Gon Si Rubah Kecil · petani, dan berbagai perbuatan jahil lainnya. Berikut ini adalah kejadian...

13
1 Gon Si Rubah Kecil Naskah : Nankichi Niimi Penterjemah : Juliarni Wibowo 1 Kisah ini diceritakan oleh seorang kakek di desaku, kakek Mohei, pada waktu aku masih kecil. Pada zaman dahulu kala, di suatu daerah yang bernama Nakayama, daerah yang tidak jauh dari desa kami, terdapat sebuah istana kecil yang didiami oleh seorang bangsawan bernama Nakayama. Di suatu pegunungan yang tidak begitu jauh dari Nakayama, tinggallah seekor anak rubah kecil bernama Gon. Dia tinggal seorang diri di dalam sebuah lubang di daerah hutan lembab yang ditumbuhi oleh tumbuhan paku lebat. Baik di siang ataupun malam hari, Gon keluar menuju desa sekitarnya untuk berbuat jahil.

Transcript of Gon Si Rubah Kecil · petani, dan berbagai perbuatan jahil lainnya. Berikut ini adalah kejadian...

1

Gon Si Rubah Kecil

Naskah : Nankichi Niimi

Penterjemah : Juliarni Wibowo

1

Kisah ini d icer i takan oleh seorang kakek d i desaku, kakek Mohei , pada waktu

aku mas ih keci l . Pada zaman dahulu ka la , d i suatu daerah yang bernama

Nakayama, daerah yang t idak jauh dar i desa kami , terdapat sebuah is tana keci l

yang d id iami o leh seorang bangsawan bernama Nakayama.

Di suatu pegunungan yang t idak begitu jauh dar i Nakayama, t inggallah seekor

anak rubah keci l bernama Gon. Dia t inggal seorang dir i d i da lam sebuah lubang

d i daerah hutan lembab yang d i tumbuhi o leh tumbuhan paku lebat. Ba ik d i s iang

ataupun malam har i , Gon keluar menuju desa seki tarnya untuk berbuat jah i l .

2

Gon menggal i ub i dan membuangnya berserakan d i kebun, membakar polong

kanola yang sedang d i jemur, mencur i cabe yang d igantung di belakang rumah

petani, dan berbagai perbuatan jah i l la innya.

Ber ikut in i adalah kejadian pada suatu mus im gugur. Hujan terus menerus

turun se lama dua sampai t iga har i . Gon t idak dapat keluar , duduk berd iam d ir i d i

da lam lubang tempat t inggalnya.

Sete lah hujan reda, Gon merasa lega dan keluar dar i lubang tempat ti nggalnya.

Langit ter l ihat sangat cerah, tek. .tek. . tek. . tek. . tek. . terdengar nyaring suara

k icauan burung mozu.

Gon ber jalan mendekati pematang sungai desa. Di seki tarnya terdapat rumput

susuki . But i ran a i r hu jan yang menempel membuat mala inya berki lauan saat

terkena s inar matahar i . Ai r sungai yang b iasanya sediki t menjad i meluap

karena hujan yang turun selama tiga har i . Biasanya, rumput susuki dan kelompok

tumbuhan hagi yang terdapat di p ematang sungai tidak terbenam air , karena

hujan, tanaman tersebut rubuh, bertumpukan, dan terbenam lumpur. Gon pergi

ke arah hi l i r sungai melewati ja lan ber lumpur.

3

Pada saat Gon men gangkat wajahnya, d ia mel ihat seseorang di da lam sungai

sedang melakukan sesuatu. Agar tidak ketahuan, Gon mengendap -endap ke

daerah yang di tumbuhi rumput lebat. Dia mengint ip dar i daerah tersebut.

“Oh, bung Hyouju!” kata Gon. Hyouju mengangkat dan mel ipat ke a tas k imono

lusuhnya yang berwarna h i tam. Sambi l berada di da lam sungai dengan

kedalaman a i r sep inggang, d ia menangkap ikan dengan ja la har ik i r i ya i tu ja la

khusus yang dipasang mel intang d i da lam sungai . Hyouju memakai ikat kepala , d i

bagian samping wajahny a terdapat tah i la lat se lebar daun tumbuhan hagi .

T idak berselang lama, Hyouju , mengangkat ke luar dari da lam sungai bagian

ja la yang berbentuk sepert i kantung yang panjang. Di da lam k antung ja la

tersebut akar dan daun rumput, batang -batang kayu yang telah lapuk dan

la in - lain bercampur menjad i satu . Sesuatu berwarna putih , gemerlap bercahaya

juga ada di da lamnya. Sesuatu tersebut adalah belut dan ikan kisu yang besar .

