GTL Pada Anak

36
GTL PADA ANAK Dewasa ini gigi tiruan (baca : gigi palsu) sangat identik dengan orang tua (baca : kakek dan nenek) yang sudah lama kehilangan fungsi kunyah dan ingin memiliki gigi yang normal. Gigi tiruan merupakan alat yang digunakan untuk menggantikan fungsi gigi asli yang hilang. Pada anak-anak jenis-jenis kehilangan gigi sulung antara lain disebabkan oleh trauma, karies dan kongenital. Akibat dari tanggal prematur pada anak Berkurangnya panjang lengkung rahang dan berubahnya oklusi gigi Kehilangan gigi prematur menyebabkan harmonisasi lengkung gigi dan oklusi terganggu. Bila tidak ditangani, terjadi migrasi gigi tetangganya sehingga tempat erupsi gigi permanen berkurang dan akan mengakibatkan malposisi gigi permanen penggantinya. Misartikulasi konsonan pada pengucapan Gangguan pada pengucapan konsonan (s), (z), (v), (f). Bila ada masalah bicara karena efek samping kehilangan gigi maka segera rujuk ke speech pathologist Timbul oral habit baru Gigi anterior hilang, lidah cenderung bergerak ke daerah tersebut dan menyebabkan labioversi gigi permanen penggantinya Dapat menimbulkan trauma psikis Kehilangan gigi pada anak wanita akan menyebabkan rasa malu. Anak membandingkan dirinya dengan model di TV/majalah dan anak akan menjadi minder karena diolok.

Transcript of GTL Pada Anak

Page 1: GTL Pada Anak

GTL PADA ANAK

Dewasa ini gigi tiruan (baca : gigi palsu) sangat identik dengan orang tua (baca : kakek dan

nenek) yang sudah lama kehilangan fungsi kunyah dan ingin memiliki gigi yang normal. Gigi

tiruan merupakan alat yang digunakan untuk menggantikan fungsi gigi asli yang hilang. Pada

anak-anak jenis-jenis kehilangan gigi sulung antara lain disebabkan oleh trauma, karies dan

kongenital.

Akibat dari tanggal prematur pada anak

Berkurangnya panjang lengkung rahang dan berubahnya oklusi gigi

Kehilangan gigi prematur menyebabkan harmonisasi lengkung gigi dan oklusi

terganggu. Bila tidak ditangani, terjadi migrasi gigi tetangganya sehingga tempat erupsi gigi

permanen berkurang dan akan mengakibatkan malposisi gigi permanen penggantinya.

Misartikulasi konsonan pada pengucapan

Gangguan pada pengucapan konsonan (s), (z), (v), (f). Bila ada masalah bicara karena efek

samping kehilangan gigi maka segera rujuk ke speech pathologist

Timbul oral habit baru

Gigi anterior hilang, lidah cenderung bergerak ke daerah tersebut dan menyebabkan

labioversi gigi permanen penggantinya

Dapat menimbulkan trauma psikis

Kehilangan gigi pada anak wanita akan menyebabkan rasa malu. Anak membandingkan

dirinya dengan model di TV/majalah dan anak akan menjadi minder karena diolok.

Indikasi

1. Terdapat kehilangan gigi prematur pada gigi molar sulung yang diperlukan sebagai space

maintainer dan juga diperlukan untuk fungsi kunyah

2. Secara radiologis tampak erupsi gigi permanen penggantinya > 6bln

3. Gigi anterior sulung yang hilang oleh karenatrauma

4. Gigi permanen muda yg hilang oleh karena trauma

5. Congenital absence, mis: ectodermal dysplasia

6. Pertimbangan estetik. Pada anak 2-3 tahun, sudah dapat menerima penggunaan gigi tiruan

Pemeriksaan, Diagnosa dan Rencana Perawatan

1. Pemeriksaan klinis

2. Pemeriksaan rontgen à disarankan foto panoramic untuk melihat benih, urutan erupsi dan

kondisi rahang menyeluruh

Page 2: GTL Pada Anak

3. Merencanakan desain gigi tiruan

4. Menumpat gigi yang dipakai sebagai penjangkaran

TUJUAN

Mengenalkan prinsip tata laksana perawatan kehilangan gigi prematur dan agenisi

pada anak dengan menggunakan gigi tiruan

Menjelaskan efek samping yang ditimbulkan karena kehilangan gigi prematur dan

agenisi pada anak

JENIS KEHILANGAN GIGI PREMATURE

Kehilangan satu/beberapa gigi

Masa Gigi sulung/permanen

Regio Anterior/posterior

ETIOLOGI

Trauma

Karies

Kongenital

REPLIKA GIGI (GIGI TIRUAN)

Drg. M. Husdiari *

Replika Gigi (Gigi Tiruan)

Tiruan dari gigi yang dibuat dari bahan tertentu untuk menggantikan gigi asli yang telah

hilang.

Kehilangan gigi :

Berkuranggnya jumlah gigi di dalam mulut dari jumlah yang seharusnya oleh karena berbagai

faktor, sehingga fungsi gigi hilang.

Penyebab Kehilangan gigi :

Page 3: GTL Pada Anak

§ Lubang gigi yang besar

§ Traumatik

§ Penyakit jaringan pendukung gigi

Akibat kehilangan gigi

§ Kehilangan fungsi gigi

§ Berubahnya susunan gigi

§ Berubahnya kontak normal gigi

§ Tulang Mengkerut / Mengecil

Jenis Replika Gigi

Prothesa Lepasan

Alasan Perawatan

Kehilangan sebahagian gigi

Kehilangan seluruh gigi

Terbagi atas ;

Gigi tiruan lepasan penuh: menggantikan seluruh gigi baik rahang atas maupun rahang bawah

Gigi tiruan lepasan sebagian : menggantikan ruangan dari gigi yang hilang (kehilangan gigi

sebahagian),baik pada rahang atas maupun rahang bawah untuk mencegah perubahan posisi.

Dari segi bahan :

· Acrylic

· Steel Denture

Prothesa Cekat

Alasan Perawatan

§ Kehilangan sebagian gigi

Page 4: GTL Pada Anak

§ Mementingkan kenyamanan dan estetik penggunaan prothesa

Terbagi atas :

§ Crown & Bridge : menggantikan ruangan dari gigi yang hilang dengan jalan merekatkan

pada gigi yang masih ada.

