skripsi KTSP
-
Upload
endy-hartawan -
Category
Documents
-
view
262 -
download
2
Transcript of skripsi KTSP
PENGARUH PENERAPAN KTSP TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI
DI SMAN 1 KWANYAR BANGKALAN
SKRIPSI
Oleh:
Umar Said(04130018)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
(UIN) MALANG JANUARI 2009
PENGARUH PENERAPAN KTSP TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI
DI SMAN 1 KWANYAR BANGKALAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan IPS (S.Pd)
Diajukan Oleh: Umar Said(04130018)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG JANUARI 2009
i
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PENERAPAN KTSP TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 KWNYAR
BANGKALAN
SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh
Umar Said (04130018)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 17 Januari 2008 Dengan nilai B
Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh gelar strata satu sarjana pendidikan (S.Pd)
Pada tanggal: 17 Januari 2008
Panitia Ujian
Ketua Sidang
Dr. M. Zainuddin, M. A NIP. 150 275 502
Sekretaris
Drs. H. M. Hadi Masruri, Lc., M. A NIP. 150 331 145
Penguji Utama
Dr. Wahidmurni, M. Pd, Ak NIP. 150 303 049
Dosen Pembimbing
Dr. M. Zainuddin, M. A NIP 150 275 502
Mengesahkan Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM KTSP TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI
DI SMAN 1 KWANYAR BANGKALAN
SKRIPSI
Oleh:
UMAR SAID NIM: 04130018
Telah Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing
Dr. M. Zainuddin, M.A NIP. 150 275 502
Mengetahui. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Drs. Muhammad Yunus, M.SiNIP. 150 276 940
Dr. M. Zainuddin, M.A Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Umar Said Malang 10 Januari 2009 Lamp : 4 eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Di Malang Assalamu’alaikum Wr. Wb Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan. Baik dari segi bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini: Nama : Umar Said Nim : 04130018 Jurusan : Pendidikan IPS
Judul Skripsi : PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM KTSP TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 KWANYAR BANGKALAN
Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak di ajukan untuk di ujikan. Demikian, mohon di maklumi adanya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing
Dr. M. Zainuddin, M. A NIP 150 275 502
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang 10 januari 2009
Umar Said
LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan Kepada segenap keluarga
Saya, yang telah memberikan Dukungan dan materi Sampai tidak mengenal Lelah dan pasrah untuk Menyuruh menuntut ilmu.
Dan skripsi ini ku persembahkan sebagai tanda bahwa
telah selasai strata satu
MOTTO
لة د المجا ١١......رجت د العلم توا أو ين والد منكم منو أ ين الد اهللا فع يرArtinya: Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan, beberapa derajat……. AL MUJAADILAH 11
KATA PENGANTAR
Seiring dengan bergantinya waktu. Siang berganti malam, malam berganti
pagi. Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Penyusun panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang maha kuasa., yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
penyusunan dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan
Kurikulum KTSP Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran
Ekonomi Di SMAN 1 KWanyar”.
Tidak lupa shalawat serta salam terlimpahkan pada Nabi Muhammad
SAW. yang membawa cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia
dari zaman jahiliah ke masa yang serba moderen.
Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi syarat guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan IPS di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri Malang. Adapun tujuan peneliti adalah untuk mengetahui Penegaruh
Penerapan Kurikulum KTSP Terhadap Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran
Ekonomi Di SMAN 1 Kwanyar. Apa yang disajikan dalam skripsi ini merupakan
ramuan dari pengetahuan dasar secara teoritis, pandangan para pakar, pengalaman
orang lain, pengamatan dan analisis yang penulis lakukan, yang kesemuanya
dicoba diramu dalam bahasa yang mudah difahami dan menghasilkan kesimpulan
yang bermanfaat.
Penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar
kecuali berkat arahan dan bimbingan serta dukungan dari banyak pihak. Untuk itu.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penulisan skripsi ini, antara lain:
1. Orang tua, dan saudara-saudaraku yang telah banyak mendukung, baik
semangat dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya di
Universitas Islam Negeri Malang.
2. Bapak Dr. M. Zainuddin, M.A selaku dosen pembimbing yang telah
memberi arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan dan
penyelesaian skripsi ini.
3. Semua Dosen UIN Malang khususnya Dosen jurusan Pendidikan IPS
yang telah memberikan kami pengalaman dan pengetahuan.
4. Semua dewan guru yang ada di SMAN 1 Kwanyar yang banyak
membantu dan meluangkan waktunya untuk menjadi responden dalam
penyususnan skripsi ini.
5. Teman-teman senasib dan seperjuangan di jurusan pendidikan IPS
angkatan 2004.
Tiada ucapan dan bahan yang patut penulis berikan kepada mereka Do’a
tulus iklas. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan kebaikan yang
berlipat.
Skripsi ini adalah pengalaman pertama bagi penulis, tentunya ini mash
jauh dari kesempurnaan, kami sebagai manusia biasa, sadar bahwa dalam
penyusunan skripsi ini banyak kekhilafan dan kekurangan itu, walaupun kami
sudah berusaha mengantisipasi kekurangan itu. Karena itu sangat berharap saran
dan kritik guna membangun selanjutnya. Harapan kami semoga penulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin Ya Robbal Alamin………
Malang 12 Januari 2008 Penyusun,
Umar Said 04130018
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………… ii
LEMBAR NOTA DINAS……………………………………………… iii
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………. iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ………………………………………….. v
MOTTO………………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………. vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………… x
ABSTRAK……………………………………………………………... xi
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………... 8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………. 9
D. Kegunaan Penelitian……………………………………... 9
E. Hipotesa Penelitian……………………………………….. 10
F. Definisi Operasional………………………………………. 10
G. Sistematika Pembahasan………………………………….. 11
BAB II : KAJIAN PUSTAKA………………………………………... 13
A. Penelitian Terdahulu……………………………………… 13
B. Pembahasan Kurikulum…………………………………... 16
1. Pengertian kurikulum…………………………………. 16
2. Landasan Kurikulum…………………………………. 18
3. Fungsi kurikulum……………………………………… 19
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Implimentasi
Kurikulum……………………………………………. 21
5. Pengertian KTSP…………………………………….. 22
6. Tujuan KTSP………………………………………… 25
7. Prinsip-prinsip KTSP………………………………… 26
8. Pelaksanaan Pengembangan KTSP………………….. 30
9. Mekanisme Penyusunan KTSP………………………. 30
10. Komponen KTSP…………………………………….. 31
11. Acuan Pengembangan KTSP………………………… 33
12. Perbedaan Kurikulum 1994 Dengan 2006……………. 35
C. Pembahasan Prestasi Belajar……………………………… 38
1. Pengertian Prestasi Belajar…………………………… 38
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar… 39
a. Faktor Interen……………………………………. 39
b. Faktor Eksteren…………………………………... 42
BAB III : METODE PENELITIAN………………………………… 44
A. Lokasi Penelitian ………………………………………… 44
B. Jenis Penelitian…………………………………………… 45
C. Populasi Dan Sampel…………………………………….. 45
D. Pengumpulan Data……………………………………….. 46
1. Metode Angket (Kuesioner)………………………….. 46
2. Metode Observasi……………………………………… 47
3. Metode Interview……………………………………… 48
4. Metode Dokumentasi………………………………….. 48
E. Analisi Data………………………………………………… 49
1. Uji Validitas……………………………………………. 50
2. Uji Reabilitas…………………………………………… 53
BAB IV : PAPARAN HASIL PENELITIAN…………………………. 57
A. Latar Belakang Sekolah……………………………………. 57
1. Sejarah Berdirinya SMAN 1 Kwanyar………………… 57
2. Tujuan SMAN 1 Kwanyar……………………………… 59
3. Kurikulum SMAN 1 Kwanyar…………………………. 60
B. Penyajian Hasil Penelitian………………………………….. 67
1. Penerapan Kurikulum KTSP…………………………… 67
2. Dampak Kurikulum Terhadap Prestasi Siswa………….. 68
C. Analisis Data……………………………………………….. 70
D. Menguji Hipotesis Dan Uji Hipotesis………………………. 74
BAB V : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……………………. 78
A. Penerapan Kurikulum Sekolah……………………………... 79
B. Prestasi Belajar……………………………………………... 85
C. Pengaruh Penerapan KTSP Terhadap Prestasi Belajar Siswa.. 86
BAB VI : KESIMPILAN DAN SARAN………………………………… 89
A. Kesimpulan…………………………………………………. 89
B. Saran………………………………………………………... 89
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 91
LAMPIRAN……………………………………………………………… 93
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbedaan KBK Dengan KTSP……………………………… 35 Tabel 2.2 Perbedaan KBK Dengan KTSP……………………………… 36 Tabel 3.1 Skor Pertanyaan……………………………………………… 47 Tabel 3.2 Variabel X…………………………………………………… 51 Tabel 3.3 Variabel Y……………………………………………………. 52 Tabel 3.4 Uji Reabeliatas Instrumen Penelitian………………………… 55 Tabel 4.1 Program IPS………………………………………………….. 61 Tabel 4.2 Ekstrakurikuler……………………………………………….. 42 Tabel 4.3 Jumlah Jam Perminggu………………………………………. 63 Tabel 4.4 Kriteria KKM……………………………………………….... 64 Tabel 4.5 KKM Program IPS………………………………………….... 65 Tabel 4.6 Profil Tamatan………………………………………………... 65 Tabel 4.7 Keadaan Siswa……………………………………………….. 66 Tabel 4.8 Sarana dan Prasarana…………………………………………. 66 Tabel 4.9 Buku Bacaan Di Perpus ……………………………………… 67 Tabel 4.10 Distribusi Penerapan KTSP………………………………….. 70 Tabel 4.11 Norma Skala Tingkat Penerapan KTSP………………..…….. 71 Tabel 4.12 Distribusi Prestasi Belajar……………………………………. 72 Tabel 4.13 Norma Skala Tingkat Prestasi Belajar……………………….. 73 Tabel 4.14 Model Summary Analisis …………………………………… 74 Tabel 4.15 Hasil Analisis Linier Sederhana…………………………….. 74 Tabel 4.16 Corelation……………………………………………………. 76 Tabel 4.17 Hasil uji f Anova…………………………………………….. 76
ABSTRAK Said, Umar 2009. Pengaruh Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Program Studi Pendidikan Ekonomi), Fakultas Tarbiyah. Universitas Islam Negeri Malang. Pembimbing: Dr. M. Zainuddin, M.A. Kata Kunci: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Prestasi Belajar siswa.
Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum yang dilaksanakan dan di operasionalkan oleh masing-masing satuan pendidikan, atau dengan kata lain kurikulum KTSP Suatu bentuk realisasi kebijakan desentralisasi dalam bidang pendidikan agar kurikulum tersebut sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Tujuan Kurikulum KTSP dalam Pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dan penyusunan Kurikulum KTSP dalam pendidikan menengah perlu melihat: 1). Pengembangaan yang sesuai dengan relevansi oleh setiap kelompok atau satuan penidikan dan komite sekolah dibawah kordinasi dan supervise dinas pendidikan atau departemen agama. 2). Penyusunan KTSP merupakan kegiatan perencanaan sekolah atau madrasah. Dalam tahap ini dalam penyusunan KTSP meliputi penyiapan dan penyusunan draf review dan revisi, serta finalisasi. 3). Dalam dokumen KTSP pada jenjang pendidikan menengah perlu dinyatakan bahwa kepala sekolah serta komite madrasah dan oleh departemen yang mengenai urusan dibidang pendidikan.
Berdasarkan dari latar belakang di atas maka penelitian ini membahas tentang: petama, Apakah dengan menerapkan kurikulum KTSP dapat memperbaiki prestasi belajar siswa; Kedua, Bagaimana pengaruh kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar siswa; Ketiga, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa.
Penelitian bersifat kuntitatif dan teknik pengumpulan data berupa metode koesioner dan dokumentasi, dan metode wawancara hanya sebagai pelengkap untuk menguatkan bukti. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah tehnik regresi linier, dan untuk menguji seberapa besar pengaruhnya uji t dan uji f.
Dari hasil analisis yang diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara penerapan kurikulum KTSP dengan prestasi belajar siswa dari hasil uji t tunjukkan dengan nilai t hitung ≥ t tabel (2.275 ≥ 1.692), sedangkan dari uji f maka dapat ditunjukkan dengan nilai uji f bahwa F hitung > F tabel ( 5.174 > 2.874). Maka kesimpulannya ada pengaruh antara kurikulum KTSP dengan prestasi belajar siswa, karena dalam penerapan kurikulum KTSP khusunya dalam mata pelajaran ekonomi dengan adanya penambahan jam yang seharusnya mata pelajaran ekonmi 3 jam perminggu diganti 5 jam perminggu, semua itu merupakan salah satu pengaruh prestasi belajar siswa. Dengan kata lain dengan adanya penambahan jam mata pelajaran membuat siswa jenuh karena dalam perminggunya ada 5 jam.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak ahli pendidikan yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan
persoalan yang pelik, namun tidak semuanya yang merasakan bahwa pendidikan
merupakan tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju,
membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia, tentu
mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci kesuksesan, dan tanpa kunci itu
usaha mereka akan gagal.
Jika kita terus akan melangkah dengan cara mengemas pendidikan,
pembelajaran dan belajar seperti sekarang ini, kita akan dijumpai dengan peserta
didik yang lebih cendrung bertindak kekerasan, pemaksaan kehendak, dan
pemerkosaan nilai-nilai kemanusian. Bangsa Indonesia sekarang lagi menghadapi
masalah yang telah disebutkan diatas, yang lakukan oleh para siswa Sekolah
Menengah Atas maupun siswa Madrasah Aliyah, dan tidak lupa, bisa jadi ditiru
oleh siswa SLTP/ MTs, karena ingin melampiaskan apa yang ia dengar, dilihat
dari berbagai topik. Seharusnya siswa yang terpelajar harus benar-benar
mengeyam bangku pendidikan malah duduk dijeruji besi. Masalah tersebut
tumbuh dari keadaan yang biasa, seperti masalah politik, hukum, sosial, ekonomi,
moral, kepercayaan, dan lain-lain. Masih banyak usaha yang dilakukan untuk
menata dan menstruktur kembali pola kehidupan masyarakat, namun hasil yang
didapat belum seperti yang didapat belum seperti yang diharapkan.
1
Asumsi-asumsi yang melandasi program-program pendidikan sering kali
tidak sejalan dengan hakekat belajar, hakekat orang yang belajar, dan hakekat
orang yang mengajar. Dunia pendidikan, lebih khusus bagi dunia belajar, didekati
dengan paradigma yang tidak mampu menggambarkan hakekat belajar dan
pembelajaran secara komprehensif. Praktek-praktek pendidikan dan pembelajaran
sangat diwarnai oleh landasan teoritik dan konseptual yang tidak akurat.
