Prasarana ..................................................................... 13J. Sistematika....................................................................................................... 16

BAB II PERENCANAAN KINERJA............................................................................... 17A. Tujuan............................................................................................................... 17B. Sasaran Strategis ............................................................................................. 17C. Perencanaan Kinerja Tahunan 2015 ................................................................ 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................. 19A. Capaian Kinerja Organisasi ............................................................................ ..19B. Realisasi Anggaran........................................................................................... 31

BAB IV PENUTUP......................................................................................................... 33A. Kesimpulan ...................................................................................................... 33B. Saran ............................................................................................................... 34

LAMPIRAN

LAKIP v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 PNS menurut tupoksi di Bapelkes Semarang Tahun 2016 ................... 7

Tabel 2 Jenis Pegawai Kontrak Bapelkes Semarang Tahun 2016....................... 7

Tabel 3 Kebutuhan Tugas Belajar Pegawai Bapelkes Semarang Tahun 2016... 10

Tabel 4 Tugas Belajar Pegawai Bapelkes Semarang sampai Tahun 2016... 10

Tabel 5 Rencana Anggaran Bapelkes Semarang Tahun 2016 ............................ 12

Tabel 6 Jenis dan Keadaan Bangunan Fisik Bapelkes Semarang........................ 14

Tabel 7 Jenis/Merk dan kondisi kendaraan Dinas Bapelkes Semarang Tahun

2016 ......................................................................................................... 15

Tabel 8 Daftar Laboratorium Praktek Bapelkes Semarang Tahun 2016............... 15

Tabel 9 Indikator Kinerja Bapelkes Semarang Tahun 2016...................................18

Tabel 10 Pencapaian Kinerja Utama Bapelkes Semarang Tahun 2016..................20

Tabel 11 Pelatihan Aparatur di Bapelkes Semarang Tahun 2016.......................... 22

Tabel 12 Target Pencapaian Tiap Indikator Kinerja Tahun 2014-2016.................. 24

Tabel 13 Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2016..................................................32

Tabel 14 Perbandingan Serapan Anggaran Bapelkes Semarang Tahun 2014 -

2016.......................................................................................................... 32

LAKIP vi

DAFTAR GRAFIK

Gambar 1 Bagan Jabatan bapelkes semarang ................................................. 4

Gambar 2 SDM Bapelkes Semarang Berdasarkan Jabatan dan Status

kepegawaian Tahun 2016................................................................. 7

Gambar 3 Pegawai di Bapelkes Semarang menurut Tingkat Pendidikan Tahun

2014 sd 2016 .................................................................................... 9

Gambar 4 Jumlah PNS struktural dan Non Widyaiswara Bapelkes Semarang

Tahun 2016 ....................................................................................... 9

Gambar 5 Realisasi Pelatihan SDM Kesehatan di Bapelkes Semarang Tahun

Anggaran 2011 -2016....................................................................... 25

Gambar 5 Perbandingan Serapan Per Indikator Kinerja Bapelkes Semarang

Tahun 2011-2016............................................................................. 26

LAKIP 1

LAKIP 2016 1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Menurut WHO

(World Health Organization) kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh

secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari

penyakit. Dalam mewujudkan keadaan sehat seutuhnya Pemerintah Indonesia

melalui Kementerian Kesehatan menyelenggarakan pembangunan kesehatan

dengan Visi Kementerian Kesehatan yaitu Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan

Berkeadilan dengan melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal.

Untuk merealisasikan visi tersebut, Kementerian Kesehatan RI menyusun

misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan derajat pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat

madani dan pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan

global.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan

berkeadilan serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upaya

promotif dan preventif.

3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk

mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.

4. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang

merata, bermutu.

5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat

kesehatan serta jaminan keamanan, khasiat, manfaat dan mutu kesediaan

farmasi,alat kesehatan dan makanan

6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdaya

guna dan berhasil guna untuk memantapkan disentralisasi kesehatan yang

bertanggung jawab.

LAKIP 2016 2

Nilai-nilai yang menjadi dasar pembangunan kesehatan untuk mewujudkan Visi

dan Misi di atas adalah: a. untuk kepentingan Rakyat, b. Inklusif, c. Responsif,

d. Efektif, e. Bersih bebas korupsi.

Pembangunan Kesehatan merupakan salah satu pilar utama dalam

Pembangunan Nasional dalam upaya menciptakan generasi yang sehat

seutuhnya. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal

28 H ayat (1) bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Kualitas pelayanan kesehatan tidak akan pernah lepas dari kualitas

sumber daya manusia penyedia pelayanan kesehatan. Balai Pelatihan

Kesehatan (Bapelkes) Semarang merupakan salah satu lembaga diklat milik

pemerintah yang memiliki tanggung jawab dan tugas pokok meningkatkan

kemampuan dan kompetensi para petugas pelayanan kesehatan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pelaksanaan kegiatan di Bapelkes

Semarang mengacu pada Rencana Aksi Kegiatan tahun 2015-2019 yang telah

disusun dan telah diterjemahkan dalam Rencana Kinerja Tahunan. Sebagai

upaya untuk mewujudkan good governance, yang merupakan prasyarat bagi

setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai

tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, maka diperlukan

pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas,

terukur, dan legal sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih, bertanggung

jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Untuk itu, pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik

Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, yang mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan

sumberdaya, pelaksanaan kebijakan, dan program dengan menyusun laporan

akuntabilitas melalui proses penyusunan Rencana Strategik, Rencana Kinerja,

dan Pengukuran Kinerja dengan mengacu Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

LAKIP 2016 3

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang

menyebutkan bahwa SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas,

alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran,

pengumpulan data, pengkalifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja

pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan

kinerja instansi pemerintah.

Sebagai pedoman dalam penyusunan LAKIP digunakan Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) disampaikan

kepada atasan masing-masing serta kepada lembaga penilai/evaluasi

akuntabilitas kinerja, yang akhirnya kepada Presiden. Laporan tersebut

menggambarkan kinerja instansi pemerintah sebagai media

pertanggungjawaban dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) dan berperan sebagai alat kendali dan penilai kualitas kinerja/berhasil

tidaknya pencapaian misi instansi serta alat pendorong terwujudnya good

governance dalam perspektif yang lebih luas.

B. Visi dan Misi Bapelkes Semarang

1. Visi

“Menjadi lembaga diklat percontohan, berstandar nasional, terpercaya dan

pilihan utama”.

2. Misi

a) Meningkatkan kompetensi SDM kesehatan, calon tenaga kesehatan dan

kemampuan memberdayakan masyarakat

b) Merencanakan diklat sesuai kebutuhan

c) Menyelenggarakan diklat yang bekualitas dan bergaransi sesuai standart

d) Meningkatkan sarana prasarana dan pemberdayaan sumber daya

bapelkes secara optimal

LAKIP 2016 4

e) Memperluas jaringan kemitraan dengan lembaga pemerintah maupun

swasta.

C. Struktur Organisasi Bapelkes Semarang

Gambar 1Bagan Jabatan Bapelkes Semarang

KEPALA BAPEKES

KEPALA SUB BAGIANTATA USAHA

KEPALA SEKSIPENGKAJIAN DANPENGEMBANGAN

KEPALA SEKSIPENGENDALIAN MUTU

KEPALA SEKSIPENYELENGGARAAN

PENDIDIKANDAN PELATIHAN

Jabatan Fungsional dengan angka kredit:- Widyaiswara- Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

Jabatan Fungsional tanpa angka kredit- Analis Data- Bendahara Pengeluaran- Penata Laporan Keuangan- Bendahara Penerimaan- Pembuat Daftar Gaji- Penata Hubungan Masyarakat- Arsiparis- Tehnisi Jaringan- Pranata Komputer- Pengelola BMN- Analis Kepegawaian- Pustakawan- Perencana- Penata Laboratorium Kesehatan- Binatu- Pramu- Sopir- Petugas Keamanan-

LAKIP 2016 5

D. Tugas Pokok dan Fungsi Bapelkes

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.