§ Implant gigi : Menanamkan bahan tertentu ke dalam tulang rahang untuk sebagai pengganti

fungsi akar gigi, yang nantinya sebagai tumpuan mahkota gigi tiruan.

Hal-hal yang perlu diketahui :

Kehilangan gigi dapat menyebabkan berbagai masalah dalam pengunyahan sehingga dapat

berakibat pada kehilangan tulang.

Kehilangan gigi dalam jangka waktu yang lama, akan menyebabkan perubahan susunan gigi,

kontak gigi sehingga makanan akan sering nyangkut

Gigi tiruan meningkatkan kemampuan dalam mengunyah, berbicara dan memberikan

dukungan untuk otot wajah. Meningkatkan penampilan wajah dan senyum.

Konsultasikan pilihan gigitiruan yang akan digunakan dengan menanyakan berbagai

kelebihan dan kekuranggannya pada dokter gigi anda.

Kontrollah rutin 6 bulan sekali untuk mencegah kehilangan gigi.

Page 5: GTL Pada Anak

Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Anak

25OKT

Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Anak

 

Inne Suherna Sasmita, drg., Sp. Ped.

Eriska Riyanti, drg., Sp. KGA.

Badi Soerachman, SKG.

 

Bagian Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Jl. Sekeloa Selatan Bandung

 

 

ABSTRAK

Tanggalnya gigi sulung secara dini disebabkan oleh kerusakan gigi atau karena faktor

genetik. Tanggalnya gigi mengakibatkan migrasi gigi tetangga dan antagonisnya untuk

mengisi ruang yang kosong sehingga akan terjadi maloklusi. Pemakaian gigi tiruan sebagian

lepasan ditujukan untuk mengembalikan fungsi mastikasi, mencegah gangguan bicara dan

dapat mengembalikan rasa percaya diri pada anak, terutama jika dilihat dari segi estetik.

Perawatan dengan menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan  anak dilakukan dengan

mempertimbangkan pertumbuhan dan perkembangan gigi dan rahang. Selama periode

pertumbuhan gigi tiruan memerlukan penyesuaian secara periodik dan terus-menerus,

sehingga disain gigi tiruan sebagian lepasan yang dibuat  tidak menghambat pertumbuhan.

Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengganti gigi

yang hilang, selain itu diharapkan dapat mengembalikan fungsi mastikasi, bicara dan

penampilan. Keberhasilan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan  anak didukung oleh kerja

sama yang baik antara anak, orang tua, dan dokter.

 

Kata Kunci :  Gigi, Tiruan, Lepasan, Anak

 

Page 6: GTL Pada Anak

ABSTRACT

Premature loss of a primary tooth is caused by dental damage or by genetic factors. Loss of

teeth may result in migration of the adjoining teeth and their antagonists to fill the gap so as

to result in malocclusion. The use of partially removable denture is intended to restore

masticating function, prevent speech disorder, and restore self-confidence in the child,

especially from the viewpoint of esthetics.

Treatment with the use of partially removable denture in children is implemented with due

consideration for dental and jaw growth and development. In the period of growth, dentures

need periodic and continual adjustment so partially removable dentures do not impede

growth.

Partially removable dentures  is a means which may be used to replace loss of theeth. In

addition, partially removable dentures are expected to restore the function of mastication,

speech, and facial appearance. Success in treatment of partially removable denture in

children is supported by good collaboration among the child, and the dentist.

 

Keywords: Children Removable  dentures

 

PENDAHULUAN

Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan  adalah mulut. Makanan akan

diproses di dalam rongga mulut oleh saliva, lidah dan gigi,  agar proses tersebut dapat

berjalan dengan baik harus disertai dengan perawatan dan pemeliharaan yang optimal dari

gigi dan mulut.

Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang harus diperhatikan dengan baik, terutama pada

periode gigi sulung,  pada periode tersebut lebih sering terjadi kerusakan yang diakibatkan

oleh adanya  karies yang parah, kehilangan gigi akibat trauma dan adanya kelainan

kongenital. Kerusakan pada gigi dapat mengakibatkan gangguan  dalam pengunyahan dan

menimbulkan rasa sakit. Kerusakan yang terjadi pada gigi jika dibiarkan dapat menyebabkan

gigi tanggal sebelum waktunya dan diikuti dengan adanya perubahan dari fungsi gigi dan

mulut (1).

Tanggalnya gigi sulung secara dini pada anak, dapat menyebabkan terjadinya migrasi gigi

tetangga dan antagonisnya untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh gigi tersebut,

sehingga lambat laun akan mengakibatkan    maloklusi   selain itu   lengkung    gigi    tidak  

Page 7: GTL Pada Anak

berkembang  secara   optimal,   bahkan  dapat     menyebabkan      terjadinya gangguan

bicara, mastikasi, dan estetik (2).

Gangguan organ bicara dapat mempengaruhi suara pasien, misalnya  kehilangan gigi anterior

rahang atas dan bawah. Kehilangan gigi anterior dapat mengakibatkan gangguan bicara yang

bersifat sementara, setelah menggunakan gigi tiruan mampu meningkatkan fungsi bicara

dengan cara membiasakan menggunakan gigi tiruan  (1).

Gangguan bicara yang disebabkan tanggalnya gigi anterior, akan berdampak dalam pelafalan

kata, terutama pada kata yang mengandung huruf konsonan antara lain (s), (z), (v), (f). Udara

bebas yang berada di ruang  kosong karena tanggalnya gigi yang hilang, akan merubah

bunyi s menjadi th. Kelainan dalam pelafalan dapat menyebabkan trauma psikologis pada

anak, sehingga anak menjadi kurang percaya diri (3,4).

Ruang kosong dalam lengkung rahang anak, dapat  dioptimalkan fungsinya yaitu dengan

menggunakan suatu alat gigi tiruan sebagian  lepasan (removable partial denture) atau gigi

tiruan cekat ( fixed partial denture)  (5,6). Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan ditujukan

pada keadaan hilangnya gigi, termasuk diastema, dan  terjadinya resorpsi tulang.