Pendidikan dan pembelajaran selama ini hanya menggunakan pada pembentukan
perilaku keseragaman, dengan harapan akan menghasilkan keteraturan, ketertiban,
ketaatan, dan kapastian. Pembentukan ini dilakukan dengan kebijakan
penyeragaman pada berbagai pendidikan yang menggunakan keseragaman
ternyata telah berhasil membelajarkan anak-anak untuk mengabaikan
keragaman/perbedaan.
Perkembangan zaman di era globalisasi saat ini di semua aspek juga
berkembang dengan cepat. Demikian halnya dengan dunia pendidikan, yang harus
terus berpacu agar bisa memenuhi kebutuhan pendidikan di masa sekarang dan
yang akan datang. Berbagai usaha banyak dilakukan mulai dari pemenuhan
kebutuhan fisik seperti sarana dan prasarana sampai dengan kebutuhan yang
bersifat konseptual operasional, mulai dari kurikulum sampai dengan guru dan
siswa selaku pelaku pendidikan.
Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat. berbangsa, dan bernegara di dalam negeri dan isu-isu mutakhir
dari luar negeri yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan dipertimbangkan
dalam penyusunan kurikulum baru pada jenjang pendidikan menengah.
Kurikulum yang dibutuhkan di masa yang akan datang yaitu kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP). kurikulum ini dikembangkan untuk
memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan,
pertentangan, ketidak menentuan, ketidak pastian, dan kerumitan-kerumitan
dalam kehidupan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditujukan untuk
menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas
budaya dan bangsanya.
Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan,
pengalaman belajar yang membangun integritas sosial, serta membudayakan dan
mewujudkan karakter nasional.
Dengan kurikulum yang demikian dapat memudahkan guru dalam
penyajian pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat
yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu: belajar mengetahui,
belajar melakukan, belajar menjadi diri sendiri, dan belajar hidup dalam
kebersamaan.
Mempersiapkan peserta didik yang memiliki berbagai kompetensi pada
hakikatnya merupakan upaya untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki
kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi.
Dengan memiliki kompetensi semacam itu, peserta didik diharapkan mampu
untuk menghadapi dan mengatasi segala macam akibat dan adanya perkembangan
dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan yang terdekat sampai yang terjauh
(Iokal, nasional, regional, dan internasional).
KTSP memiliki kelibihan yang telah dirancang oleh DIKNAS agar
kurikulum tersebut (KTSP) dapat menyesuaikan dengan kebutuhan lembaga
pendidikan, seperti lembaga pendidikan yang ada di pedesaan dan di pesisir.
Bahwa KTSP dirancang oleh satuan pendidikan atau guru bidang studi agar mata
pelajaran tersebut sesuai dengan standar pemikiran siswa. Kelebihan kurikulum
KTSP yaitu :
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan
kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh
Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai
potensi keunggulan lokal. Dengan adanya penyeragaman ini, sekolah di kota sama
dengan sekolah di daerah pinggiran maupun di daerah pedesaan. Penyeragaman
kurikulum ini juga berimplikasi pada beberapa kenyataan bahwa sekolah di
daerah pertanian sama dengan sekolah yang daerah pesisir pantai, sekolah di
daerah industri sama dengan di wilayah pariwisata. Oleh karenanya, kurikulum
tersebut menjadi kurang operasional, sehingga tidak memberikan kompetensi
yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan diri dan keunggulan khas
yang ada di daerahnya. Sebagai implikasi dari penyeragaman ini akibatnya para
lulusan tidak memiliki daya kompetitif di dunia kerja dan berimplikasi pula
terhadap meningkatnya angka pengangguran. Untuk itulah kehadiran KTSP
diharapakan dapat memberikan jawaban yang konkrik terhadap mutu dunia
pendidikan.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen
sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam
penyelenggaraan program-program pendidikan
Dengan berpijak pada panduan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar
dan menengah yang dibuat oleh BSNP, sekolah diberi keleluasaan untuk
merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum sekolah
sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal yang bisa
dimunculkan oleh sekolah. Sekolah bisa mengembangkan standar yang lebih
tinggi dari standar isi dan standar kompetensi lulusan.
Berdasarkan prinsip-prinsip ini, KTSP sangat relevan dengan konsep
desentralisasi pendidikan sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan konsep
manajemen berbasis sekolah (MBS) yang mencakup otonomi sekolah di
dalamnya. Pemerintah daerah dapat lebih leluasa berimprovisasi dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Di samping itu, sekolah bersama komite
sekolah diberi otonomi menyusun kurikulum sendiri sesuai dengan kebutuhan di
lapangan.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan
dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi
kebutuhan siswa.
Sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang
dalam Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan
Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), sekolah diwajibkan menyusun kurikulumnya sendiri. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) itu memungkinkan sekolah menitikberatkan pada mata
pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh
misalnya, sekolah yang berada dalam kawasan pariwisata dapat lebih
memfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran di bidang
kepariwisataan lainnya.
KTSP ini sesungguhnya lebih mudah, karena guru diberi kebebasan untuk
mengembangkan kompetensi siswanya sesuai dengan lingkungan dan kultur
daerahnya. KTSP juga tidak mengatur secara rinci kegiatan belajar mengajar
(KBM) di kelas, tetapi guru dan sekolah diberi keleluasaan untuk
mengembangkannya sendiri sesuai dengan kondisi murid dan daerahnya. Di
samping itu yang harus digaris bawahi adalah bahwa yang akan dikeluarkan oleh
BNSP tersebut bukanlah kurikulum tetapi tepatnya Pedoman Penyusunan
Kurikulum 2006.
4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan
memberatkan kurang lebih 20%.
Dengan diberlakukannya KTSP itu nantinya akan dapat mengurangi
beban belajar sebanyak 20% karena KTSP tersebut lebih sederhana. Di samping
jam pelajaran akan dikurangi antara 100-200 jam per tahun, bahan ajar yang
dianggap memberatkan siswa pun akan dikurangi. Meskipun terdapat
pengurangan jam pelajaran dan bahan ajar, KTSP tetap memberikan tekanan pada
pengembangan kompetensi siswa.
Pengurangan jam belajar siswa tersebut merupakan rekomendasi dari
BSNP. Rekomendasi ini dapat dikatakan cukup unik, karena selama bertahun-
tahun beban belajar siswa tidak mengalami perubahan, dan biasanya yang berubah
adalah metode pengajaran dan buku pelajaran semata. Jam pelajaran yang biasa
diterapkan kepada siswa sebelunya berkisar antara 1.000-1.200 jam pelajaran
dalam setahun. Jika biasanya satu jam pelajaran untuk siswa SD, SMP dan SMA
adalah 45 menit, maka rekomendasi BSNP ini mengusulkan pengurangan untuk
SD menjadi 35 menit setiap jm pelajaran, untuk SMP menjadi 40 menit, dan
untuk SMA tidak berubah, yakni tetap 45 menit setiap jam pelajaran. Total 1.000
jam pelajaran dalam satu tahun ini dengan asumsi setahun terdapat 36-40 minggu
efektif kegiatan belajar mengajar.dan dalam seminggu tersebut meliputi 36-38 jam
pelajaran.
Alasan diadakannya pengurangan jam pelajaran ini karena menurut pakar-
pakar pendidikan anak bahwa jam pelajaran di sekolah-sekolah selama ini terlalu
banyak. Apalagi kegiatan belajar mengajar masih banyak yang terpaku pada
kegiatan tatap muka di kelas. Sehingga suasana yang tercipta pun menjadi
terkesan sangat formal. Dampak yang mungkin tidak terlalu disadari adalah siswa
terlalu terbebani dengan jam pelajaran tersebut. Akibat lebih jauh lagi adalah
mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah
plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Pola kurikulum baru (KTSP) akan memberi angin segar pada sekolah-
sekolah yang menyebut dirinya nasional plus. Sekolah-sekolah swasta yang kini
marak bermunculan itu sejak beberapa tahun terakhir telah mengembangkan
variasi atas kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Sehingga ketika pemerintah
kemudian justru mewajibkan adanya pengayaan dari masing-masing sekolah,
sekolah-sekolah plus itu jelas akan menyambut gembira.
SMAN 1 Kwanyar Bangkalan merupakan sebuah lembaga pendidikan
yang formal. Di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan menerapkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) lebih dari satu tahun, karena di SMAN 1 Kwanyar
Bangkalan menerapkan KTSP merupakan tekanan dari DIKNAS. Siap tidak siap
pada tahun 2010 setiap lenabaga pendidikan di haruskan menerapkan KTSP, jadi
banyak guru-guru di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan yang tidak siap dengan
menerapkan KTSP, alasannya karena KTSP baru saja di dengar dan guru-guru di
SMAN 1 Kwanyar Bangkalan banyak yang kurang paham mengoprasikan KTSP,
karena guru SMAN 1 Kwanyar banyak yang tidak ikut diklatnya, hany beberapa
bagian guru-guru yang ikut seminar KTSP.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang diatas maka penulis banyak timbul
pertanyaan tentang ruang lingkup kurikulum KTSP yang diberlakukan diseluruh
lembaga pendidikan yang ada di indonesia.
1. Apakah ada pengaruh yang positif signifikan antara penerapan KTSP
dengan prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan?
2. Apakah ada pengaruh antara kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) dengan prestasi belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka
tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui apakah dengan memakai kurkulum KTSP dapat
memperbaiki prestasi siswa?
2. Untuk mengetahui apakah faktor lingkungan sekolah dapat
mempengaruhi prestasi belajar dan apa saja faktor pendukung yang
menyebabkan prestasi siswa menurun?
D. Kegunaan Peneliti
Besar harapan peneliti agar penelitian ini dapt memberikan manfaat bagi:
1. Peneliti
yaitu menambah pengalaman dan informasi tentan perkembangan
kurikulum terhadap prestasi belajar pada siswa.
2. Mahasiswa UIN Malang
yaitu sebagai bahan pertimbangan sebelum memulai penelitian dan
diharapkan bisa melanjutkan penelitian ini lebih mendalam lagi.
3. Masyarakat umum
yaitu dapat memberikan sumbangan informasi mengenai perkembengan
kurikulum, bahwa dengan perubahan kurikulum apakah dapat
menyebabkan prestasi anak lebih maju atau kurang.
4. Bagi siswa
Sebagai bahan atau wahana informasi dalam mengkaji hal-hal yang
berkaitan dengan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar dan
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa itu sendiri.
5. Bagi guru
Sebagai bahan acuan bagi para dewan guru dalam menumbuhkan
kreatifitas dan profesionalisme dalam proses belajar mengajar.
E. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian dengan judul : Pengaruh Penerapan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam
Mata Pelajaran Ekonomi Di SMAN 1 Kwanyar. Yakni sebagai berikut:
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Penerapan kurikulum KTSP berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Penerapan kurikulum KTSP tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa.
E. Definisi Operasional
1. Kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi peserta
didik, didlam kelas dihalam sekolah. Dengan kata lain kurikulum ia
sebuah perangkat mata pelajaran yang harus ditempu oleh siswa selama ia
ada di sekolahan.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau
salah satu bentuk realisasi kebijakan desentralisasi di bidang pendidikan
agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan
potensi peserta didik di sekoloh dengan mempertimbangkan kepentingan
lokal, nasional dan tuntutan global dengan semangat MBS.
3. Prestasi Belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam proses belajar anak
didik setelah melaksanakan kegiatan belajar dalam waktu tertentu1.
F. Sistematika Pembahasan
Bab I: Pendahuluan, yang berisi pokok-pokok pemikiran yang melatar
belakangi penulisan penelitian yaitu terdiri dari latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Hipotesis Penelitian, Devinisi Operasional, dan
Sistematika Pembahasan.
Bab II: Kajian Teori 1). Tinjauan Kurikulum, Pengertian kurikulum,
Landasan Kurikulum, Fungsi Kurikulum, Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Implementasi Kurikulum, Pengertian Kurikulum
KTSP, Tujuan KTSP, Prinsip KTSP, Pelaksanaan KTSP,
Komponen KTSP, Tinjaun Prestasi Belajar, Faktor Yang
Mempengaruhi Prestasi Belajar. 2). Prestasi dan Prestasi Belajar
meliputi yaitu: prestasi, prestasi belajar, Evaluasi Prestasi Belajar.
1 Syaiful Bahri Djamara, prestasi dan kompetensi Guru (Usaha Nasional, Surabaya, 1994, hal 24).
3). Pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi diantaranya yaitu:
Faktor Internal, Faktor Eksternal, Unsur-Unsur Prestasi Belajar
Bab III: Metode Penelitian, yang meliputi: Jenis Penelitian, Populasi dan
Sampel, Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis
Data.
Bab IV: Laporan Hasil Penelitian, yakni memaparkan data-data yang akurat
tentang gambaran umum lokasi penelitian, gambaran umum
identitas atau deskripsi responden, dan deskripsi hasil penelitian
Pengaruh Penerapan Kurikulum KTSP Terhadap Prestasi Belajar
Siswa di SMAN 1 Kwanyar Dalam Mata Pelajaran Ekonomi
Kelas XII.
Bab V: Pembahasan Hasil Penelitian meliputi; analisa hasil penelitian,
interpretasi data tentang Pengaruh Penerapan Kurikulum KTSP
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi
Di SMAN I Kwanyar
Bab VI: Penutup, yang terdiri dari Kesimpulan dan saran-saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Dalam kajian pustaka/teori banyak yang mengemukakan beberapa analisis
teori-toeri yang ada hubungannya dengan pokok bahasan permasalahan yang akan
dijadikan dasar dan pedoman untuk mengetahui jawaban dari sebuah
permasalahan tersebut. Adapun titik berat pada penelitian ini adalah teori tentang
Kurikulum KTSP kalau dilihat dari perspektif teori ilmu pendidikan. Akan tetapi
sebelum kajian teori tersebut dipaparkan, akan digunakan mengenai penelitian
yang terdahulu.
Dalam penelitiannya Jehsani Ropeeah, judul skripsinya ”Pengembangan
Kurikulum pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Lamyang Whitthaya Munaliyhi
Propensi Thailand Selatan”2. Hasil penelitiannya pelaksanaan Kurikulum
pendidikan agama islam di sekolah menengah Lamyang Whitthaya Munalithi,
mempunyai tips tersendiri dalam menerapkan kurikulumnya. Adapun tips tersebut
antara lain: menggunakan sistem terpadu dalam kurikulumnya sehingga terdapat
korelasi antara mata pelajaran umum dan mata pelajaran agama. Penelitian ini
menggunakan data kualitatif (deskriptif) penggambaran.
