Gowa dan Bone
-
Upload
gandhi-mar -
Category
Education
-
view
1.170 -
download
0
Transcript of Gowa dan Bone
Perkenalkan
Fauzan Ardana / 8
Gandhi Mardiansyah / 10
Hanan Nadista / 11
Rizkika Ramadhani Rosidin / 31
Shania Indriani / 33
Bate Selapang
Kesultanan Gowa
Tentang Gowa…
Kesultanan Gowa atau
Goa terletak di Sulawesi
Selatan.
Pemerintahannya
berpusat di Makassar.
Suku Makassar adalah
suku mayoritas dalam
kerajaan ini.
Awal berdiri…
Pada mulanya, terdapat sembilan komunitas yang
dijuluki Bate Selapang.
Komunitas ini disatukan oleh Tumanurung yang
mendirikan Istana Gowa.
Ada pula yang menyatakan bahwa Kerajaan
Gowa didirikan oleh empat tokoh.
Diperkirakan, Tumanurung menjadi karaeng
(pemimpin Gowa) mulai tahun 1300-an.
Berkembang karena ledekan… Seorang penjelajah Portugis pernah berkata,
“daerah yang disebut Makassar sangatlah kecil.”
Menanggapi hal itu, Tumapa’risi’ Kallonna
(karaeng ke-9) mengubah konfederasi antar-
komunitas menjadi sebuah Negara Kesatuan
Gowa.
Ia juga melekatkan Gowa dengan Tallo dengan
membuat sumpah agar tidak saling menyerang.
Ia membuat sistem pengumpulan pajak dan bea
yang dilaksanakan seorang syahbandar.
Ia juga membuat aturan-aturan perang dan
berhasil menaklukkan kerajaan lain, seperti
Kerajaan Siang dan Kerajaan Bone.
Segala keberhasilannya tersebut dinyatakan
dalam sebuah ungkapan, yakni ‘sebuah masa
ketika panen bagus dan penangkapan ikan
banyak.’
Pencapaian selanjutnya… Di masa Tunipalangga (karaeng ke-10), terdapat
sejumlah pencapaian besar.
Ia menetapkan sistem resmi untuk pengukuran.
Ia memerintahkan pemasangan sejumlah laras
meriam di benteng-benteng besar.
Ia mendirikan tembok batu bata yang mengelilingi
Gowa dan Sombaopu.
Pada masanya, orang-orang Gowa sudah mulai
membuat peluru, mencampur emas dengan logam
lain, dll.
Islam pun datang…
Sultan Alauddin merupakan raja pertama yang
memeluk Agama Islam. Gowa pun berubah
menjadi sebuah kesultanan. Ia memimpin Gowa
dari tahun 1593 sampai 1639.
Dilanjutkan oleh Sultan Malikussaid dari tahun
1639 hingga 1653.
Dilanjutkan kembali oleh Sultan Hasanuddin
pada 1653-1669.
Dalam masyarakat…
Rakyat Gowa terkenal suka merantau untuk
menyejahterakan hidupnya.
Walaupun begitu, mereka terikat pada
pangadakkang, hukum adat Islam yang dimiliki
rakyat Gowa, sehingga mereka tak melampaui
batas.
Rakyat Gowa terbagi dalam beberapa kasta. Ada
anakarung/karaeng (bangsawan), to maradeka
(rakyat kebanyakan), dan ata (rakyat lapisan
bawah).
Makassar melesat…
Pelabuhan Sombaopu di Makassar merupakan
pelabuhan transit yang ramai.
Hal ini dikarenakan letaknya yang amat strategis
dan berada di jalur bahari yang ramai.
Berbagai macam komoditas diperdagangkan di
pelabuhan ini, seperti beras, gula, rempah-
rempah, kain, dsb.
Gowa memiliki hubungan dagang dengan Jawa,
Kalimantan, Sumatera, Maluku, Malaka, India,
Cina, dan bangsa lainnya.
Gowa memiliki Ade’Allapialing Bicarana
Pabbalri’e, hukum perniagaan yang disusun
Amanna Gappa.
Makassar semakin ramai pada Tahun 1511, ketika
Malaka berada di tangan Portugis dan Maluku
dikuasai VOC.
Berkecamuknya perang…
Perang Makassar, terjadi pada
masa Sultan Hasanuddin. Perang
ini terjadi antara Gowa melawan
Belanda dan sekutu-sekutunya.
Pada mulanya, Sultan
Hasanuddin bertekad menjadikan
Makassar sebagai pusat
perdagangan di timur nusantara.
Namun, VOC merasa terusik.
Mereka takut tersaing oleh Gowa.
VOC mengirim sebuah ekspedisi untuk
melenyapkan popularitas Makassar. Di bawah
pimpinan Cornelis Speelman, mereka mulai
menyerang tahun 1666.
VOC bekerjasama dengan Sultan Bone saat itu,
Arung Palakka yang juga memiliki niatan yang
sama, yakni menghancurkan Gowa.