Pembuatan gigi tiruan cekat hanya dapat digunakan bila hilangnya gigi tiap daerah tak

bergigi  tidak seluruhnya dan pada ke dua sisi daerah yang tidak begigi masih dibatasi gigi

asli sehingga memenuhi syarat sebagai gigi pendukung(1). Apabila alat cekat tidak dapat

dipakai karena kurangnya retensi (tidak memenuhi syarat sebagai gigi pendukung), maka gigi

tiruan sebagian lepasan menjadi pilihan dokter gigi.

Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan dapat disesuaikan dengan pertumbuhan gigi. Selama

periode pertumbuhan, gigi tiruan memerlukan penyesuaian secara periodik dan terus-

menerus, ketika gigi tiruan sudah tidak sesuai lagi dengan pertumbuhan rahang karena terlalu

kecil, maka pemeriksaan dan perawatan harus dihentikan. Pembuatan gigi tiruan baru

merupakan perawatan yang dianjurkan dokter gigi untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan

dan perkembangan gigi dan rahang(7). Gigi tiruan sebagian lepasan perlu dibuat ulang

mengikuti pola pertumbuhan dan erupsi gigi tetap (6).

Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan memegang peranan penting  dalam perawatan gigi

anak, oleh karena perawatan tersebut akan memulihkan  fungsi mastikasi, bicara, posisi gigi,

estetik wajah, dapat mencegah kebiasaan buruk, serta sekaligus memelihara dan

mempertahankan gigi yang tersisa serta jaringan pendukungnya (8).

 

TINJAUAN PUSTAKA

Page 8: GTL Pada Anak

Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan bagian dari seni dan ilmu kedokteran gigi yang

bertujuan untuk memperbaiki serta menjaga fungsi mulut dengan mengganti gigi dan jaringan

yang hilang (9). Tujuan penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan adalah untuk

mempertahankan jaringan yang masih ada serta mengembalikan fungsi mastikasi, bicara,

penampilan dan mencegah kebiasaan buruk (3).

Dukungan utama dari gigi tiruan sebagian lepasan diperoleh dari jaringan di bawah landasan

serta dukungan tambahan dari gigi kodrat yang masih tinggal. Penggunaan gigi tiruan

tersebut dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh pasien(10). Gigi  tiruan sebagian lepasan

adalah alat prostetik yang menggantikan hilangnya satu atau lebih gigi kodrat yang tanggal,

serta harus mendapat dukungan dari gigi kodrat dan jaringan sekitarnya (11).

Gigi  tiruan sebagian lepasan merupakan pergantian  gigi  yang  mengenai sebagian dari

lengkung gigi dan jaringan sekitarnya, dapat  terjadi  pada  rahang  atas  maupun  bawah,  

serta  dapat  dipasang dan dilepas oleh pasien sendiri (12).

Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan dapat memulihkan dan mengembalikan fungsi gigi

dengan mempertahankan gigi yang masih ada. Fungsi gigi tiruan sebagian lepasan antara

lain  (1) :

1.  Pemulihan fungsi estetik.

Masalah estetik menjadi salah satu alasan utama pasien dalam perawatan pembuatan gigi

tiruan. Pasien yang kehilangan gigi anterior, akan memperlihatkan wajah dengan bentuk bibir

masuk ke dalam, sehingga  pada dasar hidung tampak lebih ke dalam dan dagu menjadi lebih

ke depan.

Pada  anak-anak  kehilangan  gigi  anterior   sering  terjadi  karena  kecelakaan,  sehingga 

tidak   sedikit  perawatannya  dengan  cara   mencabut  gigi yang  terkena  trauma  akibat 

kegoyangan  yang  sangat  besar.   Tanggalnya   gigi  tersebut  akan mengakibatkan  migrasi 

ke gigi  tetangga ke arah gigi yang hilang.

2.  Peningkatan fungsi bicara.

Organ  bicara  yang  tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi

suara pasien, misalnya pasien kehilangan gigi anterior rahang atas dan rahang bawah.

Kehilangan gigi anterior dapat mengakibatkan gangguan bicara yang bersifat sementara,

setelah menggunakan gigi tiruan mampu meningkatkan fungsi bicara dengan cara

membiasakan menggunakan gigi tiruan.

Page 9: GTL Pada Anak

Terbentuknya suara berawal dari laring, lidah, palatum dan dibantu gigi-gigi. Rongga mulut

dan sinus maksilaris dalam hal ini berfungsi sebagai ruang resonansi. Menurut tempat

terjadinya suara yang dihasilkan dapat dibedakan sebagai berikut :

1)  Labial

Merupakan  huruf  yang  diucapkan  oleh  bibir,  antara lain huruf  (b), (p), (m).

2)  Labiodental

Merupakan huruf yang diucapkan antara bibir bawah dengan tepi insisal gigi anterior rahang

atas, antara lain huruf  (f), (v), (ph).

3)  Linguodental

Merupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan gigi anterior rahang atas, antara lain

huruf (th).

4)  Linguopalatal

Merupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan palatum, antara lain huruf (d), (s), (c),

(j).

5)  Nasal

Merupakan huruf yang akan terdengar seperti huruf (n), (ng).

3.  Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan.

Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan  adalah mulut. Makanan akan

diproses di dalam rongga mulut dengan gigi, agar proses tersebut dapat berjalan dengan baik

harus disertai dengan perawatan dan pemeliharaan yang optimal dari gigi dan mulut tersebut.

Penelitian Farrel (1962) menunjukkan bahwa jenis makanan tertentu dapat dicernakan dengan

sempurna tanpa perlu dikunyah sama sekali. Penderita yang sudah kehilangan gigi biasanya

mengalami perubahan pada mastikasi. Tekanan kunyah akan terpusat pada satu sisi atau satu

bagian saja. Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan akan memperbaiki penyaluran tekanan

kunyah secara merata ke seluruh bagian jaringan pendukung.

4.  Mempertahankan jaringan mulut yang ada.

Page 10: GTL Pada Anak

Jaringan mulut yang ada akan dipertahankan dengan pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan,

karena dengan gigi tiruan dapat mencegah atau mengurangi efek yang timbul karena

hilangnya gigi.