2361/MENKES/PER/XI/2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis Bidang Kesehatan, Bapelkes Semarang adalah Unit

Pelaksana Tugas (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada

dibawah Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Bapelkes Semarang mempunyai tugas pokok melaksanakan Pendidikan

dan Pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan

masyarakat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bapelkes Semarang

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana program dan kegiatan pendidikan dan pelatihan

sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat;

2. Pelaksanaan kerjasama nasional maupun internasional di bidang

pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan

masyarakat;

3. Pelaksanaan advokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber

daya manusia dan masyarakat;

4. Pengembangan metode dan teknologi pelatihan, informasi, pemantauan,

evaluasi dan penyusunan laporan penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan sumber daya manusia dan masyarakat;

5. Penyiapan pengembangan kemitraan;

6. Pengkajian dan pengendalian mutu pelatihan; dan

7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

E. TujuanSebagai bentuk pertanggungjawaban tertulis Kepala Bapelkes

Semarang kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia Kementerian Kesehatan RI maka disusun Laporan Akuntabilitas

Kinerja Pemerintah (LAKIP) Bapelkes Semarang tahun 2016 yang menjelaskan

hasil pelaksanaan program dan kegiatan.

LAKIP merupakan salah satu upaya Bapelkes Semarang mewujudkan

good governance melalui pola pengawasan yang jelas dan terukur. Tujuan

LAKIP 2016 6

disusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja adalah untuk memberikan gambaran

ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan

rencana kerja yang ditelah ditetapkan.

F. Sumber Daya ManusiaAda fluktuasi jumlah PNS Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes)

Semarang dalam kurun waktu 2014 sd 2016, dimana jumlah pegawai 2014

sebanyak 76 orang, 2015 ada 81 orang dan pada 2016 berjumlah 80 orang.

Namun secara keseluruhan jumlah pegawai Bapelkes Semarang pada tahun

2016 berjumlah 83 orang dengan rincian tenaga PNS sebanyak 80 orang dan

tenaga kontrak ada 3 orang. Tenaga PNS terdiri dari 5 pejabat struktural, 63

orang JFU (Jabatan Fungsiunal Umum) dan 12 Widyaiswara atau JFT (jabatan

fungsional teknis), sedangkan tenaga kontrak kesemuanya adalah staf Tata

Usaha sebagai sopir.

Pada 2014 ada penambahan pegawai baru yang ditempatkan sebagai

JFU di kepegawaian dan keuangan namun tidak ada pegawai pensiun,

sedangkan pada 2015 terjadi penambahan 7 pegawai yang kesemuanya

ditempatkan di tata usaha di kepegawaian, perencanaan, keuangan,

perpustakaan, peramu dan satpam, pada tahun 2015 juga ada 2 WI yang

memasuki masa pensiun. Pada tahun 2016 ada penambahan 1 pegawai

pindahan ditempatkan di analisa data di tata usaha dan 2 pegawai memasuki

masa pensiun yaitu seorang WI dan dan seorang pengelola asrama di sub bag

tata usaha. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini.

LAKIP 2016 7

Gambar 2SDM Bapelkes Semarang berdasarkan Jabatan dan Status Kepegawaian Tahun 2016

Sebagian besar pegawai Bapelkes Semarang bekerja di sub bagian TU

(tata usaha) dengan jumlah 50 orang (62,5%). Sisanya adalah staf

Penyelenggara Diklat sebanyak 6 orang (7,5%), staf seksi Pengendalian Mutu

4 orang (5%), dan staf seksi Pengkajian dan Pengembangan 3 orang (3,75%).

Terdapat 5 pejabat struktural (6,25%) dan widyaiswara 12 orang (15%). Lebih

jelas dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1PNS menurut Tupoksi di Bapelkes Semarang Tahun 2016

No Uraian Absolut Persen

1 Pejabat struktural 5 6,25

2 Staf TU 50 62,5

3 Staf P3 6 7,5

4 Staf Jibang 3 5

5 Staf Dalmut 4 3,75

6 Widyaiswara 12 15

LAKIP 2016 8

Selain tenaga yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) Bapelkes

Semarang juga mempunyai pegawai yang berstatus pegawai kontrak yang

honornya dibiayai DIPA Bapelkes Semarang Tahun 2016 dengan jenis

pekerjaan sesuai tabel 2 dibawah ini

Tabel 2Jenis Pegawai Kontrak Bapelkes Semarang tahun 2016

No Jenis Kepegawaian Jumlah1 Sopir 3

Jumlah 3

Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, SDM di Bapelkes Semarang mengalami

sedikit perubahan naik turun, dimana tahun 2014 berjumlah 82 orang, 2015 ada

84 orang dan 2016 berjumlah 83 orang. Dari 82 orang pegawai Bapelkes

Semarang tahun 2014, sebanyak 12 orang ( 15%) berpendidikan rendah (SD

dan SMP sederajat), yang mempunyai tingkat pendidikan menengah (SMA

sederajat) 25 orang (30%) dan yang berpendidikan tinggi 45 orang (55%).

Tingkat pendidikan pegawai Bapelkes Semarang tahun 2015 yang

berpendidikan rendah (SD dan SMP sederajat) sebanyak 11 orang (13%), yang

mempunyai tingkat pendidikan menengah (SMA sederajat) 29 orang (35%) dan

yang berpendidikan tinggi 44 orang (52%). Sedangkan tingkat pendidikan

pegawai Bapelkes Semarang tahun 2016 yang termasuk berpendidikan rendah

(SD dan SMP sederajat) sebanyak 14 orang (17%), yang mempunyai tingkat

pendidikan menengah (SMA sederajat) 25 orang (30%) dan yang

berpendidikan tinggi 44 orang (53%). Data ini menunjukkan bahwa dari sudut

jumlah SDM Bapelkes sebagai institusi pendidikan dan pelatihan telah cukup

baik, dimana sebagai besar pengawainya berpendidikan tinggi, namun, jika

ditelaah lebih lanjut untuk kepentingan dukungan manajemen (perkantoran),

struktural akan selalu mendorong dan melibatkan terutama staf lulusan SD,

SMP dan SMA agar melanjutkan pendidikan atau dilibatkan dalam pelatihan

yang menunjang tupoksi untuk menghadapi beban kerja yang semakin komplek

serta menuntut pemahaman dan pemanfaatan teknologi informasi.

Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4 dibawah ini.

LAKIP 2016 9

Gambar 3Jumlah Pegawai di Bapelkes Semarang menurut tingkat pendidikan

Tahun 2014 sd 2016

Gambar 4Persentase (%) Pegawai di Bapelkes Semarang menurut tingkat pendidikan

Tahun 2014 sd 2016

Dalam upaya meningkatkan kapasitas pegawai, Bapelkes Semarang

membuat perencanaan pengembangan kapasitas SDM tahun 2017 -2023.

Dalam perencanaan tersebut, diusulkan tugas belajar S1 untuk jurusan

ekonomi, kearsipan dan ilmu perpustakaan. Sedangkan tugas belajar S2 untuk

keahlian akuntansi/ekonomi, perpustakaan, pendidikan, komputer dan

komunikasi. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

LAKIP 2016 10

Tabel 3Kebutuhan Tugas Belajar Pegawai Bapelkes Semarang

Tahun 2017- 2023

JURUSAN JUMLAH PEGAWAI

S1 Ekonomi 1S1 Kearsipan 2

S1 Ilmu Perpustakaan 2S2 Perpustakaan 1

S2 Akuntansi/ Ekonomi 2S2 Pendidikan (Evaluasi Pembelajaran) 1

S2 Komputer 1S2 Komunikasi 1

Dalam kaitan dengan tugas belajar, diketahui masih ada 5 pegawai

Bapelkes Semarang yang melakukan tugas belajar. Sebanyak 4 orang tugas

belajar S2 (magister) dan 1 orang tugas belajar S1 (Sarjana). Selengkapnya

dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.Tabel 4

Tugas Belajar pegawai Bapelkes Semarang sampai Tahun 2016

No Nama Jabatan StrataMulaiTubel

TargetSelesai Ket

1 dr. Nine LuthansaWidyaiswara(JFU) S2

1 Sept2013

1 Sept2015

Perpanjangan2 tahun

2Eva Kartikasari,SST

Analis Data(JFU) S2

1 Sept2015

1 Sept2017

3LufthansArstipendy, A.Md

PengolahData (JFU) S1

1 Sept2015

1 Sept2017

4 dr. WulandariIndri Hapsari

Widyaiswara(JFU)

