GTC laporan.docx

16
LAPORAN PRAKTIKUM KEPANITERAAN PROSTHODONSIA GIGI TIRUAN CEKAT Nama Pasien : Tangguh Laksa Prahara Operator : Kurnia Sidowati, S.Kg (20060340020) Pembimbing : drg. Hastoro Pitandi, Sp.Prost MODUL PROTESA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Transcript of GTC laporan.docx

Page 1: GTC laporan.docx

LAPORAN PRAKTIKUM KEPANITERAAN

PROSTHODONSIA

GIGI TIRUAN CEKAT

Nama Pasien : Tangguh Laksa Prahara

Operator : Kurnia Sidowati, S.Kg (20060340020)

Pembimbing : drg. Hastoro Pitandi, Sp.Prost

MODUL PROTESA

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2012

Page 2: GTC laporan.docx

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Teori1. Pengertian

Gigi tiruan cekat (GTC) adalah suatu restorasi gigi didalam mulut yang menggantikan suatu atau beberapa gigi yang hilang tidak dapat dilepas dengan mudah, baik oleh pasien atau dokter giginya. Restorasi ini dilekatkan/ dipasang secara permanen pada gigi asli atau akar-akar gigi asli yang merupakan pendukung utama dari restorasi tersebut.

2. Komponen-komponen Gigi Tiruan Cekata. Gigi abutment/ penyangga/ pegangan adalah gigi asli atau akar yang telah dipreparasi

untuk penempatan retainer dan yang mendukung bridge tersebut.b. Retainer adalah bagian dari GTC yang dilekatkan pada gigi abutmentc. Pontic/ dummy adalah bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang hilang dan

memperbaiki fungsinya.d. Connector/ joint adalah bagian dari GTC menghubungkan retainer pontic.e. Unit adalah setiap GTC yang meliputi retainer dan pontic.

3. Macam-macam Gigi Tiruan Cekata. Fixed-fixed bridge

Bridge yang connectornya bersifat rigit/ kaku. Bisa digunakan pada gigi anterior/ posterior.

b. Fixed movable bridgeBridge yang satu connectornya bersifat rigit/ kaku dan yang datu elastic/ lentur. Digunakan pada gigi yang terkena tekanan mastikasi besar.

c. Spring bridgeBridge yang mempunyai pontic jauh dari retainer dan dihubungkan dengan palatal bar. Indikasi : pada kasus dimana gigi anterior terdapat diastema (kasus yang mengutamakan estetis).

d. Cantilever bridgeSuatu ujung bridge melekat secara rigid/ kaku pada retainer sedang ujung yang lain bebas/ menggantung. Biasanya dibuat pada pasien yang menghendaki sedikit jaringan gigi asli yang dikurangi tetapi tidak lepas kriteria retensi dan stabilisasi.

e. Compound bridgeKombinasi dari 2 tipe bridge.

f. Complex bridgeJembatan bilateral meliputi dua sisi rahang yang menggantikan sejumlah gigi dengan kegiatan fungsi yang berbeda.

4. Hukum AnteSeluruh ruang ligament periodonsium gigi penyangga harus paling sedikit sama, atau melebihi seluruh luas ligament periodonsium gigi yang diganti.

Page 3: GTC laporan.docx

5. Bentuk dan desain Pontica. Saddle pontic

Pontic yang paling dapat menjamin estetika karena seluruh bentuk pontic menggantikan seluruh bentuk gigi yang hilang. Sering menyebabkan inflamasi jaringan lunak dibawah pontic, karena pontic ini menutup edentulous ridge. Hal tersebut menyebabkan sisa makanan tidak dapat keluar sehingga kebersihan kurang.

b. Ridge lap ponticPontic yang tidak menempel edentulous pada permukaan lingual, palatinal, yang menempel adalah permukaan buccal, labial mencegah impaksi dan akumulasi makanan tapi tidak mengabaikan factor estetika, untuk gigi anterior.

