H · Web viewPembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008...

14
17 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan secara terintegrasi dengan guru me-nyampaikan materi pembelajaran. Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas digunakan prosedur penelitian yang mencakup : menganalisa kondisi awal, menggunakan 2 (dua) siklus, pada setiap akhir dari satu siklus dilakukan penilaian, dan pada setiap siklus dilakukan 4 (empat) tahapan tindakan yaitu : perencanaan, pelak-sanaan, observasi, dan refleksi Secara rinci pelaksanaan penelitian diuraikan sebagai berikut : A. Kondisi awal Pembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008 berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilengkapi dengan silabus dan penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sama dengan 61 (enam puluh

Transcript of H · Web viewPembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008...

Page 1: H · Web viewPembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008 berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilengkapi dengan silabus dan

17

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan secara terintegrasi dengan guru me-

nyampaikan materi pembelajaran. Dalam melaksanakan penelitian

tindakan kelas digunakan prosedur penelitian yang mencakup :

menganalisa kondisi awal, menggunakan 2 (dua) siklus, pada setiap

akhir dari satu siklus dilakukan penilaian, dan pada setiap siklus

dilakukan 4 (empat) tahapan tindakan yaitu : perencanaan, pelak-

sanaan, observasi, dan refleksi

Secara rinci pelaksanaan penelitian diuraikan sebagai berikut :

A. Kondisi awal

Pembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun

Pelajaran 2007/2008 berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), dilengkapi dengan silabus dan penentuan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sama dengan 61 (enam puluh satu). Dalam

proses pembelajaran Kimia, Guru menggunakan metode ceramah dan

tidak memanfaatkan media pembelajaran sebagai bentuk tiruan dari

konsep pembentukan senyawa ion yang bersifat abstrak, sehingga

secara riil tidak dapat dipahami oleh siswa secara utuh. Hal ini ber-

dampak pada rendahnya hasil belajar siswa (hasil tes tertulis tgl. 1

September 2007: 66% siswa mempunyai nilai < 61 dan harus diremidi).

Page 2: H · Web viewPembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008 berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilengkapi dengan silabus dan

18

Kegiatan pembelajaran dengan metode ceramah tersebut,

seperti terlihat pada gambar berikut

Gambar 4. Proses pembelajaran dengan metode ceramah

Kegiatan Pembelajaran dengan metode ceramah seperti pada

Gambar 4 dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2007.di Kelas X

Pencapan Semester I, Tahun 2007/2008 SMK Negeri 3 Pekalongan

yang dijadikan sebagai subyek penelitian. Pemilihan subyek penelitian

tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa Peneliti adalah Guru Kimia

pada Program Keahlian Pencapan.

Kondisi Awal ini tidak dapat dibiarkan terus menerus sehingga

perlu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.seperti Siklus I.

B. Siklus I

Pada siklus I, pelaksanaannya melalui 4 (empat) tahapan yaitu : a)

perencanaan, b) pelaksanaan, c) pengamatan dan d) refleksi. Selanjut-

Page 3: H · Web viewPembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008 berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilengkapi dengan silabus dan

19

Nya pada akhir siklus I dilakukan penilaian. Hasil penilaian dijadikan

bahan masukan untuk penyusunan rencana pada siklus berikutnya.

Siklus I. Perencanaan

Pada siklus I direncanakan: jadwal pembelajaran tanggal 8 Sep-

tember 2007, kelas yang dijadikan subyek penelitian Kelas X Pencapan

Semester 1 Tahun 2007/2008, materi pembelajaran yang akan diajar-

kan Pembentukan senyawa ion, metode mengajar yang digunakan :

demonstrasi, unjuk kerja, pemberian tugas, diskusi kelompok, dan

presentasi hasil diskusi, media pembelajaran yang akan digunakan :

“MAGNETRON” dan jadwal tes tertulis tanggal 15 September 2007.