S2 8 Agt2016

8 Agt2018

Jabatan masihproses dariJFT menjadiJFU

5Alim Renjana,SKM

Pengevaluasi(JFU) S2

8 Agt2016

8 Agt2018

LAKIP 2016 11

G. Rencana Kegiatan Tahun 2016

Pelatihan Teknis, Jabatan Fungsional, Penjenjangan dan prajabatan;

1. Pelatihan Teknis

Pada awal 2016, pelatihan teknis diarahkan kepada pelatihan yang

mendukung program Kementrian Kesehatan dan pelatihan unggulan

Bapelkes Semarang, yang meliputi pelatihan:

a. Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia

b. Pelatihan Sistem Pengendali Internal

c. Pelatihan Pengembangan Metode dan Teknologi Promkes

d. Pelatihan Perencanaan Pembiayaan Kesehatan Terpadu Berbasis Data

(untuk ASN)

e. Pelatihan Leadership

f. Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (untuk ASN)

g. Pelatihan Manajemen Kepegawaian (untuk ASN)

h. Pelatihan Manajemen Keuangan dan BMN (untuk ASN)

i. Pelatihan Pra Tugas Dokter, Dokter Gigi, dan Bidan

j. Pelatihan Pengendali Pelatihan (untuk ASN)

k. Pelatihan (TOC) Training Officer Course (Untuk ASN)

l. Pelatihan Manajemen Pelatihan (Struktural) Bapelkes dan RS (untuk

ASN)

m. Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP

2. Pelatihan Jabatan Fungsional

a. Pelatihan jabatan fungsional umum

b. Pelatihan jabatan fungsional khusus

1) Pelatihan jabatan fungsional promosi kesehatan

3. Pelatihan Pra Jabatan

a. Pelatihan Pra Jabatan Golongan III

4. Pelatihan Penjenjangan

a. Diklat PIM IV

LAKIP 2016 12

H. Sumber Daya Pembiayaan

Rencana Anggaran Bapelkes Semarang tahun 2016 sebesar

Rp.44.889.526.000,00. Anggaran ini untuk membiayai dua kegiatan besar yaitu

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur sebesar Rp. 31.187.405.000,00

dan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Pada dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas tehnis lainnya pada

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan sebesar Rp. 13.702.121.000,00. Namun pada September 2016

terjadi revisi dan blokir sebagian anggaran, dimana total anggaran 2016

berubah menjadi Rp. 27.016.270.000,00 yang terbagi menjadi kegiatan

pendidikan dan pelatihan aparatur menjadi Rp. 15.362.164.000,00 dan

Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada

dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas tehnis lainnya pada Program

Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

sebesar Rp. 11.654.106.000,00. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5

dibawah ini.

Tabel 5Rencana Anggaran Bapelkes Semarang Tahun 2016

Kode Kegiatan Anggaransebelum revisi

Anggaransetelah revisi dan blokir

2076 Pendidikan dan PelatihanAparatur Rp 31.187.405.000,00 Rp 15.362.164.000,00

2076.028 Dukungan Layanan Manajemen Rp. 1.689.159.000,00 Rp. 821.369.000,00

2076.029 SDM Kesehatan yang dilatih Rp. 25.924.509.000,00 Rp. 11.994.067.000,00

2076.995 Kendaraan Bermotor Rp. 2.287.090.000,00 Rp. 1.610.433.000,00

2076.996 Perangkat Pengolah Data danKomunikasi Rp. 25.430.000,00 Rp. 25.430.000,00

2076.997 Peralatan dan FasilitasPerkantoran Rp. 1.261.217.000,00 Rp. 910.865.000,00

2079

Dukungan manajemen danpelaksanaan tugas tehnislainnya pada programpengembangan danpemberdayaan sumber dayamanusia kesehatan

Rp 13.702.121.000,00 Rp. 11.654.106.000,00

2079.994 Layanan perkantoran (base line)Rp. 13.702.121.000,00 Rp. 10.904.106.000,00

2079.997 Peralatan dan fasilitas kantorRp Rp 750.000.000,00

Jumlah Rp 44.889.526.000,00 Rp 27.016.270.000,00

LAKIP 2016 13

I. Sumber Daya Sarana PrasaranaBapelkes Semarang memiliki dua gedung, satu berada di kota

Semarang dan satu berada di Kabupaten Magelang. Kantor Bapelkes

Semarang yang berada di Kota Semarang menempati gedung berlantai 8

(delapan) terletak di pusat kota Semarang kawasan Simpang Lima Jl.

Pahlawan No.1 Semarang, dilengkapi dengan fasilitas yang lebih representatif

dan memadai. Bangunan gedung Bapelkes di Semarang memiliki luas tanah

2.295 dengan luas bangunan keseluruhan 9.000 M2 dan telah diresmikan

penggunaanya oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan pada tanggal April

2012. Gedung di Semarang terdiri dari ruang front office, perkantoran, Kelas,

Asrama, auditorium, parking area, ruang makan, pantry, mushola, laboratorium

komputer, laboratorium bahasa dan perpustakaan. Luas Bangunan secara

keseluruhan adalah 9.000 M2.

Adapun kantor Bapelkes Semarang di Salaman terletak di Jl. Raya

Salaman No.48 Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang 56162, berlokasi di

bawah pegunungan Menoreh yang udaranya cukup sejuk. Karena letaknya

yang terdapat di pinggar jalana raya utama antar kabupaten, menjadikan kantor

Bapelkes Semarang di Salaman mudah diakses dan dijangkau baik oleh

kendaraan umum maupun pribadi. Selain itu kantor Bapelkes Semarang di

Salaman hanya berjarak 9 Km dari obyek wisata internasional kebanggaan

Indonesia yaitu Candi Borobudur, yang menjadikan Bapelkes Semarang di

salaman mempunyai daya tarik bagi peserta diklat. Fisik Bapelkes Semarang di

Salaman merupakan bangunan yang terdiri dari gedung yang terpisah-pisah.

Bangunan terdiri dari: gedung kantor, Auditorium, kelas, asrama, ruang makan,

mess karyawan, perpustakaan, ruang dapur, bangunan koperasi, mushola,

garasi dan laboratorium PHC. Luas tanah bangunan kantor adalah 16.310M2 .

Disamping komplek bangunan utama tersebut, juga terdapat 2 lokasi tanah

bangunan rumah dinas yang terletak di Desa Menoreh Kecamatan Salaman

Kabupaten Magelang. Masing-masing tanah bangunan tersebut seluas 1.300

M2 dan 840 M2 yang diperuntukan bagi staf Bapelkes Semarang.