c. Hygienic ponticPontic yang sama sekali tidak menempel pada edentulous ridge (menggantung) sehingga self cleansing terjamin. Untuk gigi molar bawah, karena letaknya yang dibelakang sehingga kalau pontic menggantung tidak terlihat. Dipakai dibawah karena makanan bebas keluar masuk supaya tidak terjadi inflamasi. Menumpuknya sisa makanan dibawah karena pengaruh gravitasi untuk premolar estetis masih terlihat sehingga tidak digunakan bentuk ini.

d. Conical pontic/ spheroid ponticHampir sama dengan hyginec pontic dan ridge lap pontic. Mempunyai konus pada daerah yang menempel pada jaringan lunak mempunyai kecenderungan untuk terjadi akumulasi sisa makanan.

6. Macam Finishing Linea. Shoulderless/ knife edge/ tanpa pundak

Bentuk ini biasanya dibuat pada gigi-gigi pegangan yang tipis atau pada GTC dengan retainer terbuat dari bahan yang mempunyai kekuatan tepi cukup kuat. Biasanya pada preparasi mahkota 3/4 , mahkota penuh, mahkota berjendela dengan retainer terbuat dari bahan logam campur.

b. Shoulder/ berpundakBentuk ini kurang baik untuk mahkota penuh dengan bahan logam sebagai retainer-nya (full cast crown), karena disini kesukaran didalam mewujudkan pertemuan yang akurat antara tepi retainer dengan tepi pundak gigi pegangan. Untuk mengatasi keadaan biasanya pada pundak tersebut dibuat bevel. Preparasi macam ini dibuat pada gigi pegangan dengan retainer tanpa kekuatan tepi, sehingga pada tepi retainer tersebut mempunyai ketebalan (contoh pada resin akrilik mahkota jaket).

c. Chamfer finish lineBentuk ini akan menyebabkan kekuatan yang diterima oleh gigi pilar menjadi berkurang, sehingga mencegah terjadinya kerusakan semen sebagai bahan perekat yang ada diantara retainer dengan gigi pilar. Biasanya untuk retainer jenis mahkota penuh (full veneer cast crown)

d. Partial shoulder/ berpundak sebagian

Page 4: GTC laporan.docx

Bentuk ini mempunyai pundak pada bagian buccal atau labial, kemudian akan menyempit pada daerah proksimal dan akhirnya hilang sama sekali pada daerah palatinal/ lingual. Maksud bentuk ini untuk member ketebalan pada bagian bukal/ labial yang akan ditempati oleh resin akrilik/ porcelain sebagai facing. Kasus yang sering terjadi yaitu pada gigi premolar 1 dan 2 atas/ bawah dengan retainer full metal crown with porcelain/ acrylic resin veneer.

Page 5: GTC laporan.docx

BAB II

LAPORAN KASUS

A. IdentifikasiNama : Tangguh Laksa PraharaUmur : 24 tahunJenis Kelamin : laki-lakiPekerjaan : MahasiswaBangsa : IndonesiaSuku : jawaAlamat : YogyakartaNomer Rekam Medis :

B. Anamnesa1. Pemeriksaan Subyektif

a. Keluhan utama :Pasien mengeluhkan gigi bawah hilang pasca pencabutan dikarenakan berlubang dan pasien ingin dibuatkan gigi tiruan.

b. Riwayat perjalanan penyakit :Pasien mengeluhkan tidak nyaman sejak pasca pencabutan sekitar 1 minggu yang lau.

c. Riwayat kesehatan oral :Pasien pernah dilakukan perawatan scalling.

d. Riwayat kesehatan keluarga :Ayah : Sehat, tidak dicurigai adanya penyakit sistemikIbu : Sehat, tidak dicurigai adanya penyakit sistemik

e. Riwayat kehidupan pribadi/sosial :Pasien seorang mahasiswa fakultas tehnik UMY angkatan 2007. Pasien sangat kooperatif.