Hyouju memasukkan se luruh is i kantung ja la ke da lam keranjang bambu.

Se lan jutnya, d ia mengikat mulut kantung ja la dan membenamkannya kembali ke

da lam sungai .

Hyouju membawa keranjang bambu ber is i ikan, ke luar dar i dalam sungai dan

meletakkannya di pematang. Kemudian d ia ber jalan menuju hulu sungai untuk

mencar i sesuatu.

4

Sete lah Hyouju pergi , Gon melompat keluar dar i da lam rumput dan mendekat i

keranjang bambu ber is i ikan. Kel ihatannya d ia ingin berbuat jah i l .

Gon, mengeluarkan ikan dar i dalam keranjang bambu, melempar ikan satu per

satu ke hi l i r sungai jauh dar i daerah ber ja la . Terdengar bunyi ‘byur’ saat ikan

jatuh ke da lam sungai . Ikan - ikan se lan jutnya menghi lang ke da lam a ir sungai

yang keruh.

Belut mendapat g i l i ran terakhir . Tubuhnya besar dan l ic in seh ingga su l i t untuk

d i tangkap dengan tangan. Gon menjad i t idak sabar , d ia memasukkan kepalanya

ke da lam keranjang bambu dan kemudian melahap kepala belut . S i belut

mengeluarkan bunyi “kyut” dan mel i l i tkan tubuhn ya d i leher Gon. Dengan

t iba-t iba datanglah Hyouju sambi l berteriak marah,” Hei , rubah pencur i .” Gon

terkejut , melompat dan ber lari . Dia berusaha melepaskan tubuh belut , tetap i

belut tetap mel i l i t erat d i lehernya. Se lan jutnya Gon melompat ke samping dan

lar i terb ir i t -bi r i t .

Gon berada d i bawah pohon han t idak jauh dar i lubang tempat t inggalnya .

D ia menoleh ke belakang, rupanya Hyouju t idak mengikutinya.

Gon merasa lega. Selan jutnya, d ia menggigi t dan menghancurkan kepala belut .

Akh irnya tubuh belut dapat ter lepas dar i lehernya. Gon meletakkan tubuh belut

d i atas rumput.

5

2

Sepuluh har i te lah ber lalu se jak kejad ian di sungai . Pada saat Gon melewati

bagian belakang rumah seorang petan i bernama Yasuke, di bawah pohon ich i j iku ,

i s tr i Yasuke sedang mewarnai hi tam giginya . Se lan jutnya, pada saat d ia melewati

belakang rumah Shinbei , s i pandai bes i , d ia melihat i s tri Sh inbei sedang

menipiskan rambutnya. Gon berp iki r , “Hm, sepert inya sedang ter jad i sesuatu di

desa. Apa ya? Apakah ada fest iva l mus im gugur ? Ka lau ada fest iva l past i

terdengar suara pukulan tabuh taiko dan a lunan seru ling , se lan jutnya yang

pal ing utama past i d ipasang umbu l-umbul d i ku i l .”

Sambi l terus berp iki r tentang hal tersebut, secara t idak sadar Gon sudah

berada d i depan rumah Hyouju . Terdapat sumur berwarna merah di belakang

rumahnya. Di da lam rumah ke ci l yang hampir roboh tersebut banyak orang

berkumpul . Para wani ta yang memakai k imono bagus dengan sapu tangan

tergantung d i bagian p inggang menyalakan tungku ap i d i belakang rumah.

Mereka merebus sesuatu di da lam per iuk besar . “Oh, ada upacara

pemakaman,”p iki r Gon. “Kemungkinan ada anggota keluarga Hyouju yang

meninggal dunia .”

Sete lah tengah hari , Gon pergi ke pekuburan desa. Dia ber l indung d i ba l ik

enam patung J izou. Cuaca cerah sekal i . Jauh d i seberang sana, atap genteng

is tana tampak mengki lap terkena cahaya matahari . D i pekuburan, kumpulan

bunga higan yang sedang mekar ter l ihat sepert i hamparan ka in merah. Dar i arah

desa terdengar k lonteng…klonteng . . .k lonteng…bunyi lonceng sebagai isyarat

d imula inya kegiatan pemakaman.

Akh irnya, i r ing - i r ingan pengantar jenazah yang berpakaian kimono put ih

mula i je las ter l ihat . Suara orang berb icara juga mula i je las terdengar.

I r ing- i r ingan pengantar jenazah memasuki pekuburan. Di jalan yang d i lewati o leh

6

i r ing- i r ingan tersebut , bunga Higan rusak ter in jak.