Sedangkan dalam penelitiannya Nurul Wakhidah Milati, skripsinya
berjudul ”Implementasi Cooperative Learning Metode Jigsaw Dalam
2 Jehsina Ropeaah. Pengembangan Kurikulum pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (Malang 2006) Hal: Skripsi
13
Meningkatkan Pretasi Belajar Pendidikan Agama Islam”3. Hasil penelitiannya
adalah Implementasi Cooperative Learning dan Jigsaw, meninbgkatkan prestasi
siswa semula nilai rata-rata pada pre tes sebesar 6,9 pada siklus pertama nilainya
7,6 meningkat 10%. Sedangkan pada siklus kedua sebesar 8,8 meningkat 27%.
Penelitian ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (data kualitatif dan
kuantitatif).
Kalau dilihat dari penelitiannya Fifi Zuhriya judul skripsinya ” Belajar
Dan Kompetensi Guru IPS Terhadap Prestasi Belajar IPS Di SMP Dharma
Wanita 09 Kromengan Malang”4. Hasil Penelitiannya lingkungan belajar dan
kompetensi guru sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sebab
apabila lingkungan belajar dan kompetensi guru menurun atau tidak baik maka
prestasi belajar siswa juga akan menurun. Penelitian ini peneliti mengguanakan
metode Koesioner dan Dokumentasi.
Berbeda dengan hasil penelitiannya Nely Rohmawati skripsinya berjudul
”Pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Terhadap Pendidikan
Agama Islam di MTs Surya Buana Malang”5. Hasil penelitiannya adalah
penerapan kurikulum berbasis kompetensi terhadap pendidikan agama islam di
MTs Surya Buana Malang telah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) kepada seluruh materi pelajaran, begitun dengan pelajaran agama islam.
3 Nurul Wakhidah Milati. Implementasi Cooperative learning dan Jigsaw Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. (Malang 2007). Hal: Skripsi. 4 Fifi Zuhriyah. Belajar Dan Kompetensi Guru IPS terhadap Prestasi Belajar IPS. (Malang 2006).
Hal: Skripsi 5 Nely Rohmawati. Pengaruh Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Terhadap Pendidikan
Agama Islam. (Malang 2006). Hal: Skripsi
Sedangkan dari Penelitiannya Taufik Efendi judul skripsinya "Strategi
Guru Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Di SMPN 1 Sanan
Kulon Blitar"6. Hasil penelitiannya strategi yang digunakan oleh guru IPS adalah
strategi (active learning) yaitu aktif atau siswa aktif dengan cara diskusi, tanya
jawab pemberian tugas. Dimana cara sering diterapkan di dalam kelas oleh guru
IPS sehingga hal itu semua itu akan terwujud siswa-siswa yang berprestasi, sesuai
dengan tujuan pokok dari para guru di SMPN 1 Sanan Kulon Blitar.
Sedangkan hasil penelitiannya Muhammad Robitho, skripsinya berjudul "
Implementasi Kurikulum Terhadap Keberhasilan Guru Pendidikan Agama Islam
Di SMAN 2 Lumajang"7. Hasil penelitiannya Pelaksanaan Kurikulum terhadap
keberhasilan guru pendidikan agama islam ini adalah setiap guru agama islam di
SMAN 2 Lumajang telah melaksanakan kurikulum yang berlaku secara nasional
dengan baik, karena keberadaan sekolah pada dasarnya dari guru, oleh dan untuk
masyarakat dan sudah saatnya implementasi kurikulum terhadap keberhasilan
guru pendidikan agama islam ini diterapkan dengan untuk di sekolah-sekolah
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Kalau di lihat dalam penelitiannya Muliya Mubarok judul skripsinya
"Strategi Manajemen Kurikulum Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan
Di MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Sukun Malang"8. Hasil penelitiannya
masalah manajemen kurikulum dan upaya meningkatkan kualitas di MTs Sunan
6 Taufik Efendi. Strategi Guru Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Di SMPN 1 Sanan Kulon Blitar. (Malang 2005). Hal: Skripsi 7 Muhammad Robitho. Implementasi Kurikulum Terhadap Keberhasilan Guru Pendidikan Agama Islam. (Malang 2007). Hal: Skripsi 8 Muliya Mubarok. Strategi Manajemen Kurikulum Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan.(Malang 2008). Hal: Skripsi
Kalijogo Karang Besuki Sukun Malang adalah kurangnya alokasi waktu, jumlah
siswa dalam satu kelas terlalu banyak, dan kurangnya sarana prasarana
pendidikan. Strategi yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan
diantaranya adalah pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran
diorganisasikan oleh madrasah.
B. Pembahasan Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari rangkaian bahasa
curir diartikan pelari. Kata curere artinya tempat berpacu. Jadi Kurikulum
diartikan jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu kurikulum
diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa (murid) untuk
mencapai ijazah.rumusan kurikulum tersebut mengandung makna isi kurikulum
tidak lain adalah sejumlah mata pelajaran (subjek metter) yang harus dikuasai oleh
siswa, agar siswa memperoleh ijazah. Itulah sebabnya kurikulum sering
dipandang sebagai rencana pelajaran untuk siswa9.
Kalau menurut Webster’s New National Dictionary: bahwa yang
dinamakan dengan kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus
ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dicapai oleh peserta didik
(siswa) untuk mendapatkan sebuah ijazah.
Sedangkan menurut konsep pendidikan modern bahwa yang dinamakan
dengan kurikulum adalah segala pengalaman yang dihayati anak (peserta didik)
atas pimpinan sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum tidak terbatas pada
9Harold Alberty, Reorganizing The High School Curriculum, (The Appleton Century, New York, 1954,) p. 12.
pengalaman anak antara keempat dinding kelas atau pelajaran-pelajaran yang
diberikan selama jam sekolah10.
sedangkan menurut kamus Webster bahwa dalam segi pengertian
kurikulum ada beberapa arti dari kurikulum antara lain:
a. Tempat belomba-lomba, jarak yang harus ditempuh pelari kereta lomba.
b. Pelajaran-pelajaran tertentu yang diberikan sekolah atau perguruan tinngi
yang ditujukan untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.
c. Keseluruhan pelajaran yang diberikan dalam suatu lembaga pendidikan11.
Dengan berbagai pengertian akhirnya penulis dapat menyimpulkan bahwa
yang dimanakan dengan kurikulum adalah segala pengalaman-pengalaman dan
pengaruh-pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak-anak (pesereta
didik) selama duduk dibangku sekolah.
Ilmu pengetahuan selalu berubah dan berkembang, demikian juga dalam
bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan membawa pengaruh
terhadap perubahan pandangan mengenai kurikulum. Kurikulum yang semula
dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran pengalaman belajar yang diberikan
kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah, untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Berdasarkan pada definisi-definisi yang telah dijelaskan oleh pakar
pendidikan menunjukkan bahwa kurikulum, dapat diartikan tidak secara sempit
atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas dari pada itu, merupakan
aktifitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka mempengaruhi anak
10Abu Ahmadi, Pengantar kurikulum, (PT Bina ilmu Offset Surabaya. 1984). hal 9. 11 Team Didaktik Kurikulum IKIP Surabay, (CV. Rajawali Jakarta,1989). hal: 103.
dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, dapat dinamakan kurikulum, termasuk
didalamnya kegiatan belajar-mengajar, mengatur strategi dalam proses belajar-
mengajar, cara mengevaluasi program pengembangan pengajaran, dan
sebagainya.
Pengertian Kurikulum diatas menunjukkan pengertian / makna yang lebih
luas sebab kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi semua aspek
yang mempengaruhi pribadi siswa. Dalam pengertian ini, menunjukkan adanya
fungsi kurikulum sebagai alat mengubah pribadi siswa. Dengan kata lain
kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sesungguhnya
demikian kurikulum dalam pengertian inipun masih belum memberikan arah
secara operasional, serta belum ada batasan yang jelas mengenai apa yang
dimaksud dengan ”semua kegiatan”, apa isinya dan bagaimana bentuknya. Oleh
sebab itu akhirnya disepakati bahwa kurikulum dipandang / diartikan sebagai
progaram pembelajaran bagi siswa (Plan for Learning) yang disusun secara
sistematika, dan diberikan oleh lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai
tujuan pendidikan. Sebagai program kurikulum adalah niat, atau harapan12.
2. Landasan Kurikulum
Bila kurikulum dikaitkan pada hal-hal yang peraktis dan bersifat aplikatif,
maka lebih cendrung dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh perencana
kurikulum dan menyusun bidang-bidang studi apa saja yang harus dipelajari oleh
anak didik pada jenjang / tingkat sekolah tertentu, misalnya pada tingkat sekolah
12 D. Tanner, L. Taanner, Curriculum Development Theory into Practice,I( Mc Millan Publishing Co Inc, New York, 1975,) p. 26.
dasar bidang studi apa saja yang disajikan, demikian halnya pada tingkat SLTP,
SALTA, dan sebagainya
Dalam menyusun kurikulum tersebut dimuat tujuan yang harus dicapai,
uraian materi secara ringkas, teknik / metode yang mungkin dicapai, alat dan
sumber, kelas, lamanya waktunya yang diperlukan / jam, dan sebagainya yang
biasa termuat dalam satu model penyusun program yang lazim disebut dengan
Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
Lebih jauh sebelumnya kurikulum tersebut direncanakan atau disebut, ada
3 hal pokok yang menjadikan landasan dalam pelaksanaan, pembinaan, dan
pengembangan kurikulum yakni:
a. Landasan Filosof
b. Landasan Sosial Budaya, dan
c. Landasan Psikologi
3. Fungsi Kurikulum
Kalau kita berbicara mengenai kurikulum tentu saja tidak bisa lepas dari
fungsinya. Banyak para pakar pendidikan yang membagikan fungsi kurikulum.
Menurut Beauchamp dalam Sukmadinata(2000) yang menggambarkan bahwa
sanya fungsi kurikulum dibagi menjadi 7 bagian yaitu13:
a. The choice of arena for curriculum decision making.
b. The selection and involvement of person in curriculum planning.
c. Organization for and techniques used in curriculum planning.
d. Actual writing of a curriculum.
13Moh. Joko Susilo. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, Pustaka Belajar, (Yogyakarta. 2007). hal 83.
e. Implementing the curriculum.
f. Evaluation the curriculum, and
g. Providing for feedback and modification of the curriculum.
Sedangkan menurut Hendyat Soetopo dan Soemanto bahwa ia membagi
fugsi kurikulum menjadi 7 bagian yaitu:14
a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang di inginkan oleh sekolah yang
di anggap cukup tepat dan penting untuk dicapai.
b. Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya adalah kurikulum sebagai
organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah
satu konsumsi bagi pendidikan mereka.
c. Funsi kurikulum bagi guru. Dalam kurikulum bagi guru ini fungsi
kurikulum dibagi menjadi 3 yaitu: 1). Sebagai pedoman kerja dalam
menyusun dan mengorganisasir pengalaman belajar bagi anak didik.
2). Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap
perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman
yang diberikan. 3). Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan
pendidikan dan pengajaran.
d. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan Pembina sekolah. Dalam
arti: 1). Sebagai pedoman dalam mengadakan funsi supervisi yaitu
memperbaiki situasu belajar. 2). Sebagai pedoman dalam
14 Ibid. Hal 84
melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk
menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik. 3). Sebagai
pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan
bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar. 4). Sebagai
pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut. 5). Sebagai
pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
e. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksunya adlah orang tua
dapat turut serta membantu usaha dalam kemajuan putra-putrinya.
f. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat di atasnya. Ada dua jenis
berkaitan dengan funsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses
pendidikan dan penyiapan tenaga guru.
g. Fungsi kurikulum bagi masyarakat danb pemakai lulusan sekolah.
Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam funsi ini
yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan gung memperlancar
pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama
dengan pihak orang tua / masyarakat.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum
Dalam kamus ilmiah populer bahwa yang dinamakan dengan
impelementasi adalah pelaksanaan.15 Sedangkan menurut Oemar Hamalik yang
dinamakan dengan implementasi adalah proses penerapan ide, konsep, kebijakan,
atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak.16
Sebelum kurikulum itu terapkan atau dilaksanakan, ada beberapa faktor sehingga 15Pius A Partanto,Kamus Ilmiah Populer.(ARKOLA Karya, Surabaya. 1994). Hal: 247 16Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum.( Remaja Rosda Karya, Bandung. 2007). Hal.237.
kurikulum perlu di evalusi. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
kurikulum dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:17
a. Karakteristik kurikulum
Karakteristik kurikulum ini mencakup ruang lingkup bahan ajar, tujuan,
fungsi, sifat, dan sebagainya.
b. Strategi implementasi
Strategi implementasi ini yang digunakan dalam implementasi
kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya
penyediaan buku kurikulum, dan berbagai kegiatan lain sehingga dapat
mendorong penggunan kurikulum dalam lapangan.
c. Karekteristik pengguna kurikulum
Kareteristik seperti ini meliputi pengetahuan, keterampilan, serta nilai-
nilai dan sikap terhadap kurikulum dalam pembelajaran.
Dalam mengimplementasikan kurikulum dapat melibatkan beberapa
komitmen yang terlibat dan didukung oleh kemampuan profesioanal seperti guru
sebagai salah satu implementor kurikulum.
5. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Apabila kita menelaah bahwa berbagai sumber maka akan dijumpai
definisi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dalam Standar Nasional
(SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP disusun /
17 Ibid: Hal. 239
dirancang dan dilakukan oleh para satuan pendidikan dengan memperhatikan dan
berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh
badan standart nasional pendidikan (BSNP)18.
Sebenarnya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dirancang dan
dikembangkan berdasarkan undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1,dan 2 yang berbunyi:
a. Pengembangan kurikulum mengacu pada standar Nasional
Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pengembangan Nasional.
b. kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
Namun ada beberapa hal yang harus perlu dipahami dalam kaitannya
dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
a. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan,
potensi dan karekteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat
setempat dan peserta didik.
b. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar
kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi
dinas pendidikan kabupaten / kota dan departemen agama yang
bertanggung jawab dibidang pendidikan.
18Drs. E. Mulyasa, Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan, (Remaja Rosda, Bandung, 2006). hal 17.
c. Kurikulum tingkat satuan penidikan (KTSP) untuk setiap program
studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh
masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar
Nasinaol Pendidikan.
KTSP adalah suatu gagasan / ide tentang pengembangan kurikulum yang
diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan
satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan. Dengan
memberikan otonomi yang besar, disamping menunjukkan sikap tanggap
pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan
kualitas, efisiensi, dan dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu
wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan
satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi,
tuntutan, dan kebutuhan masing-masing.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala
sekolah, serta komite sekolah dan dewan pendidikan. Badan ini merupakan
lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat,
komisi pendidikan pada dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), pejabat
pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga kependidikan, perwakilan orang tua
peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga ini yang menetapkan segala
kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang
berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu merumuskan dan menetapkan visi,
misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap program-
progaram kegiatan opersional untuk mencapai tujuan sekolah.
6. Tujuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Tujuan umum dengan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan
dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.19
Dan secara khusus dengan diterapkannya KTSP adalah untuk:
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelalo dan memberdayakan
sumber daya ang tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Memahami dari tujuan diatas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola
pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah
yang sedang digulirkan dewasa ini. Oleh karena itu, KTSP perlu diterapkan oleh
setiap satuan pendidikan, terutama berkaitan dengan tujuan hal sebagai berikut:
1) Lembaga pendidikan harus lebih mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang, dan tantangan bagi dirinya agar lembaga sekolah dapat
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan lembaga.
19 Ibid KTSP. Hal 22
2) Sekolah juga lebih mengetahui kebutuhan sekolahnya, pada khususnya
input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam
proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan
peserta didik.
3) Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk
memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekalahlah yang paling tahu
apa yang terrbaik bagi sekolahnya.
4) Keterlibatan semua warga sekolah dan mayarakat dalam pengembangan
kurikulum menciptakan tranparasi dan demokrasi yang sehat, serta lebih
efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat.
7. Prinsip-prinsip Kurikulun KTSP
a. Prinsip Pengembangan KTSP
Kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoaman pada
standar kompetensi lulusan dan standart isi serta panduan menyusun kurikulum
yang dibuat oleh BSNP, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.20
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik
dan lingkungan.
kurikulum KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensi agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
20 Ibid KTSP. Hal 151
berilmu, cakap, kreatif, meniru dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
2) Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karekteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan
gender.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni
Kurikulum dikembang atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan
isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaaatkan
secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4) Relevenan dengan kebutuhan
Perkembangan kurikulum dilakukan dengan melihatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan hidup dan dunia kinerja.
5) Menyuruh dan berkesinambung
Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambung antar semua jenjang pendidikan.
6) Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan berkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal dan
nonformal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7) Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,
nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan global, nasional dan lokal harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan perkembangan era globalisasi dan
memberdayakan sejalan perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang
pada motto Bhineka Tunggal Ikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Sedangkan dalam bukunya Prof. Dr. H. Muhaimin,M.A bahwa ada
beberapa prisip pelaksanaan KTSP adalah sebagai berikut21:
a. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk
menguasi kompetensiyang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta
didik harus mendapatkan pelayanan.
b. menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: 1). Belajar untuk beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2). Belajar untuk memahami dan
menghayati, 3). Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
21Prof.Dr. H. Muhaimin, M.A. Pengembangan Model kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dapa sekolah dan Madrasah .(Jakarta. 2008. PT Raja Grafindo). Hal 23.
efektif, 4). Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
5). Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang efektif, kretif, efektif, dan menyenangkan.
c. memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan,
pengayaan, dan percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembanga, dan
kondisi peserta didik dengan tetap memerhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan,
keindividualan, kesosialan, dan moral.
d. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan
prisip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung
tulada.
e. Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya
serta kekayaan daerah untuk keberehasilan pendidik dengan muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
f. Mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal
dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterekaitan, dan keseimbangan yang cocok dan menandai anatar kelas
dan jenis serta jenjang pendidikan.
8. Pelaksanaan Pengembangan KTSP
Pelaksanaan pengembangan KTSP dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian yaitu22:
a. Analisis Kontek
Yang perlu di perhatikan dalam analisis konteks ini adalah sebagai berikut:
1) Menganalisis potensisi dan kekuatan atau kelemahan yang ada
disekolah peserta didik, dan tenaga kependidikan, sarana dan prasana
biaya, program-program yang ada disekolah.
2) Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan
lingkungan sekitar: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas
pendididkan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber
daya alam, dan sosial budaya.
3) Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar kompetensi lulusan sebagai
acuan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
9. Mekanisme Penyusunan Kurikulum
Dalam mekanisme penyusuna ini yang perlu di perhatikan adalah
pembentukan tim penyusun dan perencanaan kegiatan.
1) Kurikulum pada jenjang pendidikan menengah, kurikulum
dikembangkan sesuai dengan relevensi oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite sekolah di bawah kordinasi dan
supervisi dinas pendidikan atau departemen agama .
22Mansur Muslich, KTSP dasar dan Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta. 2007. Bumi Aksara). Hal: 26.
2) Penyusunan KTSP merupakan kegiatan perencanaan sekolah atau
madrasah. Tahap kegiatan ini dalam menusun kurikulum tingkat
satuan pendidikan secara garis besar meliputi penyiapan dan
penyusunan draf, review dan revisi, serta finalisasi.
3) Dokumen KTSP dalam jenjang pendidikan SD, SMP, SMA
dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta diketahui komite
madrasah dan oleh departemen yang mengenai urusan pemerintahan
dibidang pendidikan.
10. Komponen KTSP
Sebagimana panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh BNSP, bahwa
ada empat komponen yang harus diperlu di pahami, yaitu23:
a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Rumusan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu pada
tujuan umum pendidikan, dibagi atas beberapa bagian yaitu:
1) Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan Pendidikan Menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3) Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
23Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta. 2008. Bumi Aksara). Hal: 29.
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruannya.
b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam standar isi, yang
dikembangkan dari kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
4) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
5) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
6) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
7) kelompok mata pelajaran estetika.
8) kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan atau
kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No: 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 724.
c. Kalender Pendidikan
Suatu pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta
didik dan masyarakat, dengan meperhatikan kalender pendidikan
sebagaimana tercantum dalam standar isi.
d. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan berdasarkan 24Mansur Muslich, KTSP dasar dan Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta. 2007. Bumi Aksara). Hal: 5.
silabus guru bisa mengembangkan menjadi rencangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang akan diterpkan kedalam belajar mengajar
(KBM) bagi siswa.
11. Acuan Pengembangan KTSP
KTSP disusun dengan memperhatikan acuan Operasional Sebagai
Berikut:25
a. Peningkatan Iman dan Takwa Serta Akhlak Mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi
dasarpembentukan kpribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum
disusun memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang
peningkatan iman dan takwa serta ahlak mulia.
b. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat Sesuai Dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman
potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional spritual, dan kinestik
peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
c. Keragaman Potensi dan Karekteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
keragaman karekteristik lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum harus
memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah.
25 Ibid Hal: 11
d. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan
pembangunan daerah dan nasional.
e. Tuntutan Dunia Kerja
Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta
didik untuk memasuki dunia kerja sesuia dengan tingkat perkembangan
peserta didik dan kebutuhan dania kerja, khususnya bagi mereka yang
tidak melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
f. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Seni
Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambunngan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
g. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan
kerukunan umat beragama, serta memerhatikan norma agama yang
berlaku di lingkungan sekolah.
h. Dinamika Perkembangan global
Kurikulum harus dikembangan agar peserta didik mampu bersaing
secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain.
i. Persatuan Nasional Dan Nilai-nilai Kebangsaan
Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan san
persatuan nasional untuk meperkuat keutuhan bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
j. Kondisi Sosial Budaya Budaya Masyarakat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karekteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya
k. Kesetaraan Gender
Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan
mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan gender.
l. Karekteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan
khas satuan pendidikan.
12. Perbedaan Kurikulum 1994 Dengan Kurikulum 2006
Perbedaan Kurikulum 1994 dengan Kurikulum 2006 yang mendasari
adalah:26
Tabel 2.1 Perbedaan KBK dengan KTSP
Aspek Kurikulum 94 Kurikulum 06
Kewenangan Pengembangan
Seluruhnya berada di tangan pusat dan daerah hanya kebagian pengembangan kurikulum lokal dengan porsi 80% pusat 20% daerah.
Pusat hanya mengembangkan kompetensi sebagai standar sedangkan elaborasi kompetensi sekolah dalam bentuk silabus
Pendekatan pembelajaran
Sebagian besar berbasis konten / isi
Berbasis kompetensi
Penataan isi / konten (struktur program)
Tidak terjadi penataan materi, jam belajar, dan struktur program
Terjadi penataan materi, jam belajar, dan struktur program
26Moh. Joko Susilo. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Putaka Pelajar. Yogyakarta, 2007). Hal 102.
Sedangkan menurut Mulyasa (2000) mengidentifikasi perbedaan KBK
dengan KTSP ada beberapa macam yaitu:
Tabel 2.2 Perbedaan Kurikulum KBK dengan KTSP
No Kurikulum 94 Kurikulum 06 1 Menggunakan pendekatan
penguasaan ilmu pengetahuan yang menekan pada isi atau materi berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesis, dan evaluasi yang diambil dari bidang‐bidang ilmu pengetahuan
Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekan pada pemahaman, kemapuan atau kompetensi tertentu disekolah yang ada di masyarakat
2 Standar akademis yang diterapkan secara seragam bagi setiap peserta didik
Standar kompetensi yang memerhatikan perbedaan individu, baik kemampuan, kecepatan belajar, maupun konteks sosial budaya.
3 Berbasis konten, sehingga peserta didik dipandang sebagai kertas putih yang perlu ditulis dengan sejumlah ilmu pengetahuan (tranfer knowledge)
Berbasis kompetensi, sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi‐potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
4 Pengembangan kurikulum dilakukan secara sentralisasi, sehingga Depdiknas memonopoli pengembangan ide dan konsepsi kurikulum
Pengembangan kurikulum dilakukan secara disentralisasi, sehingga pemerintah dan masyarakat bersama‐sama menentuka standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum
5 Materi yang dikembangkan dan dianjarkan disekolah seringkali tidak sesuai dengan potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan mayarakat sekitar sekolah
Sekolah diberi keleluasaan untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasi potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
6 Guru merupakan kurikulum yang menentukan segala sesuatu yang
Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengakomodasi
terjadi didalam kelas lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar peserta didik
Sedangkan dalam bukunya Mansur Muklis 2007, tentang perbedaan antara
KBK dengan KTSP. Yang dinamakan dengan KBK adalah merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar, serta
pemberdayaan sumber daya pendidikan. Dalam artian dikembangkan dengan
tujuan agar peserta didik memperoleh kompetensi dan kecerdasan yang mumpuni
dalam membangun identitas budaya dan bangsa. Dalam arti melalui penerapan
KBK tamatan diharapkan memiliki kompetensi atau kemampuan akademik yang
baik, keterampilan untuk menunjang hidup yang memadai, pengembangam moral
yang terpuji, pembentukan karakter yang kuat, kebiasaan hidup yang sehat,
semangat kerja sama yang kompak, dan apresiasi estetika yang tinggi terhadap
dunia sekitar.
Sedangkan pengertian KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum
KBK adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan atau sekolah. Berdasarkan pengertian tersebut,
perbedaan esensial antara KBK dan KTSP tidak ada. Keduanya sama-sama
seperangkat rencana pendidikan yang berorentasi pada kompetensi dan hasil
belajar peserta didik. Perbedaannya menampak pada teknis pelaksanaan. Jika
KBK disusun oleh pemerintah pusat, sedangkan KTSP disusun oleh tingkat satuan
pendidikan masing-masing, dalam hal ini sekolah bersangkutan, walaupun masih
tetap mengacu pada rambu-rambu nasional panduan penyusunan KTSP yang
disusun oleh badan independen yang disebut Badan Standar Nasional Pendidikan
(BNSP).
C. Pembahasan Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Apabila kita menelaah berbagai sumber maka akan dijumpai definisi
prestasi belajar yang berbeda. Perbedaan tersebut dikarenakan perbebedaan
kelainan visi pandangan atau titik tolak. Bukanlah untuk bermaksud untuk
menghafal berbagai definisi atau pengertian itu akan tetapi dengan mengetahui
berbagai pengertian dan pandangan mengenai prestasi belajar, dapatkah kiranya
memberikan gambaran yang jelas mengenai keberhasilan.
Dalam bukunya yang berjudul prestasi belajar dan kompetensi guru,
Syaiful bahsi Djamara menyatakan:
”Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktifitas belajar”.27
Winarno Surakhnad dalam bukunya Pengantar Interaksi Belajar
Mengajar menyatakan: ”Bahwa proses-proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar”.28
Demikian pula yang dinyatakan Nana Sudjana bahwa hasil belajar pada
hakekatnya adalah perubahan tingkah laku.
27 Syaiful Bahri Djamara, Prestasi dan Kompetensi Guru (usaha Nasional, surabaya, 1994), hal 24. 28 Winaorno Surkhman, Interkasi Belajar Mengajar (Tarsito, Bandung, 1994), hal 66.
Dari beberapa pendapat tadi, kiranya penulis dapat ditegaskan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti didikan
ataupun latihan tertentu berupa perubahan tingkah laku.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Belajar-mengajar merupakan proses atau aktivitas yang isyaratkan oleh
banyak faktor. Menurut Drs. Slameto keberhasilan proses belajar mengajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor dimana aktor tersebut itu merupakan berasal dari
dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor ekternal) siswa29.
Adapun dari kedua faktor terebut dapat dikalsifikasikan sebagai berikut.
a. Faktor Intern
Yang dimaksud dengan faktor intern dalam hal ini adalah faktor yang
dapat mempengaruhi kualitas belajar mengajar yang timbul dari diri siswa, dalam
faktor intern dapat dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmani, faktor
psikologis, faktor kelelahan.
1) Faktor Jasmaniah
Keadaan faktor jasmani atau biologis seseorang dapat mempengaruhi
aktifitas belajarnya, yang selanjutnya mempengaruhi prestasi belajarnya. Seseoran
yang terganggu kesehatannya atau sakit,maka proses belajarnya akan
terganggu.demikian halnya apabila seseorang tersebut mengalami cacat tubuh,
juga akan berpengaruh terhadap belajarnya.
2) Faktor Psikologis
29 Nana Sudjana, Penelitian Prose Belajar Mengajar (Remaja prodakaya,bandung, 1995). hal2.
Keadaan psikis (jiwa) seseorang dapat juga mempengaruhi
aktifitasbelajarnya, dan akan berpengaruh terhadap prestasinya. Diantarnya faktor
psikologis tersebut adalah intelejensi, perhatian, minat, motif, dan kematangan.
a) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari kecakapan untuk
menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap hal baru dengan cepat dan
efektif, mengetahui atau menggunakan konsep yang abstrak afektif
dadn mengetahui relasi dan mempelajari secara cepat30. intelegensi
seseorang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Namun demikian
intelegensi bukunnya satu-satunya faktor yang menunjang prestasi
belajar tersebut. Hal ini disebabkan belajar merupakan suatu proses
yang komplek dengan melibatkan banyak faktor yang mempengaruhi.
b) Perhatian, menurut Al-Ghozali adalah keaktifan jiwa yang di
pertinggi. Jiwa itupun semata-mat tertuju kepada suatu objek (benda
atau hal) atau sekumpulan objek31. Untuk dapat menjamin hasil belajar
yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajari,jika bahan pelajaran tidak perhatian siswa, maka
timbullah kebosanan sehingga dapat mempengaruhi prestasi
belajarnya.
c) Minat adalah kemampuan untuk memberi stimulus yang mendorong
kita untuk memperhatikan seseorang, suatu barang atau kegiatan.