Dengan adanya sumber daya, sarana dan prasarana yang lengkap

diharapkan dapat menjadi aset penting bagi Bapelkes Semarang dalam

LAKIP 2016 14

menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai instansi

penyelenggara diklat di lingkungan kementerian kesehatan. Jenis dan keadaan

bangunan fisik Bapelkes Semarang secara rinci disajikan dalam tabel 6

berikut;

Jumlah Kapasitas(Orang) Jumlah Kapasitas (Orang)

1 Front Office 1 1

2 Kantor 1 1

3 Auditorium 1 100 1 1504 Ruang kelas 5 4 kelas

kapasitas40/kelas, 1kelas kapasitas60/kelas

6 2 kelas kapasitas40/kelas, 2 kelas

kapasitas25/kelas, 2 kelas

kapasitas 15/kelas

5 Ruang diskusi 1 15

6 Asrama 5 155 3 1207 dapur 1 1

8 Ruang makan 2 160 1 1009 Rumah Dinas 4

10 Perpustakaan 1 111 Ruang komputer 1 30 2 4012 Ruang koperasi 1 1

13 Ruang Mushola 1 30 1 5014 Tempat Parkir 2 40 kendaraan 1 12 kendaraan

15 Ruang Fitness 1 116 Ruang Musik 117 Ruang Buteki 118 Laboratorium PHC 1

Tabel 6

Di SemarangDi Salaman

Jenis dan Keadaan Bangunan Fisik Bapelkes Semarang Tahun 2016

Fungsi BangunanNo

Berkaitan dengan keperluan perkantoran dan mobilisasi kegiatan pelatihan,

Bapelkes Semarang memiliki inventaris sarana transportasi Bapelkes

Semarang yang dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini :

LAKIP 2016 15

Tabel 7Jenis/ Merk dan kondisi kendaraan dinas Bapelkes Semarang tahun 2016

NO JENIS/ MERK KENDARAAN JUMLAH KAPASITASORANG KETERANGAN

1 BUS 1 29 BAIK2 BUS 1 29 SUDAH RUSAK3 MICRO BUS 3 15 BAIK4 MITSUBISHI KUDA GRANDIA 1 6 BAIK5 TOYOTA INNOVA 1 6 BAIK6 TOYOTA RUSH 1 6 BAIK7 TOYOTA AVANZA 1 6 BAIK8 DAIHATSU XENIA 1 6 BAIK9 KENDARAAN RODA 2 10 2 BAIK

Bapelkes Semarang juga menyelenggarakan diklat teknis dan

manajemen orientasi lapangan PIM IV. Kegiatan kegiatan tersebut

membutuhkan tempat praktek dan simulasi alat bantu/peraga di kelas maupun

diklat dengan kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan). Lokasi/tempat praktek

kegiatan disebut sebagai laboratorium praktek baik laboratorium kelas maupun

laboratorium lapangan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8Daftar Laboratorium praktek Bapelkes Semarang tahun 2016

No Jenis Laboratorium Jml Lokasi Keterangan

1 Laboratorium kelas PHC 1Bapelkes Semarang di

Salaman Gedung Lab

2 Kelas 9

4 kelas di BapelkesSemarang di Salaman Kelas5 kelas di bapelkes

Semarang

3Laboratorium Lapangan

Puskesmas 18Bapelkes Semarang di

Salaman Puskesmas

4 Laboratorium Desa PHC 38Bapelkes Semarang di

Salaman Desa

5Laboratorium lapangan

PBL 83Bapelkes Semarang di

Salaman Desa

LAKIP 2016 16

J. Sistematika

Sistematika penulisan LAKIP ini terdiri dari :

1. Bab 1 Pendahuluan, terdiri dari latar belakang yang berisi penjelasan umum

organisasi dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta

permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi

dan penjelasan tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi, struktur

organisasi dan visi dan misi organisasi

2. Bab 2 Perencanaan kinerja, terdiri dari ringkasan/ ikhtisar perjanjian kinerja

tahun yang bersangkutan.

3. Bab 3 berisi Akuntabilitas kinerja, terdiri dari capaian kinerja organisasi dan

realisasi anggaran.

4. Bab 4 berisi penutup

LAKIP 2016 17

BAB IIPERENCANAAN KINERJA

A. Tujuan

Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan di Balai Pelatihan

Kesehatan Semarang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan dan mutu

SDM Kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Kesehatan.

B. Sasaran StrategisSasaran Strategis Bapelkes Semarang sebagai berikut:

1. Pelaksaan pelatihan teknis, jabatan fungsional, penjenjangan, dan prajabatan

bagi aparatur kesehatan.

2. Pelaksanaan pelatihan bidang kesehatan bagi masyarakat.

3. Pelaksanaan pengembangan Diklat Kesehatan.

4. Pelaksanaan pengendalian mutu diklat.

5. Pelayanan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

6. Pengembangan sumber daya kesehatan.

C. Perencanaan Kinerja Tahunan 2016Rencana Kinerja Tahun 2016 Balai Pelatihan Kesehatan Semarang

tertuang dalam Perjanjian Kinerja. Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen

pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan

bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber

daya yang dimiliki oleh instansi.

Perjanjian Kinerja dimanfaatkan untuk memantau dan mengendalikan

pencapaian kinerja organisasi, melaporkan capaian realisasi kinerja dalam

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta menilai keberhasilan

organisasi.

Sesuai target jangka menengah tahun 2015 sd 2019 disampaikan bahwa

Balai Pelatihan Kesehatan mempunyai target pelatihan Sumber Daya Manusia

(SDM) kesehatan sebanyak 4.722 orang, namun dalam perjalanan waktu pada

September 2016 terjadi revisi target pelatihan SDM menjadi 1.077. Adapun

LAKIP 2016 18

perjanjian kinerja Balai Pelatihan Kesehatan Semarang Tahun Anggaran 2016

setelah revisi adalah sebagai berikut:

Tabel 9Indikator Kinerja Bapelkes Semarang Tahun 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target(1) (2) (3)

1. Pelaksaan pelatihanSumber dayaManusia (SDM)Kesehatan

Jumlah aparatur kesehatan yangmengikuti pelatihan teknis, jabatanfungsional, dan pelatihan penjenjangan.

1.077

Jumlah : a + b + c2. Pelaksanaan

pelatihan bidangkesehatan bagimasyarakat

Jumlah masyarakat yang mengikutipelatihan di bidang kesehatan

-

Jumlah : poin 1 + 2 1.077 orang3. Pelaksanaan

PengembanganDiklat Kesehatan

a. Jumlah dokumen hasil kajiankebutuhan pelatihan (TNA)

b. Jumlah kurikulum pelatihan yangdisusun.

c. Jumlah modul pelatihan yangdisusun.

1

1

1

d. Jumlah : a + b + c4. Pelaksanaan

pengendalian mutudiklat

a. Jumlah pelatihan yang terakreditasib. Jumlah pelatihan yang dievaluasi

(Evaluasi Pasca Pelatihan)

81

5. Pelayanan informasiilmu pengetahuandan teknologikesehatan

Jumlah media informasi IPTEKkesehatan yang dikembangkan.

-

6. Pengembangansumber dayakesehatan

a. Jumlah SDM yang dikembangkankapasitasnya

b. Jumlah Laboratorium pembelajarankelas yang dikembangkan

c. Jumlah laboratorium pembelajaranlapangan yang dikembangkan

-

-

LAKIP 2016 19

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

Dalam melaksanakan misi Bapelkes untuk mencapai tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan diukur melalui akuntabilitas kinerja. Yang dimaksud dengan

akuntanbilitas kinerja adalah suatu perwujudan kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan melalui media secara periodik

satu tahun.

Prinsip - prinsip pelaksanaan akuntabilitas kinerja memperhatikan beberapa

hal, yaitu:

a. Komitmen dari pemimpin serta seluruh staf Bapelkes;

b. Penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dengan peraturan

perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku;

c. Dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan;

d. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi, hasil, serta manfaat yang diperoleh;

e. Jujur, objektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

A. Capaian Kinerja Organisasi

Capaian Kinerja Organisasi dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap

indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan

pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya akan dilakukan analisis capaian

kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan

program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi.

1. Pencapaian Kinerja Utama Tahun 2016

Hasil pencapaian kinerja (utama) Bapelkes Semarang pada tahun 2016

dapat diukur dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi

kinerja. Target kinerja tahun 2016 mengalami revisi karena adanya perubahan

anggaran pada bulan September 2016 dimana kegiatan jumlah peserta

pelatihan SDM Kesehatan dikurangi. Target awal ditetapkan sesuai target

jangka menengah Bapelkes Semarang tahun 2015 – 2019 yaitu sebanyak

LAKIP 2016 20

4.722 orang kemudian direvisi menjadi 1.077 orang. Hasil capaian kinerja

Bapelkes Semarang tahun 2016 selengkapnya adalah sbb:

Tabel 10Pencapaian Kinerja Utama Bapelkes Semarang Tahun 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5)1. Pelaksaan

pelatihanSumber dayaManusia (SDM)Kesehatan

Jumlah aparatur kesehatanyang mengikuti pelatihanteknis, jabatan fungsional, danpelatihan penjenjangan.