Gon ber j in j i t untuk melihatnya. Hyouju memakai pakaian kamishimo berwarna

put ih dan meletakkan papan n isan . Har i in i d ia terl ihat lesu padahal

sehari -har inya wajahnya merah sepert i warna ku li t ub i ja lar .

“Rupanya yang meninggal dunia adalah ibunya Hyouju ,” gumam Gon. Sambi l

memikirkan hal i tu Gon menarik kepalanya ke bawah.

Pada malam i tu , Gon terus berp iki r d i da lam lubang tempat t inggalnya .

“ Ibu Hyouju pa st i berkata ingin makan belut pada saat terbar ing saki t d i tempat

t idur . Oleh karena i tu Hyouju memasang ja la d i sungai . Tetapi aku te lah berbuat

jah i l dengan mencur i belutnya. Hyouju menjadi t idak bisa memberi makan belut

kepada ibunya , dan kemudian ibunya meninggal dunia . Kemungkinan sete lah

berkata ingin mak an belut…. ingin makan belut , ibunya meninggal dunia . Aduh

sedihnya, seandainya aku t idak berbuat jah i l pada saat i tu .”

7

3

Hyouju sedang menggi l ing gandum d i dekat sumur merah. Se lama in i

d ia h idup miskin bersama ibunya, karena ibunya te lah meninggal dunia ,

Hyouju menjad i seorang d iri . “Ooh, Hyouju hidup sendiri seperti

dir iku ,”gumam Gon dari belakang gudang.

Gon pergi meninggalkan gudang, saat ia ber ja lan , d ia mendengar suara

penjual ikan sarden. “ Ika n sarden….murah dan mas ih segar !”

Gon berlar i ke arah datangnya suara tersebut. Se lan jutnya, i s tri Yasuke

keluar dar i p intu belakang dan berkata, ”Pak, aku mau bel i ikanmu !”

Penjual ikan memarkir gerobak d i tep i ja lan . Selan jutnya d ia mengambi l

ikan sarden yang mengki lap dengan kedua tanga nnya dan masuk ke dalam

rumah Yasuke. Pada saat i tu , Gon mengambi l kesempatan untuk mencur i

5-6 ekor ikan dar i dalam keranjang. Dia menuju ke rumah Hyouju dan

melemparkan ikan sarden tersebut ke da lam rumah melalu i p intu belakang.

Se lan jutnya Gon pulang ke lubang tempat t inggalnya. Di tengah perja lanan,

d i atas bukit , dia menoleh ke belakang dan mel ihat Hyouju mas ih

menggi l ing padi d i dekat sumur. Hyouju ter l ihat keci l dar i ke jauhan.

Gon berp iki r d ia te lah berbuat satu kebaikan kepada Hyouju untuk

menutupi kesalahannya karena mencur i belut .

8

Keesokan har inya, Gon pergi ke gunung untuk memungut kastanye. Dengan

kedua tangan penuh dengan kastanye, Gon menuju ke rumah Hyouju . Dia

mengint ip dar i p intu belakang rumah dan me lihat Hyouju sedang makan s iang.

Hyouju memegang mangkok s ambi l mela mun. Ada yang aneh dengan wajah

Hyouju , terdapat luka gores di p ip inya. “Ada apa ya dengan Hyouju?”p iki r Gon.

Saat Gon memikirkan luka Hyouju, terdengar Hyouju mengeluhkan sesuatu,

“S iapa ya yang meletakkan ikan sa rden di rumahku?, akibatnya aku d ik i ra

pencuri dan aku d ipukul oleh penjual ikan sarden.”

Gon merasa bersa lah. “Kasihan sekal i Hyouju , d ipukul o leh penjual sarden

sampai mendapat luka gores sepert i i tu .”

Sambil terus berp iki r tentang luka Hyouju , Gon ber ja lan ke arah gudang,

meletakkan kastanye di p intu gudang , kemudian pergi .

Keesokan har inya dan hari -har i selan jutnya , d ia kembali mengumpulkan

kastanye dan meletakkannya d i rumah Hyouju . Kemudian pada hari selan jutnya,

se la in kastanye, Gon juga meletakkan 2-3 buah jamur Matsutake.

9

4

Pada suatu malam bulan purnama, Gon keluar untuk ja lan - ja lan . Dia melewati

ja lan d i bawah is tana tuan Nakayama. Belum begitu jauh ber jalan , dar i arah ja lan

sempit , ter l ihat bayangan orang. Suara orang berb icara terdengar o leh Gon.

Kr i i i ik… kr i i ik… kr i i i ik… terdengar je las suara jangkr ik.