5.  Pencegahan migrasi gigi.

Tanggalnya gigi sulung yang terlalu dini pada anak, dapat mengakibatkan migrasi gigi

tetangga dan antagonisnya untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh gigi tersebut,

sehingga lambat laun akan mengakibatkan  maloklusi dan lengkung gigi tidak berkembang

secara optimal, bahkan akan menyebabkan terjadinya gangguan bicara, mastikasi, dan

estetis  (2).

Ruang kosong pada gigi yang tanggal akan mengakibatkan makanan tertinggal pada daerah

yang kosong, sehingga mudah terjadi akumulasi plak interdental, serta akan mengakibatkan

peradangan jaringan periodontal dan dekalsifikasi permukaan  proksimal  gigi. Akibat  lain 

dapat terjadi  erupsi berlebih  gigi antagonis.

Prinsip dan teknik perawatan pembuatan gigi tiruan pada anak sama dengan pembuatan gigi

tiruan dewasa. Perbedaan yang harus diperhatikan yaitu mengenai pertumbuhan dan

perkembangan terutama gigi dan rahang (14,4).

Pembuatan gigi tiruan anak harus memperhatikan perkembangan alveolar akan berjalan ke

arah lateral, maka disain landasan dibuat sampai 1/3 forniks atau kurang lebih sejajar dengan

puncak alveolar (alveolar crest), dengan tujuan agar tidak menghambat pertumbuhan. Disain

landasan dapat dibuat sampai forniks tetapi dengan menggunakan tissue conditioner atau soft

acrylic. Pada pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan dewasa perluasan sayap landasan dibuat

sampai forniks dengan tujuan mendapatkan retensi dan stabilisasi (6).

Selama periode pertumbuhan, gigi tiruan memerlukan penyesuaian secara periodik dan terus-

menerus. Gigi tiruan yang sudah tidak sesuai lagi dengan pertumbuhan rahang karena terlalu

kecil, maka perawatan harus dihentikan. Pembuatan gigi tiruan baru merupakan perawatan

yang dilakukan dokter gigi untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi

dan rahang. Perawatan pada pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dewasa dilakukan

pemeriksaan jika ada keluhan dan tidak dilakukan pemeriksaan secara terus-menerus (7).

Pengguanaan gigi tiruan sebagian lepasan dewasa selamanya dan diganti atau dibuat ulang

jika terdapat keluhan pada gigi tiruan tersebut, sedangkan gigi tiruan sebagian lepasan pada

anak perlu dibuat ulang mengikuti pola pertumbuhan dan erupsi gigi tetap (6). Prosedur ini

dilakukan agar pasien lebih nyaman dalam penggunaan gigi tiruan.

Page 11: GTL Pada Anak

Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan memegang peranan penting  dalam perawatan gigi

anak, sebab perawatan tersebut bertujuan untuk memulihkan  fungsi mastikasi dan bicara

anak, mengembalikan keadaan gigi dan estetik wajah anak serta mencegah kebiasaan

buruk (3).   Gigi  tiruan dapat mengembalikan fungsi estetik, sekaligus memelihara dan

mempertahankan gigi yang tersisa serta jaringan pendukungnya (6). Pembuatan gigi tiruan ini

juga dapat membantu mengatasi masalah-masalah psikologis yang timbul pada pasien (5).

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa syarat antara lain  (3,4,7,15):

1.      Alat yang dipakai dapat mengembalikan dan memperbaiki fungsi mastikasi, estetik dan

bentuk muka pasien.

2.      Alat memiliki kekuatan yang baik untuk mengunyah dan stabil bila digunakan.

3.      Tidak mengganggu fungsi bicara.

4.      Tidak menghambat pertumbuhan normal lengkung rahang.

5.      Dapat mencegah erupsi berlebihan gigi antagonis, migrasi dan kemungkinan terjadinya

kebiasaan buruk.

6.      Mudah untuk dibersihkan.

7.      Disain harus disesuaikan, agar mudah dipasang dan dikeluarkan oleh pasien.

8.      Disain harus seimbang, agar dapat diperbaiki untuk penyesuaian erupsi gigi tetap.

9.      Alat tidak menyebabkan karies dan tidak mengiritasi jaringan pendukungnya.

Kasus tanggalnya gigi secara dini pada anak memerlukan pembuatan gigi tiruan sebagian

lepasan, oleh karena itu perlu indikasi yang tepat dalam pembuatan gigi tiruan sebagian

lepasan. Gigi  tiruan sebagian lepasan anak dibuat pada keadaan antara lain sebagai

berikut (3,4,6):

1.      Secara  radiografis,  mempunyai  gambaran  gigi   tetap   pengganti  yang  diperkirakan 

akan  erupsi  lebih  dari  enam  bulan.

2.      Tanggalnya gigi molar sulung secara dini, sehingga memerlukan penahan ruang untuk

perbaikan fungsi mastikasi.

3.      Gigi penyangga tidak mampu mendukung alat prostodonti cekat, akibat adanya resorpsi

akar, trauma atau karies luas yang melibatkan pulpa.

Page 12: GTL Pada Anak

4.      Tanggalnya gigi anterior sulung akibat trauma.

5.      Pada  kasus  tidak  adanya  gigi  secara kongenital, misalnya oligodonsia sebagian.

Oligodonsia dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap.

6.      Adanya celah pada palatum yang harus ditutup dengan protesa.

7.      Kehilangan gigi tetap muda akibat trauma.

8.      Pasien kooperatif,  tidak ada keluhan jika dilakukan perawatan.

9.      Usia di atas 2,5  tahun merupakan  anjuran  dan  prasyarat  untuk  menggunakan

gigi tiruan sebagian lepasan.

Indikasi yang tepat diperlukan dalam membuat gigi tiruan sebagian lepasan, selain itu ada

beberapa hal yang menjadi kontraindikasi dalam pembuatan gigi tiruan diantaranya (1,2):

1. Pasien yang tidak kooperatif, dapat dikatakan termasuk dalam kelompokhysterical mind.

2.  Faktor kesehatan secara umum yang tidak mendukung untuk dilakukan perawatan.

3.  Keadaan sosial ekonomi dapat menjadi pertimbangan dalam melanjutkan rencana

perawatan.