Minat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar, adanya minat yang
tinggi terhadap pelajaran, akan memberikan hasil yang terbaik, karena 30 Ibid hal 57 31 Ibid hal 58
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya.
d) Bakat adalah kemampuan untuk belajar the capacity to learn bakat
tersebut terlihat bila dilatih dan dibina lewat belajar32. Bakat dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari
siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
e) Motif dan Motivasi adalah kekuatan atau tenaga yang dapat
memberikan dorongan kepada kegiatan atau belajar murid33. Motifasi
ini dapat timbul dari diri siswa sendiri dan dapat pula timbul dari luar
siswa. Motivasi dari diri siswa sangat besar pengaruhnya untuk
menimbulkan gairah belajar, meskipun begitu tidak mengabaikan
motivasi yang timbul dari diri siswa.
f) Kematangan adalah suatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru. Kematangan dicapai oleh individu dari proses
pertumbuhan psikologinya. Kematangan ini terjadi akibat adanya
pertumbuhan kualitas dan struktur tersebut. Kematangan akan
memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi psikologis termasuk sistem
syaraf dan otak menjadi berkembang, sehingga akan menumbuhkan
kapasitas mental seseorang, dan akan mempengaruhi prestasi
belajarnya.
32 Ibid hal 61 33 Slameto,op Cit. hal 59
g) Kesiapan atau Readiness menurut James Drever adalah kesediaan
untuk memberikan respon atau reaksi34. Kesiapan ini timbul dari diri
seseorang berkaitan dengan kematangan. Jika siswa belajar dan dia
sudah ada kesiapan, maka hasilnya akan lebih baik.
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan baik rohani maupun jasmani akan mempengaruhi belajar
seseorang. Oleh karena itu agar dapat dihilangkan maka dapat
dilakukan dengan cara-cara diantaranya yaitu: tidur, istirahat, variasi
belajar, rekreasi, olah raga dengan teratur dan sebagainya.
b. Faktor Ekstern
1. Faktor Keluarga
Prestasi belajar sisiwa juga ditentukan oleh keadaan keluarga.faktor
keluarga ini meliputi cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan keluarga. Besarnya pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi
belajar ini sangan beralasan karena keluarga merupakan lembaga pendidikan yang
pertama dan utama.
Cara orang tua mendidik anaknya dengan baik sangat terhadap
peningkatan prestasi belajarnya. Demikian halnya dengan pengertian orang tua
tersebut akan pentingnya pendidikan bagi anaknya.
Pemenuhan fasilitas pendidikan yang dibutuhkan bagi anak sebagai wujud
dari status ekonomi keluarganya juga besar pengaruhnya terhadap prestasi. Begitu
34 Amin Dian Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, FIP, (IKIP Malang,1994): hal 168
pula dengan suasana rumah tangga dan hubungan antar anggota keluarga serta
latar belakang kebudayaan.
2. Faktor Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan di luar diri siswa, dimana sekolah sebagai
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Faktor sekolah yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar ini dapat meliputi: metode belajar mengajar,
kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, keadaan fasilitas sekolah, waktu belajar, keadaan dosen, dan lainnya.
3. faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
prestasi belajar. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.
Faktor masyarakat yang mempengaruhi prestasi siswa ini meliputi: kegiatan siswa
dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini untuk melihat ”Pengaruh Penerapan Kurikulum KTSP
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA
Negeri 1 Kwanyar” karena itu penelitian ini termasuk penelitian korelasional
karena bertujuan untuk melihat pengaruh antara Kurikulum KTSP dengan
prestasi belajar.
Dilihat segi data, maka penelitian ini dikatagorikan sebagai jenis penelitian
kuantitatif karena data penelitian yang berupa angka dan analisisnya menekankan
pada nomerikal yang diolah dengan metode statistika. Penelitian ini didesain
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena pendekatan kuatitatif lebih
cendrung menggunakan angka baik di dalam pengumpulan maupun di dalam
analisis datanya. Jadi yang dinamakan dengan penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang mempergunakan berupa data atau jumlah dengan berbagai
kualifikasi yang antara lain bentuk frekwensi, nilai rata-rata, penyimpangan dari
nilai baku, persentase, nilai maximum dan lain-lain.35
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 1 Kwanyar karena di SMA Negeri
1 Kwanyar sudah menerapkan Kurikulum KTSP lebih dari 1 tahun, maka dalam
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh KTSP terhadap prestasi siswa
dalam mata pelajaran ekonomi di SAMN 1 Kwanyar.
35 Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. 2002. (Jakarta. Rineka Cipta), Hal; 10
B. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, karena
berdasarkan dari judul. dengan menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti lebih
mudah untuk menilai hasil yang telah dijawab oleh responden.
Pendapat ini sejalan dengan apa yang telah dikemukakan oleh Glaser dan
Strauss, bahwa banyak hal, dalam pengelolan data yang lebih sempurna maka
diperlukan pendekatan kuantitatif36.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua nialai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,
baik kuantitatif maupun kulitatif, dari pada kareteristik tertentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Tujuan diadakannya populasi adalah
agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel yang di ambil dari anggota
populasi danmembatasi berlakunya daerah generalisasi37.
Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh yang
berhubungan dengan Kurikulum dan prestasi (siswa dan guru bidang studi). Jadi
yang di jadikan populasi adalah Kelas XII IPS I dan Kelas IPS II.
2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan
sampel ini menggunakan tehnik proporsional random sampling yakni mengambil
sampel secara acak dari populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel, apabila
36 Suharsimi Arikunto. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta. Hal 36 37 Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, 2006. (Jakarta: Bumi Aksara), Hal:181
subyeknya kurang dari seratus lebih baik di ambil semuanya saja. Sehingga
merupakan penelitian populasi, dan jika subyek besar, bisa di ambil antara10% -
15% atau 20% - 25%38. Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XII IPS, karena lebih dari 100.
D. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang releven dengan apa yang diharapkan, maka
peneliti akan menggunakan beberapa metode diantaranya:
1. Metode Angket atau kuesioner (Questionnaires)
Metode Angket kuesioner (Questionnaires) yaitu merupakan suatu tehnik
untuk mengumpulkan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun,
kemudian disebar luaskan untuk mendapatkan informasi atau sumber data berupa
orang atau responden. Untuk diketahui masing-masing butir pertanyaan angket
disusun berdasarkan variabel penelitian yakni: variabel penerapan kurikulum
KTSP sebagai variabel independen, dan varibel prestasi belajar sebagai varibel
dependen39.
Pelaksanaan pemberian angket adalah memmberikan angket dengan
mendampingi subjek peneliti. Hal ini bertujuan untuk mengefektifkan proses
pelaksanaan pengisian angket. Dalam penelitian ini di gunakan dua angket yaitu
mengungkap pengaruh penerapan KTSP dengan prestasi belajar.
Dalam ini terdapat 30 pertanyaan dan masing-masing pertanyaan terdiri
dari 5 pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S
38 Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta,2002),Hal: 120 39 Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta 2005), Hal: 100-101
(Setuju), R (Ragu-ragu), TS (tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Masing-
masing skor jawaban sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skor Pertanyaan
Jawaban Skor SS 5 S 4 R 3 TS 2 STS 1
Metode angket ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang
kurikulum pada mata pelajaran ekonomi dan prestasi belajar siswa, pada kelas XII
IPS.
2. Metode Observasi
Metode Observasi sebagai metode penelitian adalah biasanya diartikan
sebagai pengalaman dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki.
Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang fenomena menarik yang dijadikan varibel penelitian dan untuk
menentukan lokasi penelitian. Informasi ini kemudian dijadikan dasar untuk
merumuskan hipotesis.
Selain itu observasi yang dilakukan oleh peneliti tanpa bantuan alat
apapun, untuk keperluan mendapatkan data yang valid dan mencari informasi
guna menentukan lokasi yang tepat untuk meneliti variabel penelitian. Variabel
tersebut mengenai:
a. Lokasi sekolah.
b. Mengkordinasikan segala sumbernya yang ada di lingkungan.
Apabila variabel-variabel tersebut diketahui maka akan memudahkan
peneliti mendapatkan kebenaran hipotesis dalam penelitian ini.
Metode observasi ini dimaksudkan untuk membuktikan dan memperkuat
data yang diperoleh dari metode interview, metode dokumenter, metode angket,
yang berhubungan dengan prestasi belajar.
3. Metode Interview
Metode Interview atau metode wawancara yaitu metode ilmiah dalam
pengumpulan data dengan jalan berbicara atau berdialog langsung dengan sumber
atau obyek penelitian sebagaimana pendapat Sutrisno Hadi : "Wawancara sebagai
alat pengumpulan data, dengan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara
sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian".
Metode Interview ini digunakan untuk menghubungi Kepala Sekolah
untuk dimintai keterangan tentang letak geografisnya dan untuk menghubungi
guru mata pelajaran Ekonomi dalam meminta keterangan sebagaimana mereka
mengajar dan bagaimana prestasi belajar peserta didik.
4. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu metode yang dipergunakan peneliti
untuk mengumpulkan data yang hanya ada pada catatan-catatan, buku, notulen
rapat, agenda kurikulum dan sebagainya.
Jadi, penelitian ini juga dilakukan dengan cara mencari dokumen-dukumen
yang ada di tempat penelitian yaitu dokumen kurikulum, struktur organisasi, dan
dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini guna
melengkapi data-data yang sudah ada40.
E. Analisi Data
Setelah proses selanjutnya terkumpul, maka akan diteliti dengan sistem
penyajian statistic sesuai dengan judul. Oleh karena itu penulis menggunakan
suatu tehnik analisis data yang disebut dengan koefisien korelasi produck
moment.
Berdasarkan tujuannya, teknik analisa korelasional memiliki tiga macam
tujuan yaitu:
1. Ingin mencari bukti apakah memang benar antara variabel yang satu
dengan lain terdapat hubungan/korelasi.
2. Ingin mengetahui apakah hubungan antara variabel itu (jika memang
ada), termasuk hubungan yang kuat, cukupan ataukah lemah.
3. Ingin memperoleh kejelasan secara matematik, apakah anatara
hubungan antara variabel itu merupakan hubungan yang berarti atau
meyakinkan (signifikasikan), ataukah hubungan yang tidak signifikan.
Sedangkan berdasarkan atas penggolongannya, teknik analisa ini berjenis
bivariat, yaitu teknik analisa yang berdasarkan diri pada dua buah variabel
(variabel X dan Y)41.
40Hadi Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi offset. Hal 67 41 Sugiono, Statistik untuk Penelitian (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), hal 267
a. Uji Validitas Dan Reabilitas
1) Uji Validitas
Validitas adalah ketepan dan kecermatan suatu instrumen dalam mengukur
apa yang ingin di ukur. Dalam uji validitas ini menggunakan pengujian validitas
item. Validitas item di tunjukkan dengan adanya korelasi, hitungan dilakukan
dengan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil
perhitungan korelasi di dapat koefisien korelasi yang kemudian digunakan untuk
mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah item itu
layak atau tidak. Untuk mengetahui layak atau tidaknya item yang akan
digunakan, dilakukan uji signifikasi 0,05 artinya suati item dianggap valid jika
berkorelasi signifikasi terhadap skor total42.
Rumusnya adalah :
rxy = √(N ∑ X² - (∑X )² )(N∑Y² - (∑Y)²
N ∑ X Y – (∑ X) (∑Y)
Keterangan: rxy : pengaruh variabel X dan Y
∑ X : jumlah seluruh skor item
∑Y : jumlah seluruh skor total
N : jumlah responden
Pengujian dengan dua sisi dengan taraf signifikasi 0,05 dengan kriteria
pengujian adalah sebagai berikut43:
42 Priyatno Duwi. Mandiri Belajar SPSS. 2008. (Yogyakarta: Buku Kita). Hlm: 16-18 43 Ibid. Hlm; 18
1) Jika r hitung ≥ r tabel (uji dua sisi dengan signifikasi 0,05) maka instrumen
atau item pertanyaan berkorelasi signifikasi terhadap skor total
(dinyatakan valid).
2) Jika r hitung ≤ r tabel (uji dua sisi dengan signifikasi 0,05) maka instrumen
atau item pertanyaan berkorelasi signifikasi terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
Tabel 3.2
Variabel X
Variabel Pearson Correlation r Tabel Keterang
X1 0.393 0.344 Valid
X2 0.382 0.344 Valid
X3 0.513 0.344 Valid
X4 0.433 0.344 Valid
X5 0.385 0.344 Valid
X6 0.484 0.344 Valid
X7 0.566 0.344 Valid
X8 0.447 0.344 Valid
X9 0.386 0.344 Valid
X10 0.206 0.344 Tidak Valid
X11 0.592 0.344 Valid
X12 0.423 0.344 Valid
X13 0.366 0.344 Valid
X14 0.345 0.344 Valid
X15 0.097 0.344 Tidak Valid
Adapun mengenai beberapa tinggi koefisien validitas yang dianggap
memuaskan, dari hasil ananlisis di dapat nilai korelasi antar skor item dengan skor
total, nilai ini kemudian kita bangdingkan dengan nilai r tabel. Dalam penelitian
ini r tabel dicari pada signifikasi 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 35
maka di dapat r tabel sebesar 0.344 (dapat dilihat pada lampiran r tabel. Dwi
Priyatno; Halaman 121).
Berdasarkan hasil di dapat atau nilai korelasi variabel X untuk item 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14. nilainya lebih dari 0.344. maka dapat disimpulkan
bahwa item tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total atau dinyatakan
valid.
Tabel 3.3
Variabel Y
Variabel Pearson Correlation r Tabel Keterang
Y1 0.439 0.344 Valid
Y2 0.291 0.344 Tidak Valid
Y3 0.468 0.344 Valid
Y4 0.308 0.344 Tidak Valid
Y5 0.392 0.344 Valid
Y6 0.062 0.344 Tidak Valid
Y7 0.351 0.344 Valid
Y8 0.192 0.344 Tidak Valid
Y9 0.521 0.344 Valid
Y10 0.425 0.344 Valid
Y11 0.430 0.344 Valid
Y12 0.194 0.344 Tidak Valid
Y13 0.268 0.344 Tidak Valid
Y14 0.291 0.344 Tidak Valid
Y15 0.468 0.344 Valid
Adapun mengenai beberapa tinggi koefisien validitas yang dianggap
memuaskan, dari hasil analisis di dapat nilai korelasi antar skor item dengan skor
total, nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel. Dalam penelitian ini
r tabel di cari pada signifikan 0.05.
Berdasarkan hasil di dapat hasil korelasi variabel y r hitung lebih besar
sama dengan (≥) r tabel (uji dua sisi dengan sig 0.05) maka instrumen atau item
pertanyaan berkorelasi terhadap skor total sehingga di nyatakan valid.