Pertempuran yang sengit tersebut berakhir
dengan adanya Perjanjian Bungaya, yang
ditandatangani di Batavia pada 18 November
1667.
Isi dari perjanjian tersebut antara lain :
• VOC memonopoli perdagangan di Gowa.
• VOC dapat mendirikan benteng dan mengambil Benteng
Ujung Pandang.
• Gowa mengganti rugi akibat yang ditimbulkan perang.
• Gowa melepaskan sejumlah daerah kekuasaannya.
Merasa dirugikan, Sultan Hasanuddin pun
melanjutkan perlawanan. Hingga akhirnya
dikalahkan di Benteng Sombaopu pada 12 Juni
1669.
Gowa kemudian dipimpin oleh Maulana Yusuf,
namun terus mengalami kemunduran akibat
belenggu penjajah.
Yang tetap lestari…
Istana Balla LompoaFort RotterdamMasjid KatangkaBenteng
Somba Opu
Museum
Karaeng
Pattingalloang
Pemakaman
Kesultanan Gowa
Berlayarlah pinisi…
Pinisi merupakan salah satu warisan budaya
rakyat Gowa yang suka merantau.
Saat ini, pinisi banyak digunakan untuk
melakukan ekspedisi barang.
Tentang Bone…
Akkarungeng ri Bone (Kesultanan Bone) terletak
di Sulawesi bagian barat daya.
Kerajaan ini memiliki luas wilayah sekitar 2.600
km2.
BONE
Awal berdiri…
Diawali oleh kedatangan Tomanurung ri
Matajang Matasilompoe. Ia mempersatukan
tujuh komunitas besar yang dipimpin para Matoa.
Ia menjadi Arumpone (Raja) Bone yang pertama
pada tahun 1330.
Pada masa La Saliyu Karampelua (arumpone
ke-3), Kerajaan Bone mengalami perluasan.
Ketika Islam masuk…
Awalnya, La Tenrirua memeluk Islam. Namun
ditolak oleh Ade Pitue (dewan adat kerajaan).
Ratu Bone, We Tenrituppu adalah pemimpin
Bone pertama yang menganut Agama Islam.
Islam baru diterima secara resmi pada masa La
Tenripale Matinroe ri Tallo (arumpone ke-12).
Masa kejayaan…
Arung Palakka (arumpone
ke-16) membawa Bone pada
masa kejayaan.
Berkat persekutuannya
dengan VOC, ia berhasil
mengantarkan Bone menuju
kemenangannya atas
Kesultanan Gowa pada tahun
1666.
Prinsip leluhur…
Seuwani,
‘Temmatinroi matanna Arung MangkauE duppai
ada.’
Pertama,
‘Mata raja tak terpejam memikirkan akibat segala
perbuatan.’
Maduanna,
‘Maccapi Arung MangkauE duppai ada.’
Kedua,
‘Raja harus pintar menjawab kata-kata.’
Matellunna,
‘Maccapi Arung MangkauE mpinru ada.’
Ketiga,
‘Raja harus pintar membuat kata-kata.’
Maeppa’na,
‘Tettakalupai surona mpawa ada tongeng.’
Keempat,
‘Duta tidak lupa menyampaikan kata-kata yang
benar.’
Di bawah asuhan Belanda… Bone menjadi penguasa besar setelah
Kesultanan Gowa mengalami kemunduran.
Kebesaran itu diperoleh dari pemerintah kolonial
Hindia-Belanda. Sejak tahun 1666, Bone berada
di bawah kontrol Belanda.
Asuhan Belanda itu digantikan oleh Inggris yang
berkuasa sejak 1814.
Sejak 1816, Belanda kembali berkuasa atas
Bone berdasarkan perjanjian antara Belanda-
Inggris.
Tidak tinggal diam…
Tak semua orang senang dengan
kolonialisme, sekalipun dari
kalangan kerajaan.
Andi Mappanyuki (arumpone ke-
39) adalah salah satunya. Ia
memimpin Bone dalam 2 periode.
Ketika memimpin periode pertama,
ia menolak bersekutu dengan
Belanda, sehingga ia diturunkan
dari takhtanya dan diasingkan ke
Toraja.
Keberadaannya kini…
Kini, Bone merupakan sebuah
kabupaten di Provinsi Sulawesi
Selatan.
Walau begitu, Kesultanan Bone
masih tetap berdiri.
Sekarang, Bone dipimpin oleh
Ratu Bessi Kejora (arumpone
ke-41).
Walaupun tetap berdiri, kerajaan
ini tidak berkuasa secara
administratif.
Yang tetap lestari…
Bola SobaMasjid Raya
Watampone
Museum
LapawawoiTana Bangkalae
Teddung Pulaweng
Sembangeng Pulaweng
Alameng Tata Rapeng
La Salaga
La Tea Riduni
La Makkawa