f. Riwayat kesehatan utama :Pasien mengaku tidak pernah dirawat dirumah sakit.

g. Kesan umum kesehatan penderita :Pasien datang tampak dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

2. Pemeriksaan Obyektifa. Vital sign :

Tek. Darah : 110/80 mmHg (Normal)Nadi : 60 x/menitPernapasan : 20 x/menitSuhu : afebrisBerat badan : 57 kgTinggi badan : 155 cm

Page 6: GTC laporan.docx

b. Pemeriksaan ekstraoral :Tidak ada kelainan

c. Pemeriksaan klinis intraoral : Mukosa dan jaringan lunak : tidak ada kelainanOral Hygiene : baikTorus Palatinus : tidak adaTorus Mandibula : tidak adaPalatum : sedangSupernumerary teeth : tidak adaDiastema : tidak adaGigi anomaly : tidak adaGigi tiruan : tidak adaBentuk Lengkung :

RA : U FormRB : U Form

Keadaan gigi geligi : Warna : Putih kekuningan Bentuk : Normal

Formulasi Gigi Geligi :

Keterangan :X : telah dicabut/ tidak ada

C. DIAGNOSAMissing teeth pada gigi 36

BAB III

Page 7: GTC laporan.docx

PROSEDUR KERJA DAN TAHAPAN PERAWATAN

A. Kunjungan Pertama

1. Membuat study model RA dan RB

Sendok cetak : Perforated stock tray RA : No 3 dan RB : 3

Bahan Cetak : Alginat

Metode Mencetak : Mucostatik

Cara Mencetak :

Mula-mula dibuat adonan sesuai dengan perbandingan P/W yaitu 3:1, setelah dicapai

konsistensi tertentu yang homogeny, bahan dimasukkan dalam sendok cetak, kemudian

masukkan ke dalam nulut dan tekan posisi ke atas atau ke bawah sesuai rahang yang

dicetak. Disamping itu, dilakukan musxle trimming agar bahan cetak mencapai lipatan

mukosa, kemudian setelah keras sendok cetak dikeluarkan dari dalam mulut. Selanjutnya

hasil cetakkan diisi dengan gips stone.

2. Pembuatan bite rim dengan malam merah yang dipanaskan kemudian pasien disuruh

menggigit. Bentuk bite rim seperti tapal kuda.

3. Pengambilan foto rontgen OPG untuk mengetahui keadaan gigi yang lainnya.

B. Kunjungan Kedua

1. Preparasi gigi.

a. Preparasi mahkota penuh (full veneer cast crown)

Pada gigi molar dan premolar :

1) Pengurangan bagian oklusal

Menggunakan round-edge wheel bur

Dikurangi 1-2mm menurut bentuk permukaan oklusal, jangan dikurangi

secara rata.

Periksa jarak dengan gigi antagonisnya

2) Pengurangan bagian proksimal

Menggunakan flat discs wheel bur makan sebelah

Usahakan pemotongan ini sejajar/ parallel antar dinding proksimal sebelah

mesial dan distal, atau sedikit menutup kearah oklusal sebesar kurang lebih

5o

3) Pengurangan bagian bukal dan lingual/ palatinal

Page 8: GTC laporan.docx

Menggunakan cylindris fissure bur

Letakkan bur tersebut mendatar pada permukaan gigi yang dipreparasi

Daerah finish line dapat dibuat chamfer atau knife edge

4) Pengurangan sudut-sudut aksial

Tumpulkan sudut-sudut aksial yang ada dengan cylindris tapered bur

terutama pada daerah gingival margin

Untuk sudut aksial yang mudah dijangkau bisa menggunakan cylindris

fissure bur

5) Penghalusan hasil preparasi

Menggunakan sand paper disc

Hilangkan seluruh bagian yang tajam, runcing, tidak rata dan undercut-

undercut untuk memperoleh hasil preparasi yang cukup halus.