1.077 912 84,68

Jumlah 1.077 912 84,681. pelaksanaan

pelatihanbidangkesehatan bagimasyarakat

Jumlah masyarakat yangmengikuti pelatihan di bidangkesehatan

0 0 0

Jumlah 0 0 02. Pelaksanaan

pengembanganDiklatKesehatan

a. Jumlah dokumen hasilkajian kebutuhan pelatihan(TNA)

b. Jumlah kurikulum pelatihanyang disusun.

c. Jumlah modul pelatihanyang disusun.

1

1

1

1

1

1

100

100

100

Jumlah : poin a + b + c 3 3 1003. Pelaksanaan

pengendalianmutu diklat

a. Jumlah pelatihan yangterakreditasi

b. Jumlah pelatihan yangdievaluasi (Evaluasi PascaPelatihan)

8

1

8

1

100

100

4. Pengembangan sumber dayakesehatan

a. Jumlah SDM yangdikembangkan kapasitasnya

92 92 100

Realisasi jumlah peserta pelatihan tahun 2016 sebanyak 912 orang atau

84,68% dari total 1.077 orang yang ditargetkan. Peserta latih tidak mencapai

target yang ditelah ditetapkan pada tahun 2016. Penyebabnya antara lain

adalah 1) peserta yang hadir dikembalikan kepada instansi yang bersangkutan

karena tidak memenuhi kriteria pelatihan, 2) peserta yang didiskualifikasi

karena tidak memenuhi persyaratan pelatihan, 3) peserta yang dipanggil tidak

hadir karena kebijakan pimpinan instansi. Sedangkan pelatihan yang

LAKIP 2016 21

melibatkan kebijakan pusat seperti TKHI dan Diklat PIM juga mengalami

kendala dimana kuota peserta dikurangi atau jumlah peserta yang akan

mengikuti Diklatpim berkurang karena sebagian sudah mengikuti Diklat di

instansi lain.

Sesuai dengan target yang ditetapkan pada tahun 2016, jumlah kegiatan

kajian kebutuhan Dokumen (TNA) dan kurikulum modul yang dikembangkan

masing-masing berjumlah 1 (satu) dokumen. Realisasi selama tahun 2016

tercapai 100% dimana semua kegiatan telah dilaksnakan sesuai target.

Sebanyak 34 pelatihan dilaksanakan sepanjang tahun 2016. Semua

pelatihan yang dilaksanakan di Bapelkes Semarang telah diakreditasi. Tujuan

Akreditasi Pelatihan adalah untuk memperoleh pengakuan terhadap program

pelatihan yang telah dilakukan apakah sudah memenuhi standar yang

ditetapkan berdasarkan kompetensi yang akan dicapai, sehingga memberikan

jaminan kepada peserta latih akan penyelenggaraan pelatihan yang bermutu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang dilakukan di

Bapelkes Semarang sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan sesuai

dengan kompetensinya.

EPP dilakukan terhadap Diklat PIM Tingkat IV pola baru yang

dilaksanakan pada tahun 2015. Diklat ini merupakan salah satu diklat yang

dibutuhkan oleh pejabat eselon IV yang bertujuan untuk membentuk pemimpin

yang memiliki kompetensi kepemimpinan operasional yaitu pemimpin yang

memiliki kemampuan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan-

kegiatan instansi dan kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan

dan stakeholder strategisnya dalam melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan. Evaluasi paska pelatihan dilakukan untuk mendapatkan

gambaran manfaat Diklat PIM Tingkat IV Pola Baru terhadap peningkatan

kinerja di tempat masing-masing.

Pelaksanaan pengembangan diklat kesehatan tahun 2016 terealisasi

sebesar 100% sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kegiatan

pengendalian mutu diklat 2016 juga sudah terealisasi sebesar 100%, dimana

dari 8 pelatihan yang ditargetkan, seluruhnya berhasil diakreditasi. SDM yang

dikembangkan kapasitasnya pada tahun 2016 adalah sebanyak 92 orang, Jenis

kegiatan yang diikuti oleh aparatur meliputi workshop/ seminar/ sosialisasi

LAKIP 2016 22

sebanyak 34 orang (42,5%) serta pendidikan dan pelatihan sebanyak 58 orang

(72,5%).

2. Jenis Pelatihan yang dilaksanakan Tahun 2016

Sepanjang tahun 2016 telah dilaksanakan sebanyak 32 pelatihan SDM

Kesehatan yang meliputi: 1) pelatihan teknis 24 kali yang melibatkan 717

orang; 2) pelatihan kepemimpinan/ pra jabatan 2 kali yang diikuti 45 orang; 3)

pelatihan fungsional 6 kali melibatkan 152 orang. Total SDM aparatur yang

dilatih sebanyak 912 orang dengan rincian pelatihan dapat dilihat pada tabel 11

dibawah ini.Tabel 11

Pelatihan Aparatur di Bapelkes Semarang Tahun 2016

NO NAMAPELATIHAN

JUMLAHANGKATAN

TANGGALPELAKSANAA

N

PESERTAKELAS KET

DIPA RIIL

PELATIHAN TEKNIS 715

1 TOC 1 13 - 24 Maret2016 30 26 Jatayu 1 Semarang

2PendampingAkreditasi FKTPAngkatan I 2

21 - 31 Maret2016 30 30 Jatayu 2 Salaman

3PendampingAkreditasi FKTPAngkatan II

21 - 31 Maret2016 30 30 Mawar Salaman

4 PengendaliPelatihan 1 27 Maret s.d. 2

April 2016 30 28 Mayang Salaman

5 ManajemenPelatihan 1 27 Maret - 7

April 2016 30 23 Jatayu 1 Semarang

6 TKHI Angkatan I

6

15 - 20 Mei2016

26737 Jatayu 2 Salaman

7 TKHI Angkatan II 15 - 20 Mei2016 37 Melati Salaman

8 TKHI Angkatan III 15 - 20 Mei2016 37 Menur Salaman

9 TKHI Angkatan IV 22 - 27 Mei2016 36 Mayang Salaman

10 TKHI Angkatan V 22 - 27 Mei2016 36 Melati Salaman

11 TKHI Angkatan VI22 - 27 Mei2016 35 Menur Salaman

12 TKHI 6 Angkatan 615 – 21 Mei2016 240 191 Jatim

LAKIP 2016 23

13 AkreditasiPelatihan 1 4 s.d. 11 Sept

2016 30 29 Mayang Salaman

14Calon PembimbingLapangan ProdiDLP

6 26 Sept s.d. 30Nov 2016 150 140

PELATIHAN PRAJABATAN DAN KEPEMIMPINAN 45

1 PIM IV Angkatan I2

13 Maret -22Juli 2016 30 22 Mayang Salaman

2 PIM IV Angkatan II 24 April - 1 Sept2016 30 23 Mayang Salaman

PELATIHAN FUNGSIONAL 152

1 Jabfung PromkesAngkatan I 2

21 Agt s.d. 1Sept 2016 30 25 Mayang Salaman

2 Jabfung PromkesAngkatan II

21 Agt s.d. 1Sept 2016 30 21 Melati Salaman

3 Jabfung FisikawanMedis Angkatan I 2

21 s.d. 31Agustus 2016 30 24 Jatayu 1 Semarang

4 Jabfung FisikawanMedis Angkatan II

21 s.d. 31Agustus 2016 30 25 Jatayu 2 Semarang

5 Jabfung AdminkesAngkatan I 2

13 s.d. 24 Sept2016 30 30 Mayang Salaman

6 Jabfung AdminkesAngkatan II

13 s.d. 24 Sept2016 30 27 Melati Salaman

3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya

Analisis Akuntabilitas Kinerja dilakukan dengan membandingkan hasil

pengukuran kinerja tahun 2016 dengan tahun-tahun sebelumnya. Untuk

pelaksanaan pengembangan diklat kesehatan, ada kondisi khusus yang terjadi

pada tahun 2014, dimana kegiatan pengembangan diklat kesehatan tidak

dianggarkan dan tidak memiliki target, namun tetap dapat dilakukan tanpa

anggara dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Pada tahun 2015

dan 2016, sejalan telah normalnya kembali anggaran kegiatan, maka kegiatan

pengembangan diklat kesehatan kembali dianggarkan dalam bentuk kegiatan

pengkajian kebutuhan pelatihan (TNA) dan pengembangan kurikulum modul.