4.  Kasus hilangnya semua gigi yang memerlukan pembuatan gigi tiruan penuh.

5.   Dalam foto rontgen terlihat gigi pengganti yang akan erupsi.

6.   Pasien yang mengalami keterbelakangan mental akan sulit untuk memberikan penjelasan

dalam perawatan penggunaan gigi tiruan.

Keuntungan  menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan antara lain (4,15):

1.   Mengembalikan fungsi mastikasi dan estetik.

2.   Mudah dalam membersihkan.

3.   Pasien serta orang tua pasien dapat memasang dan mengeluarkan gigi tiruan.

4. Perawatan gigi tiruan lebih mudah, karena dapat diperbaiki mengikuti perkembangan

rahang anak.

Dampak yang merugikan pada pemakaian gigi tiruan lepasan adalah (1,4,15):

Page 13: GTL Pada Anak

1.  Perawatan tergantung pada pasien dan orang tua yang kooperatif.

2.  Peningkatan akumulasi plak.

3. Penyaluran daya kunyah yang tidak seimbang.

4.  Terjadi peradangan mukosa.

5.  Resorpsi tulang alveolar,  jika terjadi kontak prematur.

6.  Halitosis pada pasien yang kurang memperhatikan oral higiene yang baik.

7.  Kelainan gigi penyangga dapat berupa gingivitis dan periodontitis.

8.  Karies dan kegoyangan pada gigi sandaran.

Klasifikasi  gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut (3):

Kelas I             : Kehilangan gigi posterior rahang atas satu sisi

 

Gambar 3.1   Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas I   

Kelas II           : Kehilangan gigi posterior rahang bawah satu sisi

Gambar 3.2   Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas II

Kelas III          : Kehilangan gigi posterior rahang atas dua sisi

1

 

2

Gambar 3.3   Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas III

1. Gigi tiruan sebagian lepasan sebelum dipasang di dalam mulut.

2. Gigi tiruan sebagian lepasan yang telah dipasang di dalam mulut.

Kelas IV          : Kehilangan gigi posterior rahang bawah dua sisi

Gambar 3.4  Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas  IV

Page 14: GTL Pada Anak

Kelas V           : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atas

Gambar 3.5 Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas V

Kelas VI          : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang bawah

 

Gambar 3.6 Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas VI

Kelas VII        : Kehilangan satu atau lebih gigi susu/ gigi tetap anterior

 

1

 

2

Gambar 3.7  Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas VII

1. Gigi tiruan sebagian lepasan kelas VII untuk rahang bawah.

2. Keadaan rongga mulut dengan kehilangan gigi anterior rahang atas.

 

Kelas VIII       : Kehilangan semua gigi susu

Gambar 3.8   Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas VIII

Pada  kasus kehilangan gigi kelas VII, akan membutuhkan pemakaian gigi tiruan lepasan (16).

Menurut penelitian bahwa kehilangan gigi anterior pada periode gigi campuran akan

mengakibatkan gangguan dalam proses erupsi gigi tetap. Tanggalnya gigi tersebut akan

mengakibatkan migrasi  gigi tetangga ke arah yang hilang (3) .

 

 

PEMBAHASAN

Page 15: GTL Pada Anak

Disain gigi tiruan sebagian lepasan pada anak  sama dengan prinsip dasar pembuatan  gigi

tiruan sebagian lepasan pada orang dewasa. Perbedaan yang harus diperhatikan dalam

pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak adalah waktu pemakaian yang disesuaikan

dengan usia pertumbuhan dan perkembangan gigi (4).

Pembuatan  gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa tahap (1) :

1.  Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.

Daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi, anatara lain dalam hal panjang,

macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana pembuatan disain gigi

tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun pendukungnya.

2.  Menentukan macam dukungan dari setiap sadel.

Bentuk daerah tidak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental) dan  daerah 

berujung  bebas  (free end).   Bentuk  sadel  dibagi menjadi dua yaitu

sadel tertutup dan berujung bebas. Terdapat tiga pilihan untuk dukungan sadel tertutup, yaitu

dukungan gigi, mukosa, atau kombinasi. Sebaliknya untuk sadel berujung bebas dukungan

pada umumnya berasal dari mukosa. Dukungan terbaik untuk gigi tiruan sebagian lepasan

diperoleh dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut antara lain keadaan jaringan

pendukung, panjang dan jumlah sadel serta keadaan rahang.

3.   Menentukan jenis penahan.

Penahan yang akan dipilih dapat ditentukan dengan memperhatikan faktor-faktor berikut:

1)  Dukungan sadel

Dukungan sadel berkaitan dengan indikasi macam cangkolan yang akan dipakai dan gigi

penyangga yang diperlukan.

2)  Stabilitas gigi tiruan

Berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan yang akan dipakai.

3)  Estetika

Berhubungan dengan bentuk dan tipe cangkolan dan lokasi gigi penyangga.

4.  Menentukan jenis konektor.

Page 16: GTL Pada Anak

Konektor yang dipakai biasanya berbentuk pelat, yaitu pada gigi tiruan dari resin.

 

Sebelum  gigi tiruan sebagian lepasan dipasang dalam mulut anak, sebaiknya persiapan

dalam mulut dilakukan terlebih dahulu. Persiapan mulut ini bertujuan untuk mendapatkan

keadaan mulut yang mampu mendukung dan memberikan retensi pada gigi tiruan sebagian

lepasan, serta memelihara sisa gigi dan jaringan pendukungnya. Persiapan mulut ini dapat

meliputi berbagai cabang kedokteran gigi, antara lain (11):

1. Persiapan bedah

Gigi yang tidak dapat dipertahankan lagi sebaiknya harus dilakukan pencabutan sebelum

pembuatan gigi tiruan (5,11).

2. Persiapan konservasi dan endodontik

Perawatan  konservasi dilakukan untuk memperbaiki gigi yang karies atau untuk melindungi

gigi penyangga pada pasien yang rentan karies, serta untuk memperoleh bentuk mahkota gigi

yang dapat mendukung gigi tiruan agar cukup retensi (5). Selain itu, perawatan konservasi

dapat mengurangi resiko akumulasi plak pada gigi yang mengalami karies (14). Perawatan

endodontik akan memungkinkan pemeliharaan gigi yang dapat menjadi penyangga gigi tiruan

yang akan dibuat (11).

