Grav i Metri
-
Upload
asri-nisa-sakinah -
Category
Documents
-
view
174 -
download
1
Transcript of Grav i Metri
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
GRAVIMETRI
Diajukan untuk memenuhi tugas Praktikum Kimia AnalitikJurusan Teknologi Pangan
Oleh :
Nama : Asri Nisa SakinahNRP : 113020056Kelompok : CMeja : 4 (empat)Tanggal Percobaan : 5 Desember 2012Asisten : Lesti Tresna Devi
LABORATORIUM KIMIA ANALITIKJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2012
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1 Latar Belakang Percobaan
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri
meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat
segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur
dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang
menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan
dengan beberapa cara seperti: metode pengendapan, metode penuapan, metode
elektroanalisis, atau berbagai metode lainnya. Metode gravimetric memakan
waktu cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu
faktor-faktor koreksi dapat digunakan (Khopkar, 2010).
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan gravimetri adalah untuk mengetahui kadar air dari
sampel atau bahan yang diuji menggunakan metode gravimetri.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan gravimetri berdasarkan pengurangan berat sampel
(penimbangan) dimana berat yang hilang merupakan kadar air sampel.
II BAHAN, ALAT, DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan yang digunakan, (2) Alat yang
digunakan, (3) Metode percobaan.
2.1 Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan pada percobaan gravimetri adalah cerelac sebanyak
2 gram.
2.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan pada percobaan gravimetri ini adalah botol timbang
atau kaca arloji, tang krus, neraca digital, oven, dan eksikator.
2.3 Metode percobaan
Gambar 1. Metode Percobaan Gravimetri
III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Hasil Pengamatan, (2) Pembahasan.
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Gravimetri
Sampel Hasil Perhitungan
Cerelac
W0 = 21,5135 g
W1 = 22,5135 g
W2 = 22,455 g
Kadar Air = 5,85%
(Sumber: Asri Nisa Sakinah, kelompok C, meja 4, 2012)
3.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan gravimetri dapat disimpulkan bahwa berat botol
timbang (W0) yaitu 21,5135 gram, berat botol timbang + sampel awal (W1)
22,5135 gram, berat botol timbang + sampel akhir (W2) sebesar 22,455, dan kadar
air (%) pada sampel cerelac sebesar 5,85 % .
Prosedur yang dilakukan pada percobaan gravimetri yaitu botol timbang
dipanaskan dalam oven selama 15 menit lalu di diamkan diluar oven selama 5
menit pada suhu ruangan, kemudian dimasukkan ke dalam eksikator selama 10
menit setelah itu ditimbang dan dimasukkan kembali ke oven selama 30 menit.
Kemudian didiamkan diluar oven selama 5 menit dan setelah itu dimasukkan ke
dalam eksikator selama 10 menit setelah itu ditimbang dan didapatkan W0.
Selanjutnya tambahkan 2 gram sampel cerelac hingga didapat W1. W1 yaitu berat
botol timbang dengan sampel. Kemudian masukkan botol timbang konstan beserta
sampel yang sudah dimasukkan pada botol timbang lalu dimasukkan ke dalam
oven bersuhu 105°C selama 60 menit (1 jam). Setelah itu dikeluarkan dari oven
dan didiamkan diluar (suhu ruangan) selama 5 menit. Kemudian dimasukkan
kedalam eksikator selama 10 menit dan timbang kemudian didapatkan hasil dari
W2.
Dalam analisis kuantitatif selalu memfokuskan pada jumlah atau kuantitas
dari sampel, pengukuran sampel dapat dilakukan dengan menghitung berat zat,
menghitung volume, atau menghitung konsentrasi. Gravimetri merupakan
penetapan kuantitas atau jumlah sampel melaluli perhitungan berat zat sehingga
dalam gravimetri harus selalu dalam bentuk padatan (solid). (Zulfikar, 2010)
Gravimetri merupakan salah satu metode untuk menentukan kuantitas suatu
zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen
dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri
melibatkan proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa. Metode
ini membutuhkan waktu yang lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji
bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan (Khopkar, 2010).
Gravimetri pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
a. Gravimetri Cara Penguapan
Untuk menentukan kadar air atau air kristal yang ada pada sampel
b. Gravimetri Elektrolisa
Untuk logam yang mengendap pada katoda yang selanjutnya dapat ditimbang.
c. Gravimetri Cara Pengendapan
Gravimetri cara pengendapan ini menggunakan pereaksi yang akan menghasilkan
endapan dengan zat yang dianalisa sehingga mudah dipisahkan.
(Tim Kimia Analitik, 2010)
Pada percobaan yang dilakukan metode gravimetri yang digunakan adalah
metode gravimetri penguapan. Fungsi eksikator pada percobaan gravimetri yaitu
membuat suasana vakum supaya tidak ada udara dari luar masuk kedalam.