Realisasi pengembangan diklat kesehatan tahun 2015 dan 2016 adalah

100% atau sesuai target yang sudah ditetapkan. Kegiatan pengendalian mutu

diklat juga memberikan hasil yang baik, Jumlah pelatihan yang terakreditasi

berjumlah 8 jenis pelatihan atau 100% sesuai target. Demikian pula dengan

capaian pelaksanaan evaluasi pasca pelatihan pada tahun 2016 yang

LAKIP 2016 24

mencapai 100%. Capaian kegiatan pengendalian mutu diklat relatif stabil dan

selalu tercapai 100%, kecuali pada tahun 2014 yang tidak teralokasikan karena

kebijakan efisiensi anggaran. SDM Bapelkes Semarang yang dikembangkan

pada tahun 2016 (90 orang) mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan

tahun 2015 (84 orang) melalui kegiatan pertemuan sosialisasi, seminar, dan

pelatihan. Perbandingan tingkat capaian (target dan realisasi) pada setiap

indikator kinerja Bapelkes Semarang tahun 2014 – 2016 dapat dilihat pada

tabel 12 dibawah ini.

Tabel 12Target Capaian Tiap Indikator Kinerja Bapelkes Semarang

Tahun Anggaran 2014-2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target2014

Reali-sasi2014

% Target2015

Reali-sasi2015

% Target2016

Reali-sasi2016 %

PelaksanaanPelatihan Teknis,JabatanFungsional,Penjenja-ngan,dan prajabatanbagi aparaturkesehatan

Jumlah aparaturkesehatan yangmengikuti pelatihanteknis& manajenen

414 617 149,03 1086 951 87,57 1.077 912 84,68

Jumlah aparaturkesehatan yangmengikuti jabatanfungsionalJumlah aparaturkesehatan yangmengikuti penjengjangan

Jumlah aparaturkesehatan yangmengikuti prajabatan

PelaksanaanpengembanganDiklat Kesehatan

Jumlah dokumen hasik kajiankebutuhan pelatihan (TNA) - - - 1 1 100% 1 1 100%

Jumlah kurikulumpelatihan yang disusun - - - 1 1 100% 1 1 100%Jumlah modul Pelatihanyang disusun - - - 1 1 100% 1 1 100%

PelaksanaanpengendalianMutu Diklat

Jumlah Pelatihan yangterakreditasi - - - 29 29 100% 8 8 100%Jumlah Pelatihan yangdievaluasi (EvaluasiPasca Pelatihan) - - - 1 1 100% 1 1 100%

Pelayananinformasi ilmupengetahuan danteknologikesehatan

jumlah media informasiIPTEK Kesehatan yangdikembangkan - - - 2 2 100% 0 0 0

Pengembangansumber dayakesehatan

Jumlah SDM ygdikembangkankapasitasnya

- - - 84 84 100% 92 92 100%

Jumlah laboratoriumpembelajaran (kelas) ygdikembangkan Jumlahlaboratorium lapanganyang dikembangkan

- - - - - - - - -

Pelaksanaankegiatanperencanaanprogram

Jumlah dokumenperencanaan programkegiatan satu tahun yangtersusun - - - - - - - - -

LAKIP 2016 25

Pada tahun 2014, capaian indikator kinerja berupa aparatur kesehatan

yang dilatih melampaui target sebesar 149,03%. Tahun 2015 terjadi penurunan

jumlah aparatur yang dilatih menjadi 87,57% dan pada tahun 2016 sedikit

menurun lagi menjadi 84,68%. Salah satu penyebab rendahnya realisasi

pelatihan pada tahun 2016 antara lain karena kebijakan perencanaan pelatihan

hampir semua ditentukan Pusat sementara desain pelatihan yang ditetapkan

tersebut belum siap dibangun dan masih mungkin mengalami perubahan

sewaktu-waktu pada tahun anggaran berjalan. Diharapkan pada tahun

mendatang perencanaan menjadi lebih baik agar target SDM yang dilatih dapat

tercapai. Koordinasi dengan instansi yang mengirimkan peserta juga akan

semakin ditingkatkan agar peserta yang diundang bisa hadir mengikuti

pelatihan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini.

Gambar 5Realisasi Pelatihan SDM Kesehatan di Bapelkes Semarang

Tahun Anggaran 2011-2016

Realisasi kegiatan pelatihan teknis ada kecenderungan turun pada

periode 2011-2016 dimana realisasi tahun 2011 sudah 100% sedangkan tahun

LAKIP 2016 26

2016 mengalami penurunan menjadi 85%. Pelatihan Prajabatan dan

Kepemimpinan juga mengalami penurunan dimana tahun 2015 sudah

mencapai 99% pada tahun 2016 hanya 75%. Demikian juga pada pelatihan

fungsional pada 2015 mencapai 100%, pada 2016 turun menjadi 84%.

Meskipun demikian realisasi kegiatan pengendalian mutu tahun 2016 sudah

100% sama seperti tahun 2015. Pengembangan SDM bapelkes juga

menunjukkan kecenderungan meningkat, dimana pada tahun 2016 menjadi 90

orang bila dibandingkan tahun 2015 yang hanya 84 orang. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar 6 dibawah ini.

Gambar 6Perbandingan Target dan Realisasi menurut Jenis Kegiatan Kinerja

Bapelkes Semarang Tahun 2011 – 2016

LAKIP 2016 27

4. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar NasionalTarget kinerja sesuai dengan standar nasional jangka menengah

Kementerian Kesehatan RI tahun 2015-2019 adalah melatih sebanyak 56.910

SDM Kesehatan untuk ditingkatkan kapasitasnya. Apabila dibandingkan

dengan jumlah target nasional jangka menengah tersebut, maka sampai pada

tahun 2016 Bapelkes Semarang baru berkontribusi sebesar 1.865 (3,27%) dari

total target nasional. Untuk meningkatkan realisasi pelatihan SDM Kesehatan

dalam upaya memberikan kontribusi yang bermakna bagi target nasional

tentang pelatihan kesehatan jangka menengah (2015-2019) sangat dibutuhkan

kerja keras dan komitmen yang tinggi seluruh jajaran Bapelkes Semarang pada

sisa 3 tahun mendatang.

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja

serta alternatif solusi yang telah dilakukan.

Pada 2016, kinerja Bapelkes Semarang belum dapat memenuhi target

kinerja secara optimal dan mengalami penurunan capaian dibandingkan tahun-

tahun sebelumnya. Target peserta latih tidak mencapai target pada tahun 2016

disebabkan tidak semua calon peserta yang diundang memenuhi undangan

untuk mengikuti pelatihan yang dimaksud. Beberapa alasan peserta tidak

memenuhi undangan pelatihan antara lain karena kebijakan pemerintah, tugas

lain yang dibebankan peserta, dan kendala-kendala lain yang tidak

memungkinkan peserta untuk mengikuti pelatihan.

Menghadapi kendala-kendala tersebut, Bapelkes Semarang melakukan

beberapa tindakan antisipatif melalui koordinasi sedini mungkin dengan Pusat

Pelatihan, LAN, dan Biro Kepegawaian berkaitan dengan pelatihan-pelatihan

yang seluruh desainnya dibangun Pusat. Untuk jumlah peserta yang kuotanya

berkurang seperti pada pelatihan, dilakukan efisiensi anggaran untuk dapat

dialihkan pada pelatihan lain yang lebih membutuhkan agar jumlah peserta

pelatihan lain terserap maksimal. Demikian pula dengan hak-hak peserta yang

pada awal tahun tidak dianggarkan untuk peserta pelatihan berstatus ASN,

dilakukan revisi anggaran agar hak-hak peserta tersebut dapat terpenuhi.