3. Persiapan periodontik

Pasien anak sering membutuhkan prosedur periodontik terutama untuk penderita gingivitis

karena adanya karang gigi dan akumulasi plak. Kebersihan mulut anak perlu diperhatikan,

agar mendapatkan hasil yang baik dalam perawatan (14).

Dokter gigi perlu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti anak sebelum melakukan

pencetakan rahang karena anak-anak belum memiliki pengalaman mengenai tahap

pencetakan (14). Hasil yang optimal dapat diperoleh dengan mengetahui  beberapa

pertimbangan dalam pencetakan (4), antara lain:

1.  Pemilihan sendok cetak

Pencetakan pada anak menggunakan sendok cetak ukuran kecil (7). Berbagai macam ukuran

sendok cetak yang cocok pada anak sudah tersedia dan dapat digunakan dalam berbagai

macam keadaan (4). Sendok  cetak kaku yang berlubang telah tersedia dalam berbagai ukuran

Page 17: GTL Pada Anak

yang sesuai untuk anak-anak(14). Ukuran yang telah dianjurkan untuk pencetakan adalah jarak

anatara gigi dan sendok cetak sekitar 3 mm, dengan perluasan distal yang cukup.

2.  Pemilihan bahan cetak

Pemilihan bahan cetak akan menentukan keberhasilan suatu pencetakan. Bahan cetak yang

sebaiknya digunakan adalah alginat, dapat digunakan jenis regular setting maupun fast

setting (4). Alginat yang digunakan untuk anak-anak biasanya yang masa pengerasannya

relatif pendek (3). Perlu diperhatikan perbandingan air dan bubuk sesuai dengan petunjuk dari

pabrik untuk mendapatkan hasil yang optimal (4).

3.   Mengatasi refleks mual

Pasien pada umumnya akan merasa mual pada saat melakukan pencetakan, oleh karena itu

perlu penanganan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol refleks mual. Refleks mual

pada anak dapat dicegah dengan menggunakan bahan cetak yang memiliki rasa, meminta

anak berkumur dengan air hangat yang berisi cairan anastetik sehingga memberikan rasa

kebal, anak diminta bernafas teratur, atau juga mengalihkan perhatian anak pada hal-hal lain

sampai pencetakan selesai dilakukan (4,14). Kelebihan bahan cetak sebaiknya dihindari agar

tidak mengalir ke orofaring. Anak dapat juga dialihkan perhatiannya dengan memberikan

sedikit bahan cetak yang belum mengeras pada jarinya. Anak diinstruksikan untuk bernapas

melalui hidung serta menundukkan kepalanya ke depan (14). Penggunaan  suction atau

penyedot saliva untuk membuang saliva dapat digunakan untuk mencegah refleks mual pada

anak (3).

4.   Pencetakan rahang bawah

Pencetakan rahang bawah biasanya dilakukan dahulu untuk menghindari rasa mual dan rasa

takut anak. Dokter gigi berdiri di samping kanan depan anak saat menyiapkan sendok cetak.

Jari tangan diletakkan di daerah molar sendok cetak dan ibu jari di bawah rahang bawah,

pada posisi tersebut anak tidak akan dapat merubah posisi sendok cetak, demikian juga

dengan pergerakan badan atau kepala (3). Anak diminta untuk mendorong lidahnya keluar

untuk mendapatkan kontraksi otot milohioid (14). Hasil cetakan jika sudah baik tidak terdapat

cacat atau rusak maka dilanjutkan dengan pencetakan rahang atas (3).

 

 

5.   Pencetakan rahang atas

Page 18: GTL Pada Anak

Posisi dokter pada pencetakan rahang atas yaitu berdiri di samping kanan belakang anak,

kemudian sendok cetak dimasukkan. Penekanan dengan jari tengah atau telunjuk kedua

tangan pada daerah posterior sendok cetak dan ibu jari berada di atas arkus zigomatikus.

Penekanan pada sendok cetak yang berada dalam mulut anak pada rahang atas maupun

rahang bawah adalah pada bagian posterior terlebih dahulu kemudian pada daerah

anterior (14).

Gigi  tiruan pada anak terdiri atas landasan gigi tiruan, cangkolan dan elemen gigi tiruan (4).

Landasan pada umumnya dibuat dari resin akrilik karena mudah dimodifikasi mengikuti

pertumbuhan dan perkembangan gigi serta erupsi gigi(14). Landasan sebaiknya dibuat

transparan dan cukup kuat saat dipakai makan(4). Gigi tiruan rahang atas didisain dari

landasan akrilik, tetapi gigi tiruan sebagian rahang bawah dapat dirancang dari konektor

logam untuk menambah retensi yang lebih baik (10,14) Landasan gigi tiruan sebagian lepasan

dibuat menutupi permukaan palatal/lingual gigi-gigi yang ada dan daerah interdental dengan

tujuan mendapatkan stabilitas dan retensi (3).

Cangkolan dibuat dari kawat logam tahan karat dan diperlukan untuk mendapatkan retensi

serta dukungan dari gigi atau jaringan lunak. Jenis cangkolan yang digunakan pada gigi tiruan

sebagian lepasan antara lain cangkolan Adam, cangkolan bola, dan cangkolan

sirkumferensial (4). Cangkolan suatu gigi tiruan perlu dirancang dengan akurat, karena jika

tidak akan mempengaruhi terhadap peningkatan aktivitas karies (3).

Disain gigi tiruan perlu diperhatikan faktor-faktor di bawah ini (4,14):

1.  Garis fulkrum merupakan garis khayal yang membagi dua daerah tidak bergigi dan

berfungsi untuk menentukan tempat dan arah cangkolan, selain itu perluasan   landasan gigi

tiruan harus memperhatikan nilai beban kunyah di sebelah kanan dan kiri garis fulkrum.

2.  Arah pemasangan cangkolan pada gigi kaninus dari mesial ke distal, cara tersebut

disesuaikan dengan bererupsinya gigi insisif tetap dan bergesernya gigi kaninus sulung ke

arah distal. Cangkolan tidak menempel pada gigi dan diberi jarak 0,5 mm, dengan tujuan

tidak menghambat pertumbuhan.