Siklus I Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terdiri dari 3 (tiga) tahapan

1. Tahap Pembukaan

Untuk menumbuhkan respon dalam pembelajaran, Guru meng-

kondisikan suasana kelas dengan cara: memberikan salam (Assa-

lamu’alaikum), berdo’a, mengabsen, menyampaikan apersepsi (materi

pengait mencakup: pengertian unsur, ion dan senyawa),menyampaikan

materi yang akan diajarkan, tujuan pembelajaran, kompetensi yang ha-

rus dikuasai siswa, media pembelajaran yang digunakan sebagai ben-

tuk tiruan dari proses yang sebenarnya terjadi, dan system penilaian

2. Tahap Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti ini, terfokus pada proses pembelajaran yang

Page 4: H · Web viewPembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008 berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilengkapi dengan silabus dan

20

Terjadi saat menyampaikan materi pembentukan senyawa ion dengan

memanfaatkan media “Magnetron” seperti pada gambar berikut :

.

Gambar 5. Proses pembelajaran dengan media “MAGNETRON”

Dengan metode Demonstrasi, Guru memeragakan cara pemben-

tukan senyawa ion dengan memanfaatkan media “MAGNETRON” pada

salah satu kelompok besar = 6 orang dilanjutkan dengan pemberian

tugas kepada siswa untuk melakukan uji coba sebagai berikut:

Gambar 6. Sekelompok siswa melakukan uji coba ”MAGNETRON”

Page 5: H · Web viewPembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008 berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilengkapi dengan silabus dan

21

Setelah melakukan Uji Coba, Siswa diberi kesempatan untuk ber-

diskusi tentang pembahasan latihan soal-soal kemudian mempresen-

tasikan hasil diskusinya, seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 7. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

3. Tahap Penutup

Setelah siswa selesai presentasi, Guru kemudian mengakhiri pro-

ses pembelajaran dengan membaca do’a penutup

Siklus I Observasi

Pada kegiatan observasi ini, berdasarkan lembar soal tes tertulis

dilakukan penilaian terhadap Hasil Belajar Siswa. Sistem penilaian

mencakup: nilai hasil belajar, ketuntasan individu dan jumlah siswa

yang mendapatkan nilai < 61 dan perlu diremidi. Bagi siswa yang tidak

dapat mengikuti tes tertulis, diberi kesempatan untuk mengikuti tes

tertulis susulan. Kegiatan tes tertulis dilaksanakan tanggal 15 Sep-

tember 2007 seperti terlihat pada gambar berikut:

Page 6: H · Web viewPembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008 berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilengkapi dengan silabus dan

22

Gambar 8. Siswa sedang mengerjakan soal tes tertulis

Siklus I. Refleksi

Pada tahap refleksi pada siklus I ini terdiri dari 2 (dua) kegiatan:

1. Waktu refleksi diri

Refleksi dilaksanakan setelah materi Pembentukan senyawa ion

selesai diajarkan dan diberikan penilaian, selanjutnya dilakukan:

a. Diskusi dengan siswa tentang pemahaman konsep pem-

bentukan senyawa ion dengan pemanfaatan media pembe-

lajaran “MAGNETRON” sebagai bentuk tiruan dari proses yg

sebenarnya terjadi. .Dari hasil diskusi ternyata siswa kesu-

litan dalam menyelesaikan soal-soal pembentukan senyawa

ion jika ion positip atau ion negatip bermuatan > 1. Dan dari

tes tertulis jumlah siswa yang mendapat nilai < 61 dan perlu

diremidi ada 16 (enam belas) siswa dari jumlah siswa 36 atau

44 (empat puluh empat) %.

Page 7: H · Web viewPembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008 berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilengkapi dengan silabus dan

23

b. Diskusi dengan Guru Kimia melalui Forum MGMP Kimia SMK

Kota Pekalongan. Dari hasil diskusi, disepakati media pem-

belajaran “MAGNETRON” hasil ciptaan Dra. Endang Widara-

tih, M.Pd. untuk dimanfaatkan sebagai bentuk tiruan dari pro-

ses pembentukan senyawa ion. Dengan alasan dapat me-

ningkatkan hasil belajar siswa (jumlah siswa yang mendapat

nilai < 61 dari 66% menjadi 44% atau yang mendapat nilai >

61 meningkat dari 34% menjadi 56%)

2. Penentuan siklus lanjutan

Berdasarkan hasil refleksi diri bahwa jumlah siswa yang mendapat

nilai < 61 dari 66% menjadi 44% atau yang mendapat nilai > 61

meningkat dari 34% menjadi 56% disebabkan karena siswa kesulitan

memahami pembentukan senyawa ion jika ion positip dan ion negatip

yang bergabung membentuk senyawa ion bermuatan > 1 (satu), maka

perlu dilakukan tindakan pada siklus II

C. Siklus II

Pada siklus II, pelaksanaannya sama dengan Siklus I yaitu melalui

4 (empat) tahapan : a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) pengamatan

dan d) refleksi. Selanjutnya pada akhir siklus II dilakukan penilaian.