Bagaimanapun, hak-hak peserta yang teranggarkan dapat menjadi daya ungkit

optimalisasi kuantitas peserta latih. Sementara itu, untuk peserta pelatihan

yang telah terdeteksi tidak dapat hadir karena kendala kebijakan atasan atau

LAKIP 2016 28

alasan lain, telah diupayakan untuk tetap dioptimalkan dengan mencari

alternatif peserta pengganti agar pelatihan tetap dapat dimanfaatkan ASN lain.

Tentu dalam proses penggantian akan melibatkan instansi-instansi terkait, baik

Puslat, Biro Kepegawaian, Dinas Kesehatan, dan instansi lain. Karena itu,

koordinasi harus dibangun secara intensif dan kontinyu.

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

a. Tahun 2016 diturunkan kebijakan pemerintah pusat terhadap seluruh biaya

perjalanan dinas. Kebijakan diprioritaskan terhadap efisiensi perjalanan dinas

rutin dan non diklat. Namun karena besaran biaya perjalanan dinas yang

diefisiensi telah ditetapkan oleh pemerintah, maka tidak dapat dielakkan lagi

efisiensi harus mencakup biaya perjalanan dinas diklat. Besaran biaya

perjalanan dinas rutin dan non diklat tidak dapat menutupi besaran biaya

efiesiensi perjalanan dinas yang ditetapkan pemerintah. Dengan kondisi ini

harus dilakukan revisi terpusat oleh Kementrian Kesehatan. Sebagai

akibatnya, banyak kegiatan yang tertunda terlaksana menunggu proses

revisi selesai.

b. Dengan kondisi anggaran perjalanan dinas terbatas, beberapa kebijakan

internal Bapelkes Semarang telah dilakukan, yaitu: 1) membatasi jumlah

biaya perjalanan dinas yang dikeluarkan PNS yang berpengaruh terhadap

pemilihan jenis transportasi yang digunakan (pesawat non garuda, kereta

api, dan angkutan darat lainnya); 2) membatasi jumlah PNS yang melakukan

perjalanan dinas; 3) Memberikan penjelasan kepada peserta diklat, nara

sumber, pengendali mutu, fasilitator luar, dan pengawas ujian mengenai

kebijakan efisiensi perjalanan dinas baik dalam surat pemanggilan maupun

dalam pengarahan akademik dan administrasi diklat; 4) mengganti sasaran

kegiatan diklat dan non diklat yang semula berasal dari luar Jawa Tengah

maupun daerah yang jauh dari Bapelkes Semarang menjadi Jawa Tengah

dan daerah Magelang, Semarang, dan sekitarnya; dan 5) menetapkan

prioritas diklat tambahan dari dana refocusing perjalanan dinas untuk

kegiatan diklat yang sangat dibutuhkan dan diminati aparatur sehingga calon

peserta tetap bersedia mengikuti diklat meskipun tanpa biaya perjalanan

dinas.

LAKIP 2016 29

c. Peningkatan sumber daya Bapelkes Semarang tidak tercukupi jika hanya

mengandalkan anggaran yang tersedia, karena itu Bapelkes Semarang

proaktif dalam mencari informasi tentang diklat yang dapat diikuti PNS dan

aktif mengirimkan PNS dalam diklat, pertemuan konsolidasi, maupun

seminar yang diselenggarakan Pusdiklat, BBPK, Bapelkes, organisasi profesi

yang dapat meningkatkan kapasitas SDM Bapelkes Semarang.

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja.

Selain pelatihan teknis, fungsional, penjenjangan, dan prajabatan bagi

aparatur sebagai indikator kinerja utama, Bapelkes juga didukung oleh kegiatan

penunjang pencapaian kinerja. Salah satunya adalah pelaksanaan

pengembangan diklat kesehatan. Sehubungan dengan pengembangan

tersebut, Bapelkes Semarang telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan pengembangan diklat kesehatan tersebut antara lain analisis

kebutuhan pelatihan (Training Need Assessment/TNA), dimana target pada

tahun 2016 sebanyak satu kegiatan dan tercapai 100%. Sasaran TNA untuk

tahun 2016 ditujukan bagi pemegang jabatan fungsional umum (JFU) pada

Kementrian Kesehatan. Output yang dihasilkan merupakan dokumen analisis

kebutuhan pelatihan bagi JFU. Pada saat bersamaan, dengan menggunakan

anggaran TNA, Bapelkes Semarang juga menyusun standar kompetensi bagi

JFU sesuai arahan Pusat Pelatihan Kementrian Kesehatan RI. Responden

kegiatan TNA dan dan penyusunan standar kompetensi JFU yang dianalisis

Bapelkes Semarang meliputi pemegang JFU KKP Yogyakarta, KKP Semarang,

KKP Cilacap. P2B2 Banjarnegara, GAKY, BBTOOT Surakarta, dan Poltekkes

Semarang.

Masalah ditemui dalam kajian kebutuhan pelatihan antara lain adalah: 1)

jadwal yang sering berubah karena disesuaikan dengan kegiatan kantor seperti

kegiatan di KKP dapat dilaksanakan setelah proses pelayanan

embarkasi/debarkasi jamaah haji selesai dilakukan; 2) Perintah untuk

melaksanakan TNA secara terkoordinir oleh Puslat Kemenkes RI baru diketahui

bulan Juli 2016; 3) banyak Jabatan Fungsional Umum yang tidak sesuai antara

SKP dengan yang terjadi di lapangan; 4) Saat cross validasi dengan pejabat

struktural mengalami hambatan karena tidak semua pejabat struktural dapat

LAKIP 2016 30

ditemui dengan beberapa alasan seperti rapat atau perjalanan dinas; 5) Belum

ada konsep yg sama yang dibangun oleh Kementerian Kesehatan terhadap

analisis data kompetensi pegawai yang telah dikumpulkan; 6) Puslat Kemenkes

RI menggunakan anggaran TNA BBPK/Bapelkes dalam penyusunan standar

kompetensi sehingga berdampak pada tidak maksimalnya pelaksanaan

kegiatan TNA.

Beberapa rekomendasi antara lain adalah: 1) mengharapkan Puslat

Kemenkes RI menentukan jenis TNA yg akan dilaksanakan sejak awal tahun

sehingga persiapan menjadi lebih matang; 2) desain analisis diharapkan sejak

awal bisa dibuat oleh pusat dan disampaikan kepada Bapelkes untuk

dipedomani; 3) BBPK dan Bapelkes bekerja sama membangun template

anggaran yg sama untuk kurmot dan TNA

Kegiatan pengembangan kurikulum dan modul diklat tercapai 100% dari

target yang ditetapkan di awal tahun. Modul yang dikembangkan adalah Modul

Pelatihan Jabatan Fungsional Fisikawan Medis Jenjang Ahli Pertama. Modul ini

disusun berdasarkan standar kurikulum yang telah diterbitkan oleh Pusdiklat

Aparatur tahun 2013 dan masih dipergunakan hingga sekarang.

Masalah dan kendala yang ditemui saat menyusun kurikulum dan modul

antara lain adalah : 1) Tim penyusun sibuk shg jadwal sering mundur; 2) tidak

ada honor untuk penyusunan kurikulum dan modul sehingga berdampak

kepada kurangnya motivasi; 3) pada awalnya pusat menyatakan kurikulum

modul dilaksanakan secara bersama sama namun pada kenyataannya tidak

dilakukan bersamaan. Rekomendasi yang diberikan antara lain: 1) PPSDM

memberikan penjelasan kepada bapelkes tentang jadwal pembuatan kurikulum

dan modul ; 2) Bapelkes berupaya melibatkan tim penyusunan sejak di awal

tahun tahun; 3) menggunakan fasilitas online untuk mengumpulkan bahan

pembuatan kurikulum dan modul; 4) menyiasati honor penyusunan kurikulum

dan modul dengan memberikan honor narasumber pada pertemuan

penyusunan draf dan pada saat seminar; 5) dibuat template anggaran yang

sama di seluruh Bapelkes di indonesia

Pengendalian mutu telah dilaksanakan sesuai target, dimana dari 8

target akreditasi pelatihan, semuanya telah dilaksanakan (100%). EPP juga

LAKIP 2016 31

sudah dilaksanakan sesuai target (100%). Seminar EPP Diklat PIM Tingkat IV

pola baru dilaksanakan pada bulan Nopember 2016 di Semarang.