2) Uji Reliabilitas
Sedangkan reliabilitas di gunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut di ulang ada bebarapa metode pengujian reliabilitas di
antaranya adalah metode tes ulang, formula belah dua, formula Rulon, formula
Flanagan, Cronbach's Alpha. Namun peneliti memakai Cronbach's Alpha karena
dalam angket peneliti terdiri dari 5 jawaban dan memiliki skor 1-544.
Dengan rumus: 2
2
11
]1[)1(
][t
bk
krσ
σ∑−−
=
Keterangan:
r11 : Reliabilitas Instrumen
k : Banyaknya butir atau banyaknya soal
∑ : Jumlah varian butir 2tσ
2tσ : Varian total45
Adapun mengenai nilai koefisien reabilitas angket, walaupun secara
teoritik besarnya koefisien reabilitas berkisar mulai dari 0.0 sampai dengan 1.0
akan tetapi pada kenyataannya koefisien sebesar 1.0 tidak pernah dijumpai. Salain
itu walaupun koefisen korelasi dapat saja bertanda negatif koefisien reabilitas
selalu mengacu pada tanda possitif dikarenakan angka yang negati tidak ada
artinya bagi interpretasi hasil ikur.
Dalam pengujian reabilitas hanya item yang valid dan item yang tidak
valid di buang atau di gugurkan, jadi yang akan dihitung pada variabel X ada 13
item, dan item yang lain di gugurkan karena tidak valid. Hasilnya dapat dilihat
pada tabel 3.2. Untuk kriteria dalam mengambil keputusan reabel atau tidaknya,
sebagi berikut:
a) Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel maka reabel.
44 Ibid, Hal: 25 45Suharsini Arikunto, Op. Cit. Hlm: 193.
b) Jika r alpha negatif dan lebih kecil dari r tabel maka tidak reabel.
Tabel 3.4 Uji Reabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Cronbach's Alpha r tabel Keterangan
Y 0.624 0.344 Reabel
X 0.695 0.344 Reabel
b. regresi Sederhana
Analisa regresi sederhana dilakukan bila hubungan dua variabel berupa
kausal atau fungsional. Analisa ini digunakan untuk mengetahui bagaimana
variabel dependan secara individual. Penggunaannya dapat digunakan untuk
memutuskan apakah naik dan menurunnya keadaan variebel depnden dapat
dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan variabel independen, atau untuk
meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan
variabel independen, dan sebaliknya46.
Dengan Rumus sebagai berikut:
Y = a + bX, dimana
Y : Variabel terikat (dependen)
X : Variabel Bebas (independen)
a : Harga Y dan X = 0 (harga konstan)
b : Koefisien arah regresi
Harga a dihitung dengan rumus sebagai berikut:
46 Sugiono, Ibid, hal, 243
a = ∑ Y(∑x ²)- ∑X ∑XY
N ∑ X ² - (∑X )²
b = N ∑ XY - ∑X ∑Y
N ∑ X ² - (∑X )²
c. Uji T
Menurut Sugiono Uji T digunakan untuk mengetahui masing-masing
sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat menggunakan
uji masing-masing koefisien regresi variabel bebas. Apakah mempunyai pengaruh
yang bermakna atau tidak tetap variabel terikat47.
t hitung =
Apabila:
b Sb
t hitung ≤ t tabel Ha ditolak dan Ho diterima, ini berarti, tidak terdapat pengaruh
simultan oleh variable X dan Y.
t hitung ≥ t tabel Ha di terima dan Ho ditolah, ini berarti tidak terdapat pengaruh
simultan oleh varibel X dan Y.
d. Uji f
mengungkapkan uji hipotesis untuk mengetahui apakah variable X
berpengaruh terhadap variable Y.
R²(N – M – 1)
M (1-R²) F hitung =
Apabila:
F hitung ≤ F tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima, ini berarti tidak terdapat
pengaruh simultan oleh variabel X dan Y.
47 Ibid, ham 215
F hitung ≥ F tabel Ha di terima dan Ho di tolak, ini berarti tidak terdapat pengaruh
simultan oleh varibel X dan Y.
BAB IV
PAPARAN HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Sekolah
1. Sejarah Berdirinya SMAN 1 Kwanyar
Sebelum tahun 1992 kecamatan Kwanyar tidak memiliki Sekolah
Menengah Umum (SMU). SMU yang ada di Kwanyar hanya milik yayasan, yaitu
Madrasah Aliyah. Masyarakat kwanyar untuk melanjutkan kejenjang pendidikan
SMU Negeri harus ke kota Bangkalan.
Pada tahun 1992 bulan Juli, MENDIKBUD kota Bangkalan membangun
sebuah lembaga pendidikan SMU Negeri yang ditempat di kecamatan Kwanyar,
di Jalan Dlemmer, karena di kecamatan Kwanyar tidak ada lembaga pendidikan
negeri, maka dari itu MENDIKBUD kota Bangkalan membangun sebuah lembaga
pendidikan SMU dikwanyar dengan tujuan: pertama agar masyarakat Kwanyar
tidak perlau jauh-jauh untuk menuntut ilmu, kedua menurut kepala
MENDIKBUD setiap kecamatan harus memiliki lembaga pendidikan SMP atau
SMU.
Kemudian pada bulan Mei tahun 1993 gedung atau lembaga pendidikan di
SMU Kwanyar diresmikan Oleh MENDIKBUD, atas nama Fuad Hasan.
Kemudian penerimaan siswa tahaun 1993, setelah gedung SMUN di resmikan
oleh MENDIKBUD kepala dan tenaga pengajarnya (para dewan guru) di
datangkan dari SMUN 1 kecamatan Kamal, dengan kata vilentcial (kelas berjarak)
pada saat itu yang menjabat kepala sekolah SMAN 1 Kamal adalah bapak Rasyad,
setelah tujuh bulan kemudian bepak Rasyad diganti oleh bapak Suparno. S.Pd.
Dan lulusan pertama tahun 1994/1995, walau di SMUN 1 Kwanyar tidak
memiliki gedung/aula untuk acara kelulusan, acara tersebut di tempatkan di
PENDOPO kecamatan Kwanyar.
Letak goegrafis SMUN 1 Kwanyar: berada di jalan Dlemmer di belakang
sekolah (sebelah selatan) sawah, dan sebelah utara jalan raya setelah jalan raya
rumah penduduk Dlemmer, sebelah timur sekolah sawah beberapa meter dari
sawah rumah penduduk masyarakat Dlemmer, dan sebelah barat sekolah sawah
dan beberapa meter terdapat rumah penduduk masyarakat Dlemer.
Letak geografis SMUN 1 Kwanyar ini sangat cocok untuk didirikan
lembaga penduduk karena tidak terlalu dekat rumah-rumah penduduk danya dekat
dengan lahan sawah.
Visi : Menjadi kebanggaan masyarakat memalui keuggulan penguasaan
iptek yang berbudaya berdasarkan keimanan dan ketaqwaan.
Misi :
1. Meningkatkan tenaga kependidikan yang berkualitas melalui
pendidikan dan pelatihan.
2. Melaksanakan management partisipatif bagi seleruh warga
sekolah.
3. Melaksanakan pendidikan yang bertumpu pada pembelajaran yang
aktif, kreatif dan menyenangkan serta bimbingan dan konseling.
4. Pembinaan pengembangan diri melalui bakat dan minat siswa
(ekstra kurikuler)
5. Meningkatkan prestasi non akademik (KIR, Olympiade dan
Jurnalistik).
6. Meningkatkan penguasaan Teknologi dan informasi
7. Meningkatkan budaya dan lingkungan hidup.
2. Tujuan SMA Negeri 1 Kwanyar
Pada akhir tahun pelajaran 2007/2008 SMA Negeri 1Kwanyar dapat:
a) Melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas yang
berdampak pada peningkatan pencapaian nilai Ujian Akhir
Nasional.
b) Seluruh warga sekolah beperan aktif dalam memberikan
masukan, saran dan melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan
sekolah yang ditetapkan bersama.
c) Mampu menjadi juara 1 tingkat propensi di bidang olah raga dan
seni budaya.
d) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan
MultiAproach yang kreatif dan menyenangkan.
e) Serta peningkatan pelayanan bimbingan dan konseling yang
memuaskan.
f) Menjadi siswa yang menyadari arti pentingnya lingkungan hidup
di sekitarnya.
g) Siswa punya pengetahuan mengakses berbagai informasi yang
positif memalalui internet.
3. Kurikulum Sekolah
a. Struktur Dan Muatan KTSP SMA Negeri 1 Kwanyar
1) Kelompok Mata Pelajaran
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
yang tertuang dalam standart isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai
berikut:
1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4) kelompok mata pelajaran estetika
5) kelompok mata pelajaran Jasmani olah raga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan / atau
kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7.
Cakupan setia kelompok mata pelajaran disajikan sebagai berikut:
KELAS XII DAN XII PROGRAM IPS
Tabel 4.1 Progream IPS
Alokasi Waktu
Kelas XI Kelas XII
Komponen Semester 3 Semester 4 Semester 5 Semester 6
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2 2 2. PKn 2 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 2 2 2 2 4. Bahasa Inggris 4 4 4 4 5. Matematika 4 4 4 4 6. Fisika 4 4 4 4 7. Biologi ‐ ‐ ‐ ‐ 8. Kimia ‐ ‐ ‐ ‐ 9. Sejarah ‐ ‐ ‐ ‐ 10. Geografi 3 3 3 3 11. Ekonomi 3 3 3 3 12. Sosiologi 4 4 4 4 13. Seni Budaya 3 3 3 3 14. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
2 2 2 2
15. T I K 2 2 2 2 16. Keterampilan Bahasa Asing
2 2 2 2
B. Mauatan Lokal 2 2 2 2 C. Pengembangan Diri 2 2 2 2
JUMLAH 2 2 2 2 39 39 39 39
2) Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak di kelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Subtansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan,
tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata
pelajaran , sehingga mata pelajaran harus mengembangkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.
Satuan pendidikan dapat menyelengarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
Dengan mengacu pada subtansi yang ada, SMA Negeri 1 Kwanyar memberikan
muatan lokal berdasarkan kebutuhan dan budaya daerah yaitu pelestarian senia
budaya Madura, dan keterampilan hidup.
3) Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mendiskripsikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
SMA Negeri 1 Kwanyar.
Kegiatan Pengembangan Diri Dilakukan melalui:
a) Kegiatan Pelayanan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial, dan pembentukan karier paserta didik.
Pengembangan diri bagi peserta didik SMA Negeri 1 Kwanyar terutama
ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.
b) Kegiatan pengembangan pribadi dan kreativitas siswa dilaksanakan melalui
kegiatan ekstrakuler, yang mencakup kegiatan:
Tabel 4.2 Ekstrakurikuler
Bola Basket Bela Diri Paskibraka
Bola Voli Komputer Pramuka
Sepak Bola Hockey Sablon
4) Beban Belajar
Beban belajar yang diatur oleh SMA Negeri 1 Kwanyar dengan
menggunakan sistem paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan
yang peserta didiknya di wajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku di SMAN 1 Kwanyar. Beban belajar setiap mata
pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pelajaran.
Beban yang dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran memalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka
perjam pembelajaran di SMAN 1 Kwanyar belangsung 45 menit.
Jumlah tatap muka yang tercantum dalam struktur kurikulum sekola
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Jumlah Jam Per Minggu
No Kelas Jumlah jam per minggu 1 X 39 2 XI 39 3 XII 39
Pemanfaatan alokasi waktu kegiatan terstruktur dan tidak terstruktur
sebanyak maksimum 60 % dari jumlah alokasi waktu tatap muka permata
pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran. Alokasi
waktu yang dimaksud digunakan untuk pelajaran remedial dan pendalam /
pengayaan materi.
5. Ketuntasan Belajar
SMA Negeri 1 Kwanyar menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemnampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas
kompetensi serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelengaraan
pembelajaran.
Kriteria Ketuntasan minimal mata pelajaran sebagai berikut:
Tabel 4.4 Kritria KKM
Kriteria Ketuntasan Minimal Komponen
PPK dan Praktik Sikap Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 60 60 2. PKn 60 60 3. Bahasa Indonesia 60 60 4. Bahasa Inggris 60 60 5. Matematika 60 60 6. Fisika 60 60 7. Biologi 60 60 8. Kimia 60 60 9. Sejarah 60 60 10. Geografi 60 60 11. Ekonomi 60 60
12. Sosiologi 60 60 13. Seni Budaya 65 65 14. Pendidikan Jasmani olahraga dan Kesehatan
60 60
15. T I K 60 60 16. Keterampilan Bahasa Asing 60 60 B. Muatan Lokal 65 65 C. Pengembangan Diri
Tabel 4.5 KKM Program IPS
KKM Program IPS Kriteria Ketuntasan Minimal
Kelas XI Kelas XII
Komponan PPK dan
Sikap Sikap PPK dan
Sikap Sikap
A. Mata Pelajaran 1 Pendidikan Agama 65 65 70 70 2. PKn 63 63 63 63 3. Bahasa Asing 60 60 60 60 4. Bahasa Inggris 61 61 62 62 5. Matematika 60 60 60 60 6. Fisika ‐ ‐ ‐ ‐ 7. Biologi ‐ ‐ ‐ ‐ 8. Kimia ‐ ‐ ‐ ‐ 9. Sejarah 65 65 65 65 10. Geografi 63 63 63 63 11. Ekonomi 60 60 60 60 12. Sosiologi 65 65 70 70 13. Seni Budaya 70 70 70 70 14. Pendidikan Jasmani olah raga dan Kesehatan
65 65 65 65
16. TIK 60 60 60 60 17. Keterampilan B. Muatan Lokal C. Pengembangan Diri
6. PROFIL SEKOLAH
a) Profil Tamatan (3 Tahun Terakhir)
Tabel 4.6 Profil Tamatan
Tamatan (%) Rata-rata NEM Siswa yang
melanjutkan ke PT
Tahun Pelajaran
Jumlah Target Hasil Target Jumlah Target
2005 – 2006 129 129 7.65 6.00 9
2006 – 2007 124 100 8.05 6.50 8
2007 - 2008 126 100 4.75 36.00 1
b) Prestasi yang pernah dicapai oleh sekolah (Akademik dan Non-
Akademik)
- Juara 1 (satu) Hocky se Jawa Timur
- Juara 2 (satu) Olimpiade Tingkat Kabupaten
- Juara 2 (satu) Olimpiade Tingkat Kabupaten
- Juara 2 (satu) Olimpiade Tingkat Kabupaten
- Juara 2 (satu) Olimpiade Tingkat Kabupaten
c) Keadaan Siswa (3 Tahun Terakhir)
Tabel 4.7 Keadaan Siswa
Jumlah Siswa Tahun Pelajaran Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Jumlah
Rasio siswa baru terhadap
pendaftaran
2005 – 2006
2006 – 2007
2007 - 2008
135
195
192
130
131
180
129
124
129
394
450
498
d) Keadaan Sarana dan Prasarana
1) Sarana dan Prasarana
Tabel 4.8 Sarana dan Prasarana
Ruang Jumlah Luas (m2) Teori/kelas 11 Ruang 648
Laboratorium 1 Ruang 144 Kepala Sekolah 1 Ruang 21
Ruang tamu 1 Ruang 9,68
Tata Usaha 1 Ruang 28 Ruang Guru 1 Ruang 140
BP/BK 1 Ruang 8,3 Gudang 1 Ruang 16,5
Toilet Guru 3 Ruang 8,5 Toilet Siswa 12 Ruang 48,8
Penjaga Sekolah 1 Ruang 42 Ruang Dapur 1 Ruang 6,7 Reproduksi 1 Ruang 6,7
UKS 1 Ruang 9
2) Buku Perpustakaan
Tabel 4.9 Buku Bacaan Di Perpus
No Jenis Buku Jumlah Judul Jumlah Buku Rasio
1 Buku Teks 67 4085
2 Buku Penunjang - -
3 Buku Pegangan - -
B. PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
1. Penerapan Kurikulum KTSP
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum mengarah segala bentuk aktivitas pendidikan demi
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai
alat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pembentukan manusia yang sesuai
dengan falsafah hidup bangsa memagang peranan penting dalam suatu sistem.