Hasil penilaian dijadikan bahan masukan untuk penyusunan rencana

pada siklus berikutnya.

Page 8: H · Web viewPembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008 berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilengkapi dengan silabus dan

24

Siklus II. Perencanaan

Pada siklus II direncanakan: jadwal pembelajaran tanggal 22 Sep-

tember 2007, kelas yang dijadikan subyek penelitian sama seperti Si-

klus I materi pembelajaran yang akan diajarkan Pembentukan senyawa

ion, jika ion positip dan ion negatip yang bergabung bermuatan >satu,

metode mengajar yang digunakan sama dengan siklus I,media pem-

belajaran yang akan digunakan sama dengan siklus I, dan jadwal tes

tertulis tanggal 29 September 2007.

Siklus II Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini terdiri dari 3 (tiga) tahapan

1. Tahap Pembukaan

Pelaksanaannya sama dengan siklus I

2. Tahap Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti ini, pelaksanaannya sama dengan siklus I.

Perbedaan terjadi pada jumlah anggota kelompok Jika pada siklus

I,jumlah anggota kelompok = 6 orang, maka pada siklus II ini masing-

masing kelompok besar dibagi menjadi dua kelompok kecil. Sehingga

pada siklus II jumlah anggota kelompok = 3 orang.

3. Tahap Penutup

Pelaksanaannya sama dengan siklus I yaitu mengakhiri proses

pembelajaran dengan membaca do’a penutup

Page 9: H · Web viewPembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008 berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilengkapi dengan silabus dan

25

Siklus II Observasi

Pada kegiatan observasi ini sama dengan siklus I. Perbedaannya

pada pelaksanaan tes tertulis tanggal 29 September 2007

Siklus II. Refleksi

Pada tahap refleksi pada siklus I ini terdiri dari 2 (dua) kegiatan:

1. Waktu refleksi diri

Refleksi dilaksanakan setelah materi Pembentukan senyawa ion

selesai diajarkan dan diberikan penilaian, selanjutnya dilakukan:

a. Diskusi dengan siswa tentang pemahaman konsep pem-

bentukan senyawa ion jika ion positip atau ion negatip ber-

muatan > satu . dengan pemanfaatan media pembelajaran

“MAGNETRON” sebagai bentuk tiruan dari proses yang

sebenarnya terjadi. .Dari hasil diskusi ternyata pada umum-

nya siswa sudah memahaminya. Dan dari tes tertulis jumlah

siswa yang mendapat nilai < 61 dan perlu diremidi ada 5

(lima) siswa dari jumlah siswa 36 atau 14 (empat belas) %.

b. Diskusi dengan Guru Kimia melalui Forum MGMP Kimia SMK

Kota Pekalongan. Dari hasil diskusi, disepakati tindakan yang

diberikan cukup dua siklus saja. Dengan alasan hasil belajar

siswa meningkat (jumlah siswa yang mendapat nilai < 61 dari

44% menjadi 14% atau yang mendapat nilai > 61 meningkat

dari 56% menjadi 86%).

Page 10: H · Web viewPembelajaran Kimia untuk siswa Kelas X (Semester 1) Tahun Pelajaran 2007/2008 berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilengkapi dengan silabus dan

26

2. Penentuan siklus lanjutan

Berdasarkan hasil refleksi diri bahwa jumlah siswa yang mendapat

nilai < 61 dari 44% menjadi 14% atau yang mendapat nilai > 61 me-

ningkat dari 56% menjadi 86% dan hasil diskusi Guru Kimia pada

Forum MGMP Kimia Kota Pekalongan, maka diputuskan tidak perlu

dilakukan tindakan pada siklus berikutnya.