Dibagian bawah di dalam eksikator terdapat zat yang dapat mengabsorpsi uap air,
biasanya silika gel. Zat didalam eksikator dapat tetap kering karena uap air di
dalam zat di absorpsi oleh silika gel.
Eksikator adalah berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi
dengan bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin
karena dilapisi oleh Vaseline. Ada 2 macam eksikator yakni eksikator biasa dan
eksikator vakum. Eksikator vakum adalah eksikator yang dapat mempertahankan
kelembaban rendah pada tekanan tidak lebih dari 20 mmHg atau pada tekanan lain
yang ditetapkan dalam monografi. Eksikator vakum pada bagian tutupnya ada
katup yang bisa dibuka tutup yang dihubungkan dengan selang pompa.
(Fitriyanto, 2011).
Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel. Silika gel adalah
butiran seperti kaca dengan bentuk yang sangat berpori. Silika gel dibuat secara
sintesis dari natrium silikat. Silika gel adalah mineral alami yang dimurnikan dan
diolah menjadi salah satu bentuk butiran atau manik-manik.
Silika gel merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui
penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2). Sol mirip agar-agar ini dapat
didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang
bersifat tidak elastic. Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru.
Jika silika gel sudah berubah warna menjadi warna merah muda (pink) maka perlu
dipanaskan dalam oven bersuhu 105°C sampai warnanya kembali menjadi
berwarna biru (Fitriyanto, 2011).
Selain silika gel, desikan lainnya yang dapat digunakan dalam eksikator
adalah asam sulfat, P2O5, CuSO4, CaCl2, ZnCl2, NaOH, Mg(ClO4), 2H2O, KOH,
Al2O3, CaSO4, H2SO4 (95%), BaO (Basset, 1989).
Pada percobaan gravimetri mengapa dipanaskan pada suhu 105°C? karena
titik didih air itu pada suhu 100°C untuk menguapkan air dilebihkan sampai 105°
C - 150°C sampai kadar air berkurang. Namun jika terlalu lama dipanaskan
kemungkinan rusak pada sampel itu akan terjadi jika terlalu dipanaskan. Bisa
mengalami browning karena yang pertama terurai oleh panas yaitu karbohidrat
sehingga akan mengalami proses browning dan rusaknya komponen karbohidrat.
Metode lain selain gravimetri yaitu dengan metode destilasi, metode khemis
dan metode fisis. Metode destilasi caranya dengan menguapkan air dengan cairan
kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada air dan tidak dapat
bercampur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah dari pada air. Zat
kimia yang dapat digunakan antara lain : toluene, xylem, benzene, xylol. Metode
khemis juga ada beberapa cara antara lain dengan cara titrasi karl fischer dengan
kalsium karbid dan asetil klorida. Metode fisis juga mempunyai beberapa cara
yaitu berdasarkan tetapan dielektrikum, konduktivitas listrik (daya hantar listrik),
resonansi nuklir magnetic dan kromatografi (Djalal, 2011).
Gravimetri juga bisa dengan cara pengendapan, pengendapan dilakukan
sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemisahannya. Endapannya
mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi.
Endapannya juga bisa diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu
(Khopkar, 2010).
Metode gravimetri pengendapan yaitu untuk mengetahui kadar logam berat
yang terdapat pada sampel. Misalnya kadar Fe, mineral dan asam klorida. Faktor
gravimetri untuk Fe dalam Fe2O3. Umumnya ditulis 2Fe atau Fe2O3 dimana Fe
berarti berat atom besi dan Fe2O3 berarti berat molekul besi (III) okesida. Contoh-
contoh lainnya yaitu Fe dalam Fe3O4 ialah Fe atau Fe3O4 dan MgO dalam Mg2P2O7
. Dalam penetapan gravimetri belerang endapan BaSO4 yang terbakar kadang-
kadang tereduksi secara pasrial menjadi BaS (Underwood, 1981, Hal 69).
Menurut derajat keterikatan air dalam makanan, air dapat dibedakan menjadi
4 tipe yaitu :
1. Air Tipe I
Air tipe I (air terikat) yaitu moleku air yang terikat pada molekul-molekul lain
melalui suatu ikatan hydrogen yang berenergi tinggi. Molekul air membentuk
hidrat dengan molekul-molekul lain yang mengandung atom-atom O dan N,
seperti karbohidrat, protein, atau garam. Air tipe ini tidak dapat bertindak sebagai
pelarut, dan tidak membeku pada suhu dibawah 0°C. Air tipe ini terikat kuat dan
sering disebut air terikat yang sebenarnya (Winarno, 1997).