Selain itu perlunya dengan perubahan kurikulum karena saat terjadi
perkembangan dan dan perubahan dalam hidup masyarakat, berbangsa dan
bernegara yang perlu segera di tanggapi dan dipertimbangkan dalam penyusunan
kurikulum baru pada setiap jenjang dan satuan pendidikan.
Kurikulum KTSP ditujukan, untuk menciptakan tamatan yang
berkompeten dan cerdas dalam mengemban identitas budaya dan bangsa.
Kurikulum KTSP ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan,
keterampilan, pengalaman belajar yang membangun integritas sosial serta
membudayakan dan mewujudkan karakter nasional.
KTSP merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan
keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi. KTSP juga
merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk
menentukan kebujakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
agar dapat memosifikasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama
yang erat antar sekolah, masyarakat, industri, dan pemerintah dalam membentuk
pribadi peserta didik. Hal tersebutu dilakukan agar sekolah dapat mengelola
sumber dengan menalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan serta tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat setemapat.
Dari paparan diatas, dapat di simpulkan bahwa dengan di terapkan
kurikulum KTSP dapat memberikan peluang bagi peserta didik, kurikulum KTSP
membawakan dampak yang sangat besar untuk kedepan. Di SMAN 1 Kwanyar
telah menerapkan kurikulum KTSP sejak tahun 2007 atau sudah 1 tahun lebih,
karena menurut Wakil Kurikulum bahwa KTSP membawakan peluang yang
dibutuhkan oleh peserta untuk kedepan, selain itu kurikulum KTSP sangat mudah
untuk diterapkan, karena KTSP di susun oleh satuan sekolah, jadi kurikulum
KTSP dapat meberikan peluang bagi guru SMAN 1 Kwanyar dalam menyusun
kurikulum, selain itu KTSP dapat memberikan apa yang dibutuhkan oleh peserta
didik dan dapat mengukur kemampuan pesrta didik.
2. Dampak Kurikulum KTSP Terhadap Peserta Didik
Dengan di terapkan kurikulum KTSP di SMAN 1 Kwanyar semua guru-
guru dapat mempermudah kebutuhan para siswa dalam proses pembelajaran. Dan
dampak dari penerapan kurikulum KTSP menurut guru ekonomi di SMAN 1
Kwanyar bahwa dengan di terapkan kurikulum KTSP tidak ada pengaruhnya
terhadap prestasi belajar siswa, yang menjadi kendala dalam mata pelajaran
ekonomi itu adalah penambahan jam mata pelajaran pertama cukup tiga jam, dan
sekarang menjadi lima jam karena antara mata pelajaran ekonomi dan akuntansi di
jadikan dalam satu kompetensi dasar. Waktu kurikulum KBK diterapkan mata
pelajaran ekonomi dan akuntansi di bedakan, dalam tiap minggunnya ekonomi
hanya ada 3 jam dan akuntasi hanya 2 jam, kemudian diterapkan kurikulum KTSP
mata pelajaran ekonomi dan akuntansi di jadikan satu kompetensi dasar, pada
semester ganjil maka siswa di ajari akuntasi, dan semester genap maka siswa di
ajari ekonomi. penempatan komptensi dasar sama dengan kelas XII, yang
membedakan, kalau kelas XI semester ganjil siswa diajari mata pelajaran
ekonomi, dan kemnudian semester genap siswa di ajari akuntansi, begitu pula
dengan jam mata pelajaran tidak berbeda jauh dengan kelas XII, dalam tiap
minggunya mata pelajaran ekonomi ada 5 jam.
Jadi yang menjadikan kendala dalam penerapan kurikulum KTSP ini
hanya pada jam mata pelajaran, kalau terhadap prestasi siswa tidak ada
pengaruhnya. Kalau kita lihat dalam bukunya Slameto bahwa48:
"Penambahan jam mata pelajaran itu sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa, karena apabila siswa terlalu lama dalam mengamati
48 Salameto. Belajar dan Foktor-faktor yang mempenagruhiny. 2003 (Jakarta, PT Asdi Maha satya). Hal: 54.
mata pelajaran dapat merasa jenuh dan akhirnya tidak bisa konsentrasi dengan apa yang telah di jelaskan oleh gurunya". Kemudian peneliti mewawancarai waka kurikulumnya Muallifah S.S
SMAN 1 Kwanyar tidak beda jauh dengan pendapanya guru ekonomi,
"Bahwa dalam penerapan kurikulum KTSP tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, yang mempenagruhi prestasi belajar siswa hanya lingkungan pergaulan dan lingkungan sekolah yang kumuh atau kotor, apabila siswa tidak mengetahui pergaulan yang salah dan yang benar maka siswa akan tidak bisa fokus dengan sekolahnya". Jadi dengan diterapkan kurikulum KTSP tidak menjadikan beban atau
tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, prestasi belajar siswa tidak
ada penurunan, sama waktu penerapan kurikulum KBK.
C. ANALISIS DATA
Berdasarkan angkat yang telah disebar oleh peneliti, yang di berikan
kepada siswa kelas XII B Program IPS pada tanggal 20 Agustus maka dapat di
ketahui pengaruhnya kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar siswa si SMAN 1
Kwanyar, dari tabel dibawah ini:
1. Kurikulum KTSP (variable X)
Tabel 4.10 Distribusi Penerapan KTSP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 60 1 2.9 2.9 2.9 61 4 11.4 11.4 14.3 62 3 8.6 8.6 22.9 63 4 11.4 11.4 34.3 64 8 22.9 22.9 57.1 65 8 22.9 22.9 80.0 66 3 8.6 8.6 88.6 68 3 8.6 8.6 97.1
Valid
69 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0 Sumber : Hasil analisis frekuensi KTSP
60 61 62 63 64 65 66 68 69
KTSP
0
2
4
6
8
Coun
t
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Penerapan KTSP
Tabel 4.11 Norma Skala Tingkat Penerapan KTSP
Case Number123
Skor Interval
Frekuensi % Keterangan
60 – 62 8 22.9 Rendah 63 – 65 20 57.2 Sedang 66 - 69 7 20.1 Tinggi Jumlah 35 100%
20.1% 22.9%
57.2%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan kurikulum KTSP
dapat dikatagorikan tinggi yaitu 57.2%, sedangkan dalam katagori sedang adalah
22.9%. dan yang dikatagorikan paling rendah adalah 20.1%. jadi dari hasil data di
atas maka penerapan kurikulum KTSP dapat dikatagorikan sedang (57.2%).
2. Variabel Prestasi Belajar (Y)
Tabel 4.12 Distribusi Prestasi Belajar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 60 1 2.9 2.9 2.9 63 4 11.4 11.4 14.3 64 5 14.3 14.3 28.6 65 4 11.4 11.4 40.0 66 5 14.3 14.3 54.3 67 4 11.4 11.4 65.7 68 5 14.3 14.3 80.0 69 3 8.6 8.6 88.6 71 1 2.9 2.9 91.4 72 1 2.9 2.9 94.3 74 1 2.9 2.9 97.1 75 1 2.9 2.9 100.0
Valid
Total 35 100.0 100.0 Sumber: Hasil Analisis Frekuensi Prestasi Belajar
Gambar 4.2
0
1
2
Cou
3
4
5
nt
Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar
Tabel 4.13 Norma Skala Tingkat Prestasi Belajar
Case Number123
Skor Intereval
Frekuensi % Keterangan
60 – 65 14 40 Rendah 66 – 69 17 48.6 Sendang 71 - 75 4 11.6 Tinggi Jumlah 35
48.6%
11.6%
40%
Tabel di atas, dapat di ketahui mengenai pengaruhnya penerapan
Kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar siswa bahwa prestasi siswa yang
sangat terpengaruh dengan kurikulum KTSP, yang dapat dikatagorikan tinggi
adalah 48.6% dan yang dapat dikatagorikan sedang adalah 40%, dan yang
dikatagorikan rendah adalah 11.6%. maka berdasarkan dari analisis frekuensi
diatas maka penerapan kurikulum KTSP terhadap Prestasi belajar siswa di SMAN
1 Kwanyar dapat dikatagorikan sedang, dengan nilai frekuensi 48.6%.
D. MENGUJI HIPOTESIS DAN UJI HIPOTESIS
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi sederhana didapat tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.14 Model Summary Analisi
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .368(a) .136 .109 2.049 probabilitas atau sig = 0.334 korelas signifikasi jika r hitung > r tabel atau
nilai probabiltasnya kurang dari taraf kesalahan (sig < a). diketahui
probabilitasnya 1.690 atau lebuh besar dari taraf signifikansi (a = 0.05) yang
berarti atau hubungan tidak signifikan.
R squer di sebut determinasi, dari tabel dapat dibaca bahwa R squer adalah
0.136 artinya 1,36% variasi yang terjadi tahap tinggi rendahnya tingkat penerapan
kurikulum yang disebabkan oleh prestasi belajar dan sisanya (98.64%) disebabkan
oleh variabel diluar penelitian.
Tabel 4.15 Hasil analisis regresi linier sederhana
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 47.388 7.374 6.426 .000
Prestasi .252 .111 .368 2.275 .030
Data diatas yang ada di tabel dapat diketahui persamaan regresi
sederahana sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = 47.388 + 0.252
Angka ini di artikan, sebagai berikut:
Konstanta sebesar 47.388 artinya jika variabel Kurikulum KTSP (X)
nilainya 0, maka variabel Prestasi (Y) menunjukkan nilai positif yaitu 47.388.
koefisien regresi variabel Kurikulum (X) sebesar 0.252, artinya jika mengalami
kenaikans 1, maka prestasi (Y) mengalami sebesar 0.252.
Koefisien variabel Kurikulum nilainya 0.252, angka yang menunjukkan
nilai negatif dan varibel Kurikulum bernilai positif (47.388), berarti terjadi
penurunan anatara kurikulum terhadap prestasi. Dalam penilitian ini diartikan
terjadi hubungan negatif antara kurikulum dengan prestasi.
Selain itu tabel diatas juga bisa di gunakan untu analisis uji t (uji koefisien
regresi sederhana). Dari hasil analisis diatas dapat diketahui nili T hitung sebesar
2.275 dan t tabel di cari a = 5%: 2 = 2.5%(uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df)
n-k-1 atau 35-2-1 = 32 (n adalah jumlah populasi, k adalah jumlah fariabel
independent) dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0.05) maka hasil yang di
peroleh sebesar1.690(dapat dilihat pada halaman lampiran t tabel. Priyatno: hal
119). Jika di hitung dengan menggunakan rumus t hitung pada rumus regresi
sederhana, sebagai berikut:
t hitung = b Sb
t hitung = 0.252 = 2.275 nilai aslinya adalah 2.2702 di genapkan menjadi 2.275 0.111
tabel 4.16 Correlation
KTSP Prestasi KTSP Pearson
Correlation 1 .368
Sig. (2-tailed) . .030 N 35 35 Prestasi Pearson
Correlation .368 1
Sig. (2-tailed) .030 . N 35 35
Dari hasil di atas dapat di simpulkan bahwa -t hitung > -t tabel (2.275 >
1.692) maka Ho di tolak, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara
penerapan kurikulum KTSP dengan prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar.
Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa penerapan kurikulum berpengaruh
terhadap perstasi belajar di SMAN 1 Kwanyar.
Gambar 4.3 Daerah penentuan Ho pada Uji Koefisien Regresi Sederhana
Ho di terima
-1.692 + 1.692 2.275
Tabel 4.17 Hasil uji F ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 21.726 1 21.726 5.174 .030(a)
Residual 138.560 33 4.199
1
Total 160.286 34 a Predictors: (Constant), Prestasi b Dependent Variable: KTSP Dari hasil uji f di atas bahwa F hitung > F tabel ( 5.174 > 2.874), maka Ho
ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara kurikulum KTSP dengan
prestasi belajar. Jadi penerapan kurikulum KTSP berepengaruh terhadap prestasi
belajar di SMAN 1 Kwanyar.
Gambar 4.4 Daerah Penentuan Ho
Ho ditolah
Ho diterima
+2.874 5.174
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dalam rangka
untuk memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 bahwa sistem pendidikan nasional dan peraturan
pemerintah republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan.
Dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa
dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada peraturan menteri
pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah, peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23
tahun 2006 tentang Standar kompetensi.
Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, peraturan menteri
pendidikan nasional nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan peraturan menteri
pendidikan nomor 22 tahun 2006 dan nomor 23 tahun 2006, dan berpedoman
pada panduan yang disusun oleh badan standar nasional pendidikan (BNSP).
Kurikulum sekolah merupakan instrumen srategis untuk pembangunan
kualitas sumber daya manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang,
kurikulum sekolah juga memilki koherensi yang amat dekat dengan upaya
pencapaian tujuan sekolah dan atau tujuan pendidikan. Oleh karena itu perubahan
dan pembaharuan kurikulum harus mengikuti perkembangan, menyusaikan
kebutuhan masyarakat dan menghadapi tangtangan yang akan datang serta
menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
A. Penerapan Kurikulum Sekolah
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari rangkaian bahasa
curir diartikan pelari. Kata curere artinya tempat berpacu. Jadi Kurikulum
diartikan jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu kurikulum
diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa (murid) untuk
mencapai ijazah.rumusan kurikulum tersebut mengandung makna isi kurikulum
tidak lain adalah sejumlah mata pelajaran (subjek metter) yang harus dikuasai oleh
siswa, agar siswa memperoleh ijazah. Itulah sebabnya kurikulum sering
dipandang sebagai rencana pelajaran untuk siswa49.