2. Pencetakan gigi pasca preparasi.

Menggunakan double impression gigi yang sudah dipreparasi dicetak menggunakan sendok

cetak yang sesuai. Cetak rahang antagonisnya menggunakan alginate biasa.

3. Pembuatan Mahkota sementara menggunakan akrilik.

Hasil cetakan negative (cetakan alginate) diisi akrilik yang sudah diaduk sampai kental

(jangan terlalu encer) kemudian dilakukan insersi pada cetakan negative lalu cetakan positif

dimasukin kedalam cetakan negative kemudian ditunggu sampai setting. Cetakan negative

dan postif diberi Vaseline. Cetakan positif dilakukan pengepasan di cetakan negative

dilakukan preparasi membentuk gigi hasil preparasi sesungguhnya.

4. Pengiriman ke laboratorium.

C. Kunjungan Ketiga

1. Insersi Try In

Hasil laboratorium GTC dilakukan insersi terlebih dahulu sebelum dilakukan sementasi

sampai pasien merasa nyaman dan tidak menimbulkan traumatic pada jaringan periodontal

maupun gigi antagonisnya. Pasien disarankan untuk melakukan oklusi untuk mengetahui

ditemukan adanya traumatic atau tidak.

2. Sementasi GTC

Bila dirasakan sudah nyaman tidak menimbulkan traumatic dilakukan sementasi

menggunakan SIK tip luting.

D. Kunjungan keempat

Page 9: GTC laporan.docx

Di lakukan kontrol setelah pemasangan GTC selama 1 minggu. Yang perlu diperhatikan saat

control :

1. Pemeriksaan subyektif : ditanyakan apakah ada keluhan atau tidak, ditanyakan apakah ada

gangguan atau tidak, dan ditanyakan apakah ada rasa sakit serta bagaimana dengan fungsi

mastikasi.

2. Pemeriksaan Obyektif : dilihat keadaan mukosa apakah ada peradangan atau perlukaan dan

diperiksa retensi dan stabilisasi.

Page 10: GTC laporan.docx

BAB IVDISKUSI

Pada kasus ini pasien kehilangan gigi 46. Pembuatan GTC ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi pengunyahan dan mencegah kerusakan jaringan periodontal gigi antagonisnya.

Dalam membuat GTC perlu pertimbangan sebagai berikut :1. Retensi2. Stabilisasi3. Oklusi4. Kenyamanan pemakaian

GTC yang akan dibuat adalah GTC 3 unit bridge berbahan porcelain fuse to metal dengan dukungan gigi yang dipilih sebagai gigi abutment/ pegangan adalah gigi 47 dan 45

DESAIN GIGI TIRUAN CEKAT

Keterangan :1. Gigi abutment/ penyangga atau abutment2. Retainer3. Pontic/ dummy4. Connector/ joint5. Unit

Page 11: GTC laporan.docx

BAB VPROGNOSA

Diperkirakan hasil perawatan baik karena :1. Jaringan pendukung baik2. Kesehatan umum baik3. Motivasi pasien baik4. Pasien koopertif

Page 12: GTC laporan.docx

BAB VIIKESIMPULAN

Pembuatan gigi tiruan cekat untuk pasien yang kehilangan giginya adalah tindakan rehabilitative yang dapat mengembalikan fungsi mastikasi sehingga dapat mempertahankan kesehatan jaringan mulut dan mencegah akibat buruk dari hilangnya gigi asli jika tidak dibuatkan gigi tiruan. Untuk mendapatkan gigi tiruan cekat yang baik diperlukan perencanaan pembuatan yang baik dan benar. Keberhasilan gigi tiruan cekat ditentukan oleh kerjasama yang baik antara operator dan pasien.

Page 13: GTC laporan.docx

LEMBAR PENGESAHAN

Yogyakarta, Juni 2012

Mengetahui,

Operator Pembimbing

Kurnia Sidowati, S.Kg drg. Hastoro Pitandi, Sp. prost