Gon bersembunyi dan terus memperhatikan dari pinggir jalan . Suara orang yang

berb icara lambat laun terdengar je las . Mereka adalah Hyouju dan Kasuke, petan i

d i desa.

“Begin i . .Kasuke !” seru Hyouju .

“Ada apa?”

“Aku mengalami kejad ian yang aneh akh ir -akhir ini .”

“Oh ya! , ke jadian apa?”

“Sejak kematian ibuku, aku t idak tahu s iapa yang set iap hari memberiku

kastanye dan jamur Matsutake.”

”Hmm, s iapa ya?”

”Begitu lah, a ku t idak tahu s iapa orangnya dan kapan dia meletakkannya.”

Gon terus mengikut i mereka dar i belakang.

”Yang Benar?”

“Benar! , ka lau t idak percaya, datanglah ke rumahku besok. Akan kutunjukkan

kastanye i tu padamu.”

“ Hee , ada juga hal aneh sepert i in i ya .”

Se lan jutnya, mereka terus ber ja lan tanpa berb icara apapun.

Kasuke terkadang melihat ke belakang. Gon menjad i takut, d ia mengeci lkan

tubuhnya dan berd iam d iri . Kasuke t idak menyadar i keberadaan Gon dan terus

ber ja lan .

10

Akh irnya, mereka t iba di rumah Kich ibe dan segera masuk ke da lamnya.

Tok…tok…tok. . , terdeng ar bunyi banta lan kayu yang dipukul pada saat berdoa.

Cahaya keluar dar i bagian jendela yang d i tutupi dengan kertas . Bayangan orang

berkepala gundul yang sedang berakt iv i tas juga ter l ihat .

“Ooh, ada acara berdo ’a mengingat a jaran sang Budha!” kata Gon sambi l duduk

jongkok d i samping sumur. T idak lama kemudian , t iga orang la innya datang

berkunjung ke rumah Kichibe. Terdengar suara orang membaca ki tab a jaran

Budha dari da lam rumah.

11

5

Gon duduk jongkok di samping sumur sampai acara berdoa se lesai . Hyouju dan

Kasuke pulang ke rumah bersama -sama. Karena ingin mencur i dengar percakapan

mereka, Gon ber ja lan d i belakang. Dia melangkah pelan -pelan mengikut i

bayangan Hyouju .

Ket ika mereka tiba d i depan is tana, Kasu ke mula i berb icara.

“ Tentang cer i tamu tadi , kemungkinan i tu adalah perbuatan Tuhan.”

“Yang benar!” Hyouju terkejut sambi l menatap wajah Kasu ke.

“Aku merasa perbuatan i tu bukanlah perbuatan manus ia tetap i perbuatan Tuhan.

Karena kamu menjad i seorang d iri , Tuhan kas ihan melihatmu dan Dia

memberikan berbagai makanan kepadamu.”

“Apa iya?”

“Past i lah! , o leh karena i tu kamu harus berter imakas ih set iap har i kepada Tuhan.”

“Baiklah.”

“Kasuke, kamu sungguh menyebalkan! Akulah yang membawakan kastanye

dan jamur Matsutake, mengapa kamu menyuruh Hyouju berterima kas ih kepada

Tuhan , bukan kepadaku. Huuh , aku merasa d irugikan .”

12

6

Keesokan harinya, Gon membawa kastanye dan bern iat pergi ke rumah Hyouju .

Rupanya Hyouju sedang berada d i da lam gudang sedang menganyam ta l i . Gon

mengendap masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang.

Pada saat i tu , Hyouju mengangkat wajahnya. “Oh, rubah i tu masuk ke da lam

rumahku, bukannya i tu Gon si rubah jah i l yang mencur i belutku. Perbuatan jah i l

apa lagi yang akan d ia lakukan !”

“Uuuh, ba iklah .”

Hyouju berd iri , d ia pergi mengambi l senapan dar i da lam lumbung, kemudian

mengis i senapan tersebut dengan bubuk mes iu .

Se lan jut Hyouju ber ja lan per lahan, pada saat Gon keluar dar i p intu rumahnya,

doooor, d ia menembaknya. Gon, jatuh terku lai . Hyouju berlar i mendekat. Dia

mel ihat ke da lam rumah dan menemukan seonggok kastanye t ergeletak d i dekat

p intu .

“Oh,”seru Hyouju sambi l mel ihat ke arah Gon.

13

“Gon, rupanya kamu yang se la lu membawakan kastanye untukku.”

Gon menganguk dengan mata terpejam.

Hyouju menjatuhkan senapannya. Asap berwarna biru masih ter l ihat ke luar dar i

mulut senapan.