Pengembangan kapasitas SDM Kesehatan Bapelkes Semarang tahun

2016 melibatkan 92 pegawai, meningkat bila dibandingkan tahun 2015 yang

hanya 84 orang. Kegiatan pengembangan kapasitas SDM Kesehatan di

Bapelkes semarang dilakukan dengan cara: 1) Mengikuti 19 kali

workshop/lokakarya/sosialisasi dengan mengirim pegawai sebanyak 34 orang;

2) mengikuti 26 pelatihan dengan mengirim pengawai sebanyak 58 orang.

Dengan mengikuti berbagai kegiatan untuk pengembangan kapasitas

diharapkan kinerja pegawai Bapelkes Semarang menjadi semakin baik dan

memberikan dampak positif untuk mendukung capaian target institusi.

B. Realisasi AnggaranPada awal tahun 2016 Bapelkes Semarang menerima pagu anggaran

sebesar Rp 44.889.526.000,00, namun dalam perjalanan waktu terjadi revisi

anggaran pada bulan September 2016. Anggaran Bapelkes Semarang hasil revisi

adalah sebesar Rp 36.546.146.000,00. Namun dalam perjalanannya anggaran

revisi yang telah disetujui diblokir sekitar Rp. 9.529.876.000 sehingga jika dihitung

anggaran 2016 yang bisa dilaksanakan adalah sebesar Rp. 27.016.270.000,00.

Sampai 31 Desember 2016, penyerapan anggaran DIPA Bapalkes

Semarang berkisar 76,55%. Anggaran 2016 yang tidak terserap sebesar Rp.

6.335.515.345 atau 23,45%. Realisasi tertinggi terjadi pada kegiatan pengadaan

kendaraan bermotor sebesar 99,99% dan kegiatan perangkat pengolah data dan

komunikasi 99,36%. Realisasi terendah terjadi pada kegiatan dukungan layanan

manajemen sebesar 61,02% serta kegiatan SDM kesehatan yang dilatih sebesar

59,68%.

Rendahnya serapan keuangan untuk pelatihan SDM Kesehatan selain

karena jumlah peserta yang mengikuti pelatihan masih belum mencapai target,

faktor lain adalah domisili peserta yang sebagian besar tinggal dekat tempat

pelatihan sehingga anggaran untuk transportasi tidak terserap maksimal

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 13 dibawah ini

LAKIP 2016 32

Tabel 13Rincian Realisasi Anggaran Bapelkes SemarangTahun 2016

Serapan anggaran DIPA selama 3 tahun terakhir (2014-2016) mengalami

fluktuasi naik turun, meskipun demikian realisasi serapan anggaran 2016

meningkat dibandingkan serapan tahun 2015 dan 2014. Selengkapnya

perbandingan serapan anggaran Bapelkes Semarang dapat dilihat pada tabel 14

dibawah ini.

Tabel 14Perbandingan Serapan Anggaran Bapelkes Semarang Tahun 2014 - 2016

No Tahun Pagu Realisasi %

1 2014 15.585.614.000,00 11.920.086.000,00 76,48

2 2015 25.827.607.000,00 17.177.030.760,00 66,51

3 2016 27.016.270.000,00 20.680.754.655,00 76,55

Kode Kegiatan Anggaran Realisasi %2076 Pendidikan dan

Pelatihan Aparatur Rp 15.362.164.000,00 Rp 10.066.933.911,00 65,53

2076.028 Dukungan LayananManajemen Rp. 1.105.089.000,00 Rp. 674.270.180,00 61,02

2076.029 SDM Kesehatan yangdilatih Rp. 11.710.347.000,00 Rp. 6.988.714.578,00 59,68

2076.995 Kendaraan Bermotor Rp. 1.610.433.000,00 Rp. 1.610.411.490,00 99,99

2076.996Perangkat Pengolah Datadan Komunikasi Rp. 25.430.000,00 Rp. 23.488.000,00 92,36

2076.997 Peralatan dan FasilitasPerkantoran Rp. 910.865.000,00 Rp. 770.049.663,00 84,54

2079

Dukungan manajemendan pelaksanaan tugastehnis lainnya padaprogram pengembangandan pemberdayaansumber daya manusiakesehatan

Rp. 11.654.106.000,00 Rp. 10.613.820.744,00 91,07

2079.994 Layanan perkantoran(base line) Rp. 10.904.106.000,00 Rp. 9.939.885.976,00 91.16

2079.997 Peralatan dan fasilitaskantor Rp 750.000.000,00 Rp. 673.934.768,00 89.86

Jumlah Rp 27.016.270.000,00 Rp 20.680.754.655,00 76,55

LAKIP 2016 33

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan1. Sepanjang tahun 2016 Bapelkes Semarang telah melaksanakan pelatihan yang

melibatkan 912 SDM kesehatan dari target sebesar 1.077 orang . Capaian

indikator utama kinerja Bapelkes Semarang sebesar 84,68%, sedikit menurun

bila dibandingkan capaian tahun 2015 yang mencapai 87,57%.

2. Bila mengacu kepada target nasional jangka menengah 2015- 2019 untuk

melatih 56.910 aparatur kesehatan, maka kontribusi pelatihan SDM Kesehatan

Bapelkes Semarang dari tahun 2015 sd 2016 terhadap target nasional adalah

sebanyak 1.865 orang atau 3,27%.

3. Realisasi kegiatan penunjang indikator kinerja Bapelkes meliputi

pengembangan pelatihan adalah sebesar 100%, pengendalian mutu 100% dan

peningkatan kapasitas SDM Kesehatan Bapelkes Semarang juga tercapai

100% atau sesuai target.

4. Anggaran kegiatan Balai Pelatihan Kesehatan Semarang tahun 2016

mengalami revisi. Revisi terjadi karena kebijakan Pusat maupun perubahan

prioritas anggaran. Revisi terakhir adalah efisiensi anggaran yang

mengakibatkan banyak kegiatan terblokir dan batal dilaksanakan. Pagu awal

anggaran tahun 2016 sebesar Rp. 44.889.526.000,00 mengalami revisi menjadi

sebesar Rp. 27.016.270.000,00, dan hanya terserap sebesar 76,55%, dimana

sisa anggaran DIPA tahun 2016 adalah sebesar Rp. 6.335.515.345,00

5. Realisasi anggaran untuk pelatihan SDM kesehatan sebesar Rp. 6.988.714.578

(59,68%) dari target anggaran sebesar Rp. 11.710.347.000. beberapa

penyebabnya antara lain adalah jumlah peserta pelatihan seperti TKHI dan PIM

yang ditetapkan oleh pusat lebih kecil dari target yang sudah ditetapkan,

beberapa lelang yang berkaitan dengan pelatihan seperti konsumsi danaya

yang terserap lebih sedikit dibandingkan pagu, tranport dan akomodasi peserta

tidak optimal terserap karena sebagian besar peserta yang dipanggil berdomisili

dekat dengan tempat pelatihan.

LAKIP 2016 34

B. SaranBeberapa hal yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki untuk meningkatkan capaian

Balai Pelatihan Kesehatan Semarang pada tahun-tahun mendatang adalah

sebagai berikut:

1. Tim perencana melakukan telaah terhada[p unit cost kegiatan dengan

mengambil angka tengah (median) dari SBU sehingga penyerapan pada tahun

mendatang bisa lebih optimal serta meningkatkan koordinasi dengan masing

masing seksi

2. Merencanakan pengadaan dan layanan perkantoran yang lebih terencana dan

dilaksanakan secara konsekuen.

3. Selalu berkomunikasi secara intensif dengan instansi pembina agar informasi

mengenai program pelatihan tahun berikutnya lebih jelas dan terencana dengan

baik.

4. Melakukan pertemuan rutin dan terjadwal untuk monitoring dan evaluasi

terhadap serapan anggaran maupun mendorong capaian output kinerja.