3.   Pemakaian pada rahang bawah dalam jangka waktu yang panjang sebaiknya

dibuat lingual bar dari logam dengan arah 2 mm lebih ke lingual dari jaringan lunak.

4.   Perkembangan alveolar akan berjalan ke arah lateral, maka disain landasan dibuat sampai

1/3 forniks atau kurang lebih sejajar dengan puncak alveolar (alveolar crest), dengan tujuan

agar tidak menghambat pertumbuhan.

Page 19: GTL Pada Anak

5.   Perluasan sayap bukal pada rahang atas dibuat rendah  dan  warna harus sesuai dengan

jaringan sekitarnya. Landasan akrilik pada rahang atas harus menutupi seluruh bagian

palatum dengan tujuan untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi.

6.   Jurusan pemasangan gigi tiruan memudahkan pasien dalam pemakaian.

7.  Kesehatan jaringan yang tersisa dalam pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan lebih

ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan jaringan yang tersisa.

8.  Faktor estetis berpengaruh pada penampilan, maka harus disesuaikan dengan kepribadian

pasien, antara lain dalam hal warna gigi, bentuk gigi, penyusunan gigi, dimensi vertikal,

panjang dan lebar gigi.

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak dapat dilihat dari pertimbangan 

berdasarkan usia, dapat digolongkan sebagai berikut  (6) :

1.   Usia 2,5–3 tahun

Cangkolan pada gigi kaninus sulung tidak boleh memberikan tekanan, hal ini ditujukan untuk

memberikan kesempatan rahang bergerak ke anterior. Cangkolan untuk gigi molar sulung

harus dibuat dengan tangan cangkolan harus mengelilingi permukaan terluar gigi. Hal ini

ditujukan karena mahkota gigi molar sangat pendek. Selain itu pada rahang atas perluasan

landasan harus menutupi palatum sampai batas daerah getar atau  vibrating line. Perluasan ke

arah bukal atau labial pada umumnya pendek tidak melebihi sampai ke forniks. Pada rahang

bawah dianjurkan menggunakan lingual bar yang ditempatkan 2 mm dari jaringan lunak.

2.   Usia 5,5 – 6 tahun

Cangkolan  yang digunakan adalah cangkolan Adam dan cangkolan C. Cangkolan

C harus dilepas dari landasan pada saat erupsi gigi incisivus tetap dan gigi molar pertama dan

dilakukan perbaikan. Gigi molar pertama yang telah bererupsi seluruhnya dapat dijadikan

gigi sandaran untuk perawatan selanjutnya. Landasan yang digunakan berupa tissue

conditioner pada bagian labial dan bukal dengan tujuan agar pertumbuhan rahang tidak

terhambat.

3.   Usia 7 – 8 tahun

Usia 7–8 tahun terjadi pertumbuhan pada daerah anteroposterior, sehingga panjang landasan

harus pendek dan sesuai dengan warna jaringan lunak, selain itu digunakan  tissue

Page 20: GTL Pada Anak

conditioner pada daerah pertumbuhan. Cangkolan C digunakan untuk gigi molar pertama

tetap.

4.   Usia 12 tahun

Erupsi  gigi  telah  lengkap,   kecuali  gigi  molar  ketiga,  selain  itu  pertumbuhan

rahang berjalan lambat, sehingga untuk penyesuaian gigi tiruan sebagian lepasan dapat lebih

mudah.

Prinsip biomekanik merupakan prinsip mekanika yang memperhitungkan respon dari

jaringan hidup. Prinsip biomekanik merupakan dasar penting dalam mendisain gigi tiruan

sebagian lepasan. Prinsip biomekanik yang harus diperhatikan dalam mendisain gigi tiruan

meliputi (17):

1.  Timbulnya ungkitan dari gigi tiruan yang menyebabkan terjadinya daya pada gigi

sandaran (daya torsi).

Perbedaan kompresibilitas antara jaringan periodontal dan jaringan lunak akan menyebabkan

landasan akan bergerak menurun pada saat terkena beban fungsional/beban kunyah.

Turunnya landasan ini, menimbulkan ungkitan dan menyebabkan gigi sandaran menjadi

longgar.

2.  Penyebarluasan beban kunyah pada masing-masing jaringan.

Gigi tiruan harus di dukung oleh gigi dan linggir alveolar, selain itu beban fungsional

seimbang di antara jaringan lunak dan gigi yang masih ada.

3.  Faktor yang mempengaruhi besarnya daya yang disalurkan pada gigi sandaran.

4.  Pertimbangan kemampuan fisiologis.

Mendapatkan prognosa yang baik dapat ditentukan dengan membagi daya fungsional secara

seimbang antara gigi sandaran dan linggir alveolar, sehingga efek ungkitan dapat dikurangi

serta tidak menerima daya oklusal yang melebihi batas kemampuan fisiologis.

Rencana perawatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak dengan kehilangan gigi sejak lahir

yang disebabkan oleh faktor genetik lebih sulit, terutama jika dibandingkan dengan

tanggalnya gigi dengan keadaan masih terdapat gigi kodratnya, sebab pada kehilangan gigi

Page 21: GTL Pada Anak

sejak lahir akan sulit untuk menentukan disain yang akan dibuat karena tidak terdapat oklusi

gigi sebelumnya (14).

Keberhasilan atau kegagalan penggunaan alat gigi tiruan sebagian lepasan pada anak

didukung oleh tiga faktor utama yaitu (3,5,6)  :

1.  Kemampuan dokter gigi

Dokter gigi dan tekniker harus dapat merancang gigi tiruan yang mampu beradaptasi dengan

baik sesuai bentuk anatomi gigi yang hilang. Kemampuan dokter gigi dalam memberikan

motivasi kepada pasien dapat mempengaruhi keberhasilan dalam penggunaan gigi tiruan.

2.  Usia pasien

Berdasarkan penelitian, penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak usia 2,5 tahun

dan usia 5 tahun tidak ditemukan adanya perubahan, perbaikan atau kesulitan yang berarti.

Penggunaan gigi tiruan lepasan dapat disesuaikan dengan usia pasien sehingga dapat

dilakukan perbaikan atau penggantian gigi tiruan lepasan.