Pengertian Kurikulum diatas menunjukkan pengertian / makna yang lebih
luas sebab kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi semua aspek
yang mempengaruhi pribadi siswa. Dalam pengertian ini, menunjukkan adanya
fungsi kurikulum sebagai alat mengubah pribadi siswa. Dengan kata lain
kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sesungguhnya
demikian kurikulum dalam pengertian inipun masih belum memberikan arah
secara operasional, serta belum ada batasan yang jelas mengenai apa yang
dimaksud dengan ”semua kegiatan”, apa isinya dan bagaimana bentuknya. Oleh
sebab itu akhirnya disepakati bahwa kurikulum dipandang / diartikan sebagai 49 Harold Alberty, Reorganizing The High School Curriculum, (The Appleton Century, New York,
1954,) p. 12.
progaram pembelajaran bagi siswa (Plan for Learning) yang disusun secara
sistematika, dan diberikan oleh lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai
tujuan pendidikan. Sebagai program kurikulum adalah niat, atau harapan50.
Menurut Hendyat Soetopo dan Soemanto (1986) bahwa ia membagi fugsi
kurikulum menjadi 7 bagian yaitu:51
h. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang di inginkan oleh sekolah yang
di anggap cukup tepat dan penting untuk dicapai.
i. Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya adalah kurikulum sebagai
organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah
satu konsumsi bagi pendidikan mereka.
j. Funsi kurikulum bagi guru. Dalam kurikulum bagi guru ini fungsi
kurikulum dibagi menjadi 3 yaitu: 1). Sebagai pedoman kerja dalam
menyusun dan mengorganisasir pengalaman belajar bagi anak didik.
2). Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap
perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman
yang diberikan. 3). Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan
pendidikan dan pengajaran.
k. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan Pembina sekolah. Dalam
arti: 1). Sebagai pedoman dalam mengadakan funsi supervisi yaitu
memperbaiki situasu belajar. 2). Sebagai pedoman dalam 50 D. Tanner, L. Taanner, Curriculum Development Theory into Practice,I( Mc Millan Publishing Co Inc, New York, 1975,) p. 26. 51 Ibid. Hal 84
melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk
menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik. 3). Sebagai
pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan
bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar. 4). Sebagai
pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut. 5). Sebagai
pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
l. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksunya adlah orang tua
dapat turut serta membantu usaha dalam kemajuan putra-putrinya.
m. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat di atasnya. Ada dua jenis
berkaitan dengan funsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses
pendidikan dan penyiapan tenaga guru.
n. Fungsi kurikulum bagi masyarakat danb pemakai lulusan sekolah.
Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam funsi ini
yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan gung memperlancar
pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama
dengan pihak orang tua / masyarakat.
Sebenarnya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dirancang dan
dikembangkan berdasarkan undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1,dan 2 yang berbunyi:
c. Pengembangan kurikulum mengacu pada standar Nasional
Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pengembangan Nasional.
d. kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
Namun ada beberapa hal yang harus perlu dipahami dalam kaitannya
Dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut52:
d. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan,
potensi dan karekteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat
setempat dan peserta didik.
e. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar
kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi
dinas pendidikan kabupaten / kota dan departemen agama yang
bertanggung jawab dibidang pendidikan.
f. Kurikulum tingkat satuan penidikan (KTSP) untuk setiap program
studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh
masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar
Nasinaol Pendidikan.
KTSP adalah suatu gagasan / ide tentang pengembangan kurikulum yang
diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan
satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan. Dengan
memberikan otonomi yang besar, disamping menunjukkan sikap tanggap
pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan 52 Drs. E. Mulyasa, Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan, (Remaja Rosda, Bandung, 2006). hal 17.
kualitas, efisiensi, dan dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu
wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan
satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi,
tuntutan, dan kebutuhan masing-masing.
Dan adapun tingkat kurikulum dapat disimpulkan bahwa tingkat
penerapan kurikulum KTSP dapat dikatagorikan tinggi yaitu 57.2%, sedangkan
dalam katagori sedang adalah 22.9%. dan yang dikatagorikan paling rendah
adalah 20.1%.
Jadi dapat disimpulkan penerapa kurikulum KTSP di SMAN 1 Kwanyar
dalam katagori sedang 57.2% karena KTSP yang ada di sekolah tersebut berjalan
sesuai dengan fungsinya. Menurut Hendyat Soetopo dan Soemanto (1986) bahwa
ia membagi fugsi kurikulum menjadi 7 bagian yaitu:53
a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang di inginkan oleh sekolah yang
di anggap cukup tepat dan penting untuk dicapai.
b. Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya adalah kurikulum sebagai
organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah
satu konsumsi bagi pendidikan mereka.
c. Funsi kurikulum bagi guru. Dalam kurikulum bagi guru ini fungsi
kurikulum dibagi menjadi 3 yaitu: 1). Sebagai pedoman kerja dalam
menyusun dan mengorganisasir pengalaman belajar bagi anak didik.
53 Ibid. Hal 84
2). Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap
perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman
yang diberikan. 3). Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan
pendidikan dan pengajaran.
d. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan Pembina sekolah. Dalam
arti: 1). Sebagai pedoman dalam mengadakan funsi supervisi yaitu
memperbaiki situasu belajar. 2). Sebagai pedoman dalam
melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk
menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik. 3). Sebagai
pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan
bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar. 4). Sebagai
pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut. 5). Sebagai
pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
e. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksunya adlah orang tua
dapat turut serta membantu usaha dalam kemajuan putra-putrinya.
f. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat di atasnya. Ada dua jenis
berkaitan dengan funsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses
pendidikan dan penyiapan tenaga guru.
g. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah.
Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam funsi ini
yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan gung memperlancar
pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama
dengan pihak orang tua / masyarakat.
B. Prestasi Belajar
Banyak para ahli pendidikan yang mengemukakan pengertian tentang
belajar. Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang pengertian belajar
terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar jadi
yang dinamakan dengan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Dalam bukunya yang berjudul prestasi belajar dan kompetensi guru,
Syaiful Bahri Djamara menyatakan:
”Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktifitas belajar”.54
Winarno Surakhnad dalam bukunya Pengantar Interaksi Belajar Mengajar
menyatakan: ”Bahwa proses-proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar”.55
Demikian pula yang dinyatakan Nana Sudjana bahwa hasil belajar pada
hakekatnya adalah perubahan tingkah laku.
Dari beberapa pendapat tadi, kiranya penulis dapat ditegaskan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti didikan
ataupun latihan tertentu berupa perubahan tingkah laku.
54 Syaiful Bahri Djamara, Prestasi dan Kompetensi Guru (usaha Nasional, surabaya, 1994), hal 24. 55 Winaorno Surkhman, Interkasi Belajar Mengajar (Tarsito, Bandung, 1994), hal 66.
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat ketahui bahwa prestasi siswa yang
dikatagorikan tinggi adalah 48.6% dan yang dapat dikatagorikan sedang adalah
40%, dan yang dikatagorikan rendah adalah 11.6%. maka berdasarkan dari
analisis frekuensi diatas maka penerapan kurikulum KTSP terhadap Prestasi
belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar dapat dikatagorikan sedang, dengan nilai
frekuensi 48.6%.
Adapun faktor yang mempengari prestasi belajar. Menurut Drs. Slameto
keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor dimana
aktor tersebut itu merupakan berasal dari dalam diri (faktor internal) maupun dari
luar diri (faktor ekternal) siswa56.
Menurut hasil wawancara guru bidang studi ekonomi dan waka kurikulum
SMAN 1 kwanyar bahwa :
"Dalam penerapan kurikulum KTSP tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, yang mempenagruhi prestasi belajar siswa hanya lingkungan pergaulan dan lingkungan sekolah yang kumuh atau kotor, apabila siswa tidak mengetahui pergaulan yang salah dan yang benar maka siswa akan tidak bisa fokus dengan sekolahnya".
C. Pengaruh Penerapan Kurikulum KTSP Terhadap Prestasi Belajar Siswa
di SMAN 1 Kwanyar
Dari hasil analisis regresi sedarhana dapat di ketahui bahwa pengaruh
penerapan kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar siswa adalah sebagi berikut:
Berdasarkan pada rumus menguji Hipotesis diperoleh nilai 0.252 angka
yang menunjukkan korelasi atau hubungan yang positif anatara penerapan
kurikulum KTSP yang nilainya 47.38. Artinya angka ini menunjukkan korelasi
56 Nana Sudjana, Penelitian Prose Belajar Mengajar (Remaja prodakaya,bandung, 1995). hal2.
atau hubungan positif yang berarti penerapan kurikulum KTSP semakin tinggi
maka kurikulum KTSP berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam
penelitian ini di artikan ada pengaruh antara kurikulum KTSP terhadap prestasi
belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar.
Probabilitas atau sig = 0.03 korelasi signifikan jika r hitung > r tabel atau
nilai probabilitasnya kurang dari taraf kesalahan (sig < a) di ketahui bahwa
probabilitasnya 0.030 atau lebih kecil taraf signifikan (a = 0.05) yang berarti
korelasi atau hubungan signifikan.
R squer di sebut koefisien determinasi, dari tabel dapat dibaca bahwa R
squer adalah 0.136 artinya 1,36% variasi yang terjadi tahap tinggi rendahnya
tingkat penerapan kurikulum yang disebabkan oleh prestasi belajar dan sisanya
(98.64%) disebabkan oleh variabel diluar penelitian. Dari hasil analisis di atas
dapat di simpulkan bahwa pengaruh kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar
yakni 1,36% berarti semakin baik dalam penerapan kurikulum KTSP maka
mempengaruhi prestasi belajar.
Berdasarkan dari Analisis uji hipotesis diketahui nilai t hitung ≥ t tabel
(2.275 ≥ 1.692) maka Ho di tolak, dalam penelitian ini maka dapat di artikan,
bahwa ada pengaruh signifikan antara kurikulum KTSP dengan Prestasi belajar
siswa di SMAN 1 Kwanyar.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang di
operasionalkan atau disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilakukan
oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh badan standar nasional pendidikan
(BSNP)57.
Menurut dari hasil paparan diatas, bahwa penerapan Kurikulum KTSP
menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil, dan berkualitas agar dapat
membangkitkan motivasi kerja yang produktif dan memberdayakan otoritas
daerah setempat, serta menginvestasikan sistem dan menghilangkan biokrasi yang
tumpang tindih.
Selain itu KTSP juga memberikan peluang kepada guru-guru dan kepala
sekolah dan peserta didik untuk melakukan invasi dan improvisasi di sekolah,
berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain
sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang
dimiliki.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini memerlukan pengajaran
bentuk tim, dan menuntuk kerja sama yang kompak di antara anggota tim. Kerja
sama anatar para guru sangat penting dalam proses pendidikan yang akhir-akhir
ini mengalami perubahan yang sangat pesat.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan dampat baik baik untuk prospek ke depan
karena KTSP memberikan bekal untuk masa depan peserta didik, maupun kepala
sekolah dan guru-guru. Meskipun demikian KTSP juga memberikan peluang
kepada sekolah agar sekolah tersebut menjadi harapan masyarakat, serta tuntunan
dunia kerja untuk memperoleh tenaga yang produktif, potensial, dan berkualitas.
57 E. Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Remaja Rosda, Bandung, 2006). Hal 17
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh positif signifikan antara Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dengan prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar
sebagaimana nilai rata-rata KTSP di katagorikan dalam tingkat sedang
57,2% dengan skor interval 53–65. Sedangkan dalam prestasi belajar
siswa nilai rata-rata dapat dikatagorikan sedang, dengan nilai 48.6%
dengan skor interval 66-69.
2. Dari hasil analisis bahwa ada penaruh antara kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) dengan prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar,
dari hasil analisis uji t dan uji f. Hasil uji t adalah t hitung ≥ t tabel (2.275
≥ 1.692). sedangkankan dari hasil uji f adalah f hitung ≥ f tabel (5.174 ≥
2.874).
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian, yang di lakukan oleh peneliti maka ada
beberapa saran yang ingin di sampaikan oleh peneliti. Yaitu sebagai berikut:
1. Selaku kepala sekolah hendaknya mengadakan pelatihan tentang KTSP
bersama guru secara intensif, baik itu tiap minggu atau tian bulan, yang
membahas tentang, format silabus dan RPP dalam KTSP, penggunaan
metode pembelajaran, media dan bagaimana evaluasi KTSP, kemudian di
presentasikan dan apabila ada permasalahan diselesaikan bersama-sama.
2. Demi kelancaran dan kesuksesan penerapan kurikulum KTSP dalam mata
pelajaran ekonomi di SMAN 1 Kwanyar perlu adanya kesiapan yang
matang sehingga jika ada perubahan-perubahan baik itu dari pusat
kurikulum atau depdiknas pihak sekolah dan para guru segera beradaptasi,
selain itu kerja keras dan kerja sama baik perlu dijalin lebih erat serta
kekompakan terus di tingkatkan.
3. Dalam pelaksanaan KTSP di SMAN 1 Kwanyar di usahan bisa
mengadakan pertemuan orang tua pihakl sekolah untuk membahas tentang
KTSP bekerja sama dalam motivasi, mendidik dan mengawasi para siswa-
siswi dirumah.
4. Agar penambahan dan pengalaman mata pelajaran cepat berhasil maka
perlu penambahan waktu di luar jam pelajaran memperdalam mata
pelajaran yang masuk pada Ujian Akhir Nasional (UAN) dan diberi
simbol-simbol sekolah yang mudah di pahami dan di hafal lebih cepat.
5. Guru seharusnya memperbanyak pengetahuan luar, agar dapat
memberikan wawasan luar bagi siswa bukan hanya monoton pada materi
yang ada di buku.
DAFTAR PUSTAKA
Sudiana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Slameto. 1991. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurudin, Syafuddin. 2002. Guru Profesional Implementasi Kurikulum. Jakarta:
Ciputat Pers.
Syaiful, bahri, Djamar. 1994. Prestasi dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional.
Nasution, S. 1982. Asas-asas Kurikulum. Bandung. Jemmars, Cet VI
Subroto Suryo. 1997. Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinat, Syaoh, Nana. 2005. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosda.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda
Arikunto, Suharsini. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi offset
Sudijono, Anas. 1995. Pengantar Statistik Pendidika. Jakarta: PT Raja Greafindo
Persada.
Maleong, Lexy J, 1996, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda.
Sudjana.1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiono, 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Joko Susilo, Muhammad.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustak Pelajar Offset.
Muslich, Mansur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara. Muslich, Mansur. 2007. KTSP Dasar Pemahaman Dan Pengembangan. Jakarta:
PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar.2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Rosda Karya. Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya. Depdiknas.2006. Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) Tim pustaka Yustisia. 2007. Panduan Lengkap KTSP. Yogyakart: PT Buku Kita