2. Air Tipe II
Air tipe II (air kapiler) adalah molekul-molekul air yang membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air lain, terdapat dalam mikrokapiler dan sifatnya agak
berbeda dari air murni. Air jenis ini lebih sukar dihilangkan dan penghilangan air
tipe II akan mengakibatkan aw (water activity). Bila sebagian air tipe II
dihilangkan, pertumbuhan mikroba dan reaksi-reaksi kimia yang merusak bahan
makanan seperti browning, hidrolisis, atau oksidasi lemak akan dikurangi. Jika air
tipe ini dihilangkan seluruhnya kadar air pada bahan akan berkisar antara 3-7%
dan kestabilan optimum mengalami oksidasi akibat adanya kandungan lemak
tidak jenuh (Winarno, 1997).
3. Air Tipe III
Air tipe II ini atau lebih dikenal dengan air bebas adalah air yang secara fisik
terikat dalam jaringan matriks seperti membrane, kapiler, serat dan lain-lain. Air
tipe ini mudah diuapkan dan dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikroba dan
media bagi reaksi-reaksi kimiawi. Apabila air tipe ini diuapkan seluruhnya,
kandungan air bahan berkisar antara 12 – 25 % dengan aw (water activity) kira-kira
0,8 tergantung dari jenis bahan dan suhu (Winarno, 1997).
4. Air Tipe IV
Air tipe IV adalah air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air
murni dengan sifat-sifat air biasa dan keaktifan penuh. Selain tipe-tipe air seperti
disebutkan diatas, air juga dibedakan menjadi air imbibisi dan air kristal. Air
imbibisi adalah air yang masuk kedalam bahan pangan akan menyebabkan
pengembangan volume, tetapi air ini tidak merupakan komponen penyusun bahan
tersebut. Contoh : air dengan beras bila dipanaskan akan menyebabkan
pengembangan volume dan akan membentuk nasi atau pembentukan gel dari
bahan pati (Winarno, 1997)
Air kristal adalah air terikat dalam semua bahan pangan, baik pangan maupun
nonpangan yang berbentuk kristal, seperti gula, garam dan CuSO4. Untuk
menghilangkan air yang terikat secara fisik diperlukan panas antara 100°C, tetapi
adakalanya suhu yang tinggi lagi. Jumlah air yang terikat tertentu yaitu air yang
terikat secara kimia seperti air kristal atau air hidratasi ialah air yang terikat
sebagai molekul atau ion dalam kristal atau endapan, dan air konstitusi merupakan
air bagian molekul zat padat yang bersangkutan tetapi tidak terbentuk H2O. Air
terlarut adalah air dalam bahan padat yang seakan akan larut dalam bahan. Air
oklusi adalah air yang terkurung dalam rongga-rongga diantara butiran-butiran zat
padat, dan air adsorpsi adalah air yang terikat pada permukaan
(Underwood, 1981).
Beberapa faktor kesalahan pada metode gravimetri adalah kesalahan
penimbangan, sampel terkontaminasi, pengeringan dan pemanasan tidak
maksimal, suhu pada pemanasan dan penimbangan. Aplikasi dibidang pangan
untuk mengetahui kadar air dalam bahan pangan dan mengetahui logam berat.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan, dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan gravimetri adalah berat botol
timbang (W0) yaitu 21,5135 gram, berat botol timbang + sampel awal (W1)
22,5135 gram, berat botol timbang + sampel akhir (W2) sebesar 22,455, dan kadar
air (%) pada sampel cerelac sebesar 5,85 % .
4.2. Saran
Percobaan ini diharapkan para praktikan melakukan percobaan dengan
sungguh-sungguh agar hasil dari percobaan ini sesuai dengan teori. Alat-alat yang
digunakan pada percobaan ini pun harus selalu dalam keadaan benar-benar bersih.
Dalam pengukuran zat baik larutan maupun serbuk harus seteliti mungkin serta
dalam proses pengerjaannya pun harus lebih hati-hati agar dapat memperkecil
kesalahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J, et all, (1989), Vogel’s Textbook of Quantitative Analysis FifthEdition, Longman Scientific & Technical : New York.
Djalal, muspirah, (2011), Metode Penentuan Kadar Air, http://muspirahdjalal.blogspot.com/, Accessed : 09 November 2012.
Fitriyanto, mitha (2011), Tugas Senyawa Anorganik dan Desikator, http://chemistryismysoul.blogspot.com/, Accessed: 09 November 2012.
Khopkar, S. M (2010), Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia, Jakarta.
Tim Kimia Analitik, (2010), Dasar-dasar Kimia Analitik, Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung
Underwood A.L, (1981), Analisa Kimia Kuantitatif (Edisi IV), Erlangga,
Jakarta.
Winarno, F.G (1997), Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Zulfikar, (2010), Analisis Gravimetri, http://www.chem-is-try.org/,
Accessed: 09 November 2012
LAMPIRAN
Sampel : Cerelac
Diketahui : W0 = 21,5135 gram
W1 = 22,5135 gram
W2 = 22,455 gram
% Air=W 1−W 2W 1−W 0
× 100 %
% Air= 22,5135 g−22,455 g22,5135 g−21,5135 g
×100 %
% Air=0,05850.9995
×100 %
% Air=5,85 %