3.  Kerjasama orang tua

Memberikan informasi secara langsung mengenai pemakaian gigi tiruan kepada pasien

maupun orang tua pasien sehingga mempermudah dalam penggunaan dan pemeliharaan,

selain itu orang tua yang berpengalaman dalam pemakaian gigi tiruan lepasan dapat

membantu anaknya dalam memakai dan merawat gigi tiruan tersebut.

Keberhasilan dalam pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan pada anak, dapat ditentukan

dengan memberikan informasi dan instruksi-instruksi khusus pada pasien maupun orang tua,

yaitu (3,4,5,7):

1.  Instruksi pada anak

Anak diberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana, sehingga anak dapat memberikan

kerjasama yang baik, selain itu anak dianjurkan untuk memberitahukan kepada orang tuanya

jika ada keluhan pada pemakaian gigi tiruan.

Memberikan motivasi terutama pada anak usia 2 – 5 tahun agar gigi tiruan tidak dilepas dari

dalam mulut tanpa sepengetahuan orang tua. Pemasangan gigi tiruan pertama  kali dilakukan

oleh dokter dengan menggunakan cermin untuk melihat cara memasang dan melepas gigi

tiruan, setelah itu anak dapat mencoba sendiri. Gigi tiruan sebagian lepasan sebaiknya dilepas

Page 22: GTL Pada Anak

pada saat berolah raga dan pada saat malam hari, gigi tiruan direndam dalam air dan

dibersihkan setiap hari dengan bantuan orang tua.

2.  Instruksi orang tua

Orang  tua  diharapkan  ikut  melihat  pada saat  anak  memasang dan melepas

gigi tiruan, selain itu jika anak tidak memakai gigi tiruan karena ada keluhan rasa sakit pada

gusi maka orang tua diharapkan segera untuk menghubungi dokter gigi untuk mengatasi

masalah yang dikhawatirkan mengganggu pemakaian gigi tiruan tersebut.

Pemakaian  gigi tiruan sebagian lepasan dapat mengakibatkan perubahan patologis, jika tidak

mengikuti instruksi mengenai pemeliharaan kebersihan mulut (1). Dampak yang timbul antara

lain bertambahnya akumulasi plak, meningkatnya frekuensi karies, terjadi  denture

stomatitis dan menyebabkan gigi tetangga menjadi goyang.

Perawatan yang dilakukan untuk mengurangi faktor-faktor yang mengakibatkan keluhan pada

pasien  yaitu (1) :

1. Pasien dianjurkan untuk menyikat gigi setiap hari terutama sebelum tidur.

2. Gigi tiruan pada waktu tidur dilepas dan disimpan dalam gelas yang berisi air, setiap hari

harus dibersihkan.

3.  Denture stomatitis terjadi karena pemakaian gigi tiruan yang diakibatkan trauma pada

mukosa. Perawatan yang diperhatikan antara lain posisi cangkolan agar tidak melukai

jaringan sekitar.

4.  Pengurangan bagian oklusal dari gigi tiruan dilakukan jika terjadi kontak prematur antara

gigi antagonisnya.

5.  Cangkolan dan sayap landasan yang merupakan retensi dari gigi tiruan harus sesuai

dengan disain, agar gigi tiruan tidak mudah lepas.

Setelah gigi tiruan sebagian lepasan digunakan anak, untuk tahap berikutnya dilakukan

pengontrolan secara berkala kurang lebih 4 – 6 minggu, jika tidak ada keluhan dan

perkembangan normal, soft acrylic yang digunakan sebagai sayap landasan akan keluar dan

dilakukan penyesuaian dengan cara mengurangi akrilik tersebut. Bertambahnya usia anak,

maka suatu gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan penyesuaian secara periodik untuk

mengikuti pola pertumbuhan dan perkembangan rahang, serta erupsi gigi tetap anak (7).

Page 23: GTL Pada Anak

 

KESIMPULAN

Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan alat yang dapat digunakan untuk menggantikan gigi

yang hilang dan memperoleh dukungan dari jaringan sekitarnya. Tujuan penggunaan gigi

tiruan sebagian lepasan pada anak untuk mempertahankan jaringan yang ada serta

mengembalikan fungsi mastikasi, bicara, penampilan dan mencegah kebiasaan buruk dengan

tidak menghambat pertumbuhan dan perkembangan gigi. Keberhasilan perawatan tergantung

dari kemampuan dokter gigi, usia pasien dan kerjasama orang tua.

 

SARAN

Orang tua pasien sebaiknya memberikan informasi dan instruksi khusus kepada anak dengan

memberikan motivasi, selain itu memperhatikan petunjuk pemakaian alat yang diberikan oleh

dokter gigi agar perawatan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan prosedur yang

ada.Dokter gigi, terutama spesialis kedokteran gigi anak sebaiknya  memiliki  pengetahuan 

dan  keterampilan  yang  cukup untuk merawat kehilangan gigi secara dini dengan

memperhatikan usia pertumbuhan dan disain pada alat yang digunakan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: GTL Pada Anak

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

1. Gunadi, H.A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1. Hal 12, 30-50,

108-111 Jakarta: Hipokrates

 

2. Andlaw, R.J. and W.P. Rock. 1993. A Manual of Paedodontics. 3rd ed. London:

Churchill Livingstone.

 

3. Lindahl, R.L. 1964. Removable Denture Prosthetis. 4th  ed. Hal: 271-285. McGraw-

Hill Book Company Inc.

 

4. Finn, S.B. 2003. Clinical Pedodontics. 4th ed. Hal 309-31, 360-3. Philadelphia: W.B

Saunders Company inc.

 

5. Goodarce, C.J dan Brown, T.D, 1994. Prosthodontic Treatment of the Adolescent

Patient Care. Editor: Sthephen H.Y.Wei. Philadelphia: Lea and Febiger.

 

6. McDonald, R.E. and D.R. Avery, 2000. Dentistry forThe Child and Adolescent. 7th ed.

Saint Louis: Mosby

 

7. Andajani, T. 1993. Penanggulangan Kerusakan Gigi yang Parah dengan Gigi Tiruan

Tumpang.  Volume 2. Hal 571-580. Jakarta: Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi Usakti.